1 Mahasiswa Sukses Mulia Pengemban Risalah Ilahi 1 Oleh : Indra Fakhruddin 2 Judul diatas dapat kita kelompokkan menjadi tiga kata kunci, yaitu mahasiswa sukses, mahasiswa yang mulia dan mahasiswa pengemban risalah ilahi. Pertama, apa dan bagaimana mahasiswa sukses? Kedua, harapannya bukan hanya meraih kesuksesan namun juga harus menjadi mahasiswa mulia. Bagaimana meraih kemuliaan tersebut? Dan ketiga, bagaimana mewujudkan mahasiswa menjadi kontributor pengemban risalah ilahi? Kenapa harus mengemban risalah ilahi? Dari ketiga point utama tersebut akan dibahas secara garis besarnya. *** iapa yang tak bangga menjadi mahasiswa? Status pendidikan yang sangat prestius dalam pandangan masyarakat. Tak jarang pelajar dinegeri ini dapat meneruskan pendidikan kejenjang pendidikan tinggi menyabet gelar sebagai mahasiswa. Pasalnya, persaingan yang cukup ketat dan berat diantara calon mahasiswa yang mendaftarkan. Dari tahun ketahun terjadi lonjakan animo calon mahasiswa seantero negeri. Sementara itu masing-masing perguruan tinggi negeri ataupun swasata berlomba-lomba menaikkan biaya masuk dan biaya selama menempuh perkuliahan. Lambat laun pemerintah mulai lepas tangan dari tanggung jawabanya sebagai penyelenggara pendidikan mengurangi subsidi pendidikan. Akibatnya biaya pendidikan dibebankan kepada masyarakat. Diakui penyelenggarakan pendidikan yang berkualitas sangat dispportsalah satunya pembiayaan yang tinggi. Tetapi jika biaya ini dikembalikan kepada masyarakat sangat memberatkan masyarakat. Berdampak pada lemahnya daya serap pelajar melanjutkan keperguruan tinggi. Nah apapun itu, Anda patut bersyukur dianugerahi kesempatan bisa menikmati indahnya rona- rona kehidupan kampus. Mahasiswa yang notabene sebagai bagian dari masyarakat akademisi harus menjunjung tinggi intelektualitas, idealisme, kreatifitas, dan produktifitas. Hitam putih sebuah bangsa kedepan sangat ditentukan oleh kiprah generasi mudanya. Potensi kuantitatif pemuda di Indonesia sangatlah besar. Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2015 jumlah pemuda (anak muda) mencapai 62,4 juta orang. Itu artinya, rata- rata jumlah pemuda 25 persen dari proporsi jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan (edukasi.kompas.com, 15/04/2015). Persis diungkapkan oleh Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra Surapaty "Satu dari setiap empat penduduk Indonesia adalah remaja. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035, pada tahun 2015 jumlah remaja usia 10-24 tahun di Indonesia mencapai lebih dari 66 juta jiwa atau sama dengan sekitar 25 persen dari jumlah penduduk Indonesia," ungkapnya (pikiran-rakyat.com, 23/08/2015). Lantas bagaimana dengan potensi mahasiswa Universitas Brawijaya? Dari data resmi yang dirilis webside Univeritas Barwijaya (UB) , total jumlah mahasiswa sebesar 64.037. Dari jumlah tersebut, mahasiswa sarjana strata 1 sebesar 57.311. Dan jumlah mahasiswa baru tahun 2016 menurut harian Surya Malang (30/08/2016), sebesar 12.050. Sedangkan jumlah mahasiswa baru tahun 2016 1 Makalah disampaikan pada Acara BILT (Basic Islamic Leadership Training) 2016 MT-FUNA pada hari Ahad, 8 Muharram 1438 H / 9 Okober 2016 M di R.11 Gedung I Fak. Peternakan Unibraw 2 Ketua Umum MT-FUNA tahun 1997-1998 S
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Mahasiswa Sukses Mulia Pengemban Risalah Ilahi1
Oleh : Indra Fakhruddin2
Judul diatas dapat kita kelompokkan menjadi tiga kata kunci, yaitu mahasiswa sukses,
mahasiswa yang mulia dan mahasiswa pengemban risalah ilahi. Pertama, apa dan bagaimana
mahasiswa sukses? Kedua, harapannya bukan hanya meraih kesuksesan namun juga harus
menjadi mahasiswa mulia. Bagaimana meraih kemuliaan tersebut? Dan ketiga, bagaimana
mewujudkan mahasiswa menjadi kontributor pengemban risalah ilahi? Kenapa harus
mengemban risalah ilahi? Dari ketiga point utama tersebut akan dibahas secara garis besarnya.
***
iapa yang tak bangga menjadi mahasiswa? Status pendidikan yang sangat prestius dalam
pandangan masyarakat. Tak jarang pelajar dinegeri ini dapat meneruskan pendidikan
kejenjang pendidikan tinggi menyabet gelar sebagai mahasiswa. Pasalnya, persaingan yang
cukup ketat dan berat diantara calon mahasiswa yang mendaftarkan. Dari tahun ketahun terjadi
lonjakan animo calon mahasiswa seantero negeri. Sementara itu masing-masing perguruan tinggi
negeri ataupun swasata berlomba-lomba menaikkan biaya masuk dan biaya selama menempuh
perkuliahan. Lambat laun pemerintah mulai lepas tangan dari tanggung jawabanya sebagai
penyelenggara pendidikan mengurangi subsidi pendidikan. Akibatnya biaya pendidikan
dibebankan kepada masyarakat. Diakui penyelenggarakan pendidikan yang berkualitas sangat
dispportsalah satunya pembiayaan yang tinggi. Tetapi jika biaya ini dikembalikan kepada
masyarakat sangat memberatkan masyarakat. Berdampak pada lemahnya daya serap pelajar
melanjutkan keperguruan tinggi.
Nah apapun itu, Anda patut bersyukur dianugerahi kesempatan bisa menikmati indahnya rona-
rona kehidupan kampus. Mahasiswa yang notabene sebagai bagian dari masyarakat akademisi
harus menjunjung tinggi intelektualitas, idealisme, kreatifitas, dan produktifitas. Hitam putih
sebuah bangsa kedepan sangat ditentukan oleh kiprah generasi mudanya.
Potensi kuantitatif pemuda di Indonesia sangatlah besar. Berdasarkan proyeksi Badan Pusat
Statistik (BPS), pada 2015 jumlah pemuda (anak muda) mencapai 62,4 juta orang. Itu artinya, rata-
rata jumlah pemuda 25 persen dari proporsi jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan
(edukasi.kompas.com, 15/04/2015). Persis diungkapkan oleh Kepala Badan Kependudukan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra Surapaty "Satu dari setiap empat penduduk
Indonesia adalah remaja. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035, pada tahun
2015 jumlah remaja usia 10-24 tahun di Indonesia mencapai lebih dari 66 juta jiwa atau sama
dengan sekitar 25 persen dari jumlah penduduk Indonesia," ungkapnya (pikiran-rakyat.com,
23/08/2015).
Lantas bagaimana dengan potensi mahasiswa Universitas Brawijaya? Dari data resmi yang dirilis
webside Univeritas Barwijaya (UB) , total jumlah mahasiswa sebesar 64.037. Dari jumlah tersebut,
mahasiswa sarjana strata 1 sebesar 57.311. Dan jumlah mahasiswa baru tahun 2016 menurut
harian Surya Malang (30/08/2016), sebesar 12.050. Sedangkan jumlah mahasiswa baru tahun 2016
1 Makalah disampaikan pada Acara BILT (Basic Islamic Leadership Training) 2016 MT-FUNA pada hari Ahad, 8 Muharram 1438 H / 9 Okober 2016 M di R.11 Gedung I Fak. Peternakan Unibraw 2 Ketua Umum MT-FUNA tahun 1997-1998
S
2
di Fakultas Peternakan sejumlah 700 Mahasiswa. Angka sebesar itu merupakan aset yang tidak
bisa dikatan sepele. Lantas mau dibawa kemana mereka?
Berpredikat sebagai mahasiswa bukan semata ajang pamer status. Apalagi berpolah bebas tanpa
batas pasca melepas masa abu-abu putih. Namun, harus terpahat prasasti tanggungjawab yang
besar mengalir disetiap aliran darah mudamu. Penyanyi dangdut legendaris Rhoma Irama dalam
salah satu lirik lagunya pernah menyinggung sosok pemuda dengan sebutan ‘darah muda’.
Mengisaratkan fase usia yang sarat gelora.
Usia muda merupakan usia yang sangat produktif. Penuh ambisi dan prestasi. Tempat
bersemayamnya idealisme yang membuncah. Ladang mengukir karya yang membumi. Generasi
muda ibaratnya jantung pemompa kehidupan bangsa dan negara. Tak heran bila potensi yang
besar itu dimanfaatkan oleh partai politik sebagai ajang rebutan demi mendulang suara disetiap
pemilu presiden maupun legislatif.
Nasib bangsa ini tergantung dari garis tangan pemudanya. Bila ingin meramal nasib bangsanya
dimasa yang akan datang perhatikan generasi mudanya. Pepatah arab ada satu ungkapan
Syabaanul yaum rijalul ghadd, banaatul yaum ummahaatul ghadd ( هات اليومبنات *الغد رجال اليومشبان أ م
.Pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok, pemudi hari ini adalah pembimbing hari esok .(الغد
Jika generasi mudanya santai-santai dan banyak berbuat masalah, dapat dipastikan bangsa itu
kedepan mustahil akan bisa menjadi bangsa yang besar. Sekali lagi darah muda adalah harapan
masa depan bangsa, terlebih peradaban islam yang segera terbit.
Generasi muda selalu menjadi amunisi sejarah revolusi suatu bangsa. Berkecamuknya revolusi
diberbagai belahan bumi diinisiasi dari pergerakan pemuda yang tergabung diberbagai gerakan
kepemudaan. Sejarah kemerdekaan Indonesia juga sarat dengan kiprah pemuda didalamnya.
Tokoh-tokoh nasional dahulu semuanya dipelopori oleh para pemuda. Seperti Soekarno, Hatta,
Panglima Jendral Sudirman, Soeharto , Bung Tomo semuanya tampil saat usia muda. Soekarno
pernah mengatakan,”Berikan aku 1000 orang tua akan mucabut semeru dan berikan aku satu
orang pemuda akan keguncang dunia.”
Setiap tanggal 28 Oktober memori mahasiswa selalu kembali kemasa berdarah perjuangan
reformasi mahasiswa tahun 1998 seluruh kampus-kampus di Indonesia. Ditandai tumbangnya
rezim Orde Baru Soeharto.Era menandai dibukanya kran reformasi disegala bidang.
Reformasi sebagi karpet merah demokratisasi alih-alih membawa kebaikan bagi bangsa Indonesia
yang terjadi sebaliknya menggali lubung kuburnya sendiri. Demokratisasi dinggap sebagai biang
persoalan bangsa ini yang tidak kunjung usai. Harapan dengan bergantinya rezim membawa
atmosfer kondusif isapan jempol semata. Inilah salah satu dosa besar reformasi yang hanya
bernafsu mengganti rezim tanpa mengganti sistem yang dipakai rezim.
Perbandingan generasi muda sekarang bila dibandingkan dengan pemuda dimasa peradaban
islam yang gemilang terdapat disparitas yang besar. Kita pantas mengatakan bahwa generasi
muda sekarang adalah generasi yang lepas dari mata rantai generasi terdahulu.
1. Mahasiswa Sukses : Hard Skill dan Soft Skill
Kampus sangat strategis sebagai wahana belajar menyiapkan masa depan yang baik. Ada dua
bekal penting mahasiswa harus miliki. Yaitu kemampuan hard skill dan soft skill. Kemampuan hard
skill didapatkan melalui pembelajaran akademik sesuai disiplin ilmu yang dipelajari. Tidak bisa
dipungkiri inilah langkah awal yang mendorong mahasiswa untuk menapaki pendidikan
dikampus adalah menekuni jenjang studi yang lebih tinggi sesuai dengan bidang jurusan yang
3
dipilihnya. Mahasiswa yang sukses adalah mahasiwa yang dapat menyelesaikan waktu studinya
dengan prestasi terbaik. Diharapakan setiap mahasiswa memiliki jejak prestasi akademis.
Disatu sisi kemampuan akademis akan terasa hambar jika tidak ditunjang dengan kemampuan
soft skills yang bagus. Keahlian soft skill ini diantaranya keahlian manajerial, komunikasi,
mengorganisasi, entrepreneur . Keahlian soft skill ini tidak didapatkan di ruang kuliah. Tetapi ada
dijam-jam diluar kegiatan akademik. Bahkan banyak ahli mengatakan kesuksesan besar justru di
kemampuan soft skills. Untuk mendapatkan keahlian dibidang soft skills mahasiswa kudu ekstra
keras mengalokasikan waktunya untuk belajar diluar jam akademis melalui komunitas dan
berorganisasi.
Daniel Goleman dengan bukunya Emotional Intelligence adalah tokoh yang membuka mata
manusia bahwa seseorang anak lahir ke dunia dengan membawa berbagai kecerdasan. Dia
menyatakan dengan tegas bawa IQ hanya menyumbang 20% terhadap kesuksesan seseorang
dalam kehidupan. Selebihnya, 80 % disumbangkan oleh kecerdasan lain, termasuk kecerdasan
Emosional (EQ). Padahal, ukuran kepintaran seseorang disekolah didasarkan pada IQ bukan EQ.
EQ adalah kemampuan mengetahui apa yang Anda dan orang lain rasakan serta bagaimana
membangun sesuatu yang konstruktif dengan perasaan-perasaan itu. Terbukti faktor penunjang
kesuksesan, seperti network, akan lebih mudah dimiliki jika anda dikenal oleh banyak orang yang
memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Untuk menjawab pertanyaan diawal , saya mendapati hasil penelitian Employment Research
Institute tahun 2005 menggungkapkan hard skill hanya berkontribusi sebesar 18 % terhadap
kesuksesan seseorang. Sisanya 82 % disumbangkan oleh kemampuan –kemampuan yang disebut
soft skill. Sementara itu, survey National Association of Colleges and Employers yang dilakukan
tahun 2002 di AS dengan subjek penelitian 457 pemimpin perusahaan menyatakan bahwa indeks
prestasi kemulatif (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting didunia kerja. Jauh lebih penting soft
skill, yang antara lain berupa kemampuan komunikasi , kejujuran, kerja sama, motivasi, adaptasi,
relasi interpersonal lain dengan orientasi nilai yang menjunjung kinerja yang efektif.
Hal ini senada dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi MBA dunia terhadap
lulusan program MBA. Kesimpulan dari penelitian ini adalah soft skill lebih berperan dalam
peningkatan karier. Penelitian ini dilakukan tahun 2008 dan merupakan penelitian lanjutan yang
dimulai sejak 2006. Selain itu, survey yang dilakukan Pusat Kurikulum Depdiknas mengungkap
bahwa kunci kesuksesan adalah 80 % pola piker dan 20 % keahlian teknis.
Menurut Berthall, Soft skill didefinisikan sebagai personal and interpersonal behaviors that
develop and maximize human performance (e.g. coaching, team building, initiative, decision
making etc.) Soft skills does not include technical skills such as finansial, computing and assembly
skills. Soft skill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk
dengan dirinya sendiri) . Dengan demikian atribut soft skill itu meliputi nilai yang dianut, motivasi,
perilaku, kebiasaan, karakter, dan sikap. Semua itu dimiliki setiap orang dengan kadar yang
berbeda-beda, dipengaruhi kebiasaan bertindak dan bersikap. Namun, semua itu bisa berubah
jika yang bersangkutan mau, dengan cara membiasakan diri dengan hal-hal baru.
Seorang yang ingin menggeluti entrepreneur disyaratkan menyandang dua kecerdasan yakni
kecerdasan intrapersonal (kecakapan pribadi) dan kecerdasan interpersonal (kecakapan sosial).
Sebagai contoh adalah Bill Gates dengan penemuannya berupa software. Dengan kecerdasan
intrapersonalnya ia belum tentu dapat memulai usahanya tanpa kemampuannya untuk
menganalisa kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Inggris, Amerika, dan Kanada ada 23 atribut soft skill
yang dominan di lapangan kerja. Urutannya berdasarkan prioritas kepentingan yaitu :
4
1 Inisiatif 13 Manajemen diri
2 Etika/integritas 14 Kemampuan menyelesaikan masalah/persoalan
3 Berfikir kritis 15 Dapat meringkas
4 Kemauan belajar 16 Bekerja sama
5 Komitmen 17 Fleksibel
6 Motivasi 18 Bekerja dalam tim
7 Bersemangat 19 Mandiri
8 Dapat diandalkan 20 Mendengarkan
9 Komunikasi lisan 21 Tangguh
10 Kreatif 22 Berargumentasi logis
11 Kemampuan analitis 23 Manajemen waktu
12 Dapat mengatasi stress
Survey yang menarik dilakukan oleh Thomas J Nelt dan James M . Citrin (1999) dan dan
dituangkan dalam buku mereaka Lesson from the Top. Pada tahap pertama , penulis buku
meminta sekitar 500 (CEO dari berbagai perusahaan, LSM, dan dekan atau rector perguruan
tinggi)menominasikan lima puluh orang yang menurut mereka merupakan orang tersukses di
Amerika.
Diantara kelima puluh nama itu : Jack Welch (General Electric), Bill Gates (Microsoft), Andy Grove
(Intel). Laou Gerstner (IBM). Michael Dell (Dell Computer). Mike Amstrong (AT&T), John Chambers
(Cisco System), Frederick Smith (Federal Express), Steve Case (America Online), Elizabeth Cole
(American Red Cross), Michael Eisner (Walt Disney), Ray Gilmartin (merk), Hank Greenberg (AIG),
Alex Trotman (Ford Motor Company), Bill Steere (Pfizer), Howard Schultz (Sturbucks) dan Ralp
Larsen (Johnson & Johnson)
Pada tahap selanjutnya Nelf dan Citrin melakukan wawancara dengan lima puluh orang terpilih
itu secara satu persatu. Salah satu pertanyaanya mengenai rahasia sukses mereka. Jawaban
mereka dirangkum dalam bab kesimpulan yang memuat sepuluh kiat yang menurut kelima puluh
orang itu paling menentukan kesuksesan mereka. Tahukah anda , dari kesepuluh kiat sukses itu
taka da yang menyatakan pentingnya memiliki ketrampilan teknis alias hard skill sebagai
persyaratan untuk sukses didunia kerja.
Kelima puluh orang itu secara senada mengatakan yang paling menetukan kesuksesan mereka
bukanlah keterampilan teknis, melainkan kualitas diri yang termasuk kategori soft skill atau
keterampilan berhubungan dengan orang lain (people skill).
Berikut sepuluh kiat sukses lima puluh orang tersukses di Amerika tersebut, atau dikenal dengan
Ten Common Traits of the Best Business Leaders :
1. Passion
2. Inteelligence and clarity of the thinking
3. Great communication skills
4. High energy level
5. Egos in check
6. Inner peace
7. Capitaliizing early life experience
8. Strong family life
9. Positive attitude
10. Focus on “doing the right things right”
Sosok mahasiswa muslim kudu melengkapi dirinya dengan keahlian hard skill dan soft skill.
Sehingga selama menjalani kuliah dikampus bisa survive tidak melulu tergantung kepada kedua
5
orang tuanya. Lebih-lebih setelah lulus bias langsung berkiprah membuka lembaran hidup yang
mandiri dan berdaya. Inilah sekilas sosok mahasiswa yang sukses.
2. Mahasiswa Mulia : Yuk Ngaji Islam !
Kita sekarang berada diera kegagalan. Diera ketika sekulerisme kehidupan telah mematikan sendi-
sendi kehidupan manusia. Materialisme begitu diagungkan. Ketika kesuksesan diukur dari angka-
angka materi finansil dan predikat akademis. Jangan heran kita sangat prihatin atas fenomena
generasi muda yang amburadul. Diberbagai kesempatan sering saya sampaikan. Memasuki era
kecanggihan teknologi informasi yang tanpa batas ini membentuk generasi yang cerdas secara
akademis itu masalah gampang. Segala akses informasi dan pengetahuan terbuka dengan sangat
mudah. Dosen bukanlah sumber utama materi perkuliahan. Dunia maya menyajikan sangat
lengkap. Mahasiswa yang memburu Indeks Prestasi tinggi sangatlah tidak sulit. Asal modalnya
rajin-rajin berselancar didunia maya mencari informasi yang ingin didapatkan. Kata pepatah siapa
cepat dapat. Namun mendamba mahasiswa yang bener sebagai pemuda muslim sejati sangatlah
tidak mudah. Kesalahan memanfaatkan teknologi berujung pada kehancuran pribadi.
Setiap harinya media menyajikan berita-berita mengumbar potret buram generasi muda. Mulai
pergaulan bebas, tawuran mahasiswa, penyalahgunaan narkoba, sampai banyak yang mengidap
HIV/AIDS. Untuk kasus Napza, menurut Surya ( 16/02/2015), berdasarkan data Badan Narkotika
Nasional tahun 2013, sebanyak 22% dari 4 juta penduduk Indonesia adalah penyalah guna Napza.
Sekitar 880.000 penyalah guna Napza adalah pelajar dan remaja/mahasiswa. Terkait HIV-AIDS
berdasarkan laporan perkembangan HIV-AIDS triwulan III tahun 2014 Kementerian Kesehatan,
masalah besar yang dihadapi saat ini adalah banyaknya kasus AIDS. Secara akumulatif, kasus AIDS
sejak tahun 1987 sampai September 2014 mencapai 55.799 kasus. Sebanyak 2,9% di antaranya
berada pada kelompok usia 20-29 tahun. Dan 3,1% merupakan kelompok usia 15-19 tahun.
Generasi muda sekarang seperti mata rantai yang terputus dari generasi emas sebelumnya.
Mereka hidup tidak memiliki panduan yang jelas. Hidup mereka terombang ambing dijalan raya
yang bising dengan kejahatan multidimensi.
Ada benang merah yang dapat kita ambil sebagai kongklusi dari potret buruk generasi muda
sekarang. Pertama, ambruknya pilar-pilar keluarga muslim. Bagaimanapun kehidupan seseorang
pertama kali dibangun dari sentuhan keluarga. Keluarga sebagai pondasi yang sangat asasiyyah
(mendasar) dalam membutuk kepribadian (As-Syakhsiyyah). Bagi orang tua, tugas pertama kali
memodel kehidupan masa depan putra-putrinya.
Sayangnya keluarga sekarang gagal memerankan fungsinya sebagai lembaga pendidik pertama
dan utama generasi muda. Anak muda kebanyakan telah menjelma menjadi sosok sangat liar lupa
asal dan jati diri mereka. Mereka diasuh oleh lingkungan yang sudah rusak. Banyak survey
penelitian membuktikan rusaknya generasi muda sangat berkolerasi dengan ketimpangan peran
dengan fungsi orang tua.
Salah satunnya menurut penuturan Mbak Febrianti Almeera seorang mantan DJ di klub-klub
malam di Jakarta yang kini telah bertaubat dan aktif didunia pengembangan diri bercerita kisah
nyata yang dialamainya. Banyak teman-temannya yang rata-rata masih menginjak remaja jatuh
dilembah maksiat (narkoba, sex bebas). Bahkan suatu saat ada salah satu temannya diusia yang
masih sangat belia yang ditemui sudah memiliki tiga anak. Yang bikin jantung ini mau copot kata
Mbak pepe sapaan akrabnya, anak yang dilahirkan itu tidak jelas siapa ayah biologisnya. Coba
bayangkan? Apakah karena mereka dari keluarga miskin? “Oh tidak”, kata Mbak Pepe. Lanjutnya,
“justru mereka lahir dari keluarga kaya dengan latar pendidikan orang tua yang tinggi . “
6
Kebanyakan orang tua jaman sekarang berperan layaknya mesin ATM saja. Tempat cepat
meminta uang. Tidak lagi ditemukan figur sebagai pendidik bagi putra putrinya. Akhirnya anak
hidup tanpa pondasi yang kuat dan figur yang mengakar dalam hidupnya. Generasi yang nyaris
tanpa benteng itu mendapatkan figur yang salah dalam kehidupan sosialnya.
Ketika menginjak sebagai mahasiswa terbentang luas kebebasan dan segala pilihan yang
dihadapinnya. Belum lagi hidup dikota metropolis dengan tuntutan hidup yang keras serta sarana
informasi dan hiburan yang menggoda. Orang tua dirumah sudah tidak lagi dapat menjangkau
dan mengawasi putranya yang menempuh pendidikan diluar kota. Syukur kalau mereka masih
perhatian berkomunikasi rutin. Bagaimana jika tidak? Sejak hidup sebagai mahasiswa indepensi
ada ditangan mahasiswa yang bersangkutan. Hidup adalah pilihan. Pilihan-pilihannya tergantung
dari kepemimpinan berfikir yang dibangun dari aqidah islamnya. Pertanyaanya lagi, bagaiman
kalau orang tua tidak pernah menanamkan aqidah islam sejak dini?
Oleh sebab itu, bila Anda sedang membaca tulisan ini aktif sebagai aktivis dakwah dilembaga
dakwah kampus. Harus sangat bersyukur. Hidayah itu menghampiri Anda. InsyaAllah hidup Anda
terpola dengan baik melalui pembinaan islam dan pilihan–pilihan teman yang baik satu visi dan
perjuangan.
Kedua, pengaruh sekulerisme disegala kehidupan. Tak bisa dipungkiri negera ini adalah negara
sekuler. Negara sekuler adalah negara yang memisahkan peran islam dalam kehidupan negara
(publik). Walau Indonesia sebagai negara muslim terbesar tetapi sistem yang diberlakukan bukan
syariat islam. Aturan yang dipakai untuk mengatur kehidupan adalah sistem hukum demokrasi
buatan penjajah Belanda. Aqidah sekulerisme telah merusak semua sendi-sendi kehidupan.
Segala kebijakan publik seperti politik, pemerintahan, ekonomi, pendidikan, hukum dan sosial
dijalankan berdasarkan produk hukum buatan manusia yang diproduksi lembaga legislatif.
Produk-produk hukum tersebut tidak steril dari kepentingan negara-negara kapitalis yang
berkuasa. Hampir sebagian besar produk hukum yang menyangkut hajat hidup rakyat Indonesia
seperti ekonomi dan kesehatan didekte oleh negara kapitalis. Lihatlah hampir puluhan tahun
sumber daya alam di Indonesia dikuasai asing, atas nama privatisasi pendidikan makin liberal.
Sementara pemerintah makin lepas tangan bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
pendidikan khusunya pembiayaan pendidikan tinggi. Dalam bidang kesehatan adanya BPJS makin
menghilangkan peran pemerintah menajamin beban kesehatan masyarakat dialihkan kepada
sistem asuransi. Akhirnya penguasa memalak rakyat atas nama jaminan kesehatan yang semu.
Rakyatlah yang harus merogoh koceknya sendiri demi membiayai biaya kesehatannya jika sakit.
Kebijakan-kebijakan kontraproduktif pun bermunculan menambah parah kondisi masayarakat.
Rusaknya generasi muda salah satunya terpapar oleh kabut sekulerisme. Sekulerisme dengan
demokrasinya, salah Hak Asasi kebijakan sekuler yang sengaja diciptakan secara sistemik alam
demokrasi. Rusaknya generasi muda hampir terjadi disemua negara yang mengusung kebebasan
demokrasi. Begitu pula kebijkan sekulerisme berimbas pada hancurnya pilar-pilar kelurga muslim.
Hingga terbentuklah siklus krisis yang terus berputar.
Inilah pekerjaan rumah yang sangat serius sekaligus menjadi agenda utama umat islam khususnya
generasi muda muslim yang harus dipikirkan jalan keluarnya. Satu-satunya solusi dari
problematika ini adalah memutus rantai sekulerisme demokrasi dari jantung kehidupan umat
islam khususnya di Indonesia. Seruan Syariah dan khilafah adalah momentum yang tepat diusung
oleh gerakan dakwah mahasiswa muslim.
Oleh sebab itu membekali diri dengan hard skill dan soft skill saja belum memadai. Terlalu besar
imbas sekelurisme hingga keahlian hard skill dan soft skill tanpa diimbangi keuatan keimanan dan
ketaqwaan. Kita tidak hanya butuh sukses tetapi juga mulia. Bagimana cara meraih kemuliaan?
Dzat Yang Maha Mulia adalah Allah Swt. Makanya mahasiswa harus mengikuti perintah dan
7
larangan Allah untuk meraih kemuliaan. Membuka lembaran wahyu supaya mengerti petunjuk
jalan meraih kemuliaan. Karena hidup bukan hanya didunia. Ada kehidupan setelah hidup, yaitu
negeri akhirat yang abadi tempat segala pertanggungjawaban akan digelar. Tersuguh surga dan
neraka. Karena hidup adalah pilihan. Pilih surga atau neraka? Tentu kita sepakat akan memilih
surga. Jalan surga selalu diisi oleh orang-orang yang berjuang meraih kemuliaan.
Jalan pintas menuju kemuliaan adalah membentuk diri kita sebagai mahasiswa yang muslim yang
memiliki kepribadian islam, yakni pola fikir (aqliyyah islamiyyah) dan pola jiwa islam (nafsiyyah
islamiyyah) . Pola fikir dan pola jiwa islami dibentuk dari aqidah islam yang memancarkan
keterikatan diri -baik berfikir maupun memenuhi kebutuhan hidupnya- dengan syariat islam. Nah,
lantas bagaimana supaya kita mengenal islam. Jalan satu-satunya yang diperintahkan oleh Allah
Swt adalah dengan belajar islam.
Kewajiban menuntut ilmu merupakan kewajiban yang sangat penting dalam islam. Karena segala
sesuatu didalam islam harus tegak diatas ilmu. Pondasi kehidupan seorang muslim adalah iman.
Iman kepada Allah Swt tidaklah sempurna tanpa diatasnya didasarkan atas ilmu. Serta segala
ketaatan kepadaNya terhadap pernak-pernik syariah harus dibangun diatas ilmu.
Oleh sebab itu, para ulama berpendapat bahwa “ al-ilmu qabla kulli syaiin” , ilmu itu sebelum
segala sesuatu. Dalam salah satu qoulnya, Imam Bukhari mengatakan bahwa “ al-ilmu qabla
amal”, berilmu sebelum beramal. Tak bisa diterima dalam islam beramal atau beribadah tanpa
didasari pengetahuan terlebih dahulu. Bakal terjadi adalah kesesatan.
Makanya didalam hadist baginda Nabi Saw mengatakan “al-imanuu ma’rifatun”. Iman itu
ma’rifah. Ma’rifah itu artinya mengenal, mengetahui. Kalau ma’arif pengetahuan-pengetahuan.
Al-imanuu Ma’rifatun bil-qolbi. Iman itu pengetahuan dengan hati. Salah satu makna qolb adalah