Top Banner
$P3 RP 20.000 RP 20 00 R RP R 2 0 20 0 0 0 00 0 00 Pecahkan “Rekor” 68 | 15 - 21 Desember 2014
52

Majalah balipost edisi 68

Apr 07, 2016

Download

Documents

e-Paper KMB

 
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Majalah balipost edisi 68

$P3

RP 20.000RP 20 00RRPR 2020 0 0000000

Pecahkan“Rekor”

68 | 15 - 21 Desember 2014

Page 2: Majalah balipost edisi 68
Page 3: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 2014 3

D A F T A R I S I

PENDIDIKAN�Gaji Guru Kontrak Dirancang Rp 1,5 Juta 18MANCANEGARA�Hawking dan AI 20DAERAH�Sabotase Timbangan Ikan Panen Tangkapan, Nelayan 22

KESEHATAN�Hilangkan Potensi Gangguan Jiwa dengan Kasih Sayang 24

LENSA�”OMED-OMEDAN” 26

OLAHRAGA� Pele, Proyek Komersial 28LINGKUNGAN� Aturan Dilabrak, Ubud Tak Nyaman 36PARIWISATA� Pariwisata Tumbuh Tanpa Rambu-rambu 38TRADISI� “Ngeredag” Prosesi Mengusir Roh Jahat 44

PROPERTI� Rumah Minimalis Rawan Bocor 46WISATA�Tenganan, Desa dengan Tradisi Perang Pandan 48MEDIA� HUT Ke-16 “Bali Travel News” “Sharing” Informasi Pariwisata 49FASHION� Endek Tradisional dalam ”Metropolitan Sexy” 50

OPINI� Antikorupsi, Revolusi Mental Kepala Daerah 6BALI SEPEKAN�Jalur Cangkup-Rejasa Tertutup Longsoran 7LAPORAN UTAMA�Pecahkan ”Rekor” 8

�Adi Wiryatama Pencemaran Nama Baik 9�Apa Kabar RSI Nyitdah 10NASIONALISME� Cinta Produk Dalam Negeri, tetapi Beli Produk Luar Negeri 12PEMERINTAHAN�Dari Kunjungan Menteri PAN dan RB di Kabupaten Badung Aparatur Sipil Negara Harus Merakyat 14POLITIK�Pilkada di Antara Dua Kubu 16�Korpri, Menepis Krisis Kepercayaan 17

Page 4: Majalah balipost edisi 68

4

15 - 21 Desember 20144

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi Karnaedi, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana,

Ngurah Kertanegara, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Manik Astajaya,

Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Dewi Puspawati, Wira Sanjiwani.

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Bagi Anda yang ingin mengirimkan artikel/opini atau pikiran pembaca silakan kirimkan ke [email protected] atau [email protected]. Panjang artikel maksimal 2.500 karakter, sertakan foto, pikiran pembaca maksimal 1.000 karakter.

Mengangkat Endek Bali

Nasib Guru Non-PNS

Mulai tahun 2015 mendatang, seluruh perusahaan di Bali

diusulkan menggunakan kain endek sebagai salah satu bahan seragam karyawannya (Bali Post , 1/12). Niatan untuk mengangkat endek Bali dan pengusaha Bali harus konsisten diwujudkan. Pengusaha endek Bali harus terus dimotivasi untuk bisa menjalankan produksinya supaya mereka tidak tergilas oleh endek luar yang kini mulai mengepung Bali. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi pengusaha Bali mesti dicarikan solusi, jangan dibiarkan mereka berjuang sendiri. Kalau se-mua instansi pemerintah dan swasta, sekolah-sekolah, kampus, hingga masyarakat bawah berbaju endek (sebagaimana halnya batik, sampai tukang parir pun berbatik), endek Bali pasti berkibar dan merakyat.

I Wayan Galang WraspatiDenpasar Timur

Guru honorer (non-PNS), baik yang diangkat oleh yayasan maupun guru honorer di sekolah negeri nasibnya hampir sama, bagai kerakap tumbuh

di batu hidup segan mati tak mau. Tetapi mngapa mereka tetap bisa dan mau bertahan dalam profesinya? Tentu alasan dan jawaban atas pertanyaan terse-but hanya mereka yang tahu. Dan guru honorer jarang malah hampir tidak ada yang berkeluh kesah kepada pemerintah, sekalipun yang mereka didik adalah putra putri bangsa yang menjadi tanggung jawab pemerintah.

Dikeluarkannya Undang-undang Guru dan Dosen oleh tentu patut diberi apresiasi oleh guru swasta. Karena berdasarkan undang-undang tersebut memungkinkan guru swasta mengikuti sertifikasi guru. Bagi guru yang telah lulus sertifikasi berhak atas tunjangan profesi yang dibayarkan tiap tiga bu-lan atau enam bulan sekali oleh pemerintah. Tetapi yang terjadi selama ini, tidak adanya kepastian kapan tunjangan profesi tersebut diterima, apakah tiap tiga bulan, enam bulan atau satu semester. Ada yang sampai satu tahun lebih tunjangan belum diterima.

Mudah-mudahan pemerintah pusat, daerah (provinsi maupun kabupaten) lebih ada perhatian terhadap nasib guru non-PNS.

I Made Putra WijayaBr. Penida, Batuan Sukawati, Gianyar

Page 5: Majalah balipost edisi 68

5

15 - 21 Desember 2014 5

TEMUAN BPK terhadap pengelolaan alokasi dana bansos cukup mencengangkan. Rebutan bansos lewat ribuan proposal hingga kini belum dilengkapi pertanggungjawaban. Penyalahgunaan dana Bansos pun sering beru-jung pada kasus hukum. Sejumlah pejabat dan anggota DPRD terseret dalam kasus ini. Bansos juga mengalir kepada kelompok fiktif akibat lemahnya proses ferivikasi dan pengawasan. Jajak pendapat Bali Post mendapatkan data, dominan responden menilai pengalokasian dana bansos tak sesuai sasaran. Ada 62, 84 persen responden yang menuding bahwa pengalokasian dana bansos sarat kepentingan politis. Sedang-kan, 34,81 persen responden menilai pos dana bansos ini harus tetap dialokasikan. Selama ini masyarakat sangat terbantu dengan bantuan fi-nansial ini untuk memperlancar pembangunan pura, bale banjar termasuk pendanaan kegiatan yang sifatnya untuk pemberdayaan keuma-tan. Hanya pengajuannya yang berdasarkan kedekatan dengan oknum DPRD atau pejabat pemerintah. Sedangkan 2,35 persen responden tidak memberikan respons terkait hal ini. Mereka mengaku tak tahu prosedur pengajuan bansos.

� Dira

Rebutan Bansos

Page 6: Majalah balipost edisi 68

6

Sikap para Gubernur yang ter-gabung dalam Asosiasi Pemer-intah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) yang dengan tegas

mendukung komitmen pemberantasan korupsi perlu diapresiasi. Menariknya lagi, mereka siap jika dihukum mati jika melakukan tindakan korupsi. Pernyataan yang selayaknya diapresiasi dan didukung sepenuhnya. Kita harus angkat topi terh-adap komitmen tersebut.

Kementerian Dalam Negeri (Ke-mendagri) pada Juli 2014 pernah menya-takan ada 330 Kepala Daerah (Gubernur, Bupati, atau Wali Kota) yang terjerat ka-sus korupsi. Jumlah ini mencapai 86,22% dari jumlah kepala daerah di Indonesia. Bahkan beberapa tahun lalu, Kemendagri juga pernah mengungkapkan dalam pembukaan orientasi kepemimpinan dan penyelenggaraan pemerintah daerah bagi Bupati/Wali Kota dan Wakil Bupati/Wali Kota di kantor badan Diklat Kemendagri bahwa 291 kepala daerah dari 536 kabu-paten/kota menjadi tersangka korupsi. Angka tersebut meningkat pesat apabila dikaitkan dengan informasi yang disam-paikan Direktur Pengawas Keuangan Daerah BPKP Kasminto bahwa ada 173 kepala daerah terlibat korupsi lewat 3.423 modus penyimpangan. Angka tersebut akan terus bertambah mengingat masih banyaknya kasus-kasus korupsi yang belum terendus ke permukaan.

Data paling mutakhir yang dipaparkan oleh komisioner KPK, Adnan Pandu Praja (2014), pengaduan yang masuk ke KPK sebanyak 69.773 kasus, tetapi yang di-tangani langsung oleh KPK tidak sampai 500 kasus. Bisa dibayangkan apabila data tersebut dapat ditangani dan terbukti, bu-kan tidak mungkin negeri ini selalu berada di bawah awan kelam bernama korupsi.

Korupsi merupakan masalah akut yang melanda negeri ini. Hampir setiap lapisan pemerintahan tersandera oleh praktik korupsi. Korupsi adalah masalah klasik yang hingga kini belum ada yang mampu mengatasinya. Menurut Ahmad

Syafii Ma’arif (2014), korupsi ibarat orang kecanduan narkoba, pesertanya semakin banyak, hampir pada semua lini kehidupan bangsa dan negara, termasuk di dalamnya lembaga DPR/DPRD dengan wajah yang kusam akibat beban dosa dan dusta.

Semakin lama, praktik korupsi se-makin menggurita dan menunjukkan angka fantastis. Data tersebut menunjuk-kan bawah korupsi kian bermetamorfosis. Hal ini ditengarai karena praktik korupsi telah masuk ke sendi-sendi kebijakan public dan bahkan telah mendistorsi proses-proses politik, ekonomi, birokrasi pelayanan publik, dan penegakan hukum. Walhasil, kebijakan publik cenderung pincang mempunyai tendensi mendis-kriminasikan kepentingan rakyat.

Selalu RelevanRevolusi mental selalu menjadi relevan

dalam kaitannya memperbaiki mental masyarakat di republik ini. Hal ini karena revolusi mental merupakan trade mark

Joko Widodo (Jokowi) dalam setiap kes-empatan. Nampaknya, revolusi mental juga relevan diterapkan untuk member-antas korupsi. Terlebih lagi, merevolusi mental kepala daerah yang sudah endemik dari praktik korupsi.

Kebijakan Jokowi dalam melibatkan KPK dan BPATK menelusuri tekam jejak calon menteri beberapa waktu lalu bisa jadi merupakan langkah awal un-tuk memberantas korupsi. Akan tetapi, langkah seperti itu hanya akan mubazir jika tidak dibarengi dengan semangat anti korupsi semua lapisan. Pernyataan ketua APPSI, Gubernur Sulawesi Sela-tan yang siap dihukum mati hanya akan menjadi pernyataan formalitas jika tidak ada komitmen dari pemerintah. Bisa jadi, itu hanya dalih untuk menutup-nutupi bobroknya birokrasi agar terhindar dari cengkeraman KPK.

Oleh sebab itu, pernyataan APPSI harus menjadi komitmen bersama terlebih lagi kepala daerah (gubernur, bupati, dan wali kota) untuk bersama-sama member-antas korupsi. Salah satu caranya adalah mensterilkan tempat-tempat atau lembaga yang dipimpinnya. Pemerintah daerah memiliki komitmen kuat untuk member-antas korupsi di institusinya terlebih dulu. Di pihak lain, pemerintahan Jokowi harus memfasilitasi kebutuhan terkait dengan pemberantasan korupsi. Artinya, Jokowi tidak hanya mengandalkan lembaga anti rasuah KPK sebagai garda terdepan dalam pemberantasan korupsi.

Pemerintah harus mengimbangi den-gan memberi pengawasan di berbagai daerah sehingga pemberantasa korupsi tidak berfokus di pusat. Jika memang perlu, KPK dibentuk di berbagai daerah sehingga bisa menerawang lebih cepat. Dengan demikian, sinergi antara pemer-intah pusat dan daerah berjalan sempurna. Pada akhirnya, praktik korupsi tidak mudah dilakukan.

Penulis, alumnus Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta

O P I N I

15 - 21 Desember 20146

Oleh Aminuddin

Antikorupsi, Revolusi Mental Kepala Daerah

Page 7: Majalah balipost edisi 68

7

B A L I S E P E K A N

15 - 21 Desember 2014 7

KERICUHAN terjadi di perbatasan wilayah Denpasar Barat-Denpasar Timur, tepatnya Jalan Salya, Denpasar, Sabtu (29/11) sekitar pukul 18.00. Puluhan anggota ormas nyaris bentrok dengan warga setempat.

Pemicunya diduga gara-gara ser-empetan dan salah satu warga be-ralamat di wilayah tersebut dianiaya. Informasi di lapangan, ada beberapa pemuda pesta miras depan warung perbatasan Jalan Gatot Subroto IV-Jalan

Salya, Denpasar. Sekitar pukul 19.30, melintas seorang kakek naik motor. “Informasinya, kakek itu menyerem-pet salah satu pemuda yang minum miras itu sampai jatuh,” kata seorang petugas saat ditemui di TKP. Kapolsek Denpasar Barat Kompol Joni Antara mengungkapkan, setelah menerima laporan kejadian tersebut, pihaknya langsung mengerahkan puluhan ang-gota gabungan ke TKP.

� Kerta Negara

JALAN jurusan Banjar Cangkup menuju Desa Rejasa, Kecamatan Pen-ebel tertutup longsoran, Minggu (30/11). Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.

Kapolsek Penebel AKP Komang Sri Subekti mengatakan, longsor terjadi Minggu malam sekitar pukul 20.00 wita. Tanah tegalan milik Gusti Wayan Kenis, longsor akibat guyuran hujan deras yang mengguyur Tabanan. “Beruntung tak ada korban jiwa, hanya material longsor tersebut menutup jalur jurusan banjar dinas Cangkup menuju Rejasa,” ujarnya.

Warga serta sejumlah aparat desa pun, Senin (1/12) bergotong-royong menyingkirkan timbunan tanah secara manual, agar jalur tersebut bisa dile-wati. Tak hanya di Kecamatan Penebel,

bencana longsor juga terjadi di Banjar Bongan Kauh Kaja, Desa Bongan, Ta-banan. Jembatan yang menghubungkan jalan Bongan Kauh Kaja ke BTN Pusko-pad longsor. Kejadian ini diperkirakan terjadi dini hari dan baru diketahui oleh warga pukul 06.00 wita.

� Puspa Dewi

PENYIDIK Kejari Klungkung terus memburu aset-aset tak bergerak milik tersangka mantan Bupati Klungkung Wayan Candra. Setelah menyita aset gedung, penyidik kembali menyita aset lainnya, berupa 40 bidang tanah milik mantan bupati dua periode itu. Candra dinilai cukup lihai menyembunyikan aset tanah ini. Ada aset diatasnamakan sopirnya, Made Widiarta alias Gagik.

Kasi Intel Kejari Klungkung Suhadi mengatakan, surat penyitaan aset 40 bi-dang tanah itu sudah turun dari Pengadi-

lan Negeri Semarapura. Candra sebelum-nya diduga membeli tanah-tanah tersebut dari warga. Sebagian besar lokasinya di Desa Tangkas. Namun, Candra tidak membayar lunas. Seluruh lahan dibeli seharga Rp 8 juta per are. Candra hanya mampu membayar sementara Rp 4 juta per are. Penyitaan aset Candra ini sangat berkaitan dengan kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU). Diduga, uang yang digunakan untuk membayar tanah-tanah warga itu hasil dari TPPU.

� Bagiarta

SEBANYAK 24 CPNS hasil testing ta-hun 2013, bakal dites ulang. Sesuai petunjuk pusat, mereka bakal dites interviu (wawan-cara). Tes ulang ini dilakukan karena pusat mencurigai testing sebelumnya bocor.

Hal itu disampaikan Ketua Panitia Seleksi CPNS yang juga Sekda Karangasem, Ir. Gde Adnya Mulyadi, Senin (1/12) di depan rapat Panitia Khusus (Pansus) CPNS. Keputusan tes wawancara bagi 24 CPNS itu, berdasarkan surat dari Badan Kepegawaian Negara (BKN). Seperti diberitakan sebelumnya, 24 CPNS yang lolos dari seleksi tahun 2013, sampai kini NIP-nya belum turun. Nilai mereka dicurigai, karena sama tinggi dengan kesalahan yang sama. Adnya Mulyadi mengatakan dari 145 orang formasi CPNS untuk Karangasem tahun lalu, hanya 141 yang diluluskan.

� Budana

WACANA Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghapus KTKLN (Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri) bagi TKI (Tenaga Kerja In-donesia) di mancanegara memicu polemik dan pro-kontra. Bahkan, penghapusan KTKLN ini dikhawatirkan mengacaukan serta melemah-kan aspek perlindungan terhadap TKI.

Bahkan, Kepala Balai Pelayanan, Pen-empatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Denpasar, Ilham Ahmad, tak menampik peng-hapusan KTKLN ini bisa memicu permasala-han baru. Sebab selama ini KTKLN berfungsi sebagai salah satu instrumen perlindungan baik secara administratif, hukum informasi, kompetensi, serta pendataan bagi TKI.

“Ketika ada pemberlakuan KTKLN, per-masalahan TKI masih begitu banyak, lalu apa jadinya kalau KTKLN ini dihapus,” kata Ilham di Denpasar Senin (1/12). Menyusul wacana Presiden Jokowi menghapuskan KTKLN, kata Ilham sejauh ini, BP3TKI Denpasar belum menerima instruksi dari BNP2TKI terkait penghapusan KTKLN tersebut.

� Widana

Jalur Cangkup-RejasaTertutup Longsoran

Penyidik Sita 40 Bidang Tanah Candra

24 CPNS di Karangasem Dites Ulang

Dipertanyakan, Penghapusan KTKLN TKI

Ormas-Warga Nyaris Bentrok

MBP/bit

Page 8: Majalah balipost edisi 68

8

8 15 - 21 Desember 2014

L A P O R A N U T A M A

Surat Pemberhentian Penyidikan Perkara (SP3) atas kasus Adi Wiry-atama Cs memang jadi kejutan. Bahkan banyak yang menduga SP3

yang dikeluarkan Polda Bali itu pemecah re-kor dalam sejarah penerbitan SP3 di Bali.

Sejumlah fakta melatarbelakangi hal itu. Adi ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Bali sejak 24 Juli 2014. Sementara Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) baru dikirim ke Kejati Bali 14 November 2014. Sedangkan berita di media yang menginformasikan bahwa Ketua DPRD Bali tersebut ditetapkan sebagai tersangka dimuat 27 November 2014. Dan secara mengejutkan Polda Bali menertibkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) pada 28 November 2014.

Polda Bali berdalih kasus itu bukan tin-dak pidana karena tanda tangan I Made Sarja (pelapor) identik dengan tanda tangan pada Akta Jual Beli (AJB). Kabid Humas Polda Bali Kombes Hery Wiyanto, pekan lalu me-nyatakan, Dikeluarkannya SP3 setelah peny-idik mendapatkan hasil pemeriksaan Labfor terkait tanda tangan pelapor. Hasilnya tanda tangan Sarja ternyata identik sehingga lapo-ran tersebut bukan tindak pidana.

Apapun alasannya, masyarakat tetap bertanya-tanya. Apalagi, Kapolda Bali Irjen Pol. Benny Mokalu sebelumnya men-egaskan bahwa dalam penanganan perkara yang melibatkan Adi Wiryatama, tidak ada perlakuan khusus, kendati tersangkanya pejabat. Sehingga proses penyidikannya sebagai tersangka tetap dilanjutkan. Kontan saja pernyataan yang dinilai kontradiktif dengan munculnya SP3 yang begitu kilat mendapatkan tanggapan yang negatif.

Praktisi Hukum M. Rifan berpendapat, SP3 yang dikelaurkan Polda Bali sudah menyalahi prosedur. Keluarnya SP3 mestinya didahului oleh petunjuk dari kejaksaan. “Prosedurnya seperti itu. Tapi kasus ini, berkas belum dikirim, dan SPDP sudah dikirim kok tiba-tiba ada SP3,” katanya penuh tanya.

Sementara sejumlah petinggi di Kejati Bali juga mengaku heran atas keluarnya SP3. Kasipenkum Humas Kejati Bali, Ashari Kurniawan mengaku heran dan kag-

et. “Saya baru tahunya dari media,” katanya. Dia menjelaskan, karena perkara ini sudah masuk SPDP, mestinya ada pemberitahuan ke pihak kejaksaan, pelapor dan terlapor, jika memang perkara tersebut di-SP3-kan. Karena Kejati baru mengetahui dari media, pihak kejaksaan masih belum percaya. Tak percaya karena apa yang disampaikan Polda Bali begitu secepat kilat. “SPDP tanggal 27, SP3 tanggal 28. Ini bukan harian, tapi jam-an,” katanya terheran.

Sementara salah satu jaksa yang ditunjuk menangani SPDP Adi Wiryatama, Made Tangkas, mengungkapkan keheranan yang sama. “Saya tidak percaya, bahwa kasus Adi Wiryatama di-SP3-kan. Tidak ada hu-jan tidak ada angin, tiba-tiba muncul SP3,” katanya. Dia pun menjelaskan, bahwa proses keluarnya SP3 tersebut tidak gampang. Na-mun, mesti melalui proses panjang seperti adanya gelar perkara yang disaksikan oleh pengawas internal penyidik. Kalau di Polda Bali ada Propam, kalau di kejaksaan ada jaksa pengawas. “Saya mengerti SP3. Ini prosesnya lama, tidak sekilat dan segampang ini,” katanya tidak percaya.

Karena dirinya sudah menerima SPDP dua tahap dari Polda Bali, yakni ditetap-kannya tiga tersangka dalam perkara ini, seperti notaris, Wiryatama dan anaknya, maka sesuai mekanisme pihaknya bakal mengirimkan atau melayangkan P17. Inti-nya, mempertanyakan kapan berkas ketiga tersangka akan dikirim. “Sampai saat ini

baru SPDP. Berkasnya belum,” sambung Ashari Kurniawan. Nanti, jika sudah ada berkas dan koordinasi antara polisi dan kejaksaan, maka akan lebih jelas memberi petunjuk pasal yang akan diterapkan. “Inti-nya kami belum ada penerimaan berkas dan tidak ada SP3 ke kami,” katanya.

Terkait apa yang disampaikan Kejati Bali, Hery Wiyanto menegaskan tidak perlu petunjuk dari Kejati Bali. “Petunjuk apa? Nggak pakai petunjuk jaksa. Soal SPDP otomatis tak berlaku lagi,” ucapnya sembari menambahkan Polda sudah memberitahu-kan dikeluarkannya SP3 itu ke Kejati Bali.

Selain itu, Hery mengaku tidak ada inter-vensi dari pihak manapun dan mengklaim SP3 itu diterbitkan murni hasil penyidikan. “Ini murni hasil penyidikan, jadi tidak ada intervensi. Kalau tidak ada tindak pidana bagaimana kita melanjutkan? Kalau dilan-jutkan tapi tidak selesai-selesai, bagaimana? Kita kan harus memberi kepastian hukum,” kata Kabid Humas.

Terkait akan dipraperadilkan oleh pihak pelapor, Kombes Hery menegaskan Polda Bali siap menghadapinya. Proses tersebut merupakan hak upaya hukum pelapor atau pengacaranya. “Polda pasti siap bila diprap-eradilkan oleh pelapor atau kuasa hukum-nya. Itu diatur dalam hukum acara. Silakan saja, kita tidak masalah,” ujar mantan Kabid Humas Polda Bengkulu ini.

� Miasa

Pecahkan ”Rekor”

MBP/ken

Made Sarja (kanan) bersama pengacaranya saat memberi keterangan pers setelah menerima SP3 dari Polda Bali.

Page 9: Majalah balipost edisi 68

9

15 - 21 Desember 2014 9

PERSETERUAN hukum antara Adi Wiryatama cs dengan Made Sarja, diya-kini akan semakin panjang. Sebab Adi Wiryatama melaporkan balik Made Sarja atas dugaan pencemaran nama baik.

Ketua DPRD Bali Adi Wiryatama melaporkan Made Sarja dan Made Har-umbawa ke Polres Tabanan. Ada tiga pasal yang dituduhkan kepada Sarja, yakni pasal pencemaran nama baik, fit-nah hingga keterangan palsu. Tak hanya Adi Wiryatama, notaris I Ketut Nuridja juga melaporkan Made Sarja dengan tuduhan yang sama.

Didampingi tim kuasa hukumnya, yakni Gede Wija Kusuma, S.H., M.H., Ni Nengah Saliani, S.H. dan Putu Huta-galung, S.H., Adi Wiryatama datang ke Polres Tabanan sekitar pukul 11.00 wita dan diterima KBO Reskrim Polres Ta-banan Iptu I Ketut Edi Susila dan Kanit II Reskrim (harda) Ipda I Nengah Widia.

Selama sekitar 1,5 jam mantan Bupati Tabanan dua periode tersebut berada di ruangan SPKT untuk mengajukan laporannya.

“Sebagai warga negara saya punya hak hukum untuk membela diri dan menuntut keadilan. Karena nama baik saya telah dicemarkan oleh Sarja dan anaknya,” ujar Adi Wiryatama usai mengajukan laporan.

Tim kuasa hukum Adi melihat adanya tindakan pidana pengaduan palsu/fitnah yang dilakukan oleh Made Sarja dan Made Harumbawa. “Kami melaporkan kedua terlapor ini dengan nomor laporan polisi: LP/147/XII/2014/Bali/Res Tbn, atas dugaan pencemaran nama baik pasal 317,220 dan 310,” beber Gede Wija.

Terkait pengajuan laporan dari man-tan Bupati Tabanan ini, KBO Reskrim Polres Tabanan Iptu Ketut Edi Susila mengatakan, Polres Tabanan tetap men-erima laporan tersebut, hanya saja untuk penanganannya akan dilimpahkan ke Polda Bali, karena tempat dan kejadian yang berada di wilayah tersebut.

Dikeluarkannya SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) oleh Polda Bali atas kasus dugaan pemalsuan sertifikat tanah yang menyeret Adi Wiryatama me-

mang cukup mengejutkan publik. Bahkan diduga ada intervensi oleh pihak tertentu sehingga SP3 ini begitu cepat keluar.

Namun, Adi Wiryatama menegaskan pihaknya tidak pernah mengintervensi pihak kepolisian atas terbitnya SP3 ini. Ia menyatakan SP3 itu murni dari pihak kepolisian dengan melihat fakta hukum yang ada. “Ini SP3 murni sesuai proses yang dilakukan penegak hukum di kepoli-sian,” tegas Adi Wiryatama pekan lalu.

Adi Wiryatama menilai keluarnya SP3 atas kasus ini merupakan langkah tepat yang diambil pihak Polda Bali sebab dirinya memang tidak bersalah. Ia pun berharap nama baiknya bisa segera direhabilitasi. “Saya merasa benar, jadi SP3 ini sangat tepat karena saya tidak bersangkutan dengan apa yang dituduhkan kepada saya,” pungkas Adi Wiryatama yang juga Sekretaris DPD PDI-P Bali itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemilik tanah yakni Made Sarja me-laporkan Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama bersama anaknya, Gede Made Dedy Pratama, dan notaris I Ketut Nuridja ke Dit. Reskrimum Polda Bali dengan nomor laporan TBL/160/III/2014/Bali/Spkt. tanggal 11 Maret 2014. Mereka dilaporkan dengan du-gaan tindak pidana pemalsuan surat, pemalsuan akta otentik, dan memberikan keterangan palsu, sebagaimana dimaksud Pasal 263, 264, dan 266 KUHP. Setelah sempat menjadi tersangka dan terbukti tidak bersalah, Polda Bali per tanggal 28 Novemmber 2014 menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3). Polda Bali berdalih kasus itu bukan tin-dak pidana karena tanda tangan Made Sarja identik di Akta Jual Beli (AJB).

� Widana

Adi Wiryatama

Lapor Balik

MBP/bit

Adi Wiryatama saat melapor di Mapolres Tabanan, Rabu (3/12).

Page 10: Majalah balipost edisi 68

10

15 - 21 Desember 201410

L A P O R A N U T A M A

TAK hanya SP3 kasus Adi Wiry-atama yang mencengangkan publik, kasus RSI Tabanan yang di-SP3-kan Kejati Bali juga idem tito. Di era kepemimpinan Adi Wiryatama kasus ini sempat mencuat. Bahkan Kejak-saan sudah menetapkan dua tersangka. Namun, akhirnya mentok. Kejati Bali mengeluarkan SP3 dan kasus itu pun tenggelam bak ditelan bumi.

Dugaan korupsi RSI ini mencuat set-elah Kejaksaan Tinggi Bali menerima sejumlah pengaduan, tahun 2009 lalu. Hasil penyidikan, pembebasan lahan seluas 10 hektar ini diduga terjadi mark up sekitar Rp 9,8 miliar. Dugaan peng-gelembungan itu didasarkan pada selisih penggunaan anggaran yang dikeluarkan Pemkab Tabanan. Harga riil yang diba-yarkan ke petani ternyata hanya Rp 4,2 miliar. Namun, total anggaran yang dipakai Pemkab Tabanan mencapai Rp 15 miliar. Dari kasus ini, Kejati sudah menetapkan dua tersangka.

Kedua tersangka tersebut berinisial SDM, yang saat itu selaku sekretaris panitia pengadaan proyek pembangunan RSI Tabanan di Desa Nyitdah, dan NS, selaku rekanan yang berprofesi sebagai penjual kain. Aparat kejaksaan saat itu, Kepala Seksi Penerangan dan Hukum Kejaksaan Tinggi Bali Eko Indarno, men-gatakan kedua tersangka diancam Pasal 2 dan Pasal 3 UU No 31/1999 dan UU No 20/2001 tentang Tindak Pidana Korupsi. “Mereka berdua (tersangka) diancam dua pasal (pasal 2 dan pasal 3) karena mereka menguntungkan orang lain dan memperkaya diri sendiri,” ujar.

Dari hasil pemeriksaan sementara, kedua tersangka tersebut diduga telah melakukan penggelembungan biaya (mark-up) dalam pengadaan lahan RSI Tabanan seluas 7.250 m2 di Desa Nyit-dah hingga Rp 2 miliar dari total biaya Rp 14 miliar yang bersumber dari Ang-garan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tabanan.

Modus yang dilancarkan tersangka, jelas Eko, yakni dengan memasukkan

daftar harga pembelian lahan yang sudah dilipatgandakan dari harga la-han yang dibelinya dari pemilik tanah. Harga pembelian lahan dalam proyek itu dimasukkan Rp 13,142 juta/100 m2, padahal NS selaku rekanan membelinya seharga antara Rp 6-9 juta/100 M2.

Setelah lama berjalan, akhirnya Kejati Bali mengeluarkan SP3. Alasan-nya juga sama, bukti tak cukup untuk menjerat tersangka. Atas keluarnya SP3 itu, Ketua Bali Corruption Watch (BCW) Putu Wirata Dwikora meminta agar Kejati maupun Kejari disupervisi oleh KPK. Jika korps Adhyaksa ini terbukti tidak mampu menangani kasus korupsi yang mendapat atensi besar masyarakat, maka KPK perlu turun dan membuat kantor permanen di Bali. Dia menekankan kasus RSI Nyitdah bisa diambil alih KPK, kalau Kejaksaan Agung gagal.

Mengingat Indonesia yang begitu luas dan tenaga KPK yang terbatas, Wirata juga menuntut DPRD, baik kabupaten maupun provinsi, untuk melakukan teka-nan politik terhadap lembaga itu. Salah satu caranya adalah dengan memanggil pihak kejaksaan dan kepolisian untuk berdialog dengan dewan terkait kasus korupsi. Hasil dialog itu kemudian dikirim ke KPK agar segera ditindak-lanjuti. ‘’Kalau DPRD serius mengawasi eksekutif, mestinya memang bersurat sekali ke KPK. Harus dilakukan upaya untuk meminta KPK turun, minimal ada satu kasus yang ditangani supaya ada shock therapy,’’ jelasnya.

Di sisi lain, BCW sendiri sejatinya sudah sering bersurat ke KPK. Surat-surat itu memang ditindaklanjuti oleh KPK dalam bentuk supervisi. Namun, diakui Wirata, hasil supervisi KPK belum seperti yang diharapkan, bah-kan sangat terbatas. Kendati demikian, kehadiran lembaga yang diketuai Abraham Samad itu tetaplah dinanti masyarakat Bali.

Akademisi I Nyoman Sujana, S.H., M.H. mengatakan, publik sangatlah

dirugikan ketika banyak kasus dugaan korupsi yang terhenti di tengah jalan. Apalagi tidak ada alasan jelas yang melandasi penghentian penyidikan oleh kejaksaan atau kepolisian. Sesuai kewenangan yang dimilikinya, KPK sangat berhak untuk mengambil alih kasus-kasus tersebut.

Sebenarnya peluang terungkapnya kembali kasus dugaan korupsi pengadaan tanah untuk RSI Nyitdah, Tabanan, makin besar. Itu diketahui setelah Komisi Kejak-saan RI turun gunung memantau sejumlah kasus khusus korupsi. Namun hasilnya sampai saat ini belum jelas. Sebab kasus RSI tetap digugurkan.

� Pusat Data

Apa KabarRSI Nyitdah

Page 11: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 2014 11

TANDA tangan Made Sarja yang identik dengan akta jual beli, men-jadi satu-satunya alasan Polda Bali menetapkan kasus yang menjerat Adi Wiryatama dihentikan (SP3). Namun, pengacara I Made Sarja, Zulfikar Ramly punya alibi lain soal tanda

tangan tersebut. “Hasil labfor memang dinyatakan identik, tapi proses tanda tangannya ada ketidakwajaran,” tegas-nya, didampingi Made Sarja.

Made Sarja menegaskan walau keluar SP3, ia mengaku tidak gentar. “Walaupun sampai ke ujung langit, saya tetap lawan. Saya akan habis-habisan berjuang demi keadilan, walaupun hanya rakyat kecil. Saya yakin akan

kembali tanah itu,” kata Sarja sambil menggenggam erat-erat tongkat kecil dengan tangan kirinya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali Kombes Hery Wiyanto mem-persilakan pelapor menempuh jalur praperadilan, jika tidak puas dengan diterbitkannya SP3 itu. “Nanti kita lihat di praperadilan,” tambahnya.

� Ngurah

Tidak Wajar

MBP/dok

Gedung Rumah Sakit Internasional (RSI) Tabanan yang dibangun di Desa Nyitdah Kediri.

Page 12: Majalah balipost edisi 68

KAMPANYE ‘Cinta Produk Dalam Negeri’ sudah puluhan tahun didengung-kan, sejak zaman Orde Baru hingga Orde Reformasi. Namun, produk Indonesia tidak jua menjadi ‘tuan di rumah sendiri’. Untuk membuat produk Indonesia berjaya di dalam negeri, memang tidak bisa hanya kampanye, imbauan. Ada banyak yang harus dilakukan, termasuk soal regulasi, juga keteladanan.

Bagaimana mungkin meminta masyarakat memakai produk dalam negeri sementara mereka yang mengimbau ternyata juga penggemar barang impor. Berdasarkan riset Universitas Indonesia, terdapat 91% respon-den menyatakan bangga dengan produk In-donesia. Namun ironisnya, dalam hasil riset yang sama pula, ditemukan hanya 34% yang mau membeli produk Indonesia.

Pada INA Craft 2009, pencanangan ‘Cinta Indonesia’ dihidupkan kembali, namun setelah itu hanya ‘sayup-sayup’ terdengar. Bersamaan dengan itu serbuan barang-barang impor ke pasar Indonesia semakin menjadi-jadi. Tidak hanya di mall-mall tapi merangsek sampai ke pasar-pasar biasa. Belakangan, seiring semakin dekatnya pemberlakukan perdagangan bebas ASEAN, kampanye ‘Cinta Produk Indonesia’ terasa kuat berhembus. Berbagai pameran produk Indonesia marak digelar, khususnya di Jakarta.

Entah kenapa masyarakat kita begitu

‘tergila-gila’ dengan segala yang berbau luar negeri. Padahal banyak barang produk dalam negeri kualitasnya tak kalah dengan produk impor, bahkan bisa jadi di atasnya. Tapi para konsumen juga berkilah, bukan tidak cinta produk dalam negeri tapi produk dalam negeri yang berkualitas harganya mahal. Sedang yang impor, meski secara kualitas berada sedikit di bawahnya, harganya lebih murah. Soal harga, memang menjadi salah satu masalah kenapa masyarakat kita lebih suka membeli produk asing ketimbang neg-eri sendiri. Umumnya kita, jika berhadapan dengan ‘harga’ maka tentu akan memilih yang lebih murah. Jadi bukan soal ‘Cinta Indonesia’ atau tidak. Masalah keunggulan kompetitif, termasuk di dalamnya soal harga telah sering dibicarakan dalam berbagai fo-rum. Karena inilah yang menjadi salah satu kunci utama jika produk Indonesia ingin berjaya, bukan hanya di dalam negeri tapi juga di pasaran internasional.

Tapi di sisi lain banyak pengusaha kecil mengeluh soal sulitnya mereka masuk ke pasar modern. Bagaimana bisa barang mer-eka dikenal masyarakat kalau ruang pasar modern sulit ditembus. Keluhan itu rupanya didengar pemerintah. Sejak akhir tahun lalu, Kementerian Perdagangan mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 70 Tahun 2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbe-lanjaan, dan Toko Modern. Peraturan ini dengan tegas memuat kewajiban pusat-pusat perbelanjaan dan toko modern menyediakan barang dagangan produksi dalam negeri sekurang-kurangnya 80% dari total produk yang diperdagangkan, baik dari volume maupun jenisnya.

Belum lagi peraturan tersebut berlaku, pemerintah pun melakukan revisi. Adanya keberatan sejumlah

pengusaha akan

kewajiban 80%. Akhirnya peraturan itu pun direvisi, salah satunya tentang kewajiban 80%. Permendang No 56 tentang Perubahan atas Permendag 70/M-DAG/2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern. Direktur Jenderal Perdagangan Da-lam Negeri, Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, di sela-sela acara Trade Expo (TEI) yang berlangsung di JIE Kemayoran, Jakarta, baru-baru ini, mengatakan, pengusaha yang dikecualikan dalam ketentuan tersebut adalah yang masuk dalam global chain (ran-tai pasokan global). Artinya, produk yang diperdagangkan itu juga bisa diproduksi di berbagai negara lain.

Kedua, menjual produk premium brand, dimana produk tersebut belum bisa diprod-uksi di Indonesia. Ketiga, produk yang memang diperuntukkan bagi warga negara tertentu yang tinggal di Indonesia. Misalnya, makanan Korea dan Jepang. “Permendag No 56 melengkapi Permendag 70,” kata Srie. Peraturan ini dibaca sebagai perlindungan terhadap produk dalam negeri dari serbuan produk luar yang kini membanjiri Indonesia, sekaligus membuka pintu seluas-luasnya bagi produk dalam negeri untuk memasuki pasar. Karena dengan kewajiban 80% produk lokal, berarti produk impor hanya boleh sekitar 20%. Di sisi lain, ini merupakan tantangan bagi para pengusaha dalam negeri terkait kemampuan memasok produk. Tidak hanya itu, pengusaha juga harus mampu menghadirkan barang-barang berkualitas unggulan agar mampu mengganti barang-barang impor. Pengusaha memiliki waktu untuk mempersiapkan diri. Setidaknya, meski Permedag No. 70 lahir tahun lalu, dan revisi Permendag No. 56 dilakukan baru-baru ini, namun implementasi dari peraturan tersebut baru akan dilakukan pada 12 Juni 2016 mendatang.

� Diana Runtu

15 - 21 Desember 201412

N A S I O N A L I S M E

Cinta Produk Dalam Negeri, tetapi Beli Produk Luar Negeri

LAPORAN

Page 13: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 2014 13

MBP/ist

LDK - Pada Sabtu (29/11), FKIP Unmas mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Regional BEM FKIP Unmas

Denpasar tahun 2014 di kampus Universitas Mahasaraswati, Jalan Soka. LDK diikuti 91 orang mahasiswa semester I FKIP Unmas. LDK merupakan kegiatan rutin. LDK tahun ini berte-

makan “Membentuk karakter mahasiswa sebagai calon guru yang berjiwa pemimpin, bertanggung jawab, meningkatkan

kreativitas, dan mampu beradaptasi di lingkungan akademis serta masyarakat”. Acara dibuka secara resmi oleh Wakil

Rektor III Unmas Ir. I Made Sasra Wibawa, M.Erg. ditandai pemukulan gong.

MBP/ist

PRODUK TERBARU - Felice Jewellery masih menawarkan produk-produk emas dan berlian terbaru bagi para pecinta perhiasan. Hal itu dibuktikan dengan masih berlangsung-

nya pameran di Abang Room, Hotel Aston, Jl. Gatot Subroto Denpasar, Rabu (3/12) lalu. Felice masih menghadirkan cincin

emas bertabur berlian untuk pria dan wanita dengan harga terjangkau. “Kami masih menghadirkan ladies ring dan mens ring dengan harga promo untuk keduanya masing-masing Rp

5,999 juta,” ujar Sales Exhibition Felice Jewellery, Lukluk.

MBP/ist

MENDUKUNG - Di antara 132 orang senator Indonesia atau anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, bisa jadi

senator asal Bali Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III yang paling fanatik dan terbuka menyatakan dirinya

sebagai pendukung Pemerintahan Presiden RI Joko Widodo. Hal ini tampak dalam rapat Komite III DPD RI yang salah

satunya membidangi masalah sosial dengan Menteri Sosial RI di Ruang Komite III DPD RI. Arya Wedakarna dengan sangat

tegas membela program Kartu Sakti Jokowi dan membela Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa.

MBP/ist

HARI GURU - Serangkaian Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT ke-69 PGRI, jajaran PD PGRI Kota Denpasar bekerjasa-ma dengan Kompas dan the Jakarta Post mengadakan seminar

pendidikan karakter bagi para guru. Seminar dibuka Dirjen Kebudayaan, Prof. Kacung Marijan, Ph.D., Kamis (27/11) di Graha Sewaka Darma. Tampil sebagai keynote speaker, Wali

Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra, S.E., M.Si., serta pembicara asing masing-masing, Lynne Cahill (Austra-lia), Servena Goh dan Debra Ann Fransisco dari Singapura,

serta Gerard van Der Weijifen (Belgia).

A K T I V I TA S

Page 14: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 201414

P E M E R I N TA H A N

APARATUR sipil negara di era ini harus kembali ke jati dirinya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. “Nafkah dan segala fasilitas yang dinikmati oleh aparatur sipil negara berasal dari negara dan masyarakat. Oleh sebab itu setiap aparatur sipil negara harus hidup seder-hana dan merakyat, serta selalu berada di tengah-tengah masyarakat untuk menge-tahui masalah-masalah kemasyarakatan agar dapat mengambil kebijakan yang akurat dalam mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat. ”Demikian disam-paikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) Dr. Yuddy Chrisnandi, di hadapan jajaran Pemerintah Kabupaten Badung saat melakukan kunjungan kerja di Pus-pem Kabupaten Badung, Kamis (4/12).

Lebih lanjut Menteri PAN RB juga mengingatkan bahwa aparatur sipil nega-ra merupakan sebuah pilihan dan profesi yang mulia, sehingga setiap aparatur harus dapat memosisikan dirinya seba-gai guru dan panutan bagi masyarakat sekitarnya. Menurutnya kondisi tersebut

berimplikasi pada terikatnya seorang aparatur terhadap berbagai persoalan kemasyarakatan. Menteri PAN dan RB juga mengingatkan bahwa salah satu masalah yang menghambat pelayanan kepada masyarakat adalah tidak opti-malnya fungsi unit-unit layanan publik. Oleh sebab itu pihaknya mengingatkan agar semua unit layanan memberikan layanan yang memuaskan.

“Anggaran negara harus diguna-kan dengan hemat tanpa mengurangi efektivitasnya. Batasi penggunaan anggaran yang tidak efektif, antara lain penggunaan hotel untuk rapat-rapat dan perjalanan dinas yang tidak perlu. Penghematan anggaran ini akan ber-manfaat untuk pembangunan berbagai infrastruktur publik yang masih sangat diperlukan masyarakat,” imbuhnya.

Menteri PAN RB juga mengingatkan agar setiap satuan kerja dapat menghil-angkan ego sektoral dan bekerja dengan sinergi. Aparatur sipil negara di berbagai tingkatan baik kabupaten/kota, provinsi serta TNI/Polri harus mampu bersin-

ergi, mengingat kesemuanya berkinerja dengan menggunakan anggaran rakyat melalui APBN. “Inilah esensi revolusi mental yang selalu diingatkan oleh Presi-den Joko Widodo,” ungkapnya.

Untuk menjaga dan menegakkan kewibawaan lembaga pemerintah, menu-rutnya pemerintah telah mengeluarkan berbagai perangkat peraturan antara lain yang membatasi pelaksanaan rapat-rapat di hotel. Peraturan tersebut akan diikuti pula dengan berbagai peraturan lainnya. “Namun pemerintah juga akan tetap memperhatikan kesejahteraan aparatur sipil negara,” terangnya.

Menteri PAN RB juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Badung yang telah melakukan berbagai upaya inovasi pelayanan publik sehingga dapat masuk dalam 99 inovasi publik terbaik di Kementerian PAN dan RB, khususnya pada aspek pertanian dan penanganan limbah.

Sementara Bupati Badung Anak Agung Gde Agung dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemerintah Kabu-paten Badung terus berupaya melakukan pembenahan tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi. “Capaian dan prestasi yang dicapai Kabupaten Badung diraih dengan kerja keras, dan upaya perbaikan akan terus berjalan,” tegas Gde Agung.

Kunjungan kerja Menteri PAN RB di Kabupaten Badung tersebut didampingi oleh Deputi Pelayanan Publik Kemen-terian PAN dan RB, Mirawati Soedjono dan Kapolda Bali Inspektur jendral Polisi Benny Mokalu. Setelah menyampaikan arahan kepada jajaran Pemkab Badung, Menteri PAN RB meninjau Tempat Pen-gelolaan Sampah Terpadu (TPST) serta melakukan penanaman pohon Jepun jenis “Madam Pony Beauty Plumeria” dari Thailand yang di taman jepun di dalam lingkungan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung. Usai menanam po-hon Jepun Menpan mengungkapkan agar menjadikan Kabupaten Badung sebagai tempat yang indah dan nyaman untuk pelayanan masyarakat.

� Dedy

Dari Kunjungan Menteri PAN dan RB di Kabupaten Badung

Aparatur Sipil Negara Harus Merakyat

Menteri PAN RB Dr. Yuddy Chrisnandi didampingi Deputi Pelayanan Publik Kemen-terian PAN dan RB Mirawati Soedjono menyerahkan buku “Inovasi Pelayanan Publik

Indonesia” kepada Bupati Badung A.A. Gde Agung, Kamis (4/12).

Page 15: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 2014 15

PENANGANAN sumber mata air di Kecamatan Nusa Penida sebentar lagi akan memasuki babak baru. PDAM dituntut ber-benah. Kepentingan masyarakat tidak boleh lagi dikesampingkan. Dirut baru nanti harus pintar berinovasi dan berani mengambil terobosan penting untuk menjadi bagian dari pembangunan Nusa Penida keluar dari status daerah tertinggal. Terobosan itu untuk memaksimalkan sumber mata air dengan melakukan kerja sama dengan pihak ketiga.

Harapan ini menjadi tuntutan Bupati Klungkung Nyoman Suwirta. Era baru PDAM akan menanggung beban berat, membebaskan PDAM dari hutang dan memaksimalkan pelayanan air bersih di Ke-camatan Nusa Penida yang saat ini hanya 16 persen. Bupati Suwirta saat ditemui khusus oleh Majalah Bali Post pekan lalu, men-gungkapkan beberapa terobosan. Ia yang berlatarbelakang pengusaha, ingin berbagi strategi. Dengan latar belakang itu, ia tentu tahu betul bagaimana mengelola Perusda ini agar benar-benar maksimal. Suwirta sendiri menilai, dengan angka pelayanan hanya 16 persen, PDAM selama ini belum berbuat yang terbaik terhadap pelanggan, khususnya masyarakat Nusa Penida.

Bupati Suwirta menyiapkan restrukturi-

sasi pengelolaan air bersih di PDAM di Nusa Penida. Apalagi, Mulai direksi baru PDAM, akan mendapat tambahan tugas pengelo-laan sumber air Guyangan dan sumber air SWRO Lembongan. Khusus sumber air di Nusa Gede (Guyangan dan Penida), Suwirta menginginkan konsep pengelolaan air yang jelas dan terukur. Ia mendorong Dirut baru nanti harus berani berinvestasi dengan me-libatkan pihak ketiga. Sebab, kedua sumber air itu masih bisa dimaksimalkan. “Ini yang tidak dilakukan PDAM sebelumnya. Maka wajar saja pelayanan air bersih di Nusa Penida masih segitu-gitu saja. Padahal, warga Nusa Penida itu berani membeli air lebih ma-hal. Kenapa peluang itu tidak berani diambil dengan memaksimalkan sumber mata air,” kata Suwirta.

Sehingga, untuk menentukan harga yang layak, tinggal hitung-hitungan dengan pihak ketiga. Berapa investasinya dan berapa harga air yang dijual kepada masyarakat. Kalau warga sepakat, tinggal menyalurkan pipa ke dekat rumah-rumah penduduk. Jika tidak menjangkau, juga bisa memanfaatkan sumur bor. Suwirta yakin sekali, kalau kedua sum-ber air itu dimaksimalkan, masyarakat Nusa Penida tidak akan kekurangan air. Sebab, kedua sumber mata air itu memiliki debit air sangat besar. Pengelolaan secara professional

mesti segera dilakukan. Apalagi, belakangan pipa sumber air mata air, seperti Guyangan, kerap dilubangi warga. Kemudian, airnya diangkut ke cubang-cubang warga.

“Masalah ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus terjadi. Makanya lebih baik diambil alih PDAM. Sekarang tinggal memaksimal-kan dengan investasi menambahkan mesin dan daya,” jelas Suwirta.Masalah keterse-diaan air bersih, menjadi salah satu agenda penting Suwirta. Sehingga, langkah-langkah yang diambil harus strategis dan jelas. Oleh karena itu, pihaknya sangat berhati-hati memilih Dirut baru. Karena untuk mewu-judkannya, butuh sosok pemimpin yang berani dan cerdas. Bupati Suwirta sudah menyiapkan fakta integritas. Pihaknya hanya memberikan waktu dua tahun untuk menun-jukan kinerjanya. Jika tidak memperlihatkan kinerja sesuai harapan pemerintah daerah, maka Dirut harus siap mengundurkan diri.

Indikatornya, tentu laporan keuangan, bentuk pelayanan dan respons masyarakat. Seleksi Dirut baru sedang dilaksanakan oleh tim independen dari Unud. Januari 2015, Dirut baru PDAM Klungkung sudah bisa memulai tugasnya menjawab tantangan berat Bupati Suwirta.

� Bagiarta

Bupati Suwirta:

Dirut Baru PDAM Harus Pintar Berinovasi

Bupati Suwirta saat turun ke Nusa Penida dan bertemu dengan masyarakat setem-pat. Warga Nusa Penida sangat mengharapkan PDAM Klungkung bekerja maksimal dan bisa mem-berikan pelayanan air bersih kepada seluruh warga, khususnya di wilayah bagian atas perbukitan.

Page 16: Majalah balipost edisi 68

16

Munas Golkar di Nusa Dua, Bali memutuskan partai Beringin tetap berada da-lam Koalisi Merah Putih

(KMP). Partai ini juga mengisyaratkan akan membentuk KMP di seluruh Indo-nesia. Keputusan Munas IX Golkar juga menolak Perppu No.1 tentang Pilkada, serta menetapkan agar revisi UU MD3 berlaku di seluruh Indonesia. Langkah Golkar ini pun akan memperlebar ju-rang perdebatan dalam pengelolakan pilkada mendatang. Nasib dan teknis pelaksanan pilkada mendatang akan ada di antara dua kubu, yakni Koalisi Indo-nesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP). Jika beda kepentingan ini tak teratasi, pengingkaran terhadap demokrasi akan menguat.

Potensi terjadinya pengingkaran demokrasi ini tampaknya telah disadari oleh banyak pihak. Bahkan, Sekretaris Kabinet Andi Widjojanto mengaku akan membangun komunikasi politik yang intensif untuk mengatasi hal ini. “Kami juga akan melakukan kon-solidasi supaya apa yang sudah dicapai dalam reformasi sejak 1998 itu masih berjalan di atas relnya. Komunikasi politik akan terus dilakukan. Yang sudah payah dicapai selama reformasi itu, itu yang akan menjadi patokan per-juangan kami untuk menjaga supaya demokrasi langsung yang sudah ber-jalan baik untuk, terutama pemilihan kepala daerah, agar bisa berlangsung ke depan,” katanya.

Andi mengatakan pemerintah ber-pandangan secara prinsip demokrasi langsung merupakan capaian dari reformasi dan perlu dilakukan ko-munikasi politik bila ada yang tidak sepaham dengan hal tersebut. “Jadi pemerintah ini dibangun antara lain karena Pak Jokowi dipilih secara langsung oleh rakyat, jadi masalah prinsip. Jadi ini bukan sesuatu yang bisa ditawar-tawar. Ya kalau memang harus ada dikotomi yang tegas antara demokrasi langsung yang sudah kita perjuangkan dengan keinginan untuk membalikkannya kembali menjadi yang antidemokrasi, komunikasi poli-tik tetap dijaga.

Di lain pihak, pengamat politik In-dria Samego menilai keputusan Partai Golkar menolak Perppu No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilu Kepala Daerah secara langsung akan menjadi indika-tor bagi partai-partai politik anggota Koalisi Merah Putih (KMP) untuk mengikutinya. “Keputusan Partai Golkar yang disampaikan dalam forum Munas IX di Bali ini akan menjadi wujud kekuatan KMP di parlemen,” katanya.

Menurutnya arah parlemen selama lima tahun ke depan akan ditentukan ke mana arah dua kekuatan politik di dalamnya yakni Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan KMP. Sikap Par-tai Golkar yang disampaikan Ketua Panitia Pelaksana Munas IX, Nurdin Halid, bahwa Partai Golkar meno-lak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No 1 tahun 2014 tentang Pilkada secara langsung, tentu akan diikuti oleh partai-partai lainnya anggota KMP.

� Hardianto/Rindra

15 - 21 Desember 201416

P O L I T I K

Kami juga akan melakukan konsolidasi supaya apa yang su-

dah dicapai dalam refor-masi sejak 1998 itu masih berjalan di atas relnya. Ko-munikasi politik akan terus

dilakukan. Yang sudah payah dicapai selama re-formasi itu, itu yang akan

menjadi patokan perjuang-an kami untuk menjaga supaya demokrasi lang-

sung yang sudah berjalan baik, terutama pemilihan

kepala daerah, agar bisa berlangsung ke depan

Sekretaris Kabinet Andi Widjojanto

MBP/edi

MUNAS – Suasana Munas Golkar di Nusa Dua, Bali. Partai Golkar memutuskan menolak Perppu No. 1 tentang Pilkada langsung.

Pilkada di Antara Dua Kubu

Page 17: Majalah balipost edisi 68

17

Tak dipungkiri, saat ini birokrasi kita dinilai

lamban, kaku dan telah gagal dalam memfasilitasi perkembangan masyarakat

yang semakin dinamis. Karenanya dalam momen ini saya berharap seluruh PNS khususnya di Taban-an mulai introspeksi diri, mengabdikan diri sebaik-baiknya dan berikan pe-

layanan terbaik kepada masyarakat

Komang Gede SanjayaWakil Bupatin Tabanan

15 - 21 Desember 2014 17

KORPS Pegawai Negeri Sipil (Korpri) sebagai abdi Negara harus segera melaku-kan introsfeksi diri. Krisis kepervcayaan dan mental priyayi yang selama menjadi in-dentitas harus dilebur. Korpri harus mampu melakukan revolusi mental untuk menuju birokrasi yang simpel dan bersih.

Harapan itu terlontar saat perayaan HUT ke-43 Korpri. Secara khusus Presi-den Joko Widodo bahkan berharap Korpri harus meninggalkan mental priyayi untuk dapat melakukan penataan birokrasi yang bersih dan kompeten. Korpri harus menuju pola pelayanan birokrasi yang semakin cepat dan semakin baik. Presiden juga mencanangkan gerakan nasional revolusi mental aparatur sipil Negara, berharap Korpri menjadi teladan bagi perubahan.

Di lain pihak, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) Yuddy Chrisnandi men-gatakan meskipun pencanangan gerakan nasional revolusi mental tersebut tidak dilaksanakan secara simbolik, namun pen-erapannya sudah dilakukan. “Sudah jelas bahwa sekarang kita menerapkan gerakan

nasional revolusi mental, jadi tidak lagi harus menggunakan hal-hal yang simbolik seperti penekanan tombol sirene, pelepasan balon atau penyerahan pataka,” katanya.

Menurut Yuddy, simbolik-simbolik tersebut hanya digunakan pada zaman birokrat bermental priyayi, sehingga saat ini ketika sudah berada di zaman birokrat yang merakyat, sudah tidak diperlukan lagi. “Ya kalau pencanangan secara otomatis gerakan tersebut sudah bergulir di tengah masyarakat karena programnya pun sudah disiapkan beserta instrumennya,” ujarnya.

Dari Bali, Wakil Bupati Tabanan Ko-mang Gede Sanjaya berharap Korpri segera mengevaluasi serta introspeksi diri (mulat sarira) selaku abdi negara dan abdi masyarakat. Sanjaya mengatakan saat ini publik sudah mengalami krisis kepercayaan terhadap birokrasi di Indonesia.

Hal ini berimplikasi terhadap semakin memudarnya legitimasi sosial terhadap eksistensi para aparatur negara itu sendiri. “Tak dipungkiri, saat ini birokrasi kita dinilai lamban, kaku dan telah gagal dalam memfasilitasi perkembangan masyarakat yang semakin dinamis. Karenanya dalam

momen ini saya berharap seluruh PNS khususnya di Tabanan mulai introspeksi diri, mengabdikan diri sebaik-baiknya dan berikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ungkapnya.

Pihaknya menambahkan, wacana untuk melakukan reformasi mental di bidang birokrasi sudah sering didengar. Untuk dapat menemukan wujud nyata berupa birokrasi yang unggul, transformatif, dan lebih dari sekadar melayani cukup sulit dicari saat ini.

� Hardianto/W.Sanjiwani

Korpri, Menepis Krisis Kepercayaan

Page 18: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 201418

P E N D I D I K A N

Ratusan tenaga pendidik yang berstatus guru kontrak di Ka-bupaten Buleleng, tampaknya bisa bernapas lebih lega. Paling

tidak, mereka tidak perlu lagi meringis setiap bulan karena pengabdian mereka dihargai dengan honor yang sangat ren-dah. Mulai tahun 2015 mendatang, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengu-payakan peningkatan gaji guru kontrak di Buleleng. Dari rata-rata Rp 700 ribu, meningkat menjadi Rp 1,5 juta. Meskipun nominal itu terhitung masih rendah, namun peningkatan gaji yang melonjak hingga 100 persen itu diharapkan mampu memberikan harapan baru bagi ratusan guru kontrak yang jasa pengabdiannya selama ini dihargai sangat rendah.

Bupati Agus Suradnyana mengakui keberadaan guru kontrak selama ini masih diperlukan guna mendongkrak kualitas pendidikan di Buleleng. Orang nomor satu di Bumi Panji sakti ini juga menya-dari tingkat kesejahteraan guru kontrak relatif masih rendah. Melihat realita itu, pemerintah daerah berupaya mening-katkan kesejahteraan guru kontrak yang

saat ini jumlahnya di seluruh Buleleng mencapai sekitar 700 orang lebih. Ren-cananya, gaji guru kontrak tahun depan ditingkatkan dari Rp 700 ribu menjadi Rp 1,5 Juta per bulan. “Saya prihatin melihat kesejahteraan mereka. Nilai pasti-nya saya masih belum tahu karena saya masih menunggu Undang-undang ASN seperti apa. Di sana ada klausul, pegawai, pemerintah dengan perencana kerja. Jika pemerintah pusat tidak menganggarkan, maka saya minta diberikan kewenangan, untuk PP yang jelas, agar bisa mengang-kat guru,” katanya belum lama ini.

Menurut Agus Suradnyana, keperluan tenaga guru tambahan di Buleleng menca-pai sekitar 1.200 orang guru, dari berbagai jenjang pendidikan. Jumlah tenaga guru saat ini masih belum sesuai dengan ang-garan peningkatan gaji guru kontrak, dan kebutuhan di masyarakat. ”Jika PP telah turun, rencananya saya mau meningkat-kan gaji guru kontrak lagi minimal Rp 500 ribu. Saya tidak ada masalah bila belanja langsung dan tidak langsung, yang utama adalah pendidikan di Buleleng menjadi lebih bagus. Jumlah dan penghasilan guru

menjadi mencukupi,” ujarnya.Bupati Suradnyana menambahkan,

pihaknya memiliki rencana untuk me-nambah jumlah guru kontrak dan nilai gaji bulanannya meningkat daripada sebelumnya. Pandangan dari Bupati asal Banyuatis ini, di daerah Buleleng, dominan guru bertugas di pedesaan dan pedalaman, mereka menempuh jarak yang jauh menuju tempat mengajar dan terkadang memakai fasilitas sarana prasa-rana mengajar yang minim. ”Apabila ada rekrutmen guru lagi, rencana saya gaji guru kontrak ke depannya menjadi Rp 1,5 Juta. Kalau saja aturan Permen-nya keluar dan mengatakan boleh (menaikan gaji-red), langsung sudah akan saya ang-kat,” tegasnya.

Berdasarkan catatan di Disdik Bule-leng, data guru dan pegawai kontrak di Kabupaten Buleleng mencapai 756 orang. Rinciannya, 131 orang guru mengabdi Taman Kanak-kanak, SD 260 orang, SMP 223 orang, SMA 41 orang dan SMK 101 orang.

� Dewa Kusuma

Gaji Guru Kontrak Dirancang Rp 1,5 Juta

Suasana mengajar di salah satu seko-lah di Kabupaten Buleleng.

MBP/dewa kusuma

Page 19: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 2014 19

PERMASALAHAN gelandangan dan pengemis (gepeng) serta anak telantar di Bali masih ibarat benang kusut dan be-lum terselesaikan hingga kini. Parahnya, jumlah anak telantar di Bali tergolong tinggi mencapai 7 ribu anak tersebar di sembilan kabupaten/kota. Pemerintah pun dituding kurang serius menangani dan menuntaskan permasalahan gepeng dan anak telantar ini.

Kondisi ini pun menjadi atensi khusus Komisi IV DPRD Bali yang membidangi permasalahan kesejahteraan sosial, kes-ehatan dan pendidikan. Bahkan Komisi IV menyiapkan payung hukum melalui Ranperda (Rancangan Peraturan Daerah) Gepeng (Gelandangan Pengemis) dan Anak Telantar yang akan digogok seba-gai Perda Inisiatif Dewan di tahun 2015. “Kami akan konsen merampungkan Ranperda Gepeng dan Anak Telantar yang menjadi inisiatif dan bidang tugas Komisi IV. Payung hukum lewat Perda ini kami rasakan urgent untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang masih marak di Bali ini,” kata anggota Komisi IV DPRD Bali Nyoman Parta.

Ketua Fraksi PDI-P DPRD Bali ini menyayangkan masih tingginya angka anak telantar di Bali dan belum tuntas-nya persoalan gepeng di Bali. Bahkan terkesan pemerintah tidak serius menan-gani permasalahan sosial yang memang cukup kompleks ini. “Banyaknya anak telantar dan gepeng ini merupakan per-masalahan yang cukup dilematis. Ironis, ketika APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Pemprov Bali naik terus, IPM (Indeks Pembangunan Manusia) naik, pertumbuhan ekonomi naik di atas rata-rata nasional. Namun semua hal itu tidak berkontribusi positif pada pengen-tasan kemiskinan dan peningkatan kes-ejahteraan masyarakat. Jadi pemerintah mesti melakukan evaluasi, apa yang salah dan bagaimana kita mengatasi permasala-han ini,” ujar politisi PDI-P asal Gianyar ini seraya menambahkan pihaknya akan melibatkan Dinas Sosial Provinsi Bali, stakeholder dan pihak terkait untuk nantinya merancang Ranperda Gepeng dan Anak Telantar ini agar betul-betul mampu menjadi solusi bagi permasalahan sosial ini.

Hal senada disampaikan anggota Komisi IV yang juga Ketua Badan Legislasi (Baleg) Gusti Putu Budiarta.

“Masalah gepeng sudah beberapa kali dilakukan penertiban, tapi tidak pernah berhasil. Cenderung setelah dibina mer-eka datang lagi sebagai gepeng. Makanya kita akan atur dan cari solusi supaya masyarakat yang biasa menggepeng tidak melakukan usaha seperti itu,” ujarnya.

Pihaknya juga mengaku prihatin tentang tingginya angka anak telantar di Bali. Di Bali sejauh ini tercatat masih ada 7 ribu lebih anak telantar. Paling banyak terdapat di Buleleng diikuti Karangasem di posisi kedua, lalu Klungkung, Bangli dan 5 kabupaten/kota lainnya.

Ada beberapa kategori anak yang ter-masuk anak telantar ini. Pertama, anak yang tidak dapat mengenyam pendidikan

atau tidak disekolahkan. Kedua, anak yang tidak mendapat asupan gizi dengan baik. Kemudian anak telantar karena memang tidak ada orang tuanya, anak telantar ada di panti anak swasta yang mencapai 3 ribu anak se- Bali. Anak-anak yang dikategorikan anak telantar ini me-mang merupakan golongan masyarakat miskin. “Soal anak telantar, dari data ada 7 ribu. Ini sangat menghawatirkan dan perlu penangangan serius. Pemerintah jangan terkesan setengah hati. Di Perda Gepeng dan Anak Telantar ini akan kita atur upaya penanganan dan pembinaannya,” tegas politisi PDI-P asal Denpasar itu.

� Widana

Pemerintah Tak Serius Tangani Anak Telantar

MBP/dok

Di Bali tercatat masih ada tujuh ribu lebih anak telantar dan di antara mereka hidupnya menggepeng.

Page 20: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 201420

M A N C A N E G A R A

Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari ilmuwan ternama Ste-phen Hawking. Dia berpendapat kecerdasan buatan atau artificial

Intelligence (AI) dikhawatirkan bisa menggeser bahkan menjadi penyebab pu-nahnya ras manusia. Ia memperingatkan, perkembangan mesin yang bisa berpikir seperti manusia bisa menjadi ancaman utama eksistensi manusia.

“Perkembangan kecerdasan buatan yang tak terkendali bisa mengakhiri eksis-tensi ras manusia,” kata Hawking. “Umat manusia dibatasi oleh evolusi biologis yang lambat, tidak akan mampu bersaing dan akan tertinggal,” imbuhnya. Komen-tar ilmuwan asal Inggris itu dilontarkan sebagai respons atas pertanyaan tentang sistem suaranya yang baru.

Hawking menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS)-- penyakit yang menyerang syaraf motorik, sehingga menyebabkan otak penderita tidak dapat memberikan perintah kepada otot untuk bergerak. Sejak usia 21 tahun, ia kesulitan bahkan kemudian tak mampu bicara.

Untuk berkomunikasi, selama ini Hawking menggunakan voice synthe-sizer -- yang melafalkan kata-kata dari apa yang ia ketik menggunakan gerakan otot pipi. Baru-baru ini ia menggunakan sistem baru yang mengandung kecerdasan

buatan, yang dikembangkan sebagian oleh perusahaan Inggris, Swiftkey, yang bisa mempercepat proses percakapan.

Kekhawatiran tentang perkembangan tak terkendali kecerdasan buatan sudah lama terpendam, bahkan selama beberapa abad. Juga menjadi bagian dari budaya populer, misalnya dalam karakter yang dimainkan Arnold Schwarzenegger dalam film-film Terminator. Bukan cuma Hawk-ing yang kawatir.

Penemu sekaligus futurolog Arnold Ray Kurzweil, yang adalah direktur pengembangan teknik di Google bahkan menyebut tahun 2045 sebagai saatnya mesin melampaui kecerdasan manusia. Triliuner yang terjun ke binis luar angkasa lewat bendera SpaceX, Elon Musk juga menyebut, kecerdasan buatan sebagai ‘ancaman terbesar manusia.

Musk memperingatkan, umat manusia perlu berhati-hati terhadap Al. Ia pun menyerukan agar pihak nasional juga internasional mengawasi perkembangan-nya. “Kita harus ekstra hati-hati dengan Al. Kecerdasan buatan lebih berpotensi bahaya dari nuklir,” demikian tulis Musk di Twitter Agustus lalu.

Potensi ancaman juga jadi alasan se-jumlah perwakilan negara dan organisasi dunia berkumpul, untuk mendiskusikan bagaimana cara mencegah kecerdasan

buatan dalam bentuk ‘robot otonom me-matikan’ atau lethal autonomous robots, dalam Konvensi Khusus PBB tentang Senjata Konvensional Tertentu (CCW) yang digelar di Jenewa, Swiss.

Namun, tak semua ahli berpendapat sama, bahwa kecerdasan buatan mengan-cam umat manusia. Charlie Ortiz, kepala pengembangan Al di perusahaan perang-kat lunak Nuance Communications yang berbasis di Burlington, Massachusetts menyebut, kekhawatiran itu berlebihan.

“Aku tak menemukan alasan jika mesin-mesin menjadi makin cerdas, ses-uatu yang akan terjadi nanti, mereka bakal menghancurkan atau membahayakan kita,” kata Ortiz.

Ortiz menambahkan, kekhawatiran terhadap Al berdasarkan premis bahwa jika spesies tertentu makin cerdas, maka mereka punya kecenderungan makin mengontrol dan makin kejam. “Aku ingin berpikir sebaliknya: makin cerdas, sebuah ras makin bijak, damai, dan memperlaku-kan orang lain dengan lebih baik.”

Ortiz menambahkan, pengembangan mesin super-cerdas masih jadi isu pent-ing. Namun, ia tak yakin itu akan terjadi dalam waktu dekat. Bagaimana menurut Anda?

� Gugiek Savindra

Hawking dan AI

Page 21: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 2014 21

TUGCE Albayrak, sebuah nama yang patut untuk dikenang. Gadis 23 tahun itu bisa saja pura-pura tak mendengar teria-kan putus asa dari sebuah toilet di sebuah restoran cepat saji di Kota Offenbach, dekat Frankfurt, Jerman.

Teriakan minta tolong itu berasal dari 2 orang gadis remaja yang jadi bulan-bulanan sekelompok pria. Mereka men-jadi korban pelecehan seksual. Dini hari itu, Sabtu 15 November 2014, Albayrak memilih tak diam. Ia menyeruak masuk, menyelamatkan para korban dan bergelut dengan para pelaku. Upayanya berhasil.

Namun, mahasiswi keguruan itu tak mengira, pria-pria itu menantinya di luar restoran. Untuk balas dendam. Albayrak dipukuli, sebuah tinju ke kepala mem-buatnya tak sadar, tubuhnya terbanting ke lantai semen, lalu sama sekali tak bisa bergerak. Selama dua pekan, gadis yang bercita-cita jadi guru itu terbaring koma. Hingga akhirnya kedua orangtuanya memutuskan untuk mematikan alat bantu penopang kehidupan. Tugce Albayrak dinyatakan meninggal dunia tepat di hari ulang tahunnya yang ke-23, Jumat 28 November 2014.

Kematiannya menjadi duka cita men-dalam, tak hanya bagi keluarganya, tapi seluruh rakyat Jerman. Bendera Turki dan Jerman berkibar di hari pemakamannya. Lebih dari 1.000 pelayat melantunkan doa dalam upacara pemakaman secara Islam dan disiarkan langsung di televisi. Belum lagi kerumunan orang yang menyemut di jalanan untuk memberikan penghormatan terakhir.

Jasad Tugce Albayrak telah dikebu-mikan, namun, kisahnya tak berhenti di situ. Meski ia hanya satu dari jutaan warga Jerman keturunan Turki, kisahnya

telah menyatukan 2 bangsa. Yang utama, keberanian Albayrak mengingatkan kem-bali tentang tanggung jawab moral yang seharusnya dimiliki setiap insan. Untuk tidak diam dan bertindak saat manusia lain mengalami kesulitan.

“Ini adalah momentum yang meng-getarkan jiwa. Almarhumah telah menun-jukkan keberaniannya dalam menegakkan moralitas. Menurutku, kita semua berhu-tang padanya, juga pada orangtua yang berhasil mendidiknya menjadi seorang gadis yang luar biasa,” kata seorang pe-layat, Zejnep Haliti.

Presiden Jerman Joachim Gauck menyebut Albayrak sebagai suri taula-dan, sementara Kanselir Angela Merkel mengungkapkan simpati mendalam pada almarhumah. Sebuah petisi online yang dibubuhi 170 ribu tanda tangan meminta pemerintah menganugerahkan penghargaan tertinggi, Order of Merit,

pada almarhumah.Media-media Jerman memuji sang

gadis. “Jerman mengantar kepergian seorang pahlawan. Kita semua menangis untuk Tugce,” demikian headline koran Bild. Restoran cepat saji, di mana salah satu gerainya menjadi TKP kematian Tugce, memasang iklan sehalaman penuh di media Jerman dan Turki, berisi ucapan doa dan duka cita. “Ia kehilangan nyawa karena menolong sesama.”

Sehari setelah Albayrak dimakamkan di kota kelahirannya Bad Soden-Salmunster, warga Jerman masih terkesima dengan keberaniannya menyelamatkan orang lain, meski akhirnya harus kehilangan nyawa. “Kami akan merindukan Tugce, terutama senyumannya yang hangat,” kata sang ayah, Ali. Sementara pamannya, Yasin berujar, “Dia meninggal dunia di masa-masa keemasan hidupnya. Ia telah memberikan teladan dalam hidupnya bahkan saat ia meninggal dunia.” Keluarga Albayrak beremigrasi dari Turki ke Jerman pada tahun 1970-an. Kondisi sekarang jauh lebih baik dibanding masa itu, di mana para imigran tak bisa mendapat kerja yang layak dan keturunan mereka yang lahir di Jerman tak bisa mendapat kewarganegaraan.

Di usia 23 tahun, Tugce Albayrak seharusnya bisa memilih, menjadi warga negara Jerman atau Turki. Sayang, ia tak sempat menjatuhkan pilihan. Pengor-banan besar yang dilakukan oleh gadis sekecil itu.

� Gugiek Savindra

Tugce Albayrak, Pahlawan Dua Negara

Page 22: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 201422

D A E R A H

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan belakangan sering dikeluhkan para nelayan.

Memasuki musim panen tangkapan ikan seperti saat ini, TPI justru merugikan para nelayan. Pasalnya timbangan di TPI itu diduga dimainkan sehingga hasil tangkap mereka pun tidak maksimal.

Dampak adanya dugaan permainan ini memicu protes para nelayan karena secara langsung merugikan mereka. Mereka me-nilai beberapa timbangan yang ada di TPI itu sudah tidak layak dan perlu diuji kelaya-kannya. Bukan itu saja, para petugas yang melakukan penimbangan perlu dievaluasi atau di-rolling, untuk memastikan bahwa ukuran tangkapan itu sudah sesuai.

Ada dugaan petugas penimbang di TPI

mempermainkan timbangan sehingga menguntungkan pembeli. Sedangkan para penjual dirugikan karena hasilnya kecil dan harga turun. Diduga ada upaya sabotase timbangan sehingga membuat nelayan rugi. Kondisi ini jelas merugikan nelayan selaku penjual dan pemerintah lewat pajak. “Bukan nelayan saja dirugikan, tapi juga pemerintah. Apa sebab? Retribusi tangkap ikan otomatis berkurang,” tandas nelayan yang sering di TPI.

Fakta serupa juga diungkapkan nelayan yang juga belantik ikan Mubasirin dan Il-ham dari Desa Tegal Badeng Barat, Negara. Mereka sering protes karena selisih timban-gan itu mencapai 20-30 kilogram di luar berat keranjang ikan dan air. “Kami sudah sering menimbang, kalau selisihnya hanya 5 kilogram masih kita terima, tapi sekarang

minimal 15 kilogram, apa alat timbang yang bermasalah,” ujar dia. Ditambah lagi pembayaran tersendat.

Bila ditelusuri dan dihitung per ton berapa hasil nelayan yang dirugikan. Kapan nelayan bisa sejahtera bila hasil tangkap mereka dipermainkan seperti ini. Belum lagi harga ikan turun akibat dampak me-limpahnya tangkapan ikan.

Para nelayan kini menjerit dengan harga ikan yang sama, antara Rp 2.800 - Rp 3.400 per kilogram, sementara BBM untuk opera-sional melaut naik.

Mereka juga berharap agar pemerintah bisa menerapkan harga standar atau teren-dah. Seperti ketika menetapkan harga pen-jualan gabah petani. Ilham membandingkan dengan di Muncar, Banyuwangi yang sudah menerapkan harga standar yakni Rp 4.000

Sabotase Timbangan Ikan

Panen Tangkapan, Nelayan

Suasana di TPI Pengambengan saat penimbangan ikan hasil tangkapan nelayan.

Page 23: Majalah balipost edisi 68

SELAIN merugikan nelayan, mo-dus mempermainkan timbangan ikan petano ini juga merugikan negara. Diduga upaya ini sengaja dilakukan dengan kongkalingkong antara pem-beli dan petugas pungut retribusi. Misalnya, tangkapan ikan satu perahu hingga 5 ton, tetapi dilaporkan hanya 3 ton. Padahal baik penjual maupun pembeli membayar utuh retribusi lima ton. “Itu sudah biasa, tapi setahu pemilik perahu mereka membayar sesuai tangkapan, yang di bawah yang bermain, termasuk petugas (pun-gut),” tandas sumber nelayan di PPN Pengambengan.

Kongkalingkong ini memungkinkan lantaran dilakukan saat perahu-perahu datang dini hari. Praktik kebocoran lainnya adalah menghindari penim-bangan di TPI memanfaatkan kolam labuh yang dangkal. Perahu-perahu ini menghindari penimbangan dengan

langsung menimbang di pabrik-pabrik pembeli ikan. Dengan begitu, tidak terkena retribusi lantaran tidak melalui petugas timbang.

Praktik kebocoran retribusi itu juga diakui Kabid Kelautan, Made Widan-ayasa terjadi. Namun untuk praktik kongkalingkong itu menurutnya sudah diberangusnya. Bahkan dinas mener-apkan penyerahan retribusi ke Dinas Pendapatan pada hari pemungutan itu juga. “Setelah dibayar, langsung kita serahkan ke Dispenda. Dulu saya pernah mengecek dugaan itu juga, tapi sekarang kita pangkas dengan sistem itu,” terangnya.

Hanya saja ada beberapa tungga-kan yang belum dibayarkan. Seperti tahun lalu, sempat menjadi temuan BPK sebesar Rp 21 juta. “Memang kadang ada yang nunggak, tapi kita optimalkan seminggu kita tagih. Ka-lau dulu lebih besar sampai ratusan

juta (bocor) sebelum kita kelola,” terangnya. Di PPN Pengambengan, menurutnya ada 13 tenaga outsourch-ing dan seorang PNS yang ditugaskan untuk penagihan.

Sementara kebocoran dengan menghindari TPI juga masih terjadi. Para penjual (perahu) dan pembeli (pabrik) ikan menghindari dengan melakukan penimbangan langsung ke pabrik sebagai pembeli. Perahu tidak menimbang di TPI lantaran kolam labuh mengalami pendangkalan. “Ada tiga pabrik yang kita ketahui melakukan praktik itu, dan sudah beberapa kali kita tegur,” ujarnya.

Pabrik yang dimaksud adalah In-dohamafish, Bali Maya dan Indocitra. Target retribusi tahun ini menurutnya naik menjadi Rp 600 juta dari semula Rp 300 juta.

� Surya Dharma

Justru Rugiper kilogram. Berbeda dengan di Pengambengan yang harganya bervariasi dan cenderung turun.

Nelayan lain, Mubasirin, juga mengeluhkan dengan kenaikan BBM, ongkos tukang panol juga naik. Bila sebelumnya ongkos Rp 10 ribu per kwintal kini naik jadi Rp 15 ribu per kwintal. Disisi lain, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jembrana, Made Widanayasa juga mengakui adanya indikasi permainan di penimbangan itu. Karena itu pihaknya juga sudah berkoordinasi agar dinas memanggil koordinator TPI untuk mengecek persoalan ini.

“Jika memang ditemukan adanya permainan ditindak, karena jelas merugikan nelayan. Kami sudah minta koordinator TPI untuk menindaklanjuti,” ujarnya. HNSI juga berniat untuk mengusulkan adanya penetapan harga standar/terendah untuk hasil tangkap ikan. Apalagi di daerah lain, seperti di Banyuwangi hal itu bisa diter-apkan. Saat ini target retribusi penangkapan ikan sudah terpenuhi seiring dengan adanya panen tangkapan ikan di Pengambengan.

� Surya Dharma

Retribusi Bocor

Page 24: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 201424

K E S E H ATA N

Pemberitaan tingkah laku masyarakat di luar batas kenormalan sangat marak dewasa ini. Sesungguhnya hal ini perlu mendapat perhatian

ekstra dari berbagai pihak. Beberapa kasus tersebut tak hanya merugikan diri sendiri juga lingkungannya. Kasus seperti aksi bunuh diri, membunuh orang lain, peny-impangan sosial sebetulnya berimplikasi kurang baik bagi berkembangan pertum-buhan anak.

Sejatinya gangguan jiwa yang sering dis-ebut ‘orang gila’ oleh masyarakat merupakan skizofrenia alias ODS ini, digolongkan seba-gai gangguan jiwa berat. Padahal gangguan jiwa itu memiliki arti dan makna sangat luas. Pandangan itu disampaikan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa RSUP Sanglah dr. A.A Sri Wahyuni, Sp.KJ. Orang yang digolongkan menderita gangguan jiwa berat alias skizof-renia tersebut adalah orang yang berada di RSJ. Bisa juga ditemui di jalanan dengan tingkah polah yang sangat aneh.

Gencarnya pemberitaan tentang “gang-guan jiwa” terseut tidak semuanya berada pada fase gangguan jiwa berat atau skizof-renia (ODS).

Bila dikelompokkan, gangguan jiwa dapat dikategorikan menjadi gangguan jiwa ringan, sedang, dan berat. Gangguan jiwa ringan misalnya sulit tidur, tidak masuk kerja dalam waktu lama, tidak masuk sekolah, tidak makan, tidak mandi, tidak bicara ter-masuk golongan gangguan jiwa ringan.

Sementara, gangguan jiwa sedang seperti melakukan aksi bunuh diri. “Semua kategori sesungguhnya bisa diobati. Hasilnya cukup signifikan. Hanya untuk yang ketegori berat ODS, tidak bisa disebut dengan prosentase kecil,” terangnya, Selasa (2/12) lalu. Se-dangkan, orang dengan berbagai keluhan, misalnya sakit dari ujung kaki sampai ujung rambut hal itu termasuk depresi. Orang seperti ini mentalnya tidak kuat, ia termasuk rentan bunuh diri. ‘’Sebenarnya mereka yang berada pada fase percobaan bunuh diri berada pada golongan gangguan jiwa sedang,’’ tambahnya.

Orang dengan gangguan jiwa berat (ODS) ditandai dengan gangguan proses berpikir

dan tanggapan emosi yang sangat lemah. Keadaan ini pada umumnya dimanifesta-sikan dalam bentuk halusinasi, paranoid, keyakinan atau pikiran salah. ‘’Imajinasinya tidak sesuai dunia nyata. Desain pikiran-nya dibangun atas unsur tidak berdasarkan logika,’’ tambah dr. A.A. Sri Wahyuni.

Orang depresi tidak menyakiti orang lain. Sedangkan yang melakukan bunuh diri disebabkan karena depresi dan gang-guan jiwa berat. Gangguan jiwa berat yang diprovokasi dengan mendengar suara-suara bersifat halusinasi bisa saja melukai diri sendiri dan tidak tertutup orang lain hingga peristiwa pembunuhan. Pembunuhan itu biasanya terjadi pada waktu dini hari ‘das lemah’ Alasannya, pada waktu itu suasana kosong. Secara biologis hormon serotonin di otak menurun. Apalagi ditambah cuaca mendung atau gerimis. Dalam kondisi tidak kondusif itu dapat memicu terjadinya keko-songan jiwa. “Pada situasi seperti ini orang yang tidak depresi pun dapat mengalami kekosongan jiwa,” ujarnya.

Dari data penderita ODS memang berpe-luang melukai orang lain. Diprediksi 1/mil dari jumlah penduduk mengalami gangguan jiwa berat. Kemungkinannya hanya 10 % tidak bisa disembuhkan, mereka tak produk-tif dan mengganggu lingkungannya.

“Penderita ODS bisa disembuhkan, dengan catatan tetap dan rutin minum obat. Namun, jika tidak diobati atau sudah pernah diobati namun berhenti berobat, atau kambuh bisa saja mengancam orang-orang di seki-tarnya,’’ ujarnya.

Sedangkan 75% ODS bisa melakukan aktivitas seperti manusia normal lainnya. Dikatakan, 90% kegagalan terapi disebabkan ketidaktaatan mereka berobat pada gangguan jiwa berat itu. Masalahnya, pengobatan se-cara kontinu itu wajib dilakukan.

Komitmen yang perlu dilakukan menan-gani permasalahan penyakit gangguan jiwa adalah memperbaiki pola asuh anak sejak dini. Bahkan sejak dari dalam kandungan. Selain itu memperkuat ketahanan anak terhadap stres. “Biasakan anak tidak mudah mendapatkan sesuatu. Sehingga saat si anak tidak mendapatkan sesuatu yang ia inginkan,

maka ia tidak akan depresi,” jelasnya. Selain faktor genetik memicu terjadinya gangguan jiwa, ketahanan mental yang dibentuk sejak di kandungan hingga masa pubertas juga menjadi faktor penting gangguan jiwa itu. Pasalnya setelah usia di atas 15 tahun, jika tidak ditangani, maka akan sulit disembuh-kan. Keterlambatan pertumbuhan, anak tidak mudah konsentrasi, sering mengganggu teman. Faktor di atas merupakan bibit awal gangguan jiwa. Tetapi bila ditangani dengan pendekatan pola asuh yang baik dan benar, penuh kasih sayang dan welas asih, maka diyakini tidak akan ada peluang memuncul-kan potensi ganggung kejiwaan lebih lanjut dari anak tersebut.

‘’Termasuk juga kecemasan, phobia hingga mengalami gangguan jiwa berat,” paparnya. Jika ada tanda-tanda gangguan jiwa pada anak, diharapkan masyarakat pro aktif melakukan konsultasi dengan dokter kesehatan jiwa. Apalagi di era JKN seperti ini, warga semakin dimudahkan mendapat-kan penanganan kesehatan sejak dini dan lebih baik.

� Cittamaya

Hilangkan Potensi Gangguan Jiwa dengan Kasih Sayang

Page 25: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 2014 25

BADAN Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bergerak mendekati masyarakat, melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sejak ber-gulir 2014 ini, BPJS telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, yakni 13 rumah sakit berbeda.

“Adapun rumah sakit tersebut yaitu RS Puri Raharja, RS Bhakti Rahayu, RS Si-loam, RS Kasih Ibu Tabanan, RS Wisma Prasanti, RS Bhakti Rahayu Tabanan, RS Darmanata Pupuan, RS Trijata, RS Sanglah, RS Wangaya, RSAD, RSUD Badung, RSU Tabanan,’’ demikian diung-kapkan Kepala BPJS Cabang Denpasar I Putu Gede Widnyana belum lama ini. Ke-beradaan rumah sakit tersebut tersebar di tiga Kabupaten dan Kota yakni Denpasar, Badung serta Tabanan.

Kerja sama itu bukan saja dengan rumah sakit di bawah otorisasi pemer-intah, tetapi juga tidak sedikit dengan

rumah sakit yang tergolong dikelola secara privat.

“Kami juga telah bekerja sama den-gan rumah sakit swasta. Tetapi sifatnya tidak wajib,’’ ujar Gede Widnyana. Tidak saja dengan lembaga alias instansi rumah sakit sendiri. BPJS juga sudah melakukan kerja sama dengan fasilitas kesehatan (Faskes) primer, seperti dok-ter umum, dokter gigi, klinik, termasuk puskesmas.

‘’Malah kami sudah bekerja sama dengan 230-an faskes’ tambahnya. BPJS juga diyakini cukup selektif da-lam hal menetapkan suatu kerja sama baik dengan instansi maupun faskes. Dikatakan, setiap pengajuan kerja sama dari fasilitas kesehatan primer, itu perlu ditunjang legal aspek. Ini penting dalam hubungannya dengan kesiapan dan tanggungj awab faskes tersebut dalam upaya pelayanan yang

baik kepada pasien. Tetapi diingatkan beberapa perusa-

haan juga banyak yang belum mendaftar ke BPJS. Alasan yang lebih mendasar, masih ada perusahaan yang mengguna-kan jasa asuransi lain. “Selain itu juga belum adanya alokasi anggaran untuk menjadi peserta BPJS bagi karyawan-nya,’’ kelitnya.

Diharapkan semua perusahaan bisa menjadi bagian BPJS. Terkait apa saja yang diperlukan sebagai prasyarat masuk sebagai anggota BPJS, pihaknya menegaskan telah melakukan sosialisasi secara langsung dan juga melalui berba-gai media baik cetak maupun electronic. Persyaratan yang diperlukan menjadi anggota BPJS adalah setiap peserta wajib melengkapi aplikasinya dengan fotokopi KTP, KK, buku rekening, dan pas foto.

� Cittamaya

Menjadi Anggota BPJS Perlu KTP, KK dan Rekening

grafis : wawan

Page 26: Majalah balipost edisi 68

L E N S A

Page 27: Majalah balipost edisi 68

Tradisi omed-omedan digelar pemuda-pemudi Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar

setiap tahun sekali. Omed-omedan di-adakan setelah hari raya Nyepi, yakni

pada hari Ngembak Geni untuk menyam-but Tahun Baru Caka. Omed-omedan berasal dari bahasa Bali yang artinya

tarik-tarikan. Asal mula upacara ini tidak diketahui secara pasti, namun telah ber-langsung lama sejak nenek moyang dan

dilestarikan secara turun temurun.

MBP/Kadek Agus Arya Chandra Wijaya

”OMED-OMEDAN”Tradisi omed-omedan digelar pemuda-

pemudi Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar setiap tahun sekali. Omed-omedan di-adakan setelah hari raya Nyepi, yakni

pada hari Ngembak Geni untuk menyam-but Tahun Baru Caka. Omed-omedan berasal dari bahasa Bali yang artinya

tarik-tarikan. Asal mula upacara ini tidak diketahui secara pasti, namun telah ber-langsung lama sejak nenek moyang dan

dilestarikan secara turun temurun.

Page 28: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 201428

O L A H R A G A

Kesehatan menjadi masalah utama Pele dalam beberapa pekan terakhir. Pemain yang membawa Brazil menjuarai

Piala Dunia 1958, 1962 dan 1970 itu terkena infeksi pada saluran kencing dan harus bolak-balik ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatannya.

Namun pria yang kini berusia 74 tahun itu, sepertinya tak mempunyai persoalan dalam hal keuangan. Bahkan sepertinya pundi-pundinya bakal mendapat kucuran uang setelah mengikat kerjasama dengan mantan klubnya Santos.

Klub Liga Brazil itu akan menggunakan foto Pele sebagai proyek komersialnya. Kerja sama bisnis itu memiliki rentang waktu seumur hidup. “Menggunakan citra Pele untuk kerja pemasaran, publikasi

dan media sosial,” isi pernyataan klub itu seperti dikutip Associated Press.

Sejak 2013, Pele dijadikan duta global Santos dan kedua belah pihak telah memperbaharui kerjasama itu. Hanya saja, hubungan mereka akan semakin erat dengan kerja sama terakhir yang berdurasi panjang. “Kami berharap perjanjian ini sepanjang hidup, seperti warisan Pele yang abadi,” kata Presiden klub Santos Odilio Rodrigues.

Santos menjadi klub pertama yang menjalin kerja sama dalam durasi yang panjang dengan mantan pemainnya. Pele membela klub tersebut dari 1956 hingga 1974. Karier profesionalnya berlanjut dengan bermain di klub New York Cos-mos 1975-1977.

� Yudi Winanto

TAK semua petinju menghasilkan pertarungan bersejarah dan hanya sedikit pula yang mampu menyajikan pertunjukan yang menarik dan legendaris. Salah satu-nya adalah Riddick Bowe, petinju kelas berat dari AS.

Petinju dengan julukan Big Daddy itu memiliki rekor pertarungan di arena amatir 104-18 sebelum pindah ke jalur profesional pada 1989, setahun setelah merebut medali emas kelas super berat di Olimpiade Seoul 1988.

Petinju dengan nama lengkap Riddick Lamont Bowe lahir di Brooklyn pada 10 Agustus 1968, mencatat sukses besar dengan mengalahkan sederet rival top seperti Garing Lane, Pinklon Thomas, Bert Cooper, Tyrell Biggs, Tony Tubbs, Bruce Seldon, Elijah Tillery, Everett Martin dan Pierre Coetzer.

Kemenangan demi kemenangan itu mengantarkannya bertemu dengan lawan tak terkalahkan Evander Holyfield. Duel pada 1992 itu menghasilkan kemenangan angka dan Bowe dinobatkan sebagai “Fighter of the Year” oleh wartawan

tinju yang tergabung dalam The Ring and American.

Bowe mempertahankan mahkota juara dengan mengalahkan Michael Dokes dan Jesse Ferguson sebelum menelan keka-lahan angka atas Holyfield pada tarung ulang 1993.

Kekalahan itu tak menyurutkan ambis-inya untuk kembali menjadi juara dunia. Perlu dua tahun untuk menyandang gelar itu dengan mengalahkan Herbie Hide pada 1995 untuk menguasai sabuk kelas berat versi WBC.

Ia menutaskan pertarungan tiga seri dengan meng-KO Holyfield pada ronde ke-8 pada 1995. Tapi pertarungan paling kontroversial adalah saat menghadapi Andrew Golota pada 1996 yang berakhir dengan diskualifikasi dan perkelahian mas-sal.

Bowe mengakhiri kariernya pada 2008 dan pensiun dengan rekor bertarung 43-1 dan 33 KO.

Ia kemudian dimasukkan dalam daftar International Boxing Hall of Fame bersama “Prince” Naseem Hamed dan Ray “Boom

Boom” Mancini dalam katagori petinju modern. Acara tersebut akan digelar di New York 14 Juni tahun depan, laporan Associated Press.

� Yudi Winanto

MBP/ap

Mantan pemain timnas Brazil Pele

Pele

Proyek Komersial

Riddick Bowe

Legenda Kelas Berat

MBP/ap

Wasit Joe Cortez mengangkat tangan Rid-dick Bowe sebagai juara dunia kelas berat setelah mengalahkan Evander Holyfield di Caesars Palace, Las Vegas pada 4 Novem-

ber 1994.

Page 29: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 2014 29

PERSAHABATAN memang layak diutamakan namun untuk tugas negara, Didier Deschamps mempunyai pandangan berbeda. Pelatih timnas Prancis itu perlu berhati-hati dalam membuat keputusan apalagi bila hanya mempertimbangkan soal persahabatan semata.

Ini berkaitan dengan penyerang senior Thierry Henry yang telah mengakhiri karier profesionalnya di klub New York Red Bulls. Pemain yang berusia 37 tahun itu berencana alih karier dengan menjadi pelatih di klub asalnya Arsenal dibawah arahan Arsene Wenger.

Di timnas Henry tampil 123 kali dan menghasilkan 51 gol. Penampilan terakh-irnya di Les Bleus terjadi di putaran final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan yang berakhir dengan memalukan. Sejumlah media di Prancis meminta Deschamps agar memberi kesempatan pada pemain yang pernah membela klub Monaco, Juventus dan Barcelona, itu tampil di pertandingan internasional. Dengan demikian proses perpisahannya dengan timnas bisa berlangsung dengan elegan. “Semua orang punya ide masing-masing. Beberapa diantaranya menganggap itu ide yang baik. Namun tak sedikit yang menyebut itu buruk,” jelas Deschamps menghadapi tuntutan itu.

“Thierry Henry layak mendapatkan sebuah pertandingan perpisahan. Saya tidak bisa memastikan sekarang itu bisa terwujud,” tambahnya saat wawancara dengan stadion radio RTL.

Ide itu akan didiskusikan itu dengan presiden Federasi Sepak bola Prancis lebih dahulu sebelum diambil keputusan. Karena saat ini pertandingan interna-sional menjadi event krusial bagi Prancis. Timnas kini dipersiapkan menghadapi pertandingan persahabatan melawan Denmark di Stade de France 29 Maret tahun depan. Tiga hari kemudian timnas Prancis menghadapi Brazil di tempat yang sama.

“Meski itu hanya sebuah pertandingan persahabatan, kami tengah mempersiap-kan diri untuk menghadapi Piala Eropa. Itulah realitasnya,” kata Deschamps mengungkapkan tanggung jawabnya membentuk timnas yang tangguh sebelum Prancis menjadi tuan rumah event empat tahunan pada 2016.

Prancis hanya bisa memainkan pertan-

dingan persahabatan. Sebagai tuan rumah, pasukan Deschamps tidak perlu mengi-kuti babak kualifikasi dan lolos langsung ke putaran final.

Deschamps menjadi kapten saat Prancis menjuarai Piala Dunia 1998 dengan mengalahkan Brazil di final. Ia masih menggenggam jabatan serupa dua tahun kemudian, ketika tim berjuluk Ayam Jantan Eropa itu merebut trofi Piala Eropa .

Di kedua event itu, Henry berada di po-

sisi ujung tombak dan dimasukkan dalam generasi emas Prancis. “Saya teringat saat dia mengenakan seragam timnas untuk pertama kali,” kenang Deschamps seperti diungkapkan kepada Reuters.

“Dia masih berusia 18 tahun dan men-dampingi David Trezeguet. Saat harus melakukan adu penalti melawan Italia di babak perempatfinal, mereka melakukan dengan tenang padahal dipundak mereka terdapat beban berat dan tanggung jawab. Itu semua yang membuat mereka menjadi pemain hebat di kemudian hari,” tegas Deschamps.

� Yudi Winanto

MBP/ap

Penyerang klub New York Red Bull Thierry Henry (kanan) melepaskan tembakan di de-pan pemain New England Revolution A.J. Soares pada pertandingan kompetisi MLS.

Demi Sahabat

Page 30: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 201430

O L A H R A G A

PELATIH bisa memben-tuk karakter seseorang un-tuk menjadi atlet. Namun, sosok orangtua tidak bisa dilepaskan begitu saja dari perjalanan hidup sang anak. Dorongan dan suntikan mo-tivasi yang diberikan ayah dan ibu sangat dibutuhkan sebagai pijakan untuk men-jadi atlet.

Pejudo berparas cantik Komachi Amano Lubis mengalami hal itu. Meski

sempat enggan menjadi judoka, setelah diminta oleh orangtuanya, ia akhirnya sukses menjadi seorang olahragawan

yang mampu mendu-lang segudang prestasi. Seabrek gelar juara dan

medali sudah disabetnya mulai dari kejuaraan tingkat

daerah hingga nasional.”Saya mengenal judo sejak

duduk di bangku kelas IV Seko-lah Dasar (SD). Awalnya tidak suka, namun karena disuruh sama orangtua, saya akhirnya menda-lami olahraga ini sampai sekarang, dan sudah banyak menorehkan prestasi,” katanya di Denpasar pekan lalu.

Pasangan Ridwan Lubis dan Harumi Amano tidak khawatir akan cedera mengingat putrinya mendalami olahraga bela diri keras. Itu membuat Komachi semakin serius memperdalam judo yang mengandal-kan tenaga, kelenturan, keuletan, dan teknik. ”Meskipun keras dan berisiko cedera, kedua orangtua saya tetap men-

dukung. Berkat suntikan mereka, saya bisa seperti sekarang ini,”

ungkapnya.Dara kelahiran Denpasar,

19 April 1998, ini berharap kariernya lebih bersinar lagi.

Apalagi ia ingin membela tim judo Indonesia di tingkat internasional. Se-bagai warga negara Indonsia, Komachi bertekad mempersembahkan hasil terbaik bagi bangsa lewat prestasi di bidang olahraga.

Gadis yang menempuh pendidikan di SMAN 1 Blahbatuh, Gianyar, ini bakal berjuang di ajang PON Remaja I/2014 di Surabaya, Jawa Timur, 9-16 Desember. Dengan persiapan matang yang dilaku-kan selama pemusatan latihan kurang lebih satu setengan bulan, ia berharap mampu menyumbangkan medali emas untuk Bali.

Prestasi yang diperoleh Komachi Amano Lubis sepanjang menggeluti judo antara lain, merebut medali perak pada Kejurda 2010 di Klungkung, emas pada Porsenijar Bali 2011, emas dalam Kejurda 2011-2013 di Denpasar, perak pada Piala Kartika 2011 di Malang, perunggu saat Piala Kartika 2012 di Bandung, emas nomor berebu ketika Piala Kapolri di Su-kabumi, perunggu saat Porprov Bali 2011 di Jembrana, perunggu pada Porprov Bali 2013 di Denpasar, perak dalam Porsenijar Bali 2011, emas saat Pra-PON 2014 di Ciloto, Jabar, emas pada Porsenijar Bali 2013, emas saat Porsenijar Bali 2012, perunggu saat Bali Open Judo Champi-onship 2014, dan mendulang emas pada Piala Kartika 2014 di Jakarta.

� Eka Parananda

Komachi Amano Lubis

Geluti Judo karena Orangtua

15 - 21 Desember 201401430

Aanosan

bgaej

mg

mdlko

ngba

gma(na

b

a

ao

euakeyarn

m

PELAtuk karatuk mensosok odilepasperjalaDorontivasi dan ibsebagjadi a

PejKommeng

semjudolakseo

yanlangSeab

medmulai

daerah hing”Saya m

duduk di balah Dasar (suka, namunorangtua, salami olahragdan sudah bprestasi,” kpekan lalu.

Pasangan Harumi Amaakan cedera mendalami olaItu membuat Komemperdalam jkan tenaga, keleteknik. ”Meskipucedera, kedua ora

dukung. Berksaya bisa se

ungkapnyDara

19 Aprkariern

Komachi Am

MBP/nan

Page 31: Majalah balipost edisi 68

PENANTIAN atlet muda Bali akan Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja I/2014 di Surabaya, Jawa Timur, menjadi kenyataan. Setelah bersiap diri dalam pe-musatan latihan daerah (pelatda) selama satu setengah bulan di Denpasar, mereka akhirnya bertarung pada ajang yang berlangsung 9-16 Desember tersebut.

Tim ofisial Bali yang terdiri atas empat orang dipimpin Nyoman Ya-madiputra, mengawali terbang ke Surabaya pada Rabu (3/12). Mereka berangkat lebih awal untuk mengurus administrasi, penginapan, transpor-tasi lokal, dan segala hal yang terkait dengan kebutuhan tim selama di Kota Pahlawan. Menyusul kemudian atlet sepak bola pada 4 Desember, diikuti atlet dan ofisial Bali lainnya sehari kemudian (5/12). Senin (8/12), seluruh tim Bali sudah berada di Surabaya.

Perjuangan kontingen Bali di PON Remaja diawali cabang sepak bola yang bertanding mulai 8 Desember. Kesebelasan Pulau Dewata bergabung di Grup D bersama Sulawasi Utara (Sulut) dan Papua Barat. Pada laga pertama (8/12), Bali meladeni Sulawe-si Utara, sedangkan pada pertandingan kedua (10/12) menjajal Papua Barat.

Pertandingan sepak bola melibat-kan 12 provinsi yang dibagi men-jadi empat grup. Masing-masing pul meloloskan dua tim ke babak delapan besar. Manajer tim Bali IGAN Anom Jaksa mematok asuhannya lolos dari penyisihan grup lebih dulu, sebelum memikirkan babak berikutnya. Itu artinya timnya yang dilatih Kadek Swartama harus menjadi juara atau paling jelek menempati peringkat kedua di grupnya.

Salah satu persiapan yang di-jalankan tim sepak bola Bali sebelum bertolak ke Surabaya adalah berlatih di lapangan berair dan becek. Ini di-lakukan pelatih untuk mengantisipasi turunnya hujan saat pertandingan me-nyusul terjadinya pergantian musim di Tanah Air. Swartama perlu memberi-kan latihan khusus ini karena strategi bermain di lapangan kering berbeda dengan di lapangan basah.

Kontingen Bali berkekuatan 139

atlet, pelatih, dan ofisial. Mereka turun dalam 13 cabang olahraga (cabor) dari 15 cabor yang dipertandingkan guna memperebut-kan 131 medali emas. Cabor yang diikuti meliputi atletik, bulu tangkis, bola basket, judo, tembak, sepak bola, tenis meja, tenis lapangan, anggar, pencak silat, bola voli

pantai, panahan, dan renang. Sementara pada cabor senam dan loncat indah absen.

Ketua Umum KONI Bali I Ketut Suwandi saat acara pelepasan kontingen di Denpasar, Senin (1/12), menargetkan atletnya merebut sedikitnya 12 medali emas atau masuk 10 besar dari total 34 provinsi yang tampil di PON Remaja. Untuk memenuhi misi itu, ia minta seluruh atlet Bali berjuang keras di arena pertandingan serta mohon doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Pulau Dewata.

� Mawa

PON Remaja I/2014

Sepak Bola Awali Perjuangan Bali

Page 32: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 201432

A K T I V I TA S

MBP/ist

TINJAU - Wali Kota Denpasar Rai Mantra didampingi Ketua DPRD Denpasar IGN Gede meninjau Pasar Ketapian

yang sudah drevitalisasi. Revitalisasi yang dilakukan Unit Pasar Ketapian, Kelurahan Sumerta telah berlangsung sejak lama. Kini revitalisasi selama dua tahap itu sudah rampung seluruhnya. Sebagai rangkaian kegiatan revitalisasi, Selasa (2/12), digelar upacara melaspas dan caru pancakelud. Up-

acara ini dipuput tiga sulinggih yakni Ida Pedanda Putra Ba-jing dari Geriya Tegal Jingga, Ida Pedanda Budha Gunung

Sari dari Geriya Ubud dan Rsi Bujangga dari Geriya Glogor.

MBP/ist

HUT - Berbagai acara digelar Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Cabang Denpasar, dalam memperingati

HUT ke-6 Peradi yang jatuh pada Minggu (30/11). Selain menggelar bakti sosial juga konsultasi hukum gratis. Acara dilaksanakan di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali,

Niti Mandala Renon. Ketua Panitia HUT ke-6 Peradi, Dewa Agus Satria Wijaya, mengatakan berbagai kegiatan tersebut

mendapat sambutan meriah dari masyarakat.Kegiatan sengaja diisi dengan melakukan pendekatan ke masyarakat dan berinteraksi langsung dengan warga ter-

utama memberikan bantuan konsultasi hukum.

MBP/ist

PELUNCURAN - Pusat penjualan dan sewa mesin fotokopi di Bali, PT Pilar Mas Abadi (PMA) meluncurkan mesin

fotokopi dan printer KYOCERA, di The Banyumas Villa, Denpasar, Sabtu (29/11). PMA merupakan authorized dealer

tunggal KYOCERA Document Solutions untuk wilayah Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT. Kendati baru diluncur-

kan, produk asal Jepang tersebut telah dipasarkan PMA di Bali sejak empat bulan lalu. Bersamaan dengan momen

peluncuran produk tersebut PT Pilar Mas Abadi juga mem-perkenalkan sebuah divisi baru untuk penjualan dan sewa

mesin Point of Sales (POS.) berikut dengan program aplikasi (Software) dan aksesoris pendukungnya.

MBP/ist

KUNJUNGAN - Dalam rangka mendukung penguatan daya saing regional ASEAN 2015-2020, Politeknik Negeri

Bali (PNB) mengelar kunjungan persahabatan ke Korea Selatan. Selain membawa misi seni dan budaya, muhibah

yang diselenggarakan 22-29 November lalu sebagai upaya membangun kerja sama internasional. Nampak dalam foto,

PNB berpartisipasi dalam pameran teknologi E2-Fiesta di Kimtek. Rombongan yang terdiri dari 28 orang ini juga menampilkan seni dan budaya serta menjalin kerja sama

demi kemajuan PNB.

Page 33: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 2014 33

A K T I V I TA S

MBP/ist

UNDIAN BERHADIAH - Sebagai wujud apresiasi kepada para debitur, yaitu para pengusaha mikro yang telah

memberikan loyalitasnya, Bank Pundi melakukan undian berhadiah motor kepada 100 debitur. Bank Pundi yang

telah memberikan pembiayaan mikro sejak akhir 2011 kini memiliki sekitar 120 ribu debitur yang tersebar di seluruh

Indonesia. Nampak dalam foto Taufik Hakim, Direktur Bank Pundi berserta jajarannya menyerahkan 1 unit mo-

tor kepada debitur Bank Pundi Nyoman Sudiana.

MBP/ist

PERHIASAN - Felice Jewellery tak henti-hentinya me-nawarkan produk-produk emas dan berlian terbaru bagi para pecinta perhiasan. Seperti dalam pameran di Abang

Room, Hotel Aston Jl. Gatot Subroto Denpasar, Selasa (2/12), Felice menghadirkan cincin emas bertabur berlian

untuk pria dan wanita dengan harga terjangkau. Selain cin-cin emas bertabur berlian yang mewah dan elegan, Felice

juga menawarkan promo satu karat berlian seharga Rp 35 juta. Dari segi kualitas, berlian Felice tak perlu diragukan

lagi. Nampak dalam foto Ladies ring atau cincin emas bertabur berlian untuk para wanita yang dibanderol dengan

harga promo Rp 6,999 juta.

MBP/ist

SARASEHAN - Suasanan sarasehan dengan tema Tantangan dan Peluang Industri Keramik Menyongsong Pemberlakuan Wajib SNI untuk Produk Keramik, Selasa (2/12) di Desa Pejaten. Guna mengantisipasi persaingan,

Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin (UPT-PSTKP) Bali bekerja sama

dengan Dinas Koperasi UKM dan Perindag Tabanan menggelar acara Sarasehan dengan tema “Tantangan dan

Peluang Industri Keramik Menyongsong Pemberlakuan Wajib SNI untuk Produk Keramik”. Acara tersebut me-

nampilkan pembicara Ir. Komang Nelly Sundari, M.Erg. dan Totok Nugroho, SSI.

MBP/ist

MENDAFTAR - I Made Sukerana, S.H. Kamis (27/11) mendaftar sebagai bakal calon bupati (Bacabup) Karan-

gasem ke tim pendaftaran di Sekretariat Partai Golkar (PG) Karangasem. Dia diantar sekitar 2.000 pendukung berpaka-ian adat Bali serta diiringi 11 sekeha baleganjur. Sukerana

yang kini masih Wabup Karangasem itu, selain diantar 2.000 pendukung, juga diantar istrinya Ni Ketut Suma-

wati. Rombongan berjalan dari lapangan Candrabuwana, menempuh jarak sekitar 500 meter menuju sekretariat DPD II PG. Simpatisannya juga ada yang menunggu di lapangan

Tanah Aron, depan sekretariat PG itu.

Page 34: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 201434

A K T I V I TA S

MBP/ist

SOSIALISASI - PT Taspen (Persero), Kamis (27/11) meng-gelar sosialisasi di ruang rapat BKD dan Diklat, Puspem Badung. Sosialisasi diikuti para PNS di Pemkab Badung

yang dalam 2 tahun ke depan memasuki usia pensiun. Kepala Kantor Cabang PT Taspen (Persero) Denpasar Tam-

bos Hutabarat mengungkapkan, sosialisasi ini merupakan kegiatan berkelanjutan sebagai bagian dari upaya mem-

berikan pemahaman kepada para PNS mengenai layanan PT Taspen sebagai pengelola dana pensiun dan tabungan

hari tua. Di Bali, sosialisasi dilaksanakan di 10 pemerintah daerah.

MBP/ist

DILANTIK - I Gede Ngurah Ambara Putra, S.H., yang pu-tra alm. Drs. I Made Dhama, MBA, M.M., dilantik sebagai Ketua Yayasan Taman Pendidikan (TP) 45 Pusat Denpasar

masa bakti 2014-2019 oleh Koordinator Badan Pendiri/Pembina Yayasan TP 45 Denpasar, I Gusti Ayu Menuh Su-haeni Pindha, bertempat di sekolah TP 45 Denpasar, Rabu (3/12). Yayasan TP 45 Pusat Denpasar merupakan yayasan

yang membawahi SMP, SMA, SMK TP 45 Denpasar serta Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (Stiman) TP 45 Denpasar. Nampak dalam foto Badan Pendiri/Pembina Yayasan TP 45 Denpasar, I Gusti Ayu Menuh Suhaeni Pindha saat melan-

tik pengurus Yayasan serta Badan Pengawas Yayasan TP 45 Pusat Denpasar periode 2014-2019.

MBP/ist

PRESTASI - Tujuh gelar juara diborong siswa dan guru SMAN 3 Denpasar (Trisma) dalam Lomba Penelitian Dinas

Dikpora Kota Denpasar dalam rangka Denpasar Festival (Denfest) 2014. Lomba Penelitian Dinas Dikpora Kota

Denpasar dalam rangka Denfest 2014 ini dikemas dengan standar lomba karya ilmiah yang diselenggarakan Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Lima gelar diraih siswa. Dua gelar disabet guru. Nampak dalam foto Tim

Trisma yang menjuarai Lomba Penelitian dalam Rangka Denpasar Festival 2014 dan LKTI di Univ. Brawijaya.

MBP/ist

KOMITMEN - Senator DPD-RI asal Bali Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III menegaskan komitmen-

nya terus mengawal perjuangan nasib jutaan rakyat Bali, terutama karyawan, buruh dan pegawai swasta terutama

hak-hak gaji buruh atau Upah Minimum Regional (UMR). Setelah berkoordinasi dengan Forum Honorer Indonesia

pada rapat kerja Komite III DPD-RI yang menangani bidang tenaga kerja di Jakarta untuk pengangkatan tenaga

kontrak daerah/honorer menjadi PNS di pemerintahan Presiden Joko Widodo, kini Wedakarna berjuang menin-gkatkan harkat martabat kaum Marhaen di Bali dengan perjuangan meningkatkan UMR Provinsi Bali ke angka

yang lebih realistis.

Page 35: Majalah balipost edisi 68

A K T I V I TA S

MBP/ist

ABAD ASIA - Universitas Dhyana Pura (Undhira) Bali

dan International Center for Aseana Management (ICAM)

menyelenggarakan konferensi internasional kedua menge-

nai pengelolaan “Abad Asia” bertajuk “2nd International

Conference on Managing the Asian Century (ICMAC)

2014”. Konferensi yang berlangsung di Hotel Kuta Parad-

iso dari 26 - 28 November 2014 ini merupakan salah satu

kegiatan setelah penandatanganan MoU dengan Singapore

Management University. Acara ini diharapkan menghasil-

kan pengetahuan global dan inovasi berkelanjutan dalam

keberagaman budaya.

MBP/ist

KULIAH UMUM - Pengurus Senat Mahasiswa Fakultas

Hukum Universitas Ngurah Rai (UNR) Denpasar masa

bakti 2014-2016 dilantik, Sabtu (29/11), di kampus setem-

pat. Pelantikan ini juga diisi kuliah umum bagi pengurus

Senat dan seluruh mahasiswa Fakultas Hukum UNR

dengan mengambil tema ‘’Leadership Skill’’. Nampak De-

kan Fakultas Hukum UNR Nyoman Mustika, S.H., M.H.

(tengah) berfoto bersama pengurus senat mahasiswa usai

pelantikan, Sabtu (29/11).

Page 36: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 201436

L I N G K U N G A N

EKSPLOITASI lahan pertanian di Ubud semakin tak terbendung. Beragam akomodasi tumbuh menjamur di kawasan turis internasional. Sesaknya pariwisata Ubud sangat terasa akhir-akhir ini. Suasana tak nyaman amat terasa karena kemacetan jalan sudah menjadi peman-dangan keseharian di Ubud. Bahkan akhir-akhir bermunculan budget hotel yang melabrak perda tata ruang. Akahkah kelestarian lingkungan dan budaya yang selama ini menjadi pesona wisata Ubud semakin sirna?

Tampaknya dari implementasi aturan pembangunan akomodasi pariwisata te-lah lama menjamur kawasan perbukitan dan persawahan. Bahkan saking seninya daerah sempadan sungai semakin hilang dikemas menjadi bangunan vila yang menarik. Jadilah lahan pinggiran sungai dengan pemandangan pepohonan yang memukau disulap menjadi hotel atau vila. Kondisi ini pada akhirnya akan membebani seputar Sungai Ayung dan Sungai Pakerisan. Dua sungai yang se-lama ini menjadi sumber air utama untuk

kepentingan pertanian di Gianyar maupun daerah hilir lainnya kerap dinodai oleh pencemaran. Belum lagi air tanahnya disedot untuk kepentingan hotel.

Melihat maraknya pertumbuhan hotel di kawasan seni Ubud ini tampaknya persoalan lingkungan ke depan akan semakin pelik. Apalagi Ubud ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Ubud juga mendapat berbagai penghargaan seperti Ubud Is World Of Culture Center di tahun 2005, Ubud sebagai The Bast Cuty In Asia pada 2009 serta lokasi syuting “Eat Pray and Love”. Dari berbagai penghargaan ini membuktikan Ubud setara objek wisata ternama lainya.

Dibalik kedatangan wisatawan yang ingin menikmati kemolekan penari Bali di Ubud, para kapital yang melihat po-tensi ikut berebut mereguk kenikmatan sari harumnya Ubud. Sasaran mereka juga sama, merebut bukit-bukit yang hijau yang dikitari persawahan. Lambat laun panorama alam yang menjadi daya tarik wisatawan akan semakin sirna.

Aturan Dilabrak, Ubud Tak

Nyaman

Pembangunan hotel di kawasan Ubud mengincar kawasan per-

bukitan dan persawahan. Setiap tahun pariwisata mencaplok 15

persen lahan pertanian.

Bali Post/nik

Page 37: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 2014 37

PESATNYA pertumbuhan akomodasi pari-wisata di wilayah Ubud membuat lahan per-tanian makin menyusut. Jika dipresentasekan, eksploitasi lahan produktif disulap menjadi bangunan sebesar 15 persen per tahun. Kondisi ini diakui Kadis Pariwisata Gianyar A.A. Ari Brahmanta. Sebab setiap tahun semakin ban-yak investasi yang mengincar kawasan Ubud, khususnya yang menyasar area persawahan. Tak ingin sawah hanya tinggal nama, pihaknya pada pada 2015 akan berupaya mengerem sesuai Perda nomor 10 tahun 2013.

Berdasarkan data Dinas Pariwisata Ka-bupaten Gianyar hingga 2014 tercatat ada 596 pondok wisata di seluruh Gianyar. Dari jumlah tersebut di Ubud terdapat 480 pondok wisata. Sementara jenis Hotel Melati di seluruh Gianyar terdapat 148. Sebagian besar atau 122 hotel melati berada di Ubud. Selain itu, dari 16 hotel berbintang di Gianyar, di kawasan Ubud terdapat 13 Hotel Berbintang.

� Manik

Jika bukit dan persawahan habis, pari-wisata Ubud tak lagi mempunyai ciri khas. Hotel dan vila sudah semakin menjamur di sepanjang daerah aliran sungai Ayung.

Melenceng dari RTRWIronisnya investasi yang menyerbu

kawasan pariwisata Ubud, banyak yang melenceng dari empat aspek pariwisata budaya berkelanjutan. Salah satunya menjamurnya pembangunan budget hotel yang jauh dari kesan pariwisata budaya berkelanjutan. Pantauan di beberapa lokasi penyangga Ubud menunjukkan, setidaknya ada lima lokasi yang saat ini telah dan se-dang dibangun enam budget hotel. Bahkan beberapa diantaranya jauh melenceng dari penerapan Perda RTRW. Seperti luas lahan hotel sebagai kawasan terbangun dengan lahan terbuka hijau tak lagi ideal. Idealnya kawasan yang terbangun cukup 40 persen sedangkan lingkungan terbuka hijau 60 persen. Tidak hanya itu, dari sisi bangunan pun makin jauh meninggalkan arstitektur Bali. Bahkan beberapa di antaranya mela-brak sepadan jalan.

Kadisparda Gianyar AA Bagus Ari Brah-manta mengakui menjamurnya budget hotel di Ubud. Kondisi ini bakal mengancam kelangsungan pariwisata budaya Ubud. Sedikitnya ada lima lokasi di kawasan Ubud yang telah berdiri budget hotel. Ke-lima kawasan itu masing-masing Tebesaya, Kengetan, Lodtunduh dan Junjungan yang masing-masing wilayah tersebut sedang dibangun satu budget hotel. Sementara di Padangtegal Klod malah sedang dibangun dua budget hotel. ‘’Jadi jika melihat kon-disi itu, sebenarnya sudah jauh melenceng dari RTRW. Karena budget hotel itu lebih mengedepankan banyak kamar dan efisiensi dalam penggunaan lahan. Layaknya City Hotel di kota-kota besar, di Ubud juga dibangun hotel sejenis. Maka lengkaplah Ubud yang macet dilengkapi dengan city hotel ala Ubud. Kondisi ini jelas tidak ses-uai dengan Gianyar yang mengembangkan pariwisata budaya. Apalagi Ubud selama ini dikenal sebagai kampungnya budaya.

Makanya, semakin banyaknya pemban-gunan budget hotel di kawasan Ubud dipas-tikan tidak hanya mengancam kelangsungan

pariwisata budaya Ubud, juga keberadaan home stay yang selama ini menjadi salah satu ciri khas Ubud, dan menjadi sumber ekonomi masyarakat lokal.

Selama ini ada empat aspek yang tak bisa dilepaskan dari pariwisata berkelanjutan. Aspek ekonomi yakni bagaimana sebuah bangunan hotel tidak membuat suatu per-saingan sengit yang merugikan perekono-mian masyarakat. Aspek sosial juga masih ada sehingga tak membuat kecemburuan sosial. Lalu aspek budaya. Artinya investasi modal yang ditanam melalui pembangunan hotel tetap menghormati kearifan lokal. Budaya lokal dengan seni tari, seni lukis dan pesona Ngaben tetap menjadi daya tarik tiada duanya. Terakhir aspek lingkungan, apakah budget hotel yang dibangun tersebut sudah sesuai dengan Perda RTRW, seperti perbandingan luas bangunan dan tak ter-bangun, tinggi bangunan dan sebagainya. Demi keberlanjutan pariwisata Ubud, empat aspek ini mesti diperhatikan dan implementasikan.

� Manik

Caplok 15 Persen Lahan Pertanian

Page 38: Majalah balipost edisi 68

P A R I W I S A T A

15 - 21 Desember 201438

Bali yang holistik dan ber-taksu untuk jangka panjang perlu dilestarikan dan disiapkan antisipasi dengan konsep

developmen bukan pembangunan, yaitu suatu pola pengembangan yang mencakup proses komprehensif. Hal ini mengingat daya dukung Bali yang sangat terbatas, kepadatan kegiatan perekonomian dan ke pendudukan yang hanya terpusat di Bali Selatan saja. Un-tuk mewujudkan impian itu, pulau yang kecil ini memerlukan rambu-rambu atau guide line yang diatur dalam cetak biru (blue print).

Wakil Ketua Komisi II DPRD Bali Cok Gede Asmara Putra Sukawati mengakui, perkembangan pariwisata Bali yang demikian masif terkesan tanpa pola dan arah yang jelas bahkan banyak melang-gar rambu-rambu yang ada dalam Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Bali. Ini juga tidak terlepas dari tidak adanya blue print atau grand design pariwisata Bali.

“Bali harus mempunyai blue print tentang pengembangan pariwisata Bali ke depan. Kalau tidak ada blue print, pariwisata Bali akan liar dan berkembang sporadis,” katanya.

Dikatakan, semua sektor baik ekono-mi, sosial, budaya dan sektor lain di Bali bertumpu pada sektor pariwisata. Jika pariwisata menurun, semua sektor akan ada menurun. Jika pariwisata meningkat, perekenomian masyarakat juga mening-kat. Namun, sektor pariwisata ini juga tidak boleh mematikan sektor lain, seperti sektor pertanian dengan maraknya alih fungsi lahan. Perkembangan pariwisata juga tidak boleh mengabaikan kelestar-ian lingkungan atau malah merusak lingkungan misalnya dengan mencaplok sempadan pantai. Di sisi lain, tidak semua wilayah atau daerah di Bali harus dijadi-kan pengembangan pariwisata, melainkan harus disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing dan zonasinya.

“Akan kami dorong agar ada blue print pengembangan pariwisata Bali dan ada pembagian zonasinya. Kami dorong agar Ranperda Rencana Induk Pengem-bangan Pariwisata Bali masuk di Prolegda (Program Legislasi Daerah) 2015 atau 2016. Harus ada zonasi dan kluster yang jelas di mana boleh untuk pengembangan pariwisata dan di mana yang tidak serta disesuaikan juga dengan potensi dan kara-kteristik masing-masing wilayah. Yang penting pula pengembangan pariwisata

Bali harus tetap berlandaskan budaya dan Tri Hita Karana,” terang politisi asal Puri Kantor Ubud itu.

Anggota Komisi II AA Ngurah Adhi Ardhana yang juga Sekretaris PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran) Kota Denpasar juga mengatakan, selama ini pariwisata Bali berkembang tanpa ada blue print, tanpa ada arahan dan rambu-rambu yang jelas. Implikasinya banyak terjadi persaingan tidak sehat di kalangan pelaku pariwisata, lahan pertanian dan subak banyak dicaplok untuk pengemban-gan kegiatan dan akomodasi pariwisata. Pelanggaran terhadap sempadan pantai dan sempadan jurang dalam pemban-gunan hotel juga marak. Sayangnya tak pernah ada saksi tegas terhadap pelang-garan itu.

“Dengan ada blue print pengembangan pariwisata yang terarah, faktor utama pendukung pariwisata mesti terus kita tingkatkan seperti infrastruktur, promosi, kelestarian lingkungan, budaya lalu des-tinasi pariwisata diperbaiki. Mesti juga ada zonasi pariwisata yang mana daerah idustri, destinasi, yang mana daerah pe-nunjang,” pungkasnya.

� Widana

Pariwisata Tumbuh Tanpa Rambu-rambu

MBP/dok

Tak sedikit akomodasi pariwisata di Bali tumbuh tanpa terkendali akibat tidak adanya rambu-rambu yang tegas mengatur keberadaan mereka.

Page 39: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 2014 39

KABUPATEN Badung merupakan salah satu kabupaten dari sembilan kabu-paten dan kota yang ada di Provinsi Bali dan merupakan pintu gerbang utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Pulau De-wata melalui Bandara Ngurah Rai.

Selain terdapat Bandar udara, Kabu-paten Badung juga memiliki sejumlah ob-jek dan fasilitas wisata berupa akomodasi wisata bertaraf Internasional. Sayangnya, semua fasilitas tersebut masih terpusat di Badung Selatan, yakni Legian, Kuta, dan Nusa Dua. Sementara, Badung Utara yang merupakan bagian dari kabupaten terkaya ini masih jauh tertinggal dibandingkan Badung Selatan.

Padahal, bila pertumbuhan pariwisata mengabaikan keseimbangan antarwilayah dan sektor ekonomi maka justru akan men-gakibatkan ketimpangan bagi kesejahter-aan masyarakatnya. Sedangkan, jika rakyat adalah basis bagi strategi pembangunan dan tujuan akhir dari proses pembangu-nan itu, maka pembangunan Balai Bu-daya dikatakan Ketua Pusat Analisis Data Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Dr. Sudjana Budhi adalah strategi untuk mendekatkan akses pariwisata ke pintu masuk Badung utara, melalui MICE (Meeting, Incen-tive, Conventions and Exhibition) yang sedang mengalami peningkatan pasar dewasa ini. Bahwa Balai Budaya dapat berfungsi ganda, disatu pihak melastarikan budaya melalui forum seniman, sekaligus membuka segmen pasar bagi seniman dan pengrajin, baik dalam produksi seni pertunjukan, maupun dalam produk aneka barang kerajinan.

“Pembanguan balai budaya juga dapat berfungsi meningkatkan keberadaan pari-wisata budaya, di mana wisatawan dapat mengenal lebih dekat local culture dan pemahaman terhadap budaya masyarakat Bali terpusatkan melalui kegiatan balai budaya,” katanya.

Meskipun demikian, dalam kerangka percepatan pembangunan Badung utara yang relatif tertinggal dibandingkan den-gan Badung selatan, maka kehadiran balai budaya merupakan pintu masuk akses pari-wisata Badung utara, yang secara bertahap dapat ditingkatkan dalam jangka panjang,

pengembangan sektor pariwisata wilayah Badung utara.

“Meskipun terdapat masukan dari para nara sumber pariwisata agar Badung utara secepatnya dapat dikembangkan destinasi wisata dalam rangka pemerataan hasil pembangunan, namun tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan,” ucapnya.

Pertama, kata dia adalah masalah tata ruang pemerintah kabupaten Badung yang telah menetapkan Badung utara sebagai wilayah penunjang pariwisata, dengan tetap mempertahankan sektor pertanian sebagai basis mata pencaharian masyarakat. Kedua, jika destinasi wisata akan dipetakan sebagai strategi percepatan pembangunan dan pemerataan pendapatan di Badung utara, harus dilakukan kajian dengan cermat, karena hadirnya bisnis destinasi pariwisata di Badung utara akan berdampak pada alih lahan sektor perta-nian. Pada proses persaingan mendapatkan lahan untuk kepentingan pariwisata, rakyat akan menjadi korban karena akan kalah bersaing dengan pemodal dan pemegang kendali akses pariwisata.

“Barang kali tujuan akhir pembangunan untuk percepatan pemerataan pendapatan akan menjadi mimpi yang tidak pernah terwujud, karena masyarakat Badung utara tidak memiliki kesiapan sumber daya dalam mengelola bisnis pariwisata,” ujarnya.

Kehadiran balai budaya setidaknya ada-lah sarana pembelajaran kepada masyarakat Badung utara untuk lebih mengenal dari dekat menjadi pengelola bisnis pariwisata, termasuk dalam memaparkan seni pertun-jukkan, olah produk barang kerajinan yang dapat disedikanmelalui fasilitas sarana dan prasarana yang terdapat dalam kawasan Balai Budaya Mengupura.

“Pariwisata Badung selatan adalah pelajaran bagi masyarakat Bali, di satu pihak mendatangkan kesejahtraan dan kesempatan kerja, tetapi di lalin pihak, industri pariwisata dengan padat kapital telah menjadikan masyarakat Bali hanya mampu berpartisipasi pada lapisan middle ke bawah. Bisnis pariwisata yang padat kapital bukan pilihan bagi wilayah Bali lainnya, karena rakyat tidak memiliki ruang yang cukup untuk mewujudkan par-

tisipasinya,” terangnya.Kehadiran Balai Budaya jika mampu

diwujudkan akan dikenang sepanjang masa sebagai warisan kebijakan bernuansa ker-akyatan. Balai Budaya adalah forum bisnis pariwisata bermodelkan partisipasi rakyat, tempat pembelajaran rakyat Badung utara untuk semakin mengenal praktek bisnis pariwisata, dan menggali peluang bisnis berdasarkan inovasi dan kreativitas yang tidak memerlukan modal besar untuk memulainya.

“Kawasan pengrajin desa Jagapati, Angantaka dan Sedang akan mendap-atkan pangsa pasar baru dari kreativitas hendicraft yang selama ini telah mereka geluti. Seni pentas pertunjukkan di wilayah Mengwi, Petang dan Abiansemal akan bangkit menggeliat menjadikan Balai Budaya sebagai sarana mendapatkan ex-tra income sekaligus memperkokoh seni pertunjukkan sebagai warisan budaya yang wajib dilestarikan,” urainya.

Philips MacKean adalah peneliti an-tropolog yang telah menghabiskan 15 tahun penelitian di Bali dan mengingatkan kepada masyarakat Bali kemungkinan kehilangan identitas budaya dimasa de-pan akibat pariwisata. Philips MacKean mengingatkan, Bali is economically poor, but cultural is rich, otherwise, tourist is economically rich, but cultural is poor. Komponen budaya dan ekonomi bertran-saksi dalam keseharian antara masyarakat dengan wisatawan. Hasil akhir yang tidak kita inginkan adalah kita miskin bu-daya, tetapi juga miskin ekonomi sebagai dampak dari pariwisata itu

Bupati Badung A.A. Gde Agung men-gungkapkan, ide pembangunan balai bu-daya atau gedung kesenian adalah untuk memberikan tempat yang lebih layak bagi seniman dalam berkesenian. Balai budaya itu nanti akan memiliki fungsi pelestarian terutama kesenian lama yang saat ini mulai dilupakan masyarakat.

Selain itu, balai budaya diharapkan menjadi wadah yang mampu menggugah atau memunculkan seniman muda kreatif serta menggalakkan kegiatan kesenian khususnya di Kabupaten Badung.

� Parwata

Mendekatkan Akses Pariwisata ke Badung Utara

Page 40: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 201440

A K T I V I T A S

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial pe-rusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan

menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

MBP/ist

BODY CONTEST - Wakil Rektor III Kemahasiswaan Drs. Abdul Samad Asaf, M.M. beserta Ketua Panitia Mahendradatta Sport Center Youth Body Contest I Komang Dana Darmayasa, resmi

mengumumkan pertandingan Youth Body Contest ke 2. Pertand-ingan ini serangkaian 52 Tahun Universitas Mahendradatta (d/h

Marhaen). Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bekerja sama dengan Sport Center Mahendradatta University menyelenggarakan

invitasi pertandingan Youth Body Contest yakni Rektor Cup pada 7 Desember 2014. Nampak suasana Kompetisi Body Building Con-

test di Mahendradatta Sport Center Universitas Mahendradatta.

ANUGERAH - Indra Bekti, artis

nasional & Brand Ambassador Bali

Best Brand akan me-mandu Bali Business

Forum & Anugrah BBB – BICSA Di

Sanur. Sekitar 840 Merek dari produk

industri, produk jasa, institusi ekonomi dan

lembaga keuangan di Bali akan bersaing

mendapatkan gelar Bali Best Brand

2014 dan Bali Inter-national Costumer Satisfaction Award 2014 yang digelar

oleh Royal Bali Network Interna-

tional bekerja sama dengan Royal Bali Convex Nusa Dua

serta didukung oleh The ASEAN

Bali Entrepreneur Center.

MBP/ist

JAGA MARWAH - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Demokrat daerah pemilihan (dapil) BaIi I Putu Sudiartana, S.E.,M.

BA., meminta kepada Busyro Muqoddas jika terpilih kembali agar ke depan mampu menjaga marwah KPK yang independen, dan

juga soal sprindik yang sering bocor ke publik. “Ada beberapa yang harus diubah, dipertahankan dan disikapi pimpinan yang baru di antaranya soal sprindik yang sering bocor, dan juga independensi

KPK,” tegasnya. Sudiartana juga mengapreasiasi dan mendukung pencalonan kembali Busyro Muqoddas sebagai capim KPK.

MALAM PENGANUGERAHAN - Ketiga kalinya, Bali Convex Nusa Dua bekerja sama dengan The ASEAN Entrepreneur Center

Bali dan Indra Bekti Management Jakarta menggelar acara Bali Best Brand (BBB) dan Bali International Costumer Satisfaction Award (BICSA). Acara penganugerahan merek–merek terkenal

di Bali ini akan menggelar kegiatan Malam Penganugerahan dan Gala Dinner BBB–BICSA pada 5 Desember 2014 bertempat di

Grand Ball Room The Harrads Hotel & Convention Sanur.

MBP/ist

Page 41: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 2014 41

A K T I V I T A S

MBP/ist

MLJB - Manager Service Suzuki R2 CSBI, Panca (kiri), menyer-ahkan hadiah utama doorprize “Motor Lama Jadi Baru” (MLJB) pada pemenang, Sabtu (29/11) lalu. Program service Motor Lama

Jadi Baru (MLJB) kembali digelar untuk periode 2014 oleh PT Cahaya Surya Bali Indah (CSBI). Periode pengundian doorprize

MLJB ini digelar 6 bulan sekali. Untuk periode kali ini, peme-nangnya adalah I Nyoman Darsana yang rajin melakukan service

motor di bengkel resmi (Beres) Suzuki Sukawati, Gianyar.

MBP/ist

BEDAH RUMAH PLUS - CSR dari PT Charoen Pokphand

Indonesia untuk bedah rumah plus bagi warga kurang mampu di

Desa Bakbakan, Gianyar. Selain membantu warga kurang mampu

dalam membangun rumah, juga diberikan bantuan yang bisa

menambah penghasilan warga tersebut. Warga penerima bantuan

bedah rumah diberikan kandang serta bibit ayam bertelur, yang

bisa menjadi tambahan pendapatan keluarga mereka. Sebanyak 10

warga kurang mampu yang ada di Desa Bakbakan, Kecamatan Gi-

anyar, mendapatkan bantuan bedah rumah plus dari PT Charoen

Pokphand Indonesia.

MBP/ist

DONOR DARAH - RS BaliMed menggelar donor darah di aula rumah sakit setempat, Jumat (28/11) lalu. Donor darah diikuti owner dan karyawan RS BaliMed, rekanan rumah sakit, serta

keluarga pasien. Kegiatan ini serangkaian peringatan HUT ke-7 RS BaliMed yang jatuh pada 8 Januari 2015. Pelaksanaan donor

darah ini bekerja sama dengan PMI. Ada sekitar 8 orang dari PMI bertugas mengambil darah pendonor. Dibanding tahun sebe-

lumnya, jumlah peserta donor darah kali ini meningkat.

MBP/ist

MALAM APRESIASI - Malam apresiasi dalam rangka 30 tahun berdirinya Sanidata sebagai medical suplier and homecare retail store, Minggu (30/11) di Hotel Sanur Paradise, Sanur, berlang-

sung semarak. Acara ini dihadiri 250 undangan, termasuk Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya , BK3S, Persi Bali, RSJ Bangli, dan rumah sakit (RS) negeri

maupun swasta di 9 kabupaten/kota di Bali. Nampak Suplier and Homecare Retail Store, Tri Kartono Andries beserta istrinya saat

acara malam apresiasi 30 tahun berdirinya Sanidata.

Page 42: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 201442

A K T I V I T A S

MBP/ist

DUKUNGAN - Jelang tenggat waktu penetapan jenis desa sesuai dengan amanat UU No.6 Tentang Tahun 2014 yakni 15 Januari

2015, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Provinsi Bali Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III menyam-

paikan kesiapan Provinsi Bali dalam menetapkan Desa Adat sebagai jenis desa. Dukungan solid diberikan sebagian besar dari 1.488 desa adat sesuai keputusan Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP Bali),

dukungan 4 orang Senator RI, dukungan mayoritas DPR RI, serta dukungan sebagian Forum Rektor PTS dan PTN di Bali. Selain

itu ada pula dukungan dari komponen Hindu dan juga dukungan fraksi terbesar di DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota, yakni Fraksi PDI

Perjuangan.

MBP/ist

PRESTASI - Kepala SMPN 4 Denpasar I Wayan Dhania mener-ima piala LPI dari atlet sepak bola dan siswa berprestasi lainnya.

SMPN 4 Denpasar selain dikenal sebagai sekolah gratis juga sebagai gudangnya prestasi nasional. Belum lama ini sejumlah

siswa SMPN 4 Denpasar yang disebut Spenfour banyak mengukir prestasi nasional. Salah satunya, I Kadek Surya Geryandika (X-3)

sukses meraih juara I nasional di Olimpiade Fisika (OF) Unud dan juara III nasional OF di UGM. Anak asuh A.A. Oka Jana ini juga meraih juara III di Smansa, juara III di SMAN 4, juara II di SMAN 8. Anak kedua pasangan I Nyoman Wardika dan Ni Ketut

Suarsini ini peraih Harapan I OSN di Bali dan duta Bali di tingkat nasional.

MBP/ist

LOMBA MANCING - “Segara Beach History Fun Fishing”

merupakan acara lomba mancing yang digelar untuk mengenang

kehidupan para nelayan di Pantai Segara, sambil memperkenal-

kan sekilas Pantai Segara, sekaligus menyambut tahun Baru 2015.

Selain itu tujuan kegiatan ini sebagai promosi pariwisata dunia,

mengajak para pelaku pengusaha pariwisata menjadikan kegia-

tan ini sebagai produk pariwisata olahraga memancing bertahap

internasional.

MBP/ist

MENDEKATKAN DIRI - Untuk makin mendekatkan diri dengan konsumen. Benelli JakBike membuka diler baru di di Jalan By

Pass Ir. Soekarno, Gerogak, Tabanan. Satu lagi di Jl Raya Sakah Ubud, atau tepatnya tak jauh dari Patung Bayi Sukawati. Dua

diler itu menjadi ujung tombak baru bagi Benelli JakBike yang berkantor pusat di Jalan Sunset Road, Kuta, utara Carrefour Sun-

set Road (085339054133 -0361 7841927;http://jakbikebali.com). Bersamaan dengan launching pembukaan diler baru Benelli

JakBike Sukawati dan Benelli JakBike Tabanan, dihadirkan AJS Raptor, brand motor gede (moge) asal Inggris. Nampak AJS Rap-

tor Daytona, salah satu varian andalan AJS Raptor Motorcycle.

Page 43: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 2014 43

A K T I V I T A S

MBP/ist

SERAHKAN LHKPN - Senator RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III ketika diterima Johan Budi (Deputi Pence-gahan KPK/Jubir KPK) di Gedung KPK Jakarta saat penyerahan

laporan harta kekayaan pejabat negara (LHKPN). Arya Wedakarna menjadi Senator RI yang pertama menyerahkan LHKPN dari kalan-gan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Arya Wedakarna menya-

takan bahwa dirinya berusaha menjadi pejabat negara yang selalu taat dengan aturan, dan merupakan kewajiban dari dirinya untuk

menjaga nama baik Bali di tingkat nasional, salah satunya dengan cara menyetorkan formulir harta kekayaan secara lebih awal.

MBP/ist

HUT - Perguruan Rakyat (PR) Saraswati Pusat Denpasar membuk-tikan diri sebagai badan penyelenggara pendidikan terbesar di Bali. Serangkaian HUT ke-68 PR Sarawati Pusat Denpasar, sebanyak 15 ribu peserta pada Minggu (30/11) mengikuti jalan santai. Jalan san-

tai berlangsung semarak dibuka Pjs. Ketua Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasa Ir. Bagus Ketut Lodji, M.S. bersama Ketua Badan

Pembina IGB Yudhara dan Sekretaris Drs. Dewa Sukanada ditandai pelepasan balon. Nampak Pjs. Ketua Yayasan PR Saraswati Bagus Ketut Lodji didampingi IGB Yudhara dan Dewa Sukanada melepas

balon di acara jalan santai HUT ke-68 PR Saraswati.

PERAYAAN HUT - SMP Nasional Den-pasar merayakan hari ulang tahun ke-40 di lingkungan sekolah setem-pat, Selasa (2/12) kemarin. Perayaan HUT ke-40 ini juga dirangkai dengan perayaan HUT ke-69 PGRI, Natal bersama dan pembu-kaan rangkaian kegiatan HUT ke-46 Perdiknas. Melalui seluruh perayaan HUT tersebut, pihak sekolah ingin men-ingkatkan generasi yang berkarakter sesuai tema HUT. Perayaan HUT ini dibuka Sekretaris Perdiknas Dr. AAA. Ngr Sri Rahayu Gorda, S.H., M.M., M.H., yang ditandai dengan pelepasan balon.

MBP/ist

BANTUAN - Krisis air bersih yang dihadapi warga Banjar Juwuk, Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem mengundang keprihatinan kader PDI-P, IGA Mas Sumatri. Untuk meringankan

beban warga setempat yang sudah dua bulan kehabisan stok air di cubang mereka, Kamis (27/11), anggota DPRD Karangasem

itu mengirimkan lima tangki air bersih ke sejumlah cubang yang ada di banjar tersebut. Pengiriman air bersih menggunakan

mobil tangki yang memang sengaja disiapkan Mas Sumatri untuk kepentingan sosial seperti itu. Pengiriman air bersih yang diambil

dari mata air Tukad Sabuh itu difasilitasi mantan Bupati Karan-gasem, Gede Sumantara Adi Prenatha.MBP/ist

Page 44: Majalah balipost edisi 68

T R A D I S I

Sasih kalima yang biasa dikenal se-bagai sasih bah oleh masyarakat Bali, rawan musibah akibat munculnya berbagai penyakit

seperti gerubug, gering dan sejenisnya. Bahkan, keberadaan roh–roh jahat juga menjadi kekhawatiran warga. Karena itu masyarakat berupaya menghalau berbagai musibah yang menghantui mereka. Ber-bagai cara dilakukan. Salah satunya mela-lui prosesi Ngeredag. Tradisi tersebut diwarisi hingga saat ini oleh masyarakat di Desa Pakraman Beng Gianyar. Tradisi Ngeredag atau biasa disebut gredag oleh masyarakat adat Beng, terlahir ketika wewidangan Desa Beng itu dikenal den-gan Desa Bengkel. Desa Bengkel, dahulu merupakan tempat tinggal dari Ida Dewa Manggis Kuning, sebelum mendirikan Kerajaan Gianyar, bersama para pangalu atau pedagang.

Tokoh Desa Pakraman Beng yang juga mantan Bendesa Beng, I Dewa Putu Banjar menceritakan, Ngeredag yang merupakan tradisi masa lalu itu memiliki makna sebagai salah satu upaya mengusir roh jahat dalam berbagai wujud

seperti bhuta kala yang dianggap dapat menganggu penduduk desa. Ngeredag biasanya dilakukan ketika sasih kalima dan sasih kasanga, sehari sebelum per-ayaan Nyepi.

Ngeredag merupakan bunyi-bunyian yang tidak beraturan yang dikeluarkan dari berbagai benda sehingga bunyinya terdengar beraturan. Dalam Ngeredag ini berbagai alat digunakan sehingga menge-luarkan bunyian. Di antaranya, alat pan-dalau (alat tenun), alat pertanian seperti tenggala dan kukul. Semua alat-alat itu dipukul hingga mengeluarkan beraneka bunyian, berkeliling desa.

Ribuan warga, terdiri atas anak-anak, orang dewasa dan orang tua, keluar dari rumah, mengikuti prosesi Ngeredag. Se-bagaimana yang dilakukan, 27 November lalu, ribuan masyarakat berkumpul di Pura Dalem Desa Pakraman Beng. Setelah prosesi ritual di Pura selesai, ribuan warga dengan berjalan kaki melaksanakan ritual Ngeredag. Mereka menyusuri jalan desa hingga ke gang-gang kecil. Di beberapa titik, seperti di perempatan agung, warga melakukan persembahan. Mengingat,

dalam Ngeredag yang dilakukan beberapa tahun terakhir, juga disertai dengan nedu-nan sejumlah tapakan seperti barong dan rangda yang ada di Pura Kahyangan Tiga Desa Beng. Tradisi Ngeredag berakhir kembali di Pura Dalem.

Dalam perkembangan, Ngeredag yang awalnya hanya diiringi gamelan seadanya yakni bunyi-bunyian dari berbagai alat, kini tradisi itu juga dilakukan dengan menggunakan gamelan gong. Hal ini makin meriuhkan suasana tetabuhan Ngeredag. Selain itu bau harum dari se-merbak asap dupa menambah magis ritual Ngeredag yang dilakukan setiap tahun.

Lurah Beng yang juga putra Desa Beng, Putu Pradana mengatakan, tradisi ini dilakukan setiap sasih kalima yang dipercaya sebagai sasih bah atau sasih rentan grubug. Namun selain itu, Ngeredag juga dilakukan sehari sebelum hari raya Nyepi. Usai pengerupukan, dengan ser-entak, anak-anak muda yang ada di Beng berkeliling memukul benda-benda yang mengeluarkan nada saling bersahutan.

� Agung Dharmada

“Ngeredag”

Prosesi Mengusir Roh Jahat

Page 45: Majalah balipost edisi 68

TRADISI Ngeredag di Desa Beng sempat lama ter-henti atau tidak dilaksanakan. Baru beberapa tahun lalu mulai lagi diselenggarakan. Hal ini menurut tokoh Desa Pakraman Beng yang juga mantan Bendesa Beng, I Dewa Putu Banjar, tradisi Ngeredag yang dilakukan di Beng tidak serta merta hanya keinginan sekala (masyarakat saja). Ngeredag di Desa Pakraman Beng, juga kental berbau magis atau niskala. Diyakini, Ngeredag bukan saja diikuti oleh masyarakat Beng, namun beberapa makhluk halus yang dikenal sebagai rerencangan dari Pura Gunung Jimbar. Makhluk halus itu juga di-

yakini ikut dalam Ngeredag, sehingga suasananya terasa berbeda.

Te r h e n t i n y a t r a d i s i Ngeredag juga dipercaya karena bagian dari suasana niskala. Ngeredag terhenti karena jiwa ngeredag juga berhenti dari niskala. Namun demikian, prosesi Ngeredag setiap malam pangerupukan tetap dilaksanakan. Yang terhenti hanya Ngeredag ketika sasih kelima. Namun sejak beberapa tahun tera-khir, tradisi Ngeredag kem-bali dan terus dilaksanakan setiap sasih bah atau sasih kalima.

� Agung Dharmada

Sempat Terhenti Lama

Ngeredag yang merupakan tradisi di Desa Pakraman Beng juga kerap dipentaskan dalam parade budaya di Kabupaten Gianyar.

MBP/dar

Page 46: Majalah balipost edisi 68

T R A D I S I P R O P E R T I

15 - 21 Desember 201446

SALAH seorang warga salah satu komplek perumhan di Denpasar Utara tampak sibuk mengamati sudut-sudut ru-mahnya. Tampak bentuk bunga-bunga ke-hitaman hasil lukisan air yang merembes pada plafon rumah tipe 36 miliknya itu. “Wah…bocor lagi,” keluh pemilik rumah minimalis asal Klungkung tersebut.

Keluhan seperti ini memang latah ditemui saat musim hujan tiba, seperti sekarang ini. Atap/genteng yang bocor menyebabkan plafon rumah menjadi rusak, minimal kemulusannya jadi hilang karena gambar yang dibuat oleh rembesan air. Selain masalah atap yang bocor, ke-luhan yang banyak muncul di perumahan adalah saluran got yang mampet. Ini bisa karena memang saluran drainase yang dibuat atau disediakan pihak pengembang sempit, atau bisa juga karena kesadaran penghuni perumahan untuk member-sihkan saluran drainase yang kurang sehingga sampah menyumbat saluran yang ada. Bahkan tak jarang banjir me-landa sebagai akibat tersumbatnya saluran drainase tadi.

“Paling penting memang drainase perumahan menuju drainase sekunder atau primer harus lancar untuk mencegah banjir. Yang punya peran, salah satunya pengembang saat membangun peru-mahan. Konsumen pun harus hati-hati membeli rumah dan dicek saluran drai-nasenya. Kalau asal-asalan, jangan harap bisa terhindar dari banjir,” kata pengamat properti I Wayan Sukarja.

Sementara untuk pemilik rumah, saat musim hujan kerap mengalami bocor dan dinding lembab. Pengamat yang juga pengembang asal Petang, Badung ini mengungkapkan, pemeriksaan atap dan talang beton yang banyak diaplikasikan pada bangunan dengan tren stil minimalis, harus rutin dilakukan. Terutama, aplikasi material lapisan kedap air yang benar sesuai spesifikasi pabrik.

“Yang paling sering kan bocor. Kalau sudah bocor dampaknya kemana-mana, terutama penampilan rumah jadi tidak sedap dipadang. Selain itu, akan sulit mencari sumber bocornya,” ujarnya.

Bangunan dengan sistem pengatapan gewel dan bangunan berbaris tanpa tem-bok pemisah double, sangat rentan bocor. Hal itu disebabkan meresapnya air mela-

lui pori-pori dinding tembok. Kondisi ini akan membawa dampak buruk bagi cat interior. Selain itu, juga kelembaban udara dalam hunian yang pengap bisa membawa penyakit bagi si penghuni.

Untuk mengantisipasi bocor tersebut, ujar Sukarja, pemakaian genteng dengan kualitas baik sangat dominan sebagai pencegah kebocoran pada bangunan. Kualitas pekerjaan yang baik akan men-gurangi resiko kebocoran pada atap. Ke-bocoran pada atap juga akan berpengaruh pada plafon yang tidak kedap air seperti papan gypsum. Jika bocor dengan area yang luas, plafon bisa ambruk. Bocor kecil saja bisa merusak material plafon dan cat jadi berjamur. “Kesan rumah jadi jelek, kusam, dan bisa mempen-garuhi minat beli konsumen terhadap properti yang ditawarkan,” tandas owner PT Global Persada Real Estate ini.

Sementara developer muda asal Karan-

gasem, Semadi Putra mengungkapkan, menghadapi musim hujan seperti seka-rang ini, pengembang mesti mengawasi proses pembangunan perumahan dengan baik. “Namanya saja pekerjaan manusia, sebaik-baiknya pengawasan mesti ada saja yang kekurangan. Harus benar-benar diawasi,” tegasnya.

Semadi mengatakan, ada sisi positif-nya juga. Pasalnya, pengembang punya kesempatan mengecek unit rumah yang dibangun untuk memastikan ada yang bocor atau tidak supaya tidak dikomplin konsumen di kemudian hari. “Kalau mengatasi kebocoran, biasanya diserah-kan pada ahlinya. Biasanya kalau musim hujan seperti sekarang ini, ahli mengatasi bocor mulai bermunculan, tinggal dis-eleksi saja untuk mencari yang terbaik,” tandas Semadi.

� Kerta Negara

Rumah Minimalis Rawan Bocor

Page 47: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 2014 47

UNGKAPAN satu ini memang pas sekali untuk diterapkan untuk kondisi cuaca seperti sekarang ini. Namun sep-ertinya sudah agak terlambat bila baru dilaksanakan saat sudah turun hujan. Kalau baru membeli payung pasa setelah hujan turun, badan keburu basah diguyur air hujan. Apalagi bila ungkapan ini diterapkan untuk rumah, pastilah keburu kebanjiran. Karenanya, sebelum musim hujan turun sebaiknya pemilik rumah sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengantisipasi pas hujan turun, apalagi sangat lebatnya seperti bulan Desember – Januari.

Sebelum musim penghujan datang (sebelum November-Desember-Januari), seharusnya persiapan sudah dilakukan. Cek kira-kira di mana bagian rumah yang paling rawan bocor. Berdasarkan pengalaman, titik-titik rawan bocor itu biasanya ada di sudut-sudut rumah/pla-fon, sambungan antar genteng (bubun-

gan) atau dalam istilah di Bali disebut pemugbug. Biasanya makin banyak sudut (variasi) atap maka akan semakin banyak sambungan antar genteng yang memicu rawan bocor. Karenanya, bentuk atap simpel seperti satu limas saja yang ban-yak ditemui dalam bangunan-bangunan rumah Bali sangat cocok untuk menga-tasi kebocoran. Atap bentuk limas ini sekarang banyak diterapkan pengembang untuk mengantisipasi atau mengatasi kebocoran atap saat hujan.

Untuk mengatasi kebocoran (atap) rumah secara tepat, haruslah diketahui terlebih dahulu permasalahan yang men-jadi pemicunya. Karenanya, kita harus mencari tahu kenapa kebocoran bisa terja-di dan bagaimana cara menangulanginya. Cara paling gampang memang dengan memanggil tukang (ahli kebocoran). Na-mun untuk hal-hal yang mungkin masih bisa kita atasi sendiri, tentu lebih hemat dan tak perlu memanggil tukang. Jika pun

memang harus memanggil tukang, tentu akan menjadi lebih cepat dan tepat jika mereka sudah kita beritahu di mana saja yang bocor dan kemungkinan penyebab-nya. Penanganan kebocoran pasti menjadi lebih cepat.

Yang paling umum menjadi penyebab kebocoran adalah kemiringan atap yang kurang tepat. Untuk atap genteng yang umum digunakan masyarakat, kemirin-gannya haruslah antara 30 – 40 derajat. Kurang dari itu, dijamin rawan bocor akibat pias dari curah air hujan. Lebih dari itu, posisi genteng akan rawan melorot yang juga berakibat atap menjadi bocor.

Solusi dari masalah ini adalah dengan menata ulang kemiringan atap (alias bong-kar total). Jika ingin yang lebih murah, dengan memberi lembaran pelapis anti bocor, entah dari plastik atau semacamnya pada bagian bawah genteng. Dengan cara ini, sekalipun air masuk lewat celah antar genteng, masih akan bisa ditahan oleh lapisan plastik dan kemudian dialirkan ke bawah hingga menuju lisplank/talang. Pilih genteng yang dilengkapi lubang paku untuk mengunci kedudukan genteng supaya tidak melorot.

Kebocoran juga bisa terjadi karena tukang kurang cermat saat menger-jakan lokasi-lokasi atap yang rawan terserang air hujan. Misalnya, pada bubungan/nok/pemugbug, sambungan tepi/gewel, lisplank dan talang. Bubun-gan/nok yang jika dibuat terlalu tinggi akan rawan retak sehingga berakibat bocor saat terkena air hujan. Solusinya, dengan memberi lapisan kedap air semacam aquaproof atau talang karet pada bagian yang bocor tersebut.

Material atap/genteng dipastikan sangat berpengaruh terhadap kemung-kinan terjadinya kebocoran. Genteng keramik jelas lebih baik lantaran sifat kedap air dan desain interlocking yang dimilikinya dibandingkan genteng dari tanah liat. Termasuk, dalam pemilihan bahan untuk plafon. Namun apapun material yang dipilih, pemeliharaan berkala haruslah dilakukan karena semua bahan bangunan lama kelamaan dipastikan akan terpengaruh oleh cuaca, panas terik yang begantian dengan din-gin dan hujan tentunya.

� Sugiarta/dari berbagai sumber

Sedia Payung Sebelum Hujan

Page 48: Majalah balipost edisi 68

W I S A T A

15 - 21 Desember 201448

GOA Lawah adalah objek wisata spiritual dengan ribuan kelelawar. Terletak di Desa Pes-inggahan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Jaraknya sekitar 10 km dari Kota Klung-kung atau kurang lebih 50 km dari Ibu Kota Denpasar. Goa Lawah sendiri memiliki arti Bat Cave karena tempat itu dihuni oleh kelelawar. Di dalam terdapat pura suci yang dikenal dengan Pura Goa Lawah.

Saat memasuki Desa Pesing-gahan menuju Pura Goa Lawah, wisatawan akan melewati warung makan yang menawarkan menu dari ikan laut. Seperti ikan bakar, pepes ikan, sate, sup ikan, sayur plecing, sambal mentah, sambal merah bumbu Bali, lengkap den-gan nasi dan es kelapa muda.

Pemandangan di pura ini juga sangat khas, karena goa tersebut berada di bawah pepohonan yang

rindang. Di mulut goa dan depan goa juga banyak tempat pemujaan. Areal parkir yang tersedia cukup luas baik di luar pura maupun di tepi pantai. Di seberang Goa Lawah terdapat pantai dan Pura Segara. Banyak masyarakat seki-tar yang bekerja sebagai nelayan melakukan pemujaan terhadap Dewa Baruna di Pura Segara itu. Daerah tujuan wisata ini ramai dikunjungi wisatawan mancane-gara maupun domestik. Terutama pada saat musim liburan dan hari raya. Selain itu, wisatawan juga ramai berkunjung saat upacara besar yang dilaksanakan tiap enam bulan sekali tepatnya Anggarkasih Medangsia berdasarkan kalender Bali.

� Ocha

Goa Lawah, Wisata Spiritual dengan Ribuan Kelelawar

Tenganan

Desa dengan Tradisi Perang PandanTenganan adalah salah

satu desa tradisional yang terletak di Keca-matan Manggis, Kabu-

paten Karangasem, Bali. Desa tersebut memiliki pola hidup yang mengacu pada aturan tra-disional adat yang disebut awig-awig. Mereka mempertahankan hal tersebut sebagai tradisi yang diwariskan nenek moyang seba-gai Desa Bali Aga.

Bentuk dan pengaturan tata letak bangunan masih orisinil sampai sekarang dan mengikuti aturan adat. Selain bentuk bangu-nan, desa ini juga dikenal dengan pakaian tradisionalnya yang bernama kain Geringsing. Keper-cayaan yang dianut warga Desa Tenganan berbeda dengan warga Bali pada umumnya dimana mer-eka tidak mengenal kasta.

Tenganan memiliki tradisi

unik yaitu perang pandan. Disebut perang pandan karena senjatanya berasal dari daun pandan berduri. Kalau Anda ingin menyaksikan-nya, datanglah pada Juni, tepat-nya jam dua sore. Perang Pandan adalah bentuk penghormatan dari warga desa kepada Dewa Indra sebagai Dewa Perang.

Saat tradisi itu berlangsung, semua masyarakat menggu-nakan pakaian adat Tenganan yang terkenal dengan tenun Pegringsingan. Sementara, pe-serta Perang Pandan menggu-nakan kamen (sarung), saput (selendang) dan udeng (ikat kepala). Sebelum dimulai, war-ga Tenganan melakukan ritual “Melelawang” atau berkeliling desa untuk memohon kesela-matan.

� Ocha

www.bali-travelnews.com

Page 49: Majalah balipost edisi 68

SIMAKRAMA hangatkan perayaan hari ulang tahun Bali Travel News (BTN) yang ke-16 Kamis (4/12). Simakrama BTN yang merupakan Kelompok Media Bali (KMB) atau Bali Post Group itu merupakan ajang sharing informasi mengenai pariwisata. Di usia BTN yang memasuki masa remaja, di-usunglah topik diskusi mengenai peran media serta pariwisata Bali di masa depan.

Acara yang berlangsung di ruang per-temuan BTN tersebut mengundang para kolega yang berasal dari kalangan hotel, pemerintah, konsulat serta para praktisi pari-wisata. Spesial tahun ini, ultah BTN sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Acaranya dibagi menjadi dua sesi.

Sesi pertama, diawali dengan sembahyang bersama di Pura Dalem Kreti Buana, Bali Post. Moment bahagia itu ditandai dengan syukuran potong tumpeng sebagai wujud terima kasih atas kesuksesan yang telah dica-pai BTN selama 16 tahun. Saat itu hadir staf dan management, beserta pimpinan umum KMB, ABG Satria Naradha.

Sementara sesi kedua, dilanjutkan dengan perayaan ultah BTN bersama tamu undan-gan dari hoteliers dan praktisi pariwisata. Suasana yang berlangsung penuh akrab itu, diisi dengan memotong kue ulang tahun yang dilaksanakan oleh General Manager BTN Gde Palgunadi. Lalu, dilanjutkan dengan simakrama yang bersifat santai dan keke-luargaan.

Dalam sambutannya, Palgunadi menyam-paikan terima kasih atas semua undangan yang hadir. Selain itu sebagai bentuk tang-gung jawab media terhadap pariwisata Bali, dia menyampaikan bahwa BTN akan senan-tiasa memberikan yang terbaik. “Kami akan senantiasa meningkatkan kualitas, memper-baiki kerungan dan tetap menjalankan fungsi ideal sebagai kontrol kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, setiap undangan bisa menyampaikan opininya terkait topik diskusi. Salah satu yang mengawali adalah Direktur dan CEO Saron Hotel Management, Gusti Kade Sutawa. Pertama dia menyoroti tentang peran media. Menurutnya, sebuah media harus kritis dan idealis. “Pulau Dewata membutuhkan media kritis karena kemajuan pariwisata ditentukan juga oleh peran media. Kalau tidak ada kontrol media maka bisa kebablasan,” jelasnya.

Ketua Kuta Executive Club ini juga melanjutkan, pembangunan pariwisata di Bali memang berdampak positif dan negatif. Di satu sisi, pariwisata memberikan kesejahteraan masyarakat. Namun, di sisi lain masyarakat menghadapi ancaman oleh investor yang bekerja sama dengan penguasa dan orang-orang yang berpikir pragmatis. Nasib anak cuculah yang akan menerima dampak. Dia melanjutkan, banyak investor yang hanya ingin ‘membangun di Bali’ dan bukan ‘ikut membangun Bali’. Bali membu-tuhkan pemerataan pembangunan pariwisata. Jangan hanya numplek di Bali Selatan. Jawabannya adalah Perbaikkan infrastruktur. Yang terpenting saat ini, semua komponen masyarakat harus konsen terhadap masalah lingkungan, sosial dan budaya.

Opini tersebut juga ditambahkan oleh I Gusti K. Pujawan, dari Bali Yuai.

Mengenai media, dia menyampaikan, media harus berani mengambil tindakan keras meskipun akan menuai kecaman keras dari masyarakat. “Jangan takut kalau dikritik, meskipun beberapa pembaca awalnya ada yang meninggalkan, tapi mereka akan kem-bali lagi demi sebuah informasi,” jelasnya.

Dia juga menyampaikan, agar masyarakat memanfaatkan ruang di media dalam me-nyampaikan opini dan sarannya. “Di Bali Post ada rubrik suara mahasiswa, dan saya

senang membacanya. Mahasiswa sebagai generasi penerus memang harus gencar mengeluarkan unek-unek,” katanya.

“Di Bali Travel News juga disiapkan halaman portrait yang mengangkat tentang opini orang-orang yang berkecimpung dalam pariwisata. Jadi bagi kalangan yang punya ide, kami persilakan bicara lewat rubrik itu,” Palgunadi menanggapi.

Tidak hanya sharing tentang pariwisata. General Manager Ubud Raya Resort Samsul Azhari bahkan memberi masukan kepada BTN agar selalu menjadi media pariwisata terbaik. “Dengan ini, saya berharap sirkulasi BTN akan terus bertambah seiring berjalan-nya waktu. Sebab, BTN sudah terkenal sebagai media pariwisata, budaya dan seni terlengkap di dalam dan luar Bali. Banyak guide membutuhkan BTN sebagai sumber informasi. Jadi, tahun depan BTN semakin tersebar luas tidak hanya di hotel dan restau-ran tetapi juga di minimarket seperti daerah Kuta, Ubud, Nusa Dua bahkan di Surabaya, Jogja dan Jakarta,” ungkapnya. Acara ke-mudian diakhiri dengan makan siang, ramah tamah dan foto bersama.

� Ocha

15 - 21 Desember 201449

M E D I A

www.bali-travelnews.com

HUT Ke-16 “Bali Travel News”

“Sharing” Informasi Pariwisata

Page 50: Majalah balipost edisi 68

15 - 21 Desember 201450

MBP/ist

F A S H I O N

Endek Tradisional dalam ”Metropolitan Sexy”

AA Ayu Sri Wariyani

Simpel, feminin tapi seksi. Kesan itu yang ingin dipamerkan sederet koleksi dari SRI Embroidery & Textile di hadapan para penonton

ajang “Bali Fashion Tendance 2015”, di Seminyak, Kuta, belum lama ini.

Untuk karyanya kali ini, AA Ayu Sri Wariyani sang desainer mengusung tema “Metropolitan Sexy”. Menggunakan mate-rial utama endek motif tradisional dileng-kapi sentuhan tenun ikat polos dan sutra organza, busananya ditampilkan dalam siluet kombinasi loose and fit on body.

Busana yang didominasi warna ma-roon dilengkapi hitam dan oranye ini, katanya terinspirasi d a r i p e r e m p u a n yang berkari-er termasuk

ibu rumah tangga yang independen dan memiliki kegiatan usaha. Mereka tentu me-merlukan busana yang nyaman, sekalipun terdiri dari 3 potong namun tetap mudah dikenakan. Selain itu, meski dengan busana model midi dan maxi seorang perempuan tetap bisa tampil seksi.

Melengkapi karyanya desainer binaan Dekransda Kota Denpasar ini menambah-kan aksesori buatannya sendiri. Mulai dari kalung, anting, dan gelang dari rangkaian batu permata seperti african jade, cornelian, snake agate, coral, citrine, turquoise yang diikat dengan perak.

Satu lagi catatan yang menarik dari karya seorang AA Ayu Sri Wariytani ini, bahwa setiap kali mendesain busana ia selalu menekankan perawatannya yang mudah. Mulai dari mudah dis-etrika, rok yang bertumpuk mudah di buka dan mudah digunakan untuk semua ukuran.

� Sri ArdhiniLAPORAN

Page 51: Majalah balipost edisi 68
Page 52: Majalah balipost edisi 68