Top Banner

of 64

Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

Jul 06, 2018

Download

Documents

Emi Rosita
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    1/64

    DIKMEN

    PTKMEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI PTK PENDIDIKAN MENENGAH

    NOVEMBER 

    2012

    MEMBANGUN BUDAYA APRESIATIF KONSTRUKTIF

    PEMILIHAN PTK DIKMEN BERPRESTASI DAN BERDEDIKASI NASIONAL 2012

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    2/64

    STRUKTUR ORGANISASI DI REKT O R A T P EM BI N A A N

    P EN DI D I K DA N T EN A G A KEP EN D I DI KA N

    P E N D I D I K A N M E N E N G A H

    Surya Dharma, MPA, Ph.D

    Direktur PPTK Dikmen

    Mora Baringin Harahap, SE

    Kasubbag Tata Usaha

    Wastandar, MA, Ph.D

    Kasubdit Program

    dan Evaluasi

    Dra. Maria Widiani, MA

    Kasubdit PTK SMA

    Drs. Prasetyo Triatmojo, MM

    Kasubdit PTK SMK

    Drs. Subahi Idris, MMKasubdit PTK Pendidikan

    Khusus dan Layanan Khusus

    Ir. Mamat, MMKasi Perencanaan Program

    Drs. Yusrizal, M.Kom

    Kasi Evaluasi dan Pelaporan

    Wendi Kuswandi, SEKasi Perencanaan Kebutuhan

    Drs. Suko Wiyanto, MMKasi Perencanaan Kebutuhan

    Dra. Nani Parhanah, MMKasi Perencanaan Kebutuhan

    Dra. RR. Sutaris, M.Pd.

    Kasi KarierDrs. Akhmad Nirwan, M.Pd

    Kasi KarierSarwin Zain, M.Pd.

    Kasi Karier

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    3/64

     Jakarta, November 2012

    Direktur Pembinaan PTK Dikmen

    Surya Dharma, MPA, Ph.D

    NIP 195309271979031001

    T idak terasa majalah PTK Dikmen sudah memasuki edisi akhir tahun. Dan pada edisi

    ini, majalah akan didominasi kegiatan Pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    (PTK) Berprestasi dan Berdedikasi tahun 2012 ini. Pelaksanakaan PTK Berprestadi

    dan Berdedikasi tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, terutama

    terkait waktu pelaksanaannya.

    Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Pemilihan PTK Berprestasi dan Berdedikasi

    ini telah menjadi agenda rutin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)

    yang telah dilakukan sejak tahun 2002 dan terus dilanjutkan hingga tahun ini. Kegiatan

    ini dilakukan dalam rangkaian peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik

    Indonesia. Melalui ajang ini, pemerintah ingin membangun budaya apresiatif konstruktif,

    yaitu budaya yang membiasakan diri mampu memberikan penghargaan dan memberi

    ucapan selamat kepada orang yang berprestasi.

    Embrio pemilihan PTK berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional ini, adalah

     guru teladan. Sejak tahun 1972, pemerintah telah memberikan penghargaan kepada

     guru teladan, baik tingkat kabupaten/kota, maupun tingkat provinsi dan nasional.

    Namun karena tahun ini peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) jatuh

    berdekatan dengan hari raya Idul Fitri, maka kegiatan ini baru bisa dilaksanakan pada

    bulan September 2012. Otomatis, para peserta juga tidak mengikuti berbagai acara

    peringatan HUT RI seperti pidato Presiden RI di gedung DPR-MPR dan Upcara peringatan

    HUT RI di Istana Negara.

    Meskipun ada perubahan jadwal, kami senantiasa berusaha meningkatkan bobotkualitas kegiatan. Direktorat PPTK Dikmen juga mengucapkan terima kasih pada banyak

    pihak yang terlibat, sehingga acara berjalan dengan baik. Kami berharap acara tahunan

    ini selalu berkembang kualitasnya dai tahun ke tahun. Baik dari sisi penyelenggaraan

    mapun dampaknya bagi para insan pendidikan. Kami berharap seluruh PTK Berprestasi

    dan Berdedikasi dapat mejadi duta pengembangan ilmu pengetahuan, wawasan, dan

    pengalaman yang didapat di Jakarta kepada banyak PTK lainnya di tanah air.

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    4/64

    4

    PEMBINA

    Hamid Muhammad, Ph.D

    Direktur Jenderal Pendidikan Menengah

    PENGARAH

    Surya Dharma, MPA, Ph.D

    Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga

    Kependidikan Pendidikan Menengah

    PEMIMPIN REDAKSI/ 

    PENANGGUNG JAWAB 

    Wastandar, MA, Ph.D

    (Kasubdit Program dan Evaluasi)

    SIDANG REDAKSI

    Wastandar, MA, Ph.D

    Dra. Maria Widiani, MA

    Drs. Prasetyo Triatmojo, MM

    Drs. Subahi Idris, MM,

    Ir. Mamat, MMDrs. Yusrizal, M.Kom

    Saiful Anam, Dipo Handoko, Mukti Ali,

    Saif Al Hadi, M. Solikin Salam, Nabila D.P,

    Andi Wahyudi, Arien TW, Rachmat Agus W.

    DESAIN VISUAL

    Arien TW

    PENERBIT

    Direktorat Pembinaan Pendidik dan TenagaKependidikan Pendidikan Menengah

    Ditjen Pendidikan Menengah

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    ALAMAT REDAKSI

    Direktorat Pembinaan PTK Dikmen

    Gedung D Lt 12 Kompleks Kemdikbud

    Jl. Pintu I Senayan, JAKARTA 10270

    Telepon: 021 57974108

    Email: [email protected]

    P emilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Berprestasidan Berdedikasi kembali diadakan oleh Kementerian Pendidikandan Kebudayaan di tahun 2012 ini. Pemilihan PTK Berprestasi dan

    Berdedikasi ini telah dilakukan sejak tahun 2002 dan terus dilanjutkan hinggatahun ini. Di tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini dilakukan dalam rangkaianperingatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. 

    Melalui ajang ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupayamembangun budaya apresiasi konstruktif. Artinya, budaya yang membiasakandiri untuk menghargai, mengapresiasi, dan memberikan ucapan selamat bagiorang yang berprestasi. Embrio pemilihan PTK Berprestasi dan Berdedikasi

    tingkat nasional ini, adalah guru teladan. Sejak tahun 1972, pemerintah telahmemberikan penghargaan kepada guru teladan, baik tingkat kabupaten/kota,maupun tingkat provinsi dan nasional.

    Tahun ini terdapat 312 PTK Dikmen yang berhasil mengikuti pemilihan PTKBerprestasi dan Berdedikasi tingkat nasional. Mereka merupakan yang terbaikdari masing-masing provinsi. Mereka merupakan PTK yang berprestasi, dansiapapun yang berprestasi, harus diberik apresiasi dan penghargaan.

    dari guru, kepala sekolah, dan pengawas SMA dan SMK. Dengan demikianpara pembaca bisa memahami bagaimana dedikasi dan pengabdian para PTK

    harapkan bisa menjadi inspirasi bagi semua para pembaca.

    Edisi ini boleh dibilang edisinya para juara PTK Berprestasi dan Berdedikasi.

    sejumlah peristiwa, antara lain mengenai tawuran pelajar antara SMAN 6 danSMAN 70 yang terjadi beberapa bulan lalu di Jakarta dan program wajib belajar12 tahun atau lebih dikenal dengan Pendidikan Menengah Universal (PMU)yang mulai dicanangkan tahun 2013 mendatang.

    Semoga edisi ini menjadi penambah bacaan berharga dan pendorongkemajuan pendidikan. Selamat menikmati!

    Salam PTK Dikmen . . .

    REDAKSIS A L A MDIKMENPTK MEDIA INFORMASI DANKOMUNIKASI PTKPENDIDI KANMENENGAH

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    5/64

    5PTK DIKMEN  Edisi 3/Tahun II/Juli 2012 

    daftar isi November 2012Nomor 4 Tahun IILAPORAN UTAMA   6

    Membangun Budaya Apresiatif Konstruktif 6Mengubah Paradigma Pembelajaran Menghadapi Abad 21 8

    Empat Cara Menumbuhkan Kreativitas 9

    Tinta Emas Untuk PTK Dikmen Terbaik 14

    PESAN DIREKTUR   3

    16-31GURU

    Juara 1 Guru SMA Berprestasi 2012 tingkat Nasional 16Juara 2 Guru SMA Berprestasi 2012 tingkat Nasional 20

    Juara 3 Guru SMA Berprestasi 2012 tingkat Nasional 24

    Juara 1 Guru SMK Berprestasi 2012 tingkat Nasional 26

    Juara 2 Guru SMK Berprestasi 2012 tingkat Nasional 28

    Juara 3 Guru SMK Berprestasi 2012 tingkat Nasional 30

    46-61DINAMIKA

    Subdit Program : Kunjungan ke Italia - Spanyol 46

    Subdit PTK PKLK: Kunjungan ke Jepang & Korea 48Subdit PTK SMK: Kunjungan ke Swiss 50

    UKG : Memudahkan Pembinaan Profesi Guru 52

    HGN & HUT PGRI : Tancap Gas Mendongkrak Mutu Guru 54

    Memotong Tradisi Tawuran Siswa 56

    Wajib Belajar : Usai 9 Tahun, Kini 12 Tahun 58

    BUKU

    Peningkatan Mutu untuk Menumbuhkan Potensi 6363

    PTK PKLK

    Guru Kreatif Pendidikan Khusus dan Guru Berdedikasi 44

    44-45

    KEPALA SEKOLAH

    Juara 2 Kepala SMA Berprestasi 2012 tingkat Nasional 32

    Juara 3 Kepala SMA Berprestasi 2012 tingkat Nasional 34

    32-35

    TUTOR

    Juara 1 Tutor Berprestasi 2012 tingkat Nasional 40

    40-43

    PENGAWAS

    Juara 3 Pengawas SMA Berprestasi 2012 tingkat Nasional 36

    Juara 1 Pengawas SMK Berprestasi 2012 tingkat Nasional 38

    36-39

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    6/64

    6

    K ementerian Pendidikan

    dan Kebudayaan

    kembali menggelar

    kegiatan Pemilihan

    Pendidik dan Tenaga

    Kependidikan (PTK) Berprestasi tahun

    2012. Kegiatan yang berlangsung tanggal

    04-09 September itu berlangsung di tiga

    titik tempat, yakni Hotel Grand Sahid Jaya,

    Hotel Century Park, dan Hotel Milenium.

    Untuk jenjang pendidikan dasar (dikdas)

    berlangsung di Hotel Grand Sahid Jaya,

    sedangkan jenjang pendidikan menengah(dikmen) berlangsung di Hotel Century

     MEMBANGUN BUDAYAAPRESIATIF KONSTRUKTIF

    Park dan Hotel Milenium. Pada saat yang

    sama dilangsungkan pula Pemilihan

    Guru dan Kepala TK Berprestasi yang

    diselenggarakan oleh Subdit PTK PAUD

    Dit. PPTK PAUDNI, Ditjen PAUDNI.

    Acara pembukaan, secara serentak

    digelar di Hotel Grand Sahid Jaya dan

    dibuka langsung oleh Menteri Pendidikan

    dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof. Dr. Ir.

    Mohammad Nuh, DEA. Acara pembukaan

    dihadiri seluruh jajaran pejabat (eselon

    1-4) di lingkungan Kemdikbud. Jumlah

    peserta keseluruhan sebanyak 642 orang,sebanyak 256 di antaranya adalah PTK

     jenjang pendidikan menengah.

    Ke-256 PTK jenjang pendidikan

    menengah tersebut tersebar di berbagai

     jenis lomba, meliputi: Guru, Kepala,

    dan Pengawas SMA dan SMK, Guru

    berdedikasi (guru Dikmen daerah khusus),

    Guru Pendidikan Luar Biasa (SMALB,

    SMKLB, dan MALB). Khusus guru SMA/

    SMK/MA LB mereka berkompetisi dalam

    Guru Pendidikan Khusus dan Layanan

    Khusus (PKLK).

    6

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    7/64

    7PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012 

    Sementara itu, dalam sambutan

    pembukaan, Mendikbud menyampaikan

    selamat kepada para PTK peserta

    Pemilihan PTK Berprestasi Tingkat

    Nasional Tahun 2012. " Indonesia memiliki

    2,9 juta guru, dan tahun ini terdapat 642

    pendidik dan tenaga kependidikan yang

    berhasil mengikuti pemilihan pendidik dantenaga kependidikan berprestasi tingkat

    nasional. Bapak ibu merupakan yang

    terbaik dari masing-masing provinsi," kata

    Mendikbud.

    Mengapa Kemdikbud setiap tahun

    menyelenggaraakan kegiatan ini, ujar

    Mendikbud kepada para hadirin. "Karena

    ini merupakan upaya Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan dalam

    membangun budaya apresiasi konstruktif.

    Kalau diterjemahkan, budaya yang

    membiasakan diri mampu menghargai,

    mengapresiasi, dan memberikan ucapan

    selamat bagi orang yang berprestasi.

    Bapak ibu adalah orang-orang yang

    berprestasi, dan siapapun yang

    berprestasi, harus kita berikan apresiasi

    dan akan kita berikan penghargaan,”

    lanjutnya.

    Melihat raut wajah para peserta,

    Mendikbud berujar bahwa wajah-wajah

    tersebut terkesan penuh optimisme. “Saya

    melihat bapak ibu sangat ceria, belum

    menemukan ibu dan bapak guru yang

    wajahnya sedih. Saat ini memang bapakibu guru harus melupakan sejenak hal-

    hal yang melelahkan dalam pengabdian,"

    selorohnya.

    Menurut Mendikbud, sekecil apapun

    prestasi seseorang perlu diberikan

    apresiasi, penghargaan, dan diberikan

    dukungan. "Hanya orang-orang yang

    pernah berprestasi yang mudah

    memberikan penghargaan ke orang

    berprestasi. Karena mereka tahu tidak

    mudah betapa tidak mudahnya meraih

    sebuah prestasi, butuh perjuangan keras,"

    tandasnya.

    Dia menambahkan, dukungan yang

    diberikan bagi orang yang meraih prestasi

    memiliki nilai yang besar dan sangat

    berarti. "Kalau orang berprestasi diberikan

    dukungan akan senang. Tapi kalau orang

    yang tidak pernah berprestasi

    tidak akan tahu besarnya arti

    dukungan itu," Mohammad

    Nuh menambahkan.

      Kemendikbud, lanjut

    M Nuh, ingin membangunbudaya apresiasi bagi

    siapapun yang berprestasi.

    "Bentuk penghargaan

    berbagai macam bisa berupa

    piagam, uang, atau bahkan

    tidak mendapat apa-apa.

    Namun, untuk pemilihan PTK

    berprestasi dan berdedikasi

    kali ini, sebanyak 142 PTK

    yang berasal dari daerah

    khusus akan membawa pulang

    sepeda motor," katanya.

    Dia berharap, dengan

    menerapkan kebiasaan atau

    budaya apresiasi konstruktif

    akan menumbuhkan

    semangat bagi para tenaga pendidik

    untuk berprestasi. "Adanya budaya ini

    maka seseorang akan gemar berprestasi

    karena siapapun yang berprestasi

    diberikan penghargaan," tutur mantan

    Rektor Institut Teknologi Sepuluh

    Nopember (ITS) Surabaya tersebut.

    Selain mendapat pengarahan dari

    Mendikbud, di sela-sela kegiatan, pesertamendapat pengarahan pula dari berbagai

    pejabat di lingkungan Kemdikbud. Di

    antaranya dari Surya Dharma, MPA, Ph.D,

    Direkur PPTK Dikmen, Bank Mandiri, dan

    Staf Ahli Mendikbud Prof. Ir. Abdullah

    Alkaf, M.Sc., Ph.D.

    MUKTI ALI

    7PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012 

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    8/64

    8

    DAFTAR PARA JUARA

    Setelah proses penilaian, barulah diumumkan siapa-siapa para juaranya. Pengumuman juara dilangsungkan serentak, mulai dari

     jenjang TK (guru dan kepala TK), PTK Dikdas, dan PTK Dikmen. Khusus untuk juara PTK Dikmen, selengkapnya tertuang dalam tabel

     juara berikut ini.

    TABEL PEMENANG PTK BERPRESTASI NASIONAL 2012

     JUARA I

    NO KATEGORI NAMA INSTANSI/ ASAL

    1 Guru SMA Drs. Marjohan, M.Pd. SMAN 3 Batusangkar Sumbar

    2 Kepala SMA Drs. Isdarmoko, M.Pd. SMAN 1 Bantul D. I Yogyakarta

    3 Pengawas SMA Budiharjo, S.Pd., M.Pd. Kab. Semarang, Jateng

    4 Guru SMKi Drs. Ejon Sujana, S.Pd. SMKN 1 Cimahi Jawa Barat

    5 Kepala SMK Drs. Ahmad Ishom, M.Pd. SMKN 6 Semarang, Jateng

    6 Pengawas SMK Drs. Riadi Nugroho, M.Pd. Kab. Pati, Jawa Tengah

    7 Tutor Paket C Alfi Rokhana Mukhromah, SP., M.Pd.  SKB Kota Salatiga, Jawa Tengah

    8Lomba KreativitasPembelajaran Guru SMALB

    Endang Sri Lestari, S.Pd., M.Psi. SLB A Yaketunis, D.I.Y

    9 Lomba Guru BeBerdedikas Elmapida, S.Pd. SMAN Mesuji Timur Lampung

     JUARA II

    NO KATEGORI NAMA INSTANSI/ ASAL

    1 Guru SMA Nurhadi, M.Pd SMAN 5 Jayapura,Papua

    2 Kepala SMA Drs.Encik Abdul Hajar, M.M SMAN 1 Tanjung Pinang Kepulauan Riau

    3 Pengawas SMA Dra. Hj. Hany Tanua, M.Pd Dinas Pendidikan Kota Gorontalo,Gorontalo

    4 Guru SMK Burhanuddin, S.Pd, M.Si, M.Pd SMK Negeri 1 Watansoppeng Sulsel

    5 Kepala SMK Drs. Sigit Dewantoro, M.Pd SMK Negeri 1 Madiun Jawa Timur

    6 Pengawas SMK Muhammad Amin, S.Pd, M.Pd Kab. Mamuju Sulawesi Barat or

    7 Tutor Paket C Euis Andriani, M.Pd SMA Paket C Edukasi Sukabumi, Jabar

    8Lomba KreativitasPembelajaran Guru SMALB

    Arie Laidi Nopprima, S.Pd SLB Negeri Metro, Lampung

    9Lomba Guru BerdedikasiPendidikan Menengah

    Dra. Endah Dwi Hastuti SLB B.C. Hamong Putro Bendosari,SukoharjoJateng

     JUARA III

    NO KATEGORI NAMA ISNTANSI/ ASAL

    1 Guru SMA Drs. Sumarno, M.Si. SMA 1 Matauli Pandan, Sumatera Utara

    2 Kepala SMA Drs. Suryanto, M.Pd, SMAN 2 Temanggung, Jateng

    3 Pengawas SMA Dra. Hj. Nurul Laila, Dinas Pendidikan Kota Mojokerto Jawa Timur

    4 Guru SMK Drs. Gunawan Dwiyono, S.ST., M.Pd. SMKN 6 Malang, Jawa Timur

    5 Kepala SMK Tenny Marthen Ohy, S.Pd., M.Pd. SMKN 1 Ratahan Sulut

    6 Pengawas SMK Drs. Sulaeman Zuchdi, M.PdDinas Pendidikan Kab. CianjurJawa Barat 084- 7,241.352.046

    7 Tutor Paket C Andi Robb, S.E.PKBM ABATA Deli SerdangSumatera Utara

    8Lomba KreativitasPembelajaran Guru SMALB

    Iim Imandata, M.Pd.SLB Roudhotul ZannahJawa Barat

    9Lomba Guru BerdedikasiDikmen

    Drs. NurdinSMK Negeri 1 KalumpangSulawesi Barat

    8

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    9/64

    9PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012  9PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012 

    Salah satu narasumber

    penting yang menyampaikan

    materi pada acara

    Pemilihan PTK Pendidikan

    Menengah Berprestasi

    Nasional tahun 2012 adalah Prof. Ir.

    Abdullah Alkaf, Ph.D, Staf Ahli Menteri

    Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam

    paparannya yang dimoderatori Maria

    Widiani, MA, Kepala Subdit PTK SMA

    Direktorat PPTK Pendidikan menengah,

    Alkaf mengetengahkan tema tentang

    tantangan kemampuan guru pendidikan

    menengah dalam penggunaan teknologi

    informasi dan komunikasi (TIK) di abad21.

    Profesor Alkaf mengingatkan bahwa

    guru pendidikan menengah dewasa

    ini harus menguasai TIK karena sangat

    dibutuhkan oleh siswa untuk menghadapi

    masa depannya. Alkaf yang juga Guru Besar

    Institus Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

    Surabaya itu juga menegaskan, guru harus

    memahami tiga kompetensi yang sangat

    dibutuhkan siswa, yakni kompetensi

    pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

    Alkaf melanjutkan, dalam pembelajaranguru dituntut untuk menumbuhkan

    EMPAT CARA MENUMBUHKANKREATIVITAS

    kreativitas peserta didik agar mereka

    kelak siap menghadapi masa depan

    kehidupannya. Menurut dia, kreativitas

    adalah bagaimana seseorang menemukan

    ide-ide baru terkait dengan masalah yang

    dihadapinya.

     Tentang kreativitas ini, kata Alkaf, ada

    ahli yang pernah membuat penelitian

    bahwa untuk meningkatkan kreativitas

    dibutuhkan empat hal . Pertama,

    siswa harus sering diajak melakukan

    observasi. Kegiatan ini bisa dilakukan

    pada semua matapelajaran, tidak hanya

    dalam matapelajaran IPA dan Matematika.

    Matapelajaran PPKn dan Agama, misalnya, juga bisa dilakukan observasi. “Dengan

    sering melakukan observasi, maka ide

    akan muncul. Observasi ini cukup luas, bisa

    dengan mengamati, mendengarkan, dan

    membaca,” katanya.

    Kedua, melakukan asosiasi. Teknik

    ini adalah mendorong siswa untuk

    mengasosiasikan sesuatu dengan hal

    lain yang relevan. Guru harus mendorong

    murid-muridnya untuk mencari atau

    membuat analogi. Asosiasi sangat terkait

    dengan observasi. Setelah anak melakukan

    observasi, dia diharapkan bisa membuat

    asosiasi.

    K e t i g a , q u e s t i o n i n g   a t a u

    mempertanyakan. “Jadi bukan inquiry  

    lagi, yang dulu banyak dipakai,” katanya.

    Dengan teknik baru berupa questioning,

    lanjut Alkaf, anak dilatih untuk berpikir

    kritis terhadap sesuatu, tidak menerimaapa adanya. Hal ini untuk mendorong anak

    agar bersikap kreatif, kritis, dan inovatif.

    “Kalau menerima apa adanya tidak akan

    muncul kreativitas,” ujarnya.

    “Berdasarkan hasil penelitian, tiga hal

    itu sangat besar pengaruhnya terhadap

    tumbuhnya kreativitas anak. Dan hal itu

    sangat mungkin untuk dilatihkan kepada

    anak-anak di sekolah. Inilah pentingnya

    peran guru dalam mendorong kreativitas

    para siswa,” tandas Alkaf.

    Selain tiga hal tersebut, faktor keempat

    yang juga mendorong kreativitas adalah

    komunikasi dan kolaborasi. Hal ini terkait

    kemampuan mengkomunikasikan hasil

    observasi, asosiasi, maupun questioning,

    yang mau tidak mau harus ditulis dalam

    bentuk laporan dan menyampaikannya

    secara lisan. Dengan teknik komunikasi

    ini siswa dirangsang untuk bisa

    menyusun laporan secara tertulis maupun

    mempresentasikannya secara lisan. Hal

    ini akan mendorong anak untuk memiliki

    kemampuan berkomunikasi yang baik.

    “Kemampuan komunikasi ini pentinglantaran kalau hasil observasi, asosiasi,

    maupunquestioning tidak dikomunikasikan

    atau hanya disimpan dalam diri siswa

    sendiri, orang lain tidak akan tahu ide atau

    hasil kreativitasnya” tuturnya.

    Kemampuan lain yang juga penting

    dimiliki siswa adalah berkolaborasi. Di

    era kemajuan ilmu pengetahuan dan

    teknologi sekarang ini, yang menciptakan

    beragamnya pengetahuan, membuat

    seseorang t idak mungkin mampu

    menguasai semuanya. Oleh karenaitu, anak harus bisa berkolaborasi atau

    bekerjasama. Dengan berkolaborasi

    dari beragam pengetahuan itu, akan

    mendorong tumbuhnya kreativitas.

    “Untuk menghasilkan suatu ide atau

    penemuan, sekarang hampir tidak ada

    lagi yang bisa dilakukan sendiri, harus

    berkolaborasi dengan orang lain. Oleh

    karena itu, sejak di bangku sekolah hal ini

    harus mulai diajarkan agar anak menyadari

    pentingnya kerjasama untuk saling

    melengkapi,” ujar Alkaf.

    SAIFUL ANAM

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    10/64

    10

    P

    ada acara Apresiasi Pendi-

    dik dan Tenaga Kependidi-

    kan Pendidikan Menengah

    Berprestasi dan Berdedi-

    kasi Nasional tahun 2012

    yang digelar awal September lalu, SuryaDharma, MPA, PhD, Direktur Pembinaan

    PTK Dikmen, menyampaikan paparan

    berjudul “Pembelajaran Abad 21: Tantan-

    gan bagi Pendidik dan Tenaga Kependi-

    dikan untuk Meningkatkan Daya Saing

    Bangsa”. Ia mengaku terinspirasi buku

    berjudul Teaching 2030 yang ditulis Bar-

    nett Berry, pendiri sekaligus presiden dari

    Center for Teaching Quality  yang berpusat

    di Amerika Serikat.

    Menurut Surya Dharma, apa yang

    disampaikan Barnett Berry dalam

    bukunya itu menegaskan pendapat

     MENGUBAH PARADIGMAPEMBELAJARAN MENGHADAPI ABAD XXI

    sejumpah pakar lain tentang perlunya

    perubahan paradigma pembelajaran

    dalam menghadapi abad 21, terutama

    bagi kalangan guru, kepala sekolah, dan

    pengawas sekolah. “Karena kunci mutu

    pendidikan yang paling utama terletak ditangan tiga orang ini. Kalau guru, kepala

    sekolah dan pengawasnya profesional,

    walaupun kondisi sarana prasarana sekolah

    kurang mendukung, saya yakin mutu

    pendidikannya akan tetap meningkat,” kata

    Surya Dharma.

    Surya Dharma menegaskan, cara

    mengajar guru-guru kita dewasa ini, dengan

    kondisi siswa yang ada sekarang, harus

    berbeda dengan cara guru mengajar pada

    zaman dulu. Hal ini karena perkembangan

    ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang

    sudah berkembang sangat pesat, yang

    mempengaruhi perkembangan siswa

    maupun dunia pendidikan. “Misalnya dulu

    kita hanya bisa mendengarkan musik dari

    piringan hitam. Cari kaset saja susahnyabukan main. Sekarang, anak-anak bisa

    dengan mudah mengunduh musik di

    internet,” katanya.

    Begitu pula cara berkomunikasi, sudah

    berubah total. Dulu untuk berkomunikasi

    dengan saudara yang tinggal agak jauh

    sulit sekali. Fasilitas telepon sangat terbatas,

    hanya dimiliki orang-orang tertentu.

    Sekarang, rasanya tidak ada satu pun guru

    yang tidak memiliki handphone. Cukup

    banyak pula guru yang sudah memiliki

    blackberry. Jadi cara berkomunikasi

    masyarakat sudah berubah luar biasa.

    10

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    11/64

    11PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012 

    “Pada waktu saya sekolah di Amerika dulu,

    komunikasi dengan keluarga melalui surat,

    dan baru sampai di Indonesia setelah

    sekitar dua minggu. Sekarang bisa pakai

    skype”, katanya.

    Cara pembayaran atau transaksi jugaberubah. Pada masa lalu, dagang dilakukan

    dengan cara barter. Misalnya beras ditukar

    dengan sapi, kelapa ditukar dengan

     jagung, dan semacamny a. Seka rang,

    transaksi pembayaran bisa dilakukan

    secara online. Pesan tiket pesawat, hotel,

    atau belanja keperluan sehari-hari bisa

    dilakukan melalui internet.

    Saat ini, lanjut Surya Dharma mengutip

    buku tersebut, sekitar 620 juta orang

    setiap hari mengakses mesin pencari

    google. Kurang lebih 120 juta orang

    menggunakan blog, 260 juta orang

    berkomunikasi via facebook, dan sekitar

    2 miliar manusia setiap hari menjelajah

    youtube. Di negara-negara maju, setiap

    100 orang terdapat 62 yang menggunakan

    internet. Sedangkan di negara-negara

    berkembang, dari 100 orang baru 17 saja

    yang berselancar ke dunia maya.

    P e r k e m b a n g a n t e k n o l o g i

    komunikasi dan informasi (ICT) itu telah

    memungkinkan para siswa memperoleh

    pengetahuan yang berlimpah. Dunia maya

    menyajikan sumber informasi yang luarbiasa bagi penambahan pengetahuan.

    Kalau guru tidak memanfaatkan ICT,

    tentu akan ketinggalan informasi dan

    pengetahuannnya. Oleh karena itu, guru,

    kepala sekolah, dan pengawas harus

    familiar dengan ICT, serta terus menerus

    meng-update pengetahuannya.

    Di negara-negara

    maju, orang bekerja

    p a d a u m u m n y a

    m e n g g u n a k a n

    fasi l i tas inte r ne t .Surya Dharma punya

    pe ng alam an saat

    magang diEducational

    Testing Service  (ETS),

    A m e r i k a S e r i k a t ,

    beberapa tahun silam.

    Di sana, kalau mau

    rapat undangannya

    disampaikan via email.

    Hasil-hasil rapat juga

    dikomunikasikan via

    email masing-masing

    atau melalui intranet,

    sehingga benar-benar mengurangi

    penggunaan kertas cetak atau  paperless.

    Para karyawan setiap saat membuka

    email, untuk mengecak apakah ada

    undangan rapat atau ada hasil-hasil rapat

    yang dikomunikasikan. “Sementara dimasyarakat kita, kalau mau rapat harus ada

    undangannya dulu secara tertulis. Kalau

    tidak ada undangan yang tercetak, tidak

    mau datang,” katanya.

    Cara belajar anak-anak juga mengalami

    perubahan luar biasa. Mereka tidak lagi

    mengandalkan guru dan buku sebagai

    satu-satunya sumber belajar. Mereka

    setiap saat bisa mencari pengetahuan

    di internet. Oleh karena itu, pendekatan

    yang digunakan guru dalam pembelajaran

     juga harus berubah, harus lebih berperan

    sebagai fasilitator pembelajaran. Guru

     juga dituntut tidak boleh gagap teknologi

    informasi, dan memposisikan dirinya dua

    langkah di depan murid-muridnya.

    “Internet sungguh membantu kita baik

    di dunia kerja maupun di dunia pendidikan,

    karena di situlah sumber informasi dan

    sumber pembelajaran yang dapat kita

    akses.  Internet telah merubah cara kita

    bekerja, cara kita hidup, cara kita bermain,

    cara siswa belajar, dan cara guru mengajar,”

    kata Surya Dharma.

    Ke pe m im pinan ke pala se kolahparadigmanya juga harus berubah.

     Tidak boleh menggunak an pendekatan

    otoriter, tetapi harus bersifat kolegial.

    Kata Surya Dharma, kepala sekolah jangan

    hanya mengurusi RKB (ruang kelas baru),

    pengelolaan administrasi keuangan,

    pengelolaan dana Bantuan Operasional

    Siswa (BOS), membuat proposal, sibuk

    mencari dana bantuan (block grant ), dan

    semacamnya. “Juga jangan mengurusi

    politik, meskipun terselubung,” ujarnya.

    “Kepala sekolah harus menjadi

    instructional leadership  (kepemimpinanpembelajaran). Pola kepemimpinannya

    harus diarahkan sepenuhnya kepada

    pembelajaran. Fokusnya harus pada

    pencapaian prestasi akademik siswa,

    pada mutu sekolah. Ia harus membangun

    lingkungan belajar yang baik, mendorong

    guru melakukan membelajarkan secara

    tepat, mengunjuni kelas, berkolaborasi,

    dan m e m bang un jar ing an untuk

    meningkatkan mutu sekolah,” tandas

    Surya Dharma.

     

    Surya Dharma juga prihatin dengan

    hasil berbagai lembaga survei internasional

    menyangkut kemampuan prestasi belajar

    siswa, terutama dalam kemampuan

    membaca, matematika, dan sains. Berbagai

    lembaga survei internasional yang

    namanya kondang dan secara periodik

    melakukan tes adalah PIRLS (Progress in

    International Reading Literacy Study ), TIMSS

    (Trends in International Mathematics and

    Science Study ), dan PISA (Programme forInternational Student Assessment ).

    PIRLS adalah survei kemampuan

    m e m baca y ang dir ancang untuk

    mengetahui kemampuan anak sekolah

    dasar (SD/MI) dalam memahami beragam

    bacaan dengan cara melibatkan anak-anak

    itu dalam proses membaca. PIRLS dirancang

    11PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012 

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    12/64

    12

    untuk mengukur kecenderungan prestasi

    membaca anak dalam sklus lima tahunan.

    Fokus survei mencakup dua aspek,

    yakni membaca cerita/karya sastra,

    dan membaca untuk memperoleh dan

    menggunakan informasi.

     TI MSS adal ah st udi in ternas ional

    untuk kelas IV (SD/MI) dan VIII (SMP/

    MTs) dalam bidang matematika dan

    IPA yang diselenggarakan setiap empat

    tahun. Sedangkan PISA adalah survei

    untuk meneliti secara berkala tentang

    kemampuan siswa usia 15 tahun (kelas IX

    SMP dan X SMA) dalam membaca (reading

    literacy ) , matematika (mathematics

    literacy ), dan IPA (scientific literacy ).

    Hasi l studi dar i t ig a le m bag a

    internasional yang dilakukan secara

    periodik itu menunjukkan bahwa prestasi

    belajar anak-anak kita dalam bidang

    membaca, matematika, dan IPA jauh

    ketinggalan dibanding negara-negaralain. Memang ada sejumlah siswa yang

    mengukir prestasi cemerlang dengan

    menyabet gelar juara pada berbagai ajang

    olimpiade keilmuan tingkat internasional.

    Mereka adalah sedikit saja dari anak-anak

    kita yang berkelas dunia. Namun, dari hasil

    studi tiga lembaga itu justru membuat kita

    merasa miris, betapa jauhnya perbedaan

    mutu pendidikan kita dibanding dengan

    mutu pendidikan negara lain.

    Sebagai contoh, pada studi PIRLS

    tahun 2006 dalam kemampuan membaca

    menunjukkan bahwa skor rata-rata literasi

    membaca siswa kita adalah 407 atau

    dibawah skor rata-rata negara peserta

    PIRLS. Nilai anak-anak Indonesia berada di

    posisi kelima dari urutan paling bawah dari

    30 negara peserta, atau sedikit lebih tinggi

    dari Qatar (356), Kuwait (333), Maroko (326),

    dan Afrika Utara (304).

    Begitu pula hasil studi TIMSS yang

    fokus meneliti kemampuan anak dalam

    bidang matematika dan IPA, maupunhasil studi PISA yang mendalami tiga

    kemampuan dasar (membaca, matematika,

    dan IPA) juga menunjukkan bahwa mutu

    pendidikan kita berada di peringkat bawah.

    Pada studi PISA tahun 2006 yang berfokus

    pada literasi IPA, misalnya, kemampuan

    siswa Indonesia berada di peringkat 50 dari

    57 negara peserta.

    S u r y a D h a r m a m e n c e r m a t i ,

    ke m am puan akade m ik anak-anak

    Indonesia berdasarkan sejumlah lembaga

    survei internasional itu nilainya rendahlantaran tidak memiliki kemampuan yang

    memadai dalam memecahkan masalah

    ( problem solving) dan berpikir kritis (critical

    thinking). Padahal, tiga lembaga survei

    tersebut menekankan pada dua aspek itu.

    Anak-anak dari negara-negara yang

    pendidikannya maju, seperti Singapura,

    Korea, Jepang, Taiwan, sejak di bangku

    SD sudah biasa diajarkan memecahkan

    masalah dan berpikir kritis, sehingga

    berdasarkan hasil-hasil survei tersebut

    posisinya selalu di atas. “Tapi siswa-siswa

    kita, begitu dihadapkan pada tes yang

    berkategori dua aspek itu, langsung

     jeblok. Padahal problem solving dan critical

    thinking merupakan ciri pembelajaran

    abad 21,” tandasnya.

    Dalam pandangan Surya Dharma,

    lemahnya kemampuan murid-murid

    Indonesia dalam aspek pemecahan

    masalah dan berpikir kritis itu lantaran

    pendekatan pembelajaran kita masih

    didominasi hafalan (memorizing). Selainitu, kurikulum yang ada juga kurang

    mendukung. Padahal  pro ble m sol vin g 

    dan critical thinking mestinya diberikan

    pada semua mata pelajaran. “Kuncinya

    untuk mengajarkan dua hal itu ada pada

    guru. Karena itu guru dituntut memiliki

    kemampuan dalam pembelajaran yang

    menekankan pada pemecahan masalah

    dan berpikir kritis, karena hal ini sudah

    merupakan tuntutan abad 21,” ujarnya.

     Terkait pendekatan pembelajaran yang

    menekankan pada dua aspek tersebut

    untuk menghadapi abad 21, menurut Surya

    Dharma, ada empat komponen utama yang

    harus diperhatikan, yakni karakteristik

    siswa itu sendiri, kurikulum, guru, serta

    kepala sekolah dan pengawas. Inilah empat

    kunci untuk mewujudkan pembelajaran

    yang berbasis pemecahaan masalah dan

    berpikir kritis.

    Pertama, kita harus melihat karakteristik

    siswa kita. Kalau ita bicara who we teach,

    siapa yang kita didik, harus kita lihat anak

    12

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    13/64

    13PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012 

    didik itu nantinya hidup pada abad 21 atau

    masih hidup pada abad 20. Karena kita

    mendidik anak-anak kita untuk hidup pada

    abad 21, maka cara mengajar guru juga

    harus berbeda dengan abad 20.

    Kedua, kurikulum atau materi yangdiajarkan. Kita juga harus mencermati apa

    yang diajarkan guru, atau what we teach.

    Ia menyambut baik rencana Kemdikbud

    yang akan segera merubah kurikulum, yang

    diharapkan materinya lebih sesuai dengan

    kebutuhan abad 21 untuk mendukung

    pola pembelajaran yang menekankan

    pemecahan masalah, berpikir kritis, inovatif,

    dan kewirausahaan (entrepreneurship ).

     Terka it dengan ku ri ku lum in i, si stem

    evaluasinya juga harus dibenahi, yang bisa

    mendukung dua kemampuan tersebut.

    Guru dituntut mampu mengembangkan

    model evaluasi yang mendorong murid-

    muridnya termotivasi untuk memecahkan

    masalah dan berpikir kritis.

    Ketiga, peningkatan kompetensi guru.

    Inilah sebenarnya kunci paling penting

    untuk mendukung terwujudnya model

    pembelajaran abad 21 tersebut. Guru tidak

    boleh merasa puas dengan kemampuan

    yang dimilikinya, dan terus berpangku

    tangan atau pasif menunggu pelatihan.

    Mereka harus terus meningkatkan kualitas

    pembelajarannya. Mereka juga mestimelakukan pengembangan keprofesian

    berkelanjuatan (continuing professional

    de v e lopm e nt/  CPD) secara mandiri ,

    apalagi sekarang fasilitas internet sangat

    memungkinkan.

    Pengembangan profesi i tu bisa

    menyangkut kedalaman matapelajaran

    yang diampunya maupun kemampuan

    pedagodi knya. Pengetahuannya harus

    terus di-charge. Di Amerika Serikat, misalnya,

    CPD wajib dilakukan guru setiap tahun.Mereka harus men-carge pengetahuannya,

    paling tidak 100 jam dalam setahun. “Kalau

    kompetensi guru tidak diperbaiki, tentu

    berdampak buruk bagi murid-muridnya,”

    ujarnya.

    Rendahnya kompetensi guru-guru kita

    itu tergambar jelas dari hasil Uji Kompetensi

    Awal (UKA) bagi calon peserta sertifikasi dan

    Uji Kompetensi Guru (UKG) bagi guru yang

    sudah bersertifikat yang dilaksanakan tahun

    ini, yang hasilnya memprihatinkan lantaran

    nilai rata-rata nasional kurang dari 50.

    Surya Dharma berpesan agar para guru

    pendidikan menengah cepat beradaptasi

    dalam menghadapi perubahan dunia di

    abad 21 ini. Guru tidak cukup lagi hanya

    mengajarkan kemampuan baca, tulis, hitung,

    tetapi juga harus mengajarkan belajar

    berpikir kritis, keterampilan memecahkan

    masalah, inovasi, kreativitas, kemampuan

    berkomunikasi, membangun kerjasama,

    dan kemampuan memanfaatkan teknologi

    komunikasi dan informasi. Oleh karena

    itu, sebelum guru mengajarkan berbagai

    kompetensi itu kepada anak didiknya,mereka sendiri harus menguasainya

    Cara mengajar guru juga tidak bisa

    lagi otoriter. Dulu guru memukul siswa

    merupakan hal yang biasa, sekarang tidak

    boleh lagi. Guru berada di baris terdepan

    dalam menentukan keberhasilan proses

    pembelajaran.

    Keempat , kemampuan kepala sekolah

    dan pengawas. Seorang kepala sekolah

    harus mampu mewujudkan sekolah

    yang efektif. Lingkungan sekolah harusbenar-benar kondusif, dan dikondisikan

    sedemikian rupa sehingga bisa mendukung

    terjadinya proses pembelajaran yang baik.

    Begitu pula pengawas, harus memiliki

    kemampuan yang memadai baik dalam

    aspek supervisi akademik maupun

    manajerial, dan berada dua langkah di

    depan guru maupun kepala sekolah.

    Yang juga cukup menarik, tahun lalu

    Surya Dharma berkunjung ke Singapura

    bersama Sekjen Kemdikbud dan sejumlah

    pejabat lain, untuk melihat pendidikan

    di sana. Ternyata di Singapura, sekarang

    yang menjadi perhatian adalah pendidikan

    karakter. Bagi mereka, kemampuan problem

    solving dan critical thinking sudah otomatis

    diajarkan sejak di SD. Sementara di negara

    kita, baik kemampuan pemecahan masalah,

    berpikir kritis, maupun pendidikan karakter

    baru mulai dilakukan.

    Dalam pandangan Surya Dharma,

    perubahan paradigma pembelajaran untuk

    menyiapkan anak-anak hidup pada abad

    21 merupakan hal yang sangat vital. Dalam

    agama Islam juga diperintahkan, didiklahanak-anakmu sesuai dengan zamannya

    ketika hidup nanti. Selain itu, Surya Dharma

     juga terk esan dengan peri ngatan dari

    John Dewey, seorang filosof pendidikan

    dari Amerika Serikat, yang menyatakan:

    “If we teach today as we taught yesterday,

    then we rob our children of tomorrow ”. Jika

    cara mengajar kita sekarang sama dengan

    cara mengajar guru-guru pada masa lalu,

    hal itu sama saja dengan merampas masa

    depan anak.

    Maka, kata Surya Dharma, guru-guru kitaperlu merenung dan bertanya pada dirinya

    masing-masing, apakah yang dilakukan

    selama ini sudah benar-benar menyiapkan

    masa depan anak-anak didiknya dengan

    baik, atau justru sebaliknya lebih banyak

    merampas masa depan mereka. “Kalau

    yang dilakukan guru ternyata belum

    menyiapkan kemampuan murid-muridnya

    untuk menghadapi kehidupan masa

    depan, mereka harus segera merubah

    paradigma pembelajarannya”, tuturnya.

    SAIFUL ANAM

    13PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012 

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    14/64

    14

    Sejak ia menjadi guru, Drs. I

    Nyoman Darta, M.Pd., tak

    pernah bermimpi kelak akan

    m e n j a d i k e p a l a s e k o l a h

    terbaik di Indonesia. Sejarah mencatat

    pada 16 Agustus 2007 lalu, I Nyoman

    Darta ditahbiskan sebagai Kepala SMA

    Berprestasi . Nyoman Darta, ketika

    itu Kepala SMA Negeri 1 Singaraja,

    menyisihkan 32 kepala SMA lainnya wakil

    dari seluruh provinsi di Indonesia. Yang

    menjadi kebanggaan bagi Pak Darta, yang

    kini menjabat Kepala SMAN Bali Mandara

    (Sampoerna Academy), Singaraja, adalah

    kepala SMA pertama yang menyabet

    penghargaan bergengsi sebagai Kepala

    SMA Berprestasi Tingkat Nasional, melalui

    serangkaian seleksi dari kabupaten/kota.

    Sebenarnya penghargaan kepada

    kepala SMA berprestasi sudah digelar sejak

    tahun 2006. Ajang ini diselenggarakan

    Direktorat Tenaga Kependidikan (Dit.

     Tendik), yang berada di bawah DirektoratJenderal Peningkatan Mutu Pendidik

    dan Tenaga Kependidikan (Dit jen

    PMPTK). Namun penghargaan kepala

    sekolah berprestasi tahun 2006 menjadi

    kurang “bergengsi” lantaran seluruh

    kepala sekolah dari 33 provinsi mendapat

    penghargaan yang sama. “Penghargaan

    diberikan langsung kepada seluruh

    wakil dari tiap provinsi. Tanpa ada seleksi

    seperti tahun 2007,” kata Surya Dharma,

    M.P.A., PhD, Direktur Pendidik dan Tenaga

    Kependidikan Pendidikan Menengah.Penghargaan kepada kepala sekolah

    berprestasi tahun 2007 itu juga diberikan

    kepada kepala TK, SD, dan SMP. Sejarah juga

    mencatat Direktorat Tendik, yang ketika itu

    dipimpin Surya Dharma, memberikan

    penghargaan kali pertama disematkan

    kepada pengawas sekolah berprestasi. Di

    era Surya Dharma pula, penghargaan juga

    diberikan kepada para kepala sekolah dan

    pengawas sekolah TK dan SD berdedikasi,

    yakni penghargaan kepada kepala dan

    pengawas TK dan SD yang bertugas di

    daerah terpencil.

    Pemberian penghargaan kepada kepala

    sekolah dan pengawas sekolah patutlah

    disyukuri, mengingat selama bertahun-

    tahun se be lum ny a, pe ng har g aan

    hanya diberikan kepada guru. Apresiasi

    pemerintah kepada guru diwujudkan

    melalui ajang pemilihan “guru teladan”

    yang diadakan sejak tahun 1972. Ajang ini

    berlangsung tiap tahun hingga tahun 1997.Mulai era reformasi, kurun 1998-2001,

    pemilihan guru teladan dilaksanakan

    hanya sampai tingkat provinsi. Setelah

    ada evaluasi dan mendapat masukan dari

    berbagai kalangan, baik guru maupun

    pengelola pendidikan di kabupaten, kota,

    dan provinsi, pemilihan guru teladan

    ditingkatkan kualitasnya menjadi pemilihan

    guru berprestasi tingkat nasional. Frasa

    “guru berprestasi” bermakna “prestasi

    dan keteladanan” guru. Penyelenggaraan

    pemilihan guru berprestasi dilaksanakan

    kali pertama tahun 2002. Seleksinya secara

    bertingkat, dimulai dari tingkat satuan

    pendidikan, kecamatan, kabupaten/kota,

    provinsi dan tingkat nasional.

    Apresiasi tinggi pada profesi guru itu

    bukan hanya fenomena di Indonesia.

    N a m u n m e n j a d i t u n t u t a n d u n i a

    internasional. Negara-negara dunia yang

    tergabung dalam Perserikatan Bangsa-

    Bangsa (PBB) merujuk pada rekomendasi

    ILO dan UNESCO, organisasi di bawahPBB, yang mengeluarkan Status Guru

    (The Status of Teachers) tahun 1966. Kata

    “status” pada Status Guru itu bermakna

    bahwa kedudukan dan penghormatan

    yang diberikan kepada guru harus sesuai.

    Di Indonesia profesi guru dinaungi dan

    dilindungi secara hukum oleh Undang-

    Undang, yaitu UU Nomor 14 Tahun 2005

    tentang Guru dan Dosen dan amanah

    Pasal 40 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang

    Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).

    Khusus untuk guru pendidikan

    menengah, di era Direktorat Pendidik

    TINTA EMAS UNTUK

    PTK DIKMEN TERBAIK 

    Drs. I Nyoman Darta, M.Pd., Kepala SMA Berprestasi 2007, menerima ucapan selamatdari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Guru Nasional 2007

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    15/64

    15PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012 

    dan Tenaga Kependidikan Pendidikan

    M e n e n g a h ( D i t . P P T K D i k m e n ) ,

    penghargaan guru berprestasi diberikan

    kepada guru SMA dan guru SMK.

    Penghargaan guru SMK berprestasi baru

    pertama kali diberikan di tahun 2012.Sebelumnya, guru SMK berkompetisi

    dengan guru SMA dalam memperebutkan

    predikat guru SMA/SMK berprestasi

    nasional.

    Khusus untuk guru pendidikan khusus,

    Dit. PPTK Dikmen menyelenggarakan

    Lomba Kreativitas Guru SMALB yang mulai

    digelar sejak 2011. Juara pertama yang

    muncul adalah Solbi, S.Pd., guru SMALB

    Prof. Dr. Sri Soedewi, Jambi. Penghargaan

    lainnya kepada guru pendidikan khusus

    adalah predikat “guru pendidikan khusus

    berdedikasi”. Tahun 2011, predikat guru

    berdedikasi hanya disematkan untuk guru

    SMA dan SMK yang bertugas di daerah

    khusus.

    Makna “guru pendidikan menengah

    berdedikasi” diperluas bukan hanya pada

    sisi geografis, melainkan juga pengorbanan

    dan kesabaran guru dalam mengajar anak-

    anak berkebutuhan khusus. “Perluasan

    makna berdedikasi ini penting lantaran

    guru-guru pendidikan khusus sangat

    menekankan pendekatan khusus pula

    dalam menghadapi murid-muridnya.Menghadapi anak-anak berkebutuhan

    khusus dengan berbagai kesulitan,

    kekurangan dan ketidakmampuannya,

    perlu sesuatu yang ekstra dari seorang

    guru. Pada saat ia menghadapi mereka

    dengan tekun, sabar, dengan bermacam-

    macam pendekatan, maka hal itu juga

    layak disebut berdedikasi,” kata Drs. Subahi

    Idris, MM, Kepala Subdit PTK Pendidikan

    Khusus dan Layanan Khusus, Dit. PPTK

    Dikmen.

     P e n g h a r g a a n k e p a d a t e n a g a

    kependidikan bukan bersifat politis atau

    sekadar mengikuti ajang pemberian

    penghargaan kepada guru. Penghargaan

    kepada tenaga kependidikan diberikan

    melalui serangkaian seleksi yang ketat. Di

    era Direktorat Tendik, seleksi untuk kepala

    sekolah dan pengawas sekolah di jenjang

     TK, SD, dan SMP dimul ai dari tingk at

    kecamatan. Sedangkan untuk jenjang

    kepala dan pengawas SMA/SMK seleksi

    dimulai dari tingkat kabupaten/kota.

    Mereka yang terbaik di tiap kota/

    kabupaten akan berlaga di tingkat

    provinsi, untuk dipilih menjadi yang

    terbaik mewakili provinsi dan berlaga

    di level nasional. Para peserta telah

    menjalani uji kompetensi. Mereka jugatelah melawati serangkaian tes yang

    cukup berat. Di level nasional mereka

    mengikuti psikotes, presentasi ilmiah,

    dan wawancara menggunakan bahasa

    Inggris. “Pemberian penghargaan kepada

    kepala sekolah dan pengawas sekolah

    merupakan upaya pemerintah dalam

    memberikan motivasi, penghargaan,

    dan dorongan kepada kepala sekolah

    maupun pengawas sekolah untuk terus

    melakukan peningkatan mutu,” kata

    Surya Dharma.Pemberian penghargaan kepada

    pengawas sekolah dan kepala sekolah

    berprestasi itu patut dicatat dengan

    tinta emas. Sebab penghargaan itu

    diber ikan mendahului terbitnya

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

    (Permendiknas) Nomor 12 Tahun 2007

    tentang Standar Pengawas Sekolah/

    Madrasah dan Permendiknas Nomor

    13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

    Sekolah/Madrasah. Kedua Permendiknas

    itu menjadi acuan standar minimal yang

    harus dipenuhi para pengawas sekolah

    dan kepala sekolah meliputi standar

    kualifikasi dan kompetensi.

    Di era Direktorat Tendik, perhatian

    besar juga diberikan kepada tenaga

    administrasi, tenaga perpustakaan dan

    tenaga laboran. Sejak 2008, Direktorat Tendik meny elenggara kan Lo mba

    Kreativitas dan Inovasi untuk Tenaga

    Administrasi, Tenaga Perpustakaan, dan

     Tenaga Laboran. “Lombanya semacam

    penulisan Best Practices. Tujuannya untuk

    memotivasi, mengangkat harkat dan

    martabat tenaga pustakawan sekolah,

    tenaga administrasi sekolah dan tenaga

    laboratorium sekolah,” kata Drs. Prasetyo

     Tri Atmojo, MM, Kepala Subdit PTK SMK,

    Dit. PPTK Dikmen, yang juga pernah

    menjabat Kepala Subdit Penghargaandan Perlindungan, Direktorat Tendik.

    Lomba untuk tenaga adiministrasi,

    tenaga perpustakaan, dan tenaga

    laboratorium itu sudah mengacu pada

    standar kompetensi. Yakni Permendiknas

    Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar

     Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah,

    Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008

    tentang Standar Tenaga Perpustakaan

    Sekolah/Madrasah dan Permendiknas

    Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar

     Tenaga Laboran Sekolah/Madrasah. 

    DIPO HANDOKO

    Para kepala sekolah dan pengawas sekolah berpretasi nasionaltahun 2008 menerima penghargaan dari Presiden Susilo Bambang

     Yudhoyono pada peringatan Hari Guru Nasional 2008

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    16/64

    16

    Drs. Marjohan, M.Pd.Juara 1 Guru SMA Berprestasi Nasional 2012

    Berharap Juara Harapan,Justru Jadi Juara Pertama

    Mengikuti pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Berprestasi 2012

    sama sekali tidak pernah terpikirkan dalam benak Drs. Marjohan, M.Pd. Guru

    SMA Negeri 3 Batusangkar, Provinsi Sumatera Barat ini sama sekali tidak memi-

    liki rencana untuk mengikuti ajang tahunan bagi para PTK Berprestasi tersebut.

    “Tiba-tiba Bapak Kepala Sekolah menganjurkan agar saya ikut seleksi Guru

    Berprestasi. Namun saya tidak langsung menerima, karena saya merasa sudah cukup

    banyak memiliki pengalaman dan biarlah guru-guru lainnya memiliki kesempatan yang

    sama seperti saya,” terang alumni S-1 Bahasa Inggris Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    (IKIP) Padang ini. “dulu tahun 1998, saya sudah pernah mengikuti pemilihan Guru Teladan.Malah saya bisa meraih peringkat dua Guru Teladan Tingkat Provinsi Sumatera Barat,”

    imbuhnya

    Namun Kepala Sekolah tetap bersikukuh untuk mengajukan nama Marjohan sebagai

    wakil dari SMAN 3 Batusangkar. Ia pun tidak bisa menolak lagi dan mencoba menyikapi

    tugas tersebut itu dengan serius. Kepercayan

    kepala sekolah mampu dijawab dengan baik oleh

    Marjohan. Ia berhasil menjadi juara pertama

    di tingkat provinsi dan mendapat reward   dari

    pemerintah Sumatera Barat untuk menunaikan

    ibadah Haji ke tanah Suci.

    Kegemilangan Marjohan tidak berhenti hanya

    tingkat provinsi saja. Bahkan kala pemilihan

    PTK Berprestasi tingkat nasional dilaksanakan

    September 2012 lalu di Jakarta, ia juga menjadi

    yang terbaik dari seluruh peserta yang ada

    dengan meraih juara pertama Guru

    Berprestasi tingkat nasional.

    “Saya merasa senang,

    terharu, tak terbayangkan, semua

    bercampur-aduk jadi satu saat nama saya

    disebut sebagai juara pertama. Semua

    orang sekitar memberi ucapan selamat,”

    katanya. Ucapan selamat, lanjut Marjohan,

    tidak hanya datang dari para guru, mereka

    yang merasa punya hubungan darah

    dengan ranah Minang juga datang

    menyodorkan tangan dan berucap.“Saya tidak bisa berkata-kata lagi. Hanya

    Syukur Alhamdulillah atas semua yang

    saya raih. Juga ucapan terima kasih pada

    semua teman yang telah mendukung

    perjalanan saya sampai di tingkat nasional.

     Tentunya, semua ini tidak akan bisa saya

    dapat jika tidak ada teman-teman semua,”

    ucapnya lagi.

    GIAT MEMBACA DAN

    MENULISKeinginan Marjohan untuk menjadiguru sudah ia rencanakan sejak lama.

    Meskipun ia dibesarkan oleh ayah seorang

    prajurit polisi dan ibu seorang petani

    kecil, Marjohan merasa mantap untuk

    menjadi seorang guru. Setelah lulus dari

    SMA Negeri 1 Payakumbuh tahun 1977,

    ia memutuskan untuk mendaftar sebagai

    mahasiswa pendidikan Bahasa Inggris

    IKIP Padang.

    Sejak menjadi mahasiswa, ia tahu

    bahwa seorang mahasiswa harus kreatif

    dan inovatif. Marjohan pun memperkaya

    pengalamannya dengan mengikuti

    kegiatan seperti aktif di Masjid kampus dan

     juga menjadi Pemandu Wisata Sumatera

    Barat serta menerima pesanan terjemah

    untuk melatih kemampuan akademik

    dan sekaligus bisa memperoleh sedikit

    uang jajan.

    “Sejak kuliah saya sudah punya target

    dalam membaca dan melatih menulis.

    Saya membuat target untuk membaca

    sekitar 100 halaman perhari,” terangnya.

    “se m e ntar a untuk m e m pe r dalamkemampuan bahasa Inggris, saya membaca

    amun epa a e o a tetap ers u u untu m enga u an nama ar o an se aga

    wa ar atusang ar. a pun t a sa meno a ag an menco a meny ap

    ugas tersebut itu dengan serius. Kepercayan

    kepala sekolah mampu dijawab dengan baik oleh

    Marjohan. Ia berhasil menjadi juara pertama

    di tingkat provinsi dan mendapat reward   dari

    pemer nta umatera arat untu menuna an

    ibadah Haji ke tanah Suci.

    Kegemilangan Marjohan tidak berhenti hanya

    tingkat provinsi saja. Bahkan kala pemilihan

    PTK Berprestasi tingkat nasional dilaksanakan

    eptem er a u a arta, a uga men a

    yang ter a ar se uru peserta yang a a

    dengan meraih juara pertama Guru

    Berprestasi tingkat nasional.

    aya merasa senang,

    16

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    17/64

    17PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012 

    satu majalah bahasa Inggris setiap minggu,”

    tambahnya. Tidak berhenti sampai di situ,

    Marjohan juga mengasah kemampuan

    menulisnya dengan cara membaca buku

    biografi tentang penulis terkenal kemudian

    menuliskan pengalaman paling kurang 2

    halaman folio per hari.

    Seperti itulah yang dilakukan Marjohan

    selama 4 tahun masa kuliahnya. Sampai

    akhirnya ia mampu merampungkan

    pendidikan sarjananya sesuai dengan

    target dan lulus pada tahun 1981. Di sinilah

    tantangannya sebagai guru telah dimulai.

    Ia mengawali karier mengajarnya di SMA

    Negeri 1 Lintau. Marjohan juga membuat

    refleksi diri bahwa ia harus menjadi guru

    yang berbeda, guru yang menguasai

    berbagai kemampuan.

    “Saya bertekad untuk menjadi guru

    yang memiliki berbagai kemampuan. Saya

     juga cukup aktif melibatkan diri dalam

    pergaulan sosial seperti mengunjungirumah orang tua siswa, ikut kegiatan

    masjid, aktif dengan kegiatan sekolah dan

    mempersiapkan kegiatan mengajar, serta

    melaksanakan tugas sebagai guru.”

    Kebiasaaan yang ia bangun selama

    masa kuliah juga tetap dijalankannya agar

    ia selalu terbiasa untuk mengembangkan

    diri. Sampai tak terasa 14 tahun sudah ia

    mengabdikan diri di SMA Negeri 1 Lintau

    yang berlokasi di daerah pedesaan. Untuk

    penyegaran ia pun bermaksud untuk hijrah

    ke sekolahnya dulu di Payakumbuh. Iadiizinkan untuk mengabdi di sekolah baru,

    SMA Negeri 3 Batusangkar, sebuah sekolah

    unggulan di Kab. Tanah Datar.

    “Mengabdi di sekolah unggulan dengan

    rekruitmen guru berdasarkan skor TOEFL

    dan TPA untuk Test Potensi Akademik,

    serta rekruitmen siswa yang cukup selektif

    memberi peluang yang besar bagi saya

    untuk mengembangkan profesionalisme

    sebagai seorang guru,” katanya. “tantangan

    dari lingkungan membuat saya mampu

    membaca banyak buku, dan juga mampu

    menulis lebih banyak artikel. Anak didik

     juga lebih gampang untuk dib imbing

    sehingga mereka mampu meraih juara

    sampai ke tingkat provinsi dan bahkan ke

    tingkat nasional,”imbuh Marjohan.

    S e l a i n i t u , k e s e m p a t a n u n t u k

    melanjutkan pendidikan ke jenjang

    pascarjana lebih terbuka lebar bagi guru-

    guru sekolah unggulan. Tahun 2008, ia

    tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana

    Universitas Negeri Padang (UNP). Kebiasaanmembaca dan menulis sangat membantu

    Marjohan dalam menyelesaikan kuliah

    dan dalam merampungkan penulisan

    tesis. Akhirnya ia mampu menyelesaikan

    perkuliahan pascasarjana sesuai dengan

    target waktu dengan IPK cum-laude.

    Setelah meraih pendidikan master,

    kemampuannya terasa lebih meningkat

    hingga mampu menerbitkan 4 buku pada

    penerbit Yogyakarta dan beredar pada

    toko-toko buku di Indonesia.

     JUARA DARI JAWAPada pertengahan Agustus lalu, seluruh

    PTK peraih peringkat 1 di Sumatera Barat

    diundang untuk berkumpul di Padang.

    Semuanya ada 13 orang yang mewakili

    guru- guru pertingkat, kepala sekolah per

    tingkat dan juga pengawas sekolah. Agar

    utusan Sumatera Barat bisa berkiprah

    di tingkat nasional, panitia provinsi juga

    mengundang seorang ahli yang punya

    pengalaman dalam urusan seleksi guru

    berprestasi tingkat nasional. Dalam acarapembekalan yang dilaksanakan di Hotel

    Mariani Padang, Drs.Syamsurizal,MM

    selaku Kepala Dinas Pendidikan Sumatera

    Barat, memberi pencerahan kepada semua

    peserta.

    “Beliau mengatakan bahwa kami harus

    memiliki rasa percaya diri yang baik.

    17PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012 

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    18/64

    18

    Seseorang yang memiliki rasa percaya

    diri yang mantap, maka ia akan bisa

    menghadapi semua tantangann yang ada di

    depan mata,” katanya. “beliau juga berpesan

    bahwa seorang guru mutlak untuk memiliki

    k a r a k t e r . G u r u y a n g b e r k a r a k t e r

    harus memiliki kemandirian, profesional,dan percaya diri. Atau dalam program

    sertifikasi sekarang dikatakan bahwa

    setiap guru harus memiliki 4 kompetensi,

    yakni kompetensi pedagogik, kompetensi

    profesional, kompetensi kepribadian dan

    kompetensi sosial.”

    Pakar yang diundang oleh Dinas

    Pendidikan Sumbar adalah ibu Dra. Farida

    Ariani, M.Pd, yang sering terlibat sebagai

     juri. Beliau juga bertugas pada P4TK Bahasa

    Jakarta. Dalam acara tersebut, ia hanya

    memberikan wawasan secara umum

    bagaimana agar setiap peserta utusan

    Sumatera Barat bisa mempersiapkan diri.

    Dari pengalaman setiap tahun biasanya

    peserta yang hebat banyak datang dari

    Jawa Timur, Jawa Tengan dan DKI Jakarta.

    Namun utusan Sumatra Barat harus tetap

    optimis bahwa yang menentukan nasib

    menang atau kalah adalah mereka sendiri.

    Akhirnya tanggal 3 September 2012 yang

    ditunggu pun tiba. 13 orang peserta

    utusan Sumatera Barat untuk seleksi PTK

    yang berprestasi berkumpul di Bandara

    Minangkabau, Padang.“Selama dalam penerbangan saya

    m e n c o b a

    m e n g h i t u n g -

    hitung kekuatan

    dan potensi diri ,

    tentu saja teman-

    teman yang lain j u g a d e m i k i a n .

    Popularitas kota dan

    orang Jawa, kadang-

    kadang membuat

    rasa percaya diri

    t i d a k m e n e n t u .

    Pendek kata saya

    terbang tanpa beban

    dan sering berucap

    menjadi juara 1 di

    Sumbar itu sudah

    bagus. Bahkan saya

     juga sering berandai

     jika saja peringkat 1

    itu adalah milik saya

    maka datanglah,

    d a n b i l a t i d a k

    m aka p er gi l ah , ”

    kenangnya.

    Sesampainya di Jakarta, Marjohan sudah

    tak sempat lagi untuk terus berangan. Ia

    disibukkan dengan berbagai kegiatan,

    termasuk seleksi guru berprestasi tingkat

    nasional. Menurutnya, seleksi di tingkat

    nasional tidak seberat seleksi di tingkatprovinsi. Namun yang terasa berat adalah

    perasaan atau beban mental. Saat itu ia

    harus berhadapan dengan utusan-utusan

    terbaik dari setiap provinsi dan jumlah

    mereka lebih besar dibanding saingan saat

    di Provinsi.

    “Meskipun kami ditempatkan di Hotel

    Millenium dengan iklim yang nyaman

    namun pikiran tidak senyaman suasana,

    karena saya terus berpikir bagaimana

    menaklukan soal-soal ujian test tulis

    yang jumlah soalnya tidak sebandingdengan alokasi waktu,” terang Marjohan.

    “selama dua hari kami dihujani oleh

    test tulis sepanjang hari, otak terasa

    lelah dan panitia ujian terlihat juga

    lelah. Dua hari berikutnya kami harus

    mempresentasikan karya ilmiah, dengan

    kuota 1 jam perorang.”

    Bagi Marjohan, ini merupakan saat yang

    menegangkan menghadapi pertanyaan

    demi pertanyaan dari dewan juri. Ia

    harus bisa merespon dan meyakinkan

    dewan juri dengan logika dan dengan

    penuh sopan santun. Selain itu, ia juga

    harus antri giliran untuk presentasi.

    Jadwal tampilnya pukul 22.00. Namun

    Marjohan tidak berada di tempat karena

    harus menunaikan sholat Isya dan jadwal

    tampilnya ditunda pada pagi berikutnya.

    “Ternyata suasana presentasi tidak

    menakutkan seperti yang dibayangkan.

    Alhamdulil lah saya bisa merespon

    semua pertanyaan dewan juru, malah

    saya juga menerima ucapan selamat

    dari juri,”katanya. “selesai presentasi,

    suasana pikran sedikit lega, tetapi sayaharus kembali menyiapkan mental

    untuk mendengar hasil pengumuman,”

    imbuhnya.

    18

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    19/64

    19PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012 

    Karya Tulis Drs. Marjohan, M.Pd.

    NO. JUDUL JENIS PENERBIT

    1  School Healing Buku Insan Mad ani- Yogyakar ta

    2 Generasi Masa Depan Buku Bahtera Buku- Yogyak ar ta

    3 True Story: Tuntutlah Ilmu Sampai Ke Negeri Perancis BukuDiva Press- Yogyakarta(proses Terbit)

    4 True Story: Perjuangan Meraih Gelar Doktor di Jerman BukuDiva Press- Yogyakarta(proses Terbit)

    5Tulisan Internasional(sebagai Penulis dan kolaborator ekspedisi)

    Art ikel Speleologie (1995-2005)

    6Buku Pelajaran- Pendidikan Berbasis Adat MinangkabauKelas 3 SD/ MI 

    Naskah BukuDewan PendidikanKab. Tanah Datar

    7Buku Pelajaran- Pendidikan Berbasis Adat MinangkabauKelas 4 SD/ MI 

    Naskah BukuDewan PendidikanKab. Tanah Datar

    8 Buku Pelajaran- Pendidikan Berbasis Adat MinangkabauKelas 5 SD/ MI 

    Naskah Buku Dewan PendidikanKab. Tanah Datar

    9Buku Pelajaran- Pendidikan Berbasis Adat MinangkabauKelas 6 SD/ MI 

    Naskah BukuDewan PendidikanKab. Tanah Datar

    10 Perilaku- Perilaku Penuh Pesona Naskah Buku

    11 Kumpulan 102 judul artikel ArtikelTerbit pada koran Singgalang,Haluan, Canang, Serambi Post

    12  Maximal School  Naskah Buku

    13 Parenting: Anakku- Muridku Naskah Buku

    14  Menjadi Orang Terdepan- The Road To Success Naskah buku

    15 Pengalaman berharga menjadi warga dunia Naskah buku

    16  Jalan-jalan Tiga Propinsi  Naskah buku

    MENANTI JUARA HARAPANJumat 7 September 2012 lalu seperti

    menjadi hari yang sangat lambat bagi

    Marjohan, karena hari itu merupakan

    pengumuman para juara. Usai sholat

    Jumat semua peserta guru berprestasi

    menyempatkan diri untuk makan

    siang. Kemudian tibalah moment yang

    ditunggu-tunggu yaitu pengumuman

    pemenang guru berprestas i danberdedikasi. Semua peserta berkumpul

    di aula pada plaza kemendikbud gedung

    A di Senayan.

    Sesuai arahan panitia bahwa semua

    peserta duduk sesuai grup mereka, mulai

    dari grup Guru TK, Kepala TK, Pengawas

     TK, hingga grup Guru SMA, Kepala Sma

    dan Pengawas SMA. Berarti total peserta

    ada sekitar 700 orang. Para eselon dan

    menteri Pendidikan sudah hadir dan

    tentu pengumuman pemenang segera

    digulirkan.

    “Sejak awal, saya sudah membuat

    patokan untuk tingkat Guru SMA yang

    terbaik itu tentu berasal dari provinsi di

    Pulau Jawa. Sesuai dengan keberdaan

    Universitas dan Perguruan Tinggi yang

    populer, seperti: ITB, UI, UGM, Undip,

    UB, maka guru-guru hebat bakal datang

    dari Jawa Barat, DKI-Jakarta, Yogjakarta,

    Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kalaupun

    ada peringkat 6 atau juara harapan 3

    itu mungkin saya dari Padang,” ungkap

    Marjohan mengira-ngira.

     Ternyata , lanjutnya , saat itu tidakada pengumuman untuk juara 4, 5 dan

    6. Hilanglah harapan marjohan untuk

    memperoleh juara harapan. Namun

    sekali-sekali terlintas dalam benaknya

    bahwa ia memang tidak menjadi juara

    harapan, tetapi justru juara pertama.

    Namun pikiran itu segera ia buang jauh,

    agar ia tak terlalu kecewa jika tidak terjadi.

    Pengumuman para juara dimulai dari

     jua ra ketiga , ia jug a memperhatikan

    nama-nama pemenang. Dalam hati,

    Marjohan juga berharap untuk bisa jadi

     juara 1, namun ia tetap berprinsip bahwayang terbaik pasti dari Pulau Jawa.

    “Saya tetap berkeyakinan bahwa

     juara pertama itu pasti dari pulau Jawa.

    Jadi saya sudah tidak bersemangat

    lagi mendengar pengumuman ketika

    nama saya tidak ada di deretan kedua

    dan ketiga,” terangnya. Namun yang

    terjadi justru bersebrangan apa yang

    dipikirkannya. Nama Drs. Marjohan, M.Pd,

    guru SMA Negeri 3 Batusangkar disebut

    sebagai juara pertama Guru Berprestasi

    2012.

    “Semua melenceng jauh dari perkiraan.

    Saya benar-benar tidak menyangka,

    mungkin ini yang namanya surprised ,”

    ungkapnya sambil tertawa bahagia.

    SAIF AL HADI

    19PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012 

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    20/64

    20

    Bagi Nurhadi, M. Pd., pemilihan PTK

    Berprestasi tidaklah sekedar kom-

    petisi persaingan untuk menjadi

    yang terbaik saja. Melainkan juga

    salah satu ajang untuk menin-

    gkatkan mutu PTK di Indonesia dengan

    menguji kualitas diri terkait profesi dan

    layanan didik. Menurut guru SMA Negeri5 Jayapura, Provinsi Papua ini, kedua hal

    tersebut merupakan hal penting yang

    harus dilakukan oleh PTK, terutama guru

    sepertinya.

    “Pelaksanaan pemilihan PTK ini juga

    senada dengan firman Allah SWT di dalam

    Al-Qur’an: fastabiq al-khoirot  yang artinya

    bersainglah dalam hal kebaikan,” terang

    anggota takmir, imam masjid, khotib

    Jum’at, dan sekaligus guru mengaji di

    masjid Nurul Hidayah, Jayapura ini. “ayat

    tersebut telah memotivasi saya untukmengikuti seleksi guru SMA berprestasi.”

    Nurhadi, M. Pd.Juara 2 Guru SMA Berprestasi Nasional 2012

    Berawal dari

    Gurdasus, hinggaGuru Berprestasi

    Nurhadi berkompetisi dalam ajang

    tersebut bukan untuk kemasyhuran atau

    bangga diri, namun lebih mengarah

    kepada upaya saling mengasah, saling

    memberi, dan saling memotivasi demi

    pemerataan kualitas pembangunan

    pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.

    Selain itu, lanjutnya, bertemunya guru-guru SMA berprestasi seluruh Indonesia,

    dengan kelebihan dan kelemahan masing-

    masing akan memperkuat upaya lebih

    meningkatkan kualitas layanan didik,

    terutama bagi diri Nurhadi pribadi.

    Dengan motivasi tersebut, Nurhadi

    tidak memiliki beban harus menjadi

     juara atau tidak. Ia bisa leluasa menjalani

    berbagai kegiatan selama di Jakarta tanpa

    ada beban yang memberatkan. Namun,

    tidak disangka justru ia meraih juara 2 Guru

    SMA Berprestasi 2012 tingkat nasional.“Semoga ini menjadi salah satu

     jalan agar saya bisa lebih

    meningkatkan kualitas diri

    sebagai guru,” harapnya.

    “menjadi juara bukanlah

    t u j u a n u t a m a . Y a n g

    terpenting bagi saya adalah

    bagaimana meningkatkan

    layanan didik kepada siswa

    sebagai pihak yang paling

    berkepentingan dengan

    profesi saya.”

    AWAL KARIER

    SEBAGAI

    GURDASUS

    Perjalanan karier Nurhadisebagai guru tidak diawali

    dengan mudah. Sebelum

    ia menjadi guru di sekolah

    favorit seperti sekarang ini,

    ia terlebih dahulu menjadi

    guru daerah khusus (Gurdasus) yang

    mengajar di daerah terpencil. Nurhadi

    diangkat sebagai CPNS-guru sejak 1

    Februari 1997 di salah satu SLTP di daerah

    terpencil Papua, tepatnya di perbatasan

    Indonesia—Papua Nugini, yaitu SLTP

    Negeri Web. Ia berangkat bersama tujuh

    teman guru lainnya yang sama-sama

    ditugaskan untuk membuka SLTP Negeri

    Web.

    “Perjalanan ke tempat tugas tidaklah

    mudah. Kami harus menyewa mobil

    kecil double gardan untuk menempuh

    perjalanan berlumpur dari Kota Jayapura

    ke Senggi sejauh 180 kilometer,” katanya.

    “perjalanan ditempuh selama 8-9 jam

    dengan kondisi separoh jalan makadam

    yang rusak, berlumpur, longsor sepanjang

    hutan hujan tropis Papua,” imbuhnya.

    Setelah bermalam di SMPN Senggi, Masihkata Nurhadi, pagi harinya rombongan

    berjalan kaki menelusuri jalan setapak

    hutan, gunung, sungai atau lembah

    menuju Web selama 2 hari. Rombongan

    harus bermalam di tepi Sungai Web,

    atau jika perjalanan kaki lebih cepat bisa

    sampai di Kampung Yabanda. Perjalanan

    dilanjutkan pagi hari menuju Kampung

    Yuruf dan tiba di SMPN Web sudah

    menjelang magrib pada hari kedua.

    Sebagaimana kiprah guru lainnya

    ketika membuka sekolah baru di daerahterpencil, pada awalnya tentu dilalui

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    21/64

    21PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012 

    dengan mencari dan menjemput calon

    siswa. Pencarian calon siswa ia lakukan

    bersama para guru secara intensif sekitar

    tiga bulan. Selama tiga bulan mereka

    mengunjungi keluarga-keluarga yang

    tersebar di kampung-kampung tua di

    wilayah Kecamatan Web radius jarak antara

    sekolah dengan kampung-kampung itu

    sekitar lima sampai 15 kilometer. Dengan

    berjalan kaki mereka mengunjungi rumah-

    rumah warga secara rutin setiap Sabtu

    dan Minggu. Perjalanan anjangsana ke

    kampung-kampung tua (kampung asli

    Papua) dalam rangka menerangkan visi

    dan misi dibukanya SMPN Web kepada

    masyarakat. Selain itu, kepala sekolah

    SMPN Web yang beragama Katolik, sangat

    aktif menerangkan hal tersebut kepada jamaah Gereja Katolik di pusat kecamatan.

    “Tahun pertama merupakan tahun

    ujian yang amat berat. Sebab hampir

    semua orang tua seperti tidak memiliki

    harapan masa depan yang cerah bagi

    anak-anak mereka. Hidup mereka hanya

    bersifat rutinitas seperti membuka ladang,

    menanam ubi, pisang atau sayuran di

    kebun untuk kebutuhan sehari-hari,” kata

    Nurhadi. Menurut Bapak Sondakh, Camat

    Web yang saat itu bertugas, lama usia

    sekolah anak perempuan rata-rata hingga

    kelas IV SD, setelah itu dikawinkan orang

    tuanya. Sedangkan anak laki-laki pada

    umumnya tamat SD kemudian kawin.

    “Hanya anak-anak yang punya

    semangatlah yang tetap melanjutkan

    bersekolah hingga SLTP atau SLTA di

    Sentani Jayapura. Satu di antaranya adalah

    Elyas Abray yang membantu mengajar

    Agama Katolik dan kesenian di SMPN Web,”

    tambahnya.

    B a n y a k h a l y a n g

    m e m b u a t N u r h a d i

    p r i h a t i n d i d a e r a htersebut pada saat itu.

    Salah satunya adalah

    peristiwa saat ia mencari

    siswa, tepatnya di rumah

    Bapak Ondoafi  Pascalis.

    Saat itu Bapak Ondoafi 

    menolak keras anaknya

    d i b a w a k e s e k o l a h .

    Beliau berkata setengah

    berteriak bahwa

    pemerintah selama

    ini tidak mempedulikanmereka.

     Tidak ada jalan yang layak, hanya jalan

    setapak. Tidak terjangkau alat transportasi

    untuk berjual-beli, yang ada hanya makan

    dari hasil kebun sendiri. Demikian keluh

    Ondoafi pada pemerintah yang tidak

    mempedulikan mereka. Nurhadi sangat

    memahami jika mereka pesimistis, karena

    ia melihat langsung keadaan mereka yang

    sangat terbelakang dan kehidupan yang

     jauh dari kata layak. Namun beruntunglah,

    akhirnya Tuhan mengetuk hati Ondoafi 

    sehingga pada saat itu kami berhasil

    meyakinkannya.

    ”Saya berkata pada beliau bahwa

    kondisi orang-orang tua saat ini memang

    sangat sulit. Tetapi kami adalah wakil

    pemerintah yang diutus untuk menolong

    masyarakat di kampung ini. Jika anak-anakdiijinkan sekolah maka dalam 10 hingga 20

    tahun ke depan anakanak akan merubah

    kampung terisolir ini menjadi maju. Ada

    yang menjadi kepala distrik, mantri untuk

    melayani kesehatan, dan guru pendidikan,”

    kenangnya. Pak Ondoafi pun memahami

    penjelasan Nurhadi dan mengijinkan

    anaknya dibawa ke sekolah.

    Setelah anak Pak Ondoafi diijinkan

    bersekolah maka anak-anak lainnya

    secara sukarela menyusul. Tahun pertama

    kegiatan belajar efektif molor hingga

    Oktober 1997 karena harus mencari siswa.

     Tetapi para guru cukup lega karena ada

    12 anak mau bersekolah di SMP Web.

    Salah satunya adalah pemuda yang sudah

    menikah, Kaleb Watae dari Desa Yuruf. Dia

    ngotot ingin bersekolah walaupun usianya

    sudah 20 tahun. Kami tetap menerimanya

    karena memang di daerah tersebut belum

    ada Program Paket B. Tugas kami saat itu

    hanyalah menolong dan melayani bagi

    siapa saja orang Web yang mau bersekolah,

    tidak ada kata menolak.

    MUTASI KE KOTA JAYAPURA Tahun 2001, Nurhadi dimutasikan ke

    SLTP Negeri 6 Jayapura. Sebuah sekolah di

    tanjung Kayu Batu. Mirip dengan apa yang

    dilakukan ketika di pedalaman, Nurhadi

    dihadapkan pada beberapa permasalahan

    yang pelik. Namun kali ini permasalahan

    tersebut berbeda, yaitu kenakalan anak.

    Berbagai strategi dilakukan pihak sekolah

    untuk menyembuhkan kenakalan anak.

    Beberapa kasus yang pernah terjadi, ketika

    seorang guru mengajar, ada seorang

    siswa melompat dari jendela hinggaguru tersebut menangis karena merasa

    tidak dihormati. Terkadang ada kotoran

    manusia di dalam kelas, dan beberapa

    peristiwa lainnya. Guru-guru sudah

    maksimal dalam membina mereka melalui

    metodenya masing-masing. Kebanyakan

    menggunakan metode  pu ni sh me nt

    (hukuman).

    N a m u n N u r h a d i m e m p u n y a i

    pendekatan lain. Ia mendekati para siswa

    melalui olah raga favoritnya, yaitu sepak

    bola. Setiap Sabtu sore ia berlatih dengan

    siswa-siswa di lapangan SPN Base-G.

    Melalui media tersebut, Nurhadi mengajak

    berdiskusi, berbicara dari hati ke hati

    tentang untung-ruginya jika tidak serius

    dalam belajar dan mengikuti pembelajaran.

    Pentingnya menghormati orang yang

    lebih tua, dan menjaga kebersihan dan

    keindahan sekolah demi kenyamanan

    belajar. Berkat usaha yang dikemas dengan

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    22/64

    22

    olah raga favorit sepak bola tersebut, para

    siswa pelahan menjadi berubah baik.

    “Belum banyak yang saya lakukan

    untuk membatu sekolah mengatasi ulah

    usil siswa, saya sudah dimutasikan lagi

    oleh Walikota ke SMU Negeri 5 Jayapura

    setahun kemudian,” katanya. “SMU Negeri

    5 Jayapura merupakan sekolah baru yang

    didirkan oleh pemerintah Kota Jayapura

    pada tahun 2002.”

    Sekolah tersebut, lanjut Nurhadi,

    terletak di ketinggian, tepatnya di

    kaki timur Gunung Cycloop. Sebuah

    sekolah khusus yang didirikan untuk

    putera-puteri Papua berbakat. Walikota

    mendirikan sekolah khusus tersebut untuk

    memproteksi anak-anak Papua berbakat

    agar mampu berprestasi secara nasional

    dan internasional. Harapannya 80% anak

    Papua dapat diterima di perguruan tinggi

    ternama, baik di dalam maupun luar negeri.

    Oleh karena itu tenaga guru yang

    diambil dari berbagai sekolah di Jayapura

     juga guru-guru yang dianggap mampu

    memfasilitasi siswa tersebut untuk

    berprestasi. Beruntunglah Nurhadi

    termasuk di antara guru-guru terpilih

    itu. Dan nasib yang sama ia alami lagi,

    yaitu membuka sekolah baru. Hanya saja

    pada saat itu membuka sebuah SMU dan

    berada di Kota Jayapura,

    yang dirancang dengan

    ekspektasi yang tinggi:,

    yakni mengantarkan anak-

    anak Papua berprestasi.

    Sebuah beban sekaligus

    tantangan baginya dan

    teman sejawat sebanyak 11

    orang, saat itu.

    “Seperti akan membuka

    kampung di tengah hutan

    belantara, kami bingung

    h a r u s m e m u l a i d a r i

    mana?” ucapnya. Sedikit

    p e n g a l a m a n M u r h a d i

    membuka sekolah baru di

    pedalaman Papua telah

    banyak membantu denganm e m be r ikan m asukan

    kepada kepala sekolah, Frans

    Wamebu yang bertugas

    saat itu. Manajemen dan

    sistem administrasi adalah mesin utama,

    kurikulum adalah arahnya, dan tenaga

    pendidikan dan kependidikan adalah

    tenaganya.

    Maka dimulailah pekerjaan besar itu

    dengan merancang sistem administrasi

    sekolah. Pada awal berdirinya SMUN

    5 Jayapura Nurhadi dan seorang guru

    bernama Jan Manoppo membantu

    administrasi dan dokumentasi sekolah

    yang dinahkodai Bapak Frans Wamebu.

    “Jadi saya dan Jan Manoppo benar-

    benar menjalankan fungsi sebagai

    tenaga serabutan. Guru sekaligus

    tenaga administrasi. Beruntunglah

    setahun kemudian diangkat tenaga

    tata usaha sebanyak tiga orang,”

    ungkapnya.

     Tenaga guru yang dipilih dari

    berbagai sekolah tersebut memiliki

    semangat dan kebersamaan yangkuat untuk kemajuan SMUN 5

    Jayapura. Mereka menyumbangkan

    apa yang menjadi kelebihannya

    masing-masing. Misalnya dalam

    bidang olah raga, debat Bahasa

    Inggris, olimpiade sains, matematika,

    kar y a i lm iah r e m aja , ce r das

    cermat dan sebagainya. Semua

    menyayangi anak-anak Papua

    seperti terhadap anak sendiri yang

    harus diberdayakan.

    SAIF AL HADI

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    23/64

    23PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012 

    Dalam rangka mewujudkan visi dan misi terkait

    pengembangan profesi melalui kegiatan reflektif,

    maka Nurhadi pun juga sering mengadakan

    penelitian tindakan kelas (PTK) serta pengembangan karya

    inovasi berupa media eLearning untuk pembelajaran.

    1. Karya Tulis Ilmiah

    Karya tulis ilmiah yang pernah Nurhadi hasilkan berupa

    tulisan ilmiah populer, penelitian pendidikan dan penelitia

    tindakan kelas (PTK). PTK dilakukan Nurhadi secara

    kolaboratif dengan teman sejawat di sekolah. PTK dimulai

    dari menemukan permasalahan pembelajaran di kelas

    melalui proses mendiagnosis permasalahan yang ditemukan.

    Selanjutnya Nurhadi dan kolaborator merencanakan tindakanperbaikan, lalu melaksanakan tindakan, dan secara bersama-

    sama merefleksikan hasil tindakan untuk merancang tindakan

    selanjutnya.

     Tindakan seperti ini dilakukan Nurhadi minimal untuk dua

    siklus, dan masing-masing siklus minimal dua pertemuan.

    Maka melalui penelitian akan diperoleh ”perubahan” antara

    sebelum dan setelah tindakan sampai diyakini tujuan

    penelitian yang direncanakan benar-benar tercapai. Prinsip

    Nurhadi tidak ada kata puas dalam hal layanan didik, maka

    Nurhadi selalu melihat apa kekurangannya dalam mengajar

    di kelas dan berusaha mencari jalan keluarnya melalui PTK.

    Nurhadi memprogramkan kegiatan penelitian dalam setahun

    minimal satu kali.

    Beberapa karya tulis ilmiah Nurhadi di antaranya diikutkan

    dalam berbagai lomba di atas. Beberapa prestasi Nurhadi

    dalam pengembangan profesi di bidang karya tulis ilmiah

    antara lain:

    a. Lesson Study, Senjata Ampuh Menghadapi Uji Kompetensi

    Guru, dalam bentuk Ilmiah Populer dipublikasika di Buletin

    SAGU, LPMP Papua, Edisi II/10/ 2007 (h.25-29)

    b. Peningkatan Kompetensi Kewarganegaraan melalui

    Penerapan Slim n Bil dalam Pembelajaran Kooperatif GIP

    Siswa Kelas X-1 SMAN 5 Jayapura, dalam bentuk PTK,

    dan mendapat Juara III dalam Lomba Keberhasilan Guru

     Tingkat Nasional (2008), dipublikasikan Kemdiknas dalambentuk proceding.

    c. Peningkatan Kompetensi Kewarganegaraan melalui

    Penerapan Slim n Bil dalam Pembelajaran Kooperatif

    GIP Siswa Kelas X-1 SMAN 5 Jayapura (2008), Jurnal hasil

    penelitian di dalam Jurnal Ilmiah Guru “Cope” Yogyakarta

    No. 01 Tahun XII, Februari 2008 (H.23-35).

    d. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar PKn Siswa

    dengan Menggunakan eCivics dalam Pembelajaran,

    dalam bentuk PTK diikutkan dalam Pemilihan Guru SMA

    Berprestasi tingkat Nasional Tahun 2012 (Juara II) Profil

    karya tulis di atas dapat dilihat di portofolio.

    2. Karya Inovatif 

    Berdasarkan analisis kebutuhan (need assessment) terhadap semua

    komponen pembelajaran, termasuk komponen siswa yang sudah

    ICT minded maka pembelajaran di SMA negeri 5 Jayapura dapat

    dilaksanakan dengan dukungan media TIK. Oleh karena itu Nurhadi

    mengembangkan:

    a. eLearning pembelajaran dengan nama eCivics dengan alamat situs

    http://civicsindonesia.freewebclass.com.

    a. Media social untuk berbagi wawasan dengan teman-teman

    seprofesi Nurhadi membuat situs http://campus.educadium.com/

    kompetensiguru

    a. Media presentasi pembelajaran dalam format power point (ppt)

    untuk setiap pertemuan dengan modifikasi slide master.

    3. Modul PembelajaranModul pembelajaran PKn semester ganjil yang sudah Nurhadi

    buat dan disahkan Dinas Pendidikan Kota Jayapura untuk digunakan

    di kalangan MGMP SMA di Kota Jayapura, terdiri dari:

    a. Modul PKn Kelas X SK 1, 2 dan 3.

    b. Modul PKn Kelas XI SK 1, 2 dan 3.

    c. Modul PKn Kelas XII SK 1, 2 dn 3.

    4. Prestasi Lainnya

    Untuk meningkatkan profesionalisme, Nurhadi mengikuti

    beberapa pendidikan dan pelatihan (Diklat). Misalnya Diklat Guru

    PKn di P4TK PKn dan IPS Malang hingga jejang menengah (2007),

    Lokakarya Pendidikan Berkonstitusi di Jakarta (2007), Bimbingan

     Teknis KTSP, Workshop Penanggung Jawab Pusat Sumber Belajar

    (PSB) sekolah model (2010), dan berbagai Diklat lainnya. Sejak 2007

    Nurhadi sebagai anggota TPK Provinsi Papua.

    Pada tahun 2008, dalam rangka mewujudkan pembelajaran

    berbasis ICT di Papua, Nurhadi mendapat tugas belajar pada Program

    Pascasarjana Teknologi Pembelajaran Universitas Negeri Yogyakarta.

    Predikat Magister Pendidikan Nurhadi tempuh dalam waktu 18 bulan

    dengan predikat cumlaude. Judul tesis Nurhadi Pengembangan

    e-Learning Pembelajaran PKn untuk SLTA.

    Pada tahun 2011 Nurhadi mengikuti TOT Penilaian Kinerja Guru

    dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PCT Regional

     Timur di Makasar. Berkat TOT terakhir, Nurhadi menjadi trainer

    dan assesor untuk PK Guru dan PKB tingkat nasional. Pengalamanpertama yaitu Nurhadi dilibatkan sebagai trainer pada Pelatihan PK

    Guru dan PKB Regional Papua di Hotel Sentani Indah oleh Badan

    PSDM Jakarta. Karena ada penyempurnaan format penilaian dari

    fokus 14 kompetensi ke arah tiga bidang tugas utama guru dalam

    pembelajaran maka pelatihan asesor PK Guru dan PKB Lanjutan

    pada Juli 2012 di Hotel Delima Jayapura (2012). Selanjutnya Nurhadi

    mempertajam keterampilannya sebagai asesor PK Guru setelah

    diundang dalam Bintek Penilaian Kinerja Guru oleh Dir PTK Dikmen

    di Makasar (2012). Dengan demikian Nurhadi sudah layak menjadi

    asesor PK Guru dan PKB.

    Prestasi Karya Tulis

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    24/64

    24

    Siapa yang tidak ingin mengikuti

    Pemilihan Pendidik dan Tenaga

    Kependidikan (PTK) Berprestasi

    2012 di tingkat nasional dan men-

     jadi juara? Tentu hal itu menjadi

    impian PTK di seluruh Indonesia. Namun

    bukan semata penghargaan saja yang

    diinginkan oleh Drs. Sumarno, M.Si. Meski-

    pun guru SMA Negeri 1 Matauli Pandan,Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Su-

    matera Utara ini meraih juara 2 Guru SMA

    Berprestasi, tetapi hal itu bukan menjadi

    satu-satunya yang ia dapatkan selama

    mengikuti rentetan kegiatan di Jakarta

    pada September lalu.

    “Mengikuti kegiatan pemilihan

    guru berprestasi mempunyai banyak

    manfaat. Pertama, dapat menambah

    wawasan, karena kegiatan ini mendorong

    individu untuk mengetahui berbagai hal

    untuk menjadi sosok guru yang ideal.Kegiatan tersebut disadari atau tidak

    Drs. Sumarno, M.Si.Juara 3 Guru SMA Berprestasi Nasional 2012

    Merasakan Manfaat

    Pemilihan PTKBerprestasi 2012akan memperkaya wawasan guru dalam

    bidang pendidikan, yang tentu saja sangat

    berguna bagi upaya peningkatan kualitas

    guru,” kata guru yang akrab dipanggil

    Sumarno ini.

    Kedua, masih kata Sumarno, mendapat

    penghargaan .Penghargaan ini akan

    membuat seorang guru lebih percaya diri,

    lebih termotivasi untuk selalu berbuat danmemberi yang terbaik, serta muaranya akan

    menjadi insprirasi bagi peserta didik untuk

    selalu berprestasi. Ketiga, angka kredit.

    Piagam penghargaan yang diperoleh dapat

    digunakan sebagai salah satu komponen

    angka kredit untuk kenaikan pangkat

    yang pada hakekatnya akan menambah

    pendapatan dan kesejahteraan keluarga.

    Dengan taraf hidup yang baik maka

    kompetensi dan pengabdian sesorang

    guru akan meningkat. Hal tersebut terjadi

    karena dengan tambahan penghasilanitu, guru akan mampu membeli buku dan

    komputer dengan perangkat

    i n t e r n e t n y a s e b a g a i

    sumber pembelajaran

    s e r t a p e r a l a t a n l a i n

    y a n g m e n d u k u n g

    terselenggaranya proses

    pembelajaran yang PAIKEM.

    “ T e n t u n y a j u g a

    menambah kenalan.Seperti

    halnya lomba yang lain,

    kegiatan pemilihan guru

    berprestasi selalu membawa

    dampak positif terbukanya

    kesempatan untuk saling

    m e ng e nal antar a satu

    guru dengan guru lainnya.

    P e r t u k a r a n i n f o r m a s i

    antarguru akan bermanfaatbagi peningkatan wawasan

    dan kualitas seorang guru,”

    kata Sumarno. “ selain  itu,

    kegiatan ini juga mampu

    memberi spirit untuk maju.” 

    Satu hal yang paling dirasakan pada saat

    pelaksanaan final lomba atau penyerahan

    penghargaan dan tidak ditemukan dalam

    berbagai referensi adalah terciptanya

    momentum suasana yang mendorong

    semangat untuk lebih maju. Suasana

    tersebut tercipta akibat berkumpulnya

    guru-guru dengan minat yang sama

    dalam sebuah even ilmiah. Selanjutnya,

    yang diperlukan adalah mempertahankan

    momentum tersebut agar tidak segera

    surut.

    MENGANTAR SISWA MERAIH

    PRESTASIPengalaman mengajar Sumarno

    dimulai ketika ia diangkat menjadi CPNS

    pada tanggal 03 Maret 1995 dengan

    tugas sebagai tenaga edukasi di SMAN

    1 Matauli Pandan Kabupaten Tapanuli

     Tengah. Ka bupaten Tapan ul i Tengah

    termasuk 3 daerah tertinggal di Provinsi

    Sumatera Utara. “Pada waktu itu SMA

    Negeri 1 Matauli masih menumpang di

    SMA Negeri 1 Sibolga. Sedangkan asrama

    siswa memakai eks gedung kantor bupati

    yang sekarang menjadi kantor Badan

    Kepegawaian Daerah kota Sibolga,” terang

    Sumarno.

    Setahun kemudian, lanjutnya, SMA

    Negeri 1 Matauli pindah ke Pandanmenempati gedung baru yang sudah jadi

    24

  • 8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12

    25/64

    25PTK DIKMEN  Edisi 4/Tahun II/November 2012 

    6 lokal. Karena SMAN 1 Matauli pada waktu

    itu sudah mempunyai 2 kelas paralel yaitu

    kelas 1 dan kelas 2, maka kita kekurangan

    lokal. Untuk kelas 1 lokal menumpang di

    SMPN 1 Pandan dan untuk kelas 2 berada

    di lokasi yang baru.“Suasana belajar pada waktu itu kurang

    konduksif untuk belajar, karena ketika kita

    menerangkan materi pelajaran terdengar

     juga deru mesin pemukul pondasi dan

    alat-alat berat. Sarana dan prasaranapun

    belumlah dikatakan memadai, jangankan

    laboratorium kamar mandipun tidak ada,”

    ucap Sumarno mengenang yang lalu.

    Kekurangan dan ketidaknyamanan tidak

    menjadikan halangan baginya untuk terus

    berkarya dan mengucurkan ilmu bagi anak

    bangsa. Tidak henti-hentinya Sumarno

    membimbing siswa dari pagi pukul 07.00

    sampai pukul 14.00 dan kembali ke sekolah

    untuk mengajar les pada pukul 15.30

    hingga 18.00 dan juga malam hari pukul

    19.30 hingga pukul 21.00. Rasa letih tidak

    terasa tatkala senyuman dan wajah ceria

    siswa ketika dapat menjawab pertanyaan.

    Pengorbanan tersebut terbaya