Page 1
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan ke khadirat Allah
swt atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “kosakata dan diksi“. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas dari pengajar mata kuliah
bahasa indonesia.
Dalam Penyusunan makalah ini kami merasa masih
banyak kekurangan - kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada :
1. Ibu Sri Utaminingsih SE. MM selaku Guru Mata kuliah
yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam
pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam
rangka penyelesaian penyusunan makalah ini
2. Rekan-rekan semua di Kelas 01SMJMG Universitas
Pamulang.
3. Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada
keluarga yang telah memberikan dorongan dan bantuan
serta pengertian yang besar kepada penyusun.
1
Page 2
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan makalah
ini.
Kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan
dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Pamulang, 09 April 2014
Penyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………. 1
Daftar Isi …………………………………………………………………. 2
Bab1 pendahuluan …………………………………………………….. 3
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 3
1.2 Tujuan ……………………………………………………………….. 3
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………… 3
Bab2 ……………………………………………………………………… 4
2.1 Pengertian Kosakata ……………………………………………… 4
2.2 Jenis Kosakata …………………………………………………….. 7
2.3 Pengertian Diksi …………………………………………………… 10
2
Page 3
2.4 Tujuan Diksi ……………………………………………………….. 12
2.5 Fungsi Diksi ……………………………………………………….. 13
2.6 Kata-kata ilmiah……………………………………………………. 14
2.7 Kriteria Diksi………………………………………………………… 15
2.8 Kesesuaian Diksi…………………………………………………... 17
2.9 Klasifikasi kata Berdasarkan Diksi………………………………..
18
Bab3……………………………………………………………………… 23
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 23
3.2 Saran ………………………………………………………………… 24
Daftar Pustaka ………………………………………………………….. 25
Anggota kelompok2 …………………………………………………….. 26
BAB1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia Sesuai Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK&KD). Makalah ini
disusun berdasarkan tugas kelompok, dan kami kelompok
3
Page 4
2 mendapat bagian menyusun materi mengenai kosakata
dan diksi.
1.2 Tujuan
1. Memenuhi tugas guru mata pelajaran bahasa
indonesia
2. Menambah pengetahuan mengenai Materi kosakata
dan diksi
1.3. Rumusan Makalah
1. Pengertian kosakata dan diksi
2. pembentukan istilah dan definisi
3. klasifikasi kata berdasrkan diksi
4
Page 5
BAB 2
2.1 PENGERTIAN KOSAKATA
Kosakata (bahasa Inggris: vocabulary) adalah himpunan
kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain,
atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.
Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua
kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau
semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh
orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan
kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan
gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya.
Karenanya banyak ujian standar, seperti SAT, yang
memberikan pertanyaan yang menguji kosakata.Penambahan
kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan
bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu
bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam
suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah sering
diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari mata
pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang
menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan
yang menarik dan edukatif.
5
Page 6
Seseorang yang menguasai banyak kosakata dapat
menyampaikan gagasannya dengan baik. Namun, akan lebih
baik jika dalam mengungkpakan gagasannya, ia dapat
memilih atau menempatkan kata secara tepat dan sesuai.
pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari
upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam
kalimat, alenia, atau wacana.
pemilihan kata akan dapat dilakukan bila tersedia
sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan.
Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah
kata yang dapat menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat
pada imajinasi pembaca atau pendengar. Untuk itu, agar
gagasan-gagasan tersebut dapat dengan tepat agar pada
imajinasi pembaca atau pendengar, ketersediaan kata
yang dimiliki oleh seorang penulis mutlak diperlukan
yaitu berupa perbendaharaan kata yang memadai, seakan-
akan ia memiliki daftar kata.
persoalan ketepatan pilihan kata itu menyangkut pula
masalah makna kata dan kosa kata seseorang, sehingga
dari daftar kata itu dipilih salah satu kata yang
paling tepat untuk mengungkapkan suatu pengertian.
Tanpa menguasai sediaan kata yang cukup banyak, tidak
mungkin seseorang dapat melakukan pemilihan atau
seleksi kata.
Pemilihan kata bukanlah sekedar kegiatan memilih kata
yang tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok.
6
Page 7
Cocok dalam hal ini berarti sesuai dengan konteks
dimana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan
dengan nilai rasa masyarakat pemakainya. Untuk itu,
dalam memilih kata diperlukan analisis dan
pertimbangan tertentu.
hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan
pilihan kata adalah diantaranya penulis atau pengarang
mampu membedakan secara cermat denotasi dan konotasi
kata, mampu mengetahui kata kerja yang menggunakan kata
depan yang harus digunakan secara idiomatic, mampu
membedakan kata-kata yang mirip ejaannya, menghindari
kata-kata yang hampir bersinonim.
kata-kata yang bersinonim tidak selalu memiliki
distribusi yang saling melengkapi. Oleh karena itu,
penulis atau pembicara harus berhati-hati memilih kata
dari sekian sinonim yang ada untuk menyampaikan apa
yang diinginkannya, sehingga tidak timbul interpretasi
yang berlainan,
sebagai contoh :
kata mati bersinonim dengan mampus, meninggal, wafat,
mangkat, tewas, gugur, berpulang, kembali ke haribaan
tuhan.
akan tetapi, kata-kata tersebut tidak dapat bebas
digunakan. Mengapa? Ada nilai rasa dan nuansa makna
yang membedakannya.
7
Page 8
kita tidak bisa mengatakan kucing kesayanganku wafat
tadi malam.
sebaliknya, kita tidak dapat mengatakan menteri fulan
mati tadi malam.
itulah contoh hasil analisis dan pertimbangan tertentu.
jadi, ketepatan makna harus menuntut kesadaran penulis
atau pembicara untuk tetap mengikuti perkembangan makna
kata dari waktu ke waktu.
Dari uraian diatas ada tiga hal yang dapat kita
simpulkan, yaitu
Kemampuan memilih kata hanya dimungkinkan bila
sesorang menguasai banyak kosa kata,
Pilihan kata mengandung pengertian upaya atau
kemampuan membedakan secara tepat kata-kata yang
memiliki nuansa makna bersinonim,
Pilihan kata menyangkut kemampuan untuk memilih
kata yang tepat dan cocok situasi atau konteks
tertentu.
Dengan demikian bahwa pilihan kata sebenarnya
berhubungan dengan tutur dan tata tulis untuk mewadahi
pikiran. Untuk memilih kata dengan tepat, diperlukan
penguasaan kosa kata yang memadai.
kata yang dipilih dapat memberikan ketepatan makna
karena pada masyarakat tertentu sebuah kata sering
mempunyai makna yang baik, dan pada masyakat lain
memberikan makna yang kurang baik.
8
Page 9
penggunaan kata harus sesuai dengan norma kebahasaan
masyarakat. Agar tidak salah, gunakanlah kamus sebagai
pedoman dalam pemilihan kata. Karena dalam menggunakan
kamus, kata-kata yang disajikan tidak hanya sebatas
kata, tetapi beserta contoh kalimatnya, sehingga kita
bisa melihat dengan tepat konteks kata tersebut.
Jadi yang dimaksud dengan pilihan kata atau diksi
adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa
yang hendak kita ungkapkan. Saat kita berbicara, kadang
kita tidak sadar dengan kata – kata yang kita gunakan.
Maka dari itu, tidak jarang orang yang kita ajak
berbicara salah menangkap maksud pembicaraan kita.
2.2 JENIS KOSAKATA
Menurut Tarigan, Dj. (1994) jenis kosakata dapat
dikategorikan sebagai berikut ini.
a) Kosakata dasar
Kosakata dasar (basic vocabularry) adalah kata-kata yang
tidak mudah berubah atau sedikit sekali
kemungkinannya dipungut dari bahasa lain. Di bawah
ini yang termasuk ke dalam kosakata dasar yaitu:
1) Istilah kekerabatan, misalnya: ayah, anak, nenek,
kakek, paman, bibi, mertua, dan sebagainya.
2) Nama-nama bagian tubuh, misalnya: kepala, rambut,
lidah dan sebagainya.
9
Page 10
3) Kata ganti (diri, petunjuk), misalnya: saya,
kamu, dia, kami, kita, mereka, ini, itu, sana,
sini dan sebagainya
4) Kata bilangan, misalnya: satu, dua, sepuluh,
seratus, sejuta, dan sebagainya.
5) Kata kerja, misalnya: makan, minum, tidur, pergi,
dan sebagainya.
6) Kata keadaan, misalnya: suka, duka, lapar, haus,
dan sebagainya.
7) Kosakata benda, misalnya: tanah, udara, air,
binatang, matahari, dan sebagainya.
b) Kosakata aktif dan kosakata pasif
Kosakata aktif ialah kosakata yang sering dipakai
dalam berbicara atau menulis, sedangkan kosakata pasif
ialah kosakata yang jarang bahkan tidak pernah dipakai,
tetapi biasanya digunakan dalam istilah puitisasi.
Sebagai contoh dapat tergambar dalam tabel di bawah
ini.
KOSAKATA AKTIF DAN PASIF
Kosakata Aktif Kosakata Pasif
10
Page 11
Bunga, kembang
Matahari
Angin
Hati
Jiwa
(zaman) dahulu
dsb.
Puspa, kusuma
Surya, mentari
Bayu, puwana
Kalbu
Sukma
Bahari
dsb.c) Bentukan kosakata baru
Kosakata baru ini muncul disebabkan adanya sumber
dalam dan sumber luar bahasa. Sumber dalam diartikan
sebagai kosakata swadaya bahasa Indonesia sendiri,
sedangkan sumber luar merupakan sumber yang berasal
dari kata-kata bahasa lain. Kosakata sumber luar ini
meliputi pungutan dari bahasa daerah ataupun juga
bahasa asing.
d) Kosakata umum dan khusus
Kosakata umum adalah kosakata yang sudah meluas
ruang lingkup pemakaiannya dan dapat menaungi berbagai
hal, sedangkan kosakata khusus adalah kata tertentu,
sempit, dan terbatas dalam pemakaiannya.
e) Makna denotasi dan konotasi
Kridalaksana (dalam Tarigan, 1994:531) memberi
definisi mengenai makna denotasi yaitu kata atau
kelompok kata yang didasarkan pada penunjukkan yang
lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan
atas konvensi tertentu, sifatnya objektif. Makna
11
Page 12
denotasi ini biasa disebut juga dengan makna
sebenarnya; makna yang mengacu pada suatu referen tanpa
ada makna embel-embel lain; bukan juga makna kiasan
atau perumpamaan. Makna denotasi ini tidak menimbulkan
interpretasi dari pendengar atau pembaca.
Makna konotasi adalah makna yang timbul dari
pendengar atau pembaca dalam menstimuli atau
meresponnya. Dalam merespon ini terkandung emosional
dan evaluatif yang mengakibatkan munculnya nilai
rasa terhadap penggunaan atau pemakaian bahasa atau
kata-kata tersebut. Dalam pembagiannya, makna konotasi
ini terbagi menjadi konotasi positif dan konotasi
negatif. Konotasi positif yaitu konotasi yang
mengandung nilai ras tinggi, baik, halus, sopan dan
sebagainya. Misalnya: suami isteri, jenazah, nenek dan
sebagainya. Sedangkan yang dimaksud konotasi negatif
adalah konotasi yang mengandung nilai rasa rendah,
jelek, kasar, kotor, porno, dan sebagainya. Misal: laki
bini, buruh, mayat, bunting, udik, dan sebagainya.
f) Kata tugas
Dalam Alwi (1999:287) mengatakan bahwa kata tugas
dapat bermakna apabila dirangkaikan dengan kata lain.
Kata tugas ini hanya memiliki arti gramatikal seperti
ke, karena, dan, dari, dan sebagainya.
g) Kata benda (nomina)
12
Page 13
Kata benda atau nomina dapat diklasifikasikan ke dalam
tiga segi, yaitu dari segi semantis, sintaksis, dan
segi bentuk. Secara semantis kata benda adalah kata
yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep
atau pengertian. Secara sintaksis biasanya diikuti oleh
kata sifat dan dapat diikuti kata ‘bukan’. Sedangkan
dari segi bentuk morfologinya, kata benda terdiri atas
nomina bentuk dasar dan nomina turunan
2.3 Pengertian Diksi
Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada
pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau
pembicara.[rujukan?] Arti kedua, arti “diksi” yang
lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata – seni
berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan
dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas
13
Page 14
terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan
intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Dari buku Gorys Keraf (DIKSI DAN GAYA BAHASA (2002),
hal. 24) dituliskan beberapa point – point penting
tentang diksi, yaitu :
Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata
– kata mana yang harus dipakai untuk mencapai
suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan
kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan –
ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan
dalam suatu situasi.
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan
membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari
gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok
masyarakat pendengar.
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa
kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.
Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau
kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata
yang dimiliki suatu bahasa.
Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata
formal atau informal dalam konteks sosial – adalah yang
utama. Analisis diksi secara literal menemukan
14
Page 15
bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan
karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang
berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter
aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan
dengan pikiran menggambarkan karakter yang
introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap
pemilihan kata dan sintaks.
Selain itu juga Diksi, digambarkan dengan kata – seni
berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan
dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas
terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan
intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Atau
kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna
dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok
masyarakat pendengar.
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada
beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata,
diantaranya :
Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan
atau hal yang ‘diamanatkan’
Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin
disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk
15
Page 16
yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa
pembacanya.
Menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang
dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan
dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-
jaring kalimat yang jelas dan efektif.
2.4 TUJUAN DIKSI
Agar maksud dan tujuan pilihan kata dapat tercapai
seperti apa yang telah dituliskan pada definisi
tersebut diperlukan semacam indikator bahwa si
pendengar atau pembicara dapat memiliki gambaran atau
perasaan yang sama layaknya penulis atau pembaca, yaitu
:
Dapat mengkomunikasikan gagasan dan sesuai
berdasarkan kaidah suatu bahasa, dalam hal ini
adalah kaidah bahasa Indonesia
16
Page 17
Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling
efektif) tanpa salah penafsiran atau salah makna
Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai
dengan harapan si penulis atau pembicara, dan
Mendapatkan target komunikasi yang diharapkan.
Untuk itu diperlukan sesuatu yang disebut dengan
kesesuaian pilihan kata dan ketepatan pilihan kata
walaupun kedua pilihan kata tersebut memiliki arti yang
berbeda. Ketepatan pilihan kata berkenaan apakah kata
yang digunakan sudah setepat-tepatnya, sehingga tidak
menimbulkan anggapan yang lain antara pembicara dan
pendengar atau penulis dengan pembaca.
Adapun yang berkenaan pilihan kata, apakah kata yang
digunakan tersebut tidak merusak suasana atau
menyinggung perasaan orang yang diajak berbicara.
2.5 Fungsi Diksi
Fungsi dan yang mempengaruhi Diksi :Hal-hal yang
mempengaruhi diksi berdasar kemampuan pengguna bahasa :
17
Page 18
- Serangkaian kalimat harus jelas dan efektif sehingga
sesuai dengan
gagasan utama.
- Cara dari mengimplementasikan sesuatu kedalam sebuah
situasi .
- Sejumlah kosakata yang didengar oleh masyarakat harus
benar-benar
di kuasai.
Fungsi dari diksi :
- Untuk mencegah kesalah pahaman.
- Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
- Untuk Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara
verbal.-
supaya suasana yang tepat bisa tercipta.
- Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat
resmi, resmi,
tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau
pembaca.
18
Page 19
2.6 KATA-KATA ILMIAH
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu saja sudah
sangat sering mendengar kata ilmiah. Kata ilmiah
seringkali dihubungkan dengan bidang pendidikan atau
hal-hal yang berbau ilmu pengetahuan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua,
kata ilmiah memiliki arti bersifat ilmu. Secara ilmu
pengetahuan, memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.
Namun, pengertian dari kata ilmiah itu sendiri tidak
lantas menjelaskan keilmiahan dari sebuah karya atau
kegiatan yang bersifat ilmiah. Untuk mengukur
keilmiahan suatu karya atau kegiatan perlu ada tolok
ukur.
Agar seseorang dapat mendayagunakan bahasa secara
maksimal diperlukan kesadaran betapa pentingnya
menguasai kosakata. Penguasaan kosakata tidak akan
pernah lepas dari kemampuan mengunakan pilihan kata
secara tepat.
19
Page 20
Memilih kata yang tepat untuk dapat menyampaikan
gagasan ilmiah menuntut penguasaan, seperti :
1. Ketrampilan yang tinggi terhadap bahasa yang
digunakan,
2. Wawasan bidang ilmu yang ditulis
3. Konsistensi penggunaan sudut pandang, istilah,
baik dalam makna maupun bentuk agar tidak
menimbulkan salah penafsiran,
4. Syarat ketepatan kata, dan
5. Syarat kesesuaian kata.
Oleh karena itu, ketepatan pemilihan kata terkait
dengan konsep, logika, dan gagasan yang hendak ditulis
dalam karangan.
Ketepatan tersebut akan dapat menghasilkan kepastian
makna, sedangkan kesesuian kata menyangkut kecocokan
antara kata yang dipakai dengan situasi yang hendak
diciptakan, sehingga tidak mengganggu suasana batin,
emosi, atau psikis penulis dengan pembacanya, pembicara
dengan pendengarnya.
2.7 Kriteria Diksi
Agar dapat menghasilkan pengungkapan yang menarik
melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus
memenuhi kriteria, yaitu :
20
Page 21
· Ketepatan dalam pemilihan kata dalam
menyampaikan suatu gagasan.
· Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan
untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna
sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan
situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
· Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu
memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat
yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.
Kriteria pemilihan kata
• Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi
Misalnya :
- Monyet itu kurus sekali.
- Dasar monyet kamu itu!
• Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip dalam
ejaannya
Misalnya :
- Karton - Kartun
- Intensif – Insentif
• Dapat memahami makna kata-kata abstrak dan kata
konkrit.
Kata abstrak :
21
Page 22
Jika kata itu bermakna sifat, keadaan dan kegiatan.
Contoh : Ketulusan, Kebodohan, Kepandaian, Kecintaan
dan lain-lain.
Kata konkrit :
Jika kata itu bermakna pada suatu benda, orang atau
apa saja yang mempunyai eksistensi.
Misalnya : Mobil, Motor, Rumah dan lain-lain.
Contoh :
- Ketulusan hatinya membuat dia akhirnya luluh.
- Ayah baru membeli motor kemarin.
• Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan
secara tepat.
Contoh :
- Antara aku dan dia tidak terjadi apa-apa.
- Baik menang maupun kalah itu sama saja.
- Bukannya saya tidak percaya, tetapi saya agak ragu
akan kemampuannya.
• Dapat membedakan kata-kata umum dengan kata-kata
khusus.
Contoh :
- Kata umum : melihat,
- Kata khusus : menatap, memandang, melotot,
membelalak, melirik, memperhatikan, menonton.
22
Page 23
2.8 KESESUAIAN DIKSI
Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup
soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan
tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan
tambahan berupa perbedaan tata bahasa,pola kalimat,
panjang atau kompleknya suatu alinea, dari beberapa
segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan kesesuaian
dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan
pikiran kita dengan cara yang sama dalam sebuah
kesempatan dan lingkungan yang kita masuki.
23
Page 24
Syarat-Syarat Kesesuaian Diksi
Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
1.Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur
substandard dalam situasi yang formal.
2.Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus
saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan
pembicara mempergunakan kata-kata popular.
3.Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
4.Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari
pemakaian kata-kata slang
5.Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
6.Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
7.Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial.
2.9 KLASIFIKASI KATA BERDASARKAN DIKSI
Klasifikasi kata berdasarkan makna
1. Makna denotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar
secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna
yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah
suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara
objektif. Sering juga makna denotatif disebut
24
Page 25
makna konseptual.
Kata makan, misalnya, bermakna memasukkan sesuatu
kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata
makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna
denotatif disebut juga dengan istilah; makna
denatasional, makna kognitif, makna konseptual,
makna ideasional, makna referensial, atau makna
proposional (keraf,2002:2080). Disebut makna
denotasional, konseptual, referensial dan
ideasional, karena makna itu mengacu pada
referensi, konsep atau ide tertentu dari suatu
referensi. Disebut makna kognitif karena makna itu
berhubungan dengan kesadaran, pengetahuan dan
menyangkut rasio manusia.
2. Makna konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang
timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap
pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada
sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna
konotatif dapat berarti untung atau pukul. Makna
konotatif atau sering disebut juga makna kiasan,
makna konotasional, makna emotif, atau makna
evaluatif. Kata-kta yang bermakna konotatif atau
kiasan biasanya dipakai pada pembicaraaan atau
karangan nonilmiah, seperti: berbalas pantun,
25
Page 26
peribahasa, lawakan, drama, prosa, puisi, dan
lain-lain. Karangan nonilmiah sangat mementingan
nilai-nilai estetika. Nilai estetika dibangun oleh
bahasa figuratif dengan menggunakan kata-kata
konotatif agar penyampaian pesan atau amanat itu
terasa indah.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia
tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar
yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti
juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita
kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata itu
adalah makna denotatif atau konotaif.
Kata rumah monyet mengandung makna konotatif. Akan
tetapi, makna konotatif itu tidak dapat diganti
dengan kata lain, sebab nama lain untuk kata itu
tidak ada yang yang tepat. Begitu juga dengan
istilah rumah asap.
Makna konotatif dan makna denotatif berhubungan erat
dengan kebutuhan pemakaian bahasa. Makna denotatif
ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada satu makna yang
menyertainya, sedangkan makna konotatif adalah makna
kata yang mempunyai tautan pikiran, perasaan, dan lain-
lain yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata
lain, makna denotatif adalah makna yang bersifat umum,
26
Page 27
sedankan makna konotatif lebih bersifat pribadi dan
khusus.
Contoh:
Dia adalah wanita cantik (denotatif)
Dia adalah wanita manis (konotatif)
Kata cantik lebih umum dari pada kata manis. Kata
cantik akan memberikan gambaran umum tentang seorang
wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung suatu
maksud yang lebih bersifat memukau perasaan kita.
Nilai kata-kata itu dapat bersifat baik dan dapat pula
besifat jelek. Kata-kata yang berkonotasi jelek dapat
kita sebutkan seperti kata tolol (lebih jelek dari pada
bodoh), mampus (lebih jelek dari pada mati), dan gubuk
(lebih jelek dari pada rumah). Di pihak lain, kata-kata
itu dapat pula mengandung arti kiasan yang terjadi dari
makna denotatif referen lain. Makna yang dikenakan
kepada kata itu dengan sendirinya akan ganda sehingga
kontekslah yang lebih banyak berperan dalam hal ini.
Contoh lain :
Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk
memperoleh kepercayaaan masyarakat.
Kata membanting tulang (makna denotatif adalah
pekerjaan membanting sebuah tulang) mengandung makna
“berkerja keras” yang merupakan sebuah kata kiasan.
27
Page 28
Kata membanting tulang dapat kita masukan ke dalam
golongan kata yang bermakna konotatif.
Kata-kata yang dipakai secara kiasan pada suatu
kesempatan penyampaian seperti ini disebut idiom atau
ungkapan. Semua bentuk idiom atau ungkapan tergolong
dalam kata yang bermakna konotatif.
Kata-kata idiom atau ungkapan adalah sebagai berikut:
Keras kepala Panjang tangan, Sakit hati, dan
sebagainya.
Klasifikasi makna berdasarkan leksikal
1. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada
asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi
bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah
mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.Sinonim
ini dipergunakan untuk mengalihkan pemakaian kata
pada tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak
membosankan. Dalam pemakaianya bentuk-bentuk kata
yang bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang
dan mengonkritkan bahasa seseorang sehingga
kejelasan komunikasi (lewat bahasa itu) akan
terwujud. Dalam hal ini pemakai bahasa dapat
memilih bentuk kata mana yang paling tepat untuk
dipergunakannya sesuai dengan kebutuhan dan
situasi yang dihadapinya.
28
Page 29
contoh sinonim :
agung, besar, raya.
penelitian, penyelidikan.
mati, mangkat, wafat, meninggal. cahaya,
sinar.
ilmu, pengetahuan.
2. Antonim
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan
satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan
kata.
Contoh antonim :
keras, lembek surga, neraka
naik, turun laki-laki, perempuan
kaya, miskin atas, bawah
3. Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang
berbeda, lafal yang sama, dan ejaannya sama.
Contoh homonim :
Bu Andi bisa membuat program perangkat lunak
komputer dengan berbagai bahasa pemrograman (bisa
= mampu).
Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk
diteliti (bisa = racun).
29
Page 30
4. Homofon
Homofon adalah suatu kata yang memiliki makna yang
berbeda, lafal yang sama, dan ejaannya berbeda.
Contoh homofon :
Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai
(masa = waktu)
Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di
media massa (massa = masyarakat umum)
5. Homograf
Homograf adalah satu kata yang memiliki makna yang
berbeda, lafal yang beda, dan ejaannya sama.
Contoh homograf :
Bapak dia seorang pejabat teras pemerintahan yang
menjadi tersangka korupsi (teras= pejabat tinggi).
Kami tidur di teras karena kunci rumah dibawa oleh
Andi (teras = bagian rumah).
6. Polisemi
Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak
pengertian.
Contoh polisemi :
Kepala desa Kepala surat
30
Page 31
7. Hipernim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak
kata lain.
Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari
penyebutan kata-kata lainnya.
Contoh hipernim:
Hantu, ikan, kue
8. Hiponim
Hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya
oleh kata hipernim.
Contoh hiponim :
Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak,
pastur buntung, tuyul, genderuwo, dan lain-lain.
Lumba-lumba, tenggiri, hiu, nila, mujair, sepat,
dan lain-lain.
BAB 3
3.1 KESIMPULAN
Diksi adalah ketepatan atau kesesuaian pilihan
kata pada suatu paragraf atau wacana. Dengan
penggunaan diksi yang tepat dan sesuai dengan
31
Page 32
pengekspresian paragraf atau wacana maka gaya
bahasa menjadi efektif. Sehingga gaya bahasa
membentuk suasana kejujuran, kesopanan,
kemenarikan, tingkat keresmian, atau gaya
percakapan. Gaya bahasa yang dihasilkan oleh
pilihan kata terbagi tiga yaitu, gaya
sederhana, gaya menengah dan gaya mulia.
Penggunaan ketepatan kata dipengaruhi oleh
kemampuan pengguna bahasa. Kesesuaian kata
diperlukan agar tidak merusak makna, suasana,
dan situasi yang hendak ditimbulkan atau
suasana yang sedang berlangsung. Pengembangan
perubahan makna dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan komunikasi dan pengembangannya
bersesuaian dengan kualitas pemikiran
pemakainya.
Denotasi bermakna lazim atau aslinya sedangkan
konotasi bermakna kias atau bukan makna
sebenarnya. Sinonim adalah dua kata atau lebih
yang memiliki perbedaan dalam hal bentuk,
ejaan, dan pengucapan tetapi bermakna sama.
Idiomatik adalah penggunaan kedua kata yang
berpasangan dan tidak dapat digantikan dengan
pasangan lain. Kata tanya merupakan kata yang
hanya digunakan untuk menanyakan sesuatu.
32
Page 33
Homonim merupakan kata yang memiliki tulisan
dan bunyi yang sama, tetapi berbeda makna.
Sedangkan homofon merupakan, kata yang memiliki
bunyi yang sama dengan tulisan dan makna yang
berbeda. Berbeda dengan homonim dan homofon,
homograf merupakan kata yang memiliki tulisan
dan makna yang sama tetapi bunyinya berbeda.
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep,
sedangkan kata konkret mempunyai referensi
objek yang dapat diamati. Pemakaian dalam
penulisan bergantung pada jenis dan tujuan
penulisan. Kata umum adalah kata yang memiliki
ruang lingkup yang luas, dan sifatnya umum
sedangkan, kata khusus adalah kata yang
memiliki ruang lingkup yang sempit, dan
sifatnya khusus. Defenisi merupakan kata,
frasa, atau kalimat yang mengungkapkan makna,
keterangan, atau ciri utama orang, benda,
proses, atau aktivitas, batasan arti, rumusan
tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu
konsep yang menjadi pokok pembicaraan atau
studi atau Uraian pengertian yang berfungsi
membatasi objek, dan keadaan berdasarkan waktu
dan tempat suatu kejadian.
33
Page 34
SARAN
Diksi merupakan pilihan kata. Pilihan kata
tersebut harus sesuai dan tepat. Ketepatan dan
kesesuaian kata tersebut sangat penting dalam
suatu karya sastra agar pesan yang disampaikan
penulis dapat dimengerti oleh pembaca. Jadi,
diksi sangat penting untuk dipelajari agar kita
menjadi seorang Intelek yang profesional dan
mampu membuat karya sastra yang bagus.
DAFTAR PUSTAKA
34
Page 35
http://www.gundar.agarirs.com/2012/10/pengertian-diksi-diksi-dalam-arti.html ata-kata hipernim
http://senseleaf.blogspot.com/2012/03/ diksi.html
http://adevriko.blogspot.com/2011/07/kosa- kata-dan-diksi.html
www.peribahasaindonesia.com/pengertian-diksi- pilihan-kata/
http://ilhamposts.blogspot.com/2012/11/makalah-pilihan-kata-diksi.htmlc
35