1 OBYEK WISATA CANDI SUKUH Oleh: SARASWATI NIM: 11/318356/SA/15892 PROGRAM STUDY PARIWISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS GADJAH MADA
1
OBYEK WISATA CANDI SUKUH
Oleh:
SARASWATI
NIM: 11/318356/SA/15892
PROGRAM STUDY PARIWISATA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Candi Sukuh, yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber dan penelitian lapangan. Makalah ini
di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis sangat berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi siapapun. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan
makalah ini.
Penulis,
Saraswati
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Candi Sukuh merupakan salah satu obyek wisata yang menarik. Tetapi, hanya
sebagian masyarakat Indonesia yang mengetahui keberadaan candi ini. Letaknya yang
jauh di lereng Gunung Lawu menjadikan obyek wisata ini menjadi salah satu alasannya.
Candi Sukuh merupakan candi yang unik. Bentuknya yang lain dari candi hindu
pada umumnya dan masih banyak sejarah dari Candi ini yang belum terungkap. Ada pula
yang mengatakan bahwa Candi ini merupakan salah satu peninggalan Suku Maya di
Amerika Serikat. Dan masih banyak lagi misteri yang disimpan oleh Candi ini.
Sehingga banyak sekali yang perlu digali dari obyek wisata ini. Seperti sejarah,
ilmu pengetahuan dan tentunya potensi yang ada untuk dikembangakn menjadi obyek
wisata yang lebih baik lagi.
B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas kita dapat menyimpulkan beberapa masalah
yang akan kita bahas,yaitu:
1. Bagaimana Sejarah ditemukannya Candi Sukuh?
2. Apa saja yang terdapat di Candi Sukuh?
3. Dimana lokasi Candi Sukuh?
4. Bagaimana pengelolaan Candi Sukuh?
2. Batasan Masalah
Penulis akan menjelaskan pembatasan masalah atau ruang lingkup pembahasan ini.
Ruang lingkup pembahasan sejauh mana pengembangan obyek wisata Candi Sukuh.
Obyek wisata ini yang awalnya sebagai sebuah peninggalan kebudayaan yang
kemudian dijadikan sebagai sebuah obyek wisata.
4
C. Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauhkah pengembangan
dan pembangunan pariwisata di Obyek wisata Candi Sukuh.
2. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui sejarah Obyek Wisata Candi Sukuh
2) Untuk mengetahui potensi wisata di obyek wisata Candi Sukuh
3) Untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan pariwisata di obyek wisata Candi
Sukuh.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan mempunyai kegunaan baik dari segi teoritis maupun
segi praktis sebagai berikut:
Kegunaan Teoritis
Dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan.
Khususnya dibidang Pariwisata.
Kegunaan Praktis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan lebih lanjut
baik bagi peneliti maupun kepada dosen dan mahasiswa-mahasiswa dalam upaya
pengembangan Pariwisata di Indonesia.
E. Metode Penelitian
Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan dan studi
lapangan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah pustaka.
Selain itu, penulis juga memperoleh data dari internet. Metode studi lapangan yaitu suatu
metode dengan melakukan penelitian ke lapangan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Candi Sukuh
Candi Sukuh terletak di lereng Gunung Lawu. Letaknya di tempat ketinggian dan
sulit dicapai menunjukan semangat religius yang tinggi para pendukungnya. Prasasti
yang ditemukan menunjukan abad XV atau masa kerajaan Majapahit oleh Raja
Brawijaya V yang berkuasa di Jawa Tengah. Ditinjau dari latar belakang pendirian candi
sukuh adalah untuk menunjang kegiatan upacara agama hindu. Hal ini juga dapat menjadi
bukti keberadaan dan kelangsungan pengaruh india yang ikut memperkaya kebudayaan
Indonesia. Ornamen- ornamen dan relief - reliefnya menunjukan hal - hal yang dilakukan
manusia dan cerita tentang Kidung Sudamala. Seperti pada ukiran gerbang pertama ada
relief burung garuda dan relief alat kelamin perempuan dan laki- laki di lingkari oleh
rantai. Pemilihan tempat yang berada dilembah yang digunakan untuk melaksanakan
upacara keagamaan hindu mencerminkan adanya kesinambungan budaya antara
kepercayaan tradisional dengan kebudayaan hindu.
Candi sukuh memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh candi-candi lain. Struktur
bangunannya boleh dikatakan menyalahi pola dari buku arsitektur Hindu Wastu Widya.
Di dalam buku itu diterangkan bahwa bentuk candi harus bujur sangkar dengan pusat
persis di tengah-tengahnya, dan yang ditengah itulah tempat yang paling suci. Sedangkan
ikwal Candi Sukuh ternyata menyimpang dari aturan-aturan itu, hal tersebut bukanlah
suatu yang mengherankan, sebab ketika Candi Sukuh dibuat, Era kejayaan Hindu sudah
memudar, dan mengalami pasang surut, sehingga kebudayaan asli Indonesia terangkat ke
permukaan lagi yaitu kebudayaan prahistori kebudayaan Megalithik, sehingga mau tak
mau budaya-budaya asli bangsa Indonesia tersebut ikut mewarnai dan memberi ciri pada
candi Sukuh ini.
Candi Sukuh dibangun dalam tiga teras. Teras yang pertama terdapat gapura
utama dengan ornamen sebuah candrasangkala yang berbunyi gapura buto abara wong,
artinya “Raksasa memangsa manusia”. Kata-kata dari relief ini memiliki makna 9, 5, 3,
dan 1. Jika dibalik menjadi tahun 1359 Saka atau tahun 1437 Masehi. Dilantai dasar dari
6
gapura ini terdapat relief yang menggambarkan lingga-yoni dalam agama Hindu yang
melambangkan Dewa Syiwa dengan istrinya (Parwati).
Pada teras kedua juga dijumpai gapura yang kondisinya sudah tidak beraturan.
Bagian kanan dan kiri terdapat patung penjaga pintu atau disebut dwarapala. Pada gapura
ini terdapat sebuah candrasangkala yang berbunyi gajah wiku anahut buntut. Artinya
“Gajah pendeta menggigit ekor”. Kata-kata dari relief ini memiliki makna 8, 7, 3, dan 1,
jika dibalik bermakna tahun 1378 Saka atau tahun 1456 Masehi.
Pada teras ketiga Candi Sukuh terdapat pelataran besar dengan sebuah candi
induk dan beberapa patung di sebelah kanan serta beberapa relief di sebelah kirinya. Bila
kita menaiki anak tangga pada lorong gapura, kita akan disuguhi relief yang sangat vulgar
terpahat di lantainya yang menggambarkan phallus berhadapan dengan vagina. Konon,
laki-laki yang ingin menguji apakah kekasihnya masih perawan atau tidak, dapat datang
ke tempat ini, dengan cara meminta si wanita melompati relief tersebut. Menurut cerita,
jika seorang gadis yang masih perawan mendakinya, maka selaput daranya akan robek
dan berdarah. Namun apabila ia tidak perawan lagi, maka ketika melangkahi batu undak
ini, kain yang dipakainya akan robek dan terlepas.
Pada lokasi ini terdapat dua buah patung Garuda yang merupakan bagian dari
cerita pencarian Tirta Amerta yang terdapat dalam kitab Adiparwa, kitab pertama
Mahabharata. Pada bagian ekor sang Garuda terdapat sebuah prasasti. Kemudian sebagai
bagian dari kisah pencarian Tirta Amerta (air kehidupan) di bagian ini terdapat pula tiga
patung kura-kura yang melambangkan bumi dan penjelmaan Dewa Wisnu. Candi utama
yang berbentuk piramida yang puncaknya terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri
yang diambil puncaknya untuk mengaduk-aduk lautan mencari Tirta Amerta.
B. Lokasi
Candi Sukuh terletak tepat pada koordinat 07o37,38’ 85” LS dan 111
oo7,52’
65”BT. Lebih tepatnya secara administratif Candi Sukuh berada di Dukuh Berjo, Desa
Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karang Anyar, Provinsi Jawa Tengah. Candi
Sukuh juga berada di lereng Gunung Lawu di ketinggian 1.186 Meter diatas permukaan
laut. Untuk mencapai lokasi ini, para pengunjung bisa mengaksesnya melalui kota
7
Surakarta dengan jarak kurang lebih 36 KM, atau melalui Kota Karanganya sekitar
20KM.
C. Fasilitas
Obyek Wisata Candi Sukuh memiliki fasilitas pendukung berupa:
Kamar Mandi
Kamar Mandi disini dibangun oleh Pemda Karang Anyar, tetapi dalam
pengelolaannya, dikelola oleh masyarakat sekitar dan hasil retribusinya masuk ke kas
desa.
Parkir
Parkir disini cukup kecil, hanya memuat 4-6 mobil. Karena tanahnya yang masih
menjadi sengketa maka tidak ada tindak lanjut untuk pelebaran tempat parkir. Tempat
parkir ini dikelola oleh warga sekitar yang hasilnya akan masuk ke kas desa setempat.
Warung Makan
Warung makan yang terdapat disini menyajikan makanan khas pegunungan yaitu sate
kelinci yang sudah umum ada di hampir setiap obyek wisata yang ada di lereng
Gunung Lawu.
Toko Oleh-oleh
Toko oleh-oleh disini sebenarnay hanya seorang penjual yang menjual makanan
ringan yang menjadi oleh-oleh khas Karang Anya berupa keripik ubi. Hampir disetiap
obyek wisata di Karang Anyar menjajakan keripik ubi sebagai oleh-oleh khas daerah
ini.
D. Harga Tiket dan Jam Operasional
Harga Tiket untuk masuk ke obyek wisata ini yaitu:
Domestik: Rp. 3.000,-
Mancanegara: Rp. 10.000,-
Jam Operasional
Senin – Minggu Pukul 08:00 – 17:00 WIB
8
E. Pengelolaan
Candi Sukuh mulai dijadikan obyek wisata sejak bulan November 2003.
Merupakan kerjasama antara Dinas Kabupaten Karang Anyar dengan BP3 Dinas
Purbakala. Sebelum dibuka menjadi sebuah obyek wisata, Candi Sukuh dikelola oleh
Balai Penelitian Peninggalan Purbakala (BP3) Dinas Purbakala Jawa Tengah. Dibukanya
Candi Sukuh sebagai obyek wisata bermula dari adanya otonomi daerah untuk
meningkatkan pendapatan daerah. Pemda Karang Anyar bertugas sebagai penyedia
fasilitas dan pengelolaanya dan BP3 sebagai penjaga keamanan dan kelestarian candi.
Untuk hasil pendapatan dari obyek wisata ini, dibagi 50% untuk Pemda dan 50% untuk
BP3.
Untuk masalah pembagian tugas dalam pengelolaan dibagi menjadi dua. Pemda
mengurus bagian penjualan tiket dan pengelolaan fasilitas lain. Sedangakan BP3
menugaskan satpam yang berjaga 24jam untuk menjaga keamanan dan kelestarian candi.
Dengan dibukanya Candi Sukuh sebagai obyek wisata, cukup mempengaruhi
warga sekitar. Karena lokasi candi yang berada di dataran tinggi dan bentuk geografis
yang berupa perbukitan, cukup sulit untuk mengembangkan dan membangun fasilitas
candi dan sulit bagi masyarakat untuk membuka usaha disekitar candi. Sehingga hanya
sebagian kecil dari masyarakat yang ikut berpartisipasi dengan adanya obyek wisata ini.
Jika pun ada, hanya sebagai pekerjaan sambilan. Mayoritas pekerjaan penduduk sekitar
adalah berkebun dan bertani.
Kerjasama pengelola dengan masyarakat seekitar banyak dilakukan dalam
beberapa hal. Seperti pembagian pengelolaan wilayah. Pemda hanya mengelola obyek
wisata. Untuk pengelolaan Kamar mandi dan fasilitas warung makan atau toko
diserahkan kepada penduduk sekitar. Parkir di Candi Sukuh ini masih terbilang jauh dari
kata layak karena hanya bisa memuat 4-6 mobil. Untuk kendaraan roda dua hanya
diparkir di depan warung-warung yang tersedia disekitar objek wisata. Untuk
memperluas wilayah candi cukup sulit. Karena masih adanya sengketa tanah sehingga
mempersulit pengembangan obyek wisata ini.
Berikut data Kunjungan Candi Sukuh sejak awal dibuka November 2003 sampai 2012:
9
Berikut Tabel Pendapatan dari Penjualan Tiket Masuk Candi Sukuh
0
5000
10000
15000
20000
25000
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Wisman
Wisnus
0
20.000.000
40.000.000
60.000.000
80.000.000
100.000.000
120.000.000
140.000.000
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pendapatan
Pendapatan
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Potensi yang dimiliki Candi ini sangatlah banyak. Karena keterbatasan akses dan
masih adanya masalah internal membuat pengembangan obyek wisata ini menjadi
tersendat. Kerjasama antara masyarakat sekitar dengan pengelola sudah cukup baik.
Dengan dibukanya obyek wisata ini, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Tetapi, sejauh ini hanya menjadi sebagai mata pencaharian sampingan dan belum
menjadi mata pencaharian utama.
Dengan banyaknya mitos yang terdapat di obyek wisata ini sangat dimungkinkan
membuat obyek wisata ini menjadi terkenal. Ini bisa dijadikan salah satu strategi daya
tarik obyek wisata. Selain itu, Candi Sukuh ini masih cukup sering dijadikan sebagai
tempat ibadah umat agama hindu. Dengan dibukanya candi ini sebagai obyek wisata,
kegiatan keagamaan tersebut tidak terganggu. Justru menjadi salah satu daya tarik
tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.
Diharapakan kedepannya Pemda Karang Anyar bisa membuat obyek ini lebih
baik, lebih terkenal dikalangan masyarakat sehingga semakin banyak masyarakat
yang mengetahui dan berkunjung ke obyek wisata ini.
11
LAMPIRAN
Candi Sukuh tampak dari depan. (Dokumen Pribadi).
Loket tempat Penjualan Tiket. (Dokumen Pribadi)
12
Pintu Masuk dan Teras Satu Candi Sukuh. (Dokumen Pribadi.)
Teras Dua Candi Sukuh. (Dokumen Pribadi)