BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Minyak bumi sebagai kekayaan alam Indonesia merupakan sumber
daya energi yang sangat penting untuk membangun perekonomian bangsa
menuju cita-cita masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu sesuai
dengan UUD 1945 maka kekayaan alam ini dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat dan bangsa
Indonesia.
Minyak Bumi (
Inggris" bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus
karang dan oleum minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah
cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah
terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak
bumi. Minyak Bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai
hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam
penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi diambil dari
sumur minyak di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi
sumur-sumur minyak ini didapatkan setelah melalui proses studi
geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber, dan
berbagai macam studi lainnya. Setelah itu, minyak Bumi akan
diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya
berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam
bahan bakar, mulai dari bensin dan
tanah" minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang
dibutuhkan untuk membuat plastik dan obat-obatan. Minyak Bumi
digunakan untuk memproduksi berbagai macam barang dan material yang
dibutuhkan manusia. 1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana sejarah asal
usul minyak bumi?2. Apa pengertian minyak bumi?
3. Bagaimana proses pembentukan minyak bumi?4. Bagaimana sejarah
pengilangan dan perminyakan di Indonesia?
5. Bagaimana struktur dan komposisi minyak bumi?6. Bagaimana
proses pengolahan minyak bumi?1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan sejarah asal usul minyak bumi.2. Mampu
menjelaskan pengertian minyak bumi.3. Mampu menjelaskan teori
pembentukan minyak bumi.4. Mampu menjelaskan sejarah pengilangan
dan perminyakan di Indonesia.
5. Mampu menjelaskan struktur dan komposisi minyak.6. Mampu
menjelaskan proses pengolahan minyak bumi.1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah :
1. Memberikan informasi dan bahan masukan bagi Perguruan Tinggi
terhadap pengetahuan tentang minyak bumi.2. Memberikan sumbangsih
dalam pengetahuan mengenai cadangan minyak bumi yang ada di
Indonesia dan Sumatera Selatan khususnya.BAB IIPEMBAHASAN
2.1Sejarah Asal Usul Minyak Bumi
Perjalanan manusia mencari naptu alias minyak bumi (petroleum)
di barengi berbagai pengalaman unik. Saat di temukan pertama kali
di Babylonia, minyak sempat jadi bahan ejekan, pembawa sial bahkan
disebut kencing keledai yg tak berguna. Kata petroleum di turunkan
dari kata petra yg berarti batu karang dan oleum yg berarti minyak.
Oleh karena itu, petroleum berarti minyak dari batu-batuan. Wujud
aslinya berupa persenyawaan kimiawi antara unsur unsur hidrogen dan
karbon yang disebut minyak mentah (crude).
Sebuah prasasti di daerah Babylonia (Irak selatan) dari tahun
2000 SM menyebut minyak mentah ini naptu, artinya yang menyala.
Entah karena keseleo lidahnya atau lidahnya sendiri, turis-turis
Yunani menyebut kata itu naphta. Baru sekitar pertengahan abad yang
lalu, di temukan tekhnik penyulingan yang lebih baik. Dengan
tekhnik inil mulailah dihasilkan minyak tanah untuk lampu, kemudian
bensin di awal abad ke-20. Dengan digunakannya bensin untuk
menggerakkan berjuta-juta mesin di seluruh dunia peradaban manusia
terangkat. Minyak di Indonesia bermula dari jejak-jejak naptu yg
berada di Minas dan Duri, kawasan Dumai, Pekanbaru. Sekitar 80 km
utara Pekanbaru ke arah Dumai, tempat ladang minyak pertama,
terdapat sebuah monumen pompa grasshopper (belalang). Pompa ini yg
dikenal dengan nama pompa angguk, tidak lagi menyedot minyak bumi.
Di situ terpampang papan bertuliskan "PT Caltex Pasific Indonesia
(CPI), sumur minyak pertama di temukan di Minas, penemuan lokasi
pada Maret 1941, mulai di lakukan pengeboran 10 Desenber 1943 dan
selesai pada 1944, kedalaman 800 m''. Minas adalah salah satu
wilayah lapangan minyak Caltex terbesar di Indonesia.
Menurut cerita lama, pada abad VIII orang-orang Indonesia yang
berdiam disekitar Selat Sumatra telah mengenal minyak bumi dan
memamfaatkannya sebagai alat pembakar dalam pertempuran di laut.
Pada abad XVI, armada laut Aceh dapat mengalahkan armada laut
Portugis yang saat itu dipimpin oleh Alfonso D' Albuquerque dengan
menggunakan bola api yang dilemparkan dari kapal-kapal perang Aceh.
Pada waktu itu minyak yang digunakan adalah minyak bumi yang
merembes keluar permukaan bumi. Pada zaman penjajahan Belanda sejak
tahun 1871 orang-orang Belanda telah berusaha untuk mendapatkan
minyak bumi dengan melakukan pemboran di daerah-daerah rembesan
minyak bumi untuk diolah menjadi minyak lampu. Pada tahun 1883,
A.J.Zylker seorang penanam tembakau Belanda berhasil melakukan
pemboran minyak bumi yang pertama didekat Pangkalan Brandan pada
kedalaman 400 kaki. Pada waktu yang hampir sama telah pula
ditemukan minyak bumi di tempat lain di Indonesia, seperti di desa
Ledok Jawa Tengah, Di desa Minyak Hitam di daerah Muara Enim.
Penemuan minyak bumi di Indonesia tentu mengakibatkan tumbuhnya
banyak perusahaan minyak asing, dimana pada akhir abad XIX lebih
dari 18 perusahaan asing secara aktif mengusahakan sumber-sumber
minyak bumi di Indonesia. Karean usaha eksplorasi dan kekuatan
finansial, maka Royal Dutch Company ( yang mengambil alih konsesi
Zylker) dapat menyisihkan perusahaan-perusahaan yang ada pada waktu
itu. Dalam tahun 1907, Royal Dutch Company bergabung dengan Shell
Transport and Trading Company dan perusahaan yang beroperasi dari
kelompok Royal Dutch Shell di Indonesia adalah Batsaafche Petruleum
Maatschappy ( BPM ), dan merupakan satu satunya perusahaan yang
beroperasi sampai tahun 1991. Pada tahun 1912, Standard Vacum Oil,
suatu anak perusahaan dari Standard Oil ( New Jersey ) dan Vacum
Oil Company mulai beroperasi di Indonesia. Untuk menghadapi saingan
dari Standard Oil, maka pada tahun 1930 oleh pemerintah Kolonial
Hindia Belanda dan BPM dibentuk sebuah perusahaan campuran yaitu,
NV. Nederlandsche Indische Aardolie Maatshappy ( NIAM ). pada tahun
1931 caltex, sebuah anak perusahaan Standard Oil of California and
Texas Company mulai beroperasi di Indonesia. Kemudian pada tahun
1935 dibentuk perusahaan minyak bernama Nederlansche Nieuw Guinea
Petroleum Maatschappy ( NNGPM ) untuk mengeksploitasi bagian barat
Irian Jaya, dengan sahamnya dari Royal Dutch Shell. Stanvac dan
Caltex. Kilang minyak yang ada sebelum perang dunia ke II ada 6
buah yaitu di Plaju (BPM), sungai Gerong ( STANVAC), Balikpapan
(BPM), Wonokromo (BPM) dan Pangkalan Brandan (BPM). Dengan pecahnya
perang dunia ke II, karena serbuan bala tentara Jepang ke
Indonesia, maka sebagian besar instalasi-instalasi minyak hancur
terutama di Pangkalan Brandan, karena politik bumi hangus
pemerintah Hindia Belanda. Dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945, satu-satunya lapangan minyak yang dapat
dikuasai oleh pejuang-pejuang kemerdekaan Indonesia adalah lapangan
minyak bumi disekitar Pangkalan Brandan dan daerah Aceh, bekas
milik Shell-BPM , yang selanjutnya merupakan Perusahaan Minyak
Indonesia yang pertama dan diberi nama Perusahaan Tambang Minyak
Negara Republik Indonesia ( PTMNRI ). BPM berhasil meneruskan
produksi minyaknya di Tarakan pada tahun 1946 meneruskan
produksinya di Tarakan pada Tahun 1945, dan pada tahun 1946
meneruskan produksinya di Kalimantan dan mengaktifkan kembali
sebagian kilang minyaknya di Balikpapan. Dalam bulan Oktober 1946
Kilang Plaju dan Sungai Gerong masing-masing dikembalikan kepada
BPM dan STANVAC untuk rekonstruksi. Di Jawa Tengah BPM tidak
berhasil kembali kelapangan Kawengan dan kilang minyak Cepu, karena
lapangan dan kilang telah dikuasai oleh koperasi buruh minyak yang
kemudian menjadi perusahaan negara PERMIGAN. Karena PTMNRI sesudah
selesainya perjuangan fisik di tahun 1950 belum nampak usaha-usaha
pembangunannya, maka pada bulan April 1954 PTMNRI diubah menjadi
Tambang Minyak Sumatra Utara (TMSU). Tindakan ini ternyata juga
tidak ada mamfaatnya, sehingga pada tanggal 10 Desember 1957 diubah
menjadi PT PERMINA. Setelah kira-kira tiga setengah tahun, maka
pada tanggal 1 juli 1961 statusnya diubah menjadi perusahaan Negara
Pertambangan Minyak Nasional (PN PERMINA). Dengan penyerahan
kedaulatan oleh Pemerintah Kolonial Belanda kepada Republik
Indonesia, maka status NV NIAM pada tanggal 1 Januari 1959 diubah
menjadi PT Pertambangan Minyak Indonesia (PT PERMINDO). Karena
jangka waktu berdirinya NV NIAM hanya sampai tanggal 31 Desember
1960, maka pada bulan Februari 1961 didirikan perusahaan Negara
Minyak Indonesia ( PT PERTAMIN ) dan untuk melancarkan usaha
tersebut PN PERTAMIN ditunjuk sebagai satu-satunya distributor
minyak didalam negeri dan bertanggung jawab atas penyediaan minyak
bagi ABRI. Akhirnya untuk mempertegas struktur kerja dan prosedur
kerja demi memperlancar usaha peningkatan produksi minyak dan gas
bumi pada tanggal 20 Agustus 1968 PN PERMIN DAN PN PERTAMIN dilebur
menjadi PN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI dan GAS BUMI NASIONAL ( PN
PERTAMINA ).2.2Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi(bahasa Inggris:petroleum, daribahasa Latinpetrus
karang danoleum minyak), dijuluki juga sebagaiemas hitam, adalah
cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar,
yang berada di lapisan atas dari beberapa area dikerakBumi. Minyak
bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon,
sebagian besar serialkana, tetapi bervariasi dalam
penampilan,komposisi, dan kemurniannya. MenurutInstitut of
Petroleum(IP) minyak bumi adalah suatu zat yang terjadi dalam bumi
yang sebagian besar terdiri dari hidrokarbon padatan, cairan, dan
gas. Kebanyakan minyak bumi mengadung emulsi air, garam anorganik
yang mungkin terbentuk dalam pengeboran dan pengaliran atau
pengangkutan.
Batasan secara tepat untuk minyak bumi sangat sulit diberikan.
Secara fisik bahan tersebut terlihat sebagai cairan berwarna
cokelat kemerahan atau hitam tetapi seringkali berwarna kehijauan
atau flurosensi kebiruan dan dalam sinar transmisi berwarna
kekuning-kuningan, jingga, dan merah. Pada suhu biasa minyak bumi
berbentuk cairan yang sangat kental, setangah padat, dan padat. Hal
ini disebabkan oleh adanya kadar paraffin yang terkandung
didalamnya. (Jasji dan Nasution, 1997)2.3 Teori Pembentukan Minyak
Bumi
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapatlepas dari bahasan
teori pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang
membuat suatu minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara
suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya. Berikut ini akan
dibahas 2 teori pembentukan minyak bumi.2.3.1 Teori Anorganik
(Abiogenesis) Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866)
yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dan reaksi kalsium
karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali)
dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah menjadi minyak
bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
CaCO3 + Alkali CaC2 + HO HC = CH Minyak bumi
Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi
terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida
logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan
beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk
sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan
dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan
fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan
meteor dan di atmosfir beberapa planet lain. Secara umum dinyatakan
seperti dibawah ini:
Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan
pada proses kimia, yaitu :
a. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)
Reaksi yang terjadi:
alkali metal + CO2 karbida
karbida + H2O ocetylena
C2H2 C6H6 komponen-komponen lain
Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat logam alkali
dalam keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara
bersentuhan dengan alkali panas tadi maka akan terbentuk ocetylena.
Ocetylena akan berubah menjadi benzena karena suhu tinggi.
Kelemahan logam ini adalah logam alkali tidak terdapat bebas di
kerak bumi.
b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)
Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak bumi
yang kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon,
kelemahannya tidak cukup banyak karbida di alam.
2.3.2 Teori Organik (Biogenesis)
Teori Organik dikemukakan oleh Engker (1911) yang menyatakan
bahwa minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian
secara anaerob jasad renik (mikroorganisme) dari tumbuhan laut
dalam batuan berpori.
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena
adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus
karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang
digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana
karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah
pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2
diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut.
Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui
respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).
P P.G. Mackuire yang pertama kali mengemukakan pendapatnya bahwa
minyak bumi berasal dari tumbuhan. Beberapa argumentasi telah
dikemukakan untuk membuktikan bahwa minyak bumi berasal dari zat
organik yaitu:
Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi,ini
disebabkan oleh adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat
dalam darah, sedangkan zat organik tidak terdapat dalam darah dan
tidak dapat memutar bidang polarisasi.
Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri
dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.
Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip
dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat
organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar.
Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan
bagian integral sedimentasi.
Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai
pleistosan.
Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan
Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai
adanya forfirin dan belerang. Minyak bumi dapat tahan pada
perubahan tekanan dari 8-10000 psi.Proses transformasi zat organik
menjadi minyak bumi.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi peristiwa diatas,
diantaranya:
1. Degradasi Thermal
Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan
timbul perubahan tekanan dan suhu. Perubahan suhu adalah faktor
yang sangat penting.
2. Reaksi Katalis
Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia.
3. RadioaktivasiPengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel
alpha dapay membentuk hidrokarbon parafin. Ini menunjukan pengaruh
radioaktif terhadap zat organic
3. Aktifitas Bakteri.
Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan
hidrokarbon minyak bumi dan memegang peranan dari sejak matinya
senyawa organik sampai pada waktu diagnosa, serta menyiapkan
kondisi yang memungkinkan terbentuknya minyak bumi.
4. Zat Organik sebagai Bahan Sumber
Jenis zat oragink yang dijadikan sumber minyak bumi menurut para
ahli dapat disimpulkan bahwa jenis zat organik yang merupakan zat
pembentuk utama minyak bumi adalah lipidzat organik dapat terbentuk
dalamkehidupan laut ataupun darat dan dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu: yang berasal dari nabati dan hewani.
2.4Sejarah PengilanganProses pengilanagan minyak bumi telah
dimulai secara sederhana pada tahun 1890 dalam suatu alat yang
disebut batch still oleh Williams Barnsdall dan William E. Abbott
di Tutisville Pennsylvania. Walaupun demikian baru diketahui
kemudian bahwa proses distilasi minyak bumi telah dilakukan jauh
sebelumnya di Rusia yaitu pada tahun 1735.
Perkembangan kilang minyak berlangsung terus-menerus dengan
diikuti oleh penemuan beberapa proses baru. Demikian juga dengan
adanya penemuan produk-produk baru yang lebih berharga, sampai
terbentuknya suatu kilang minyak modern yang terintegrasi penuh
seperti sekarang ini.
Tabel 2.4 Daftar Perkembangan Proses dan
KilangTahunProsesPenemu
1860Batch StillBarnsdall & Abbout
1870Continous StillSamuel Van Syckle
1904Selective CondensationVan Dyke & Irish
1911Continous Pipe StillTrumble
1913Pressure Cracking StillBurton,cs
1914 1915Continous Thermal CrackingDubs, Cross & Cross,
Holmes-Manley
1930Delayed CokingStandard Oil Company
1934Catalytic polimerizationUniversal Oil Company
1936Catalytic Cracking (continous fixed bed)Houdry
1939Alkylation (H2SO4)Anglo-Iranian/Humble/Shell/Standard
Oil/Texas
1940Hydrogen ReformingShell/Standard Oil
1940Butane IsomerizationShell/UOP/Phlips
1941Continous Catalytic Cracking: Moving bed & FCCUHoudry
Process Corp Standard Oil Dev
1942Alkylation (HF)UOP/Philips
1949Catalytic Reforming, PtUniversal Oil Product
1954Fluid CokingESSO
2.5 Perminyakan Nasional
Pencarian minyak dan gas bumi dalam wilayah Indonesia telah
dimulai pada zaman Hindia Belanda tahun 1871 dengan dilakukannya
pengeboran beberapa sumur di Jawa Barat, namun belum menghasilkan
sebagaimana yang diharapkan. Secara kebetulan pada tahun 1883 oleh
A.J Zijlker seorang administratoe perkebunan tembakau menemukan
tanda-tanda adanya minyak di sekitar Telaga Tunggal/Telaga Said di
Langkat Sumatera Utara. Penemuan minyak yang pertama kali oleh
Zijlker terjadi pada tahun 1885.
Semenjak itu hingga sekarang minyak dan gas bummi telah menjadi
suatu usaha yang sungguh-sungguh untuk meningkatkan perekonomian,
baik untuk perusahaan minyak, untuk pemerintah Hindia Belanda,
kemudian untuk pemerintah dan rakyat Indonesia sendiri.
Tabel 2.5 Sejarah Perminyakan di Indonesia
No.TahunPeristiwa/Kegiatan
11871Pencarian minyak / pengeboran di Majalengka Jawa Barat oleh
Jan Reerink dan Van Hoevel.
21883 - 1885Eksplorasi dan penemuan minyak yang pertama kali di
Telaga Tunggal/ Telaga Said (Sumut) oleh A.J Zijlker.
318891. Penemuan minyak di daerah Jawa Timur2. Pembangunan
kilang Wonokkromo oleh De Dordtsche Petroleum Maatschappij.
41890Konsesi Zijlker dialihakan ke perusahaan minyak De Konink
Iijk Nederlandsche Maatschpij.
51891Kilang Minyak Pangkalan Berandan mulai beroperasi.
618941. Kilang minyak Balik Papan dibangun oleh Shell Transport
and Trading Company2. Kilang Cepu dibangun oleh De Dordtsche
Petroleum Maat Schappij.
71897Pemasangan pipa minyak sepanjang 145 km dari Cepu ke
Surabaya.
818991. Penemuan lapangan minyak Tarakan oleh Shell2. UU
perminyakan Hindia-Belanda.
91901Pemasangan pipa sepanjang 130 km dari Perlak ke Pangkalan
Berandan.
1019041. Kilang minyak Plaju mulai beroperasi2. Perubahan UU
perminyakan.
111907Pengggabungan De Koninklijke dan Shell menjadi Royal Dutch
Shell dengan 3 anak perusahaan yaitu:1. BPM, untuk eksploitasi,
produksi dan pengolahan
2. Asiatic Petroleum, untuk pemasaran
3. Anglo Saxon Petroleum Co, untuk pengangkutan
1219111. BPM mengambil alih konsesi De Dordtsche di Jateng dan
Jatim termasuk kilang Cepu dan Wonokromo2. Lapangan Samboja
(Kaltim) ditemukan oleh BPM.
1319121. Lapangan Bunyu (Kaltim) ditemukan oleh BPM2. NKPM
mendapat konsesi di daerah Sumbagsel.
1419211. Lapangan Talang Akar Pendopo ditemukan oleh NKPM2. NIAM
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda dan BPM untuk daerah
konsesi Jambi.
151922Kilang minyak Sungai Gerong didirikan.
161923Lapagan Jambi mulai berproduksi dan diolah oleh Kilang
Plaju.
171925Standard Oil of New Jersey, induk perusahaan NKPM mendapat
konsesi di Jawa, Madura dan TAP.
181926Kilang minyak Sungai Gerong mulai dioperasikan oleh
NKPM.
191930NPPM didirikan oleh Standard Oil of California dengan
Sumatera Tengah.
201933Operasi NKPM dan Standard Oil of New Jersey di Hindia
Belanda digabung menjadi SPVM (STANVAC).
2119351. NPPM mulai kontak untuk blok Rokan Riau.2. BPM dan
STANVAC bersama Far Fasific Invesment yang mewakili CALTEX
membentuk NNGPM untuk eksplorasi daerah Sorong (Irja).
2219361. NPPM dan Texas Oil Company (TEXACO) bergabung menjadi
CALTEX2. NNGPM menemukan lapangan minyak Klamono.
2319391. Lapangan minyak Sebanga (Riau) ditemukan CALTEX2.
Lapangan minyak Wasian (Irja) ditemukan oleh NNGPM.
2419401. Lapangan Sago dan Ukui ditemukan oleh STANVAC2. Shell
mengembangkan proses Isomerisasi Butan.
2519411. Lapangan Andan Sungai Pulai dan Sungai Keruh ditemukan
STANVAC2. Lapangan minyak Duri ditemukan oleh CALTEX.
261944Jepang melakukan eksplorasi menggunakan peralatan eks
CALTEX.
2719451. Didirikan PTMNRE-SU di Sumatera Utara2. Didirikan
PERMIRI oleh para pejuang kemerdekaan.
2819481. Karyawan minyak Cepu mendirikan PTMN, kemudian diubah
menjadi PTMRI-Cepu2. PERMIRI membubarkan diri karena wilayahnya
diduduki oleh Belanda.
291957Pembentukan PT. PERMINA.
301959NV. NIAM berubah nama menjadi PT. PERMINDO.
3119611. PT. PERMINA berubah menjadi PN. PERMINA dengan tugas
utama bidang produksi2. Didirikan PT. PERTAMIN dengan tugas utama
bidang distribusi dan pemasaran
3. Berdirinya PN. PERMIGAN.
321964PN. PERMINA membeli saham NNGPM di Sorong.
3319651. Seluruh kekayaan PT. Sheel diambil alih PN. PERMINA2.
PN. PERMIGAN diambil alih PN. PERMINA
3. Perubahan proses Isomerisasi Butan menjadi Fluid Coking
3419681. Penggabungan PN. PERMINA dan PN. PERTAMIN menjadi PN.
PERTAMINA berdasarkan PP 27/19682. Usaha eksplorasi/produksi
dikembangkan dengan sistem kontak bagi hasil dan kontrak bantuan
teknik.
351969Ditemukan minyak lepas pantai Arjuna di dekat Pamanukan
dan lapangan Jatibarang di Jawa Barat.
3619701. PN. PERTAMINA menerima asset kilang Sungai Gerong dari
PTSI2. Ditemukan lapangan minyak lepas pantai Cinta dan ATAKA di
lepas pantai Kaltim.
371971PN. PERTAMINA berubah nama menjadi PERTAMINA.
2.6 Struktur dan Komposisi Minyak
Jika dilihat kasar, minyak Bumi hanya berisi minyak mentah saja,
tapi dalam penggunaan sehari-hari ternyata juga digunakan dalam
bentuk hidrokarbon padat, cair, dan gas lainnya. Pada kondisi
temperatur dan tekanan standar, hidrokarbon yang ringan seperti
metana, etana, propana, dan butana berbentuk gas yang mendidih pada
-161.6C, -88.6C, -42C, dan -0.5C, berturut-turut (-258.9, -127.5,
-43.6, dan +31.1 F), sedangkan karbon yang lebih tinggi, mulai dari
pentana ke atas berbentuk padatan atau cairan. Meskipun begitu, di
sumber minyak di bawah tanah, proporsi gas, cairan, dan padatan
tergantung dari kondisi permukaan dan diagram fase dari campuran
minyak bumi tersebut.
Jenis hidrokarbon yang terdapat pada minyak bumi sebagian besar
terdiri dari alkana, sikloalkana, dan berbagai macam jenis
hidrokarbon aromatik, ditambah dengan sebagian kecil elemen-elemen
lainnya seperti nitrogen, oksigen dan sulfur, ditambah beberapa
jenis logam seperti besi, nikel, tembaga, dan vanadium. . Jumlah
komposisi molekul sangatlah beragam dari minyak yang satu ke minyak
yang lain tapi persentase proporsi dari elemen kimianya dapat
dilihat di bawah ini:
Elemen Rentang persentase
Karbon83 sampai 87%
Hidrogen10 sampai 14%
Nitrogen0.1 sampai 2%
Oksigen0.05 sampai 1.5%
Sulfur0.05 sampai 6.0%
Logam< 0.1%
Ada 4 macam molekul hidrokarbon yang ada dalam minyak mentah.
Persentase relatif setiap molekul berbeda-beda tiap lokasi
minyaknya, sehingga menggambarkan ciri-ciri dari setiap minyak.
Komposisi molekul berdasarkan berat
HidrokarbonRata-rataRentang
Parafin30%15 sampai 60%
Naptena49%30 sampai 60%
Aromatik15%3 sampai 30%
Aspaltena6%sisa-sisa
2.7 Proses Pengolahan Minyak Bumi
Proses pengolahan minyak bumi sangat berbeda antara satu kilang
dengan kilang lainnya disebabkan karena perbedaan jenis dan sumber
minyak mentahnya. Walaupun cara pengolahannya tersebut prosesnya
sama namun metodanya tergantung pada:
1. Jenis minyak yang diolah
2. Permintaan produk dan daerah pemasaran
3. Peralatan yang tersedia
4. Faktor-faktor pertimbangan ekonomis lainnya
Produk-produk yang diharapkan dari satu kilang dapat berupa
bahan bakar minyak (BBM) dan non BBM yang menunjukkan perbedaan
pemakaian metoda untuk memproesnya.Produk-produk tersebut antara
lain:
1. Gas Kilang dan LPG, untuk bahan bakar industri dan rumah
tangga.
2. Bensin atau gasolin (mogas), untuk bahan bakar motor.
3. Nafta dan Benzen, untuk pelarut/pembersih, pengencer cat, dan
untuk pencampur bahan bakar motor.
4. Minyak Jet, untuk bahan bakar pesawat jet atau mesin turbin
gas, dan untuk bahan bakar roket.
5. Kerosin, untuk minyak lampu, dan untuk keperluan rumah
tangga.
6. Distilat, minyak diesel, dan gas-oil, untuk bahan bakar
furnace (dapur industri), sebagai penyerap gas hidrokarbon, dan
untuk bahan bakar mesin/motor diesel.
7. Minyak Pelumas (neutral oil, bright stock, cylinder oil),
untuk pelumas mesin-mesin.
8. Lilin (paraffin wax) untuk pembuatan kertas lilin, isolasi,
pak anti kebocoran, dll.
9. Petrolatum, bahan dasar untuk pembuatan minyak gemuk.
10. Minyak Bakar (fuel oil), untuk bahan bakar industri.11. Tar
dan Aspal, untuk pembuatan jalan, pelapisan bahan-bahan anti
rayap.
12. Kokas, sebagai bahan bakar padat untuk keperluan
industri.
2.7.1 Proses Pengolahan Dasar
Proses pengolahan dasar sebagai proses utama untuk mengolah
minyak mentah menjadi produk dan fraksi-fraksinya terdiri atas:
1. Pengolahan secara fisik, yaitu distilasi terdiri dari:
a. Distilasi Atmosferik
b. Distilasi Hampa
c. Distilasi Bertekanan
2. Pengolahan secara kimia, disebut juga sebagai proses konversi
atau reforming terdiri dari:a. Proses Perengkahan (Cracking)
terdiri dari:
Perengkahan Termis (Thermal Cracking) Perengkahan Katalis
(Catalytic Cracking) Perengkahan Hidro (Hydrocracking)b. Proses
Pembentukan Kembali (Reforming) terdiri dari:
Reformasi Termis (Thermal Reforming) Reformasi Katalis
(Catalytic Reforming)c. Proses Penggabungan molekul, terdiri
dari:
Polimerisasi Katalis, yakni:Polimerisasi Selektif dan
Polimerisasi Tidak Selektif
Alkalasi Katalis, yang terdiri dari:
Alkilasi H2SO4 dan Alkilasi HF2.7.1.1 Pengolahan Secara
FisikProses distilasi dalam kilang minyak merupakan proses
pengolahan secara fisik yang primer yang mengawali semua proses
yang diperlukan untuk memproduksi BBM dan non-BBM.
Proses distilasi/fraksionasi adalah proses untuk memisahkan
campuran yang terdapat dalam minyak mentah (crude oil) menjadi
komponen-komponennya atas dasar fraksi atau pemotongan (cut) yang
dibatsi oleg jarak titik didih tertentu, bukan atas dasar titik
didih masing-masing komponen. Proses distilasi ini dapat
menggunakan satu kolom atau lebih menara fraksinya, misalnya residu
dari menara distilasi atmosferik dialirkan ke menara distilasi
hampa, atau salah satu fraksi dari menara distilasi atmosferik
dialirkan ke menara distilasi bertekanan. Fraksi-fraksi yang dapat
ditarik dari kolom distilasi/menara fraksional antara lain adalah
sebagai berikut:Fraksi Jarak Didih, oF
Gas< 80
Nafta ringan80 220
Nafta berat180 520
Gas oil ringan420 650
Gas oil berat610 800
Residu >800
2.7.1.2 Proses Konversi atau TransformingProses Konversi atau
Transforming merupakan suatu proses untuk mengubah fraksi tertentu
menjadi produk-produk lain yang mempunyai harga yang lebih tinggi
yang terjadi secara kimiawi.
Dasar proses konversi atau transforming adalah terjadinya
perubahan susunan molekul hidrokarbon seperti yang terjadi
pada:
1. Proses Perengkahan, yaitu memotong rantai lurus dan panjang
menjad antai pendek dengan bantuan panas atau katalis.
2. Proses Reforming dan Isomerisasi, yaitu merubah rantai lurus
menjadi rantai cincin atau rantai bercabang.
3. Proses Polimerisasi dan Alkilasi, yaitu penggabungan beberapa
molekul kecil menjadi suatu molekul yang lebih besar.
1. Proses Perengkahan (Cracking)
Proses Perengkahan (Cracking) adalah suatu proses perubahan
molekul hidrokarbon yang panjang dan lurus dipotong-potong menjadi
beberapa rantai yang lebih pendek. Proses perengkahan merupakan
dekomposisi molekul minyak berat atau minyak yang memiliki titik
didih rendah. Pada suhu sekitar 680oF, bahan-bahan umpan seperti
gas oil, fuel oil, dar ter apabila direngkah akan terurai menjadi
gas, bahan-bahan yang mudah menguap yang mempunyai jarak didih
seperti bensin (gasoline), dan residu atau kokas.Perengkahan termis
terdiri dari 2 macam proses yaitu:
a. Proses pembentukan kokas (coking)b. Proses pemecahan
viskositas (visbreaking)Perengkahan katalis terdiri dari
perengkahan termis terutama pada pemakaian katalisnya yang dapat
menahan produk-produk aspal atau ter pada pemakaian katalis dalam
bentuk kokas. Katalis yang digunakan adalah campura silika (SiO2)
dan alumina (Al2O3).
Perengkahan katalis terdiri dari proses:
a. Fluidisasi
b. Termofor
c. Houdry
d. Houdry Flow
e. Sikloversi, yang tergantung pada cara penanganan
katalisnya.
Diantara proses-proses tersebut yang paling banyak digunakan
adalah proses FCCU (Fluidized Catalytic Cracking Unit). Pada proses
fluidisasi ini, umpan minyak dan katalis saling terfluidisasi
antara reaktor dan regenerator dimana katalis diregenerasi secara
terus-menerus.Perengkahan hidro merupakan proses gabungan antara
perengkahan dan hidrogenasi. Suhu reaksi lebih dari 350 oC dan
tekanan tinggi sampai dengan 200 atm. Katalis yang digunakan untuk
proses ini adalah nikel, platina, palladium, kobal, dan besi.
2. Reforming
Tujuan proses reforming adalah untuk merubah senyawa hidrokarbon
menjadi aromatik sehingga diperoleh bensin dengan bilangan oktan
yang lebih tinggi. Contoh reaksi reforming adalah dehidrogenasi
naftena sebagai berikut:CH3 (CH2)4 CH3 C6H6 + 4 H2Proses reforming
terdiri dari Thermal Reforming dan Catalytic Reforming. Pada
Catalytic Reforming, gasoline dan nafta umpan dipanaskan sampai 500
oF dan dialirkan ke dalam reaktor yang berisi katalis secara seri.
Karena reaksi adalah endotermis, maka diperlukan penambahan panas
melalui Heater diantara reaktor untuk memenuhi suhu reaksi. Katalis
yang digunakan adalah logam platina yang dibalut dengan alumiina
(Al2O3).
3. Isomerisasi
Tujuan proses isomerisasi adalah untuk membentuk hidrikarbon
rantai cabang dengan bilangan oktan yang lebih tinggi.4.
Polimerisasi
Tujuan proses polimerisasi adalah untuk membuat bensin mobil
(mogas) dengan katalis asam sulfat atau asam fosfat. Polimerisasi
dapat dilakukan dengan satu macam umpan (Polimerisasi Selektif)
yaitu isobutan (iC4) atau butan (C4) saja. Polimerisasi dengan
umpan campuran disebut dengan Polimerisasi tidak selektif.5.
Alkilasi
Tujuan proses alkilasi adalah untuk memasukkan gugus radikal
alkil ke dalam suatu molekul, yaitu antara olefin dengan iso
parafin, menghasilkan bensin pesawat terbang (avgas). Reaksi yang
terjadi adalah:
CH3
CH3 CH = CH CH3 + CH3 CH - CH3 CH3 C CH2 CH CH3
CH3
CH3 CH3butena
iso butena 2,2,4 trimetil pentana
2.7.2 Proses PemurnianProses pemurnian adalah proses kimiawi
yang dimaksudkan untuk memisahkan atau mengurangi kotoran-kotoran
yang tidak diinginni dalam produk yang akan dipasarkan.
Proses tersebut meliputi perbaikan warna minyak, stabilitas
terhadap cahaya, bau, kandungan sulfur, jumlah material padat
seperti getah minyak (gum), korosi dan komposisi.
Secara garis besar proses pemurnian terdiri dari:
1. Pengolahan dengan asam sulfat merupakan proses yang paling
banyak digunakan untuk memisahkan sulfur, mengendapkan aspal dan
getah minyak (gum), memperbaiki warna dan stabilitas, dan untuk
menghilangkan bau.
2. Pengolahan sweetening, dimaksudkan untuk memisahkan merkaptan
dalam distilat-distilat yang masam (sour).
3. Proses desulfurisasi, dimaksudkan untuk menghilangkan sulfur
menjadi gas hidrogen sulfida (H2S).
BAB III
CADANGAN MINYAK BUMI3.1 Cadangan Minyak Bumi di Indonesia
Gambar 3.1 Grafik Sisa Cadangan Minyak Bumi dari Tahun
Ketahun
Kekayaan minyak suatu negara diukur dari proved reserve atau
cadangan terbukti yang dimiliki negara tersebut, dimana proved
reserved adalah cadangan minyak yang memiliki kemungkinan lebih
besar dari 90% untuk bisa diangkat kepermukaan bumi untuk
diproduksikan dan bisa dimanfaatkan secara komersial.
Gambar 3.2 Diagram Sisa Cadangan Minyak dari Tahun 2010-2030
Digambar ini kita lihat bagaimana pemanfaatan minyak dan gas
selama ini di Indonesia. Grafik hijau paling atas menunjukkan
jumlah produksi minyak di Indonesia. Terlihat produksinya meningkat
ditahun 70-an dimana puncaknya tercapai tahun 1975 kemudian flat
konstant hingga 25 tahun. Masa produksi antara 20-30 tahun ini
memang mirip dengan masa kontrak PSC yang ada saat ini selama 20-30
tahun produksi. Dengan demikian hal ini menunjukkan minyak yang
dijumpai dan diproduksi ini adalah dari lapangan-lapangan minyak
lama. Yang perlu diperhatikan adalah grafik merah yang menunjukkan
cadangan sisa. Terlihat bahwa jumlah cadangan sisa selama ini
relatif stabil dalam angka sekitar 5 Milyar Barrel. Artinya jumlah
penemuan dibanding jumlah yang diproduksikannya relatif stabil. Hal
ini merupakan petunjuk bahwa eksplorasinya setara dengan
produksinya. Namun mulai tahun 1990 terlihat kecenderungan
penurunan jumlah cadangan yang ada. Artinya produksinya melebihi
julah yang diketemukan. Trend ini terlihat hingga tahun-tahun ini.
Disini artinya produksinya yang menurun ini juga diikuti dengan
kesuksesan dari aktifitas eksplorasi yang menurun. Jumlah minyak
yang dikonsumsi ternyata meningkat terus. Sehingga di sekitar tahun
2004 Indonesia merupakan net importir. Berdasarkan model OWEM (OPEC
World Energy Model), permintaan minyak dunia pada periode jangka
menengah (2002-2010) diperkirakan meningkat sebesar 12 juta barel
per hari (bph) menjadi 89 juta bph atau tumbuh rata-rata 1,8% per
tahun. Sedangkan pada periode berikutnya (2010-2020), permintaan
naik menjadi 106 juta bph dengan pertumbuhan sebesar 17 juta
bph.
3.2 Daerah Daerah Penambangan Minyak Bumi Di IndonesiaIndonesia
sebagai anggota OPEC merupakan salah satu negara pengekspor minyak
bumi ke negara-negara lain. Lapangan-lapangan minyak yang sudah
lama di antaranya Biruen (aceh Utara) sampai Tanjung Pura (Sumut)
dengan tambang-tambangnya di pase, peurelak dan pangkalan susu. Di
Riau mulai dari sungai Rokan sungai Siak dengan pusatnya di
Pekanbaru, Jambi (Sumsel). Dengan pusat-pusatnya di Plaju dan
sungai Gerong. Di Kalimantan terdapat di daerah Balikpapan. Di
Maluku terdapat di di pulau Seram, Irian Jaya di daerah Kepala
Burung, sedangkan di jawa terdapat di Kerawang Surabaya dengan
daerah penambangan di Cepu, Blora dan Wonokromo. Kapasitas
Produksi
barel/hari3.3 Cadangan Minyak Bumi di Sumatera Selatan
Cadangan minyak bumi Sumatera Selatan tercatat mencapai
812.960,9 MSTB. Sekitar 591.083 MSTB termasuk dalam cadangan
terbukti, 115.104,5 MSTB cadangan mungkin, dan 106.773,5 SMTB
cadangan harapan.Lokasi: Kabupaten Lahat, Kabupaten Muaraenim,
Kabupaten Musibanyuasin, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Banyuasin,
Musi Rawas, Ogan ilir dan Prabumulih.
Ini berarti diperkirakan pada 8 maret 2011 potensi energi di
indonesia, semua negara sepakat negeri ini sangatlah tinggi. Salah
satu bidang energi, yakni energi fosil, seperti minyak bumi,
sebenarnya negeri ini memilki potensi dan sumber daya yang melimpah
. Bahkan, dari jumlah cekungan minyak yang menurut data terakhir
dari kementrian ESDM terdapat 128 cekungan, ternyata hanya sekitar
15% saja yang sudah dieksplorasi dan dieksploitasi.
Cekungan-cekungan yang lainnya masih dalam proses penelitian dan
pengembangan. Berdasarkan data Rapat Konsultasi Pemerintah Daerah
Penghasil dan Ekplorasi Minyak Dan Gas (Migas) yang dilaksanakan
oleh Badan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Ulu Migas (BPMIGAS)
Perwakilan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dan dengan
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) beserta Stakholders Wilayah
Provinsi Sumatera Selatan dibuka langsung oleh Kepala Devisi
Perwakilan BPMIGAS Tri Murdjoko dengan pemukulan Gong tanda
dibukannya Rapat Konsultasi, pada pukul 08.30 wib. Bertempat di
Balroom Hotel The Jayakarta Daira Jalan Jenderal Sudirman
Palembang.Selasa(08/02/2011)Ir.H Eddy Hermanto,SH.MM mengatakan
Provinsi Sumatera Selatan merupakan Provinsi terkaya ke lima
dinegara ini yang memiliki potensi dan sumber daya alamBersadarkan
data potensi cadangan yang ada seperti minyak bumi sebesar 757.518
MSTB, Gas bumi sebesar 24.179BSCF serta Gas mentan batubara sebesar
183TCFEkspor Sumsel naik 4,51% Nilai impor turun 16,96% pada
Mei.
Angka cadangan minyak berdasarkan grafik diatas, menunjukkan
cadangan minyak yang terbesar hingga terkecil secara berturut-turut
adalah cadangan minyak di Blok TIAKA Morowali (6,2 MMBOE), Blok
Amerika (4,4 MMBOE), Blok Tarakan (3,1 MMBOE), Blok Sembakung (1,8
MMBOE), Blok A Aceh (0,9 MMBOE) dan Blok Lematang (0). Berdasarkan
data tersebut cadangan minyak di Blok TIAKA masih lebih besar
dibandingkan cadangan minyak di Tarakan (Kaltim), bahkan cadangan
minyak di Blok Amerika sekalipun. Cadangan minyak tersebut masih
akan terus bertambah seiring semakin bertambahnya sumur-sumur baru
yang ditemukan melalui kegiatan eksplorasi Minyak di Blok TIAKA.
Sebagai catatan di Mamosalato tepatnya dibeberapa lokasi di
Kolo-Bawah sering terlihat kegiatan uji seismik yang dilakukan oleh
Job Pertamina-Medco untuk kepentingan penyelidikan minyak bumi.
Kegiatan tersebut dalam rangka melaksanakan kegiatan eksplorasi
untuk menemukan sumber-sumber sumur minyak baruBAB IV
PENUTUP
4.1 KesimpulanMinyak bumi adalah Minyak bumi(bahasa
Inggris:petroleum, daribahasa Latinpetrus karang danoleum minyak),
dijuluki juga sebagaiemas hitam, adalah cairan kental, coklat
gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan
atas dari beberapa area dikerakBumi.Pengolahan minyak bumi terbagi
menjadi dua tahap, yaitu dengan distilasi bertingkat dan
dilanjutkan dengan proses lanjutan dari hasil penyulingan pada
tahap pertama. Proses tahap kedua antara lain, Perengkahan (
Cracking ).
Kemudian dilakukan Proses pemurnian yaitu proses kimiawi yang
dimaksudkan untuk memisahkan atau mengurangi kotoran-kotoran yang
tidak diinginni dalam produk yang akan dipasarkan.4.2 Saran
Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi yang penting.
Banyak dari alat alat industri yang memanfaatkan minyak bumi.
Tetapi, seperti yang diketahui, minyak bumi merupakan sumber energi
yang tak terbarukan dan membutuhkan waktu yang lama dalam proses
pembentukannya. Kini keberadaannya sudah hampir habis. Dalam
mengeksporasi minyak bumi sebaiknya tidak dilakukan secara besar
besaran. Masyarakat seebagai konsumen sebaiknya menggunakan minyak
bumi seminimal mungkin sehingga manfaat yang ditimbulkan selain
menekan produksi yaitu menjaga kelestarian lingkungan.DAFTAR
PUSTAKA
Bland, W.F. and Davidson, R.L., 1987. Petroleum Processing
Handbook. Mc Graw Hill Book Co. New York.Nelson, W.L., 1985.
Petroleum Reffinery Engineering. 4th ed. Mc Graw Hill Book Co.
Singapore.
http://muhyidin-ram.blogspot.com/2012/05/sejarah-asal-usul-minyak-bumi.html.
Diakses : 3 maret 2013
http://morowalifuture.blogspot.com/2011/06/cadangan-minyak-tiaka-masih-lebih-besar.html.
Diakses : 3 maret 2013 28