KESELAMATAN KERJA, JENIS DAN PENANGANANBAHAN KIMIA BERBAHAYA
SERTA JENIS DAN PENYEBAB KECELAKAAN DALAM LABORATORIUM KIMIA(Tugas
Mata Kuliah Pengelolaan Laboratorium Kimia)Oleh Kelompok 1Apriyani
Nurtika
1213020307
Devi Rahmayani
1213023015Dika Pratiwi Budianto
1213023019Elsa Septigiani Pujiantari
1213023023Fajar Arrasyid
1213023026Feradita Anggraini
1213023027Laras Tri Subekti
1213023037Riya Pebriyani
1213023061Weny Sagita Wahyuni
1213023079Yanna Kristina .N
1213023081
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan
Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai
aplikasi pembelajaran di kelas mengenai keselamatan kerja dalam
laboratorium kimia, jenis bahan kimia berbahaya dan cara
penanganannya serta jenis dan penyebab kecelakaan dalam
laboratorium, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima
kasih.Bandar Lampung, 30 September 2014
Penyusun DAFTAR ISIKATA
PENGANTAR...............................................................................ii
DAFTAR
ISI.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....1
1.2 Rumusan Masalah...2
1.3 Tujuan Makalah...2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia3
2.2 Jenis-Jenis Bahan Kimia Berbahaya dalam
Laboratorium Kimia dan Cara Penanganannya.....7
2.3 Jenis dan Penyebab Kecelakaan dalam Laboratorium Ki..3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan22
3.2 Saran...23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak menegenal bahan dan
alat yang sering kita gunakan. Dalam pembelajaran kimia di sekolah
yang perlu diperhatikan adalah bagaimana metode pembelajaran yang
guru terapkan di kelas. Pembelajaran kimia, tidak lepas dari
praktikum yang idealnya dilakukan di laboratorium. Laboratorium
menurut bahasa merupakan tempat riset ilmiah, eksperimen,
pengukuran atau pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium ilmiah
dibedakan menurut disiplin ilmunya, yaitu laboratorium kimia,
laboratorium fisika, laboratorium biologi dan yang lainnya. Dalam
makalah akan dibahas mengenai laboratorium kimia.
Secara luasnya laboratorium kimia dapat diartikan sebagai tempat
untuk melakukan eksperimen dan penelitian. Seperti yang kiya tahu,
bahwa setiap tempat pasti memiliki aturan, dan tata tertib yang
harus dipatuhu oleh setiap penghuninya. Begitu pula laboratorium
kimia. Agar eksperimen dan penelitian yang kita lakukan di
laboratorium kimia berjalan lancar dan tidak membahayakan diri
kita, maka kita harus mematuhi tata tertib yang telah dibuat.
Selain tata tertib yang perlu kita ketahui adalah pengelompokkan
bahan kimia dari yang tidak berbahaya sampai ke bahan kimia yang
perlu perlakukan khusus agar tidak membahyakan kita. Sebelum
melakukan eksperimen atau penelitian sebaiknya kita mengetahui
bahan kimia apa saja yang kita butuhkan dan penggunaanya. Untuk
mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan penelitian dan
macam-macam bahan kimia di sekolah, maka dibuatlah makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang ada pada makalah
ini adalah:
1. Bagaimana keselamatan kerja yang diterapkan dalam
laboratorium kimia di sekolah?
2. Apa saja jenis-jenis bahan kimia berbahaya dalam laboratorium
kimia?
3. Bagaimana cara penanganan yang dilakukan bila terkena bahan
kimia yang berbahaya?
4. Apa sa jenis dan penyebab kecelakaan dalam laboratorium
kimia?
1.3 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan maklah ini adalah:
1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah pengelolaan laboratorium
kimia.
2. Mengetahui keselamatan kerja yang diterapkan dalam
laboratorium kimia.
3. Mengetahui jenis-jenis bahan kimia berbahaya.
4. Mengetahui cara penanganan bila terkena bahan kimia yang
berbahaya.
5. Mengetahui jenis dan penyebab kecelakaan dalam laboratorium
kimia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keselamata Kerja dalam Laboratorium Kimia
Dalam laboratorium kimia sangat banyak bahan-bahan berbahaya.
Oleh karena itu harus berhati-hati dalam melakukan
kegiatan-kegiatan dalam laboratorium. Perhatikan label-label yang
tertera pada kemasan zat tersebut. Untuk menghindari terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan berikut beberapa hal yang perlu
diperhatikan ketika berada dalam laboratorium, yakni
1. Jagalah agar semua senyawa dan pelarut jauh dari mulut,
kulit, mata dan pakaian.2. Hindarilah dari menghirup uat atau debu.
Untuk mencium gas kibaskas gas menggunakan tangan sampai bau
tercium.
3. Jangan mencicipi atau membawa makanan atau minuman dalam
laboratorium.
4. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif,
reagen-reagen yang volatil dan mudah terbakar.
5. Menggunakan kacamata pengaman atau gunakan penutup yang lebih
besar untuk menutupi seluruh wajah.
6. Bagi yang menggunakan lensa kontak berhati-hati agar tidak
ada bahan kimia yang masuk ke mata.Zat-zat yang bersifat korosif
atau beracun dapat masuk dengan cepat ke bagian belakang lensa
kontak, sehingga tidak mungkin dapat dicuci.
7. Menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Namun perlu
diingat kerja menggunakan sarung tangan akan sedikit menghambat
pekerjaan terutama dalam merangkai alat.
8. Selama bekerja dilaboratorium harus menggunakan baju
laboratorium dan harus dikancingkan dengan baik untuk melindungi
diri dan mencegah kontaminasi pada baju yang digunakan
sehari-hari.Baju laboratorium harus dicuci secara teratur dan
berhati bila telah terkontaminasi.
9. Jangan memanaskan, mencampur, menuang atau mengocok bahan
kimia dekat wajah dan tubuh sendiri ataupun orang lain.
10. Jangan mengambil larutan menggunakan mulut, selalu gunakan
filer pipet.
11. Berhati-hati terhadap asam dan basa kuat khusunya bila
dipanaskan dan jangan pernah menambah air ke asam atau basa
pekat.
12. Bahan-bahan yang menghasilkan gas yang berbahaya harus
ditangani di lemari asam dan menggunakan sarung tangan
pelindung.Bahan-bahan tersebut antara lain adalah halida fosfor,
brom, semua klorida asam, anhidrida asam, asam nitrat berasap,
larutan amonia pekat, cairan amonia, belerang dioksida.
13. Bahan-bahan kimia yang telah di ambil tidak boleh
dikembalikan ke dalam botol stok dan jangan membuang pelarut ke
wadah yang telah disediakan terutama bahan-bahan organik.Untuk
bahan-bahan yang lain dibuang sesuai petunjuk pembimbing.
14. Jangan pernah memanaskan cairan organik meskipun sedikit
atau dekat api. Selalu gunakan penangas air atau penangas minyak
atau mantel pemanas listrik. Bila bekerja dengan eter, petroleum
eter dan karbon disulfida diperlukan perhatian khusus karena
bersifat volatil dan mempunyai titik nyala yang rendah, sehingga
harus dipastikan tidak ada nyala api atau sumber api.
15. Jangan memanaskan cairan atau larutan terutama cairan
organik ditempat yang terbuka. Jika ingin dipanaskan harus
menggunakan kondensor yang dapat disusun sebagai refluks atau
destilasi.Untuk semua cairan organik jangan pernah menguapkan ke
udara.
16. Jangan pernah memanaskan sistem tertutup karena dapat
terjadi ledakan.
17. Beberapa pelarut misalnya eter dan hidrokarbon dapat
membentuk peroksida yang eksplosif secara spontan waktu
disimpan.Destilasi pelarut yang mengandung peroksida sangat
berbahaya, sebab residu peroksida dapat meledak dengan hebat bila
dipanaskan.Oleh karena itu pelarut seperti ini tidak boleh diuapkan
atau didestilasi.
18. Memerlukan pengetahuan tentang zat atau bahan yang berbahaya
di laborarorium
19. Memerlukan pengetahuan yang benar tentang prosedur-prosedur
yang terperinci untuk menghilangkan bahan-bahan yang berbahaya.
Dalam menjaga laboratorium kita perlu melakukan pengembangan
Rencana Kesiapan Keadaan Darurat untuk fasilitas laboratorium.
Rencana kesiapankeadaan darurat mencakup rincian tentang:
a. kit penyelamatan laboratorium,b. komunikasi,c. evakuasi,d.
perlindungan di tempat,e. kehilangan daya listrik,f. penutupan
lembaga atau bangunan,g. keadaan darurat masyarakat, danh.
kebakaran atau kehilangan laboratorium.
Adapun aspek pengoperasian laboratorium berikut ini harus
diperiksa secara teratur:a. kebersihan dan kerapian laboratorium;b.
peralatan dan perencanaan keadaan darurat;c. tanda, label, rencana,
dan pemasangan;d. penyimpanan bahan kimia dan limbah;e. gas dan
kriogenika mampat;f. sistem tekanan dan vakum;g. tudung dan
ventilasi kimia;h. rencana keamanan yang ada; dani. pelatihan dan
kesadaran pegawai laboratorium
Agar melakukan penelitian atau eksperimen di laboratorium kimia
lebih amam, kita memerlukan alat pelindung diri yang berfungsi
mengisolasi tubuh pekerja terhadap keterpaan bahan kimia berbahaya.
Beberapa peralatan pelindung diri yang minimal diperlukan adalah
:1. Pakaian kerja atau jas laboratorium
Berfungsi sebagai pelindung tubuh atau Pakaian dari kontak
dengan bahan kimia atau panas.2. Kaca mata dan goggles
Untuk bekerja dalam lab karena amat rawan terhadap percikan
asam, basa atau terhadap pecahan kaca atau. gelas.
3. Alat pelindung pernafasan
Sebagai pelindung masuknya bahan-bahan kimia beracun atau
korosif lewat saluran pernafasan.
4. Sarung tangan
Untuk menangam bahan-bahan kimia yang panas.
2.2 Jenis-Jenis Bahan Kimia Berbahaya dalam Laboratorium Kimia
dan Cara Penanganannya2.2.1 Jenis dan Penanganan Bahan Kimia
berbahaya di dalam lab kimia
Pengelolaan bahan kimia di laboratorium berarti bagaiman cara
mengambil, menggunakan, menyimpan bahan kimia. Penanganan harus
memperhatikan sifat-sifat bahan kimia tersebut. Banyak bahan kimia
yang harus ditangani dengan hati-hati karena sifatnya yang
berbahaya atau sangat beacun. Dalam mempercepat dan menjaga
keselamatan kerja di laboratorium tentunya diperlukan tentang sifat
fisika maupun kimia suatu bahan. Sifat fisika bahan meliputi warna,
wujud, bentuk kristal, kelarutan, titik didih, titik lebur,
densitas, dan lain-lain. Sifat kimia bahan berhubungan dengan
karakter bahan tersebut dalam reaksi kimia meliputi sifat asam,
basa, ooksidator, reduktor, non elektrolit, non elketrolit dan
lain-lain.
prinsip penyimpanan bahan adalah aman, mudah dicari dan mudah di
ambil (Lubis, 1994). Cara menyimpan bahan kimia menurut
sifat-sifatnya ( Kasani, 1990)Tabel cara penyimpanan bahan kimia
menurut sifatnya:
Sifat BahanCara PenyimpananContoh
Beracuna. Ruang dingin dan berventilasi
b. Jauh dari bahaya kebakaran
c. Dipisahkan dari bahan yang mungkin bereaksiSianida, arsenat,
fosfor
Korosifa. Ruang dingin dan berventilasi
b. Wadah tertutup dan beretiket
c. Dipisahkan dari bahan yang mungkin bereaksiBasam, anhidrida
asam, alkali
Mudah terbakara. Suhu ruang rendah dan berventilasi
b. Jauh dari sumber api/ panas terutama loncatan api listrik dan
bara rokok
c. Tersedia alat pemadam kebakaranBenzena, aseton, eter
Mudah meledaka. Ruang dingin dan berventilasi
b. Jauhkan dari panas dan api
c. Hindarkan dari gesekan dan tumbukan mekanisAmmonium nitrat,
nitrogliserin, TNT
Oksidatora. Ruang dingin dan berventilasi
b. Jauh dari sumber api/ panas terutama loncatan api listrik dan
bara rokok
c. Jauhkan dari bahan cair mudah terbakarPerklorat, permanganat,
peroksida, organik
Reaktif terhadap aira. Suhu ruang dingin, kering,
berventilasi
b. Jauh dari sumber api dan nyala panas
c. Bangunan kedap air
d. Disediakan pemadam kebakaran bukan airNatrium, hidrida,
karbit, nitrida
Reaktif terhadap asama. Suhu ruang dingin, berventilasi.
b. Jauh dari sumber api, panas dan asam
c. Disediakan alat pelindung dari sperti kacamataNatrium,
hidrida,sianida
Gas kebakarana. Tabung gas dalam keadaan berdiri dan terikat
b. Ruang dingin, tidak terkena sinar matahari langsung
c. Jauh dari sumber api dan panas.
N2, asetilen, h2, Cl2, dalam tabung gas.
Berikut ini merupakan Bahan-bahan Kimia dan Cara
Pcnanggulangannya:
Untuk memudah kan cara menangani dan menangani bahan kimia,
bahan-bahan kimia yang berbahaya dapat di kategori kan sebagai
berikut:1. Bahan-bahan kimia beracun atau toksik(toxic
subtances)
Pada dasar nya semua bahan kimia adalah beracun, tetapi
bahayanya terhadap kesehatan sangat bergantung pada jumlah zat
tersebut yang masuk kedalam tubuh. Dalam Iaboratorium, bahan- bahan
kimia dapat masuk kedalam tubuh melewati tiga saluran yakni:a.
Mulut atau tertelan. Hal ini jarang terjadi kecuali apabila ada
kesalahanmemipet dengan mulut atau makan dan minum dalam lab.b.
Melalui kulit,zat- zat seperti avilin, nitrobenzene, penol,
paration, dan asam sianida atau HCN mudah terserap.c. Melalui
pernafasan. Gas, debu, dan nap mudah terserap lawat pernafasan dan
saluran ini merupakan sebagian besar kasus keracunan yang terjadi.
Gas- gas seperti sulfurdioksida (S02) dan CL2 dapat mernberikan
efek setempet pada jalan pernafasan. Tetapi gas- gas seperti HCN,
CO2, H2S nap Pb dan Zn yang telah terserap lewat pernafasan akan
segera masuk dalam darah dan terdistribusi keseluruh organ- organ
tubuh.2. Efek akut dan kronis
Efek toksik bagi tubuh manusia terbagi dua yakni akut dan
kronis. Efek akut adalah pengaruh sejumlah dosis tertentu yang
akibat nya dapat di lihat atau di rasakan dalam waktu pendek contoh
nya keracunan fenol dapat menyebab kan diare dan keracunan gas CO
dapat menimbulkan hilang kesadaran atau kematian dalam waktu
pendek.Kronis adalah suatu akibat keracuinan bahan- bahan kimia
dalam dosis kecil tetapi terus menerus dan efek nya baru dapat di
rasakan dalam jangka panjang. Menghirup uap benzena dan senyawa
hidrokarbon terklorinasi (seperti kloroform, karbon tetraklorida )
dalam keadaan rendah tetapi terus-menerus akan menimbulkan penyakit
hati atau lever. Demikian pula uap timbal akan menimbulkan
kerusakan dalam darah.3. Bahan kimia korosif padat
Iritasi yang ditimbulkan oleh zat padat korosif amat bergantung
pada kelarutan zat pada Wit yang lumbar. Sifat korosif dan pangs
yang ditimbulkan akibat proses pelarutan adalah penyebab iritasi.
Meskipun zat padat korosif kurang bahaya dibandingkan dengan bentuk
cair, tetapi larutan pekat dan dispersi zat padat dalam cair
(slaty) mempunyai bahaya yang lebih besar. Cara penanganan bahah
kimia korosif padat mirip bentuk cairnya, yakni mencegah kontak
dengan bahan dengan cara memakai pelindung diri (sarung tangan,
kaca mats, dsb).
4. Bahan korosi bentuk gas
Bentuk gas mcrupakan yang paling berbahaya dibandingkan dengan
bentuk padat dan dalam bentuk cair karena yang diserang adalah
saluran pernafasan. Kelarutan gas dalam permukaan salaran yang
Iembab atau lender menentukan bahaya gas tersebut disamping jenis
zat. Suatu contoh, gas amonia bila terhisap akan menyebabkan
pembekakan pada bagian atas saluran pernafasan yang mungkin dapat
menimbulkan kematian. Hal ini berbeda dengan fosgen yang meskipun
sedikit dapat menimbulkan iritasi, tetapi dapat menyebabkan
kecelakaan fatal arena dapat merusak sel udara dalam paruparu. Gas
klor mempunyai sifat bahaya diantara amonia clan fosgen.
Jenis gas iretant dapat digolongkan pada besar kecilnya
kelarutan yang juga menentukan daerah-daerah serangan pada alat
pernafasan. Golongan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Amat larut, dengan daerah serangan pada bagian alas saluran
pernafasan . Contoh : amonia, asam klorida, asam florida, formal
dehid, asam asetat, sulful klorida,tionil klorida dan sulfuril
klorida.
b. Kelarutan sedang. Efek pada saiduran pernafasan bagian atas
dan yang lebih dalam (bronchia) : belerang oksida, klor, brom,
arsentriklorida, fosfor triklorida dan fosfor penta klorida.
c. Kelarutan kecil, tetapi efeknya pada alat pernafasan bagian.
dalam : ozon, nitrogen.
Efek iritasi oleh mekanisme bukan pelarutan : akrolein,
dikloroetilsulfida, diklorometileter, kloropikrin dan, dimetil
sulfat. Kelompok terakhir merupakan keanehan di banding kan dengan
tiga kelompok yang yang sebelumnya. Contoh aklorin dan
dimetilsulfat sedikit larut dalm air, tatapi sangat iritant
terhadap mata dan saluran pernafasan.
Meskipun kebakaran tidak hanya terjadi dalam laboratarium kimia,
tetapi laboratorium kimia mempunyai kemungkinan besar untuk terjadi
nya kebakaran. Hal ini di sebab kan selain ada nya penggunaan
listrik dan pemanas lain juga banyaknya dipakai bahan kimia yang
mudah terbakar atau menimbul kan kebakaran. Memang di indonesia
sampai saat ini baru beberapa kali terjadi kebakaran besar dalam
laboratorium kimia. Tetapi kebakaran kecil menimbul kan kepanikan
dan kecelakan sering terjadi dalam lab kimia.Untuk dapat menghindar
kan terjadi nya kebakaran perlu kira nya dapat di hayati proses
terjadi kebakaran, bahan kimia mudah terbakar, dan cara
penanggulangan kebakaran adalah sebagai berikut :
1. Proses kebakaran atau terjadi nya api
Banyak kemungkinan pekerjaan dan percobaan lab yang dapat
menimbul kan kebakaran beberapa kemungkinan tersebut kadang kala
dapat di perkirakan kalau kita dapat memahami teori terjadi nya api
yang di sebut segi tiga api.Ada bahan yang mudah terbakar dengan
oksigen, tetapi apabila suhu tidak cukup tinngi, maka api atau
proses kebakaran tidak akan terjadi. Dengan demikian pula pada
bahan panas, tetapi bila oksigen tidak cukup, api pun tidak akan
terjadi dengan demikian, usaha untuk menghindar kan terjadi nya
api, pada prinsip nya menghindara kan salah satu dari unsur
tersebut di atas.2. Jenis- jenis bahan kimia yang mudah
terbakar.
Kebanyakan bahann kimia yang mudah terbakar dalam laboratorium
dapat di golong kan menjadi tiga golongan yakni : padat belerang,
fosfor merah dan kuning, hidrida logam, logam alkali, dll .Tekanan
yang terlepas atau dadakan selain itu ciri khas bahaya utama adalah
kebocoran yang akan mengeluarkan gas dalam waktu amat pendek.
Bahan kimia radioktif adalah bahan kimia yang dapat mengantar
kan radiasi sinar alfa, beta atau gams zat radioaktif banyak di
pakai dalam lab sebagai bahan untuk sintesis dan analisis. Dapat
pula di pakai dalam pengobatan. Sinar gama mempunyai energi clan
daya tembus yang lcbih besar dari pada sinar beta, lebih kuat dari
pada sinar alfa. Sinar- sinar radiasi tersebut dapat mengganggu
atau merusak sel- sel tubuh. Bahaya radiasi dapat pula berasal dari
dalm tubuh. Hat ini terjadi karena masuk nya zat- zat radioaktif
lewat paru- paru (berupa cap atau debu ) mulut atu kulit. Dalam hal
ini bahan pemancar radiasi alfa dan beta adalah sudah cukup
berbahaya, karena dapat beredar keseluruh tubuh lewat peredaran
darah atau beraklimulasi dengan organ- organ tertentu, bergantung
pada jenis zat.
Berikut ini dijelaskan simbol-simbol bahaya termasuk notasi
bahaya dan huruf kode ( catatan: huruf kode bukan bagian dari
simbol berbahaya)SimbolKeterangan
Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan
dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2
Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak
langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak
langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.
Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit
serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak
langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.
Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat
berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit kronis
bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem
pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzene dan
Atripin.
Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan
hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat
membuat kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari
benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah
terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan
bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi mengeluarkan
api.
Contoh : Minyak terpentin.
Nama : Highly Flammable
Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa atau
mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21C) dan mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan
api, serta hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.Contoh :
Aseton dan Logam natrium.
Nama : Extremely Flammable
Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas dan
udara yang membentuk suatu campuran yang bersifat mudah meledak di
bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api.
Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).
Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau
percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan
sumber nyala lainbahkan tanpa oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).
Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan
kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan
organik dan bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
Nama : Dengerous For the Environment
Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa
komponen lingkungan. Dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.
Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan yang
dapat membahayakan makhluk hidup.Contoh : Tributil timah klorida,
Tetraklorometan, Petroleum bensin.
2.3 Jenis dan Penyebab Kecelakaan dalam Laboratorium Kimia
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak
diharapkan.Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan
penderitaan dari yang
paling ringan sampai kepada yang paling berat. Kecelakaan di
laboratorium dapat
berbentuk 2 jenis yaitu :a. Kecelakaan medis, jika yang menjadi
korban adalah pasienb. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban
adalah petugas laboratorium itu sendiri.Penyebab kecelakaan kerja
dapat dibagi dalam kelompok :1. Kondisi berbahaya (unsafe
condition), yaitu yang tidak aman dari:a. Mesin, peralatan, bahan
dan lain-lainb. Lingkungan kerjac. Proses kerjad. Sifat pekerjaane.
Cara kerja2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan
berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi antara lain karena:a.
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksanab. Cacat tubuh yang
tidak kentara (bodily defect)c. Keletihanan dan kelemahan daya
tahan tubuh.d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baikBeberapa
contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium :1.
Terpeleset, biasanya karena lantai licin.Terpeleset dan terjatuh
adalah bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi di laboratorium.
Akibatnya :a. Ringan: memarb.Berat: fraktura, dislokasi, memar
otak, dll.2. Mengangkat bebanMengangkat beban merupakan pekerjaan
yang cukup berat, terutama bila mengabaikan kaidah
ergonomi.Akibatnya:a. cedera pada punggung.Pencegahannya :a. Beban
jangan terlalu beratb. Jangan berdiri terlalu jauh dari bebanc.
Jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi pergunakanlah
tungkai bawah sambil berjongkokd. Pakaian penggotong jangan terlalu
ketat sehingga pergerakan terhambat.3. Mengambil sample
darah/cairan tubuh lainnya.Akibatnya :a. Tertusuk jarum suntikb.
Tertular virus AIDS, Hepatitis BPencegahannya :a. Gunakan alat
suntik sekali pakaib. Jangan tutup kembali atau menyentuh jarum
suntik yang telah dipakai tapi langsung dibuang ke tempat yang
telah disediakan (sebaiknya gunakan destruction clip).c. Bekerja di
bawah pencahayaan yang cukup4. Risiko terjadi kebakaran (sumber:
bahan kimia, kompor) bahan desinfektan yang mungkin mudah menyala
(flammable) dan beracun.Kebakaran terjadi bila terdapat 3 unsur
bersama sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah terbakar dan
panas.Akibatnya :a. Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar
dari ringan sampai beratbahkan kematian.b. Timbul keracunan akibat
kurang hati-hati.Pencegahannya :a. Konstruksi bangunan yang tahan
apic.Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah
terbakarc. Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakarand.
Sistem tanda kebakaran5. Manual yang memungkinkan seseorang
menyatakan tanda bahaya dengan segera6. Otomatis yang menemukan
kebakaran dan memberikan tanda secara otomatisa. Jalan untuk
menyelamatkan dirib. Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.c.
Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.d.tempat,
peralatan, sisa bahan infeksius dan spesimen secara benare.
Pengelolaan limbah infeksius dengan benarf. Menggunakan kabinet
keamanan biologis yang sesuai.g. Kebersihan diri dari
petugas.Selain jenis kecelakaan kerja dan penyebabnya ada juga
jenis bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja yaitu: 1.
KeracunanKeracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia
beracun atau toksik, seperti ammonia, karbon monoksida, benzene,
kloroform, dan sebagainya. Keracunan dapat berakibat fatal ataupun
gangguan kesehatan. Yang terakhir adalah yang lebih seringterjadi
baik yang dapat diketahui dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Pengaruh jangka panjang seperti pada penyakit hati,
kanker, dan asbestois, adalah akibat akumulasi penyerapan bahan
kimia toksik dalam jumlah kecil tetapi terus-menerus.2. Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak bahan kimia korosif seperti asam
sulfat, asamklorida, natrium hidroksida, gas klor, dan sebagainya.
Iritasi dapat berupa luka atau peradangan pada kulit, saluran
pernapasan dan mata.3. Kebakaran dan Luka Bakar
Kebakaran dan luka baker sebagai akibat kurang hati-hati dalam
menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter,
aseton, alcohol, dan sebagainya.Hal yang sama dapat diakibatkan
oleh peledakan bahan-bahan reaktif seperti peroksida dan
perklorat.4. Luka Kulit
Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca. Luka
sering terjadi padatangan atau mata karena pecahan kaca.
Bahaya lainnya, seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi
sinar tertentu dan pencemaran lingkungan. Jadi jelas bahwa
laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya tetapi potensi
bahaya apapun sebenarnya dapat dikendalikan sehingga tidak
menimbulkan kerugian. Suatu contoh, bahan bakar bensin dan gas cair
mempunyai potensi bahaya kebakaran yang amat besar tetapi dengan
penanganan dan pengendalian yang baik transportasi jutaan ton
menggunakannya. Demikian pula dalam produksi dan penggunaan
pestisida yang mempunyai potensi racun, hanya menimbulkan
malapetaka apabila salah penanganan atau karena kecerobohan. BAB
III
PENUTUP3.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas
adalah:1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang keselamatan
kerja dalam laboratorium kimia:a. Jagalah agar semua senyawa dan
pelarut jauh dari mulut, kulit, mata dan pakaian.b. Hindarilah dari
menghirup uat atau debu. Untuk mencium gas kibaskas gas menggunakan
tangan sampai bau tercium.c. Jangan mencicipi atau membawa makanan
atau minuman dalam laboratorium.d. Berhati-hatilah bila bekerja
dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang volatil dan
mudah terbakar.e. Menggunakan kacamata pengaman atau gunakan
penutup yang lebih besar untuk menutupi seluruh wajah.2. Bahaya
yang sering dialami oleh pekerja laboratorium seperti keracunan,
iritasi, luka bakar dan luka kulit.3. Beberapa alat yang perlu
digunakan untuk melindungi diri pada saat bekerja di laboratorium
kimia adalah jas laboratorium, kacamata, pelindung pernafasan, dan
sarung tangan. 4. Berikut merupakan penyebab kecelakaan kerja yang
dibagi dalam 2 kelompok :1. Kondisi berbahaya (unsafe condition),
yaitu yang tidak aman dari:a. Mesin, peralatan, bahan dan
lain-lainb. Lingkungan kerjac. Proses kerjad. Sifat pekerjaane.
Cara kerja2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan
berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi antara lain karena:a.
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksanab. Cacat tubuh yang
tidak kentara (bodily defect)c. Keletihanan dan kelemahan daya
tahan tubuh.d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik5. Bahan
kimia yang mudah terbakar dalam laboratorium digolongkan menjadi 3,
yaitu padat belerang, fosfor merah dan kuning, hidrida logam dan
logam alkali. 3.2 Saran
Dalam proses pembelajaran kimia, dibutuhkan cara yang menarik
agar materi yang disampaikan dapat diterima siwa dengan mudah.
Penulis berharap kita sebagai pendidik sebaiknya memperhatikan
startegi pembelajaran yang diterapkan untuk masing-masing materi,
membuat media dan bahan ajar yang mudah dimengerti. Selanjutnya
adalah penggunaan laboratorium sekolah, sebaiknya guru benar-benar
memahami aturan-aturan yang diterapkan dalam laboratorium kimia,
memahami keselamatan kerja di laboratorium kimia, mengetahui
identitas bahan-bahan kimia yang akan digunakan. Hal tersebut
penting agar kerja di laboratorium kimia lebih terstruktur,
menghindari bahaya yang disengaja karena kecerobohan sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Kasani,Soemanto Imam.1990.Penanganan Bahan Kimia.Jakarta:Media
Pustaka.
Lubis,Muhsin.1994.Bahan Kimia Berbahaya.Jakarta:Media
Pustaka.
Anonim.2010.Cara Kerja dan
Penanganan.www.imabio-unja.com.diunduh di
Bandar Lampung,26 September 2014.pukul 14.00WIB.
Seran,Emel.2011.Keselamatan Kerja Laboratorium Kimia.www.Ilmu
Pengetahuan Alam.com.diunduh di Bandar Lampung,26 September
2014.pukul 14.00.
29