KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis “SUMBER ENERGI : BATUBARA (COAL)” Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penyusun banyak mendapat bimbingan, asuhan, dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada, Keluarga tercinta, terutama kedua orang tua dan saudara- saudara penulis yang telah memberikan dukungan, semangat, dan bantuan baik moral, material, ataupun spiritual. Dosen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) selaku pembimbing yang telah banyak memberi pengarahan dan saran. Teman dan sahabat penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penelitian ini. Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis, karya tulis ini memberikan manfaat untuk solusi alternatif mengatasi kemacetan yang terjadi di Indonesia.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah, dan
inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis “SUMBER ENERGI :
BATUBARA (COAL)”
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penyusun banyak mendapat bimbingan,
asuhan, dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada,
Keluarga tercinta, terutama kedua orang tua dan saudara-saudara penulis yang telah
memberikan dukungan, semangat, dan bantuan baik moral, material, ataupun
spiritual.
Dosen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) selaku pembimbing yang
telah banyak memberi pengarahan dan saran.
Teman dan sahabat penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam
penelitian ini.
Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan
penulis, karya tulis ini memberikan manfaat untuk solusi alternatif mengatasi kemacetan
yang terjadi di Indonesia.
Malang, 10 Oktober 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Lokasi Indonesia yang terletak pada 3 tumbukan (konvergensi) lempeng kerak
bumi, yakni lempeng Benua Eurasia, lempeng Benua India-Australia dan lempeng
Samudra Pasifik melahirkan suatu struktur geologi yang memiliki kekayaan potensi
pertambangan yang telah diakui di dunia terutama pertambangan batubara. Namun, potensi
yang sangat tinggi ini masih belum tergali secara optimal. Disamping itu, tingkat investasi
di sektor ini relatif rendah dan menunjukkan kecenderungan menurun akibat terhentinya
kegiatan eksplorasi di berbagai kegiatan pertambangan. Menurut studi yang dilakukan
Fraser Institute dalam Annual Survey of Mining Companies (December 2002), iklim
investasi sektor pertambangan di Indonesia tidak cukup menggairahkan. Banyak kalangan
menghawatirkan bahwa dengan kondisi seperti ini maka masa depan industri ekstraktif
khususnya pertambangan di Indonesia akan segera berakhir dalam waktu 5 sampai 10
tahun jika tidak dijaga dan dilestarikan.
Sejak krisis minyak pada tahun 1970-an perubahan dari minyak menjadi batubara
sebagai alternatif pemakaian bahan bakar telah berkembang dengan cepat dalam industri –
industri yang mengkonsumsi energi relatif tinggi. Batubara dianggap sebagai bahan bakar
termurah di dunia. Namun, batubara juga merupakan bahan bakar terkotor dan yang paling
menyebabkan polusi. Walau demikian, banyak negara tetap menambangnya dan
membangun pembangkit listrik dari hasil membakar batubara.
Batubara yang semakin lama persediaannya semakin menipis karena digunakan
terus menerus, ditambah lagi dengan adanya para penambang liar mulai marak di daerah-
daerah yang mempunyai potensi untuk dijadikan lahan penambangan secara berlebihan.
Tanpa disadari penambangan tersebut dapat merusak lingkungan guna memenuhi
kebutuhan manusia dalam segala bidang.
I.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah pemanfaatan batubara?
Bagaimana dampak dari penambangan dan penggunaan batubara terhadap
lingkungan, udara, air, tanah dan manusia?
Bagaimanakah keuntungan dan kerugian dari batubara?
Jika terdapat kerugian, bagaimana cara meminimalisir kerugian tersebut? adakah
bahan bakar altenatif pengganti batu bara?
I.3 Tujuan
Menjelaskan pemanfaatan batubara
Menjelaskan dampak - dampak yang dihasilkan dari penambangan dan penggunaan
batubara terhadap lingkungan, udara, air, tanah maupun manusia.
Mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian dari batubara.
Mengetahui bagaimana cara meminimalisir kerugian batu bara
BAB II
PEMBAHASAN
Batubara adalah termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah
sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya
terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara juga adalah batuan organik yang
memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai
bentuk.
2.1 Batubara Sebagai Energi
Istilah batubara merupakan hasil terjemahan dari “coal”. Disebut batubara mungkin
karena dapat terbakar seperti halnya arang kayu. Batubara adalah batuan sedimen yang
secara kimia dan fisika adalah heterogen dan mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen
dan oksigen sebagai unsur utama dan belerang serta nitrogen sebagai unsur tambahan. Zat
lain, yaitu senyawa organik pembentuk “ash” tersebar sebagai partikel zat mineral dan
terpisah-pisah di seluruh senyawa batubara. Beberapa jenis batu meleleh dan menjadi
plastis apabila dipanaskan, tetapi meninggalkan residu yang disebut kokas. Batubara dapat
dibakar untuk membangkitkan uap atau dikarbonisasikan untuk membuat bahan bakar cair
atau dihidrogenisasikan untuk membuat metan. Gas sintetis atau bahan bakar berupa gas
dapat diproduksi sebagai produk utama dengan jalan gasifikasi sempurna dari batubara
dengan oksigen dan uap atau udara dan uap. (Muchjidin (2005)).
Dari defenisi yang lengkap ini salah satunya adalah selain batubara dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit uap di PLTU, industri semen, beberapa
jenis batubara juga dapat diubah menjadi bahan bakar minyak melalui cara pencairan
batubara atau tersebut liquifaksi (coal liquiefaction).
Pemakaian batubara sebagai energi telah dilakukan pada abad 19 yaitu untuk
menggerakkan lokomotif dan mesin uap. Perkembangan selanjutnya tahun 1949 di
Pengaron sebuah dusun di sepanjang Sungai Mahakam (Kaliman Timur) oleh perusahaan
Belanda “Oost Borneo Ma’atsc Happij” dioperasikan tambang batubara.
2.2 Kelas dan Jenis Batubara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan
waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus,
lignit dan gambut.
Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster)
metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang
dari 8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari
beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya
menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung
air 35-75% dari beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling
rendah.
2.3 Pembentukan Batubara
Pembentukan batubara terjadi dalam beberapa fase geologi yang berbeda-beda, yaitu:
Proses sedimentasi, kompaksi, maupun transportasi yang dialami oleh material dasar
pembentuk sedimen sehingga menjadi batuan sedimen berjalan selama jutaan tahun.
Ketiga konsep tersebut merupakan bagian dari proses pembentukan batubara yang
mencakup beberpa proses, yaitu :
1. Pembusukan, yakni proses dimana tumbuhan mengalami tahap pembusukan
(decay) akibat adanya aktifitas dari bakteri anaerob. Bakteri ini bekerja dalam
suasana tanpa oksigen dan menghancurkan bagian yang lunak dari tumbuhan
seperti selulosa, protoplasma, dan pati.
2. Pengendapan, yakni proses dimana material halus hasil pembusukan terakumulasi
dan mengendap membentuk lapisan gambut. Proses ini biasanya terjadi pada
lingkungan berair, misalnya rawa-rawa.
3. Dekomposisi, yaitu proses dimana lapisan gambut tersebut di atas akan mengalami
perubahan berdasarkan proses biokimia yang berakibat keluarnya air (H20) clan