‘AM DAN KHASH M A K A L A H Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah " Ulumul Qur’an 2 " Dosen Pengampu : Afiful Ikhwan, M.Pd.I Oleh : KHUSNUL KOTIMAH 2013.4.047.0001.1.001683 PAI – Smt 3/ Sawo PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH (STAIM) TULUNGAGUNG Nopember 2014
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
‘AM DAN KHASH
M A K A L A H
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
" Ulumul Qur’an 2 "
Dosen Pengampu :
Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Oleh :
KHUSNUL KOTIMAH
2013.4.047.0001.1.001683
PAI – Smt 3/ Sawo
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
(STAIM) TULUNGAGUNG
Nopember 2014
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama
Islam.
Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam menyusun makalah ini
banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala
hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM)
Tulungagung Bapak Nurul Amin, M.Ag
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini Bapak Afiful Ikhwan, M.Pd.I
3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo' a
dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi
amal soleh di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif,
sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir
amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh
pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.
(PENYUSUN)
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………….…..…....... i
Kata Pengantar …………………………………………………..…........ ii
Daftar Isi …………………………….....……………………..…. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………… 2
C. Tujuan Masalah …………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
‘AM DAN KHASH
A. Pengertian ‘Am dan Shigat-Shigatnya …………...……....... 3
B. Pembagian ‘Am …………….....................................…….... 6
C. Pengertian Khash dan Bentuk-Bentuk Mukhasshish .............. 8
D. Penjelasan Ayat ‘Am Yang Sudah Ditakhsis, Apakah Masih
Merupakan Dalil/Hujjah?...................................................... 14
BAB III PENUTUP
Kesimpulan …………………………………………….. 15
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Konteks Syar’iyyah di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis merupakan dua
sumber hukum yang redaksinya menetapkan hukum syar’i. Dalam menggali nilai-
nilai hukum pada sumber tersebut, tidak sepatutnya seseorang langsung menukil
darinya tanpa terlebih dahulu menimbangnya. Padahal tidak semua lafazh yang
ada mudah dipahami sehingga memungkinkan untuk langsung diambil. Ada
beberapa pengklasifikasian lafazh yang ada di dalam nash syar’i yang selayaknya
ditafsirkan terlebih dahulu.
Konteks Al-Qur’an dan Al-Hadis tersebut bisa berupa lafadz umum atau
khusus. Lafadz yang umum atau al-‘am, ketetapan hukumnya harus diartikan
kepada semua satuannya secara pasti bila disana tidak ada dalil yang
mengkhususkannya. Jika terdapat dalil yang mengkhususkan maka mengenai
arahan hukumnya apakah pasti (qoth’iy) atau dugaan (dzonny).
Al-Qur’an dan Al-Hadis juga ada yang berupa lafadz khusus (khash),
maka hukum bisa ditetapkan secara pasti selama tidak ada dalil yang
mentakwilkan atau memindahkan dan menghendaki arti yang lain. Dalam lafadz
khash ini terdapat lafadz mutlak yang dapat menetapkan hukum secara absolute
dengan catatan tidak ada dalil yang mengikatnya. Jika lafadz itu berbentuk
perintah (‘amar), maka obyek yang diperintahkannya wajib, atau berbentuk
larangan (nahi) maka obyek yang dilarang itu haram. Hal tersebut bila tidak ada
dalil yang merubah dari keharusannya atau ketidak bolehannya.
Pada makalah ini selanjutnya, penulis akan membahas beberapa hal
berkenaan dengan lafazh yang ‘am dan Khash. Diharapkan dengan mengkaji dan
memahami lafazh ‘am dan Khash, seseorang tidak lagi gegabah dalam menarik
sebuah nash sebagai sebuah landasan dalam berbuat.
2
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan pendahuluan di atas, terdapat permasalahan –
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Lafadz ‘Am dan Apa Saja Shigat-Shigatnya?
2. Apa Saja Pembagian ‘Am?
3. Apa Pengertian Lafadz Khash dan Apa Saja Bentuk-Bentuk Mukhasshish?
4. Apakah Ayat ‘Am Yang Sudah Di-takhsis Masih Merupakan Dalil/Hujjah?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Lafadz ‘Am Dan Shigat-Shigatnya.
2. Untuk Mengetahui Pembagian ‘Am.
3. Untuk Mengetahui Pengertian Lafadz Khash Dan Bentuk – Bentuk
Mukhasshish.
4. Untuk Mengetahui Penjelasan Ayat ‘Am Yang Sudah Ditakhsis.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ayat Yang ‘Am Dan Shighat-Shighatnya
1. Pengertian ‘Am
Secara bahasa ‘Am berarti merata atau yang umum.1 Sedangkan secara
istilah ‘Am ialah suatu lafadz yang menunjukan satu makna yang mencakup
seluruh satuan yang tidak terbatas dalam jumlah tertentu.2 Atau juga lafadz yang
menunjukan dimana ditempatkan secara lughowi dan semuanya itu berlaku untuk
semua ifradnya.3 Para ulama Usul Fiqih memberikan definisi ‘am antara lain
sebagai berikut:
a. Menurut ulama Hanafiyah adalah setiap lafadz yang mencakup banyak,
baik secara lafadz maupun makna.
b. Menurut ulama Syafi’iyyah, diantaranya Al-Ghazali adalah satu lafadz
yang dari satu segi menunjukan dua makna atau lebih.
c. Menurut Al-Bazdawi adalah lafadz yang mencakup semua yang cocok
untuk lafadz tersebut dengan satu kata.4
2. Bentuk-bentuk (Shigat-shigat) ‘Am
Bentuk-bentuk umum ada tujuh :
a. Lafadz Kullun, jami’un, kaaffah, ma’asyar (artinya seluruhnya) Masing-
masing lafal tersebut meliputi segala yang menjadi mudhaf ilaihi dari
lafadh-lafadh itu.5 Contohnya :
1Khairul Umam dan Ahyar Aminudin, Ushul Fiqih II (Bandung: Pustaka Setia, cet. II,
2001), hlm. 61 2Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hlm. 193 3Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqih (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 225 4Aziz Wahied, Lafadz 'Am Dan Khash, dalam
http://azizwahied.blogspot.com/2012/11/lafadz-am-dan-khash.html, diakses pada sabtu, 27
september 2014 pukul 11.52 5Zaziratul Fariza, Pembahasan Lafazd Dari Segi Kandungan , dalam