Penanggulangan Penyakit Menular dan Gizi Buruk pada Masyarakat
Kezia Ariesta Beno102010167Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Krida WacanaJl. Arjuna Utara No 6, JakartaTelp. (021) 5605140
E-mail : [email protected] Ilmu kesehatan masyarakat
menurut profesor Winslow dari universitas Yale ( Leavel and Clark)
adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup,
meningkatkan kesehatan fisisk dan mental, dan efisien melalui usaha
masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi
lingkungan, kontrok infeksi di masyarakat, pendidikan individu
tentang kebersihan perorangan, perorganisasi pelayanan medis dan
perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan
pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setip orang di
masyarakat mempunyai standar kehidupan yang adekuat untuk menjaga
kesehatannya. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Dalam undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun
1992 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang, agar terwujud kesehatan yang optimal sebagai salah
satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan upaya-upaya yang
bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Salah satu upaya
pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut yaitu membentuk Pusat
Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS). Puskesmas merupakan unit
organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja
tertentu. Puskesmas sebagai salah satu organisasi fungsional pusat
pengembangan masyarakat yang memberikan pelayanan promotif
(peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan),
rehabilitatif (pemulihan kesehatan).Dalam tiap program puskesmas
yang telah direncanakan, ada sistem yang mengatur mulai dari
perencanaan hingga penilaian. Disinilah dibutuhkan peranan dokter
puskesmas yang selain dapat menjadi dokter yang merawat pasien,
dokter juga dapat menjadi seorang manager ataupun pendamping ahli
dari kepala desa/camat.1
Pengertian PuskesmasSuatu kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat
yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.2Fungsi puskesmas:21.
Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya
dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.3. Memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
wilayah kerjanyaProses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan
dengan cara:2a) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk
melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.b)
Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali
dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.c)
Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.d) Memberi
pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.e) Bekerjasama
dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program
puskesmas.
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas a. Pelayanan kesehatan
menyeluruh Pelyanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah
pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan: Kuratif (
pengobatan) Preventif ( upaya kesehatan) Promoif ( peningkatan
kesehatan) Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan) Pelayanan tersebut
ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis kelamin dan
golongan umur. b. Pelayanan kesehatan integratif Sebelum ada
puskesmas, pelayanan kesehatan di Kecamatan meliputi Balai
Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha hygiene
Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular, dan lain-lain.
Usaha-usaha tersebut masih bekerja sendiri-sendiri dan langsung
melapor keada Kepala Dinas Kesehatan Dati II. Dengan adanya sistem
pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat yakni
Puskesmas, maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan
bersama dibawah kordinasi dan satu pemimpin. Manajemen dan
Administrasi Puskesmas2,3Dalam usaha melaksanakan program-program
di puskesmas atau mana-mana pusat kesehatan harus dimulai dengan
manajemen atau administrasi. Administrasi adalah proses
penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. administrasi, baik dalam pengertian
luas maupun sempit di dalam penyelenggaraannya diwujudkan melalui
fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. 1. Masukan
(input)Masukan merupakan suatu struktur yang berupa sumber daya
manusia (man), dana (money), sarana fisik perlengkapan dan
peralatan (material), organisasi dan manajemen (method).3
2. ProsesProses meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporan, serta pengawasan.
PerencanaanPerencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan
Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas. Perencana akan memberikan pola pandang secara menyeluruh
terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan
melakukan dan kapan akan dilakukan. Puskesmas merupakan unit
pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I yang dibina oleh
DKK, yang bertanggung jawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi
masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas
pelayanan kesehatan meliputi cakupan mutu pelayanan, identifikasi
mutu sumber daya manusia dan provider, serta menetapkan kegiatan
untuk menyelesaikan masalah. Perencanaan meliputi kegiatan program
dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi
puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan
misi digunakan sebagai acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok
puskesmas.2Budgeting dalam perencanaan menejemen keuangan dikelola
sendiri oleh puskesmas sesuai tatacara pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya didapatkan dari
pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial
masyarakat dan pemerintah adapun pembiayaan tersebut ditujukan
untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai cirri-ciri
barang atau jasa publik seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan
gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri-ciri barang
atau jasa swasta seperti pengobatan individu.2
PengorganisasianDinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk
menenetukan menetapkan struktur organisasi puskesmas dengan
pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat
tingkat I. Pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata
usaha, unit fungsional agar tidak terjadi tumpang tindih dalam
pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap
kualitas program yang ditangani.2Struktur organisasi puskesmas :2
Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas. Unsur pembantu pimpinan : Tata
usaha. Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.
PelaksanaanPelaksanaan (actuating) merupakan fungsi penggerak
semua kegiatan yang telah dituangkan dalam fungsi pengorganisasian
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah dirumuskan pada fungsi
perencanaan. Fungsi manajemen ini lebih menekankan tentang
bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam menggerakkan dan
mengarahkan sumber daya manusia dalam suatu organisasi, peranan
pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf
merupakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang
manajer.2 Secara praktis fungsi pelaksanaan ini merupakan usaha
untuk menciptakan iklim kerjasama di antara staf pelaksana program
sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Fungsi pelaksanaan ini haruslah dimulai dari diri manajer, di mana
manajer harus menunjukkan kepada stafnya bahwa ia mempunyai tekad
untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus
mempunyai kemampuan bekerjasama dengan orang lain secara
harmonis.2,3Tujuan fungsi pelaksanaan:2 Menciptakan kerjasama yang
lebih efisien. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf.
Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan ini. Mengusahakan
suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf. Membuat organisasi berkembang lebih
dinamis.
PengawasanPengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas
merupakan fungsi terakhir yang berkait erat dengan fungsi manajemen
yang lainnya. Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standard
keberhasilan selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai
atau yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan
diupayakan agar penyimpangannya dapat dideteksi secara dini,
dicegah, dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan
pengendalian bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat
lebih berkembang, dan efektifitas tugas-tugas staf untuk mencapai
tujuan program dapat lebih terjamin.2Tiga langkah penting untuk
melakukan pengawasan:2 Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai.
Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai
berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan. Bila
diperkirakan terjadi penyimpangan, pimpinan perlu berusaha lebih
dulu untuk mencari faktor penyebabnya, kemudian menetapkan
langkah-langkah untuk mengatasinya. 3. KeluaranKeluaran adalah
hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional
terhadap pasien atau terhadap suatu program yang dilaksanakan.2 4.
SasaranSasaran merupakan golongan yang menjadi tumpuan terhadap
pelaksanaan suatu program yang direncanakan. Sasaran dapat berupa
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.25. DampakHasil dari
pelaksanaan yang dijadikan indikator apakah kebutuhan dan tuntutan
kelompok sasaran terpenuhi atau tidak. Dampak merupakan indikator
yang sulit untuk dinilai.26. Umpan balik Umpan balik merupakan
hasil dari keluaran yang menjadi masukan dari suatu sistem.27.
LingkunganLingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim,
transport, dan lain-lain) dan non fisik (sosial budaya, tingkat
pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, dan
lain-lain).2
1. Upaya kesehatan puskesmasUntuk tercapainya visi pembangunan
kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya Kecamatan Sehat
Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan
nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya
kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:4a) Upaya
Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta
yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah
Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah: 51. Program
pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan
kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada
seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah
berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan
pemeriksaan2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan
puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat
secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok
maupun masyarakat).3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan
kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan
pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan
ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.4.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD,
Kusta).5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan
lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan
dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan
peningkatan peran serta masyarakat,6. Perbaikan Gizi Masyarakat
yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi
masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi
lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.5b) Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat
serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan
pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas
yang telah ada, yakni:5 Upaya Kesehatan Sekolah. Upaya Kesehatan
Olah Raga. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat . Upaya Kesehatan
Kerja. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut. Upaya Kesehatan Jiwa. Upaya
Kesehatan Mata. Upaya Kesehatan Usia Lanjut . Upaya Pembinaan
Pengobatan TradisionalPemilihan upaya kesehatan pengembangan ini
dilakukan oleh puskesmas bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan
pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas
telah terlaksana secara optimal, dalam arti target cakupan serta
peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya
kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.5Pemberdayaan masyarakat Pos pelayanan
terpadu (Posyandu) merupakan wadah titik temu antara pelayanan
profesional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya
penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran.4 Posyandu
merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam
bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh
masyarakat, penyelenggaraanya dilaksanakan oleh kader yang telah
dilatih dibidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari
PKK, tokoh masyarakat dan pemudi.4 Kader kesehatan merupakan
perwujudan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu,
dengan adanya kader yang dipilih oleh masyarakat, kegiatan
diperioritaskan pada lima program yaitu: KB, Gizi, KIA, Imunisasi,
penanggulangan diare. dan mendapat bantuan dari petugas
kesehatan.4Tujuan penyelenggaraan Posyandu Menurut Depkes tujuan
diselenggarakan Posyandu adalah untuk: 41. Menurunkan angka
kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran. 2. Mempercepat
penerimaan NKKBS.3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan dan lainnya yang
menunjang, sesuai dengan kebutuhan. Penyelenggaraan Posyandu
Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos imunisasi,
pos KB desa, pos kesehatan ataupun pembentukan yang baru. Satu
posyandu sebaiknya melayani seratus (100) balita/700 penduduk atau
disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat,
geografis, jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam
kelompok dan sebagainya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang
mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan sendiri. Dengan
demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang
sudah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RK/RT atau
ditempat khusus dibangun masyarakat. Karena Posyandu ini
diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat, maka diharapkan
masyarakat sendiri yang aktif membentuk, menyelenggarakan,
memanfaatkan, mengembangkan dan membina Posyandu tersebut
sebaik-baiknya.4Kegiatan Posyandu diselenggarakan/ dibuka sebulan
sekali dengan memakai Sistem Lima Meja. Uraian kegiatan pada hari
buka Posyandu adalah sebagai berikut :4 a. Pendaftaran dilakukan
oleh Kader (di meja 1).b. Penimbangan bayi dan anak balita
dilakukan oleh Kader (di meja 2).c. Pengisian KMS (Kartu Menuju
Sehat) dilakukan oleh Kader (di meja 3).d. Penyuluhan kepada ibu
hamil dan ibu-ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu
usia subur dilakukan oleh Kader (di meja 4). Isi penyuluhan
disesuaikan dengan permasalahan ibu-ibu yang disuluh.e. Pelayanan
imunisasi, Keluarga Berencana (KB), pemeriksaan ibu hamil dan gizi
dilakukan oleh petugas kesehatan atau petugas Keluarga Berencana
(di meja 5). Sistem Evaluasi program Pemberantasan dan Pencegahan
penyakit menular dan gizi buruk di Puskesmas Kecamatan T
menggunakan pendekatan sistem, yaitu merupakan suatu penerapan dari
cara berpikir yang sistematis dan logis dalam membahas dan mencari
pemecahan dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi. Dalam hal
ini program atau organisasi dipandang menjadi suatu sistem yang
terdiri dari komponen-komponen sistem. 3Pengertian SistemSistem
dapat memiliki beberapa makna.31. Sistem adalah gabungan dari
elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau
struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan (Ryans)2. Sistem adalah
suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang
saling berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk
mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif dan efisien (John
McManama)3. Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang
berhubungan dan membentuk satu kesatuan yang majemuk, dimana
masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan terkait untuk
mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula4.
Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai
elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar
dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkanJika
diperhatikan dalam keempat pengertian sistem ini, tertihat bahwa
pengertian sistem secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam,
yakni sebagai suatu wujud dan sebagai suatu metoda.31.Sistem
sebagai suatu wujudSuatu sistem disebut sebagai suatu wujud,
apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam
sistem tersebut memberikan suatu wujud yang ciri-cirinya dapat
dideskripsikan dengan jelas.
2.Sistem sebagai suatu metodaSuatu sistem disebut sebagai suatu
metoda, apabila bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam
sistem tersebut membentuk suatu metoda yang dapat dipakai sebagai
alat dalam melakukan pekerjaan administrasi. Pemahaman sistem
sebagai suatu metoda berperanan besar dalam membantu menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu sistem. Populer dengan
sebutan pendekatan sistem (system approach) yang pada akhir-akhir
ini banyak dimanfaatkan pada pekerjaan administrasi.Unsur Sistem
Unsur-unsur sistem terdiri dari:31. Masukan (input) Masukan adalah
kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.Dalam sistem
pelayanan kesehatan, masukan terdiri dari tenaga (man), dana
(money), metode (method), sarana/material (material).Proses
(process) Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat
dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi
keluaran yang direncanakan.Dalam sistem pelayanan kesehatan terdiri
dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan penilaian (evaluating).3. Keluaran
(output) Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang
dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.Keluaran dari
suatu sistem kesehatan adalah terselenggaranya pelayanan
kesehatan.4. Umpan Balik (feed back) Umpan balik adalah kumpulan
dari bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan
sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Dampak (impact)Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh
keluaran suatu sistem.Dampak yang diinginkan dari suatu sistem
kesehatan adalah meningkatnya derajat kesehatan dengan memenuhi
need dan demand. 6. Lingkungan (environment) Lingkungan adalah
dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
MasukanDampakUmpan BalikKeluaranProsesLingkunganKeenam unsur
sistem ini saling berhubungan dan mempengaruhi.
Gambar.1.1 Enam unsur sistem yang saling mempengaruhi Pendekatan
sistemDibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai suatu
tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem
tersebut perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen sedemikian rupa
sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara
bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan kesatuan. Apabila
prinsip pokok atau cara kerja sistem ini diterapkan pada waktu
menyelenggarakan pekerjaan administrasi, maka prinsip pokok atau
cara kerja ini dikenal dengan nama pendekatan sistem (system
approach).3Pendekatan sistem adalah penerapan suatu prosedur yang
logis dan rasional dalam merencanakan suatu rangkaian
komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai
satu kesatuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari batasan
tentang pendekatan sistem ini, dengan mudah dipahami bahwa prinsip
pokok pendekatan sistem dalam pekerjaan administrasi dapat
dimanfaatkan untuk dua tujuan. Pertama, untuk membentuk sesuatu
sebagai hasil dari pekerjaan administrasi. Kedua, untuk menguraikan
sesuatu yang telah ada dalam administrasi. Untuk tujuan yang
terakhir ini, biasanya dikaitkan dengan kehendak untuk menemukan
masalah yang dihadapi, untuk kemudian diupayakan mencari jalan
keluarnya yang sesuai.3
Jika pendekatan sistem dapat dilaksanakan, akan diperoleh
beberapa keuntungan, antara lain 3 1. Jenis dan jumlah masukan
dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan demikian
penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya selalu
terbatas, akan dapat dihindari.2. Proses yang dilaksanakan dapat
diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat dihindari
pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.3. Keluaran yang
dilaksanakan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih
tepat dan objektif.4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap
pelaksanaan program.Sekalipun pendekatan sistem dapat menjamin
lengkapnya suatu saran pemecahan yang diajukan, bukan berarti
pendekatan sistem tidak memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan
yang dipandang penting ialah dapat terjebak ke dalam perhitungan
yang terlalu rinci, sehingga menyulitkan pengambilan keputusan dan
dengan demikian masalah yang dihadapi tidak akan dapat
diselesaikan.3 Evaluasi ProgramDefinisi evaluasi menurut The
American Public Association adalah suatu proses untuk menentukan
nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan menurut The
Internacional Clearing House on Adolescent Fertility Control for
Population Options, evaluasi adalah suatu proses yang teratur dan
sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur
atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan
kesimpulan serta penyusunan saran-saran, yang dapat dilakukan pada
setiap tahap dari pelaksanaan program.3 Berdasarkan tujuannya,
evaluasi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:3a. Evaluasi
formatif Ini merupakan jenis evaluasi yang dilakukan pada tahap
awal program. Tujuan dari evaluasi formatif adalah untuk meyakinkan
bahwa rencana yang akan disusun benar-benar telah sesuai dengan
masalah yang ditemukan, sehingga nantinya dapat menyelesaikan
masalah tersebut.
b. Evaluasi promotifIni merupakan jenis evaluasi yang dilakukan
pada saat program sedang dilaksanakan. Tujuan dari evaluasi
promotif adalah untuk mengukur apakah program yang sedang
dilaksanakan tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak dan
apakah terjadi penyimpangan yang dapat merugikan tujuan program.c.
Evaluasi sumatifIni merupakan jenis evaluasi yang dilaksanakan pada
saat program telah selesai. Tujuannya adalah untuk mengukur
keluaran (output) atau dampak (impact) bila memungkinkan. Secara
umum, langkah-langkah membuat evaluasi program meliputi (1)
penetapan indikator dari unsur keluaran, (2) penetapan tolak ukur
dari tiap indikator keluaran, (3) perbandingan pencapaian
masing-masing indikator keluaran program dengan tolak ukurnya, (4)
penetapan prioritas masalah, (5) pembuatan kerangka konsep dari
masalah yang diprioritaskan, (6) pengidentifikasian penyebab
masalah, (7) pembuatan alternatif pemecahan masalah, (8) penentuan
prioritas cara pemecahan masalah yang dirangkum dalam kesimpulan
dan saran.3 Surveillance Adapun yang dimaksud dengan surveilance
ialah suatu pengamatan terhadap suatau masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus-menerus. Sama halnya dengan pencarian kasus
(case finding), maka pekerjaan surveilance ini banyk dilakukan pada
keadaan wabah. Tujuan utama surveillance ialah untuk menganalisis
keadaan wabah yang dihadapi. Jika dalam pengamatan tersebut masih
ditemukan kasus baru berarti keadaan wabah belum berhasil diatasi.
Pekerjaan surveillance biasanya dihentikan bila dalam waktu dua
kali masa tunas tidak ditemukan lagi kasus-kasus baru.6 Sama halnya
dengan pencarian kasus, maka surveillance ini juga dibedakan atas
dua macam yaitu:a. Surveillance aktif Disini pengamatan kasus
dilakukan secara langsung kelapangan. Hasil yang diperoleh jauh
lebih baik. Hanya saja untuk melakukan surveillance aktif
dibutuhkan tersediannya dan tenaga pelaksana khusus yang dalam
banyak hal tidak mudah untuk dipenuhi.
b. Surveillance pasif Disini pengamatan kasus dilakukan secara
tidak langsung yakni hana melalui laporan yang diterima saja.
Dibandingkan dengan surveillanca aktif, maka hasil yang diporoleh
pada surveillanca pasif kurang begit lengkap. Pengamatan penyakit
meular dan penyakit tidak menular tertentu yang terpilih sebagai
upaya sistem kewaspadaan dini KLB antara lain: 1. Lumpuh layu
mendadak, untuk mengantisipasi adanya KLB polio 2.
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, misanya
tetanus pada bayi usia < 1 bulan, campak, hepatitis B, diptheri,
pertusis3. Kanker, jantung koroner, diabetes melitus4. Diare, TBC,
DBD, flu burung, dan penyakit lain yang berpotensi KLB.
6Epidemiologi Penyakit menular Penyakit menular pada manusia
merupakan masalah penting yang dapat terjadi setiap saat, terutama
di negara berkembang khususnya Indonesia. Lingkungan hidup I
ndonesia menjadi jelek akibat urbanisasi besar-besaran dari desa ke
kota, tumpukan sampah dimana-mana dan meningkatnya polusi udara.
Penyakit menular seperti demam berdarah dengue sudah merebak hampir
di setiap daerah. Penyakit poliomielitis dab flu burung yang
ditualrakn melalu unggas dan dinyatakan sebagai kejadian luar biasa
(KLB) juga sempat merenggut jiwa manusia.7Penyakit menular dapat
berjangkit dengan cepat dan meyerang sejumlah besar orang pada
daerah yang luas. Keadaan ini disebut wabah, selain kata wabah ada
istilah lain yang sering dipakai untuk menggambarkan adanya
peningkatan kejadian penyakit menular disuat daerah, yaitu suatu
letusan (outbreak) dan kejadian luar biasa atau kejadian tidak
biasa di masyarakat (KLB = unusual event).7Klasifikasi penyakit
menular Secara umum penyakit menular dapat dibagi berdasarkan
etiologi, cara penularan dan epidemiologi seperti terlihat pada
gambar dibawah ini.8
Gambar 1.2 penyakit menular berdasarkan etiologi, cara penularan
dan epidemiologi
Epidemiologi penyakit menular Ditinjau dari sudut epidemiologi,
perlu diketahui dan dipelajari batasan, definisi, periodisitas dan
dinamika penularan suatu penyakit agar tindakan dan penanganan
terhadap penyakit dapat dilakukan dengan baik.8 Batasan dan
definisi a. Infeksi Masuk dan berkembangnya agen penyakit di dalam
tbuh manusia atau binatang serta timbul reaksi tubuh terhadap agen
penyakit b. Inokulasi (inculation) Masuknya agen penyakt atau bibit
yang berasal dari artopoda ke dalam tubuh manusia melalui gigitan
pada kulit atau deposit pada membaran mukosa. Contoh: gigitan
nyamuk aedes menyebabkan demam berdarah dengue. c. Infestasi (
infestation) Masuknya artopoda pada permukaan tubuh manusia
kemudian berkembang biak disebut sebagai infestasi, contohnya:
penyakit skabies.d. Kontaminasi Agen penyakit terdapat di dalam
makanan dan air yang digunakan oleh manusia.e. Penyakit infeksius
Jenis penyakit yang berasal dari orang atau binatang yang menderita
sakit atau mengalami infeksi.f. Penyakit contagius Jenis penyakit
yang ditualarkan melalui kontak dari orang sakit kepada orang
sehat.g. Penyakit menular Jenis penyakit yang disebabkan oleh agen
penyakit yang spesifik atau racun yang dihasilkan dan ditularkan
melalui reservoar atau kontak tidak langsung melalui vektor kepada
orang.h. Penyakit tidak menular Ditujukan kepada jenis-jenis
penyakit seperti tumor, jantung koroner, diabetes melitus dan
lain-lain.8 Periodisitas berjangkitnya penyakit8 a. Epidemik
Berjangkitnya suatu penyakit pada sekelompok orang di masyrakat
dengan jenis panyakit, waktu dan sumber yang sama diluar keadaan
yang biasa (KLB) , contoh : wabah penyakit kolera.b. Endemik Suatu
keadaan berjangkitnya prevalensi suatu jenis penyakit yang terjadi
sepanjang tahun dengan frekuensi yang rendah di suatu tempat.
Contohnya: penyakit malaria dan kaki gajah. c. Sporadik Jenis
penyakit yang tidak tersebar merata pada tempat dan waktu yang
tidak sama, pada suatu saat dapat terjadi epidemik. Contohnya:
penyakit poliomielitis. d. Pandemik Jenis penyakit yang berjangkit
dalam waktu cepat dan terjadi bersamaan di berbagai tempat seluruh
dunia. Contohnya : penyakit influenza (1957) dan cholera el tor
(1962).e. Klaster Jenis penyakit menular yang diderita oleh satu
atau lebih orang, ditularkan dengan cepat ke orang yang sehat
melalui hubungan darah ( keluarga) atau kontak intim. Contohnya:
Avian influenza ( Flu burung).f. Eksotik Jenis penyakit yang
berasal dari negara lain dan berjangkit di suatu negara, contonya:
demam kuning. g. Zoonosis Penyakit atau infeksi yang ditularkan
oleh hewan bertulang belakang ke manusia, contohnya: rabies,
antranks, bovine tbc.
h. Epizoonosis Penyakit zoonosis yang berjangkit secara epidemik
pada hewan, contohnya penyakit pes pada tikus.i. Enzoonosis
Penyakit zoonosis yang berjangkit secara endemik pada hewan,
contohnya penyakit bovine tbc pada sapi. Reservoar infeksiMerupakan
tempat persinggahan agen penyakit untuk hidup dan berkembang serta
bertahan hidup, dikenal ada 2 tipe reservoar yaitu manusia dan
hewan. a. Reservoar pada manusia Pada penyakit menular, sumber
infeksi berasal dari orang yang sedang mengalami infeksi dapat
berupa kasus atau karier. Kasus dapat berbentuk subklinis dan
klinis. Pada kasus subklinis, tidak diketemukan gejala penyakit
atau bersifat asimtomatis tetapi berpotensi untuk menularkan
infeksi kepada orang lain. Karier terjadi karena proses penyembuhan
tidak sempurna dan secara bakteriologis agen penyakit masih ada
dalam tubuh, contohnya pada penyakit demam tifoid b. Reservoar
hewan Sumber infeksi dapat berasal dari hewan atau burung dan
berupa kasus atau karier seperti pada manusia.8 Penyakit tidak
menular Definisi penyakit tidak menularPenyakit tidak menular
adalah penyakit kronik atau bersifat kronik menahun) atau
berlangsung lama, tapi ada juga yang berlangsung mendadak misalnya
saja keracunan, misalnya penyakit kanker tubuh terpapar unsur kimia
dan lain-lain. Penyakit tidak menular adalah penyakit noninfeksi
karena penyebab bukan mikroorganisme, namun tidak berarti tidak ada
peranan mikroorganisme dalam terjadinya penyakit tidak menular
misalny luka karena tidak diperhatikan bisa terjadi infeksi.
Penyakit tidak menular adalah melalui life style dapat menyangkut
pola makan, kehidupan seksual dan komunikasi global.8 Telah
dijelaskan diatas bahwa penyakit tidak menular terjadi akibat
interaksi antara agent ( Non living agent) dengan host dalam hal
ini manusia ( faktor predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan
sekitar.
1. Agent Agent dapat berupa :Kimiawi, fisik, mekanik, dan
psikisAgent penyakit tidak menular sangat bervariasi, mulai dari
yang paling sederhana sampai yang kompleks (mulai moleku sampai
zat-zat kompleks ikatannya), suatu penjelasan tentang penyakit
tidak menulartidak akan lengkap tanpa mengetahui spesifikasi dari
agent tersebut. Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan tingkat
keparhan yang berbeda-beda dinyatakan dalam skala patogenitas yaitu
kemampuan / kapasitas agent penyakit untuk dapat menyebabkan sakit
pada host. Karakteristik lain dari agent tidak menular yang perlu
diperhatikan antara lain: a. Kemampuan menginvasi / memasuki
jaringanb. Kemampuan merusak jaringan : reversible dan
irreversiblec. Kemampuan menimbulkan reaksi hipersensitif2.
Reservoir dapat didefinisikan sebagai organisme hidup, benda mati (
tanah, udara, air, batu dll) dimana agen dapat hidup berkembang
biak dan tumbuh dengan baik. Pada umumnya untuk penyakit tidak
menular reservoir dari agen adalah benda mati. Pada penyakit tidak
menular, orang yang terekspos / terpapar dengan agen tidak
berpotensi sebagai sumber / reservoir tidak ditularkan.8 Relasi
agent-host a. Fase kontak Adanya kontak antara agen dan host,
tergantung lamanya kontak, dosis, patogenitas.b. Fase akumulasi
pada jaringan Apabila terpapar dalam waktu lama dan
terus-menerus.c. Fase subklinis Pada fase subklinis gejala/ symptom
dan tanda belum muncul. Telah terjadi kerusakan pada jaringan
tergantung : - jaringan yang terkena - kerusakan yang diakibatkan (
ringan, sedang dan berat) - sifat kerusakan ( reversible dan
irreversible)
d. Fase klinis agen penyakit telah menimbulkan reaksi pada host
dengan menimbulkan manifestasi (gejala atau tanda) . karakteristik
penyakit tidak menular a. Tidak ditularkan b. Etiologi sering tidak
jelas c. Agen penyebab: non living agend. Durasi penyakit panjang
(kronis) e. Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit
kronis. Pengertian dan jenis faktor resiko Faktor penyebab dalam
PTM dipakai istilah faktor resiko ( risk factor) untuk membedakan
dengan istilah etiologi pada penyakit menular atau diagnosis
klinis. Macam-macam faktor resiko 1. Menurut dapat tidaknya resiko
itu diubah:a. Unchangeable risk factor Fakor resiko yang tidak
dapat diubah, misalnya : umur, genetik.b. Changeable risk factor
Faktor resiko yang dapat diubah, misalnya: kebiasaan merokok, olah
raga.2. Menurut kestabilan peranan faktor resiko: a. Suspect risk
factor : faktor resiko yang dicurigai yaitu fakor resiko yang belum
mendapat dukungan ilmiah / penelitian dalam perannanya sebagai
faktor yang berperan dalam kejadian suatu penyakit, conthnya:
merokok menyebabkan terjadi kanker leher rahim. b. Established risk
factors : faktor resiko yang telah ditegakkan yaitu faktor resiko
yang telah mendapat dukungan ilmiah/ penelitian dalam peranannya
sebagai faktor yang berperan dalam kejadian suatu penyakit,
misalnya: rokok sebagai faktor resiko terjadi kanker paru. Perlunya
dikembangkan konsep faktor resiko ini dalam epidemiologi PTM
berkaitan denganbeberapa alasan,antara lain:1. Tidak jelasnya kausa
penyakit tidak menular (PTM) terutama dalam hal ada tidaknya
mikroorganisme dalam penyakit tidak menular (PTM).2. Menonjolnya
penerapan konsep multikausal pada penyakit tidak menular,3.
Kemungkinan adanyan penambahan atau interaksi pada penyakit tidak
menular. 4. Perkembangan metodologik telah memberi kemampuan untuk
mengukur besarnya faktor resiko.8 Problem Solving Cycle Problem
solving cycle (siklus pemecahan masalah) adalah proses mental yang
melibatkan penemuan masalah, analisis dan pemecahan masalah. Tujuan
utama dari pemecahan masalah adalah untuk mengatasi kendala dan
mencari solusi yang terbaik dalam menyelesaikan masalah.1Problem
Solving merupakan gabungan dari alat, keterampilan dan proses.
Disebut alat karena dapat membantu dalam memecahkan masalah
mendesak atau untuk mencapai tujuan, disebut skills karena sekali
mempelajarinya maka dapat menggunakannya berulang kali, disebut
proses karena melibatkan sejumlah langkah.Problem solving cycle
merupakan proses yang terdiri dari langkah langkah berkesinambungan
yang terdiri dari analisa situasi, perumusan masalah secara
spesifik, penentuan prioritas masalah, penentuan tujuan, memilih
alternatif terbaik, menguraikan alternatif terbaik menjadi rencana
operasional dan melaksanakan rencana kegiatan serta mengevaluasi
hasil kegiatan1
Gambar 1.3 Problem Solving Cycle
a. Analisis situasiTujuan analisis situasi Memahami masalah
kesehatan secara jelas dan spesifik Mempermudah penentuan prioritas
Mempermudah penentuan alternative pemecahan masalah Analisis
situasi meliputi analisis masalah kesehatan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan tersebut . HL Blum telah
mengembangkan suatu kerangka konsep tentang hubungan antar
faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan.
Gambar 1.4 konsep HL BlumAnalisis situasi terdiri dari analisis
derajat kesehatan, analisis aspek kependudukan, analisis
pelayanan/upaya kesehatan, analisis perilaku kesehatan, dan
analisis lingkungan.Analisa Derajat Kesehatan. Analisa derajat
kesehatan akan menjelaskan masalah kesehatan apa yang dihadapi .
Analisis ini akan menghasilkan ukuran-ukuran derajat kesehatan
secara kuantitatif, penyebaran masalah menurut kelompok umur
penduduk, menurut tempat dan waktu . Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan epidemologis . Ukuran yang digunakan adalah angka
kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas).1 Angka
kematian bayi Penelitian menunjukkan bahwa IMR sangat erat
kaitannya dengan kualitas lingkungan hidup, gizi masyarakat,
keadaan sosial ekonomi. Tingginya IMR menunjukkan bobot masalah
mengenai perinatal,: komplikasi kehamilan, perawatan kehamilan,
komplikasi persalinan dan perawatan bayi Angka kematian
balitaKematian balita sangat berkaitan dengan kualitas sanitasi
rumah tangga dan keadaan gizi anak Angka kematian menurut penyebab
(CSDR)berguna untuk melihat penyebab-penyebab atau penyakit apa
yang menjadi penyebab utama angka kematian Incidence ratejumlah
kasus baru suatu penyakit tertentu yang terjadi dalam suatu
kelompok masyarakat tertentu, dalam masa waktu tertentu pula.
Prevalence ratejumlah orang yang menderita sakit pada umumnya atau
menderita penyakit tertentu dalam suatu kelompok penduduk tertentu
dalam suatu masa tertentu. Case Fatality RateAnalisis
kependudukanManfaat analisis kependudukan adalah sebagai
denominator ukuran masalah kesehatan, prediksi beban upaya/program
kesehatan, dan prediksi masalah kesehatan yang dihadapi.1Ukuran
demografis yang digunakan dalam analisis kependudukan : Jumlah
penduduk Kesuburan : angka kelahiran kasar, angka kesuburan
Kesehatan : angka kematian kasar, angka kematian menurut kelompok
umur Laju petumbuhan penduduk Struktur umur Angka ketergantungan
Distribusi penduduk Mobilitas penduduk Analisis pelayanan
kesehatanPelayanan atau upaya kesehatan meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif . Analisis ini menghasilkan
data atau informasi tentang input, proses, out put dan dampak dari
pelayanan kesehatan .Input meliputi aspek ketenagaan kesehatan,
biaya, sarana dan prasarana kesehatan .Proses meliputi
pengorganisasian, koordinasi, dan supervisi. Sementara Output
meliputi cakupan pelayanan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Analisis perilaku kesehatanAnalisis ini memberikan gambaran tentang
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat sehubungan dengan
kesehatan maupun upaya kesehatan . Dapat menggunakan teori
pengetahuan, sikap praktek, atau health belief model atau teori
lainnya. Analisis perilaku kesehatan meliputi pemberian pelayanan
kesehatan, pola pencarian pelayanan kesehatan, penanganan penyakit,
peran serta masyarakat atau ukbm, dan tentang kesehatan ibu dan
anak Analisis lingkunganAnalisis lingkungan meliputi analisis
lingkungan fisik, biologis, dan social. Analisis lingkungan fisik
dapat berupa penyediaan air bersih, keadaan rumah dan pekarangan
(ventilasi, lantai, pencahayaan maupun kebisingan), penanganan
limbah rumah tangga dan limbah industry. Analisis lingkungan
biologis mengambarkan vektor penyakit, ternak dan sebagainya.
Analisis sosial budaya menggambarkan gotong royong dalam penanganan
masalah kesehatan.1b. Identifikasi masalahMasalah merupakan
kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan. Cara perumusan
masalah yang baik adalah kalau rumusan tersebut jelas menyatakan
adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan secara
kualitatif dan dapat pula secara kuantitatifPenentuan masalah dapat
dengan cara membandingkan dengan yang lain, memonitor tanda-tanda
kelemahan, membandingkan capaian saat ini dengan tujuan atau dengan
capaian sebelumnya, Checklist, brainstorming dan dengan membuat
daftar keluhan.Penyebab masalah dapat dikenali dengan menggambarkan
diagram sebab akibat ataudiagram tulang ikan. Diagram tulang
ikan(diagram Ishikawa) adalah alat untuk menggambarkan
penyebab-penyebab suatu masalah secara rinci.Diagram ini memberikan
gambaran umum suatu masalah dan penyebabnya. Diagram tersebut
memfasilitasi tim untuk mengidentifikasi sebab masalah sebagai
langkah awal untuk menentukan focus perbaikan, mengembangkan ide
pengumpulan data dan/atau mengembangkan alternatif solusi1c.
Penentuan prioritas masalahPenentuan prioritas masalah kesehatan
adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari
yang paling penting sampai yang kurang penting. Penentuan prioritas
masalah dapat menggunakan metode delbeg, metode hanlon, metode
delphi, metode USG , metode pembobotan dan metode dengan rumus
Langkah penentuan prioritas masalah terdiri dari : Menetapkan
kriteria Memberikan bobot masalah Menentukan skoring setiap masalah
d. Alternatif SolusiAlternatif solusi dapat diketahui dengan metode
brainstorming. Brainstorming merupakan teknik mengembangkan ide
dalam waktu yang singkat yang digunakan untuk mengenali adanya
masalah, baik yang telah terjadi maupun yang potensial terjadi,
menyusun daftar masalah, menyusun alternatif pemecahan masalah,
menetapkan kriteria untuk monitoring, mengembangkan kreativitas,
dan menggambarkan aspek-aspek yang perlu dianalisis dari suatu
pokok bahasanTingkat pencegahan penyakitTingkatan pencegahan
penyakit menurut Leavel dan Clark ada 5 tingkatan yaitua.
Peningkatan kesehatan ( health promotion) 1. Penyediaan makanan
sehat cukup kualitas maupun kuantitas2. Perbaikan higiene dan
sanitasi lingkungan 3. Peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat antara lain pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja
yang hamil diluar nikah, yang terkena penyakit infeksi akibat seks
bebas dan pelayanan keluarga berencana. b. Perlindungan umum dan
khusus terhadap penyakit tertentu ( spesifik protection) 1.
Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah
terhadap penyakit-penyakit tertentu.2. Isolasi terhadap penyakit
menular.3. Perlindungan terhadap keamanan kecelakaan di
tempat-tempat umum dan ditempat kerja.4. Perlindungan terhadap
bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun
alergi. c. Menggunakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang
cepat dan tepat (Early Diagnosa and Promotion) 1. Mencari kasus
sedini mungkin 2. Melakukan pemeriksaan umum secara rutin3.
Pengawasan selektif terhadap penyakit tertentu misalnya kusta, TBC,
kanker serviks.4. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap
penderita5. Mencari orang-orang yang pernah berhubungan dengan
penderita berpenyakit menular6. Pemberian pengobatan yang tepat
pada setiap permulaan kasus.d. Pembatasan kecacatan ( Dissability
Limitation) 1. Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjut
agar terarah dan tidak menimbulkan komplikasi.2. Pencegahan
terhadap komplikasi dan kecacatan.3. Perbaikan fasilitas kesehatan
bagi pengunjung untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang
lebih intensif.e. Pemulihan kesehatan ( Rehabilitation) 1.
Mengenmbangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat.2. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali
dengan memberi dukungan moral, setidaknya bagi yang bersangkutan
untuk bertahan.3. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial
sehingga setiap penderitaan yang telah cacat mampu mempertahankan
diri.4. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutannya harus tetap
dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.1
Kesimpulan Ilmu kesehatan masyarakat menurut profesor Winslow dari
universitas Yale ( Leavel and Clark) adalah ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisisk dan
mental, dan efisien melalui usaha masyarakat yang terorganisir
untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrok infeksi di
masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan,
perorganisasi pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini,
pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan
mendukung agar setip orang di masyarakat mempunyai standar
kehidupan yang adekuat untuk menjaga kesehatannya. Untuk mencapai
tujuan tersebut, diselenggarakan upaya-upaya yang bersifat
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Salah satu upaya
pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut yaitu membentuk Pusat
Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS). Puskesmas merupakan unit
organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja
tertentu.
Daftar pustaka1. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan
komunitas. Jakarta: EGC;2009.h.227-235.2. Muninjaya AG. Manajemen
kesehatan. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;2004.h. 170-250.3. Azwar A.
Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa
Aksara;1996.h.17-24, 181-241, 329-33.4. Departemen Kesehatan RI.
Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. Jakarta: Bakti Husada;1991.h.B1-6,
C2-4.5. Departemen Kesehatan RI. Kebijakan dasar pusat kesehatan
masyarakat: keputusan menteri kesehatan RI nomor
128/menkes/sk/II/2004. Jakarta: Bakti Husada;2004.h.5-31.6. Azwar
A. Pengantar Epidemiologi. Edisi ke-1. Jakarta: Binrupa Aksara;
1988.h. 52-53. 7. Fauziah M, Apriningsih, Widyastuti P, Sugiarti M,
Ratnawati. Epidemiologi suatu pengantar. Jakarta : EGC;
2001.h.366.8. Chandra B. Ilmu kedokteran dan komuitas. Jakarta :
EGC;2006.h.20-23.
27