BAB IX MEMAHAMI BAHASA PENDAHULUAN Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik bahasa verbal maupun bahasa nonverbal. Seandainya bahasa dilarang atau hilang dari dunia ini, dapat kita bayangkan terjadi kehancuran baik interaksi interpersonal maupun interaksi sosial. Psikologi kognitif menekankan bahwa bahasa manusia mungkin salah satu dari perilaku kompleks yang dapat ditemukan di mana pun, di planet kita (Gleitman & Liberman, 1995). Perhatikanlah bahwa untuk memahami suatu kalimat diperlukan beberapa keterampilan: mengkode bunyi seorang pembicara, mengkode corak yang visual dari bahasa yang dihasilkan, mengakses arti dari kata-kata, memahami aturan yang menentukan urutan kata, dan menilai suatu intonasi pembicara apakah suatu kalimat merupakan suatu pertanyaan atau suatu statemen. Mengesankan, kita mengatur untuk memenuhi semua tugas ini ketika mendengarkan seorang pembicara yang mungkin menghasilkan tiga kata per detik ( Fischler, 1998; Van Petten et Al., 1999). Karakteristik penting lainnya pada produksi bahasa adalah bahwa produktivitas bahasa itu tak terbatas. Sebagai contoh, jika kita siapkan hanya 20 kata untuk 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IX
MEMAHAMI BAHASA
PENDAHULUAN
Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik bahasa verbal
maupun bahasa nonverbal. Seandainya bahasa dilarang atau hilang dari dunia ini,
dapat kita bayangkan terjadi kehancuran baik interaksi interpersonal maupun
interaksi sosial. Psikologi kognitif menekankan bahwa bahasa manusia mungkin
salah satu dari perilaku kompleks yang dapat ditemukan di mana pun, di planet
kita (Gleitman & Liberman, 1995). Perhatikanlah bahwa untuk memahami suatu
kalimat diperlukan beberapa keterampilan: mengkode bunyi seorang pembicara,
mengkode corak yang visual dari bahasa yang dihasilkan, mengakses arti dari
kata-kata, memahami aturan yang menentukan urutan kata, dan menilai suatu
intonasi pembicara apakah suatu kalimat merupakan suatu pertanyaan atau suatu
statemen. Mengesankan, kita mengatur untuk memenuhi semua tugas ini ketika
mendengarkan seorang pembicara yang mungkin menghasilkan tiga kata per detik
( Fischler, 1998; Van Petten et Al., 1999).
Karakteristik penting lainnya pada produksi bahasa adalah bahwa
produktivitas bahasa itu tak terbatas. Sebagai contoh, jika kita siapkan hanya 20
kata untuk membuat suatu kalimat, maka anda akan memerlukan
10,000,000,000,000 tahun-atau 2,000 kali dari umur dunia -untuk menyebutkan
semua kalimat yang terbentuk itu (Miller, 1967; Pinker, 1993).
Di dalam Bab 9 dan 10, kita akan membahas tentang psikolinguistik, atau
aspek psikologis bahasa. Psikolinguistik; menguji bagaimana manusia belajar dan
menggunakan bahasa untuk mengomunikasikan ide-ide/gagasan. Bahasa
menyediakan contoh terbaik dari keempat tema pada buku teks ini, proses kognitif
yang saling berhubungan. Sesungguhnya, hampir tiap-tiap topik yang dibahas
dalam buku ini berkontribusi dalam memproses bahasa. Sebagai contoh, persepsi
memungkinkan kita untuk mendengar pembicaraan dan membaca kata-kata.
Memori aktif membantu kita menyimpan stimuli yang cukup panjang untuk
memproses dan menginterpretasikannya. Memori jangka panjang menyediakan
1
persinggungan antara materi yang kita proses dahulu dan materi yang kita hadapi
sekarang. Bahasa juga dihubungkan dengan fenomena ujung lidah, perumpamaan,
memori semantik, dan skema.
Dua bab tentang bahasa (dalam textbook ini) akan meyakinkan anda bahwa
manusia merupakan prosesor informasi yang aktif (Tema 1). Mendengarkan suatu
bahasa lebih pasif dibanding dengan ketika kita dengan aktif berkonsultasi dengan
pengetahuan kita sebelumnya, menggunakan berbagai strategi, membentuk
harapan, dan membuat kesimpulan. Ketika kita berbicara, kita harus menentukan
apa yang sudah diketahui oleh pendengar kita dan kira-kira informasi lain apa
yang harus disampaikan. Bahasa bukan hanya prestasi kognitif kita yang luar
biasa, tetapi ini juga proses sosial yang luar biasa dari proses kognitif kita.
Bab ini akan kita fokuskan pada pemahaman bahasa. Setelah suatu
pengantar diskusi tentang sifat dasar bahasa, kita akan membahas tentang
membaca dasar, yang merupakan proses yang sama kompleksnya dengan proses
lain pada tema bahasa ini (reading, listening, writing). Pada Bab 10, kita akan
mengalihkan fokus dari pemahaman bahasa ke produksi bahasa. Bab 10
membahas dua macam produksi bahasa: berbicara dan menulis. Dengan latar
belakang tentang keduanya yaitu pengertian bahasa dan produksi bahasa, kita
kemudian bisa membicarakan bilingual (dwi-bahasa). Dwi-bahasa mengatur
kemudahan komunikasi lebih dari satu bahasa.
SIFAT DASAR BAHASA (THE NATURE OF LANGUAGE)
Psikolinguis sudah mengembangkan suatu kosa kata khusus untuk
terminologi bahasa; mari sekarang kita membahas terminologi ini. Suatu fonem
(yang dilafalkan "foe-neem") adalah unit dasar bahasa percakapan. Dalam kamus
bahasa Indonesia, fonem diartikan sebagai satuan bunyi terkecil yang berfungsi
membedakan arti (misal kata laut dan maut berbeda artinya karena berbedanya
fonem /l/ dan /m/ pada awal kata tersebut). Dalam bahasan Inggris setidaknya ada
40 fonem (Groome, 1999; Mayer, 2004), diantaranya seperti bunyi; a, k, dan th.
Sedangkan, suatu morfem ( yang dilafalkan " more-feem") adalah unit
dasar dari arti. Sebagai contoh, kata reaktivated sebenarnya berisi empat
morfem: ,re-, active, -ate dan -ed. Masing-Masing segmen itu semuanya
2
mempunyai arti. Beberapa morfem dapat berdiri sendiri (seperti giraffe), tetapi
beberapa harus dihubungkan dengan morfem lain agar mempunyai arti. Sebagai
contoh, re mengindikasikan suatu tindakan ulangan. Dalam kamus bahasa
Indonesia, morfem diartikan sebagai satuan bentuk bahasa terkecil yang
mempunyai makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian
bermakna yang lebih kecil. Sebagai contoh berkuasa, ber-kuasa, terdiri dari dua
morfem. Setiap segmen memiliki arti, ber- pada kata tersebut artinya memiliki,
dan kuasa yang artinya wewenang atau pengaruh.
Komponen lainnya yang utama dari psikolingusitik adalah sintaksis.
Sintaksis mengacu pada aturan tentang sifat tatabahasa yang mengatur bagaimana
kata-kata dapat tergabung dalam kalimat (Owens, 2001). Istilah yang lebih
spesifik dan umum, yaitu grammar, meliputi morfologi dan sintaksis, grammar
ini memeriksa struktur kata dan struktur kalimat (Evans & Green, 2006).
Semantik adalah bagian dari psikolingusitik yang menguji maksud/arti
kata-kata dan kalimat (Carroll, 1999). Berkaitan dengan istilah, memori semantik,
mengacu pada organisasi pengetahuan kita tentang dunia. Kita sudah membahas
memori semantik pada sepanjang bab buku ini, tetapi terutama pada Bab 8.
Salah satu istilah lain yang penting adalah pragmatis, yaitu pengetahuan
kita tentang aturan sosial yang mendasari penggunaan bahasa, dan
memperhitungkan tentang perspektif (sudut pandang) pendengar (Carroll, 2004;
Tomasello, 2003). Pragmatis adalah suatu topik yang penting ketika kita
membahas produksi bahasa (Bab 9), tetapi faktor pragmatis juga mempengaruhi
pemahaman.
Psikolingusitik meliputi suatu jangkauan luas tentang topik, yang
mencakup bunyi, beberapa tingkatan arti, tatabahasa, dan faktor sosial. Mari kita
sekarang membahas beberapa aspek tambahan dari kealamian bahasa: beberapa
latar belakang tentang struktur bahasa, suatu sejarah ringkas psikolingusitik,
faktor yang mempengaruhi pengertian, dan neurolinguistics.
Psycholinguistics Is English-Center
Elizabeth Bates dan kawan-kawan (2001) menegaskan bahwa terdapat bias
dalam pemenelitian psikolinguistik. Sebagian besar peneliti pada bidang ini
3
memfokuskan bagaimana orang memahami bahasa Inggris, sehingga hasil-hasil
penelitian tersebut hanya dapat diaplikasikan pada orang-orang yang
menggunakan bahasa Inggris, tidak pada seluruh manusia. Sekarang ini
diperkirakan terdapat 6.000-7.000 bahasa yang digunakan oleh seluruh manusia di
seluruh penjuru bumi ini, sehingga penekanan hanya pada satu jenis bahasa
(bahasa Inggris) saja tidak sesuai (Fishman, 2006; Ku, 2006; Tomasello, 2003).
Bates dan kawan-kawan (2001) menjelaskan beberapa perbedaan pada
bahasa. Sebagai contoh, dalam bahasa Inggris, arti/makna dari sebuah kata tidak
bergantung pada pitch suku kata. Sebaliknya pada bahasa Cina Mandarin, ma bisa
berarti “ibu” ketika diucapkan dengan pitch tunggal. Namun, ma bisa berarti
“kuda” ketika diucapkan dengan intonasi turun naik (Field, 2004).
Proses dalam otak akan berbeda sesuai dengan bahasa yang digunakan
oleh seseorang. Daerah otak bagian frontal akan aktif ketika orang yang berbahasa
Inggris mendengarkan suatu kalimat yang kompleks, sedangkan daerah frontal ini
tidak merespon ketika orang berbahasa Jerman mendengarkan kalimat serupa
yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman (Bornkessel & Schlesewsky,
2006).
Kesimpulannya bahwa perbedaan bahasa itu memiliki rentang yang sangat
luas dari dimensi ke dimensi (Tomasello, 2003). Psikolinguistik membutuhkan
pengarahan khusus penelitian pada berbagai bahasa jika mereka ingin menetapkan
prinsip bahasa yang berlaku universal.
Latar belakang pada Struktur Bahasa
Sebelum kita membahas sejarah psikolingusitik, kita harus mendiskusikan
suatu konsep pusat dalam memahami bahasa, yang disebut struktur frase. Struktur
frase menekankan bahwa suatu kalimat dibangun dengan suatu struktur hirarkis,
berdasar pada unit lebih kecil yang disebut konstituen (unsur) (Carroll, 2004).
Sebagai contoh, kita mempunyai kalimat berikut:
The young woman carried the heavy painting
Kita dapat membagi kalimat ini ke dalam dua unsur yang luas: (1) frase
yang fokusnya pada kata benda -the young women- (wanita muda) dan (2) frase
yang fokusnya pada kata kerja -carried the heavy painting- (membawa lukisan
4
yang berat). Masing-Masing unsur ini lebih lanjut dapat dibagi lagi, menjadi suatu
hirarki unsur dengan suatu diagram pohon terbalik. Diagram ini, seperti dalam
gambar 9.1, membantu kita mengapresiasi bahwa suatu kalimat bukan sekedar
suatu rantai kata-kata, seperti deretan manik-manik pada suatu kalung. Tetapi, kita
memahami hubungan yang lebih rumit di antara unsur-unsur suatu kalimat
(Owens, 2001).
GAMBAR 9.1
Suatu Contoh Unsur (Constituents).
Kita sering memerlukan informasi dari keseluruhan unit dalam rangka
memberi isyarat arti dari kata-kata itu. Sebagai contoh, kata painting. Dalam
kalimat itu kita hanya menganalisa. Painting bisa jadi suatu kata kerja ataupun
suatu kata benda. Bagaimanapun, dari konteks di mana painting muncul dalam
constituent (unsur) the heavy painting, kita mengetahui bahwa painting yang
sesuai adalah sebagai kata benda. Suatu penelitian mengindikasikan bahwa
manusia mengurus constituent lengkap dalam memori kerja sementara mereka
memproses arti/maksudnya (Jarvella, 1971).
Sejarah Ringkas Psikolinguistik
Filsuf-filsuf pada zaman dahalu di Yunani dan India mendebatkan tentang
sifat dasar bahasa (the nature of language) (Chomsky, 2000). Berabad-abad
5
The young man carried the heavy painting
The young woman carried the heavy painting
Young woman the heave painting
Heavy painting
The young woman carried the heavy painting
kemudia, Wilhelm Wundt dan William Yakobus juga berspekulasi sekitar
kemampuan kita yang mengesankan dalam bidang ini (Levelt, 1998).
Bagaimanapun, sekarang disiplin psikolinguistik dapat ditelusuri pada tahun
1960-an, ketika psikolinguis mulai menguji apakah oleh riset psikologis dapat
mendukung Teori Chomsky ( Mckoon& Ratcliff, 1998). Mari kita membahas
Teori Chomsky, riset pada teorinya, dan teori terbaru tentang bahasa.
Pendekatan Chomsky (Chomsky’s Approach). Orang pada umumnya
berpikir tentang suatu kalimat sebagai suatu urutan kata-kata yang rapi yang
berbaris berturut-turut pada selembar kertas. Noam Chomsky (1957) sangat
gembira karena antar psikolog dan ahli bahasa mengemukakan bahwa ada lebih
dari suatu kalimat yang dilihat mata (atau didengar telinga). Secara rinci, orang-
orang dapat menghargai dasar struktur kalimat. Pekerjaan Chomsky pada
psikologi bahasa tersebut telah disebutkan pada Bab 1 buku teks ini sebagai salah
satu kekuatan yang mendorong berkurangnya minat akan behaviorisme.
Behavioris menekankan aspek perilaku bahasa yang tampak (Field, 2004). Pada
sisi lain, Chomsky berargumentasi bahwa kemampuan bahasa manusia bisa saja
diterangkan dalam kaitan dengan suatu aturan dari sistem yang kompleks dan
prinsip yang mewakili pikiran para pembicara (speakers) (Chomsky, 2006).
Chomsky adalah salah satu ahli teori yang paling berpengaruh dalam linguistik
modern (Seidenberg, 1997; Williams, 1999).
Chomsky berpendapat bahwa manusia mempunyai keterampilan bahasa
bawaan. Dengan itu, kita mempunyai suatu pemahaman bawaan sejak lahir
tentang prinsip abstrak bahasa. Hasilnya, anak-anak tidak harus belajar dasarnya,
konsep yang dapat digeneralisasi adalah universal bagi semua bahasa (Chomsky,
2003, 2006; Field, 2004).
Tentu saja, anak-anak membutuhk pelajaran beberapa karakteristik
superficial bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya. Sebagai contoh, anak-
anak di Spayol yang masyarakatnya berbahasa Spayol, akan membutuhkan
pelajaran untuk membedakan antara ser dan estar. Bahasa Spanyol sedikit
banyaknya dilukiskan dengan cara yang berbeda dengan Bahasa Inggris, di mana
anak-anak hanya belajar satu bentuk kata kerja to be. Meski demikian, Chomsky
6
berargumen bahwa semua anak-anak mempunyai suatu kemampuan berbahasa
bawaan sejak lahir yang substansial. Kemampuan ini akan menggiring mereka
untuk memproduksi bahasa dan memahami kalimat yang belum pernah mereka
dengar sebelumnya (Belletti & Rizzi, 2002; Chomsky, 2006).
Chomsky juga mengemukakan bahwa bahasa itu modular; orang
mempunyai satu set kemampuan berbahasa yang spesifik yang tidak mengikuti
prinsip dari proses kognitif lain, sebagai contoh, memori dan pengambilan
keputusan (Nusbaum & Small, 2006). Karena bahasa itu modular, Chomsky
(2002, 2006) berpendapat bahwa belajar struktur bahasa yang kompleks pada
anak-anak kecil merupakan tugas yang lebih mudah daripada mental aritmatik.
Teori Chomsky berbeda dengan pendekatan kognitif standar, yang
berargumen bahwa bahasa bukan modular, proses kognitif seperti memori yang
bekerja semuanya berhubungkan dengan bahasa. Menurut pendekatan alternatif
ini, kita terampil berbahasa sebab kekuatan otak yang mampu menguasai
berbagai tugas kognitif. Bahasa hanyalah satu dari tugas itu, sama halnya dengan
memori dan pemecahan masalah ( Bates, 2000; Carroll, 2004; Tomasello, 2003).
Sebagai tambahan, Chomsky (1957, 2006) menjelaskan perbedaan antara
struktur dalam dan struktur luar (permukaan –surface-) suatu kalimat. Struktur
permukaan (surface structure) suatu kalimat direpresentasikan oleh kata-kata
yang diucapkan atau ditulis. Sedangkan struktur dalam (deep structure) atau
struktur dasar adalah makna abstrak dari sebuah kalimat (Garnham, 2005).
Chomsky menunjukkan bahwa kita memerlukan transformasional tata
bahasa dalam rangka menjelaskan mengapa dua kalimat bisa memiliki struktur
permukaan yang sangat berbeda, tetapi struktur dalam sangat mirip. Perhatikan
dua kalimat berikut.
Sara threw the ball
The ball was thrown by Sara
Dapat dilihat bahwa struktur permukaan dari dua kalimat di atas berbeda.
Tidak ada satu kata pun yang menduduki posisi yang sama dalam kedua kalimat
tersebut, dan tiga kata dalam kalimat kedua bahkan tidak tampak dalam kalimat
pertama. Diagram struktur frase bisa juga merepresentasikan dua kalimat ini
7
dengan cara yang berbeda. Meskipun demikian, "hati kecil -deep down-- " orang-
orang yang berbahasa Inggris merasa bahwa kalimat tersebut memiliki inti
pengertian yang sama (Harley, 2001).
Chomsky (1957, 2006) juga menjelaskan bahwa dua kalimat mungkin
punya struktur permukaan yang sangat mirip tetapi struktur dalam yang sangat
berbeda, inilah yang disebut kalimat ambigu. Konteks dalam kalimat biasanya
akan membantu kita untuk memecahkan keambiguan tersebut. Di sini ada tiga
kalimat ambigu, yang masing-masing mempunyai dua maksud/arti:
The shooting of the hunters was terrible.
They are cooking apples.
The lamb is too hot to eat.
Reaksi Terhadap Teori Chomsky. Pada awalnya, para psikolog
menanggapi dengan antusias mengenai ide Chomsky yaitu tentang grammar
(Bock et al, 1992; Williams, 2005). Tidak semua bukti dari teori Chomsky itu
benar. Sebagai contoh, suatu penelitian gagal untuk mendukung prediksi
Chomsky bahwa manusia akan memproses kalimat lebih lama dari pada
transformasi angka yang diberikan (Carroll, 2004; Herriot, 2003). Kemudian,
beberapa teori Chomsky belum diuji (Agassi, 1997).
Teori Chomsky yang selanjutnya menyajikan analisa ilmu bahasa yang
lebih canggih. Sebagai contoh, Chomsky telah menempatkan batasan pada
hipotesis yang memungkinkan orang-orang yang belajar bahasa dapat membuat
struktur bahasa (Chomsky, 1981; Harley, 1995). Pendekatan teori Chomsky yang
lebih baru juga menekankan informasi yang terdapat dalam masing-masing kata
secara individu dari suatu kalimat. Sebagai contoh, kata discuss tidak hanya
menyampaikan informasi tentang maksud/arti dari kata itu, tetapi juga
menetapkan bahwa discuss haruslah diikuti oleh suatu kata benda, seperti pada
kalimat, “Rita discussed the novel” (Ratner& Gleason, 1993).
Penekanan arti Teori Psikolinguistik. Mulai tahun 1970-an, banyak
psikolog menjadi berkecil hati dengan penekanan aspek gramatikal bahasa
8
(Herriot, 2003). Mereka mulai mengembangkan teori yang menekankan pada
pikiran manusia, daripada struktur bahasa (Tanenhaus, 2004; Treiman et al.,
2003). Pada tahun-tahun ini, fokus pada ilmu semantik mengarahkan psikolog
untuk menyelidiki bagaimana orang-orang memahami arti sebuah paragraf dan
cerita.
Beberapa teori yang dikembangkan menekankan pada arti (e.g., Kintsch,
1998; Newmeyer, 1998). Di sini, dengan singkat akan diuraikan sebuah teori
representatif, pendekatan fungsional kognitif (the kognitive functional approach)
terhadap bahasa. Pendekatan fungsional kognitif menekankan bahwa fungsi dari
bahasa manusia dalam kehidupan sehari-harinya adalah untuk
mengkomunikasikan arti/maksud/makna kepada orang lain. Seperti yang
disarankan olehnya, pendekatan fungsional kognitif juga menekankan bahwa
proses kognitif kita –seperti perhatian (attention) dan memori- saling terjalin
dengan pemahaman bahasa dan produksi bahasa kita.
Demonstrasi 9.2
Pendekatan fungsional kognitif terhadap bahasa
Bayangkan Anda baru melihat suatu peristiwa di mana seorang laki-laki
bernama Fred memecahkana jendela dengan menggunakan sebuah batu.
Seseorang yang tidak meliaht langsung kejadian itu meminta informasi
kepada anda tentang peristiwa itu. Untuk masing-masing kalimat di
bawah ini, buat pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh orang ini
yang memungkinkan anda untuk menjawab dengan kata-kata spesifik
untuk kalimat jawabannya, contohnya " Fred broke the window"
mungkin jawaban dari pertanyaan, "What did Fred do?"
I. Fred broke the window with a rock.
2. The rock broke the window.
3. The window got broken.
4. It was Fred who broke the window.
5. It was the window that Fred broke.
6. What Fred did was to break the window.
Sumber : Berdasarkan pada Tomasello, 1998a, p. 483.
9
Michael Tomasello (2003) menjelaskan bahwa anak-anak memiliki
kekuatan luar biasa pada keterampilan kognitif dan keterampilan bersosial.
Selama bertahun-tahun ketika mereka mempelajari bahasa, mereka akan
mendengar jutaan kalimat orang dewasa. Sebagaimana akan dijelaskan pada Bab
13, anak-anak akan menganalisis kalimat-kalimat tersebut, dan mereka gunakan
strategi yang fleksibel untuk meningkatkan penciptaan bahasa yang kompleks
(Kuhl, 2006).
Tomasello (1998a, 1998b) juga menegaskan bahwa orang-orang dewasa
menggunakan bahasa dengan berstrategi. Kita menyusun bahasa kita berfokus
pada perhatian pendengar akan informasi yang diharapkan dapat
dijelaskan/ditekankan. Sebagai contoh perhatikan Demostrasi 9.2, yang
menggambarkan suatu contoh dari pendekatan fungsional kognitif (Tomasello,
1998a).
Perhatikan bahwa masing-masing kalimat menekankan pada sebuah
perspektif yang berbeda untuk kejadian yang sama. Anda mungkin akan
menemukan bahwa perspektif yang berbeda ini dicerminkan oleh variasi
pertanyaan yang anda hasilkan. Singkatnya, pendekatan fungsional kognitif
berargumen bahwa orang-orang dapat menggunakan bahasa yang kreatif, dalam
rangka mengomunikasikan maksud/arti yang sulit dipisahkan. Kita akan
menyelidiki penggunaan bahasa secara lebih menyeluruh pada Bab 10.
Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman
Dimulai pada tahun 1960-an, para psikolog mulai menguji beberapa faktor
bahasa yang berhubungan dengan pemahaman bahasa. Pada umumnya, orang-
orang kesulitan untuk memahami kalimat-kalimat yang memiliki empat kondisi
sebagai berikut:
1. Jika kalimat-kalimat itu berbentuk kalimat negatif, seperti bukan.
2. Jika kalimat-kalimat itu dalam bentuk pasif dibandingkan dengan kalimat
aktif.
3. Jika kalimat-kalimat itu mengandung struktur yang berkaitan dengan suatu
anak kalimat yang terletak di tengah kalimat.
4. Jika kalimat-kalimat itu adalah kalimat ambigu.
10
Star is above plus.+¿
Kalimat negatif. Suatu berita utama terbaru pada surat kabar mengatakan,
"Georgia menolak tantangan untuk melakukan referendu...." Kalimat ini
memerlukan beberapa cara membaca untuk memahami pesan dasarnya. Akankah
negara bagian Georgia melarang persatuan same sex? Riset pada kalimat negatif
telah jelas. Jika suatu kalimat berisi suatu kata negatif, seperti tidak atau bukan,
atau suatu hal negatif yang tersirat (seperti menolak), kalimat hampir selalu
memerlukan lebih banyak waktu untuk diproses dibandingkan dengan suatu
kalimat afirmatif yang serupa (Williams, 1999).
Dalam sebuah studi klasik; Clark dan Chase (1972) bertanya kepada
orang-orang untuk memverifikasi statemen, sebagai berikut:
Peserta menjawab dengan cepat, jika kalimat adalah afirmatif. Kita
menjawab lebih lambat jika kalimatnya negatif yang mengandung bentuk bukan
(sebagai contoh, plus isn’t above star). Rata-rata kesalahan kita lebih rendah
terhadap kalimat afirmatif dibandingkan dengan kalimat negatif. Dapat dilihat
bahwa hasil ini sesuai dengan tema ke-3 dari buku ini bahwa proses kognitif kita
mampu menangani dengan lebih baik informasi yang positif dibandingkan dengan
informasi yang negatif.
Seperti yang dapat anda bayangkan, pemahaman pembaca menurun
ketika banyak terminologi negatif. Penemuan ini telah jelas dapat diaplikasikan
dalam beberapa bidang, seperti pendidikan, periklanan, dan survei politik (Kifner,
1994).
Kalimat pasif. Seperti telah kita bahas sebelumnya, Chomsky (1957,
1965) menunjukkan bahwa bentuk aktif dan pasif suatu kalimat mungkin berbeda
struktur permukaannya tetapi mempunyai struktur dalam yang mirip.
Bagaimanapun, bentuk aktif adalah bentuk dasar; perubahan bentuk menjadi
bentuk pasif memerlukan kata-kata tambahan.
Bentuk aktif juga lebih mudah untuk dipahami (Garnharn, 2005;
Williams, 2005). Sebagai contoh, Ferreira dan kawan-kawan (2002) bertanya pada
11
beberapa peserta untuk menentukan apakah kalimat ini masuk akal atau tidak.
Para partisipan dengan ketepatan tinggi merespon dengan jawaban TIDAK (tidak
masuk akal) untuk kalimat aktif “The man bit the dog” . Namun, ketika kalimat
tersebut diubah menjadi kalimat pasif yang memiliki arti sama “The dog was
bitten by the man”, ketepatan jawaban para partisipan turun sebesar 75%.
Gaya menulis yang direkomendasikan sekarang adalah kalimat dalam
bentuk aktif. Sebagai contoh, the American Psychological Association (2001)
menjelaskan bahwa bentuk aktif dalam kalimat “Nunez (2006) designed the
experiment” jauh lebih langsung dan baik dari pada bentuk pasif dalam kalimat
“The experiment was designed by Nunez (2006)”.
Struktur tersarang. Suatu struktur tersarang adalah suatu frase yang
ditempelkan pada kalimat lain. Sebagai contoh, kita dapat mengambil kalimat
sederhana. Pesawat berangkat pada pukul 9:41, dan menyisipkan struktur
tersarang, yang ingin aku tumpangi. Kita menciptakan suatu struktur kalimat yang
lebih kompleks: pesawat yang ingin aku tumpangi berangkat pada pukul 9:41.
fMRI lebih baik daripada PET scan dalam mendeteksi perubahan yang
terjadi secara cepat. fMRI juga lebih aman daripada PET scan, karena PET scan
memerlukan suntikan bahan-bahan radioaktif. Bagaimanapun, fMRI juga
memiliki kekurangan yaitu hasilnya bisa saja kurang akurat ketika peserta
menggerakkan kepalanya meskipun sangat kecil (Saffran & Schwartz, 2003).
fMRI lebih cocok untuk pemahaman bahasa daripada produksi bahasa.
Beberapa penelitian yang menggunakan teknik fMRI menunjukkan bahwa
beberapa bagian temporal sebelah kiri memproses informasi semantik.
20
Demostrasi 9.4Membaca Dua Kelompok Kalimat
A. Bacalah kalimat-kalimat di bawah ini:A grandmother sat at a table.A young child played in a backyard.A mother talked on the telephone.A husband drove a tractor.A grandchild walked up to a door.A little boy pounted and acted bored.A grandmother promished to bake cookies.A wife looked out at a field.A family was worried about some crops.
B. Sekarang bacalah kalimat-kalimat di bawah ini:The grandmother sat at a table.The young child played in a backyard.The mother talked on the telephone.The husband drove a tractor.The grandchild walked up to a door.The little boy pounted and acted bored.The grandmother promished to bake cookies.The wife looked out at a field.The family was worried about some crops.
Pemrosesan makna kata tidak hanya terbatas pada sebagian kecil dari korteks.
Kebanyakan orang yang pernah mengalami kerusakan bagian kiri temporal tetap
mampu untuk memahami makna suatu pesan secara umum. Mereka menunjukkan
kesalahan pemahaman yang kecil (Saffran & Schwartz, 2003).
Pada diskusi sebelumnya tentang hemisphere specialization, telah
ditekankan bahwa hemisphere bagian kanan juga memainkan peran penting dalam
pemahaman bahasa. Morton Ann Gernsbaher dan David Robertson (2005)
memberikan contoh yang baik untuk proses hemisphere bagian kanan ini seperti
pada demostrasi 9.4.
Kelompok kalimat yang pertama yang diawali oleh “A”, sedangkan
kelompok kalimat yang kedua diawali oleh “The”. Gernsbaher dan Robertson
(2005) menemukan bahwa kedua kelompok kalimat ini memberikan pola virtual
identik untuk mengaktivasi hemisphere bagian kiri. Sedangkan, hemisphere
bagian kanan memberikan respon yang berbeda untuk kedua kelompok kalimat
tersebut. Sebagaimana Gernsbaher dan Robertson tekankan, ketika kumpulan
kalimat menggunakan “The”, ini terdengar seperti sebuah cerita dimana the
gransmother, the child, dan anggota keluarga lainnya saling berhubungan.
Sedangkan, rangkaian kalimat dengan diawali “A” terlihat tidak saling
berhubungan, karakter-karakternya tidak terlihat menyatu. Dengan begitu,
hemisphere kanan mengatur respon yang berbeda untuk bahasa yang terhubung
(connected language) dengan bahasa yang tidak terhubung (disconnected
language).
21
PROSES MEMBACA DASAR (BASIC READING PROCESSES)
Membaca tampak begitu sederhana untuk orang dewasa yang kompeten
namun tidak demikian halnya bagi kebanyakan anak, dimana ‘membaca’
merupakan tugas yang menantang bagi mereka (Rayner et al., 2001). Terdapat
sejumlah variasi tugas kognitif yang kita lakukan ketİka membaca sebuah
paragraf. Membaca memerlukan banyak proses kognitif, misalnya: Kita harus
mengenali huruf, menggerakkan bola mata (saccadic), menggunakan memori
kerja untuk mengingat materi dari kalimat yang sedang diproses, dan mengingat
materi sebelumnya yang disimpan dalam memori jangka panjang dan pendek.
Kita juga perlu menggunakan metacomprehension untuk memahami bacaan.
Dalam beberapa kasus, kita juga harus membangun mental imagery untuk
mewakili adegan aksi dalam bagian yang sedang dibaca. Selain itu, membaca
juga berhubungan dengan memori semantik, skema, dan skrip ketika kita
mencoba untuk memahami sebuah bacaan.
Membaca adalah kegiatan penting yang melibatkan proses kognitif yang
kompleks, namun biasanya kita tidak menyadari banyaknya proses kognitif yang
diperlukan untuk bisa membaca (Gorrell, 1999). Umumnya kita membaca dengan
efisiens sekitar 250 sampai 300 kata per menit (Rayner, 1998; Wagner& Stanovich,
1996).
Satu alasan tambahan kenapa anda harus memiliki keterampilan membaca,
karena ini merupakan sesuatu yang penting. Di dalam Bahasa Inggris, kita tidak
mempunyai koresponden satu persatu antara tulisan abjad dan bunyi suara. Lafal
yang tidak teratur ini mengakibatkan bahasa Inggris lebih sulit daripada bahasa
lain seperti Spanyol (Rayner et al., 2003). Sebagian besar penelitian
psikolinguistik meneliti orang yang bahasanya adalah bahasa Inggris. Oleh karena
itu kita tidak bisa menggeneralisasi penelitian ini untuk pembaca Spanyol atau
pembaca yang bahasanya menggunakan simbol untuk mewakili kata-kata. Hal ini
dapat dilihat pada demonstrasi 9.5.
22
Mari kita mulai bagian proses membaca dasar ini dengan membandingkan
bahasa tulisan dengan bahasa lisan. Topik berikutnya kita akan membahas gerak
mata saccadic, yang memungkinkan anda untuk menggerakkan mata ke tempat
baru dalam suatu paragraf. Kemudian kita akan menyelidiki bagaimana menemukan
arti dari suatu kata yang tidak familiar. Kita juga akan melihat bagaimana memori
kerja berperan dalam membaca, dan kemudian kita akan memaparkan teori tentang
pengenalan kata. Bagian akhir bab ini, menjelaskan cara memproses, menguji
bagaimana kita memahami unit bahasa yang lebİh besar sebagai kalimat dan
sejarah bahasa tulis dan berbicara.
Membandingkan Bahasa Tulis dan Bahasa Lisan
Ketika kita mengalihkan fokus dari bahasa lisan ke bahasa tulisan, kita
harus membahas bagaimana perbedaan aktivitas kognitif yang berlangsung pada
Perhatikan bahwa huruf-huruf alfabet tidak memiliki koresponden satu per satu dengan bunyi ucapan
Masing-Masing kata di bawah ini mempunyai cara pengucapan yang berbeda-bedauntuk urutan tulisan ea. Baca tiap kata dengan keras dan perhatikan variasi fonem yang dapat diproduksi dengan dua huruf tersebut.
Seperti yang sudah anda demontrasikan, urutan 2-huruf dapat dilafalkan dalam 12 cara yang berbeda. Masing-masing fonem di dalam bahasa Inggris dapat dieja dengan berbagai cara. Kembali ke daftar kata-kata diatas dan coba kata lain yang mempunyai ejaan fonem berbeda. Sebagai contoh, fonem ea (u) dalam beauty seperti fonem iew dalam view.
Sumber: underwood & Batt, 1996
1. Membaca bersifat visual dan berhubungan dengan ruang sedangkan suara
adalah auditori dan berhubungan dengan waktu.
2. Pembaca dapat mengendalikan tingkat maşukan, sedangkan pendengar pada
umumnya tidak bisa.
3. Pembaca dapat scan-ulang maşukan tertulis, sedangkan pendengar harus
mempercayakan pada memori kerja.
4. Menulis adalah relatif standar dan bebas dari kesalahan, sedangkan
variabilitas, kesalahan, pengucapan yang keliru, dan stimulus interferensi
sangat umum terjadi dalam bahasa lisan.
5. Menulis memperlihatkan batasan-batasan terpisah antara kata-kata, sedangkan
suara tidak.
6. Menulis terbatas pada kata-kata pada suatu halaman, sedangkan suara
dillengkapi oleh isyarat auditori tambahan seperti penekanan kata dan variasi
suara yang memperkaya pesan linguistik.
7. Anak-anak membutuhkan pengajaran yang kompleks untuk menguasai bisa
bahasa tertulis sementara mereka dapat belajar bahasa lisan dengan sangat
mudah.
8. Orang dewasa yang dapat membaca cenderung lebih cepat dalam mempelajari
kata-kata baru ketika kata-kata tersebut muncul dalam bentuk tertulis, bukan
bentuk lisan.
Seperti yang anda bayangkan, karakteristik bahasa tulis memiliki implikasi
penting untuk proses kognitif kita. Sebagai contoh, gerak mata kita harus menyapu
ke seberang halaman untuk menerima informasi. Sebagai tambahan, kata-kata
pada suatu halaman dapat bercerita ketika kita ingin mengerti jalan cerita
dalam sebuah buku, kelebihan yang jarang kita dapatkan dalam bahasa
percakapan. Meskipun ada perbedaan antara bahasa lisan dan tertulis, namun,
kedua proses mengharuskan kita untuk memahami kata-kata dan makna dari suatu
kalimat. Bahkan, penelitian tentang perbedaan individu menyoroti adanya
kesamaan antara dua proses pemahaman tersebut. Untuk orang dewasa, skor pada
tes pemahaman bacaan sangat berkorelasi dengan skor pada tes pemahaman lisan,
biasanya, korelasinya adalah sekitar + .9 O (Rayner et al, 2001.).
24
Menemukan makna kata yang tidak familiar
Konteks akan membantu kita dalam pengenalan visual pada huruf dan
pengenalan auditori pada fonem. Konteks juga membantu kita mengenali kata-
kata. Secara khusus, kita akan melihat kata-kata yang familiar lebih akurat ketika
kata tersebut tertanam dalam konteks kalimat yang bermakna (Rayner et al.,
2003). Konteks juga membantu kita untuk memahami kata yang bermakna
ambigu.
Konteks juga sangat penting ketika orang-orang ingin menemukan
maksud dari kata-kata yang tidak familiar (Rayner et al., 2003). Cobalah
demonstrasi 9.6 sebagai contoh sebuah wacana yang dipakai oleh Stenberg dan
Powell (1983) dalam penelitiannya sebagai pembanding bahasa.
25
Demonstrasi 9.6
Menggambarkan arti sebuah kata dari konteks
Baca paragraf di bawah. Kemudian definisikan dengan tepat dua kata yang
ditulis miring.
Two ill-dressed people—the one a tired woman of middle years and the other a tense young man—sat around a fire where the common meal was almost ready. The mother, Tanith, peered at her son through the oam of the bubbling stew. It had been a long time since his last ceilidh and Tobar had changed greatly; where once he had seemed all legs and clumsy joints, he now was well-formed and in control of his hard, young body. As they ate, Tobar told of his past year, re-creating for Tanith how he had wandered long and far in his quest to gain the skills he would need to be permitted to rejoin the company. Then all too soon, their brief ceilidh over, Tobar walked over to touch his mother's arm and quickly left.
Dua orang sakit, seorang wanita separuh baya terlihat lelah dan yang lain adalah laki-laki muda yang duduk di dekat api sambil menyiapkan makanan. Ibunya, Tanith memandang putranya dengan tajam melalui “oam” rebusan yang mendidih. Sudah sejak lama dia “ceilidh” dan Tobar yang sudah sangat berubah, nampak semua kakinya dan sendinya kaku, dia kelihatan lebih baik sekarang dan dia dapat mengontrol dirinya dengan kuat, badannya yang muda. Ketika mereka makan, Tobar mengenang masa lalunya, mengatakannya pada Tanith bagaimana dia telah mengembara dan melakukan penyelidikan yang jauh untuk memperoleh keahlian yang diperlukannya saat dia diijinkan bergabung pada perusahaan. Kemudian dengan segera, secara singkatnya mereka “ceilidh”, Tobar berjalan kemudian menyentuh lengan ibunya dan cepat meninggalkannya.
Sumber : dari Stenberg & Powell, 1983.
Sternberg dan Powell mengatakan bahwa konteks dapat memberikan
beberapa macam informasi isyarat tentang arti kata yang tidak diketahui.
Misalnya, konteks dapat membantu kita memahami kapan dan di mana item ini
diketahui terjadi. Perhatikan kalimat berikut.
At dawn, the blen arose on the horizon and shone brightly
(Waktu fajar menyingsing, terbitlah “blen” di kaki langit dan bersinar sangat terang)
Kalimat ini mengandung beberapa isyarat yang memudahkan pembaca
untuk menyimpulkan arti dari kata ‘blen’. Sebagai contoh kalimat At dawn
(waktu fajar) memberikan isyarat tentang waktu munculnya ‘blen’. Kata arose
(terbit) menjelaskan bahwa ‘blen’ adalah sesuatu yang bergerak atau berpindah.
Isyarat ini dan pengalaman yang dimiliki akan memudahkan pembaca untuk
mengerti bahwa kata ‘blen’ adalah sinonim dari kata yang umum kita kenal
yaitu ‘matahari’.
Isyarat kontekstual akan sangat berguna terutama jika kata yang tidak
dikenal muncul dalam konteks yang berbeda. Menurut penelitian, kata-kata yang
muncul dalam konteks yang mengandung banyak isyarat yang berbeda lebih
mungkin dijelaskan secara akurat (Sternberg & Powell, 1983).
Seperti yang mungkin anda harapkan, para siswa Stenberg dan Powell
menunjukkan perbedaan individu yang besar dalam kemampuan mereka untuk
menggunakan isyarat dan memberikan definisi akurat untuk kata-kata yang
tidak familiar. Para siswa yang pintar pada tugas ini ditemukan memiliki skor
yang tinggi pada test kosakata, pemahaman membaca dan kecerdasan umum.
(Pada demonstrasi 9.6 oam berarti ‘uap air’ dan ceilidh berarti suatu
‘kunjungan’)
Membaca dan Memori kerja
Memori kerja memainkan peran penting selama proses membaca
(Carpenter et al, 1995;. Carroll, 2004, Martin, 2007). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembaca yang memiliki rentang memori kerja yang relatif
besar secara cepat dapat memproses kalimat ambigu (Miyake et al., 1994). Selain
26
itu, orang dengan bentang memori kerja yang besar sangat terampil dalam
membaca bagian yang sulit dan memecahkan masalah verbal yang kompleks
(Haarmann et al, 2003; Long et al., 2006).
Memori kerja juga membantu kita untuk memahami kalimat rumit
(Carpenter et al, 1994, 1995; et al., 1996; Martin, 2007). Orang yang dapat
mempertahankan banyak item dalam memori tentang kalimat yang tak terurai akan
mempunyai pemahaman lebih cepat dan akurat dalam kalimat kompleks seperti
"The reporter whom the senator attacked admitted the error”.
Proses kognitif tidak berjalan dengan sendirinya. Kemampuan membaca sangat
tergantung pada kemampuan kognitif lainnya, seperti memori kerja.
Dua cara dalam membaca
Sejauh ini, pengujian proses membaca dasar menekankan pada gerak mata
saccadic dengan cara meneliti satu baris teks, cara kita menemukan arti dari suatu
kata tidak familiar, dan peran memori kerja dalam membaca. Sekarang, bagaimana
cara kita memperhatikan suatu pola huruf dan benar-benar mengenali kata itu?
Selama beberapa dekade, para peneliti berdebat apakah pembaca benar-
benar "mengeluarkan suara" pada saat membaca sebuah kalimat. Beberapa
peneliti menyimpulkan bahwa pembaca selalu mengeluarkan suara pada saat
membaca, dan peneliti lain menyimpulkan bahwa tidak semua orang membaca
dengan mengeluarkan suara. Pada era selanjutnya, berekembang beberapa
hipotesis berbeda yang mampu menjelaskan bagaimana pembaca mengenali kata-kata
yang tertulis pada saat mereka membaca untuk dirinya sendiri.
1. Terkadang anda membaca sebuah kata dengan pendekatan direct-access dimana
pembaca dapat mengenali suatu kata yang ditulis/tercetak dengan langsung.
2. Di lain waktu, anda membaca sebuah kata melalui pendekatan indirect-access
dimana anda mengenali sebuah kata secara tidak langsung dengan cara
mengucapkan kata tersebut. Anda harus menerjemahkan tinta (tulisan) pada
halaman kertas ke dalam bentuk bunyi sebelum anda dapat mengenali dan
mengetahui makna dari kata tersebut (Rayner et al., 2003; Treiman et al., 2003).
27
Perhatikan mengapa proses kedua adalah “tidak langsung”. Menurut
penjelasan ini, Anda harus melalui langkah menengah yang mengubah stimulus
visual menjadi stimulus fonologis (suara). Apakah Anda menggunakan langkah
menengah ketika Anda membaca?. Ketika Anda membaca kalimat ini, misalnya,
apakah Anda membunyikan kata-kata tersebut? Mungkin bibir anda tidak benar-
benar bergerak ketika Anda membaca, dan Anda tidak
mengucapkan/membunyikan kata-kata tersebut dengan keras. Tapi apakah Anda
memiliki citra pendengaran dari apa yang Anda baca?
Mari kita membahas penelitian yang mendukung masing-masing rute.
Kemudian kita akan mempertimbangkan implikasinya dalam mengajar membaca
kepada anak-anak.
Penelitian tentang Pendekatan Dual-Route. Kita akan mulai dengan
sebuah studi klasik yang mendukung pendekatan direct-access. Ini menunjukkan
bahwa orang dapat mengenali kata secara visual, tanpa memperhatikan bunyi
kata. Bradshaw dan Nettleton (1974) menunjukkan pasangan kata-kata yang mirip
dalam hal ejaan tetapi berbeda dalam suara kepada partisipan, seperti mown-down,
horse-worse, dan quart-part. Pada satu kondisi, peserta diminta untuk membaca
kata pertama tanpa dibunyikan dan kemudian mengucapkan kata kedua dengan
suara keras. Sekarang, jika mereka telah menerjemahkan pasangan anggota
pertama dalam bentuk suara, bunyi dari kata ‘mown’ akan mengganggu
pengucapan kata ‘down’. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta
mengalami ragu-ragu pada saat mengucapkan kata kedua. Temuan ini dan
penelitian serupa lainnya menunjukkan bahwa kita mengucapkan masing-masing
kata selama membaca normal (Coltheart, 2005).
Sekarang mari kita beralih kepada penelitian pendekatan indirect-access.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kita sering menerjemahkan rangsangan
visual menjadi bunyi/suara selama membaca (Coltheart, 2005). Selanjutnya,
coding suara dapat membantu memori kerja (Rayner et al., 2003).
Sebuah penelitian oleh Luo dan coauthors (1998) mempelajari pendekatan
indirect-access pada pembaca dewasa. Para peneliti menginstruksikan mahasiswa
untuk membaca serangkaian pasangan kata dan memutuskan apakah dua kata
tersebut memilki keterkaitan atau tidak dalam hal arti kata tersebut. Suatu
28
pasangan khas di kondisi percobaan adalah LION-BARE. Seperti anda ketahui bahwa
kata BARE terdengar sama dengan kata BEAR, yang memang secara semantik
terkait dengan LION. Para siswa sering membuat kesalahan dalam pasangan kata ini,
mereka salah dengan menyatakan bahwa kedua kata secara semantis berhubungan.
Kesalahan ini menyatakan bahwa mereka melafalkan dengan pelan pasangan kata
ketika mereka membuat pernyataan itu. Sebaliknya, mereka membuat kesalahan yang
relatif sedikit pada kondisi pasangan kata lain seperti LION-BEAN. Pada pasangan
kata ini, kata kedua terlihat sama dengan kata BEAR, meskipun berbeda dalam hal
bunyi.
Membunyikan kata mungkin sangat penting ketika anak mulai membaca.
Banyak studi menunjukkan bahwa anak-anak dengan kesadaran fonologi tinggi
memiliki kemampuan membaca yang lebih unggul. Artinya, anak-anak yang
mampu mengidentifikasi pola-pola suara dalam kata juga menerima skor yang
lebih tinggi pada tes prestasi membaca (Levy, 1999; Wagnei & Stanovich, 1996).
Mungkin Anda berpikir bahwa anak-anak mungkin perlu untuk
menerjemahkan kata yang tercetak menjadi suara. Anak-anak bahkan
menggerakkan bibir mereka ketika membaca, tetapi tidak demikian halnya pada
orang dewasa. Cobalah Demonstrasi 9.7 dan lihat apakah Anda akan berubah
pikiran. Orang dewasa membaca "tongue twister" sangat lambat, yang
menunjukkan bahwa setidaknya dalam beberapa kondisi mereka memang
menerjemahkan kata-kata yang tercetak menjadi bunyi/suara (Harley, 2001;
Keller et al, 2003;. Perfetti, 1996).
Seperti yang kita catat sebelumnya, pendekatan dual-rute memiliki
kelebihan dalam hal fleksibilitas. Pendekatan ini berpendapat bahwa karakteristik
bahan bacaan menentukan apakah pendekatan direct-access atau indirect-access
yang akan digunakan. Misalnya, Anda dapat menggunakan pendekatan indirect-
access ketika anda membaca sebuah kata yang panjang dan jarang ditemukan.
Anda dapat menggunakan direct-access untuk kata-kata yang lebih umum
(Bernstein 8: Carr, 1996).
29
Pendekatan dual-rute juga menyatakan bahwa karakteristik pembaca
menentukan apakah pendekatan direct-access atau indirect-access yang akan
digunakan. Pembaca pemula akan sangat mungkin membunyikan kata-kata yang
sedang dibacanya, berarti menggunakan pendekatan indirect-access. Pembaca
yang berpengalaman akan sangat mungkin untuk mengenali kata-kata yang
tercetak secara langsung. Orang dewasa juga bervariasi dalam gaya membaca
mereka. Mahasiswa yang merupakan pembaca yang baik biasanya menggunakan
pendekatan direct-access, dan sebaliknya (Iared et al., 1999).
Saat ini, pendekatan dual-rute tampaknya menjadi kompromi yang cerdas.
Pendekatan dual-rute juga konsisten dengan penelitian brain-imaging (Jobard et
al., 2003). Pembaca dapat mengidentifikasi kata-kata baik secara langsung
maupun tidak langsung, tergantung pada karakteristik dari teks dan pembaca.
30
Demonstrasi 8.7
Membaca Serangkaian Kalimat Yang Sulit Diucapkan
Baca tiap rangkaian kalimat yang sulit diucapkan berikut dalam hati untuk
diri sendiri:
1. The seasick sailor staggered as he zigzagged sideways.
2. Peter Piper picked a peck of pickled peppers. A peck of pickled peppers Peter