“ANALISA JENIS DAN KADAR VITAMIN E SECARA HPLC” MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisa Pangan Dosen Pengampu : Dr. Ir. Joni Kusnadi, M. Si. Disusun Oleh: Kelompok 5 (Lima) Yoga Setiawan 115100800111027 Arni Ardila Sari 115100501111001 Catur Setya Budi R. 115100800111009 Fintya Maulida 115100501111013 Retno Ade Pujiastuti 115100813111001 Maslia Fahrun Nisa’ 115100513111005 Made Monisa A 115100500111027 Karlita Meirza FH 115100501111003 Austriena N. Putri 115100507111005
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
“ANALISA JENIS DAN KADAR VITAMIN E SECARA HPLC”
MAKALAHDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisa Pangan
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Joni Kusnadi, M. Si.
Disusun Oleh:Kelompok 5 (Lima)
Yoga Setiawan 115100800111027Arni Ardila Sari 115100501111001Catur Setya Budi R. 115100800111009Fintya Maulida 115100501111013Retno Ade Pujiastuti 115100813111001Maslia Fahrun Nisa’ 115100513111005Made Monisa A 115100500111027Karlita Meirza FH 115100501111003Austriena N. Putri 115100507111005
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan
perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, komponen – komponennya
akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak Anonim,(1996). Fase diam
akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen
campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan
komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat (Gritter, dkk. 1991).
Sekarang ini, kromatografi sangat diperlukan dalam memisahkan suatu campuran senyawa.
HPLC didefinisikan sebagai kromatografi cair yang dilakukan dengan memakai fase diam yang
terikat secara kimia pada penyangga halus yang distribusi ukuranya sempit ( kolom ) dan fase
gerak yang dipaksa mengalir dengan laju alir yang terkendali dengan memakai tekanan tinggi
sehingga menghasilkan pemisahan dengan resolusi tinggi dan waktu yang relative singkat. HPLC
atau KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian
senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah bidang, antara lain : farmasi; lingkungan;
bioteknologi; polimer; dan industri- industri makanan.
Bila dibandingkan dengan kromatografi gas - cair/ gas – liquid Chromatography (GLC) maka
HPLC lebih bermanfaat untuk isolasi zat tidak mudah menguap, demikian juga zat yang secara
termal tidak stabil. Akan tetapi ditinjau dari kecepatan dan kesederhanaan, GLC lebih baik.
Kedua teknik ini komplementer satu sama lainnya, keduanya efisien, sangat selektif hanya
memerlukan sampel berjumlah sedikit serta keduanya dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
Akhir – akhir ini untuk pemurnian (misalnya untuk keperluan sintesis) senyawa organik skala
besar, HPLC (High Precision Liquid Chromatography) secara intensif digunakan. Bila zat terlarut
dengan pelarut yang cocok, zat tersebut dapat dianalisa. Ciri teknik ini adalah penggunaan
tekanan tinggi untuk mengirim fasa mobil kedalam kolom. Dengan memberikan tekanan tinggi,
laju dan efisiensi pemisahan dapat ditingkatkan. Dalam makalah ini akan prinsip dan analisa
vitamin E pada bahan pangan secara HPLC .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasar latarbelakang diatas maka rumusan masalah yang akan dibahas ialah bagaimana
prinsip kerja HPLC sekaligus penentuan kadar dan jenis vitamin E pada produk pangan dengan
analisa HPLC?
1.3 Tujuan
Mengetahui prinsip dasar dan penentuan jenis sekaligus kadar dalam analisa vitamin E pada
μl disuntikkan pada HPLC dan dielusi dengan larutan metanol 90% dan 95%. Begitu pula
kecepatan alir fasa gerak yaitu 1,5 ml dan 2,0 ml/menit pada 2 jenis kolom C18 dan C8.
Penentuan perlakuan optimal untuk analisis HPLC dilihat pada waktu retensi yang cepat
dan dapat memisahkan setiap komponen vitamin. Pada konsentrasi metanol 90% waktu retensi
yang diperlukan untuk vitamin E lebih lama dibandingkan konsentrasi metanol 95% . Begitupula
pada kolom C18 dengan konsentrasi metanol 90% tampak lebih lama . Dengan kecepatan alir 1,5
mI/menit waktu retensi yang diperlukan lebih lama dibandingkan dengan kecepatan alir 2
ml/menit (Capuano, A. 1981).
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari ulasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kerja HPLC pada prinsipnya adalah
pemisahan setiap komponen dalam sample (analit-analit) berdasarkan kepolarannya, untuk
selanjutnya diidentifikasi (kualitatif) dan dihitung berapa konsentrasi dari masing-masing
komponen tersebut (kuantitatif). Alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan
tertentu sebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi lainnya
adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak.
Dalam penentuan vitamin E pada bahan pangan secara HPLC secara garis besar
prinsipnya sama namun yang membedakan ialah ketika preparasi sampel dimana sampel cair
diencerkan dan dihomogenkan terlebih dahulu sedangkan sampel padat di perluas permukaannya
dengan cara dihancurkan lalu di encerkan dan dihomogenkan. Prinsip kerja analisa vitamin E
pada sampel susu diperlakukan dengan senyawa metanol atau etanol untuk denaturasi lipoprotein.
Saponifi kation dengan alkaline dari bahan akan menghilangkan lemak dan membebaskan
vitamin E dari bahan uji sebagai unsaponifi bahan secara berturut-turut diekstraksidengan
petroleum eter. Sama halnya dengan analisa vitamin E pada daging diperlakukan dengan senyawa
metanol untuk denaturasi senyawa lipid yang diikat vitamin E yaitu lipoprotein sehingga dapat
terpisah dan teranalisis. Jenis vitamin E ditentukan berdasarkan waktu retensi sampel pada kolom
sedangkan kuantitas vitamin E ditentukan berdasarkan luas kurva dan konsentrasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,(1996),” Pangan”, Media Komunikasi dan Informasi, No. 26 Vol. VII – 1996, Jakarta, hal. 49.
Antalick, J .D . 1981 . Determination of vitamin A, D and E by HPLC . Anal Abstracts, 40,3F15 .
Bieri, J.G., Tolliver T.J ., Catignani G .L. 1980 . Simultaneous determination ofalpha-tocopherol and retinol in plasma or red cells by HPLC . Anal Abstracts, 40,1 D208 .
Capuano, A ., Daghette A . 1981 . Direct HPLC determination of vitamin A, E and B6 (retinol, alpha-tocopherol and pyri doxibne respectively) present in dietetic oils .Anal Ab stract 40, 2F72 .
Clydesdale, Fergus M, (1988), “Minerals : Their Chemistry and Fate in Food in Trace Minerals in Foods”, Marcel Dekker, Inc, 1st Edition, New York, page 73.
Gentili, A. and Caretti, F. 2011.”Evaluation of a method based on liquid chromatography-diode array detector-tandem mass spectrometry for a rapid and comprehensive characterization of the fat-soluble vitamin and carotenoid profile of selected plant foods. Journal Chromatogr. A, 1218, 684-697
Gertz, C. dan Hermanu K. 1982, Determination of tocopherols and Tocotrienol in food . Anal abstract 43, 5F13 .
Institute of Medicine. 2000,”Dietary Reference Intakes for vitamin C, vitamin E, Selenium, and Carotenoids”. Pages 506. National Academy Press, Washington, DC
Muniz, J.F., Wehr G .T., Wehr H .M. 1983. Reversed phase liquid chromatography Determination of vitamin D2 and D3 in milk . Anal Abstracts,44,1 F36 .
Junsoo, L., Lin, Y., Landen, W.O. and Eitenmiller, R.R. 2000 “Optimization of an extraction procedure for the quantification of vitamin E in tomato and broccoli using response surface methodology”. J. Food Comp. Anal., 13, 45-57
Keller H.E.: Analytical Methods fot Vitamins and Carotenoids in Feed. Hoffman-La Roche Inc., Basel, Switzerland 1988, p.120
Khan, A., Khan, M.I., Iqbal, Z., Shah, Y., Ahmad, L. and Watson, D. G. 2010. “An optimized and validated RP-HPLC/UV detection method for simultaneous determination of all-trans-retinol (vitamin A) and alpha-tocopherol (vitamin E) in human serum, Comparison of different particulate reversed-phase HPLC columns”. J. Chromatogr. B, 878, 2339-2347.
Okano, T ., Takeuchi A ., Kobayashi T . 1982 . Simplified assay of vitamin D2 in fortified dried milk by two stage HPLC.Anal Abstracts 43,5F28 .
Resources Council, Science and Technology Agency, (2000), “Standard Tables of Food Composition in Japan”, Fifth revised Edition, Japan.
Renzi.M.,Quatantellic C.dkk,2005 “Simplifi ed HPLC-UV method for determination of α-tocopherol in plasma. Ital.J .Sci., 4, 191, 2005
Sumar, dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen Edisi Kesatu. Semarang: IKIP Semarang Press.
Syvaoja E.L.,dkk 1985.“Tocopherols and tocotrienols in Finnish foods”: Dairy products and eggs.Milchwissenschaft, 40 (8), 467,
Zonta, F . dan Stancher B . 1982 . HPLC of fat soluble vitamin separa tion and indentification of vitamin D2 D3 and their iso mers in food samples in the presence of vitamin A .E and carotene . J . Chrom 246, 105 - 112.