Top Banner
Mahasiswa Pertanian Ciptakan Pupuk Sehat Dikirim oleh oky_dian pada 13 Januari 2017 | Komentar : 0 | Dilihat : 5222 Foto Tim Ika Nurul Febrianti,Muhammad Esa Nur Islami, Like Mutiaristi, Luqman Bassa Ramadhani dan Nabilah Marhah Lima mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) menciptakan pupuk sehat yang terbuat dari mikroorganisme dan sampah organik bernama Teh Kompos. Ika Nurul Febrianti, Muhammad Esa Nur Islami, Like Mutiaristi, Luqman Bassa Ramadhani dan Nabilah Marhah menjelaskan latar belakang dibuatnya pupuk organik bernama teh kompos. Mereka melihat saat ini banyak tanah di Indonesia yang mengalami penurunan kualitas agroekosistem karena penggunaan pupuk anorganik. Salah satunya adalah menurunnya kualitas tanah. "Oleh karena itu kami berinisiatif untuk membuat pupuk yang sehat dan ramah lingkungan. Dengan menggunakan pupuk yang sehat, buah yang dihasilkan juga akan sehat sehingga bisa mendukung produksi pangan yang sehat pula," katanya. Ika menjelaskan pembuatan pupuk teh kompos berasal dari sampah organik yang dibuat kompos terlebih dahulu. Kompos yang dilarutkan dalam air kemudian diberi mikroorganisme berupa bakteri tricoderma dan azotobater serta jamur. Teh kompos mempunyai beberapa kelebihanyaitu pertamabisa memperbaiki tanah yang sudah rusak dan mampu mendukung pertumbuhan tanaman lebih baik. Kedua menjaga kesuburan tanah, dan meningkatkan biodiversitas tanah. "Dengan menggunakan bahan-bahan alami berupa mikroorganisme, maka bisa menguntungkan tanah dan tanaman. Selain itu, bisa memanfaatkan penggunaan sampah organik yang selama ini dibuang dan pemanfaatannya kurang," kata Like. Like menambahkan, untuk mendapatkan sampah organik mereka tidak mengalami kesulitan karena bisa mendapatkannya di UPT Kompos Brawijaya. Pupuk Teh Kompos saat ini masih berbentuk protoype. Prototype tersebut akan diikutkan dalam kompetisi internasional Thought For Food Challenge (TFFC)2017 yang akan diselenggarakan pada bulan Maret 2017. "Tema yang diangkat dalam kompetisi TFFC adalah menekankan bagaimana kita mengatasi pemenuhan pangan bagi lebih dari 9 miliar orang pada tahun 2050," kata Like. [Oky Dian/Humas UB]
2

Mahasiswa Pertanian Ciptakan Pupuk Sehat - prasetya.ub.ac.id · Teh kompos mempunyai beberapa kelebihanyaitu€pertama€bisa memperbaiki tanah yang sudah rusak dan mampu mendukung

Mar 09, 2019

Download

Documents

phamminh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Mahasiswa Pertanian Ciptakan Pupuk Sehat - prasetya.ub.ac.id · Teh kompos mempunyai beberapa kelebihanyaitu€pertama€bisa memperbaiki tanah yang sudah rusak dan mampu mendukung

Mahasiswa Pertanian Ciptakan Pupuk Sehat

Dikirim oleh oky_dian pada 13 Januari 2017 | Komentar : 0 | Dilihat : 5222

Foto Tim Ika Nurul Febrianti,Muhammad Esa Nur

Islami, Like Mutiaristi, Luqman Bassa Ramadhani

dan Nabilah Marhah

Lima mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) menciptakan pupuk sehat yang terbuat dari mikroorganisme dan sampah organik bernama Teh Kompos. Ika Nurul Febrianti, Muhammad Esa Nur Islami, Like Mutiaristi, Luqman Bassa Ramadhani dan Nabilah Marhah menjelaskan latar belakang dibuatnya pupuk organik bernama teh kompos. Mereka melihat saat ini banyak tanah di Indonesia yang mengalami penurunan kualitas agroekosistem karena penggunaan pupuk anorganik. Salah satunya adalah menurunnya kualitas tanah.

"Oleh karena itu kami berinisiatif untuk membuat pupuk yang sehat dan ramah lingkungan. Dengan menggunakan pupuk yang sehat, buah yang dihasilkan juga akan sehat sehingga bisa mendukung produksi pangan yang sehat pula," katanya.

Ika menjelaskan pembuatan pupuk teh kompos berasal dari sampah organik yang dibuat kompos terlebih dahulu. Kompos yang dilarutkan dalam air kemudian diberi mikroorganisme berupa bakteri tricoderma dan azotobater serta jamur.

Teh kompos mempunyai beberapa kelebihanyaitu pertama  bisa memperbaiki tanah yang sudah rusak dan mampu mendukung pertumbuhan tanaman lebih baik. Kedua menjaga kesuburan tanah, dan meningkatkan biodiversitas tanah.

"Dengan menggunakan bahan-bahan alami berupa mikroorganisme, maka bisa menguntungkan tanah dan tanaman. Selain itu, bisa memanfaatkan penggunaan sampah organik yang selama ini dibuang dan pemanfaatannya kurang," kata Like.

Like menambahkan, untuk mendapatkan sampah organik mereka tidak mengalami kesulitan karena bisa mendapatkannya di UPT Kompos Brawijaya.

Pupuk Teh Kompos saat ini masih berbentuk protoype. Prototype tersebut akan diikutkan dalam kompetisi internasional Thought For Food Challenge (TFFC)  2017 yang akan diselenggarakan pada bulan Maret 2017.

"Tema yang diangkat dalam kompetisi TFFC adalah menekankan bagaimana kita mengatasi pemenuhan pangan bagi lebih dari 9 miliar orang pada tahun 2050," kata Like. [Oky Dian/Humas UB]