BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangTablet adalah sediaan padat
yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet
cetak dan tablet kempa. Tablet kempa dibuat dengan memberikan
tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja.
Tablet dapat dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan
tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.Sediaan tablet merupakan
sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak mengalami
perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet
adalah sediaan lebih kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya
dan penggunaannya lebih praktis dibanding sediaan yang lain.Selain
mengandung bahan aktif, tablet biasanya mengandung bahan tambahan
yang mempunyai fungsi tertentu. Bahan tambahan yang umum digunakan
adalah bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pengembang, bahan
pelicin atau zat lain yang cocok. Bahan tambahan yang digunakan
pada pembuatan tablet harus inert, tidak toksik dan mampu
melepaskan obat dalam keadaan relatif konstan pada jangka waktu
tertentu.Untuk mengetahui karakteristik suatu sediaan tablet maka
diperlukan serangkaian evaluasi atau pengujian terhadap sediaan
tersebut. Karena sebagian besar diantara kita tidak mengetahui
karakteristik tablet yang kita gunakan. Untuk itu beberapa
parameter-parameter uji sediaan tablet perlu untuk diketahui.
1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana Praformulasi Tablet
Aminophilin2. Bagaimana metode cara pembuatan tablet aaminophilin3.
Bagaimana dan memahami tentang praformulasi,formulasi,dan uji mutu
fisik dari tablet aminophilin.
1.3 Tujuan 1. Mengetahui Praformulasi Tablet Aminophilin2.
Mengetahui metode cara pembuatan tablet aaminophilin3. Mengetahui
dan memahami tentang praformulasi,formulasi,dan uji mutu fisik dari
tablet aminophilin
BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian TabletTablet merupakan
sediaan padat yang biasanya dibuat secara kempa cetak, berbentuk
rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis
obat atau lebih dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang
sesuai. Kebanyakan dari tablet digunakan pada pemberian peroral,
dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna,
zat pemberi rasa dan lapisan lapisan berbagai jenis (FI III,
1979).Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan tablet dapat
digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (Depkes RI,
1995).Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa
cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya
rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat
berfungsi sebagai sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat
pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok
(Depkes RI, 1979).2.2 Persyaratan Sediaan TabletBeberapa
persyaratan yang harus dimiliki oleh sediaan tablet yang baik,
antara lain :1. Kuat dan tahan akan gesekan-gesekan yang terjadi
pada saat pentabletan, pengemasan, transportasi, dan penggunaannya.
Untuk itu, perlu dilakukan uji kekerasan dan kerapuhan tablet,
meskipun persyaratan kekerasan dan kerapuhan tablet tidak tercantum
dalam Farmakope Indonesia (persyaratan non-kompendial).2. Kadar
obat harus terpenuhi, sesuai dengan persyaratan yang tercantum
dalam Farmakope Indonesia.3. Memenuhi uji keseragaman bobot dan
kadar zat aktif didalam tablet, sesuai dengan persyaratan yang
tercantum dalam Farmakope Indonesia.4. Memenuhi uji ketersediaan
hayati. Pada tahap awal, kecepatan dan banyaknya obat yang
dilepaskan dari tablet, dapat ditentukan oleh waktu hancur
tablet.5. Penampilan yang baik dan menarik, oleh karena itu sering
kali diperlukan bahan pewarna , perasa, dan pemberi aroma.6. Dapat
mempertahankan sifat-sifatnya, yaitu tablet harus tetap akseptabel,
aman dan manjur bila digunakan.(Hadisoewignyo L dan Fudholi A,
2013).2.3 Metode Pembuatan TabletBerdasarkan metode pembuatan table
dapat digolongkan sebagai berikut :1. Granulasi BasahGranulasi
Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang
dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif
tahan terhadap lembab dan panas.Umumnya untuk zat aktif yang sulit
dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak
baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi masa
tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat
kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut
digranulasi.a. Keuntungan metode granulasi basah : Memperoleh
aliran yang baik Meningkatkan kompresibilitas Untuk mendapatkan
berat jenis yang sesuai Mengontrol pelepasan Mencegah pemisahan
komponen campuran selama proses Distribusi keseragaman kandungan
Meningkatkan kecepatan disolusib. Kekurangan metode granulasi
basah: Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
Biaya cukup tinggi Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan
panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini Tahap pengerjaan lebih
lama.C. Cara pembuatan :Dilakukan dengan mencammpurkan zat khasit,
zat pengisi dan zat penghancur sampai homogeny, lalu dibasahi
dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna.
Setelah itu diayak menjadi granul, dan dikeringkan dalam almari
pengeringan pada suhu 400-500 C (tidak lebih dari 600 C). setelah
kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang
diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin/librikan dan dicetak
menjadi table dengan mesin table. 2. Granulasi KeringGranulasi
Keringdisebut jugaslugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan
eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat
yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang
berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari
metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan
bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik
ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis
efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif
yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban. Metode ini
digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :Kandungan zat
aktif dalam tablet tinggi, Zat aktif susah mengalir,Zat aktif
sensitif terhadap panas dan lembab.a. Keuntungan cara granulasi
kering adalah: Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan
larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan
waktu Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikatb.
Kekurangan cara granulasi kering adalah: Memerlukan mesin tablet
khusus untuk membuat slug Tidak dapat mendistribusikan zat warna
seragam Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan
terjadinya kontaminasi silangc. Cara pembuata :Dilakukan dengan
mencampurkan zat khasiat, zat pengisi dan zat penghancur, bila
perlu ditambahkan zat pengikat, zat pelicin menjadi masa serbuk
yang homogen, lalu dikempa cetak pada tekanan tinggi, sehingga
menjadi table besar ( slugging)yang tidak berbentuk baik, kemudian
digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel
yang diinginkan. Akhirnya dikempa cetak lagi sesuai ukuran tablet
yang diinginkan.3. Cetak LangsungCetak langsung yaitu proses
pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan
eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.Metode
ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat
pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif
yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap
panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl,
NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar
zat aktik tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif
tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan
sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara umum
sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah;
alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan
mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.a.
Keuntungan yaitu : Lebih ekonomis karena validasi proses lebih
sedikit Lebih singkat prosesnya. Dapat diterapkan pada zat aktif
yang tidak tahan panas dan lembab. Waktu hancur dan disolusi lebih
baik karena tidak memakai pengikatb. Kerugian yaitu : Kurang
seragamnya kandungan zat aktif karena kerapatan bulk antara zat
aktif dan pengisi berbeda. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak
mudah untuk dikempa langsung. Sulit dalam pemilihan eksipien karena
eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir;
kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang
baik.2.4 Defenisi AminophyllineAminofillin merupakan turunan
metilxantin yang mempunyai yang mempunyai efek bronkodilator dengan
jalan melemaskan oot polos bronkus. Indikasi Untuk meringankan dan
mengatasi serangan asma bronchial. Kontra Indikasi Hipersensitif
terhadap Aminofillin atau komponen obat. Penderita tukak lambung,
diabetes. Efek Samping Gastrointestinal, misalnya : mual, muntah,
diare. Susunan Saraf Pusat, misalnya : sakit kepala, insomnia.
Kardiovaskuler, misalnya : palpitasi, takikardi, aritmia
ventrikuler. Pernafasan, misalnya : tachypnea. Rash, hiperglikemia.
Dosis Dewasa dan anak : Untuk serangan akut, Loading Dose 6 mg/kg
BB diberikan intravena secara perlahan (tidak lebih dari 25
mg/menit). Loading dose harus dikurangi 50% jika penderita telah
menerima teofilin dalam 24 jam terakhir. Setelah Loading dose,
diteruskan dengan dosis pemeliharaan : Anak anak dibawah 9 tahun :
1 mg/kg BB/jam. Anak anak di atas 9 tahun dan dewasa merokok : 0,8
mg/kg BB/jam. Dewasa tidak merokok : 0,5 mg/kg BB/jam. Penderita
dengan dekompensasi jantung atau gangguan fungsi hati : 0,2 mg/kg
BB/jam. Dosis pemeliharaan harus dikurangi bila timbul mual,
muntah, sakit kepala, takikardi atau efek toksik lain atau bila
konsentrasi serum teofilin melalui 20 mcg/ml
BAB IIIPRAFORMULASI3.1 TINJAUAN BAHAN AKTIF3.1.1 Monografi bahan
aktifNama lain: Theophylline-ethylenediamineRumus molekul:
C16H24N10O4Struktur molekul:
Indikasi : Non selektif phosphodiesterase inhibitor, pengobatan
obstruksi nafas reversibel.Pemerian: Serbuk putih atau
kekuning-kuningan, beberapa berbenntuk granulKelarutan: Sangat
larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol. Penyimpanan:
Dalam wadah tertutup baik. (4)3.1.2 OrganoleptisWarna : Putih atau
kekuning-kuninganBau: Tidak berbauRasa: Agak pahit3.2 Tinjaun bahan
tambahan3.2.1 Pengisi tablet / tablet diluents1. Amilum keringNama
Lain: PatiRumus Molekul : ( C6H10O6)nPemerian: Bentuk serbuk sangat
halus, warna putih, tidak berbau, tidak berasaKadar: 5 - 20%
sebagai penghancurpH: 5,5 - 6,5Kelarutan: - Praktis tidak larut
dalam air dingin - Praktis tidak larut dalam etanol ( 95 % )
P.Penggunaan: Pengisi-PengikatPenyimpanan: Dalam wadah tertutup
baik, ditempat sejuk dan mkering. (2)2. SukrosaNama Lain: Beet
sugar,cane sugar, refined sugar, saccharose, saccharum,
sugar.Pemerian: Bentuk kristal tidak berwarna, massa kristal atau
balok, atau serbuk kristal putih, tidak berbau dan rasa manis.Rumus
Molekul : C12H22O11Berat molekul: 342,30Kadar: q.s untuk pengisi
tabletTitik leleh: 160-186o CKelarutan:- Larut dalam 400 bagian
etanol-Larut dalam 170 bagian etanol 95%-Larut dalam 400 bagian
propan 2-ol- Larut dalam 0,5 bagian air, dan 0,2 bagian air
mendidih-Praktis tidak larut dalam kloroform PPenggunaan:
Confectionery base, coating agent, granulation aid, suspending
agent, sweetening agent, tablet binder, tablet and capsule diluent,
tablet filler, therapeutic agent, viscosity-increasing
agent.Inkompaktibilitas: Dapat kontaminan oleh metal berat,
inkompaktibilitas dengan bahan akfit seperti asam
askorbatPenyimpanan: Dalam wadah tertutup baik(2).
3. PVP (Polyvinyl pyrrolidone)Nama lain: PovidoneRumus molekul:
(C6H9NO)nPemerian: Halus, berwarna putih atau putih krem, tidak
berbau atau hampir tidak berbau, serbuk higroskopis.Kelarutan:
sangat larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton, metanol
dan air, praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan mineral
oil.Fungsi : Disintegrant, meningkatkan dissolution, agent
suspending, tablet binderPH: 3 7Titik leleh: 150o
CInkompaktibilitas : Kompaktibel dalam larutan dengan garam
inorganik, resin alami dan sintetik dan zat kimia
lainnya.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik(2).4. TalkNama Lain:
TalcumPemerian: Bentuk serbuk hablur, sangat halus licin, mudah
melekat pada kulit, bebas dari butiran, warnaputih atau putih
kelabu, tidak berbau, tidak berasaRumus Molekul :
Mg6(Si2O5)4(OH)4Kadar: 1 5 % sebagai antiadheren dan glidantpH: 6,5
- 10Kelarutan: Tidak larut dalam hampir semua pelarut.Penggunaan:
Antiadheren dan GlidantInkompaktibilitas: Senyawa ammonium
kuartenerPenyimpanan: Dalam wadah tertutup baik. (3)
5. Mg StearatNama Lain: Magnesii StearasPemerian: Bentuk serbuk
halus, licin dan mudah melekat pada kulit, warnaputih, baulemah
khasRumus Molekul : C36H70MgO4Berat molekul: 591,27Kadar: 0,25 5%
sebagai lubrikantKelarutan:Praktis tidak larut dalam air, praktis
tidak larut dalam etanol ( 95 % ) P., praktis tidak larut dalam
eter PPenggunaan: lubrikanInkompaktibilitas: Asam kuat, alkalis dan
garam besiPenyimpanan: Dalam wadah tertutup baik. (2)
3.2.2 PerhitunganDibuat tablet aminofilin 225 mg dalam 350
mgFase dalamAminofillin= 225 mgAmilum kering (10% x 350 g)= 35
mgPemakaian disentegran pada fase dalam ( x 35 mg = 17,5 mg)3.2.3
Alasan dan Fungsi Bahan1. Zat Aktif: AminofilinAlasan penggunaan
karena aminofilin berfungsi untuk indikasi obstruksi saluran nafas
reversible dan asma akut berat(4). Aminofilin digunakan dosis
besar, kurang kompartibel dan sifat alir zat aktif kurang baik
sehingga dapat digunakan metode granulasi basah(4). 2. Bahan
Pengisi : SukrosaAlasan penggunaan karena bobot zat aktif dalam 1x
dosis sedikit untuk dibentuk dan dibuat bulk dan tidak mencukupi
bobot total tablet. Bobot yang diinginkan untuk 1 tablet adalah 250
mg sehingga ditambahkan sukrosa sebagai pengisi(6).3. Bahan
Pengikat: larutan PVPAlasan penggunaan karena dalam formulasi
granulasi basah larutan PVP dapat meningkatkan gaya kohesifitas
serbuk, diperlukan untuk membentuk granul(6).4. Bahan Penghancur:
Amilum keringAlasan penggunaan karena sediaan tablet sukar untuk
segera hancur ketika kontak dengan cairan lambung. Sedangkan
sediaan tablet yang mudah pecah menjadi granulketika berkontak
dengan cairan pada saluran cerna, sehingga terjadi pelepasan zat
aktif sehingga ditambah amilum kering sebagai penghancur(6).5.
Bahan Pelincir Lubrikant : Mg StearatAlasan penggunaan karena
kemungkinan tablet sulit dikeluarkan dari ruang die dan terjadi
gesekan antara punch dan die yang dapat menyebabkan bentuk tablet
yang tidak rata. Sedangkan yang diinginkan tablet mudah dikeluarkan
dari ruang die dalam bentuk tablet utuh. Maka ditambahkan mg
stearat sebagai lubrikan membantu memperbaiki fluidity dan
compactibilitas zat aktifnya(6) Antiadheren dan glidant: TalkAlasan
penggunaan karena massa cetak kemungkinan lengket pada permukaan
punch dan die karena pengeringan yang kurang sempurna. Sedangkan
yang diinginkan massa cetak tidak lengket pada permukaan punch dan
die sehingga dihasilkan tablet yang sempurna, tidak mudah
terjadisticking. Maka ditambahkan talk sebagai antiadheren membantu
memperbaiki fluidity dan compactibilitas zat aktifnya(6)
3.2.4.Cara pembuatan
Timbang PVP, dilarutkan dengan air
Aduk larutan homogen, ditambah pewarna bila perlu
Aminofilin, amilum kering, sukrosa dicampur homogen, tambah
larutan PVPGranulasi hingga tabletasi
Masa basah diayak mesh 10
Granul dikeringkan dalam oven 60oC, kandungan lembab < 3%
Granul diayak mesh 14 atau 16
Granul ditimbang, dievaluasi, bila memenuhi syarat dicampur
talk, amilum kering aduk homogen, tambah mg stearat
Siap dicetak dan evaluasi
BAB IVEVALUASI TABLETPada proses pencetakan, berat dan kekerasan
tablet yang akan dicetak, diperhitungkan dengan mengatur punch atas
dan punch bawah dari alat pencetak. Untuk menentukan berat tablet
yang akan dicetak, diatur dengan punch bawah. Sedangkan untuk
mengatur kekerasan tablet, digunakan punch atas.Tablet tersebut
harus dilakukan beberapa uji yaitu uji keseragaman bobot , uji
keseragaman ukuran, uji kekerasan, uji friabilitas, dan uji waktu
hancur.1. Keseragaman Bobot
Uji keseragaman bobot dilakukan dengan mengambil tablet yang
telah dicetak sebanyak 20 tablet. Dilakukan pemberian nomor pada
masing-masing tablet untuk mempermudah dalam mencatat
hasil.Masing-masing tablet ditimbang bobotnya dengan menggunakan
neraca analitik. Penggunaan neraca analisis dalam uji keseragaman
bobot ini digunakan karena merupakan alat yang kemungkinan
kesalahannya sangat kecil dibandingkan dengan timbangan
manual.Disamping itu angka dari bobot tablet yang dihasilkan akan
muncul secara otomatis, dengan itu dapat meminimalisir kesalahan
dalam melihat angka. Hasil yang diperoleh untuk masing-masing
tablet dicatat kemudian dihitung rata-rata dari bobot tablet
tersebut. Tujuan dari uji keseragaman bobot ini dijadikan sebagai
parameter untuk melihat keseragaman kandungan zat aktif dalam hal
ini berkaitan dengan dosis untuk setiap tabletnya. Dari uji
keseragaman bobot tablet ini diharapkan dapat mewakili keseragaman
bobot yang baik untuk semua tablet yang dicetak. Dari pengujian
keseragaman bobot tablet diperoleh nilai rata-rata 319 mg. Nilai
ini dibandingkan dengan data yang mempunyai nilai terbesar dan
terkecil untuk melihat keseragaman dari bobotnya. Hasil yang
diperoleh menunjukkan adanya keseragaman untuk setiap tabletnya dan
menunjukkan pula bobot zat yang terkandung di dalam tablet seragam
dengan kata lain dosis untuk setiap tablet dinyatakan seragam atau
sama. Tabel uji keseragaman bobot.
TabletBerat (g)Bobot (mg)AB
10,32320
20,34340
30,33330
40,32320
50,32320
60,32320
70,33330
80,33330
90,32320
100,32320
110,31310
120,32320
130,33330
140,33330
150,32320
160,32320
170,33330
180,33330
190,32320
200,32320
Perhitungan : Bobot rata-rata = 320 + 340 + 330 + 320 + 320 +
320 + 330 + 330 + 320+ 320 +310 + 320 + 330 + 330 + 320 + 320 + 330
+ 330 + 320 + 320= 6480 / 20= 324 mg.324mg > 300 maka bobot
tablet A = 5 % Bobot tablet B = 10 % 324 - 16,2 =307,8 mgA = 324 5
% = 324mg + 16,2 = 324 + 16,2 =340,2 mg 324 324 = 291,6 B = 324 10
% =324 mg + 32,4 324 + 324 = 356,4
Kesimpulan : Jadi dari praktikum teruji keseragaman bobot pada
tablet Aminophilin 200 mg bahwa tablet Aminophilin memenuhi
syarat.
2. Uji kekerasan tablet
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan
tablet yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang
diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter tablet. Tablet
harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat
bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan,
pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan
adalahhardness tester. Kekerasan adalah parameter yang
menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik
seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan talet selama
pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai
sebagai ukuran dari tekanan pengempaan.Alat yang dapat digunakan
untuk mengukur kekerasan tablet diantaranyaMonsanto tester, Pfizer
tester,danStrong cobb hardness tester.Faktor-faktor yang
mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat
bahan yang dikempa. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari
tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat
penabletan akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet
yang keras memiliki waktu hancur yang lama (lebih sukar hancur) dan
disolusi yang rendah, namun tidak selamanya demikian. Pada umumnya
tablet yang baik dinyatakan mempunyai kekerasan antara 4-10 kg.
Namun hal ini tidak mutlak, artinya kekerasan tablet dapat lebih
kecil dari 4 atau lebih tinggi dari 8 kg. Kekerasan tablet kurang
dari 4 kg masih dapat diterima dengan syarat kerapuhannya tidak
melebihi batas yang diterapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak
keras akan memiliki kerapuhan yang tinggi dan lebih sulit
penanganannya pada saat pengemasan, dan transportasi. Kekerasan
tablet lebih besar dari 10 kg masih dapat diterima, jika masih
memenuhi persyaratan waktu hancur/disintegrasi dan disolusi yang
dipersyaratkan. Uji kekerasandilakukan dengan mengambil
masing-masing 10 tablet dari tiap batch, yang kemudiandiukur
kekerasannya dengan alat pengukur kekerasan tablet. Persyaratan
untuk tablet lepas terkendalinon swellable adalah 10-20
kg/cm2.Tabel uji kekerasan.TabletNKg
1103 N10,3
292 N9,2
380 N8
4116 N11,6
596 N9,6
6137 N13,7
793 N9,3
899 N9,9
997 N9,7
1095 N9,5
1197 N9,7
12106 N10,6
1399 N9,9
14100 N10
1582 N 8,2
1698 N9,8
17107 N10,7
18119 N11,9
19137 N13,7
20120 N12,0
Perhitungan : F = m.g 103 N =M . 10 M/S2 M =103 N : 10 M/S2 =103
kg Kesimpulan : Jadi dari praktikum uji kekerasan pada tablet
Aminophilin 200 mg tidak memenuhi syarat karena melebihi
persyaratan uji kekerasan tablet yaitu 4-8 kg.3. Uji keseragaman
ukuran
Uji keseragaman ukuran dilakukan terhadap tablet yang sama
dengan tablet yang diuji keseragaman bobotnya. Hal ini dilakukan
agar terdapat hubungan yang linier dan menunjukkan hasil yang
sinkron antara bobot dan ukuran dari tablet. Pengukuran yang
dilakukan adalah pengukuran diameter dan ketebalan dari
tablet.Tablet diukur dengan menggunakan jangka sorong yang secara
otomatis akan menunjukkan nilai yang diperoleh untuk masing-masing
tablet. Diameter dan ketebalan tablet harus menunjukkan
perbandingan yang seimbang. Hal ini akan mempengaruhi terhadap
tampilan dari tablet dan disesuaikan dengan jenis tablet apa yang
dibuat. Misalnya tablet untuk obat antibiotik biasanya diameter dan
ketebalannya kecil disesuaikan pula dengan dosis yang diberikan
untuk setiap tablet.Contoh lain misalnya tablet efferfescent, obat
ini biasanya memiliki diameter yang lebih panjang dan ketebalannya
tidak jauh berbeda dengan obat antibiotik. Dengan uji keseragaman
ukuran ini diharapkan memperoleh tampilan yang sesuai dengan jenis
tablet yang dibuat dan sesuai dengan pemakaiannya. Selain itu
parameter kesesuaian antara tebal dan diameter lain adalah nilai
standar yang tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi III yaitu
diameter tablet tidak lebih dari 3 kali atau tidak kurang dari 1
1/3 tebal tablet. Tabel uji ukuranTabletDiameterTebal
11,1200,420
21,1200,420
31,1250,420
41,1200,420
51,1200,420
61,1200,425
71,1400,450
81,4400,440
91,4400,450
101,4400,440
111,4400,780
121,8300,450
131,4400,440
141,4400,450
151,4400,440
161,4400,440
171,2400.440
181,4400,440
191,4400,440
201,4400,440
Perhitungan : Rata- rata diameter tablet = 26,775 / 20 =
1,33Rata- rata tebal tablet = 8,625 / 20 = 0,43Jadi diameter tablet
dan tebal tablet = 1,33 / 0,43 = 3,09 Kesimpulan : jadi pada uji
keseragaman ukuran dengan hasil perhitungan di atas dengan nilai
3,09 memenuhi syarat karena berkisar diantara 1 1/3 t _ 3t.4. Uji
Kerapuhan (Friabilitas) Tablet
Kerapuhan merupakan parameter yangdigunakan untuk mengukur
ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu
pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan diukur dengan friabilator.
Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet
selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses
pengukuran kerapuhan, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per
menit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit.Tablet yang akan
diuji sebanyak 20 tablet, terlebih dahuludibersihkan dari
debunyadan ditimbangdengan seksama. Tablet tersebut selanjutnya
dimasukkan ke dalamfriabilator, dan diputar sebanyak 100 putaran
selama 4 menit, jadi kecepatan putarannya 25 putaran per
menit.Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari
debu dan timbang dengan seksama.Kemudian dihitung persentase
kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan. Tablet dianggap
baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1%.Uji kerapuhan berhubungan
dengan kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaan
tablet. Semakin besar harga persentase kerapuhan, maka semakin
besar massa tablet yang hilang. Kerapuhan yang tinggi akan
mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada
tablet. Tablet dengan konsentrasi zat aktif yang kecil (tablet
dengan bobot kecil), adanya kehilangan massa akibat rapuh akan
mempengaruhi kadar zat aktif yang masih terdapat dalam tablet.Hal
yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika
dalam proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau
terbelah, maka tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam
perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang
terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali.
Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah
dilakukan.Tabel uji kerapuhan.W0Wt
6,646,66
Perhitungan :% hilang = W0 - Wt x 100 % / W0 = 6,64 - 6,66 x 100
% / 6,64 = 0.30 %Kesimpulan : Jadi hasil pengamatan pada uji
kerapuhan pada tablet Aminophilin 200 mg memenuhi persyaratan
kerapuhan yaitu 0,30 %.
5. Waktu Hancur
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk
hancur menjadi granul/partikel penyusunnya yang mampu melewati
ayakan no.10 yang terdapat dibagian bawah alat uji. Alat yang
digunakan adalahdisintegration tester, yang berbentuk keranjang,
mempunyai 6 tube plastik yang terbuka dibagian atas, sementara
dibagian bawah dilapisi dengan ayakan/screenno.10mesh.Faktor-faktor
yang mempengaruhiwaktu hancur suatu sediaan tablet yaitusifat fisik
granul, kekerasan, porositas tablet,dandaya serap granul.
Penambahan tekanan pada waktu penabletan menyebabkan penurunan
porositas dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan bertambahnya
kekerasan tablet akan menghambat penetrasi cairan ke dalam
pori-pori tablet sehingga memperpanjang waktu hancur tablet.
Kecuali dinyatakan lain waktu hancur tablet bersalut tidak > 15
menit.Tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam
tiap tube, ditutup dengan penutup dan dinaik-turunkan keranjang
tersebut dalam medium air dengan suhu 37 C. Dalam monografi yang
lain disebutkan mediumnya merupakan simulasi larutan gastrik
(gastric fluid). Waktu hancur dihitung berdasarkan tablet yang
paling terakhir hancur. Persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak
bersalut adalah kurang dari 15 menit, untuk tablet salut gula dan
salut nonenterik kurang dari 30 menit, sementara untuk tablet salut
enterik tidak boleh hancur dalam waktu 60 menit dalam medium asam,
dan harus segera hancur dalam medium basa.Untuk menetapkan
kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing
monografi.Untuk tablet parasetamol tidak bersalut pengujian
dilakukan dengan memasukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari
keranjang, masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat,
gunakan air bersuhu37 2sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan
cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu
seperti yang tertera dalam monografi, angkat keranjang dan amati
semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet
atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12
tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus
hancur sempurna.TabletWaktuk hancur (menit)
63:19 detikHancur dalam suhu 33,4 0c
Kesimpulan : Jadi dari praktikum uji waktu hancur pada tablet
Aminophilin 200 mg memenuhi syarat karena waktu hancurnya kurang
dari 15 menit.BAB VPENUTUP
5.1 KesimpulanUji-uji yang dilakukan terhadap tablet bertujuan
agar tablet dapat memenuhi syarat-syarat sebagai tablet yang baik,
yaitu : Tablet harus kuat, tahan terhadap goncangan dan tahan
abrasi pada saat pengemasan dan distribusi. Memiliki keseragaman
bobot dan kandungan obat. Tablet dapat terbioavailable. Memiliki
karakteristik warna, bau, dan rasa sebagai identitas produk.
Memiliki kestabilan yang baik dan dapat tereffikasi. Di antara
parameter-parameter uji sediaan tablet adalah uji keseragaman
bobot, uji kekerasan, uji kerapuhan (friabilitas), Keseragaman
ukuran dan uji waktu hancur. Uji keseragaman bobot dapat ditetapkan
dengan salah satu dari dua metode, yaitu keseragaman bobot atau
keseragaman kandungan. Tablet harus mempunyai kekuatan dan
kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan
mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Tablet
dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1%. Faktor-faktor
yang mempengaruhiwaktu hancur suatu sediaan tablet yaitusifat fisik
granul, kekerasan, porositas tablet,dandaya serap granul. Dengan
adanya pengujian tablet ditinjau dari berbagai parameter diharapkan
karakteristik suatu sediaan tablet dapat diketahui.5.2 SARANKami
sangat menharapkan ktiyik dan saran kepada para pembaca guna
kesempurnaan isi dari makalah yang kami buat.DAFTAR PUSTAKAAnonim,
1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia
Edisi Keempat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat,
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta. Elysabeth,
dkk., 2011, Farmakologi dan Terapi: Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Niazi, Sarfaraz K., 2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing
Formulations, Second Edition Volume One : Compressed Solid
Products, Informa healthcare, New York.Rowe, R.C., Sheckey, P.J.,
and Quinn, M.E., 2009, Handbook of PharmaceuticalExcipients, Sixth
Edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association,
London. Sweetman, S.C., 2009, Martindale The Complete Drug
Reference Thirty-sixth Edition, Pharmaceutical Press, Chicago,
London.
Praktek solida 24