MAKALAH BIOETIKA Pangan Transgenik: Harapan Baru atau Janji Palsu? dosen pembimbing: DR. MUHAMMAD SAHLAN oleh : KELOMPOK 8 DANI KARNAEN (0906640766) EVI LUTFIANI (0906640785) M. RIZKY PUTRA P. (0906640860) TEKNOLOGI BIOPROSES DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2012
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
tersebut akan menghemat biaya karena tidak perlu melakukan pengujian kesehatan dan
keamanan terhadap manusia dan lingkungan. Sehingga produk transgenik tersebut dapat
lebih cepat dipasarkan dan akan memiliki waktu paten yang lebih lama karena tidak
perlu diadakan pengujian. Namun, ketika berbicara dengan lembaga hak cipta atau paten,
perusahaan transgenik berkata bahwa tanaman ini dahulunya hanyalah angan-angan
belaka yang sekarang telah terwujud sehingga tanaman tersebut layak untuk dipatenkan.
Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan harga pada para petani atas benih
tersebut karena perusahaan lain tak dapat menciptakan benih yang sama. Pernyataan
tersebut membuat perusahaan dapat menjual benih transgeniknya dengan harga jual yang
lebih tinggi karena benih transgenik memiliki sifat khas yang berbeda. Adanya hak patenmemungkinkan perusahaan untuk memonopoli penjualan benih dari jenis yang telah
dipatenkan selama masa waktu 20 tahun, termasuk masa penelitian benih tersebut.
Akibat adanya monopoli tersebut, keunggulan pangan transgenik sebagai
alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan di dunia patut dipertanyakan. Sebab,
adanya pangan transgenik ini hanya menguntungkan pihak-pihak yang memproduksi
benih transgenik tersebut, sementara masyarakat dan petani akan semakin dirugikan. Hal
ini disebabkan karena benih transgenik tersebut tidak diuji dengan baik sehingga
masyarakat tidak tahu apakah tanaman transgenik yang mereka konsumsi itu benar-benar
aman. Di sisi lain, para petani akan semakin merugi karena harus membeli benih yang
dipatenkan dengan harga yang lebih mahal, dimana benih tersebut juga tidak diuji
kelayakannya sehingga beresiko menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan
tempat petani tersebut tinggal dan bercocok tanam dalam jangka waktu yang lama.
Lalu, sebenarnya apa itu tanaman transgenik? Tanaman transgenik adalah
tanaman yang tumbuh dari benih yang telah dimodifikasi oleh perusahaan multinasional
asing. Perusahaan-perusahaan tersebut mempromosikan bahwa benih transgenik akan
memberikan hasil panen yang lebih tinggi serta lebih berkualitas, tahan serangan hama
dan virus, tahan herbisida, serta berbagai keuntungan lainya bagi petani dan konsumen
yang menanamnya. Dari sini kita dapat melihat bahwa promosi ini membuat orang
menjadi tergantung kepada benih dan panen yang dihasilkannya. Padahal, benih dan
produk makanan transgenik tersebut memiliki banyak potensi efek samping yang
Pada tahun 1978 pendeta Inggris yang namanya Thomas Robert Malthus menerbitkan
sebuah buku yang berjudul “ An Essay on the Principle of Population as it Affects the
Future Improvement of Society”. Pokok tesis Malthus ini adalah pemikiran bahwa
pertumbuhan penduduk cenderung melampui pertumbuhan persediaan makanan. Malthus
menyuguhkan idenya dalam bentuk yang cukup kaku. Dia bilang, penduduk cenderung
tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya)
sedangkan persediaan makanan cenderung bertumbuh secara "deret hitung" (misalnya,
dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya).
Oleh sebab itu, Rekayasa Genetika pada tanaman pangan, diklaim merupakan salah satu
alternative pemecahan masalah tersebut. Dengan Rekayasa Genetika yang diterapkan
pada tanaman pangan telah berhasil mendapatkan bibit-bibit yang unggul dibandingkan
dengan strain asalnya. Namun, saat ini slogan anti GMO dan kembali ke alam semakinmenguat, terutama disebabkan adanya dampak-dampak negative dari produk-produk
GMO khususnya pada pangan.
Sehingga sejak tahun 1988-1992 terdapat perselisihan antara negara-negara di dunia,
karena GMO ini melibatkan Perdagangan antar negara yakni Ekspor dan Impor, Negara-
negara liberal (pendukung GMO) yang di pimpin oleh USA, Argentina, kanada dan
Brazil memiliki paham yang berbeda dengan negara yang menentang penggunaan GMO
yakni negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa dan mulai mempengaruhi semua
negara-negara di Dunia. Oleh karena itu banyak diadakan konferensi yang menghasilkan
kesepakatan atau Protokol dan yang paling populer adalah Cartagena Protocol on
Biosafety (CPB).
Sementara itu di Indonesia sendiri melalui Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999
tentang Label dan Iklan Pangan yang salah satu isinya adalah mewajibkan pelabelan
produk GMO yang masuk ke Indonesia. Sedangkan badan yang bertugas sebagai
“Peternakan 2020: Revolusi Pangan Masa Depan”). Hal ini disebabkan oleh
bertambahnya jumlah penduduk dunia, meningkatnya kesejahteraan hidup dan
meningkatnya kesadaran gizi masyarakat dunia. Namun, peningkatan kebutuhan pangan
hewani ternyata tidak diikuti oleh ketersediaan pangan hewani secara murah, merata dan
terjangkau. Teknologi budidaya peternakan konvensional dan pertumbuhan populasi
ternak yang cenderung lambat merupakan salah satu faktor penyebabnya. Oleh karena itu,
aplikasi bioteknologi diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam memacu
pertumbuhan populasi ternak dan meningkatkan mutu pangan hewani.
Aplikasi bioteknologi peternakan dilakukan pada tiga bidang utama, yaitu
bioteknologi reproduksi (inseminasi buatan, transfer embrio dan rekayasa genetik),bioteknologi pakan ternak dan bioteknologi bidang kesehatan hewan. Bioteknologi
peternakan dapat digunakan untuk mempercepat pembangunan peternakan melalui
peningkatan daya reproduksi dan mutu genetik ternak, perbaikan kualitas pakan dan
kualitas kesehatan ternak. Salah satu contoh bioteknologi di bidang peternakan adalah
diciptakannya hewan transgenik. Hewan transgenik merupakan suatu alat riset biologi
yang potensial dan sangat menarik karena menjadi model yang unik untuk mengungkap
fenomena biologi yang spesifik. Menurut Federation of European Laboratory Animal
Association, hewan transgenik adalah hewan yang dengan sengaja telah dimodifikasi
genome nya dan gen disusun dari suatu organisme yang dapat mewarisi karakteristik
tertentu. Terdapat dua alasan umum mengapa hewan transgenik tetap diproduksi:
Beberapa hewan transgenik diproduksi untuk memiliki sifat ekonomis spesifik.
Misalnya, ternak transgenik diciptakan untuk memproduksi susu yang mengandung
protein khusus manusia, dimana mungkin dapat membantu dalam perawatan penyakit
pembengkakan paru-paru karena pembuluh darah pada manusia.
Hewan transgenik lainnya diproduksi sebagai model penyakit (secara genetik hewan
dimanipulasi untuk menunjukkan gejala penyakit sehingga perawatan efektif dapat
dipelajari). Sebagai contoh, seorang ilmuwan Harvard membuat terobosan besar
secara ilmiah ketika mereka diterima sebuah paten US untuk keahlian tikus secara
genetik, dimana tikus membawa gen yang mengembangkan variasi kanker manusia.
Pada umumnya, pengembangan ternak transgenik mampu mengatasi kekurangan
praktek pembiakan ternak secara tradisional yang membutuhkan waktu yang lama
makan orang di seluruh dunia, dan dalam kaitannya dengan bahan bakar yang berasal dari
tanaman (biofuel) dapat mengakhiri ketergantungan kita pada minyak.
Kebanyakan tanaman hasil RG tidak memberikan hasil produksi yang lebih besar,
nutrisi yang lebih baik, atau manfaat kesehatan lainnya seperti yang dikatakan para
penanam modalnya. Bahkan sejauh ini hasil tanaman RG tidak menolong kaum miskin
atau memecahkan masalah kelaparan dan hanya diciptakan agar dapat menjual lebih
banyak pestisida dan pupuk yang dibuat oleh perusahaan sama yang juga memproduksi
dan menjual benih-benih RG. Dapat dikatakan bahwa bahan pangan RG menawarkan
sebuah solusi teknis bagi masalah sosial yakni kelaparan, yaitu berupa benih-benih buatan
manusia dengan harga mahal. Begitu para petani mulai tergantung pada benih, pestisidadan pupuk yang mereka perlukan untuk menanam bahan pangan ini, angka kelaparan
justru meningkat, bukan menurun. Hal ini menyebabkan ketersediaan dan kedaulatan
pangan berkurang.
Dalam prinsip penanaman yang berkelanjutan, menanam tanaman RG lebih mahal
dibandingkan dengan menanam tanaman tradisional karena biasanya petani harus
membeli benih RG setiap tahun beserta pupuk dan pestisidanya yang mahal dan tidak
dapat menyimpan benih dari tanaman sebelumnya, seperti yang biasa dilakukan.
Tanaman RG juga membutuhkan biaya-biaya tak terduga lainnya karena kandungan
nutrisinya rendah serta dapat merusak lingkungan. Salah satu contoh produk GMO dari
tanaman adalah diciptakannya beras emas (golden rice), yaitu beras yang ditambahkan
vitamin A untuk melengkapi kebutuhan vitamin dan mengurangi angka kebutaan di
dunia.
Di seluruh dunia, jutaan orang buta karena kekurangan vitamin A dalam menu
makannya. Sebagai jalan keluar dari masalah ini, dikembangkanlah beras jenis baru hasil
RG yang mengandung vitamin A dan dinamakan Beras Emas. Perusahaan yang
memproduksinya akan menjual kepada petani di seluruh Asia, dimana beras adalah
makanan utama, dan kebutaan karena kekurangan vitamin A merupakan masalah serius.
Perusahaan itu berharap petani akan menanam Beras Emas dan meninggalkan varietas
beras tradisional mereka.
Namun, Beras Emas tidak akan bisa mencegah orang dari kebutaan. Kebutaan yang
diujikan kesembuhannya dengan Beras Emas ini bukan disebabkan oleh kekurangan
Dampak negatif yang dimaksud adalah segala resiko yang ditimbulkan oleh
keberadaan GMO di lingkungan dan di masyarakat. Sedangkan resiko yang perlu
diperhatikan dari pengembangan GMO yaitu kemungkinan terjadinya gangguan pada
keseimbangan ekologi, terbentuknya resistensi terhadap antibiotik, dikuatirkan dapat
terbentuknya senyawa toksik, allergen atau terjadinya perubahan nilai gizi. Proses
pembuatan GMO (bioteknologi) dapat dimungkinkan terjadinya perubahan senyawa pada
organisme yang bersangkutan, sehingga dapat menjadi toksin. Gen baru yang dihasilkan,
atau peningkatan kadar hasil produksi dari gen yang sudah ada, dapat menyebabkan
metabolisme dari organisme yang dimodifikasi sehingga meningkatkan formasi toksin
yang sudah ada atau bahkan menimbulkan fomasi toksin baru. Produk gen tersebut jugadapat berperan sebagai substrat untuk biosintesa toksin dengan organisme yang
dimodifikasi. Hal ini penting untuk diingat bahwa bahaya-bahaya potensial tersebut ada
jika susunan gen dari organisme berubah, apakah melalui penanaman secara
konvensional, mutagenesis atau oleh bioteknologi.
Dampak negatif produk rekayasa genetika (RG) terhadap kesehatan
Beberapa dampak produk RG terhadap kesehatan sudah diketahui karena menusia
menjadi sakit setelah mengkonsumsinya. Gangguan kesehatan lainnya baru dicurigai
tetapi belum terbukti. Untuk mengetahui dengan pasti dampak produk RG terhadap
kesehatan akan membutuhkan penelitian beberapa tahun. Para ilmuwan sudah melakukan
beberapa studi yang memperlihatkan bahwa produk RG kemungkinan memang
menimbulkan masalah kesehatan, seperti:
a) Alergi
Makanan yang dibuat dari produk RG mengandung unsur-unsur yang sebelumnya
tidak pernah dimakan. Hal ini membuat tubuh manusia bereaksi buruk terhadap
makanan ini. Kita tidak dapat mengetahui sebelumnya unsur apa yang terdapat di
dalam produk RG yang menyebabkan alergi sehingga orang dapat menjadi alergi
terhadap beberapa makanan yang biasa dimakan.
b) Meningkatnya kasus keracunan pestisida
Kebanyakan produk RG akan tumbuh baik hanya jika ditambahkan sejumlah besar
bahan kimia. Bahkan beberapa benih RG sudah didesain untuk mengandung pestisida.
Penggunaan pestisida yang terbatas akan memberi manfaat kepada petani, tetapi
Tepung sari dari tanaman RG tertiup angin dan menyebar ke tanaman lain yang
serupa. Tetapi karena tanaman RG masih baru, maka tidak ada yang tahu pasti
bagaimana efek jangka panjang yang dapat ditimbulkannya.
4. Tahap pemasaran produk GMO
Untuk memasuki pasar Indonesia, produk GMO harus lulus tahap pengkajian yang
dilakukan oleh komisi keamanan pangan dari badan POM. Pengkajian produk rekayasa
genetika harus mengikuti protokol baku yang mengacu pada PP No 21 tahun 2005
berkenaan dengan keamanan hayati pangan produk rekayasa genetika. Peraturan dan
regulasi wajib ditaati oleh pemohon dan tim teknis yang terlibat dalam proses pengkajian.Regulasi yang ditetapkan agar produk GMO dapat masuk di pasaran mencakup data-data
pengujian yang berkenaan dengan
keamanan produk rekayasa genetika
prosedur dan mekanisme pengkajian keamanan pangan, dan
keputusan mengenai produk rekayasa genetika yang diajukan
Mekanisme pengajuan pangan PRG untuk dikaji adalah sebagai berikut:
1)
Pihak yang akan mengedarkan/memasarkan pangan produk rekayasa genetikamengajukan permohonan kepada Komisi Keamanan Pangan BPOM/Kementrian
2) Proponen mengisi permohonan sesuai format dan menjawab semua pertanyaan yang
diajukan.
3) Ketidaklengkapan berakibat pada pengembalian dokumen, yang harus diisi ulang dan
diajukan kembali dalam tempo 14 hari
4) Jika dalam waktu 60 hari tidak ada respon masyarakat, maka produk rekayasa tersebut
dapat diterima masyarakat
5) Komisi keamanan pangan memberikan rekomendasi kepada badan POM berdasarkan
evaluasi tim teknis dan masukan masyarakat
6) Laporan kepada BPOM
a. Produk RG di disetujui: berhak memperoleh sertifikat keamanan pangan
b. Produk RG tidak memenuhi persyaratan: ditolak
7) Sertifikat dan rekomendasi digunakan sebagai dasar bagi pemasaran dan distribusi
netral dan menghargai hak konsumen untuk mengetahui komponen bahan pangan yang
dikonsumsinya, termasuk pangan hasil rekayasa genetika.
Selain itu, terdapat Undang-undang Nomer 8 tahun 1999 tentang Badan Perlindungan
Konsumen Nasional/BPKN yang mempunyai kewajiban untuk melakukan penelitian pada
makanan dan ataupun jasa sehubungan dengan perlindungan konsumen. Fungsi dari badan ini
ialah untuk memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah berkaitan dengan
peningkatan perlindungan konsumen di Indonesia, termasuk didalamnya perlindungan
terhadap konsumen yang berkaitan dengan penggunaan produk-produk GMO.
7. Respon Masyarakat Indonesia Tentang GMO
Perkembangan GMO di Negara ini membuat kontroversi ditingkat masyarakat,banyak
masyarakat yang menolak kehadiran produk rekayasa tersebut namun banyak pula yang
menyetujuinya. Alasan masyarkat yang menolak adalah karena mereka berpendapat bahwa
produk GMO kurang aman untuk dikonsumsi, walaupun badan organisasi dunia seperti WHO
dan FDA telah mengatakan bahwa produk GMO aman. Mereka berpikir bahwa dampak
negatif yang dihasilkan GMO tidak terasa langsung tapi baru dapat dirasakan dikemudianhari seperti untuk generasi kita selanjutnya. Hal ini dikarenakan tanaman tersebut telah
disispi gen asing yang dapat mengganngu system gen dalam tubuh kita jika dibiarkan terus
menerus. Mereka juga berpendapat bahwa tanaman rekayasa seperti GMO akan
menimbulkan hama yang akan resisten terhadap pestisida maupun herbisida. Hal ini
dikarenakan GMO bukan tanaman super yang selalu kuat terhadap serangan hama dan selalu
ada resisten terhadap serangan hama yang tidak seharusnya menyerang tanaman tersebut
dikarenakan rekayasa tersebut. Kemudian mereka juga berpikir bahwa bibit GMO akan
merugikan petani dikarenakan penjualan bibit GMO dikuasai pihak swasta dan petani harus
terus membeli bibit dikarenakan sifat unggul tidak selalu diturnkan pada generasi berikutnya.
Disamping itu beberapa pihak mendukung akan perkembangan GMO di negeri ini,
contohnya adalah Departemen Pertanian dan Departemen Riset dan Teknologi yang sangat
mendukung. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan pangan di Indonesia meningkat dan
Indonesia merupakan Negara yang memiliki biodiversity gen yang besar sehingga memenuhi
untuk perkembangan teknologi rekayasa pangan dan menghasilkan pangan yang memiliki
kemampuan lebih. Selain itu dampak penggunaan tanaman GMO mengurangi penggunaan
pestisida sehingga lebih ramah lingkungan.
8. Regulasi GMO dari Lembaga-lembaga International
Permasalahan regulasi GMO didunia dimulai saat tahun 1988-1992 terdapat
perselisihan antara negara-negara karena GMO ini melibatkan Perdagangan antar negara
yakni Ekspor dan Impor, Negara-negara liberal (pendukung GMO) yang di pimpin oleh
USA, Argentina, kanada dan Brazil memiliki paham yang berbeda dengan negara yang
menentang penggunaan GMO yakni negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa dan
mulai mempengaruhi semua negara-negara di Dunia. Kemudian pada tahun 1992 UnitedNation Converence on Environment and Development (UNCED) mengadakan pertemuan
yang dikenal dengan Earth Summit dan menghasilkan The Rio Declaration on
Environment and Development yang terdiri dari 27 prinsip dasar. Untuk Melengkapinya
maka diadakan kembali Konferensi International pada 29 januari 2000 untuk membahas
masalah ini yang dihadiri oleh lebih dari 140 negara yang terdiri dari 5 kelompok dan dan
organisasi-organisasi internasional yang terlibat yaitu Organization Economic
Cooperation and Development (OECD), World Trade Organization (WTO), WHO,
ICGEB, UNDP, UNEP, FAO, dan UNIDO yang diadakan di Cartagena, Kolombia.
Konferensi yang dikenal dengan nama Cartagena Protocol on Biosafety (CPB) yang
terdiri dari 40 Prinsip dasar dan dibawah WTO dihasilkan perjanjian the Agreement on
the Aplication of Sanitary and Physanitary Measures (SPS Agreement) Agreement on
Technical Barriers to Trade (TBT Agreement), dan the Agreement on Trade-Related
Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs).
Selanjutnya demi melengkapi Protokol tersebut maka pada tanggal 23-27 Februari di
Kuala Lumpur, Malaysia dan 15 Oktober 2010 di Nagoya, Jepang sehingga dikenal
dengan “Nagoya – Kuala Lumpur Supplementary Protocol On Liability And Redress To
The Cartagena Protocol On Biosafety” yang terdiri dari 21 Prinsip dasar tambahan.
pertama dan hanya untuk memaksakan larangan pada "Budidaya, Perbanyakan,
Meningkatkan, dan Berkembang dari Genetically Modified Organisms", ukuran
yang lewat dengan mayoritas 57%.
Kanada adalah salah satu produsen terbesar di dunia GM canola dan juga tumbuh
GM jagung, kedelai dan gula bit. kesehatan Kanada, berdasarkan Undang-Undang
Makanan dan Obat-obatan, dan Inspeksi Badan Makanan Kanada bertanggung
jawab untuk mengevaluasi keamanan dan nilai gizi dari makanan rekayasa
genetika. Produsen dan importir memasok data untuk Kesehatan Kanada untuk
penilaian keamanan, yang meliputi komposisi, potensi beracun dan alergi, nutrisi,efek sekunder potensi dan masalah biologi lainnya. Keputusan ini kemudian
dibuat apakah akan menyetujui produk untuk rilis bersama dengan pembatasan
atau persyaratan. Pelabelan makanan GM adalah sukarela. Peraturan Kanada
ditinjau oleh Komite Penasehat Bioteknologi Kanada antara tahun 1999 dan 2003,
dengan kesimpulan bahwa tingkat saat regulasi cukup memuaskan. Komite ini
dituduh oleh kelompok lingkungan dan warga tidak mewakili spektrum penuh
kepentingan publik dengan hanya memiliki satu anggota dewan yang mewakili 20
organisasi non-pemerintah dan karena terlalu erat selaras dengan kelompok
industri.
Meksiko Pada 15 Februari 2005, setelah berkonsultasi Academy Meksiko of
Sciences, mengesahkan undang-undang yang memungkinkan penanaman dan
penjualan tanaman yang dimodifikasi secara genetik. Undang-undang
mengharuskan semua produk rekayasa genetika untuk diberi label sesuai dengan
pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan. Awalnya hanya GM
kapas dan kedelai ditanam di Meksiko, namun pada tahun 2009 pemerintah
memberlakukan ketentuan hukum untuk pengaturan jagung rekayasa genetika
Meksiko adalah pusat keanekaragaman untuk jagung dan kekhawatiran telah
dikemukakan mengenai dampak genetik jagung dimodifikasi bisa. terhadap strain
Aplikasi bioteknologi peternakan dilakukan pada tiga bidang utama, yaitu
bioteknologi reproduksi (inseminasi buatan, transfer embrio dan rekayasa genetik),
bioteknologi pakan ternak dan bioteknologi bidang kesehatan hewan. Bioteknologi
peternakan dapat digunakan untuk mempercepat pembangunan peternakan melalui
peningkatan daya reproduksi dan mutu genetik ternak, perbaikan kualitas pakan dan
kualitas kesehatan ternak. Salah satu contoh bioteknologi di bidang peternakan adalah
diciptakannya hewan transgenik. Hewan transgenik merupakan suatu alat riset
biologi yang potensial dan sangat menarik karena menjadi model yang unik untuk
mengungkap fenomena biologi yang spesifik. Menurut Federation of European
Laboratory Animal Association, hewan transgenik adalah hewan yang dengan sengajatelah dimodifikasi genome nya dan gen disusun dari suatu organisme yang dapat
mewarisi karakteristik tertentu. Terdapat dua alasan umum mengapa hewan
transgenik tetap diproduksi:
Beberapa hewan transgenik diproduksi untuk memiliki sifat ekonomis spesifik.
Misalnya, ternak transgenik diciptakan untuk memproduksi susu yang
mengandung protein khusus manusia, dimana mungkin dapat membantu dalam
perawatan penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darah pada
manusia.
Hewan transgenik lainnya diproduksi sebagai model penyakit (secara genetik
hewan dimanipulasi untuk menunjukkan gejala penyakit sehingga perawatan
efektif dapat dipelajari). Sebagai contoh, seorang ilmuwan Harvard membuat
terobosan besar secara ilmiah ketika mereka diterima sebuah paten US untuk
keahlian tikus secara genetik, dimana tikus membawa gen yang mengembangkan
variasi kanker manusia.
Pada umumnya, pengembangan ternak transgenik mampu mengatasi kekurangan
praktek pembiakan ternak secara tradisional yang membutuhkan waktu yang lama
untuk memodifikasi genetik. Oleh karena itu, terdapat beberapa dampak positif
pengembangan ternak transgenik ini baik untuk peternakan maupun untuk manusia.
Hewan transgenik dapat digunakan sebagai terapi gen dan merupakan model
untuk pertumbuhan, immunologis, neurologis, reproduksi dan kelainan darah
Untuk pengembangan obat-obatan dan pengetasan produk
Pengembangan produk baru melalui “molecular farming” yaitu mengubah sifat
hewan menjadi produk tertentu yang dibutuhkan manusia seperti hemoglobin
dengan cara mengintroduksi gen ke dalam hewan tersebut
Pada peternakan, pemanfaatan teknologi transgenik memungkinkan
diperolehnya ternak dengan karakteristik unggul
Aplikasi teknologi transgenik pada hewan seperti sapi dapat membuatnya
memproduksi susu yang banyak dan rendah laktosa serta kolesterol, babi dan
unggas dapat menghasilkan daging yang lebih banyak, dan domba yang
memiliki wool yang tebal.
Teknologi transgenik dapat membuat hewan lebih resisten terhadap penyakit,
misalnya pada babi yang resisten terhadap influenza. Namun pada penelitian ini
jumlah gen yang berperan masih terbatas.
2.2 Produk GMO nabati
Banyak spesies tanaman telah secara genetis direkayasa untuk menjadi lebih tahan
terhadap hama serangga atau virus. Pada tahun 2003, sekitar 67.7 juta hektar telah
ditanami dengan tanaman transgenik oleh 7 juta petani di 18 negara. Tanaman initermasuk kedelai, jagung, kapas, dan canola tahan herbisida dan insektisida. Rekayasa
genetika juga dilakukan untuk menghasilkan kapas, seperti tahan terhadap hama
serangga. Terdapat pula tomat-tomat yang tidak membusuk setelah dipetik, gandum,
kedelai dan jagung dapat bertahan setelah disemprot, sejumlah besar pestisida serta
benih-benih yang dapat membunuh hama di dalam tanah. Tanaman jenis baru ini
disebut bahan pangan hasil Rekayasa Genetika (RG) atau bahan pangan hasil
modifikasi genetis (Genetikally Modified/GM). Adanya produk pangan hasil RG ini
tidak membuat semua orang sepakat bahwa bahan pangan baru ini sehat. Perusahaan
yang memproduksi pangan RG mengatakan mereka akan meningkatkan ketahanan
pangan, membantu memberi makan orang di seluruh dunia, dan dalam kaitannya
dengan bahan bakar yang berasal dari tanaman (biofuel) dapat mengakhiri
ketergantungan kita pada minyak.
Kebanyakan tanaman hasil RG tidak memberikan hasil produksi yang lebih besar,
nutrisi yang lebih baik, atau manfaat kesehatan lainnya seperti yang dikatakan para
5. Adakah lembaga yang bertugas melegalisasi GMO pangan ? kalau ada, jelaskan
peranannya dalam menjaga kualitas dan keamanan produk-produk GMO
tersebut ?
Untuk memasuki pasar Indonesia, produk GMO harus lulus tahap pengkajian
yang dilakukan oleh komisi keamanan pangan dari badan POM. Pengkajian produk
rekayasa genetika harus mengikuti protokol baku yang mengacu pada PP No 21
tahun 2005 berkenaan dengan keamanan hayati pangan produk rekayasa genetika.
Peraturan dan regulasi wajib ditaati oleh pemohon dan tim teknis yang terlibat dalam
proses pengkajian. Regulasi yang ditetapkan agar produk GMO dapat masuk di
pasaran mencakup data-data pengujian yang berkenaan dengan
keamanan produk rekayasa genetika
prosedur dan mekanisme pengkajian keamanan pangan, dan
keputusan mengenai produk rekayasa genetika yang diajukan
6. Bagaimana regulasi GMO produk pangan diluar negeri ?
Permasalahan regulasi GMO didunia dimulai saat tahun 1988-1992 terdapat
perselisihan antara negara-negara karena GMO ini melibatkan Perdagangan antar
negara yakni Ekspor dan Impor, Negara-negara liberal (pendukung GMO) yang di
pimpin oleh USA, Argentina, kanada dan Brazil memiliki paham yang berbeda dengan
negara yang menentang penggunaan GMO yakni negara-negara yang tergabung dalam
Uni Eropa dan mulai mempengaruhi semua negara-negara di Dunia. Kemudian pada
tahun 1992 United Nation Converence on Environment and Development (UNCED)
mengadakan pertemuan yang dikenal dengan Earth Summit dan menghasilkan The RioDeclaration on Environment and Development yang terdiri dari 27 prinsip dasar.
Untuk Melengkapinya maka diadakan kembali Konferensi International pada 29
januari 2000 untuk membahas masalah ini yang dihadiri oleh lebih dari 140 negara
yang terdiri dari 5 kelompok dan dan organisasi-organisasi internasional yang terlibat
yaitu Organization Economic Cooperation and Development (OECD), World Trade
Organization (WTO), WHO, ICGEB, UNDP, UNEP, FAO, dan UNIDO yang
UE terdiri dari 27 anggota, dan memiliki kemungkinan peraturan transgenik yang
paling ketat di dunia. Semua GMO, bersama dengan makanan iradiasi, dianggap
"makanan baru" dan tunduk pada luas, kasus-kasus oleh-, ilmu evaluasi berbasis
makanan oleh Food Safety Authority Eropa (EFSA). The EFSA melaporkan kepada
Komisi Eropa yang kemudian menyusun proposal untuk pemberian atau menolak
otorisasi. Proposal ini diajukan ke Bagian tentang Pangan GM dan Pakan Komite
Tetap pada Rantai Makanan dan Kesehatan Hewan dan jika diterima maka akan
diadopsi oleh EC atau diteruskan kepada Dewan Menteri Pertanian. Setelah di Dewan
memiliki tiga bulan untuk mencapai mayoritas yang memenuhi syarat untuk atau
terhadap usulan tersebut, jika mayoritas tidak tercapai proposal akan diteruskankembali ke Komisi Eropa yang kemudian akan mengadopsi proposal tersebut. Ada
juga klausul perlindungan bahwa Anggota Negara dapat memanggil untuk membatasi
atau melarang penggunaan dan / atau penjualan transgenik di wilayah mereka jika
mereka memiliki alasan yang dapat dibenarkan untuk mempertimbangkan bahwa
transgenik disetujui merupakan risiko terhadap kesehatan manusia atau lingkungan.
Pada tahun 1998, penggunaan MON810, sebuah jagung Bt membicarakan perundingan
resistensi terhadap hama penggerek jagung Eropa, disetujui untuk budidaya komersial
di Eropa. Pada 2 Maret 2010 sebuah transgenik kedua, kentang disebut Amflora,
disetujui untuk budidaya untuk aplikasi industri oleh Komisi Eropa dan ditumbuhkan
di Jerman, Swedia dan Republik Ceko pada tahun itu. Pada tahun 2010 Austria,
Bulgaria, Siprus, Hungaria, Irlandia, Latvia, Lithuania, Malta, Slovenia, dan
Belanda menulis sebuah karya bersama meminta masing-masing negara memiliki hak
untuk memutuskan apakah akan menanam tanaman GM. Aliran gen akan terjadi antara
tanaman terkait dan Komisi Eropa mengeluarkan panduan baru pada tahun 2010
mengenai ko-eksistensi GM dan non-GM tanaman. Co-eksistensi diatur dengan
menggunakan zona penyangga dan jarak isolasi antara GM dan non -GM tanaman.
Pedoman ini tidak mengikat dan setiap Negara Anggota dapat menerapkan peraturan
mereka sendiri, sehingga zona penyangga mulai dari 15 meter (di Swedia) untuk 800
meter (di Luxembourg). Hal ini juga memberikan kemungkinan untuk menunjuk bebas
GMO zona,. secara efektif memungkinkan negara anggota untuk melarang budidaya
tanaman GM di wilayah mereka tanpa melibatkan klausa menjaga aman.
Peraturan mengenai impor dan penjualan GMO untuk konsumsi manusia dan
hewan tumbuh di luar Uni Eropa melibatkan memberikan kebebasan memilih
kepada petani dan konsumen. Semua makanan (termasuk makanan olahan) atau
pakan yang berisi lebih dari 0,9% dari yang disetujui GMO harus diberi label.
Dua kali GMO tidak disetujui oleh Komisi Eropa telah tiba di Uni Eropa dan terpaksa
kembali ke pelabuhan asal mereka. Yang pertama di tahun 2006 ketika pengiriman
beras dari Amerika mengandung berbagai transgenik percobaan (LLRice601) tidak
dimaksudkan untuk komersialisasi tiba di Rotterdam. Yang kedua pada tahun 2009
ketika jumlah jejak dari jagung transgenik disetujui di AS ditemukan tanaman
transgenik kedelai kargo tepung.
C. BENUA ASIA
CINA
Cina menghasilkan varietas GM kapas, poplar, petunia, tomat, pepaya dan paprika.
Tanaman GM di Cina melalui tiga fase pengujian lapangan (pilot uji lapangan,
pengujian rilis lingkungan, dan pengujian praproduksi) sebelumnya masalah itu
diajukan ke Kantor Pertanian Biosafety Rekayasa Genetik Administrasi
(OAGEBA) untuk penilaian. Produsen harus berlaku untuk OAGEBA pada setiap
tahap tes lapangan. Departemen Cina Sains dan Teknologi mengembangkan keamanan
hayati peraturan pertama untuk produk GM pada tahun 1993 dan mereka diperbarui
pada tahun 2001.
Di China, tiga instansi pemerintah saat ini terlibat dalam regulasi GMO, yaitu;National Science Council (NSC), Dewan Pertanian (COA) dan Departemen Kesehatan
(DOH).
NSC bertanggung jawab untuk penelitian laboratorium. The "NSC Pedoman
Percobaan Menggunakan Teknik DNA rekombinan" baru-baru ini direvisi pada tahun
2001. Saat ini, kurangnya status hukum yang tepat membuat bimbingan sulit
ditegakkan dengan sektor swasta. Untuk COA, ada "Ikhtisar dalam Ujian Lapangan
Tanaman Transgenik" dan "Bio-safety Penilaian Prinsip untuk Tanaman transgenik ",
Pedoman ini juga menangani impor dan pengiriman tanaman GM untuk penelitian
menggunakan Badan only.Statutory Berurusan r-DNA Bekerja dengan:
1. GEAC (Rekayasa Genetik Komite Persetujuan) Komite ini memberikan izin /
persetujuan impor untuk setiap, skala besar uji coba lapangan, skala besar rilis
penggunaan ordeliberate organisme ke lingkungan terbuka. Pengujian lapangan di
mana tanaman GM berinteraksi dengan tanah, tanaman lain, serangga dan hewan
membutuhkan persetujuan GEAC.
2. IBSC (Kelembagaan Komite Keamanan Hayati) IBSC adalah titik nodal untuk
interaksi dalam suatu organisasi lembaga / universitas / komersial terlibat dalam r-
DNA penelitian untuk pelaksanaan r-DNA pedoman. Organisasi berniat untuk melakukan kegiatan penelitian harus merupakan IBSC mereka sesuai dengan Komite
Review Manipulasi genetik (RCGM) pemberitahuan. IBSC adalah tubuh mediasi
antara Penyidik Proyek (PI) dan RCGM tersebut. PI dari suatu proyek tertentu harus
memberi kabar pada IBSC tentang sifat percobaan sedang dilakukan. IBSC akan
memberikan izin untuk melaksanakan rutin r-DNA percobaan. Di
kasus risiko, PI harus mencari izin dari RCGM melalui IBSC nya.
3. Meninjau Komite Manipulasi Genetik Kementerian Lingkungan Hidup dan Hutan
memberdayakan RCGM untuk meletakkan prosedur membatasi atau melarang
produksi, penjualan, impor dan penggunaan organisme rekayasa genetika atau sel.
RCGM harus mencakup wakil-wakil dari
a) DBT,
b) India Dewan Penelitian Medis,
c) India Dewan Penelitian Pertanian (ICAR);
d) Dewan Riset Ilmiah dan Industri; dan
e) ahli lain dalam kapasitas masing-masing.
RCGM harus memenuhi setidaknya dua kali dalam setahun. Fungsi RCGM adalah:
*Memantau semua proyek rekayasa genetika;
*Meninjau laporan dari semua proyek yang disetujui melibatkan kategori risiko tinggi
dan percobaan lapangan yang terkontrol;
*Penerbitan izin untuk impor atau ekspor bahan transgenik untuk digunakan
150.000 spesies invertebrata, 286 spesies mamalia, 736 spesies burung dan spesies
berbunga 15.000 tanaman.
Dengan demikian, sangat perlu bagi negara ini untuk hati-hati mengatur teknologi gen
sehingga ini harta karun alam besar keanekaragaman hayati tidak terpengaruh. Saat ini,
GMO diatur menggunakan panduan dirumuskan oleh GMAC. Namun, panduan ini
tidak hukum, yang berarti bahwa tidak ada ketentuan untuk memberikan hukuman
terhadap pihak yang tidak mengikuti panduan ini. Dengan demikian berarti saat
mengatur GMO adalah
tidak efektif karena keterbatasan yang terkandung di dalamnya penegakan hukum.
Menyadari fakta ini, pemerintah pada bulan Juni 1997 telah mengarahkan GMACuntuk menyusun RUU Keamanan Hayati dengan tujuan spesifik mengatur transgenik.
RUU Keamanan Hayati Malaysia telah diajukan pada Forum Konsultasi Nasional pada
September 2001. Berdasarkan umpan balik yang diterima dari pemangku kepentingan
selama konsultasi, beberapa fine tuning telah dilakukan khususnya yang berkaitan
dengan ruang lingkup, dan ketentuan pada label, ekspor dan pemanfaatan terbatas.
Secara umum, Dewan Keamanan Hayati akan dibentuk untuk menyetujui aplikasi
untuk impor GMO, rilis disengaja dan penggunaan dan menempatkan di pasar. Dalam
hal ini, GMAC akan melakukan penilaian risiko teknis dan membuat rekomendasi
kepada Dewan untuk dipertimbangkan. Kegiatan Penegakan akan dilaksanakan oleh
lembaga yang ada bertanggung jawab untuk mengatur dan melindungi kehidupan
manusia, tumbuhan dan hewan dan kesehatan. Sebagai Misalnya, Departemen
Pertanian bertanggung jawab untuk mengatur kesehatan tanaman, Departemen
Kesehatan bertanggung jawab untuk dalam mengatur keamanan pangan. RUU tersebut
diharapkan dapat diajukan kepada Parlemen pada tahun 2003 untuk tingkat tinggi
keputusan kebijakan.
Demikian pula, RUU tentang pengaturan makanan GM telah dirancang dan diharapkan
akan diajukan di Parlemen pada tahun 2003. Bill Ini melengkapi UU Keamanan
Hayati. Peraturan ini akan mencakup ketentuan umum pada impor, persiapan, iklan
dijual, atau penjualan bahan makanan diperoleh melalui genetik modifikasi. Hal ini
Dalam rangka memberikan dukungan teknis yang memadai ke berbagai pihak yang
berwenang pemerintah dalam pengambilan keputusan mereka mengenai keamanan
GMO, NBC telah membentuk empat biosafety khusus sub-komite, masing-masing
pada tanaman, mikroorganisme, makanan dan masalah sosial ekonomi. Ini adalah sub-
komisi-92 - berfungsi sebagai kelompok penasihat teknis dan badan penilaian risiko,
bekerja dalam koordinasi yang erat dengan relevan instansi pemerintah dalam proses
persetujuan.
Proses Persetujuan oleh Otoritas Pemerintah Thailand
Sesuai dengan UU Karantina 1964 sebagai telah diubah pada tahun 1999, impor GMOke Thailand sebagai 'tanaman' dilarang. Pada tahun 1994, Moac mengeluarkan
pemberitahuan mengidentifikasi tanaman tertentu, tanaman hama, atau operator dari
sumber tertentu sebagai bahan terlarang. Lebih khusus lagi, Moac telah mencatatkan
40 spesies tanaman transgenik dari semua sumber sebagai bahan dilarang kecuali
diizinkan oleh DOA untuk percobaan dan tujuan penelitian. Penelitian perlu ditangani
sesuai dengan teknik yang dianggap tepat di bawah yurisdiksi DOA. Baru pada tahun
2002, telah merekomendasikan Moac DOA untuk daftar 37 transgenik tambahan
spesies tanaman sebagai dilarang. Sebagaimana disebutkan sebelumnya dalam 'Impor
untuk Pengujian Lapangan', permintaan pertama untuk pengenalan dan pengujian
bidang GMO ke Thailand di bawah sistem persetujuan atas adalah Flavr Savr tomat.
Para DOA, bertindak dengan rekomendasi teknis dari NBC, diberikan izin untuk uji
coba lapangan tomat Savr Flavr pada tahun 1994. Permohonan percobaan lapangan
kapas GM dengan gen toksin dari Bt dilakukan pada tahun 1995. Lapangan percobaan
kapas Bt ini dimulai pada Maret 1996. Tetapi sampai saat ini, izin untuk rilis komersial
kapas Bt masih tertunda. Selain itu, pada bulan April 2001 Kabinet mengumumkan
penghentian semua uji coba lapangan oleh Moac menyusul permintaan oleh kelompok
penekan lokal. Moac meminta Kabinet untuk meninjau keputusan agar tidak
membiarkan peraturan yang ketat menghambat kemajuan R & D ilmiah di Thailand.
Penilaian Risiko, Pedoman, Implementasi, dan Pelabelan Produk GMO
dan dua lokakarya antara para ahli dan otoritas yang kompeten untuk meningkatkan
kesadaran dan membahas secara rinci isi dari pedoman ini. Hal ini diharapkan akan
selesai segera.
VIETNAM
Organisasi Kelompok Kerja dan Prinsip Membangun Peraturan Keamanan
Hayati Pemerintah Vietnam mendirikan dan memerintahkan kelompok kerja terpadu
untuk menyusun keamanan hayati peraturan untuk GMO dan produk mereka.
Kelompok kerja tersebut termasuk tenaga ahli yang berpengalaman dan berkualitas
baik dari departemen yang berbeda di mana peran utama dimainkan oleh DepartemenIlmu dan Teknologi (MOSTE) dan Kementerian Lingkungan Hidup. Anggota lainnya
termasuk: Departemen Pertanian dan Pedesaan Pembangunan (MARD), Departemen
Kesehatan Masyarakat (MPH), Departemen Perikanan dan Produk Akuatik (MFAP),
Departemen Perdagangan dan Departemen Kehakiman. Kelompok kerja dianggap
kebijakan yang tepat ke Vietnam situasi dan mengacu pada pengalaman Jepang,
Australia, Cina dan organisasi internasional, terutama dari negara-negara Asia.
Vietnam keamanan hayati peraturan akan menjadi kerangka kerja untuk memastikan
penggunaan yang aman dan realisasi manfaat dari GMO dan produk mereka. Peraturan
keamanan hayati didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
* Peraturan Biosafety harus didasarkan pada ilmu yang tepat dan sesuai untuk sistem
manajemen Vietnam. Peraturan ini dimaksudkan untuk menyediakan data yang
diperlukan untuk melakukan analisis risiko rasional.
* Produk akhir diatur daripada proses dimana mereka diciptakan. GMO dan mereka
produk harus diatur sesuai dengan kriteria yang sama seperti produk lainnya. Dalam
prinsip, mereka harus diperlakukan sama dengan produk teknologi konvensional.
* Penilaian risiko harus hati-hati dilakukan secara "kasus per kasus" dengan penuh
pertimbangan dari pengalaman dan akumulasi data ilmiah dalam komunitas dunia
Spesies organisme, Akhirnya penggunaan GMO dan produk mereka, Lokasi lokasi
pelepasan, Habitat dan ekologi informasi tentang rilis situs-107, Data dari percobaan
yang terkandung dan studi, Prosedur percobaan, pemantauan dan perencanaan
kontingensi dan penilaian lainnya.
D. BENUA AFRIKA
AFRIKA SELATAN
Afrika adalah penumbuh utama dari tanaman yang direkayasa secara genetis di Afrika,
dengan jumlah yang lebih kecil tumbuh di Burkina Faso. Nasional Majelis Burkina
Faso mengeluarkan peraturan keamanan hayati pada awal 2006, yang
menetapkan Badan Nasional Keamanan Hayati yang akan mengatur produk GM
dengan saran dari berbagai komite penasihat pemerintah dan non-pemerintah.
Di Burkina Faso, Jaringan Keamanan Hayati Afrika Keahlian sekolah, yang didirikan
oleh Uni Afrika dan didanai oleh Bill dan Melinda Gates Foundation, dibuka pada
bulan April 2010. Tujuannya adalah untuk melatih dan mengembangkan regulator
Afrika untuk menyetujui, memonitor dan melacak tanaman rekayasa genetika
E. OCEANIA
AUSTRALIA
Rekayasa genetika di Australia pada awalnya (sejak 1987) yang diawasi oleh Komite
Penasehat Manipulasi genetik, sebelum Kantor Regulator Teknologi Gene (OGTR)
mengambil alih pada tahun 2001. OTGR adalah Pemerintah Commen wealth Otoritasdalam Departemen Kesehatan dan Penuaan. Ini didirikan sebagai bagian dari Gene
Technology Act 2003 dan beroperasi sesuai dengan Peraturan Teknologi Gene 2001.
OGTR melaporkan langsung ke Parlemen melalui Dewan Menteri tentang Teknologi
Gen dan memiliki kekuasaan legislatif. OGTR memutuskan pada aplikasi lisensi untuk
pembebasan semua organisme dimodifikasi secara genetik, sementara regulasi
disediakan oleh Administrasi Barang Terapi untuk GM obat-obatan atau Standar
Makanan Australia Selandia Baru untuk makanan GM. Pemerintah negara bagian