Top Banner

of 18

MAKALAH BIOMATERIAL IIbaruu

Jul 16, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

MAKALAH BIOMATERIAL II SIK-ART

Wahyu Septian Ardhiansyach A Amiga Rusyda Hidayat Rossi Nastiti Darmayani Vanny Kusuma Wardani Adya Indrapradana Rasda Diana Maria Felicitas Ajeng Tjut Intan Permata Sari Malida Magista Dian Fitriana H Annisa Nabila Nur Haza Ayunni binti Che Halin

09/8381 09/8385 09/8405 09/8411 09/8431 09/8435 09/8473 09/8477 09/8509 09/8517 09/8555 09/8571

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010

I.

PENDAHULUAN

I.a. Latar Belakang Karies gigi merupakan penyakit oral yang paling banyak tersebar di dunia, namun cenderung untuk diabaikan dan tidak diobati, terutama masyarakat yang tertinggal di negaranegara berkembang dan di negara-negara industri. Populasi tersebut justru mendapatkan dental care berupa ekstraksi (pencabutan gigi) dan bukan penumpatan. WHO kini telah aktif mempromosikan Atraumatic Restorative Treatment (ART) sebagai pendekatan yang layak untuk memenuhi kebutuhan perawatan karies gigi, karena dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat sederhana (Lopez dkk, 2005). ART dilakukan dengan cara penggalian karies gigi secara manual, setidaknya cara ini mengurangi kebutuhan untuk anestesi dan penggunaan alat-alat yang mahal dan kemudian mengembalikan kavitas gigi dengan menumpat semen ionomer kaca, yaitu merupakan bahan adhesif yang merekat pada struktur gigi dan me-release fluoride yang berguna untuk remineralisasi. Semen ionomer kaca dikembangkan oleh Wilson dan McLean di Laboratory of the Goverment Chemist in England in 1965 (Lopez dkk, 2005). ART tidak invasif, sehingga sangat diterima oleh pasien. Studi yang dilakukan di beberapa Negara menunjukkan ART pada restorasi satu-permukaan memiliki tingkat ketahanan yang baik, bahkan dibandingkan dengan restorasi amalgam. Waktu kelangsungan hidup ART adalah 5 tahun dibandingkan dengan 7 tahun untuk restorasi amalgam konvensional. Biaya efektivitas ART juga telah ditetapkan, mengingat biaya peralatan, bahan, dan upah yang tidak terlalu tinggi. ART saat ini digunakan di 25 negara dan merupakan bagian dari program pelatihan regular (Lopez dkk, 2005).

I.b. Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memperkenalkan kepada mahasiswa dan masyarakat luas tentang restorasi menggunakan Semen Ionomer Kaca metode Atraumatic Restorative Treatment. Jenis restorasi ini bermanfaat besar bagi masyarakat yang terletak di daerah terpencil, karena hanya membutuhkan alat-alat sederhana (hand instrument). SIK ART juga menguntungkan bagi pasien yang mempunyai trauma terhadap ekstraksi dan bunyi bur jika menggunakan dental chair. Dengan tersosialisasinya metode ini, diharapkan dapat menurunkan angka karies pada masyarakat daerah terpencil, karena dapat diakses oleh seluruh kalangan masyarakat.

II.

PEMBAHASAN

II.a. Semen Ionomer Kaca (SIK) Semen ionomer kaca disebut juga ASPA, polyalkenolate. Semen ini merupakan produk dari kombinasi teknologi dari silikat dan zinc polyacrylate dengan meningkatkan properti yang menguntungkan dari keduanya (Soratur,2002).

Komposisi dari SIK ialah: a. Serbuk Alumino-silicate glass Al2O3 SiO2 Fluride fluxes CaF2 AlF3 NaF AlPO4 b. Cairan Larutan aquaeous dari asam polyacrylic 50% (Soratur, 2002) Semen ionomer kaca yang diaplikasikan pada ART juga memiliki banyak keuntungan untuk jaringan gigi, antara lain biokompatibel terhadap jaringan gigi, mudah digunakan, dan biayanya yang terjangkau. Pada awalnya semen ionomer kaca konvensional diterapkan pada ART, tetapi seiring dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, semen ionomer kaca high viscosity fuji IX GC Corporation diindikasikan untuk menjadi bahan restorasi ART yang merupakan bubuk yang bersifat basa berupa aluminofluorosilikat dan cairannnya yang bersifat asam dan melarutkan bubuk, berupa asam poliakrilik dan asam polibasik. Semen ionomer kaca tipe II tidak dianjurkan untuk restorasi klas II dikarenakan sifat semen yang tidak mampu menahan tekanan oklusi pada gigi yang dapat menyebabkan fraktur. Namun, karena karena sifat adhesivenya yang baik, semen ini dapat mencegah karies sekunder dan memungkinkan proses remineralisasi pada gigi. 34,4% 7,3% 3% 9,9% 16,6% 29%

Manipulasi SIK Hal yang perlu diperhatikan adalah ratio powder dan liquid. Langkah awalnya adalah tempatkan sesendok powder di atas paper pad. Tuangkan cairan di atas paper pad tetapi pada tempat yang berbeda. Posisi botol saat menuangkan adalah horizontal dengan tegak lurus.

Lalu bagi powder kedalam beberapa bagian besarnya kira-kira 1,5 cm. Mulai aduk bagian satu persatu kedalam cairan. Campurkan semuanya hingga semua powder tercampur. Pencampuran memerlukan waktu 20-30 detik tergantung dari merek semen ionomer kaca yang digunakan.

Hal-hal yang harus diperhatikan Dalam memanipulasi semen ionomer kaca perlu diperhatikan adalah apakah semen benar benar telah setting dan aman apabila berkontak dengan saliva. Kembalikan dengan segera botol cairan dan serbuk pada posisi semula apabila telah selesai menggunakannya.

Apabila dalam pencampuran melebihi 30 detik dan semen terlihat sudah kering, maka jangan digunakan pada mulut pasien karena akan menyebabkan kurang adhesi pada struktur gigi. Apabila ingin mengulangi, gunakan cairan dan serbuk yang masih baru jangan mengambil dari sisa pencampuran yang sebelumnya. Setiap merek semen ionomer kaca memiliki rasio yang berbeda-beda tergantung pabrik. Maka bacalah petunjuknya sebelum memanipulasi. (Frencken dkk, 1997)

II.b. DEFINISI SIK-ART ART merupakan teknik terbaru dalam kedokteran gigi yang dikenalkan oleh WHO. Teknik ini mengarah pada suatu usaha meminimalkan interversi dalam bidang kedokteran gigi, yang di khususkan pada masalah merawat karies gigi dengan mengambil jaringan gigi yang terdemineralisasi saja serta mengarah kepada pemeliharaan struktur gigi yang sehat sebanyak mungkin. Teknik ini merupakan teknik inovatif, karena cara kerjanya dalam merestorasi suatu tumpatan dapat dilakukan dengan tanpa anastesi dan pengeboran. ART merupakan bagian dari minimal interversi meliputi komponen restoratif dan preventif yang terdiri dari pembersihan kavitas gigi secara manual dengan instrumen tangan dan merestorasinya dengan bahan adhesif yang mampu melepaskan fluoride seperti semen ionomer kaca. Teknik ART ini diaplikasikan dengan bahan dan alat yang cocok dengan keadaan biologis gigi manusia. Semen yang mengandung 28% fluoride, dan beraksi baik secara kimia dengan dentin dan enamel pada gigi. Kandungan fluoride yang sesuai dengan kebutuhan gigi akan menstimulasi proses remineralisasi. Keuntungan dari ART lainnya antara lain terpeliharanya struktur jaringan gigi yang sehat berkaitan dengan ikatan kimiawi dari semen ionomer kaca serta tanpa adanya pengeboran sehingga dapat meminimalisir rasa sakit dan penggunaan anastesi lokal. Dengan adanya teknik ini, khususnya di negara-negara maju, masyarakat dapat dengan mudah melakukan perawatan gigi dan mulut (Tyas,2006).

II.b. PRINSIP SIK-ART 1. Anjuran dalam pengaplikasian SIK-ART Postur dan posisi operator saat bekerja harus dapat memberikan posisi pandangan yang paling baik untuk meilhat ke dalam mulut pasien. Baik pasien dan operator juga harus merasa nyaman. Operator duduk di kursi tak bersandaran,punggung tegak, kedua kaki parallel ke bawah, dan telapak kaki menapak lurus di atas lantai. Bekerja sendiri Operator duduk pada posisi yang tepat di belakang pasien. Sebuah meja kecil untuk meletakkan material dan instrument dapat diletakkan di belakang kepala pasien atau di sebelah kanan operator yang dekat dengan tubuh pasien. Lebih baik lagi jika terdapat asisten yang mendampingi di dekat pasien. Posisi pasien Seperti penanganan oral lainnya, ART juga membutuhkan posisi pasien dan operator yang tepat. Pasien berbaring pada sebuah permukaan datar dan menunjang kenyamanan dan kestabilan tubuh pasien dalam jangka waktu yang lama, seperti tempat tidur dari bamboo atau kayu.

Ket: posisi pasien dan operator

-

Sumber cahaya Sumber cahaya dapat berasal dari sinar matahari ataupun sinar lampu. Sinar lampu lebih dapat diandalkan,karena lebih konstan dan terfokus.

-

Dry operating area Aspek yang sangat penting pada kesuksesan teknik ART adalah kontrol saliva di sekeliling daerah yang sedang dikerjakan. Untuk menjaga kekeringan ini dapat menggunakan cotton wool rolls yang efektif menyerap saliva dan menjaga dari kelembapan.

-

Material dan instrument Instrumen yang tepat harus digunakan pada tiap penanganan. Material yang digunakan juga harus tepat, yaitu setelah mixing berbentuk seperti permen karet. (Hiremath,2007)

-

Area yang Bersih Kavitas harus sangat bersih untuk meningkatkan ikatan kimia dari semen ionomer kaca pada gigi, menggunakan larutan kimia. Yang biasa digunakan untuk membersihkan kavitas ialah kondisioner dentin atau pembersih gigi (Frencken dkk, 1997).

2. Alat yang digunakan pada SIK-ART a. Kaca Mulut. Alat ini digunakan untuk memantulkan cahaya sehingga dapat melihat kavitas secara tidak langsung.

b. Explorer. Digunakan untuk mengidentifikasi letak karies.

c. Sepasang Tweezers. Digunakan untuk memindahkan gulungan kapas, pellet, dll.

d. Spoon Excavator. Digunakan untuk menghilangkan karies pada dentin. Terdapat 3 jenis excavator berdasarkan ukuran: Kecil. Diameternya sekitar 1 mm. Digunakan untuk kavitas berukuran kecil dan membersihkan enamel dentine junction. Medium. Diameternya sekitar 1,5 mm. Digunakan untuk menghilangkan karies pada kavitas yang lebih besar, serta dapat digunakan untuk menekan material pengisi restorasi pada kavitas yang kecil. Large. Diameternya sekitar 2 mm. Digunakan pada kavitas yang besar, dan untuk menghilangkan sisa material restorasi ionomer kaca.

e. Dental Hatchet. Digunakan untuk memperluas jalan masuk pada kavitas, membersihkan sisa lapisan tipis enamel yang tersisa setelah karies pada dentine dibersihkan. Lebar alat ini sekitar 1 mm.

f. Applier/Carver. Dengan kedua sisi, alat ini memiliki 2 fungsi. Ujung yang tumpul digunakan untuk memasukkan semen ionomer kaca kedalam kavitas yang bersih, serta pit dan fissure. Sementara ujung yang tajam digunakan untuk menghilangkan sisa material restorasi.

g. Mixing-Pad dan Spatula. Alat-alat ini penting saat pencampuran semen ionomer kaca. Ada dua tipe mixing-pad, yaitu glass-slab dan disposable paper pad. Spatula dapat terbuat dari metal atau plastic. Spatula yang digunakan harus bengkok sehingga mempermudah saat mencampur serbuk dan air dengan cepat dan tepat.

(Frencken dkk, 1997)

3. Prosedur SIK-ART

Prosedur untuk menghilangkan karies pada one-surface cavities : 1. Letakkan rol kapas disekeliling gigi yang akan dirawat 2. Bersihkan plak dari permukaan gigi dengan pellet kapas basah 3. Keringkan permukaan gigi dengan pellet kapas kering 4. Jika perlu, buat jalan masuk kavitas lebih lebar dengan dental hatchet 5. Bersihkan dentin yang terkena karies dengan excavator dengan dimulai pada enameldentine junction terlebih dahulu. 6. Bersihka juga enamel tipisnya. Pastikan enamel tidak mengandung karies 7. Bersihkan karies dengan pellet kapas basah lalu dengan pellet kapas kering 8. Bersihkan karies di dekat pulpa dengan hati-hati 9. Bersihkan kavitas lagi dengan pallet kapas basah

10. Periksa hubungan gigi yang akan diperbaiki dengan gigi kebalikannya dengan menanyakannya pada pasien 11. Selesaikan prosedur dengan mengeringkan kavitas dengan pellet kapas kering (Hiremath,2007)

Gerakan melingkar excavator

Mematahkan enamel yang tidak didukung dengan hatchet

Perawatan gigi dimulai dengan meletakkan roll kapas di sekeliling gigi yang dirawat. Hal tersebut akan menyerap saliva sehingga menjaga gigi tetap kering. Membersihkan plak dari permukaan gigi akan membuat area karies menjadi lebih jelas. Jika kavitas di permukaan terlalu kecil, lebarkan pintu masuknya, dengan memposisikan pisau dari dental hatchet pada kavitas dan putar instrumen seperti memutar kunci pada gembok. Kemudian karies dapat dibersihkan dengan excavator. Excavator kecil dapat digunakan untuk kavitas yang kecil, sedangkan kavitas yang lebih besar dengan excavator yang besar pula. Soft caries juga penting untuk diangkat semuanya sebelum membersihkan karies didekat pulpa. Mengangkat karies lunak dari enamel-dentine junction mengakibatkan enamel tersebut tidak didukung oleh dentin. Enamel terseubt dengan mudah dapat patah, sehingga patahkan enamel tersebut. Sebelum melakukan prosedur selanjutnya, pastikan semua enamel tipis telah diangkat dan tidak ada karies lagi pada pada enamel (Frencken dkk, 1997).

Prosedur untuk membersihkan kavitas Untuk meningkatkan ikatan kimia dari semen ionomer kaca pada gigi, kavitas harus sangat bersih. Pembersihan hanya dengan kapas basah tidak efektif, sehingga digunakan larutan kimia. Yang mungkin untuk digunakan untuk membersihkan kavitas ialah kondisioner dentin atau pembersih gigi, yang secara khusus digunakan untuk tujuan ini, atau cairan yang disediakan pada semen ionomer itu sendiri (Frencken dkk, 1997).

Kondisioner dentin biasanya menggunakan 10% larutan asam poliakrilik. Dengan satu tetes dari kondisioner digunakan untuk membersihkan seluruh kavitas dengan kapas selama 10-15 detik. Lalu bersihkan kavitas dan fisur paling tidak dua kali dengan kapas yang dimasukkan pada air bersih terlebih dahulu (Frencken dkk, 2010). Penggunaan cairan ionomer kaca dapat digunkana untuk membersihkan kavitas karena mengandung asam yang sama dengan kondisioner dentin. Biasanya larutan tersebut terlalu keras/ kuat sehingga perlu untuk mencairkannya terlebih dahulu, dengan memasukkan kapas pada air lalu sisa air dikeluarkan dengan menyentuhkan pellet dengan kapas kering. Kemudian masukkan pellet tersebut pada setetes cairan ionomer keramik pada slab/pad (Hiremath,2007). Apabila ada suatu kondisi dimana kavitas terkontaminasi dengan darah, hentikan terlebih dahulu pendarahan dengan menekan pellet kapas pada luka. Setelah itu bersihkan kavitas dengan pellet kapas yang dilanjutkan dengan meletakkan roll kapas pada kedua sisi gigi untuk mencegah rekontaminasi (Hiremath,2007).

Langkah-langkah membersihkan kavitas gigi : a. Jika yang digunakan adalah kondisioner 1. Teteskan satu tetes kondisioner pada pad/slab 2. Serapkan tetesan tersebut pada pellet kapas 3. Bersihkan kavitas dan fisur dengan kondisoner selama 10-15 detik 4. Bersihkan kavitas dan fisur paling tidak dua kali dengan pellet kapas yang mengandung air bersih 5. Keringkan kavitas dengan pellet kapas kering 6. Ulangi prosedur 3-5 kali jika kavitas terkontaminasi dengan saliva atau/ dan darah

Pengaplikasian kondisioner dentin pada kavitas gigi

b. Jika menggunakan cairan ionomer kaca sebagai kondisioner dentin 1. Teteskan satu tetes cairan pada slab atau pad 2. Serapkan air bersih pada pellet kapas

3. Keluarkan sisa-sisa air dari pellet kapas dengan menyentuhkannya dengan kapas kering 4. Serapkan pellet kapas tersebut pada tetesan cairan tadi 5. Selanjutnya ikuti prosedur untuk kondisioner dentin pada nomor 3-6 di atas (Hiremath,2007)

Pencampuran dua larutan Proses restoratif pada kavitas Langkah-langkah pemberian bahan restoratif pada kavitas gigi : 1. Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan terlebih dahulu sehingga telah siap untuk digunakan 2. Pastikan gigi dalam keadaan kering saat proses restoratif 3. campurkan material restoratif sesuai dengan prosedur yang ada 4. masukkan campuran tersebut dalam jumlah sedikit terlebih dahulu pada kavitas dan fisur menggunakan carver. Gunakan permukaan bulat pada excavator medium untuk menekan campuran ke permukaan paling dasar dari kavitas. 5. Olesi sarung tangan jari tengah dengan gel petroleum 6. Letakkan jari tengah pada material restoratif, tekan dan pindahkan jari setelah beberapa detik 7. Bersihkan sisa-sisa ionomer kaca yang terlihat dengan excavator medium atau besar 8. Tunggu 1-2 menit sampai material dirasa telah keras, serta tetap menjaga gigi agar tetap dalam keadaan kering 9. Periksa apakah restorasi terlalu tinggi dengan kertas artikulasi, jika terlalu tinggi gunakan carver untuk menguranginya 10. Gunakan lapisan baru dari gel petroleum 11. Ambil roll kapas 12. Beritahu pasien untuk tidak makan dalam 1 jam kedepan (Frencken dkk,1997)

Pastikan gigi tetap dalam keadaan kering saat melakukan proses restoratif. Jika perlu ganti roll kapas dengan yang baru. Pastikan semua alat dalam keadaan siap dipakai, lalu campurkan ionomer kaca sesuai dengan prosedur yang ada. Masukkan campuran pada kavitas dengan jumlah yang sedikit menggunakan ujung blunt pada carver, sehingga dapat mencegah adanya gelembung udara. Tekan campuran material sampai ke dasar kavitas dan dibawah enamel yang bergantung. Oleskan sedikit gel petroleum pada jari tengah yang menggunakan sarung tangan dan tekan material restoratif pada kavitas, hal ini disebut teknik penekanan menggunakan jari (the press-finger technique). Setelah beberapa detik angkat jari dari kavitas. Waktu yang digunakan untuk mulai mencampur material hingga mengangkat jari dari kavitas tidak boleh lebih dari satu menit. Kemudian bersihkan material yang berlebih dengan excavator medium atau besar dengan cepat. Jangan ganggu material ketika periode pengerasan dan jaga agar gigi tetap dalam keadaan kering. Setelah satu sampai dua menit gunakan kertas artikulasi untuk mengetahui apakah tumpatan tidak terlalu tinggi. Tumpatan yang terlalu tinggi dikurangi dengan menggunakan carver. Yang terakhir, lapisi restorasi ART dengan lapisan baru dari gel petroleum dan ambil roll kapas pada mulut. Dengan demikian proses restorasi telah selesai. Beritahu pasian egar tidak makan dalam satu jam ke depan (Frencken dkk, 1997).

Kavitas diisi dengan material restoratif

Menekan material restoratif dengan jari sehingga sisa material terlihat

Membersihkan sisa material yang berlebih

4. Alasan Memakai Hand-Instrument Kelebihan perawatan dengan instrument tangan ialah : 1. menjadikan perawatan terhadap gigi dapat diakses oleh semua orang 2. Penggunaan pendekatan biologis, yang membutuhkan preparasi kavitas yang minimal sehingga mengurangi efek suara akibat alat dan juga jaringan gigi, mengurangi trauma pada gigi. 3. Harganya yang lebih murah daripada instrumen elektrik. 4. Pembatasan rasa sakit, sehingga mengurangi kebutuhan anestesi hingga tingkat minimum. Juga mengurangi trauma pada pasien. 5. Memudahkan control terhadap infeksi ; instrument tangan dapat dengan mudah di sterilkan setelah penggunaan pada tiap pasien. (Hiremath,2007)

5. Alasan Memakai Semen Ionomer Kaca Semen Ionomer Kaca suatu bahan yang dipilih dalam teknik Atraumatic Restorative Treatment (ART). Beberapa percobaan klinik menunjukkan bahwa tingkat ketahanan Semen Ionomer Kaca sebanding dengan amalgam. Disamping itu pemakaian Semen Ionomer pada Atraumatic Restorative Treatment (ART) lebih praktis karena sering tidak membutuhkan obat bius. Nilai keefektivitasannya sama dengan amalgam. Semen Ionomer Kaca digunakan sebagai bahan restorasi akhir dalam low-stress area dan harus dilindungi oleh resin komposit atau amalgam di high-stress area. Semen Ionomer Kaca sering dikenal sebagai bahan biomimetic, karena sifat mekaniknya sama dengan dentin. Ini bersama-sama dengan manfaat penting dari pelekatan dan pelepasan fluoride memberikannya materi ideal dalam situasi restorasi (Tyas, 2006). Semen ionomer Kaca (SIK) merupakan material restorasi yang terdiri dari bubuk kaca dan cairan asam polialkenoat. Termasuk dalam klasifikasi keramik dengan kandungan SiO2 pada partikel kacanya, biokompatibel dan melepas ion-ion merupakan properti SIK yang dapat berpotensi sebagai material yang bioaktif. Biokompatibilitas SIK mengindikasikan bahwa material ini dapat diterima oleh tubuh tanpa adanya penyimpangan biologis.

Biokompatibilitas SIK dianggap cukup baik karena asam poliakrilik bersifat lemah dan tidak mampu berdifusi kedalam dentin karena berat molekunya besar. SIK dapat ditoleransi dengan baik oleh jaringan periapikal

Beberapa alasan sebagai pertimbangan penggunaan SIK dibanding semen yang lain : SIK memberikan estetik yang baik, terutama sebagai restorasi pada gigi anterior. SIK memiliki solubility (kelarutan) lebih rendah dari silikat. Berdasarkan tes terhadap kavitas mulut SIK memiliki resistensi tinggi terhadap degrades dibandingkan dengan semen lainnya. SIK berikatan kimia dengan enamel dan dentin, sehingga dapat digunakan khusus sebagai bahan restorasi cavitas kelas III dan kelas V dan juga untuk restorasi daerah gingival. Semen glass ionomer bersifat antikariogenik, yaitu dapat mencegah terjadinyakaries seperti halnya semen silikat. Hal ini dikarenakan terjadi pembebasanflouride oleh semen. Demikian halnya dengan enamel yang berkontak denganrestorasi semen tersebut, akan memperoleh flouride sehingga dapatmeningkatkan daya tahan terhadap asam. Berdasarkan survei terhadap 1700 pengguna restorasi semen glass ionomer selama 2-7 tahun, dilaporkan hanyaterjadi satu kejadian karies sekunder pada restorasi tersebut. dalam pelajaran tentang restorasi kelas V, jarang dilaporkan terjadinya karies pada restorasi yang menggunakan semen glass ionomer. Berdasarkan struktur histologisnya, semen glass ionomer bersifat biocompatible.Semen ini memiliki ketahanan lebih tinggi terhadap reaksi pulpa daripada zincoxida-eugenol, tetapi lebih rendah daripada semen zinc phospate.

II.c. Aplikasi Rasional SIK-ART Atraumatic restorative treatment dapat digunakan dengan baik pada one-surface cavities, terutama pada gigi permanen. Hasil studi lapangan di Thailand dan Zimbabwe menunjukkan bahwa 71% dan 85% restorasi ART tersebut masih dalam kondisi baik setelah 3 tahun. Diharapkan ART juga dapat bertahan sama baiknya pada one-surface cavities di gigi decidui (Hiremath, 2007). Durasi maksimum sebuah restorasi bertahan pada gigi permanen adalah sekitar 6-7 tahun. Restorasi ART membantu memelihara pola erupsi gigi alami dan mencegah terjadinya gangguan pada posisi gigi permanen pengganti gigi sebelumnya (Hiremath, 2007) Keberhasilan ART pada multiple-surface cavities sangat bergantung pada ukuran kavitas dan material restorative yang digunakan. Kavitas multiple-surface ukuran kecil sampai

sedang dapat diatasi dengan lebih baik menggunakan ART dibandingkan dengan kavitas ukuran besar (Hiremath, 2007). Penelitian di sekolah-sekolah di Syria menunjukkan bahwa restorasi ART dengan semen ionomer kaca kekentalan tinggi, dapat bertahan lebih lama dibandingkan restorasi amalgam pada gigi permanen anak-anak usia 7,5 tahun setelah 6,3 tahun (J.E Frencken et al, 2006). Pada penelitian lansia usia 60 tahun ke atas di Hong Kong, restorasi semen ionomer kaca yang dapat bertahan 12 bulan digunakan pada permukaan akar dengan teknik ART. Hasilnya, ketahanannya cukup tinggi dan dapat dibandingkan dengan berbagai jenis restorasi yang sudah ada sebelumnya. Diperkirakan jika restorasi dapat bertahan 36 bulan, maka teknik ART dapat dipertimbangkan untuk digunakan pada praktik dental sebagai jenis restorasi lain yang dapat merestorasi lesi karies di bagian akar gigi (Lo,Y et al, 2006).

II.d. Kelebihan dan Kekurangan SIK-ART Kelebihan Semen Ionomer Kaca ART 1. ART memberikan perawatan terhadap gigi yang rusak, yang tidak berbahaya, murah, dan dapat mecegah ekstraksi pada hampir semua kasus. 2. ART berdasarkan pada pengetahuan modern tentang penggunaan teknik yang minimal, sehingga meminimalisir pencabutan gigi. 3. Karena teknik ini merupakan prosedur yang tidak berbahaya, maka sangat potensial digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang mengalami ketakutan terhadap perawatan gigi. 4. Teknik ini juga memberikan opsi penyembuhan pada kelompok yang memerlukan perhatian khusus dalam masyarakat, seperti orang-orang dengan kekurangan mental ataupun fisik, dan juga orang-orang dengan usia lanjut. (Rao, 2008) Kekurangan semen ionomer kaca-ART 1. ART hanya diterapkan pada kavitas yang mencapai dentin dan tanpa kelainan jaringan pulpa. 2. Kerugiannya tingkat keausannya tinggi dan kekuatannya kurang

III.

KESIMPULAN SIK-ART merupakan suatu teknik merawat karies gigi dengan mengambil jaringan

gigi yang terdemineralisasi saja serta mengarah kepada pemeliharaan struktur gigi yang sehat sebanyak mungkin. Teknik ini merupakan teknik inovatif, karena cara kerjanya dalam merestorasi suatu tumpatan dapat dilakukan dengan tanpa anastesi dan pengeboran. Pelaksanaan SIK-ART dilakukan pada daerah yang dalam keadaan tanpa adanya listrik, pada Negara yang sedang berkembang, dan pada masyarakat yang tidak dapat menjangkau mahalnya perawatan gigi. Dalam pengaplikasiannya, SIK-ART mempunyai trik-trik khusus agar dokter dan pasien terasa nyaman ketika melakukan perawatannya, seperti posisi dokter dan pasien yang tepat, pencahayaan yang cukup dan jelas, serta material yang tepat untuk restorasi gigi pasien. Ketika dalam proses merestorasi, prosedur yang dilaksanakan pun juga perlu dipahami dengan cermat, dari proses membuka/ membersihkan karies, mengsterilisasi lubang kavitas, hingga melakukan restorasi gigi dengan material yang telah dipersiapkan. Pemakaian hand instruments dan semen ionomer kaca sebagai peralatan dan material utama menyebabkan teknik SIK-ART mudah untuk diaplikasikan. Hand instrument mempunyai keuntungan dapat dilakukan dimana pun tanpa menggunakan peralatan kedokteran gigi elektrik. Sedangkan meterial SIK digunakan karena kekuatann dan keawetannya yang sama atau bahkan lebih dari ketahanan amalgam. Pada dasarnya penggunaan SIK ART dalam dunia kedokteran gigi sangat membantu. Penggunaan SIK ART baik pada perawatan gigi yang rusak akibat karies maupun penyakitpenyakit yang lain. Teknik ini juga aman apabila digunakan pada anak-anak. Intinya, SIK ART dapat menjadi alternatif baru bagi dunia kedokteran gigi.

IV.

DAFTAR PUSTAKA

Frencken, J.E. et al. 2006. Survival of ART and Amalgam Restorations in Permanent Teeth of Children after 6.3 years. Radboud: J Dent Res 85(7):622-626. Hiremath, S.S. 2007. Textbook of Preventive Community Dentistry. Elsevier. India. Lo,Y et al. 2006. ART and Conventional Root Restorations in Elders after 12 Months. Hong Kong: J Dent Res 85(10):929-932. Lopez, N., Rafalin, S.S., and Berthold, Peter. 2005. Atraumatic Restorative Treatment for Prevention and Treatment of Caries in an Underserved Community. American Journal of Public Health vol. 95 no. 8. Rao, Arathi.2008.Principles and Practice of Pedodontics 2nd Edition. Jaypee Brothers Medical Publishers Ltd: New Delhi. Soratur. 2002. Essentals of Dental Materials. Jaypee Brothers Medical Publishers Ltd: New Delhi. Tyas, Martin J. 2008. Journal of Minimum Intervention in Dentistry Clinical Permormance of Glass-Ionomer Cements. J Minim Interv Dent Australia 14: 10-13.