Top Banner
Maret - Mei 2015 Kabar Alumni E d i s i 06 profil Suharti, Perempuan Berdaya Lewat Organisasi tips Ganjar: Jangan Cengeng Menggapai Cita-cita bincANg Suprapto, Berjuang Demi Kesetaraan Perempuan Alumni Zaman Terang bagi Kiprah Perempuan
16

Majalah Kabar Alumni Edisi 6

Jul 25, 2016

Download

Documents

Khairul Arifin

 
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

Maret - Mei 2015

Kabar Alumni

E d i s i

06profilSuharti, Perempuan Berdaya Lewat Organisasi

tipsGanjar: Jangan CengengMenggapai Cita-cita

bincANg

Suprapto, Berjuang Demi Kesetaraan Perempuan

Alumni

Zaman Terang bagi Kiprah Perempuan

Page 2: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

DAFTAR ISI

ugm menyapa

FokusZaman Terang Bagi KiprahPerempuan

profilSuharti, Perempuan Berdaya Lewat Organisasi

tipsJangan CengengMenggapai Cita-cita

bincang alumniSuprapto, Berjuang Demi Kesetaraan Perempuan

agenda

seputar kampus

memori

1

Sub - Direktorat Hubungan Alumni

Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Hubungan InternasionalGedung Pusat UGM, Lt. 2, Sayap Selatan,Bulaksumur, DI Yogyakarta, 5528, IndonesiaTelepon: +62 - 274 - 64982493, 6491904Faksimili: +62 - 274 - 557366E-mail: [email protected]

Website: http://alumni.ugm.ac.idE-mail: [email protected]: Univesitas Gadjah Mada Page FB: Alumni UGMTwitter: @UGM AlumniLINE ID: alumniugmofficialPin BBM: 7CF16EBA

Edisi Mei 2015

7 2

2

5

6

7

8

10

12

5

Penanggung Jawab: Merryta Andriani,S.E.

Koordinator: Nirmala Fauzia Redaksi: Khairul Arifin Ramadhan Rizki Saputra

Tata Letak: Ardianto

Page 3: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

U G M M e n y a p a

p e n g a n ta r r e d a k s i

Halo Alumni UGM ,

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesem-patan yang telah diberikan sehingga majalah Kabar Alumni ini dapat diterbitkan. Para Alumni sekalian dengan segala per-timbangan yang ada perlu kami sampaikan bahwa tim dan kru Kabar Alumni UGM mengganti Newsletter yang terbit per tiga bulan sekali menjadi Majalah yang rencana akan terbit per tiga bulan sekali. Terbitan akan bertepatan dengan setiap periode wisuda Sarjana/Diploma yakni bulan Februari, Mei, Agustus dan November.

Di dalam edisi pertama Majalah Kabar Alumni ini, kami me-ngangkat tema perempuan dan perannya dalam pembangun-an. Saat ini perempuan Indonesia telah menempati posisi krusial dan memiliki andil besar dalam menentukan kebijakan dalam pembangunan. Tema ini dipilih karena bertepatan den-gan peringatan Hari Kartini tanggal 21 April lalu.

Pada edisi kali ini, kami mengangkat profil direktur LSM Rif-ka Annisa, Suharti, sebagai contoh alumni UGM yang aktif dalam isu perempuan di Indonesia. Selain itu kami juga me-nampilkan Tanya Jawab bersama Bapak Suprapto, ketua Pusat Studi Wanita.

Pada majalah Kabar Alumni ini, kami menghadirkan rubrik baru yakni ‘Nostalgia’. Dalam rubrik Nostalgia, para Alum-ni sekalian dapat mengirimkan foto, juga saran dan kritik ke email Kantor Alumni di [email protected]. Foto, saran dan kritik yang telah dikirim akan kami muat pada edisi majalah berikutnya Tidak kalah pentingnya untuk para Alumni, UGM saat ini sedang melaksanakan Tracer Study UGM 2015. Kami tunggu partisipasi alumni sekalian untuk berpartsipasi dalam Tracer Study UGM 2015.

Salam Hangat dari Kampus Kerakyatan!

Page 4: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

Kabar Alumni 2

Fokus

Kenangan tentang ayah dan buku yang diberikannya tersebut ia tulis dan terbitkan pada sebuah surat kabar nasi-onal 21 April lalu. Pada surat-surat itu, Linda melihat pan-dangan Kartini yang melampaui masanya. Kritikan terhadap praktik kolonialisme, rasisme, dan feodalisme yang meren-dahkan derajat perempuan ia sampaikan pada sahabatnya di Belanda. Pemikirannya bahkan tak lekang dimakan waktu. Hingga kini, meski telah satu abad berlalu, gagasan-gagasan-nya masih banyak diperbincangkan banyak orang.

Linda tidak sendiri. Ada jutaan perempuan Indonesia yang terinspirasi pada sosok Kartini. Pemikirannya tentang

Gambar perempuan bersanggul dan berkebaya menjadi ilustrasi sampul buku yang diterima Lin-

da Christanty saat sekolah dasar dulu. Sastrawan cum wartawan itu ingat betul ketika ayahnya memberikan buku kumpulan surat Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang, yang dibelinya dari sebuah toko buku di Jakarta. Surat-surat itu kemudian men-ginspirasinya untuk berkorespondensi dengan sejumlah sa-habat pena di berbagai kota di Indonesia. Tujuannya, menjadi pejuang dengan kata-kata seperti Kartini. Kebiasan berkore-spondensi lantas mengantarkannya menjadi salah satu sas-trawan perempuan terkemuka di Indonesia saat ini.

Zaman Terangbagi Kiprah Perempuan

Page 5: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

3Maret - Mei 2015

Fokus

emansipasi telah menggerakkan para perempuan agar lebih maju dan sadar bahwa tidak ada yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dari segi hak-hak hidupnya. Kaum hawa juga bisa berkarier dan mengambil peran dalam pembangu-nan bangsa layaknya para pria, sebab peran perempuan tidak hanya berkutat pada dapur, sumur, dan kasur layaknya pa-ham feodal yang sudah melekat kuat di Indonesia.

Walaupun masyarakat Indonesia belum sepenuh-nya bebas dari feodalisme, saat ini tidaklah sulit menemu-kan perempuan sukses dalam kariernya. Mereka bahkan bisa menempati pos-pos penting dalam sebuah lemba-ga ataupun pemerintahan. Sebut saja misalnya Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. Lulusan Jurusan Ge-ologi UGM ini menjadi perempuan pertama yang ter-

pilih sebagai rektor UGM. Kecakapan intelektual yang mumpuni dan sikap kepemimpinan yang dimiliki menjadi pertimbangan para civitas akademica kampus biru mem-berikan tanggung jawab kepadanya. Cara memimpinnya bahkan tak kalah dengan rektor-rektor sebelumnya.

Selain Dwikorita yang berkarier di dunia akademik, beberapa kabupaten di Yogyakarta pun sudah jamak di-pimpin oleh perempuan. Di Bantul dan Gunungkidul, bupati dua daerah tersebut dijabat oleh perempuan, yaitu Sri Surya Widati dan Badingah, S.Sos. Begitu juga di Sle-man, Yuni Satia Rahayu, S.S dipercaya menjadi wakil bu-pati mendampingi Sri Purnomo. Srikandi-srikandi tersebut hanya contoh kecil dari sekian banyaknya perempuan Indo-nesia yang dipercaya menjadi pemimpin di Indonesia. Ke-nyataan ini juga mengindikasikan bahwa masyarakat mulai sadar bahwa yang diperlukan oleh pemimpin adalah kemam-puan kepemimpinan, manajerial, dan tingkat pengetahuan. Bukan sebatas pertimbangan perbedaan gender.

Kesadaran atas kesataraan gender ini muncul karena didorong besarnya akses pendidikan yang telah didapatkan masyarakat. Drs. Suprapto, S.U, Dosen Sosiologi UGM berpendapat bahwa berkat kemajuan informasi dan sistem pendidikan yang diterapkan, banyak sekali perempuan In-donesia yang sudah terdidik secara mental dan pendidikan. Melalui proses pendidikan yang dijalani, para perempuan tahu hak dan kewajiban sehingga meminimalkan tindakan-tindakan yang merugikannya. Banyaknya kaum hawa yang mendapatkan akses pendidikan hingga perguruan tinggi inilah yang membentuk kesadaran seseorang.

Meski demikian, kesataraan gender bukan be-rarti menjadi alasan untuk sekadar mengedepankan karier saja. Keberhasilan perempuan juga dilihat dari perannya dalam keluarga. Apalagi seorang ibu memiliki peran be-sar dalam proses transformasi nilai-nilai kehidupan ke-pada anak. Keberhasilan dalam transformasi inilah yang menentukan kesuksesan mereka di masa depan. Apa-bila anak-anak memiliki sikap dan pribadi yang baik, se-cara tidak langsung perempuan juga memiliki peran besar bagi pembangunan bangsa. (Khairul)

Masyarakat sudah mulai menyadari bahwa yang diperlukan oleh pemimpin adalah kemam-puan, bukan lagi sebatas pertim-bangan gender. “

Zaman Terangbagi Kiprah Perempuan

Page 6: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

Kabar Alumni4

Fokus

SuhartiProfil

Page 7: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

5Maret - Mei 2015

Profil

“Perempuan Berdaya

lewat Keluarga

dan Organisasi”

Ke depannya, perempuan di Indonesia harus saling bahu-membahu untuk kemajuan bang-sa.

Perempuan itu har-usnya percaya diri karena punya pengetahuan ban-yak, bukannya karena pu-nya fisik yang bagus saja

““

SuhartiProfil

“Perempuan di Indonesia sudah ba-nyak yang berpendidikan tinggi, namun sayangnya ketika diminta bicara di depan publik masih ban-yak yang kurang percaya diri untuk bersuara.” Begitulah kira-kira salah satu fenomena perempuan yang ada di Indonesia menurut Suharti, Direktur Rifka Annisa, sebuah lem-baga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang perempuan di Yogyakarta. Ibu satu anak yang akrab disapa Harti ini mengutarakan bahwa fakta ini berkembang karena perempuan Indonesia sudah terbiasa dididik dalam budaya patriarkal yang kental.

Di zaman presiden Soekarno dulu, terangnya, setiap seminggu sekali beliau melatih perempuan berorasi di Alun-alun Utara. “Oleh karena itu, kalau dilihat dari sejarah, kita bisa menemukan banyak organisasi perempuan yang aktif,” papar Harti. Berbeda lagi ketika masa Soeharto, peran perempuan justru didomesti-fikasi melalui organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan kondisi tersebut berlangsung selama 32 tahun.

“Perempuan itu harusnya percaya diri karena punya pengetahuan yang banyak, bukan karena punya fisik yang bagus saja,” ungkapnya. Wanita kelahiran Kulon Progo, 31 Januari 1982 ini menjelaskan bahwa salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan aktif mengikuti organisasi. Awal mula Harti dapat terlibat jauh dalam dunia LSM perempuan pun karena partisipasinya dalam berbagai organisasi di akhir masa kuliahnya. Pada awalnya, alumni Fakultas Peter-nakan Universitas Gadjah Mada ang-katan 2000 ini ikut tertarik membela nasib petani dalam konflik pasir besi di pesisir Kulon Progo. “Konflik ini terjadi di daerah saya dan saya merasa harus berkontribusi di sana,” kisah Harti. Di tahun 2006, Harti pun tu-rut bergabung dengan berbagai LSM perempuan menjadi relawan gempa di daerah Pleret, Bantul.

“Saya nyesel baru ikut organisasi di semester tujuh-delapan. Itu pun or-ganisasi luar kampus,” ujarnya. Pada-hal menurut Harti banyak hal yang ia peroleh dengan bergabung dengan organisasi, termasuk kemampuan berkomunikasi di hadapan publik. “Maka dari itu kalau saya bertemu

mahasiswa, saya selalu pesan supaya banyak-banyak aktif di organisasi apa pun itu,” ucap Harti.

Keikutsertaan Harti dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan ini didukung penuh oleh keluarganya. “Alhamdu-lillah, dari dulu orang tua saya selalu support. Sekarang suami saya juga terus mendorong saya untuk terus berkarya,” papar Harti. Menurutnya, keluarga se-bagai madrasah pertama turut menjadi faktor utama pembentukan karakter seseorang. Lahir sebagai bungsu dari lima bersaudara tak menjadikan Harti manja. Dari kecil, mereka sudah di-latih mandiri. “Bahkan dua kakak laki-laki saya suka cuci piring, beres-beres karena memang sudah terbiasa,” ung-kapnya.

Menjadi perempuan yang berdaya tak lantas berarti menanggalkan peran ibu di keluarga dan hanya peduli soal karier. Di era banjirnya arus informasi saat ini, peran pengasuhan kedua orang tua sangatlah penting untuk mencetak pribadi cemerlang. “Selama orang tua bisa jadi sahabat bagi anak, tempat ber-cerita, dan tempat bertanya yang pas, dari situlah akan muncul ketahanan ke-luarga,” jelas Harti. Hal ini bisa diben-tuk apabila komunikasi dan negosiasi antara kedua orang tua berjalan dengan baik.

Kini Suharti telah delapan tahun ak-tif di Rifka Annisa. Tahun ini Ia akan mengakhiri masa jabatannya sebagai direktur yang diembannya sejak 2012 silam. Meski tidak lagi menjabat se-bagai direktur, Harti akan tetap aktif menghidupi lembaga tersebut. Rencana ke depannya, Harti akan melanjutkan pendidikannya dengan mendaftar S2 di UGM. “Saya berharap perempuan-perempuan di Indonesia juga dapat meningkatkan kapasitas dirinya. Saling bahu-membahu meningkatkan kualitas hidup untuk kemajuan bangsa ini,” tu-tupnya. (Nirmala)

Page 8: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

Kabar Alumni 6

Tips

Menentukan pilihan hidup setelah wisuda menjadi penting karena sebagai penentu arah tujuan hidup ses-eorang. Begitulah pesan utama yang dis-ampaikan oleh para pembicara dalam pembekalan wisuda calon wisudawan program sarjana dan diploma pada periode Februari 2015 di Grha Sabha Pramana UGM. Acara digelar pada Senin 16 Februari 2015 tersebut meng-hadirkan pembicara Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah sekaligus Ketua PP KAGAMA, A.M. Adiyarto Sumard-jono, Kepala Bagian KST Multilateral, Kementerian Sekretaris Negara serta Mokhamad Mahdum, Direktur Peren-canaan Usaha & Pengembangan Dana program beasiswa LPDP.

Dihadapan 1500 calon wisu-dawan, Ganjar yang menggunakan baju khas Samin memberikan wejan-

gan agar jangan ragu untuk merin-tis jalan dalam mewujudkan cita-cita. Meskipun nantinya akan menghadapi banyak hambatan maupun rintangan yang menguji semangat dan mental se-seorang dalam upaya menggapai impi-

Ganjar : Jangan Cengeng untuk Menggapai Cita-Cita

an. “Harus punya jiwa petarung, jangan cengeng. Kalah itu biasa, kalau menang jangan sombong,” tandasnya.

Ganjar juga menekankan arti penting pengabdian bagi mahasiswa ke-pada masyarakat. Pasalnya, mahasiswa tidak lagi tertarik mempraktikkan ilmu

yang diperoleh semasa kuliah. "Banyak mahasiswa lulusan Fakultas Pertanian justru banyak yang menjadi bankir, tidak mau terjun ke sawah,” ujarnya.

Mengamini perkataan Ganjar, A.M. Adiyarto mengatakan generasi muda terdidik wajib memberikan peng-abdian secara nyata kepada masyarakat sesuai bidang dan keahliannya. “Peng-abdian kepada masyarakat, kepedulian terhadap sesama dan jiwa kemanusiaan harus selalu kita bawa sampai kapan pun,” ujar Adiyarto. (Ardianto)

Harus punya jiwa pe-tarung, jangan cengeng. Kalah itu biasa.

Page 9: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

7Maret - Mei 2015

Bincang Alumni

Rabu (15/4) siang itu sua-sana di kantor Pusat Stu-di Wanita UGM terlihat

cukup sepi. Hanya terlihat bebera-pa orang staf yang lalu-lalang sam-bil berdiskusi. Tak lama kemudian, seorang lelaki paruh baya keluar dari mobilnya menyapa dengan logat jawa yang khas “Monggo mas,” sambutnya. Ia adalah Drs. Suprapto, S.U, alumni Jurusan Sosiologi Fisipol UGM ang-katan 1976. Pria kelahiran Indramayu 58 tahun silam ini adalah satu dari se-dikit laki-laki yang peduli dan berjuang untuk kaum perempuan di Indonesia.

Disela kesibukannya sebagai dosen Sosiologi UGM, ia juga diberi amanah menjadi ketua Pusat Studi Wanita UGM. Kali ini Kabar Alumni mendapat kesempatan berbincang-bincang mengenai aktivitasnya se-bagai aktivis perempuan. Berikut petikan wawancara dengan lelaki pe-milik hobi otomotif dan batu akik ini.

.) Pengalaman apa yang membuat Anda berkesan saat kuliah?

Setamat SMA, saya bercita-cita kuliah di Jurusan Teknik Mesin namun tidak diterima. Saya justru diterima di Jurusan Sosiologi, Fisipol UGM dan menikmati kuliah hingga lulus dengan predikat cumlaude. Selanjutnya, saya melanjutkan ke jenjang pascasarjana di jurusan yang sama. Pada waktu ku-liah, saya termasuk mahasiswa yang aktif. Saya menyukai dunia teater dan aktif di UKM teater. Solidnya teman-teman di Jurusan Sosiologi dan UKM teater terkenang hingga sekarang. Jali-nan hubungan angkatan senior sam-pai angkatan junior sangat erat. Se-perti anak muda biasanya, kami sering berdiskusi sampai larut malam, sering jalan-jalan dan berolahraga bersama.

.) Bagaimana ceritanya Anda sangat peduli dengan isu-isu perempuan?

Dulunya saya belum paham isu perempuan. Saat berkarier di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Na-sional (BKKBN) Yogyakarta sekitar tahun 90-an menjadi awal ketertarikan mendalami isu perempuan. Kala itu Saya melihat tingginya angka kema-tian ibu dan anak di Indonesia. Saya juga melihat dan merasakan adanya diskriminasi dalam hal peranan, po-sisi, dan kesempatan yang memicu ketidakadilan bagi perempuan. Dari sini muncul pemikiran bahwa perem-puan seharusnya bisa melangkah le-bih maju dan setara dengan laki-laki.

.) Apa saja yang sudah Anda dan Pusat Studi Wanita lakukan untuk memperjuangkan hak perempuan?

Sudah banyak yang dilakukan. Kegiatan rutin seperti sosialisasi/kampanye mengenai pentingnya kes-etaraan gender, pendampingan/kon-sultasi bagi perempuan dan rumah tangga, serta melakukan penelitian berbasis gender. Pusat Studi Wanita juga berupaya mempengaruhi pemer-intah agar tidak mengeluarkan kebi-jakan yang dapat merugikan hak-hak perempuan. Berkat advokasi dari Pusat Studi Wanita UGM, pemerin-

Berjuang Demi Kesetaraan Perempuan

Drs. Suprapto, SU

tah telah menerapkan kebijakan laran-gan menikah usia dini bagi perempuan. Selain itu, masih banyak lagi contoh prestasi yang sudah kita dapatkan. Inti-nya, segala kegiatan harus memberikan dampak yang positif bagi perempuan.

.) Bagaimana pandangan Anda mengenai peranan perempuan Indonesia saat ini?

Kini sudah ada pergeseran per-an oleh perempuan di Indonesia. Perempuan tidak hanya berdiam diri di rumah untuk mengurus sektor domes-tik. Perempuan Indonesia banyak yang sudah mengenyam pendidikan tinggi dan turut serta berperan dalam pem-bangunan bangsa. Banyak perempuan yang berhasil menduduki posisi strat-egis, baik lembaga pemerintah mau-pun swasta. Sebagai contoh, jabatan walikota/bupati, kepala dinas/SKPD, direktur perbankan, direktur rumah sakit, hingga rektor UGM dipimpin oleh perempuan. Kondisi ini menan-dakan peran partisipatif perempuan di Indonesia dalam pembangunan sema-kin menggeliat. Kesadaran masyarakat mengenai keseteraan gender dan peng-hargaan terhadap perempuan kian besar.

.) Apa pesan Anda untuk para perempuan Indonesia?

Pendidikan adalah kunci dari se-gala hal yang dibutuhkan semua orang saat ini. Oleh sebab itu, perempuan harus memiliki pendidikan seting-gi-tingginya. Perempuan harus pu-nya kemauan dan kemampuan untuk bisa setara dengan laki-laki. Namun perempuan juga harus mengerti ko-ridor tertentu berdasarkan kodratnya sebagai perempuan. Di samping itu, laki-laki juga harus mendukung keseta-raan hak bagi perempuan. (Ramadhan)

Pendidikan adalah kunci bagi perempuan untuk bisa setara dengan laki-laki. Namun, perem-puan juga harus mema-hami kodratnya sebagai perempuan.

““

Page 10: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

Kabar Alumni 8

Agenda

Ganjar Temui Pengda Kagama Bali

Jumat (10/4) sore lalu, Pengurus Pusat (PP) Kagama menggelar silatu-rahmi dengan Pengurus Daerah (Pengda) Kagama Bali. Acara yang diselenggarakan di Warung Bendega Renon, Denpasar, Bali ini dihadiri oleh Wisnu Murti, Ket-ua Pengda Kagama Bali, Anak Agung Gede Putra, Sekretaris, dan pengurus Kagama lainnya. Ganjar Pranowo, Ke-tua Umum PP Kagama juga turut hadir dalam dalam kegiatan tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Gan-jar Pranowo mengutarakan harapan-nya agar Kagama di setiap daerah dapat membangun solidaritas dan bermitra dengan Pemerintah Daerah (Pemda) se-tempat. Selain itu, ia pun berharap agar para pengurus dapat turut serta mem-berikan masukan kepada pemerintah. “Hal ini bisa diawali dari audiensi de-ngan gubernur setemat. Informasikan kalau Kagama bersedia menjadi mitra intelektual dalam mencari solusi atas isu yang mengemuka,” paparnya.

Selain itu, Ganjar juga mengingatkan para pengurus untuk mengoptimalisasi kekayaan sumber daya manusia yang ada. “Buatlah program-program yang sederhana tapi dampak-nya luas. Dengan begitu kita juga bisa memelihara eksistensi positif Kagama di masyarakat," terangnya. Di akhir pidato-nya, ia pun menambahkan, “Setiap kun-jungan ke berbagai propinsi, akan selalu saya sempatkan untuk bertemu dengan teman-teman Kagama di daerah agar Kagama tetap solid,” tegasnya.

"Pemerintah harus melakukan langkah nyata memulihkan kepercayaan publik"

Jakarta, KAGAMA 28 Maret 2015.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat ini yang telah melebihi Rp 13.000 per do-llar telah melebihi nilai sebenarnya. Jikalau pernyataan Pemerintah dan Bank Indonesia bahwa fundamen-tal ekonomi kita kuat benar adanya, maka kelebihan nilai dolar terhadap rupiah lebih disebabkan oleh sen-timen atau kepercayaan terhadap pemerintah sedang turun.

Demikian benang merah yang mengemuka dari diskusi Teras Kita, yang diselenggarakan oleh PP Kagama bekerjasama dengan Kompas Komunitas dan Radio Sonora Network.

Oleh karena itu, menurut Haryadi Himawan dari PP Kagama, pemerintah harus melakukan lang-kah-langkah nyata untuk memenuhi kepercayaan publik. Presiden Jokowi harus kembali menun-jukkan strong leadership.

Berlarutnya persoalan suksesi Kapolri, misalnya, ha-rus diselesaikan segera tanpa perlu berlarut-larut lagi. Juga persoalan pemungutan di sektor retail dan jalur transportasi, ha-rus dibereskan segera, agar para pelaku ekonomi tidak terkena bi-aya ekstra yang tidak perlu yang pada gilirannya membebani pem-beli rakyat kebanyakan.

Ada harapan peluang pe-nguatan nilai tukar rupiah yang akan mengikuti koreksi harga mi-nyak. Tapi tentu pemerintah tidak bisa hanya bersandar pada kekua-tan pasar minyak mentah.

Pekerjaan rumah yang nyata bagi pemerintahan Pres-iden Joko Widodo untuk mem-perbaiki kelambatan pengambilan keputusan, memperbaiki perilaku aparatur negara agar memulih-kan kepercayaan publik terhadap pemerintahan ini. Dalam jangka panjang Pemerintah juga perlu memulihkan asa memperkuat sektor manufaktur agar tekanan nilai tukar dolar terhadap ru-piah dapat diperlemah.

Menghilangkan Hambatan Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

Page 11: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

9Maret - Mei 2015

Agenda

Berkontribusi Dengan Hati dan Aksi

Sekjen Kagama Lampung PimpinPesisir Barat

Seorang sarjana harus ter-jun langsung ke masyarakat dan melakukan hal yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa. Begitulah pesan utama yang disampaikan oleh para pembicara dalam pembekalan wisuda lulusan master dan doktor periode April 2015. Acara ini digelar di Grha Sabha Pramana UGM pada Rabu (22/4) dengan menghadirkan Danang Girindrawardhana, Ketua Ombudsman RI dan Dr. Ritmaleni, S.Si., Dosen Fakultas Farmasi UGM yang mendapat penghargaan dari Elsevier Foundation 2014.

Di hadapan 1.478 calon wisudawan, Danang menyampaikan wejangan agar para sarjana mampu turun langsung menerapkan ilmu-nya untuk masyarakat. Menurut-nya, berkontribusi harus sepenuh hati dan aksi. Jika hanya setengah-setengah tidak akan ada hasil yang diraih. “Percuma UGM memiliki lulusan sarjana yang banyak, na-mun tidak punya kontribusi un-tuk masyarakat,” ujarnya.

Danang juga memaparkan bahwa sebanyak 63 persen lulusan sarjana dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia tidak mendapat-kan pekerjaan. Pasalnya angka per-tumbuhan serapan tenaga kerja kenaikannya sekitar 0,4 persen se-

tiap tahun. “Banyak sarjana yang menjadi pengangguran terdidik,” ungkapnya. Danang mengharap-kan agar lulusan perguruan tinggi berkontribusi menciptakan lapa-ngan kerja baru sebagai seorang wirausahawan. “Jangan berpikir se-bagai pelamar pekerjaan, tetapi ha-rus berpikir menciptakan pekerjaan dan melamar orang untuk bekerja dengan kita,” sarannya.

Sementara itu Ritmaleni bercerita tentang penghargaan yang diterimanya dari Elsevier Foundation. Ia mendapat penghar-gaan sebagai peneliti perempuan di bidang kimia dari negara berkem-bang. Penghargaan ini hanya di-raih oleh lima peneliti di seluruh dunia yang berdedikasi dalam du-nia sains. “Saya sering gagal saat mengikuti kompetisi sains, namun saya belajar dari kesalahan itu hing-ga saya mampu mendapat peng-hargaan ini,” katanya.

Ritmaleni berpesan bah-wa mendapatkan gelar sarjana di UGM bukanlah tujuan akhir. Gelar sarjana adalah awal untuk berbuat kebaikan di masyarakat dan ber-prestasi pada karier. “Mendapatkan ijazah dari kampus biru bukan tu-juan, tapi batu loncatan untuk ber-buat lebih baik,” tegasnya.

Setelah Joko Umar Said men-jadi Wakil Gubernur Lampung peri-ode 2009-2014, UGM menyumbang-kan satu alumni lagi yang berkiprah di dunia pemerintahan. Rabu (22/4), Qodratul Ikhwan resmi dilantik men-jadi pelaksana tugas (plt) Bupati Pesisir Barat menggantikan bupati sebelum-nya. Acara pelantikan diselenggarakan di lantai III Balai Keratun yang di-hadiri bupati/walikota se-Provinsi Lampung dan anggota Forum Koor-dinasi Pimpinan Daerah (Forkor-pimda) Provinsi Lampung.

Qodratul merupakan pria kelahiran Krui, Pesisir Barat pada 7 Januari 1965. Sejak lulus sekolah dasar ia sudah meninggalkan Krui untuk melanjutkan pendidikan di Bandar lampung. Setelah lulus SMP, ia ke-mudian ke Yogyakarta dan menun-tut ilmu di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan Fisipol UGM. Di universitas inilah Qodratul mendapat bekal pengetahuan politik hingga di-wisuda pada tahun 1991.

Setelah dari UGM, mantan ke-pala Biro Otonomi Daerah Lampung itu mengawali karier sebagai pegawai negeri sipil di Pemkab Lampung Se-latan pada 1994. Ia sempat pindah tugas ke Tanggamus pada 2001. Baru pada 2004 suami dari Herlina terse-but pindah ke Pemerintah Provinsi Lampung sampai sekarang.

Sesudah resmi menjadi plt bupati, Qodratul memilki tugas pen-ting dan strategis yang harus segera ditangani. Dua di antaranya adalah memimpin Pemerintahan Daerah Pe-sisir Barat dan memfasilitasi Pilkada perdana di kabupaten termuda di Lam-pung. Kabupaten Pesisir Barat sen-diri merupakan Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Lampung yang belum memiliki Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang definitif melalui mekanisme Pilkada.

Page 12: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

Kabar Alumni 10

Seputar Kampus

Barangkali setiap mahasiswa tingkat akhir memiliki kegelisahan yang sama, yaitu bingung memasuki dunia pasca perguruan tinggi. Kegelisahan ini muncul karena sebagian besar ma-hasiswa belum merencanakan secara matang karier yang akan dijalaninya. Setelah lulus, mereka lantas berspe-kulasi mengirim aplikasi ke berbagai perusahaan sambil berharap di antara perusahaan-perusahaan tersebut ada yang sudi menerimanya. Sikap seperti itulah yang disoroti Sando Sutarna, Deputy Manager PT Kayan Patria Prata-ma Group (KPP Group) saat mengisi materi dalam acara “Seminar Bekal Tenaga Keja Profesional” di Aula Per-pustakaan Sekolah Vokasi UGM Rabu (15/4). Acara ini diselenggarakan oleh Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional UGM bekerja sama dengan KPP Group.

Pada kesempatan itu, Sando mengkritik sikap mahasiswa tersebut. Menurutnya, dunia kerja adalah dunia satu arah yang tidak bisa sembarang dijalani. “Jadi harus mempertimbang-kan kemana harus bekerja,” terangnya. Lebih lanjut Sando menjelaskan akibat dari aksi coba-coba ini. Menurutnya, kadang orang tidak nyaman bekerja karena perusahaan yang menerima-nya tidak sesuai dengan keinginannya. Akibatnya tidak sedikit yang kemu-dian resign dan melamar pekerjaan di tempat lain. Menyikapi hal ini, Sando menyarankan kepada para peserta un-tuk menentukan terlebih dahulu karier seperti apakah yang akan digelutinya.

Setelah tujuan tersusun barulah diper-siapkan hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. “Perusahaan saat ini mencari kualitas. Oleh karena-nya, kualitas kita perlu ditingkatkan agar dilirik perusahaan,” jelasnya.

Sebagai upaya meningkatkan nilai jual, para pencari kerja perlu me-ningkatkan personal branding-nya. Juliana A. Hutubessy, HR Consultant, menge-mukakan bahwa karier yang tidak jelas juga disebabkan karena tidak adanya personal branding. Ia menambahkan, kesuksesan akan datang apabila kita bisa “mengemas diri”. Sebab hal perta-ma yang dilihat oleh perusahaan adalah tampilan luarnya, baru yang lainnya. “Makanya jangan sampai salah men-empelkan label diri Anda,” ujar Ibu yang sering dipanggil Juli ini.

Selain soal penampilan, se-seorang juga perlu meningkatkan ke-mampuan komunikasi. Ada 3V yang mempengaruhi keberhasilan komu-nikasi seseorang yaitu verbal, vokal, dan visual. Verbal adalah pilihan kata yang disusun dalam kalimat, sedang-kan vokal adalah ekspresi kata demi kata atau kalimat demi kalimat. Sedan-gkan visual merupakan ekspresi wa-jah, kontak mata, gerak tubuh, bahasa tubuh, dan tampilan diri. Persentase ketiganya adalah 7 persen untuk ver-bal, 38 persen vokal, dan 55 persen vi-sual. “Jadi keberhasilan mengolah tiga V tersebut termasuk kunci mening-katkan brand kita,” jelas Juli.

Di penghujung acara, KPP Group juga menyelenggarakan campus recruitment bagi mahasiswa dan alumni yang berminat untuk bergabung den-gan perusahaan. Peserta yang ber-partisipasi diminta mengisi formulir pendaftaran serta tes DISC assesment. Nantinya, pendaftar yang diterima akan mengikuti program management trainee (MT) selama 9-12 bulan.

Pelatihan “Winning Job Hunt” FEB UGM

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gajah Mada (FEB UGM) bersama Alumni FE Angkatan 1988 menyelenggara-kan pelatihan soft skill bagi maha-siswa program sarjana FEB UGM. Acara tersebut dilaksanakan pada Sabtu (14/3) di Ruang Audio Vi-sual, FEB UGM. Muhammad Taufiqurrachman, Human Capital Director Winterman Offshore Marine, Tbk dan Steve Kosasih, Direk-tur Utama Transjakarta didapuk menjadi narasumber.

Kedua narasumber terse-but mengisi pelatihan seputar Winning Job Hunts, Build Impressive CVs, Master Interview Skills, dan Get the Job. Rangkaian acara pelati-han dimulai dengan pengumpulan CV dan surat lamaran pekerjaan. Peserta kemudian dibagi men-jadi beberapa kelompok untuk mengikuti interview. Setelah itu, mereka diminta mempresenta-sikannya di depan peserta yang lain. Selama mengikuti pelatihan tersebut, terlihat antusiasme ma-hasiswa sangat tinggi. Terbukti dengan jumlah peserta yang mencapai 80 orang dan mengi-kutinya sampai selesai.

Setelah mengikuti acara ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui bagaimana membuat CV yang menarik, percaya diri saat presentasi dan memenangkan wawancara. Para peserta yang ke-banyakan alumni dan mahasiswa tingkat akhir juga bisa berkesem-patan mengikuti magang selama 6 bulan di Transjakarta.

‘Personal Brand-ing’ Sebagai Bekal Karier Profesional

Page 13: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

11Maret - Mei 2015

Seputar Kampus

“Nglumplukake balung sing pisah”, istilah tersebut barangkali tepat untuk menggambarkan reuni yang diseleng-garakan oleh alumni Fakultas Eko-nomi (FE) UGM —sekarang Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB)—angka-tan 1975. Reuni akbar tersebut digelar pada Jumat-Minggu (6-8/2) di Java Vil-lage Resort, Dusun Jlamprang, Pendo-woharjo, Sleman dengan mengangkat tema “40 Tahun Paseduluran Kafe-75 UGM”. Kafe-75 merupakan sebu-tan bagi angkatan tersebut.

Penyelenggaraan reuni men-jadi istimewa lantaran angkatan me-reka tahun ini genap berusia lima windu (40 tahun). “Reuninya heboh sekali. Ada 90 orang anggota dan 60 orang anggota keluarga yang hadir,” tutur Sarwanto, Ketua Pelaksana. Ia menambahkan, tujuan diselenggara-kannya reuni ini adalah mengakrab-kan anggotanya yang telah terpisah sekian lama. “Banyak dari kami yang sebelumnya pasif, kini mulai aktif un-tuk menjalin kembali tali silaturahmi.

Reuni Istimewa Alumni Kafe-75 UGM

lolaan data alumni, dan informasi lo-wongan kerja dan beasiswa.

Pada bulan Maret-Mei 2015, LCDC menyelenggarakan berbagai seminar dan workshop. Kegiatan yang telah terlaksana antara lain Workshop Praktik Pelaksanaan Kredit Sindikasi Perbankan di Indonesia, Workshop Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Presentasi sebagai Upaya mem-bentuk Personal Branding, dan Work-shop Hukum Investasi Internasional.

Unit layanan alumni dan karier Law Career Development Center (LCDC) merupakan sebuah unit di Fakultas Hu-kum UGM yang bertugas untuk mem-persiapkan dan meningkatkan kom-petensi dan kapasitas mahasiswa agar setelah lulus mampu bersaing dalam dunia kerja. Program Kerja LCDC me-liputi pelaksanaan seminar pengenalan profesi, workshop peningkatan soft skill, rekrutmen on the spot, konsultasi dan bimbingan karier, tracer study, penge-

Beberapa kegiatan tersebut diseleng-garakan atas kerjasama dengan pihak luar seperti PT. BRI Tbk., PT. Astra International Tbk., KADIN, Kemen-terian Luar Negeri, dan lain-lain. Se-lain seminar dan workshop, beberapa bulan yang lalu LCDC menjadi bench-mark dari Fakultas Hukum Universitas Trisakti dalam pelaksanaan tracer study dan pengelolaan data alumni.

“Law Career Development” Fakultas Hukum UGM

Bahkan sampai ada yang merelakan tetap datang dengan dituntun karena sakit,” kenang Sarwanto.

Rangkaian acara reuni yang di-selenggarakan selama tiga hari tersebut sangat beragam. Di antaranya adalah makan bersama di SGPC Bu Wiryo, foto bersama di Bulaksumur, donor darah bus keliling, audiensi ke FEB UGM, wisata ke Kaliadem, kunju-ngan ke Panti Wreda Abyasa Pakem, dan diakhiri dengan makan siang di Rumah Makan Jejamuran.

Ada beberapa keinginan dari anggota Kafe-75 yang ingin diwujud-kan setelah reuni tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan kerjasama antara Kafe-75 dengan FEB UGM. Di sam-ping itu, para anggota mengaku tetap bersemangat untuk terus berpartisipasi dalam kegiatan yang sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Kafe-75 rencananya akan reuni lagi pada 2017,” pungkas Sarwanto.

Page 14: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

Kabar Alumni 12

Memori

Nostalgia Masa Lampau

1

2

3

4

KKN Ds. Bukateja Kec. Bukateja Kab. Purbalingga 1991

Raker Forkom Mahasiswa UGM

Workshop Geofisika 2001 di Pacitan

Yogyakarta 1986

4

2

3

Januari 1990 - Rapat Kerja Forum Komu-nikasi (Forkom) Mahasiswa UGM dilang-sungkan di Kaliurang, Yogyakarta dan menghasilkan tiga kesepakatan: 1) Pre-sidium dan Komite Eksekutif Forkom Mahasiswa UGM, 2) Usulan tentang Senat Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, 3) Pernyataan sikap mahasiswa UGM me-ngenai situasi ekonomi dan politik nasi-onal kontemporer. Forkom Mahasiswa UGM ini dibentuk pada tahun 1989 oleh Ketua Umum Senat Mahasiswa dan Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa dari 20 fakultas bersama 14 perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa sebagai pengganti Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK).

1

Page 15: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

13Maret - Mei 2015

Iklan

Nostalgia Masa Lampau

Page 16: Majalah Kabar Alumni Edisi 6

http://alumni.ugm.ac.id

Universitas Gadjah Mada

Anda punya kritik, saran, atau foto nostalgia yang ingin Anda bagi pada pembaca Kabar Alumni?

Kirim dokumen Anda beserta nama leng-kap, jurusan, dan angkatan ke alamat e-mail [email protected]