Top Banner
PENANTANG RISMA DARI MIRA W . KE ASMA NADIA EDISI 198 | 14 - 20 SEPTEMBER 2015
211

Majalah Detik 198

Jan 10, 2016

Download

Documents

Majalah Detik edisi 198
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 1/205

PENANTANG RISMA DARI MIRA W. KE ASMA NADIA

EDISI 198 | 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Page 2: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 2/205

Page 3: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 3/205

TAP PADA KONTEN UNTUK MEMBACA ARTIKEL

D A F T A R I S IEDISI 198 14 - 20 SEPTEMBER 2015

nMENUNDA PROYEK SERBA-10 RIBU

CRIME STORYNASIONAL

nNING SURABAYA PENANTANG RISMA

nGETOK TULAR JERAT MANGSA

KRIMINAL

FOKUS

PERJAMUANSETYA-TRUMPDEMI SIAPASEMINGGU SETELAH SETYA NOVANTO

BERTEMU DONALD TRUMP, TRUMP

MENANDATANGANI KERJA SAMA BISNIS

DENGAN HARY TANOE DI LIDO, BOGOR.

Page 4: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 4/205

Kebakaran hutan yang meluas hingga menjadi ratusan titik api di sebagian Sumatera menjadi persoalan serius. Presiden Joko Widodo langsungmeninjau lokasi dan meminta kepolisian menindak tegas perusahaan yang melanggar peraturan.

LENSA

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR

ASAPDARURAT

Page 5: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 5/205

Anggota TNI mengenakan kacamata renang saat memadamkan kebakaran hutan di Kampar, Riau, Rabu (8/9). (Y.T. Haryono/REUTERS)

LENSA

Page 6: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 6/205

Presiden Jokowi saat meninjau salah satu titik api di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Minggu (6/9). (Bagus Prihantoro/DETIKCOM)

LENSA

Page 7: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 7/205

Kebakaran hutan di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (10/9). (Beawiharta/REUTERS)

LENSA

Page 8: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 8/205

Bom air dilepaskan dari helikopter Mi-17 milik TNI ke titik api di Sumatera Selatan, Kamis (10/9). (Beawiharta/REUTERS)

LENSA

Page 9: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 9/205

Mahasiswa di Riau memasangkan masker dan meletakkan replika kue tar "18 Tahun Asap Riau" dengan latar belakang pesawat Hercules yangtengah melintas di tengah kabut asap di Tugu Zapin, Pekanbaru, Riau, Senin (7/9). (Rony Muharrman/ANTARA FOTO)

LENSA

Page 10: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 10/205

Petugas Apron Movement Control Bandara Sultan Thaha, Jambi, mengecek kondisi pesawat Susi Air jenis Cessna 208-B Caravan yang diparkir dilandas pacu yang diselimuti kabut asap di Jambi, Kamis (3/9). (Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO)

LENSA

Page 11: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 11/205

NASIONAL

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

NASIONAL

Page 12: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 12/205

NASIONAL

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

MENUMPANGmobil kelinci warna-

warni, Rasiyo dan Lucy Kurniasari

resmi mendaftar sebagai calon

Wali Kota dan Wakil Wali Kota

Surabaya ke Komisi Pemilihan Umum setem-

pat pada Selasa, 8 September, siang. Pasanganyang berpakaian putih-putih itu beranjak dari

Gedung Gelora Pancasila dengan dikawal ra-

tusan pendukungnya.

Sejumlah petinggi partai pengusung,

Demokrat dan Partai Amanat Nasional, tak

ketinggalan mengantar pasangan tersebut.

Bahkan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan

Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno serta

Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan dan Ketua

Badan Pembinaan Organisasi, Keanggotaan,

dan Kaderisasi Partai Demokrat Pramono Ed-

hie Wibowo.Kepala Badan Pemenangan Pemilu Demok-

rat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, sebe-

lumnya dijadwalkan ikut mengantar. Namun

putra bungsu Ketua Umum Demokrat Susilo

Bambang Yudhoyono itu akhirnya tidak mun-

cul lantaran ada tugas lain dari partai.

Pasangan Rasiyo danLucy Kurniasari (tengah)didampingi perwakilanpartai pengusung saatmendaftar ke KPUDSurabaya, Jawa Timur,Selasa (8/9).

TRI SP/ANTARA FOTO

Page 13: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 13/205

NASIONAL

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

“Ibas harus menyiapkan hari ulang tahun ke-

14 Partai Demokrat di Jakarta,” kata Pramono,

menjelaskan ketidakhadiran Ibas.

Dengan majunya pasangan Rasiyo-Lucy,

pemilihan kepala daerah di ibu kota Provinsi

 Jawa Timur itu berpeluang digelar bersamaan

 jadwal pilkada serentak, 9 Desember 2015.

Sebab, sebelumnya, calon lawan pasangan TriRismaharini (Risma)-Wisnu Sakti Buana yang

sudah mendaftar sejak awal selalu berguguran.

Undang-Undang Pemilihan Gubernur, Bu-

pati, dan Wali Kota mengatur pilkada harus

diikuti sedikitnya dua pasang calon. KPU pun

mengeluarkan Peraturan Nomor 12 Tahun

2015 tentang Pencalonan dalam Pilkada untuk

mengatur perpanjangan waktu pendaftaran

bagi daerah yang pasangan calonnya kurangdari dua. Jika pasangan calon tetap satu atau

tunggal, pilkada di daerah itu ditunda ke jadwal

pilkada serentak berikutnya, Februari 2017.

Alhasil, pasangan calon petahana (incum-

bent) di Surabaya itu pun terancam gagal ikut

pilkada serentak tahun ini. Padahal sempat

muncul Koalisi Majapahit untuk menantang

Risma-Wisnu, yang diusung Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan. Koalisi ini beranggotak-

an Partai Demokrat, Gerindra, PAN, Partai

Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera,

dan Golkar. Tapi, sejak dibentuk hingga bubar,

koalisi ini tidak memunculkan nama pasangan.

Di masa perpanjangan waktu, 1-3 Agustus

lalu, muncul pasangan Dhimam Abror Djuraid-Haries Purwoko, yang diusung Demokrat dan

PAN. Keduanya pun sempat datang ke KPUD

Surabaya untuk mendaftar. Sayang, setelah

menyerahkan sejumlah persyaratan, Haries

menghilang. Ia tak kunjung muncul dan me-

nandatangani sejumlah dokumen, sehingga

NASIONALNASIONALNASIONAL

Rasiyo berpasangandengan Dhimam Abror,tapi gagal. Rasiyo akhirnyaberpasangan dengan LucyKurniasari.

ROIS JAJELI/DETIKCOM

NASIONAL

Page 14: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 14/205

NASIONAL

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

pasangan ini pun batal melawan Risma-Wisnu.

Setelah ditinggal “minggat” pasangannya,

Abror kemudian disandingkan dengan Rasiyo.

Namun kali ini Rasiyo yang jadi calon wali kota,

sementara Abror jadi wakilnya. Pasangan Ra-

siyo-Abror mendaftar pada Selasa, 11 Agustus

2015, hanya 30 menit sebelum KPU menutup

pendaftaran yang sudah diperpanjang keduakalinya itu.

Tapi pencalonan pasangan itu pun menemui

batu sandungan. Panitia Pengawas Pemilu

Kota Surabaya menemukan masalah pada ber-

kas dokumen pendaftaran Rasiyo-Abror. Surat

rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat PAN

yang dikirim melalui surat elektronik, yang

kemudian dipindai, dianggap tidak asli.

KPUD Surabaya lalu membuka lagi per-

panjangan waktu pendaftaran untuk ketiga

kalinya, pada 8-10 September, sehingga koalisi

Demokrat-PAN bisa mendaftarkan calon peng-

ganti. Selain Rasiyo-Lucy, sebenarnya pasang-

an Syamsul Arifin-Warsito, yang diusung PKB,Partai Hanura, dan Golkar, sempat akan men-

daftar. Namun gagal lantaran tidak mendapat

surat rekomendasi dari Golkar kubu Aburizal

Bakrie.

Sebelum terpilih untuk mendampingi Rasiyo,

nama Lucy sebenarnya belum pernah muncul.

NASIONAL

Pasangan TriRismaharini dan WisnuSakti Buana saatmenjalani tes kesehatandi Surabaya, Minggu(26/7).

ROIS JAJELI/DETIKCOM

Page 15: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 15/205

NASIONAL

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

 Justru ada dua nama lain sebagai kandidat. “Ha-

nya ada nama Esty Martiana Rachmie, mantan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dan

mantan Rektor Universitas Muhammadiyah

Surabaya saat rapat (koalisi),” ujar Pelaksana

Tugas Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai

Demokrat Surabaya, Hartoyo, Kamis pekan

lalu.

Dua nama itu lalu dibawa ke DPP partai.

Namun yang muncul justru nama Lucy. Bela-

kangan diketahui, dua nama yang diusul-kan itu enggan maju. “Nama Bu Lucy

muncul dari komunikasi-komunikasi di

pusat. Kami tidak tahu, pusat sudah

menentukan dan final. Saya jajaran

di bawah melaksanakan saja,” tutur

Hartoyo.

Ketua DPC PAN Kota Surabaya,

Surat, juga menyebut nama Lucy

muncul dari instruksi DPP, yang

kemudian dikonsolidasikan ke dewan

pimpinan wilayah hingga pengurus ting-

kat bawah. Kendati nama Lucy sempat tidak

diperhitungkan, Surat menilai Rasiyo-Lucy bu-

kan pasangan “ecek-ecek”. Latar belakang Ra-

siyo sebagai birokrat juga mumpuni. Ia adalah

mantan Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi

 Jawa Timur terlama.

“Tentu sangat memahami birokrasi dan tata

kelola pemerintahan,” ucap Surat.

Sedangkan Lucy dinilai memiliki pengalaman

politik karena pernah menjadi anggota Fraksi

Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat periode

2009-2014. Lucy juga cukup dikenal warga

Kota Pahlawan karena pernah menjadi NingSurabaya di ajang pemilihan “Cak dan Ning

Surabaya” pada 1986. Belum lagi pengalaman

bisnisnya sebagai direktur utama sejumlah pe-

rusahaan, seperti PT Kurnia Mandiri Surabaya

dan PT Exatama Surya Cipta Surabaya.

Zulkifli Hasan mengakui, dalam menghadapi

Risma-Wisnu, peluang Rasiyo-Lucy untuk

menang lebih kecil ketimbang calon petahana.

“Karena calon (lawan)-nya memang berat.

Kalau ringan, tentu banyak yang mau (maju),”

katanya. (baca: Interview Zulkifli Hasan)

Adapun Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais

menyebut majunya pasangan tersebut bukan

Karena calon(lawan)-nya memangberat. Kalau ringan,

tentu banyak yang mau

(maju).Zulkifli Hasan

Page 16: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 16/205

NASIONAL

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

semata mencari kemenangan, melainkan ingin

menyelamatkan proses demokrasi agar pilkada

tidak perlu ditunda. “Menyelamatkan kebutuh-

an publik itu lebih utama daripada menang-

kalah,” ujar Hanafi saat ditemui di gedung DPR.

Meski begitu, majunya Rasiyo-Lucy di-

apresiasi kubu Risma-Wisnu. Juru bicara tim

kampanye Risma-Wisnu, Didik Prasetiyono,mengatakan, didaftarkannya pasangan Rasiyo-

Lucy, bakal memastikan hak warga Surabaya

bisa memilih pemimpinnya pada 9 Desember

mendatang.

“Rasiyo-Lucy merupakan lawan tanding yang

tangguh untuk Risma-Wisnu, dan PDI Perjuang-

an berharap kontestasi di pilkada berlangsung

menarik dan banyak memberi pendidikan po-

litik kepada pemilih,” tutur Didik melalui siaran

pers, Selasa pekan lalu.

Munculnya pasangan penantang Risma itu

memang memunculkan antusiasme warga

Surabaya untuk memberikan suaranya. Adelina

salah satunya. Ibu satu orang putra itu berte-kad kembali memilih Risma meski ada calon

lain yang menawarkan hal berbeda. “Aku pilih

yang pasti-pasti aja deh,” ucap warga Benowo,

Surabaya Barat, itu.

Perempuan yang disapa Adek ini meng-

akui Lucy bakal menarik minat pemilih karena

Pasangan Tri Rismaharinidan Wisnu Sakti Buanadiantar kader PDIPerjuangan saat mendaftarke KPUD Surabaya.

ROIS JAJELI/DETIKCOM

Page 17: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 17/205

NASIONAL

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

kecantikannya. Namun ia tetap akan memilih

yang sudah terbukti kinerjanya. “Risma sudah

terbukti,” katanya.

Saat diwawancarai majalah detik, Jumat, 11

September lalu, Lucy emoh jika disebut hanya

mengandalkan wajah cantiknya untuk meng-gaet pemilih. “Nek ayu tok njoboe ae, enggak

ayu (kalau cantik luar saja, tidak cantik) dalam

hatinya, kan enggak bagus. Jadi cantik itu harus

luar-dalam,” ujar dia.

Lucy pun berjanji akan lebih mempercantik

Surabaya jika bisa menang dalam pilkada. Ia

akan menata kota mulai dari kawasan pinggir-

an. “Pokoke noto Suroboyo luweh apik   (pokok-

nya menata Surabaya lebih baik lagi),” begitu

 janji Lucy.

Untuk menggaet pemilih, kubunya akanmenganalisis permasalahan dan merumuskan

penyelesaiannya melalui kampanye simpatik.

Dan pilkada Surabaya memang selalu menarik

untuk disimak. n

DEDEN G., ROIS JAJELI (SURABAYA), JAFFRY PRABU, SUDRAJAT | DIM

Arak-arakan pendukungpasangan Rasiyo-Lucy

ROIS JAJELI/DETIKCOM

TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR

Page 18: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 18/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

INTERVIEWINTERVIEW

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

KENAPARISMA 

HARUSDIBOIKOT?

ZULKIFLI HASAN:

Page 19: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 19/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

INTERVIEW

SUKSES memimpin Surabaya tak membuat

langkah Tri Rismaharini mencoba melanjut-

kan kepemimpinannya berlangsung mulus.

Popularitas dan kinerjanya yang moncer

nyaris tersandung hanya karena ketiadaan

pasangan calon lain sebagai penantang. Me-nyadari ada upaya dari pihak-pihak tertentu

untuk memboikot Risma kembali memimpin

Surabaya, Zulkifli Hasan turun tangan lang-

sung.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu

mengawal langsung proses pendaftaran duet

Rasiyo-Lucy Kurniasari, yang diusungnya ber-

sama Partai Demokrat, ke Komisi Pemilihan

Umum Daerah Surabaya sebagai calon Wali

Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya pada

Selasa, 8 September 2015. Komitmen serupa

diperlihatkan Sekretaris Jenderal Partai De-

mokrat Hinca Panjaitan, yang turut hadir di

sana.

“Kami tidak mau ini gagal. Kenapa? La,

kalau itu sampai harus ditunda ke 2017, akan

sangat merugikan rakyat Surabaya,” kata Zul-

kifli saat berbincang dengan majalah detik,

sehari sebelum ia terbang ke Surabaya, diruang kerjanya, lantai 13 gedung Nusantara

III, kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta.

Prestasi dan kinerja Risma selama lima

tahun memimpin Surabaya, kata dia, perlu

diapresiasi dengan memberi kesempat-

an melanjutkan kepemimpinannya untuk

lima tahun ke depan. Karena itu, harus ada

pasangan calon lain agar Risma bisa benar-

benar mengikuti pemilihan wali kota secara

demokratis.

Pada bagian lain, Zulkifli kembali menje-

laskan ihwal keputusan PAN menyokong

sepenuhnya pemerintahan Jokowi. Menurut

AGAR TRI RISMAHARINI TETAP BERPELUANG TERUS MEMIMPIN SURABAYA,

PAN DAN DEMOKRAT MENGAJUKAN RASIYO-LUCY KURNIASARI. APA

KOMPENSASINYA?

Page 20: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 20/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

INTERVIEW

dia, sikap itu bukan berarti menjalankan

politik dua kaki atau poligami seperti disebut

para analis politik. Untuk mengetahui lebih

terperinci argumentasinya, simak petikan

perbincangannya berikut ini.

Seberapa serius PAN dan Demokrat

mengikuti pemilihan Wali Kota Surabaya

menantang Risma?

Besok saya akan ke Surabaya untuk meng-

awal langsung. Bahwa PAN sangat serius

agar pilkada Surabaya bisa berjalan dengan

baik. Saya akan datang bersama Sekjen PAN,

bawa stempel, kertas dengan kop surat (par-

tai). Kami tidak mau ini gagal. Kenapa? La,

kalau itu sampai harus ditunda ke 2017, akan

sangat merugikan rakyat Surabaya. Mbok  

ya politiknya politik kebangsaan, janganpragmatis, jangka pendek. Kan Ibu Risma itu

bagus, berhasil. Politiknya kebangsaan, tidak

memilih kelompok atau golongan tertentu,

siapa saja. Agar Surabaya maju, dibangun.

Kalau bagus dan berprestasi seperti itu, ke-

napa harus diboikot?

Seberapa optimistis calon Anda dan

Demokrat bisa mengimbangi Risma?

Ya, tentu tidak mudah, wong  Ibu Risma

top banget. Hasil surveinya, 80 persen (ung-

gul), tapi kita kan harus coba, berusaha. Jadi

peluang kami tidak besar karena lawannya

Page 21: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 21/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

INTERVIEW

memang berat. Kalau lawannya ringan, tentu

banyak yang mau (maju menjadi penantang).

 Jadi kemungkinan menang kami lebih kecil,

kemungkinan kalah lebih besar. Itu kenis-

cayaan karena lawannya memang bagus.

Kalau pasti kalah, kenapa harus maju?

Kenapa syarat calon independen tidak

dipermudah atau biarkan Risma melawan

kotak kosong?

Nah, penyempurnaan undang-undang se-

macam itu nanti, monggo  didiskusikan DPR

dengan pemerintah. Tapi sekarang jangan

sampai ada penundaan, apalagi itu terkait

calon yang bagus, berprestasi. (Penundaan)

kan enggak bagus. Kalau calon petahana itu

gagal (prestasinya tidak bagus), ya enggak

apa-apa (pilkada) ditunda. Tapi ini (Ibu Risma)

INTERVIEW

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

Ya, tentu tidakmudah, wong  Ibu

Risma top banget.Hasil surveinya, 80persen (unggul), tapikita kan harus coba,berusaha.

Page 22: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 22/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

INTERVIEW

Zulkifli Hasan datang untukmemberikan keterangankepada Koalisi Merah Putih.Pertemuan itu antara laindihadiri Ketua Umum Partai

Gerindra Prabowo Subiantodan Ketua Umum GolkarAburizal Bakrie di Jakarta,Kamis (3/9).

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

kan bagus, tapi enggak ada lawan, terus kok

ditunda.

Secara nasional,  Anda menargetkan

PAN menguasai berapa daerah?

Kami mengalir saja. Tapi, dari 269 pilkada,

PAN ikut di 240 pilkada. Koalisinya tentu

bermacam-macam, kan di daerah enggak

ada KMP-KIH….

Terkait keputusan PAN mendukung

pemerintah, Anda dinilai menerapkan

politik dua kaki karena menyatakan tak

berpisah dengan KMP....

Ah, enggak ada itu politik dua kaki atau

poligami segala, ada-ada saja. Apa yang di-

 jalankan PAN itu adalah politik jalan tengah,

karena kami menilai kubu-kubuan itu sudah

tidak relevan lagi. Tak ada lagi itu Koalisi Me-

rah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat

(KIH). Kelompok-kelompok itu, ah, saya kira…sudahlah, kita semua harus mengutamakan

kepentingan negara.

Anda tak khawatir suara PAN akan

anjlok karena sikap yang oleh sebagian

kalangan dinilai mencla-mencle itu?

Sekali lagi saya katakan, bagi PAN itu tidak

(ada) lagi KMP dan KIH, sudahlah. Itu sudah

cukup, tidak tepat lagi. Kalau di Thailand ada

Kaus Kuning, Kaus Merah, sudah… jangan

begitulah, cukup. Bahwa nanti setelah Pemilu

(2019) yang akan datang, bisa cair lagi kan.

INTERVIEW

Page 23: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 23/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

INTERVIEWINTERVIEW

Sekarang berhentilah (bikin) gaduh. Kita fokus dulubekerja bersama-sama untuk pemulihan ekonomi.

Masak mau meributkan MD3 lagi, nanti rakyattambah antipati.

Apa sebetulnya momen yang membuat

Anda sampai pada kesimpulan demikian?

Ya, kondisi bangsa sekarang ini. Politik juga

harus dirasakan kehadirannya di tengah-te-

ngah rakyat. KMP kan selama ini mendu-

kung terus semua kebijakan (pemerintah).

Ya sudah, kalau mendukung terus, masuk

saja ke pemerintah agar memberi sinyal kuat

kepada publik bahwa pemerintahan ini kuat,

mayoritas. Di parlemen juga didukung. Jadi

kita bertanggung jawab, enggak hitam-putihkan karena langsung bersama pemerintah.

Dengan itu, saya berharap memberikan sinyal

positif terhadap pelaku pasar, para investor,

negara-negara sahabat, dan segenap rakyat

Indonesia tentunya bahwa pemerintah ini

kuat, mayoritas, jadi tak perlu ada yang di-

khawatirkan.

Ada partai lain yang akan menyusul

mengikuti langkah Anda?

 Justru kami berharap semua yang berga-

bung di KMP itu bersama-sama menghadapi

situasi seperti sekarang ini. Pilihannya kanZulkifli Hasan

FENY SELLY/ANTARA FOTO

Page 24: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 24/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

INTERVIEW

pemerintahan ini jatuh atau pemerintahan

stabil. Itu saja! Kalau semua sepakat, kan

katanya KMP juga mendukung pemerintah,

ya ayo, jangan tanggung-tanggung masuk,

brek . PAN enggak mau tanggung-tanggung.

 Jadi kami enggak separuh-separuh. Iya, kan?

 Jelas. Dan itu koalisi pemerintah sebutannya,

enggak ada lagi sebutan koalisi-koalisi lain.

Dalam pertemuan dengan pimpinan

KMP pada Jumat (4 September 2015), ba-

gaimana respons mereka atas penjelasan

Anda?

Alhamdulillah... teman-teman menghargai

pendapat, sikap, dan keputusan PAN. Mereka

menghormati, sudah matang, sudah dewasa

tokoh-tokoh kita itu. Apalagi Pak Prabowo,

Pak Aburizal, Pak Anis Matta matang sekali,

sangat negarawan.

Zulkifli Hasan dan KetuaUmum Partai GerindraPrabowo Subianto tiba di

Menara Epicentrum, Jakarta,Kamis (3/9).

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

Page 25: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 25/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

INTERVIEW

Ada yang mempersoalkan posisi Anda

sebagai Ketua MPR? Kan berkat KMP….

Saya katakan tadi, mereka sangat negaraw-

an, memahami posisi PAN.

Perubahan peta koalisi ini juga akan

mengarah pada perubahan UU MD3 ter-

kait reposisi pimpinan DPR/MPR?

Aduh... untuk sekarang ini berhentilah (bi-

kin) gaduh. Kita fokus dulu bekerja bersama-

sama untuk pemulihan ekonomi. Masak mau

meributkan MD3 (Undang-Undang Nomor

17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan

DPRD) lagi. Saya kira, itu nanti rakyat akan

tambah antipati. Sekarang bagaimana supaya

kehadiran partai politik itu terasa oleh rakyat

di tengah harga-harga yang melambung.

Siapa yang lebih aktif dalam proses

bergabungnya PAN ke pemerintah?

Ya, kami sama-samalah. Kami sama-sama

melihatnya kepentingan NKRI.

Apa peran Pak Wiranto, kok ikut ber-

sama Anda bertemu dengan Presiden

 Jokowi?

Ya, beliau menemani saja.

Tak ada kaitan dengan pergeseran kursi

kabinet dari Hanura?

 Jangan suuzon, deh. Urusan menteri, itu

kan Presiden. Kalau PAN suruh bantu, ya siap.

Ada yang menyebut merapatnya PAN

ke pemerintah antara lain untuk melin-

Presiden Joko Widodo bersamaZulkifli Hasan (kedua dari kiri),Ketua Majelis PertimbanganPAN Soetrisno Bachir (kiri),serta Ketua Umum PartaiHanura Wiranto memberikanketerangan pers terkait

bergabungnya PAN dengankoalisi partai pendukungpemerintah, Jakarta, Rabu(2/9).

AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

INTERVIEW

Page 26: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 26/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

INTERVIEW

Zulkifli Hasan berjabat tangandengan Ketua Umum PengurusBesar Nahdlatul Ulama Said AqilSiradj didampingi SekretarisJenderal NU Helmy Faishal saatkunjungan silaturahmi di gedungPB NU, Jakarta, beberapa waktu

lalu.

YUDHI MAHATMA/ANTARA FOTO

INTERVIEW

dungi Anda dari kasus hukum sewaktu

 jadi Menhut?

Ya... kalau fitnah itu mbok  jangan keterlalu-

an. Apalagi katanya disebut terkait Pertamina

(Foundation). CSR Pertamina (penanaman

100 juta pohon) itu kan kerja sendiri, dana

sendiri, enggak ada urusannya dengan saya

dan Dephut. Ada disebut katanya saya diper-

iksa Buwas (Komjen Budi Waseso, saat itu

Kepala Bareskrim) terkait Pertamina mena-

nam pohon, apa urusannya? Saya tidak kenal

Buwas, enggak pernah diperiksa. Malah saya

termasuk yang tidak setuju dia diganti untuk

saat sekarang ini, ketika sedang emosional.

Kalau mau mengganti, saran saya sih ya

tunggu yang lebih pas, biar tidak terkesan di-

copot, tapi memang benar-benar pergantian

biasa.

Orang yang bilang saya tersangkut hukum

itu, kalau dia sakit hati sama Jokowi, ya jang-

an bawa-bawa nama sayalah. Komplain saja

langsung. Saya kan bukan presiden, yangbisa mengangkat seseorang menjadi menteri

atau tidak. Bisa saja saya adukan orang itu,

tapi ya sudahlah, anggap saja orang sakit.

Bagaimana kondisi riil ekonomi kita

menurut pengamatan Anda?

Berat ya, meski tak seberat 1997-1998.

Saya ke Surabaya mendapat laporan pabrik-

pabrik yang sebelumnya memberlakukan

operasi untuk tiga  shift, sekarang cuma dua

 shift, misalnya. Yang sebelumnya dua  shift 

tinggal satu  shift. Dan yang satu shift  sudah

merumahkan sebagian pegawai, buruh, atau

Page 27: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 27/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

INTERVIEW

pekerjanya. Jadi berat. Ibu-ibu yang biasanya

sering beli baju atau bedak sekarang sudah

enggak lagi karena harganya sudah melam-

bung. Semua pengusaha, tanya deh, enggak

ada yang enggak mengeluh dengan situasi

dan kondisi sekarang ini. Karena itu, saatnya

kita bersama-sama ikut memikirkan perbaik-

an ini.

Kehadiran Direktur Eksekutif IMF ke-

marin menjadi sinyal tertentu....

Kondisi kita sekarang ini jauh lebih baik

dari 1998. Kondisi politik pada 1998 itu kan

 juga tidak sebaik sekarang, kocar-kacir. Dari

pengalaman itulah, ketika menghadapi situasi

ekonomi yang bergejolak, kondisi politik ha-

rus dikuatkan. Kami masuk ke pemerintah itu

antara lain untuk memberikan sinyal positif,

bahwa pemerintahan ini kuat, kompak. Jadi

 jangan coba-coba mengganggu Indonesia. Si-

nyal itu penting.

Pak Amien Rais mengajak perlunya Di-

alog Nasional, seberapa urgen menurutAKBAR NUGROHO GUMAY/ANTARA FOTO

CSR Pertamina (penanaman 100 juta pohon) itu kankerja sendiri, dana sendiri, enggak ada urusannya

dengan saya dan Dephut.

Page 28: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 28/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

INTERVIEW

Zulkifli Hasan mengantarlangsung pendaftaran pasangancalon Wali Kota-Wakil Wali KotaSurabaya Rasiyo-Lucy Kurniasarike KPU Surabaya.

DETIKCOM

INTERVIEW

Anda?

Saya kira penting, ya, karena ini kan negara

kita. Saya baru terima perwakilan-perwakilan

serikat buruh. Kadang teman-teman buruh

punya persepsi beda, terjadi miskomunikasi.Misalnya, akan jatuhkan Jokowi karena di-

anggap akan memasukkan 10 juta pekerja

asal Tiongkok. Saya sudah tanya Presiden

 Jokowi, enggak ada rencana itu. Yang ada

itu MOU (nota kesepahaman) untuk menar-

getkan kunjungan wisatawan asal Tiongkok

sebanyak 10 juta orang setiap tahun. Tapi kok

yang berkembang 10 juta tenaga kerja?

 Jadi saya bertemu, berdiskusi, berkomuni-

kasi dengan kelompok-kelompok masyara-

kat, seperti kalangan serikat buruh, antaralain agar tidak ada miskomunikasi. Seberat

apa pun gejolak ekonomi, kalau politik kuat,

kita enggak bisa dipecah-belah. Negara kalau

sudah dipecah-belah, berbahaya sekali. Lihat

Timur Tengah. Karena itu, keutuhan NKRI

harus betul-betul dikawal, apalagi di tengah

Page 29: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 29/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

INTERVIEW

Mantan Ketua Umum PANAmien Rais memberikan

pernyataan sikap kepadawartawan di kediamannya,Sleman, Yogyakarta Kamis(3/9).

REGINA SAFRI/ANTARA FOTO

gejolak ekonomi seperti sekarang ini.

Anda akan ikut memprakarsai Dialog

Nasional?

Kami di MPR dalam rangka Hari Konstitusi,

1 Oktober nanti, akan membuat Dialog Na-

sional yang akan diikuti oleh seluruh  stake-

holder . Kami akan mengupayakan agar para

pemimpin nasional yang senior, mulai Pak

B.J. Habibie, Ibu Megawati, sampai Pak SBY,

menyampaikan gagasan dan pemikiran me-

reka. Para pimpinan partai-partai politik pun,

seperti Pak Prabowo, akan turut berbicara.

 Juga wartawan-wartawan senior. ■ SUDRAJAT

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR

Page 30: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 30/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

NASIONAL

“SAYA AKAN PERJELAS LAGI PADA RAPAT BURT. INI YANG MAU DIBANGUN RS ATAUKLINIK? KALAU KLINIK, ENGGAK 10 RIBU JUGA ATUH .”

MENUNDA PROYEK SERBA-10 RIBU

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Page 31: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 31/205

NASIONAL

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

K

ABAR yang ditunggu itu datang

dari Menteri Perencanaan Pemba-

ngunan Nasional/Kepala Bappenas

Sofyan Djalil. Seusai rapat dengan

Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat

pada Rabu, 9 September lalu, Sofyan menye-

but pemerintah tidak mengalokasikan anggar-

an untuk membangun kompleks gedung DPR,

setidaknya untuk tahun ini.

“Pemerintah sudah menyatakan tahun ini

anggaran belum disediakan,” kata Sofyan saatditemui di gedung parlemen.

Adapun untuk tahun depan, Sofyan menye-

but pemerintah masih akan mengkaji proyek

yang bakal menelan anggaran negara total Rp

2,7 triliun itu. Apalagi sampai saat ini belum ada

pos untuk keperluan tersebut dalam Rancang-

an Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

2016. Dengan demikian, hampir dipastikan pro-

yek usulan Dewan itu tidak akan dilaksanakan

dalam waktu dekat.

Rencana pengembangan kompleks parle-

men, yang disebut terbagi dalam tujuh proyek,beberapa waktu belakangan menuai polemik.

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Menteri KeuanganBambang Brodjonegoro(ketiga dari kiri), KepalaBappenas Sofyan Djalil(kanan), dan GubernurBI Agus Martowardojo(kedua dari kiri)

berbincang dengan KetuaBadan Anggaran DPRAhmadi Noor Supit (ketigadari kanan) sebelumrapat pembahasan RUUAPBN 2016 di gedungDPR, Selasa (25/8).

AKBAR NUGROHO GUMAY/ANTARAFOTO

Page 32: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 32/205

NASIONAL

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Meski angin penolakan sudah berembus dari

pemerintah, bahkan dari kalangan Dewan sen-

diri, usul membangun berbagai fasilitas baru di

gedung wakil rakyat terus saja digulirkan.

Proyek pembangunan kompleks DPR juga

tertuang dalam Rancangan Rencana Strategis(Renstra) DPR RI 2015-2019. Renstra dipaparkan

dalam rapat paripurna, Selasa dua pekan lalu.

Namun proyek-proyek itu tak disebut secara

terperinci dalam laporan yang dibacakan Wakil

Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR Dim-

yati Natakusumah.

Tujuh proyek pengembangan kawasan DPR

yang dimotori Tim Implementasi Reformasi,

yang dipimpin Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah,

itu antara lain terdiri atas pembangunan alun-

alun demokrasi, museum dan perpustakaan,

 jalan akses, visitor center , pusat kajian, pemba-

ngunan ruang kerja anggota DPR, dan integrasi

tempat tinggal anggota DPR.

Namun, belakangan, seperti tertuang dalamrenstra setebal 61 halaman itu, muncul lagi

satu usulan baru, yakni pembangunan klinik

modern DPR. Tidak tanggung-tanggung, klinik

dirancang mampu menyediakan layanan kese-

hatan bagi anggota DPR, pegawai Sekretariat

 Jenderal DPR, para tenaga ahli, staf adminis-

Maket kompleks gedungparlemen

LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

Page 33: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 33/205

NASIONAL

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

trasi, serta anggota keluarga mereka, yang

 jumlahnya sekitar 10 ribu orang.

Di gedung DPR, sejatinya sudah ada unit

pelayanan kesehatan bagi anggota serta kar-

yawan setjen. Namun, di tengah penolakan

atas rencana pembangunan kompleks DPR,

 justru muncul rencana membangun klinik

modern dengan berbagai fasilitas, seperti in-

stalasi gawat darurat (IGD), rehabilitasi medis,

radiodiagnostik, laboratorium, instalasi farmasi,

sampai dokter spesialis.

Renstra DPR 2015-2019 juga menjelaskan

alasan pembangunan sejumlah fasilitas lain

yang diusulkan, seperti alun-alun demokrasi,

yang disebut untuk memfasilitasi masyarakat

yang akan menyampaikan aspirasi secara

langsung tanpa menimbulkan dampak negatif,

misalnya kemacetan lalu lintas atau kerusuhan.

Alun-alun demokrasi yang dirancang terbuka

kelak bisa menampung 10 ribu demonstran

dan 100 bus. Alun-alun akan memanfaatkan

lapangan futsal dan basket serta lahan kosong

di kompleks parlemen. Panggung orasi dise-

diakan, tapi tidak mengganggu kerja anggota

NASIONAL

Pakerja membersihkankolam di sekitar gedungDPR.

LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

Page 34: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 34/205

NASIONAL

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

NASIONAL

Sejumlah menteri hadirdalam rapat denganBadan Anggaran DPRbeberapa waktu lalu,antara lain MenkoPemberdayaan Manusiadan Kebudayaan PuanMaharani serta MenteriSosial Khofifah IndarParawansa.

LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

DPR. Saat ini lahan untuk alun-alun itu belum

bisa dipakai karena masih terdapat sekat-sekat,

meski Mei 2015 sudah diresmikan pimpinan

DPR.

Adapun museum disebut dalam renstra

bakal difungsikan sebagai pusat dokumentasi

sejarah DPR. Sementara klinik dirancang

mampu melayani 10 ribu pasien dan alun-alun

demokrasi bisa menampung 10 ribu pengunjukrasa, bangunan museum diproyeksikan bisa

menyimpan minimal 10 ribu koleksi naskah,

barang, dan foto.

Seperti halnya klinik, DPR sudah memiliki

museum di Gedung Nusantara. Museum

itu memamerkan berbagai benda saksi bisu

sejarah perjalanan DPR, seperti kursi anggota

Dewan yang pernah dipakai puluhan tahun

lalu, mesin tik kuno, sampai palu sidang.

Presiden Joko Widodo sempat diajak ber-

keliling museum tersebut oleh pimpinan DPRsetelah membacakan Nota Keuangan RAPBN

2016 pada 14 Agustus lalu. Jokowi juga dijad-

walkan menandatangani prasasti pencanangan

penataan kawasan parlemen sebagai penanda

dimulainya proyek-proyek “serba-10 ribu” ter-

sebut.

Page 35: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 35/205

NASIONAL

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Namun acara itu urung digelar. Presiden

 Jokowi dikabarkan menolaknya karena proyek

itu belum “clear”. Padahal, sehari sebelumnya,

sebuah prasasti warna hitam disiapkan di de-

pan museum. Tertulis tanggal penandatangan-

an, yaitu Jumat, 14 Agustus 2015, dengan namaKetua DPR Setya Novanto dan Jokowi yang

akan membubuhkan tanda tangan.

“Ada permintaan dari Pak Jokowi karena, di

mana-mana, beliau ingin bahwa satu proyek

itu tampak ‘clear’ dulu, barulah kita bicarakan

ke mana arahnya,” ujar Fahri Hamzah.

Kepala Biro Humas dan Pemberitaan DPR

Djaka Dwi Winarko mengatakan proyek itu

diusulkan karena dibutuhkan, seperti pemba-

ngunan gedung untuk ruang kerja lantaran Ge-dung Nusantara tak lagi bisa menampung 560

anggota DPR, yang masing-masing didampingi

sejumlah tenaga ahli dan staf pribadi.

Alhasil, gedung yang dibangun pada 1997

dan hanya dirancang untuk 800 orang―450

anggota DPR dan staf―itu kini penuh-sesak

ditempati lebih dari 2.400 orang anggota,

tenaga ahli, dan stafnya. “Artinya memang (su-

dah) overkapasitas. Mau tidak mau harus ada

penambahan ruang,” tutur Djaka, Selasa pekan

lalu.

Mengenai kebutuhan ruang, bentuk, dan

desain, saat ini masih disayembarakan. Adapun

soal anggaran, akan ditentukan bersama oleh

DPR dan pemerintah. Sementara Sofyan Djalilmenyebut belum ada alokasinya, Djaka me-

nyebut hal itu masih dalam pembahasan dan

baru diputuskan 22 September mendatang.

“Tentu ada pertimbangan-pertimbangan,

kira-kira berapa angka yang dikeluarkan,” ucap-

nya.

NASIONAL

Menteri PerencanaanPembangunan Nasional/Kepala Bappenas SofyanDjalil

WAHYU PUTRO/ANTARA FOTO

Page 36: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 36/205

NASIONAL

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Wakil Ketua Badan Anggaran Jazilul Fawaid

mengatakan perencanaan pengembangan

gedung DPR yang diusulkan melalui BURT itu

bisa dilaksanakan, tapi bisa juga tidak. Seperti

dari kementerian dan lembaga lain, usulan

dari kalangan internal DPR itu juga akan disin-kronisasi dalam pembahasan anggaran dengan

pemerintah.

“Kita lihat dari sisi anggarannya. Ada enggak

uangnya? Cukup atau tidak ruang fiskalnya?”

kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Sementara itu, anggota BURT DPR, Irma

Suryani, mengakui proyek klinik yang tiba-tiba

muncul dalam renstra belum masuk ke pemba-

hasan anggaran. Ia beranggapan, jika dirancang

bisa melayani hingga 10 ribu orang, bukan lagi

klinik, melainkan rumah sakit.

“Saya akan perjelas lagi pada rapat BURT. Ini

yang mau dibangun RS atau klinik? Kalau kli-

nik, enggak (berkapasitas) 10 ribu (orang) juga

atuh,” ujar politikus Partai NasDem ini.

Peneliti Forum Masyarakat Peduli ParlemenIndonesia, Lucius Karus, menilai hampir semua

rencana proyek pembangunan kawasan DPR

tak bisa dijelaskan urgensinya. Jika dinyatakan

belum ada dalam RAPBN 2016, kalau kenya-

taannya tetap muncul, Lucius menuturkan, pa-

tut diduga ada “main mata” antara pemerintah

dan DPR.

Sekalipun ditunda, Lucius menduga, usul

megaproyek bernilai triliunan rupiah itu sangat

mungkin muncul kembali tahun depan. “Sa-

yembara kan masih berjalan. Usulan ini akan

terus muncul sampai ada dari keinginan DPR

itu terpenuhi,” ucapnya. nJAFFRY PRABU PRAKOSO, INDAH

NASIONAL

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Wakil Ketua DPR FahriHamzah

ARI SAPUTRA/DETIKCOM

Page 37: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 37/205

KRIMINAL

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

KRIMINAL

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

   I   L   U   S   T   R   A   S   I  :   E   D   I   W   A   H   Y   O   N   O

PENYEBAB PENGUSAHA INNE SAADTERJATUH DARI LANTAI 15 APARTEMENESSENCE MASIH MISTERIUS. SULITDISIMPULKAN IA BUNUH DIRI.

MISTERI JEJAK 

DI BALKON 1506

Page 38: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 38/205

KRIMINAL

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

P

ULUHAN karangan bunga dukacita

berjajar rapi di kedua sisi jalan menu-

 ju kediaman Meiyanne Saad Susanto

di Jalan Cipaku V, Kebayoran Baru,

 Jakarta Selatan, Jumat, 4 September lalu. Dua

hari setelah kematian wanita berusia 47 tahun

yang masih menyisakan misteri itu, suasana

duka masih kental terasa. Tenda putih untuk

pelayat masih berdiri tegak di depan rumah.

Tak banyak kalimat keluar dari mulut Hari Su-

santo, suami Inne Saad—panggilan akrab Me-

iyanne. Ia tampak sangat terpukul atas keper-

gian istrinya yang mendadak. Inne ditemukan

tewas di pelataran parkir Apartemen Essence,

 Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Sela-

tan, Rabu, 2 September, sekitar pukul 22.00

Karangan bunga dukacita dirumah Inne Saad

ADITYA MARDIASTUTI/DETIKCOM

Page 39: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 39/205

KRIMINAL

MAJALAH DETIK  31 AGUSTUS - 6 SEPTEMBER 2015

WIB. Diduga ia terjatuh dari salah satu unit dilantai 15 apartemen tersebut.

“Saya percayakan kepada kepolisian untuk

mengungkapnya,” kata pria itu, yang wajahnya

tampak lelah.

Namun Hari menyayangkan pemberitaan

soal kematian istrinya yang simpang-siur. Ada

yang menyebut istrinya bunuh diri lantaran ter-

lilit utang atau praduga lain yang terkesan me-

nyudutkan Inne. Ia menyebut istrinya memilikikarakter yang kuat. Apalagi ia berpendidikan

tinggi.

“Dia (lulusan) S-3. Banyak berita itu spekulasi,

saya tidak mau berkomentar. Saya percayakan

kepada polisi,” ujar petinggi sebuah perusahaan

swasta nasional itu.

Hari kini justru merisaukan kedua anaknya

akibat informasi simpang-siur mengenai kema-

tian ibundanya tersebut. Apalagi saat ini ber-

bagai informasi mudah diakses melalui gawai

( gadget).

“Kalaupun ada aib istri saya, biarlah saya

tutup rapat karena itu juga tidak akan me-

ngembalikan istri saya. Biarlah sekarang saya

konsentrasi untuk anak-anak,” ujarnya.Hingga akhir pekan lalu, penyebab Inne

Saad terjatuh dari lantai 15 apartemen masih

misterius. Apakah ia meloncat, kecelakaan,

atau sengaja didorong oleh seseorang. Sebuah

pesan berantai yang beredar menyebut ada-

nya dugaan bahwa alumnus Fakultas Ekonomi

Jejak kaki tak beraturan dibalkon tempat korban jatuh

MEI AMELIA/DETIKCOM

Page 40: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 40/205

KRIMINAL

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

Universitas Indonesia itu tewas karena dibunuh

dengan cara dijatuhkan.

Namun polisi, yang dua kali melakukan olah

data di tempat kejadian perkara, sampai saat inibelum mendapat petunjuk berarti, sekalipun

sudah memeriksa empat saksi. Salah satunya

pemilik unit apartemen nomor 1506 berinisial

NN alias L, yang juga teman perempuan Inne.

Kepada polisi, L sempat menjelaskan soal

 jejak kaki tak beraturan di balkon apartemen

miliknya. Ia mengakui salah satu jejak di balkonberukuran 2 x 1 meter itu adalah jejak kakinya,

yang berupaya menyelamatkan Inne saat hen-

dak terjun ke bawah.

“L menjelaskan soal jejak kaki tersebut. Ia

mengaku sempat menahan korban (agar tidak)

meloncat dari unit apartemen tersebut,” tutur

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Me-

tro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal.Namun polisi tidak menerima mentah-men-

tah keterangan L. Iqbal menyebut pihaknya

terus mendalami keterangan saksi dan bukti-

bukti di lokasi. “Keterangan saksi L tetap kami

tampung dan kami dalami. Penyidik memiliki

strategi penyidikan untuk mengungkap secara

utuh,” ucapnya.

Iqbal sempat menyebut ada permasalahan

pribadi antara Inne dan L. Tapi ia tak meng-ungkap apa masalah itu karena masih akan

didalami oleh penyidik. Mengenai keberadaan

Inne di apartemen milik L pada malam itu juga

masih ditelusuri. Kepala Satuan Reserse Krimi-

nal Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Ajun

Komisaris Besar Audie Latuheru mengatakan,

berdasarkan keterangan pihak keluarga, Innepergi ke luar rumah untuk berlatih yoga.

“Mungkin setelah itu (berlatih yoga) mampir

ke apartemen, kami enggak tahu,” katanya.

Audie menjelaskan, saat Inne datang, di

apartemen hanya ada L. Sedangkan saksi IRS

baru datang setelah Inne terjatuh dari balkon.

Kepada penyidik, L mengaku sempat men-

cegah Inne melompat dari balkon. Tapi, saatberupaya mencegah itu, ada telepon berdering

sehingga L masuk untuk menjawab panggilan

telepon tersebut.

Nah, saat itulah, menurut kesaksian L, Inne

melompat dari balkon apartemennya. Ia tewas

Inne Saad

YOUTUBE

Page 41: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 41/205

KRIMINAL

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

Menara Apartemen Essence,

Jalan Brawijaya, JakartaSelatan

ARI SAPUTRA/DETIKCOM

bersimbah darah setelah tubuhnya menghan-

tam kaca atap garasi, mesin penyejuk ruangan,

kemudian jatuh di dekat salah satu mobil di

pelataran parkir apartemen. IRS, yang datang

setelah Inne terjatuh, langsung diajak L mela-

por ke polisi.

“Keduanya datang ke kantor Polres Jakarta

Selatan dalam keadaan panik dan shock ,” ujar

Audie.

Inne Saad, dalam sebuah video yang di-

unggah di situs YouTube sejak November 2011,

dikisahkan sebagai sosok yang sukses. Inne

disebut sejak kecil disayang oleh orang tuanya

karena merupakan satu-satunya anak perem-

puan dari tiga bersaudara. Kedua orang tuanya

sangat memperhatikan pendidikan anak-anak-

nya, sehingga Inne pun sukses menempuh

pendidikan tinggi.

Dia disebut sebagai lulusan Universitas In-donesia dan mendapat gelar master of business

administration dari sebuah kampus di Amerika

Serikat. Dia juga pernah menjadi asisten dosen

di UI serta menjadi peneliti di Center for Policy

and Implementation Studies,  senior manager  

di Bank BNI, dan pejabat di Sekretariat ASEAN

hingga 2003. Setelah itu, ia beralih profesi

menjadi pengusaha di bidang kecantikan.

Kriminolog Universitas Indonesia, Ronny Ni-

tibaskara, menilai sulit menyimpulkan wanita

itu bunuh diri apabila latar belakangnya tidak

mendukung. Alasan seseorang melakukan bu-

nuh diri antara lain stres yang tak bisa dikendali-

Page 42: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 42/205

KRIMINAL

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

kan karena gagal beradaptasi

di lingkungannya, kehilangan

orang yang dicintai, atau pe-

rasaan marah yang tidak bisa

diselesaikan.

“Tapi, kalau kerjaan beres,

keluarga beres (bahagia),

kecil kemungkinan kalau dia

bunuh diri,” tuturnya saat

dihubungi secara terpisah.

Menurut pria yang berge-lar profesor ini, perempuan

yang berniat bunuh diri se-

bagian besar juga masih me-

nyisakan harapan untuk di-

tolong dan selamat. Berbeda

dengan kaum pria yang ingin

mengakhiri hidupnya, keba-

nyakan tidak mengharapkan

kesempatan untuk bisa hidup lebih lama.

“Istilahnya crying for help, dia (bunuh diri) mi-

num racun, (tapi) masih menyisakan harapan

diri untuk ditolong orang lain. Itu (kebiasaan)

perempuan menurut penelitian di Amerika

Serikat,” ucap Ronny.

Olah data di TKP kasus kematian Inne Saad

memang sudah digelar dua kali. Pertama pada

Kamis, 3 September, dini hari, atau beberapa

 jam setelah Inne terjatuh. Jejak kaki tak bera-

turan di balkon unit apartemen 1506 langsung

didalami saat itu.

Saat melakukan olah data di TKP untuk yang

kedua kalinya pada Kamis malam, petugas

kembali mengidentifikasi sidik jari dan bebera-pa temuan baru di lokasi. Salah satunya sidik

 jari di bagian belakang pintu balkon. Sejumlah

penyidik sempat mengambil gambar di bagian

tersebut.

Kini, sudah lebih dari sepekan setelah kema-

tian Inne, tapi polisi belum bisa menyimpulkan

apa penyebab sang pengusaha terjun bebas

dari lantai 15. Seperti dituturkan Kepala Subunit

Reserse Mobil Polres Jakarta Selatan Inspektur

Dua Achmad Fajrul Choir di TKP, “Masih terlalu

dini atau awam untuk menyimpulkan yang ter-

 jadi di lokasi.”■ ADITYA MARDIASTUTI, ADITYA FAJAR | DEDEN G.

Olah data TKP di unitapartemen milik L, teman Inne

ADITYA FAJAR/DETIKCOM

Page 43: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 43/205

CRIME STORY

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

CRIME STORY

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

ILUSTRASI: KIAGUS AULIANSHAH & EDI WAHYONO

KPAI IKUT MENGAWAL KASUS DUGAANPENCABULAN ANAK DI KEDIRI. PROSES HUKUM

DIPASTIKAN BERJALAN MESKI TERSANGKASEORANG PENGGEDE.

GETOK TULAR

JERAT MANGSA 

BALADA MELATI DI KOTA TAHU-BAGIAN II (SELESAI)

Page 44: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 44/205

CRIME STORY

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

S

EJUMLAH anggota Kepolisian

Resor Kediri Kota berjaga di ruang

Kemuning, Rumah Sakit Bhayangka-

ra Kediri, Jawa Timur, pertengahanAgustus lalu. Pada saat yang sama, seorang

pria berusia 60 tahun tergolek lemah di pojok

ruang perawatan itu. Kehadiran aparat me-

mang untuk menjaga sang pasien, yang juga

merupakan tahanan polisi.

Ia adalah SS alias Koko, yang ditetapkan

sebagai tersangka kasus dugaan pencabulan

anak di bawah umur, yang berkasnya sudah

dilimpahkan ke kejaksaan setempat. Sebelumditahan, SS ternyata sudah dua kali menjalani

operasi jantung. Ia terpaksa dirawat lantaran

kondisi kesehatannya menurun sejak ditangkap

di Bandara Juanda, Surabaya, ketika hendak

bepergian ke Eropa pada 13 Juli 2015.

Kondisinya yang tak berdaya itu tentu ber-

tolak belakang dengan kelakuan yang dituduh-

kan kepadanya. Ia disangka telah menggagahigadis-gadis di bawah umur. Bahkan, dari hasil

investigasi tim Lembaga Bantuan Hukum Uni-

versitas Islam Kadiri (Uniska), diduga ada belas-

an anak lain menjadi korban, selain empat yang

dilaporkan ke polisi.

Modus pelaku menjaring korban mirip pola

bisnis sistem multilevel marketing  atau pola

"getok tular". Korban yang sudah dicabuli

diduga diminta pelaku mencarikan korban

dari temannya yang lain. Begitu seterusnya.

Pengakuan para korban, saat berkenalan, Koko

mengaku sebagai bujangan asal Pare, Kabupa-

ten Kediri, dan bekerja di Surabaya.

CRIME STORY

Page 45: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 45/205

CRIME STORY

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

Dari hasil investigasi tim LBH Uniska, pelaku

terkadang mengajak satu, dua, atau tiga kor-

ban sekaligus yang berusia 12 hingga 17 tahun.

Kebanyakan masih duduk di bangku sekolahmenengah pertama. Bahkan ada yang masih

berseragam putih-merah dan sebagian lain

sudah putus sekolah.

Korban biasanya dijemput di indekosnya, di

rumah temannya, atau di tempat umum. Se-

perti Melati―bukan nama sebenarnya―yang

mengaku dijemput pe-

laku di depan RumahSakit Gambiran, Kediri,

pada suatu pagi, Maret

2015.

Melati dikenalkan

kepada pelaku oleh temannya berinisial I, sis-

wi kelas II sebuah SMP di Dhoho, Kota Kediri.

Keduanya diajak ke sebuah hotel di daerah Ka-

bupaten Kediri. Sebelum menyerahkan Melati

untuk “dimangsa”, I diduga juga menjadi korban

pencabulan pelaku.

“Rata-rata modus pelaku dalam menjerat

korbannya sama, yaitu dibawa ke hotel yang

sama untuk dilakukan pencabulan,” kata Zaenal

Arifin, kuasa hukum korban dari LBH Uniska.

Nah, rata-rata korban juga mengalami hal

yang sama sebelum dicabuli, yaitu diminta mi-

num obat berbentuk pil. Seperti Melati, yangdicekoki pil sebanyak tiga kali, sejak berangkat

dari tempat pertemuan, di tengah perjalanan,

sampai di kamar hotel.

Pil yang diminum berwarna putih atau pink .

Pelaku juga ikut meminum pil itu, yang akan

bereaksi saat mereka tiba di hotel. Menurut

pengakuan korban kepada tim LBH, mereka

mengalami pusing kepala setelah meminumobat itu. Badan lemas, wajah memerah, serta

tangan dan kaki kram.

Bahkan salah satu korban, AL, pernah pingsan

setelah meminum obat yang tak jelas manfaat-

nya itu. Korban juga tidak boleh memuntah-

kannya. Kalaupun sampai muntah, pelaku akan

menyuruh korban meminum pil itu kembali.

 Jika pelaku membawa dua atau tiga korban

sekaligus, pencabulan diduga dilakukan secara

bergilir di kamar yang sama. Menurut sejumlah

korban, pelaku juga berganti-ganti mobil saat

menjemput mereka. Terkadang memakai mobil

sedan berwarna perak ( silver ) atau hitam.

Rata-rata modus pelaku dalammenjerat korbannya sama, yaitudibawa ke hotel yang sama untukdilakukan pencabulan.

Page 46: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 46/205

CRIME STORY

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

CRIME STORY

Saat mobil memasuki hotel yang letaknya

agak jauh dari pusat Kota Kediri itu, di pintu

gerbang biasanya korban disuruh menundukagar tak terlihat petugas satpam hotel. Mobil

lalu langsung masuk dan parkir di depan pintu

kamar hotel, lalu pelaku baru berjalan ke resep-

sionis untuk memesan kamar.

Masih berdasarkan investigasi tim LBH,

yang kemudian bersama sejumlah korban me-

laporkan dugaan pidana pencabulan anak itu

ke polisi, setelah menjalankan aksinya, pelaku

memulangkan korban.

Para korban lalu diberi uang yang jumlahnya

bervariasi, mulai Rp 400 ribu. Jumlahnya lebih

besar untuk korban yang sudah beberapa kali

dicabuli. Seperti AL, yang diberi “sangu” Rp700 ribu setelah dicabuli keempat kalinya.

Namun itu semua baru sebatas dugaan

berdasarkan testimonium belasan korban yang

direkam oleh tim LBH. Adapun polisi sampai

saat ini hanya berpegang pada pengakuan em-

pat korban gadis di bawah umur yang melapor

Page 47: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 47/205

CRIME STORY

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

ke polisi saja. Dua di antaranya didampingi oleh

LBH Uniska.

“Kalau (korban) lainnya kami tidak tahu,

karena kami memeriksa berdasarkan bukti danlaporan korban,” ujar Kepala Satuan Reserse

Kriminal Polres Kediri Kota Ajun Komisaris Wis-

nu Prasetya beberapa waktu lalu.

Entah mengapa tak semua korban atau

keluarganya mau melaporkan kasus ini ke po-

lisi. Bisa jadi karena malu atau takut lantaran

pelaku merupakan penggede di Kediri. Ia juga

dikenal di kalangan pengusaha dan pejabat. SSalias Koko merupakan pemilik perusahaan kon-

struksi yang kerap menggarap proyek-proyek

besar di pemerintahan.

Menurut seorang karyawan SS yang enggan

disebut namanya, bosnya itu sangat berdisiplin

dalam bekerja. Ia juga kerap datang ke kantor

pagi hari dan pulang hingga larut malam. Bos-

nya tersebut, ujarnya, tak memiliki perilaku

yang aneh-aneh.

“Sehari-hari, kalau enggak ada tugas luar ne-

geri atau luar kota, ya di kantor sampai malam,”

tutur karyawan itu saat ditemui di kantor milik

SS.

Sementara itu, belum satu pun anggota ke-

luarga SS yang bisa digali keterangannya. Saat

majalah detik menyambangi kediamannya di

kawasan Balowerti, Kediri, pertengahan bulanlalu, tak satu pun yang bisa ditemui di rumah

dua lantai tersebut.

Kasus yang menjerat atlet sepak bola pada

era 1970 itu kini juga menjadi perhatian Komisi

Perlindungan Anak Indonesia. Komisioner KPAI,

Rita Pranawati, mengakui pihaknya melakukan

pendampingan kepada para korban melalui

KPAI daerah. Pendampingan juga dilakukanPusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Pe-

rempuan dan Anak (P2TP2A) setempat.

“Pak Ketua (KPAI) sempat visit (mengunjungi

korban) dan bertemu kapolres,” ucap Rita saat

dihubungi dua pekan lalu.

Rita pun memastikan proses hukum terha-

dap pelaku terus berjalan. Pelaku juga telah

dicegah ke luar negeri, selain telah ditangkap

untuk mempertanggungjawabkan perbuatan-

nya. “Kami juga mengadvokasi dan mengawal

proses hukum yang dilakukan aparat penegak

hukum,” katanya.

Sejak kasus ini bergulir, pelaku terus mem-

CRIME STORY

Klien saya itu

orang sibuk,enggak mungkindia melakukanseperti yangdituduhkan.

Page 48: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 48/205

CRIME STORY

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

CRIME STORY

bantah sangkaan tersebut. Pengacara SS, M.

Arifin, malah balik menuding ada motif peme-rasan dari sejumlah lembaga swadaya masya-

rakat di balik kasus tersebut. Ia juga menampik

kliennya mengenal para korban.

“Klien saya itu orang sibuk, enggak mungkin

dia melakukan seperti yang dituduhkan,” ujar-

nya saat dihubungi pertengahan Agustus lalu.

Sebaliknya, polisi bergeming. Kasus itu tetap

berlanjut dan dilimpahkan ke kejaksaan serta

tinggal menunggu disidangkan. Sang peng-

usaha terancam dijerat pasal berlapis dalamUndang-Undang Perlindungan Anak. Apakah

semua tuduhan itu bakal terbukti, dan korban

memperoleh keadilan? Pengadilanlah yang

akan menjawab. ■

M. RIZAL, ANDHIKA DWI (KEDIRI) | DIM

Page 49: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 49/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

KOLOM

OLEH: LONGGENA GINTING

BIODATA

NAMA:

Longgena Ginting

TANGGAL LAHIR: 

26 Juli 1968

PENDIDIKAN:

l Sarjana Kehutanan, Fakultas

MELINDUNGI GAMBUT–

MENGATASI KEBAKARANMELINDUNGI GAMBUT KAYA KARBON ADALAH KUNCI UNTUK MENGURANGI KERUGIAN

KEBAKARAN HUTAN.

BAGI sebagian besar masyarakat di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, atau

sebagian wilayah di Kalimantan, terkurung asap kebakaran hutan sela-

ma berhari-hari, bahkan sering kali hingga berminggu-minggu, menjadi

realitas kehidupan mereka selama 18 tahun terakhir. Ironisnya, kita tidak

pernah berhasil mengatasi masalah kebakaran hutan hingga tuntas ke akar masa-

lahnya. Kenapa?Berdasarkan pemantauan titik api ( fire hot spot) yang dilakukan Greenpeace

melalui citra satelit pada tahun ini dan tahun lalu, titik-titik api terakumulasi (paling

banyak ditemukan) di kawasan gambut. Hal ini konsisten dengan pemantauan titik

api yang dilakukan 5-10 tahun terakhir ini. Secara nasional, akumulasi titik api ini

 juga konsisten terdapat di provinsi-provinsi dengan gambut terluas, seperti Riau,

Page 50: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 50/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

KOLOM

Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Papua. Dengan kata

lain, kebakaran hutan itu sebenarnya merupakan kebakaran (lahan) gambut.

Dalam kondisi alamiah, kebakaran hutan dan lahan gambut hampir mustahil

terjadi, apalagi di kawasan hutan hujan tropis yang lembap dan basah. Sayang,kerusakan hutan dan lahan gambut yang demikian parah telah membuat keseim-

bangan alamiah tersebut terganggu. Kawasan gambut menjadi kering dan sangat

rentan terhadap kebakaran. Pembuatan kanal-kanal dalam kawasan gambut di area

perkebunan kelapa sawit atau kebun kayu monokultur telah membuat gambut

menjadi kering dan mudah dimakan api saat musim kemarau tiba.

Kebakaran pada kawasan gambut mudah merambat ke bawah permukaan tanah

dan sesekali membesar ke permukaan bila terdapat semak belukar atau bahanorganik kering. Hal ini mengakibatkan pemadaman kebakaran di lahan gambut

menjadi sangat sulit dilakukan. Sementara itu, lahan gambut menyimpan karbon,

salah satu gas rumah kaca terpenting, dalam jumlah yang sangat besar. Bila lahan

gambut terdegradasi dan terbakar, ia akan melepaskan emisi karbon yang telah

tersimpan selama ribuan tahun ke atmosfer dengan cepat serta merusak kemam-

puan ekosistem untuk pulih kembali untuk menyerap karbon. Sekali lahan gambut

rusak, ia nyaris tidak dapat dipulihkan kembali.

Melindungi gambut kaya karbon Indonesia adalah kunci untuk mengurangi ke-rugian kebakaran hutan, tetapi masih belum ada perlindungan hukum yang cukup

atas seluruh gambut dan hutan. Kanal-kanal yang dibangun perusahaan-perusaha-

an kebun sawit dan kebun kayu (hutan tanaman industri/HTI) monokultur skala

besar di kawasan gambut yang bertujuan mengeringkan kawasan gambut untuk

ditanami kelapa sawit atau akasia telah menghancurkan ekosistem gambut kita.

Kehutanan, Universitas

Mulawarman, Samarinda

l Magister Studi Pemba-

ngunan, Universitas Suma-tera Utara, Medan

PENGALAMAN

PEKERJAAN:

l Desember 2012-sekarang:

Kepala Greenpeace Indo-

nesia

l Februari 2010-November2012: Konsultan Regional

(Asia) untuk Program Ke-

adilan Iklim untuk Program

UEM, Wuppertal, Jerman

l Desember 2008-Januari

2010: Koordinator Kegiatan

Kampanye Internasional

di Friends of the Earth

International (FoEI), Am-

sterdam, Belanda. FoEI

adalah organisasi federasi

lingkungan hidup akar

Page 51: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 51/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

KOLOM

Dampak pengeringan yang dilakukan dengan membangun kanal-kanal drainase

ini berdampak sangat buruk. Lahan gambut yang dikeringkan akan menjadi sa-

ngat mudah terbakar dan, apabila terbakar pada musim kemarau, akan menjadikebakaran hutan yang tidak terkendalikan.

Karena itu, perlindungan kawasan gambut secara total adalah upaya kunci dalam

mengatasi akar masalah kebakaran hutan. Hal ini sebenarnya mulai disadari peme-

rintah, tapi tampaknya perjalanan untuk mengimplementasikan solusi ini masih

sangat panjang. Pada November tahun lalu, saya turut dalam rombongan Presiden

 Jokowi blusukan asap ke Riau. Presiden mengunjungi Desa Tohor dan, bersama

warga desa, secara simbolis Presiden menutup sebuah kanal

di lahan dengan membangun sekat (dam) serta

memberi bantuan finansial untuk

membangun 10 sekat untuk me-

nutup kanal di desa tersebut. “Kita

tutup kanal ini agar gambut tetap

basah dan tidak mudah terbakar,”

ujar Presiden Jokowi.

Selain acara seremoni-al tersebut, pemerintah,

masyarakat, dan bebe-

rapa pihak perlu mela-

kukan hal-hal seperti

berikut ini untuk meng-

rumput terbesar di dunia,

berada di 77 negara di

seluruh dunial Oktober 2004-November

2008: Koordinator Kam-

panye IFIs (International

Financial Institutions)

di Friends of the Earth

International (FoEI), Am-

sterdam, Belanda

l September 2002-Oktober

2004: Anggota Executive

Committee (ExCom) dari

Friends of the Earth Inter-

national (FoEI), mewakili

wilayah Asia dan Pasifik

l Juni 2002-Januari 2004:

Direktur Eksekutif Nasio-nal WALHI

l Juli 1995-Desember 1997:

Koordinator FASUMAD

(Forum Solidaritas untuk

Masyarakat Adat Dayak),

Page 52: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 52/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

KOLOM

akhiri bencana asap. Pertama, memastikan segenap pihak, khususnya perusahaan

pemegang konsesi perkebunan dan HTI, bertanggung jawab dan tidak merusak

ekosistem gambut. Sebagai tahap awal, pemerintah memperkuat moratorium yang

sedang berjalan, dengan memasukkan seluruh hutan primer dan lahan gambut,salah satunya yang ada dalam konsesi-konsesi perusahaan yang telanjur diberikan.

Kedua, menindak tegas perusahaan atau pihak yang menggunakan api dalam

pembukaan lahan. Ketiga, pemerintah perlu merevisi peraturan pemerintah ten-

tang perlindungan gambut dan memastikan bahwa seluruh lahan gambut men-

dapat perlindungan penuh. Pemerintah harus mulai menerapkan peta tunggal

untuk mengidentifikasi lanskap-lanskap gambut untuk dilindungi dan memastikan

strategi mitigasi dijalankan di kebun yang berada di kawasan gambut.Kempat, pemerintah harus dapat mendorong perlindungan hutan dan lahan

gambut di dalam konsesi yang berada di kawasan lanskap gambut yang lebih luas.

Beberapa perusahaan saat ini telah mengambil langkah dan tanggung jawab untuk

menghentikan deforestasi dan pembukaan lahan gambut di dalam rantai produksi

mereka. Namun komitmen dan upaya ini menghadapi kendala dari peraturan dan

hukum yang ada. Salah satu contoh adalah peraturan yang membuat perusahaan

kesulitan untuk mempertahankan kawasan hutan di dalam konsesi hak guna usaha

mereka. n

Samarinda

l Juli 1993-Juni 1995: Direktur

Eksekutif Yayasan PLAS-MA, Samarinda

l Maret 1991-Juni 1993: Ma-

najer Program di Yayasan

PLASMA, Samarinda

l Desember 1990-Februari

1991: Staf Informasi dan

Dokumentasi di Yayasan

PLASMA, Samarinda

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

SENI HIBURAN MUSIK

SENI HIBURAN MUSIK

Page 53: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 53/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

SENI HIBURAN MUSIK 

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

BON JOVI,

SUARA BON JOVI MASIH STABIL. GEBUKAN DRUM TICO

TORRES MASIH KUAT. DAVID BRYANT JUGA BELUM LELAH

MENCABIK-CABIK TUTS KEYBOARD -NYA. YOU ROCK! 

SENI HIBURAN MUSIK 

   N   Y   I   M   A   S   L   A   U   L   A   /   R   E   U   T   E   R   S

SENI HIBURAN MUSIK

Page 54: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 54/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

SENI HIBURAN MUSIK 

ATAHARI mulai

beringsut ke barat.

Saat itu pula Stadion

Utama Gelora BungKarno, Jakarta, se-

makin padat. Euforia

puluhan ribu orang

seakan-akan tak ter-

bendung lagi.

Meski berdesak-desakan, mata para pengun-

 jung tetap berbinar. Setelah menunggu sekitar

20 tahun, akhirnya mereka bakal menyaksikan

lagi aksi panggung Bon Jovi.

Band   asal New Jersey, Amerika Serikat, itu

hanya dua kali ke Indonesia. Penampilan perta-ma mereka yang spektakuler digelar pada 1995.

Dan malam itu, seluruh pengunjung yang

telah membeli tiket bersiap melepas rindu dan

bernostalgia dengan lagu-lagu Bon Jovi yang

melegenda.

Tanpa basa-basi, Bon Jovi langsung meng-

guncang dengan That’s the Water Made Me 

   A   D   H

   I   W   I   C   A   K   S   O   N   O   /   C   N   N   I   N   D   O   N   E   S   I   A

SENI HIBURAN MUSIK

Page 55: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 55/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

SENI HIBURAN MUSIK 

dilanjutkan Who Says You Can’t Go Home. Dia

baru menyapa penggemar setelah menyanyi-

kan lagu ketiga, Lost Highway .

“Halo, apa kabar? Senang sekali berada di

 Jakarta. Sudah sangat lama,” sapa sang vokalis,

 Jon, di depan sekitar 40 ribu orang penggemar-

nya. Teriakan gemuruh pun membahana.

Bon Jovi melanjutkan penampilannya ke lagu

Raise Your Hands, You Give Love a Bad Name,

Born to be My Baby, We Don’t Run, dan tentu

saja It’s My Life serta Because We Can.

Kekuatan musikalitas mereka begitu meng-

gelegar hingga membuat jantung berdetak

lebih cepat. Kegaduhan senantiasa terjadi di

barisan penonton yang sibuk bernyanyi dan

melompat tiada henti.

Tata suara dan lampu luar biasa melengkapi

konser garapan Live Nation Indonesia terse-

but. Seluruh perlengkapan teknis disiapkan

langsung oleh vendor-vendor Indonesia.

Sayang,  sound system  terasa kurang “nen-

dang” untuk band   sekaliber Bon Jovi. Namun

   A   D   H   I   W

   I   C   A   K   S   O   N   O   /   C   N   N   I   N   D   O   N   E   S   I   A

SENI HIBURAN MUSIKSENI HIBURAN

Page 56: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 56/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

SENI HIBURAN MUSIK 

hal itu seperti tak menjadi persoalan untuk

para penonton, yang sudah kepalang rindu

pada Bon Jovi.

Gelegar yang tak ada habisnya disusul pera-saan puas. Puluhan ribu penonton yang hafal

bait demi bait lagu seakan rela menjadi paduan

suara Jon Bon Jovi dkk.

Sebut saja lagu Wanted Dead or Alive, I’ll

Sleep When I’m Dead, Keep the Faith, hingga hit

lawas Bad Medicine. Semua orang bernyanyi,meski kadang terdengar sumbang.

Sebagian penonton malam itu mungkin tak

sempat menonton konser pada 1995. Tak aneh

 jika raut-raut kepuasan terlukis di wajah mere-

ka, meski tanpa gitaris Richie Sambora.

Mereka yang sempat menonton konser Bon

 Jovi di Ancol menjadikan malam itu sebagai

ajang reuni. Penonton muda menjadikan ma-

lam itu sebagai kesempatan emas untuk me-

nyaksikan salah satu band  legendaris di muka

bumi.

Meski usia sudah kepala 5, mereka masih

sangat bersemangat. Suara Jon tetap stabil,

gebukan drum Tico Torres juga masih kuat.

David Bryant juga belum terlihat lelah menca-bik-cabik tuts keyboard -nya.

Di tengah keseruan yang meluap-luap, ada

sedikit perasaan antiklimaks. Babak encore, 

yang dimulai dengan Runaway, Have a Nice

Day dan Livin’ on a Prayer , diakhiri tanpa lagu

SENI HIBURAN

   N   Y   I   M   A   S   L   A   U   L   A   /   R   E   U   T   E   R   S

SENI HIBURAN MUSIK

SENI HIBURAN MUSIK

Page 57: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 57/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

SENI HIBURAN MUSIK 

andalan.

Malam itu Bon Jovi Live Jakarta tak mengha-dirkan Bed of Roses, Thank You for Loving Me,

Never Say Goodbye dan tentu saja Always, yang

begitu akrab di telinga. Sayang!

Walaupun begitu, raut wajah puas tidak bisa

dibohongi. Sepanjang jalan keluar dari stadion,

penonton masih saja memperbincangkan pe-

nampilan Bon Jovi selama satu setengah jamtersebut.

Puluhan lagu dibawakan dari album Self-Tit-

led  (1984) hingga paling baru, Burning Bridges 

(2015), kepada Indonesia untuk kedua kalinya.

■ M. IQBAL FAZARULLAH | KEN YUNITA

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

   N   Y   I   M   A   S   L   A   U   L   A   /   R   E   U   T   E   R   S

SENI HIBURAN MUSIK 

FOKUS

Page 58: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 58/205

FOKUS

PERJAMUAN

SETYA-TRUMP DEMI SIAPASEMINGGU SETELAH SETYA NOVANTO BERTEMU DONALDTRUMP, TRUMP MENANDATANGANI KERJA SAMA BISNIS

DENGAN HARY TANOE DI LIDO, BOGOR.

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

FOKUS

FOKUS

FOKUS

Page 59: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 59/205

FOKUS

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

P

ERJAMUAN di lantai 26 Trump To-

wer berlangsung santai. Tuan rumah,

Donald J. Trump, dan putranya, DonalTrump Jr., bergantian melempar pu-

 jian dengan tamu pentingnya dari Indonesia.

Gurauan pun ikut memeriahkan perjamuan itu.

Tamu penting yang menemui Trump di tower  

megah yang berdiri di 725 Fifth Avenue, New

York, Amerika Serikat, pada Kamis, 3 September

2015, itu adalah sejumlah pimpinan DPR. Ada

Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR

dari Fraksi Gerindra Fadli Zon, serta anggotaDPR Tantowi Yahya.

“Kami selama 30 menit bersama anak Donald

Trump. Kami bergurau,” kata Setya, saat ditemui

majalah detik, di Kedutaan Besar Indonesia di

Washington, DC.

Putra Trump, kata Setya, memuji Indonesia

FOKUSFOKUS

FOKUS

FOKUS

FOKUS

Page 60: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 60/205

FOKUS

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

sebagai negeri berpenduduk muslim terbesar

di dunia. Indonesia juga dianggap penting oleh

Trump Jr. karena merupakan negara terbesar di

Asia Tenggara.

Setya juga tidak kalah menyanjung Trump.

Politikus dari Partai Golkar itu sudah tahu

Trump menjalin kongsi bisnis dengan Media

Nusantara Citra (MNC) Group milik Hary Ta-

noesoedibjo.

“Kami tahu Trump akan berinvestasi di Indo-

nesia, yang hotel bintang enam dan residence,  juga golf yang ada di Bogor dan Bali. Tentu kita

memberi apresiasi,” kata Setya.

Setya berharap Trump tidak berhenti ber-

investasi di Indonesia. Rombongan Setya

ke Amerika sejatinya dengan agenda utama

menghadiri perhelatan World Conference of

Speakers of Parliament dalam Forum Interna-

tional Parliamentary Union (IPU). Usai acaraitu, ternyata terselip undangan untuk berte-

mu Trump, sebelum rombongan bertolak ke

Washington.

Hary Tanoe menjadi inisiator pertemuan itu.

Ia menelepon Trump mengabarkan bila Ketua

DPR Indonesia ingin bertemu. Tantowi Yahya

mengakui Hary-lah yang menjadi fasilitator

pertemuan dengan Trump.Trump pun gembira bertemu Setya. Ia me-

nyebut Setya sebagai orang hebat dan sangat

berpengaruh di Indonesia. Lantas Setya pun

diajak hadir dalam konferensi pers terkait pen-

calonannya sebagai kandidat calon presiden

FOKUSFOKUS

Gedung Trump Tower di 725Fifth Avenue, New York

DOK. IPU

FOKUS

FOKUS

FOKUS

FOKUS

Page 61: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 61/205

FOKUS

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

FOKUSFOKUSFOKUS

Amerika Serikat dari Partai Republik.Setya mendapat tempat istimewa. Ia berdiri

di barisan paling depan di jajaran pendukung

Trump. Setya sempat keluar dari barisan itu.

Namun kemudian, di akhir acara jumpa pers,

setelah turun panggung, pemilik Trump Orga-

nization itu kembali ke panggung untuk mem-

perkenalkan Setya.

“Hadirin, ini adalah orang yang sangat luar

biasa, Ketua DPR dari Indonesia, Setya Novan-to,” kata Trump, sambil membaca sebuah kartu

nama.

“(Dia) salah satu orang yang paling berpe-

ngaruh dan dia ke sini untuk bertemu dengan

saya. Kita akan melakukan hal yang luar biasa

untuk AS, benar, kan?” kata Trump kepada

Setya.

Setya, yang diperkenalkan, tersenyum bang-ga dan segera merespons dengan menjawab

“Yes”.

“Apakah warga Indonesia menyukai saya?”

lanjut kandidat capres yang sering mengkritik

keras Barack Obama itu. Setya kembali men-

 jawab, “Ya, sangat. Terima kasih.” Setya dan

Trump kemudian berjabat tangan.

●●●

Hary Tanoe sibuk mondar-mandir ke New

York sejak pertengahan Agustus lalu. Ia tengah

serius memuluskan kerja sama bisnis dengan

Sekjen PBB Ban Ki-moonmembuka konferensi IPU yangdiikuti Setya Novanto

DOK. IPU

FOKUS

FOKUS

Page 62: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 62/205

FOKUS

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Trump. Penjajakan sudah dilakukan sejak seta-

hun lalu.

Corporate Secretary MNC Group Syafril

Nasution mengaku pihak Trump sudah mela-kukan survei beberapa kali untuk menelusuri

perusahaannya. Mereka ingin memastikan

bahwa perusahaannya tidak bermasalah.

“Pernah, setahu saya, ada dua-tiga kali jauh

sebelum HT ke Amerika, tahun lalu. Dia mau

lihat kemari, benar enggak, nih. Dia lihat fakta,

laporan keuangannya. Donald Trump ini bukan

pengusaha kecil, dia punya intelijen,” jelas Syaf-

ril.Hasilnya, pada 19 Agustus 2015, Trump

meneken kerja sama dengan Hary untuk

pembangunan hotel di Bali. Keduanya menan-

datangani proyek pembangunan Trump Hotel

Collection di kawasan Tanah Lot, Bali.

Direktur MNC Land Tbk, Michael Dharmaja-

ya, mengungkapkan hotel ini akan dibangun di

atas lahan seluas 100 hektare. Pengembanganresor ini meliputi branded villa, kondominium,

hotel bintang enam, dan international beach

club.

Selain di Bali, kerja sama bisnis Trump dan

Hary juga membidik Bogor. Mereka akan mem-

bangun resor rekreasi terpadu (theme park ) di

kawasan Lido di perbatasan Bogor-Sukabumi,

 Jawa Barat. Lahan di Lido ini merupakan hasilakuisisi aset milik Bakrie Group, yang dulunya

dikelola PT Nirwana Parahyangan. MNC Group

melakukan akuisisi pada akhir 2012 lalu. Luas

aset tanah mencapai 3.100 hektare, di antara-

nya 1.100 hektare di wilayah Bogor dan 2.000

FOKUS

Setya Novanto berdiri dalambarisan pendukung Trump

GETTYIMAGES

FOKUS

FOKUS

FOKUS

FOKUS

Page 63: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 63/205

FOKUS

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

FOKUS

hektare di wilayah Sukabumi.

“Rencana 2017 international golf  sudah selesai,

2018 theme park entertainment area, dan hotel

resor Trump juga sudah selesai. Pada 2017 pun

 jalan tol juga sudah selesai, diharapkan,” jelas-

nya.

MNC tidak hanya menyediakan lahan. Me-

reka juga tengah terlibat pembangunan jalan

tol Ciawi-Lido sepanjang 54 kilometer sebagai

akses menuju resor mereka di Lido. MNC Gro-

up merupakan pemegang saham terbesar PT

Trans Jabar Tol (TJT), pemegang konsesi proyek

FOKUSFOKUS

Penandatanganan dokumenantara Hary Tanoe dan Trumpdi New York

DOK. MNC GROUP

FOKUS

Page 64: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 64/205

FOKUS

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Proyek tol

ini sudah dicanangkan sejak akhir 2011 lalu.

Namun proyek ini tersendat soal pembebas-

an lahan di kawasan Desa Watesjaya, Cigom-bong, Kabupaten Bogor. Hingga awal 2015,

lahan milik PT Lido Nirwana yang akan dilintasi

tol itu belum juga dibebaskan. Padahal target

penyelesaian jalan tol ini jatuh pada 2017 kelak.

Kemungkinan masalah semacam inilah yang

meresahkan kerja sama antara MNC Group

dan Trump. Tidak aneh jika Trump, meski sudah

meneken kerja sama untukberbisnis dengan Hary di

Bali, ternyata untuk Lido

masih ogah-ogahan.

Hary sendiri pernah

mengakui upaya meraih

kepercayaan Trump tidak

mudah. Pengusaha besar asal AS itu meng-

inginkan pembangunan proyeknya di Indonesiatidak mendapat gangguan hukum, termasuk

pembebasan lahan.

Namun, seminggu setelah perjamuan Trump

dengan Setya dan Fadli, akhirnya kerja sama

disepakati. Kerja sama itu diteken pada 10 Sep-

tember 2015.

Bila Setya disebut sebagai orang hebat,

Fadli pun tidak bisa dianggap remeh oleh

Trump. Ia adalah Wakil Ketua DPR. Ia lolosmenjadi anggota DPR dari Daerah Pemilihan

(Dapil) Jawa Barat V. Dapil tersebut meliputi

Kabupaten Bogor, termasuk sebagian kawas-

an Lido yang masih bermasalah soal pembe-

basan lahan itu.

Namun Setya membantah jika tujuan perte-

muannya dengan Trump untuk melicinkan jalan

Hary meraih investor. Ia menyebutkan kesepa-katan antara Hary dan Trump sudah dilakukan

sejak 19 Agustus 2015, yakni kerja sama pemba-

ngunan Trump Hotel Collection.

Kehadirannya sekadar memberikan apresiasi

kepada Trump karena masih mau berinvestasi

di Indonesia. Apalagi kondisi perekonomian

sedang tidak menentu karena nilai tukar dolar

yang melangit.“Kenapa kami bertemu dengan Donald

Trump? Karena, simpel, dia baru menandata-

ngani kerja sama di Bogor dan Bali. Kita mesti

mengapresiasi,” akunya dalam tatap muka rom-

bongan DPR dengan board director  Indonesian

Kenapa kami bertemu dengan DonaldTrump? Karena, simpel, dia barumenandatangani kerja sama di Bogordan Bali. Kita mesti mengapresiasi.

Setya Novanto

LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

FOKUS

Page 65: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 65/205

FOKUS

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

American Business Council (IABC).

Pengakuan Setya ini diunggah oleh pemilik

akun bernama “bruce lee” melalui situs YouTube

pada 5 September 2015. Setya masih melanjut-

kan lawatan ke Amerika Serikat setelah IPU dan

pertemuan dengan Trump.

Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Adi-an Napitupulu menganggap alasan Setya ter-

lalu dibuat-buat. Inisiator pertemuan di Trump

Tower itu adalah Hary Tanoe, pengusaha yang

memiliki kepentingan bisnis. Setya justru me-

nunjukkan diri menjadi beking pengusaha.

“Enggak boleh, dong, bukan tugas DPR begi-

tu,” tegasnya.

Syafril Nasution meminta agar urusan bis-

nis tidak diseret ke politik. Ia mengaku tidak

tahu apakah ada hubungan antara pertemuan

Trump-Setya dan bisnis Hary Tanoe. “Jadi, saya

kira, kalau ditanya apakah itu ada hubungan-

nya, saya tidak tahu,” kata Corporate Secretary

MNC Group itu. ■

ISFARI HIKMAT, IBAD DURAHMAN, BAHTIAR RIFAI, ARYO BHAWONO

MAJALAH DETIK  7 - 13 SEPTEMBER 2015

Fadli Zon selfie  denganpendukung Trump. TampakAziz Syamsudin dan SetyaNovanto di kanan

REUTERS

TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR

Page 66: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 66/205

FOKUS

KETUA DPR Setya Novanto menjawab “Yes, highly,” ketika

ditanya Donald Trump apakah rakyat Indonesia menyukai dia.

Tapi benarkah Trump dikenal dan disukai di Indonesia? Sepertiapa sejarah hubungan konglomerat Amerika Serikat itu de-

ngan Indonesia?

Berikut ini jejak Trump dan bisnisnya di Indonesia.

DI INDONESIA

a. Executive Vice President The Trump

Organization, Donald J. Trump Jr., pada Juni

2011 meninjau proyek properti The St. Moritz

Penthouses & Residences milik Grup Lippo di

Jakarta Barat Trump Jr didampingi Lawrence

JEJAK TRUMP

1. BISNIS PROPERTI

Sebelum saya ke Indonesia,

saya tak tahu sama sekali

soal tingkat bakat, antusiasme, dan keputusan

FOKUS

FOKUS

Page 67: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 67/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

FOKUS

DIPERKIRAKAN BIAYA YANG DIHABISKAN

ROMBONGAN SETYA NOVANTO KEAMERIKA LEBIH DARI RP 10 MILIAR.BAGAIMANA KISAH PRABOWOURING-URINGAN KEPADA FADLI ZON?

KE AMERIKA, HADUH…GILALAH GILA

FOKUS

MAJALAH DETIK 7 - 13 SEPTEMBER 2015

FOKUS

Page 68: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 68/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

FOKUS

PRABOWO Subianto uring-uring-

an. Kepada sejawat dekatnya, Ketua

Umum Partai Gerakan Indonesia

Raya itu mengeluhkan wakil ketua-

nya, Fadli Zon. Prabowo tidak sreg Fadli tetap

berangkat ke Amerika Serikat untuk melakukan

kunjungan kerja.Gerindra melarang anggotanya yang duduk

di Dewan Perwakilan Rakyat mengikuti kun-

 jungan ke luar negeri. Ketentuan itu berlaku

lima tahun belakangan ini. “Pak Prabowo ngo-

mong  ke orang-orang tertentu, ‘Gimana  sih

Fadli ini. Dia ngerti enggak sih kekuatan partai

kita.’ Jadi Pak Prabowo agak sambat (menge-

luh), agak nesu. Setengah enggak mengizinkan

Fadli ke AS,” cerita sumber majalah detik di

Gerindra.

Si sumber membeberkan, Fadli Zon minta

izin kepada Prabowo hanya melalui pesan pen-

dek telepon seluler sehari sebelum berangkat.Ndilalah, kunjungan kerja yang diikuti Fadli itu

dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan.

“Nah, kan sudah saya bilang (jangan ikut),” kata

Prabowo seperti ditirukan sumber majalah

detik di Gerindra.

Prabowo semakin marah, tapi ia memilih

Prabowo dalam acarapengukuhan pengurus DPPPartai Gerindra, 2015.

RACHMAN/DETIKCOM

FOKUS

FOKUS

FOKUS

FOKUS

Page 69: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 69/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

FOKUS

diam. Sejumlah politikus Gerindra menyatakan

partai akan memanggil Fadli untuk memberipenjelasan.

Namun anggota DPR Fraksi Gerindra, Ah-

mad Riza Patria, mengatakan situasi di Gerin-

dra tidak sedramatis itu. Menurut dia, mes-

kipun Gerindra melarang anggota DPR ke luar

negeri, pada akhirnya kepergian Fadli bersama

pemimpin DPR ke Amerika bisa sedikit dimak-

lumi. Sebab, forumnya adalah sidang parlemeninternasional.

Fadli pun membantah bila dikatakan Prabo-

wo marah. Juga menyangkal kabar bahwa ia

minta izin hanya melalui SMS kepada Prabo-

wo. “Izinnya secara langsung, kok,” kata Wakil

Ketua DPR itu kepada majalah detik.

Fadli merupakan salah satu anggota DPR

yang ikut rombongan ke Amerika selama duaminggu. Agenda utama kunjungan itu adalah

memenuhi undangan acara Forum Ketua

Parlemen Sedunia yang digelar Inter-Parlia-

mentary Union (IPU) pada 31 Agustus hingga

2 September di gedung Perserikatan Bangsa-

Bangsa, New York.

Fadli mendampingi Ketua DPR Setya Novan-

to, yang menyampaikan pidato dalam acaraitu. Selain Fadli, ikut sejumlah anggota komisi,

Badan Urusan Rumah Tangga DPR, dan Badan

Kerja Sama Antarparlemen.

Rombongan anggota DPR berjumlah 12

orang. Selain mereka, ikut diajak pula 15 orang

lainnya, yakni anggota keluarga, tenaga ahli,

FOKUSFOKUSFOKUS

Fadli Zon di antara barisan pe-

rempuan pendukung Donald

Trump.

DUNCAN CHARD/BLOOMBERG VIA GETTYIMAGES

FOKUSFOKUSFOKUS

FOKUS

Page 70: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 70/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

O US

ajudan, dan pegawai Sekretariat Jenderal DPR.

Anggota Dewan yang mengajak serta istri

antara lain Setya, Ketua Badan Urusan Rumah

Tangga Roem Kono, dan anggota Komisi Per-tanian Robert Joppy Kardinal (Golkar). Semen-

tara itu, Nurhayati Assegaf (Partai Demokrat)

mengajak putranya.

Setya dalam forum IPU menyampaikan

koreksi kepada PBB bahwa perdamaian dunia

masih menyisakan masalah, masih ada konflik

di berbagai negara. Ia juga mengusulkan agar

IPU melakukan standardisasi demokrasi karenaselama ini ada ketimpangan demokrasi antara

negara maju dan berkembang. “Kami berharap,

dalam IPU itu, betul-betul dicapai standardisasi

(demokrasi),” kata Setya kepada majalah de-

tik.

Setelah acara IPU selesai, hanya lima anggo-

ta DPR yang pulang. Sedangkan Setya, Fadli,

dan beberapa anggota DPR lainnya menerus-kan kunjungan kerja mereka di Amerika hingga

12 September 2015. Mereka mengunjungi dua

negara bagian Amerika Serikat, yakni San Fran-

cisco dan Washington, DC.

Sebelum berangkat ke San Francisco, Setya

dkk menemui bakal calon Presiden Amerika

dari Partai Republik, Donald Trump. Alih-alih

menjalin hubungan baik, akibat pertemuan di

Trump Tower itu, kunjungan pemimpin DPRmalah mendapat sorotan negatif, baik dari

dalam maupun luar negeri. Setya dan Fadli

diadukan ke Mahkamah Kehormatan Dewan

karena diduga melanggar kode etik.

Bukan hanya itu, akhirnya perjalanan dinas

Setya dkk selama dua minggu di Amerika juga

banyak dipersoalkan. Forum Indonesia untuk

Transparansi Anggaran (Fitra) menuntut ada-nya transparansi anggaran. Fitra menghitung,

berdasarkan besaran anggaran dinas pejabat

ke luar negeri, kunjungan itu menelan biaya Rp

4,6 miliar. Namun Fitra memperkirakan biaya

yang digunakan mencapai Rp 10 miliar.

Angka Rp 4,6 miliar merupakan asumsi untuk

sembilan anggota DPR. Dalam mata anggaran,

biaya pesawat ke Amerika US$ 14.428 satuperjalanan per orang, uang harian US$ 527 per

anggota DPR, dan hotel masing-masing US$

1.312,02 per malam.

Sebagai gambaran, selama di Washington,

Setya dan rombongan menginap di hotel bin-

O USO USO US

Ahmad Riza Patria

LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

FOKUS

FOKUS

Page 71: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 71/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

tang lima, Capella, di Georgetown. Dalam situs

pemesanan  hotel online, booking.com, Hotel

Capella bertarif Rp 7 juta untuk tipe kamar ter-

endah ( superior king room) hingga Rp 100 juta

untuk  presidential suites. “Sepulang (mereka)

dari AS, kami akan menagih akuntabilitas ang-garan itu,” kata Koordinator Bidang Advokasi

Fitra Apung Widadi.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Gol-

kar, Tantowi Yahya, menyangkal keras jumlah

yang disebutkan Fitra itu untuk biaya kunjung-

an kerja Setya dkk ke Amerika. “Enggak sampai

Rp 4 miliar. Haduh... gilalah gila. Hitungan itu

dari mana?” ujarnya di gedung DPR.

Kepala Bagian Humas DPR Djaka Dwi Wi-

narko memastikan anggaran negara hanyadikeluarkan untuk anggota DPR. Biaya anggota

keluarga yang dibawa para anggota DPR tidak

ditanggung. “Yang ditanggung di luar istri-istri

dan anak itu,” katanya kepada majalah detik.

Di antara rombongan itu, terdapat utusan

khusus Presiden, Eddy Pratomo. Keberadaan

Eddy dalam rombongan disebut-sebut untuk

membantu Setya. Eddy merupakan staf ahli

Setya di DPR pada periode yang lalu. Dalam

susunan kegiatan yang didapat majalah detik,

Eddy berperan sebagai penasihat delegasi.

Eddy sempat mengajukan anggaran ke nega-

ra, tapi ditolak. Yang pasti, saat itu ia berangkat

tidak menggunakan anggaran negara. “Pakai

anggaran siapa, saya enggak tahu,” ujar Sekre-taris Kabinet Pramono Anung.

Meski mendapat sorotan tajam di dalam

negeri, Setya melanjutkan acaranya di Ameri-

ka. Di Washington, DC, Setya mengikuti lima

agenda. Mengawali hari, Kamis, 10 September

2015, pagi, mereka berdiskusi dengan bos-bos

Setya Novanto bersalaman

dengan Donald Trump.

REUTERS

FOKUS

Page 72: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 72/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

perusahaan raksasa Amerika, seperti Coca-

Cola, Philip Morris, dan Freeport, dalam forum

US-ASEAN Business Council.

Kemudian rombongan bertemu dengan

Presiden Tempore Senat Amerika Serikat Orrin

Hatch di Capitol. Lanjut, Setyo memenuhi un-

dangan Presiden US-Indonesia Society (USIN-

DO) David Merrill. Pertemuan di Cosmos Clubitu dihadiri 120 orang, yang terdiri atas tokoh

bisnis, diplomat, dan masyarakat Amerika.

Selesai berdiskusi dengan USINDO, mereka

meluncur ke gedung Kongres Amerika. Rom-

bongan itu menemui Ketua DPR Amerika John

Boehner. Salah satu yang dibicarakan adalah

proposal pelatihan tenaga perpustakaan untuk

DPR Indonesia. DPR ingin meniru Library ofCongress dan Congressional Research Service.

Dua lembaga ini merupakan think thank  DPR

Amerika.

Setya, yang didampingi Wakil Ketua DPR Fadli

Zon, melihat langsung perpustakaan Kongres

Amerika, yang punya 160 juta koleksi, 40 juta

di antaranya judul buku. Pegawainya 3.200

orang. “Library of Congress siap memfasilitasistaf, pustakawan, untuk magang,” ujar Setya.

Masih ada satu agenda lagi yang diikuti rom-

bongan itu, yakni peringatan Hari Kemerdekaan

RI ke-70 di kantor Kedutaan Besar Indonesia

untuk Amerika. Hadir pula Wakil Menteri Luar

Negeri Amerika dalam acara tersebut.

Agenda maraton di Washington tersebut

menjadi penutup kunjungan Setya dkk keAmerika. Para anggota DPR ini sudah ditunggu

di Tanah Air untuk memberi penjelasan kepada

Mahkamah Kehormatan Dewan. ■ BAHTIAR RIFAI,

ISFARI HIKMAT, IBAD DUROHMAN, SHOHIB MASYKUR | IRWAN NUGROHO 

Setya Novanto dan Fadli Zon

mengikuti sebuah pertemuan

di Amerika.

DOK. DPR RI

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

FOKUS

FOKUS

Page 73: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 73/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

KOALISI MENDONGKEL

SETYA NOVANTOKADER PDIP MEMOTORI PENGADUAN SKANDAL JUMPA PERS DONALD TRUMP KE MAJELIS KEHORMATAN

DEWAN. PELUANG MELENGSERKAN KETUA DAN WAKIL KETUA DPR BAKAL MEMBUKA PERTARUNGANBABAK KEDUA ANTARA KIH DAN KMP.

FOKUS

FOKUS

Page 74: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 74/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

KEMUNCULAN Ketua Dewan

Perwakilan Rakyat Setya Novanto

dalam jumpa pers politik Donald

Trump menjadi obrolan panas diruang kerja anggota Fraksi Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan, Budiman Sudjatmiko.

Budiman, Adian Napitupulu, Rieke Diah Pita-

loka, dan Charles Honoris awalnya menggelar

rapat di ruangan di lantai delapan Gedung

Nusantara I kompleks DPR, Senayan, Jakarta,

untuk membahas rencana peringatan Hari Tani

oleh PDIP.

Adalah Adian yang mengajak rekan-rekansepartainya itu membahas “insiden” yang

sejak pagi pada Jumat, 4 September 2015, itu

menimbulkan kehebohan di media massa dan

media sosial. “Ini ada masalah, ayo kita sikapi,

ini sudah ramai,” kata Adian.

Anggota DPR melaporkanKetua DPR Setya Novanto

dan Wakil Ketua Fadli Zon keMajelis Kehormatan Dewan,Senin (7/9).

LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

FOKUS

FOKUS

FOKUS

FOKUS

Page 75: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 75/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Keempatnya berencana membawa skandal

itu ke Majelis Kehormatan Dewan (MKD) kare-

na meyakini ada pelanggaran etika oleh Setya

dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon. “Ini jangansampai PDIP saja, ini kan persoalan Dewan,”

kata Budiman kepada para koleganya.

Akhirnya disepakati pembagian tugas meng-

galang dukungan, terutama dari partai koalisi

pendukung pemerintah. Beberapa kolega

di parlemen pun ditelepon dan dikontak via

WhatsApp.

Budiman mengaku kebagian meng-

gandeng Maman Imanulhaq dari Frak-

si Partai Kebangkitan Bangsa. Gayung

bersambut, Maman sependapat dengan Bu-

diman. Setelah minta restu kepada fraksi, Ma-

man menyatakan siap mendukung pengaduan

ke MKD.

Bagi Maman, jumpa pers Trump punya mu-atan politik sehingga tidak etis Setya dan Fadli

berada di sana. Apalagi, kata dia, Trump gemar

melontarkan pernyataan bermuatan rasisme

dan berkomentar negatif tentang Islam.

“Kami ingin ini ditangani secara serius,” kata

Maman kepada majalah detik. “Kami ingin

 jadikan ini sebagai momentum untuk menum-

buhkan integritas MKD dan mempertanyakan

integritas pemimpin DPR.”Setelah dukungan terjalin, Budiman dan

kawan-kawan menggelar jumpa pers di Ba-

koel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 5

September. Mereka membedah aturan-aturan

yang diduga telah dilanggar oleh Setya dan

rombongannya.

Keesokan harinya, mereka menyusun ba-

han video, foto, dan kliping berita untuk bahan

laporan. Sebelumnya, mereka juga mencari

informasi dari Kementerian Luar Negeri, yang

mengurus protokoler aktivitas Setya dan Fadli

di Amerika Serikat.

Informasi dari Kementerian, kata Adian, aca-

ra dengan Trump itu di luar jadwal resmi. “Ke-

menlu sudah menyarankan untuk tidak datang,kok. Mereka sudah menyatakan itu kampanye,”

ujarnya. “Sebagian (anggota rombongan Setya)

yang memiliki kesadaran politik yang lebih baik

dibanding pemimpin kita itu memilih tidak

datang.”

KAMI INGIN INI DITANGANISECARA SERIUS.

Anggota DPR Fraksi PKB,Maman Imanulhaq

AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

FOKUS

FOKUS

FOKUS

FOKUS

FOKUS

FOKUS

Page 76: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 76/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Kelompok Budiman cs memang sengaja

“lembur” pada akhir pekan karena ingin me-

laporkan kasus ini ketika masih jadi perhatian

publik. Hasilnya, pada Senin, 7 September,mereka mendatangi MKD.

Saat itu laporan didukung oleh perwakilan

semua partai Koalisi Indonesia Hebat. Selain

Budiman dan Maman, ada Akbar Faizal dari

Partai Nasional Demokrat dan Inas Nasrullah

Zubir dari Partai Hati Nurani Rakyat. Ditambah

lagi Amir Uskara dari Partai Persatuan Pemba-

ngunan.

Ketua Fraksi Hanura Nurdin Tampubolonmenyatakan partainya merasa keberatan jika

benar pertemuan Setya terkait dengan kepen-

tingan bisnis Hary Tanoesoedibjo. Hary Tanoe,

menurut Tantowi Yahya, adalah orang yang

memfasilitasi pertemuan Setya cs dengan

Charles Honoris (kiri),Budiman Sudjatmiko,Diah Pitaloka, dan AdianNapitupulu (kanan)dalamacara jumpa pers di BakoelKoffie, Sabtu (5/9). Budimanmenilai Ketua DPR Setya

Novanto melanggar etikakarena menghadiri jumpa perspolitik Donald Trump.

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

FOKUS

FOKUS

FOKUS

FOKUS

FOKUS

Page 77: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 77/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Trump. “Kalau agendanya hanya untuk ketemu

seperti itu, apa manfaatnya buat kita?” ujar

Nurdin.

PPP kubu Romahurmuziy juga menyatakan

Setya dan Fadli melanggar kode etik. KetuaDewan Pimpinan Pusat PPP Bidang Luar Ne-

geri Usman M. Tokan menyatakan keduanya

harus dihadapkan ke MKD.

Bagi Usman, peristiwa di New York itu ada-

lah puncak dari permasalahan yang membelit

paket pemimpin DPR dari Koalisi Merah Putih.

“Seperti pernyataan-pernyataan (mereka yang

menyebutkan anggota DPR)bloon, sinting, me-

nyindir buruh, maupun keinginan melanjutkantujuh proyek pembangunan DPR,” ujarnya.

Usman mengatakan pihaknya menilai pe-

mimpin parlemen juga tidak sukses dalam hal

legislasi. Sebelas bulan DPR di bawah Setya,

Dewan hanya mampu menghasilkan empat

undang-undang dari target 37 legislasi.

Setya dan empat wakilnya juga dikritik karena

pemasangan karpet merah khusus pemimpinDPR dan tamu. Karpet ini diberi pembatas dan

dijaga petugas keamanan.

MKD pun menerima laporan Budiman dkk

hanya sebagai bukti tambahan, dan nanti-

nya menjadikan mereka saksi. Pasalnya, pada

Senin, 7 September, MKD memutuskan kasus

Setya akan ditelisik tanpa perlu adanya peng-aduan. “Karena telah diberitakan secara luas,

kami putuskan memproses kasus tersebut,”

kata Ketua MKD Surahman Hidayat.

 Jika terbukti melanggar etika Dewan, ada tiga

macam sanksi yang bisa dijatuhkan. Bila kasus

Adian Napitupulu, CharlesHonoris, dan Akbar Faizalmenunjukkan bukti-bukti yangdilampirkan saat melaporkanSetya Novanto dan Fadli Zonke Majelis Kehormatan Dewan,

Senin (7/9).LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

FOKUS

FOKUS

Page 78: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 78/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

itu merupakan pelanggaran ringan, mereka

akan dijatuhi sanksi teguran. Sanksi pelanggar-

an sedang adalah pencopotan dari jabatan

pemimpin DPR.Sedangkan hukuman buat pelanggaran berat

adalah pemecatan sebagai anggota DPR. “Ter-

gantung keputusan MKD nanti, apakah ringan,

sedang, berat, atau tidak terbukti sama sekali,”

kata anggota Majelis Kehormatan, Sarifuddin

Sudding.

Meski pencopotan dari jabatan pemimpin

DPR dimungkinkan, mayoritas pelapor menye-

rahkan bentuk sanksi kepada MKD.

Adian mengatakan motivasinya

bukan menggusur Setya. Meski

demikian, Adian melihat arahnya

mestinya memang lengsernya

sang ketua.

“Saya tidak sudi dipimpin orangyang membawa institusi besar ini

berdiri di belakang calon presiden negara lain,”

kata Adian. “Ampun… malu saya, ada seorang

calon presiden negara lain pidato dan kita ber-

 jejer di belakangnya, idih….”

Adian menilai Setya melakukan pelanggaran

serius karena menjanjikan kepada Trump akan

membuat hal-hal yang hebat untuk Amerika.

Anggota DPR hanya boleh punya satu loyalitas,yakni kepada negaranya, Indonesia.

“Setya melakukan loyalitas ganda. Dalam

negara, itu salah. Banyak orang yang meng-

anggap itu persoalan sepele, kata siapa sepele?

Ini persoalan ideologi, ini persoalan nasionalis-

me. Tidak ada yang sepele dengan ideologi dan

nasionalisme.”

Pakar hukum tata negara Refly Harun meni-

lai alasan membahas investasi dengan Trump

tidak bisa diterima karena DPR tidak meng-

urusi pembicaraan bisnis dan bertemu deng-

an pengusahanya. Bagi Refly, pemberhentian

Setya dan Fadli dari posisi pemimpin DPR

bukan sesuatu hal yang mustahil.

Sepanjang sejarah, memang belum pernahada pemimpin DPR yang dicopot akibat skan-

dal. Melihat komposisi MKD, Setya dan Fadli

bisa dibilang dalam posisi diuntungkan karena

partai Koalisi Merah Putih memiliki 10 wakil

dari 17 anggota Majelis Kehormatan.

KEBERADAAN KAMI JANGANMEMBAWA ATRIBUT KIH DANKMP, TAPI MENEGAKKAN ETIKADI PARLEMEN.

Anggota MKDSarifuddin Sudding

RENGGA SANCAYA/DETIKCOM

FOKUS

Page 79: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 79/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Namun angin politik memang sedikit ber-

ubah sejak Koalisi Merah Putih mengegolkan

paket pimpinan DPR yang diketuai Setya. Kala

itu Koalisi Indonesia Hebat dengan PDIP se-

bagai partai pemenang pemilu gagal menjadi

pemimpin di DPR.Namun saat itu belum ada PPP kubu Roma-

hurmuziy, yang condong ke partai pendukung

 Jokowi-JK. Kini Partai Amanat Nasional juga

menyatakan mendukung pemerintah, meski

tidak keluar dari Koalisi Merah Putih.

 Jika terjadi pertarungan di MKD, kedua kubu

akan memperebutkan dua suara anggota dari

PAN, dua dari Demokrat, dan satu dari PPP.

Berbeda dengan PPP kubu Romahurmuziy,

yang sudah menyatakan sikap, PAN memilih

menahan diri hingga pemeriksaan di MKDberjalan.

“Nanti datang, dengarkan dulu penjelasan

mereka,” kata Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

“Orangnya belum datang kok sudah diserang.

Orangnya belum balik kok berprasangka dulu.”

Diskusi publik "KasusTrumpgate" di Cikini, JakartaPusat, Jumat (11/9). Pakarhukum tata negara Refly Harun(kedua dari kiri) menyatakanSetya Novanto dan FadliZon bisa dicopot dari posisipemimpin DPR karena hadirdalam jumpa pers politikDonald Trump.

YUDHI MAHATMA/ANTARA FOTO

FOKUS

FOKUS

Page 80: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 80/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Setya Novanto (berdasi ungu)dalam jumpa pers bakal calonPresiden Amerika dari PartaiRepublik, Donald Trump, di New York, Kamis (3/9).

SPENCER PLATT/GETTY IMAGES

Seorang sumber di Gerindra menyatakan

Ketua Umum Prabowo Subianto tidak meres-

tui kepergian Fadli Zon ke Amerika Serikat. Ge-

rindra memang sebelumnya mengharamkan

kadernya ikut kunjungan ke mancanegara.

Namun Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy

Prabowo membantahnya. Menurut dia, upayamengganti Setya dan Fadli tidak akan didukung

Gerindra. “Tidak ada itu. Kami tidak ada sedikit

pun ke arah sana,” ujarnya.

Golkar pun tidak satu suara membela Setya.

Bambang Soesatyo menyatakan rekannya itu

harus sportif menyatakan ada kekeliruan. Bam-

bang minta maaf atas ulah rekan separtainya

itu.

Sementara itu, Sarifuddin Sudding menegas-kan MKD tidak akan memihak salah satu kubu

koalisi partai. “Keberadaan kami jangan mem-

bawa atribut KIH dan KMP, tapi menegakkan

etika di parlemen,” ucapnya. “Integritas teman

di Mahkamah Kehormatan dipertaruhkan,

 jangan membela habis-habisan karena KIH dan

KMP.”

Setya menyatakan siap memberi penjelasan

kepada MKD karena ia menganggap tidak ada

yang salah dengan hadir dalam jumpa pers

Trump. “Tidak ada masalah karena itu tak ada

kaitannya dengan kita mendukung Donald

Trump,” ujarnya saat ditemui majalah detik di

Kedutaan Besar Indonesia di Washington.

Sementara itu, Fadli Zon tidak keberatandilaporkan ke MKD. “Silakan saja. Namun per-

lu dicatat, jika mereka melaporkan atas dasar

informasi yang salah atau tidak utuh, akan saya

laporkan balik,” kata Fadli. ■  IBAD DUROHMAN, BAHTIAR

RIFAI, SHOHIB MASYKUR, RAY JORDAN | OKTA WIGUNA

FOKUS

Page 81: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 81/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

KAMI TAK ADA MASALAH

DIMINTAI

TANGGUNGJAWAB

SETYA NOVANTO:

“MEMANG KAMI DIUNDANG OLEHTRUMP. NAH, DALAM UNDANGANITU, KAMI MEMANG TAHU

TRUMP AKAN BERINVESTASI DIINDONESIA.”

FOKUS

Page 82: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 82/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

KETUA Dewan Perwakilan Rakyat

Setya Novanto siap dimintai per-

tanggungjawaban oleh Mahkamah

Kehormatan Dewan (MKD) terkait

pertemuannya dengan miliarder yang jugasalah satu kandidat calon Presiden Amerika

Serikat dari Partai Republik, Donald Trump.

Setya berharap MKD melakukan pemeriksaan

secara profesional.

“Melalui prosedur yang betul dan kami berha-

rap secara profesional, sehingga bisa dipertang-

gungjawabkan,” kata Setya kepada majalah

detik,  yang menemuinya di kantor Kedutaan

Besar Indonesia di Washington, Jumat, 11 Sep-

tember 2015.Bagi Setya, pertemuan dengan Trump, yang

kini menjadi heboh di Tanah Air, bukan sebuah

masalah yang perlu dipersoalkan. “Itu tidak

ada kaitannya dengan kita mendukung Donald

Trump,” kata Setya.

Ketua DPR Setya Novantosaat ikut konferensi pers

bakal calon presiden Amerikadari Partai Republik, DonaldTrump.

LUCAS JACKSON/REUTERS

FOKUS

Page 83: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 83/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

Setya Novanto bertemu denganKetua DPR Amerika JohnBoehner (kedua dari kanan)

SHOHIB MASYKUR/DETIKCOM

Setya memberi penjelasan panjang-lebar

mengenai kegiatannya di Negeri Abang Sam.

Di Amerika, dia tidak hanya bertemu denganTrump, tapi juga banyak pihak lainnya.

Berikut ini wawancara majalah detik  de-

ngan Setya.

Kunjungan rombongan Anda ke Amerika

Serikat dalam rangka apa?

Pertama, kami (melakukan) kunjungan ke

IPU (Inter-Parliamentary Union), di mana saya

pidato menyampaikan koreksi kepada PBB.Karena, meski disampaikan telah terjadi perda-

maian, ternyata masih ada konflik etnik, konflik

agama, kekerasan. Juga perang di Palestina, Is-

rael, Yaman, dan Suriah.

Waktu itu kami menyampaikan juga soal

demokrasi di Asia Tenggara. Setelah Amerika,

FOKUS

Page 84: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 84/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

India, (negara demokrasi) itu adalah Indonesia.

Tapi demokrasi kita ini adalah kelanjutan. Kita

tetap ada evaluasi secara sistemik. Karena,

dari para peserta IPU itu, ada (negara) yangmemang demokrasinya sudah maju, ada juga

yang belum maju. Ini harus ada standardisasi

internasional (tentang demokrasi). Ini yang

belum ada, sehingga kami berharap, dalam

IPU itu, betul-betul dicapai standardisasi (de-

mokrasi).

Nah yang kedua, memang kami diundang

oleh Trump. Dalamundangan itu, kami

tahu Trump akan ber-

investasi di Indonesia,

yang hotel bintang

enam dan residence , 

 juga golf yang ada di

Bogor dan Bali. Tentu

kita memberi apresiasi.Nah, kami selama 30 menit bersama anak

Donald Trump. Kami bergurau. Gurauannya itu

dia sangat memuji Indonesia, yang penduduk

muslimnya terbesar, mempunyai arti dalam

kepentingan (hubungan) Indonesia dengan

Amerika ke depan. Karena Indonesia di Asia

Tenggara (merupakan yang) terbesar, juga

Cina, sedangkan Amerika adalah negara adiku-

asa,  superpower . Ini perlu adanya tindak lanjutmengingat perkembangan-perkembangan ke

depan. Jadi, menurut saya, itu menarik.

Bagaimana Anda bisa ikut jumpa pers

Donald Trump?

Setelah saya pamit pulang, ternyata ini di

bawah ada konferensi pers. Dan saat saya mau

pulang, rupanya dia (Trump) lihat saya lagi.

(Konferensi pers itu) sudah mau selesai. Kemu-dian saya ditarik (oleh Trump, lalu Trump) ha-

nya mengenalkan. Ini tentu, menurut pendapat

saya, kami mengapresiasi karena Trump bisa

menarik investor-investor yang lain.

Apakah Anda juga bertemu dengan in-

vestor lain?

Ya, saya datang ke diaspora. Bertemu dengan

para pengusaha Indonesia yang ada di sini. Inisangat menarik karena banyak kemajuan. Tapi

perlu pihak diaspora dari pengusaha itu (diberi)

suatu kemudahan-kemudahan. Kemudahan

mengenai masalah visa, kemudahan karena dia

sudah investasi di sini, dan mengekspor di sana.

Setya Novanto

MEGA/DETIKCOM

Indonesia di Asia Tenggara(merupakan yang) terbesar, jugaCina, sedangkan Amerika adalahnegara adikuasa, superpower , danini perlu adanya tindak lanjut.

FOKUS

Page 85: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 85/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

Sejumlah anggota DPRmelaporkan Setya Novanto keMajelis Kehormatan Dewanterkait kehadiran Setya dan

Fadli Zon dalam konferensipers Donald Trump di AmerikaSerikat.

LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

Dan para diaspora ini kita harapkan menjadi

tulang punggung untuk bisa menaikkan ekspor

kita. Karena, dalam situasi (perekonomian) du-

nia sekarang ini yang sedang turun, kita harus

tingkatkan ekspor. Nah inilah, orang diaspora

ini yang kita harapkan.

Dari sana kami kembali ke Washington,

DC. Di sana kami ketemu dengan pengusaha-pengusaha yang ada di sini. Baik dari Free-

port maupun yang lain-lain ingin sekali bahwa

regulasi yang baru, tentu sangat apresiasi pada

Presiden Jokowi, bisa memberikan kemudah-

an-kemudahan kepada investor-investor yang

akan ke Indonesia.

Apa lagi kegiatan Anda di Amerika?

 Jam 11.30 ini, saya akan diterima oleh senat

(Amerika). Ini kami mengingatkan bahwaIndonesia menolak ISIS meskipun kita negara

(dengan jumlah penduduk) Islam yang terbesar.

Ini diapresiasi betul-betul oleh senat.

Dan terakhir (diterima) oleh USINDO

(United States-Indonesia Society), (kami) me-

nyampaikan beberapa hal mengenai masalah

aturan yang ada di DPR. Tentu kami sampaikan

 juga, DPR yang modern itu akan memberikanakses yang mudah, memberikan transparansi,

dan teknologi informasi, sehingga sekarang

ini benar-benar terbuka, tetapi penting untuk

bangsa, kesejahteraan rakyat. USINDO juga

ingin bagaimana (agar) ada peraturan-per-

aturan yang memudahkan untuk investasi di

Indonesia.

Terakhir kami bertemu dengan John Boehner(Ketua Parlemen Amerika). Ini sangat menarik

karena, dalam parlemen Amerika ini, ada per-

bedaan. Di Indonesia, (perbedaan terjadi) an-

tara DPR dan pemerintah, kami (DPR) memiliki

kontrol kepada pemerintah, tetapi hubungan

FOKUS

FOKUS

Page 86: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 86/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

Demonstrasi menyindir KetuaDPR Setya Novanto dan Wakil

Ketua DPR Fadli Zon di TuguSoekarno-Hatta, kawasanBandara Soekarno-Hatta,Tangerang, Banten, Rabu(9/9).

LUCKY R./ANTARA FOTO

dengan pemerintah begitu kuat, kita begitu

harmonis untuk menaikkan perekonomian kita.

Sedangkan di Amerika, mereka mengontrolpemerintah, tetapi kontrolnya itu suatu hal

yang sangat jauh, sehingga ini shutdown karena

memang di dalam (parlemen Amerika) semua

dikuasai Partai Republik (oposisi). Kita harapkan

ini semua bisa berjalan.

Dan kedua, kami meminta adanya kerja sama-

kerja sama bilateral, juga investasi yang berkaitan

dengan maritim. Kami juga inginkan (kerja sama)

dalam pertahanan, kita bukan hanya menyuplaiatau membeli (alutsista) dari Amerika, tapi juga

tingkatkan bagaimana kerja sama dalam proses

produksi dan pengembangan alutsista.

Bagaimana respons John Boehner ?

Ada hal yang menarik. John Boehner ingin

tahu sekali bagaimana pertumbuhan ekonomi.

Saya sampaikan pertumbuhan ekonomi kita

sekarang bisa sampai 4,7 persen. Tetapi de-fisit anggaran sudah kita tentukan 3 persen.

Tidak boleh melebihi 3 persen dan kita bisa 2,5

persen. Ini diperkuat dengan (pembangunan)

infrastruktur. Penguatan infrastruktur ini bisa

menaikkan (perekonomian), dan keamanan

kita jamin agar para turis-turis bisa datang.

Tapi ini juga salah satu yang bisa memperkuat

adanya fundamental ekonomi kita. Ini menariksekali karena John sangat memuji Indonesia,

bahwa hubungan ini harus dilanjutkan karena

hubungan ini sangat menarik bagi John.

Apakah Anda juga bertemu dengan ka-

langan bisnis?

FOKUS

Page 87: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 87/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

Setya Novanto dan Fadli Zondi sela-sela pertemuan dengan

USINDO.SHOHIB MASYKUR/DETIKCOM

Ya, saya ketemu dengan kalangan bisnis.

Apa respons mereka terhadap ekonomi

Indonesia?Memang yang penting adalah yang ber-

kaitan dengan kepastian hukum. Kepastian

hukum, juga mengenai jaminan kerja, karena

para pengusaha itu melihat Indonesia sangat

menjanjikan, dengan sumber daya alam yang

sangat tinggi, adanya migas, adanya hal-hal

yang sangat menarik, yaitu investasi-inves-

tasi lain. Namun mereka sangat ingin adanyakemudahan masalah pajak.

Pertemuan Anda dengan Donald Trump

dilaporkan ke MKD. Bagaimana tanggap-

an Anda?

Ya, saya mengapresiasi pihak-pihak yang me-

masukkan (pertemuan saya dengan Trump) ke

MKD karena itu merupakan suatu penguatan

daripada MKD yang sudah dilakukan selama ini,dan ini (merupakan) penguatan DPR Indone-

sia. Jadi apa pun yang dilakukan, tentu melalui

prosedur yang betul dan kami berharap secara

profesional, sehingga bisa dipertanggungja-

wabkan.

Apakah Anda siap dimintai pertang-

gungjawaban?

Ya, itu buat kami tidak ada masalah karenahal itu tidak ada kaitannya dengan kita mendu-

kung Donald Trump. Kami tidak ada kaitannya

dengan politik yang ada di Amerika Serikat.■

SHOHIB MASYKUR (WASHINGTON)

INSPIRING PEOPLE

INSPIRING PEOPLE

Page 88: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 88/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

PenebarMimpidi TepiKali

“KALAU ADA YANG NGOMONG ,‘SAYA MAU JADI POLISI, KAK’,

PASTI ANAK-ANAK YANG LAIN AKAN

NGETAWAIN . ‘MANA BISA JADI POLISI,BAPAK LU CUMA TUKANG OJEK.’”

INSPIRING PEOPLE

Page 89: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 89/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

ALIA Noor Anoviar, 24 tahun, meng-

ibaratkan komunitas Dreamdelion

bak bunga rumput liar dandelion,

ada pula yang menyebutnya bunga

randa tapak. Angin berembus dan bunga-bunga

kecil dandelion beterbangan ke mana-mana.

Ibarat bunga dandelion, Dreamdelion mener-

bangkan mimpi-mimpi tentang masa depan

yang lebih baik. Masa depan, seperti kata Ibu

Negara Amerika Serikat Eleanor Roosevelt,

adalah milik mereka yang percaya pada ke-

indahan mimpi mereka. Bagi sebagian orang,

seperti anak-anak di kampung di bantaran Kali

Ciliwung, tak jauh dari Stasiun Manggarai,

 Jakarta, bermimpi pun merupakan sebuah

kemewahan.

Alia pernah bertanya kepada anak-anak itu,

apa mimpi mereka jika sudah besar nanti. “Kalau

anak-anak, umumnya pasti jawab dokter, polisi,

astronaut, dan lain-lain. Kalau mereka, enggak....

Sejumlah anak dan orangtua mandi di Kali Ciliwungdi Depok, Jawa Barat, Sabtu(13/9). Warga bantaran KaliCiliwung memanfaatkan kaliyang sedang surut untuk mandi

guna mengusir hawa panas saatmusim kemarau.

INDRIANTO EKO SUWARSO/ANTARA FOTO

INSPIRING PEOPLE

Page 90: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 90/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Mereka jawab, ‘Saya mau jadi tukang sapu, mau

 jadi tukang sampah,’” kata Alia. Lantaran hidup

miskin, anak-anak itu tak berani punya mimpi

kelewat tinggi. Bagi mereka, hanya anak orang

kaya yang berhak punya mimpi dan cita-cita

setinggi-tingginya. “Kalau ada yang ngomong,

‘Saya mau jadi polisi, Kak’, pasti anak-anak yang

lain akan ngetawain. ‘Mana bisa jadi polisi, ba-

pak lu cuma tukang ojek.’”

Alia kenal dengan anak-anak Manggarai

lewat tugas penelitian dari kuliahnya di Jurus-

an Ekonomi Universitas Indonesia empat

tahun lalu. Tema utama penelitiannya adalah

pembentukan karakter anak-anak di lingkung-

an marginal. Tuntas tugas kuliah tak lantas

putus pula hubungan Alia dengan anak-anak

Manggarai. Dia merasa punya “utang” kepada

kampung di pinggir Sungai Ciliwung itu.

Alia mulai mencicil “utang”-nya itu dengan

mendirikan sanggar belajar untuk anak-anak

Manggarai. Dia membayar sendiri dengan

menyisihkan sebagian uang beasiswanya dan

mengajar sendiri anak-anak itu. Alia mendo-

rong anak-anak itu punya keberanian untuk

DOK. PRIBADI

INSPIRING PEOPLE

Page 91: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 91/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

bermimpi, memelihara cita-cita setinggi-tinggi-

nya.

“Murid saya waktu itu cuma 15 anak.... Sam-

pai akhirnya uang habis tidak bisa membiayaisanggar belajar. Saya memutuskan untuk tutup

karena sudah enggak sanggup karena menja-

lankan program juga sendirian. Saya merasa,

‘Aduh, ini mau bantu orang aja  kok rasanya

susah banget,’” katanya. Saat Alia hampir

mengibarkan bendera putih, justru muridnya

yang memberi semangat. Mereka mengatakan

menikmati betul belajar bersama Alia. “Enakbelajar sama Kakak,” Alia menirukan salah se-

orang muridnya.

Kata-kata muridnya itu seperti jadi cambuk

bagi Alia untuk mengumpulkan uang. Tapi dia

 juga tak mau “mengemis” dana untuk meng-

ongkosi kegiatannya. “Kalau masalahnya cuma

uang, masak sih enggak bisa mengatasi,” kata

Alia. Bermodal uang beasiswa dan hadiah darisejumlah lomba, Alia belanja rupa-rupa barang

dari Yogyakarta dan menjualnya lewat Internet.

Dari satu barang, dia bisa dapat untung sekitar

Rp 5.000.

Namun lama-kelamaan dia kelelahan juga

lantaran harus mengambil barang sendiri ke

Yogyakarta. Ia lantas terpikir, mengapa tak

membuat sendiri barang-barang itu. Dengan

semangat tinggi, Alia belajar membuat bonekaflanel dari seorang teman. “Niatnya, saya ingin

mentransfer keterampilan itu kepada ibu-ibu di

Manggarai,” kata Alia.

Walaupun mulainya agak sulit, setiap Sabtu,

Alia dan teman-temannya yang tergabung

dalam komunitas Dreamdelion mengajarkan

rupa-rupa keterampilan membuat pelbagai

barang kepada warga kampung di Manggarai.Hasil penjualan tas, sepatu, scarf , bando, suvenir

pernikahan, dan sebagainya itulah yang dipakai

untuk mendanai sanggar belajar, perpustakaan,

dan kegiatan-kegiatan lain Dreamdelion.

Selain membantu mendanai kegiatan anak-

anaknya, warga Kampung Manggarai juga

mendapat tambahan keterampilan dan peng-

hasilan. Dari harga satu barang, mereka men-dapat jatah 40 persen. Sisanya untuk membeli

bahan baku dan dana kegiatan Dreamdelion.

Dalam satu bulan, Dreamdelion bisa menjual

barang-barang hasil kreasi warga Kampung

Manggarai hingga puluhan juta rupiah.

Mereka jawab, ‘Saya

mau jadi tukangsapu, mau jaditukang sampah.’

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

INSPIRING PEOPLE

Page 92: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 92/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Kepada ibu-ibu dan bapak-bapak di Mang-

garai yang ikut usaha sosial Dreamdelion, wa-

laupun tak gampang, Alia selalu menekankan

soal kualitas barang-barang hasil karya mereka.

“Dreamdelion tak mau asal jual barang saja. Ka-

rena apa? Karena, kalau asal jual barang, orang

membeli produk kami hanya lantaran kasihan,”

kata Alia.

Sekarang ada sekitar 30 sukarelawan Dream-

delion. Di Manggarai, mereka punya sekitar

60 murid. Untuk usaha sosial Dreamdelion,

ada puluhan warga Kampung Manggarai yang

terlibat proses produksi. Mereka membuat

pelbagai kerajinan tangan, juga budi daya lele

dalam tong alias buletong.

“Sekarang hubungan kami dengan warga

Manggarai sudah kayak teman, bukan pemberi

kerja,” kata Alia. Dreamdelion juga mengem-

bangkan jaringan ke kota-kota lain, seperti

Yogyakarta, Surabaya, dan Bandung. Bekerja

sama dengan beberapa desainer, Alia juga

berencana mengembangkan Dreamdelion Fas-

hion untuk produk busana mereka.■

MELISA MAILOA

DOK. PRIBADI

INSPIRING PEOPLE

INSPIRING PEOPLE

Page 93: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 93/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 19 - 25 JANUARI 2015

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

NAMA:

Alia Noor Anoviar

LAHIR:

Surabaya, 13 Agustus 1991

PENDIDIKAN

●S-1 Ekonomi, Manajemen Sumber Daya

Manusia, Universitas Indonesia

PEKERJAAN● Trainer & Performance Monitoring Manager

Bank CIMB Niaga Tbk

●Pendiri Yayasan Dreamdelion Indonesia

PENGHARGAAN

● Young Change Maker, Yayasan Ashoka, 2012

●Danamon Social Entrepreneur Awards, Bank

Danamon, 2014●Kartini Next Generation, Kementerian

Komunikasi dan Informatika, 2015

RUMAH

Page 94: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 94/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

   F   O   T   O -   F

   O   T   O  :   R   E   N   G   G   A   S   A   N   C   A   Y   A   &

   R   A   C   H   M   A   N

   H   A   R   Y   A   N   T   O   /   D   E   T   I   K   C   O   M

RUMAH BERFILOSOFI

BAMBANG SUSANTONOBAGI BAMBANG SUSANTONO, RUMAH TAK CUMA HARUSNYAMAN, TAPI JUGA BISA MENYESUAIKAN KEBUTUHAN PARAPENGHUNINYA.

RUMAH

RUMAH

Page 95: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 95/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

S

EJAK awal menjadi pegawai ne-

geri sipil di Kementerian Pekerjaan

Umum, Bambang Susantono berci-

ta-cita memiliki rumah sendiri. Kecil

sekalipun.

Keinginan itu terwujud pada 1989. Akhirnya

dia mampu membeli sebuah lahan kosong di

Bintaro, Jakarta Selatan. Namun baru pada

1996 sebuah rumah berdiri di lahan itu.

Bambang dan keluarganya sempat menem-

pati rumah baru itu, tapi tidak lama karena

Bambang harus pindah ke Amerika Serikat

untuk menyelesaikan studi.

Bambang dan keluarganya baru benar-be-

nar menempati rumah tersebut empat tahun

kemudian, saat Bambang dan keluarganya

RUMAH

RUMAH

Page 96: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 96/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

kembali ke Indonesia.

Sejak dibangun, rumah pria yang per-

nah menjadi Wakil Menteri Perhubung-

an ini pernah mengalami beberapa kali

renovasi. Renovasi cukup besar terjadi

pada 2005.

Saat itu Bambang membeli rumah

tetangga tepat di sebelah rumahnya

dengan cara mengangsur. Bambang

mengaku sebenarnya tak memiliki cu-

kup dana.

Ia akhirnya mengajukan permohonan

kredit ke bank. “Sampai sekarang masih

mencicil, baru lunas beberapa tahun

lagi,” ujar salah satu petinggi di Asian

Development Bank ini.

Dengan tambahan rumah itu, luas la-

han milik Bambang bertambah menjadi

460 meter persegi, dengan bangunan

dua lantai seluas 518 meter persegi.

RUMAHRUMAH

RUMAH

Page 97: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 97/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

Cerita selanjutnya adalah menyatukan dua

rumah dengan gaya yang sangat berbeda. Di-

bantu seorang kerabat yang kebetulan berla-

tar belakang pendidikan arsitektur, pasanganini mulai menata rumah.

Meski mengikuti fungsi, Bambang tetap

ingin rumahnya punya filosofi.

“Jembatan” kaca yang berakhir pada undak-

an dengan beberapa anak tangga menandai

area transisi rumah lama dengan rumah baru.

Di area ini, Bambang juga menempatkan

musala kecil lengkap dengan tempat wudu. Juga beberapa lukisan kaligrafi sebagai hiasan

atau pajangan.

“Ini melambangkan perubahan yang terus

meningkat. Dan peningkatan itu dicapai

dengan terus beribadah kepada Tuhan,” ujar

Bambang.

Area transisi ini juga menjadi penghubungarea publik dengan area yang lebih privat.

Rumah baru dijadikan area publik. Tiga kamar

di rumah baru itu dibongkar.

Tapi tempat duduk lesehan yang meman-

 jang di sisi lainnya dipertahankan. Ia hanya

RUMAH

RUMAH

Page 98: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 98/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

RUMAH

RUMAH

Page 99: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 99/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

menambahkan sebuah  slide projector  

dan rak pajangan.

Hasilnya, sebuah ruang tamu

yang cukup besar dengan tempatduduk lesehan di salah satu sisinya.

“Ruangan ini dipakai kalau sedang

ada acara dan banyak tamu,” ujar

Bambang.

Ruang bawah tangga, yang semula

kosong, dimanfaatkan sebagai kamar

mandi tamu. Namun, dari luar, ruang-

an ini sama sekali tak tampak sebagaipeturasan.

Ia terlihat sebagai lemari besar yang

terletak tak jauh dari ruang makan.

Sebab, toilet kecil itu dilapisi kayu yang

motifnya sama persis dengan dinding

tangga.

Untuk berkumpul, pasangan yangdikaruniai dua putri ini lebih memilih

ruang keluarga di rumah lama. Ruang-

an itu ditata dengan gaya minimalis

menyatu dengan perpustakaan kecil

di sudutnya.

RUMAH

RUMAH

Page 100: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 100/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

Terdapat sofa bundar untuk sekadar me-

rebahkan tubuh sembari menonton televisi.

Perjalanan ke luar negeri keluarga Bambang

diabadikan dengan suvenir magnet pada din-ding.

Sambil bersantai, tak jarang mereka bermain

musik bersama diiringi kecapi atau gitar. “Ka-

lau kumpul ya di ruangan ini,” ujar Bambang.

Ada kamar anak dan studio musik di lantai

dua rumah lama ini, tempat anak sulung Bam-

bang berkarya. Maklum, sang anak memang

berkecimpung di dunia seni.Ada pula rak tinggi yang disulap menjadi

perpustakaan pribadi. Jika sedang melakukan

riset, Bambang kerap membaca buku sembari

lesehan beralas karpet di tengah ruangan.

Bambang dan istri sudah merasa rumah

yang kini mereka tempati adalah istana. Me-

reka merasa nyaman dan tak pernah berpikiruntuk pindah.

Bahkan kini, saat lebih banyak menghabis-

kan hari-harinya di Manila, Bambang tempat

saja selalu ingin pulang ke rumahnya di Jakar-

ta. n MELISA MAILOA | KEN YUNITA

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

GAYA HIDUP

GAYA HIDUP

Page 101: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 101/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

KENANGAN LEWAT

BARANG-BARANG JADUL SEMAKIN DIBURU, TERMASUKFURNITUR VINTAGE . KONON, PUNYA DESAIN LEBIH

ERGONOMIS DIBANDING FURNITUR BARU SAAT INI.

Furnitur

Vintage   R   E   N   G   G   A   S   A   N   C   A   Y   A   /   D   E   T   I   K   C   O   M    &

   K   A   Y   Y   O   N .   C

   O

GAYA HIDUP

GAYA HIDUP

Page 102: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 102/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

B

ANYAK orang berpikir, cara meng-

ganti barang-barang lawas adalah

menyingkirkan dan menggantinya

dengan yang baru. Padahal, dengansedikit sentuhan kreatif, barang lawas bisa

disulap menjadi “baru”.

Teknik DIY atau do it yourself  sedang men-

 jadi tren, bahkan gaya hidup, masyarakat

modern. Selain mengasah kreativitas, teknik

ini membantu melestarikan lingkungan.

Salah satu benda daur ulang yang saat ini

digilai adalah furnitur. Di tangan-tangan krea-

tif, meja atau kursi bekas bisa disulap menjadilebih cantik. Dan tentu saja dihargai lebih

tinggi.

Luthfi Hasan adalah salah satu orang yang

gemar mengutak-atik furnitur lawas. Selain

lebih murah karena tak perlu membeli yang

   R   E   N   G   G   A   S   A   N   C   A   Y   A   /   D   E   T   I   K   C   O   M

GAYA HIDUP

GAYA HIDUP

Page 103: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 103/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

baru, furnitur di rumahnya tampak lebih unik.

Bagi Luthfi, barang-barang vintage bisa membawa kembali

ke suatu masa yang damai, indah, dan bahagia. Lewat barang

vintage, kenangan-kenangan masa kecilnya yang bahagia dan

damai seakan hadir kembali.

“Ya, vintage  itu memberi suatu karakter dalam sebuah

interior yang berbeda menurut saya. Memberikan karakter,

 personality , dan unik,” ujar pemilik Jakarta Vintage ini di kedi-

amannya, Villa Cinere Mas, Depok, Jawa Barat.

Penulis buku Happy  Vintage ini tidak setuju jika vintage di-

identikkan dengan kekelaman. Sebab, lewat furnitur vintage,

dia justru berhasil menghadirkan sesuatu yang segar, beda,dan tentu saja kekinian.

Dari sekadar hobi, Luthfi mengembangkannya menjadi bis-

nis. Lantaran saat ini jumlah peminat furniturvintage semakin

besar, dia pun membuka toko di kawasan Dharmawangsa,

 Jakarta Selatan.

Pria yang tidak punya latar belakang desain interior ini

mengaku senang dengan tren penggunaan furnitur  jadul 

yang terus berkembang. “Karena pakai barang tua, berarti

tidak ada sampah,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Yuli Arifianto, seorang interior

designer . Menurut Arif, tren furnitur lawas ini muncul karena

masyarakat mempunyai kerinduan dan keinginan kembali

lagi ke masa kecilnya.   R   E   N   G   G   A   S   A   N   C   A   Y   A   /   D   E   T   I   K   C   O   M

GAYA HIDUP

Page 104: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 104/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

“Juga jenuh dengan tren minimalis yang

 plain  (polos) dan itu enggak cuma terjadi di

dunia interior, di bidang yang lain juga. Musik

misalnya, orang sekarang kembali membeli

vinil musik 1990-an,” ujarnya.Pemilik Kayyon Company (kayyon.co) ini

mengatakan, furnitur dengan model oldies 

lebih memiliki karakter dan nilai sejarah se-

hingga, saat kita menduduki sofa retro, saat

itu pula akan terkenang memori masa kecil

kita.

Lulusan Arsitektur Universitas Gadjah Mada

(UGM) ini mengatakan, dari segi desain inte-

rior, daya tarik furnitur vintage terletak pada

standar ergonomis yang bagus, di sampingkeindahan detail-detailnya yang klasik.

Menurut dia, saat ini banyak furnitur model

baru terlihat bagus tapi kurang nyaman saat

dipakai. Ini juga menjadi alasan mengapa tren

vintage digilai.

   K

   A   Y   Y   O   N .   C

   O

GAYA HIDUP

Page 105: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 105/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Meski usahanya tak ber-

fokus pada interior vintage,

Arif mengaku pernah bebe-

rapa kali menerima pesanan meja dan kursi

 jadul dari sejumlah kafe dan rumah pribadi.

“Pernah dapat orderan sofa pipa dari kafe

di Bandung, pernah juga kursi sedan, dan

barstool (kursi bar) pipa. Kita daur ulang dari

kursi yang sudah tua,” ujar pria yang memulai

usaha sejak 2012 ini.

Untuk memenuhi pesanan-pesanan ter-

sebut, Arif kerap berburu ke banyak tempat

untuk mencari kursi lawas yang sudah tidak

terpakai atau dibiarkan oleh pemiliknya.

Kursi-kursi itu dia poles menjadi “baru” dan

trendi. “Jadi kadang ada yang rusak kita be-

nerin dulu, baru kemudian didaur ulang men-

 jadi seakan baru,” ujarnya.

Saat ini tidak semua orang menikmati de-

sain bergaya vintage. Namun, karena model

furnitur yang klasik, pria yang membuka usa-

hanya di Yogyakarta ini yakin tren furnitur

vintage akan bertahan lama. n 

ADELINE WAHYU | KEN YUNITA

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

   K   A   Y   Y   O   N .   C

   O

WISATA

WISATA

Page 106: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 106/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

   A   D   E   L   I   N   E   W   A   H   Y   U

ADA TIGA GILI DI LOMBOK. GILITRAWANGAN, GILI MENO, DAN YANG BARU

SAJA SAYA KUNJUNGI ADALAH GILI AIR.

GILI AIR

WISATAWISATA

Page 107: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 107/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

SIANG itu akhirnya keinginan saya

terwujud. Sudah lama saya me-

mimpikan berlibur di Pulau Gili Air,

Lombok. Akhirnya, tak lama lagi,saya bisa menyaksikan keindahan pulau kecil

itu secara langsung.

Selama ini, saya hanya bisa menyaksikan

Gili Air dari foto-foto di Internet. Juga dari

cerita teman-teman yang pernah ke pulau ini.

 Jika dibanding dua gili lainnya, Gili Air me-

   A   N   T   A   R   A   F   O   T   O

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

WISATA

WISATA

Page 108: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 108/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

mang belum begitu populer. Padahal lokasi-

nya sama sekali tidak jauh dari Gili Trawangan

dan Gili Meno.

Dari Kota Lombok, kami menumpang mobil

menuju Pelabuhan Bangsal di daerah Pasar

Pemenang. Perjalanan selama 1,5 jam tak

terlalu berasa karena mata dimanjakan oleh

panorama Pantai Senggigi.

Dari pelabuhan, barulah kami menyeberang

menuju Gili Air. Moda transportasi yang se-

ring dipilih traveler   seperti saya adalah  fast

boat dengan lama perjalanan 15-20 menit.

Tarif boat  sekali jalan adalah Rp 10-12 ribu

per penumpang. Jadwal boat hanya dua kali,

yakni pukul 08.00 Wita untuk menuju Gili Air

dan pukul 15.00 Wita untuk rute sebaliknya.

 Jika ketinggalan boat, jangan terlalu kha-

watir. Ada boat yang bisa disewa perorangan

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

   A   D   E   L   I   N   E   W   A   H   Y   U

WISATA

Page 109: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 109/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

   T   H   I   N   K   S   T   O   C   K

maupun rombongan. Tentu saja harganya

agak sedikit lebih mahal.

Sebelum mendekati bibir pulau, saya me-

lihat beberapa kapal lain, beberapa bergerakmenuju pelabuhan, ada juga kapal yang

sedang berhenti menunggu penumpangnya

ber- snorkeling.

Air di sekitar Pulau Gili begitu jernih. Bahkan,

dari atas perahu, saya bisa melihat terumbu

karang dan ikan-ikan kecil berenang ke sana-

kemari. Benar-benar pemandangan langka.

Seorang pegawai hotel menyambut kami

dengan welcome drink . Dan setelah membe-reskan urusan check-in dan koper, kami lang-

sung menghambur ke luar hotel.

Kami tak ingin membuang waktu untuk se-

gera menikmati pemandangan di Gili Air. Un-

tuk kegiatan awal, kami memutuskan bersan-

   A   D   E   L   I   N   E   W   A   H

   Y   U

WISATAWISATA

Page 110: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 110/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

tai sambil menikmati

birunya laut ditemani

angin sepoi-sepoi.

Beberapa wisataw-an tampak berjemur

di pantai. Rupanya

masih sedikit wisa-

tawan lokal yang

berlibur ke sini. Se-

 jauh mata meman-

dang, saya hanya

bisa melihat bule yang sedang melakukantanning alami.

Selain duduk-duduk di pantai, menyewa

sepeda untuk berkeliling pulau terlihat meng-

asyikkan. Cukup membayar Rp 80 ribu, kita

bisa menyewa sebuah sepeda sehari penuh.

Beberapa wisatawan lebih suka berkeliling

pulau dengan berjalan kaki. Menurut bebe-rapa orang yang berbincang dengan saya,

paling hanya butuh 90 menit untuk menge-

lilingi pulau dengan luas 170 hektare ini.

Dan setelah puas menjelajahi darat, kurang

afdol jika saya tak mencoba ber- snorkeling di

   D   E   T   I   K   T   R   A   V   E   L

   A   D   E   L   I   N   E   W   A   H   Y   U

WISATA

WISATA

Page 111: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 111/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

perairan Gili Air. Ada beberapa spot favorit, di

antaranya Air Wall, Air Slope, Frogfish Point,

Segaluh, dan Malang Reef.

Di Air Wall, saya menikmati deretan te-

rumbu karang yang indah. Jangan lewatkan

kehadiran kuda laut dan kura-kura yang sa-ngat menarik. Mau lebih menantang? Silakan

 surfing, tapi tunggu waktu yang tepat.

Untuk yang gemar memancing, sewalah

 fast boat. Namun aktivitas ini cukup meng-

uras kocek lebih dalam karena, untuk menye-

wa kapal kayu, harga yang dipatok lumayan

mahal, yakni Rp 600-800 ribu.

Kelebihan lain yang ditawarkan Gili Air ada-

lah tempatnya yang sepi dan tidak terlalu ra-

mai oleh pelancong. Tidak hiruk-pikuk seperti

Gili Trawangan. Jadi cocok untuk penyukaketenangan.

Saya menghabiskan sore dengan berjalan-

 jalan di bibir pantai sambil menikmati ombak-

ombak landai menyapu kaki. Suasana makin

lengkap dengan laut yang biru jernih dan

   T

   H   I   N   K   S   T   O   C   K

   T   H   I   N   K   S   T   O   C   K

WISATA

WISATA

Page 112: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 112/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

merdunya suara burung camar.

Saat  sunset  tiba, duduklah dibibir pantai Gili Air. Sunset  di

sini tak kalah dengan sunset di

Pantai Senggigi. Benar-benar

kenikmatan yang tiada duanya.

Dan saya menutup hari itu dengan me-

manjakan perut di kafe-kafe di pinggir pantai.Ditemani deburan ombak dan kerlap-kerlip

lampu dari seberang pulau. Benar-benar me-

nyenangkan. n ADELINE WAHYU | KEN YUNITA

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

   A   D   E   L   I   N   E   W   A   H   Y   U

Page 113: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 113/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

 R ES T O R A  N  I N I  M E

 N G A  J A  K 

 P E N G U N J U N G N Y A 

  M E N Y US U R I  C I T A 

  R A S A  

 H I D A  N G A  N  P E R A  N

 A  K A  N.  L E Z A  T  D A  N

  T E N T U 

S A  J A   M E M B U A  T  L

 I D A  H  B E R G O Y A  N G.

 M A S A  K A  N  P E R A 

 N A  K A  N L E Z A  T N Y A 

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Page 114: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 114/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

 JAM menunjukkan wak-

tu makan siang saat

saya menginjakkan kaki

di Mal Kota Kasablanka.

 Jadi, sebelum beraktivitas, saya

memutuskan mengisi perut yang

sudah mulai keroncongan.

Saya memilih menyusuri Food

Society, yang memang gudang-

nya makanan. Begitu banyak

pilihan sampai-sampai saya bi-

ngung hendak memilih restoranyang mana. Semuanya tampak

menggiurkan.

Sorot mata saya berhenti di

sebuah papan nama restoran:

Katjapiring. Sebuah nama baru di

kepala saya. Tanpa pikir panjang,

saya pun langsung memutuskan

menjajalnya.

Di Bandung, restoran ini ter-

nyata sudah cukup terkenal. Baik

cabang di Bandung maupun di

 Jakarta sama-sama menawarkan

Page 115: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 115/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

masakan peranakan. Merupakan penggabung-

an antara pengaruh Tionghoa dan Melayu.

Dengan hiasan pola batik Mega Mendungkhas Cirebon, penampilan restoran ini cukup

mencolok. Apalagi ditambah cat hijau terang,

yang hampir memenuhi seluruh ruangan.

Beberapa dekorasi dengan aksen peranak-

an sengaja dipasang di tengah ruangan. Ada

ukiran jendela bergaya oriental hingga lampi-

on-lampion di atap restoran. Warnanya hijau,

kuning, dan merah. Semarak.

Saya sengaja memilih kursi kayu hitam di

tengah-tengah restoran karena tak ingin ber-

Page 116: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 116/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Page 117: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 117/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

lama-lama. Jika ingin lebih santai sambil nyamil 

aneka kudapan, ada area sofa untuk empat orang.

Dari daftar menu, saya bisa melihat aneka

menu di restoran ini tidak hanya dipe-

ngaruhi oleh Tionghoa dan Melayu.

Ada juga pengaruh India, misalnya di

menu roti Canai and Beef Curry (Rp

43 ribu) yang saya pesan.

Tampilan menu ini begitu

menggoda lidah. Roti pipih

berwarna kekuningan

disajikan di atas piringbersama kuah kari. Saya

semula mengira roti

canai ini bakal bertek-

stur sedikit renyah

tapi tetap lembut.

Tekstur roti canai

agak renyah, sayang-

nya sedikit alot sehing-

ga agak sulit disobek.

Namun, di luar itu, rasanya

enak. Apalagi saat dicocol

ke dalam kuah kari gurih dan

Page 118: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 118/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Page 119: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 119/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

disantap bersama kentang dan daging sapi.

Nendang di lidah.

Saya juga memesan Mango Chicken (Rp 62

ribu), yang pas dinikmati bersama nasi hangat.

Disajikan di atas piring berbentuk persegi pan-

 jang, potongan ayam goreng tepung disiram

dengan irisan

mangga

muda segar, cabai, dan bunga kecombrang.

Ditambah saus merah kecokelatan serta

taburan potongan cabai dan bawang merah.

Daging ayamnya terasa garing bagian luarnya

tapi lembut di dalam. Nikmati bersama mang-

ga muda, cita rasanya menggetarkan lidah.

Tak ketinggalan Nasi Lemak Katjapiring (Rp

48 ribu). Nasi bulat disajikan bersama kulit

pangsit goreng. Tak ketinggalan komponen

pendamping, seperti gulai sapi, teri jengki,

setengah potong telur balado, kacang

goreng, mentimun, dan acar kuning.Saat dikunyah, semburat gurih

santan dari nasi terasa di lidah.

Rasa gulai sapi ini mirip deng-

an kuah kari pada roti canai,

hanya saja lebih berempah.

Teri jengki dan kacang go-

rengnya membangkitkan

selera makan. Wajar jadi

favorit.

Tom Yum Soup racikan

Katjapiring (Rp 59.500) me-

miliki cita rasa pedas, asam,

Page 120: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 120/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

k l d k d h 8

Page 121: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 121/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

sekaligus segar. Isinya udang, potongan ikan,

 jamur, dan bakso ikan. Nikmati selagi panas

karena itulah cara paling lezat menyantap sup

ini.

Katjapiring juga terkenal dengan menu-me-

nu dessert yang variatif dan tentu saja meng-

undang selera. Misalnya Es Kacang

ABC dan Es Bengawan Solo.

Masing-masing dihargai Rp 28.500 saja.

Es Kacang ABC merupakan kepanjangan

dari “air batu campur”. Terdiri atas cincau,

azuki beans, jagung manis, longan, kolang

kaling, dan tiga sirop dengan warna yang ber-

beda-beda. Penampilannya berwarna-warni,

sungguh menarik.

Sedangkan untuk cita rasa asam menye-

garkan, Es Bengawan Solo jagoannya. Orange

 pudding  dengan aneka ragam buah segar

disiram dengan selasih. Rasa asam ber-

asal dari sirop buah markisa di dasarmangkuk. Aduklah sebelum

disantap.

Saya juga mencoba

minuman bernama Coco

Fantasy (Rp 27 ribu).

Terbuat dari soda, sirop

berwarna merah, selasih,

dan potongan nata de coco.

Tampilannya saja membuat

saya tak sabar untuk mencicipi-

nya. Puas! nMELISA MAILOA | KEN YUNITA

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

KERETA CEPATEKONOMI

Page 122: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 122/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

“KALAU BANGKRUT, URUSANSENDIRI.”

KERETACEPAT

TAK AKANLEWAT

   H   A   F   I   D   Z   M   U   B   A   R   A   K   A   /   A   N   T   A   R   A   F   O   T   O

KERETA CEPATEKONOMI

h kil M k

Page 123: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 123/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

 JADWAL keberangkatan kereta itu

terpampang di peron Stasiun Shina-

gawa, Tokyo. Sekitar 10 menit sekali,

berhenti satu rangkaian kereta deng-

an warna-warna cerah mengkilap. Mereka

datang tepat 1 menit 30 detik sebelum jam

keberangkatan yang dipasang di peron. Loko-

motif itu bentuknya berbeda-beda, tapi garis

dasarnya sama: lancip.

Tak henti-henti petugas stasiun memberita-

hukan kedatangan kereta api dengan gerak-

an-gerakan yang seperti tarian. Lantai peron

stasiun ditandai kotak-kotak yang menunjuk-

kan di mana antrean untuk tiap gerbong ber-

ada. Begitu kereta Shinkansen yang ditunggu

datang, majalah detik masuk dan merasakankereta terkenal ini.

Pemandangan di dalamnya tidak berbeda

 jauh dengan kereta kelas Argo di Indonesia.

Tempat duduk sama-sama lega dan nyaman.

Tapi, begitu bergerak, terasa bedanya. Nyaris

tidak ada guncangan dalam kereta Shinkansen.

Air di gelas pun tidak banyak bergerak-gerak

seperti saat di kereta kelas Argo sekalipun. Dan

yang kedua adalah kecepatannya: Kota Nago-

ya, yang berjarak hampir 350 kilometer, dilalap

cuma sekitar 1,5 jam. Dengan bus malam, jarak

Penumpang Shinkansenduduk nyaman di kursi.

ARI SAPUTRA/DETIKCOM

KERETA CEPATEKONOMI

Page 124: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 124/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

kedua kota ini biasa ditempuh sekitar 4,5 jam.

Kereta cepat dan nyaman Shinkansen sem-

pat direncanakan akan digelar untuk rute Ja-

karta-Bandung. Diperkirakan jarak hampir 150

kilometer itu akan ditempuh dalam 37 menit,

ini setidaknya empat kali lipat waktu perjalan-an dengan mobil atau 5-6 kali lebih cepat dari

kereta saat ini.

Tapi mimpi kereta cepat di Jakarta-Bandung

ini tak akan terlaksana. Pemerintah memutus-

kan membatalkan rencana kereta cepat dua

kota utama Indonesia ini, yang ditimbang-

timbang sejak dua tahun silam. Pemerintahan

Presiden Joko Widodo tidak mau ada uang

APBN ditanam dalam proyek ini.

Kalaupun ada yang berniat membangun,

silakan. Tapi jangan harap pemerintah bersediamenanamkan modal atau memberi jaminan.

“Pokoknya tidak ada unsur APBN sama sekali,

tidak ada jaminan pemerintah. Kalau bang-

krut, ya urusan sendiri,” tutur Direktur Jenderal

Perkeretaapian Kementerian Perhubungan

Maket kereta cepat Tiongkoksaat dipamerkan di Jakarta.

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

KERETA CEPATEKONOMI

(Rp 2 2 miliar) nt k st di kela akan kereta ce

Page 125: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 125/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Hermanto Dwiatmoko.

●●●

 Jepang sudah dua tahun mengincar proyek

kereta cepat Jakarta-Bandung. Seperti banyak

diberitakan awal tahun lalu, pemerintah Jepang

malah sudah menghibahkan dana US$ 15 juta

(Rp 212 miliar) untuk studi kelayakan kereta ce-

pat Jakarta-Bandung. Saat itu Jepang menjadi

satu-satunya pilihan untuk menggarap. Alasan

ini masuk akal karena negara ini adalah pelo-

por kereta cepat dunia dan, selama 50 tahun

beroperasi, dibilang tidak pernah ada masalah

serius, termasuk kecelakaan.

 Jalur kereta itu rencananya terentang dari

Dukuh Atas—yang berada tepat di jantung

 Jakarta—sampai ke kawasan Gedebage,

Bandung. Dengan jarak sekitar 133 kilometer,

kereta ini diperkirakan bisa menyingkat perja-lanan dari 2-3 jam menjadi hanya 37 menit saja.

Ditargetkan, kereta bisa beroperasi pada 2020.

Saat itu, Direktur Utama PT Kereta Api Indo-

nesia Ignasius Jonan sudah menentang proyek

ini. Alasannya sederhana: dana APBN sebaiknya

digunakan untuk membangun jaringan kereta

api di luar Jawa. Kereta cepat di Jawa bukan

prioritas. Lain cerita jika dana tidak mengambil

dari APBN.

Setelah pemerintahan berganti, Jonan, yang

naik jabatan menjadi Menteri Perhubungan,

kembali mengungkap hal ini. Ia lebih mempri-

Menteri Perhubungan IgnasiusJonan bersama DirekturJenderal PerkeretaapianKementerian PerhubunganHermanto Dwiatmokomeresmikan Stasiun Palmerah,Jakarta.

HASAN ALHABSY/DETIKCOM

KERETA CEPATEKONOMI

Page 126: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 126/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

oritaskan membangun jalur kereta api di luar

 Jawa daripada menggelar kereta cepat di Jawa

yang mahal.

Proyek yang bakal didanai Jepang pun seper-

ti menggantung. Tiongkok pada Maret silam

mengambil kesempatan dan menawarkan pro-posal yang mirip: membangun kereta cepat.

Negara itu memang memiliki jaringan kereta

cepat terpanjang di dunia meski teknologinya

pada dasarnya impor, dari Jerman, Prancis,

sampai Jepang sendiri.

 Jepang dan Tiongkok pun bersaing meng-

ajukan proposal kereta cepat. Proposal kedua

negara memang berselisih soal jumlah dana

yang dibutuhkan. Hermanto mengatakan pro-

posal Japan International Cooperation Agency(JICA) menyebut biaya Rp 60 triliun, sedangkan

versi Tiongkok sebesar Rp 71 triliun. “Proposal

Tiongkok masuk sekitar Maret atau April 2015,”

kata Hermanto.

Kereta api melintas dikawasan Padalarang,Bandung Barat, Jawa Barat,

beberapa waktu lalu.

DARREN WHITESIDE/REUTERS

KERETA CEPATEKONOMI

meminta ada dana pemerintah yang ditanam

Page 127: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 127/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Utusan dua negara dikirim ke Indonesia agar

menang dalam beauty contest  proyek kereta

cepat. Tapi Presiden Joko Widodo pada awal

bulan ini memutuskan lain: kedua proposal

ditolak. Penolakan bukan karena urusan besar-

nya biaya ini, melainkan karena ada uang APBN

di dalamnya. Proposal Jepang meminta jamin-

an pemerintah, sedangkan proposal Tiongkok

meminta ada dana pemerintah yang ditanam

dalam proyeknya.

Dalam pembiayaan proyek kereta cepat ini,

Tiongkok mengusulkan konsep perusahaan pa-

tungan. Dalam perusahaan itu, porsi 60 persen

Indonesia dan 40 persen Tiongkok. Nah, pe-

rusahaan patungan itu menyediakan 25 persen

modal. Sisa kebutuhan yang 75 persen?

“Untuk 75 persen sisa tambahan modalnya

bisa mengajukan pinjaman ke China Develop-

ment Bank,” kata Deputi Menteri Koordinator

Perekonomian Bidang Koordinasi PercepatanInfrastruktur dan Pengembangan Wilayah Luky

Eko Wuryanto.

Padahal, seperti muncul saat evaluasi di

kantor Menteri Koordinator Perekonomian

Darmin Nasution, diperkirakan proyek ini bakal

membebani APBN untuk membayar cicilan. Di

sisi lain, pemerintah sedang berfokus meng-

ucurkan dana untuk proyek jalur kereta api di

luar Jawa, seperti Kalimantan dan Sulawesi.

Selain itu, jarak Jakarta-Bandung dipandang

terlalu pendek untuk kereta dengan kecepatan

320-350 kilometer per jam. Hasil rapat tingkat

Shinkansen "Dr Yellow"menjalani pemeriksaanberkala di pabriknya diShizuoka, Jepang. Kereta ini

bertugas mengecek kondisi relkereta cepat.

ASAHI SHIMBUN/GETTY IMAGES

KERETA CEPATEKONOMI

baru Dengan kecepatan menengah Bandung

Page 128: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 128/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

menteri merekomendasikan sebaiknya rute

 Jakarta-Bandung ditempuh kereta dengan

kecepatan menengah. Sebab, biayanya hanya

Rp 20-30 triliun, termasuk merentangkan rel

baru. Dengan kecepatan menengah, Bandung

bisa ditempuh dalam 1 jam. Sudah memotong

waktu cukup signifikan dari kereta saat ini, tapi

hanya berselisih sekitar setengah jam diban-

ding kereta cepat.

Penolakan ini membuat Darmin kedatangan

dua tamu penting pada Jumat pertama Sep-

tember. Pertama, Duta Besar Jepang Yasuaki

Tanizaki datang dan bertemu dengan Darmin.

Selang beberapa waktu, gantian Duta Besar

Tiongkok Xie Feng yang menyambanginya.

Kedua diplomat itu tak bisa menyembunyi-kan kekecewaan akibat batalnya proyek kereta

cepat. Seusai pertemuan 1,5 jam, Xie Feng eng-

gan mengomentari batalnya kereta cepat ini.

“No more comment, thank you,” katanya. Tapi

Tanizaki, yang sebelumnya bertemu, berterus

terang mengungkapkan kekecewaan pemerin-

tah Jepang, terutama karena sudah mengeluar-

kan uang banyak untuk studi kelayakan. “Tapi

ini tentu terserah pemerintah Indonesia,” kata-

nya. n

HANS HENRICUS B.S. ARON

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Duta Besar Jepang YasuakiTanizaki

DOK. KEMENTRIAN MARITIM&SDA

KERETA CEPATEKONOMI

KERETA CEPATEKONOMI

Page 129: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 129/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

PEMERINTAH ENGGAN MENDANAI KERETA CEPAT, TAPI

MENGUCURKAN DUIT DAN MENGAMBIL ALIH PROYEK LRT

CIBUBUR-DUKUH ATAS.

      T      H      I      N      K      S      T      O

      C      K      P      H      O      T      O      S

KERETA CEPATEKONOMI

Page 130: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 130/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

SATU demi satu paku bumi bertulis-

an “Adhi Beton” diturunkan dari

empat truk besar di pinggir jalan tol

 Jagorawi, persis di depan kantor PT

 Jasa Marga di kawasan Taman Mini, Jakarta

Timur. Paku beton itu kemudian dipancangkan

dengan empat mesin ke tanah. Paku-paku itu

ditancapkan untuk fondasi tiang bagi kereta

ringan yang bakal menghubungkan Cibubur

dengan pusat Kota Jakarta, Dukuh Atas.

Pengerjaan proyek kereta itu mulai berja-

lan pekan lalu setelah Presiden Joko Widodo

melakukan peletakan batu pertama. Proyek itu

sempat tertunda-tunda beberapa tahun dan

teknologinya juga berubah dari rencana semula

berbentuk monorel menjadi kereta konvensio-

nal tapi lebih ringan alias light rail transit (LRT).

Pengerjaan pun langsung dikebut. Mesin tiang

Peletakan batu pertamaproyek LRT

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

KERETA CEPATEKONOMI

terlibat sekarangproyek itu malahbenar benar

Page 131: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 131/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

Gambaran LRT danstasiunnya yang dipajangdi tempat peletakan batu

pertama

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

pancang tak cuma empat biji. “Totalnya ada 10

unit yang dipakai,” kata N. Sianturi, salah satu

pekerja lapangan PT Adhi Karya yang mengga-

rap.

Mesin-mesin pancang itu bekerja karena

nasib proyek LRT ini bisa dibilang berkebalikandengan kereta cepat Jakarta-Bandung. Semen-

tara Presiden menolak kereta ala Shinkansen

melaju ke Bandung dengan alasan tidak mau

duit negara dilibatkan, di LRT malah 180 derajat

berbeda. Sebelumnya pemerintah tak banyak

terlibat, sekarang proyek itu malah benar-benar

diduiti pemerintah.

Alasannya sederhana: untuk memotong tarif

perjalanan. Tanpa suntikan pemerintah, tarif

LRT itu mencapai Rp 37.500 sekali jalan alias

Rp 75 ribu bolak balik. Jika ini terjadi, bisa-bisa

LRT tak akan mengurangi jumlah mobil dari

Cibubur yang setiap hari bergerak ke arah

 Jakarta. Padahal mengurangi kemacetan Ibu

Kota menjadi salah satu prioritas.

“Untuk mengurangi tarif itu, pemerintah

membiayai pembangunan prasarana LRT,” ujarDirektur Jenderal Perkeretaapian Kementerian

Perhubungan Hermanto Dwiatmoko. Dengan

cara ini, tarif pun bisa ditekan tinggal Rp 10-15

ribu sekali jalan.

Proyek kereta Cibubur-Cawang-Dukuh Atas

dan Bekasi-Cawang-Dukuh Atas digagas pada

era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.Proyek ini rencananya dibangun dan diopera-

sikan konsorsium BUMN dengan motor Adhi

Karya. Presiden sekarang, Joko Widodo, yang

saat itu menjadi Gubernur Jakarta, sudah ikut

membahasnya.

KERETA CEPATEKONOMI

mengurangi kemacetan Jakarta ini Dana Rp

Page 132: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 132/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

Setelah pemerintahan berganti, rencana ini

dilanjutkan kembali. Tapi sejumlah perubahan

dilakukan. Pertama, teknologinya tidak lagimonorel. “Sebagian besar monorel di dunia

sudah dikurangi sebagai angkutan massal dan

diganti LRT karena tidak efisien dari sisi teknis

maupun biaya,” tutur Hermanto.

Yang kedua adalah “kepemilikan” proyek.

Semula, Adhi Karya dan rekan-rekannya itu

akan membangun dan mengoperasikan kereta.

Bisa dibilang tidak ada uang APBN di sana. Tapi

 Joko Widodo memutuskan lewat Peraturan

Presiden Nomor 98 Tahun 2015 bahwa proyek

ini menjadi milik pemerintah.

Pemerintah akan membiayai kereta yang bisa

mengurangi kemacetan Jakarta ini. Dana Rp

23,8 triliun disiapkan. Untung saja, lahan yang

digunakan gratis karena memanfaatkan trase

PT Jasa Marga, yang secara teknis lahannya

milik Kementerian Pekerjaan Umum. “Kebetul-

an lahan milik Direktorat Jenderal Bina Marga,

lahan milik negara, jadi silakan saja asalkan

 jangan mengganggu lalu lintas jalan tol,” kata

Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman.

Sedangkan Adhi Karya, yang semula menjadi

motor konsorsium untuk membangun, “turun

pangkat” hanya menjadi kontraktor untukmembangun infrastruktur LRT, mulai rel layang,

stasiun, sampai fasilitas operasi.

Pengambilalihan proyek dari konsorsium

yang dimotori Adhi Karya ini juga membawa

konsekuensi lain: operator dan kereta yang

akan digunakan masih akan ditenderkan lagi.

Perusahaan yang lolos sebagai operator mes-

ti menyediakan gerbong-gerbong kereta dan

merawatnya.

Hermanto mengatakan kriteria calon ope-

rator LRT sedang disusun dan terbuka untuk

swasta maupun BUMN, termasuk apabila Adhi

Direktur JenderalPerkeretaapian HermantoDwiatmoko

DETIKCOM

KERETA CEPATEKONOMI

Page 133: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 133/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

Presiden Joko Widodo dan

sejumlah pejabat saatpeletakan batu pertama LRT

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

Karya berminat ikut. Yang jelas, pemerintah

ingin kereta yang digunakan juga otomatis,

tanpa masinis. Listrik untuk kereta akan disa-

lurkan lewat bawah. Rencananya, lelang akan

dibuka akhir tahun ini atau paling lambat awaltahun depan.

Adhi Karya memang masih bersemangat

menjadi operator. Direktur Utama Adhi Karya,

Kiswodarmawan, mengatakan mereka ingin

ikut dalam lelang karena ingin terlibat me-

nyeluruh sebagai kontraktor maupun operator.

“Prinsip Adhi Karya karena tanggung jawab

antara lain untuk membuat prasarana, sistem,

dan ticketing, makanya kami ikut lelang,” kata

Kiswodarmawan.

Pemerintah, yang sudah mengambil alih pro-

yek ini, memasang target kereta bisa berope-

rasi sebelum Asian Games dibuka 18 Agustus2018. Kereta ini akan beroperasi dengan selisih

2-3 menit antara satu rangkaian dan rangkaian

berikutnya.■HANS HENRICUS B.S. ARON

KERETA CEPATEKONOMI

KERETA CEPATEKONOMI

Page 134: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 134/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

KERETA CEPAT JAKARTA-SURABAYA SUDAH DIRENCANAKAN. DIBANGUNNYA

NANTI, MENUNGGU DAYA BELI TERCAPAI AGAR BISA BALIK MODAL.

CUMA 2 JAM KE SURABAYA

KERETA CEPATEKONOMI

Page 135: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 135/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

WARGA Spanyol bisa menem-

puh perjalanan Madrid-Barce-

lona lebih dari 600 kilometer

kurang dari tiga jam dengan

kereta AVE. Penduduk Jepang bisa menikmati

perjalanan lebih dari 800 kilometer dari Tokyo

ke Hiroshima dalam waktu kurang dari empat jam dengan kereta Shinkansen. Orang Tiong-

kok malah bisa menempuh Beijing-Shanghai

sejauh lebih dari 1.300 kilometer kurang dari

empat jam dengan kereta cepat CRH.

Tapi itu di luar negeri. Di Indonesia? Perja-

lanan Jakarta-Surabaya, yang jaraknya sekitar

750 kilometer, mesti ditempuh dengan kereta

sekitar 13 jam. Rama Dhany, yang rajin mudik

ke Surabaya dari Jakarta, mesti berangkat dari

Gambir sekitar pukul 17.00 WIB dan baru tiba

di Gubeng, Surabaya, pukul 06.00 WIB hari

berikutnya.Tak aneh bila ia sekarang lebih suka menum-

pang pesawat terbang, yang waktu tempuhnya

hanya sekitar 1 jam. Ditambah perjalanan ke

bandara, tetap saja jauh lebih cepat. “Sekarang

saya lebih banyak memakai pesawat dibanding

Kereta-kereta cepat CRHyang dioperasikan Tiongkoksedang dirawat di stasiun diKota Xi'an.

REUTERS

KERETA CEPATEKONOMI

seperti itu kan lumayan juga,” kata Hermanto.

KERETA CEPATEKONOMI

Page 136: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 136/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

kereta api,” kata Rama.Pemerintah bukan tidak ingin memangkas

waktu perjalanan kereta api dari Jakarta ke

Surabaya dengan menggelar kereta cepat se-

perti di Jepang. Kereta cepat Jakarta-Bandung

memang tidak masuk prioritas, tapi Rencana

Induk Perkeretaapian Nasional memasukkan

rute Jakarta-Surabaya.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemente-

rian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko me-

nuturkan, dengan kereta berkecepatan 300-

350 kilometer per jam, Surabaya bisa dicapai

dari Jakarta selama 2-2,5 jam. “Waktu tempuh

p y j g

Namun pembahasan tentang kereta cepat

 Jakarta-Surabaya ini belum terjadi. Menurut

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/

Kepala Bappenas Sofyan Djalil, kereta cepat Ja-

karta-Surabaya masih terlalu dini untuk dibahas

karena belum ada studi kelayakan kereta cepat

untuk jarak jauh.

Selain itu, menurut Sofyan, kereta cepat un-

tuk rute jarak jauh butuh pembahasan menda-

lam dari sisi kelayakan komersial. “Kereta cepat

yang jarak jauh di mana-mana itu agak beratdari segi komersial. Kita tunggu dulu, deh,” ujar

Sofyan sambil berlalu tanpa menjelaskan detail

perihal persoalan komersial itu.

Pengamat perkeretaapian dari Masyarakat

Transportasi Indonesia, Djoko Setijowarno,

menilai ada beberapa hal yang perlu diperha-

tikan sebelum pemerintah memutuskan mem-

bangun kereta cepat Jakarta-Surabaya. Djoko

mengatakan proyek tersebut sebaiknya tidak

memakai uang maupun jaminan negara karena

saat ini pemerintah sedang menggarap proyek

kereta reguler di luar Jawa, seperti Kalimantan,

Kereta reguler melintasi jalan raya tanpa palangpintu di Semarang.

R. REKOTOMO/ANTARA FOTO

KERETA CEPATEKONOMI

Surabaya.

Page 137: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 137/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Sulawesi, dan Papua.

Selain itu, jika proyek ini terwujud, tentu

akan menarik penumpang pesawat beralih

ke kereta cepat karena stasiunnya berada diKota Surabaya. Kondisi ini berbeda jika naik

pesawat, penumpang harus turun di Bandara

 Juanda, yang jaraknya sekitar 20 kilometer dari

y

Menimbang adanya peluang menarik pe-

numpang pesawat, pemerintah pusat harus

berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar

bisa menjamin kondisi lalu lintas transportasi

di Kota Surabaya menuju kota-kota di sekitar-

nya tidak macet. “Meski (kereta cepat) tarifnya

sama atau lebih mahal sedikit dari pesawat,

orang akan pilih kereta cepat asalkan trans-

portasi di dalam kota bagus, tidak macet,” kata

Djoko.

Niat memiliki kereta cepat kelihatannya ma-sih perlu kajian mendalam. Menurut Hermanto,

berdasarkan kajian Kementerian Perhubungan,

kereta cepat Jakarta-Surabaya diperkirakan

baru bisa beroperasi pada 2030.

Salah satu alasannya, tingkat pertumbuhan

dan pendapatan per kapita penduduk sudah

tinggi dan siap naik kereta dengan tarif komer-

sial tanpa subsidi seperti kereta cepat. “Jika

nanti terwujud, pembangunannya sekitar 5

tahun dan diperkirakan mulai beroperasi pada

2025,” tutur Hermanto. nHANS HENRICUS B.S. ARON

Penjualan tiketShinkansen di Jepang

ARI SAPUTRA/DETIKCOM

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

EKONOMI

TAK ADA

EKONOMI

Page 138: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 138/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

MESKI LAHAN MASIH MINIM, WASKITAKARYA SUDAH BERSEMANGAT MENGGELAR

ACARA PELETAKAN BATU PERTAMA.

TAK ADAPELETAKAN

BATU PERTAMA

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

EKONOMI

Page 139: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 139/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

UMBUL-UMBUL putih sudah dipa-

sang berderet di samping jalur jalan

tol Jagorawi yang hendak masuk ke

ruas tol arah Cisalak atau Depok.

Tulisan di umbul-umbul itu menyebut “PT Was-

kita Karya”, perusahaan yang baru dua bulan

mengambil alih konsesi jalan tol Cimanggis-Cibitung dari tangan Grup Bakrie. Sejumlah

tenda putih juga didirikan di tanah kemerahan

yang berada di bagian belakang Perumahan

Raffles Hills itu.

Semaraknya tenda dan umbul-umbul tidak

segendang seirama dengan suasana di sana

yang sepi, tidak banyak orang. Padahal lokasi

itu mestinya menjadi tempat Presiden Joko

Widodo menggelar upacara peletakan batu

pertama pembangunan ruas tol Cimanggis-

Cibitung.

“Harusnya kemarin sih peletakan batu perta-ma oleh Presiden,” ucap Sekretaris Perusahaan

Waskita Karya, Anton Y. Nugroho, sehari ke-

mudian. Tidak ada penjelasan mengapa Presi-

den tidak melakukan upacara peletakan batu

pertama proyek ruas tol ini.

Pekerja menyelesaikanpembangunan jalan tolCibitung-Cilincing, Jakarta.

RACHMAN/DETIKCOM

EKONOMI

Cikampek di dekat gerbang tol Cikarang—me-

EKONOMI

Page 140: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 140/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Mungkin ini ada hubungannya dengan ucap-an Joko Widodo pada Mei silam bahwa ia eng-

gan melakukan peletakan batu pertama yang

hanya seremonial. Saat itu ia menginginkan

sebuah proyek dikerjakan dulu baru dilakukan

 groundbreaking. “Jalan selesai 2-3 kilometer,

baru saya datang. Pelabuhan juga begitu, alat

berat datang, sudah kerja 1-2 bulan, baru saya

datang,” tuturnya.

Dan jalan tol Cimanggis-Cibitung—yang ba-

kal terentang dari jalan tol Jagorawi, membelah

Trans-Yogi di kawasan Cibubur yang ramai,

sebelum menyatu dengan jalan tol Jakarta-

mang belum apa-apa. Pembebasan lahan pun

masih minim. “Pembebasannya baru sedikit,

baru 3 persen,” ucap Anton.

Anton mengatakan Waskita Karya ingin ada

acara peletakan batu pertama untuk menun-

 jukkan keseriusan menggarap. Peletakan batu

pertama juga bisa mendorong pemerintah

membebaskan lahan. “Mudah-mudahan, de-

ngan  groundbreaking  ini, pembebasan lah-

annya juga cepat. Masyarakat juga yang terke-

na (pembebasan lahan) juga ikut mendukungpemerintah dengan mau melepas tanahnya,”

ucapnya.

Ruas tol ini awalnya dimiliki Grup Bakrie.

Saat mereka melego sejumlah ruas tol kepada

Grup MNC, jalan tol ini sempat dikabarkan ikut

diambil alih, tapi ternyata tidak. Pemerintah

kemudian meminta Waskita Karya mengambil

alih jalan tol yang bisa membuat ruas Trans-

Yogi dan Jalan Siliwangi di Bekasi berkurang

bebannya itu. “Targetnya, sekitar 2018 sudah

bisa beroperasi,” ucap Anton.

Untuk mengejar target ini, pembebasan lahan

Presiden Joko Widodosaat meninjaupembangunan jalan tolTrans-Sumatera.

BAGUS PRIHANTORO/DETIKCOM

EKONOMI

Page 141: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 141/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

menggunakan peraturan baru, yakni Undang-

Undang Nomor 2 Tahun 2012. “Kalau misalnya

sulit, kami pakai model konsinyasi, karena itu

kan sudah diamanatkan undang-undang,” kata

Anton.

Dalam peraturan baru ini, jika pemilik lahan

tidak sepakat dengan harga yang ditawarkan

pemerintah, uang akan dititipkan ke pengadil-

an, sedangkan lahan langsung diambil. Pemilik

lahan bisa menggugat harganya, tapi lahannya

sudah diambil, sehingga proyek bisa berjalan.

Peraturan baru ini juga meminta pemerintah

yang mengeluarkan uang untuk pembebas-

an lahan. Dalam peraturan sebelumnya, pe-

megang konsesi menalangi dulu dana untuk

pembebasan lahan. Seperti diungkapkan Ke-

pala Subdirektorat Bidang Pengadaan Lahan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumah-

an Rakyat Herry Marzuki, peraturan lama

membuat banyak proyek jalan tol tersendat

karena pembebasannya tidak juga beres. “Nah,

dengan banyaknya (proyek) yang stagnan,

muncullah Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2012,” katanya.

Kepadatan di salah saturuas tol di Jakarta

RACHMAN/DETIKCOM

EKONOMI

megang konsesi belum diharuskan memulai

EKONOMI

Page 142: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 142/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Dalam peraturan itu, pemerintah mesti me-nyediakan dana pembebasan lahan. Sedangkan

dalam peraturan lama, pemegang konsesi ruas

tol menanggung pembebasan lahan terlebih

dulu sebelum nantinya diganti pemerintah.

Tanpa pembebasan lahan, pengerjaan fisik

sulit dimulai karena bank enggan mengucurkan

kredit terlebih dulu. Kepala Badan Pengelola

 Jalan Tol Herry T.Z. juga mengatakan ada klau-

sul bahwa pekerjaan fisik harus dimulai setelah

tanah selesai dibebaskan 75 persen.

 Jika yang dibebaskan masih minim, pe-

pekerjaan fisik. Selain itu, bank enggan mem-

berikan pinjaman kepada pemegang konsesi

 jalan tol. Malah, jika perusahaan pemegang

konsesi “meragukan”, bank bisa minta persen-

tase pembebasan lebih banyak lagi baru mau

mengucurkan dana.

Herry Marzuki berharap pembebasan la-

han seluruh ruas tol Cimanggis-Cibitung bakal

selesai akhir tahun depan. Tapi seksi pertama,

sepanjang 3,5 kilometer dari Cimanggis sampai

Trans-Yogi, akan didahulukan. “Sekarang ini,dalam sisa anggaran tahun ini, mungkin dae-

rah Tapos atau Depok, itu 3,5 kilometer kami

prioritaskan selesai,” ucapnya.

 Jika ruas ini selesai pembebasannya, Waskita

Karya bisa langsung bekerja. Pada saat seksi

I itu digarap, pembebasan lahan seksi-seksi

berikutnya dilanjutkan pemerintah. Dan jika

selesai semua, pada 2018 warga Cibubur dan

sekitarnya mendapat dua hadiah infrastruktur

sekaligus: kereta LRT dan jalan tol baru.n

BUDI ALIMUDDIN

Petugas Badan PertanahanNasional Depok serta TimPembebasan Tanah DitjenBina Marga KementerianPekerjaan Umum danPerumahan Rakyat sedangmemverifikasi data wargaHarjamukti, Cimanggis,Depok, yang lahannyaterkena proyek jalan tolCimanggis-Cibitung tahunlalu.

AUDY ALWI/ANTARA FOTO

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

EKONOMI

Page 143: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 143/205

 JALAN   tol Cimanggis-Cibitung bakal meringankan beban sejumlah jalan yang saatini terlalu padat. Jalan itu adalah Alternatif Cibubur (Trans-Yogi), yang setiap hari

macet oleh kendaraan pribadi, serta jalan di daerah industri Narogong (Siliwangi),

yang setiap hari dipadati truk-truk besar.

Saat ini truk besar di kawasan Narogong mengandalkan jalur dari Gunung Putri di dekat

Bogor atau pintu tol Bekasi Barat. Dengan adanya tol ini, lalu lintas ke kawasan industri Na-

rogong akan semakin lancar.

 Jalur tol ini mengikuti pipa gas Pertamina dan tidak terlalu lurus, agak melengkung di bebe-

rapa tempat, terutama di sekitar perumahan besar, seperti Raffles Hills dan Citra Gran. Masih

belum jelas apakah akan ada rumah-rumah di kawasan-kawasan perumahan elite ini yang

bakal menjadi korban.

MembukaTrans-Yogi danNarogong

Halim Tol Jakarta-Cikampek

BISNIS

Page 144: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 144/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

BISNIS

TERIKNYA sinar matahari siang itu

Page 145: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 145/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Ttak menyurutkan langkah Fellish

Felicia masuk gerai 7-Eleven di

perempatan Matraman, Jakarta

Timur. Perempuan yang menikmati masa

remaja pada 1990-an itu tidak membeli

makanan atau minuman di lokasi yang

populer untuk nongkrong  tersebut. Ia malah

menghampiri sebuah kotak berwarna kuning

pucat setinggi pinggang orang dewasa

bertulisan “Sevelin”, yang terletak di depan

kasir.Beberapa kali ia memencet layar monitor

mesin komputer langsing itu. Sejurus

kemudian, ia menarik secarik kertas hasil

cetak mesin tersebut. “Beli tiket Bon Jovi sama

beli pulsa,” ucapnya saat dihampiri majalah

detik. Ia memilih membeli tiket di 7-Eleven

karena praktis. “Kalau ticket box   yang lain

kadang mesti antre.”

Gerai 7-Eleven memang menjadi salah satu

pemain dalam perang bisnis penjualan tiket

olahraga atau acara hiburan. Pemain lain di

antaranya Tiket.com dan pelopor bisnis tiket,

Mesin Sevelin di 7-Eleven

BUDI ALIMUDIN/DETIKCOM

BISNIS

ada,” ucapnya.

U k lk d k

Page 146: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 146/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

yakni Ibu Dibjo, yang sudah lebih setengah

abad bergelut di bidang ini.

Ibu Dibjo memulai usaha pada 1963, saat

Sukarno masih berkuasa dan kemudian

budaya Barat—termasuk film dan musik—dibatasi. Joko Kinanto, Manajer Operasional

Ibu Dibjo Ticket Box, menuturkan saat itu

ayahnya ingin mendirikan sekolah di sekitar

 Jakarta Pusat. “Masalahnya, dananya tidak

Untuk mengumpulkan dana, mereka

menggelar pemutaran film Hollywood di

Hotel Indonesia, hotel paling elite saat itu.

Acara ini sangat sukses. Buntutnya, banyakkalangan yang kemudian mengikuti jejaknya,

memutar film Hollywood. Nah, para pengekor

ini banyak yang menitipkan penjualan tiket

kepada mereka.

Usaha penjualan tiket inilah yang akhirnya

malah diseriusi keluarga itu. Saat sang ayah

meninggal, ibu Joko—bernama Ida KuraniSoedibjo atau Ibu Dibjo—meneruskan

bisnisnya. “Hingga saat ini (bisnis) di tangan

kami setelah ibu kami wafat,” ucapnya.

Segala jenis tiket mereka jual, dari pentas

musik sampai pertandingan sepak bola.

“Zaman dulu, saat Ketua PSSI Bardosono,

sering juga PSSI mendatangkan tim-tim luar

negeri ke Indonesia, itu luar biasa ramainya,”katanya. Jika ada artis asing datang—sampai

1990-an, hal ini sangat jarang terjadi—antrean

akan mengular di depan kantor mereka di

Cikini Raya, Jakarta Pusat.

Ruko tempat penjualan tiketIbu DIbjo di Cikini, Jakarta

BUDI ALIMUDIN/DETIKCOM

BISNIS

lebih dulu. Sejak itu, mereka hanya bersedia

t h il j l tik t jik t

Page 147: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 147/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Tapi sial pernah juga menerpa mereka.

Saat itu grup disko paling top pada 1970-an

dan 1980-an, Boney M, hendak menggelar

pentas di Indonesia. Ibu Dibjo sudah melayani

penjualan tiket grup asal Jerman ini. Seperti

biasa, sebelum pentas, mereka menyetordana hasil penjualan tiket kepada panitia.

Malang tak dapat ditolak, pentas batal. Ibu

Dibjo mesti mengganti uang tiket yang telanjur

dibeli penonton dan mesti menalanginya

menyetor hasil penjualan tiket jika pentas

sudah berlangsung. “Itu jadi pelajaran kami,

penyerahan uang harus H+1 konser,” ucapnya.

Selama sekitar 30 tahun, mereka bisadibilang minim pesaing. Pada 1970-an, sempat

muncul beberapa pesaing di daerah Kota,

 Jakarta Pusat, tapi sekarang sudah tutup. Baru

pada 1990-an muncul beberapa perusahaan

pesaing, seperti Raja Karcis dan kemudian

perusahaan penjualan tiket online.

Hadirnya pesaing ini mengharuskanmereka bekerja lebih keras. Mereka mencari

tahu acara-acara yang akan hadir di Jakarta,

bahkan di Asia Tenggara, seperti balapan

Formula 1 di Singapura. “Dari situ kami cari

tahu siapa promotornya dan menawarkan diri

untuk menjualkan tiketnya dengan jaminan

pengalaman kami selama 5 dekade terakhir,”

ucapnya.Dengan kerja lebih keras, pesaing-pesaing

baru, termasuk 7-Eleven, memang bisa

digencet. Juru bicara 7-Eleven, Neneng Sri

Mulyati, mengatakan penjualan tiket pentas

Operator Tiket.com dikantornya

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

BISNIS

14 miliar). Modal sebesar itu tersedot untuk

b ji k t b li

BISNIS

Page 148: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 148/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

musik dan olahraga dimasukkan dalam bisnis

karena sesuai dengan profil pengunjung

mereka: remaja dan orang usia produktif.

Neneng tidak bersedia mengungkap hasilpenjualan tiket. Tapi pemain lain, Tiket.com,

mengatakan pertumbuhan bisnis ini mencapai

300 persen setiap tahunnya. Tapi pendiri Tiket.

com, Mikhael Gaery, mengatakan sebagian

besar bisnis mereka adalah tiket perjalanan.

Tiket pentas musik atau olahraga masih

sangat kecil. “Tiket event hanya 10 persen dari

total penjualan kami,” ucapnya.Mikhael dan enam orang lainnya mendirikan

Tiket.com pada 2011. Modalnya US$ 1 juta (Rp

membayar gaji karyawan serta membeli

peralatan teknologi informasi. “Dari sisi gaji

ya yang paling besar,” katanya.

Tiket.com mempertahankan penjualantiket event, walaupun gerak bisnisnya sangat

fluktuatif. Alasannya, kata Mikhael, untuk

tambahan saja, di samping berfokus pada

penjualan tiket perjalanan. “Sebagai brand

image juga,” ucapnya. Meski begitu, hasilnya

lumayan juga. Ia mencontohkan konser Bon

 Jovi. Tiket.com mendapat kuota beberapa ributiket dari berbagai kelas. Komisi untuknya 10

persen dari harga tiket.

 Jika Tiket.com menjadikan tiket pentas

musik atau olahraga sebagai sampingan,

tidak demikian dengan Ibu Dibjo. Mereka

tidak masuk ke bisnis tiket perjalanan meski

pasarnya lebih luas. “Ini perusahaan warisan,

amanahnya seperti itu. Jadi kami menjalankansesuai amanah ibu kami,” ucap Joko Kinanto.

n BUDI ALIMUDDIN

Ratusan penggemar band  Metallica antre menukartiket konser di StadionUtama Gelora Bung Karno,

JakartaMUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Page 149: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 149/205

Dokter dan penulis novel menjadiprofesi yang lekat dengan Mira Wid-

 jaja. Di usia 64 tahun, ia masih aktif

melayani pasien di klinik Universitas

Moestopo, juga menulis. September

ini, ia genap 40 tahun berkiprah

di dunia kepenulisan dengan total

karya 82 judul. Lebih dari separuhnya

telah dibuat film dan sinetron, juga

menjadi bahan pelajaran di sekolah-

sekolah.

NOVELIS LEGENDARIS

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

S E L I N G A N

Page 150: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 150/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

MIRA W. ADALAH LEGENDA SASTRA

POPULER INDONESIA. LEBIH

DARI 40 JUDUL NOVELNYA TELAH

DIFILMKAN. BEBERAPA DI ANTARANYA

MENJADI BAHAN PELAJARAN DI

SEKOLAH-SEKOLAH MENENGAH.

S E L I N G A N

sejalan dengan kehendak sang ayah. Ia menja-

lin tali kasih dengan teman sekolahnya Guntur

Page 151: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 151/205

MAJALAH DETIK 31 AGUSTUS - 6 SEPTEMBER 2015

S

EORANGpastor bernama Handoyo

melanggar janji selibat dengan me-

nikahi seorang biarawati. Ia lantasmendidik dan mengarahkan putri

semata wayangnya, Maria, untuk menjadi

biarawati seperti ibunya, yang meninggal saat

melahirkan. Tapi sikap Maria tak sepenuhnya

lin tali kasih dengan teman sekolahnya, Guntur.

Demikian garis besar cerita dalam novel

berjudul Merpati Tak Pernah Ingkar Janji yang

ditulis Mira Widjaja atau Mira W. pada 1984.Novel ini menjadi satu dari tujuh karya best

 seller  Mira yang diterbitkan kembali oleh Gra-

media Pustaka Utama pada 13 September lalu

untuk menandai 40 tahun kiprah sang penulis.

Tak cuma merilis ulang, dalam acara yang dipu-

satkan di Toko Buku Gramedia Central Park itu

 juga turut diterbitkan karya terbaru Mira, SisiGelap Cinta.

Novel Merpati amat digemari kawula muda

pada era 1980 dan kemudian diangkat ke layar

lebar pada 1986 dengan pemain Paramitha Ru-

sady dan Adi Bing Slamet. Novel ini juga pernah

dibuatkan sinetron lepas yang ditayangkan di

RCTI pada 26 Desember 2013. Di situ penyanyi

Mikha Tambayong dan Morgan Oey menjadipemainnya.

“Saya bolak-balik berdiskusi dengan rohani-

wan selama proses penulisan novel itu agar

 jangan sampai menyinggung agama tertentu.

Dalam acara peluncurannovel Cinta SepanjangAmazon, 2008

DOK. MIRA W

S E L I N G A N

nya telah diangkat ke layar lebar dan sinetron.

Mira mengaku tak punya resep khusus yang

Page 152: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 152/205

MAJALAH DETIK 31 AGUSTUS - 6 SEPTEMBER 2015

Saya berusaha untuk se-obyektif mungkin

dalam menulis,” kata Mira, yang beragama

Protestan, saat ditemui majalah detik di klinik

Universitas Moestopo di kawasan Senayan, Jakarta, Senin pagi, 7 September lalu.

Total, penulis kelahiran Jakarta, 13 September

1951, itu telah menghasilkan 82 karya, yang

terdiri atas 75 novel serta 7 kumpulan novelet

dan cerpen. Dari jumlah itu, 42 judul di antara-

g p y p y g

membuat karya-karyanya begitu digemari ma-

syarakat. “Saya cuma menulis kalau sedang

mood  saja, tak pernah mau menerima pesan-an,” ujar novelis yang menggemari karya-karya

Nh. Dini, Romo Y.B. Mangunwijaya, dan Pearl

S. Buck itu.

Latar profesinya sebagai dosen dan dokter

diakui turut membantu perjalanan kariernya

sebagai penulis. Sebab, saat berinteraksi deng-

an para mahasiswa maupun pasien, ada ceri-

ta-cerita dari mereka yang menginspirasinya

untuk diangkat menjadi novel. Mira antara lain

menyebut novel Perisai Kasih yang Terkoyak ,

yang berkisah tentang temannya yang meng-

idap kanker otak, dan Relung-relung Gelap Hati

Sisi, yang bertema tentang lesbian.

lll

Mira belajar menulis sejak masih sekolah

dasar. Tapi yang membuatnya makin percaya

diri untuk menjadi penulis adalah ketika cerita

pendeknya, Benteng Kasih, dimuat di majalah

Di klinik UniversitasMoestopo, Jakarta

FOTO: SUDRAJAT /DETIKCOM

S E L I N G A N

Femina  pada 1977. Maklum, tak mudah bagi

setiap penulis agar karyanya dimuat di majalah

maupun karya yang diangkat menjadi film.

“Saya tak pernah mau mematok harga, semua

Page 153: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 153/205

MAJALAH DETIK 31 AGUSTUS - 6 SEPTEMBER 2015

p p g y y j

wanita itu. Pada tahun itu juga Mira menulis

Sepolos Cinta Dini, yang kemudian dimuat

sebagai cerita bersambung di harian Kompas pada 1978, dan Dr Nona Friska, yang dimuat di

majalah Dewi pada 1977. Nona Friska kemudian

difilmkan menjadi Kemilau Kemuning Senja 

pada 1980, dengan Widyawati sebagai pemer-

an utamanya.

Popularitasnya yang terus menanjak serta

karyanya yang banyak difilmkan tak membuat

Mira  terjebak dalam komersialisasi. Ia amat

menjaga energi dan idealismenya dalam menu-

lis. Salah satu kiatnya adalah menolak permin-

taan para produser film maupun penerbit buku

untuk menulis cerita sesuai tema yang tengah

digandrungi masyarakat. Mira menyatakan ha-

nya bisa dan mau menulis yang diketahui dan

dirasakannya. “Jadi, kalau sedang jenuh, ya sayatak bisa dibujuk-bujuk buat nulis. Tapi saya ber-

untung Gramedia tak pernah sekali pun meng-

intervensi,” ujarnya.

Mira juga tak pernah mau ribet dengan urus-

an honor maupun royalti atas novel-novelnya

y p g

dibicarakan secara kekeluargaan saja,” ujar

penulis seangkatan Maria A. Sardjono dan S.

Mara Gd. itu.Soal berapa besaran honor yang diterimanya

dari penerbit maupun produser yang memfil-

mkan novel-novelnya, dokter lulusan Univer-

sitas Trisakti pada 1979 itu menggeleng. Yang

pasti, dari honornya menulis, Mira mengaku

telah menjejakkan kaki di puluhan negara di

Asia, Eropa, dan Australia.

Bagi Mira, menulis maupun berkarya dalam

kesenian tak sepenuhnya mengandalkan bakat.

Hal utama, kata dia, adalah kesediaan terus

belajar dan mencintai profesi yang ditekuni.

Tanpa kedua hal itu, seberapa baik pun bakat

yang dipunyai seseorang tak akan bisa meng-

hasilkan karya yang monumental.

Hal lain yang tak banyak diketahui khalayak,novel-novel karya Mira bukan cuma banyak

yang difilmkan, tapi juga menjadi bahan peng-

ajaran di sekolah-sekolah menengah. Pada

1980-an, menurut Mira, novel seperti Kuduslah

Cintamu Dokter , Dari Jendela SMP , dan Masih

Bersama aktris Widyawatidalam sebuah pertemuanbeberapa waktu lalu.

DOK. WIDYAWATI

S E L I N G A N

 Ada Kereta yang Akan Lewat 

disahkan oleh Direktorat Jen-

berhenti menulis,” ujarnya diiringi senyum.

Page 154: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 154/205

MAJALAH DETIK 31 AGUSTUS - 6 SEPTEMBER 2015

disahkan oleh Direktorat Jen

deral Pendidikan Dasar dan

Menengah sebagai bahan

pelajaran.Toh, Mira tak merasa

 jemawa. Dengan rendah

hati, ia menyebut karya-

karyanya belum sebanding

dengan apa yang telah

dihasilkan Nh. Dini karena

isinya dianggap masihringan dan menghibur.

“Namun saya juga tidak

mau merusak akhlak pembaca. Selalu ada misi

atau pesan yang ingin disampaikan tanpa ber-

maksud menggurui pembaca. Saya tidak ingin

mengarahkan pembaca ke arah yang buruk,”

papar Mira.

Memasuki usia senja, 64 tahun, Mira tak bisamemastikan kapan dirinya akan berhenti me-

nulis. Sebagai dokter, ia mungkin akan berhenti

karena terbentur masalah administrasi kepega-

waian. Tapi menulis? “Itu bukan cuma profesi,

tapi hobi saya. Rasanya enggak mungkin saya

lll

Menurut Rahmayanti, editor buku-buku fiksidi Gramedia Pustaka Utama, novel-novel karya

Mira, meski telah berusia puluhan tahun, tetap

ada pembacanya. Indikasinya, ada beberapa

 judul novel yang naik cetak hingga belasan kali,

seperti Ketika Cinta Harus Memilih (12 kali) dan

Dari Jendela SMP  (13 kali). Salah satu kekuatan

cerita Mira, kata dia, ada pada tema yang selalumengangkat persoalan cinta dan perempuan.

Pernyataan Yanti tak berlebihan. Aktris senior

Widyawati memberikan kesaksian lain tentang

hal itu. Istri Sophan Sophiaan (almarhum) itu

mengaku baru bersua dan berfoto bersama

Mira sekitar dua pekan lalu. Ketika foto itu di-

unggah ke media sosial, banyak sekali tanggap-

an yang mengaku sebagai penggemar novel-novel karya Mira W. “Rata-rata perempuan itu

menyenangi dan mempunyai koleksi novel dia.

Karena ceritanya menonjolkan sisi-sisi kewani-

taan. Wanita yang tegar dan tidak cengeng,”

kata Widyawati, yang pernah memerankan

Lewat film ini, Widyawatimeraih Piala Citra padaFestifal Film Indonesia, 1987.

DOK. JEJAKANDROMEDA

S E L I N G A N

tiga tokoh dari tiga novel karya Mira,

yakni Di Sini Cinta Pertama Kali Ber-

yang ditulisnya. “Jadi sedikit-banyak pembaca

mendapatkan tambahan pengetahuan ” ujar-

Page 155: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 155/205

MAJALAH DETIK 31 AGUSTUS - 6 SEPTEMBER 2015

yakni Di Sini Cinta Pertama Kali Ber

 semi, Kemilau Kemuning Senja, dan

 Arini, Masih Ada Kereta yang Akan

Lewat.“Karakter perempuan dalam

film yang saya mainkan itu bukan

perempuan yang cengeng. Di Sini

Cinta Pertama Kali Bersemi, karak-

ternya memang sedikit lemah tapi

tetap berpegang pada prinsipnya.

Sedangkan di Kemilau, karakter-nya keras sekali, lalu di Arini  juga

keras,” Widyawati menekankan.

Raya Fitria, editor novel-novel

terbitan Gramedia, menyebut

karya Mira sebagai sastra popu-

ler. Sebab, kalaupun isinya tentang percintaan,

tetap ditulis berdasarkan riset yang serius dan

alur cerita yang terjaga. Latar belakang Mirasebagai dokter, kata Raya, membuatnya pandai

menyisipkan pesan-pesan ilmu pengetahuan

tentang dunia kedokteran ke dalam alur cerita

mendapatkan tambahan pengetahuan, ujar

nya.

Ia juga menyebut alur dalam novel-novel Mira

sangat filmis, sehingga menarik dan memu-dahkan sutradara dan penulis skenario untuk

mengangkatnya ke layar lebar. “Itu barangkali

yang membuat karya-karya Ibu Mira banyak

dibuatkan film dan belakangan sinetron,” Raya

menambahkan.

Meski mengaku tak terlalu dekat dengan

karya-karya Mira W., penulis best seller  AsmaNadia menilai kisah-kisah dalam novel karya

Mira “perempuan sekali”, begitu juga deng-

an tema-tema yang dibawakan. “Persoalan-

persoalannya sangat menyentuh perasaan

perempuan,” ujarnya. Produktivitas Mira yang

tergolong tinggi dan tetap berkarya di usia

senja, kata Asma, sulit ditandingi penulis lain-

nya. “Karyanya akan terus tetap ada di toko-toko buku. Itu merupakan suatu pencapaian

yang sulit (ditandingi),” kata Asma. ■ 

PASTI LIBERTI MAPPAPA | SUDRAJAT

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

S E L I N G A N

S E L I N G A N

Page 156: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 156/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

MIRA W. BIASA MENAMPILKANPOTRET PEREMPUAN INDONESIAYANG MANDIRI, TAPI TETAP“TUNDUK” PADA NORMA-NORMAKETIMURAN.

MENYAMPAIKANPERSOALAN PEREMPUAN

 LEWAT TULISAN

S E L I N G A N

Buku bagus yang dimaksud

adalah Critical Eleven karya

S E L I N G A N

Page 157: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 157/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

“ J

UM’AT  sore dilanda

ngantuk. Isi cangkir msh

penuh tp buku sdh tamat.Cerita bgs mmg bkn me-

lek. Slmt mbak @ikanatas-

sa,” begitu kicau Adenita Priambodo, pemilik

akun @adenits, Jumat, 11 September lalu.

adalah Critical Eleven, karya

ketujuh dari Ika Natassa.

Buku setebal 344 halaman

itu bercerita tentang hubung-an Aldebaran Risjad (Ale),

insinyur perminyakan yang

biasa bekerja berbulan-bulan

mencari minyak di tengah sa-

mudra, dan Tanya Laetitia Bas-

koro, konsultan manajemen.

Keduanya bertemu dalam pe-nerbangan menuju Sydney untuk

menonton konser Coldplay. Dari

pertemuan dan perbincangan

singkat saat penerbangan itulah

keduanya jadi sering bersua, dan

kemudian menikah. Hingga pada suatu hari,

sebuah tragedi besar menimpa kehidupan

pernikahan Ale dan Tanya. Membuat pasang-an ini berintrospeksi dan merenungkan sebu-

ah kehidupan dan cinta.

Sehari-hari, Ika bekerja di sebuah bank dan

punya hobi fotografi. Soal kemampuannya

Novel Antologi Rasa segeradiangkat ke layar lebar oleh

Soraya Intercine FilmsDOK. IKANATASSA

S E L I N G A N

menulis, itu tak lepas dari sejumlah buku ce-

rita yang kerap dibacanya sejak belia seperti

tret perempuan yang independen. Walaupun

ada sedikit sisi rapuhnya namun kuat biasa

S E L I N G A N

Page 158: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 158/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

rita yang kerap dibacanya sejak belia, seperti

Trio Detektif , Lima Sekawan, dan karya-karya

Sidney Sheldon. Begitu duduk di bangku SMP

pada awal 1990-an, bacaannya bertambah

dengan novel-novel yang biasa dilahap sang

bunda, karya Mira W. “Dia sangat detail. Ka-

lau cerita tentang tokoh, fotografer karakter-

nya hidup,” kata Ika saat dihubungi majalah

detik.

Menurut dia, Mira juga bisa menampilkan

potret perempuan Indonesia pada masanya.

 Juga menggambarkan perempuan Indonesia

yang sudah mulai mandiri, berkarier di satu

sisi, di sisi lain tetap “tunduk” pada kodratnya

sebagai perempuan Timur yang memiliki nor-

ma-norma. “Potretnya itu realistis sekali, po-

ada sedikit sisi rapuhnya, namun kuat, biasa

melewati persoalan-persoalan yang dihadapi.”

Meski belum seproduktif dan selegendaris

Mira W., karya-karya Ika cukup mendapat

tempat tersendiri di khalayak pembaca. Karya

pertamanya, A Very Yuppy Wedding (Grame-

dia Pustaka Utama, 2007), menjadi Editor’s

Choice Majalah Cosmopolitan Indonesia

pada 2008. Pada tahun yang sama, dia juga

dinominasikan sebagai Talented Young Writer

dalam penghargaan Khatulistiwa LiteraryAward. Empat tahun sebelumnya, Ika Natassa

menjadi salah satu finalis Fun Fearless Female

Majalah Cosmopolitan Indonesia, dan pada

2010 memperoleh penghargaan Women Icon

dari The Marketeers. Saat ini  Antologi Rasa 

(Gramedia Pustaka Utama, 2012) sedang di-

adaptasi menjadi film layar lebar.

Meski sudah menjadi penulis yang diper-

hitungkan, Ika mengaku tetap kagum pada

Mira, yang mampu menghasilkan novel-novel

dengan ide yang berbeda-beda. Tak seperti

penulis lain yang mungkin juga sangat pro-

AKU SIH INGIN TANYA LANGSUNG

RAHASIA DIA (MIRA) BERKARYASEPRODUKTIF ITU APA, SIH.

S E L I N G A N

S E L I N G A N

diangkatnya seputar perempuan. “Tapi buku-

buku detektif, seperti Sherlock Holmes dan

Page 159: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 159/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

duktif, tapi ceritanya cenderung senada. “Aku

sih ingin tanya langsung rahasia dia (Mira)

berkarya seproduktif itu apa, sih,” ujarnya.Penulis Asma Nadia, yang telah mengha-

silkan 50 buku dan beberapa di antaranya

telah difilmkan, juga mengakui produktivitas

Mira W. Juga kekuatan tema-tema cerita yang

, p S e oc o es

(karya) Sidney Sheldon, lebih mempengaruhi

saya,” ujar Asma. Ia merujuk novel Assalamu-

alaikum Beijing dan Surga yang Tak Dirindukan yang, bila dicermati, sebetulnya ada elemen

misterinya.

Selain dua novel itu, Emak Ingin Naik Haji 

dan Rumah tanpa Jendela  sudah diangkat ke

layar lebar. Tiga lainnya, Jilbab Traveller, Pesan-

tren Impian, Cinta di Ujung Sajadah, sedang

dalam proses negosiasi dengan produseruntuk difilmkan.

Berkat novel-novelnya yang rata-rata best

 seller , Asma telah melanglang buana ke 288

kota di 60 negara. “Writing gives me wings to

see the world. I’ve been to 60 countries, 288

cities, most of them because I write,” cuitnya

pada 5 September.

Sebelum menulis cerita, Asma meng-awali karier sebagai penulis lagu sejak usia

7 tahun. Dalam soundtrack   Assalamualaikum

Beijing, setelah lagu Ridho Rhoma terselip

lagu ciptaannya. Begitupun di Surga yang Tak

Laudya Chintya Bella, FediNuril, dan Raline Shah, yang

bermain dalam film Surgayang Tak Dirindukan

ANTARA FOTO

S E L I N G A N

Page 160: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 160/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Dirindukan, ada lagu karyanya yang dipasang

di bagian akhir film. Kemampuan itu mung-kin menurun atau pengaruh dari sang ayah,

Amin Ivo, yang merupakan pencipta lagu. Sa-

lah satu lagu paling terkenal karya sang ayah

adalah Kau Bukan Dirimu, yang dibawakan

Dewi Yull.

Sebelum menulis novel, Asma mulai dengan

cerita pendek. Judulnya Surat buat Asadullahdi Surga, yang kemudian dibuat sinetron oleh

SinemArt dengan judul Aisyah Putri. Bagi dia,

menulis adalah media perjuangan. Ia memban-

tu membuka wawasan dan memberi inspirasi

bagi orang lain tanpa harus berteriak-teriak

FOTO: FACEBOOK ASMANADIA

Asma Nadia bersama suami

dan kedua buah hatinya.

S E L I N G A N

di jalanan atau berdemonstrasi. Seperti Mira

W., Asma berusaha menyuarakan persoalan-

Page 161: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 161/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

, y p

persoalan perempuan dalam karya-karyanya.

Di luar kariernya sebagai pengarang, Asma

aktif mendirikan Rumah Baca. Total sudahberdiri 184 Rumah Baca, yang sebagian besar

ada di pulau-pulau besar, juga ada dua Rumah

Baca di Hong Kong untuk kaum buruh mig-

ran. “Saya, sih, cita-citanya bisa ada di Pales-

tina atau di Nepal. Juga di daerah yang minim

secara ekonomi,” ujarnya.

Upaya itu tak lepas dari sokongan parasukarelawan yang luar biasa. Di samping

mendirikan Rumah Baca, mereka mendirikan

les komputer gratis, koperasi Asma Nadia,

Kampung Baca, dan Rumah Yatim. Semua

itu dilakukan untuk membuktikan bahwa hal

yang semula dianggap mustahil sebetulnya

bisa diwujudkan, ditaklukkan. “Kami inginnya

Rumah Baca menjadi sentra belajar dan tidakterpinggirkan secara teknologi,” ujar istri Isa

Alamsyah, mantan wartawan NHK , itu. ■

PASTI LIBERTI MAPPAPA | SUDRAJAT

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

S E L I N G A N

Page 162: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 162/205

4282FILMD   A   R   I   NO VEL

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

Page 163: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 163/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

ADA DI MANA

NEGARA ARAB“DAMASKUS ADALAH KAMPUNG HALAMANKU, TAPI BERLIN SANGATBAGUS.... AKU SANGAT BERTERIMA KASIH KEPADA JERMAN.”

INTERNASIONAL

Page 164: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 164/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

BAGI warga Inggris, Kota Wakefield

sama sekali bukan gambaran sebuah

“surga”, tapi tidak bagi Arkan Esmail,

33 tahun. Pada 2002, Arkan lari dari

Sulaymaniyah, di wilayah Kurdistan, Irak, me-

ninggalkan konflik di kampung halamannya.

“Sejujurnya aku sangat takut. Aku masih sa-

ngat muda dan tak tahu apa yang akan terjadi,”

kata Esmail pekan lalu. Bermodal uang dari

ayahnya untuk membayar penyelundup imig-

ran gelap, dia nekat pergi ke Eropa.

Berhari-hari terombang-ambing di laut, ber-

desakan dengan puluhan imigran lain di perahu

karet, Esmail berhasil mendarat dengan selamat

di Italia. Setelah berulang kali mencoba, akhir-

nya dia berhasil menembus perbatasan Inggris

dengan menumpang kereta barang. Setahun

kemudian, pengajuan suakanya dikabulkan

Bocah pengungsi dariAfganistan memegangkepala adiknya setelahtiba di Athena dariPulau Lesbos, Yunani,Kamis (10/11).

MICHALIS KARRAGIANIS/

REUTERS

INTERNASIONAL

pemerintah Inggris.

Sudah lebih dari sepuluh tahun dia tinggal

Afganistan tak peduli hujan badai, tak peduli

gelombang tinggi di laut, tak peduli dipukuli

Page 165: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 165/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

p gg

di Wakefield, di bagian utara Inggris. “Aku tak

ingin pergi ke tempat lain. Inggris adalah ru-

mahku. Aku bahagia di sini,” kata Esmail. Bagidia, Wakefield adalah surga kecilnya. Tempat

dia bisa tinggal dan bekerja tanpa rasa takut.

Kini dia hidup dengan gaji sekitar Rp 6 juta per

minggu sebagai juru masak di sebuah rumah

makan Italia. “Kalian

aman di sini. Tak ada

yang bisa menyentuhkalian.”

Esmail tak hidup

mewah dan sama se-

kali bukan orang kaya

di Inggris, tapi jutaan

pengungsi di Suriah,

Irak, dan Afganistan

bermimpi bisa hidup seperti Esmail. “Merekatak datang ke sini untuk mencari pekerjaan.

Mereka pergi ke Eropa karena di sini mereka

merasa aman,” kata Esmail.

Ribuan pengungsi dari Suriah, Irak, dan

g g gg p p

serta dicaci di Hungaria dan Makedonia, tak

peduli ribuan orang yang mati tenggelam di

laut, hanya bermodal baju yang menempel dibadan, menempuh ribuan kilometer untuk tiba

di Jerman, Swedia, Denmark, atau Inggris.

Di Pulau Lesbos, salah satu lokasi pendarat-

an pengungsi dan imigran gelap utama, di

Yunani, kondisinya sudah seperti bekas perang.

Ada puluhan ribu pengungsi dan imigran yang

masih tertahan, dan masih terus berdatangan,menunggu menyeberang ke daratan Eropa.

Setelah mengarungi Laut Aegea, di mana ada

tempat lowong, entah taman, bangunan telan-

tar, emper toko, atau stasiun, mereka merebah-

kan diri.

Tak ada hotel atau penginapan yang bersedia

menerima mereka. “Sungguh tak nyaman kon-

disi tiga hari terakhir.... Tak ada hotel, tak adatempat tidur, tak ada kamar mandi, tak ada apa

pun,” kata Hussam Hamzat, pengungsi dari

Damaskus. Pemerintah Yunani mengerahkan

sejumlah kapal untuk mengangkut pengungsi

AKU TAK INGIN PERGI KE

TEMPAT LAIN. INGGRIS ADALAHRUMAHKU.”

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

an. “Lihat, kami tak lagi punya baju, jaket, dan

makanan.... Kami akan mati jika diguyur hujan

Page 166: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 166/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

dan imigran dari Pulau Lesbos, di antaranya ka-

pal wisata tua, El Venizelos. “Kami mengangkut

2.500 orang sekali jalan.... Tapi ada 3.000 peng-

ungsi yang datang setiap hari,” kata Antonis

Pikoulous, agen tiket untul El Venizelos.

Pada Kamis pekan lalu, ribuan pengungsi, se-

bagian besar dari Suriah, berjubel di perbatasan

Yunani dengan Makedonia di tengah guyuran

hujan deras. Tak sedikit anak-anak dan orang

tua ikut antre untuk menyeberangi perbatas-

beberapa jam lagi,” ujar seorang laki-laki asal

Damaskus.

Terjepit di antara ribuan orang yang ber-desakan, ada seorang pengungsi dari Suriah

yang tengah hamil. “Tolong, aku sedang hamil,

tolong.... Aku tak mau kehilangan bayiku,” kata

perempuan itu sembari berurai air mata. “Apa-

kah perbatasan akan dibuka?” dia bertanya ke-

pada polisi Makedonia di balik kawat berduri.

Di seberang, polisi itu hanya diam membeku.Hari itu, menurut data dari Kepolisian Yunani,

ada 4.000 pengungsi, sekitar 3.000 orang di

antaranya berasal dari Suriah, yang menunggu

melintasi perbatasan Yunani-Makedonia. Per-

 jalanan mereka masih sangat jauh. Sebagian

besar tujuan akhir mereka adalah negara-ne-

gara makmur di Eropa, seperti Jerman, Swedia,

Denmark, Austria, atau Inggris. Masih ada ribu-an pengungsi lain dari Timur Tengah maupun

Afrika yang terus berdatangan.

●●●

Puluhan pengungsi danimigran bersukacitasaat hendak mendaratdi Pulau Lesbos, Yunani,Kamis (10/11).

DIMITRIS MICHALAKIS/REUTERS

INTERNASIONAL

yang berbicara Arab, aku selalu tersenyum,”

kata Dugmush pekan lalu. Dia tinggal bersama

INTERNASIONAL

Page 167: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 167/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Mohammed Dugmush lari dari hujan bom di

Damaskus, ibu kota Suriah, hampir dua tahun

lalu dan tiba di Jerman pada Februari 2014. Tapi

baru dua bulan lalu Dugmush bisa memboyong

istri dan kelima anaknya ke Berlin.“Di sini, di Berlin, aku tinggal tak jauh dari

masjid.... Jalan ini bernama Sonnenalle, tapi ke-

turunan Arab di sini menyebutnya Jalan Arab.

Setiap kali aku jalan-jalan dan bertemu orang

istri dan anaknya di satu apartemen tiga kamar

di Distrik Neukolln yang disediakan pemerintah

 Jerman. Hampir separuh warga Neukolln me-rupakan pendatang. Beberapa orang bahkan

Dugmush kenal sejak masih di Suriah.

Kini Dugmush masih mengikuti kursus baha-

sa dan budaya Jerman untuk memudahkannya

beradaptasi dengan rumah barunya. Begitu

kursus tuntas, Dugmush, yang bekerja sebagai

manajer restoran di Damaskus, berniat mencari

pekerjaan sejenis. “Damaskus adalah kampung

halamanku, tapi Berlin sangat bagus.... Aku

sangat berterima kasih kepada Jerman. Vielen

dank, Deutschland !” Dugmush bersyukur.

Di antara semua negara Uni Eropa, Jerman

memang paling ramah dan paling terbuka ter-

hadap para pengungsi. Pemerintah Jerman me-

nyatakan siap menampung 800 ribu pengungsidan ratusan ribu lagi dalam beberapa tahun

mendatang. “Aku gembira melihat orang-orang

di luar sana melihat Jerman sebagai harapan,”

kata Angela Merkel, Kanselir Jerman.

Ribuan orang menghadiriacara "RefugeeWelcome" di KotaGothenburg, Swedia,Rabu (9/9).

REUTERS

INTERNASIONAL

Tapi Kanselir Merkel dan wakilnya, Sigmar

Gabriel, agak mengerutkan keningnya melihat

Saat Jerman dan negara-negara Eropa

 jumpalitan tiba-tiba kedatangan ratusan ribu

Page 168: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 168/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

keengganan negara-negara Uni Eropa lain

untuk ikut menanggung beban pengungsi

dari Timur Tengah. “Yang tak bisa diterimamenurutku adalah anggapan beberapa orang

bahwa masalah ini tak ada urusannya dengan

mereka.... Bakal ada konsekuensinya kendati

kami tak menginginkannya,” kata Kanselir Mer-

kel, setengah mengancam negara-negara yang

cuci tangan dari urusan

pengungsi.

Selain Jerman, hanya

beberapa negara yang te-

rang-terangan menyatakan

komitmennya menampung

para pengungsi yang membanjir dari Timur

Tengah. Setelah dikritik kiri-kanan, Perdana

Menteri Inggris David Cameron mengatakan

negaranya siap menerima 20 ribu pengungsidalam lima tahun. Presiden Amerika Serikat

Barack Obama, yang ada jauh di belahan bumi

lain, menyatakan Amerika akan menerima 10

ribu pengungsi.

pengungsi dari Suriah, Irak, Afganistan, dan

sejumlah negara lain, negara-negara kaya di

Timur Tengah malah adem-adem saja. Justrunegara yang kemampuan ekonominya pas-

pasan, seperti Libanon dan Yordania, yang

bersedia membuka perbatasannya untuk lebih

dari sejuta pengungsi.

Sikap negara-negara tajir Arab, seperti Arab

Saudi, Uni Arab Emirat, Qatar, Kuwait, dan

Bahrain, menurut Sara Hashash, dari Amnesty

International, benar-benar memalukan. Tak ada

satu pun dari pemerintah negara kaya itu yang

menyatakan komitmennya untuk membuka

pintu dan menampung satu orang pun peng-

ungsi.

Beberapa negara itu berdalih mereka telah

menyumbang dana tak kecil untuk menangani

korban perang di Suriah. Bukan lagi rahasia pulabahwa beberapa negara kaya Arab juga me-

nyumbang uang dan senjata bagi kelompok-ke-

lompok yang berperang di Suriah. “Pemerintah

Qatar sudah memberikan bantuan US$ 2 miliar

LIHAT, KAMI TAK LAGI

PUNYA BAJU, JAKET, DANMAKANAN.”

INTERNASIONAL

Page 169: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 169/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

untuk rakyat Suriah,” ujar seorang diplomat

Qatar. Tapi, menurut Daniel Gorevan, Direktur

Oxfam di Suriah, kontribusi itu kelewat kecil.

“Negara-negara Teluk terang mampu dan bisa

untuk membantu lebih banyak lagi.”

Gebran Bassil, Menteri Luar Negeri Libanon,

mendesak negara-negara kaya tetangganya

ikut menampung pengungsi, tak sekadar ikut

saweran. “Semua negara Arab punya tanggung

 jawab sama untuk ikut menanggung beban,”

kata Bassil.

Sebagai tetangga dan sesama muslim, me-

nurut Sara Khalid, mahasiswi di Arab Saudi,

negara-negara Teluk mestinya punya tanggung

Polisi Makedoniaberusaha menghadangribuan pengungsi yang

berniat menyeberangperbatasan Yunani-Makedonia,Kamis (10/11).

YANNIS BEHRAKIS/REUTERS

INTERNASIONAL

Page 170: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 170/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

 jawab lebih besar terhadap pengungsi Suriah

dan Irak ketimbang negara Eropa. “Rakyat Arab

Saudi dan Suriah selalu seperti saudara. Disamping agama Islam memang memerintah-

kannya, menolong pengungsi mestinya meru-

pakan hal alamiah,” ujar Noor Almulla, warga

Saudi.■

 SAPTO PRADITYO | REUTERS | CNN | AL-JAZEERA | GUARDIAN |

WASHINGTONPOST

Para pengungsitengah bersantap dilokasi penampungandi Kota Muenchen,Jerman, Senin (7/9).

MICHAELA REHLE/REUTERS

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

Page 171: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 171/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

NOL SEMPURNA UNTUK

MARIAM“AKU BELAJAR HAMPIR 15 JAM

SEHARI. BAGAIMANA MUNGKIN

AKU MENDAPAT NILAI NOL?”

INTERNASIONAL

Page 172: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 172/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

MARIAM Malak sama sekali bukan

anak yang bodoh, bahkan tergo-

long sangat pintar. Setahun lalu,

 juga dua tahun lalu, saat ujiankenaikan kelas di Thnawayia Amma Khulafaa—

sekolah setingkat SMA khusus anak perem-

puan—Mariam, 19 tahun, mendapatkan nilai

tertinggi di sekolahnya.

Walaupun sangat pintar dan sudah mengua-

sai semua pelajaran dengan baik, menghadapi

ujian nasional tahun ini, Mariam belajar sangat

serius. Dia tak mau main-main lantaran ujian

kali ini akan menentukan apakah dia bisa me-

lanjutkan kuliah atau tidak.

Lantaran sudah belajar sungguh-sungguh

dan merasa bisa mengerjakan semua soal

tanpa persoalan, Mariam sangat percaya diri

nilai ujiannya tak akan beda jauh dengan nilai

ALARABY

INTERNASIONAL

ujian-ujian sebelumnya. Ketika hasil ujian su-

dah dipajang di papan sekolah, dengan yakin

f

Mariam bisa mendapatkan nilai nol sempurna.

“Mariam selalu merupakan murid yang pintar.

Page 173: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 173/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Mariam langsung melihat ke daftar murid yang

memperoleh nilai tertinggi di sekolah.

Dahinya berkerut setelah dia tak menemukannamanya di daftar itu. Namun Mariam tetap

yakin dia lulus ujian dan bakal bisa melanjutkan

kuliah kedokteran seperti kedua kakaknya.

Hingga akhirnya dia melihat nilai ujiannya.

Mariam terkulai lemas. Pingsan.

“Aku tak bisa mendengar

orang bicara... aku tak bisabicara...,” kata Mariam pekan

lalu. “Aku benar-benar terke-

 jut. Bagaimana hal itu bisa

terjadi?” Bagaimana Mariam

tak hilang kesadaran. Dari

tujuh mata pelajaran, tak

ada satu soal pun yang dia

kerjakan mendapatkan nilai.Semuanya nol sempurna.

“Aku belajar hampir 15 jam sehari. Bagaimana

mungkin aku mendapat nilai nol?” kata Mariam

tak habis pikir. Keluarganya pun tak percaya

Dia mendapatkan nilai tertinggi di kelas I dan

kelas II,” kata Bishoy Malak, kakaknya. Ketika

diuji oleh sebuah stasiun televisi Mesir, Mariam juga membuktikan bahwa dia bisa menjawab

semua pertanyaan dengan baik.

Keluarga Mariam sempat punya pikiran bu-

ruk bahwa tujuh nilai nol tersebut bisa terjadi

lantaran gadis dari Kota Minya itu berasal dari

keluarga Kristen Koptik. Tapi dugaan itu pupus

karena ada puluhan anak SMA lain di Mesiryang bernasib persis seperti Mariam. Mereka

 juga mendapatkan nilai nol bulat.

Menurut data dari Kementerian Pendidikan,

ada 40 anak Thnawayia Amma yang menda-

patkan nilai ujian nol. Marwa Mohammed Essa

dari Kota Kafr al-Sheikh juga tak percaya pada

nilai ujian yang dia peroleh. “Kami sudah meng-

habiskan uang lumayan banyak untuk mengujitulisan tangan Marwa di lembar jawaban yang

dinilai. Hasilnya, tulisan di lembar jawaban itu

tak sama dengan tulisan tangan Marwa,” kata

Manar, kakak Marwa.

KAMI SALING JATUH

CINTA DAN KAMI MENJADI

PASANGAN SEHATI.”

INTERNASIONAL

Page 174: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 174/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Keluarga Mariam maupun keluarga Marwa

sama-sama tak terima dua gadis mereka

mendapatkan nilai nol sempurna. Kedua kelu-

arga itu menggugat Menteri Pendidikan Mesir

Moheb el-Rafie ke pengadilan beberapa pekan

lalu. Puluhan murid SMA menggelar protes di

depan kantor Kementerian Pendidikan untuk

memberi dukungan kepada Mariam. Di jejaring

sosial, sokongan untuk Mariam terus mengalir.

Hasil pemeriksaan sementara oleh kantor

kejaksaan di Kota Asyut menunjukkan bahwa

hasil ujian yang diperiksa merupakan tulis-

an tangan Mariam. Tapi keluarga Mariam tak

percaya pada hasil pemeriksaan itu. “Adikku

menulis dengan tangan kiri dan huruf cetak,

sementara ujian yang diperiksa menggunakan

huruf sambung,” kata Bishoy.

Pengacara Mariam menduga pekerjaan Ma-

DAILYNEWSEGYPT

INTERNASIONAL

riam ditukar dengan pekerjaan anak lain yang

bisa jadi berasal dari keluarga kaya dan berpe-

ngaruh Keluarga Mariam memutuskan akan

penjara dan denda hingga sekitar Rp 90 juta.

Ancaman hukuman seperti itu barangkali

memang diperlukan lantaran kebocoran

Page 175: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 175/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

AKU TAHU AKU TENGAH

MELAWAN KORUPSI.”

ngaruh. Keluarga Mariam memutuskan akan

terus melawan. “Aku tahu aku tengah melawan

korupsi. Melihat bagaimana hasil ujianku dipal-sukan dan diumumkan membuktikan bahwa

korupsi itu memang ada,” kata Mariam. Dia

mengibaratkan perjuangannya seperti David

melawan Goliath.

Keluarga Mariam meminta pemerintah Me-

sir mendatangkan tim ahli independen

dari luar negeri untuk memeriksa tulis-

an tangan di lembar jawaban. Gaduh

ujian SMA ini rupanya mengundang

perhatian Perdana Menteri Ibrahim Mahlab.

Perdana Menteri Mahlab berjanji akan memin-

ta pemeriksaan ulang atas kasus Mariam.

Lancung dalam ujian, dengan pelbagai cara,

bukan hal baru di Mesir. Pemerintah Mesir bu-

lan lalu sampai merasa perlu menerbitkan per-aturan khusus yang mengatur hukuman bagi

mereka yang membocorkan soal ujian. Mereka

yang terbukti membocorkan ujian, menurut

peraturan itu, bakal dijatuhi hukuman 1 tahun

memang diperlukan lantaran kebocoran

soal dan jawaban ujian di Mesir sudah jadi

hal yang rutin setiap tahun. KementerianPendidikan Mesir sudah meminta helikopter

dan personel militer untuk mengangkut soal-

soal ujian dari percetakan ke tempat penyim-

panan soal. Kementerian Pendidikan juga

sudah menyebarkan alat untuk mendeteksi

pemakaian ponsel selama ujian berlangsung.

Setiap tahun, ada saja murid atau pengawas

ujian yang terlibat kecurangan ditangkap dan

dipenjara. Tapi yang namanya lancung ujian

terus berlangsung.

Pada musim ujian nasional SMA Juni lalu, ja-

waban atas soal-soal ujian mata pelajaran Arab

sudah beredar di Internet hanya beberapa me-

nit setelah ujian berjalan. Bahkan, untuk mata

pelajaran bahasa Inggris, jawaban soal-soal itusudah beredar hanya sekitar 15 menit setelah

lembar soal ujian dibagikan. Jawaban-jawaban

itu dengan gampang diperoleh lewat Face-

book, Instagram, atau Twitter.

INTERNASIONAL

Youssef. Dalia, 17 tahun, murid kelas II di sebu-

ah SMA swasta di Mesir, mengatakan sekitar

90 persen temannya ikut curang dalam me

INTERNASIONAL

Page 176: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 176/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Bagi murid seperti Youssef dan Sally, yang

sudah punya “jam terbang” panjang dalam

urusan menyontek, ada banyak jalan membuat

dan membagikan sontekan. “Kadang kami

tulis di sepatu, kadang kami tulis di kaki,” kata

90 persen temannya ikut curang dalam me-

ngerjakan ujian. Dia, kendati selalu diingatkan

kedua orang tuanya supaya tak lancung dalamujian, juga ikut menyontek. “Sebagian besar

guru yang mengawasi ujian membiarkan kami

menyontek,” kata Dalia.

Orang seperti Rania, teman sekelas Dalia,

mungkin memang tak banyak. Dia menolak ikut-

ikutan menyontek saat ujian. “Orang-orang ha-

nya mengambil jalan gampang. Mereka tak mau

capek-capek belajar,” Rania mengkritik teman-

temannya. Rania percaya bibit korupsi dimulai

dari hal-hal “kecil” seperti itu. “Mengapa Mesir

sedemikian korup? Karena semua orang berbuat

curang dalam pelbagai hal dalam pekerjaannya.

Entah mereka menerima suap atau mengambil

kredit atas pekerjaan orang lain.”■

SAPTO PRADITYO | CAIROPOST | GUARDIAN | BBC | AL-MONITOR | AL-AHRAM

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

HUFFPOSTMAGHREB

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

Page 177: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 177/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

YANGDICACI

 YANGDICARI“KALIAN LIHAT, KAMI HANYAMEMBERIKAN JAWABAN

YANG SUDAH ADA DALAMAL-QURAN.”

INTERNASIONAL

Page 178: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 178/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

DI Afganistan, melawan dukun atau

 juru ramal bisa berarti maut. Itulah

yang terjadi pada Farkhunda Malik-

zada, 27 tahun, beberapa bulan lalu.

Hari itu dua hari menjelang Nowruz, tahun

baru Persia, yang juga dirayakan sebagian war-

ga Afganistan, Farkhunda berpamitan kepada

ibunya, Bibi Hajera, untuk mengajar mengaji.

Sebelum melangkah ke luar rumah, gadis itu

berjanji akan membantu ibunya mempersiap-

kan hidangan pesta menyambut Nowruz.

Gadis itu sempat kuliah di jurusan matema-

tika di satu kampus di Kabul sebelum akhirnya

memilih menekuni hukum Islam. Suatu hari

nanti, Farkhunda berharap bisa menjadi hakim.

“Farkhunda gadis yang berani.... Dia tak takut

mengemukakan pendapatnya,” Bibi menge-

nang putrinya.

Pulang dari mengajar mengaji, dalam per-

 jalanan pulang dia sempat singgah di Masjid

GUARDIAN

INTERNASIONAL

Shah-e Du Shamshira. Di depan kompleks

makam Jenderal Chin Timur Khan—panglima

dari masa Imperium Mughal pada abad ke-

telah membakar Al-Quran.” Di tengah kepung-

an para laki-laki yang gelap mata, Farkhunda

sia-sia membantah dan membela diri

Page 179: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 179/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

dari masa Imperium Mughal pada abad ke

16—yang berada persis di seberang Masjid

Shah, Farkhunda menyaksikan orang-orangmengerumuni dukun-dukun penjual jimat.

Tanpa takut, gadis itu mencela para dukun

penjual jimat dan pembelinya. Seorang saksi

mata menuturkan, ketimbang menggantung-

kan nasib pada jimat, Farkhunda menyuruh me-

reka berdoa di masjid di seberang jalan. Entah

bagaimana mulanya,

Farkhunda, yang me-

lihat praktek syirik  di

depan masjid, terlibat

debat sengit dengan

Zain-ul-Din, pengelola

makam Jenderal Chin.

Kritik gadis itu rupa-

nya membuat parapenjual jimat tersinggung. “Gadis itu dikirim

oleh Amerika,” seorang laki-laki berteriak. Bak

menuang minyak di atas kobaran api, Zain-ul-

Din ikut melempar tudingan palsu, “Gadis ini

sia sia membantah dan membela diri.

Batu, kayu, pukulan, dan tendangan ber-

tubi-tubi menghajar Farkhunda hingga diaterkulai tak berdaya. Wajahnya merah oleh

darah. Polisi yang ada di tempat itu tak ba-

nyak berbuat untuk menghentikan pemban-

taian Farkhunda. Belum tuntas amarah para

dukun penjual jimat dan massa yang terba-

kar oleh kabar burung bahwa gadis itu telah

membakar Kitab Suci, kerumunan yang gelap

mata itu menyeret Farkhunda di belakang

mobil dan membakarnya.

Pembantaian Farkhunda membuat murka

rakyat Afganistan. Ribuan orang, sebagian

besar perempuan, mengantarkan mayat Far-

khunda ke liang lahat. Mereka juga menuntut

keadilan atas kematian Farkhunda. Presiden Af-

ganistan Ashraf Ghani membentuk tim khususuntuk menyelidiki kematian Farkhunda.

“Mengapa mereka memperlakukan anakku

seperti ini?” Bibi Hajera hanya bisa merintih

perih. “Mereka bukan manusia.... Mereka se-

GADIS ITU DIKIRIM

OLEH AMERIKA.”

INTERNASIONAL

Page 180: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 180/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

perti serigala liar.” Pada

Mei lalu, pengadilan

menjatuhkan hukum-

an mati kepada empat

pelaku pembunuhan

dan hukuman penjara

16 tahun kepada de-

lapan pelaku lainnya. Namun majelis hakim

di pengadilan banding mengkorting hukuman

mati itu menjadi 20 tahun penjara.

“Ini bukan pengadilan.... Ini hanya pertunjuk-

an,” kata Mujibullah Malikzada, saudara laki-laki

Farkhunda. “Apakah hakim-hakim itu punya

ibu, kakak, atau adik perempuan?”

●●●

Mau dicaci atau dibenci, dukun-dukun Afga-

nistan itu tetap dicari. Pusing mencari jodoh,

frustrasi lantaran kelamaan menganggur, bi-

ABC

INTERNASIONAL

sedan BMW.

Tapi nasib baiknya mulai menipis setelah

pekerja-pekerja asing di Kabul ditarik pulang

INTERNASIONAL

Page 181: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 181/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

ngung dengan arah cuaca, ingin lepas dari

candu narkotik, bahkan suami yang kehilang-

an istri, dukun-dukun itu selalu bisa memberi

“solusi”.

Beberapa tahun lalu, dukun jauh sekali dari

pikiran Abdullah Sharifi. Masih muda, tampang

ganteng, gaya lumayan keren, dan isi kantong

cukup tebal, buat apa mengunjungi peramalnasib. Toko karpet dan batu-batu mulia tempat

dia bekerja di Kabul jadi langganan para peker-

 ja asing di Kabul. Sharifi bermimpi suatu hari

nanti bisa membeli mobil mewah idamannya:

pekerja-pekerja asing di Kabul ditarik pulang.

Tokonya makin sepi pengunjung dan akhirnya,

setahun lalu, pemilik toko terpaksa memecat-nya. Sudah setahun Sharifi luntang-lantung

tanpa pekerjaan. Melihat perang saudara di ne-

garanya yang tak kunjung berakhir dan pereko-

nomian yang setengah pingsan, Sharifi tak bisa

membayangkan seperti apa masa depannya.

Walaupun mesti menanggung malu, apa

boleh buat, tak ada jalan lain di pikiran Sharifi

selain pergi ke dukun. Dengan sembunyi-

sembunyi, dia naik taksi ke kantor Arab Shah,

peramal nasib yang lumayan kondang di Kabul.

Tiba di “kantor” yang muram, tanpa banyak

tanya, Arab memegang kedua pergelangan

tangan dan dahi Sharifi, kemudian sibuk corat-

coret di selembar kertas seolah-olah tengah

menghitung masa depan pemuda itu.Kesimpulannya sangat melegakan Sharifi.

Kendati masih bakal melewati masa-masa sulit,

menurut sang juru ramal, masa depan pemuda

itu jauh lebih baik ketimbang hari ini. Semua

Pemakaman Farkhunda

Malikzada

ALJAZEERA

INTERNASIONAL

urusan “meneropong” masa depan itu kelar

kurang dari sepuluh menit. Ongkosnya ha-

nya setara harga sekaleng minuman bersoda.

itulah mereka tak mau bicara dengan media.

Mereka penipu,” kata Arab.

Seperti pekerjaan lain, ada juga juru ramal

Page 182: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 182/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

“Mendengar suara lain di luar suara dari kepala

kita bahwa semuanya bakal baik-baik saja, itu-lah yang aku butuhkan,” kata Sharifi. Pikirannya

terasa enteng.

Kepada banyak orang, Arab Shah, 45 tahun,

sering mengklaim sebagai mantan agen raha-

sia di Dinas Intelijen Afganistan. Pengunjung-

nya—Arab mengklaim ada sekitar seribu

orang per bulan—tak pernah pusing

untuk membuktikan apakah ceritanyaitu benar atau sekadar bualan kosong.

Sehari-hari, ada seorang asisten

yang membantunya menjawab pesan,

panggilan, dan konsultasi nasib lewat

lima ponsel miliknya: dua Samsung Galaxy,

satu HTC, dan dua gawai Apple. Arab Shah

melayani konsultasi lewat Facebook, Skype,Viber, juga WhatsApp. Tak seperti peramal na-

sib dan dukun penjual jimat lain di Afganistan

yang cenderung menghindari wartawan, Arab

tak keder jadi sorotan. “Aku orang terpelajar,

mereka rata-rata kurang sekolah. Lantaran hal

kelas kaki lima seperti Nasir Qasemi. “Kan-

tor”-nya hanya selembar karpet yang diahamparkan di pinggir jalan di Kabul. “Yang

penting hasilnya,” kata Fatimah, 42 tahun.

“Hubunganku dengan suami bermasalah....

Dia menuliskan doa di dua lembar kertas dan

minta dimasukkan dalam amplop berwarna

merah dan putih. Sejak saat itu, hubunganku

dengan suami terus membaik.”

Ulama-ulama Afganistan sebenarnya me-larang praktek klenik seperti ini. “Ramal-me-

ramal nasib dan sejenisnya terlarang dalam

Islam,” kata Mohammad Ihsan Seaqal, imam

Masjid Kabul. Tapi, bagi sebagian rakyat Afga-

nistan, yang kehilangan harapan, ramalan tak

masuk akal sekalipun mendatangkan setetes

harapan.“Anak perempuanku sudah 30 tahun, tapi

tak ada yang datang melamar,” kata Zobaida,

51 tahun, putus asa. Kepada Rabbani, peramal

yang biasa mangkal  di satu masjid di Kota

Mazar-al-Sharif, dia menggantungkan harap-

MEREKA BUKAN MANUSIA....

MEREKA SEPERTI SERIGALA

LIAR.”

INTERNASIONAL

Page 183: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 183/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

an untuk jodoh putrinya. Setelah mengamati

garis tangan Zobaida, Rabbani sibuk mem-

buka bukunya, mulai menghitung, mencari

ayat-ayat dalam Al-Quran yang konon sesuaidengan garis tangan Zobaida dan bisa men-

datangkan jodoh untuk putrinya.

“Kalian lihat, kami hanya memberikan jawab-

an yang sudah ada dalam Al-Quran,” kata Shah

Agha, juru ramal dari Kabul.■SAPTO PRADITYO | GUARDIAN | BBC | CHINAPOST | NYTIMES | ABC | DW

Pemakaman

Farkhunda Malikzada

DAWN

Page 184: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 184/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

INDAH NADA PUSPITA

FASHIONDAN MUSIK

EROS TJOKRO

PILIHRELIGI

THOMAS SUAREZ 

CEO BELIA

PEOPLE

PEOPLE

Page 185: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 185/205

EROS TJOKRO

PILIH RELIGI

PEOPLE

PEOPLE

Page 186: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 186/205

INDAH NADA PUSPITA

FASHION DAN MUSIK

PEOPLE

PEOPLE

Page 187: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 187/205

THOMAS SUAREZ

CEO BELIA

BUKU

BUKU

TAK MELULU BERGELUTDENGAN TUMPUKAN

Page 188: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 188/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

JUDUL BUKU:Hidupku Bersama Cak Nur

PENULIS:Omi Komaria Madjid

PENERBIT: 

Nurcholish Madjid Society

TERBITAN:Agustus 2015

TEBAL:192 halaman

DENGAN TUMPUKANBUKU, CAK NUR JUGA BISA

MEMBONGKAR-PASANGKOMPOR DI DAPUR

HINGGA BERLUMUR OLIDEMI MERAWAT SENDIRI

MESIN MOBILNYA.

KOMPOR, DAN SIROSIS

BUKU

SEBAGAI cendekiawan muslim terkemuka, jejak pemikiran Nurcholish

Madjid sudah banyak diulas dan dikritik para murid dan sesama cende-

kiawan lainnya. Tapi sosok Cak Nur, sapaan populer Nurcholish, sebagaiH

   D   E   T   I   K

Omi bersama Nadia (putri

Page 189: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 189/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Ssuami, ayah, dan lelaki biasa, cuma Omi Komaria yang paling punya

otoritas untuk mengungkapkannya.Bagi kebanyakan orang, penampilan Cak Nur mungkin terkesan sangat serius

dan kaku. Hobinya cuma membaca aneka buku.

Ternyata kesan semacam itu tak sepenuhnya

benar. Menurut Omi, yang mendampingi Cak

Nur sejak 1969, sang begawan asal Jombang itu

merupakan pribadi yang kocak dan romantis. Tak

melulu bergelut dengan tumpukan buku, Cak Nur

 juga bisa membongkar-pasang kompor di dapurhingga berlumur oli demi merawat sendiri mesin

mobilnya.

Ada kesaksian menarik dari Omi tentang Cak Nur

dan kompor. Alkisah, sebelum mereka menikah,

Cak Nur sudah membuat daftar barang-barang

kepentingan rumah tangga, tapi tidak termasuk

kompor di dalamnya. “Kita perlu kompor, ya?” ta-nya Cak Nur ketika sang istri yang baru diboyong-

nya ke rumah kontrakan di Jakarta membutuhkan

kompor untuk memasak. “Aku tidak tahu di mana

membeli kompor,” Cak Nur menambahkan.

   S   U   D   R   A   J   A   T   /

   M   A   J   A   L   A   H

DOK. ELZA PELDI TAHER

Omi bersama Nadia (putrisulungnya) dan para sahabatsaat peluncuran buku, Sabtu

(29/8).

BUKU

Ketika Omi akhirnya mulai belajar memasak, Cak Nur sesekali ikut nimbrung 

untuk membantu. Agar minyak goreng panas tak muncrat mengenai kulit tangan

atau wajah saat menggoreng lele, misalnya, Cak Nur punya kiat tersendiri. “Cak

BUKU

Page 190: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 190/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

Nur menuju dapur dengan sarung dikerudungkan pada kepala dan memakai ka-

camata,” tulis Omi. “Ini yang betul. Dengan begini, kita tidak terkena minyak,” kataCak Nur sambil membalik ikan di wajan.

lll

Cak Nur mengembuskan napas terakhir pada 29 Agustus 2005 akibat kanker

hati (sirosis), yang baru diketahui ketika penyakit mematikan itu sudah memasuki

stadium III. Ia sempat menjalani operasi cangkok hati di Tiongkok. Kemudian men-

 jalani perawatan lanjutan di Singapura dan di Rumah Sakit Pondok Indah. Satu hal

yang patut dijadikan teladan, selama sakitnya itu Cak Nur senantiasa berusaha

tetap beribadah dan bersedekah.

Buku Hidupku Bersama Cak Nur  ini diterbitkan pada 29 Agustus lalu, bertepatan

dengan 10 tahun wafatnya Nurcholish Madjid. Meski buku ini lebih banyak bercer-

ita tentang keseharian Cak Nur, sesungguhnya dari situ juga tergambar bagaimana

peran Omi sebagai istri. Putri seorang pengusaha di Madiun, Jawa Timur, itu rela

tak melanjutkan kuliahnya di fakultas kedokteran setelah menikah dengan CakNur. Omi memainkan peran penting bagi perjuangan Cak Nur sebagai cendeki-

awan dan begawan di negeri ini. Meski kondisi ekonomi morat-marit, ia nyaris tak

mengeluh, apalagi menuntut macam-macam lazimnya seorang istri kepada suami.

Kesederhanaan dan kemandiriannya dalam mengelola rumah tangga sehari-hari

Kita perlukompor, ya. Akutidak tahu dimana membelikompor.

BUKU

kian teruji manakala Omi harus mendampingi Cak Nur

kuliah di Chicago, Amerika Serikat. Cak Nur bisa tetap

khusyuk melanjutkan studi di tengah beasiswa yang

Page 191: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 191/205

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

amat pas-pasan berkat Omi, yang dengan ikhlas men-

cari tambahan sebagai baby sitter  dan petugas cleaning service. Kiranya tak berlebihan bila pepatah “Di balik

kesuksesan seorang suami, ada istri yang hebat” layak

disematkan kepada Omi.

Omi menuliskan kesaksiannya dengan bahasa seder-

hana dan tak berpretensi sok puitis. Toh, apa yang ditu-

turkannya tetap terasa menyentuh. Pembaca bisa terse-

nyum simpul saat Omi mengisahkan tindak-tanduk Cak

Nur sebagai suami yang humoris, sekaligus romantis.

 Juga bisa merinding dan terharu mengetahui betapa

segenap denyut nadi dan napasnya tercurah bagi ke-

hidupan masyarakat dan bangsa ini ke arah yang lebih

baik.

Andai kisah-kisah yang dipaparkan itu dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi

kehidupan Cak Nur beserta keluarga, tentu akan menambah bobot buku ini. Bila

kelak buku ini harus menjalani cetak ulang, ada baiknya pula diberikan sedikit pen-gantar kenapa dan untuk apa buku ini diterbitkan. Agar bisa lebih eye catching,

desain sampul pun bisa dibuat lebih atraktif dengan tidak lagi menggunakan warna

gelap dan memilih foto Omi yang lebih ekspresif. n SUDRAJAT

   F   R   A   N   S   M   E   N   D   O   E   R   /   I   P   P   H   O   S

MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

REPRO: GRANDYOS/DETIKCOM

Omi bersama Cak Nur

SENI HIBURAN PAMERAN

SENI HIBURAN PAMERAN

Page 192: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 192/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

ESTETIKA BARU 

EDDY SUSANTO MEMBENTURKAN SENI DENGAN ILMU PENGETAHUAN SECARA INDAH.

BERTUMPU PADA RISET YANG TERPADU DAN TERSTRUKTUR DARI ARTEFAK.Naskah Kuno

SENI HIBURAN PAMERAN

RADISI menulis sesung-

guhnya lekat dengan orang-

orang Jawa. Aksara-bahasa

itu bertalian erat dengan perubahan budaya

masyarakat.

Eddy Susanto memberi pemaknaan baru atas

Page 193: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 193/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

 Jawa yang mengalami per-

kembangan dan perubah-an telah membentuk satu

makna bahwa perubahan

teks melalui pameran tunggal bertajuk “JavaS-

cript” pada 4-13 September 2015 di Gedung AGaleri Nasional Indonesia, Jakarta. Pameran

yang dikuratori Asmudjo J. Irianto dan Suwarno

Wisetrotomo ini menampilkan hasil riset Eddy

Susanto selama beberapa tahun ke belakang.

Selain beberapa instalasi, pameran ini didomi-

nasi 25 karya lukisan yang terdiri atas 12 karya

Book of Hours dan 13 karya Illumination of Java-

Script.

 JavaScript berfokus pada berbagai elemen

kebudayaan lokal yang disandingkan dengan

elemen kebudayaan lain. Manuskrip  Arjuna-

wiwaha  (abad ke-11) karya Mpu Kanwa dari

Kerajaan Kediri dipertemukan dengan The Pro-

menade karya klasik Albrecht Durer (1471-1528).

Kidung Asmarandana (awal abad ke-12) karyaMpu Dharmaja, juga dari Kerajaan Kediri, di-

pertemukan dengan The Conversion of St. Paul 

karya Lambrecht Hopfer (abad ke-16). Kitab Ba-

ratayudha (awal abad ke-12) karya Mpu Sedah

SENI HIBURAN PAMERAN

kalimat-kalimat dalam manuskrip  Arjunawi-

waha membentuk visual The Promenade, dan

seterusnya.

Page 194: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 194/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

dan Mpu Panuluh dipertemukan dengan The

Four Horsemen of the Apocalypse  (abad ke-15)

karya Albrecht Durer.

Yang istimewa, setiap goresan di visual The

Promenade atau di The Conversion of St. Paul atau di The Four Horsemen of the Apocalypse 

adalah rangkaian aksara Jawa berukuran sangat

kecil, dari ujung ke ujung. Masing-masing ber-

isi manuskrip sandingannya. Sebagai contoh,

 Java of Durer #2 (500 Years of Melencolia I

Series) bergambar Melencolia I (1514) yang asal-nya karya seniman Renaisans Jerman Albrecht

Durer, oleh Eddy dibuat dari manuskrip Babad

Tanah Jawa (abad ke-18) asal Kerajaan Mataram.

Tak mengherankan jika satu karya berukuran

300 x 200 sentimeter ini saja butuh waktu

enam bulan untuk menyelesaikannya.

Eddy bukan hanya membandingkan kebuda-

yaan berdasarkan perbedaan lokasi saja (Barat

dan Timur/Jawa), tapi juga berdasarkan dimensi

waktu (masa lalu dan masa kini), pola produksi

( scientific/teknologi dan religius), dan karakter

visual (teks dan  pictorial). Dia mendasarkan

karya-karyanya lewat riset di perpustakaan-

perpustakaan di Yogyakarta dan Perpustakaan

Nasional di Jakarta.Bergelut di bidang desain grafis sejak 1994,

sebelum akhirnya masuk ke seni murni pada

2007, membuat cara kerjanya berbeda diban-

ding seniman-seniman lain yang memberi

SENI HIBURAN PAMERAN

porsi lebih pada ide. Seluruh karya alumnus

ISI Yogyakarta ini berangkat dari riset, lantas

dibuat dialog. Inilah yang kemudian dipelihara

d d d

kata) antara JavaScript (bahasa pemrograman

komputer) dan aksara Jawa ( Javanese text).

Aksara-bahasa Jawa sebagai sebuah sistem

d l k k d h d k k b

SENI HIBURAN

Page 195: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 195/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

dan jadi ide.

Karya Illumination of JavaScript (html ditran-sliterasi ke aksara Jawa) menampilkan website-

website yang rating-nya paling tinggi, termasuk

di dalamnya Facebook, Twitter, dan Yahoo. Eddy

mengetengahkan “pun” (permainan kemiripan

tanda memiliki kaidah dan praktek bertutur

dalam bahasa. Dalam paradigma ini, karyaIllumination of JavaScript menampilkan korelasi

kontemporer atas pelbagai portal website  ter-

kenal di dunia. “Java html punya pola pikir yang

sama dengan JavaScript saat diciptakan,” ujar

Eddy.

Korelasi aksara-bahasa Jawa dan JavaScript

lahir dari analogi pola pikir yang sama. Satu

sisi berkembang dalam dunia nyata dan satu

sisi berkembang dalam dunia maya, tetapi

keduanya ( Javanese script dan JavaScript) me-

nyatu dalam ikatan kata yang sama “Java” dan

“aksara-bahasa”.

Seluruh teks itu “dinaungi” audio dari peng-

galan manuskripNegarakertagama (abad ke-14)

yang dibawakan Bu Yati, sinden dari Tamansari,Yogyakarta. Negarakertagama  yang ditulis

Mpu Prapanca dari Kerajaan Majapahit adalah

catatan harian zaman Hayam Wuruk yang jadi

regalia suci dan hanya boleh dibaca raja-raja.

SENI HIBURAN PAMERAN

penggalan Negarakertagama  selama 3 menit-

an.

Sinden disosokkan pula dalam bentuk patung

k k b b l

Page 196: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 196/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

Ada cerita menarik tentang Bu Yati. Dia me-

nolak disewakan studio musik untuk merekam

suaranya guna keperluan pameran ini. Malu,alasannya. Akhirnya, Eddy meminjamkan pon-

sel Samsung seri lama untuk dibawa Bu Yati

pulang. Lewat medium ponsel, sinden kampung

yang namanya tak dikenal ini menembangkan

perempuan mengenakan kemban, bersanggul,

dan bersimpuh di hadapan mikrofon dengan judul karya Hymns of Dystopia. Sinden ini di-

lindungi akar kayu winong yang permukaannya

dipenuhi teks Serat Kalatidha (abad ke-19) karya

Ronggowarsito dari Kasunanan Surakarta yang

berisi tentang bagaimana menyiasati zaman.

Kayu winong, yang kerap digunakan sebagai

medium komunikasi dengan roh halus, di-

percaya sebagai tempat bersemayamnya roh

dan sebagai penolak bala. Hymns of Dystopia

diletakkan tepat di depan pintu, sebagai pelin-

dung sekaligus pengantar ke karya-karya Eddy

selanjutnya.

Menurut kurator Suwarno Wisetrotomo,

Eddy berhasil menemukan persilangan seka-

ligus relasi pengetahuan antara empat arahmata angin dan kebudayaan Jawa sebagai titik

pusatnya, segaris dengan kosmogoni agama

Hindu, Kiblat Papat Limo Pancer . Manuskrip-

manuskrip Jawa dalam bentuk babad, kakawin,

SENI HIBURAN PAMERAN

Page 197: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 197/205

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

kidung, serat, atau suluk, yang diposisikan

sedemikian penting oleh masyarakat Jawa,

 jadi sumber pengetahuan dan panduan meniti

kehidupan.Karya-karya Eddy Susanto memancarkan

watak historisnya dengan kuat, sekaligus

mendorong kesadaran terhadap identitas. Dia

menunjukkan Indonesia punya sejarah panjang

dan kisah sukses yang tertera dalam sejumlah

artefak berbentuk manuskrip dan benda-benda

lain. Pemahaman, pemaknaan, dan pembacaanyang belum banyak dilakukan mengakibatkan

sumber-sumber historis itu sebelumnya seperti

mengalami pembekuan.■ SILVIA GALIKANO

SIGID KURNIAWAN/DETIKCOM

SENI HIBURAN FILM

SENI HIBURAN FILM

KALI INI

Page 198: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 198/205

MAJALAH DETIK  7 - 13 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

LEBIH FUN!PARA REMAJA INI LOLOS DARI

SARINGAN TAHAP PERTAMA.

MEREKA DIHADAPKAN PADA

RENCANA JAHAT LEMBAGA

WCKD MENGGUNAKAN TUBUH

MEREKA SEBAGAI PENANGKAL

VIRUS ZOMBIE .

SENI HIBURAN FILM

SENI HIBURAN FILM

Page 199: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 199/205

MAJALAH DETIK  7 - 13 SEPTEMBER 2015

D

UA belas bulan sejak Maze Runner  

pertama dirilis pada September 2014,

duo sutradara/penulis pasangan WesBall dan T.S. Nowlin kembali lewat

sekuelnya, Maze Runner: The Scorch Trials, yang

menyajikan tantangan baru.

Setelah berhasil lolos dari labirin maut di bagian

akhir film pertama, para remaja yang sebelum-

nya kita kenal sebagai “The Gladers” ditampung

di sebuah fasilitas yang dikelola ilmuwan flam-boyan, Janson (Aidan Gillen). Mereka akhirnya

dapat menikmati mandi air hangat, makan enak,

dan tidur di tempat tidur tingkat.

Namun jangan langsung percaya pada Janson

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

 Judul:  The Scorch Trials

Genre: Action, Sci-Fi, Thriller

Sutradara: Wes Ball

Produksi: 20th Century Fox 

Pemain: Dylan O’Brien, 

Kaya Scodelario, Thomas 

Brodie-Sangster

Durasi: 2  jam 9 menit

SENI HIBURAN FILM

SENI HIBURAN FILM

Page 200: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 200/205

MAJALAH DETIK  7 - 13 SEPTEMBER 2015

(mungkin kebetulan juga Gillen kerap meme-rankan musang licik). Ada banyak yang dia

sembunyikan. Fasilitas ini ternyata milik WCKD

(World In Catastrophe: Killzone Experiment

Department) juga, lembaga yang membuat

mereka dulu amnesia, tahu-tahu terjaga di

sebuah tempat antah-berantah bersama sege-

rombolan remaja di film pertama.Thomas (Dylan O’Brien) dan kawan-kawan,

remaja yang lolos ujian di tahap pertama, sekali

lagi hendak dijadikan WCKD sekumpulan kelin-

ci percobaan. Remaja di film pertama itu hanya

satu kelompok. WCKD ternyata menciptakanbanyak lagi kelompok, dan kini mengumpulkan

mereka yang lolos ujian di tahap pertama.

WCKD tengah mencari penangkal virus zombie 

yang telah menguasai dunia, menggunakan

seluruh bagian dari tubuh mereka.

Thomas dan kawan-kawan kembali harus

mempertaruhkan nyawa, melarikan diri dariWCKD, melintasi gurun yang dikenal dengan

nama “The Scorch” (Hangus), dan menghadapi

tantangan demi tantangan demi pencarian

sebuah tempat yang aman.

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

SENI HIBURAN FILM

Page 201: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 201/205

MAJALAH DETIK  7 - 13 SEPTEMBER 2015

The Scorch Trials  merupakan

adaptasi kedua dari trilogi novel Ja-

mes Dashner setelah Maze Runner  (2014). Seperti seri pertama, sekuel

ini juga disutradarai Wes Ball dan

dibintangi para jagoan muda yang

sebagian besar sama, yakni Dylan

O’Brien, Kaya Scodelario, Thomas

Brodie-Sangster, dan Ki Hong-lee.

Namun sekuel ini lebih gelap, le-bih suram, lebih seram, lebih dewa-

sa, secara grafis lebih keras diban-

ding film pertama dan, yang penting, lebih fun!

Plotnya tak memberi kita jeda untuk bernapas,

bahkan dalam pergantian eksposisi. Menderap

terus dengan kadar tegang yang terjaga.

Lanskapnya spektakuler, termasuk latar bela-

kang kota yang tinggal puing-puing. Gambaranmasa depan yang bagai mimpi buruk dengan

masyarakat dystopia, tanpa harapan. Peradab-

an yang jauh dari ideal, hidup di atas reruntuh-

an peradaban sebelumnya.

Yang layak dipuji, The Scorch Trials menjawab

banyak pertanyaan yang tak terjawab di film

pertama. Film ini juga enak ditonton, walaumaterinya seperti gado-gado, campuran Mad

Max , Pacific Rim, dan Running Dead , dengan

ending  yang dibiarkan menggantung. Satu

lagi, rasa seperti menonton real  video game 

memang tak terhindarkan walau film ini bukan

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015

The Scorch Trials  menjawab banyakpertanyaan yangtak terjawab di filmpertama.

SENI HIBURAN FILM

Page 202: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 202/205

MAJALAH DETIK  7 - 13 SEPTEMBER 2015

diangkat dari video game. Jangan-jangan nanti

setelah setahun bisa minta untuk  log-in  lagi,

lalu beli token lagi agar bisa tetap bermain.Aktor-aktor mudanya bermain bagus. Se-

mentara itu, aktor dewasa, yang sebagian

besar disosokkan jahat, semua dimainkan oleh

nama-nama yang tanpa cacat di panggung

teater, seperti Patricia Clarkson, Gillen, dan Lili

Taylor. Aidan Gillen sukses sebagai sosok yang

menyebalkan.The Scorch Trials adalah transisi final menuju

film perang. Tinggal kita harap-harap cemas,

apakahMaze Runner: The Death Cure (2017) nanti

bakal mengurangi kegilaannya?■ SILVIA GALIKANO

MAJALAH DETIK  14 - 20 SEPTEMBER 2015MAJALAH DETIK 14 - 20 SEPTEMBER 2015

FILM PEKAN INI

Page 203: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 203/205

LILY BUNGA

TERAKHIRKU

 AGENDA

KULIAHUMUM:SAYA DAN

Page 204: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 204/205

STAGE EMPIREKRISDAYANTI17 SEPTEMBER 2015, PUKUL

22.00 WIB

Colosseum Club, Jalan Kunir

Nomor 7, Jakarta Barat

Promotor: Colosseum Club

Pembicara: Srihadi Soedarsono

SELASA, 15 SEPTEMBER 2015, PUKUL 19.00 WIB

Serambi Salihara

SAYA DAN

SENI LUKISINDONESIA

KINA GRANNISELEMENTS TOURLIVE IN JAKARTA16 SEPTEMBER 2015, PUKUL

20.00 WIB

Skenoo Hall, Gandaria City, Ja-

karta Selatan

Promotor: Creon Asia

UNPLUG SERIESFEAT. TULUS ANDBONITA & THE HUSBAND18 SEPTEMBER 2015 PUKUL

Page 205: Majalah Detik 198

7/17/2019 Majalah Detik 198

http://slidepdf.com/reader/full/majalah-detik-198 205/205

Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4 Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 

Email: [email protected]

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.

@majalah_detik majalah detik