8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
1/64
DIKMEN
PTKMEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI PTK PENDIDIKAN MENENGAH
NOVEMBER
2012
MEMBANGUN BUDAYA APRESIATIF KONSTRUKTIF
PEMILIHAN PTK DIKMEN BERPRESTASI DAN BERDEDIKASI NASIONAL 2012
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
2/64
STRUKTUR ORGANISASI DI REKT O R A T P EM BI N A A N
P EN DI D I K DA N T EN A G A KEP EN D I DI KA N
P E N D I D I K A N M E N E N G A H
Surya Dharma, MPA, Ph.D
Direktur PPTK Dikmen
Mora Baringin Harahap, SE
Kasubbag Tata Usaha
Wastandar, MA, Ph.D
Kasubdit Program
dan Evaluasi
Dra. Maria Widiani, MA
Kasubdit PTK SMA
Drs. Prasetyo Triatmojo, MM
Kasubdit PTK SMK
Drs. Subahi Idris, MMKasubdit PTK Pendidikan
Khusus dan Layanan Khusus
Ir. Mamat, MMKasi Perencanaan Program
Drs. Yusrizal, M.Kom
Kasi Evaluasi dan Pelaporan
Wendi Kuswandi, SEKasi Perencanaan Kebutuhan
Drs. Suko Wiyanto, MMKasi Perencanaan Kebutuhan
Dra. Nani Parhanah, MMKasi Perencanaan Kebutuhan
Dra. RR. Sutaris, M.Pd.
Kasi KarierDrs. Akhmad Nirwan, M.Pd
Kasi KarierSarwin Zain, M.Pd.
Kasi Karier
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
3/64
Jakarta, November 2012
Direktur Pembinaan PTK Dikmen
Surya Dharma, MPA, Ph.D
NIP 195309271979031001
T idak terasa majalah PTK Dikmen sudah memasuki edisi akhir tahun. Dan pada edisi
ini, majalah akan didominasi kegiatan Pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PTK) Berprestasi dan Berdedikasi tahun 2012 ini. Pelaksanakaan PTK Berprestadi
dan Berdedikasi tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, terutama
terkait waktu pelaksanaannya.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Pemilihan PTK Berprestasi dan Berdedikasi
ini telah menjadi agenda rutin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
yang telah dilakukan sejak tahun 2002 dan terus dilanjutkan hingga tahun ini. Kegiatan
ini dilakukan dalam rangkaian peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik
Indonesia. Melalui ajang ini, pemerintah ingin membangun budaya apresiatif konstruktif,
yaitu budaya yang membiasakan diri mampu memberikan penghargaan dan memberi
ucapan selamat kepada orang yang berprestasi.
Embrio pemilihan PTK berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional ini, adalah
guru teladan. Sejak tahun 1972, pemerintah telah memberikan penghargaan kepada
guru teladan, baik tingkat kabupaten/kota, maupun tingkat provinsi dan nasional.
Namun karena tahun ini peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) jatuh
berdekatan dengan hari raya Idul Fitri, maka kegiatan ini baru bisa dilaksanakan pada
bulan September 2012. Otomatis, para peserta juga tidak mengikuti berbagai acara
peringatan HUT RI seperti pidato Presiden RI di gedung DPR-MPR dan Upcara peringatan
HUT RI di Istana Negara.
Meskipun ada perubahan jadwal, kami senantiasa berusaha meningkatkan bobotkualitas kegiatan. Direktorat PPTK Dikmen juga mengucapkan terima kasih pada banyak
pihak yang terlibat, sehingga acara berjalan dengan baik. Kami berharap acara tahunan
ini selalu berkembang kualitasnya dai tahun ke tahun. Baik dari sisi penyelenggaraan
mapun dampaknya bagi para insan pendidikan. Kami berharap seluruh PTK Berprestasi
dan Berdedikasi dapat mejadi duta pengembangan ilmu pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman yang didapat di Jakarta kepada banyak PTK lainnya di tanah air.
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
4/64
4
PEMBINA
Hamid Muhammad, Ph.D
Direktur Jenderal Pendidikan Menengah
PENGARAH
Surya Dharma, MPA, Ph.D
Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Menengah
PEMIMPIN REDAKSI/
PENANGGUNG JAWAB
Wastandar, MA, Ph.D
(Kasubdit Program dan Evaluasi)
SIDANG REDAKSI
Wastandar, MA, Ph.D
Dra. Maria Widiani, MA
Drs. Prasetyo Triatmojo, MM
Drs. Subahi Idris, MM,
Ir. Mamat, MMDrs. Yusrizal, M.Kom
Saiful Anam, Dipo Handoko, Mukti Ali,
Saif Al Hadi, M. Solikin Salam, Nabila D.P,
Andi Wahyudi, Arien TW, Rachmat Agus W.
DESAIN VISUAL
Arien TW
PENERBIT
Direktorat Pembinaan Pendidik dan TenagaKependidikan Pendidikan Menengah
Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
ALAMAT REDAKSI
Direktorat Pembinaan PTK Dikmen
Gedung D Lt 12 Kompleks Kemdikbud
Jl. Pintu I Senayan, JAKARTA 10270
Telepon: 021 57974108
Email: [email protected]
P emilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Berprestasidan Berdedikasi kembali diadakan oleh Kementerian Pendidikandan Kebudayaan di tahun 2012 ini. Pemilihan PTK Berprestasi dan
Berdedikasi ini telah dilakukan sejak tahun 2002 dan terus dilanjutkan hinggatahun ini. Di tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini dilakukan dalam rangkaianperingatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Melalui ajang ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupayamembangun budaya apresiasi konstruktif. Artinya, budaya yang membiasakandiri untuk menghargai, mengapresiasi, dan memberikan ucapan selamat bagiorang yang berprestasi. Embrio pemilihan PTK Berprestasi dan Berdedikasi
tingkat nasional ini, adalah guru teladan. Sejak tahun 1972, pemerintah telahmemberikan penghargaan kepada guru teladan, baik tingkat kabupaten/kota,maupun tingkat provinsi dan nasional.
Tahun ini terdapat 312 PTK Dikmen yang berhasil mengikuti pemilihan PTKBerprestasi dan Berdedikasi tingkat nasional. Mereka merupakan yang terbaikdari masing-masing provinsi. Mereka merupakan PTK yang berprestasi, dansiapapun yang berprestasi, harus diberik apresiasi dan penghargaan.
dari guru, kepala sekolah, dan pengawas SMA dan SMK. Dengan demikianpara pembaca bisa memahami bagaimana dedikasi dan pengabdian para PTK
harapkan bisa menjadi inspirasi bagi semua para pembaca.
Edisi ini boleh dibilang edisinya para juara PTK Berprestasi dan Berdedikasi.
sejumlah peristiwa, antara lain mengenai tawuran pelajar antara SMAN 6 danSMAN 70 yang terjadi beberapa bulan lalu di Jakarta dan program wajib belajar12 tahun atau lebih dikenal dengan Pendidikan Menengah Universal (PMU)yang mulai dicanangkan tahun 2013 mendatang.
Semoga edisi ini menjadi penambah bacaan berharga dan pendorongkemajuan pendidikan. Selamat menikmati!
Salam PTK Dikmen . . .
REDAKSIS A L A MDIKMENPTK MEDIA INFORMASI DANKOMUNIKASI PTKPENDIDI KANMENENGAH
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
5/64
5PTK DIKMEN Edisi 3/Tahun II/Juli 2012
daftar isi November 2012Nomor 4 Tahun IILAPORAN UTAMA 6
Membangun Budaya Apresiatif Konstruktif 6Mengubah Paradigma Pembelajaran Menghadapi Abad 21 8
Empat Cara Menumbuhkan Kreativitas 9
Tinta Emas Untuk PTK Dikmen Terbaik 14
PESAN DIREKTUR 3
16-31GURU
Juara 1 Guru SMA Berprestasi 2012 tingkat Nasional 16Juara 2 Guru SMA Berprestasi 2012 tingkat Nasional 20
Juara 3 Guru SMA Berprestasi 2012 tingkat Nasional 24
Juara 1 Guru SMK Berprestasi 2012 tingkat Nasional 26
Juara 2 Guru SMK Berprestasi 2012 tingkat Nasional 28
Juara 3 Guru SMK Berprestasi 2012 tingkat Nasional 30
46-61DINAMIKA
Subdit Program : Kunjungan ke Italia - Spanyol 46
Subdit PTK PKLK: Kunjungan ke Jepang & Korea 48Subdit PTK SMK: Kunjungan ke Swiss 50
UKG : Memudahkan Pembinaan Profesi Guru 52
HGN & HUT PGRI : Tancap Gas Mendongkrak Mutu Guru 54
Memotong Tradisi Tawuran Siswa 56
Wajib Belajar : Usai 9 Tahun, Kini 12 Tahun 58
BUKU
Peningkatan Mutu untuk Menumbuhkan Potensi 6363
PTK PKLK
Guru Kreatif Pendidikan Khusus dan Guru Berdedikasi 44
44-45
KEPALA SEKOLAH
Juara 2 Kepala SMA Berprestasi 2012 tingkat Nasional 32
Juara 3 Kepala SMA Berprestasi 2012 tingkat Nasional 34
32-35
TUTOR
Juara 1 Tutor Berprestasi 2012 tingkat Nasional 40
40-43
PENGAWAS
Juara 3 Pengawas SMA Berprestasi 2012 tingkat Nasional 36
Juara 1 Pengawas SMK Berprestasi 2012 tingkat Nasional 38
36-39
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
6/64
6
K ementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
kembali menggelar
kegiatan Pemilihan
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PTK) Berprestasi tahun
2012. Kegiatan yang berlangsung tanggal
04-09 September itu berlangsung di tiga
titik tempat, yakni Hotel Grand Sahid Jaya,
Hotel Century Park, dan Hotel Milenium.
Untuk jenjang pendidikan dasar (dikdas)
berlangsung di Hotel Grand Sahid Jaya,
sedangkan jenjang pendidikan menengah(dikmen) berlangsung di Hotel Century
MEMBANGUN BUDAYAAPRESIATIF KONSTRUKTIF
Park dan Hotel Milenium. Pada saat yang
sama dilangsungkan pula Pemilihan
Guru dan Kepala TK Berprestasi yang
diselenggarakan oleh Subdit PTK PAUD
Dit. PPTK PAUDNI, Ditjen PAUDNI.
Acara pembukaan, secara serentak
digelar di Hotel Grand Sahid Jaya dan
dibuka langsung oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof. Dr. Ir.
Mohammad Nuh, DEA. Acara pembukaan
dihadiri seluruh jajaran pejabat (eselon
1-4) di lingkungan Kemdikbud. Jumlah
peserta keseluruhan sebanyak 642 orang,sebanyak 256 di antaranya adalah PTK
jenjang pendidikan menengah.
Ke-256 PTK jenjang pendidikan
menengah tersebut tersebar di berbagai
jenis lomba, meliputi: Guru, Kepala,
dan Pengawas SMA dan SMK, Guru
berdedikasi (guru Dikmen daerah khusus),
Guru Pendidikan Luar Biasa (SMALB,
SMKLB, dan MALB). Khusus guru SMA/
SMK/MA LB mereka berkompetisi dalam
Guru Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus (PKLK).
6
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
7/64
7PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012
Sementara itu, dalam sambutan
pembukaan, Mendikbud menyampaikan
selamat kepada para PTK peserta
Pemilihan PTK Berprestasi Tingkat
Nasional Tahun 2012. " Indonesia memiliki
2,9 juta guru, dan tahun ini terdapat 642
pendidik dan tenaga kependidikan yang
berhasil mengikuti pemilihan pendidik dantenaga kependidikan berprestasi tingkat
nasional. Bapak ibu merupakan yang
terbaik dari masing-masing provinsi," kata
Mendikbud.
Mengapa Kemdikbud setiap tahun
menyelenggaraakan kegiatan ini, ujar
Mendikbud kepada para hadirin. "Karena
ini merupakan upaya Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dalam
membangun budaya apresiasi konstruktif.
Kalau diterjemahkan, budaya yang
membiasakan diri mampu menghargai,
mengapresiasi, dan memberikan ucapan
selamat bagi orang yang berprestasi.
Bapak ibu adalah orang-orang yang
berprestasi, dan siapapun yang
berprestasi, harus kita berikan apresiasi
dan akan kita berikan penghargaan,”
lanjutnya.
Melihat raut wajah para peserta,
Mendikbud berujar bahwa wajah-wajah
tersebut terkesan penuh optimisme. “Saya
melihat bapak ibu sangat ceria, belum
menemukan ibu dan bapak guru yang
wajahnya sedih. Saat ini memang bapakibu guru harus melupakan sejenak hal-
hal yang melelahkan dalam pengabdian,"
selorohnya.
Menurut Mendikbud, sekecil apapun
prestasi seseorang perlu diberikan
apresiasi, penghargaan, dan diberikan
dukungan. "Hanya orang-orang yang
pernah berprestasi yang mudah
memberikan penghargaan ke orang
berprestasi. Karena mereka tahu tidak
mudah betapa tidak mudahnya meraih
sebuah prestasi, butuh perjuangan keras,"
tandasnya.
Dia menambahkan, dukungan yang
diberikan bagi orang yang meraih prestasi
memiliki nilai yang besar dan sangat
berarti. "Kalau orang berprestasi diberikan
dukungan akan senang. Tapi kalau orang
yang tidak pernah berprestasi
tidak akan tahu besarnya arti
dukungan itu," Mohammad
Nuh menambahkan.
Kemendikbud, lanjut
M Nuh, ingin membangunbudaya apresiasi bagi
siapapun yang berprestasi.
"Bentuk penghargaan
berbagai macam bisa berupa
piagam, uang, atau bahkan
tidak mendapat apa-apa.
Namun, untuk pemilihan PTK
berprestasi dan berdedikasi
kali ini, sebanyak 142 PTK
yang berasal dari daerah
khusus akan membawa pulang
sepeda motor," katanya.
Dia berharap, dengan
menerapkan kebiasaan atau
budaya apresiasi konstruktif
akan menumbuhkan
semangat bagi para tenaga pendidik
untuk berprestasi. "Adanya budaya ini
maka seseorang akan gemar berprestasi
karena siapapun yang berprestasi
diberikan penghargaan," tutur mantan
Rektor Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya tersebut.
Selain mendapat pengarahan dari
Mendikbud, di sela-sela kegiatan, pesertamendapat pengarahan pula dari berbagai
pejabat di lingkungan Kemdikbud. Di
antaranya dari Surya Dharma, MPA, Ph.D,
Direkur PPTK Dikmen, Bank Mandiri, dan
Staf Ahli Mendikbud Prof. Ir. Abdullah
Alkaf, M.Sc., Ph.D.
MUKTI ALI
7PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
8/64
8
DAFTAR PARA JUARA
Setelah proses penilaian, barulah diumumkan siapa-siapa para juaranya. Pengumuman juara dilangsungkan serentak, mulai dari
jenjang TK (guru dan kepala TK), PTK Dikdas, dan PTK Dikmen. Khusus untuk juara PTK Dikmen, selengkapnya tertuang dalam tabel
juara berikut ini.
TABEL PEMENANG PTK BERPRESTASI NASIONAL 2012
JUARA I
NO KATEGORI NAMA INSTANSI/ ASAL
1 Guru SMA Drs. Marjohan, M.Pd. SMAN 3 Batusangkar Sumbar
2 Kepala SMA Drs. Isdarmoko, M.Pd. SMAN 1 Bantul D. I Yogyakarta
3 Pengawas SMA Budiharjo, S.Pd., M.Pd. Kab. Semarang, Jateng
4 Guru SMKi Drs. Ejon Sujana, S.Pd. SMKN 1 Cimahi Jawa Barat
5 Kepala SMK Drs. Ahmad Ishom, M.Pd. SMKN 6 Semarang, Jateng
6 Pengawas SMK Drs. Riadi Nugroho, M.Pd. Kab. Pati, Jawa Tengah
7 Tutor Paket C Alfi Rokhana Mukhromah, SP., M.Pd. SKB Kota Salatiga, Jawa Tengah
8Lomba KreativitasPembelajaran Guru SMALB
Endang Sri Lestari, S.Pd., M.Psi. SLB A Yaketunis, D.I.Y
9 Lomba Guru BeBerdedikas Elmapida, S.Pd. SMAN Mesuji Timur Lampung
JUARA II
NO KATEGORI NAMA INSTANSI/ ASAL
1 Guru SMA Nurhadi, M.Pd SMAN 5 Jayapura,Papua
2 Kepala SMA Drs.Encik Abdul Hajar, M.M SMAN 1 Tanjung Pinang Kepulauan Riau
3 Pengawas SMA Dra. Hj. Hany Tanua, M.Pd Dinas Pendidikan Kota Gorontalo,Gorontalo
4 Guru SMK Burhanuddin, S.Pd, M.Si, M.Pd SMK Negeri 1 Watansoppeng Sulsel
5 Kepala SMK Drs. Sigit Dewantoro, M.Pd SMK Negeri 1 Madiun Jawa Timur
6 Pengawas SMK Muhammad Amin, S.Pd, M.Pd Kab. Mamuju Sulawesi Barat or
7 Tutor Paket C Euis Andriani, M.Pd SMA Paket C Edukasi Sukabumi, Jabar
8Lomba KreativitasPembelajaran Guru SMALB
Arie Laidi Nopprima, S.Pd SLB Negeri Metro, Lampung
9Lomba Guru BerdedikasiPendidikan Menengah
Dra. Endah Dwi Hastuti SLB B.C. Hamong Putro Bendosari,SukoharjoJateng
JUARA III
NO KATEGORI NAMA ISNTANSI/ ASAL
1 Guru SMA Drs. Sumarno, M.Si. SMA 1 Matauli Pandan, Sumatera Utara
2 Kepala SMA Drs. Suryanto, M.Pd, SMAN 2 Temanggung, Jateng
3 Pengawas SMA Dra. Hj. Nurul Laila, Dinas Pendidikan Kota Mojokerto Jawa Timur
4 Guru SMK Drs. Gunawan Dwiyono, S.ST., M.Pd. SMKN 6 Malang, Jawa Timur
5 Kepala SMK Tenny Marthen Ohy, S.Pd., M.Pd. SMKN 1 Ratahan Sulut
6 Pengawas SMK Drs. Sulaeman Zuchdi, M.PdDinas Pendidikan Kab. CianjurJawa Barat 084- 7,241.352.046
7 Tutor Paket C Andi Robb, S.E.PKBM ABATA Deli SerdangSumatera Utara
8Lomba KreativitasPembelajaran Guru SMALB
Iim Imandata, M.Pd.SLB Roudhotul ZannahJawa Barat
9Lomba Guru BerdedikasiDikmen
Drs. NurdinSMK Negeri 1 KalumpangSulawesi Barat
8
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
9/64
9PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012 9PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012
Salah satu narasumber
penting yang menyampaikan
materi pada acara
Pemilihan PTK Pendidikan
Menengah Berprestasi
Nasional tahun 2012 adalah Prof. Ir.
Abdullah Alkaf, Ph.D, Staf Ahli Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam
paparannya yang dimoderatori Maria
Widiani, MA, Kepala Subdit PTK SMA
Direktorat PPTK Pendidikan menengah,
Alkaf mengetengahkan tema tentang
tantangan kemampuan guru pendidikan
menengah dalam penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) di abad21.
Profesor Alkaf mengingatkan bahwa
guru pendidikan menengah dewasa
ini harus menguasai TIK karena sangat
dibutuhkan oleh siswa untuk menghadapi
masa depannya. Alkaf yang juga Guru Besar
Institus Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya itu juga menegaskan, guru harus
memahami tiga kompetensi yang sangat
dibutuhkan siswa, yakni kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Alkaf melanjutkan, dalam pembelajaranguru dituntut untuk menumbuhkan
EMPAT CARA MENUMBUHKANKREATIVITAS
kreativitas peserta didik agar mereka
kelak siap menghadapi masa depan
kehidupannya. Menurut dia, kreativitas
adalah bagaimana seseorang menemukan
ide-ide baru terkait dengan masalah yang
dihadapinya.
Tentang kreativitas ini, kata Alkaf, ada
ahli yang pernah membuat penelitian
bahwa untuk meningkatkan kreativitas
dibutuhkan empat hal . Pertama,
siswa harus sering diajak melakukan
observasi. Kegiatan ini bisa dilakukan
pada semua matapelajaran, tidak hanya
dalam matapelajaran IPA dan Matematika.
Matapelajaran PPKn dan Agama, misalnya, juga bisa dilakukan observasi. “Dengan
sering melakukan observasi, maka ide
akan muncul. Observasi ini cukup luas, bisa
dengan mengamati, mendengarkan, dan
membaca,” katanya.
Kedua, melakukan asosiasi. Teknik
ini adalah mendorong siswa untuk
mengasosiasikan sesuatu dengan hal
lain yang relevan. Guru harus mendorong
murid-muridnya untuk mencari atau
membuat analogi. Asosiasi sangat terkait
dengan observasi. Setelah anak melakukan
observasi, dia diharapkan bisa membuat
asosiasi.
K e t i g a , q u e s t i o n i n g a t a u
mempertanyakan. “Jadi bukan inquiry
lagi, yang dulu banyak dipakai,” katanya.
Dengan teknik baru berupa questioning,
lanjut Alkaf, anak dilatih untuk berpikir
kritis terhadap sesuatu, tidak menerimaapa adanya. Hal ini untuk mendorong anak
agar bersikap kreatif, kritis, dan inovatif.
“Kalau menerima apa adanya tidak akan
muncul kreativitas,” ujarnya.
“Berdasarkan hasil penelitian, tiga hal
itu sangat besar pengaruhnya terhadap
tumbuhnya kreativitas anak. Dan hal itu
sangat mungkin untuk dilatihkan kepada
anak-anak di sekolah. Inilah pentingnya
peran guru dalam mendorong kreativitas
para siswa,” tandas Alkaf.
Selain tiga hal tersebut, faktor keempat
yang juga mendorong kreativitas adalah
komunikasi dan kolaborasi. Hal ini terkait
kemampuan mengkomunikasikan hasil
observasi, asosiasi, maupun questioning,
yang mau tidak mau harus ditulis dalam
bentuk laporan dan menyampaikannya
secara lisan. Dengan teknik komunikasi
ini siswa dirangsang untuk bisa
menyusun laporan secara tertulis maupun
mempresentasikannya secara lisan. Hal
ini akan mendorong anak untuk memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik.
“Kemampuan komunikasi ini pentinglantaran kalau hasil observasi, asosiasi,
maupunquestioning tidak dikomunikasikan
atau hanya disimpan dalam diri siswa
sendiri, orang lain tidak akan tahu ide atau
hasil kreativitasnya” tuturnya.
Kemampuan lain yang juga penting
dimiliki siswa adalah berkolaborasi. Di
era kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi sekarang ini, yang menciptakan
beragamnya pengetahuan, membuat
seseorang t idak mungkin mampu
menguasai semuanya. Oleh karenaitu, anak harus bisa berkolaborasi atau
bekerjasama. Dengan berkolaborasi
dari beragam pengetahuan itu, akan
mendorong tumbuhnya kreativitas.
“Untuk menghasilkan suatu ide atau
penemuan, sekarang hampir tidak ada
lagi yang bisa dilakukan sendiri, harus
berkolaborasi dengan orang lain. Oleh
karena itu, sejak di bangku sekolah hal ini
harus mulai diajarkan agar anak menyadari
pentingnya kerjasama untuk saling
melengkapi,” ujar Alkaf.
SAIFUL ANAM
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
10/64
10
P
ada acara Apresiasi Pendi-
dik dan Tenaga Kependidi-
kan Pendidikan Menengah
Berprestasi dan Berdedi-
kasi Nasional tahun 2012
yang digelar awal September lalu, SuryaDharma, MPA, PhD, Direktur Pembinaan
PTK Dikmen, menyampaikan paparan
berjudul “Pembelajaran Abad 21: Tantan-
gan bagi Pendidik dan Tenaga Kependi-
dikan untuk Meningkatkan Daya Saing
Bangsa”. Ia mengaku terinspirasi buku
berjudul Teaching 2030 yang ditulis Bar-
nett Berry, pendiri sekaligus presiden dari
Center for Teaching Quality yang berpusat
di Amerika Serikat.
Menurut Surya Dharma, apa yang
disampaikan Barnett Berry dalam
bukunya itu menegaskan pendapat
MENGUBAH PARADIGMAPEMBELAJARAN MENGHADAPI ABAD XXI
sejumpah pakar lain tentang perlunya
perubahan paradigma pembelajaran
dalam menghadapi abad 21, terutama
bagi kalangan guru, kepala sekolah, dan
pengawas sekolah. “Karena kunci mutu
pendidikan yang paling utama terletak ditangan tiga orang ini. Kalau guru, kepala
sekolah dan pengawasnya profesional,
walaupun kondisi sarana prasarana sekolah
kurang mendukung, saya yakin mutu
pendidikannya akan tetap meningkat,” kata
Surya Dharma.
Surya Dharma menegaskan, cara
mengajar guru-guru kita dewasa ini, dengan
kondisi siswa yang ada sekarang, harus
berbeda dengan cara guru mengajar pada
zaman dulu. Hal ini karena perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang
sudah berkembang sangat pesat, yang
mempengaruhi perkembangan siswa
maupun dunia pendidikan. “Misalnya dulu
kita hanya bisa mendengarkan musik dari
piringan hitam. Cari kaset saja susahnyabukan main. Sekarang, anak-anak bisa
dengan mudah mengunduh musik di
internet,” katanya.
Begitu pula cara berkomunikasi, sudah
berubah total. Dulu untuk berkomunikasi
dengan saudara yang tinggal agak jauh
sulit sekali. Fasilitas telepon sangat terbatas,
hanya dimiliki orang-orang tertentu.
Sekarang, rasanya tidak ada satu pun guru
yang tidak memiliki handphone. Cukup
banyak pula guru yang sudah memiliki
blackberry. Jadi cara berkomunikasi
masyarakat sudah berubah luar biasa.
10
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
11/64
11PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012
“Pada waktu saya sekolah di Amerika dulu,
komunikasi dengan keluarga melalui surat,
dan baru sampai di Indonesia setelah
sekitar dua minggu. Sekarang bisa pakai
skype”, katanya.
Cara pembayaran atau transaksi jugaberubah. Pada masa lalu, dagang dilakukan
dengan cara barter. Misalnya beras ditukar
dengan sapi, kelapa ditukar dengan
jagung, dan semacamny a. Seka rang,
transaksi pembayaran bisa dilakukan
secara online. Pesan tiket pesawat, hotel,
atau belanja keperluan sehari-hari bisa
dilakukan melalui internet.
Saat ini, lanjut Surya Dharma mengutip
buku tersebut, sekitar 620 juta orang
setiap hari mengakses mesin pencari
google. Kurang lebih 120 juta orang
menggunakan blog, 260 juta orang
berkomunikasi via facebook, dan sekitar
2 miliar manusia setiap hari menjelajah
youtube. Di negara-negara maju, setiap
100 orang terdapat 62 yang menggunakan
internet. Sedangkan di negara-negara
berkembang, dari 100 orang baru 17 saja
yang berselancar ke dunia maya.
P e r k e m b a n g a n t e k n o l o g i
komunikasi dan informasi (ICT) itu telah
memungkinkan para siswa memperoleh
pengetahuan yang berlimpah. Dunia maya
menyajikan sumber informasi yang luarbiasa bagi penambahan pengetahuan.
Kalau guru tidak memanfaatkan ICT,
tentu akan ketinggalan informasi dan
pengetahuannnya. Oleh karena itu, guru,
kepala sekolah, dan pengawas harus
familiar dengan ICT, serta terus menerus
meng-update pengetahuannya.
Di negara-negara
maju, orang bekerja
p a d a u m u m n y a
m e n g g u n a k a n
fasi l i tas inte r ne t .Surya Dharma punya
pe ng alam an saat
magang diEducational
Testing Service (ETS),
A m e r i k a S e r i k a t ,
beberapa tahun silam.
Di sana, kalau mau
rapat undangannya
disampaikan via email.
Hasil-hasil rapat juga
dikomunikasikan via
email masing-masing
atau melalui intranet,
sehingga benar-benar mengurangi
penggunaan kertas cetak atau paperless.
Para karyawan setiap saat membuka
email, untuk mengecak apakah ada
undangan rapat atau ada hasil-hasil rapat
yang dikomunikasikan. “Sementara dimasyarakat kita, kalau mau rapat harus ada
undangannya dulu secara tertulis. Kalau
tidak ada undangan yang tercetak, tidak
mau datang,” katanya.
Cara belajar anak-anak juga mengalami
perubahan luar biasa. Mereka tidak lagi
mengandalkan guru dan buku sebagai
satu-satunya sumber belajar. Mereka
setiap saat bisa mencari pengetahuan
di internet. Oleh karena itu, pendekatan
yang digunakan guru dalam pembelajaran
juga harus berubah, harus lebih berperan
sebagai fasilitator pembelajaran. Guru
juga dituntut tidak boleh gagap teknologi
informasi, dan memposisikan dirinya dua
langkah di depan murid-muridnya.
“Internet sungguh membantu kita baik
di dunia kerja maupun di dunia pendidikan,
karena di situlah sumber informasi dan
sumber pembelajaran yang dapat kita
akses. Internet telah merubah cara kita
bekerja, cara kita hidup, cara kita bermain,
cara siswa belajar, dan cara guru mengajar,”
kata Surya Dharma.
Ke pe m im pinan ke pala se kolahparadigmanya juga harus berubah.
Tidak boleh menggunak an pendekatan
otoriter, tetapi harus bersifat kolegial.
Kata Surya Dharma, kepala sekolah jangan
hanya mengurusi RKB (ruang kelas baru),
pengelolaan administrasi keuangan,
pengelolaan dana Bantuan Operasional
Siswa (BOS), membuat proposal, sibuk
mencari dana bantuan (block grant ), dan
semacamnya. “Juga jangan mengurusi
politik, meskipun terselubung,” ujarnya.
“Kepala sekolah harus menjadi
instructional leadership (kepemimpinanpembelajaran). Pola kepemimpinannya
harus diarahkan sepenuhnya kepada
pembelajaran. Fokusnya harus pada
pencapaian prestasi akademik siswa,
pada mutu sekolah. Ia harus membangun
lingkungan belajar yang baik, mendorong
guru melakukan membelajarkan secara
tepat, mengunjuni kelas, berkolaborasi,
dan m e m bang un jar ing an untuk
meningkatkan mutu sekolah,” tandas
Surya Dharma.
Surya Dharma juga prihatin dengan
hasil berbagai lembaga survei internasional
menyangkut kemampuan prestasi belajar
siswa, terutama dalam kemampuan
membaca, matematika, dan sains. Berbagai
lembaga survei internasional yang
namanya kondang dan secara periodik
melakukan tes adalah PIRLS (Progress in
International Reading Literacy Study ), TIMSS
(Trends in International Mathematics and
Science Study ), dan PISA (Programme forInternational Student Assessment ).
PIRLS adalah survei kemampuan
m e m baca y ang dir ancang untuk
mengetahui kemampuan anak sekolah
dasar (SD/MI) dalam memahami beragam
bacaan dengan cara melibatkan anak-anak
itu dalam proses membaca. PIRLS dirancang
11PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
12/64
12
untuk mengukur kecenderungan prestasi
membaca anak dalam sklus lima tahunan.
Fokus survei mencakup dua aspek,
yakni membaca cerita/karya sastra,
dan membaca untuk memperoleh dan
menggunakan informasi.
TI MSS adal ah st udi in ternas ional
untuk kelas IV (SD/MI) dan VIII (SMP/
MTs) dalam bidang matematika dan
IPA yang diselenggarakan setiap empat
tahun. Sedangkan PISA adalah survei
untuk meneliti secara berkala tentang
kemampuan siswa usia 15 tahun (kelas IX
SMP dan X SMA) dalam membaca (reading
literacy ) , matematika (mathematics
literacy ), dan IPA (scientific literacy ).
Hasi l studi dar i t ig a le m bag a
internasional yang dilakukan secara
periodik itu menunjukkan bahwa prestasi
belajar anak-anak kita dalam bidang
membaca, matematika, dan IPA jauh
ketinggalan dibanding negara-negaralain. Memang ada sejumlah siswa yang
mengukir prestasi cemerlang dengan
menyabet gelar juara pada berbagai ajang
olimpiade keilmuan tingkat internasional.
Mereka adalah sedikit saja dari anak-anak
kita yang berkelas dunia. Namun, dari hasil
studi tiga lembaga itu justru membuat kita
merasa miris, betapa jauhnya perbedaan
mutu pendidikan kita dibanding dengan
mutu pendidikan negara lain.
Sebagai contoh, pada studi PIRLS
tahun 2006 dalam kemampuan membaca
menunjukkan bahwa skor rata-rata literasi
membaca siswa kita adalah 407 atau
dibawah skor rata-rata negara peserta
PIRLS. Nilai anak-anak Indonesia berada di
posisi kelima dari urutan paling bawah dari
30 negara peserta, atau sedikit lebih tinggi
dari Qatar (356), Kuwait (333), Maroko (326),
dan Afrika Utara (304).
Begitu pula hasil studi TIMSS yang
fokus meneliti kemampuan anak dalam
bidang matematika dan IPA, maupunhasil studi PISA yang mendalami tiga
kemampuan dasar (membaca, matematika,
dan IPA) juga menunjukkan bahwa mutu
pendidikan kita berada di peringkat bawah.
Pada studi PISA tahun 2006 yang berfokus
pada literasi IPA, misalnya, kemampuan
siswa Indonesia berada di peringkat 50 dari
57 negara peserta.
S u r y a D h a r m a m e n c e r m a t i ,
ke m am puan akade m ik anak-anak
Indonesia berdasarkan sejumlah lembaga
survei internasional itu nilainya rendahlantaran tidak memiliki kemampuan yang
memadai dalam memecahkan masalah
( problem solving) dan berpikir kritis (critical
thinking). Padahal, tiga lembaga survei
tersebut menekankan pada dua aspek itu.
Anak-anak dari negara-negara yang
pendidikannya maju, seperti Singapura,
Korea, Jepang, Taiwan, sejak di bangku
SD sudah biasa diajarkan memecahkan
masalah dan berpikir kritis, sehingga
berdasarkan hasil-hasil survei tersebut
posisinya selalu di atas. “Tapi siswa-siswa
kita, begitu dihadapkan pada tes yang
berkategori dua aspek itu, langsung
jeblok. Padahal problem solving dan critical
thinking merupakan ciri pembelajaran
abad 21,” tandasnya.
Dalam pandangan Surya Dharma,
lemahnya kemampuan murid-murid
Indonesia dalam aspek pemecahan
masalah dan berpikir kritis itu lantaran
pendekatan pembelajaran kita masih
didominasi hafalan (memorizing). Selainitu, kurikulum yang ada juga kurang
mendukung. Padahal pro ble m sol vin g
dan critical thinking mestinya diberikan
pada semua mata pelajaran. “Kuncinya
untuk mengajarkan dua hal itu ada pada
guru. Karena itu guru dituntut memiliki
kemampuan dalam pembelajaran yang
menekankan pada pemecahan masalah
dan berpikir kritis, karena hal ini sudah
merupakan tuntutan abad 21,” ujarnya.
Terkait pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada dua aspek tersebut
untuk menghadapi abad 21, menurut Surya
Dharma, ada empat komponen utama yang
harus diperhatikan, yakni karakteristik
siswa itu sendiri, kurikulum, guru, serta
kepala sekolah dan pengawas. Inilah empat
kunci untuk mewujudkan pembelajaran
yang berbasis pemecahaan masalah dan
berpikir kritis.
Pertama, kita harus melihat karakteristik
siswa kita. Kalau ita bicara who we teach,
siapa yang kita didik, harus kita lihat anak
12
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
13/64
13PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012
didik itu nantinya hidup pada abad 21 atau
masih hidup pada abad 20. Karena kita
mendidik anak-anak kita untuk hidup pada
abad 21, maka cara mengajar guru juga
harus berbeda dengan abad 20.
Kedua, kurikulum atau materi yangdiajarkan. Kita juga harus mencermati apa
yang diajarkan guru, atau what we teach.
Ia menyambut baik rencana Kemdikbud
yang akan segera merubah kurikulum, yang
diharapkan materinya lebih sesuai dengan
kebutuhan abad 21 untuk mendukung
pola pembelajaran yang menekankan
pemecahan masalah, berpikir kritis, inovatif,
dan kewirausahaan (entrepreneurship ).
Terka it dengan ku ri ku lum in i, si stem
evaluasinya juga harus dibenahi, yang bisa
mendukung dua kemampuan tersebut.
Guru dituntut mampu mengembangkan
model evaluasi yang mendorong murid-
muridnya termotivasi untuk memecahkan
masalah dan berpikir kritis.
Ketiga, peningkatan kompetensi guru.
Inilah sebenarnya kunci paling penting
untuk mendukung terwujudnya model
pembelajaran abad 21 tersebut. Guru tidak
boleh merasa puas dengan kemampuan
yang dimilikinya, dan terus berpangku
tangan atau pasif menunggu pelatihan.
Mereka harus terus meningkatkan kualitas
pembelajarannya. Mereka juga mestimelakukan pengembangan keprofesian
berkelanjuatan (continuing professional
de v e lopm e nt/ CPD) secara mandiri ,
apalagi sekarang fasilitas internet sangat
memungkinkan.
Pengembangan profesi i tu bisa
menyangkut kedalaman matapelajaran
yang diampunya maupun kemampuan
pedagodi knya. Pengetahuannya harus
terus di-charge. Di Amerika Serikat, misalnya,
CPD wajib dilakukan guru setiap tahun.Mereka harus men-carge pengetahuannya,
paling tidak 100 jam dalam setahun. “Kalau
kompetensi guru tidak diperbaiki, tentu
berdampak buruk bagi murid-muridnya,”
ujarnya.
Rendahnya kompetensi guru-guru kita
itu tergambar jelas dari hasil Uji Kompetensi
Awal (UKA) bagi calon peserta sertifikasi dan
Uji Kompetensi Guru (UKG) bagi guru yang
sudah bersertifikat yang dilaksanakan tahun
ini, yang hasilnya memprihatinkan lantaran
nilai rata-rata nasional kurang dari 50.
Surya Dharma berpesan agar para guru
pendidikan menengah cepat beradaptasi
dalam menghadapi perubahan dunia di
abad 21 ini. Guru tidak cukup lagi hanya
mengajarkan kemampuan baca, tulis, hitung,
tetapi juga harus mengajarkan belajar
berpikir kritis, keterampilan memecahkan
masalah, inovasi, kreativitas, kemampuan
berkomunikasi, membangun kerjasama,
dan kemampuan memanfaatkan teknologi
komunikasi dan informasi. Oleh karena
itu, sebelum guru mengajarkan berbagai
kompetensi itu kepada anak didiknya,mereka sendiri harus menguasainya
Cara mengajar guru juga tidak bisa
lagi otoriter. Dulu guru memukul siswa
merupakan hal yang biasa, sekarang tidak
boleh lagi. Guru berada di baris terdepan
dalam menentukan keberhasilan proses
pembelajaran.
Keempat , kemampuan kepala sekolah
dan pengawas. Seorang kepala sekolah
harus mampu mewujudkan sekolah
yang efektif. Lingkungan sekolah harusbenar-benar kondusif, dan dikondisikan
sedemikian rupa sehingga bisa mendukung
terjadinya proses pembelajaran yang baik.
Begitu pula pengawas, harus memiliki
kemampuan yang memadai baik dalam
aspek supervisi akademik maupun
manajerial, dan berada dua langkah di
depan guru maupun kepala sekolah.
Yang juga cukup menarik, tahun lalu
Surya Dharma berkunjung ke Singapura
bersama Sekjen Kemdikbud dan sejumlah
pejabat lain, untuk melihat pendidikan
di sana. Ternyata di Singapura, sekarang
yang menjadi perhatian adalah pendidikan
karakter. Bagi mereka, kemampuan problem
solving dan critical thinking sudah otomatis
diajarkan sejak di SD. Sementara di negara
kita, baik kemampuan pemecahan masalah,
berpikir kritis, maupun pendidikan karakter
baru mulai dilakukan.
Dalam pandangan Surya Dharma,
perubahan paradigma pembelajaran untuk
menyiapkan anak-anak hidup pada abad
21 merupakan hal yang sangat vital. Dalam
agama Islam juga diperintahkan, didiklahanak-anakmu sesuai dengan zamannya
ketika hidup nanti. Selain itu, Surya Dharma
juga terk esan dengan peri ngatan dari
John Dewey, seorang filosof pendidikan
dari Amerika Serikat, yang menyatakan:
“If we teach today as we taught yesterday,
then we rob our children of tomorrow ”. Jika
cara mengajar kita sekarang sama dengan
cara mengajar guru-guru pada masa lalu,
hal itu sama saja dengan merampas masa
depan anak.
Maka, kata Surya Dharma, guru-guru kitaperlu merenung dan bertanya pada dirinya
masing-masing, apakah yang dilakukan
selama ini sudah benar-benar menyiapkan
masa depan anak-anak didiknya dengan
baik, atau justru sebaliknya lebih banyak
merampas masa depan mereka. “Kalau
yang dilakukan guru ternyata belum
menyiapkan kemampuan murid-muridnya
untuk menghadapi kehidupan masa
depan, mereka harus segera merubah
paradigma pembelajarannya”, tuturnya.
SAIFUL ANAM
13PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
14/64
14
Sejak ia menjadi guru, Drs. I
Nyoman Darta, M.Pd., tak
pernah bermimpi kelak akan
m e n j a d i k e p a l a s e k o l a h
terbaik di Indonesia. Sejarah mencatat
pada 16 Agustus 2007 lalu, I Nyoman
Darta ditahbiskan sebagai Kepala SMA
Berprestasi . Nyoman Darta, ketika
itu Kepala SMA Negeri 1 Singaraja,
menyisihkan 32 kepala SMA lainnya wakil
dari seluruh provinsi di Indonesia. Yang
menjadi kebanggaan bagi Pak Darta, yang
kini menjabat Kepala SMAN Bali Mandara
(Sampoerna Academy), Singaraja, adalah
kepala SMA pertama yang menyabet
penghargaan bergengsi sebagai Kepala
SMA Berprestasi Tingkat Nasional, melalui
serangkaian seleksi dari kabupaten/kota.
Sebenarnya penghargaan kepada
kepala SMA berprestasi sudah digelar sejak
tahun 2006. Ajang ini diselenggarakan
Direktorat Tenaga Kependidikan (Dit.
Tendik), yang berada di bawah DirektoratJenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan (Dit jen
PMPTK). Namun penghargaan kepala
sekolah berprestasi tahun 2006 menjadi
kurang “bergengsi” lantaran seluruh
kepala sekolah dari 33 provinsi mendapat
penghargaan yang sama. “Penghargaan
diberikan langsung kepada seluruh
wakil dari tiap provinsi. Tanpa ada seleksi
seperti tahun 2007,” kata Surya Dharma,
M.P.A., PhD, Direktur Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Menengah.Penghargaan kepada kepala sekolah
berprestasi tahun 2007 itu juga diberikan
kepada kepala TK, SD, dan SMP. Sejarah juga
mencatat Direktorat Tendik, yang ketika itu
dipimpin Surya Dharma, memberikan
penghargaan kali pertama disematkan
kepada pengawas sekolah berprestasi. Di
era Surya Dharma pula, penghargaan juga
diberikan kepada para kepala sekolah dan
pengawas sekolah TK dan SD berdedikasi,
yakni penghargaan kepada kepala dan
pengawas TK dan SD yang bertugas di
daerah terpencil.
Pemberian penghargaan kepada kepala
sekolah dan pengawas sekolah patutlah
disyukuri, mengingat selama bertahun-
tahun se be lum ny a, pe ng har g aan
hanya diberikan kepada guru. Apresiasi
pemerintah kepada guru diwujudkan
melalui ajang pemilihan “guru teladan”
yang diadakan sejak tahun 1972. Ajang ini
berlangsung tiap tahun hingga tahun 1997.Mulai era reformasi, kurun 1998-2001,
pemilihan guru teladan dilaksanakan
hanya sampai tingkat provinsi. Setelah
ada evaluasi dan mendapat masukan dari
berbagai kalangan, baik guru maupun
pengelola pendidikan di kabupaten, kota,
dan provinsi, pemilihan guru teladan
ditingkatkan kualitasnya menjadi pemilihan
guru berprestasi tingkat nasional. Frasa
“guru berprestasi” bermakna “prestasi
dan keteladanan” guru. Penyelenggaraan
pemilihan guru berprestasi dilaksanakan
kali pertama tahun 2002. Seleksinya secara
bertingkat, dimulai dari tingkat satuan
pendidikan, kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi dan tingkat nasional.
Apresiasi tinggi pada profesi guru itu
bukan hanya fenomena di Indonesia.
N a m u n m e n j a d i t u n t u t a n d u n i a
internasional. Negara-negara dunia yang
tergabung dalam Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) merujuk pada rekomendasi
ILO dan UNESCO, organisasi di bawahPBB, yang mengeluarkan Status Guru
(The Status of Teachers) tahun 1966. Kata
“status” pada Status Guru itu bermakna
bahwa kedudukan dan penghormatan
yang diberikan kepada guru harus sesuai.
Di Indonesia profesi guru dinaungi dan
dilindungi secara hukum oleh Undang-
Undang, yaitu UU Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen dan amanah
Pasal 40 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).
Khusus untuk guru pendidikan
menengah, di era Direktorat Pendidik
TINTA EMAS UNTUK
PTK DIKMEN TERBAIK
Drs. I Nyoman Darta, M.Pd., Kepala SMA Berprestasi 2007, menerima ucapan selamatdari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Guru Nasional 2007
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
15/64
15PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012
dan Tenaga Kependidikan Pendidikan
M e n e n g a h ( D i t . P P T K D i k m e n ) ,
penghargaan guru berprestasi diberikan
kepada guru SMA dan guru SMK.
Penghargaan guru SMK berprestasi baru
pertama kali diberikan di tahun 2012.Sebelumnya, guru SMK berkompetisi
dengan guru SMA dalam memperebutkan
predikat guru SMA/SMK berprestasi
nasional.
Khusus untuk guru pendidikan khusus,
Dit. PPTK Dikmen menyelenggarakan
Lomba Kreativitas Guru SMALB yang mulai
digelar sejak 2011. Juara pertama yang
muncul adalah Solbi, S.Pd., guru SMALB
Prof. Dr. Sri Soedewi, Jambi. Penghargaan
lainnya kepada guru pendidikan khusus
adalah predikat “guru pendidikan khusus
berdedikasi”. Tahun 2011, predikat guru
berdedikasi hanya disematkan untuk guru
SMA dan SMK yang bertugas di daerah
khusus.
Makna “guru pendidikan menengah
berdedikasi” diperluas bukan hanya pada
sisi geografis, melainkan juga pengorbanan
dan kesabaran guru dalam mengajar anak-
anak berkebutuhan khusus. “Perluasan
makna berdedikasi ini penting lantaran
guru-guru pendidikan khusus sangat
menekankan pendekatan khusus pula
dalam menghadapi murid-muridnya.Menghadapi anak-anak berkebutuhan
khusus dengan berbagai kesulitan,
kekurangan dan ketidakmampuannya,
perlu sesuatu yang ekstra dari seorang
guru. Pada saat ia menghadapi mereka
dengan tekun, sabar, dengan bermacam-
macam pendekatan, maka hal itu juga
layak disebut berdedikasi,” kata Drs. Subahi
Idris, MM, Kepala Subdit PTK Pendidikan
Khusus dan Layanan Khusus, Dit. PPTK
Dikmen.
P e n g h a r g a a n k e p a d a t e n a g a
kependidikan bukan bersifat politis atau
sekadar mengikuti ajang pemberian
penghargaan kepada guru. Penghargaan
kepada tenaga kependidikan diberikan
melalui serangkaian seleksi yang ketat. Di
era Direktorat Tendik, seleksi untuk kepala
sekolah dan pengawas sekolah di jenjang
TK, SD, dan SMP dimul ai dari tingk at
kecamatan. Sedangkan untuk jenjang
kepala dan pengawas SMA/SMK seleksi
dimulai dari tingkat kabupaten/kota.
Mereka yang terbaik di tiap kota/
kabupaten akan berlaga di tingkat
provinsi, untuk dipilih menjadi yang
terbaik mewakili provinsi dan berlaga
di level nasional. Para peserta telah
menjalani uji kompetensi. Mereka jugatelah melawati serangkaian tes yang
cukup berat. Di level nasional mereka
mengikuti psikotes, presentasi ilmiah,
dan wawancara menggunakan bahasa
Inggris. “Pemberian penghargaan kepada
kepala sekolah dan pengawas sekolah
merupakan upaya pemerintah dalam
memberikan motivasi, penghargaan,
dan dorongan kepada kepala sekolah
maupun pengawas sekolah untuk terus
melakukan peningkatan mutu,” kata
Surya Dharma.Pemberian penghargaan kepada
pengawas sekolah dan kepala sekolah
berprestasi itu patut dicatat dengan
tinta emas. Sebab penghargaan itu
diber ikan mendahului terbitnya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 12 Tahun 2007
tentang Standar Pengawas Sekolah/
Madrasah dan Permendiknas Nomor
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah. Kedua Permendiknas
itu menjadi acuan standar minimal yang
harus dipenuhi para pengawas sekolah
dan kepala sekolah meliputi standar
kualifikasi dan kompetensi.
Di era Direktorat Tendik, perhatian
besar juga diberikan kepada tenaga
administrasi, tenaga perpustakaan dan
tenaga laboran. Sejak 2008, Direktorat Tendik meny elenggara kan Lo mba
Kreativitas dan Inovasi untuk Tenaga
Administrasi, Tenaga Perpustakaan, dan
Tenaga Laboran. “Lombanya semacam
penulisan Best Practices. Tujuannya untuk
memotivasi, mengangkat harkat dan
martabat tenaga pustakawan sekolah,
tenaga administrasi sekolah dan tenaga
laboratorium sekolah,” kata Drs. Prasetyo
Tri Atmojo, MM, Kepala Subdit PTK SMK,
Dit. PPTK Dikmen, yang juga pernah
menjabat Kepala Subdit Penghargaandan Perlindungan, Direktorat Tendik.
Lomba untuk tenaga adiministrasi,
tenaga perpustakaan, dan tenaga
laboratorium itu sudah mengacu pada
standar kompetensi. Yakni Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar
Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah,
Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008
tentang Standar Tenaga Perpustakaan
Sekolah/Madrasah dan Permendiknas
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar
Tenaga Laboran Sekolah/Madrasah.
DIPO HANDOKO
Para kepala sekolah dan pengawas sekolah berpretasi nasionaltahun 2008 menerima penghargaan dari Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada peringatan Hari Guru Nasional 2008
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
16/64
16
Drs. Marjohan, M.Pd.Juara 1 Guru SMA Berprestasi Nasional 2012
Berharap Juara Harapan,Justru Jadi Juara Pertama
Mengikuti pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Berprestasi 2012
sama sekali tidak pernah terpikirkan dalam benak Drs. Marjohan, M.Pd. Guru
SMA Negeri 3 Batusangkar, Provinsi Sumatera Barat ini sama sekali tidak memi-
liki rencana untuk mengikuti ajang tahunan bagi para PTK Berprestasi tersebut.
“Tiba-tiba Bapak Kepala Sekolah menganjurkan agar saya ikut seleksi Guru
Berprestasi. Namun saya tidak langsung menerima, karena saya merasa sudah cukup
banyak memiliki pengalaman dan biarlah guru-guru lainnya memiliki kesempatan yang
sama seperti saya,” terang alumni S-1 Bahasa Inggris Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(IKIP) Padang ini. “dulu tahun 1998, saya sudah pernah mengikuti pemilihan Guru Teladan.Malah saya bisa meraih peringkat dua Guru Teladan Tingkat Provinsi Sumatera Barat,”
imbuhnya
Namun Kepala Sekolah tetap bersikukuh untuk mengajukan nama Marjohan sebagai
wakil dari SMAN 3 Batusangkar. Ia pun tidak bisa menolak lagi dan mencoba menyikapi
tugas tersebut itu dengan serius. Kepercayan
kepala sekolah mampu dijawab dengan baik oleh
Marjohan. Ia berhasil menjadi juara pertama
di tingkat provinsi dan mendapat reward dari
pemerintah Sumatera Barat untuk menunaikan
ibadah Haji ke tanah Suci.
Kegemilangan Marjohan tidak berhenti hanya
tingkat provinsi saja. Bahkan kala pemilihan
PTK Berprestasi tingkat nasional dilaksanakan
September 2012 lalu di Jakarta, ia juga menjadi
yang terbaik dari seluruh peserta yang ada
dengan meraih juara pertama Guru
Berprestasi tingkat nasional.
“Saya merasa senang,
terharu, tak terbayangkan, semua
bercampur-aduk jadi satu saat nama saya
disebut sebagai juara pertama. Semua
orang sekitar memberi ucapan selamat,”
katanya. Ucapan selamat, lanjut Marjohan,
tidak hanya datang dari para guru, mereka
yang merasa punya hubungan darah
dengan ranah Minang juga datang
menyodorkan tangan dan berucap.“Saya tidak bisa berkata-kata lagi. Hanya
Syukur Alhamdulillah atas semua yang
saya raih. Juga ucapan terima kasih pada
semua teman yang telah mendukung
perjalanan saya sampai di tingkat nasional.
Tentunya, semua ini tidak akan bisa saya
dapat jika tidak ada teman-teman semua,”
ucapnya lagi.
GIAT MEMBACA DAN
MENULISKeinginan Marjohan untuk menjadiguru sudah ia rencanakan sejak lama.
Meskipun ia dibesarkan oleh ayah seorang
prajurit polisi dan ibu seorang petani
kecil, Marjohan merasa mantap untuk
menjadi seorang guru. Setelah lulus dari
SMA Negeri 1 Payakumbuh tahun 1977,
ia memutuskan untuk mendaftar sebagai
mahasiswa pendidikan Bahasa Inggris
IKIP Padang.
Sejak menjadi mahasiswa, ia tahu
bahwa seorang mahasiswa harus kreatif
dan inovatif. Marjohan pun memperkaya
pengalamannya dengan mengikuti
kegiatan seperti aktif di Masjid kampus dan
juga menjadi Pemandu Wisata Sumatera
Barat serta menerima pesanan terjemah
untuk melatih kemampuan akademik
dan sekaligus bisa memperoleh sedikit
uang jajan.
“Sejak kuliah saya sudah punya target
dalam membaca dan melatih menulis.
Saya membuat target untuk membaca
sekitar 100 halaman perhari,” terangnya.
“se m e ntar a untuk m e m pe r dalamkemampuan bahasa Inggris, saya membaca
amun epa a e o a tetap ers u u untu m enga u an nama ar o an se aga
wa ar atusang ar. a pun t a sa meno a ag an menco a meny ap
ugas tersebut itu dengan serius. Kepercayan
kepala sekolah mampu dijawab dengan baik oleh
Marjohan. Ia berhasil menjadi juara pertama
di tingkat provinsi dan mendapat reward dari
pemer nta umatera arat untu menuna an
ibadah Haji ke tanah Suci.
Kegemilangan Marjohan tidak berhenti hanya
tingkat provinsi saja. Bahkan kala pemilihan
PTK Berprestasi tingkat nasional dilaksanakan
eptem er a u a arta, a uga men a
yang ter a ar se uru peserta yang a a
dengan meraih juara pertama Guru
Berprestasi tingkat nasional.
aya merasa senang,
16
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
17/64
17PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012
satu majalah bahasa Inggris setiap minggu,”
tambahnya. Tidak berhenti sampai di situ,
Marjohan juga mengasah kemampuan
menulisnya dengan cara membaca buku
biografi tentang penulis terkenal kemudian
menuliskan pengalaman paling kurang 2
halaman folio per hari.
Seperti itulah yang dilakukan Marjohan
selama 4 tahun masa kuliahnya. Sampai
akhirnya ia mampu merampungkan
pendidikan sarjananya sesuai dengan
target dan lulus pada tahun 1981. Di sinilah
tantangannya sebagai guru telah dimulai.
Ia mengawali karier mengajarnya di SMA
Negeri 1 Lintau. Marjohan juga membuat
refleksi diri bahwa ia harus menjadi guru
yang berbeda, guru yang menguasai
berbagai kemampuan.
“Saya bertekad untuk menjadi guru
yang memiliki berbagai kemampuan. Saya
juga cukup aktif melibatkan diri dalam
pergaulan sosial seperti mengunjungirumah orang tua siswa, ikut kegiatan
masjid, aktif dengan kegiatan sekolah dan
mempersiapkan kegiatan mengajar, serta
melaksanakan tugas sebagai guru.”
Kebiasaaan yang ia bangun selama
masa kuliah juga tetap dijalankannya agar
ia selalu terbiasa untuk mengembangkan
diri. Sampai tak terasa 14 tahun sudah ia
mengabdikan diri di SMA Negeri 1 Lintau
yang berlokasi di daerah pedesaan. Untuk
penyegaran ia pun bermaksud untuk hijrah
ke sekolahnya dulu di Payakumbuh. Iadiizinkan untuk mengabdi di sekolah baru,
SMA Negeri 3 Batusangkar, sebuah sekolah
unggulan di Kab. Tanah Datar.
“Mengabdi di sekolah unggulan dengan
rekruitmen guru berdasarkan skor TOEFL
dan TPA untuk Test Potensi Akademik,
serta rekruitmen siswa yang cukup selektif
memberi peluang yang besar bagi saya
untuk mengembangkan profesionalisme
sebagai seorang guru,” katanya. “tantangan
dari lingkungan membuat saya mampu
membaca banyak buku, dan juga mampu
menulis lebih banyak artikel. Anak didik
juga lebih gampang untuk dib imbing
sehingga mereka mampu meraih juara
sampai ke tingkat provinsi dan bahkan ke
tingkat nasional,”imbuh Marjohan.
S e l a i n i t u , k e s e m p a t a n u n t u k
melanjutkan pendidikan ke jenjang
pascarjana lebih terbuka lebar bagi guru-
guru sekolah unggulan. Tahun 2008, ia
tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana
Universitas Negeri Padang (UNP). Kebiasaanmembaca dan menulis sangat membantu
Marjohan dalam menyelesaikan kuliah
dan dalam merampungkan penulisan
tesis. Akhirnya ia mampu menyelesaikan
perkuliahan pascasarjana sesuai dengan
target waktu dengan IPK cum-laude.
Setelah meraih pendidikan master,
kemampuannya terasa lebih meningkat
hingga mampu menerbitkan 4 buku pada
penerbit Yogyakarta dan beredar pada
toko-toko buku di Indonesia.
JUARA DARI JAWAPada pertengahan Agustus lalu, seluruh
PTK peraih peringkat 1 di Sumatera Barat
diundang untuk berkumpul di Padang.
Semuanya ada 13 orang yang mewakili
guru- guru pertingkat, kepala sekolah per
tingkat dan juga pengawas sekolah. Agar
utusan Sumatera Barat bisa berkiprah
di tingkat nasional, panitia provinsi juga
mengundang seorang ahli yang punya
pengalaman dalam urusan seleksi guru
berprestasi tingkat nasional. Dalam acarapembekalan yang dilaksanakan di Hotel
Mariani Padang, Drs.Syamsurizal,MM
selaku Kepala Dinas Pendidikan Sumatera
Barat, memberi pencerahan kepada semua
peserta.
“Beliau mengatakan bahwa kami harus
memiliki rasa percaya diri yang baik.
17PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
18/64
18
Seseorang yang memiliki rasa percaya
diri yang mantap, maka ia akan bisa
menghadapi semua tantangann yang ada di
depan mata,” katanya. “beliau juga berpesan
bahwa seorang guru mutlak untuk memiliki
k a r a k t e r . G u r u y a n g b e r k a r a k t e r
harus memiliki kemandirian, profesional,dan percaya diri. Atau dalam program
sertifikasi sekarang dikatakan bahwa
setiap guru harus memiliki 4 kompetensi,
yakni kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial.”
Pakar yang diundang oleh Dinas
Pendidikan Sumbar adalah ibu Dra. Farida
Ariani, M.Pd, yang sering terlibat sebagai
juri. Beliau juga bertugas pada P4TK Bahasa
Jakarta. Dalam acara tersebut, ia hanya
memberikan wawasan secara umum
bagaimana agar setiap peserta utusan
Sumatera Barat bisa mempersiapkan diri.
Dari pengalaman setiap tahun biasanya
peserta yang hebat banyak datang dari
Jawa Timur, Jawa Tengan dan DKI Jakarta.
Namun utusan Sumatra Barat harus tetap
optimis bahwa yang menentukan nasib
menang atau kalah adalah mereka sendiri.
Akhirnya tanggal 3 September 2012 yang
ditunggu pun tiba. 13 orang peserta
utusan Sumatera Barat untuk seleksi PTK
yang berprestasi berkumpul di Bandara
Minangkabau, Padang.“Selama dalam penerbangan saya
m e n c o b a
m e n g h i t u n g -
hitung kekuatan
dan potensi diri ,
tentu saja teman-
teman yang lain j u g a d e m i k i a n .
Popularitas kota dan
orang Jawa, kadang-
kadang membuat
rasa percaya diri
t i d a k m e n e n t u .
Pendek kata saya
terbang tanpa beban
dan sering berucap
menjadi juara 1 di
Sumbar itu sudah
bagus. Bahkan saya
juga sering berandai
jika saja peringkat 1
itu adalah milik saya
maka datanglah,
d a n b i l a t i d a k
m aka p er gi l ah , ”
kenangnya.
Sesampainya di Jakarta, Marjohan sudah
tak sempat lagi untuk terus berangan. Ia
disibukkan dengan berbagai kegiatan,
termasuk seleksi guru berprestasi tingkat
nasional. Menurutnya, seleksi di tingkat
nasional tidak seberat seleksi di tingkatprovinsi. Namun yang terasa berat adalah
perasaan atau beban mental. Saat itu ia
harus berhadapan dengan utusan-utusan
terbaik dari setiap provinsi dan jumlah
mereka lebih besar dibanding saingan saat
di Provinsi.
“Meskipun kami ditempatkan di Hotel
Millenium dengan iklim yang nyaman
namun pikiran tidak senyaman suasana,
karena saya terus berpikir bagaimana
menaklukan soal-soal ujian test tulis
yang jumlah soalnya tidak sebandingdengan alokasi waktu,” terang Marjohan.
“selama dua hari kami dihujani oleh
test tulis sepanjang hari, otak terasa
lelah dan panitia ujian terlihat juga
lelah. Dua hari berikutnya kami harus
mempresentasikan karya ilmiah, dengan
kuota 1 jam perorang.”
Bagi Marjohan, ini merupakan saat yang
menegangkan menghadapi pertanyaan
demi pertanyaan dari dewan juri. Ia
harus bisa merespon dan meyakinkan
dewan juri dengan logika dan dengan
penuh sopan santun. Selain itu, ia juga
harus antri giliran untuk presentasi.
Jadwal tampilnya pukul 22.00. Namun
Marjohan tidak berada di tempat karena
harus menunaikan sholat Isya dan jadwal
tampilnya ditunda pada pagi berikutnya.
“Ternyata suasana presentasi tidak
menakutkan seperti yang dibayangkan.
Alhamdulil lah saya bisa merespon
semua pertanyaan dewan juru, malah
saya juga menerima ucapan selamat
dari juri,”katanya. “selesai presentasi,
suasana pikran sedikit lega, tetapi sayaharus kembali menyiapkan mental
untuk mendengar hasil pengumuman,”
imbuhnya.
18
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
19/64
19PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012
Karya Tulis Drs. Marjohan, M.Pd.
NO. JUDUL JENIS PENERBIT
1 School Healing Buku Insan Mad ani- Yogyakar ta
2 Generasi Masa Depan Buku Bahtera Buku- Yogyak ar ta
3 True Story: Tuntutlah Ilmu Sampai Ke Negeri Perancis BukuDiva Press- Yogyakarta(proses Terbit)
4 True Story: Perjuangan Meraih Gelar Doktor di Jerman BukuDiva Press- Yogyakarta(proses Terbit)
5Tulisan Internasional(sebagai Penulis dan kolaborator ekspedisi)
Art ikel Speleologie (1995-2005)
6Buku Pelajaran- Pendidikan Berbasis Adat MinangkabauKelas 3 SD/ MI
Naskah BukuDewan PendidikanKab. Tanah Datar
7Buku Pelajaran- Pendidikan Berbasis Adat MinangkabauKelas 4 SD/ MI
Naskah BukuDewan PendidikanKab. Tanah Datar
8 Buku Pelajaran- Pendidikan Berbasis Adat MinangkabauKelas 5 SD/ MI
Naskah Buku Dewan PendidikanKab. Tanah Datar
9Buku Pelajaran- Pendidikan Berbasis Adat MinangkabauKelas 6 SD/ MI
Naskah BukuDewan PendidikanKab. Tanah Datar
10 Perilaku- Perilaku Penuh Pesona Naskah Buku
11 Kumpulan 102 judul artikel ArtikelTerbit pada koran Singgalang,Haluan, Canang, Serambi Post
12 Maximal School Naskah Buku
13 Parenting: Anakku- Muridku Naskah Buku
14 Menjadi Orang Terdepan- The Road To Success Naskah buku
15 Pengalaman berharga menjadi warga dunia Naskah buku
16 Jalan-jalan Tiga Propinsi Naskah buku
MENANTI JUARA HARAPANJumat 7 September 2012 lalu seperti
menjadi hari yang sangat lambat bagi
Marjohan, karena hari itu merupakan
pengumuman para juara. Usai sholat
Jumat semua peserta guru berprestasi
menyempatkan diri untuk makan
siang. Kemudian tibalah moment yang
ditunggu-tunggu yaitu pengumuman
pemenang guru berprestas i danberdedikasi. Semua peserta berkumpul
di aula pada plaza kemendikbud gedung
A di Senayan.
Sesuai arahan panitia bahwa semua
peserta duduk sesuai grup mereka, mulai
dari grup Guru TK, Kepala TK, Pengawas
TK, hingga grup Guru SMA, Kepala Sma
dan Pengawas SMA. Berarti total peserta
ada sekitar 700 orang. Para eselon dan
menteri Pendidikan sudah hadir dan
tentu pengumuman pemenang segera
digulirkan.
“Sejak awal, saya sudah membuat
patokan untuk tingkat Guru SMA yang
terbaik itu tentu berasal dari provinsi di
Pulau Jawa. Sesuai dengan keberdaan
Universitas dan Perguruan Tinggi yang
populer, seperti: ITB, UI, UGM, Undip,
UB, maka guru-guru hebat bakal datang
dari Jawa Barat, DKI-Jakarta, Yogjakarta,
Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kalaupun
ada peringkat 6 atau juara harapan 3
itu mungkin saya dari Padang,” ungkap
Marjohan mengira-ngira.
Ternyata , lanjutnya , saat itu tidakada pengumuman untuk juara 4, 5 dan
6. Hilanglah harapan marjohan untuk
memperoleh juara harapan. Namun
sekali-sekali terlintas dalam benaknya
bahwa ia memang tidak menjadi juara
harapan, tetapi justru juara pertama.
Namun pikiran itu segera ia buang jauh,
agar ia tak terlalu kecewa jika tidak terjadi.
Pengumuman para juara dimulai dari
jua ra ketiga , ia jug a memperhatikan
nama-nama pemenang. Dalam hati,
Marjohan juga berharap untuk bisa jadi
juara 1, namun ia tetap berprinsip bahwayang terbaik pasti dari Pulau Jawa.
“Saya tetap berkeyakinan bahwa
juara pertama itu pasti dari pulau Jawa.
Jadi saya sudah tidak bersemangat
lagi mendengar pengumuman ketika
nama saya tidak ada di deretan kedua
dan ketiga,” terangnya. Namun yang
terjadi justru bersebrangan apa yang
dipikirkannya. Nama Drs. Marjohan, M.Pd,
guru SMA Negeri 3 Batusangkar disebut
sebagai juara pertama Guru Berprestasi
2012.
“Semua melenceng jauh dari perkiraan.
Saya benar-benar tidak menyangka,
mungkin ini yang namanya surprised ,”
ungkapnya sambil tertawa bahagia.
SAIF AL HADI
19PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
20/64
20
Bagi Nurhadi, M. Pd., pemilihan PTK
Berprestasi tidaklah sekedar kom-
petisi persaingan untuk menjadi
yang terbaik saja. Melainkan juga
salah satu ajang untuk menin-
gkatkan mutu PTK di Indonesia dengan
menguji kualitas diri terkait profesi dan
layanan didik. Menurut guru SMA Negeri5 Jayapura, Provinsi Papua ini, kedua hal
tersebut merupakan hal penting yang
harus dilakukan oleh PTK, terutama guru
sepertinya.
“Pelaksanaan pemilihan PTK ini juga
senada dengan firman Allah SWT di dalam
Al-Qur’an: fastabiq al-khoirot yang artinya
bersainglah dalam hal kebaikan,” terang
anggota takmir, imam masjid, khotib
Jum’at, dan sekaligus guru mengaji di
masjid Nurul Hidayah, Jayapura ini. “ayat
tersebut telah memotivasi saya untukmengikuti seleksi guru SMA berprestasi.”
Nurhadi, M. Pd.Juara 2 Guru SMA Berprestasi Nasional 2012
Berawal dari
Gurdasus, hinggaGuru Berprestasi
Nurhadi berkompetisi dalam ajang
tersebut bukan untuk kemasyhuran atau
bangga diri, namun lebih mengarah
kepada upaya saling mengasah, saling
memberi, dan saling memotivasi demi
pemerataan kualitas pembangunan
pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, lanjutnya, bertemunya guru-guru SMA berprestasi seluruh Indonesia,
dengan kelebihan dan kelemahan masing-
masing akan memperkuat upaya lebih
meningkatkan kualitas layanan didik,
terutama bagi diri Nurhadi pribadi.
Dengan motivasi tersebut, Nurhadi
tidak memiliki beban harus menjadi
juara atau tidak. Ia bisa leluasa menjalani
berbagai kegiatan selama di Jakarta tanpa
ada beban yang memberatkan. Namun,
tidak disangka justru ia meraih juara 2 Guru
SMA Berprestasi 2012 tingkat nasional.“Semoga ini menjadi salah satu
jalan agar saya bisa lebih
meningkatkan kualitas diri
sebagai guru,” harapnya.
“menjadi juara bukanlah
t u j u a n u t a m a . Y a n g
terpenting bagi saya adalah
bagaimana meningkatkan
layanan didik kepada siswa
sebagai pihak yang paling
berkepentingan dengan
profesi saya.”
AWAL KARIER
SEBAGAI
GURDASUS
Perjalanan karier Nurhadisebagai guru tidak diawali
dengan mudah. Sebelum
ia menjadi guru di sekolah
favorit seperti sekarang ini,
ia terlebih dahulu menjadi
guru daerah khusus (Gurdasus) yang
mengajar di daerah terpencil. Nurhadi
diangkat sebagai CPNS-guru sejak 1
Februari 1997 di salah satu SLTP di daerah
terpencil Papua, tepatnya di perbatasan
Indonesia—Papua Nugini, yaitu SLTP
Negeri Web. Ia berangkat bersama tujuh
teman guru lainnya yang sama-sama
ditugaskan untuk membuka SLTP Negeri
Web.
“Perjalanan ke tempat tugas tidaklah
mudah. Kami harus menyewa mobil
kecil double gardan untuk menempuh
perjalanan berlumpur dari Kota Jayapura
ke Senggi sejauh 180 kilometer,” katanya.
“perjalanan ditempuh selama 8-9 jam
dengan kondisi separoh jalan makadam
yang rusak, berlumpur, longsor sepanjang
hutan hujan tropis Papua,” imbuhnya.
Setelah bermalam di SMPN Senggi, Masihkata Nurhadi, pagi harinya rombongan
berjalan kaki menelusuri jalan setapak
hutan, gunung, sungai atau lembah
menuju Web selama 2 hari. Rombongan
harus bermalam di tepi Sungai Web,
atau jika perjalanan kaki lebih cepat bisa
sampai di Kampung Yabanda. Perjalanan
dilanjutkan pagi hari menuju Kampung
Yuruf dan tiba di SMPN Web sudah
menjelang magrib pada hari kedua.
Sebagaimana kiprah guru lainnya
ketika membuka sekolah baru di daerahterpencil, pada awalnya tentu dilalui
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
21/64
21PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012
dengan mencari dan menjemput calon
siswa. Pencarian calon siswa ia lakukan
bersama para guru secara intensif sekitar
tiga bulan. Selama tiga bulan mereka
mengunjungi keluarga-keluarga yang
tersebar di kampung-kampung tua di
wilayah Kecamatan Web radius jarak antara
sekolah dengan kampung-kampung itu
sekitar lima sampai 15 kilometer. Dengan
berjalan kaki mereka mengunjungi rumah-
rumah warga secara rutin setiap Sabtu
dan Minggu. Perjalanan anjangsana ke
kampung-kampung tua (kampung asli
Papua) dalam rangka menerangkan visi
dan misi dibukanya SMPN Web kepada
masyarakat. Selain itu, kepala sekolah
SMPN Web yang beragama Katolik, sangat
aktif menerangkan hal tersebut kepada jamaah Gereja Katolik di pusat kecamatan.
“Tahun pertama merupakan tahun
ujian yang amat berat. Sebab hampir
semua orang tua seperti tidak memiliki
harapan masa depan yang cerah bagi
anak-anak mereka. Hidup mereka hanya
bersifat rutinitas seperti membuka ladang,
menanam ubi, pisang atau sayuran di
kebun untuk kebutuhan sehari-hari,” kata
Nurhadi. Menurut Bapak Sondakh, Camat
Web yang saat itu bertugas, lama usia
sekolah anak perempuan rata-rata hingga
kelas IV SD, setelah itu dikawinkan orang
tuanya. Sedangkan anak laki-laki pada
umumnya tamat SD kemudian kawin.
“Hanya anak-anak yang punya
semangatlah yang tetap melanjutkan
bersekolah hingga SLTP atau SLTA di
Sentani Jayapura. Satu di antaranya adalah
Elyas Abray yang membantu mengajar
Agama Katolik dan kesenian di SMPN Web,”
tambahnya.
B a n y a k h a l y a n g
m e m b u a t N u r h a d i
p r i h a t i n d i d a e r a htersebut pada saat itu.
Salah satunya adalah
peristiwa saat ia mencari
siswa, tepatnya di rumah
Bapak Ondoafi Pascalis.
Saat itu Bapak Ondoafi
menolak keras anaknya
d i b a w a k e s e k o l a h .
Beliau berkata setengah
berteriak bahwa
pemerintah selama
ini tidak mempedulikanmereka.
Tidak ada jalan yang layak, hanya jalan
setapak. Tidak terjangkau alat transportasi
untuk berjual-beli, yang ada hanya makan
dari hasil kebun sendiri. Demikian keluh
Ondoafi pada pemerintah yang tidak
mempedulikan mereka. Nurhadi sangat
memahami jika mereka pesimistis, karena
ia melihat langsung keadaan mereka yang
sangat terbelakang dan kehidupan yang
jauh dari kata layak. Namun beruntunglah,
akhirnya Tuhan mengetuk hati Ondoafi
sehingga pada saat itu kami berhasil
meyakinkannya.
”Saya berkata pada beliau bahwa
kondisi orang-orang tua saat ini memang
sangat sulit. Tetapi kami adalah wakil
pemerintah yang diutus untuk menolong
masyarakat di kampung ini. Jika anak-anakdiijinkan sekolah maka dalam 10 hingga 20
tahun ke depan anakanak akan merubah
kampung terisolir ini menjadi maju. Ada
yang menjadi kepala distrik, mantri untuk
melayani kesehatan, dan guru pendidikan,”
kenangnya. Pak Ondoafi pun memahami
penjelasan Nurhadi dan mengijinkan
anaknya dibawa ke sekolah.
Setelah anak Pak Ondoafi diijinkan
bersekolah maka anak-anak lainnya
secara sukarela menyusul. Tahun pertama
kegiatan belajar efektif molor hingga
Oktober 1997 karena harus mencari siswa.
Tetapi para guru cukup lega karena ada
12 anak mau bersekolah di SMP Web.
Salah satunya adalah pemuda yang sudah
menikah, Kaleb Watae dari Desa Yuruf. Dia
ngotot ingin bersekolah walaupun usianya
sudah 20 tahun. Kami tetap menerimanya
karena memang di daerah tersebut belum
ada Program Paket B. Tugas kami saat itu
hanyalah menolong dan melayani bagi
siapa saja orang Web yang mau bersekolah,
tidak ada kata menolak.
MUTASI KE KOTA JAYAPURA Tahun 2001, Nurhadi dimutasikan ke
SLTP Negeri 6 Jayapura. Sebuah sekolah di
tanjung Kayu Batu. Mirip dengan apa yang
dilakukan ketika di pedalaman, Nurhadi
dihadapkan pada beberapa permasalahan
yang pelik. Namun kali ini permasalahan
tersebut berbeda, yaitu kenakalan anak.
Berbagai strategi dilakukan pihak sekolah
untuk menyembuhkan kenakalan anak.
Beberapa kasus yang pernah terjadi, ketika
seorang guru mengajar, ada seorang
siswa melompat dari jendela hinggaguru tersebut menangis karena merasa
tidak dihormati. Terkadang ada kotoran
manusia di dalam kelas, dan beberapa
peristiwa lainnya. Guru-guru sudah
maksimal dalam membina mereka melalui
metodenya masing-masing. Kebanyakan
menggunakan metode pu ni sh me nt
(hukuman).
N a m u n N u r h a d i m e m p u n y a i
pendekatan lain. Ia mendekati para siswa
melalui olah raga favoritnya, yaitu sepak
bola. Setiap Sabtu sore ia berlatih dengan
siswa-siswa di lapangan SPN Base-G.
Melalui media tersebut, Nurhadi mengajak
berdiskusi, berbicara dari hati ke hati
tentang untung-ruginya jika tidak serius
dalam belajar dan mengikuti pembelajaran.
Pentingnya menghormati orang yang
lebih tua, dan menjaga kebersihan dan
keindahan sekolah demi kenyamanan
belajar. Berkat usaha yang dikemas dengan
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
22/64
22
olah raga favorit sepak bola tersebut, para
siswa pelahan menjadi berubah baik.
“Belum banyak yang saya lakukan
untuk membatu sekolah mengatasi ulah
usil siswa, saya sudah dimutasikan lagi
oleh Walikota ke SMU Negeri 5 Jayapura
setahun kemudian,” katanya. “SMU Negeri
5 Jayapura merupakan sekolah baru yang
didirkan oleh pemerintah Kota Jayapura
pada tahun 2002.”
Sekolah tersebut, lanjut Nurhadi,
terletak di ketinggian, tepatnya di
kaki timur Gunung Cycloop. Sebuah
sekolah khusus yang didirikan untuk
putera-puteri Papua berbakat. Walikota
mendirikan sekolah khusus tersebut untuk
memproteksi anak-anak Papua berbakat
agar mampu berprestasi secara nasional
dan internasional. Harapannya 80% anak
Papua dapat diterima di perguruan tinggi
ternama, baik di dalam maupun luar negeri.
Oleh karena itu tenaga guru yang
diambil dari berbagai sekolah di Jayapura
juga guru-guru yang dianggap mampu
memfasilitasi siswa tersebut untuk
berprestasi. Beruntunglah Nurhadi
termasuk di antara guru-guru terpilih
itu. Dan nasib yang sama ia alami lagi,
yaitu membuka sekolah baru. Hanya saja
pada saat itu membuka sebuah SMU dan
berada di Kota Jayapura,
yang dirancang dengan
ekspektasi yang tinggi:,
yakni mengantarkan anak-
anak Papua berprestasi.
Sebuah beban sekaligus
tantangan baginya dan
teman sejawat sebanyak 11
orang, saat itu.
“Seperti akan membuka
kampung di tengah hutan
belantara, kami bingung
h a r u s m e m u l a i d a r i
mana?” ucapnya. Sedikit
p e n g a l a m a n M u r h a d i
membuka sekolah baru di
pedalaman Papua telah
banyak membantu denganm e m be r ikan m asukan
kepada kepala sekolah, Frans
Wamebu yang bertugas
saat itu. Manajemen dan
sistem administrasi adalah mesin utama,
kurikulum adalah arahnya, dan tenaga
pendidikan dan kependidikan adalah
tenaganya.
Maka dimulailah pekerjaan besar itu
dengan merancang sistem administrasi
sekolah. Pada awal berdirinya SMUN
5 Jayapura Nurhadi dan seorang guru
bernama Jan Manoppo membantu
administrasi dan dokumentasi sekolah
yang dinahkodai Bapak Frans Wamebu.
“Jadi saya dan Jan Manoppo benar-
benar menjalankan fungsi sebagai
tenaga serabutan. Guru sekaligus
tenaga administrasi. Beruntunglah
setahun kemudian diangkat tenaga
tata usaha sebanyak tiga orang,”
ungkapnya.
Tenaga guru yang dipilih dari
berbagai sekolah tersebut memiliki
semangat dan kebersamaan yangkuat untuk kemajuan SMUN 5
Jayapura. Mereka menyumbangkan
apa yang menjadi kelebihannya
masing-masing. Misalnya dalam
bidang olah raga, debat Bahasa
Inggris, olimpiade sains, matematika,
kar y a i lm iah r e m aja , ce r das
cermat dan sebagainya. Semua
menyayangi anak-anak Papua
seperti terhadap anak sendiri yang
harus diberdayakan.
SAIF AL HADI
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
23/64
23PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi terkait
pengembangan profesi melalui kegiatan reflektif,
maka Nurhadi pun juga sering mengadakan
penelitian tindakan kelas (PTK) serta pengembangan karya
inovasi berupa media eLearning untuk pembelajaran.
1. Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah yang pernah Nurhadi hasilkan berupa
tulisan ilmiah populer, penelitian pendidikan dan penelitia
tindakan kelas (PTK). PTK dilakukan Nurhadi secara
kolaboratif dengan teman sejawat di sekolah. PTK dimulai
dari menemukan permasalahan pembelajaran di kelas
melalui proses mendiagnosis permasalahan yang ditemukan.
Selanjutnya Nurhadi dan kolaborator merencanakan tindakanperbaikan, lalu melaksanakan tindakan, dan secara bersama-
sama merefleksikan hasil tindakan untuk merancang tindakan
selanjutnya.
Tindakan seperti ini dilakukan Nurhadi minimal untuk dua
siklus, dan masing-masing siklus minimal dua pertemuan.
Maka melalui penelitian akan diperoleh ”perubahan” antara
sebelum dan setelah tindakan sampai diyakini tujuan
penelitian yang direncanakan benar-benar tercapai. Prinsip
Nurhadi tidak ada kata puas dalam hal layanan didik, maka
Nurhadi selalu melihat apa kekurangannya dalam mengajar
di kelas dan berusaha mencari jalan keluarnya melalui PTK.
Nurhadi memprogramkan kegiatan penelitian dalam setahun
minimal satu kali.
Beberapa karya tulis ilmiah Nurhadi di antaranya diikutkan
dalam berbagai lomba di atas. Beberapa prestasi Nurhadi
dalam pengembangan profesi di bidang karya tulis ilmiah
antara lain:
a. Lesson Study, Senjata Ampuh Menghadapi Uji Kompetensi
Guru, dalam bentuk Ilmiah Populer dipublikasika di Buletin
SAGU, LPMP Papua, Edisi II/10/ 2007 (h.25-29)
b. Peningkatan Kompetensi Kewarganegaraan melalui
Penerapan Slim n Bil dalam Pembelajaran Kooperatif GIP
Siswa Kelas X-1 SMAN 5 Jayapura, dalam bentuk PTK,
dan mendapat Juara III dalam Lomba Keberhasilan Guru
Tingkat Nasional (2008), dipublikasikan Kemdiknas dalambentuk proceding.
c. Peningkatan Kompetensi Kewarganegaraan melalui
Penerapan Slim n Bil dalam Pembelajaran Kooperatif
GIP Siswa Kelas X-1 SMAN 5 Jayapura (2008), Jurnal hasil
penelitian di dalam Jurnal Ilmiah Guru “Cope” Yogyakarta
No. 01 Tahun XII, Februari 2008 (H.23-35).
d. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar PKn Siswa
dengan Menggunakan eCivics dalam Pembelajaran,
dalam bentuk PTK diikutkan dalam Pemilihan Guru SMA
Berprestasi tingkat Nasional Tahun 2012 (Juara II) Profil
karya tulis di atas dapat dilihat di portofolio.
2. Karya Inovatif
Berdasarkan analisis kebutuhan (need assessment) terhadap semua
komponen pembelajaran, termasuk komponen siswa yang sudah
ICT minded maka pembelajaran di SMA negeri 5 Jayapura dapat
dilaksanakan dengan dukungan media TIK. Oleh karena itu Nurhadi
mengembangkan:
a. eLearning pembelajaran dengan nama eCivics dengan alamat situs
http://civicsindonesia.freewebclass.com.
a. Media social untuk berbagi wawasan dengan teman-teman
seprofesi Nurhadi membuat situs http://campus.educadium.com/
kompetensiguru
a. Media presentasi pembelajaran dalam format power point (ppt)
untuk setiap pertemuan dengan modifikasi slide master.
3. Modul PembelajaranModul pembelajaran PKn semester ganjil yang sudah Nurhadi
buat dan disahkan Dinas Pendidikan Kota Jayapura untuk digunakan
di kalangan MGMP SMA di Kota Jayapura, terdiri dari:
a. Modul PKn Kelas X SK 1, 2 dan 3.
b. Modul PKn Kelas XI SK 1, 2 dan 3.
c. Modul PKn Kelas XII SK 1, 2 dn 3.
4. Prestasi Lainnya
Untuk meningkatkan profesionalisme, Nurhadi mengikuti
beberapa pendidikan dan pelatihan (Diklat). Misalnya Diklat Guru
PKn di P4TK PKn dan IPS Malang hingga jejang menengah (2007),
Lokakarya Pendidikan Berkonstitusi di Jakarta (2007), Bimbingan
Teknis KTSP, Workshop Penanggung Jawab Pusat Sumber Belajar
(PSB) sekolah model (2010), dan berbagai Diklat lainnya. Sejak 2007
Nurhadi sebagai anggota TPK Provinsi Papua.
Pada tahun 2008, dalam rangka mewujudkan pembelajaran
berbasis ICT di Papua, Nurhadi mendapat tugas belajar pada Program
Pascasarjana Teknologi Pembelajaran Universitas Negeri Yogyakarta.
Predikat Magister Pendidikan Nurhadi tempuh dalam waktu 18 bulan
dengan predikat cumlaude. Judul tesis Nurhadi Pengembangan
e-Learning Pembelajaran PKn untuk SLTA.
Pada tahun 2011 Nurhadi mengikuti TOT Penilaian Kinerja Guru
dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PCT Regional
Timur di Makasar. Berkat TOT terakhir, Nurhadi menjadi trainer
dan assesor untuk PK Guru dan PKB tingkat nasional. Pengalamanpertama yaitu Nurhadi dilibatkan sebagai trainer pada Pelatihan PK
Guru dan PKB Regional Papua di Hotel Sentani Indah oleh Badan
PSDM Jakarta. Karena ada penyempurnaan format penilaian dari
fokus 14 kompetensi ke arah tiga bidang tugas utama guru dalam
pembelajaran maka pelatihan asesor PK Guru dan PKB Lanjutan
pada Juli 2012 di Hotel Delima Jayapura (2012). Selanjutnya Nurhadi
mempertajam keterampilannya sebagai asesor PK Guru setelah
diundang dalam Bintek Penilaian Kinerja Guru oleh Dir PTK Dikmen
di Makasar (2012). Dengan demikian Nurhadi sudah layak menjadi
asesor PK Guru dan PKB.
Prestasi Karya Tulis
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
24/64
24
Siapa yang tidak ingin mengikuti
Pemilihan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PTK) Berprestasi
2012 di tingkat nasional dan men-
jadi juara? Tentu hal itu menjadi
impian PTK di seluruh Indonesia. Namun
bukan semata penghargaan saja yang
diinginkan oleh Drs. Sumarno, M.Si. Meski-
pun guru SMA Negeri 1 Matauli Pandan,Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Su-
matera Utara ini meraih juara 2 Guru SMA
Berprestasi, tetapi hal itu bukan menjadi
satu-satunya yang ia dapatkan selama
mengikuti rentetan kegiatan di Jakarta
pada September lalu.
“Mengikuti kegiatan pemilihan
guru berprestasi mempunyai banyak
manfaat. Pertama, dapat menambah
wawasan, karena kegiatan ini mendorong
individu untuk mengetahui berbagai hal
untuk menjadi sosok guru yang ideal.Kegiatan tersebut disadari atau tidak
Drs. Sumarno, M.Si.Juara 3 Guru SMA Berprestasi Nasional 2012
Merasakan Manfaat
Pemilihan PTKBerprestasi 2012akan memperkaya wawasan guru dalam
bidang pendidikan, yang tentu saja sangat
berguna bagi upaya peningkatan kualitas
guru,” kata guru yang akrab dipanggil
Sumarno ini.
Kedua, masih kata Sumarno, mendapat
penghargaan .Penghargaan ini akan
membuat seorang guru lebih percaya diri,
lebih termotivasi untuk selalu berbuat danmemberi yang terbaik, serta muaranya akan
menjadi insprirasi bagi peserta didik untuk
selalu berprestasi. Ketiga, angka kredit.
Piagam penghargaan yang diperoleh dapat
digunakan sebagai salah satu komponen
angka kredit untuk kenaikan pangkat
yang pada hakekatnya akan menambah
pendapatan dan kesejahteraan keluarga.
Dengan taraf hidup yang baik maka
kompetensi dan pengabdian sesorang
guru akan meningkat. Hal tersebut terjadi
karena dengan tambahan penghasilanitu, guru akan mampu membeli buku dan
komputer dengan perangkat
i n t e r n e t n y a s e b a g a i
sumber pembelajaran
s e r t a p e r a l a t a n l a i n
y a n g m e n d u k u n g
terselenggaranya proses
pembelajaran yang PAIKEM.
“ T e n t u n y a j u g a
menambah kenalan.Seperti
halnya lomba yang lain,
kegiatan pemilihan guru
berprestasi selalu membawa
dampak positif terbukanya
kesempatan untuk saling
m e ng e nal antar a satu
guru dengan guru lainnya.
P e r t u k a r a n i n f o r m a s i
antarguru akan bermanfaatbagi peningkatan wawasan
dan kualitas seorang guru,”
kata Sumarno. “ selain itu,
kegiatan ini juga mampu
memberi spirit untuk maju.”
Satu hal yang paling dirasakan pada saat
pelaksanaan final lomba atau penyerahan
penghargaan dan tidak ditemukan dalam
berbagai referensi adalah terciptanya
momentum suasana yang mendorong
semangat untuk lebih maju. Suasana
tersebut tercipta akibat berkumpulnya
guru-guru dengan minat yang sama
dalam sebuah even ilmiah. Selanjutnya,
yang diperlukan adalah mempertahankan
momentum tersebut agar tidak segera
surut.
MENGANTAR SISWA MERAIH
PRESTASIPengalaman mengajar Sumarno
dimulai ketika ia diangkat menjadi CPNS
pada tanggal 03 Maret 1995 dengan
tugas sebagai tenaga edukasi di SMAN
1 Matauli Pandan Kabupaten Tapanuli
Tengah. Ka bupaten Tapan ul i Tengah
termasuk 3 daerah tertinggal di Provinsi
Sumatera Utara. “Pada waktu itu SMA
Negeri 1 Matauli masih menumpang di
SMA Negeri 1 Sibolga. Sedangkan asrama
siswa memakai eks gedung kantor bupati
yang sekarang menjadi kantor Badan
Kepegawaian Daerah kota Sibolga,” terang
Sumarno.
Setahun kemudian, lanjutnya, SMA
Negeri 1 Matauli pindah ke Pandanmenempati gedung baru yang sudah jadi
24
8/18/2019 Majalah-PTKDIKMEN-Nov12
25/64
25PTK DIKMEN Edisi 4/Tahun II/November 2012
6 lokal. Karena SMAN 1 Matauli pada waktu
itu sudah mempunyai 2 kelas paralel yaitu
kelas 1 dan kelas 2, maka kita kekurangan
lokal. Untuk kelas 1 lokal menumpang di
SMPN 1 Pandan dan untuk kelas 2 berada
di lokasi yang baru.“Suasana belajar pada waktu itu kurang
konduksif untuk belajar, karena ketika kita
menerangkan materi pelajaran terdengar
juga deru mesin pemukul pondasi dan
alat-alat berat. Sarana dan prasaranapun
belumlah dikatakan memadai, jangankan
laboratorium kamar mandipun tidak ada,”
ucap Sumarno mengenang yang lalu.
Kekurangan dan ketidaknyamanan tidak
menjadikan halangan baginya untuk terus
berkarya dan mengucurkan ilmu bagi anak
bangsa. Tidak henti-hentinya Sumarno
membimbing siswa dari pagi pukul 07.00
sampai pukul 14.00 dan kembali ke sekolah
untuk mengajar les pada pukul 15.30
hingga 18.00 dan juga malam hari pukul
19.30 hingga pukul 21.00. Rasa letih tidak
terasa tatkala senyuman dan wajah ceria
siswa ketika dapat menjawab pertanyaan.
Pengorbanan tersebut terbaya