Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika kita membicarakan tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik, pendidik/guru, manajemen pendidikan, kurikulum, fasilitas, proses belajar mengajar, dan lain sebagainya. Salah satu masalah yang banyak dihadapi dalam dunia pendidikan kita adalah lemahnya kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di sekolah. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya banyak peserta didik yang ketika lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi. Dalam Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
22

MAKALAH CTL Contextual Teaching and Learning

Mar 27, 2023

Download

Documents

adi magna
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika kita membicarakan tentang pendidikan, kita

merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang

kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik,

pendidik/guru, manajemen pendidikan, kurikulum, fasilitas,

proses belajar mengajar, dan lain sebagainya. Salah satu

masalah yang banyak dihadapi dalam dunia pendidikan kita

adalah lemahnya kualitas proses pembelajaran yang

dilaksanakan guru di sekolah. Dalam proses pembelajaran di

dalam kelas hanya diarahkan kepada kemampuan anak untuk

menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan

menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami

informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan

kehidupan sehari-hari. Akibatnya banyak peserta didik yang

ketika lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis,

akan tetapi mereka miskin aplikasi.

Dalam Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dijelaskan

bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Page 2: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. (UU Sisdiknas, 2003).

Sesuai fungsi pendidikan nasional tersebut terletak

juga tanggung jawab guru untuk mampu mewujudkannya melalui

pelaksanaan proses pembelajaran yang mampu bermutu dan

berkualitas. Salah satu strategi yang dapat dipergunakan

guru untuk memperbaiki mutu dan kualitas proses pembelajaran

adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Contextual Teaching and Learning

(CTL) ?

2. Bagaimana latar belakang Contextual Teaching and Learning

(CTL) ?

3. Bagaimana karakteristik Contextual Teaching and Learning

(CTL) ?

4. Apa sajakah komponen Contextual Teaching and Learning

(CTL) ?

5. Bagaimana sintaks Contextual Teaching and Learning

(CTL) ?

Page 3: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

6. Bagaimana perbedaan pendekatan kontekstual dengan

pendekatan tradisional?

7. Apa kelebihan dan kelemahan Contextual Teaching and

Learning (CTL)?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari Contextual Teaching and

Learning (CTL)

2. Mengetahui latar belakang Contextual Teaching and

Learning (CTL)

3. Mengetahui karakteristik Contextual Teaching and

Learning (CTL)

4. Mengetahui komponen Contextual Teaching and Learning

(CTL)

5. Mengetahui sintaks Contextual Teaching and Learning

(CTL)

6. Mengetahui perbedaan pendekatan kontekstual dengan

pendekatan tradisional

7. Mengetahui kelebihan dan kelemahan Contextual Teaching

and Learning (CTL)

Page 4: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

Kata kontekstual (contextual) berasal dari kata context

yang berarti “hubungan, konteks, suasana dan keadaan

(konteks)”. (KUBI, 2002 : 519). Contextual Teaching and

Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh

untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga

mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan

mereka.

Dari konsep tersebut, ada tiga hal yang harus

kita pahami. Pertama, CTL menekankan kepada proses

keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses

belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara

langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak

mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan

Page 5: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi

pelajaran.

Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan

antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan

nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan

antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.

Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan

materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja

bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan

tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam

memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Ketiga,

CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam

kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat

memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana

materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam

kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran CTL siswa bukan hanya sekedar

mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses

berpengalaman secara langsung. Melalui pengalaman itu

diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh yang tidak

hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga

aspek afektif dan juga psikomotor. Selain itu, materi

pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan

kemudian dilupakan akan tetapi segala bekal mereka dalam

mengarungi kehidupan nyata.

Page 6: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

B. Latar Belakang Contextual Teaching and Learning (CTL)

1. Latar belakang filosofis

CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat

konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin dan

selanjutnya dikembangkan oleh Jean Piaget. Aliran filsafat

konstruktivisme berangkat dari pemikiran epistemology

Giambatista Vico (Suparno, 1997). Vico mengungkapkan: “

Tuhan adalah pencipta alam smesta dan manusia adalah tuan

dari ciptaannya.” Mengetahui menurut Vico berarti mengetahui

bagaimana membuat sesuatu. Artinya seseorang dikatakan

mengetahui manakala ia dapat menjelaskan unsure-unsur apa

yang membangun sesuatu itu. Oleh karena itu menurut Vico,

pengetahuan itu tidak lepas dari orang (subyek) yang tahu.

Pengetahuan merupakan struktur konsep dari subyek yang

mengamati. Selanjutnya teori filsafat konstruktivisme

tentang hakikat pengetahuan mempengaruhi konsep tentang

proses belajar bahwa belajar bukanlah sekedar menghafal,

tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.

Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian” dari orang lain

seperti guru, tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang

dilakukan oleh setiap individu. Pengetahuan hasil dari

pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna

bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan

pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah,

menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan

susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari kerja

Page 7: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

Piaget, Vygotzky, teori-teori pemrosesan informasi, dan

teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner

(Slavin dalam Nur, 2002:8)

Piaget berpendapat bahwa sejak kecil setiap anak sudah

memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan skemata.

Skemata terbentuk karena pengalaman. Belajar bagi anak

adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada (asimilasi)

atau proses pembentukan skema baru (akomodasi). Pandangan

Piaget tentang bagaimana sebenarnya pengetahuan itu

terbentuk dalam struktur kognitif anak sangat berpengaruh

terhadap beberapa model pembelajaran kontekstual. Menurut

pembelajaran kontekstual pengetahuan itu akan bermakna

manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa.

Pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemberitahuan orang

lain, tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna.

Pengetahuan yang demikian akan mudah dilupakan dan tidak

fungsional.

2. Latar Belakang Psikologis

Sesuai dengan filsafat yang mendasarinya bahwa

pengetahuan terbentuk karena peran aktif subjek, maka

dipandang dari sudut psikologis, CTL berpijak pada aliran

psikologis kognitif. Menurut aliran ini proses belajar

terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan. Belajar

bukanlah peristiwa mekanis seperti keterkaitan Stimulus dan

Respons. Belajar tidak sesederhana itu. Belajar melibatkan

Page 8: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat,

motivasi dan kemampuan atau pengalaman. Apa yang tampak,

pada dasarnya adalah wujud dari adanya dorongan yang

berkembang dalam diri seseorang. Sebagai peristiwa mental

perilaku manusia tidak semata-mata merupakan gerakan fisik

saja, akan tetapi yang lebih penting adalah adanya faktor

pendorong yang ada dibelakang gerakan fisik itu. Mengapa

demikian? Sebab manusia selamanya memiliki kebutuhan yang

melekat dalam dirinya. Kebutuhan itulah yang mendorong

manusia untuk berperilaku. Dari asumsi dan latar belakang

yang mendasarinya, maka terdapat beberapa hal yang harus

dipahami tentang belajar dalam konteks CTL menurut Sanjaya

(2005:114) antara lain:

1) Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses

mengonstruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang

mereka miliki. Oleh karena itulah, semakin banyak pengalaman

maka akan semakin banyak pula pengetahuan yang mereka

peroleh.

2) Belajar bukan sekadar mengumpulkan fakta yang lepas-

lepas. Pengetahuan itu pada dasarnya merupakan organisasi

dari semua yang dialami, sehingga dengan pengetahuan yang

dimiliki akan berpengaruh terhadap pola-pola perilaku

manusia, seperti pola berpikir, pola bertindak, kemampuan

memecahkan persoalan termasuk penampilan atau performance

seseorang. Semakin pengetahuan seseorang luas dan mendalam,

maka akan semakin efektif dalam berpikir.

Page 9: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

3) Belajar adalah proses pemecahan masalah, sebab dengan

memecahkan masalah anak akan berkembang secara utuh yang

bukan hanya perkembangan intektual akan tetapi juga mental

dan emosi. Belajar secara kontekstual adalah belajar

bagaimana anak menghadapi persoalan.

4) Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang

secara bertahap dari sederhana menuju yang kompleks. Oleh

karena itu belajar tidak dapat sekaligus, akan tetapi sesuai

dengan irama kemampuan siswa.

5) Belajar pada hakikatnya adalah menagkap pengetahuan dari

kenyataan. Oleh karena itu, pengetahuan yang diperoleh

adalah pengetahuan yang memiliki makna untuk kehidupan anak

(Real World Learning).

C. Karakteristik Contextual Teaching and Learning (CTL)

Terdapat enam karakteristik penting dalam proses

pembelajaran CTL, yaitu:

1. Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan

yang sudah ada (activing knowledge), artinya apa yang akan

dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah

dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh

siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan

satu sama lain.

2. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka

memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring

Page 10: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

knowledge). Pengetahuan baru ini diperoleh dengan cara

deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari

secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.

3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya

pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk

dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta

tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang

diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru

pengetahuan itu dikembangkan.

4. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut

(applying knowledge), artinya pengetahuan dan pengalaman

yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan

siswa sehingga tampak perubahan perilaku siswa.

5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap

strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai

umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan

strategi.

6. Bekerjasama ( collaborating ) untuk membantu siswa

bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka untuk

mengerti bagaimana berkomunikasi/berinteraksi dengan yang

lain dan dampak apa yang ditimbulkannya (Budiningsih.2005:

79).

D. Komponen Contextual Teaching and Learning (CTL)

Page 11: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

Komponen-komponen dari CTL (Contextual Teaching and Learning) ada 7

,antara lain :

1.        Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivisme (Constructivism) adalah proses membangun

atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa

berdasarkan pengalaman. Menurut pengembang filsafat

konstruktivisme Mark Baldawin dan diperdalam oleh Jean

Piaget menganggap bahwa pengetahuan itu terbentuk bukan

hannya dari objek semata, tetapi juga dari kemampuan

individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang

diamatinya.

2.        Menemukan (Inquiry)

Menemukan (Inquiry) adalah proses pembelajaran didasarkan

pada pencapaian dan penemuan melalui proses berpikir secara

sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari

mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.

Dalam model inquiry dapat dilakukan melalui beberapa langkah

sistematis, yaitu :

a.         Merumuskan masalah.

b.         Mengajukan hipotesis.

c.         Mengumpulkan data.

d.        Menguji hipotesis berdasarkan data yang

dikumpulkan.

e.         Membuat kesimpulan.

3.        Bertanya (Quesrioning)

Page 12: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

Belajar pada hakekatnya adalah bertanya dan menjawab

pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari

keingin tahuan setiap individu. Sedangkan menjawab

pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.

Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna

untuk :

a.      Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam

penguasaan materi pelajaran.

b.     Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.

c.    Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu.

d.    Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang

diinginkan.

e.     Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan

sendiri.

f.     Menggali pemahaman siswa.

4.        Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar (Learning Community) dalam CTL

menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja

sama dengan orang lain. Kerja sama itu dapat dilakukan dalam

berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal

maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil

belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang

lain, antarteman atau antarkelompok; yang sudah tahu memberi

tahu kepada yang belum tahu atau yang pernah memiliki

pengalaman membagi pengalamannya kepada orang lain. Inilah

Page 13: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

hakekat dari masyarakat belajar yaitu masyarakat yang saling

membagi.

5.        Pemodelan (Modeling)

Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses

pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang

dapat ditiru oleh setiap siswa. Proses modeling tidak sebatas

dari guru saja, akan tetapi dapat juga memanfaatkan siswa

yang dianggap memiliki kemampuan. Modeling merupakan asas

yang cukup penting dalam pembelajaran CTL sebab melalui

modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang

teoristis-abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya

verbalisme.

6.        Refleksi (Reflection)

Refleksi (Reflection) adalah cara berpikir tentang apa

yang baru di pelajari atau berpikir ke belakang tentang apa

yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon

terhadap kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang baru di

terima. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan

dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya

akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya.

7.        Penilaian Nyata (Authentic Assessment)

Penilaian nyata (Authentic Assessment) adalah proses yang

dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang

perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa. Penilaian

ini dilakukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar

belajar atau tidak; apakah pengalaman belajar siswa memiliki

Page 14: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual

maupun mental siswa. Penilaian yang autentik dilakukan

secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian

ini dilakukan secara terus-menerus selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya

diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar.

E. Sintaks Contextual Teaching and Learning (CTL)

Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam

kelas adalah sebagai berikut:

1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih

bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.

2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua

topik.

3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-

kelompok)

5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

6 . Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

F. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan

Tradisional

1. Pendekatan Kontekstual

Menyandarkan pada pemahaman makna.

Page 15: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa.

Siswa terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran.

Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan

nyata/masalah yang disimulasikan.

Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan

yang telah dimiliki siswa.

Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang.

Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan,

menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan

proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok).

Perilaku dibangun atas kesadaran diri.

Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman.

Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri yang

bersifat subyektif.

Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal

tersebut merugikan.

Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik.

Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks, dan

setting.

Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian

autentik.

2. Pendekatan Tradisional

Menyandarkan pada hafalan.

Pemilihan informasi lebih banyak ditentukan oleh

guru.

Page 16: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

Siswa secara pasif menerima informasi, khususnya

dari guru.

Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis, tidak

bersandar pada realitas kehidupan.

Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai

saatnya diperlukan.

Waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk

mengerjakan buku tugas, mendengar ceramah, dan mengisi

latihan (kerja individual).

Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin)

tertentu.

Perilaku dibangun atas kebiasaan.

Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan.

Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai

rapor.

Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena

takut akan hukuman.

Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik.

Pembelajaran terjadi hanya terjadi di dalam ruangan

kelas.

Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam

bentuk tes/ujian/ulangan.

G. Kelebihan dan Kelemahan Contextual Teaching and Learning

(CTL)

Page 17: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

1. Kelebihan dari model pembelajaran CTL :

a. Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju

terus sesuai dengan potensi yang dimiliki sisiwa sehingga

sisiwa terlibat aktif dalam PBM.

b. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam

mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan

masalah dan guru dapat lebih kreatif

c. Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.

d. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak

ditentukan oleh guru.

e. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

f. Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.

g. Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu

maupun kelompok.

2. Kelemahan dari model pembelajaran CTL :

a. Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas

didasarkan pada kebutuhan siswa padahal,dalam kelas itu

tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda sehinnga guru akan

kesulitan dalam menetukan materi pelajaran karena tingkat

pencapaianya siswa tadi tidak sama

b. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama

dalam PBM

c. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak

jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan

Page 18: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang kemudian

menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang

kemampuannya

d. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran

dengan CTL ini akan terus tertinggal dan sulit untuk

mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran

ini kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha

sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap

pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman

yang tertinggal dan mengalami kesulitan.

e. Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri

dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan

penggunaan model CTL ini.

f. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang

memiliki kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk

mengapresiasikannya dalam bentuk lesan akan mengalami

kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan

dan kemampuan soft skill daripada kemampuan

intelektualnya.

g. Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan

berbeda-beda dan tidak merata.

h. Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena

dalam CTL ini peran guru hanya sebagai pengarah dan

pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan

berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan

menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan

Page 19: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut di atas maka

dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini:

1. Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran

yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran

dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga

para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan

kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.

2.Terdapat enam karakteristik penting dalam proses

pembelajaran CTL, yaitu: pembelajaran merupakan proses

pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activing knowledge),

pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka

memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring

knowledge), pemahaman pengetahuan (understanding knowledge),

mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying

knowledge), melakukan refleksi (reflecting knowledge),dan

bekerjasama ( collaborating ).

Page 20: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

3. Komponen-komponen dari CTL (Contextual Teaching and Learning)

ada 7 ,antara lain: konstruktivisme (Constructivism), menemukan

(Inquiry), bertanya (Quesrioning), masyarakat belajar (Learning

Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), penilaian

nyata (Authentic Assessment).

4. Langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas adalah sebagai

berikut : membangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih

bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.

Kemudian melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk

semua topic dan kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan

bertanya, ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam

kelompok-kelompok) lalu hadirkan model sebagai contoh

pembelajaran. Lakukan refleksi di akhir pertemuan dan

penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

5. Perbedaan pendekatan kontekstual dengan pendekatan

tradisional secara umum yaitu pendekatan kontekstual lebih

menekankan pada pemahaman makna, hasil belajar diukur

melalui penerapan penilaian autentik.Sedangkan pendekatan

tradisional menyandarkan pada hafalan, hasil belajar diukur

melalui test/ujian saja.

6. Kelebihan pendekatan CTL secara umum yaitu pembelajaran

menjadi lebih bermakna , riil , lebih produktif serta siswa

dituntut berfikir kritis dan kreatif. Sedangkan kelemahannya

yaitu kurang efisien karena membutuhkan waktu yang lama

serta peran guru tidak terlalu penting lagi .

Page 21: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

B. Saran

Dari makalah yang telah di buat, penulis dapat memberikan

saran sebagai berikut:

1. Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya

memperhatikan metode, strategi, dan model pembelajaran

yang inovatif sehingga siswa mudah memahami

pelajaran/materi yang disampaikan.

2. Tidak hanya guru yang aktif dalam pembelajaran, namun

siswa juga harus aktif dalam mencari pengetahuan melalui

pengalaman siswa itu sendiri serta penerapan pada

keterampilan.

Page 22: MAKALAH CTL  Contextual Teaching and Learning

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, C. Asri, DR. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Rineka Cipta

Paul,Suparno.1997.Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan.

Yogyakarta:Kanisius

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta :Kencana

http://gakuseishinsetsu.wordpress.com/201 3 /0 3 / 31 /model-

pembelajaran-konstektual/

//PDRTJS_settings_1036222_post_228={“id”:1036222,”unique_id”:”wp-

post-228″,”title”:”Model Pembelajaran Konstektual”,”permalink”