Top Banner
12

Maintaining Precision By Calibration Tintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/014._Novemb… · bah wawasan dan pengetahuan tentang safety. ... bersentuhan langsung dengan

May 18, 2018

Download

Documents

trantu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Maintaining Precision By Calibration Tintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/014._Novemb… · bah wawasan dan pengetahuan tentang safety. ... bersentuhan langsung dengan
Page 2: Maintaining Precision By Calibration Tintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/014._Novemb… · bah wawasan dan pengetahuan tentang safety. ... bersentuhan langsung dengan

The role and function of measuring instrumentwhich is so important in our life also applies toindustry, including aircraft maintenance indus-

try. Measuring instrument in aviation business, espe-cially in the aircraft maintenance, plays important ro-le in creating air transport security and safety.

The accuracy and precision of measuring instru-ment applied in aircraft maintenance is absolutelyrequired because it directly affect the result of main-tenance. Good maintenance outcome will only pro-duced by using of good measuring instrument. Mea-suring instrument, known as Inspection, Measuringand Test Equipment (IMTE) must fulfil specified requi-rement and regulation to guarantee it's level of accu-racy and precision. To guarantee the accuracy and

precision, every me-asuring instrumentand tools must becalibrated periodi-cally.

In this Novem-ber 2009 edition Pe-nity cover up allabout calibrationworld. Persuasi em-phasize about im-portant role of cali-bration system in re-ducing maintenan-ce error. While Cak-rawala describes ca-libration process ofIMTE, and the histo-ry of calibration canbe found in Interme-so rubric. There is al-so story of incidents

which caused by usage of measuring tool which isnot calibrated that we can read in Selisik rubric.

In order to fulfil reader's requirement, start fromthe edition of this month, although not all of rubricsyet, Penity come with bilingual version (Indonesianand English). Also start from this edition we introducenew rubric namely Opini which accommodates idea,opinion, critic and comment from our honourable re-aders.

Thank you and have nice reading.

Peran dan fungsi alat ukur yang begitu pen-ting dalam kehidupan kita juga berlaku bagiindustri, termasuk industri perawatan pesa-

wat. Alat ukur dalam bisnis aviasi, termasuk pera-watan pesawat di dalamnya, berperan pentingmenciptakan keamanan dan keselamatan pener-bangan.

Akurasi dan presisi alat ukur yang digunakandalam perawatan pesawat sangat mempengaruhihasil perawatan. Produk perawatan yang baik di-hasilkan dari alat ukur yang baik pula. Alat ukuratau sering disebut sebagai Inspection, Measuringand Test Equipment (IMTE) wajib memenuhi syaratdan ketentuan guna menjamin tingkat akurasi dankepresisiannya. Dalam upaya untuk menjaminakurasi dan presisi itu-lah setiap IMTE wajibmenjalani proses kali-brasi secara berkala.

Pada edisi bulanNovember 2009 iniPenity mengupas tun-tas seluk beluk duniakalibrasi. Rubrik Per-suasi menyoroti ten-tang peran pentingsistem kalibrasi dalammengurangi mainte-nance error. Sementa-ra itu Cakrawalamengulas tentangproses kalibrasi IMTE,sedangkan sejarah ka-librasi, bisa disimakdalam rubrik Interme-so. Ada juga cerita ten-tang incidents yang di-akibatkan oleh pemakaian alat yang tidak terkali-brasi, bisa kita baca di rubrik Selisik.

Dalam rangka memenuhi keinginan pelang-gan, mulai edisi bulan ini Penity kami tampil de-ngan dwi Bahasa (Bahasa Indonesia dan Inggris),meskipun belum seluruh rubrik. Mulai edisi ini pu-la kami menyajikan rubrik baru yaitu Opini yangberisi masukan, saran, kritik, komentar dari pemba-ca yang terhormat.

Selamat membaca dan terimakasih.

2 | Edisi November 2009

Diterbitkan oleh Quality Assurance & Safety GMF AeroAsia, Hangar 2 Lantai Dua Ruang 94, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Ceng-kareng - Indonesia, PO BOX 1303 - Kode Pos 19130, Telepon: +62-21-5508082/8032, Faximile: +62-21-5501257. Redaksi menerima saran,masukan, dan kritik dari pembaca untuk disampaikan melalui email [email protected]

Prolog

Menjaga Presisi Dengan KalibrasiMaintaining Precision By Calibration

Page 3: Maintaining Precision By Calibration Tintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/014._Novemb… · bah wawasan dan pengetahuan tentang safety. ... bersentuhan langsung dengan

3 | Edisi November 2009

KKeeeepp PPeerrssiisstteenntt aanndd PPeerrsseevveerraannccee

Error management requires us to ac-cept that human performance has limi-tation and that error is inevitable. But wemust use error management tools andtechniques to stop errors before they im-pact safety." In the existence of Penity ….It should obtain as a one part of manage-ment tools to give knowledge and inspi-ring GMF personnel of safety. Keep per-sistent and perseverance. (Ahmad Syifa)

JJaawwaabbaann rreeddaakkssii::Thank you

SSooaall PPaarrtt RRoobbbbiinnggKami mengucapkan terima kasih atas

terbitnya Penity karena dapat menam-bah wawasan dan pengetahuan tentangsafety. Pada edisi Agustus 2009, Penitysecara khusus membahas pengenalandan pencegahan masuknya part yang ti-dak legal (Suspected Unapproved Part).Kami setuju dan berusaha agar part se-perti itu tidak masuk dan terpasang dipesawat.

Dalam edisi yang sama di halaman 8juga disinggung masalah part robbing.Kami ingin ikut sharing karena hal itubersentuhan langsung dengan tugas ka-mi sehari-hari dan belakangan tiada haritanpa part robbing. Dalam tulisan itu di-simpulkan bahwa part robbing sepe-

nuhnya tanggung jawab teknisi. Dalamhal ini kata teknisi apakah diartikan pri-badi atau unit? Kami mohon pencerah-an. (Liberty S /TLB-7).

JJaawwaabbaann rreeddaakkssii::Terimakasih atas tanggapannya yang

sangat bagus terhadap tulisan di Penity.Ini membuktikan bahwa anda sangat pe-duli terhadap proses produksi yang da-pat mempengaruhi safety.

Kesalahan teknisi dalam pelaksana-an part robbing yang dimaksud dalamtulisan di Penity edisi Agsustus 2009 ter-sebut adalah pelaku robbing komponentidak melaporkan ke Maintenance Con-trol Center (MCC) selaku koordinator ter-hadap seluruh proses perawatan. Tanpalaporan yang akurat dari pelaksana dila-pangan apabila ada proses kanibalisasiatau cross-changed , akan sulit melaku-kan pemantauan umur komponen yangterpasang dipesawat.

Pelaksanaan part robbing harusmengikuti prosedur baku yang ditetap-kan oleh operator atau pemilik pesawat.Setiap pihak atau unit yang terlibat harusbertanggung jawab sesuai dengan fung-si masing-masing sebagaimana disebut-kan pada prosedur yang dimaksud.

PPeennjjeellaassaann tteennttaanngg SSttaannddaarrddTToooollss

Dalam penerbitan Penity edisi Okto-

ber 2009 banyak dibahas masalah toolsyang berkualitas untuk menjamin pera-watan pesawat. Tapi, dalam tulisan terse-but tidak dijelaskan secara terperincitentang tools yang dimaksud. Sebagaicontoh, tools yang dipakai teknisi harusstandard dan memadai.

Namun, saya ingin mendapat penje-lasan yang lebih tentang tanda-tandadari tools yang standard dan memadaiitu. Dulu waktu kita memegang tools adatulisan seperti vanadium extra, drop for-ged, dan tools keluaran pabrikan sepertisnap on, belzeer, pronto yang tertera ditools yang kita gunakan. Dengan penje-lasan yang rinci, teknisi bisa membelitools itu di luar dengan menggunakanreferensi yang sudah disebutkan di Peni-ty.Termasuk bahan, pabrik pembuat, danstandard aviasinya. (Hary Wuryanto).

JJaawwaabbaann rreeddaakkssii::Terimakasih atas pertanyaannya

yang sangat bagus. Kreteria standardtools untuk mechanic antara lain: fre-kuensi pemakaian tinggi, ukuran relativekecil sehingga mudah dibawa-bawa, bu-kan merupakan consumable tools, danlain-lain.

Detil tentang standard tools terma-suk brand atau merek yang boleh digu-nakan bisa dilihat di Engineering Infor-mation No. AG/00-00-0338 tanggal 21Juli 2004 yang telah dikeluarkan olehGMF Engineering Service.

Opini

SSeessuuddaahhSSeebbeelluumm

IInntteerrnnaall OOccccuurraannccee RReeppoorrtt

Quality Assurance and Safety telah melakukan perbaikan terhadap laporan IOR nomor 046/03/2009 dengan subjeck Tail DocMD 80 Corrosion telah dilakukan perbaikan seperti dalam gambar berikut ini. Laporan IOR ini disampaikan oleh P. SetyadiMartadipura.

Page 4: Maintaining Precision By Calibration Tintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/014._Novemb… · bah wawasan dan pengetahuan tentang safety. ... bersentuhan langsung dengan

Cakrawala

Mengenal Sistem Perawatan IMTE

Recognizes the Maintenance System IMTE

4 | Edisi November 2009

Teknisi pesawat ibarat dokter yang mendiagnosa tu-buh manusia ketika memeriksa sistem yang ada didalam pesawat untuk menentukan kelaikan ter-

bangnya. Hasil diagnosa dapat dipertanggungjawabkanjika teknisi itu menggunakan alat ukur yang dijamin aku-rasi dan tingkat kepresisiannya. Kesahihan alat ukur yangtermasuk Inspection Measuring Test Equipment (IMTE)ini bisa dicapai jika perawatannya dilakukan secara ber-kala sesuai dengan interval yang disarankan Laboratori-um Kalibrasi atau Pabrik Pembuat.

Untuk menjamin akurasi dan tingkat kepresisian alatukur, Lab Kalibrasi memiliki peran penting, terutama LabKalibrasi yang sudah mendapat pengakuan dari KomiteAkreditasi Nasional (KAN). Hasil kalibrasi laboratoriumyang sudah memiliki sertifikat pengakuan dari KAN akanmemberikan nilai kepercayaan lebih kepada pemilik IM-TE.

Meski demikian, tidak semua alat ukur yang sudah di-kalibrasi memberikan nilai yang benar karena masih adafaktor lain yang harus dipertimbangkan. Beberapa faktoryang berpengaruh pada akurasi alat ukur antara lain pe-

Inspecting an aircraft to determine its airworthiness forAircraft technician or engineer profession has a similaritywtih a doctor who examining a human body.The diagno-

sis will be more accountable if the technician uses a measu-ring tool which has a guaranteed accuracy and precision.The accuracy of the measuring tools which categorized as In-spection Measuring Test Equipment (IMTE) can be maintain-ed if they are gone through maintenance regularly as in ac-cordance with the recommendation from the Calibration La-boratory.

To ensure the accuracy and precision of measuring tool,Calibration Lab need to have an approval from National Accre-ditation Committee (Komite Akreditasi Nasional / KAN).The ca-libration product of a laboratory that has a KAN certificate ofapproval will give more confidence to the owner/user of theIMTE.

Although, not all measuring tools that have been calibra-ted can produce the right value/limit, since there are other fac-tors that must be considered. Such are maintenance and sto-rage, frequency of usage, the environment of the operation,handling practices, and the calibration interval.

Maintenance aspects includeIMTE cleanliness, placement/sto-rage system, stacked or specialcontainer practices, periodicity ofinspection/checks, and functionstest (not calibration). IMTE ownermust also be able to detect if the-re is a sign of abnormality offunction or such other irregulari-ties. To ensure the measuringtool, it is suggested that the ma-nual of the equipment is alwaysavailable nearby.

The usage frequency inclu-des the load received by the me-asuring tool from differentweight resulted in the decreaseof the performance. Under theseconditions, the calibration inter-val of the measuring tool shouldbe shortened, besides conside-ring to increase the number oftool population. More over, themore often IMTE is used the mo-re often the owner need to mo-

Page 5: Maintaining Precision By Calibration Tintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/014._Novemb… · bah wawasan dan pengetahuan tentang safety. ... bersentuhan langsung dengan

5 | Edisi November 2009

Cakrawala

meliharaan dan penyimpanan, seberapa sering alat digu-nakan, lingkungan tempat alat itu digunakan, perlakuanterhadap alat, dan interval kalibrasi.

Aspek pemeliharaan meliputi kebersihan IMTE, sis-tem penempatan apakah bertumpuk atau mengguna-kan wadah khusus, pengecekan berkala, dan test fungsi(bukan kalibrasi). Selain itu pemilik IMTE juga harusmampu mendeteksi jika terjadi kelainan dari fungsi ataupenyimpangan yang lain. Untuk menjamin alat ukur ini,disarankan manual dari peralatan tersebut selalu terse-dia di didekatnya.

Sedangkan frekuensi pemakain meliputi beban yangditerima alat ukur itu apakah lebih berat sehingga per-formanya menurun. Untuk alat ukur dalam kondisi seper-ti ini, interval kalibrasi sebaiknya diperpen-dek sambil dipertimbangkan menambahjumlah populasinya. Selain itu, semakin se-ring IMTE digunakan, maka pemilik alatukur ini perlu lebih sering memantau akura-sinya agar tidak terjadi penyimpanganfungsi.

Selain itu, lingkungan tempat IMTE di-gunakan juga sangat mempengaruhi per-forma dan desain yang sudah dibuat olehmanufactur. Untuk itu pemilik IMTE sebaik-nya selalu memperhatikan batasan-batasanyang diberikan pabrik pembuatnya. Seba-gai contoh, jika pressure gauge akan dipa-kai memonitor tekanan pada area yang vi-brasinya besar, sebaiknya menggunakanpressure gauge yang indicatornya dilapisidamping gliserine.

Yang perlu diperhatikan juga adalah jikaIMTE mendapatkan beban di atas kemam-puan sehingga mengalami deformasi danmenurun akurasinya. Untuk itu pemilik IMTEharus memiliki pengetahuan yang cukupagar perlakuan terhadap IMTE tidak menu-runkan kemampuan alat ukur tersebut. Se-lain itu setiap alat ukur perlu mendapatkanwarming up/stabilisasi yang cukup, teruta-ma untuk IMTE yang menggunakan tenagalistrik.

Untuk menjaga performa alat ukur, pemilik IMTE wa-jib memperhatikan interval kalibrasi untuk mengetahuilebih awal kondisi alat ukur miliknya. Seperti juga manu-sia, semakin sering memeriksa kesehatan, maka akan se-makin awal memperoleh informasi kesehatan diri se-hingga lebih cepat mengambil tindakan. Interval kalibra-si IMTE berbeda-beda tergantung pada beberapa para-meter seperti rekomendasi pabrik, kecenderungan darirekaman kalibrasi sebelumnya, tingkat penggunaan,kondisi lingkungan, tingkat kompetensi personel yangmenggunakan, dan lain-lain.

Untuk mengetahui apakah IMTE masih akurat atau ti-dak, maka diperlukan pemeriksaan berkala yang disebutkalibrasi. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan hu-bungan antara nilai suatu besaran yang ditunjukkan olehalat ukur atau sistem pengukuran dengan nilai terkaityang direalisasikan oleh standar. Inilah definisi umumtentang kalibrasi berdasarkan Vocabulary of Basic andGeneral Terms in Metrology - VIM 1993. ((yyuuddii eerrwwaannttaa))

nitor the accuracy to avoid malfunctioning.The environment where IMTE is used has significant

impact on the design performance of the manufacturer.Therefore, IMTE owners should always pay attention to thelimits given by the manufacturer. For example, if a pressu-re gauge is used to monitor the pressure in an area withlarge amplitude of vibration, it is recommended to use apressure gauge with indicator coated with damping glyce-rin.

A note need to be taken if IMTE received load that exceedits limit design, that cause deformation, which in turn de-crease the accuracy. The IMTE owners should have enoughknowledge to treat IMTE items to prevent it from reduce itscapability. Each measuring tool needs to have sufficient war-

ming up time or stabilization process, especially for IMTE thatuse electricity.

To keep the performance of measuring tool withinaccpetable level, the IMTE owner must monitor the calibra-tion intervals to assess the the condition of the measuringtool earlier from any deterioration. Like human body, themore often the health check, the earlier warning is received,that leads to earlier action taken. IMTE calibration intervalvaries dependson several parameters such as factory recom-mendations, trend of previous calibration records, level ofusage, environmental conditions, and level of competence ofpersonnel.

To figure out the accuracy of IMTE, it requires periodiccheck called calibration. A series of activities to establish therelationship between the nominal value of a quantity indica-ted by a measuring instrument or measurement system com-pared to appropriate value that is allowed by standard.This isthe general definition of calibration based on the Vocabularyof Basic and General Terms in Metrology - VIM 1993.

((yyuuddii eerrwwaannttaa))

Page 6: Maintaining Precision By Calibration Tintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/014._Novemb… · bah wawasan dan pengetahuan tentang safety. ... bersentuhan langsung dengan

Sebuah pesawat jenis B737-200 baru saja meninggalkanlandasan dan ketinggian masih sekitar 200 kakli. Takada yang aneh pada pesawat bermesin ganda itu sam-

pai tiba-tiba mesin sebelah kanan terlepas dari sayap pesa-wat. Lepasnya mesin itu tidak membuat pilot panik. Dia te-tap melanjutkan proses tinggal landas kemudian memutar-kan pesawatnya dan mendaratkanya kembali di landasanyang sama.

Aksi heroik pilot pada kejadian sekitar 15 tahun lalu itusangat luar biasa. Apalagi tak satu penumpang pun yang ci-dera apalagi meninggal dunia. Kejadian ini kemudian ditelitioleh tim investigasi. Setelah meneliti, tim ini menemukan le-pasnya mesin akibat patahnya baut pengikat sebelah bela-kang (aft cone bolt).

Kedua baut pengikat di depan (forward cone bolts) ke-mudian tidak kuat menahan beban dan kemudian juga pa-tah. Laporan investigasi resmi menyebutkan bahwa telahterjadi retakan pada baut pengikat sebelum mesin lepas aki-bat proses perawatan yang tidak semestinya (improper ma-intenance).

Laporan resmi itu memang tidak menguraikan lebih de-tail tentang maintenance error yang terjadi. Namun, jikakembangkan lebih lanjut, secara teknis penyebab retaknyabaut pengikat bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti ca-ra pemasangannya yang tidak tepat (terlalu kencang atauterlalu kendur), proses lubrikasi yang tidak tepat, kelelahanmaterial (fatigue crack) dan sebab-sebab lain.

Selain faktor yang bersifat teknis, maintenance errorhampir selalu melibatkan unsur manusia atau human error.Meskipun human error mustahil dieleminasi secara total,kondisi ini bisa dikelola dengan baik melalui penerapan tek-nologi yang tepat, pelatihan berkesinambungan, dan imple-mentasi aturan yang konsisten. Seperti diuraikan dalam Pe-nity edisi sebelumnya, ada tiga strategi mencegah humanerror dalam perawatan pesawat yakni EErrrroorr RReedduuccttiioonn,, EErrrroorrCCaappttuurriinngg dan Error Tolerance.

Error Reduction merupakan strategi mengurangi errordengan mengeliminasi faktor yang berkontribusi sepertimemperbaiki alat kerja, memperbaiki sistem training, prose-

AB737-200 aircraft had just taken off and reached an alti-tude of around 200 feet. Nothing was strange with thetwin-engine aircraft until suddenly the right engine was

detached from the wing.The incident did not make the pilot pa-nic. He continued the take off process, then turned the aircraftaround and landed it on the same runway.

The heroic action of the pilot on the incident fifteen yearsago was very extraordinary. Besides, no passenger injured or kil-led. A team of investigators then investigated this incident. Afterthe investigation, the team found that the engine fell becausethe aft cone bolt was broken.

The two forward cone bolts then were also broken sincethey could no longer sustain the weight. The official investiga-tion report stated that the crack had already happened on thebolt before the engine fell off because of improper maintenan-ce.

The official report did not elaborate the detail of the mainte-nance error that occurred. But, if it is technically elaborated furt-her, the crack on the bolt can be caused by various things, suchas improper installment (too tight or too loose), improper lubri-cation, fatigue crack, and other causes.

In addition to technical factor, maintenance error almostalways involves human factor / human error. Although it is im-possible to be completely eliminated, human error can be ma-naged by implementing the right technology, continuous trai-ning, and the consistent implementation of rules/regulations. Asdescribed on previous edition of Penity, there are three strategi-es to prevent human error in aircraft maintenance, which are Er-ror Reduction, Error Capturing and Error Tolerance.

Error Reduction is the strategy used to decrease error by eli-minating the contributing factors such as repairing the toolsand equipment, improving the training system, work procedure,etc.

While Error Capturing aims to "capture" the error before itgenerates adverse consequence or accident. The examples ofthis strategy in aircraft maintenance are Duplicate Inspection,Required Inspection Items, and Pre-flight Check by flight crew,etc

And Error Tolerance is to make the system "immune" to error

Persuasi

6 | Edisi November 2009

Oleh: Fuad Abdullah VP Quality Assurance and

Safety

Peran Sistem KalibrasiDalam PengelolaanMaintenance Error

The Role of Calibration System in Managing

Maintenance Error

Page 7: Maintaining Precision By Calibration Tintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/014._Novemb… · bah wawasan dan pengetahuan tentang safety. ... bersentuhan langsung dengan

7 | Edisi November 2009

dur kerja, dan lain sebagainya.Sedangkan Error Capturing bertujuan "menangkap" error

sebelum menimbulkan konsekuensi yang serius atau kecela-kaan. Contoh strategi ini dalam perawatan pesawat adalahDuplicate Inspection, Required Inspection Items, PreflightCheck oleh penerbang, dan lain-lain.

Adapun Error Tolerance yakni membuat sistem "kebal" ter-hadap error. Meskipun error terjadi, tapi tidak menimbulkankejadian yang serius. Strategi ini biasa disebut fail safe designsystem. Jika satu sistem gagal, sistem lain mengambil alih. Jikasistem hidraulik penggerak flight control gagal misalnya, ma-ka elektrikal sistem mengambilalih sehingga tidak menim-bulkan akibat yang fatal.

Sekarang kita kembali pada ilustrasi kejadian yang me-nimpa pesawat B737-200 di awal tulisan ini. Salah satu faktoryang mungkin memicu patahnya baut pengikat mesin ada-lah pemasangan baut yang terlalu kencang (overtorque) atau terlalu kendur (under torque). Di sinialat torsi (torque meter) berperan sangat penting.Alat yang masuk kelompok Inspection, Measu-ring and Test Equipment (IMTE) ini sangat pen-ting perannya dalam pengelolaan maintenanceerror.

Peran IMTE penting dalampengelolaan maintenanceerror, terutama untuk pe-nerapan strategi yang perta-ma dan kedua yaitu, Error Reduc-tion dan Error Capturing. IMTE yangbaik merupakan IMTE hasil proses kali-brasi yang baik pula. Proses kalibrasi dila-boratorium kalibrasi merupakan bagianyang tak terpisahkan dari sistem kalibrasi secara keseluruh-an.

Dalam mengelola sistem kalibrasi dalam organisasi pera-watan pesawat, paling tidak ada lima elemen yang harusmenjadi perhatian.

Pertama, fasilitas atau laboratorium kalibrasi. Organsisasiperawatan pesawat boleh mengelola sendiri atau mengirim-kankan keluar (outsources) ke fasilitas lain. Laboratorium kali-brasi ini harus memiliki prosedur yang baku dan memiliki ke-mampuan melakukan proses kalibrasi yaitu memeriksa danmengembalikan alat ukur sesuai standar pabrik. Laboratorumkalibrasi harus memiliki ruangan, fasilitas, alat, personel yangmemiliki kualifikasi dan data atau dokumen (technical data)yang current.

Kedua, organisasi perawatan harus memiliki sistem peng-awasan kalibrasi, termasuk penentuan interval kalibrasi yangterintegrasi. Seluruh alat ukur yang digunakan baik yang di-miliki organisasi ataupun individu, harus dikelola secara ter-padu. Selain mengikuti rekomendasi pabrik pembuatnya, in-terval kalibrasi juga harus didasari atas reliability alat ukur ter-sebut. Karena itu interval IMTE bisa bervariasi sebagai hasildari proses analisa kehandalan dan akurasi penggunaannya.

Ketiga, catatan tentang proses kalibrasi maupun catatanseluruh alat ukur (IMTE) yang digunakan dan dikelola oleh or-ganisasi harus tesedia dan diperbaharui secara teratur. Catat-an ini meliputi kepemilikan IMTE, unit atau organisasi yangmelakukan kalibrasi, interval kalibrasi, metode dan hasil kali-brasi, serta data-data lainya yang terkait dengan alat ukur ter-sebut.

Keempat, metode penanganan (handling) dan penyim-

Persuasi

by increasing the ability of a system to accept errors without se-rious consequence. It means that an error may happen, but itwill not cause a serious incident or accident.This strategy is usu-ally called fail-safe design system. If one system fails, anothersystem will take over. For example, if the flight control hydraulicsystem fails, the electrical system will take over so that it doesnot result in anything fatal.

Now back to the illustration of the incident described in thebeginning of this article. One factor that might possibly be thecause of the crack on the engine cone bolt is improper install-ment of the bolt, too tight (over torqued) or too loose (under tor-qued). Here, the torque meter plays a very significant role. Thisdevice belongs to the Inspection, Measuring and Test Equipment(IMTE) group, which are very important in managing mainte-nance error.

IMTE play a very important role in managing maintenanceerror, especially in implementing the first and second strategy,

Error Reduction and ErrorCapturing. A good

IMTE is an IMTEas result of a

good calibra-tion process. The

calibration pro-cess in the calibration la-

boratory is an inseparable part ofthe whole calibration process.

In managing a calibra-tion system in an air-

craft maintenanceorganization,

there are at leastfive elements that

need attention.The first is the facility or the calibra-

tion laboratory. Aircraft Maintenance Orga-nization may manage by itself its IMTE or send

them to other facility (outsource). The calibrationlaboratory must have standard procedures and the

capability to perform calibration, which are inspectingand returning the measurement devices to the manufacturerstandard condition.The calibration laboratory must have a spa-ce/room, facility, tools, qualified personnel, and current data /document (technical data).

The second, the maintenance organization must have a ca-libration controlling system including determining an integra-ted calibration interval. All of the measuring tools that are usedby the organization or each individual must be integrally mana-ged. In addition to following manufacturer recommendation,the calibration interval must also be based on the reliability ofthe measuring tool.That is why the IMTE interval may differ as aresult of the reliability analysis process and the accuracy of itsuse.

The third, the documentation of the calibration processand the documentation of all the IMTE used and managedby the organization must be available and updated regu-larly.This documentation includes the ownership of the IM-TE, the unit or organization that performs the calibration,the calibration interval, the calibration methods and re-sults, and other data that are related to the measuringtools.

The fourth is the IMTE handling and storage process. This

Page 8: Maintaining Precision By Calibration Tintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/014._Novemb… · bah wawasan dan pengetahuan tentang safety. ... bersentuhan langsung dengan

Persuasi

8 | Edisi November 2009

panan (storage) IMTE. Proses ini bertujuan memastikanalat ukur dalam keadaan bersih, tidak rusak dan tetap da-lam keadaan standar desain yang telah ditentukan pab-rik pembuat IMTE. Proses handling and storage bisa sa-ngat mempengaruhi performansi alat ukur secara signi-fikan. Alat ukur yang jatuh pada saat pemakaian, misal-nya harus dikirim kembali ke laboratorium untuk dikali-brasi ulang.

Kelima, organisasi harus memiliki sistem dalam me-ngelola Out of Tolerance Action (OTA). OTA merupakan sis-tem untuk melakukan tindakan korektif terhadap produkatau pengukuran yang dihasilkan oleh alat ukur yang me-lewati batas tole-ransi yang telahditetapkan. Apa-bila pada saatproses kalibrasiIMTE ditemukanberada di luar ba-tas toleransi, ma-ka harus diasum-sikan seluruh pro-duk atau peng-ukuran yang di-hasilkan IMTE ter-sebut tidak me-menuhi standaratau non confor-mance terhitungsejak tanggal kali-brasi terakhir.

Sebagai tin-dak lanjut OTA,organisasi harusm e n g e v a l u a s iproduk ataupengukuran yangdihasilkan IMTEtersebut secaramenyeluruh. Jikahasil analisamengarah padakeraguan terhadap pengukuran yang dihasilkan oleh IM-TE ini, proses pengukuran harus diulang. Analisa juga ha-rus dilakukan terhadap IMTE sejenis yang dimiliki atau di-kelola oleh organisasi.

Kelima elemen dasar sistem kalibrasi yang diuraikandiatas diyakini bisa menghasilkan IMTE yang akurat, ke-mudian akan menghasilkan pengukuran terhadap produkyang akurat pula. IMTE yang akurat berperan sangat pen-ting dalam keamanan dan keselamatan pesawat terbang.

Sistem kalibrasi yang tepat bisa mengurangi mainte-nance error (error reduction). Sistim kalibrasi yang andaljuga bisa "menangkap" error (error capturing) sebelum er-ror tersebut berubah menjadi kecelakaan. Kita semua ten-tu sepakat, bahwa keselamatan di udara dimulai dari pe-meriksaan yang tepat dan akurat di darat.

process aims to make sure that the measuring tools are in cleanand prime condition. They remain in the standard condition asdetermined by the manufacturer of the IMTE. The handling andstorage process can significantly influence the performance ofthe measuring tools. A measuring tool that falls while beingused must be sent to the laboratory immediately for re-calibra-tion.

The fifth, the organization must have a system to manageOut of Tolerance Action (OTA). OTA is a system used to imple-ment a corrective action to a product or measurement that isthe result of a measuring tool exceeding the given tolerance li-mit. If during the calibration process the IMTE is found exce-

eding the tole-rance limit, thenit must be assu-med that allproducts or me-a s u r e m e n t sproduced bythat IMTE donot satisfy thestandard (non-conformance)since the lastcalibration da-te.

As a follow-up of the OTA,the organiza-tion must tho-roughly eva-luate all pro-ducts or mea-surements thathave been pro-duced by theIMTE. If theanalysis/eva-luation resultindicates thatthe measure-ment produced

by the IMTE is doubtful / suspicious, then the measurementprocess must be repeated. The analysis must also be conduc-ted to all IMTE of the same type that are managed or ownedby the organization.

An accurate IMTE is believed that be generated from the fivebasic elements of the calibration system described above, whichwill result in an accurate measurement of the product. An accu-rate IMTE plays a very important role on the safety of the air-craft.

A proper calibration system can reduce maintenance er-ror (error reduction). A worthy calibration system can also"capture" error (error capturing) before that error turns intoan accident or incident. All of us of course agree that safety onthe air starts from the proper and accurate inspection on theground.

Page 9: Maintaining Precision By Calibration Tintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/014._Novemb… · bah wawasan dan pengetahuan tentang safety. ... bersentuhan langsung dengan

Selisik

9 | Edisi November 2009

Seorang teknisi yang sedang mema-sang saringan bahan bakar mesinpesawat tiba-tiba jatuh dari tangga

kerja setinggi dua meter lebih. Dia jatuhdari tangga karena menghindari sem-protan bahan bakar panas yang me-nyembur dari tutup saringan (filter cap)bahan bakar mesin pesawat tersebut.Meskipun cidera yang dialami tidak terla-lu serius, hanya sikut tangan kanannyakeseleo, dia tetap dilarikan ke rumah sa-kit.

Dalam perjalanan dengan mobil me-nuju rumah sakit, dia menceritakan keja-dian yang dialami kepada teman yangmengantarnya. Menurut dia saat itu diri-nya sedang memperbaiki kebocoran ba-han bakar yang keluar dari tutup rumahsaringan (fuel filter case) mesin nomordua di pesawat. Dia baru selesai meng-ganti seal tutup saringan bahan bakaryang putus karena terjepit.

Setelah seal diganti, dia mengen-cangkan seluruh baut menggunakan

torsimeter dengan tingkat kekencangansesuai yang tertera di maintenance ma-nual. Begitu semua baut terpasang, diapergi ke ruang kemudi (cockpit) untukmenghidupkan pompa bahan bakar me-sin pesawat. Untuk melihat hasil kerja-nya, teknisi ini kembali ke mesin nomordua untuk memeriksa kebocoran. Tidaklama kemudian tutup saringan terlepasdan dan bahan bakar panas menyemburdisertai keluarnya saringan dari rumah-nya. Enam baut yang sudah dipasang pa-tah.

Setelah diteliti akhirnya pemicu keja-dian ini mulai terang, yaitu akibat peng-gunaan torsimeter yang penunjukannyasalah (under read). Torsi meter itu seha-rusnya menunjuk lima puluh inch pound,tapi yang tertunjuk dua puluh inchpound. Akibatnya baut yang dipasangmengalami kelebihan tingkat keken-cangan (over-torqued) sehingga retakdan patah. Pertanyaan kenapa ia mema-

kai torsimeter yang sa-

lah juga ditelusuri.Faktor penyebab kejadian ini rupa-

nya berasal dari keteledoran petugas gu-dang tools. Peralatan yang digunakanmekanik ini ternyata tools tidak layak pa-kai yang sudah dilaporkan ke petugasgudang. Tapi, karena petugas gudang si-buk, dia tidak sempat menempelkan la-bel penanda tools rusak. Tools ini hanyadipisahkan dan disimpan di meja kom-puternya.

Pada saat yang sama teknisi naas inimeminjam tools dari petugas gudangyang sama tanpa memperhatikan darimana tools diambil. Begitu selesai menu-lis bon pinjaman, dia melihat tools di me-ja komputer petugas gudang dan lang-sung memintanya. Seharusnya dia mintatools dari rak penyimpanan tools yang la-yak pakai dan terkalibrasi serta dilengka-pi sticker.

Kejadian pada tahun 1970-an ini me-nunjukkan betapa berbahayanya meng-gunakan peralatan yang tidak terkalibra-

Bahaya di Balik IMTETanpa Kalibrasi

Page 10: Maintaining Precision By Calibration Tintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/014._Novemb… · bah wawasan dan pengetahuan tentang safety. ... bersentuhan langsung dengan

Selisik

10 | Edisi November 2009

si. Penggunaan alat yang tidak terkalibra-si yang menyebabkan kerugian juga per-nah terjadi pada kejadian berikut ini.

Pada suatu hari seorang pilot kom-plain terjadi nose gear vibrasi pada pesa-wat yang sedang taxi. Setelah dilakukaninspeksi ditemukan salah satu nosewheel tidak balance (lonjong atau oval).Karena itu diptuskan nose wheel terse-but harus diganti.

Teknisi yang bertugas segera meng-ambil satu buah nose wheel pengganti.Sebelum nose wheel baru dipasang, dila-kukan pengecekan tekanan udaranya.Untuk memastikan tekanan ban, teknisimemakai pressure gauge. Hasil peng-ukuran menunjukkan tekanan ban lebihrendah dari standar.

Ia lalu menambahkan angin kedalamban sesuai dengan standar di dalam bu-ku manual. Namun apa yang terjadi ke-mudian diluar dugaan bannya malahkempis. Rupanya terjadi kelebihan tekan-an (over pressure), sehingga klep peng-aman (pressure relieve valve) terbukadan ban lalu kempis. Karena waktu tran-sit mepet, tanpa berpikir panjang lang-sung ambil spare nose wheel untuk se-gera dipasang kembali.

Teknisi melakukan langkah yang sa-ma mulai dari pengecekan tekanan. Ka-rena tekanan ban kurang, dilakukan pe-nambahan tekanan. Ternyata langkah inimenimbulkan lagi peristiwa yang samapula yaitu over pressure sehingga pres-sure relieve valve terbuka dan ban men-jadi kempis. Karena kejadian ini ber-ulang, teknisi menyimpulkan alat peng-ukur tekanan (pressure gauge) tidak la-yak pakai (serviceable). Untuk memasti-kan kesimpulan ini, si teknisi mengambilkembali spare nose wheel dan lalu me-meriksa tekanan ban dengan alat ukuryang lain. Nose wheel pun terpasang de-ngan baik.

Dua contoh di atas menggambarkanbetapa pentingnya proses kalibrasi ter-hadap Inspection, Measuring and TestEquipment (IMTE). IMTE yang tidak dika-librasi dengan baik bukan saja memba-hayakan orang yang menggunakan, tapijuga produk yang dihasilkan.

Hal yang penting diperhatikan bagipengguna IMTE adalah memeriksa de-ngan teliti status kalibrasi serta kondisiumum IMTE yang akan digunakan.Pe-ngelola gudang IMTE juga berkewajibanuntuk menjaga status kalibrasi perawa-tan tetap dalam kondisi serviceable.

((aabbdduull rraassyyiidd && uummaarr ffaauuzzii))

Page 11: Maintaining Precision By Calibration Tintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/014._Novemb… · bah wawasan dan pengetahuan tentang safety. ... bersentuhan langsung dengan

ISO melarang Lab Kalibrasi untuk sewenang-wenangmemberikan judgement interval untuk urusan komersilagar alat ukur cepat kembali dikalibrasi sehingga Lab

mendapatkan efek ekonomisnya.

MMaanngg SSaappeettyy yyaakkiinn ppeerrbbuuaattaann ppiicciikk yyaanngg bbeerrppootteennssii mmeerruuggii--kkaann ccuussttoommeerr ttiiddaakk tteerrjjaaddii ddii nneeggeerrii iinnii,, aammiinn..

Setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup ba-ik sampai terbukti melalui kalibrasi dan atau penguji-an bahwa instrumen ukur tersebut memang baik.

FFiilloossiiffii kkaalliibbrraassii hhaarruuss sseellaalluu ddiippaahhaammii ddaann ddiijjaallaannkkaann aaggaarrkkoonnddiissii iinnssttrruummeenn uukkuurr ddaann bbaahhaann uukkuurr tteettaapp sseessuuaaii ddeennggaannssppeessiiffiikkaassiinnyyaa..

Seringkali customer menginginkan alat ukur yang dior-der untuk jasa kalibrasi akan menjadi tampak sepertibaru lagi setelah alat ukur selesai dikalibrasi, walhasil

petugas mendapat kerjaan ekstra untuk mengelap bersih-bersih alat ukur (bahkan mencuci covernya jika bisa dile-pas) setelah alat ukur selesai dikalibrasi, agar ada kesan (ta-ngible).

PPeerrmmiinnttaaaann sseeppeerrttii iinnii wwaajjaarr ssaajjaa,, sseehhiinnggggaa hhaarruuss ddiihhaaddaappiiddeennggaann ssaabbaarr sseebbaaggaaii bbaaggiiaann ddaarrii pprroosseess ccuussttoommeerr ssaattiissffaacc--ttiioonn..

Hal menarik dari definisi kalibrasi menurut ISO/IECGuide 17025:2005 adalah secara hukum per-ISO-annampaknya suatu adjustment tidak harus dilaku-

kan. Jadi hukum ini melindungi suatu Lab kalibrasi jika adacustomer yang "memaksa" Lab untuk melakukan adjust-ment terhadap alat ukurnya, Lab berhak membatalkan la-yanannya.

SSeebbaaggaaii oorraanngg ttiimmuurr aaddaapptt iissttiiaaddaatt mmuussttii ddiijjaaggaa,, llaakkuukkaann ppee--nnoollaakkaann ddeennggaann ssooppaann ssaammbbiill mmeemmbbeerrii ppeennggeerrttiiaann yyaanngg bbee--nnaarr tteennttaanngg iinntteerrpprreettaassii IISSOO..

Rumpi

11 | Edisi November 2009

Page 12: Maintaining Precision By Calibration Tintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/014._Novemb… · bah wawasan dan pengetahuan tentang safety. ... bersentuhan langsung dengan

12 | Edisi November 2009

Kalibrasi, Kisah Panjangdari Masa Romawi

Kisah perkenalan manusia dengansatuan panjang tak lepas dari keje-lian bangsa Romawi memanfaat-

kan bagian tubuh manusia. Inci misalnyaberasal dari ukuran jempol dan feet ber-

asal dari ukuran kaki raja atau pengua-sa. Sedangkan mile meru-

pakan seribu

langkah prajurit Romawi. Satuan panjangini menjadi standar ukuran yang diberla-kukan bangsa Romawi pada masa itu.

Namun, satuan panjang berdasarkanukuran tubuh manusia mulai tidak akuratditerapkan di wilayah lain seiring me-luasnya kekuasaan Romawi. Solusinyamereka menjadikan sebatang tongkatsebagai patokan. Cara serupa dilakukanbangsa Mesir dan Mesopotamia yangmenyimpan tongkat di dalam kuil. Untukukuran berat, mereka menyimpan besi

sebagai patokandalam jual beli.

Alat ukur ini di-simpan di dalamkuil dan bisa digu-nakan oleh siapa-pun untuk menge-cek kebenaran tim-bangan. Untukmenjamin semuaalat ukur sesuai de-ngan yang tersim-pan di kuil, RajaFir'aun yang ber-kuasa di Mesir3000 tahun sebe-lum Masehi men-deklarasikan keha-rusan kalibrasi. "Ba-rang siapa lalaiatau lupa mengka-librasi standar sa-tuan panjang se-tiap bulan purna-ma diancam de-ngan hukumanmati".

Kalibrasi yangdiperkenalkan RajaFir'aun itu terusberkembang se-iring dengan ke-majuan teknologi.Alat yang harus di-kalibasi pun tidaksebatas satuanpanjang dan berat

untuk transaksi jual-beli, tapi merambahpelbagai bidang termasuk perawatanpesawat. Dalam industri penerbangan,beberapa alat ukur yang wajib dikalibrasiantara lain micrometer, torque meter, sche-mat, dan lain-lain.

Meskipun kalibrasi bukan sesuatuyang asing, tapi pemahaman tentang ka-libasi seringkali tidak seragam. Bahkanada yang memahaminya sebagai jasamemperbaharui kembali alat ukur ataujasa permak. Pemahaman ini seperti me-masukkan seorang nenek ke dalam blackbox dan ketika keluar berubah menjadiwanita muda yang cantik.

Pada dasarnya kalibrasi merupakanproses verifikasi akurasi alat ukur sesuaidengan rancangannya. Kalibrasi biasanyadilakukan dengan membandingkan sua-tu standar yang terhubung dengan stan-dar nasional maupun internasional danbahan-bahan acuan yang sudah terserti-fikasi.

Berdasarkan ISO/IEC Guide17025:2005 dan Vocabulary of Interna-tional Metrology (VIM), kalibrasi merupa-kan kegiatan yang menghubungkan nilaiyang ditunjukkan oleh instrumen ukuratau nilai yang diwakili oleh bahan ukurdengan nilai-nilai yang sudah diketahuitingkat kebenarannya (yang berkaitandengan besaran yang diukur).

Menyadari pentingnya alat ukur yangakurat, maka banyak perusahaan (terma-suk GMF) menggunakan sistem peman-tauan kalibrasi secara tersentral (centrali-zed monitoring system). Dengan sistemini, kita juga harus memiliki reminder sys-tem, yang bertujuan mengingatkan ke-pada para unit pengguna tentang statusdari alat ukur yang berada dibawah pe-ngelolaan unit kerjanya. Para users akanmendapatkan reminder jika ada alat ukuryang hampir overdue kalibrasinya segeradilakukan kalibrasi ulang agar alat ukurtetap handal dan dapat menjamin kese-lamatan penerbangan.

((BBaammbbaanngg BBuuddiiyyaannttoo || YYDDKK DDaammeeiirriiaannttoo))

Intermezo