BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangTanaman buah naga (Dragon fruit) yang awalnya
dikenal sebagai tanaman hias ini sudah lama dikenal masyarakat
Taiwan, Vietnam, maupun Thailand. Terlebih saat diketahui bahwa
buahnya dapat dimakan, semakin banyak yang mengenalnya. Buahnya
terasa enak bagi masyarakat di negara tersebut, usaha budidaya
tanaman buah naga dilakukan karena sangat menguntungkan. Buah naga
(Dragon fruit) termasuk kelompok tanaman kaktus atau famili
cactaceae dan subfamily hylocereanea. Buah ini sulit diperoleh di
pasar-pasar tradisional dan hanya dapat dijumpai di pasar swalayan
tertentu saja. Selain karena masih sedikit yang menanamnya, juga
disebabkan tanaman ini masih tergolong jenis tanaman budidaya
baru.Buah naga masih tergolong dalam tanaman kaktus yang hidup
didaerah kering dan agak berpasir. Tanaman ini mempunyai tulang
daun yang banyak terkandung air sehingga tahan terhadap panas.
Selain itu tanaman buah naga ini perlu sinar matahari penuh atau
tidak ada naungan karena jika ada naungan akan mempengaruhi
produksi buah dan pertumbuhan tanaman buah naga itu sendiri.Buah
naga ada empat jenis yaitu buah naga daging merah, buah naga daging
putih, buah naga daging super red dan buah naga daging kuning.
Keempat jenis buah tersebut mempunyai keunggulan masing masing dan
mempunyai ciri yang berbeda sehingga mempunyai perbedaan nilai jual
pada buah tersebut.Dari keempat jenis buah naga tersebut, buah naga
daging putih paling digemari dan diminati. Selain bentuk dan
ukurannya yang lebih besar, buah naga daging putih juga lebih segar
karena rasa masamnya yang khas. Buah naga yang berasal dari jenis
tanaman rumpun kaltes ini berasal dari Israel, dan terus
dikembangkan di Australia, Thailand dan Vietnam.
1.2. Rumusan MasalahBeberapa rumusan masalah yang dapat dikaji
dari uraian-uraian diatas adalah :1. Apa saja jenis-jenis buah naga
yang dibudidayakan ?2. Apakah manfaat buah naga?3. Bagaimana cara
membudidayakan tanaman buah naga ?1.3 TujuanTujuan pembuatan
makalah ini yaitu untuk mengetahui cara membudidayakan tanaman buah
naga. Manfaat pembuatan makalah ini yaitu untuk memahami proses
berbudidaya tanaman buah naga hingga pemasaran hasil produksi buah
naga.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Tanaman Buah Naga2.1.1. Klasifikasi
Tanaman Buah NagaBuah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus
atau family Cactaceae dan Subfamili Hylocereanea. Adapun
klasifikasi buah naga tersebut adalah :Kingdom : PlantaeDivisi :
Spermathophyta (tumbuhan berbiji)Subdivisi : Angiospermae (biji
tertutup)Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)Ordo : CactalesFamili
: CactaceaeSubfamili : HylocereaneaGenus : HylocereusSpesies : -
Hylocereus undatus (daging putih) - Hylocereus polyrhizus (daging
merah) - Hylocereus costaricensis (daging super merah) -
Selenicereus megalanthus (kulit kuning, daging putih, tanpa
sisik)(Britton & Rose (1963); ISB (2002); NPDC (2000)).2.1.2.
Morfologi Tanaman Buah NagaTanaman yang berasal dari Meksiko,
Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara ini sudah lama
dimanfaatkan buahnya untuk konsumsi segar. Jenis dari tanaman ini
merupakan tanaman memanjat. Secara morfologi tanaman ini termasuk
tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki daun yang mana hanya
memiliki akar, batang dan cabang, bunga, buah serta biji. Akar dan
batangAkar tumbuhan buah naga tidak hanya tumbuh di pangkal batang
di dalam tanah tetapi juga pada celah-celah batang, yang berfungsi
sebagai alat pelekat sehingga tumbuhan dapat melekat atau memanjat
tumbuhan lain atau pada tiang penyangga. Akar pelekat ini dapat
juga disebut akar udara atau akar gantung yang memungkinkan
tumbuhan tetap dapat hidup tanpa tanah atau hidup sebagai epifit.
Batang dapat mencapai 6 m atau lebih tergantung pada kondisi
pertumbuhan. Pada buah naga, stomata berbentuk cekung pada
epidermis dan jaringan batang mengandung volume parenkim yang cukup
besar akan tetapi tidak memiliki lapisan lilin. Oleh karena itu,
toleransi kekeringan lebih rendah dibandingkan dengan H.polyrhizus
(Mizrahi and Nerd, 1999). BungaTanaman buah naga berbunga dan dapat
berkembang menjadi kuncup bunga di sekitar 13 hari. Tunas silinder
bunga hijau mencapai sekitar 28 cm setelah 17 hari ketika bunga
mekar terjadi. Bunga terbuka dengan cepat, sekitar pukul 6.30 -
7.00 pagi dan pembukaan bunga selesai sekitar pukul 22.00 malam.
Pada sekitar pukul 2 siang, bunga menutup setelah penyerbukan dan
ada setelah bunga mulai layu. Hal ini dikarenakan bahwa suhu dan
intensitas cahaya dapat mempengaruhi pemekaran tersebut. Pada
hari-hari berawan hangat bunga dapat membuka sekitar pukul 4 pagi
sedangkan pada suhu dingin kelayuan terjadi hingga sekitar pukul 1
dini hari. Jika bunga tidak diserbuki pada malam hari, mereka tetap
terbuka sampai keesokan paginya. Perkembangan tunas bunga ke bunga
terbuka penuh dan memakan waktu 25 hari - 35 hari (Pushpakumara et
al, 2005;. Zee et al, 2004). Produksi bunga di Srilanka biasanya
terjadi dari bulan April hingga bulan November kadang-kadang hingga
bulan Desember (Pushpakumara et al., 2005). Efek dari penyinaran
tergantung pada temperatur, dan bahwa waktu dari induksi
photoperiodic penampilan bunga meningkat ketika suhu meningkat
melampaui titik optimal (Feng-Ru dan Chung-Ruey, 1997a; 1997b;
Luders, 2004; Yan dan Wallace , 1995). BuahBuah adalah media yang
berukuran besar, lonjong berbentuk apigenous berry. Berry ini
dibedakan dengan kulit merah dengan skala besar. Daging buah
mungkin putih, merah, atau kuning dan banyak mengandung air
tergantung pada varietas / spesies. Buah mengubah warna kulitnya
dari hijau ke merah sekitar 25 hari setelah bunga mekar. Kulitnya
berubah sepenuhnya merah dalam 4 hari - 5 hari ke depan setelah
perubahan warna pertama. Sesaat setelah 25 hari - 41 hari bunga
mekar, berat kering buah meningkat secara signifikan sementara
berat kering persentase air mengalami penurunan (Nerd et al ,.
1999; Pushpakumara et al ,. 2005). PenyerbukanPenyerbukan adalah
hal yang penting dalam budidaya tanaman buah naga. Saat bunga
terbuka pada malam hari, kelelawar dan ngengat merupakan hewan yang
dapat membantu dalam penyerbukan alami pada bunga. Di banyak negara
di mana tanaman ditanam sebagai tanaman baru, penyerbukan sangat
minim dilakukan karena kurangnya penyerbuk alami (Pushpakumara et
al., 2005). Oleh karena itu, penyerbukan yang efisien dapat dicapai
dengan penyerbukan silang klon yang kompatibel (Lichtenzveig et al
,. 2000; Nerd dan Mizrahi, 1997; Weiss et al ,. 1994). BijiBiji
buah naga sangat banyak dan tersebar di dalam daging buah. Bijinya
kecil-kecil seperti biji selasih. Biji buah naga dapat langsung
dimakan tanpa mengganggu kesehatan. Biji buah naga dapat
dikecambahkan untuk dijadikan bibit.2.2. Asal Tanaman dan
Distribusi Geografis Hylocereus spp. berasal dari hutan tropis dan
subtropis yang tumbuh di daerah Mexico, dan Amerika Selatan
(mencakup daerah Mexico di bagian selatan, Guatemala yang berada
tepat disebelah Pasifik, Costa Rica, El Salvador, Venezuela,
Colombia, Ecuador, Curacao, Nicaragua, Panama, Brazil, dan Uruguay
(Britton and Rose, 1963; Backerberg, 1966; Barthlott and Hunt,
1993; Mizrahi et al,. 1997). Berdasarkan pusat asalnya, penyebaran
buah naga yang tumbuh di wilayah tropis dan subtropis seperti
Amerika, Asia, Australia, dan wilayah timur. Saat ini buah naga
telah dibudidayakan di 22 negara tropis seperti Australia, Kamboja,
China, Colombia, Ekuador, Guatemala, Hawaii, Indonesia, Israel,
Jepang, Laos, Malaysia, Mexico, New Zealand, Nicaragua, Peru,
Philipina, Spanyol, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, USA, dan Vietnam
(Mizrahi and Nerd, 1999; Nerd et al,. 2002b; Nobel and Barerra,
2002). Bukti sejarah menunjukkan bahwa negara Perancis
mengintrodusir tumbuhan tersebut ke negara Vietnam 100 tahun yang
lalu dan sengaja dikembangkan untuk kebutuhan raja. Kemudian, buah
naga tersebut menjadi populer di kalangan keluarga bangsawan di
seluruh negara. Vietnam merupakan negara yang memiliki kondisi
iklim yang baik untuk pertumbuhan buah-buah tropis, sebagian besar
di daerah selatan Delta Mekong, sehingga buah naga tumbuh subur di
daerah-daerah tersebut. Buah naga masuk ke negara Sri Lanka pada
tahun 1997.2.3. Syarat Tumbuha. IklimBerbeda dari tanaman gurun
pasir lainnya, buah naga berasal dari daerah dengan curah hujan
yang cukup berkisar antara 1.730 mm- 2.540 mm/tahun. Rata-rata
curah hujan per tahun antara 500 mm - 1.500 mm yang dibutuhkan
tanaman untuk tumbuh dengan baik. Terlalu banyak hujan
mengakibatkan penurunan bunga dan terkadang buah membusuk. Tabel 1.
Kondisi Pertumbuhan yang Sesuai untuk Buah Naga
b. TanahBuah naga tumbuh dilahan yang luas. Faktor yang
terpenting dalam pertumbuhannya adalah tanah yang memiliki drainase
yang baik dan tahan terhadap cekaman air. Tanah yang baik untuk
ditanami adalah jenis tanah liat/ lempung dengan bahan organik yang
melimpah. Buah naga toleran terhadap kadar garam dalam tanah
meskipun bergantung pada kultivarnya.
BAB IIITEKNIK BUDIDAYA TANAMAN BUAH NAGA
3.1. Perbanyakan Bibit3.1.1. Perbanyakan bibit buah
nagaPerbanyakan bibit buah naga dapat diperoleh dengan cara
perbanyakan secara biji (generatif) dan perbanyakan secara stek
batang (vegetatif), cara perbanyakan buah naga sebagai berikut :a)
Perbanyakan biji : Cara perbanyakan menggunakan biji buah naga
dilakukan karena dapat diperoleh bibit dalam jumlah besar 1 buah
berisi minimal 1000 biji yang melibatkan pengumpulan benih dari
buah-buahan yang dipilih dari tanaman induk, dan berkecambah pada
kertas blotting basah atau campuran tanah liat pasir. Benih mulai
berkecambah dalam 3 hari - 4 hari dan bibit dapat dipindahkan ke
dalam pot setelah berumur 4 minggu - 5 minggu setelah
perkecambahan. Bibit yang telah dikecambahkan siap untuk
dipindahkan ke bidang penanaman setelah berumur 9 bulan - 10 bulan.
Metode ini sangat sederhana, namun kualitas keturunan baru tidak
dapat dijamin karena penyerbukan silang ( tergantung jenis tanaman
). Selanjutnya, bibit juga tumbuh perlahan-lahan dan waktu yang
dibutuhkan biasanya 3 tahun - 4 tahun lebih lama dibandingkan
tanaman yang diperbanyak dengan menggunakan stek.b) Perbanyakan
vegetatif : merupakan metode termudah dan termurah hanya dengan
pemotongan tanaman buah naga (stek). Tanaman buah naga dari stek
mulai berbunga setelah 1 tahun - 2 tahun penanaman. Stek dapat
diperoleh sepanjang tahun, namun penyetekan lebih baik setelah
musim berbuah dari tanaman induk. Stek yang menampilkan warna lain
dari warna tanaman yang normal harus dihindari. Sebaiknya, dalam
perbanyakan dengan menggunakan stek, seluruh segmen batang atau 15
cm - 60 cm stek dapat digunakan (Zee et al., 2004). Semakin panjang
pemotongan, maka tingkat regenerasi tunas baru semakin cepat
terkait dengan jumlah makanan yang disimpan. Dalam melakukan stek,
potongan miring arah miring dibuat di dasar batang. Stek pada
tanaman dewasa lebih baik karena tahan terhadap kerusakan serangga
dan siput. Untuk mencegah terjadinya penyakit, stek diperlakukan
dengan fungisida. Stek harus dilakukan di tempat yang sejuk dan
kering selama 5 hari - 7 hari sebelum tanam. Stek dapat langsung
ditanam di lapangan, namun praktek yang paling umum adalah dengan
media pot yang cocok untuk rooting. Penggunaan hormon rooting
sebelum penanaman akan mendorong kecepatan pembentukan akar. Jumlah
akar adventif meningkat ketika dicelupkan ke dalam IBA di 10.000
mg/L (Vargas-Santiago et al., 2003). Jika hormon rooting tersedia,
maka harus digunakan pada stek karena dapat meningkatkan perakaran
dan menginduksi waktu yang dibutuhkan untuk perkembangan akar (10
hari - 15 hari, bukan 40 hari - 50 hari). Ujung dari hasil
pemotongan harus dibasahi dan direndam selama 10 detik dalam
powder, sebelum ditanam ke dalam tanah untuk pembibitan normal.
Stek ini tumbuh cepat, sekitar 3 cm per hari dan mengembangkan
sistem akar yang kuat dalam 4 bulan - 6 bulan. Jika jarak
penyetekan cukup jauh, maka hasil stek harus dibungkus dengan kain
lembab atau kertas untuk mencegah hilangnya kelembaban. Stek harus
disiram secara teratur tetapi tidak berlebihan, hingga dapat
dipindahkan ke lapangan. Buah naga biasanya menghasilkan sistem
akar adventif yang dangkal, ketika polybag atau pot yang digunakan
dapat menembus ke dalam tanah. Media tanam yang digunakan berupa
campuran tanah atas, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan
2: 1: 1, dapat pula ditambahkan pupuk NPK. Tanah dan pasir yang
akan digunakan untuk campuran media sebaiknya dijemur kering selama
beberapa hari untuk mematikan hama dan penyakit. Penanaman stek
sebaiknya sekitar seperempat panjang stek atau sekitar 4 cm - 5 cm
terbenam tanah. Setelah ditanam, polybag ditempatkan di tempat yang
teduh untuk memudahkan adaptasi bibit. Pemeliharaan stek setelah
ditanam harus dilakukan, antara lain : Melakukan penyiraman atau
pemberian air secukupnya, terutama musim kemarau. Sangat butuh air
untuk menumbuhkan tunas. Tunas tumbuh 1 cm - 2 cm, maka dilakukan
pemupukan dengan NPK 15-15-15 sebanyak 5 gram - 10 gram. Menjaga
bibit dari serangan hama dan penyakit, terutama dengan menjaga
sanitasi dan drainase lahan karena bibit rentan terhadap penyakit
layu atau penyakit busuk batang.Bibit stek dipelihara hingga tunas
cukup panjang, yaitu sekitar 10 cm - 15 cm, setelah itu bibit mulai
diaklimatisasi dengan menempatkannya di tempat terbuka agar bibit
siap berkembang di lahan selama 1 minggu - 2 minggu maka bibit
sudah siap tanam. Dalam pemeliharaan bibit perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut: Bibit berasal dari tanaman induk yang
terpercaya. Bibit yang digunakan adalah bibit yang pertumbuhannya
baik, bertunas tunggal, dan memiliki tunas dengan panjang minimal
15 cm. Bibit tidak mengalami kerusakan akibat hama dan penyakit.
Bibit tidak mengalami stress selama dalam proses
pemindahan.Pemindahan tanaman dari pot ke lapangan merupakan teknik
yang cukup rumit. Maka dari itu dibutuhkan bangku yang berlubang
agar akar dapat berkembang dengan tidak ada kerusakan pada tanaman
yang tumbuh. Buah naga juga dapat diperbanyak secara vegetatif
dengan okulasi. Namun okulasi tidak banyak digunakan seperti stek
untuk perbanyakan. Metode grafting (okulasi) dilakukan dengan
menggunakan batang bawah dan batang atas yang dipilih.3.1.2.
Persiapan pembibitanBibit lebih menyukai tanah, air, cahaya dan
faktor nutrisi yang cukup dan sesuai. Pembibitan bisa dimulai 3
bulan sebelum musim hujan dan terletak dekat dengan lokasi
penanaman untuk menghindari biaya transportasi dan kerusakan
tanaman. Naungan digunakan untuk penegak stek. Seleksi bisa dibuat
untuk keseragaman, kekuatan dan kesehatan bibit. Secara umum, 1.100
tanaman dapat diakomodasi dalam 10 m x 10 m ruang pembibitan. Oleh
karena itu, ukuran ruang pembibitan tergantung pada jumlah tanaman
yang dibutuhkan. Tidak semua stek yang dapat memunculkan akar, maka
akan lebih baik untuk mempersiapkan daerah yang sedikit lebih besar
daripada jumlah yang tepat dari tanaman yang dibutuhkan.3.1.3.
Bidang tegakan Tanaman buah naga lebih menyukai sinar matahari
penuh, maka daerah terbuka paling cocok untuk ditanam. Tanaman buah
naga tidak boleh ditanam di tempat yang teduh atau tanah sempit
yang berawa. Tanah harus memiliki drainase yang baik agar tidak
terjadi penggenangan air (banjir). 3.1.4. Persiapan lahan
Penyiangan diperlukan pada semua lokasi penanaman buah naga hingga
1 m dengan diameter sekitar lubang tanam. Jika ditanam di padang
rumput, rumput harus dibersihkan sekitar 1 m dengan diameter
sekitar lokasi penanaman. 3.1.5. Pengaturan jarak tanamJarak untuk
ditanam di lapangan bervariasi tergantung pada ukuran dan
kemiringan perkebunan. Dalam penanaman skala kecil tidak ada jarak
tanam yang tepat untuk digunakan. Jarak yang lebih lebar akan
memberikan sirkulasi udara yang memadai dan mengurangi penyakit
yang menyerang. Jarak tanam juga tergantung pada jenis tonggak yang
digunakan untuk teralis. Jarak tanam dapat dilihat pada tabel
2.Tabel 2. Jarak Tanam Tanaman Buah Naga
3.1.6. Pembuatan Tiang PanjatanBuah naga merupakan jenis tanaman
kaktus yang memanjat, tanaman memanjat memerlukan beton atau
penyangga kayu, pagar, dinding, dan pohon-pohon untuk dukungan.
Harus ada tonggak untuk setiap tanaman yang merambat ke atas.
Tanaman buah naga hidup selama 20 tahun, oleh karena itu daya tahan
tiang-tonggak sangat penting. Tiang harus kuat menyangga tanaman
hingga 3 tahun - 4 tahun dan mampu menahan berat sekitar 100 kg,
sehingga hanya tiang beton yang keras akan mampu menyangga tanaman
buah naga. Tiang-tiang kayu yang murah memiliki daya tahan rendah
dibandingkan dengan tiang beton. Hal ini juga tidak memungkinkan
untuk mengubah setengah tiang melalui pertumbuhan tanaman sebagai
tanaman memanjat. Oleh karena itu, penyangga yang terbaik adalah
dengan menggunakan tiang beton meskipun biaya awalnya tinggi.
Ukuran diameter tiang yang disarankan adalah 100 mm - 150 mm dengan
ketinggian 2 m dan dibenamkan kedalam tanah sepanjang 40 cm. Tiang
beton merupakan penyangga umum yang digunakan di Sri Lanka. Ban
yang digunakan sebagai palang dan ditempatkan pada bagian atas
tiang telah digunakan dengan sukses untuk membuat tanaman merambat
di perkebunan buah naga lokal. Kawat baja atau bingkai yang terbuat
dari mata kawat tidak boleh digunakan karena dapat memotong dan
merusak tanaman merambat, juga akan menimbulkan korosi dan tidak
tahan lama.
Gambar 1. Tiang penyangga untuk tanaman buah nagaJika hanya ada
beberapa tanaman merambat, bahkan dinding taman atau batang pohon
seperti Arecanut dapat digunakan sebagai tiang. Setiap jenis tiang
yang dapat mendukung berat tanaman merambat dan memungkinkan akses
yang mudah untuk penyerbukan buatan pada bunga dan untuk memanen
buah-buahan yang memuaskan dalam perkebunan komersial.3.1.7.
PenanamanPenanaman bibit atau stek di lubang tanam adalah metode
yang paling umum untuk membangun perkebunan buah naga. Kedalaman
lubang tanam 30 cm dan lebar 20 cm. Tanah harus digemburkan di sisi
lubang-dinding dan dasar karena akan membantu pengembangan sistem
akar. Tiang penyangga ditanam di tengah lubang tanam, dengan
melekatkan beton untuk mengencangkan tanaman yang mendaki dengan
aktif. Lubang harus diisi tanah sejajar dengan tanah yang telah
digali. Jika ada tanah yang cukup setelah menggali lubang, tanah
atas harus digunakan untuk mengisi lubang. Hal ini penting untuk
meratakan tanah di sekitar pangkal tanaman untuk permukaan tanah.
Tanaman harus disiram setiap hari jika hujan tidak terjadi. Tanaman
buah naga ditempatkan di dekat tiang penyangga untuk memanjat.
Jumlah tanaman untuk setiap tiang penyangga dapat bervariasi antara
1 tanaman - 4 tanaman. Jumlah tanaman di setiap penyangga di Sri
Lanka dibutuhkan 2 tanaman -3 tanaman. Jika air terus-menerus
tersedia, penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun. Namun, waktu
terbaik untuk penanaman adalah pada awal musim hujan, terutama di
daerah kering musiman dan waktu terbaik dari sore hari hingga
petang hari.3.2. Pengelolaan Tanaman Buah Naga3.2.1. Pelatihan
teralis (tiang penyangga) dan pemangkasan Tanaman tumbuh cepat dan
mencapai teralis dalam waktu singkat. Jika tanaman merambat dan
jatuh ke tanah maka kerusakan parah dapat terjadi. Pengikatan
tanaman merambat secara longgar di tiang penyangga bisa mencegah
hal ini. Cabang-cabang lateral harus dipangkas ketika tanaman
merambat tumbuh menuju teralis dan hanya tanaman utama yang
merambat keluar dibiarkan tumbuh. Setelah tanaman merambat mencapai
teralis maka percabangan diperbolehkan.
Gambar 2. Kuncup Bunga, Bunga, Buah, dan Perkebunan Buah
NagaCatatan : 1 = kuncup bunga, 2 = bunga pada anthesis, 3 = bunga
mekar pada waktu malam hari, 4 = buah yang berlainan varietas, dan
5 = perkebunan buah naga dengan menggunakan ring weeding dan
mulching.Penghapusan ujung batang utama akan menginduksi lateralis
percabangan. Pemangkasan ini disebut pemangkasan struktural atau
membuat struktur pada teralis. Buah naga tumbuh sangat cepat dan
membentuk massa padat tebal tanaman merambat di atas teralis.
Tanaman yang tumbuh dengan baik pada tahun pertama harus
menghasilkan sekitar 30 cabang dan meningkat menjadi 130 cabang di
tahun keempat. Kondisi ini dapat meningkatkan masalah hama dan
penyakit. Hal ini juga akan mengganggu teknik budaya dan pemanenan.
Hal ini sebagai tahap untuk pelatihan produksi dan dalam proses ini
batang bertambah banyak dan mencegah tanaman rentan terserang
penyakit sehingga batang sehat dan kuat. Setelah panen harus ada
sekitar 50 cabang utama dengan satu atau dua cabang sekunder pada
cabang utama. Cabang-cabang tersier dan sekunder harus dipangkas.
Setelah dipangkas, pemotongan pemangkasan harus diperlakukan dengan
fungisida. Pemotongan pemangkasan menghasilkan bunga dan batang
baru. Bagian potongan tanaman yang merambat harus dipindahkan dari
lapangan untuk mencegah kontaminasi. Selain fungisida dapat
digunakan pula propagul atau kompos. Operasi pelatihan lebih mudah
jika di lakukan di tengah hari ketika tanaman merambat menjadi
lunak.3.2.2. IrigasiBuah naga termasuk kedalam famili Cactaceae
yang membutuhkan banyak air untuk pertumbuhannya karena berasal
dari hutan hujan tropis. Sistem akar dapat di distribusikan di atas
15 cm - 30 cm dari tanah; maka irigasi diperlukan untuk menjamin
dibutuhkannya kelembaban tanah selama musim kemarau. Persyaratan
curah hujan 1.145 mm 2.540 mm per tahun. Jika curah hujan
didistribusikan dengan baik mungkin tidak diperlukan, tetapi dalam
beberapa bulan tahun saat hujan kurang, irigasi sangat penting
untuk mempertahankan pertumbuhan yang baik. Irigasi berlebihan
tidak diinginkan karena dapat mengundang penyakit bakteri dan
jamur. Jika periode kemarau tanpa irigasi, produksi buah akan
berkurang dan tanaman merambat akan menghasilkan buah-buah kecil.
Secara umum, tanaman harus dalam periode perkembangan bunga untuk
menghasilkan lebih banyak bunga. Kemudian tanah harus memiliki
kelembaban yang cukup untuk perkembangan bunga dan buah. Buah dapat
membelah dan rusak jika terkena periode basah dan kering selama
perkembangan buah. Untuk menghindari hal ini, pemeliharaan
kelembaban tanah sangat diperlukan. Sistem mikro-irigasi akan
sangat berguna untuk mengontrol kelembaban tanah. Mulsa diperlukan
untuk mengurangi hilangnya kelembaban dan mempertahankan status
kelembaban di dalam tanah.3.2.3. PemupukanBuah naga membutuhkan
aplikasi pupuk untuk hasil yang lebih tinggi. Rekomendasi dari
tarif pupuk bervariasi. Laporan yang ada mengindikasikan bahwa
tanaman harus sering dibuahi pada fase awal pertumbuhan. Pemupukan
yang dianjurkan di Taiwan adalah 4 kg pupuk organik/tanaman setiap
4 bulan, ditambah dengan 100 g/tanaman dari 13-13-13 pupuk
komersial. Perkebunan Hawaii, campuran 16-16-16 NPK diterapkan pada
4 interval - 6 interval tiap bulan dengan 180 g - 230 g/tanaman.
Kalsium dan mikronutrien juga diterapkan untuk meningkatkan
pertumbuhan buah. Pupuk Super Bloom yang memiliki komposisi 0-10-10
atau 2-10-10 telah direkomendasikan untuk buah naga. Hal ini
termasuk kedalam campuran pupuk nitrogen rendah. Vietnam, tanaman
muda (kurang dari 3 tahun) dipupuk dengan 10 kg - 15 kg pupuk
kandang dan 100 g super fosfat/tanaman pada saat tanam. Selama dua
tahun pertama, 300 g urea dan 200 g NPK (16-16-8) diterapkan untuk
setiap tanaman setiap tahun. Pemupukan diterapkan dalam tiga kali,
pada satu bulan, enam bulan dan dua belas bulan setelah tanam (Ke,
1997). Tanaman dewasa (setidaknya tiga tahun) harus diberikan 540 g
N, 720 P2O5, 300 g K2O dan 20 kg pupuk kandang/pohon per tahun.
Kuantitas ini dibagi menjadi empat. Pertama, diterapkan segera
setelah panen, dan termasuk 40% N, 30% P2O5 dan semua pupuk
kandang. Kedua, diterapkan dua bulan kemudian (30% N, 20% P2O5, 15%
K2O) dan yang ketiga sebelum berbunga (10% N, 40% P2O5, 40% K2O).
Keempat, berisi pupuk yang tersisa, dan diterapkan ketika buah muda
berkembang (Tri et al., 2000). Tidak ada pupuk rekomendasi untuk
buah naga di Sri Lanka. Stasiun Penelitian Pertanian di Makandura
telah menyarankan campuran NPK 1: 1: 2 pada 30 g - 40 g/tanaman
yang merambat diterapkan 3 kali per tahun (Alwis, 2006). Perkebunan
di Bulathsinhala menggunakan pupuk organik pada tingkat yang
berbeda dengan campuran pupuk khusus (15 N-5P-15 K-8S-1.6 Mg-TE)
diimpor dari Thailand pada 100 g/pohon per tahun. Syarat nutrisi
untuk buah naga di berbagai daerah di Sri Lanka telah dipelajari.
Buah naga dapat tumbuh secara organik tanpa menggunakan pupuk
anorganik, atau pestisida, maka akan memiliki potensi pasar sebagai
buah organik yang sehat. Pupuk organik seperti pupuk kandang ternak
atau unggas atau kompos yang membusuk dapat digunakan.
Kecenderungan saat ini di banyak negara adalah dengan menggunakan
pupuk organik tanpa pupuk kimia karena permintaan internasional
yang tinggi untuk buah-buahan organik yang dihasilkan.3.2.4.
Induksi bunga untuk pembungaan pada musim yang tidak sesuai
Meskipun informasi yang terbatas, percobaan yang dilakukan di
Taiwan mengungkapkan bahwa musim tanaman dapat diperoleh dengan
menginduksi pembungaan dengan melanggar periode gelap dengan cahaya
buatan antara pukul 10.00 dan pukul 14.00. Sehingga menggunakan
lampu pijar (100 watt) sekitar 1,2 m - 1,5 m jarak ditangguhkan
atas 1,8 m di atas tanah (Feng-Ru dan Chung-Ruey, 1997a; 1997b; Zee
et al, 2004.). Buah luar musim lebih besar dan lebih manis dan
mereka mengambil harga yang tinggi di pasaran. Periode berbuah yang
panjang akan menguntungkan petani karena buah dapat dijual di pasar
sepanjang musim. Khaimov dan Mizrahi (2006) di Israel menunjukkan
bahwa pengatur pertumbuhan [N (2-chloro-4-piridinil) -N-phenylurea
(CPPU) dan asam giberelat (GA3)] dan penjarangan bunga dapat
digunakan untuk mendorong atau menunda perbuangaan di buah naga,
dan menyarankan agar CPPU dapat digunakan untuk mendapatkan awal
berbunga dan GA3 atau penjarangan bunga untuk menunda tanam.
Penjarangan bunga dapat dilakukan dengan penghapusan tunas bunga
atau tidak dilakukan penyerbukan bunga.
Gambar 3. Pelatihan Tanaman Buah Naga dengan Produksi
Penegak
3.3. Pemeliharaan3.3.1. PenyianganPengelolaan gulma penting
karena dapat bersaing dengan tanaman, air dan nutrisi, dan
memberikan perlindungan bagi hama lain seperti burung dan semut
yang dapat memakan batang. Gulma juga bisa tumbuh dengan mudah
sebagai tanaman secara meluas. Perhatian khusus harus diambil untuk
mengendalikan gulma merayap, karena mereka akan menjerat tanaman
merambat sehingga sulit untuk diberantas. Sistem tumpangsari dengan
tanaman yang sesuai akan menjadi penghasilan tambahan terbaik yang
bisa dihasilkan. Selanjutnya, konservasi kelembaban tanah dapat
dicapai dengan menggunakan sela yang akan menutupi tanah. Sri
Lanka, sistem cincin penyiangan dan mulsa dipraktekkan untuk
pengelolaan gulma dan konservasi air.3.3.2. Hama Buah naga relatif
bebas dari hama. Hama umum yang dilaporkan adalah semut, serangga,
kutu putih, kumbang, siput, penggerek, ulat, rayap, nematoda, lalat
buah, kelelawar, tikus dan burung. Hewan peliharaan ini harus
terkontrol saat diamati. Infestasi serangga skala berat telah
dilaporkan di Florida (Crane dan Balerdi, 2004).3.3.3. Penyakit
Beberapa penyakit yang telah dilaporkan dalam buah naga. Busuk
batang berair lunak yang disebabkan oleh Xanthomonas compestris
umum karena penyiraman yang terlalu banyak atau dalam cuaca basah
telah dilaporkan di Amerika Tengah dan Australia. Bintik-bintik
cokelat disebabkan oleh Dothiorella dan antraknosa juga telah
dilaporkan di perkebunan di Florida dan Nikaragua. Penyakit batang
telah diamati pada penanaman liar dan komersial di Meksiko, mungkin
oleh fusococcum seperti anamorph dari Botryosphaeriadothidea.
Patogen ini menyebabkan luka yang kadang-kadang memperluas dan
mempengaruhi seluruh batang Valencia et al, 2001.; 2004).
Antraknosa juga menyerang buah-buahan. Fusarium oxysporum menyerang
tanaman merambat. Di Colombia sebagian besar perkebunan S.
megalanthus telah tumbang karena infestasi berat dengan jamur
(Bibliowicz dan Hernandez, 1998). Praktek jarak yang lebih lebar
disarankan untuk meningkatkan sirkulasi udara dan penetrasi cahaya
yang pada gilirannya dapat mengurangi masalah penyakit.3.4. Hasil
dan Pemanenan 3.4.1. HasilProduksi buah naga dalam waktu enam
sampai sembilan bulan dapat diperoleh dari tahun kedua dan
seterusnya. Hasil rata-rata adalah sekitar 10.000 kg -12.000 kg/ha
pada akhir tahun ketiga. Namun, perkebunan komersial di Israel,
Malaysia dan Taiwan menghasilkan antara 16.000 kg 27.000 kg / ha
(Mizrahi dan Nerd, 1996; 1999). Pengelolaan yang tepat dari tanaman
merambat dan penjarangan buah meningkatkan ukuran buah dan hasil.
Berat buah rata-rata adalah sekitar 350g. Bunga-bunga dan
buah-buahan dapat dijarangkan untuk meningkatkan dan mempertahankan
ukuran buah dan kualitas, yang penting ketika memproduksi untuk
pasar ekspor. Kondisi Sri Lanka di Bulathsinhala, hasil yang
didapatkan sekitar 18.000 kg 22.000 kg/ha buah-buahan dapat
diperoleh per tahun dengan buah berat mulai dari 350 g - 850 g/buah
(Pushpakumara et al., 2005). 3.4.2. PemanenanWaktu panen bervariasi
tergantung pada negara di mana tanaman ini dibudidayakan. Waktu
pematangan biasanya dari bulan Juni - Desember. Sebagian besar
negara termasuk Sri Lanka, buah naga masak hingga saat ini. Buah
harus selektif dipanen karena matang pada waktu yang berbeda. Panen
dilakukan setiap dua kali dalam seminggu. Pemanenan dilakukan
dengan hati-hati menggunakan pisau pemangkas tanpa merusak buah.
Setelah panen, buah dapat disimpan di tempat teduh sebelum
dipindahkan ke tempat penyimpanan. Seperti disebutkan, buah naga
adalah buah non klimakterik (Nerd et al., 1999). Oleh karena itu,
buah-buahan harus diambil pada tingkat gula maksimum dan keasaman.
Pada puncak kematangan, buah menjadi merah merah muda, meskipun
masih kehijauan. Puncak pematangan mencapai 40 hari - 50 hari
setelah berbunga. Jika buah dibiarkan hingga 50 hari, buah menjadi
manis dan lebih berat (Chang dan Yen, 1997). Karena buah masak
memiliki umur simpan yang kurang dan cenderung membelah. Dengan
demikian, penting untuk memanen buah pada waktu yang tepat.3.5.
Pengolahan dan Pemasaran 3.5.1. Pengolahan dan penyimpananHal ini
diperlukan untuk menyimpan buah naga setelah panen dalam berbagai
periode. Bukti menunjukkan bahwa setelah panen, laju respirasi
menurun dan terjadi penyusutan berat sehingga buah terlihat
mengerut setelah delapan hari (Arevalo- Galarza dan
Ortiuz-Hernandes, 2004). Jika dijual di pasar lokal, jangka waktu
penyimpanan akan berkurang tetapi jika dijual ke pasar luar negeri
diperlukan penyimpanan yang tepat. Hal ini dilaporkan bahwa buah
dapat disimpan dalam tas berlubang selama 25 hari - 30 hari pada 8C
(Zee et al., 2004). Suhu penyimpanan untuk pasar buah segar harus
15C - 20C pada RH 85% - 90% (Crane dan Balerdi, 2004). Buah naga
bisa disimpan hingga 45 hari pada suhu 7C - 10C pada kelembaban
relatif 90% - 98% (Luders, 2004). Hal ini dikarenakan bahwa buah
dipanen ketika warna kulit buah yang dapat diterima dengan menjaga
kualitas visualnya selama 3 minggu pada suhu 6C, 2 minggu pada suhu
14C atau 1 minggu pada suhu 20C. Buah naga kuning, dapat disimpan
selama empat minggu pada suhu 10C. Jika suhu 20C periode
penyimpanan kurang (Nerd et al., 1999). Jika buah-buahan sering
dimasukkan dan dikeluarkan dari penyimpanan, maka akan mengurangi
umur penyimpanan. Hal ini sering terjadi ketika buah yang dibawa
dari penyimpanan untuk dijual dan dipindahkan ke toko kembali jika
tidak terjual. Kulit buah-buahan yang disimpan menjadi lebih tipis
seperti air yang bergerak dari kulit ke daging, tetapi mengandung
kadar gula yang lebih tinggi dan akan mempengaruhi rasa. Daging
buah beku juga dijual di beberapa pasar. Pemasaran daging buah beku
merupakan metode alternatif, yang menjadi populer, sehingga produk
tidak dikenakan karantina untuk lalat buah.
3.5.2. Pemasaran Negara-negara produksi terdapat pasar lokal
untuk buah naga. Beberapa laporan menunjukkan bahwa buah-buahan
yang dijual di pasar Eropa dibeli terutama untuk kecantikan dan
digunakan untuk dekorasi. Pasar Eropa telah menerima buah naga
dengan baik tetapi banyak supermarket yang membutuhkan lebih dari
300 mt/tahun (Mizrahi et al., 2002). Total produksi buah naga harus
ditingkatkan untuk memenuhi permintaan konsumen. Pada tahun 2001
produksi yang dihasilkan sekitar 70 mt. Buah ekspor terpenting
Vietnam adalah buah naga. Di Thailand dan Vietnam buah naga segar
digunakan untuk dekorasi, dan banyak dicampur dalam salad buah
segar. Vietnam telah memperluas pasar di China, Hong Kong dan
Jepang, dengan buah-buahan berkualitas tinggi. Buah naga memiliki
pasar di Australia. Industri buah di Australia Utara dikembangkan
dengan baik untuk pengenalan buah baru. Buah yang dikembangkan
memiliki rasa hambar, tetapi tanaman hibrida yang diproduksi di
Israel memiliki rasa jauh lebih baik hal ini mungkin dapat
mengatasi masalah di masa depan. Menurut informasi lokal di Sri
Lanka ada permintaan lokal dan ekspor untuk buah naga. Di pasar
super lokal biaya buah adalah sekitar Rs. 250-300/kg sementara
harga pasar ekspor adalah sekitar Rs. 350-450 / kg. Tampaknya di
masa yang akan permintaan buah naga akan semakin meningkat karena
penampilannya yang cantik, rasa halus, umur simpan buah relatif
panjang, teknik budidaya yang mudah dan membutuhkan irigasi minimum
daerah kering dan toleransi stres.
BAB IVPENUTUP
4.1. KesimpulanBuah naga (Dragon fruit) termasuk kelompok
tanaman kaktus atau famili cactaceae dan subfamily hylocereanea.
Terdapat empat jenis buah naga yang dikembangkan yaitu buah naga
daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah
(Hylocereus polyrhizus), buah naga daging super merah (Hylocereus
costaricensis) dan buah naga kulit kuning daging putih
(Selenicereus megalanthus). Buah naga memiliki aneka manfaat dan
kegunaan, baik dari aspek gizi dan kesehatan, religi, estetika, dan
ekonomi. Buah naga mengandung banyak zat gizi terutama vitamin dan
mineral esensial. Beberapa jenis buah naga (daging merah) juga
banyak mengandung antioksidan yang baik untuk mencegah penyakit
kanker.Seperti pada tanaman umumnya, budidaya buah naga diawali
dengan persiapan lahan, persiapan pembibitan, penentuan jarak
tanam, pembuatan lubang tanam dan tiang panjatan, irigasi,
pemupukan, pemangkasan, pemeliharaan terhadap gulma, hama dan
penyakit serta pemanenan.
DAFTAR PUSTAKA
Alwis, J. 2006. Dragon fruit. Divania Newspaper, 21st February
2006. UpaliNewspaper Ltd.Arevalo-Galarza, M. de L. and
Ortiuz-Hernandez, Y.D. 2004. Postharvest behaviourof pitaya fruit
(Hylocereus undatus). Cactaceas-Succulentas-Mexicanas 49(3):
85-90.Backeberg, C. 1996. Das Kakteenlexikon. Gustav Fisher, Jena,
Germany.Barthlott, W. and Hunt, D.R. 1993. Cactaceae. In :
Kubitzki, K., Rohwer, J.G. andBittrich, V. (eds). The families and
genera of vascular plants, VolumeSpringer Verlag, Berlin, Germany.
pp 161-197.Bibliwicz, A. and Hernandez, S.M. 1998. Organismos
Fungosos presentes enlasEstructuras Reproductivas de la Pitiya
Amarilla. Universidad Nacional deColombia, Snatafe de Bogota,
Colombia.Britton, N.L. and Rose, J.N. 1963. The Cactaceae :
description and illustrations ofplants of the cactus family,
Volumes 1 and 2. Dover, New York.Chang, F.R. and Yen, C.R. 1997.
Flowering fruit growth in pitaya (Hylocereusundatus Britt &
Rose). Journal of Chinese Horticultural Science 43 (4):
314-321.Crane, J. and Balerdi, C. 2004. Dragon fruit. Institute of
Food and AgriculturalSciences, University of Florida, IFAS
Extension, Gainsville 32611.Feng-Ru, C. and Chung-Ruey, Y. 1997a.
Flowering and fruit growth of pitaya(Hylocereus undatus Britt &
Rose). Journal of Chinese Society ofHorticultural Science 43:
314-321 (with English summary).Feng-Ru, C. and Chung-Ruey, Y.
1997B. Forcing pitaya (Hylocereus undatus Britt & Rose) by
chemicals and controlled day length and temperature. Proceedings of
the Symposium on Enhancing Coompetitiveness of Fruit Industry,
Taipei, Taiwan. pp. 163-190 (with English summary).Gao-Xi, A. and
Wan, R. 2004. Study in producing pitaya ice cream. China-Dairy
industry 32 (10): 9-11.Khaimov, A. and Mizrahi, Y. 2006. Effect of
day length, radiation, flower thinning and growth regulators on
flowering of the vine cacti Hylocereus undatus and Selenicereus
megalanthus. Horticultural Science and Biotechnology 81 (3):
465-470.Luders, L. 2004. The pitaya or Dragon fruit ((Hylocereus
undatus ), Agnote 778 No. D 42, Northern Territory of
Australia.Mizrahi, Y. and Nerd, A. 1999. Climbing and columnar
cacti: New arid land fruits crop. In: Janick, J. (ed) Perspective
on new crops and new uses. ASHS Press, American Society of
Horticultural Science, Alexandria, Virginia: 358-366.Mizrahi, Y.,
Nerd, A. and Nobel, P. S. 1997. Cacti as a crop Horticultural
Review 18: 291- 320.Nerd, A. and Mizrahi, Y. 1997. Reproductive
biology of cactus fruit crops. In: Janick, J. (ed). Horticultural
Review 18: 321-346. John Wiley and Sons, New York, USA.Nobel, P.S.
and de la Barrera, E. 2002. Stem water relations and wet CO2 uptake
for a hemiepiphytic cactus during short term drought. Environmental
and Experimental Bottany 48: 129-137.Pushpakumara, D. K. N. G.,
Gunasena, H. P. M, and Kariayawasam, M. 2005. Flowering and
fruiting phenology, pollination vectors and breeding system of
Dragon fruit (Hylocereus undatus spp.). Sri Lankan Journal of
Agricultural Science 42 : 81-91.
MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURATEKNIK BUDIDAYA BUAH NAGA
(HYLOCEREUS UNDATUS) DI SRI LANKAMakalah ini ditujukan untuk
memenuhi nilai salah satu mata kuliah Budidaya Tanaman
Hortikultura
Disusun Oleh :Fitri Marcelina 1211706032
Agroteknologi VII A
JURUSAN AGROTEKNOLOGIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATIBANDUNG2014