BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi paru masih merupakan penyebab kematian yang sangat penting di Indonesia. Baik yang mengenai cabang-cabang pembuluh paru (bronkus, bronkiolus) atau yang mengenai jaringan paru-paru. Abses paru merupakan infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan paru yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam parenkim paru pada satu lobus atau lebih. Abses paru merupakan salah satu penyakit infeksi paru yang didefinisikan sebagai kematian jaringan paru-paru dan pembentukan rongga yang berisi sel-sel mati atau cairan akibat infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan paru yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam parenkim paru pada satu lobus atau lebih. Abses paru dapat diklasifikasikan berdasarkan perlangsungan dan penyebabnya. Berdasarkan perlangsungannya abses paru diklasifikasikan menjadi akut dan kronik. Disebut akut apabila perlangsungannya terjadi dalam waktu 4 minggu. Abses Abses paru 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit infeksi paru masih merupakan penyebab kematian yang sangat
penting di Indonesia. Baik yang mengenai cabang-cabang pembuluh paru
(bronkus, bronkiolus) atau yang mengenai jaringan paru-paru.
Abses paru merupakan infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan
paru yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah (pus)
dalam parenkim paru pada satu lobus atau lebih.
Abses paru merupakan salah satu penyakit infeksi paru yang didefinisikan
sebagai kematian jaringan paru-paru dan pembentukan rongga yang berisi sel-sel
mati atau cairan akibat infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan paru
yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam
parenkim paru pada satu lobus atau lebih.
Abses paru dapat diklasifikasikan berdasarkan perlangsungan dan
penyebabnya. Berdasarkan perlangsungannya abses paru diklasifikasikan
menjadi akut dan kronik. Disebut akut apabila perlangsungannya terjadi dalam
waktu 4 minggu. Abses disebut kronik apabila perlangsungannya terjadi dalam
waktu > 4-6 minggu. Sedangkan menurut penyebabnya abses paru dibagi
menjadi abses primer dan sekunder. Abses primer muncul karena nekrosis
jaringan paru (akibat pnumonitis, infeksi dan neoplasma) ataupun pneumonia
pada orang normal. Disebut abses sekunder apabila disebabkan kondisi
sebelumnya seperti septik emboli (misalnya endokarditis sisi kanan), obstruksi
bronkus (misalnya aspirasi benda asing), bronkiektasis ataupun pada kasus
imunokompromis
Abses paru 1
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi pernapasan
2. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari Abses paru
3. Untuk mengetahui dan memahami insidensi dari Abses paru
4. Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari Abses paru
5. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi dari Abses paru
6. Untuk mengetahui dan memahami apa saja manifestasi klinis dari Abses paru
7. Untuk mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang apa saja yang
digunakan pada Abses paru
8. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan yang tepat pada penderita
Abses paru
Abses paru 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Sistem Pernapasan
Paru-paru memiliki area permukaan alveolar kurang lebih seluas 40 m2
untuk pertukaran udara. Tiap paru memiliki bentuk yang menyerupai kerucut,
memiliki puncak yang tumpul yang berbatasan bagian bawah dari kosta
pertama, memiliki dasar cekung yang mengikuti bentuk otot diafragma,
memiliki permukaan kostovertebra yang luas dan mengikuti bentuk dari
dinding thoraks, serta permukaan mediastinal cekung yang menyokong
perikardium.
Terdapat suatu struktur berupa membran pembungkus yang mengelilingi
paru-paru disebut pleura. Pleura terdiri dari dua lapisan yaitu pleura viseralis
dan pleura parietalis. Pleura viseralis melekat pada paru sedangkan pleura
parietalis membatasi aspek terdalam dalam dinding dada, diafragma, serta sisi
perikardium dan mediastinum. Di antara kedua membran ini terdapat rongga
yang disebut sebagai kavum pleura yang berisi cairan pleura. Cairan pleura
berfungsi sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antara kedua pleura.
Abses paru 3
Gambar 1. Struktur sistem respirasi
Paru-paru kanan berukuran sedikit lebih besar dari paru-paru kiri. Paru-
paru kanan dibagi menjadi 3 lobus –atas, tengah, dan bawah, oleh fisura
oblikus dan fisura horizontal . Sedangkan paru-paru kiri hanya memiliki fisura
oblikus yang membagi paru menjadi 2 lobus, atas dan bawah.
Gambar 2. Lobus paru dilihat dari depan
Abses paru 4
lobus atas
lobus tengah
lobus bawahlobus bawah
lobus atasfisura horisontalis
fisura horisontalis
fisura horisontalis
Bronki dan jaringan parenkim paru-paru mendapat pasokan darah dari
a.bronkialis –cabang-cabang dari aorta torakalis desendens. v. bronkialis yang
juga berhubungan dengan v. pulmonalis, mengalirkan darah ke v. azigos dan v.
hemiazigos. Alveoli mendapat darah deoksigenasi dari cabang-cabang terminal
a. pulmonalis dan darah yang teroksigenasi mengalir kembali melalui cabang-
cabang v. pulmonalis. Dua v. pulmonalis mengalirkan darah kembali dari tiap
paru ke atrium kiri jantung.
Aliran limfe dari paru-paru mengalir kembali dar perifer menuju
kelompok kelenjar getah bening trakeobronkial hilar dan dari sini menuju
trunkus limfatikus mediastinal.
Pleksus pulmonalis berasal dari serabut saraf simpatis (dari trunkus
simpatikus) dan serabut parasimpatis (dari N. vagus). Aliran eferen
mempersarafi muskulus bronchial dan menerima aliran aferen dari membran
mukosa bronkiolus dan alveolus.
2.2 Definisi Abses Paru
Abses paru merupakan infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan
paru yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah (pus)
dalam parenkim paru pada satu lobus atau lebih.
Bila diameter kavitas < 2cm dan jumlahnya banyak (multiple small
abscesses) dinamakan necrotising pneumonia.
Abses paru 5
Gambar 3. Abses paru
2.3 Epidemiologi
Mortalitas/Morbiditas
Kebanyakan pasien dengan abses paru primer dapat sembuh dengan
antibiotik, dengan tingkat kesembuhan rata-rata sebanyak 90-95%.
Faktor host yang menyebabkan prognosis memburuk antara lain usia
lanjut, kekurangan tenaga, malnutrisi, infeksi HIV atau bentuk lain
imunosupresi, keganasan, dan durasi gejala lebih dari 8 minggu. Tingkat
kematian untuk pasien dengan status imunokompromis mendasar atau
obstruksi bronkial yang kemudian membentuk abses paru dapat mencapai
75%.
Organisme aerobik, yang biasanya didapat di rumah sakit, juga dapat
menghasilkan prognosa yang buruk. Sebuah studi retrospektif melaporkan
tingkat kematian abses paru yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan
gram negatif digabungkan adalah sekitar 20%.
Seks
Laki-laki mempunyai prevalensi yang dominan dalam kejadian abses
paru yang dilaporkan dalam beberapa seri kasus yang sudah dipublikasikan.
Umur
Abses paru pada umumnya terjadi pada pasien usia lanjut dikarenakan
meningkatnya penyakit periodontal dan peningkatkan prevalensi disfagi dan
aspirasi pada usia ini. Namun, serangkaian kasus dari warga yang tinggal di
pusat perkotaan dengan prevalensi alkoholisme tinggi melaporkan usia rata-
rata yang mengalami abses paru adalah 41 tahun.
Orang-orang tua, orang-orang dengan immunocompromise, malnutrisi,
debilitated dan khususnya orang-orang yang tidak pernah mendapatkan
Abses paru 6
antibiotik adalah orang-orang yang paling rentan dan memiliki prognosis yang
paling buruk.
2.4 Etiologi
Abses paru dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, yaitu :
a. Kelompok bakteri anaerob, biasanya diakibatkan oleh pneumonia aspirasi
- Bacteriodes melaninogenus
- Bacteriodes fragilis
- Peptostreptococcus species
- Bacillus intermedius
- Fusobacterium nucleatum
- Microaerophilic streptococcus
Bakteri anaerobik meliputi 89% penyebab abses paru dan 85%-100% dari
spesimen yang didapat melalui aspirasi transtrakheal.
b. Kelompok bakteri aerob
Gram positif: sekunder oleh sebab selain aspirasi
- Staphillococcus aureus
- Streptococcus micraerophilic
- Streptococcus pyogenes
- Streptococcus pneumoniae
Abses sekunder adalah abses yang terjadi sebagai akibat dari kondisi lain. Seperti