Top Banner
MAKALAH BAHASA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Oleh: Nama : Neng Fitriani SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA KENCANA TASIKMALAYA
28

Makalah Bahasa Karya Ilmiah

Apr 11, 2016

Download

Documents

Ivannet

Kalau mau bentuk Doc (Ms Office) salin link "http://adf.ly/1TWJv2" (tanpa tanda petik) ini ke browser anda. Tunggu 5 detik lalu klik Skip di atas kanan layar anda. dan Klik download.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

MAKALAH

BAHASA KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh:

Nama : Neng Fitriani

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MITRA KENCANA TASIKMALAYA

Page 2: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat

dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang terdiri dari berbagai sumber

yang berisikan mengenai Bahasa Karya Tulis Ilmiah.

Dengan dibuatnya tugas makalah ini kami berharap dapat bermanfaat untuk para

mahasiswa dan membantu para mahasiswa dalam memahami. Dalam pembuatan tugas

makalah ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan dan

bimbingannya.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan

kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan kami terima dengan rasa

syukur. Selamat membaca.

Tasikmalaya, 1 Desember 2015

Penyusun

Page 3: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ................................................................................................................. i

Daftar Isi ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2

A. Pengertian Ragam Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah ........................... 2

B. Fungsi dan Kedudukan Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah .................... 3

C. Gaya dan Bahasa dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah ......................... 3

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ........................................................................................... 9

B. Saran ..................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama ini, kita jarang yang tahu untuk apa membaca, baik membaca buku fiksi,

nonfiksi, jurnal bahkan karya tulis ilmiah. Pada bahasan selanjutnya akan dipaparkan perihal

Bahasa Karya tulis Ilmiah, sebab “bahasa” dalam karya tulis ilmiah berkedudukan sebagai

bahasa komunikasi antara penutur dengan pendengar atau penulis dengan pembaca.

Dalam rangka menciptakan budaya membaca dan menulis karya tulis ilmiah, pendidikan

bahasa karya tulis ilmiah haruslah ditanamkan sedini mungkin. Hubungan dengan hal

tersebut, maka pada perguruan tinggi biasanya terdapat mata kuliah yang khusus membahas

perihal Karya Tulis Ilmiah. Sehingga, mampu membuat pemahaman masyarakat akan beralih

pasalnya penggunaan bahasa pada karya tulis ilmiah dikenal masyarakat luas ataupun awam.

Karya tulis ilmiah sebagai wahana melatih mengungkapkan pikiran atau hasil

penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis memerlukan

bahasa penyambung atau pengantar yang sesuai, disinilah letak fungsi bahasa karya tulis

ilmiah. Bahasa karya tulis ilmiah juga banyak ragamnya dan memiliki struktur atau

penyusunan yang tidak jauh dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar,

hanya saja nampak lebih sistematis dan metodologis.

Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah bertujuan untuk menyampaikan suatu hal, gagasan

(pendapat), ide kepada orang lain agar dapat memahaminya. Tanpa peran bahasa Karya Tulis

Ilmiah tidak dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar,

menjadikan bahasa sebagai prasarana berpikir modern.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Ragam Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah?

2. Bagaimana Fungsi dan Kedudukan Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah?

3. Bagaimana Gaya dan Bahasa dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah?

Page 5: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ragam Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif antara manusia. Dalam berbagai

macam situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicaraan

kepada pendengar atau penulis kepada pembaca. Setiap situasi tersebut memungkinkan

seseorang memilih variasi bahasa yang akan digunakannya. Istilah yang dipergunakan untuk

menunjuk salah satu dari sekian variasi pemakaian bahasa disebut ragam bahasa. Ragam

bahasa yang beraneka ragam itu masih tetap disebut “Bahasa Indonesia” karena masing-

masing berbagi teras atau intisari bersama yang umum.

Istilah ragam bahasa disejajarkan dengan variasi. Seperti halnya jika orang mengatakan

bahwa modelnya sangat beragam, di dalamnya terkandung maksud bahwa modelnya sangat

bervariasi. Adanya ragam atau variasi mengimplikasikan bahwa dari berbagai ragam atau

variasi itu terdapat satu model yang menjadi acuan. Dengan demikian, bagaimanapun model

variasinya pastilah terdapat intisari atau ciri-ciri umum yang sama.

Pemilihan terhadap salah satu ragam bahasa dipengaruhi oleh faktor kebutuhan

pembicara atau penulis akan alat komunikasi yang sesuai dengan situasi. Tidak tepat kiranya

apabila komunikasi di pasar menggunakan ragam bahasa seperti yang digunakan dalam rapat

dinas. Demikian pula misalnya, komunikasi antar penumpang dengan abang tukang becak

berbeda dengan antar menteri dalam sidang kabinet.

Secara spesifikasi ragam bahasa ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan

pengelompokan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat

keilmuannya. Ragam bahasa ilmiah dapat juga diartikan sebagai sarana verbal yang efektif,

efisien, baik, dan benar. Ragam ini wajib digunakan untuk mengomunikasikan proses

kegiatan dan hasil penalaran ilmiah.

Pada ragam ilmiah, bahasa, bentuk, luas, dan ide yang disampaikan melalui bahasa itu

sebagai bentuk dalam, tidak dipisahkan. Hal ini terlihat pada ciri bahasa ilmu, seperti berikut

ini:

1. Baku. Artinya, struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia baku, harus sesuai dengan kaidah ejaan yang benar.

2. Logis. Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat

diterima akal.

3. Kuantitatif. Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.

Page 6: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

4. Tepat. Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh

pemutus atau penulis dan tidak mengandung makna ganda.

5. Denotatif yang berlawanan dengan konotatif. Kata yang digunakan atau dipilih sesuai

arti sesungguhnya.

6. Runtun. Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan tingkatannya.

7. Cendekia. Bahasa Indonesia mampu digunakan untuk mengungkapkan hasil berpikir

logis secara tepat.

8. Lugas dan jelas. Bahasa Indonesia keilmuan digunakan untuk menyampaikan gagasan

ilmiah secara jelas dan tepat.

9. Formal dan obyektif. Komunikasi ilmiah melalui teks ilmiah merupakan komunikasi

formal, oleh karena itu dalam penulisan dan penyampaiannya harus obyektif.

B. Fungsi dan Kedudukan Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah

Fungsi dan kedudukan bahasa karya tulis ilmiah sangatlah penting untuk menunjang

kredibilitas suatu karya ilmiah. Kedudukan bahasa karya tulis ilmiah yaitu sebagai bahasa

komunikasi.

Dari cara menggunakan bahasa itu, tentu saja bahasa difungsikan sebagai mestinya. Fungsi

itu meliputi fungsi aktif, fungsi pasif, dan fungsi respektif.

1. Fungsi aktif adalah penggunaan bahasa untuk berkomunikasi secara aktif dengan

pengguna atau pemakai bahasa lainnya (interlocutor). Contoh: untuk proses belajar

mengajar dan menulis surat.

2. Fungsi pasif adalah penggunaan bahasa yang tidak melibatkan orang lain di dalam

kegiatan tersebut. Contoh : menghitung, mengutuk, menggumam, atau berdo’a.

3. Fungsi respektif adalah penggunaan bahasa yang tidak melibatkan alat ucap,

melainkan menggunakan penalaran untuk memahami ide orang lain. Akan tetapi

pemakai bahasa tidak hanya diam, melainkan memberikan respons yang tampak

maupun yang tidak tampak.

C. Gaya dan Bahasa dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Memberikan gambaran yang komprehensif ihwal penulisan kata, kalimat, paragraf, dan

penyusunan alinea. Dengan semuanya itu,

1. Penulisan Kata

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, entitas “kata” dapat dipahami sebagai unsur bahasa

yang diucapkan atau dituliskan, yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran

Page 7: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

yang dapat digunakan dalam berbahasa. Oleh karena itu, penulisan kata mempunyai peranan

yang sangat penting dalam bahasa karena merupakan unsur utama dalam pembangun kalimat.

Tanpa kata, tidak mungkin ada bahasa. Karena itu, para pengguna bahasa harus berhati-hati

ketika memilih kata-kata untuk membuat kalimat. Pemilihan kata yang baik dan tepat akan

memudahkan seseorang untuk memahami makna dari kata tersebut, baik lisan maupun

tulisan. Seorang penulis yang baik harus menimbang setiap kata yang akan digunakan

sebelum dituangkan dalam tulisan, terlebih dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Ada beberapa ukuran yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kata, terutama dalam

situasi resmi, yaitu:

1. Kata yang lazim dipakai dalam bahasa tutur atau bahasa setempat harus dihindari.

Misalnya: nongkrong, raun. Kata-kata itu dapat dipakai apabila sudah menjadi milik

umum. Contoh: santai, lugas, anjangsana.

2. Kata yang mengandung nilai rasa hendaknya dipakai secara cermat dan hati-hati agar

sesuai dengan tempat dan suasana pembicaraan. Contoh: tunanetra (buta).

3. Kata yang tidak lazim dipakai dihindari, kecuali kalau sudah dipakai oleh masyarakat.

Contoh: laskar = didaulat.

2. Penulisan Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan

pikiran dan gagasan yang utuh. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, harus

memiliki subjek dan predikat. Subjek dan predikat merupakan unsur utama dalam sebuah

kalimat yang harus ada dalam sebuah kalimat, apabila tidak memiliki kedua unsur tersebut,

maka bentuk kebahasaannya bukanlah kalimat, melainkan frasa, kumpulan kata.

Dalam membangun sebuah kalimat, terdapat beberapa unsur penyusunnya, yaitu:

a. Subyek

Subyek adalah unsur yang diperhatikan dalam sebuah kalimat. Subyek merupakan inti dalam

kalimat yang dijelaskan oleh unsur predikat. Contoh : para mahasiswa melakukan demo di

jalan raya.

b. Predikat

Predikat merupakan kata di dalam sebuah kalimat yang berfungsi memberitahukan apa,

mengapa, atau bagaimana subyek. Contoh: para mahasiswa melakukan demo di jalan raya.

c. Pelengkap

Sering kali sebuah kalimat harus dilengkapi lagi dengan unsur lain, sehingga terjadilah suatu

pernyataan yang lebih lengkap. Misalnya: pemerintah membangun pusat kegiatan remaja.

Page 8: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

Kata yang dicetak tebal merupakan unsur pelengkap. Terlihat pula bahwa dalam sebuah

kalimat, unsur pelengkap itu selalu berada di belakang predikat. Unsur pelengkap itu disebut

obyek.

d. Kata Perangkai

Unsur perangkai berfungsi merangkaikan dua unsur subyek, dua unsur predikat, atau dua

unsur pelengkap di dalam sebuah kalimat. Unsur kalimat yang berfungsi sebagai kata

perangkai sering diawali oleh kata-kata dan, dengan, setra, bersama, beserta, dan kadang-

kadang oleh kata juga.

e. Kata Penghubung

Adakalanya kata penghubung terdiri atas satu kata dan ada pula yang terdiri atas satu

kelompok kata yang berfungsi untuk menghubungkan (jika perlu) dua buah informasi di

dalam satu kalimat.

f. Kata Modalitas

Unsur tersebut sering disebut “kata warna” dan berfungsi untuk mengubah keseluruhan arti

sebuah kalimat.

Dalam membuat karya tulis ilmiah, kalimat yang digunakan harus efektif dan menggunakan

kaidah penulisan yang benar. Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat mewakili

gagasan atau perasaan pengarang dan sanggup menimbulkan gambaran yang sama tepatnya

pada pembaca atau pendengar. Dengan menggunakan kalimat efektif, informasi yang

disampaikan akan lebih jelas dan mudah dipahami.

Adapun ciri-ciri kalimat efektif dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Kesepadanan struktur

b. Keparalelan bentuk

c. Ketegasan makna

d. Kehematan kata

e. Kecermatan penalaran

f. Kepaduan gagasan

g. Kelogisan bahasa

3. Penulisan Paragraf

Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat-kalimat di

dalam paragraf itu harus disusun seacara runtut dan sistematis, sehingga dapat dijelaskan

hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya dalam paragraf itu. Sebuah paragraf

juga mutlak harus memiliki ide utama atau pikiran pokok itu, dalam paragraf juga terdapat

kalimat penjelas, dan kalimat penegas.

Page 9: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

Ide utama atau kalimat utama paragraf harus berisi ide utama dari paragraf yang

bersangkutan. Ide pokok sesungguhnya memiliki jangkauan keluasan yang lebih besar

daripada kalimat pokok atau kalimat utama. Dari sebuah ide pokok atau ide utama dapat

dikembangkan beberapa kalimat utama paragraf. Lalu, berdasarkan posisinya di dalam

sebuah paragraf, kalimat pokok atau kalimat utama itu dapat berada pada posisi yang

berbeda-beda. Perbedaan tempat atau posisi bagi sebuah kalimat utama demikian ini akan

menentukan pula alur pikiran yang harus diterapkan. Pembagian posisi kalimat utama

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kalimat utama di awal paragraf

Dengan kalimat utama di awal paragraf, perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut

akan menyertainya pada kalimat-kalimat yang berikutnya. Biasanya kalimat-kalimat yang

menyertai kalimat utama yang berada di awal paragraf itu akan berupa perincian-perincian,

contoh-contoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis.

2. Kalimat utama di akhir paragraf

Kalimat pokok yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahulu diawali dengan kalimat-

kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis dan

deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi.

3. Kalimat utama di dalam paragraf

Kalimat utama juga memungkinkan terdapat di dalam paragraf. Jadi kalimat utama itu tidak

terdapat di awal paragraf atau di akhir paragraf tetapi terletak di tengah paragraf. Memang

agak sulit membayangkan paragraf dengan ciri yang demikian itu. Akan tetapi, dalam

kenyataannya paragraf dengan model yang demikian itu memang dapat ditemukan di dalam

bahasa Indonesia. Paragraf jenis ini juga disebut sebagai paragraf ineratif.

4. Kalimat utama di awal dan di akhir paragraf

Kalimat utama yang dimaksud di sini merupakan bentuk pengulangan kalimat utama dari

yang pertama dalam sebuah paragraf. Bilamana dikaitkan dengan alur pikir, paragraf yang

kalimat utamanya terletak di awal paragraf disebut sebagai deduktif, kalimat utama yang

terletak di akhir paragraf disebut sebagai induktif, dan paragraf yang kalimat utamanya di

awal dan di akhir paragraf disebut sebagai paragraf yang beralur pikir abduktif.

Dalam penulisan paragraf karya tulis ilmiah juga memiliki kalimat penjelas. Dikatakan

kalimat penjelas karena tugas dari kalimat itu memang menjelaskan dan menjabarkan lebih

lanjut ide pokok dan kalimat utama yang terdapat dalam paragraf tersebut. Dalam sebuah

paragraf kalimat penjelas di bagi dua yakni kalimat penjelas mayor dan kalimat penjelas

minor.

Page 10: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

1. Kalimat penjelas mayor

Kalimat penjelas mayor (major support sentences) adalah kalimat penjelas yang utama.

Kalimat penjelas yang utama itu bertugas menjelaskan secara langsung ide pokok dan kalimat

utama yang terdapat di dalam paragraf itu.

2. Kalimat penjelas minor

Dikatakan kalimat penjelas minor karena kalimat penjelas itu tidak secara langsung

menjelaskan ide pokok dan kalimat utama paragraf. Akan tetapi, kalimat yang menjelaskan

kalimat penjelas mayor tertentu secara langsung.

Selain kalimat utama dan kalimat penjelas dalam penulisan paragraf karya tulis

ilmiah juga terdapat kalimat penegas. Kehadiran kalimat penegas di adalah sebuah paragraf

bersifat tentarif, bersifat mana suka. Bilamana dirasa perlu dihadirkan, maka silakan saja

dihadirkan di dalam paragraf anda tersebut. Maka, dalam konteks pemakaian paragraf yang

demikian, kehadiran sebuah kalimat penegas di dalam paragraf, menjadi sangat tidak

dipentingkan oleh penulis.

4. Penyusunan Alinea

Alinea pada hakikatnya adalah kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas ketimbang

kalimat. Alinea merupakan himpunan kalimat yang bertalian secara utuh atau koherens dan

kohesi dalam rangka membentuk ide atau gagasan. Dari sudut bentuknya, alinea terdiri atas

alinea menjorok, yakni alinea yang awal kalimatnya disusun secara menjorok ke dalam, dan

alinea merenggang, yaitu alinea yang awal kalimatnya disusun merata dengan batas tepi kiri

tulisan. Ada pula alinea yang bentuknya merupakan variasi dari kedua bentuk yang telah

disebutkan ini.

Apapun bentuk alinea yang dipilih, sebuah alinea harus mengandung satu gagasan utama atau

topik pikiran yang wujudnya berupa kalimat topik. Selain berfungsi sebagai pengendali isi

alinea, gagasan utama akan menentukan kalimat mana yang dapat dikelompokkan ke dalam

suatu alinea, dan sekaligus akan menentukan informasi mana yang tidak dapat di masukan ke

dalam alinea tersebut.

Struktur sebuah alinea lazimnya terbagi atas (1) alinea pembuka, (2) alinea tubuh, (3) alinea

penutup. Pertama, alinea pembuka adalah alinea yang diletakkan pada awal tulisan. Di dalam

artikel ilmiah untuk jurnal, misalnya alinea pembuka berposisi sebagai alinea awal bagian

pendahuluan (setelah abstrak dan nama diri penulis). Di dalam laporan penelitian, skripsi atau

tesis, alinea pembuka berada di bagian awal tiap-tiap bab. Sementara itu, alinea pembuka di

dunia jurnalistik, yang lebih dikenal dengan sebutan teras, lead, atau intro, terletak di bawah

judul berita utama media massa cetak dan pada umumnya dicetak tebal atau kursif.

Page 11: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

Kedua, alinea tubuh, setelah berhasil menyusun alinea pembuka tugas kita berikutnya adalah

menguraikan gagasan utama yang terdapat di dalam alinea pembuka tersebut ke dalam alinea-

alinea berikutnya (alinea tubuh). Oleh karena itu, agar tidak membosankan atau

membingungkan pembaca, susunlah alinea tubuh dalam kalimat yang pendek tanpa

mengabaikan syarat pembentukan alinea yang baik.

Ketiga, alinea penutup, di dalam karya tulis ilmiah alinea penutup terletak pada alinea akhir

bagian simpulan. Fungsi utamanya memang menyimpulkan tulisan kita, namun upayakanlah

membangun alinea penutup sedemikian rupa agar mengesankan pembaca. Upaya itu,

misalnya jangan berpanjang-lebar dan perhatikan pula perbandingan yang proposional antara

alinea pembuka, alinea tubuh, dan alinea penutup.

Patut pula dikemukakan, simpulan pada dasarnya adalah “laporan” mengenai apa saja yang

telah kita temukan dalam penelitian kita dan bukan “ringkasan” mengenai karya tulis ilmiah

kita.

Page 12: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara spesifikasi ragam bahasa ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan

pengelompokan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat

keilmuannya. Ragam bahasa ilmiah dapat juga diartikan sebagai sarana verbal yang efektif,

efisien, baik, dan benar. Ragam ini wajib digunakan untuk mengomunikasikan proses

kegiatan dan hasil penalaran ilmiah.

Fungsi dan kedudukan bahasa karya tulis ilmiah sangatlah penting untuk menunjang

kredibilitas suatu karya ilmiah. Kedudukan bahasa karya tulis ilmiah yaitu sebagai bahasa

komunikasi.

Penulisan kata mempunyai peranan yang sangat penting dalam bahasa karena merupakan

unsur utama dalam pembangun kalimat. Tanpa kata, tidak mungkin ada bahasa. Subjek dan

predikat merupakan unsur utama dalam sebuah kalimat yang harus ada dalam sebuah kalimat,

apabila tidak memiliki kedua unsur tersebut, maka bentuk kebahasaannya bukanlah kalimat,

melainkan frasa, kumpulan kata. Dalam penulisan paragraf karya tulis ilmiah juga memiliki

kalimat penjelas. Dikatakan kalimat penjelas karena tugas dari kalimat itu memang

menjelaskan dan menjabarkan lebih lanjut ide pokok dan kalimat utama yang terdapat dalam

paragraf tersebut. sebuah alinea harus mengandung satu gagasan utama atau topik pikiran

yang wujudnya berupa kalimat topik.

B. Saran

Demikianlah makalah bahasa karya tulis ilmiah yang dapat penulis sampaikan, penulis

menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan guna memperbaiki

makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Page 13: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

http://lesmanafe.blogspot.co.id/2015/01/makalah-tentang-bahasa-karya-tulis.html

14april92.blogspot.com/.../makalah-karya-tulis-ilmiah-bindonesia.html

Page 14: Makalah Bahasa Karya Ilmiah
Page 15: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

MAKALAH

BAHASA KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh:

Nama : Neng Ayu Agustina

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MITRA KENCANA TASIKMALAYA

Page 16: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas

rahmat dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang terdiri dari

berbagai sumber yang berisikan mengenai Bahasa Karya Tulis Ilmiah.

Dengan dibuatnya tugas makalah ini kami berharap dapat bermanfaat untuk para

mahasiswa dan membantu para mahasiswa dalam memahami. Dalam pembuatan tugas

makalah ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan

dan bimbingannya.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan

dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan kami terima

dengan rasa syukur..

Tasikmalaya, 1 Desember 2015

Penyusun

Page 17: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ....................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2

A. Pengertian Ragam Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah ..................... 2

B. Fungsi dan Kedudukan Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah .............. 4

C. Gaya dan Bahasa dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah .................. 4

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10

A. Kesimpulan .................................................................................. 10

B. Saran ........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam membuat sebuah karya ilmiah tidak luput dari peraturan-peraturan bahasa

Indonesia, seperti ragam bahasa yang digunakan, penulisan tanda baca, ejaan sampai

dengan penulisan huruf-huruf kapital yang harus diperhatikan, karena membuat sebuah

karya ilmiah itu butuh bahasa yang yang sederhana, mudah dimengerti, ringkas dan

tidak berlebihan. Oleh karena itu Saya tulis di sini sedikit bagaimana cara penulisannya

dan syarat-syarat kebahasan dalam membuat sebuah KARYA ILMIAH.

Karya tulis ilmiah sebagai wahana melatih mengungkapkan pikiran atau hasil

penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis memerlukan

bahasa penyambung atau pengantar yang sesuai, disinilah letak fungsi bahasa karya

tulis ilmiah. Bahasa karya tulis ilmiah juga banyak ragamnya dan memiliki struktur atau

penyusunan yang tidak jauh dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan

benar, hanya saja nampak lebih sistematis dan metodologis.

Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah bertujuan untuk menyampaikan suatu hal, gagasan

(pendapat), ide kepada orang lain agar dapat memahaminya. Tanpa peran bahasa

Karya Tulis Ilmiah tidak dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya

nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berpikir modern.

B. Rumusan Masalah

4. Apa Pengertian Ragam Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah?

5. Bagaimana Fungsi dan Kedudukan Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah?

6. Bagaimana Gaya dan Bahasa dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah?

Page 19: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ragam Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah

Ragam ilmiah ialah ragam bahasa keilmuan, yaitu corak dan ciri bahasa yang

digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Ragam bahasa ilmiah harus dapat menjadi

wahana pemikiran ilmiah yang tertuang dalam teks karya ilmiah. Pengertian ragam

bahasa ilmiah dan karakteristik ragam ilmiah dalam bahasa Indonesia diuraikan berikut

ini.

Ilmiah itu merupakan kualitas dari tulisan yang membahas persoalan-persoalan

dalam bahasa Indonesia bidang ilmu tertentu. Kualitas keilmuan itu didukung juga oleh

pemakaian bahasa dalam ragam ilmiah. Jadi, ragam bahasa ilmiah itu mempunyai

sumbangan yang tidak kecil terhadap kualitas tulisan ilmiah. Ragam ilmiah merupakan

pemakaian bahasa yang mewadahi dan mencerminkan sifat keilmuan dari karya ilmiah.

Sebagai wadah, ragam ilmiah harus menjadi ungkapan yang tepat bagi kerumitan

(sofistifikasi) pemikiran dalam karya ilmiah. Dari pemakaian ragam itu juga bukan saja

tercermin sikap ilmiah, melainkan juga kehati-hatian, kecendekiaan, kecermatan, ke

bijaksanaan (wisdom), dan kecerdasan dari penulisnya.

Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia

yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk

memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempatnya, bahasa

Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk komunikasi ilmiah, baik

secara tertulis maupun lisan.

Karakteristik ragam bahasa ilmiah ialah: (1) mencerminkan sikap ilmiah, (2) transparan,

(3) lugas, (4) menggunakan paparan (eksposisi) sebagai bentuk karangan yang utama,

(5) membatasi pemakaian majas (figures of speech), (6) penulis menyebut diri sendiri

sebagai orang ketiga (penulis, peneliti), (7) sering menggunakan definisi, klasifikasi, dan

analisis, (8) bahasanya ringkas tetapi padat, (9) menggunakan tata cara penulisan, dan

format karya ilmiah secara konsisten (misalnya dalam merujuk sumber dan menyusun

daftar pustaka), (10) dan menggunakan bahasa Indonesia baku.

Sikap ilmiah yang harus tercermin dalam ragam ilmiah ialah sikap objektif, jujur, hati-

hati, dan saksam. Ragam ilmiah bersifat cendekia (intelektual), artinya bahasa Indonesia

ragam ilmiah itu dapat digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir

logis, yaitu mampu membentuk pernyataan yang tepat dan saksama.

Page 20: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

Ragam ilmiah bersifat transparan dalam arti kata-kata itu membawa pembaca

langsung ke maknanya; kata-kata yang digunakan hendaknya tidak bermakna ganda

(ambigu). Kata-kata yang dipilih hendaknya kata-kata yang denotatif bukan konotatif.

Bahasa ragam ilmiah bersifat lugas, dalam arti menggambarkan keadaan atau fakta

sebagaimana adanya. Ragam ilmiah tidak berbunga-bunga penuh ornamen seperti

ragam bahasa sastra. Ragam ilmiah tidak berputar-putar dalam menuju ke satu tujuan,

bahasa ragam ilmiah langsung menuju ke sasaran, langsung ke pokok masalah.

Bentuk karangan utama yang digunakan dalam tulisan ilmiah ialah paparan atau

eksposisi, dan dapat diselingi deskripsi, argumentasi, narasi. Dalam tulisan ilmiah ada

sesuatu yang perlu dideskripsikan, kadang diceritakan, atau beberapa definisi

diperbandingkan dan dibahas secara lebih tepat. Seperti yang sudah disebutkan, dalam

paparan banyak digunakan definisi, klasifikasi atau analisis.

Berbeda dengan tulisan ragam sastra, dalam ragam ilmiah pemakaian majas dibatasi.

Majas itu sebenarnya juga menjelaskan, tetapi lebih mengacu pada imajinasi daripada

realitas. Dalam ragam sastra, majas dapat menumbuhkan “keremang-remangan” suatu

hal yang kadang memang diupayakan dalam karya sastra yang berbentuk puisi.

Mengapa majas hanya dibatasi dan tidak disingkirkan? Karena dalam ragam bahasa

ilmiah terdapat kata atau istilah yang sebenarnya semula berupa majas, misalnya

mewatasi, melahirkan, membuahkan.

Dalam ragam ilmiah, penyebutan penulis bukan aku atau saya melainkan penulis

atau dalam hal laporan hasil penelitian, peneliti, atau kalimat-kalimatnya menggunakan

bentuk pasif, sehingga penyebutan penulis dapat dilesapkan.

Ragam bahasa ilmiah bersifat ringkas berpusat pada pokok permasalahan. Kalimat-

kalimatnya harus hemat, tidak terdapat kata-kata yang mubazir. Namun kalimat-

kalimatnya harus lengkap, bukan penggalan kalimat.

Ragam bahasa ilmiah harus mengikuti tata tulis karya ilmiah yang standar. Misalnya

penggunaan salah satu sistem penulisan rujukan atau catatan kaki diterapkan secara

konsisten, demikian pula dalam menyusun daftar pustaka.

Pemakaian bahasa dalam tulisan ilmiah termasuk pemakaian bahasa dalam situasi

resmi. Pemilihan kata (diksi) harus memenuhi beberapa prinsip, yaitu ketepatan,

kebakuan, keindonesiaan, dan kelaziman. Dalam prinsip ketepatan, kata yang dipilih

secara tepat sesuai dengan yang dimaksudkan. Prinsip kebakuan menekankan

pemakaian kata baku. Prinsip keindonesiaan menyarankan penggunaan kata-kata

bahasa Indonesia. Prinsip kelaziman, menyarankan penggunaan kata-kata yang sudah

umum.

Page 21: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

B. Fungsi dan Kedudukan Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah

Fungsi dan kedudukan bahasa karya tulis ilmiah sangatlah penting untuk

menunjang kredibilitas suatu karya ilmiah. Kedudukan bahasa karya tulis ilmiah yaitu

sebagai bahasa komunikasi.

Dari cara menggunakan bahasa itu, tentu saja bahasa difungsikan sebagai mestinya.

Fungsi itu meliputi fungsi aktif, fungsi pasif, dan fungsi respektif.

4. Fungsi aktif adalah penggunaan bahasa untuk berkomunikasi secara aktif

dengan pengguna atau pemakai bahasa lainnya (interlocutor). Contoh: untuk

proses belajar mengajar dan menulis surat.

5. Fungsi pasif adalah penggunaan bahasa yang tidak melibatkan orang lain di

dalam kegiatan tersebut. Contoh : menghitung, mengutuk, menggumam, atau

berdo’a.

6. Fungsi respektif adalah penggunaan bahasa yang tidak melibatkan alat ucap,

melainkan menggunakan penalaran untuk memahami ide orang lain. Akan tetapi

pemakai bahasa tidak hanya diam, melainkan memberikan respons yang

tampak maupun yang tidak tampak.

C. Gaya dan Bahasa dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Memberikan gambaran yang komprehensif ihwal penulisan kata, kalimat, paragraf, dan

penyusunan alinea. Dengan semuanya itu,

1. Penulisan Kata

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, entitas “kata” dapat dipahami sebagai unsur

bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang merupakan perwujudan kesatuan

perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Oleh karena itu,

penulisan kata mempunyai peranan yang sangat penting dalam bahasa karena

merupakan unsur utama dalam pembangun kalimat. Tanpa kata, tidak mungkin ada

bahasa. Karena itu, para pengguna bahasa harus berhati-hati ketika memilih kata-kata

untuk membuat kalimat. Pemilihan kata yang baik dan tepat akan memudahkan

seseorang untuk memahami makna dari kata tersebut, baik lisan maupun tulisan.

Seorang penulis yang baik harus menimbang setiap kata yang akan digunakan sebelum

dituangkan dalam tulisan, terlebih dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Ada beberapa ukuran yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kata, terutama

dalam situasi resmi, yaitu:

Page 22: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

4. Kata yang lazim dipakai dalam bahasa tutur atau bahasa setempat harus

dihindari. Misalnya: nongkrong, raun. Kata-kata itu dapat dipakai apabila sudah

menjadi milik umum. Contoh: santai, lugas, anjangsana.

5. Kata yang mengandung nilai rasa hendaknya dipakai secara cermat dan hati-hati

agar sesuai dengan tempat dan suasana pembicaraan. Contoh: tunanetra (buta).

6. Kata yang tidak lazim dipakai dihindari, kecuali kalau sudah dipakai oleh

masyarakat. Contoh: laskar = didaulat.

2. Penulisan Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan, yang

mengungkapkan pikiran dan gagasan yang utuh. Sekurang-kurangnya kalimat dalam

ragam resmi, harus memiliki subjek dan predikat. Subjek dan predikat merupakan unsur

utama dalam sebuah kalimat yang harus ada dalam sebuah kalimat, apabila tidak

memiliki kedua unsur tersebut, maka bentuk kebahasaannya bukanlah kalimat,

melainkan frasa, kumpulan kata.

Dalam membangun sebuah kalimat, terdapat beberapa unsur penyusunnya, yaitu:

a. Subyek

Subyek adalah unsur yang diperhatikan dalam sebuah kalimat. Subyek merupakan inti

dalam kalimat yang dijelaskan oleh unsur predikat. Contoh : para mahasiswa melakukan

demo di jalan raya.

b. Predikat

Predikat merupakan kata di dalam sebuah kalimat yang berfungsi memberitahukan apa,

mengapa, atau bagaimana subyek. Contoh: para mahasiswa melakukan demo di jalan

raya.

c. Pelengkap

Sering kali sebuah kalimat harus dilengkapi lagi dengan unsur lain, sehingga terjadilah

suatu pernyataan yang lebih lengkap. Misalnya: pemerintah membangun pusat kegiatan

remaja.

Kata yang dicetak tebal merupakan unsur pelengkap. Terlihat pula bahwa dalam sebuah

kalimat, unsur pelengkap itu selalu berada di belakang predikat. Unsur pelengkap itu

disebut obyek.

d. Kata Perangkai

Unsur perangkai berfungsi merangkaikan dua unsur subyek, dua unsur predikat, atau

dua unsur pelengkap di dalam sebuah kalimat. Unsur kalimat yang berfungsi sebagai

kata perangkai sering diawali oleh kata-kata dan, dengan, setra, bersama, beserta, dan

kadang-kadang oleh kata juga.

Page 23: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

e. Kata Penghubung

Adakalanya kata penghubung terdiri atas satu kata dan ada pula yang terdiri atas satu

kelompok kata yang berfungsi untuk menghubungkan (jika perlu) dua buah informasi di

dalam satu kalimat.

f. Kata Modalitas

Unsur tersebut sering disebut “kata warna” dan berfungsi untuk mengubah keseluruhan

arti sebuah kalimat.

Dalam membuat karya tulis ilmiah, kalimat yang digunakan harus efektif dan

menggunakan kaidah penulisan yang benar. Kalimat efektif adalah kalimat yang secara

tepat mewakili gagasan atau perasaan pengarang dan sanggup menimbulkan

gambaran yang sama tepatnya pada pembaca atau pendengar. Dengan menggunakan

kalimat efektif, informasi yang disampaikan akan lebih jelas dan mudah dipahami.

Adapun ciri-ciri kalimat efektif dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Kesepadanan struktur

b. Keparalelan bentuk

c. Ketegasan makna

d. Kehematan kata

e. Kecermatan penalaran

f. Kepaduan gagasan

g. Kelogisan bahasa

3. Penulisan Paragraf

Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat-kalimat

di dalam paragraf itu harus disusun seacara runtut dan sistematis, sehingga dapat

dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya dalam paragraf itu.

Sebuah paragraf juga mutlak harus memiliki ide utama atau pikiran pokok itu, dalam

paragraf juga terdapat kalimat penjelas, dan kalimat penegas.

Ide utama atau kalimat utama paragraf harus berisi ide utama dari paragraf yang

bersangkutan. Ide pokok sesungguhnya memiliki jangkauan keluasan yang lebih besar

daripada kalimat pokok atau kalimat utama. Dari sebuah ide pokok atau ide utama dapat

dikembangkan beberapa kalimat utama paragraf. Lalu, berdasarkan posisinya di dalam

sebuah paragraf, kalimat pokok atau kalimat utama itu dapat berada pada posisi yang

berbeda-beda. Perbedaan tempat atau posisi bagi sebuah kalimat utama demikian ini

akan menentukan pula alur pikiran yang harus diterapkan. Pembagian posisi kalimat

utama tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kalimat utama di awal paragraf

Page 24: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

Dengan kalimat utama di awal paragraf, perincian dan jabaran bagi kalimat utama

tersebut akan menyertainya pada kalimat-kalimat yang berikutnya. Biasanya kalimat-

kalimat yang menyertai kalimat utama yang berada di awal paragraf itu akan berupa

perincian-perincian, contoh-contoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis.

2. Kalimat utama di akhir paragraf

Kalimat pokok yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahulu diawali dengan kalimat-

kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis

dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi.

3. Kalimat utama di dalam paragraf

Kalimat utama juga memungkinkan terdapat di dalam paragraf. Jadi kalimat utama itu

tidak terdapat di awal paragraf atau di akhir paragraf tetapi terletak di tengah paragraf.

Memang agak sulit membayangkan paragraf dengan ciri yang demikian itu. Akan tetapi,

dalam kenyataannya paragraf dengan model yang demikian itu memang dapat

ditemukan di dalam bahasa Indonesia. Paragraf jenis ini juga disebut sebagai paragraf

ineratif.

4. Kalimat utama di awal dan di akhir paragraf

Kalimat utama yang dimaksud di sini merupakan bentuk pengulangan kalimat utama

dari yang pertama dalam sebuah paragraf. Bilamana dikaitkan dengan alur pikir,

paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragraf disebut sebagai deduktif,

kalimat utama yang terletak di akhir paragraf disebut sebagai induktif, dan paragraf yang

kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf disebut sebagai paragraf yang beralur

pikir abduktif.

Dalam penulisan paragraf karya tulis ilmiah juga memiliki kalimat penjelas.

Dikatakan kalimat penjelas karena tugas dari kalimat itu memang menjelaskan dan

menjabarkan lebih lanjut ide pokok dan kalimat utama yang terdapat dalam paragraf

tersebut. Dalam sebuah paragraf kalimat penjelas di bagi dua yakni kalimat penjelas

mayor dan kalimat penjelas minor.

1. Kalimat penjelas mayor

Kalimat penjelas mayor (major support sentences) adalah kalimat penjelas yang utama.

Kalimat penjelas yang utama itu bertugas menjelaskan secara langsung ide pokok dan

kalimat utama yang terdapat di dalam paragraf itu.

2. Kalimat penjelas minor

Dikatakan kalimat penjelas minor karena kalimat penjelas itu tidak secara langsung

menjelaskan ide pokok dan kalimat utama paragraf. Akan tetapi, kalimat yang

menjelaskan kalimat penjelas mayor tertentu secara langsung.

Page 25: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

Selain kalimat utama dan kalimat penjelas dalam penulisan paragraf karya tulis

ilmiah juga terdapat kalimat penegas. Kehadiran kalimat penegas di adalah sebuah

paragraf bersifat tentarif, bersifat mana suka. Bilamana dirasa perlu dihadirkan, maka

silakan saja dihadirkan di dalam paragraf anda tersebut. Maka, dalam konteks

pemakaian paragraf yang demikian, kehadiran sebuah kalimat penegas di dalam

paragraf, menjadi sangat tidak dipentingkan oleh penulis.

4. Penyusunan Alinea

Alinea pada hakikatnya adalah kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas

ketimbang kalimat. Alinea merupakan himpunan kalimat yang bertalian secara utuh atau

koherens dan kohesi dalam rangka membentuk ide atau gagasan. Dari sudut

bentuknya, alinea terdiri atas alinea menjorok, yakni alinea yang awal kalimatnya

disusun secara menjorok ke dalam, dan alinea merenggang, yaitu alinea yang awal

kalimatnya disusun merata dengan batas tepi kiri tulisan. Ada pula alinea yang

bentuknya merupakan variasi dari kedua bentuk yang telah disebutkan ini.

Apapun bentuk alinea yang dipilih, sebuah alinea harus mengandung satu gagasan

utama atau topik pikiran yang wujudnya berupa kalimat topik. Selain berfungsi sebagai

pengendali isi alinea, gagasan utama akan menentukan kalimat mana yang dapat

dikelompokkan ke dalam suatu alinea, dan sekaligus akan menentukan informasi mana

yang tidak dapat di masukan ke dalam alinea tersebut.

Struktur sebuah alinea lazimnya terbagi atas (1) alinea pembuka, (2) alinea tubuh, (3)

alinea penutup. Pertama, alinea pembuka adalah alinea yang diletakkan pada awal

tulisan. Di dalam artikel ilmiah untuk jurnal, misalnya alinea pembuka berposisi sebagai

alinea awal bagian pendahuluan (setelah abstrak dan nama diri penulis). Di dalam

laporan penelitian, skripsi atau tesis, alinea pembuka berada di bagian awal tiap-tiap

bab. Sementara itu, alinea pembuka di dunia jurnalistik, yang lebih dikenal dengan

sebutan teras, lead, atau intro, terletak di bawah judul berita utama media massa cetak

dan pada umumnya dicetak tebal atau kursif.

Kedua, alinea tubuh, setelah berhasil menyusun alinea pembuka tugas kita berikutnya

adalah menguraikan gagasan utama yang terdapat di dalam alinea pembuka tersebut

ke dalam alinea-alinea berikutnya (alinea tubuh). Oleh karena itu, agar tidak

membosankan atau membingungkan pembaca, susunlah alinea tubuh dalam kalimat

yang pendek tanpa mengabaikan syarat pembentukan alinea yang baik.

Ketiga, alinea penutup, di dalam karya tulis ilmiah alinea penutup terletak pada alinea

akhir bagian simpulan. Fungsi utamanya memang menyimpulkan tulisan kita, namun

upayakanlah membangun alinea penutup sedemikian rupa agar mengesankan

Page 26: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

pembaca. Upaya itu, misalnya jangan berpanjang-lebar dan perhatikan pula

perbandingan yang proposional antara alinea pembuka, alinea tubuh, dan alinea

penutup.

Patut pula dikemukakan, simpulan pada dasarnya adalah “laporan” mengenai apa saja

yang telah kita temukan dalam penelitian kita dan bukan “ringkasan” mengenai karya

tulis ilmiah kita.

Page 27: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara spesifikasi ragam bahasa ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan

pengelompokan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan

sifat keilmuannya. Ragam bahasa ilmiah dapat juga diartikan sebagai sarana verbal

yang efektif, efisien, baik, dan benar. Ragam ini wajib digunakan untuk

mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah.

Fungsi dan kedudukan bahasa karya tulis ilmiah sangatlah penting untuk menunjang

kredibilitas suatu karya ilmiah. Kedudukan bahasa karya tulis ilmiah yaitu sebagai

bahasa komunikasi.

Penulisan kata mempunyai peranan yang sangat penting dalam bahasa karena

merupakan unsur utama dalam pembangun kalimat. Tanpa kata, tidak mungkin ada

bahasa. Subjek dan predikat merupakan unsur utama dalam sebuah kalimat yang harus

ada dalam sebuah kalimat, apabila tidak memiliki kedua unsur tersebut, maka bentuk

kebahasaannya bukanlah kalimat, melainkan frasa, kumpulan kata. Dalam penulisan

paragraf karya tulis ilmiah juga memiliki kalimat penjelas. Dikatakan kalimat penjelas

karena tugas dari kalimat itu memang menjelaskan dan menjabarkan lebih lanjut ide

pokok dan kalimat utama yang terdapat dalam paragraf tersebut. sebuah alinea harus

mengandung satu gagasan utama atau topik pikiran yang wujudnya berupa kalimat

topik.

B. Saran

Demikianlah makalah bahasa karya tulis ilmiah yang dapat penulis sampaikan,

penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan

jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan guna

memperbaiki makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Amin.

Page 28: Makalah Bahasa Karya Ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

http://edisusilo09071991.blogspot.co.id/2014/11/ragam-bahasa-ragam-bahasa-ilmiah-

ragam.html

esmanafe.blogspot.com/.../makalah-tentang-bahasa-karya-tulis.html