TUGASMAKALAH BANJIRDiajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pengembangan Sumber Daya AirDosen : DRS. Sukadi,
M.PD.,MT.
Oleh :Adi Hamdani1203220
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK
SIPILFAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUANUNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
2014
3
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang
telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya pada kami, salawat beserta
salam semoga Allah limpah curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat, dan umatnya sampai akhir zaman. Upaya
maksimal telah saya lakukan untuk menyelesaikan Makalah ini dengan
harapan dapat mencapai hasil sebaik mungkin. Saya menyadari bahwa
penyusunan makalh ini masih kurang dari harapan mengingat kemampuan
yang dimiliki terbatas. Sehingga, kritik dan saran kami harapkan
untuk kemajuan pengetahuan serta kemampuan kami untuk kedepannya.
Makalah ini juga tidak akan berhasil tanpa berbagai pihak yang
telah rela membantu pembuatannya. Akhirnya, saya berharap laporan
ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi saya
khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Bandung, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARiDAFTAR ISI2BAB I3PENDAHULUAN31.1.Latar
Belakang31.2.Rumusan Masalah31.3.Metode Penulisan3BAB
II4PEMBAHASAN42.1.Pengertian Banjir42.2.Macam macam
Banjir52.3.Faktor Faktor Penyebab Terjadinya Banjir62.4.Dampak
Akibat Banjir92.5.Usaha Usaha Pencegahan Banjir92.6.Usaha
Penanggulangan Banjir12BAB III14PENUTUP143.1.Kesimpulan14DAFTAR
PUSTAKA16
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangAir merupakan kebutuhan pokok yang tidak bias
dilepaskan dari kehidupan manusia. Keberadaannya secara alami telah
diatur sedemikian rupa sehingga terus berputar dan menciptakan
keseimbangan. Namun siklus ini menjadi suatu masalah ketika
perilaku manusia terus berkembang dan menggangu kestabilan yang
ada. Kelebihan dan kekurangan air bias menjadi bencana yang sangat
serius bagi umat manusia.Dalam makalah ini akan menjelaskan secara
lebih mendalam mengenai kelebihan air yang terjadi atau biasa
disebut banjir. Hampir seluruh negara di dunia mengalami masalah
banjir, tidak terkecuali di negara-negara yang telah maju
sekalipun. Masalah tersebut mulai muncul sejak manusia bermukim dan
melakukan berbagai kegiatan di kawasan yang berupa dataran banjir
(flood plain) suatu sungai. Kondisi lahan di kawasan ini pada
umumnya subur serta menyimpan berbagai potensi dan kemudahan
sehingga mempunyai daya tarik yang tinggi untuk dibudidayakan. Oleh
karena itu, kota-kota besar serta pusat-pusat perdagangan dan
kegiatan-kegiatan penting lainnya seperti kawasan industri,
pariwisata, prasarana perhubungan dan sebagainya sebagian besar
tumbuh dan berkembang di kawasan ini.1.2. Rumusan MasalahAdapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :a.
Pengertian Banjirb. Faktor faktor penyebab Banjirc. Dampak akibat
Banjird. Usaha Penanggulangan Banjir
1.3. Metode PenulisanMetode yang dilakukan dalam penyusunan
makalah ini adalah dengan studi pustaka dan menginterpretasikannya
dengan pengetahuan penulis.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1. Pengertian BanjirBanjir adalah peristiwa terbenamnya
daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi
daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh
air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat
curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan
menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa lumpur berbau yang
dapat menutupsegalanya setelah air surut. Banjir adalah hal yang
rutin. Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan
fenomena kejadian alam "biasa" yang sering terjadi dan dihadapi
hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.
Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta
korban besar.Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya
melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir
sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di
dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat
dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang
lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari
nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan
perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di
wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air
lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.
Menurut SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam (Suparta (2004) dijelaskan
bahwa Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak
tertampung oleh alur sungai atau saluran. Aliran yang dimaksud
disini adalah aliran air yang sumbernya bisa dari mana aja. Dan air
itu ngeluyur keluar dari sungai atau saluran karena sungai atau
salurannya sudah melebihi kapasitasnya. Kondisi inilah yang disebut
banjir.Masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di
suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol
bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya. Ukuran danau
atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan
pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar
kecuali jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti
desa, kota, dan permukiman lain.
2.2. Macam macam Banjir Terdapat berbagai macam banjir yang
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:Banjir airBanjir yang
satu ini adalah banjir yang sudah umum. Penyebab banjir ini adalah
meluapnya air sungai, danau, atau selokan sehingga air akan meluber
lalu menggenangi daratan. Umumnya banjir seperti ini disebabkan
oleh hujan yang turun terus-menerus sehingga sungai atau danau
tidak mampu lagi menampung air.Banjir CileunangJenis banjir yang
satu ini hampir sama dengan banjir air. Namun banjir cileunang ini
disebakan oleh hujan yang sangat deras dengan debit air yang sangat
banyak. Banjir akhirnya terjadi karena air-air hujan yang melimpah
ini tidak bisa segera mengalir melalui saluran atau selokan di
sekitar rumah warga. Jika banjir air dapat terjadi dalam waktu yang
cukup lama, maka banjir cileunang adalah banjir dadakan (langsung
terjadi saat hujan tiba).Banjir bandangTidak hanya banjir dengan
materi air, tetapi banjir yang satu ini juga mengangkut material
air berupa lumpur. Banjir seperti ini jelas lebih berbahaya
daripada banjir air karena seseorang tidak akan mampu berenang
ditengah-tengah banjir seperti ini untuk menyelamatkan diri. Banjir
bandang mampu menghanyutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat
tinggi. Banjir ini biasa terjadi di area dekat pegunungan, dimana
tanah pegunungan seolah longsor karena air hujan lalu ikut terbawa
air ke daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini akan
menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu berukuran
besar. Material-material ini tentu dapat merusak pemukiman warga
yang berada di wilayah sekitar pegunungan.Banjir rob (laut
pasang)Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air
laut. Banjir seperti ini kerap melanda kota Muara Baru di Jakarta.
Air laut yang pasang ini umumnya akan menahan air sungan yang sudah
menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi
daratan.Banjir lahar dinginSalah satu dari macam-macam banjir
adalah banjir lahar dingin. Banjir jenis ini biasanya hanya terjadi
ketika erupsi gunung berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar
dingin dari puncak gunung dan mengalir ke daratan yang ada di
bawahnya. Lahar dingin ini mengakibatkan pendangkalan sungai,
sehingga air sungai akan mudah meluap dan dapat meluber ke
pemukiman warga.
Banjir lumpurBanjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir
Lapindo di daerah Sidoarjo. Banjir ini mirip banjir bandang, tetapi
lebih disebabkan oleh keluarnya lumpur dari dalam bumi dan
menggenangi daratan. Lumpur yang keluar dari dalam bumi bukan
merupakan lumpur biasa, tetapi juga mengandung bahan dan gas kimia
tertentu yang berbahaya. Sampai saat ini, peristiwa banjir lumpur
panas di Sidoarjo belum dapat diatasi dengan baik, malah semakin
banyak titik-titik semburan baru di sekitar titik semburan lumpur
utama.
2.3. Faktor Faktor Penyebab Terjadinya BanjirSesungguhnya
kejadian banjir adalah hasil interaksi manusia dan alam yang
keduanya saling memengaruhi dan dipengaruhi. Menunjuk faktor
tunggal penyebab banjir dengan demikian menjadi tidak bijaksana dan
kemungkinan besar, bahkan akan dapat salah arah. Penyebabnya tidak
hanya melibatkan alam, tetapi juga manusia; juga lokal dan global.
Dengan demikian penyebabnya bukan hanya masalah teknis, tetapi juga
nonteknis. Penyebab banjir antara lain : Saluran air yang tidak
berfungsi dengan baik, karena banyak yang tersumbat, ditutup, atau
dicaplok menjadi lahan rumah sehingga aliran air menjadi tersumbat
atau tidak lancar.Gambar 2.1 Pemukiman Pinggir Sungai
Tanah yang mempunyai daya serapan air yang buruk. Kian meluasnya
permukaan tanah yang tertutup / ditutup. Terjadi perubahan tata air
permukaan karena perubahan rona alam yang diakibatkan oleh
pemukiman, industri dan pertanian.Gambar 2.2 Tertutupnya Area
Resapan
Tingginya sedimentasi, yang menyebabkan sungai dan parit cepat
mendangkal. Gambar 2.3 Sedimentasi Sungai
Permukaan air tanah yang tinggi (daerah datar). Jumlah curah
hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air, sehingga air
mengalir pada permukaan. Buruknya penanganan sampah kota serta
tidak memadainya infrastruktur pengendali air permukaan.Gambar 2.4
Penanganan Sampah
Perubahan / instabilitas iklim yang disertai badai tropis.
Penyimpangan iklim yang disebut gejala El Nino dan La Nina, gejala
ketidakteraturan dan ekstremitas cuaca. Kenaikan suhu mejadikan
gejala El Nino dan La Nina menjadi dominan, dan yang mengacaukan
iklim terutama di kawasan Pasifik.Gambar 2.5 El Nino
Telah tidak berfungsinya berbagai jenis kawasan lindung untuk
menyerap air akibat ulah manusia, karena besarnya peluang
(opportunity sets) bagi perorangan / perusahaan merusak sumber daya
alam akibat berbagai fungsi lembaga-lembaga publik yang tidak jalan
sebagaimana mestinya. Gambar 2.6 Area Resapan Air
2.4. Dampak Akibat BanjirDampak primerKerusakan fisik - Mampu
merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil,
bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanalDampak
sekunder Persediaan air Kontaminasi air. Air minum bersih mulai
langka. Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit
bawaan air. Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil
tani disebabkan oleh kegagalan panen. Namun, dataran rendah dekat
sungai bergantung kepada endapan sungai akibat banjir demi menambah
mineral tanah setempat. Pepohonan' - Spesies yang tidak sanggup
akan mati karena tidak bisa bernapas. Transportasi - Jalur
transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada
orang-orang yang membutuhkan.Dampak tersier/jangka panjangEkonomi -
Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya
pembangunan kembali, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan
harga, dll
2.5. Usaha Usaha Pencegahan BanjirMenjaga Kelestarian AlamSalah
satu penyebab banjir adalah kelestarian alam yang sudah rusak
seperti penebangan pohon dimana-mana. Untuk itu, menjaga
kelestarian lingkungan adalah hal yang wajib kita lakukan.Sungai
merupakan salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan hidup sehari-hari sudah selayaknya dilakukan
berbagai upaya untuk menjaga kelestarian dan kealamiannya. Berikut
upaya yang bisa kita lakukan untuk melestarikan sungai.
Melestarikan hutan di hulu sungai. Agar tidak menimbulkan erosi
tanah di sekitar hulu sungai sebaiknya pohon-pohon atau pepohonan
tidak digunduli atau ditebang atau merubahnya menjadi areal
pemukiman penduduk. Dengan adanya erosi otomatis akan mambawa
tanah, pasir, dan sebagainya ke aliran sungai dari hulu ke hilir
yang sehingga menyebabkan pendangkalan sungai. Tidak membuang
sampah ke sungai. Sampah yang dibuang secara sembarangan ke kali
akan menyebabkan aliran air menjadi mampet. Selain itu sampah juga
menyebabkan sungai cepat dangkal dan akhirnya memicu terjadinya
banjir di musim penghujan. Sampah juga membuat sungai tampak kotor,
tidak terawat, terkontaminasi, dan lain sebagainya. Tidak membuang
limbah rumah tangga dan industri di sungai. Tempat yang paling
mudah untuk membuang limbah industri yang berupa limbah cair adalah
dengan membuangnya ke sungai. Limbah yang dibuang secara
asal-asalan tentu saja bisa menimbulkan berbagai gangguan
masyarakat mulai dari bau yang tidak sedap, pencemaran terhadap air
tanah, gangguan kulit, serta masih banyak lagi gangguan kesehatan
lain yang merugikan.
Menjaga KebersihanLingkungan yang kotor dengan menumpuknya
sampah dimana-mana menyebabkan aliran air atau bahkan sungai tidak
dapat mengalir dengan derasnya/lancar. Hal ini menyebabkan
pendangkalan air sungai, sehingga sungai tidak bisa menampung
banyak air. Air yang ada tidak bisa mengalir dengan lancar sampai
ke laut sehingga terjadilah banjir.Buat Lubang BioporiLubang
resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan
untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resapan air,
mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas
rumah kaca (CO2 dan metan), memanfaatkan peran aktivitas fauna
tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh
genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria. Cara
membuatnya cukup mudah, kita cukup membuat lubang di tanah dengan
menggunakan bor tanah. Diameternya cukup 10 cm. Semakin banyak
lubang biopori di halaman rumah, kita semakin aman dari bahaya
banjirGambar 2.7 Lubang Biopori
2.6. Usaha Penanggulangan BanjirBanjir yang terjadi dengan waktu
yang lama mengakibatkan terganggunya sejumlah besar aktifitas
masyarakat. Sejumlah infrastruktur penting menjadi rusak, demikian
pula kerusakan biofisik yang diakibatkannya. Korban jiwa dan
kerugian materi pun sering mengikuti setiap terjadi bencana banjir.
Oleh karena itu perlu dilakukan rekayasa antisipasi bencana banjir,
guna meminimalisir akibat dan dampak negatifnya. Cara
Penanggulangan tersebut antara lain adalah : Perbaikan sistem DAS,
meningkatkan jumlah dan kualitas vegetasi penutup tanah maupun daya
tampung jaringan hidrologi DAS. Caranya antara lain dengan menanami
kembali kawasan DAS dengan tanaman yang akarnya mampu meretensi air
dan melakukan perbaikan bila terdapat penyempitan saluran air atau
jaringan hidrologi. Tindakan dalam pengelolaan DAS meliputi
bidang-bidang biofisik, pemberdayaan masyarakat, dan kelembagaan.
Dalam perencanaan pengendalian banjir, pemecahannya perlu ditinjau
dari sudut pandang kawasan DAS, tidak dapat per daerah
administratif yang ada dalam satu kawasan. Pembicaraan harus
dilakukan bersama antara pemerintah propinsi, kota/ kabupaten
(dinas terkait); Membentuk satuan khusus untuk mengantisipasi
kemungkinan datangnya banjir . Satuan khusus ini dapat terdiri dari
gabungan instansi terkait seperti dinas-dinas, kecamatan, desa,
TNI/Polri, Satpol PP termasuk juga melibatkan masyarakat secara
aktif; Menyediakan dana bencana alam setiap tahun. Perlu diketahui
bahwa Indonesia termasuk salah satu negera didunia dengan
persentase sekitar 10-12% dari bencana alam yang terjadi di dunia.
Meningkatkan akan kesadaran lingkungan : Belajar dari banjir;
mempelajari jenis intervensi yang dilakukan manusia yang merusak
lingkungan sehingga mengganggu siklus hidrologi; Merumuskan
kebijakan agar penduduk hidup dalam batas-batas yang aman dari
banjir, genangan. Solusi global untuk mengatasi penyimpangan iklim
adalah ikut membantu mengurangi emisi gas dari industri untuk
mengurangi 'effek rumah kaca'. Menerapkan manajemen pengendalian
tata air permukaan yang berbasis daerah aliran sungai yang
kelembagaan yang lintas sektoral dan lintas wilayah. Sejauh ini
perhatian terhadap sistem manajemen seperti ini masih amat rendah.
Semua sektor dan tiap wilayah bertindak sendiri untuk mengakali
banjir sehingga masalahnya tidak akan pernah terselesaikan;
Menerapkan pendekatan manajemen wilayah dan manajemen lingkungan.
Karena Indonesia sedang mengalami demokratisasi di mana awal
keputusan di ranah publik selalu didahului oleh program partai
politik, maka lingkungan hidup seharusnya menjadi program yang
penting bagi setiap partai politik. Membangun komitmen mencegah /
mengatasi banjir secara berkesinambungan. Air hujan di setiap
rumah/bangunan tidak dialirkan ke selokan, tetapi diresap ke dalam
tanah atau ke dalam sumur resapan. Dalam hal ini perlu pengaturan /
ketentuan pemerintah daerah. Pemberdayaan masyarakat dengan
penyuluhan, kampanye, dan bimbingan tentang cinta lingkungan secara
berkesinambungan, diintensifkan sebagai program pembangunan
pemerintah daerah. Dalam hal ini, peran pemerintah sebagai
fasilitator, tokoh, dan pemuka masyarakat sebagai sosok anutan,
lembaga swadaya masyarakat (LSM).
BAB IIIPENUTUP
3.1. KesimpulanBanjir memang tanggungjawab kita bersama, tetapi
perlu diingat pula bahwa persoalan yang paling mendasar saat ini
bukan terletak pada tingkah laku perorangan, tetapi bagaimana
mengaktifkan fungsi dan peranan lembaga / institusi terkait
sehingga mampu mencegah peluang bagi perorangan / perusahaan untuk
merusak sumberdaya alam. Disamping itu komitmen yang jelas dan
berkelanjutan dari pemerintah daerah / kota, para wakil rakyat
serta masyarakat sangat diperlukan dalam mengantisipasi terjadinya
serta dampak negatif yang ditimbulkannya. Rencanakanlah instalasi
saluran air buangan dan air hujan dengan baik. Buatlah sumur
resapan air hujan. Gunakan prinsip konservasi (perlindungan air
bawah tanah), biarkan air meresap ke tanah anda, sehingga tidak
terbuang percuma ke saluran kota. Dengan ini anda juga membantu
mengurangi beban saluran air kota, yang pada akhirnya merupakan
langkah kecil kita mencegah banjir Buanglah sampah pada
tempatnya.jangan buang di saluran air kota atau
sungai-sungaiBerdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data yang
telah dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan kerangka teori
sebagaimana dijelaskan sebelumnya, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :1. Partisipasi masyarakat sebagai salah
satu stakeholder masih sangat kurang. Peran pemerintah masih sangat
dominan pada setiap tahapan bencana.Partisipasi masyarakat yang
merupakan critical player pada tahapan sebelum bencana memiliki
pengaruh yang sangat kecil dalam proses dan implementasi kebijakan.
Tingkat partisipasi terbaik yang terjadi baru pada
tingkatconsultation. Bahkan pada beberapa kegiatan masih pada
tingkat information di mana masyarakat masih sebagai obyek suatu
program/kegiatan pemerintah. Partisipasi telah dimulai pada tingkat
partnership pada lingkup lingkungan setempat yang dilaksanakan
secara spontan. Ketika kegiatan tanggap darurat ketika terjadi
bencana, partisipasi masyarakat seimbang dengan stakeholder
lainnya. Tingkat partisipasi yang dicapai adalah partnership baik
secara individu maupun dalam suatu kelompok organisasi 2. Kebijakan
pemerintah daerah tentang penanggulangan bencana masih sangat
terbatas. Peraturan daerah yang sudah tersedia terbatas pada
kegiatan prevention. Sedangkan kebijakan pada saat bencana
menggunakan pedoman- pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah
pusat, dan belum dalam bentuk peraturan daerah. Demikian halnya
pada tahapan rehabilitasi pasca bencana.
3. Peraturan perundangan terutama di daerah masih terbatas.
Dengan demikian penegakan hukum juga belum banyak dilakukan.
Penegakan hukum hanya dilakukan pada penggunaan lahan secara ilegal
dan pelanggaran garis sempadan sungai.
4. Pendanaan untuk penanggulangan bencana masih sangat
tergantung dari APBN dan APBD Propinsi maupun Kabupaten/Kota
terutama pada tahap prevention dan rehabilitation. Sumber pendanaan
dari masyarakat sebagai langkah spontanitas kemanusiaan sudah
berkembang untuk tahap tanggap darurat(intervention). Prakarsa
swasta dalam pembiayaan program penanggulangan banjir (pada tahapan
prevention) sudah dimulai di beberapa daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Novi, Rizki. 2012. (online;
http://rizkynovi99.blogspot.com/2013/05/pengertian-penyebab-dampak-dan-cara.html)Wikipedia.
2010. (online; http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir)