Top Banner
1 EDISI: 09/TH II/SEPT-OKT/2011
44

Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

Mar 22, 2016

Download

Documents

al amrozzy

Majalah dwibulan GEMA diterbitkan oleh Badan Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Bojonegoro sebagai media komunikasi dan dialog untuk melahirkan komitmen dan sinergi antar OMS di Bojonegoro dalam pelaksanaan program yang dapat memberi manfaat kepada masyarakat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

1E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Page 2: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

2 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Page 3: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

3E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Majalah dwibulanan GEMA diterbit-kan oleh Badan Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Bojonegoro sebagai media komunikasi dan dialog untuk melahir-kan komitmen dan sinergi antar OMS di Bojonegoro dalam pelaksanaan program yang dapat memberi manfaat kepada masyarakat.

Susunan Redaksi :Pengarah : Lukman Wafi, SH. M.Si (Kepala Bakesbangpol dan Linmas Kabupaten Bojonegoro)Penanggungjawab : Drs. Sujono (Kepala Bidang Hubungan Antar Lembaga)Koordinator : Drs. Hermantono, M.Si (Sekretaris Bakesbangpol dan Linmas Kabupaten Bojonegoro)Ketua : Wahyu Mahanani, BA (Kepala Sub Bidang Ormas, Profesi dan LSM)Sekretaris : Drs. Tasripin(Sub Bidang Lembaga Legislative dan Partai Politik)Redaktur Pelaksana : Al Amrozzy , Dwi Suko Nugroho, A Fariq Fauzi, M. Ali MahsunAlamat Redaksi : Jalan Trunojoyo No. 12 Telpon 0353 893526 Bojonegoro Email : [email protected]

Sumpah Pemuda Nasibmu Kini

Redaksi menerima tulisan, artikel, opini, essay, surat pembaca, resensi, karya tulis ilmiah, karikatur, gambar cover ataupun karya lainnya yang berhubungan dengan masalah organisasi masyarakat sipil.

Tulisan diharapkan segar, obyektif, komunikatif dan tidak melanggar SARA. Naskah diketik menggunakan kertas A4, minimal 3 halaman satu setengah spasi. Penulis diharapkan mencantumkan nama, alamat dan foto. Redaksi berhak

mengubah tulisan yang masuk tanpa mengurangi maksud dan isi tulisan.

Dari Redaksi

Salam Perjuangan,....

Alhamdulillah, edisi kali ini, September – Oktober kembali hadir menyapa kita semua. Tentu, di edisi kali ini, thema yang disuguhkan seharusnya lebih patriotik dan lebih bersemangat di banding edisi Agustus lalu. Ya, tentu saja,

karena dibulan ini, minimal ada dua peristiwa bersejarah yang tidak boleh dilupakan oleh siapapun penghuni negeri ini, baik yang tua, yang muda bahkan balita sekalipun.

Kawan pembaca,.. di bulan September, kita mengalami masa kelam negeri ini. Pergolakan dalam negeri yang dimotori oleh PKI telah menyebabkan pertumpahan darah yang tiada tara. Bahkan sampai sekarangpun, trauma itu masih kerap menyapa. Ya, peristiwa G 30 S PKI, mungkin dapat kita anggap sebagai peristiwa terburuk sepanjang sejarah bangsa ini.

Berikutnya di bulan Oktober, 93 tahun yang lalu, tepatnya 28 Ok-tober 1928, tokoh pergerakan pemuda dari seluruh nusantara ber-kumpul untuk menyatakan dirinya sebagai satu bangsa, satu bahasa dan satu tujuan yang sama, membebaskan diri dari cengkeraman penjajahan yang telah berabad lamanya mencengkeram kebebasan dan kedaulatan kita sebagai bangsa dan sebagai manusia.

Luar biasa pula, di arena konggres pemuda itu pula, kita serasa disatukan oleh lagu Indonesia Raya yang oleh WR Supratman di-lantunkan untuk kali pertama, sebagai tabuhan genderang perang menuju negera merdeka yang telah terkobar dalam dada pemuda Indonesia.

Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, dan Jong-Jong pemuda lain-nya, dengan rela hati dan keihlasan jiwa melepaskan segala atribut kesukuan, agama, dan keegoan muda lainnya, bersatu padu, tanpa pamrih demi mencapai cita-cita merdeka.

Mereka adalah para pemuda yang telah melek mata hatinya, mer-eka adalah para pemuda berpendidikan tinggi hasil belajar di Eropa, mereka adalah para pemuda yang tidak rela bangsa dan kaumnya ditindas, diperas dan dilumpuhkan otak dan mentalnya, bersatu un-tuk merebut kembali hak azasi yang disandangnya.

Kini, setelah hampir seabad, masihkah semangat luhur itu tetap tertempa dalam sanubari pemuda kita. Siapa yang akan merelakan kecerdasannya, kekayaannya, kepintarannya dan kehebatan-kehe-batan lainnya untuk kemajuan bangsa?

Yang pasti,.. kawan-kawan mudalah yang nanti akan membukti-kannya.

Ayo,.. bergerak.

Page 4: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

4 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Daf

tar I

siSalam Redaksi Surat PembacaLaporan Utama• Manifestasi Soempah Pemoeda, Di

Abad Dua Satu• Local Content, Membangun

Keterlibatan Kalangan Lokal Dalam Eksplorasi Migas

• Ingatkan Kembali Peran Kaum Muda

SEPUTAR KESBANG • 13 Parpol Pemperoleh Kursi DPRD,

Cairkan Dana Bantuan APBD• Kesbang Dorong Dirjen Kesbang

Pusat, Libatkan LSM Lokal Sebagai Mitra Kegiatan

• Pemahaman Wawasan Kebangsaan Bojonegoro Jadi Model Pendidikan Nasional

• Satukan Semua Elemen, Kesbangpol dan Linmas Gelar Halal Bi Halal

• Bakesbangpol Bojonegoro, Berharap Peran LSM Lebih Optimal

LINTAS KESBANG• Kesbangpol Linmas Se-Sumut Raker di

Sergai• Pelajar Dibekali Kesadaran Bela

Negara• Dewan Protes Dana Parpol Macet• Aplikasi Permendagri Nomor 44

Tahun 2009 Mulai Tahun Ini

• Kesbangpol Linmas Laksanakan Simulasi Pilkada

• Kesbangpol Linmas Adakan Lomba Cipta Karya Tulis

DINAMIKA OMS• LSM dan Ormas Bojonegoro, Kawal

Raperda Migas• Rekrut Kader Baru, PMII Gelar MAPABA• KP-LIMA Peringati Agustusan dengan

Rembug Pemuda• Pelantikan Kadin Bojonegoro, Harus

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah• Lembaga Swadaya Masyarakat Dan Ormas

Kawal Raperda Pro Rakyat• Peringati Sumpah Pemuda, GMNI Serukan

Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan• Peringati Sumpah Pemuda, Renungan

Sumpah Pemuda Lintas Agama

REFLEKSIBetter Generations dan Indonesia Masa Depan

TOKOHWRSoepratman,AktifisYangMusisi

OPINIPemuda Dalam Pandangan Al-Qur’an

RESENSI BUKUNasional. Is. Me ---Membangun Semangat Berkarya Untuk Bangsa

Salam Kemanusiaan,Kami adalah pegiat LSM baru dan belum terdaftar di Bakesbangpol dan Linmas kabupaten Bojonegoro. Kami sudah pernah baca majalah GEMA dan menurut kami ini adalah hal yang positif untuk terus dikembangkan. Pertanyaan kami, apakah majalah GEMA hanya dibagikan kepada LSM dan Ormas yang terdaftar saja. Kalau LSM baru ingin mendapatkan bagaimana caranya?

Rahmat Mualim, S.Pd.IPegiat Forum Lingkar Sembilan Baureno Bojonegoro

Terimaksih atas atensinya, pada dasarnya majalah GEMA memang diterbitkan sebagai media komunikasi dan informasi LSM, Ormas, Orsospol yang terdaftar di Bakesbangpol dan Linmas Kab. Bojonegoro. Sedangkan untuk distribusinya selain pada lembaga yang tersebut diatas, kami juga mendistribusikan majalah GEMA ke semua Instansi Pemerintah di lingkup Pemkab Bojonegoro dan seluruh Bakesbangpol dan Linmas kabupaten/ Kota di Jawa Timur.Untuk masyarakat dan LSM yang belum terdaftar dan ingin mendapatkan majalah Gema silahkan datang langsung ke Bakesbangpol dan Linmas Kab. Bojonegoro pada hari kerja menemui ibu Wahyu Mahanani.

Sura

t Pem

baca

Page 5: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

5E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

L a p o r a n U t a m a

M. Muhtadin, ketua Ikatan Pela-jar Nahdlatul Ulama (IPNU) Bojo-negoro mengatakan bahwa peran pemuda dalam konteks perubahan sosial politik menjadi semakin pent-ing karena ia mampu memainkan perannya sesuai dengan kemam-puan dan profesionalismenya.

Dalam konteks ini, gerakan pemuda yang termanifestasikan dalam gerakan pemuda terpelajar di Indonesia memiliki andil yang cu-kup besar sebagai aktor perubahan. Di dalam struktur sosial-politik yang tengah berubah, peran pergerakan sangat strategis sebagai aktor peng-gerak perubahan tersebut.

“Sejarah nasional telah membuk-tikan bahwa pemuda merupakan penggerak roda sejarah yang mam-pu membawa bangsa ini menuju cita-cita kemerdekaan yang sesung-guhnya” jelas pria asal Balen ini.

Lebih lanjut ia menjelaskan, catatan sejarah gerakan kepemu-daan di Indonesia sudah membuk-tikannya. Bahkan, para pemuda dan pelajarsangatsignifikandalammen-dorong proses perpolitikan di tanah air, penegakan hukum, transparansi

dan pertanggungjawaban di semua lini kehidupan.

Tentu saja tetap dalam koridor memikirkan kepentingan umum demi menjaga agar pranata-pranata yang telah terbentuk tidak menyim-pang dari tujuannya.

“Gerakan pemuda terpelajar adalah sebagai agent of change,” sambungnya.

Sebagai generasi intelektual-intelegensia atau intelektual berba-sis kemampuan akademik, pemuda terpelajar diharapkan mampu menjalankan peran-peran strategis dalam konteks perubahan sosial di Indonesia.

Dengan wawasan dan keahlian berbasis akademik, pemuda terpe-lajar juga diharapkan mampu men-jadi calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Kaum intelektual-intelegensia adalah mereka yang mampu memberikan kontribusi ter-hadap proses pembangunan, trans-misi dan kritik gagasan.

Selain itu, ia menegaskan bahwa komitmen “Mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia” ha-rus dipahami dengan pembacaan

yang kritis terhadap latar belakang persatuan bangsa Indonesia yang beragam etnis, budaya dan agama. Jika pemuda hendak menempatkan diri sebagai aktor perubahan sosial, maka ia harus memiliki wawasan kebangsaan multikultural.

“Tanpa pemahaman sebagai bangsa multikultural, maka pe-rubahan sosial yang dimotori kaum muda akan menuai kendala yang be-rat,” tuturnya.

Dalam konteks kehidupan bang-sa Indonesia yang mulikultural, ke-tika masing-masing tidak bisa sal-ing memahami, sudah barang tentu akan memicu konflik yang akanmengundang masalah bagi masa de-pan kemanusiaan.

Fakta inilah yang menjadi alasan pokok, jika perbedaan dalam kon-teks masyarakat multikultural tidak bisa disikapi secara bijaksana, justru akan melahirkan bencana bagi kem-anusiaan.

Ketika pemerintah tidak mampu mengontrol masyarakat, pemuda memainkan peranannya sebagai kontrol sosial yang efektif. Oleh karena itu, sudah sepantasnya wa-wasan kebangsaan multikultural menjadi agenda besar bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan kon-sep kehidupan yang berkeadilan dan demokratis.

“Sebagai aktor perubahan sosial, kaum muda Indonesia diharapkan tetap mampu menjalankan fungsi check and balance,” pungkasnya.

Hingga saat ini, setelah diikrarkan 83 tahun lalu, sumpah pemuda ma-sih mempunyai daya magis yang demikian kuat. Ejawantah dari seman-

gat nasionalisme yang dibangun masih terus menggema hingga saat ini. Apalagi di abad reformasi seperti ini. Dalam perspektif demokrasi,

gerakan pemuda, terutama yang terhimpun dalam organisasi sosial kemasyarakatan merupakan pilar dari civil society. Sebagai pilar civil

society, kaum muda menjalankan peran-peran positif, terutama dalam konteks perubahan yang tengah berlangsung dalam masyarakat.

Manifestasi Soempah Pemoeda

Di Abad Dua Satu

Page 6: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

6 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Local ContentMembangun Keterlibatan Kalangan Lokal Dalam Eksplorasi Migas

Keberadaan Peraturan Bupati (Perbup) No.48 tahun 2011 tentang optimalisasi kandungan lokal dalam kegiatan

industri Migas di Bojonegoro mendapat sambutan positif dari masyarakat. Termasuk Pengurus Cabang Nahdlatul

Ulama (PCNU) Bojonegoro dan juga Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bojonegoro.

L a p o r a n U t a m a

Page 7: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

7E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Apalagi, jika Perbup tersebut segera menjadi Peraturan Daerah (Perda) seperti sekarang ini

yang draf Raperdanya digodok di Badan Legislasi (Banleg) DPRD Bojonegoro, terkait percepatan ekonomi daerah dalam pelaksanaan eksplorasi dan eksploitasi serta pengolahan migas di Bojonegoro.

Dalam menyikapi hal diatas KetuaTanfidzPCNUBojonegoro,H.A. Wasis Hasyim, menjelaskan, jika sikap PCNU mengenai Perbup

dan Raperda migas yang sekarang tengah dibahas sangat mendukungnya.

Sehingga, pemenang tender proyek rekayasa, pengadaan, dan kontruksi (engineering, procurement, and construction/EPC) 1 Banyuurip di Blok Cepu, yakni Konsorsium PT. Tripatra Engineer & Construction, yang menjadi rekanan operator Mobil Cepu Limited (MCL) harus benar-

benar memihak pada muatan lokal.

“Sehingga, ada partisipasi lebih kepada para pelaku usaha dan jasa di sekitar migas maupun Kabupaten Bojonegoro,”

kata Wasis.Pria yang menjabat sebagai

Ketua PCNU Bojonegoro 2008-2013 itu menegaskan, tidak hanya itu saja organisasi masyarakat sipil (OMS) yang terlibat juga harus diutamakan dari Kabupaten Bojonegoro. Jangan sampai masyarakat lokal tersisih

“Oleh karena itu, kami mengimbau agar semua pihak

turut serta menjaga suasana yang

kondusif, dan itu sifatnya sangat penting,” jelas

mantan Ketua GP Ansor Bojonegoro periode 1990-an

itu.

L a p o r a n U t a m a

Page 8: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

8 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

dengan orang luar dan menjadi penonton saja.

“Oleh karena itu, kami mengimbau agar semua pihak turut serta menjaga suasana yang kondusif, dan itu sifatnya sangat penting,” jelas mantan Ketua GP Ansor Bojonegoro periode 1990-an itu.

Sementara itu, sejumlah elemen di masyarakat juga menyepakati jika konten lokal harus didahulukan. Karena, masyarakat sekitar yang mendapatkan dampak secaralangsung,baikfisik,psikologihingga dampak lain.

Raperda ini dipastikan akan lebih dapat melindungi content local dalam industri migas karena memiliki sanksi hukum yang jelas. Mulai dari sanksi administrative pencabutan ijin usaha atau prinsip kegiatan usahanya di Bojonegoro hingga merekomendasikan sanksi kepada BP. Migas.

Dalam draf raperda ini diantaranya mengatur dan melindungi serta memberdayakan potensi kandungan lokal. Juga keterlibatan kontraktor kontrak kerja sama (KKS) dan mitra KKS Golongan Besar serta pengolah migas untuk memberdayakan kandungan lokal, dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR) yang diharuskan melibatkan Ormas maupun Ngo/LSM.

Tujuan dari Perda ini salah satunya adalah meningkatkan pendapatan daerah untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya bagi perekonomian dan mengembangkan serta memperkuat posisi industri dan perdagangan daerah, serta lebih memberikan jaminan kepada penduduk local untuk terlibat didalam ekplorasi sehingga kedepan masyarakat Bojonegoro dan sekitar blok cepu tidak hanya menjadi penonton saja.

Senada dengan PCNU, PC. PMII Bojonegoro, mendukung penuh langkah pemerintah dalam hal ini pemkab Bojonegoro dalam mengusulkan Raperda Percepatan Pertumbuhan Ekonomi dalam Pelaksanaan Eksplorasi dan Ekploitasi Serta Pengolahan Minyak dan Gas Bumi di Kabupaten Bojonegoro untuk menjadi Perda.

Imam Mukroni, ketua umum PC. PMII Bojonegoro mengatakan bahwa sudah selayaknya masyarakat Bojonegoro mendapat tempat dan pekerjaan didalam eksplorasi Migas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mengingat banyaknya lahan pertanian yang dipakai untuk eksplorasi.

“Masyarakat bojonegoro harus mendapatkan porsi lebih baik dalam mendapatkan pekerjaan diladang eksplorasi atau lainya” kata Mukroni.

L a p o r a n U t a m a

Pimpinan Organisasi Mahasiswa terbesar di Bojonegoro ini juga mengajak sesekali mendengar dengan seksama dan serius jeritan masyarakat bojonegoro kususnya masyarakat sekitar eksplorasi migas, saat ditanya apa pendapat mereka mengenai keberadaan minyak bumi dan gas (migas) di Bojonegoro? Jamak diketahui, jawaban yang muncul adalah harapan bagaimana pemerintah daerah mengoptimalkan perannya dalam mendayagunakan migas untuk kemakmuran rakyat atau jawaban yang lebih mengemuka ke permukaan niscaya adalah keinginan agar kalangan lokal (local content) dilibatkan sepenuhnya dalam pengelolaan migas.

Nyaris seragamnya urgensi local content agar dilibatkan dalam proses pengelolaan minyak hampir seperti suara dan nyanyian sumbang, di tengah gegap gempita penyiapan lima megaproyek (EPC) untuk menunjang produksi puncak minyak dari Blok Cepu yang diproyeksikan bakal berlangsung pada 2013 mendatang. Seolah, hembusan local content seperti menjadi daya dorong yang membangun kekompakan untuk menyuarakan bentuk-bentuk ketidakadilan yang selama ini dirasakan Bojonegoro.

“Kesepahaman dan keseragaman untuk menyerukan

Page 9: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

9E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

diterima oleh Bojonegoro. Sebut saja, soal lifting minyak, apakah selama ini pemerintah daerah diberitahu? Apakah benar-benar sebesar 25 ribu barel per hari, sebagaimana yang disuarakan selama ini? Siapa yang menjamin bahwa klaim itu benar, toh juga pemerintahan daerah (Pemkab dan DPRD) tidak pernah diberi data pembanding oleh BP Migas maupun operator. Rasanya memang ada semacam sesuatu yang tidak boleh diketahui, meskipun negeri ini sudah memiliki Undang-Undang tentang Kebebasan Informasi Publik (KIP).

Belum lagi kalau bicara soal bagi hasil participating interest (PI/penyertaan modal), dana bagi hasil (DBH) minyak, maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan

pentingnya local content, harus disikapi secara arif, sebagai sebuah sikap kritis masyarakat yang selama ini masih melihat adanya bentuk ketimpangan, untuk tidak mengatakan adanya ketidakadilan, dalam pengelolaan migas”. Tambah mukroni.

Rasanya, masyarakat sudah tahu bahwa besaran dana coorporate social responsibility (CSR/tanggung jawab sosial perusahaan) yang diberikan operator minyak sejak 2006 hingga sekarang yang ”hanya” Rp 21 miliar ini, masih cukup kecil apabila dibandingkan dengan potensi kerusakan lingkungan, kultur, sosial politik, ekonomi, dan juga mentalitas masyarakat untuk masa depan generasi mendatang.

Belum lagi kalau bicara bentuk-bentuk ketidakadilan lain yang

pengadaan atau pembuatan infrastruktur penunjang eksploitasi Blok Cepu di luar kaki bor yang ada kesan dipersulit. Rasanya, tidak salah kalau kemudian local content menjadi nyanyian koor yang disuarakan oleh berbagai pihak. Karena, local content adalah kulminasi dari semua bentuk ketidakadilan itu sendiri.

Jadi, karena begitu pentingnya persoalan – persoalan yang berhubungan dengan migas, maka aturan atau dalam hal ini perda segera dibahas dengan seksama agar nantinya masyarakat Bojonegoro tidak selalu dirugikan dengan dampak – dampak negatif dari eksplorasi.

“PMII akan mengawal raperda ini sampai tuntas mas, pungkas Mukroni. (MUSLIMIN)

DISKUSI LOCAL CONTENT - dilakukan oleh berbagaikelompok masyarakat,

mereka berharap raperda tentang pengelolaan minyak harus mampu

melindungi kepentingan warga Bojonegoro di berbagai sektor.

MEGA PROYEK- Proses pengelolaan minyak hampir seperti

suara dan nyanyian sumbang, di tengah gegap gempita penyiapan

lima megaproyek (EPC) untuk menunjang produksi

L a p o r a n U t a m a

Page 10: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

10 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

L a p o r a n U t a m a

Ingatkan Kembali Peran Kaum Muda

Dengan begitu maka pemuda masa depan nanti akan mempunyai sifat qowiyyun amiin (kuat dan dapat dipercaya), hafiidzun aliim (amanah dan berpengetahuan luas), bash-

thotan fil ‘ilmi wal jism (kekuatan ilmu dan fisik), ra’uufun rohiim (santun dan pengasih).

Secara definitif seseorang dianggap pemuda jika dari

sisi usia adalah dalam bentangan usia 10-24 tahun.

Dalam UU No. 40 Tahun 2009, definisi pemuda adalah

mereka yang berusia antara 16-30 tahun.

H. Chisbullah HudaKetua Komisi B DPRD Bojonegoro

Namun hal ini tidak ber-laku bagi Chisbullah Huda, mantan sekre-taris Gerakan Pemuda Ansor Bojonegoro

yang kini menjabat sebagai Ketua Fraksi Persatuan Nasional DPRD Bo-jonegoro ini.

Menurutnya, seseorang bisa saja dianggap muda jika yang bersangku-tan memiliki semangat sebagaimana kaum muda. Bisa jadi usianya tua ki-ra-kira 40 tahunan akan tetapi ma-sih berjiwa muda.

Lebih lanjut, politisi asal PKNU ini menjelaskan bahwa generasi muda adalah the leader of tomorrow. Makanya di tangan kaum mudalah nasib sebuah bangsa dipertaruhkan.

Jika kaum mudanya memiliki semangat dan kemampuan untuk membangun bangsa dan negaranya, maka sesungguhnya semuanya itu akan kembali kepadanya. Hasil pem-bangunan dalam aspek apapun se-benarnya adalah untuk kepentingan dirinya dan masyarakatnya.

“Para generasi pendahulu telah menghasilkan karya besar bagi bangsa ini. Kemerdekaan bangsa merupakan karya monumental yang luar biasa yang dihasilkan oleh para founding fathers negeri ini, yang ti-dak lain adalah para pemuda,” ung-kapnya.

Lebih lanjut dia mengungkap-kan, tonggak persatuan dan kes-atuan bangsa ini sebenarnya ketika

terjadi Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini berarti bahwa pemuda telah memiliki peran yang sangatsignifikandalamprosespem-bentukan negara kesatuan Republik Indonesia.

“Inilah titik awal bagi proses pembentukan negara bangsa yang kemudian dikenal sebagai negara dan bangsa Indonesia, jelasnya.

Menurut pria yang juga dikenal sebagai pengusaha ini, saat ini yang diperlukan meneruskan semangat yang telah dibangun oleh pemuda pada zaman dulu. Untuk perlu di-lakukan kaderisasi-kaderisasi kepe-mimpinan yang melibatkan kalan-gan pemuda secara intensif perlu terus ditingkatkan.

Dengan begitu maka pemuda masa depan nanti akan mempun-yai sifat qowiyyun amiin (kuat dan dapat dipercaya), hafiidzun aliim(amanah dan berpengetahuan luas), bashthotanfil‘ilmiwaljism(kekua-tan ilmudan fisik), ra’uufunrohiim(santun dan pengasih).

“Sifat-sifat unggul tersebut merupakan potensi besar, yang me-numpuk pada individu pemuda, dimana masyarakat sangat meng-harapkannya,” jelasnya.

Page 11: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

11E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Page 12: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

12 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyara-kat Kabupaten Bojonegoro, Lukman Wafi,Minggu,menjelaskan,dariduaparpol yang belum mencairkan dana bantuan parpol tersebut, hanya ting-gal PBR yang belum memasukkan permohonan pengajuan pencairan.

“Sedangkan PKNU, permohonan pengajuannya sudah masuk dan masihdalamtahapverifikasi.Batasterakhir pengajuan permohonan bantuan dana parpol hingga perten-gahan Desember 2011,” katanya.

Ia menjelaskan, Pemkab Bojone-goro sudah mengalokasikan dana sebesar Rp750 juta untuk bantuan kepada 15 parpol pemilik kursi di DPRD setempat.

Dari jumlah dana tersebut, sebe-sar Rp675 juta dibagikan kepada parpol dengan perhitungan Rp1.134 untuk setiap suara, mengacu suara sah yang diperoleh 15 parpol di dalam pemilu sebanyak 584.137 su-ara. Sisanya sebesar Rp75 juta untuk perhitungan pajak.

Berdasarkan data Bakesbangpol dan Linmas Bojonegoro, dana ban-

tuan tertinggi diberikan kepada Par-tai Golkar sebesar Rp104.000.274 (91.711 suara), disusul PAN Rp100.464.462 (88.593 suara), PKB Rp78.153.012 (68.918 suara), dan Partai Demokrat Rp70.690.158 (62.337 suara).

Selain itu, Partai Hanura mendapatkan Rp25.816.644 (22.766 suara), PKPB Rp16.154.964 (14.246 suara), Partai Gerindra Rp 23.854.824 (21.036 suara), dan PKPI Rp18.707.598 (16.497 suara).

Kemudian PKS memperoleh Rp46.323.900 (40.850 suara), Par-tai Pelopor Rp12.813.066 (11.299 suara), PPP Rp28.222.992 (24.888 suara), PNBK Rp 23.528.232 (20.748 suara), PDIP Rp52.410.078 (46.217 suara), PBR Rp29.447.712 (25. 968 suara), dan PKNU Rp43.163.442 (38.063 suara).

Lukman menambahkan parpol penerima dana bantuan APBD di-wajibkan membuat laporan peman-faatan sebagai pertanggungjawaban. “Semua pemanfaatan dana parpol harus dipertangungjawabkan,” tam-bahnya.

Sampai den-gan bulan

Oktober 2011 ini, sudah 13 dari

15 partai poli-tik pemperoleh

kursi di DPRD Kabupaten Bo-

jonegoro sudah mencairkan dana

bantuan dari APBD 2011, kecu-ali partai Bintang

Reformasi dan Partai Kebang-kitan Nasional

Ulama.

13 Parpol Pemperoleh Kursi DPRDCairkan Dana Bantuan APBD

Seputar Kesbang

Page 13: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

13E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

BADAN Kesatuan Bangsa Poli-tik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol dan Linmas) Kabu-paten Bojonegoro terus berupaya agar LSM dan Ormas yang ada di kota Ledre ini semakin berdaya dan ber-manfaat dalam mewujudkan pem-berdayaan civil society. Salahsatu upaya yang dilakukan adalah mende-sak Dirjen Kesbang agar menggan-deng LSM/Ormas di Bojonegoro se-bagai mitra program pelatihan dan kegiatan yang didanai oleh Dirjen Kesbang pusat.

Demikian disampaikan Lukman Wafi,KepalaBakesbangpol danLin-mas Bojonegoro pada saat rapat koordinasi dengan Dirjen Kesbang di Jakarta beberapa waktu lalu.

Desakan ini disampaikan Lukman karena melihat bahwa sebenarnya banyak kegiatan kesbang pusat yang bisa diakses oleh LSM/Ormas di Bo-jonegoro, namun selama ini masih banyak LSM dari luar yang melak-sanakan programnya.

“Kami akan merekomendasi apa-bila ada LSM/Ormas di Bojonegoro yang ingin melakukan kerjasama dengan pusat,” kata mantan Kabag Umum Pemkab ini.

Lebih lanjut Lukman menjelas-kan, bahwa desakan-nya direspon positif oleh Dirjen Kesbang, namun tentu saja dengan berbagai catatan dan pertim-bangan.

“Kami sudah bi-cara langsung den-gan David Yama, Kasubdit Wawasan Kebangsaan Dirjen Kesbang dan siap dengan konsekuen-sinya,” jelasnya.

Konsekuensi yang dimaksud adalah bahwa setiap pro-posal yang dikirim LSM/Ormas harus

sudah terdaftar dan mendapatkan rekomendasi dari Bakesbangpol dan Linmas. Kedua, Bakesbangpol ha-rus melakukan pemantauan dan atau menjadi narasumber terhadap keg-iatan LSM/Ormas tersebut. Hal ini

dilakukan untuk men-gantisipasi apakah keg-iatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan proposal yang ada.

“Barangkali ini di-maksudkan karena banyak kegiatan yang dilakukan tidak seband-ing dengan dana yang digunakan,” jelas pria asal Bawean ini.

Untuk itu, dia ber-harap agar semua LSM/Ormas yang bekerjasa-ma dengan pusat benar-benar mempergunakan anggaran sebagaimana mestinya.

Kesbang Dorong Dirjen Kesbang Pusat Libatkan LSM Lokal Sebagai Mitra Kegiatan

Konsekuensi yang dimaksud adalah bahwa

setiap proposal yang dikirim LSM/Ormas

harus sudah terdaftar dan mendapatkan rekomendasi dari Bakesbangpol dan

Linmas”

David Yama, Kasubdit Wawasan Kebangsaan Dirjen Kesbang RI

Lukman WafiKepala Bakesbangpol

dan Linmas Bojonegoro

Seputar Kesbang

Page 14: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

14 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Pasalnya, kegiatan yang selalu diikuti secara antusias oleh pelajar dan guru tingkat SLTA ini, kini jadi rujukan model pendidikan wawasan kebangsaan secara Nasional.

Demikian disampaikan oleh LuqmanWafi,kepalaBakesbangpoldan Linmas Kabupaten Bojonegoro menanggapi surat Kemendagri terkait pendidikan wawasan kebangsaan yang dikirim ke seluruh propinsi dan kabupaten/kota se Indonesia beberapa waktu lalu.

Luqman menjelaskan, bahwa beberapa bulan sebelumnya, dirinya telah diundang ke workshop wawasan kebangsaan yang diselenggarakan oleh Kemendagri untuk menyampaikan kegiatan

yang telah dilaksanakan institusi pengawal NKRI di wilayahnya.

“Jadi kami satu-satunya kepala Bakesbangpol tingkat kabupaten yang diundang secara khusus sebagai pembicara pada workshop tersebut,” kata pria yang sangat akrab dengan semua kalangan ini.

Lebih lanjut Luqman menjelaskan, bahwa dalam workshop tersebut, dia tidak hanya menyampaikan tentang kegiatan cerdas cermat saja, namun semua kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka menjaga empat pilar kekuatan negeri ini seperti outbond untuk ormas, LSM dan kelompok rentan terhadap globalisasi juga tak lepas dari presentasinya.

Cerdas Cermat Wawasan Kebangsaan

Jadi Rujukan Model NasionalSetelah tiga tahun

berturut-turut meny-elenggarakan Cerdas

Cermat Wawasan Ke-bangsaan sebagai ke-giatan resmi di bulan Mei, Badan Kesatuan

Bangsa Politik dan Perlindungan Masyara-kat (Bakesbangpol dan

Linmas) Kabupaten Bojonegoro, kini boleh

berbangga

Seputar Kesbang

Page 15: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

15E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

“Pokoknya, semua kegiatan kita mendapatkan aplaus dan dukungan yang sangat dari Kemendagri,” tambah Luqman.

Saat ini, masih menurut Luqman, pihak Kemendagri telah mengirimkan surat resminya ke seluruh propinsi dan kabupaten/kota se Indonesia agar melaksanakan kegiatan pemahaman dan pendalaman wawasan kebangsaan dengan bebagai cara sesuai dengan local content yang ada.

“Yang membuat kita berbangga adalah, seluruh transkrip, notulensi, dan CD pelaksanaan kegiatan itu, dilampirkan dalam surat edaran Kemendagri,” sambungnya.

Namun, dia kembali menegaskan, bahwa keberhasilan ini, merupakan cambuk bagi institusinya untuk lebih optimal lagi dalam menemukan formula baru pendidikan wawasan kebangsaan. Terlebih dukungan pemerintah

dan semua pihak yang mempunyai kompetensi tentang hal ini.

Luqman menambahkan, bahwa setelah ini pemerintah akan merekrut sejumlah tenaga

pendamping kegiatan pendidikan wawasan kebangsaan ini. Tentang pola dan waktu perekrutan ini, pihaknya masih menunggu instruksi dari Kemendagri.

“Yang pasti, sesuai usulan dari Bojonegoro bahwa proses rekrutmen akan dilakukan oleh daerah pelaksana,” imbuh Luqman.

Untuk itu ia berharap kepada paraaktifispegiatPancasiladan Wawasan Kebangsaan agar senantiasa turut dan mengambil peran dalam rangka penguatan pemahaman wawasan kebangsaan yang saat ini mulai banyak dilupakan orang apalagi kaum muda yang cenderung tenggelam dalam arus globalisasi.

“Kami tunggu peran anak-anak muda Bojonegoro menjadi bagian dari upaya penguatan ini,” pesan Luqman diakhir pembicaraan.

Ia berharap kepada para aktifis pegiat Pancasila

dan Wawasan Kebangsaan agar senantiasa turut dan mengambil peran

dalam rangka penguatan pemahaman wawasan

kebangsaan yang saat ini mulai banyak dilupakan

orang apalagi kaum muda yang cenderung tenggelam

dalam arus globalisasi.”

Seputar Kesbang

Page 16: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

16 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Page 17: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

17E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

MEDANBISNIS –Pantai Cermin. Kesbangpol Linmas kabupaten/kota se-Sumatera Utara, menggelar rapat kerja (Raker), Kamis (13/10) di Aula Theme Park Pantai Cermin, Serdang Bedagai (Sergai). Pada Rak-er itu dibahas antara lain tentang kerukunan umat beragama, kesatu-an bangsa dan politik.

Raker itu dihadiri Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Propsu Brigjend Purn H Mudiyono, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Propsu, J A Ferdinandus, Sekretaris FPK (Forum Pembaharuan Kebangsaan) Provsu, Dr H Arifinsyah, Dir Intelkam Pol-dasu Kombes Pol Drs Jannes Sinurat SH, Wabup Sergai, Ir H Soekirman.

Dalam sambutannya Kaban Kes-bangpol Linmas Pempropsu, Bukit Tambunan menegaskan penting-nya sosialisasi, pemahaman dan pelaksanaan empat pilar wawasan kebangsaan dan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun

empat pilar tersebut adalah Pan-casila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Propinsi Sumatera Utara diang-gap layak dijadikan daerah tolok ukur dalam kerukunan antar umat beragama bagi beberapa daerah lain di Indonesia karena dinilai se-bagai daerah yang kondusif dengan tingkat keamanan dan kebersamaan masyarakatnya meskipun berlain-

Kesbangpol Linmas Se-Sumut Raker di Sergai

Pelajar Dibekali Kesadaran Bela Negara

an etnis dapat terjalin baik. Karena kerukunan antar umat beragama memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalankan empat pi-lar wawasan kebangsaan dan kenegaraan,” ungkap Bukit Tambunan.

Wabup Sergai, H Soekirman dalam sam-butannya sekaligus me-nutup acara Raker itu mengimbau kepada se-

genap aparatur di bidang kesatuan bangsa dan politik dapat kiranya menyatukan pandangan dan persep-si yang sama dengan integritas dan moral yang baik. Kemudian, men-jaga patriotisme dan nasionalisme, mencintai bangsa dan tanah air In-donesia sehingga ancaman maupun gangguan yang berpotensi yang merusak kesatuan bangsa. (jhonni sitompul) http://www.medanbis-nisdaily.com/news/read/

PADANGPANJANG, Padek—Potret kekinian wawasan kebang-saan pada anak bangsa cenderung mengalami kemunduran, bahkan lebih nyaris luntur. Karena itu, un-tuk kembali memantapkan nilai-nilai kebangsaan itu perlu mengon-struksikan landasan yang kuat dan konsepsional.

Demikian dikemukakan Ke-pala Badan Penanggulangan Ben-cana Daerah (BPBD), Kesbangpol Padangpanjang Bustami Narda usai sebagai narasumber Pelatihan Ke-sadaran Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan terhadap pelajar per-wakilan OSIS Tingkat SMP dan SMA se Padangpanjang, di aula DPPKAD Balai Kota setempat, Selasa (25/10) kemarin.

Longgarnya wawasan kebang-saan dalam diri anak-anak bangsa, disebutkannya bisa mengancam eksistensi Negara Kesatuan Repub-lik Indonesia (NKRI). Wawasan ke-bangsaan yang sudah dicetuskan oleh seluruh pemuda Indonesia

dalam satu tekad dengan Sumpah Pemuda, saat ini dibutuhkan keber-samaan dan persatuan mengatasi segala permasalahan.

“Khusus buat kalangan pelajar di Padangpanjang, Kota Serambi Mekkah ke depannya diharapkan lebih kental kesadaran bela negara dan wawasan kebangsaanya. Hal itu dapat ditumbuhkan dengan men-gajak generasi muda khususnya pelajar, agar tidak terlibat narkoba secara langsung ataupun tidak lang-sung,” ujar Bustami.

Menumbuhkan kesadaran pe-lajar akan bahaya narkoba, sangat

penting dilakukan mengingat Padangpan-jang yang berada di titik simpul lalu lintas antar daerah. Hal itu terbukti dengan tidak sedikit-nya peredaran nar-koba dari daerah lain yang berhasil dibekuk aparat kemanan di kota berhawa sejuk itu.

Terkait tanggung jawab terha-dap bela negara tidak hanya dipikul oleh pemerintah, TNI dan Polri, na-mun juga menjadi tanggung jawab masyarakat termasuk peran serta kalangan pelajar dengan menjauhi narkoba sebagai penyebab kehan-curan moral.

“Wawasan kebangsaan merupak-an jiwa, cita-cita, atau falsafah hidup yang tidak lahir dengan sendirinya. Sesungguhnya merupakan hasil kon-struksi dari realitas sosial dan politik (sociallyand politicallyconstructed),” jelas Bustami. (wr)

http://padangekspres.co.id

Lintas Kesbang

Page 18: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

18 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

BADAN Kesatuan Bangsa Poli-tik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Kota Bon-tang segera mengaplikasikan Per-mendagri Nomor 44 Tahun 2009 dan Perwali Bontang Nomor 19 Tahun 2011, setelah sosialisasi di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota Bontang beberapa waktu lalu.

Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Bontang Drs H M Bahri M Ap mengungkapkan, Permendagri Nomor 44 Tahun 2009 dan Perwali Bontang Nomor 19 Tahun 2011 itu terkait dengan kerjasama Pemerin-tah Daerah dengan Organisasi Ke-masyarakatan (Ormas) dan Lemba-ga Nirlaba Lainnya (LNL). Aplikasi dilakukan tahun ini juga.

“Ada sepuluh kegiatan yang bisa dilaksanakan oleh Ormas dan LNL Bontang, yang dapat dipilih sesuai dengan Perwali Bontang Nomor 19 tahun 2011,” ujar Bahri. Masing-ma-

sing seminar, lokakarya, workshop, halaqoh, pergelaran festival seni budaya, outbond seperti jambore perkemahan dan napak tilas. Lalu perlombaan, pemberdayaan ma-syarakat, sosialisasi dan bimbingan teknis serta pendidikan politik bagi masyarakat.

Dijelaskan Bahri, Ormas dan LNL wajib mengikuti tahapan-tahapan atau proses yang harus dilalui guna dapat menjalin kemitraan dengan Pemkot Bontang. Saat ini, tahapan pertama yang bisa dilakukan Ormas dan LNL itu adalah memasukkan pro-posal kegiatan. Surat permohonan kerjasama ditujukan kepada Wali Kota Bontang melalui Kesbangpol dan Linmas Kota Bontang. Penyera-han dibatasi hingga 9 Oktober 2011.

Selanjutnyaadalahprosesverifi-kasiadministrasiolehtimverifikasiPemkot Bontang, bekerjasama den-gan Ormas dan LNL. Setelah diveri-

Aplikasi Permendagri Nomor 44 Tahun 2009 Mulai Tahun Inifikasicalonpenerimabantuankemi-traan mendapatkan SK Penetapan penerima bantuan yang ditandatan-gani Wali Kota Bontang.

Tanggal 23 Oktober hingga 30 Nopember 2011 adalah tahapan pelaksanaan kegiatan oleh Ormas dan LNL Kota Bontang dengan me-milih satu dari sepuluh kegiatan yang telah ditentukan. Tahapan akhir yang patut menjadi perhatian adalah pada tanggal 10 Desember 2011, yang merupakan batas akhir penyerahan laporan pertanggung-jawaban kegiatan kemitraan itu.

“Saya berharap peluang kegiatan kemitraan Pemkot Bontang den-gan Ormas dan LNL dimanfaatkan sebaik-baiknya guna mewujudkan masyarakat yang berbudi luhur, maju adil dan sejahtera,” tutur mantan Di-nas Perhubungan dan Komunikasi Informatika Bontang ini. (hms9/stn) http://www.kaltimpost.co.id/

Dewan Protes Dana Parpol MacetBOYOLALI (Soloraya Online) –

Dana bantuan partai politik (ban-pol) mencapai Rp 900 juta macet. Hal itu terungkap saat digelarnya rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD antara eksekutif dengan legis-latif , Kamis (13/10/2010). Anggota dewan yang masuk dalam banggar menanyakan banpol tak segera cair lantaran sudah mendekati akhir ta-hun.

Sesuai pengalaman tahun-tahun sebelumnya, dana banpol ini tu-run pada pertengahan September. Namun untuk pencairan tahun ini mengalami kemoloran.

”Dana banpol ini merupakan hak untuk kegiatan,” kata anggota Bang-gar DPRD Mustofa Safawi, usai rapat di gedung dewan.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Sri Ardiningsih,menyatakan mengalami hambatan pada audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sesuai syarat penyaluran banpol, harus melalui audit penggunaan

dana banpol tahun sebelumnya.Bahkan, BPK perwakilan Jateng

mengirim surat ke pemkab untuk melaporkan penggunaan keuangan parpol 2010 ke Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pemprov Jateng. Laporan ini sebagai syarat pencairan dana banpol 2011. Smen-tara, informasi dari pengurus parpol ke banggar, penggunaan keuangan tersebut sudah lama mengumpul-kannya ke Kesbangpol dan Linmas Pemkab Boyolali.

”Sudah mengumpulkannya sejak lama, tapi diminta mengumpulkan lagi,” kata Mustofa.

Dijelaskan, jika kendalanya pada audit BPK tidak menjadi masalah. Namun, jika audit sudah selesai lantas belum segera dicairkan, san-gat disayangkan. Sebab, mengingat waktu sudah mendekati akhir tahun.

Macetnya dana banpol ini, ber-dampak kegiatan parpol terganggu. Sebab parpol tidak memiliki sumber dana lain sebagai operasional selain banpol. Kalangan pengurus parpol mengharap banpol segera dicairkan untuk menggerakan kegiatan.

Terpisah, Kepala Bakesbangpol dan Linmas Boyolali Hasanudin mengatakan, laporan penggunaan banpol yang diterimanya sudah di-limpahkan ke Kesbangpol Pemprov Jateng. Laporan keuangan tersebut dikirim ke BPK untuk diaudit, Hanya saja, hingga saat ini hasil auditnya belum turun,” katanya. (http://sol-orayaonline.com)

L i n t a s K e s b a n g

Page 19: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

19E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Kesbangpol Linmas Adakan Lomba Cipta Karya Tulis

MEDAN (Waspada): Wawasan kebangsaan diyakini mulai pudar dikalangan pelajar. Untuk menum-buhkan wawasan kebangsaan itu, Pemerintah Kota Medan melalui program kemitraan wawasan ke-bangsaan Tahun Anggaran 2011 pada Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kes-bangpol Linmas), melaksanakan lomba karya tulis Ilmiah populer.

“Perlombaan karya tulis tersebut mengambil tema Wawasan Kebang-saan dengan sub tema Revitalisasi Wawasan kebangsaan Dalam Rang-ka Mewujudkan Keutuhan Bangsa,” sebut Kaban Kesbanglinmas Pem-ko Medan Drs Redward V Bakara

didampingi sejumlah dewan juri lomba cipta karya tulis dalam kon-ferensi pers di Hotel Grand Antares, Jumat (16/9) sore.

Menurut Bakara, dalam perlom-baan tersebut dibagi tiga kategori, yakni tingkat SMA, mahasiswa dan jurnalis yang berdomisili di Medan. Untuk SMA, sub temanya adalah Peranan Lagulagu Nasional dalam Menumbuhkan Semangat Patrio-tisme di Kalangan Pelajar, sedang-kan untuk mahasiswa yakni Peranan Wawasan Kebangsaan dalam Me-numbuhkembangkan Citacita NKRI.

“Untuk jurnalis sendiri dengan mengambil tema Kesadaran Ber-bangsa dalam Menciptakan Keber-samaan. Dalam pendaftaran nanti, para peserta wajib memberikan foto kopi identitas diri seperti SMA kartu tanda pelajar, mahasiswa KTM dan untuk jurnalis dengan foto copi ID pers dan KTP,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Juri Drs Iskandar Zulkarnain, MSi menyatakan, karya tulis yang dikir-

imkan harus karya sendiri, dengan jumlah karakter tulisan 5500 s/d 6000 karakter. Sedangkan untuk ju-rnalis, karya tersebut harus di pub-likasikan dimasingmasing media tempat bekerja.

“Kesbangpol linmas akan mem-buka pendaftaran lomba karya tulis selama tanggal 26 September sam-pai 10 Oktober 2011. Untuk peny-erahan berkasi, langsung diantar ke Pemko Medan Bagian Kesbangpol-linmas. Sedangkan pengumuman pemenangnya akan diumumkan di media masa pada 27 Oktober dan penyerahan hadiahnya akan diberi-kan langsung oleh Wali Kota Medan pada tanggal 28 Oktober pada perin-gatan Sumpah Pemuda,” ujarnya.

Bagi pemenang, juara pertama akan mendapatkan uang Rp3,5 juta, kedua Rp2,5 juta dan ketiga Rp1,5 juta. “Setiap kategori diambil tiga pemenang. Jadi keseluruhan ada sembilan pemenang,” katanya. (h02)

http://www.waspadamedan.com

LANGSA – Kantor Kesbangpol Linmas Kota Langsa, Jumat (21/10) melaksanakan Simulasi Pilkada 2011. Dalam kegiatan yang digelar di halaman Kantor Kesbang Linmas itu diperagakan empat adegan, an-tara lain pemungutan suara, petugas Linmas siaga, selanjutnya teknik pel-aporan Linmas saat terjadi peristiwa, serta petugas Linmas membawa ko-tak suara. Simulasi itu digelar dalam rangka persiapan petugas Linmas dalam pengamanan pelaksanaan Pilkada tahun 2011 ini, juga ikut mel-ibatkan sejumlah personel polisi dari Polres Langsa. Hadir pada simulasi tersebut, Kepala Badan Kesbangpol dan Limnas Langsa, Ir Fuad Kelana, dan Kapolsek Langsa Barat, Iptu Ed-win Aldo SH, serta sejumlah pejabat Pemko Langsa lainnya.

Adegan pertama memperagakan, tata cara kerja kelompok Penyeleng-gara Pemungutan Suara (PPS), se-lanjutnya kedua sejumlah anggota

Limnas yang ditugaskan di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan sikap siaga, melakukan pen-gamanan proses pencoblosan ma-syarakat terhadap kandidat calon pasangan Gubernur Aceh dan calon pasangan Wali Kota Langsa.

Kemudian adegan ketiga, tata cara atau teknis pelaporan Limnas kepada Polisi, apabila terjadinya kerusuhan (insiden) di TPS oleh pi-hak yang tidak bertanggung jawab. Namun pelaporan mohon bantuan pengamanan ini dilakukan ketika Limnas tidak mampu lagi menang-gulangi perusuh tersebut.

Untuk adegan terakhir, anggota Limnas membawa hasil penghitun-gan suara Pilkada di TPS ke kantor kecamatan. Namun untuk daerah TPS yang dianggap jauh dari kan-tor kecamatan terlebih dahaulu oleh anggota Satuan Limnas akan dibawa ke kantor keuchik masing-masing.

Dalam kesempatan itu, Kepala

Kantor Kesbangpol Linmas, Ir Fuad Kelana mengatakan, simulasi pen-gendalian keamanan Pilkada yang diselenggarakan itu merupakan upaya strategi untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang arti penting eksistensi oraganisasi Satlinmas, dalam peran melak-sanakan tugasnya di tengah ma-syarakat.

Berdasarkan jatah Panitia Pemuktahiran Data Pemilih (PPDP) yang dikeluarkan Komisi Indepen-den Pemilihan (KIP) Langsa, jum-lah TPS diperkirakan mencapai 260 TPS, dan di setiap TPS ditempatkan dua personel Satlinmas. “Anggota Satlinmas sebanyak 520 orang dari 260 TPS, dan ditambah dengan Lin-mas cadangan sebanyak 160 orang, maka jumlah keseluruhannya se-banyak 680 orang Linmas,”demikian Fuad Kelana.(c42)

Editor : bakri -- http://aceh.tribunnews.com/

Kesbangpol Linmas Laksanakan Simulasi PilkadaLintas Kesbang

Page 20: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

20 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 120 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Page 21: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

21E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Acara yang dihelat pada hari Rabu, 14/09/2011 di MCM Café ini berlangsung meriah. Hadir dalam acara ini Seluruh Jajaran Muspida Kabupaten Bojonegoro mulai dari Bupati Bojonegoro, Suyoto dan ibu Mahfudhoh, Wakil Bupati Setyo Hartono, Ketua DPRD HM Thalhah, Kapolres Bojonegoro AKBP Widodo, KadandimTaufiqRisnendar,danKepala Kejaksaan Negeri Bojonegoro

Selain itu, puluhan ketua Partai Politik, LSM, Ormas, OKP dan Ormas juga tampak memadati acara dikemas roundtable ini. Hadir juga Mundzar Fahman, ketua dan seluruh anggota KPUD Bojonegoro.

Kepala Bakesbangpol dan Linmas,

LuqmanWafimengatakan,bahwatujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk menjalin komunikasi dan keguyuban antara pemerintah dengan masyarakat secara langsung.

“Apalagi ini momentnya adalah Idul Fitri, sehingga jikalau kita tidak sempat bersilaturahmi, masih bisa kita lakukan pada saat ini,” jelasnya.

Sementara, Bupati Suyoto dalam sambutannya mengatakan, sangat mengapresiasi acara seperti ini. Dia juga berpesan bahwa kita semua wajib menjaga kesatuan dan keguyuban yang selama ini sudah terjalin di kota ledre ini.

Acara yang berlangsung sangat gayeng ini ditutup dengan acara salam-salaman dan menyanyi bersama.

Sebagai instansi pemerintah yang bertugas membina stabilitas pengawasan,pengendalian serta evaluasi pelaporan penyelenggaraan dibidang Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan

Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol dan Linmas) Bojonegoro menggelar Silaturrahmi antar elemen yang dikemas dalam acara Halal bi Halal.

Page 22: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

22 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Bakesbangpol Bojonegoro Berharap Peran LSM Lebih Optimal

Mungkin dapat dibilang, pegiat sosial (baca: aktifis LSM) di Bojonegoro adalah kolompok aktifis non pemerintah yang paling baik “nasib”nya. Betapa tidak, jarang dan mungkin tidak pernah ada, pemerintah kabupaten yang mau mendengarkan dan duduk bersama dalam satu forum dengan aktifis LSM yang dikenal selalu berseberangan dengan pemerintah.

S e p u t a r K e s b a n g

Page 23: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

23E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Demikian disampaikan Roni Syahroni, direktur LSM Spektra Surabaya pada pembukaan perte-muan Forum Komunikasi dan Kon-sultasi LSM yang digelar oleh Bakes-bangpol dan Linmas Kabupaten Bojonegoro pada 27 Juli 2011 lalu di Wisma Toyoaji Kapas.

“Ini satu kesempatan luar biasa bagi kawan-kawan LSM di Bojone-goro, untuk terus memperjuangkan hal-hal yang belum dilakukan oleh pemerintah,” ungkap Roni.

Lebih lanjut Roni berharap agar LSM di Bojonegoro benar-benar mampu memanfaatkan kesempatan ini. Namun, yang perlu diketahui adalah bahwa model gerakan LSM mungkin sudah berbeda dengan masa orde baru atau pada masa awal reformasi.

Menanggapi persoalan dimana akhir-akhir ini, LSM selalu diiden-

integritas, artinya pegiat LSM harus commit dan selalu on the track agar mendapatkan kepercayaan masyara-kat.

Kedua, LSM harus mempunyai kompetensi, jadi pegiat LSM itu ha-rus orang-orang yang pintar, cerdas dan memahami fenomena sosial. Ke-mampuan membaca fenomena sosial ini harus didukung data yang valid. Sampai saat ini data yang paling di-anggap valid adalah data statistic.

“Meski kita sering menganggap data statistic itu gak bener, namun pemerintah selalu menggunakan data statistic sebagai ukuran dan buku statistic itu kemenangannya dia dilindungi oleh undang-undang,” ungkapnya.

Lebih lanjut Roni menjelaskan, kemampuan menganalisa tidak ha-rus sarjana, siapapun bisa.

Sementara,LuqmanWafi,kepala

Bakesbangpol dan Linmas kabupat-en Bojonegoro menjelaskan bahwa, agenda pertemuan dengan LSM dan Ormas yang ada di Bojonegoro ini merupakan agenda rutin yang di-laksanakan setiap tahun. Namun jika diperlukan, kapanpun agenda seperti ini bisa dilakukan.

“Kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi kawan-kawan LSM untuk berdiskusi dan membincang masalah yang ada di kabupaten Bo-jonegoro ini,” katanya.

Lebih lanjut Luqman menjelas-kan, pihaknya berharap dari perte-muan seperti ini, akan terjadi komu-nikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat terutama yang ke-

lompok masyarakat yang bergabung dalam wadah organisasi seperti LSM ini.

“Model komunikasi seperti ini, akan kami gunakan juga untuk or-mas, organisasi kepemudaan, mau-pun organisasi pelajar dan maha-siswa,” papar pria asli Bawean ini.

Luqman menambahkan, jika per-

temuan seperti ini dianggap masih kurang, pintu kantornya terbuka bagi siapa saja, dan membincang apa saja, sepanjang itu berkaitan dengan permasalahan yang ada di kabupaten Bojonegoro.

Ia menambahkan, bahwa ru-angan kantornya selama hamper menjabat dua tahun ini, nyaris se-tiap hari tidak pernah sepi dari masyarakat yang ingin berbincang-bincang maupun mengadu.

“Yang pasti, peran dan sumbang-sih kawan-kawan LSM amat diper-lukan sebagai control terhadap pembangunan di kota Bojonegoro ini,” kata Luqman mengakhiri sam-butannya.

tikkan dengan hal-hal yang nega-tive, ia menegaskan bahwa untuk menghindari hal ini, maka LSM harus mempunyai empat hal prinsip dan harus selalu menjadi pegangan di-dalam menjalankan organisasinya.

Pertama, LSM harus mempunyai

Seputar Kesbang

Page 24: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

24 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

D i n a m i k a O M S

Page 25: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

25E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Hal itu dijelaskan pada saat diskusi reboan oleh IDFoS Indonesia hari ini 14/9/2011. Hadir dalam diskusi reboan (diskusi setiap rabu red.) tersebut adalah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Bojonegoro, Solidaritas Perempuan Bojonegoro, Himpunan Mahasiswa Islam Bojonegoro, SEC Bojonegoro dan IDFoS Indonesia selaku penyelenggara rutinan acara diskusi setiap rabu tersebut.

Tiga isu tersebut yakni, keterlibatan Ormas yang ada di Bojonegoro dalam pengelolaan Dana Tanggung Jawab Social atau Corporate Social Responsibility (CSR), dan keterlibatan koperasi-koperasi yang ada di Bojonegoro dalam pengelolaan usaha usaha usaha yang ada di sector migas, dan

kesetaraan Gender dalam setiap kebijakan baik tekhnis atau konsep.

Joko Hadi Purnomo aktifisIDFoS Indonesia mengatakan, selama ini banyak Ormas sipil baik berupa Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, Organisasi Ke-Pemudaan OKP, atau organisasi lain, mempunyai kontribusi besar dalam pembangunan yang ada di Kabupaten Bojonegoro. “Maka mereka harus dilibatkan, masak dari seratus tiga belas Ormas yang terdaftar dan memperoleh pembinaan di Kesbanglinmas Bojonegoro tidak ada yang dilibatkan” jelas Joko.

“Maka dalam Raperda yang akan di bahas di DPRD Bojonegoro ini sangat kita harapkan bisa masuk dan bisa optimal” tambah Joko. Terkait koperasi mengapa harus dilibatkan

dalam pengelolaan usaha usaha migas? Joko menjawab “Ya selama ini koperasilah yang jelas jelas bergerak dalam pembangunan ekonomi masyarakat yang ada di Kabupaten Bojonegoro, ya sangat wajar dong jika mereka dilibatkan. Karena mereka sudah berpengalaman dan apa lagi sekarang itu sudah diatur dalam Keputusan Presiden” jelas alumni Universitas Bojonegoro ini.

Sementara itu Luluk aktifisSolidaritas Perempuan Bojonegoro mengatakan selama ini pihaknya tidak melihat keterlibatan perempuan dalam setiap kebijakan. “Tidak ada kesetaraan gender dalam pengelolaan atau pembuatan kebijakan sector migas yang ada di Bojonegoro” jelas aktifis yangbermata indah tersebut.

“Maka dalam Raperda Tentang Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Dalam Pelaksanaan Eksplorasi Dan Eksploitasi Serta Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi Di Kabupaten Bojonegoro ini kita akan memperjuangkan kesetaraan Gender dalam setiap pengelolaan atau pembuatan kebijakan dalam sector migas” pungkas Luluk.

LSM dan Ormas Bojonegoro Kawal Raperda Migas

Sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) berencana mengajukan tiga isu untuk

dimasukan dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Tentang Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Dalam

Pelaksanaan Eksplorasi Dan Eksploitasi Serta Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi

Di Kabupaten Bojonegoro.

(AL-AMROZI)

D i n a m i k a O M S

Page 26: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

26 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Rekrut Kader Baru

Guna merekrut anggota baru, Pergerakan Mahasiswa Islam Indo-nesia (PMII) komisariat Sunan Giri mengadakan Mapaba (Masa peneri-maan anggota baru) mulai 27-30 Oktober 2011 di Bumi perkemahan Bulung Gunung Anyar Kecamatan Soko kabupaten Tuban.

Acara yang dibuka ketua PC PMII Bojonegoro ini diikuti Sekitar 150 anggota baru dari mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sunan Giri Bojonegoro dan dari utu-san beberapa komisariat di bawah cabang PMII Bojonegoro. Beberapa materi keorganisasian, Nilai Dasar Pergerakan PMII, Aswaja dan Gen-

PMII Gelar MAPABAder disampaikan oleh alumni dan Pembina PMII Bojonegoro.

Ketua Komisariat PMII sunan giri BojonegoroTaufiqmengatakanPMIImerupakan organisasi yang sampai detik ini masih berkomitmen dan konsisten memperjuangkan sekal-igus mempertahankan ideologi ah-lussunnah wal jamaah dan Nahdal-tul Ulama di kalangan mahasiswa.

“Disamping itu, PMII juga men-golah potensi-potensi generasi muda terutama mahasiswa untuk membangun karakter bangsa agar menjadi lebih kuat,” katanya.

Menurut taufiq, sebagai maha-siswa tidak boleh sekedar mement-

ingkan kuliah semata melainkan harus selalu dinamis merespon se-gala hal yang terjadi di sekitarnya. Diantaranya, harus mengasah men-tal, menata paradigma berpikir se-hingga menjadi lebih dewasa dalam bertindak.

“Di PMII inilah sebagai wahana melatih daya pikir kritis transfor-matif, peduli dengan kaum tertindas dan berusaha menjadi insan-insan bermanfaat bagi orang lain,” tam-bahnya.

Taufiq menjelaskan bahwaMapaba PMII bertujuan untuk mer-ekrut anggota baru serta memberi bekal pengetahuan dan kedewasaan

D i n a m i k a O M S

Page 27: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

27E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

(MUSLIMIN)

mahasiswa yang berwawasan luas serta untuk mengukuhkan jiwa pro-gresivitas menuju pergerakan ma-hasiswa Islam.

“Perekrutan anggota tahun ini merupakan yang terbesar mencapai 300 anggota sehingga Mapaba dilak-sanakan 3 gelombang. Gelombang pertama tanggal 27-30 Oktober ke-marin yang dilaksanakan oleh Pen-gurus Komisariat PMII Sunan Giri Bojonegoro, gelombang kedua dan ketiga akan dilaksanakan oleh Pen-gurus Komisariat PMII IKIP PGRI dan Komisariat UNIGORO (Univer-sitas Bojonegoro) November men-datang,” tegasnya singkat.

Ketua PC PMII Bojonegoro Imam Mukroni mengapresiasi kegiatan Mapaba yang dilaksanakan komis-ariat STAI Sunan giri Bojonegoro ini. Dikatakan, Mapaba adalah proses awal untuk meresmikan mahasiswa sebagai anggota baru.

Memiliki kader yang kritis dan bertanggung jawab merupakan hal yang diinginkan oleh semua organ-isasi, tak terkecuali dengan organ-isasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bojone-goro. agar hal tersebut terwujud, organisasi tersebut menyeleng-garakan perekrutan anggota baru Mapaba (Masa Penerimaan Ang-gota Baru) dengan sangat seriaus yang dilaksanakan oleh komisariat – komisariat yang ada.

“Kami berharap MAPABA ini menghasilkan kader yang bertang-gung jawab dan kritis,” ujar Mukroni

Disisi lain ketua panitia kegiatan ini Munib mengatakan, kegiatan

yang bertemakan membentuk kader yang berjiwa militan dengan nilai-nilai pergerakan berharap bias ber-jalan sukses sesuai harapan,” kata Munib.

Munib menambahkan, agar tema kegiatan ini terwujud, panitia menerapkan sistem kaderisasi yang bersifat wawasan, mental, dan pen-getahuan. Hal tersebut dilakukan agar peserta memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas dan memi-liki mental yang kuat.

“Kami sengaja peserta kita beri-kan materi-materi seputar PMII dan yang lainnya agar mereka memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas,” terang Munib.

Hal senada disampaikan Suwar-no, salah satu panitia, kegiatan tera-khir panitia mengadakan Out Bond tengah malam untuk menguji men-

tal dan pengetahuan peserta selama mengikuti kegiatan. “Hari terakhir malemnya sekitar pukul1:30 WIB, kami mengadakan out bond untuk menguji mental dan pengetahuan peserta,” tutur Warno.

Fitria, salah satu peserta keg-iatan ini merasa puas dan senang mengikuti kegiatan ini, pasalnya dia merasakan hal yang belum dia ra-sakan sebelumnya.

“Walau capek, saya seneng dan puas sebab saya dapat pengalaman baru,” ujar mahasiswi STAI Sunan Giri semester Satu jurusan Pendi-dikan Agma Islam (PAI) ini saat me-nyampaikan kesan pada acara penu-tupan kegiatan tersebut.

Setelah mengikuti Mapaba, calon anggota secara resmi akan dibaiat menjadi anggota PMII, sehingga bias berproses lebih lanjut di organisasi ini

D i n a m i k a O M S

Page 28: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

28 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Terbukti kurang lebih tiga seten-gah abad negri ini berada dalam cengkraman bangsa-bangsa asing. Hingga kemudian rasa nasionalisme mulai tumbuh dan menggugah kes-adaran segenap elemen masyarakat untuk mewujudkan cita-cita Indone-sia merdeka. Tercatat dalam sejarah, bagaimana waktu itu para pemuda dari berbagai daerah mengikrarkan “Sumpah Pemuda”, mereka bersatu tekad, menggelorakan semangat pa-trioisme dan nasionalisme melawan penjajah. Tekad bulat yang satu un-tuk Indonesia.

Berangkat dari sejarah itu, maka moment Hari Ulang Tahun Dirgaha-yu Republik Indonesia (HUT RI ke-66) ini harus dijadikan momentum untuk mengenali diri dalam bingkai negara dan bangsa, serta mampu mewujudkan sebuah persembahan sebagai bentuk kelanjutan perjuan-gan para pendiri (faunding father’s)

Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa masih banyak hal yang men-jajah dalam negri ini; kemiskinan, kebodohan, korupsi dan masih ban-yak lagi persolan yang terus saja menggurita. Belum lagi, akhir-akhir ini kekerasan yang mengatas na-makan agama pun begitu marak dan mengancam keutuhan dan persauan bangsa Indonesia.

Berangkat dari itu, Komite Pemuda Lintas Agama (KP-LIMA) Bojonegoro sebagai organisasi yang berbasis pemuda dari lintas agama di Bojonegoro tidak mele-watkan momentum special di hari HUT RI ke-66 tersebut. Selama satu bulan, tepatnya dimulai tanggal 8-15 Agustus 2011 setiap hari Senin diadakan kegiatan yang diberi na-ma Forum Rembug Pemuda Lintas Agama dengan tema “HARMONI KE-BHINEKAAN DALAM GEMA RAMA-DHAN”. Tempat acara di aula Kantor

Sejarah proklamasi bangsa Indonesia selalu menjadi catatan history

bagaimana bangsa ini terbentuk. Sejarah pan-

jang yang tidak lepas dari perjuangan para pejuang

tempo dulu dalam merebut narasi besar yang disebut

KEMERDEKAAN (freedom). Hal itu bukan lah perkara yang mudah karena pada waktu itu kesadaran ber-

bangsa belum tumbuh dan masih dipengaruhi

kesukuan dan kedaerahan masing-masing. Rakyat

mudah dipecah belah dan diadu domba oleh bangsa

penjajah

Peringati Agustusan dengan Rembug Pemuda Komite Pemuda Lintas Agama (KP-LIMA)

D i n a m i k a O M S

Page 29: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

29E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Paguyuban Umat Beragama (PUB) Bojonegoro, Jln. Trunojoyo nomor 7.

“Dengan memanfaatkan mo-mentum Agustusan dan apalagi ber-barengan dengan suasana Ramdhan, kita ingin mengkampanyekan nilai-nilai pluralisme dikalangan pemuda Bojonegoro” kata M. Hasan Bisri se-laku ketua KP-Lima.

Kegiatan rutinan setiap hari senin selama bulan Agustus ini dihadiri pemuda-pemuda lintas agama di Bojonegoro. Ada perwakilan dari Is-lam, Katolik, TITD Hok Swie Bio dan

beberapa perwakilan gereja protes-tan yang ada di Bojonegoro. Dalam setiap acara selalu tidak kurang dari 90-an pemuda yang hadir.

Kegiatan yang dimulai pukul 15.00 Wib hingga pukul 17.30 Wib ini mendatangkan beberapa nara sumber dari tokoh lintas Agama, KH. Alamul Huda (Ketua PUB Bojone-goro), M. Hasan Bisri (Ketua Ansor Bojonegoro), Pdt. Akris Mujiono (Pendeta GKJTU bojonegoro), Romo Florentinus Hersemedi (Romo Kato-lik), Ibu Maria Susan Irawati (Pen-

gurus PUB) dan M. Lukman Wafi,SH, MSi. (Kepala Bakesbangpolin-mas Bojonegoro) yang berhalangan hadir.

Kegiatan pun semakin memper-lihatkan hubungan yang harmonis, penuh kebersamaan karena di akhir acara ditutup dengan buka bersama. Semua peserta baik yang beragama Islam maupun nonmuslim, secara bersama-sama menikmati hidangan buka bersama yang telah disiapkan panitia pelaksana.

“Buka puasa berasama ini terasa istimewa bagi saya. karena kita me-nikmatinya dengan saudara-saudara nonmuslim” komentar Akbar, salah satu peserta.

Dalam Forum Rembug Pemuda Lintas Agama ada dua topik men-arik yang dibahas, yaitu Bengkel Na-sionalisme; Merekat Kembali Nilai Kebangsaan yang Mulai Tercerabut, Mencari Penangkal Bahaya Ter-orisme Dan Kekerasan Atas Nama Agama.

Secara garis besar tujuan kegiaan ini adalah Merekatkan hubungan yang harmonis, toleransi dikalan-gan pemuda lintas agama. “Kita ber-harap dengan saling mengenal dan terbuka menerima perbedaan, maka toleransi antar umat beragama khu-susnya di Bojonegoro dapat terjalin dengan harmonis”. Kata Saiful, se-laku ketua panitia.

Menurut M. Hasan Bisri, selaku ketua KP-Lima bahwa dengan mara-knya aksi-aksi kekerasan yang men-gatasnamakan agama saat ini, jika tidak segera ditindak lanjuti maka akan mengancam masa depan bang-sa. Salah satu upaya meredamnya adalah dengan sering melakukan dialog antar agama.

Menurutnya diaolog berbeda dengan berdebat. Karena dalam di-aolog selalu mendahulukan unsur-unsur kekeluargaan dan semangat mencari solusi dan persamaan.

FOTO : DOK. KPLIMA BOJONEGORO

DITULIS OLEH : M HASAN BISRI

HARMONIS - Agenda seperti ini dapat merekatkan hubungan yang harmonis untuk membangun toleransi antar umat beragama terutama dikalangan kaum mudanya sehingga tercipta saling mengenal dan menerima perbedaan yang ada.

M. Hasan Bisri, Ketua KP-Lima

D i n a m i k a O M S

Page 30: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

30 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Harus Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah

PELANTIKAN KADIN BOJONEGORO

D i n a m i k a O M S

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bojonegoro dituntut lebih proaktif dalam men-dorong pembangunan ekonomi didaerah. Karena itu harus dapat memfasilitasi usaha

kecil menengah (UKM) yang ada didaerah sehingga dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

Demikian dikatakan Ketua Umum Kadin Jatim, La Nyalla Mu-hammad Matalitti dalam pelantikan

pengurus Kadin Bojonegoro Periode 2011 – 2016 di Pendopo Malwopati, Kamis (8/10) malam.

Menurutnya, Kadin bukan hanya memiliki tugas sebagai jasa kon-truksi. Melainkan juga mempunyai kewajiban untuk memberdayakan dan meningkatkan sumber daya ma-syarakat (SDM).

“Karena itu di Jatim kita bentuk Kadin Institute yang bertujuan un-tuk meningkatkan daya saing diting-kat nasional maupun international,”

ujar La Nyala.Dia mengharpkan, agar Kadin

Bojonegoro dapat membangun kemitraan dengan pemkab dalam ikut mendorong pembangunan eko-nomi. Sehingga dapat memberikan masukan dalam penyusunan rena-cana perekonomian di daerah.

“Kadin Bojonegoro harus dapat bertindak nyata pembangunan eko-nomi daerah,” tegasnya.

Budiono, Katua Kadin Bojone-goro menyatakan, meminta maaf kepada anggota Kadin yang tidak bisa terakomodir menjadi pengu-rus. Karena penentuan pengurus ini ditentukan oleh Tim Formatur yang disahkan oleh Kadin Jatim.

“Saya minta maaf bila tidak dapat mengakomodir semua anggota,” ka-ta mantan anggota DPRD dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini.

Bupati Bojonegoro, Suyoto, me-nyambut baik dengan fungsi Kadin yang bukan hanya memikirkan sisi bisnis di bidang kontruksi. Melain-kan juga turut ikut mendorong per-tumbuhan ekonomi melalui sektor UKM.

“Apalagi dengan adanya indus-tri migas ini diharapkan Kadin juga dapat ikut andil dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah,” sambung Suyoto

INDUSTRI MIGAS-dengan adanya industri migas ini diharapkan Kadin juga dapat ikut andil dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.

La Nyalla Muhammad MattalitiKetua KADIN Jawa Timur

Page 31: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

31E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Lembaga Swadaya Masyarakat Dan OrmasKawal Raperda Pro Rakyat

Satu Raperda yang tidak dilanjutkan yaitu tentang tata cara pembangunan dan penganggaran daerah Kabupaten Bojonegoro.

Raperda ini tidak dilanjutkan pem-bahasannya dikarenakan substansi Raperda yang dimaksud telah cukup diatur dalam peraturan perundang-undangan, mulai dari peraturan pemerintah, Permendagri, Perda dan Perbup, sehingga tidak diperlu-kan lagi peraturan baru yang dikha-watirkan malah menjadi tumpang tindih dengan peraturan yang telah ada.

Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Suyoto dalam Pendapat Akh-ir Bupati pada rapat Paripurna IV DPRD Kabupaten Bojonegoro den-

gan agenda Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi, Pendapat Akhir Bupati serta Penandatanganan Berita Acara Persetujuan Bersama yang digelar Jumat (4/11/2011) di ruang rapat paripurna.

“Sedangkan untuk tiga Raperda inisiatif dewan, akan dilakukan pengkajian ulang. Raperda inisiatif itu dijadwalkan kembali untuk di-lakukan penyempurnaan,” ujar Bu-pati Suyoto dalam penyampaiannya.

Tiga Raperda tersebut antara lain tentang sistem penyelenggaraan pen-didikan daerah di Kabupaten Bojone-goro, Raperda tentang transparansi tata kelola pemerintahan di bidang in-dustri ekstraktif migas, dan Raperda tentang penanggulangan bencana.

Sedangkan untuk Raperda yang

telah disahkan menjadi Perda adalah tentang pemekaran wilayah Kecamatan Ngasem, Kecamatan Kalitidu serta pembentukan Keca-matan Gayam, Kabupaten Bojone-goro.

Yang disahkan kemudian adalah Perda tentang percepatan per-tumbuhan ekonomi daerah dalam pelaksanaan eksplorasi dan eksploi-tasi serta pengelolaan minyak dan gas bumi di Kabupaten Bojonegoro.

Raperda selanjutnya yang resmi menjadi Perda yang telah dibahas Pansus II adalah tentang perubahan atas Perda Nomor 19 tahun 1990 tentang pendirian Perusahaan Air Minum Kabupaten Bojonegoro. Dan Perda tentang pendaftaran wajib pa-jak cabang/lokasi dalam pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Bojo-negoro.

Kemudian yang disahkan lagi adalah Perda tentang kesejahteraan lanjut usia yang dibahas Pansus III. Dan terakhir adalah Perda tentang pengelolaan barang milik daerah yang dibahas Pansus IV.

Dari sepuluh Raperda yang diajukan, akhirnya lima Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)

resmi menjadi Peraturan Daerah (Perda), empat Raperda lainnya masih perlu pembahasan dan

satu Raperda tidak dilanjutkan pembahasannya.

KAWAL- Sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) berencana

akan terus mengawal Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)

terutama Raperda Tentang Percepatan Pertumbuhan

Ekonomi Daerah Dalam Pelaksanaan Eksplorasi Dan

Eksploitasi Serta Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi Di

Kabupaten Bojonegoro

Page 32: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

32 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

MEROSOTNYA rasa nasional-isme generasi muda dari waktu ke waktu semakin memprihatinkan. Pengaruh budaya asing semakin menggerus nilai-nilai keIndonesiaan yang selama ini menjadi pondasi, watak dan karakter bangsa semakin rapuh ditengah arus globalisasi.

Tak heran jika dalam perayaan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari Jum’at, (28/10/2011), Gerakan Mahasiswa Nasional In-donesia (GMNI) meminta agar pemerintah menambah jam mata pelajaran pendidikan yang me-nyangkut tentang Negara Kes-atuan Republik Indonesia (NKRI). Dimana hal itu disampaikan dalam aksi orasi yang diadakannya mulai dari tengah lampu merah Perempa-tan Mbombok yang berjalan mundur sampai gedung DPRD Bojonegoro.

Menurut ketua koordinator aksi demo, Abdul Rokhim, dalam aksinya mengungkapkan bahwa jam pelaja-ran Bahasa Daerah dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) harus dit-ambah. Sebab, hal itu menyangkut tentang NKRI.

“Kami menganggap, pendidikan yang menyangkut tentang NKRI di Bojonegoro masih kurang. Sehingga, jangan sampai hal itu mempenga-

ruhi terpecah belahnya negara ini. Jadi, saya minta agar pemerintah menambah jam pembelajaran,” ung-kapnya di sela-sela demo.

Sesampai di Gedung DPRD Bojo-negoro, puluhan aktivis demo terse-but ditemui langsung oleh Wakil DPRD Bojonegoro, Abdul Wahid. Para pedemo menyampaikan tun-tutannya kepada wakil rakyat den-gan pengamanan ketat dari petugas Polres Bojonegoro.

“Saya akan menindaklanjuti per-mintaan anda semua dengan me-nyampaikannya ke lembaga DPRD, agar bisa diputuskan bersama,” terang Abdul Wakhid.

Dalam aksi itu, para pedemo pun juga meminta agar Wakil DPRD Bojonegoro menyerukan isi Sumpah Pemuda. Ironisnya, Abdul Wakhid sendiri pun mel-ontarkan balik kepada pedemo untuk menyerukan bersama. Sempat terjadi perdebatan, para pedemo pun menuduh Abdul Wa-hid dianggap tidak hafal isi dari Sumpah Pemuda itu sendiri. Karena kalah debat, akhirnya Wakil DPRD Bojonegoro itu pun menyerukan isi Sumpah Pemuda sambil ditirukan oleh para pedemo.

Selain itu, pedemo juga meminta

agar ada surat pernyataan dari Wakil DPRD yang isinya agar menindak-lanjuti tuntutan dari para pedemo. Abdul Wahid pun tidak menolak dan menandatangani surat yang dibuat oleh para pedemo. Puas berorasi dan menyampaikan tuntutan, pede-mo kemudian membubarkan diri.

Peringati Sumpah Pemuda GMNI Serukan Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan

D i n a m i k a O M S

Page 33: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

33E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Bertempat di halaman gereja Katolik “Santa Paulus” Jln. Pangli-ma Sudirman, acara berlangsung meriah dan menunjukkan kebersa-maan dalam keberagaman. Dihadiri sekitar kurang lebih 70 pemuda dari beberapa perwakilan pemuda lintas agama, acara dimulai pada pukul 19.00 dan berakhir pukul

22.00 Wib. Dalam sambutannya, Hasan Bisri selaku ketua KP-LIMA mengatakan bahwa hubungan har-monis antar umat beragama akan terjalin bila mana itu dilakukan den-gan pendekatan-pendekatan cul-tural dan meningkatkan intensitas komunikasi yang humanis, dialogis dan mencari persamaan dari mas-ing-masng identitas yang berbeda. Senada juga disampaikan oleh Romo Benediktus Basuki Hadianto yang baru dua minggu bertugas di Gereja Santo Paulus. Menurut Romo Basuki “Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural. Beragam budaya, agama merupakan kekayaan yang patut di-syukuri. Oleh karenanya, menurut romo yang lahir di Kediri ini bahwa falsafah leluhur Bhineka Tunggal Eka harus diaktualisasikan kembali, khususnya bagi kalangan pemuda.

Kegiatan yang berlangsung tiga jam ini dimeriahkan pula dengan beberapa permainan yang mencer-minkan kekompakan tim. Dipandu

Momentum sumpah pemu-da tahun ini tidak dilewat-kan begitu saja oleh pemu-

da-pemuda lintas agama yang tergabung dalam wa-

dah Komite Pemuda Lintas Agama (KP-LIMA). Sebuah

organisasi kepemudaan yang bergerak untuk

mewujudkan kebhinekaan dan local wisdom di kabu-

paten Bojonegoro

Peringati Sumpah Pemuda

Renungan Sumpah Pemuda Lintas Agamaoleh Moh. Mustofa, peserta diben-tuk menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok harus beragam, terdiri dari beberpa per-wakilan pemuda lintas agama. Seb-agai reward bagi kelompok yang pal-ing kompak, oleh panitia diberikan beberapa hadiah dan penghargaan. Adapun untuk perwakilan yang juga hadirpadamalamrefleksiini,sepertiperwakilan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Mudika Ge-reja katolik Santa paulus, pemuda GKJTU, pemuda Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD), dan beberapa pemu-da dari gereja-gereja yang ada di Bo-jonegoro.

Selanjutnya di akhir acara, keg-iatan ditutup dengan penyalaan lilin, lalu dilanjutkan pembacaan teks asli sumpah pemuda secara bersama-sama. Suasana hening dan penuh wibawa saat Hasan Bisri memberi-kan renungan dan pemaknaan dari momentum Sumpah Pemuda

D i n a m i k a O M S

Page 34: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

34 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Judul tulisan ini, saya buat persis dengan judul rubrik sebuah media harian di Jawa Pos, yang mengulas success story pebisnis diusia yang sangat muda, judul ini juga digunakan oleh Renald Kasali, salah seorang motivator terkenal yang juga Guru Besar di Universitas

Indonesia dalam sebuah artikel yang pernah dimuat di media massa. Terus terang, sejak Jawa Pos menulis orang-orang muda sukses yang ternyata jumlahnya luar biasa

banyaknya, saya semakin menyadari betapa hebatnya bangsa Indonesia.

Al Amrozzy,Redaktur Pelaksana

Better Generations dan Indonesia Masa Depan

Refleksi

Kita bisa melihat betapa hebatnya mereka dalam mengarungi samudera bisnis, sebut saja Anin-dya Bakrie (Bakrie), Bari

Hammami (Trakindo), Dewi Gontha (Java Jazz), Noni Purnomo (Blue Bird), Petrus Halim (Intraco), Svida Alisjahbana ( Femina Group), Ari Ba-tubara (Gemilang Group), Haryadi Sukamdani (Sahid), Sandiaga Uno (Saratoga), Fauzi Ikhsan (Standard Chartered) dan masih banyak lagi.

Dibidang olahraga, kita baru saja menyaksikan betapa hebatnya anak muda yang di motori Egi Mel-giansyah. Betapa luar biasa potensi yang dimiliki Titus Bonai, Patrich Wanggai, Otto yang telah membawa bangsa ini di”hitung” kemampuan-nya didunia sepakbola.

Dibidang akademis dan ilmu pengetahuan, ada Nanang Susyanto finalisolimpiadematematikadiYu-nani dan peraih perunggu di olimpi-ade matematika Bulgaria. Ada juga, Adrienne T Sulistyo dan Vici R Tedja, (peraih medali perak) – Olimpiade Proyek Lingkungan di Azerbaijan. Ada Terrenz Kelly Tjong dan Lynn

Kaat Kurniawan sebagai pasangan ilmuwan muda di ajang The 15th International Conference of Young Scientists, di Chernivtsi, Ukraina.

Selain itu masih ada Kevin Wina-ta, Thomas A Nugraha Budi dan Tyas Kokasih (emas, perak dan perunggu) di Olimpiade Fisika Internasional di Mongolia. Zefrizal Nanda Mardani (emas) di Olimpiade Astronomi In-ternasional di Ukraina.

Melihat prestasi kaum muda yang semakin hebat dari waktu ke waktu, pikiran saya setback di awal abad 20, di awal pra kemerdekaan. Pada tahun 1900an, lahir generasi-generasi hebat yang telah mengan-tarkan bangsa ini menjadi bangsa merdeka.

Sebut saja, Soetomo, Wahidin Sudiro Husodo, Ki Hajar Dewantara, Kartini, Sukarno, Hatta, H Omar Said Cokro Aminoto, Sutan Sjahrir, KH Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan. Bahkan, pada saat itu lahir juga Tan Malaka, dimana pada saat usia 20 ta-hunan sudah menjadi ketua sebuah organisasi internasional untuk ka-wasanAsiaPasifikdanTimurJauh.

Bahkan, barangkali kita tidak

bisa lagi menghitung tokoh-tokoh pra kemerdekaan yang sangat he-bat dan berwawasan jauh kedepan dan jauh dari wawasan orang-orang yang hidup pada masanya.

Hebat,… hanya itu kalimat yang bisa diungkap.

Dampaknya, kita tidak perlu khawatir dengan masadepan neg-eri ini, meski, hampir semua nama yang saya sebutkan diatas mem-peroleh pendidikan “hebat”nya di-luar negeri, baik mereka yang lahir diawal 1900an maupun yang lahir menjelang tahun 2000an, mereka semua mempunyai semangat nasi-onalisme yang sama. Hanya, mung-kin ejawantahnya berbeda.

Barangkali juga inilah yang dise-but banyak orang sebagai siklus 100 tahunan. Pasti akan lahir tokoh-to-koh hebat dalam kurun waktu itu. Tidak percaya, tapi fakta itu tidak bisa dielakkan.

Yang pasti, kepada kaum mu-dalah, arah dan masadepan negeri ini ditaruhkan. Selamat hari Sumpah Pemuda, mari kita teladani seman-gat mereka menjadikan Indonesia Lebih digdaya dimata dunia. Cao…

Page 35: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

35E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

“Pemuda adalah harapan bangsa”, “Pemuda adalah tulang punggung sebuah bangsa”, “Pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok”. Itulah di antara jargon dan semboyan masyarakat yang seringkali terdengar ketika menyebut satu kelompok masyarakat yang dinamakan pemuda. Semboyan seperti itu agaknya bukanlah ses-uatu yang berlebihan, mengingat begitu pentingnya eksistensi pemuda di tengah masyarakatnya. Bahkan, Al-lah swt juga memberikan pembicaraan khusus terhadap pemudayangdiabadikandalamsuratal-Kahfi[18]:13

Artinya: “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mer-eka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” Ada hal yang menarik untuk dicermati dari ungkapan Al-lah swt dalam ayat di atas, dimana Allah menggunakan kata naba’ untuk menyebutkan cerita sekelompok pemu-da penghuni goa (ashhâb al-kahf). Kata naba’ secara harfiyahberartiberita.Didalamal-Qur’ankataNaba’bi-

asanya dipakai untuk menyebutkan berita-berita besar yang mengejutkan dan mengandung kehebatan.

Misalnya dalam surat al-Mai’dah [5]: 27, Al-lah swt menggunakan kata naba’ untuk menyebut-kan cerita tragedi pembunuhan manusia pertama dua putera Adam; Habil dan Qabil. Peristiwa itu Al-lah swt sebut dengan kata naba’ karena peristiwa itu adalah peristiwa besar dan sangat mengejutkan. Be-tapa tidak, disaat manusia baru beberapa orang saja di bumi ini, telah terjadi pembunuhan terhadapnya. Dalamsuratasy-Syu’ara’[26]:69,Allahswtmenggunkankata naba’ untuk menyebutkan cerita Ibrahim as. yang berusaha merobah dan memperbaiki keyakinan kaum-nya dan raja Namrudz.

Berita yang disampaikan Ibrahim as. disebut dengan naba’, karena apa yang disampaikannya sangat menge-jutkan dan mengagetkan kaumnya, terlebih lagi raja Namrudz.

Betapa tidak, keyakinan yang selama ini sudah berurat dan berakar dalam masyarakat Babil, tiba-tiba disalahkan dan digoyahkan, bahkan ingin dirobah Ibrahim.Hal itu pasti menimbulkan kegoncangan di tengah masyarakat. Dalamsurat an-Naml [27]:22Allah swtmenggunakan

Pemuda DalamPandangan Al-Qur’an

O p i n i

Page 36: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

36 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

kata naba’ untuk menceritkan kisah burung hud-hud yang membawa berita kepada Sulaiman as tentang ke-beradaan Negeri Saba’ yang makmur dan sejahtera, kare-na dipimpin oleh seorang ratu yang adil dan bijaksana.

Berita yang dibawa burung hud-hud disebut naba’, karena berita tersebut sangat mengejutkan dan men-cengangkan Sulaiaman as. Betapa tidak, ketika dominasi laki-laki terhadap perempuan begitu tingginya, tidak terbayangkanatauterfikirkanolehSulaiamanas.adanyaseorang perempuan yang menjadi penguasa terhadap kerajaan besar dan mampu memberikan jaminan ke-amanan, kesejahteraan dan kemak-muran kepada rakyatnya.

Dalam surat an-Naba’ [78]: 2,Allah swt memakai kata naba’ un-tuk menyebutkan peristiwa kiamat. Kiamat disebutkan dengan naba’ karena kiamat adalah peristiwa yang sangat dahsyat, mengejutkan, mengagetkan bahkan membuat manusia tidak menyadari keadaan mereka masing-masing.

Seperti yang disebutkan dalam suratal-hajj [22]:1-2 , “Haimanu-sia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari ki-amat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat) (1), (Ingat-lah) pada hari (ketika) kamu meli-hat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gu-gurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manu-sia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya (2).”

Dari sekian banyak penggunaan kata naba’ dalam al-Qur’an, salah satunya Allah swt gunakan untuk menye-butkan cerita sekelompok pemuda penghuni goa, seperti yangdisebutkandalamsuratal-Kahfi[18]:13.

Hal itu mengandung sebuah isyarat bahwa pemuda adalah kelompok elit dalam masyarakat yang selalu men-ciptakan berita-berita besar yang mengejutkan sekaligus mencengangkan. Para pemuda adalah orang yang selalu membuat sensasi dan gebrakan serta perubahan yang menggemparkan. Bahkan, para pemuda adalah kelom-pok yang selalu ditakuti oleh para penguasa, seperti yang terjadi dengan pemuda penghuni goa (ashhâb al-kahf).

Perjalanan sejarah bangsa Indonesia telah membuk-tikan, bahwa betapa pemuda menjadi tonggak penentu perjalanan sejarah bangsa ini. Mulai dari ide nasion-alisme yang muncul dari kalangan pemuda dan mer-

eka juga yang mewujudkannya dalam bentuk organisasi kepemudaan yang puncaknya adalah Budi Utomo dan kemudian melahirkan sumpah pemuda. Perjuangan ke-merdekaan bangsa Indonesia, merebutnya serta mem-pertahankanya kembali, adalah dilakukan oleh para pemuda bangsa ini.

Tumbangnya rezim orde lama dan orde baru, juga dilakukan oleh para pemuda, begi-tulah seterusnya bahwa perjalanan suatu bang-sa adalah ditentukan oleh para pemudanya.

Itulah hakikat para pemuda, yang akan selalu menciptakan hal-hal-besar dan mengejutkan.

Dan cerita itu akan selalu tercip-ta sepanjang masa sesuai bentuk pengungkapan Allah swt terhadap kata naqushshu (Kami ceritakan) yang diungkapkan dalam ben-tuk kata kerja masa kini dan akan datang serta berkelanjutan (fi’l al-mudhâri’). Akan tetapi, jika para pemuda suatu bangsa “diam seribu bahasa” melihat apa yang terjadi pada bangsanya, maka mereka bu-kanlah pemuda menurut al-Qur’an.

Begitu juga, jika pemudanya tidak mampu menciptakan ses-uatu yang besar bagi diri, ma-syarakat, dan bangsanya maka tentu mereka bukanlah pemuda seperti yang dimaksud al-Qur’an. Oleh karena itu, selayaknya ayat ini menjadi renungan bagi setiap pemuda bangsa ini, untuk mengu-kur diri dan menjadi pendorong untuk berbuat yang terbaik bagi diri, masyarakat dan bangsa.

Para pemuda harus selalu mem-buktikan diri, bahwa mereka memang kelompok terbaik dalam sebuah bangsa dikarenakan semangat, kekuatan dan kemampuan yang mereka miliki.

Kalaupun kita, para pemuda belum mampu berbuat yang terbaik untuk masyarakat dan bangsa, paling tidak berbuat yang terbaik untuk diri sendiri. Seandainya be-lum mampu menyumbangkan yang terbaik bagi bangsa dan ikut menyelesaikan persoalan bangsa ini, minimal jangan hendaknya para pemuda menjadi beban dan ma-salah bagi bangsa dan negara.

Tentu sangat memalukan, sekiranya negara ini sibuk mengurus para pemudanya yang komplit dengan segu-dang persoalan, karena ketidakmampuan mereka meny-elesaikan persoalan sendiri.

Hal itu mengandung sebuah isyarat bahwa pemuda

adalah kelompok elit dalam masyarakat yang selalu

menciptakan berita-berita besar yang mengejutkan sekaligus

mencengangkan.Para pemuda adalah orang yang

selalu membuat sensasi dan gebrakan serta perubahan yang

menggemparkan.Bahkan, para pemuda adalah

kelompok yang selalu ditakuti oleh para penguasa, seperti yang terjadi

dengan pemuda penghuni goa (ashhâb al-kahf)”

O p i n i

MUSLIMIN, S.Pd.I - Inspektra

Page 37: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

37E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Wage Rudolf Supratman lahir pada 9 Maret 1903 di Jatinegara Jakarta dan meninggal pada 17

Agustus 1938 di Surabaya. Beliau adalah pengarang

lagu kebangsaan Indonesia, “Indonesia Raya”. Ayahnya bernama Senen, sersan di Batalyon VIII. Saudara Soepratman berjumlah enam, laki satu, lainnya

perempuan. Salah satunya bernama Roekijem. Pada tahun 1914, Soepratman

ikut Roekijem ke Makassar. Di sana ia disekolahkan dan dibiayai oleh suami Roekijem yang bernama

Willem van Eldik.

3737E D I S I : 0 8 / T H I I / J U L I - A G U S T U S / 2 0 1 1

Soepratman lalu bela-jar bahasa Belanda di sekolah malam selama 3 tahun, kemudian melanjutkannya ke

Normaalschool di Makassar sam-pai selesai. Ketika berumur 20 ta-hun, lalu dijadikan guru di Sekolah Angka 2. Dua tahun selanjutnya ia mendapat ijazah Klein Ambtenaar.

Beberapa waktu lamanya ia bekerja pada sebuah perusahaan dagang. Dari Ujungpandang, ia pindah ke Bandung dan bekerja sebagai wartawan. Pekerjaan itu tetap dilakukannya sewaktu sudah tinggal di Jakarta. Dalam pada itu ia mulai tertarik kepada perger-akan nasional dan banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan. Rasa tidak senang terhadap penja-jahan Belanda mulai tumbuh dan akhirnya dituangkan dalam buku Perawan Desa. Buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda.

Wage Rudolf Supratman Aktifis yang Musisi

T o k o h

Page 38: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

38 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Soepratman dipindahkan ke kota Singkang. Di situ tidak lama lalu minta berhenti dan pulang ke Makassar lagi. Roekijem, sendiri sangat gemar akan sandiwara dan musik. Banyak karangannya yang dipertunjukkan di mes militer. Selain itu Roekijem juga senang bermain biola, kegemarannya ini yang membuat Soepratman juga senang main musik dan membaca-baca buku musikSewaktu tinggal di Makas-sar, Soepratman memperoleh pelajaran musik dari kakak iparnya yaitu Willem van Eldik, sehingga pandai bermain biola dan kemudian bisa menggubah lagu. Ketika tinggal di Jakarta, pada suatu kali ia membaca sebuah karan-gan dalam majalah Timbul. Penulis ka-rangan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Soepratman tertantang, lalu mulai menggubah lagu. Pada tahun 1924 la-hirlah lagu Indonesia Raya. Pada bulan Oktober 1928 di Jakarta di-langsungkan Kongres Pemuda II. Kon-gres itu melahirkan Sumpah Pemuda. Pada malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928, Soepratman

memperdengarkan lagu ciptaannya secara instru-mental di depan peserta umum (secara intrumen-tal dengan biola atas saran Soegondo berkai-tan dengan kodisi dan situasi pada waktu itu, lihat Sugondo Djojopuspito). Pada saat itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum. Semua yang hadir terpukau menden-garnya. Dengan cepat lagu itu terkenal di kalangan pergerakan nasional. Apa-bila partai-partai politik mengadakan kongres, maka lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan. Lagu itu meru-pakan perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka. Sesudah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya dijadikan lagu kebang-saan, lambang persatuan bangsa. Teta-pi, pencipta lagu itu, Wage Roedolf Soepratman, tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan. Akibat menciptakan lagu Indonesia Raya, ia selalu diburu oleh polisi Hindia Belanda, sampai jatuh sakit di Surabaya. Karena lagu ciptaannya

yang terakhir “Matahari Terbit” pada awal Agustus 1938, ia ditangkap ke-tika menyiarkan lagu tersebut bersama pandu-pandu di NIROM jalan Embong Malang - Surabaya dan ditahan di pen-jara Kalisosok-Surabaya. Ia meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938 karena sakit.

Hari kelahiran Soepratman, 9 Maret, oleh Megawati saat menjadi presiden RI, diresmikan sebagai Hari Musik Nasional. Namun tang-gal kelahiran ini sebenarnya masih diperdebatkan, karena ada pendapat yang menyatakan Soepratman dila-hirkan pada tanggal 19 Maret 1903 di Dukuh Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pendapat ini – selain didukung keluarga Soeprat-man – dikuatkan keputusan Pengadilan Negeri Purworejo pada 29 Maret 2007.

T o k o h

Dari berbagai sumber diolah

Page 39: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

39E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Page 40: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

40 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Resensi

Judul : Nasional.Is.MePenerbit : Bentang Pustaka (Mizan Group)Penulis : Pandji PragiwaksonoKategori : Psikologi PopulerTgl Terbit : Juli 2011Bahasa : Indonesia Tebal : xiv + 330 HalamanPersensi : Ririn N.A.

Membangun SemangatBerkarya Untuk Bangsa

Indonesia, sebuah negara yang konon katanya tengah kusut masai lan-taran begitu banyak persoalan yang tak kunjung terselesaikan. Mulai dari masalah korupsi yang begitu menggurita hingga masalah keruku-nan umat beragama yang sepertinya hanya tinggal retorika semata. Ti-dak heran jika belakangan banyak orang yang pesimis dengan Indonesia. Apalagi generasi mudanya.

40 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Page 41: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

41E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Pandji Pragiwaksono, seorang pemuda multitalenta, kemudian memiliki kesimpulan mengapa ban-yak orang yang kian pesimis den-gan negeri ini. Menurutnya, mereka yang pesimis tersebut hanya tahu dari sekedar pemberitaan negatif di media massa. Padahal, banyak hal yang bisa membuat kita bangga un-tuk mencintai negeri ini.

Menurut Pandji, ada tiga cara melakukan hal-hal hebat untuk ke-baikan Indonesia. Yang akan menja-dikan Indonesia sebagai bangsa yang hebat, yaitu kenali Indonesia-mu, temukan passion-mu dan berkary-alah untuk masa depan bangsamu.

Tentunya ketiga poin di atas membutuhkan jiwa petualang. Jiwa yang berani memasuki area baru dalam kehidupannya. Jiwa yang ti-dak akan membiarkan kesalahan membatasi niat untuk maju ke arah selanjutnya. Serta jiwa yang mau un-tuk berjuang dan mencari menang.

Satu hal yang membuat buku ini menjadi begitu menarik adalah semangat yang dipancarkan oleh sang penulis. Semangat nasional-isme yang tidak buta atau sempit. Semangat nasionalisme yang kritis. Semangat nasionalisme yang dituju-kan pada hal-hal yang positif.

Di buku setebal 330 halaman ini, Pandji bercerita bagaimana wa-wasan dirinya tentang Indonesia. Pekerjaannya yang membawa dia berkeliling Indonesia, akan menam-bah wawasan pembaca tentang sisi lain dari nusantara. Mulai dari kota Padang, Belitung, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Manado, Makassar, Kupang, Bali, hingga Jayapura. Hal ini ia ceritakan pada bab dari Sabang sampai Me-rauke.

Menurutnya banyak hal yang terjadi di Indonesia. Yang tidak bisa diliput dan diungkapkan semuanya oleh media. Didukung dengan pan-

orama seantero nusantara yang keindahannya tidak diragukan lagi. Indonesia menjadi sebuah negara yang maju dalam berbagai hal.

Bab Nasional.Is.Me juga tak ka-lah menarik. Membahas aksi nyata yang dilakukan anak-anak muda yang sangat inspiratif. Mulai dari #Bolbal kaos, #Indonesia Bertindak, #Coin a Chance hingga C3, Commu-nity for Children with Cancer.

Diakhir tulisannya, host program Provocative Proactive di salah satu stasiun televisi swasta nasional ini menuturkan, jika tujuannya menu-lis buku ini sebagai sebuah ajakan. Ajakan untuk mengubah Indonesia. Usaha ini, bukan untuk dirasakan hasilnya hari ini, melainkan untuk masa depan. Kita semua, tidak akan

Resensi

sempat melihat masa depan itu. Tetapi anak-anak kita yang akan me-lihatnya. Tugas kita adalah memas-tikan bahwa anak-anak kita punya sesuatu yang indah untuk dilihat, di masa depan.

Buku ini awalnya hadir dalam bentuk ebook dan bisa diunduh gratis di situs pribadinya. Didukung oleh Putra Sampoerna Founda-tion, membuat buku ini dapat hadir dalam versi cetak. So, siapa pun yang membaca buku ini, semoga isinya bisa mengembalikan kecintaan kita terhadap Indonesia. Melahirkan op-timisme untuk Indonesia, dan kelak akan memicu perubahan yang baik untuk tanah air kita. Hiduplah Indo-nesia Raya !!

RIRIN N.A - PENGGEMAR BUKU

41E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Page 42: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

42 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Harus dikatakan bahwa banyak hal dari yang sudah berlalu dalam akuntabilitas komunitas LSM memang tidak memadai. Seluruh survei baru-baru ini oleh Envirocs Internasional menyoroti rendahnya tingkat kepercayaan publik terhadap dunia bisnis dan pemerintah. LSM-LSM mencatat skor sangat tinggi dalam hal indeks kepercayaan, hanya diungguli oleh “angkatan bersenjata”.

Para aktivis memfokuskan (dengan gembira) pada peringkat rendah kepercayaan terhadap dunia bisnis dalam survei ini dan suvei-suvei serupa lain. Yang menyedihkan, beberapa pihak telah mempertanyakan basis yang digunakan LSM-LSM untuk menetapkan daftar popularitas atau menanyakan apakah posisi semacam itu bisa dijamin atau berkelanjutan.

Untuk itu kami mengundang para pembaca semua, terutama aktifis LSM di Bojonegoro untuk memberikan opininya terkait dengan akuntabilitas LSM maupun Ormas yang selama ini kita geluti bersama.

Sudah Memadaikah Akuntabilitas LSM Kita?

Page 43: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

43E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1

Page 44: Majalah Gema Edisi 09 Tahun 2011

44 E D I S I : 0 9 / T H I I / S E P T- O K T/ 2 0 1 1