Top Banner

of 21

Makalah Agama Kelompok 7(Sudah Siap)

Jul 21, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang MasalahProfesi kedokteran dan tenaga medis lainnya dianggap sebagai profesi yang mulia (officium nobel) dan terhormat dimata masyarakat. Seorang dokter sebelum melakukan praktek kedokterannya atau melakukan pelayanan medis telah melalui pendidikan dan pelatihan yang cukup panjang. Sekarang ini tuntutan professional terhadap profesi dokter makin tinggi. Berita yang menyudutkan serta tudingan bahwa dokter telah melakukan kesalahan di bidang medis bermunculan. Di negara-negara maju yang lebih dulu mengenal istilah malpraktek medis ini ternyata tuntutan terhadap dokter yg melakukan ketidak layakan dalam praktek juga tidak surut.1 Mengamati pemberitaan media massa akhir-akhir ini, terlihat peningkatan dugaan kasus malpraktek dan kelalaian medik di Indonesia, terutama yang berkenaan dengan kesalahan diagnosis dokter yang berdampak buruk terhadap pasiennya. Media massa marak memberitahukan tentang kasus gugatan/ tuntutan hukum (perdata dan/ atau pidana) kepada bidan, dokter dan tenaga medis lain, dan/ atau manajemen rumah sakit yang diajukan masyarakat konsumen jasa medis yang menjadi korban dari tindakan malpraktek (malpractice) atau kelalaian medis. Di dalam setiap profesi termasuk profesi tenaga kesehatan berlaku norma etika dan norma hukum. Oleh sebab itu apabila timbul dugaan adanya kesalahan praktek sudah seharusnyalah diukur atau dilihat dari sudut pandang kedua norma tersebut. Kesalahan dari sudut pandang etika disebut ethical malpractice dan dari sudut pandang hukum disebut yuridical malpractice. Jenis jenis malpraktek antara yaitu: 1. Ethical malpractice 2. Yurudical malpractice: o Criminal malpractice (Malpraktek Pidana) o Civil malpractice (Malpraktek Perdata) o Administrative malpractice

1

DIR I/ KAM & TRANNAS BARESKRIM POLRI Jakarta, Aspek Hukum Malpraktek Pelayanan Kesehatan(Tinjauan Kasus Kriminal), 4 Juli 2010 ,hal 5

Hal ini perlu dipahami mengingat dalam profesi tenaga kesehatan berlaku norma etika dan norma hukum, sehingga apabila ada kesalahan praktik perlu dilihat domain apa yang dilanggar. Karena antara etika dan hukum ada perbedaan-perbedaan yang mendasar menyangkut substansi, otoritas, tujuan dan sanksi, maka ukuran normatif yang dipakai untuk menentukan adanya ethical malpractice atau yuridical malpractice dengan sendirinya juga berbeda.Yang jelas tidak setiap ethical malpractice merupakan yuridical malpractice akan tetapi semua bentuk yuridical malpractice pasti merupakan ethical malpractice.

B. Rumusan Masalah1. Bagaimana gambaran kasus-kasus malpraktek di Indonesia dari kliping yang kami kumpulkan ? 2. Bagaimana tinjauan etis Kekristenan mengenai malpraktek di Indonesia ? 3. Apa kesimpulan dan saran dari kliping yang dibahas ?

BAB II PEMBAHASANA. KUMPULAN KLIPING Kliping 1Polisi Tetapkan 3 Tersangka Kasus Aborsi Penulis: Dhoni Setiawan Kamis, 22 Januari 2009 | 20:50 WIB Kompas,Jakarta Sampai saat ini, polisi telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus aborsi ilegal yang dilakukan sebuah klinik pengobatan di Jalan Warakas, Jakarta Utara. Polisi juga telah mengamankan barang bukti yang diduga digunakan untuk melakukan praktik aborsi berupa seperangkat USG dan satu alat penyedot. Selain dr O yang melakukan praktik dan seorang suster, polisi juga menetapkan seorang wanita yang menggugurkan kandungan di klinik tersebut sebagai tersangka. Wanita yang tidak disebutkan inisialnya itu disebutkan kelahiran tahun 1984. Melalui wanita itulah pihak kepolisian menjerat praktik aborsi ilegal. Hal tersebut disampaikan Kapolres Jakarta Utara Kombes Rycko Amelza Dahniel kepada pers seusai olah tempat kejadian perkara, Kamis (22/1). Rycko mengatakan, informasi awal mengenai praktik aborsi ilegal di klinik yang berada di Jalan Warakas diperoleh Kepolisian Sektor Tanjung Priok dari laporan warga sekitar. "Berdasarkan informasi kemudian kami melakukan langkah-langkah penegakan hukum dengan membuntuti seorang wanita yang baru saja keluar dari klinik tersebut sampai ke arah Bekasi, tempat tinggal wanita tersebut," jelas Rycko. Setelah melakukan interogasi dan pemeriksaan termasuk kamar kosnya, polisi memastikan bahwa wanita tersebut melakukan aborsi di klinik tersebut. Selain itu, di kamar kos wanita tersebut juga ditemukan surat dari sebuah klinik di Bekasi yang menyatakan bahwa wanita tersebut sudah mengandung. Pihak Kepolisian kemudian menangkap dr O dan suster yang biasa membantunya serta melakukan pembongkaran dan pemeriksaan di Warakas. Saat ini, polisi sudah melakukan pemeriksaan terhadap dua dari tiga septic tank yang diduga menjadi tempat pembuangan janin hasil aborsi. "Besok kalau tidak ada halangan, kami akan melanjutkan lagi dan harus dibuktikan," ujar Rycko. Dari pembongkaran dua septic tank hari ini, ungkap Rycko, polisi menemukan sebuah janin embrio berusia 3 bulan dan satu gumpalan darah berusia 1 bulan. Barang bukti tersebut saat ini telah dibawa ke RS Pusat Polri Sukanto untuk diperiksa. Sementara itu, berdasarkan pengakuan dr O, kata Rycko, praktik aborsi sudah dilakukan selama satu tahun dan ia telah membantu 10 orang melakukan aborsi. Namun, dari penuturan warga sekitar, klinik tersebut sudah beroperasi sejak tahun 2000-an. Atas perbuatannya, dua orang yang menjalankan praktik aborsi akan dijerat pasal 346 KUHP dengan hukuman maksimal 5 tahun dan pasal 348 KUHP dengan tuntutan hukuman maksimal 5 tahun 6 bulan. Sementara itu, wanita yang melakukan aborsi dijerat pasal 346 KUHP dengan maksimal 5 tahun penjara.

Kliping 2 Kasus Aborsi Dokter Ownie Diputus Pekan DepanSenin,29 Juni 2009 | 14:35 WIB Tempo,Jakarta-Sidang putaran kasus aborsi dengan terdakwa dokter Ownie akan diputus Selasa (7/7) pekan depan.Jaksa penuntut umum Joko Bhakti mengatakna bahwa tidak ada penundaan sidang hari ini.Memang dijadawalkan minggu depan,kata Joko di Pengadilan Negeri Jakarta Utara,Senin (29/6). Menurut Joko, sidang pembelaan atau pembacaan pledoi sudah dilakukan pekan lalu.Tinggal putusan,ujar Joko.Jaksa Joko menuntut dokter Ownie kurungan penjara 1,5 tahun .Saya lupa dikenakan pasal berapa:,imbuh Joko.Dokter Ownie ditangkap polisi pada 22 Januari lalu.Dari tempat prakteknya di Jalan Warakas Tanjung Priok,polisi menemukan sedikitnya empat janin bayi. Dalam kasus ini, turut juga ditetapkan sebgai terdakwa perawat Astuti Herawati, dan salah seorang pasiennya, Ria Puspita.Mereka didakwa melanggar Undang-Undang Kesehatan dan Kitab UndangUndang Pidana.Sidang dipimpin oleh hakim Siti Farida dengan anggota majelis Hartadi dan Dailun Sailan. Tunggu saja sidangnya minggu depan, kata Siti enggan membocorkan putusan Kliping 3 14 Agustus 2010 17:45 WIB Seorang Bayi Meninggal Dunia Setelah Disuntik PAMEKASAN--MI: Seorang bayi berumur 41 hari meninggal dunia di Rumah Sakit Daerah (RSD) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Sabtu (14/8), sekitar pukul 06.30 WIB, setelah disuntik oleh perawat di rumah sakit itu. Korban bernama Evi Yuliana Putri itu merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Patwi, 38, dan Jumariyah, 29, asal Dusun Nyiknyek, Desa Karangpenang Oloh, Kecamatan Karangpenang, Kabupaten Sampang. "Kami menduga akibat suntikan itu, lalu Evi meninggal dunia, sebab beberapa saat setelah disuntik, sekitar pukul 06.00 WIB, tubuhnya kejang-kejang dan akhirnya meninggal dunia," kata paman korban di RSD Pamekasan, Sabra'ie. Bayi dengan berat badan 3,5 kilogram itu dirawat di RSD Pamekasan sejak tiga hari lalu. Pada hari kedua, perkembangan makin membaik, dan orang tuanya berencana membawa pulang bayi tersebut. Sebelum pulang, perawat terlebih dahulu menyuntik tubuh

Evi Yuliana Putri, namun yang terjadi justru semakin parah. Tubuhnya kejang-kejang hingga akhirnya meninggal dunia. Menurut Sabra'ie, keponakannya itu sebelumnya tidak pernah disuntik sama sekali oleh perawat dan hanya diinfus. "Saya tidak tahu juga apa alasan pihak rumah sakit menyuntik keponakan saya itu, apalagi orang yang melakukan bukan dokter, melainkan perawat," tutur Sabra'ie yang juga kepada desa di Kecamatan Karangpenang tersebut. Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSD Pamekasan, dr Iri Agus Subaidi mengelak, jika ada pasien bayi yang meninggal dunia setelah disuntik perawat Kejadian itu baru terbongkar setelah sejumlah kepala desa dari wilayah Kecamatan Karangpenang beramai-ramai mendatangi RSD Pamekasan dan menuturkan kepada media, serta menunjukkan kondisi bayi di ruang penyakit anak, sal A RSD Pamekasan, yang sudah tidak bernyawa itu. Ibu korban Evi Yuliana Putri, Jumariyah, terlihat syok, lalu menangis di ruang perawatan anak RSD Pamekasan meratapi kepergian buah hatinya.

suatu upacara adat. ''Kami malu, abortus anak kami sudah merebak ke seluruh kampung,'' katanya, ''padahal Fitria cuma mengalami kelainan menstruasi.'' Hanya saja, untuk upacara adat itu, Yurhani minta agar Julaga menyediakan biaya Rp 25 juta. Dan permintaan tersebut ditolak yang bersangkutan. Saking kesalnya karena permintaannya tak digubris, Yurhani, Mei tahun silam, mengadukan kasus penguretan Fitria itu kepada polisi. Mengapa Julaga L. Tobing melakukan tindakan penguretan? ''Ketika dibawa ke rumah sakit, pasien dalam keadaan lemas dan pucat, banyak keluar darah. Kami harus bekerja cepat menyelamatkan jiwanya,'' kata dokter umum itu. Kepala RSU Manna, Dokter Sri Riswati, mengaku terus terang tidak tahu persis apa yang diderita Fitria ketika itu. ''Kalau benar pasien tersebut mengalami abortus, memang tindakan medis seperti itulah yang harus dilakukan,'' ujar Sri Riswati. Adapun Julaga, yang belum memiliki kualifikasi sebagai dokter ahli yang diizinkan melakukan operasi, menurut Sri Riswati, dalam kondisi seperti itu, sebagai seorang dokter umum boleh saja melakukan kuretasi. Di RSU Manna hanya ada empat dokter umum dan seorang dokter anak, dan belum seorang pun di antara mereka yang memiliki kualifikasi ahli untuk melakukan operasi. Mengenai tindakan darurat yang dilakukan anak buahnya, Sri Riswati menduga bahwa darah yang keluar dari rahim Fitria tidak lancar, dan menimbulkan gumpalan hitam, sehingga pemeriksa berkesimpulan terjadi abortus. ''Dengan mata telanjang saja, seorang dokter tahu pasien abortus,'' katanya. Mengapa ketika itu tidak dilakukan tes urine sebagaimana pemeriksaan terhadap wanita hamil? ''Tes urine hasilnya malah akan negatif,'' ujar lulusan Fakultas Kedokteran UNS Solo itu.

Kliping 4 Hilangnya perawan fitria08 Mei 1993 Tempo,Bengkulu Merasa pengaduannya setahun tak diperhatikan, Nyonya Yurhani, 46 tahun, Senin pekan lalu menulis surat lagi ke Kapolres Manna. Kali ini, surat pengaduan ibu dari tujuh anak itu terhadap Julaga L. Tobing, dokter umum di Rumah Sakit Umum Manna, Bengkulu, yang dipersalahkan oleh Yurhani melakukan tindakan penguretan tanpa izin atas anak gadisnya ditembuskannya ke Kapolri Letjen Banurusman, dengan harapan kasus tersebut lebih diperhatikan. Kasus penguretan itu terjadi ketika anak gadis Yurhani yang bernama Fitria (bukan nama sebenarnya) waktu itu 15 tahun dilarikan ke RSU Manna karena menstruasinya tak normal. Fitria mengalami pendarahan banyak pada hari kelima siklus menstruasinya. Ketika gadis itu tiba di ruang unit gawat darurat, Julaga L. Tobing, dokter piket pada hari itu, mendiagnosanya. ''Di dalam rahim anak itu banyak gumpalan darah yang menunjukkan bahwa ia mengalami abortus,'' ujar Julaga. Lalu, alumni Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta itu, tanpa minta izin orang tua pasien, membersihkan rahim Fitria dengan cara kuretasi. Masalahnya, Fitria, sebagaimana pengakuannya, waktu itu masih perawan. Bagaimana mungkin seorang perawan bisa keguguran? Pendarahan yang banyak itu, menurutnya, terjadi tibatiba. ''Saya bermimpi pipis, tapi ketika bangun ternyata ada pendarahan,'' ungkap gadis yang sekarang duduk di bangku SMA ini. Malam itu juga Fitria dibawa ibunya ke RSU Manna. Dan setelah diberi pertolongan pertama berupa pemberian cairan infus, ia lalu dibawa ke ruang operasi. Ketika Fitria akan dikuret, Yurhani sempat protes kepada Julaga. ''Dokter, jangan lakukan itu. Anak saya masih gadis,'' katanya setengah berteriak. Fitria juga menolak dikuret. Tapi protes ibu dan anak itu tak digubris. Saking marahnya, Yurhani membawa pulang Fitria, yang masih terbaring lemah setelah dioperasi selama dua jam, dengan paksa. Semula, Yurhani mengaku tidak berniat melaporkan kasus ini kepada polisi, asalkan Julaga bersedia membuat surat pernyataan bahwa hilangnya keperawanan Fitria disebabkan tindakan kuretasi, bukan abortus. Surat pernyataan itu, menurut Yurhani, akan diumumkan dalam

Kliping 5 Ketika Dokter Menjadi Korban Malpraktek 29 Mei 2008Kompas,Jakarta - Lazimnya yang menjadi korban malpraktek adalah pasien. Kali ini, justru seorang dokter senior yang menjadi korban malpraktek. Jangan kaget dulu. Dokter yang menjadi korban ini memang sedang pindah posisi sebagai pasien. Namanya, dokter Salman. Pria yang pernah berpraktek di Rumah Sakit (RS) Harapan Kita ini terpaksa menggugat rekan seprofesinya karena dianggap melakukan malpraktek. Syahdan, Salman mengidap penyakit pembesaran prostat jinak dengan gejala sangat ringan. Pria berusia 74 tahun ini pun mendatangi RS Omni Medical Center untuk mengobati penyakitnya dengan metode Trans Urethal Needle Ablation (TUNA). Metode TUNA merupakan terapi yang diperkenalkan di Indonesia sejak 2004. Cara kerjanya adalah menusuk prostat dengan jarum yang diberi energi gelombang radio sehingga menghasilkan energi panas yang mengarah langsung ke prostat. Tertarik dengan keampuhan metode TUNA melalui iklan di media massa, Salman berminat untuk menjajalnya. Singkat cerita, Salman mulai cari info soal metode TUNA itu di RS Omni Medical Center. Di tempat itu, ia ditangani oleh dokter Johan R. Wibowo. Belakangan, bukan kesembuhan yang ia terima, tapi malah kesakitan yang luar biasa. Salman mengaku mengalami pendarahan hebat, susah kencing, dan kencing berdarah Merasa dirugikan, Salman lantas menempuh jalur hukum. Melalui pengacaranya Virza Roy Hizzal, Salman mendaftarkan gugatan

perbuatan melawan hukum ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur. Ia menggugat dokter Johan, PT Sarana Meditama Metropolitan (pemilik RS Omni Medical Center) dan Soekendro (Presdir RS Omni Medical Center). Para tergugat, kata Salman, telah lalai dan melakukan kesalahan dalam menjalankan metode TUNA. Dalam gugatannya, Salman meminta para tergugat mengganti kerugian materil yang dialaminya sebesar Rp35 juta. Sedangkan kerugian immateril sebesar Rp300 juta Selain meminta ganti rugi, Salman meminta haknya yang lain, yakni fotocopy rekam medis (medical record). Virza mencatat ada dua hal penting terkait kehadiran rekam medis itu. Pertama, isi rekam medis sangat penting bagi penggugat untuk mengetahui informasi penyakit yang dideritannya demi keberlangsungan proses perawatan atau pengobatan atas diri penggugat.

Kliping 7 Kelalaian Rumah Sakit, Jari Maureen Sempat Nyaris DiamputasiPenulis: Sabrina Asril | Editor: Robert Adhi Kusumaputra Sabtu, 5 Maret 2011 | 16:35 WIB Kompas,Jakarta Maureen Angela, bayi berusia delapan bulan, buah hati satu-satunya pasangan Linda Kurniawati (33) dan Budi Kuncahya (39), tampak tenang bermain di rangkulan ibunya. Dari jauh, Maureen tampak sehat dengan mata sipitnya yang selalu berusaha menangkap benda-benda asing di sekitarnya. Tak ada tangis ataupun rengekan bayi pada umumnya. Maureen pun tidak rewel saat berjumpa dengan orang asing. Kondisi Maureen saat ini jauh berbeda dengan tiga bulan lalu. Sekitar bulan November 2010, Maureen dilarikan ke Rumah Sakit Awal Bros hingga masuk ruang ICU.Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya, Maureen saat itu diduga mengalami tindak malpraktek di Rumah Sakit Awal Bros yang dilakukan dokter berinisal RS. Akibatnya, dua ruas jari kelingking tangan kanan Maureen putus dan nyaris seluruh jari di tangan tersebut mengerucut.Sang ibu, Linda, awalnya tidak tahu-menahu kondisi jari anaknya karena saat pertama dibawa ke rumah sakit, seusai Maureen mengalami kejang, Linda tak pernah sekalipun diberitahu tindakan medis apa yang dilakukan. "Awalnya Maureen masuk UGD, tapi kondisinya terus memburuk. Di sana dia hanya diberi infus sama apa lagi yang dimasukkin saya tidak tahu. Sampai akhirnya dokter nyuruh untuk masuk ICU," ungkap Linda, Sabtu (5/3/2011), saat dijumpai Kompas.com di rumahnya di Perumnas II, Tangerang, Banten. Saat di UGD, Maureen diinfus di tangan sebelah kanan dan dibalut perban. Keluarga pun tidak memerhatikan tindakan medis apa saja yang diberikan karena saat itu keluarga tengah disibukkan urusan administrasi untuk masuk ruang ICU. "Pas di ruang ICU itu baru ketahuan sama dokter jaga ICU waktu dibuka perbannya, tangannya sudah ungu, bernanah, dan bengkakbengkak," ungkap Linda. Ia mengungkapkan, dokter jaga saat itu mengatakan bahwa buruknya kondisi jari Maureen disebabkan cairan bicnat yang dimasukkan melalui infus. Cairan bicnat menurut keterangan dokter adalah cairan keras yang biasa disuntikkan kepada orang dewasa. Namun, soal penyuntikan cairan bicnat pun pihak keluarga tidak diberitahu. "Setelah dibuka perbannya, dokter itu bilang kalau kondisi anak saya seminggu lagi sembuh karena dampaknya memang seperti terbakar begitu," ucapnya. Namun, lama-kelamaan kondisi jari Maureen tidak menunjukkan kesembuhan. Dokter bedah plastik kemudian diturunkan. Pihak keluarga mulai curiga dengan keputusan rumah sakit menurunkan dokter bedah plastik bagi Maureen. "Dari dokter Gwen yang dokter bedah plastik itu bilang kalau pilihannya jari anak saya harus diamputasi kalau enggak mau

Kliping 6 Dugaan Malpraktek "Caesar" Usai, Janin Kedua Ketinggalan Izi Hartono - Selasa, 26 Oktober 2010Kompas,Situbondo - Dokter spesialis kandungan Rumah Sakit Elizabeth Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, SJ (60), dilaporkan ke Markas Kepolisian Resor Situbondo, Senin (25/10/2010). Pelapornya, Nurul Qomariyah (24), warga Kampung Bentongan DAM, Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo. Dokter SJ diketahui beralamat di Jalan Seroja, Kelurahan Patokan, Kecamatan/Kabupaten Situbondo. Ia diduga melakukan malpraktek terhadap Fajriyatul Rahmaniyah (19), adik kandung Nurul Qomariyah. Kepada polisi, Nurul Qomariyah mengatakan, pada 2 Oktober 2010 lalu, adiknya yang hamil tua disarankan operasi caesar di RS Elizabeth Situbondo. Dalam operasi yang berlangsung sejak pukul 21.00 WIB, dokter kandungan yang menangani berhasil mengangkat janin yang dikandung Fajriyatul Rahmaniyah. Namun, setelah memasuki hari ketiga, ternyata Fajriyatul Rahmaniyah kembali melahirkan anak kedua, kembaran bayi pertama. Ya terkejut karena kami sekeluarga tidak tahu di perut adik saya itu masih ada janin yang ketinggalan ketika operasi caesar, ujar Nurul Qomariyah. Hanya, anak kedua yang berada dalam perut adiknya itu lahir secara normal, meskipun kondisi bayi sudah dalam keadaan meninggal dan membusuk. Setelah bayi keduanya dilahirkan, pihak keluarga langsung mendatangi dokter kandungan yang menangani operasi caesar tersebut. Kami memang tidak memberitahukan kepada pasien atau keluarga bahwa di perut pasien itu masih ada janin dengan alasan dikhawatirkan kalau janin diangkat akan terjadi perdarahan, kata Nurul Qomariyah, menirukan jawaban dokter SJ. Dihubungi wartawan, Direktur RS Elizabeth, dr H Abdul Rokhim, AR MARS, mengatakan, pihaknya masih akan melihat status rekam medis karena belum tahu datanya. Menurut dia, selama ini pihak rumah sakit sudah sering melakukan operasi caesar, tetapi baru kali terjadi masalah. Kalau memang janinnya ada dua, seharusnya diangkat semua, kata dr Abdul Rachim.

racunnya semakin menyebar. Saya heran yang tadinya katanya enggak kenapa-napa tiba-tiba harus diamputasi," ucapnya. Keluarga dibuat cemas, keputusan pengamputasian jari Maureen belum disepakati sampai akhirnya dokter Gwen memberikan opsi lain untuk membiarkan jari kelingking Maureen sampai gugur sendiri. "Saya lihat sendiri jari itu putus sekitar bulan Desember saat menjalani home care di rumah. Orangtua mana yang tega melihat anaknya sakit seperti itu, saat saya hamil sampai melahirkan tidak ada masalah, kenapa dirawat dokter itu justru anak saya jadi sakit begini," ungkapnya. Menurut Linda, dokter RS adalah dokter yang selalu menjadi dokter konsultasi Maureen semenjak Maureen lahir pada tanggal 5 Juli 2010. Untuk urusan susu pun, keluarga ini selalu berkonsultasi dengan dokter RS itu. "Dokter itu dulunya care sekali sama Maureen, setelah ada kasus ini dia sudah enggak peduli lagi. Waktu itu kami mau telepon tanya susu, enggak pernah lagi diangkat. Sepertinya sudah ganti nomor. Kami kecewa dan marah anak kami dikorbankan," tandasnya. Adapun ketika berusaha menghubungi pihak RS Awal Bros tidak ada satu pun yang menjawab telepon Kompas. Ketika menghubungi dokter RS pun, operator mengatakan bahwa nomor telepon tidak aktif.

Sementara itu kuasa hukum RSIA Budi Jaya, Hotma Sakim menyangkal jika kliennya telah melakukan malpraktek seperti tuduhan Sisi. Hal tersebut dibuktikannya dari hasil rekaman video proses operasi terhadap Sisi. (Dedi Irawan/Sup)

Kliping 9 Janin 10 Bulan, Eh Ternyata TumorPenulis: FX Laksana Agung S Selasa, 22 April 2008 | 19:36 WIB Kompas,Probolinggo -Yuyun Martini (29), warga Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur, mengira dirinya mengandung. Namun umur kandungannya yang telah 10 bulan itu ternyata tumor yang tumbuh dalam indung telur sebelah kiri. Di temui di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Mohamad Saleh Kota Probolinggo, Yuyun mengatakan, pembesaran perutnya baru disadari enam bulan yang lalu. Pada saat itu, Subagio (32), suaminya segera membawanya ke bidan setempat untuk diperiksa. Bidan mendiagnosa Yuyun telah hamil lima bulan. Janin di dalam rahim Yuyun dikatakan sehat. Bahkan Yuyun juga sempat disuntik Tetanus toxoid sebagaimana penanganan kesehatan pada ibu hamil. Pada bulan-bulan berikutnya, Yuyun sering mengeluh sakit perut, badan dingin, dan mual. Akhirnya pada umur 10 bulan pembesaran perut yang disangka kehamilan itu, Yuyun memeriksakan diri ke spesialis kandungan dr Aminuddin. Berdasarkan tes Ultra Sono Grafy (USG), akhirnya diketahui Yuyun menderita tumor indung telur dan bukannya hamil. Selanjutnya mulai Selasa (15/4), Yuyun dirawat di RSUD Dr Mohamad Saleh hingga akhirnya dioperasi Selasa ini. Tim medis RSUD Dr Mohamad Saleh yang dipimpin dr Aminuddin, SpOG, M.M Kes, Aminuddin, melakukan operasi pembukaan dinding perut atau laparatomi terhadap Yuyun. Operasi yang berlangsung sekitar satu jam ini akhirnya berhasil mengangkat tumor seberat 22 kilogram dengan panjang 30 sentimeter. RSUD Mohamad Saleh sebelumnya telah beberapa kali menangani kasus tumor indung telur. Kasus terakhir, tumor seberat 20 kilogram. Dengan demikian, tumor yang diderita Yuyun adalah tumor terbesar yang pernah ditangani rumah sakit tersebut

Kliping 8 9 Tahun Alami Bocor UsusJumat, 10 April 2009 Jakarta Pos, Jakarta - Satu lagi kasus dugaan malpraktek rumah sakit terjadi. Seorang wanita selama 9 tahun mengalami kebocoran usus usai menjalani operasi tumor rahim disebuah rumah sakit swasta dikawasan Tebet, Jakarta Selatan tahun 2000. Namun pihak rumah sakit membantah telah melakukan malpraktek. Hanya inilah yang dapat dilakukan Sisi K Chalik meratapi nasibnya, menangis. Bagaimana tidak, sudah 9 tahun dia menanggung penderitaan akibat kebocoran usus yang dialaminya. Bahkan setiap saat dia harus menyediakan tissu serta air untuk membersihkan kotoran yang terus keluar dari ususnya yang berada diluar perut. Menurut Sisi, musibah yang menimpanya terjadi pada tahun 2000 lalu. Saat itu dirinya terserang tumor rahim yang harus dioperasi di sebuah rumah sakit ibu dan anak swasta di wilayah Tebet, Jakarta Selatan. Namun tiga hari setelah operasi, perut Sisi justru mengembung seperti orang hamil. Dia kemudian dirujuk ke dokter bedah dan kembali dioperasi di rumah sakit yang sama. Empat hari sesudah operasi kedua, Sisi makan bubur saring dan betapa terkejut dirinya ketika melihat kotoran keluar dari ususnya yang berada diluar perut. Segala cara telah ditempuh Sisi, termasuk menempuh jalur hukum dengan melaporkan kasus dugaan malpraktek yang dialaminya ke pihak Polda Metro Jaya. Saat ini kasusnya tengah menjalani proses persidangan perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan menggugat dua dokter rumah sakit yang mengoperasinya.

Kliping 10 Diduga Malapraktik, Dua Dokter Dilaporkan ke PolisiJumat, 5 Februari 2010 | 17:29 WIB Kompas,Bekasi Dituding melakukan malapraktik yang berujung kematian, dua dokter RSBK, Bekasi Timur, dilaporkan ke Polrestro Bekasi oleh keluarga pasien. Pasien yang bernama Silviana Demina (40) itu meninggal dunia pada Kamis (4/2/2010). Menurut suaminya, Noldy Pratasis (33), Silviana meninggal karena tidak mendapat perawatan yang sesuai dengan standar dari pihak rumah sakit. Tindakan medis yang dilakukan bukan membuat istrinya membaik, melainkan lebih parah. Noldy telah melaporkan kasus yang dianggap malapraktik itu ke Polrestro Bekasi pada Rabu (3/2/2010), saat istrinya koma. Dia menganggap dua dokter, Hdy

dan Arn, tidak memberikan pelayanan medis sesuai standar kepada istrinya. Warga Taman Wisma Asri RT 04/ RW 22, Teluk Pucung, Bekasi Utara, itu mengatakan, pada 20 Oktober 2009, Silviana mengeluh sakit perut sehingga dibawa ke RSBK. Setelah seminggu dirawat, ibu empat anak itu menjalani operasi. "Dokter pertama yang menangani awalnya bilang, istri saya terkena gangguan usus buntu. Namun menjelang operasi, dikatakan istri saya mengalami infeksi usus bernanah dan teroid. Mana yang benar, saya jadi enggak mengerti," tuturnya. Seusai dioperasi, Silviana dibawa ke ruang intensive care unit (ICU). Setelah sebulan menjalani perawatan, dia pun diperbolehkan pulang. Seminggu di rumah ternyata sakit pada perutnya kambuh. Dia pun dirawat lagi di ruang intermediate seminggu di rumah sakit yang sama sebelum diperbolehkan pulang

Kliping 12 Kisah Kateter yang Tertinggal13 November 2000 Tempo,Jakarta - YURAH Bachtiar belakangan ini memang merasa tubuhnya begitu gampang sakit sehingga ia mesti bolak-balik ke dokter. Namun, ibu berusia 51 tahun itu tak menyangka bahwa sumber keringkihan tubuhnya itu adalah sebuah kateter yang tersimpan di perutnya selama dua setengah tahun. Pipa kateter sepanjang 40 sentimeter itu ia dapatkan seusai menjalani electrocorporeal shock wave lithotrity (ESWL), pemecahan batu ginjal tanpa operasi, di Rumah Sakit Pondokindah, Jakarta, tiga tahun lalu. Dalam tindakan medis itu, dokter memasang kateter sebagai alat bantu sementarayang harus dilepas kemudianuntuk memperlancar fungsi ginjal. Beberapa bulan sesudah menjalani ESWL, sebenarnya Yurah memang diminta untuk melakukan kontrol ke rumah sakit. Namun, menurut Bachtiar Zikri, suami Yurah, dokter dan perawat sama sekali tidak menginformasikan adanya kateter di perut istrinya yang harus diangkat kembali dari tubuh pasien. Itu sebabnya Yurah tenang-tenang saja membolos dari jadwal kontrol. "Kalau tahu ada kateter yang harus diangkat, tentu istri saya menepati jadwal kontrol," kata Bachtiar. Setelah membolos kontrol, kondisi fisik Yurah terus memburuk. Sepanjang dua setengah tahun, Yurah berlangganan penyakitdari sakit pinggang, susah buang air kecil, pusing tujuh keliling, sakit punggung, sampai air seni berdarah. Sebetulnya, Yurah selalu berobat ke RS Pondokindah, tapi tak pernah lagi diperiksa dokter spesialis urologi yang dulu melakukan ESWL terhadapnya. Permintaan Bachtiar untuk dihubungkan dengan spesialis urologi ini tak pernah ditanggapi. "Yang penting, istri Bapak sembuh," kata Bachtiar, menirukan komentar perawat. Malangnya, biang keladi penyebab ringkihnya tubuh Yurah tak juga ditemukan. Akhirnya, Maret 2000, Yurah berinisiatif menjalani general check-up. Pemeriksaan total inilah yang menunjukkan ada kateter tersimpan di perut Yurah. Benda berbahan logam campur karet inilah yang merombak keseimbangan tubuh. Begitu kateter diangkat, kondisi tubuh Yurah pun berangsur pulih. Tak bisa menerima kejadian yang menimpa istrinya, Bachtiar pun mengadu ke Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI). Lembaga swadaya masyarakat ini pekan lalu mengantar Bachtiar menemui sang doktersayangnya, baik YPKKI maupun Bachtiar tidak bersedia mengungkapkan namanyayang didampingi Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta, Agus Purwadianto. Dalam proses mediasi itu, Bachtiar menerima semacam tanda simpati dari dokter yang pernah merawat istrinya. Ia menerima Rp 5 juta, sebesar ongkos yang dikeluarkannya untuk biaya dokter. Tapi, ini bukan sebuah pengakuan dokter bahwa ia telah melakukan malpraktek, seperti semula dituduhkan Bachtiar. Sebab, dokter tak pernah merasa dikontak rumah sakit tentang permintaan Bachtiar untuk menghubunginya. Benarkah ini bukan kasus malpraktek? Agus tak bersedia memberi komentar apa pun tentang hal ini ataupun tentang pertemuan mediasi yang dihadirinya. Begitu pula

Kliping 11 Malpraktek Dokter Kasus HIV/AIDSSelasa, 20 April 2004 | 19:06 WIB TEMPO,Jakarta - Malpraktek dokter dan petugas medis yang menyalahgunakan profesinya, kini merebak di kalangan pekerja seks komersial (PSK). Sebagai mata pencaharian, para oknum itu memberikan antibiotik kepada para PSK dengan propaganda, "para pekerja seks bisa kebal terhadap virus HIV, Gonorhoe dan penyakit kelamin lainnya". "Padahal AIDS tidak sembuh dengan antibiotika," kata Kepala Seksi Penyakit Menular Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Barat Ariani Murti, kepada TNR, di Jakarta, Senin (19/4). Pemberian antibiotika secara massal itu diberikan oknum dokter yang menjadi langganan tempat hiburan tertentu. Penggunaan antibiotik yang digalang secara massal itu dihargai mahal dengan ribuan pekerja seks yang menjadi langganannya. Bayangkan, perputaran uang malpraktek itu mencapai Rp. 15 miliar per bulan. "Memang tidak semua dokter melakukan praktek itu," kata Ariani. Modus lainnya, ada juga yang mengaku-ngaku sebagai mantri atau petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan. Setelah pihak Dinas Kesehatan menceknya, nama-nama itu fiktif. Tapi, para oknum tetap saja sulit ditangkap, lantaran pihak tempat hiburan segan bekerja sama dengan pemerintah. Menurut Ariani, para oknum dokter yang diduga menyalahgunakan profesinya sudah didata. Bahkan, lima dokter yang diduga itu, sudah pernah dipanggil Walikota Jakarta Barat pada Oktober 2003. "Tapi tidak ada yang datang," kata Ariani. Ketidakhadiran itu diduga karena para dokter terikat secara struktural kepada pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan. Sementara, pemerintah daerah bukanlah pihak yang memberi izin praktek dokter. Alhasil, sampai sekarang kasus ini terus tidak menemukan kejelasan. Untuk itu, kata Ariani, pihak Departemen Kesehatan harus memberikan tindakan tegas. "Kareka ini sudah jadi mata pencaharian mereka (para oknum)," katanya.

sang dokter. Belakangan, penelusuran TEMPO di RS Pondokindah memang berhasil mendapatkan nama Dokter Firdaoes Saleh sebagai dokter yang menangani Yurah Bachtiar. Sayang, ia tak bisa dimintai klarifikasi ataupun konfirmasi. Menurut Mus Aida, Direktur Pelayanan dan Pengembangan Bisnis RS Pondokindah, tak ada yang salah dalam penanganan pasien Dokter Firdaoes Saleh itu. Baik rumah sakit maupun dokter telah menjalankan prosedur yang benar. "Tak ada yang keliru," kata Aida. Tertinggalnya kateter, menurut Mus Aida, lebih bersumber pada ketidakdisiplinan pasien. Karena itu, Pondokindah belum bisa mengabulkan tuntutan ganti rugi. Sementara ini, Pondokindah menunggu penilaian lembaga berwenang, termasuk IDI dan Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK). "Kasus ini kan belum clear," kata Aida.

Kliping 14 Malpraktek, Akibatkan Empat Jari Bocah PutusRabu, 15 Agustus 2007 Republika, Sukabumi - Bocah laki-laki berusia 4 tahun asal Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi menjadi korban malpraktek yang dilakukan oleh seorang mantri gadungan. 4 jari tangan sebelah kanan korban putus satu persatu setelah sebelumnya disuntik oleh sang mantri sebanyak 20 kali. Ilham Zulfikar Setiadi anak dari pasangan Irwan Syarif dan Lestari kini harus menanggung cacat seumur hidupnya. Empat jari tangan kanan bocah ini copot yang tersisa hanya bagian ibu jarinya saja. Peristiwa tragis yang menimpa bocah asal Kelurahan Sri Wedari Kecamatan Gunung Puyuh, Kecamatan Sukabumi ini berawal saat tangannya tergilir akibat jatuh dari atas sepeda motor di daerah Kampung Tulung Tengah Sumedang Utara. Oleh orangtuanya Ilham kemudian dibawa ke dukung tulang bernama Herman. Di dukun tulang itu jari Ilham kemudian dilumuri cairan refano dan dibungkus dengan perban. Namun bukannya sembuh, tangan Ilham bertambah bengkak. Oleh orangtuanya Ilham kembali dibawa ke tempat dukun tulang itu. Namun Herman kemudian memanggil temannya yang bernama Kirmanus yang mengaku berprofesi sebagai mantri dan disuntik hingga 20 kali. Bukannya sembuh Ilham malah menderita demam tinggi. Takut terjadi apa-apa dengan anaknya, Ilham kemudian dibawa ke rumah sakit saat tiba di Sukabumi. Namun saat dokter membuka perban, empat jari Ilham putus, tangan Ilham juga dalam keadaan gosong dan melepuh. Sementara itu pihak Rumah Sakit R Samsudin belum bisa memberikan keterangannya mengenai penyakit yang menimpa korban karena dokter yang merawat Ilham masih liburan tahun baru.

Kliping 13 Dokter Spesialis Diduga MalapraktikSenin, 31 Mei 2010 | 19:57 WIB Kompas,Makassar Seorang dokter spesialis di Cardiac Centre Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, dilaporkan telah melakukan kasus malapraktik medis Laporan itu disampaikan Rahmawaty Sabaruddin (45), salah seorang pasien RS Wahidin yang mengaku dirugikan dengan hasil analisis kesehatan yang dilakukan dokter yang cukup ternama di Makassar tersebut. Korban yang merupakan karyawan swasta di Makassar ini melaporkan dugaan tindak pidana malapraktik itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Sulawesi Selatan. Pelaporan dilakukan terhadap dokter spesialis jantung berinisial dokter A itu, Senin (31/5/2010). "Saya ini tidak pernah bermasalah dengan jantung, tetapi dokter itu memaksakan untuk memasang cincin di jantung saya," ucapnya. Dia mengaku, hasil pemeriksaan lanjutan yang dilakukan tidak menemukan adanya penyempitan pembuluh koroner. Namun, dokter berinisial A justru mengklaim, jantung pelapor bermasalah dan harus dipasangi cincin atau katerisasi koroner. Bahkan, laporan itu telah ditindaklanjuti dengan pemeriksaan ke Pusat Jantung Nasional di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Di sana dilaporkan bahwa pasien tidak menderita sakit jantung koroner berdasarkan laporan rekaman katerisasi jantung. Korban malapraktik kesehatan yang didampingi kuasa hukumnya, Tadjuddin Rahman, ini mengaku akan menindaklanjuti permasalahan dan telah melaporkan dugaan malapraktik ini kepada pengelola RS Wahidin Sudirohusodo agar kasus ini ditangani dengan serius. Masalahnya, pasien yang bersangkutan mengaku mengalami sakit pada bagian dada setelah pemasangan cincin. Direktur Pelayanan Medik RS Wahidin Sudirohusodo dr Abdul Kadir dalam kesempatan lain mengaku akan menindaklanjuti permasalahan ini dengan melakukan cek silang terhadap dugaan malapraktik tersebut. "Kami akan mengambil kembali rekam medis pasien dan mengumpulkan bukti-bukti terkait. Kalau memang terbukti, kami akan memanggil dokter yang bersangkutan," ungkapnya.

KLIPING 15 Pen Tidak Steril, Syaripudin Diduga Jadi Korban Malpraktek di RS HajiAndri Haryanto - detikNews Selasa, 11/10/2011 00:36 WIB Jakarta Syaripudin S Pane (43), diduga menjadi korban malpraktek dokter RS Haji Pondok Gede usai pemasangan pen di kaki kanannya. Benda penyangga tulang yang patah tersebut diduga tidak steril "Akibatnya setelah delapan bulan setelah operasi di sela jaitan selalu keluar nanah dan darah," kata Syaripudin saat berbincang dengan detikcom, Senin (10/10). "Hasil observasi dokter menyatakan patah tulang dan harus diambil tindakan (operasi) bedah tulang dengan memasang pen," jelas Syaripudin. Namun, lanjut Syaripudin, kepala tim dalam operasi berhalangan hadir dan digantikan oleh spesialis bedah tulang lainnya yaitu dr Rizal yang juga dari kedokteran kepolisian. "Dua minggu setelah operasi darah keluar dari sela jahitan, tapi saya

anggap lumrah karena sudah operasi," tuturnya. Namun, bukannya berhenti darah yang keluar tersebut terus mengalir dari sela jahitan pemasangan pen. Parahnya darah keluar dengan nanah selama 8 bulan pasca operasi pemasangan pen. saya terkejut pen-nya gompal-gompal, seperti pen bekas," kisahnya.

kehilangan jari setelah mendapatkan perawatan di RS AB, Jl MH Thamrin, Tangerang "Tangan kanan anak saya tidak selincah tangan kirinya," kata Linda, ketika ditemui, Rabu (1/3/2011). Linda mengaku, awalnya pada tiga bulan lalu, Angela menderita sakit demam dan diare. Khawatir sakit yang diderita anaknya makin parah, Angel dibawa orangtuanya ke RS AB pada 16 November 2010. Angel dirawat di unit gawat darurat (UGD) dan diinfus di jarinya oleh dokter jaga, untuk menjaga kestabilan tubuh Angel yang ketika itu sedang kejang. Angel lalu dirawat hingga 27 Desember 2010. "Di ruang UGD, anak saya diberikan cairan infus oleh dokter jaga bernama I. Padahal tanpa persetujuan dari saya dan keluarga," klaim Linda, sembari memangku buah hatinya itu. Linda menyebut, dokter itu mengatakan cairan infus itu baru pertama kali diberikan kepada pasien anak-anak. Selama dalam masa penyembuhan di rumah, jari kelingking balita itu yang pada awalnya hanya luka biasa, menjadi borok. Borok itu lantas menggerogoti jari kelingking tangan kanan Angel, kemudian jari bayi itu hilang sehingga tinggal empat jari yang utuh. Mengetahui itu, Linda meminta pertanggungjawaban dari rumah sakit tersebut.

KLIPING 16 Usus Bocah 8 Tahun Keluar Usai Operasi Demam BerdarahRobert Kompas.com Sabtu, 14/08/2010 14:16 WIB Jakarta Ananda Pasha Kinanti (8) sudah 2 tahun ini mengalami luka di perutnya hingga ususnya keluar. Bocah yang tinggal di Dusun Abadi RT 13, Kelurahan Lok Tuan, Kecamatan Bontang Utara, Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) diduga terkena malpraktek. Kondisi siswa kelas 1 SDN 010 Lok Tuan itu terlihat menyedihkan. Usus yang keluar dari dalam perutnya yang terbungkus plastik kresek itu sesekali tampak mengeluarkan cairan. Usus keluar dari perut yang dialami Ananda terjadi sejak tahun 2008 lalu. Saat berusia 6 tahun, Ananda terpaksa dilarikan ke RSUD Bontang tanpa luka di perutnya. "Waktu masuk rumah sakit, tidak ada luka, artinya kondisi anak saya baik-baik saja," kata Rusdi kepada wartawan.Setelah dilakukan observasi, lanjut Rusdi, Ananda didiagnosa menderita demam berdarah. Medis akhirnya memutuskan untuk mengoperasi Ananda. "Entah kenapa usus anak saya keluar dari perutnya," imbuh Rusdi Saat itu, Rusdi menghabiskan dana Rp 7 Juta untuk membiayai operasi putrinya. Dana sebesar itu diperoleh Rusdi dari hasil sumbangan rekan dan tetangganya yang menaruh iba kepada Ananda setelah diputuskan medis harus menjalani operasi. "Saya heran, bagaimana bisa demam berdarah bisa mengakibatkan perut anak saya seperti itu," tambah Rusdi. "Nah, kalau mau mengoperasi untuk mengembalikan kondisi perut anak saya, uangnya darimana Pak?" tanya Rusdi. Akibat ketiadaan dana itulah, Ananda terus mengalami luka di bagian perut hingga usus keluar selama 2 tahun ini. "Kondisi Ananda itu menyebabkan makanan yang dimakannya, bisa keluar lewat usus itu," timpal Lia, nenek Ananda. Lia juga mengatakan, sesekali terdengar rintihan Ananda meringis kesakitan. Pun dokter yang mengoperasi Ananda, tidak pernah menjenguk Ananda. "Tidak pernah menjenguk dia (Ananda)," ucap Lia.

KLIPING 18 Tragis! Bayi Kembar Meninggal Akibat Kesalahan Rumah SakitRita Uli Hutapea - detikNews Kamis, 24/11/2011 14:04 WIB Melbourne Tragis! Betapa hancur perasaan orang tua di Australia ini. Bayi kembar mereka meninggal karena kesalahan fatal rumah sakit. Rumah Sakit Royal Women's di Melbourne pun menyampaikan penyesalan atas tragedi mengerikan pada Selasa, 22 November itu Kejadian itu berawal ketika para dokter memberitahu tentang kondisi satu dari dua bayi laki-laki yang dikandung seorang ibu. Menurut dokter, satu dari dua janin kembar berumur 32 minggu itu menderita cacat jantung bawaan yang akan membutuhkan operasi selama bertahun-tahun, jika dia lahir dengan selamat. Sementara janin lainnya sehat Mendengar hal itu, wanita tersebut akhirnya menyetujui, meski dengan berat hati, saran dokter untuk menggugurkan janin yang sakit tersebut. Wanita itu pun menjalani operasi di mana dokter menyuntikkan obat ke salah satu bayi untuk menggugurkan janin tersebut. Namun entah bagaimana, bukan bayi yang sakit yang diinjeksi obat mematikan itu melainkan bayi yang sehat! Sang ibu pun kemudian

KLIPING 17 Diduga Korban Kehilangan JariDira Derby - detikNews

Malpraktek,

Bayi

8

Bulan

Selasa, 01/03/2011 18:29 WIB Tangerang Maureen Angela (8 bulan) terpaksa kehilangan jari kelingking kanannya. Diduga terjadi kesalahan perawatan medis saat bayi ini dirawat di sebuah rumah sakit di Tangerang. Angela adalah anak dari pasangan Linda Kurniawati (34) dan Budi Kuncahya (35) warga Jalan Besi Raya RT 5 RW 14, Perumnas II Cibodas Baru, Kota Tangerang. Menurut orangtuanya, Angela

harus menjalani operasi kembali untuk mengakhiri nyawa bayi yang sakit. "Dia pergi ke rumah sakit dengan dua bayi dalam kandungannya dan kini dia tak punya satu pun. Dia trauma. Rumah sakit mengatakan telah mengikuti prosedur yang benar, tapi bagaimana ini bisa terjadi?" cetusnya. Pemerintah negara bagian Victoria menyesalkan kejadian ini. Namun masyarakat diimbau untuk tidak berspekulasi mengenai apa yang terjadi sebelum penyelidikan selesai dilakukan.

kematian Elijah Marko Thuneo Dethan, 11 bulan, balita warga negara Kanada, di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Dedari Kupang, Nusa Tenggara Timur Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan penyelidikan kasus ini harus segera diambil alih Polda Nusa Tenggara Timur. Pasalnya, autopsi terhadap jenazah Elijah sudah dilakukan tim dokter Mabes Polri. Kasus ini juga sudah dilaporkan ke Kedutaan Besar Kanada, dan sejumlah lembaga antara lain Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), dan Lintas Trauma Healing. "Kasus kematian Elijah ini malapraktik, dari diagnosis awalnya saja sudah salah. RSIA Dedari juga tidak memiliki ruang intensive care unit (ICU), tetapi malah nekat melakukan operasi besar terhadap Elijah," kata Aris kepada wartawan di Kupang, Minggu (19/2). Akan tetapi, sebelum menjalani operasi, para dokter mendignosis Elijah menderita disentri. Golongan darah balita tersebut juga sempat menjadi perdebatan serius antara pihak Rumah Sakit Prof Dr WZ Johannes, Klinik Prodia, dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kupang. Rumah sakit Johannes menyebut Elijah bergolongan darah B, sebaliknya PMI dan Klinik Prodia menyebut Elijah memiliki golongan darah O. Beberapa jam sebelum operasi, barulah disepakati Elijah memiliki golongan darah O. Menurut Arist, seusai operasi, hemoglobin (Hb) darah Elijah turun dari 9 ke 7,5 sehingga harus menjalani transfusi darah. Ia ditransfusi tiga bidan secara injeksi, tanpa didampingi dokter. "Pertama diinjeksi 25 cc darah, kemudian dilanjutkan lagi 25 cc darah," katanya. Kurang dari lima menit setelah transfusi darah, badan Elijah kejangkejang dan langsung meninggal.

KLIPING 19 Janin 10 Bulan, Eeh Ternyata TumorPROBOLINGGO, SELASA -Yuyun Martini (29), warga Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur, mengira dirinya mengandung. Namun umur kandungannya yang telah 10 bulan itu ternyata tumor yang tumbuh dalam indung telur sebelah kiri. Di temui di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Mohamad Saleh Kota Probolinggo, Yuyun mengatakan, pembesaran perutnya baru disadari enam bulan yang lalu. Pada saat itu, Subagio (32), suaminya segera membawanya ke bidan setempat untuk diperiksa. Bidan mendiagnosa Yuyun telah hamil lima bulan. Janin di dalam rahim Yuyun dikatakan sehat. Bahkan Yuyun juga sempat disuntik Tetanus toxoid sebagaimana penanganan kesehatan pada ibu hamil. Pada bulan-bulan berikutnya, Yuyun sering mengeluh sakit perut, badan dingin, dan mual. Akhirnya pada umur 10 bulan pembesaran perut yang disangka kehamilan itu, Yuyun memeriksakan diri ke spesialis kandungan dr Aminuddin. Berdasarkan tes Ultra Sono Grafy (USG), akhirnya diketahui Yuyun menderita tumor indung telur dan bukannya hamil. Selanjutnya mulai Selasa (15/4), Yuyun dirawat di RSUD Dr Mohamad Saleh hingga akhirnya dioperasi Selasa ini. Tim medis RSUD Dr Mohamad Saleh yang dipimpin dr Aminuddin, SpOG, M.M Kes, Aminuddin, melakukan operasi pembukaan dinding perut atau laparatomi terhadap Yuyun. Operasi yang berlangsung sekitar satu jam ini akhirnya berhasil mengangkat tumor seberat 22 kilogram dengan panjang 30 sentimeter. RSUD Mohamad Saleh sebelumnya telah beberapa kali menangani kasus tumor indung telur. Kasus terakhir, tumor seberat 20 kilogram. Dengan demikian, tumor yang diderita Yuyun adalah tumor terbesar yang pernah ditangani rumah sakit tersebut.

KLIPING 21 Pasien Meninggal, Klinik Alternatif Dilaporkan ke PoldaJAKARTA, JUMAT Mulyadi (48), suami dari Siti Rokiyah (51), yang diduga menjadi korban kesalahan pengobatan yang dilakukan oleh sebuah klinik konsultasi dan pengobatan alternatif milik Gus Muh di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, mendatangi Polda Metro Jaya untuk melaporkan kejadian yang menimpa istrinya. Ia didampingi M Sentot, Direktur LBH Kesehatan, dan Nurhayati, sekretaris. Mulyadi melaporkan dugaan salah pengobatan setelah istrinya, Rokiyah, meninggal dunia pada 29 September 2008. "Setelah sembilan kali menjalani terapi mulai 22 Agustus 2008 tidak ada tanda-tanda penyembuhan dari istri saya," ujar Mulyadi di Mapolda, Jakarta, Jumat (5/12). Rokiyah sebelumnya didiagnosis mengidap kanker payudara dan pernah menjalani operasi di sebuah rumah sakit. "Kami juga membawa contoh obat-obatan herbal yang diberikan Gus Muh

KLIPING 20Minggu, 19 Februari 2012 13:29 WIB

Balita Warga Kanada Tewas, Diduga akibat MalapraktikPenulis : Palce Amalo Ketum Komnas Anak Arist M Sirait (Kiri)-MI/Palce A/ip)KUPANG--MICOM: Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak (PA) mulai mengusut dugaan malapraktik dalam

kepada istri saya dan akan kami serahkan sebagai barang bukti," kata Mulyadi. Menurut M Sentot, pemilik klinik pengobatan alternatif itu melanggar Pasal 82 Ayat 1 huruf a dan Pasal 82 Ayat 2 huruf b serta Pasal 83 jo Pasal 359 KUHP tentang pengobatan dan perawatan yang harus dilakukan sesuai standar UU yang berlaku. Pelanggarnya terancam hukuman lima tahun penjara. Saat ini Mulyadi dan M Sentot masih diperiksa di Kantor SPK Polda Metro Jaya. Klinik Gus Muh di Jl Swadaya, Duren Sawit, Jakarta Timur, ketika dihubungi membenarkan bahwa Siti Rokiyah pernah menjadi pasien mereka. "Kasus ini sebenarnya telah diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Namun, Mulyadi bersikeras melaporkan kasus ini kepada polisi," kata Santi, seorang wanita yang mengaku sebagai karyawan Gus Muh dari ujung telepon

B. RANGKUMAN KLIPING

1. Criminal Malpractice yang bersifat sengaja (intesional) Pada kliping yang kami kumpulkan, kliping 1 dan 2 merupakan criminal malpractice yang bersifat sengaja.Pada kliping nomor 1, seorang dokter dan seorang suster ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi karena melakukan praktik aborsi ilegal Yang dilakukan sebuah klinik pengobatan di Jakarta. Pada kliping nomor 2, seorang dokter melakukan aborsi ilegal dimana pada tempat prakteknya ditemukan sedikitnya empat janin bayi.

2. Criminal malpractice yang bersifat ceroboh (recklessness) Pada kliping yang kami kumpulkan, kliping 3,4,6,9 merupakan criminal malpractice yang bersifat ceroboh.Ceroboh menurut KBBI adalah perbuatan yang tidak dipikirkan baik-baik,contohnya adalah salah diagnosis dan melakukan tindakan medis tanpa informed consent.Pada kliping nomor 3, seorang pasien didiagnosa oleh dokter berinisial IB mengalami typus.Namun dokter tersebut tanpa meminta izin keluarga dengan memotong usus sang anak sepanjang 6 cm dengan alasan pasien sakit usus buntu.Namun, akibat operasi tersebut kondisi pasien semakin parah hingga mengalami infeksi usus.Pada kliping nomor 4, seorang gadis kehilangan keperawanannya karena seorang dokter umum melakukan penguretan tanpa izin keluarganya.Pada kliping nomor 6, seorang dokter kandungan berhasil melakukan operasi caesar, namun ia salah diagnosis,dimana ada janin kedua yang ketinggalan.Bayi kedua lahir secara normal, meskipun kondisi bayi sudah dalam keadaan meninggal dan membusuk.Pada kliping nomor 9, seorang bidan mendiagnosis pasien setelah hamil lima bulan.Pada umur 10 bulan pembesaran perut yang disangka kehamilan itu, Yuyun memeriksakan diri ke dokter kandungan, namun setelah di USG ternyata ia bukan hamil namun menderita tumor indung telur. 3. Criminal malpractice yang bersifat lalai (negligence) Pada kliping yang kami kumpulkan, kliping 5,7,8,10 merupakan criminal malpractice yang bersifat lalai.Lalai menurut KBBI adalah perbuatan yang kurang hati-hati,misalnya perbuatan yang kurang hati-hati yang mengakibatkan luka, cacat atau meninggalnya pasien.Pada kliping nomor 5, seorang dokter menjadi seorang

pasien yang mengidap penyakit pembesaran prostat jinak dengan gejala sangat ringan.Di RS Omni Medical Center untuk mengobati penyakitnya dengan metode Trans Urethal Needle Ablation (TUNA).Namun belakangan ini, ia malah mengalami pendarahan hebat, susah kencing, dan kencing berdarah.Pada kliping nomor 7, seorang bayi berusia 8 bulan dua ruas jari kelingking tangan kanannya putus dan nyaris seluruh jari di tangan tersebut mengerucut.Awalnya bayi tersebut diinfus di tangan kanannya dan dibalut perban. waktu dibuka perbannya, tangannya sudah ungu, bernanah, dan bengkak-bengkak.Dokter memutuskan mengamputasi jari bayi tersebut karena takut racun cairan tersebut menyebar.Pada kliping nomor 8, seorang pasien mengalami bocor usus setelah jalani operasi tumor rahim disebuah rumah sakit swasta di Jakarta. Namun pihak rumah sakit membantah telah melakukan malpraktek.Pada kliping nomor 10, dua dokter dituding melakukan malpraktek yang mengakibatkan seorang pasien meninggal dunia.Pasien meninggal karena tidak mendapat perawatan yang sesuai dengan standar dari pihak rumah sakit.

4. Civil Malpractice Pada kliping yang kami kumpulkan, kliping 11,12,13 merupakan civil malpractice.Pada kliping nomor 11, dokter dan pelaku medis menyalahgunakan profesinya. Pemberian antibiotika secara massal diberikan oknum dokter kepada para pekerja seks yang dihargai mahal.Perputaran uang malpraktek tersebut mencapai Rp.15 miliar per bulan. Pada kliping nomor 12, seorang pasien,tubuhnya meringkih karena sebuah kateter yang tersimpan di perutnya selama dua setengah tahun. Pipa kateter tersebut ia dapatkan seusai menjalani electrocorporeal shock wave lithotrity (ESWL), pemecahan batu ginjal tanpa operasi.Namun, dokter dan perawat tidak memberitahukan adanya kateter di perut pasien yang harus diangkat kembali dari tubuh pasien.Pada kliping nomor 13, seorang pasien mengaku dirugikan dengan hasil analisis kesehatan yang dilakukan dokter spesialis jantung. Dia mengaku, hasil pemeriksaan lanjutan yang dilakukan tidak menemukan adanya penyempitan pembuluh koroner. Namun, dokter tersebut justru mengklaim, jantung pasien bermasalah dan memaksa harus dipasangi cincin atau katerisasi koroner.Pasien tersebut mengalami sakit pada bagian dada setelah pemasangan cincin.

5. Administrative Malpractice Pada kliping yang kami kumpulkan, kliping 15 merupakan administrative malpractice karena orang yang melakukan tindakan medis tersebut bukanlah orang yang mempunyai keahlian dan kewenangan dalam melakukan tindakan tersebut. Terkadang ini tidak bisa juga disebut sebagai malpraktek yang diakibatkan oleh pelaku medis. Karena Administrative Malpractice bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk kalangan non-medis. Pada kliping nomor 15, pasien berusia 4 tahun menjadi korban malpraktek yang dilakukan oleh seorang mantri gadungan. Empat jari tangan sebelah kanan korban putus satu persatu setelah sebelumnya disuntik oleh sang mantri sebanyak 20 kali.Kini pasien tersebut menanggung cacat seumur hidup.

Tinjauan Etis Tentang Malpraktek

D. Tinjauan Etis Terhadap Malpraktek Berdasarkan UU Di IndonesiaHubungan pasien dengan dokter adalah suatu Perikatan Berusaha(Inspanningsverbintenis) yaitu di mana dalam melaksanakan tugasnya dokter berusaha untuk menyembuhkan atau memulihkan kesehatan pasien. Namun tidak jarang juga menimbulkan tuntutan karena dokter diduga melakukan suatu tindakan malpraktek. Oleh karena itu dibutuhkan undang-undang yang jelas untuk mengaturnya. Dalam memberikan jasa ini dokter tidak boleh dan tidak mungkin dapat memberikan jaminan/garansi kepada pasiennya. Dan dokter juga tidak dapat dipersalahkan begitu saja apabila hasil usahanya itu tidak sesuai dengan yang diharapkan, sepanjang dalam melakukannya dokter telah mematuhi standart profesi dan menghormati hak-hak pasien (Pasal 53 ayat 2 UU Kesehatan). Tidak kalah pentingnya adalah fungsi sosial yang melekat pada rumah sakit sebagaimana diatur dalam Pasal 57 ayat 2 UU Kesehatan. Arti dari fungsi sosial disini adalah bahwa dalam menyelenggarakan kegiatan setiap sarana kegiatan baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat harus memperhatikan pelayanan kesehatan golongan masyarakat yang kurang mampu dan tidak sematamata mencari keuntungan. Jika seseorang tanpa keahlian dan kewenangan melakukan pengobatan atau perawatan dengan sengaja akan diancam pidana penjara maksimal 5 tahun dan atau denda 100 juta rupiah (pasal 82 UU No 23 Tahun 1992), dan apabila tindakan tersebut

menimbulkan luka berat ancaman pidana tersebut ditambah dan apabila menimbulkan kematian ancaman pidana ditambah 1/3 (pasal 83 UU No 23 Tahun 1992). Dokter juga manusia,juga dapat melakukan kealpaan. Namun kealpaan tersebut juga harus diproses dalam hukum karena menyangkut nyawa seseorang. Apabila seseorang karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka-luka berat sedemikian rupa sehingga timbul penyakit dan dia tidak dapat melaksanakan pekerjaannya selama waktu tertentu akan mendapat ancaman pidana sesuai dengan KUHP Pasal 360 ayat 1 dan 2. Dan apabila menyebabkan orang lain meninggal akan mendapat ancaman pidana sesuai dengan KUHP pasal 359. Pasal 1365 KUH Perdata menentukan bahwa setiap perbuatan yang melawan

hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain mewajibkan orang karenasalahnya menerbitkan kerugian ini mengganti kerugian tersebut

Jenis pidana yang paling sering dituntutkan kepada dokter adalah pidana kelalaian yang mengakibatkan luka (pasal 360 KUHP), atau luka berat atau mati (pasal 359 KUHP), yang dikualifikasikan dengan pemberatan ancaman pidananya bila dilakukan dalam rangka melakukan pekerjaannya (pasal 361 KUHP). Sedangkan pidana lain yang bukan kelalaian yang mungkin dituntutkan adalah jika seseorang tanpa keahlian dan kewenangan melakukan pengobatan atau perawatan (pasal 82 UU No 23 Tahun 1992) seperti pada kliping 14 dan 15, aborsi ilegal (pasal 349 KUHP, pasal 347 dan 348 KUHP) seperti pada kliping 1 dan 2, penipuan dan misrepresentasi (pasal 382 KUHP) seperti pada kliping 11. Gugatan ganti rugi akibat suatu kelalaian medik dapat diajukan apabila keseluruhan unsur-unsur kelalaian dapat dipenuhi (Pasal 1365 KUH Perdata, Pasal 1366 KUH Perdata, Pasal 1367 KUH Perdata, Pasal 55 Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 1371 KUH Perdata)2

2

Hanafiah, M.Jusuf dan Amri Amir.1999. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 3.Jakarta: EGC

E. Tinjauan Etika Kristen Terhadap Malpraktek Berdasarkan AlkitabSebagai pelaku medis, seharusnya melakukan pekerjaan dengan sukacita dan kasih seperti pada 1 Korintus 16:14 dan lakukan dengan segenap hatimu seperti pada Kolose 3:23 sehingga hasil dari pekerjaan tersebut dapat membuahkan hasil yang baik.Tugas seorang dokter adalah menyembuhkan orang yang sakit,seperti Yesus memanggil kedua belas murid-Nya untuk menyembuhkan penyakit-penyakit (Luk 9:1-6). Sebagaimana juga yang telah kita ketahui, terkadang malpraktek juga dapat terjadi karena ketiadaan kasih meskipun sang medis sudah memiliki pengetahuan medis yang sudah baik. Ketika mereka hanya mengandalkan ilmu yang mereka miliki saja tanpa adanya kasih yang menyertainya terkadang atau sering malpraktek menjadi ancaman dalam dunia medis. Seperti yang tertulis didalam 1 Korintus 13:2 : Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku memiliki seluruh pengetahuan ; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Ketiadaan komunikasi yang baik dan interaksi serta kedekatan antara pasien dan dokter bisa menghalangi komunikasi dokter pasien yang dapat menyebabkan ssalah diagnosa. Dalam dasa Titah, kita diperintahkan untuk menghargai hidup dan dilarang untuk menghilangkan nyawa orang lain dan diri kita sendiri, seperti dalam kliping nomor 10 dan 14. Kehidupan manusia merupakan suatu karunia Allah yang berharga dan, karenanya, harus diperlakukan dengan penuh penghargaan. Menerima hidup dan menghargai manusia berarti menerima dan menghargai manusia dengan seluruh eksistensinya sebagai badan dan jiwa (jasmani dan rohani) dan ini berhubungan erat dengan penciptaan manusia sebagai citra Allah (Kej 1:27). Terhadap larangan Jangan Membunuh,di dalam Alkitab tercantum pula tuntutan positif, yakni mengasihi sesama (Im19:18; Mat 22:39; Mar 12:31; Luk 10:27).Di hadapan Tuhan Sang Pencipta manusia sangat berharga. Panggilan hidup seorang dokter adalah sebagai hamba kehidupan. Kita harus ingat, bahwa harga hidup seseorang manusia di hadapan Tuhan sangat tinggi sehingga semua orang tidak boleh gegabah terhadap hidup manusia3. Dalam injil Kisah Para Rasul 3:16, Allah adalah sumber kesembuhan,segala penyakit disembuhkan oleh-Nya.Lewat perantara dokter,Allah menyembuhkan umat-umat-Nya

3

Brotosudarmo, Drie S. 2007. Etika Kristen untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: ANDI

yang terkena penyakit.Oleh karena itu seharusnya dokter benar-benar tahu apa yang harus dilakukan,dan melakukan profesinya sesuai dengan hukum dan kode etik yang telah ditetapkan,tidak melanggarnya yang dapat mengakibatkan malpraktek. Sebagai warga negara yang baik, kita harus mematuhi peraturan-peraturan dan hukum yang berlaku dalam suatu negara,begitu juga dalam dunia medis,para pelaku medis tidak boleh melanggar hukum yang berlaku dalam dunia medis, dimana jika pelaku medis melanggar hukum tersebut akan dihukum sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan. Seperti dalam injil Titus 3:1 yang mengajak kita agar kita selalu taat terhadap hukum yang terdapat didalamnya. Hal ini dikarenakan pemerintah juga ditetapkan oleh Allah untuk mengatur tindakan manusia. Sehingga kita mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah kita perbuat.

BAB III PENUTUP3.1. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan kami terhadap kliping yang kami kumpulkan, kami dapat menarik kesimpulan bahwa dalam pelayanan kesehatan modern terjadi hubungan hukum antara tenaga kesehatan dan pasien, dimana potensi untuk terjadinya kesalahan, ketidakcermatan yang kita kenal dengan malpraktek pasti terjadi. Etika medis melarang seseorang melakukan tindakan medis tanpa adanya kemampuan dan surat izin untuk melakukan tindakan tersebut. Hal ini dilakukan untuk membuat kedisplinan dalam dunia kedokteran. Tetapi hal ini tidak sepenuhnya terlaksana. Untuk itu diperlukan pengawasan yang lebih baik kedepannya untuk meminimalisir malpraktek diindonesia. Kebanyakan kasus ini disebabkan oleh kurangnya komunikasi antara dokter dan pesien atau keluarganya sehingga terjadi kekeliruan/kesalahan dalam

pengambilan tindakan medis seperti operasi, pemberian obat dll. Dalam etika kristen malpraktek dapat terjadi karena ketiadaan kasih diantara dokter, ketidaktaan terhadap perintah Tuhan, dan ketiadaktaatan terhadap pemerintah. Kasih dapat menjadi landasan yang baik bagi seorang dokter untuk meminimalisir malpraktek, sebab kasih membuat seorang dokter menghargai nyawa pasien sama seperti dirinya sendiri. Di hadapan Tuhan Sang Pencipta manusia sangat berharga. Panggilan hidup seorang dokter adalah sebagai hamba kehidupan. Kita harus ingat, bahwa harga hidup seseorang manusia di hadapan Tuhan sangat tinggi sehingga semua orang tidak boleh gegabah terhadap hidup manusia.

3.2. SARAN a. Untuk Dokter dan Tenaga Medis lainnya Para dokter dan tenaga medis lainnya seperti suster, perawat, bidan, dan apoteker harus memeberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat agar tercipta hubungan baik antara tenaga medis dengan masyarakat. Hubungan dokter pasien serta komunikasi yang baik akan memudahkan dokter/tenaga medis untuk mendiagnosa serta memberikan tindakan medis yang benar. Oleh karena itu para dokter/tenaga medis sebaiknya menjalin hubungan baik dengan pasien serta keluarga agar tercapai tujuan pengobatan yang baik dan benar.

b. Untuk Pemerintah Perlunya komitmen antara pemerintah sebagai regulator di bidang kesehatan juga pihak-pihak terkait, agar dapat secara konsisten dalam mengaplikasikan semua kebijakan menyangkut penyelenggaraan kesehatan agar tidak ada pihak yang dirugikan.

Lembaga tinggi kesehatan maupun kedokteran seperti IDI, PDGI,YPAI, dll, serta kepolisian untuk cepat tanggap dan mengambil sikap tegas dalam menindaklanjuti kasus kasus malpraktek yang dilakukan oleh dokter serta jangan menutup nutupi kasus kasus seperti yang terjadi pada kliping di atas.

c. Untuk Geraja Sedangkan Gereja sebaiknya memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan dunia kedokteran yang semakin maju. Gereja harus memberi gerakan yang lebih memperhatikan kehidupan jemaatnya. Yaitu melahirkan sosok Kristen yang dokter bukan dokter yang Kristen.

DAFTAR PUSTAKA

Brotosudarmo, Drie S. 2007. Etika Kristen untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: ANDI DIR I/ KAM & TRANNAS BARESKRIM POLRI Jakarta, Aspek Hukum Malpraktek Pelayanan Kesehatan(Tinjauan Kasus Kriminal) Hanafiah, M.Jusuf dan Amri Amir.1999. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 3. Jakarta: EGC Isfandyarie,Anny, Malpraktek Dan Resiko Medik Dalam Kajian Hukum Pidana, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005 Rogers, John. 2003. Etika Medis:Suatu Perspektif Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia http://regional.kompas.com/read/2009/01/22/20504327/Polisi.Tetapkan.3.Tersangka http://www.tempo.co/read/news/2009/06/29/064184314/Kasus-Aborsi-Dokter-OwnieDiputus-Pekan-Depan http://www.mediaindonesia.com/read/2010/08/14/162234/125/101/Seorang-BayiMeninggal-Dunia-Setelah-Disuntik http://news.detik.com/read/2011/10/11/003617/1741056/10/pen-tidak-steril-syaripudindiduga-jadi-korban-malpraktek-di-rs-haji http://news.detik.com/read/2011/03/01/182951/1582504/10/diduga-korban-malpraktekbayi-8-bulan-kehilangan-jari http://news.detik.com/read/2011/11/24/140430/1774782/1148/tragis-bayi-kembarmeninggal-akibat-kesalahan-rumah-sakit http://nasional.kompas.com/read/2008/04/22/19361710 http://nasional.kompas.com/read/2008/12/05/1057147/Pasien.Meninggal..Klinik.Alternatif. Dilaporkan.ke.Polda health.kompas.com/read/.../Jari.Maureen.Sempat.Nyaris.Diamputasi majalah.tempointeraktif.com/id/.../mbm.19930508.KSH4207.id.html majalah.tempointeraktif.com/.../mbm.20001113.KSH114845.id.htmlnews.detik.com/.../usus-bocah-8-tahun-keluar-usai-operasi-demam-b

www.kompas.com/.../ketika-dokter-menjadi-korban-malprakte.. www.kompas.com/fokus/9-tahun-alami-bocor-usus_78707.html

www.kompas.com/.../diduga.malpraktek.dua.dokter.dilaporkan.ke.... www.tempo.co.id/hg/jakarta/2004/04/20/brk,20040420-23,id.html www.kompas.com/read/xml/.../dokter.spesialis.diduga.malapraktik www.mediaindonesia.com/.../malpraktek-akibatkan-empat-jari-bocah-putus_ www.mediaindonesia.com/.../Balita-Korban-Dugaan-... - Amerika Serikat