UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS VII A MTs MA’ARIF NU WUWUHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh RIA ZUNIATI NIM. 092143681 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DANPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEMPOSING PADA SISWA KELAS VII A MTs
MA’ARIF NU WUWUHARJOTAHUN PELAJARAN
2012/2013
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
RIA ZUNIATI
NIM. 092143681
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2013
i
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DANPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEMPOSING PADA SISWA KELAS VII A MTs
MA’ARIF NU WUWUHARJOTAHUN PELAJARAN
2012/2013
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
RIA ZUNIATI
NIM. 092143681
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2013
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Orang yang bahagia bukanlah orang yang berlimpah harta maupun
berpangkat tinggi, melainkan orang yang mampu dan selalu mensyukuri
nikmat-Nya sekecil apapun. (Penulis)
2. Sebaik-baiknya manusia diantaramu adalah orang yang paling banyak
manfaatnya bagi orang lain. (HR. Bukhari dan Muslim)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini akan aku persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu yang terhormat yang
telah mencurahkan segala cinta kasih
sayang perhatian serta do’anya.
2. Suamiku tercinta Deni dan Anakku
tersayang Zara yang telah memberi
dorongan semangat.
3. Adikku Hanip yang aku sayangi.
v
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : RIA ZUNIATI
Nim : 092143681
Progdi : Pendidikan Matematika
dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam sekripsi ini adalah
benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian
maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
sekripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Apabila terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat saya
bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Purworejo, Juni 2013
Ria Zuniati092143681
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis senantiasa panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi
ini dengan lancar. Skripsi ini berjudul ”Upaya Meningkatkan Keaktifan dan
Prestasi Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Posing
pada Siswa Kelas VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo Tahun Pelajaran
2012/2013” merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan
Matematika.
Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak , untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. H. Supriyono, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo
yang telah memberikan kesempatan belajar dan menimba ilmu di
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
2. Drs. H. Hartono, M.M., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan ijin dan kesempatan
belajar sampai terselesaikannya skripsi ini, serta telah memberikan bantuan
dalam pengurusan ijin untuk penelitian.
3. Riawan Yudi Purwoko, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan
ijin dan kesempatan belajar sampai terselesaikannya skripsi ini, serta telah
memberikan bantuan dalam pengurusan ijin untuk penelitian.
vii
4. Dr. H. Bambang Priyo Darminto, M.Kom., Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Mita Hapsari Jannah, S.Si., M.Pd., Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
6. Zaenal Mukti, S.H., Kepala Sekolah MTs Ma’arif NU Wuwuharjo, yang
telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
7. Upiek Karyaning, S.E., selaku Guru Matematika kelas VII dan Guru-guru
lainnya yang telah memberikan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
penulis dalam pelaksanaan penelitian maupun penulisan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa karya ini masih
belum sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan. Akhirnya semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.
Purworejo, Juni 2013
Penulis
Ria Zuniati
viii
ABSTRAK
Ria Zuniati, 092143681. Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi BelajarMatematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Posing pada SiswaKelas VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo. Skripsi. Pendidikan Matematika.Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan: (1) Keaktifan belajar siswamelalui model pembelajaran problem posing kelas VII A MTs Ma’arif NUWuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013. (2) Prestasi belajar siswa melalui modelpembelajaran problem posing kelas VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo tahunpelajaran 2012/2013.
Jenis penilitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam2 siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A semester II MTsMa’arif NU Wuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 31 siswa.Teknik pengumpulan data dengan metode observasi dan tes. Teknik analisis datadengan teknik kualitatif dan kuantitatif.
Pada penelitian ini problem posing dapat meningkatkan: (1) Keaktifan belajarmatematika siswa kelas VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo tahun pelajaran2012/2013, hal ini ditunjukkan dengan sebelum tindakan siklus I persentasekeaktifan belajar siswa yaitu 38,89% dan setelah diberi tindakan pada siklus Imeningkat mencapai 51,39%. Selanjutnya diberi tindakan pada siklus IImeningkat mencapai 76,39%. (2) Prestasi belajar matematika siswa kelas VII AMTs Ma’arif NU Wuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013, hal ini ditunjukkandengan setelah dilakukannya tes akhir setiap siklus, yaitu bahwa sebelum tidakansiklus I siswa yang tuntas belajar 14 siswa dari 31 siswa dengan persentaseketuntasan belajar kelas mencapai 45,16% dan nilai rata-rata hasil tes akhirnya49,27. Setelah diberi tindakan pada siklus I siswa yang tuntas belajar meningkatmenjadi 16 siswa dari 31 siswa dengan persentase ketuntasan belajar kelasmencapai 51,61% dan nilai rata-rata hasil tes akhirnya juga meningkat menjadi55,74. Dan selanjutnya setelah diberi tindakan pada siklus II siswa yang tuntasbelajar meningkat lagi menjadi 22 siswa dari 31 siswa dengan persentaseketuntasan belajar kelas mencapai 70,96% dan nilai rata-rata hasil tes akhirnya71,77.
Kata Kunci: Problem Posing, Keaktifan Belajar, Prestasi Belajar
BAB 1 PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah.................................................................. ............1B. Identifikasi Masalah.....................................................................................3C. Pembatasan Masalah....................................................................................4D. Rumusan Masalah........................................................................................4E. Tujuan Penelitian.........................................................................................5F. Manfaat Penelitian.......................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIRDAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori..................................................................................... ............7B. Tinjauan Pustaka........................................................................................28C. Kerangka Berpikir......................................................................................30D. Hipotesis Penelitian....................................................................................31
BAB III METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................32B. Jenis dan Prosedur Penelitian.....................................................................32C. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................37D. Instrumen Penelitian..................................................................................38E. Teknik Analisis Data..................................................................................40F. Indikator Keberhasilan...............................................................................43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Data Hasil Penelitian.................................................................44B. Analisis Data..............................................................................................64C. Pembahasan Hasil Penelitian.....................................................................68
BAB V PENUTUPA. Kesimpulan................................................................................................76B. Saran...........................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................78LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................80
x
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 1. Kisi-kisi Keaktifan Belajar Siswa............................................................38
Tabel 2. Kriteria Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa.........................................41
Tabel 3. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa................................................65
Tabel 4. Hasil Prestasi Belajar Siswa.....................................................................66
Tabel 5. Peningkatan Hasil Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa..............73
xi
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas...........................................................34
Gambar 2. Diagram Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa...................................74
Gambar 3. Diagram Peningkatan Prestasi Belajar Siswa.......................................74
Lampiran 31. Uji Validitas Tes Prestasi Siklus II (1)..........................................168
Lampiran 32. Uji Validitas Tes Prestasi Siklus II (2)..........................................170
Lampiran 33. Daftar Nilai Tes Prestasi................................................................172
Lampiran 34. Analisis Hasil Tes Prestasi Siklus I...............................................173
Lampiran 35. Analisis Hasil Tes Prestasi Siklus II..............................................175
Lampiran 36. Uji t Hipotesis Rataan Hasil Belajar Siswa...................................177
Lampiran 37. Tabel Nilai ; ..............................................................................183
Lampiran 38. Surat Permohonan Ijin Observasi dan Penelitian..........................184
Lampiran 39. Surat Balasan Permohonan Ijin Observasi dan Penelitian.............185
Lampiran 40. Surat Keputusan Dosen Pebimbing...............................................186
Lampiran 41. Kartu Bimbingan Skripsi...............................................................187
Lampiran 42. Lembar Jawab Siswa A pada Siklus I dan Siklus II......................189
Lampiran 43. Lembar Jawab Siswa B pada Siklus I dan Siklus II......................191
Lampiran 44. Lembar Jawab Siswa C pada Siklus I dan Siklus I........................193
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah salah satu mata pelajaran dan merupakan ilmu dasar
yang penting baik sebagai alat bantu mata pelajaran yang lain, sebagai
pembimbing pola pikir maupun sebagai pembentuk sikap. Matematika juga
erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Maka dari itu
matematika diharapkan dapat dikuasai oleh siswa di sekolah. Namun
pelajaran matematika dianggap sulit dan ditakuti oleh siswa sehingga sangat
berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa.
Melalui wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di kelas
VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo didapatkan bahwa sarana dan prasarana
pembelajaran di MTs Ma’arif Wuwuharjo saat ini telah tersedia dengan baik.
Meskipun demikian penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika
masih tergolong rendah. Pada materi bangun datar nilai ulangan harian siswa
kelas VII A tahun pelajaran 2012/2013 masih banyak siswa yaitu 17 siswa
dari 31 siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang direncanakan yaitu 6,5. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal dengan tepat. Siswa juga masih sulit mengerjakan soal
yang sedikit berbeda dengan contoh soal yang diberikan oleh guru.
Hal di atas dapat terjadi karena guru masih menggunakan model
pembelajaran yang meminimalkan aktivitas maupun keterlibatan siswa.
Keterampilan berkomunikasi siswa dalam matematika yang masih rendah,
1
2
yang ditandai dengan sebagian besar siswa cenderung diam jika ditanya oleh
guru, siswa tidak bersedia bertanya jika mengalami kesulitan, sehingga siswa
yang mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi menyebabkan
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Siswa juga kurang serius
dalam belajar di kelas. Mereka juga kurang latihan soal. Masalah-masalah ini
dapat berpengaruh pada prestasi belajar siswa.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut maka dipertimbangkan
untuk menerapkan model pembelajaran problem posing. Model pembelajaran
ini mengikutsertakan peran aktif siswa. Model pembelajaran problem posing
adalah salah satu model pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk
mengajukan soal (masalah) sekaligus mewajibkan untuk mencari solusi dari
soal (masalah) itu sendiri. Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan
dapat membuat soal sendiri yang tidak jauh berbeda dengan soal yang
diberikan oleh guru. Kemudian dari situasi-situasi yang ada, siswa terbiasa
dalam menyelesaikan soal termasuk soal cerita sehingga diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan keaktifan
belajar mereka.
Beberapa hasil penelitian juga mengemukakan bahwa pembelajaran
dengan problem posing berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa.
Salah satu penelitian tersebut dilakukan oleh Arif Asnan. Arif Asnan (2011:
35) menyimpulkan bahwa melalui pembelajaran problem posing prestasi
belajar siswa kelas VIII E semester 2 MTs Ma’arif NU Pituruh pada pokok
3
bahasan bangun ruang sisi datar dapat meningkat dari 58,06% menjadi
77,42%.
Berdasarkan hal tersebut di atas, akan diupayakan suatu penelitian
berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Melalui Model pembelajaran Problem Posing pada Kelas VII A MTs
Ma’arif NU Wuwuharjo Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dilihat
beberapa permasalahan yang dapat diangkat untuk diadakannya penelitian
antara lain sebagai berikut.
1. Metode pembelajaran konvensional cenderung meminimalkan aktivitas
maupun keterlibatan siswa. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan
model pembelajaran yang mengikutsertakan peran aktif siswa.
2. Prestasi belajar matematika siswa masih rendah. Oleh karena itu
dilakukan penelitian dengan cara siswa membuat soal dan jawabannya
sendiri sehingga siswa dengan mudah memahami materi dan soal
sehingga terbiasa dalam menyelesaikan soal. Hal ini diharapkan mampu
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
3. Metode pembelajaran yang kurang tepat (metode ceramah) berpengaruh
terhadap rendahnya prestasi belajar siswa. Oleh karena itu dilakukan
penelitian yang mengikutsertakan peran aktif siswa dalam pembelajaran
yaitu dengan diterapkan model pembelajaran problem posing. Dimana
4
dalam pembelajaran ini mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal
(masalah) sekaligus mewajibkan untuk mencari solusi dari soal (masalah)
itu sendiri. Siswa diharapkan dapat membuat soal sendiri yang tidak jauh
berbeda dengan soal yang diberikan oleh guru. Kemudian dari situasi-
situasi yang ada, siswa terbiasa dalam menyelesaikan soal termasuk soal
cerita sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terfokus, maka dibatasi masalah yang akan
diteliti. Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini yaitu model
pembelajaran yang digunakan untuk penelitian ini adalah model pembelajaran
problem posing tipe post solution posing.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Seberapa jauh peningkatan keaktifan belajar matematika siswa melalui
pembelajaran problem posing di kelas VII A MTs Ma’arif NU
Wuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013?
2. Seberapa jauh peningkatan prestasi belajar matematika siswa melalui
pembelajaran problem posing di kelas VII A MTs Ma’arif NU
Wuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013?
5
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui seberapa jauh pembelajaran problem posing dapat
meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas VII A MTs
Ma’arif NU Wuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui seberapa jauh pembelajaran problem posing dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VII A MTs
Ma’arif NU Wuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan. Adapun
manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi siswa: dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dan
membantu memahami dan menyelesaikan soal matematika.
2. Bagi guru: dapat sedikit demi sedikit memperbaiki dan meningkatkan
mutu pembelajaran matematika di kelas.
3. Bagi sekolah: dapat memberikan sumbangan yang baik dalam
meningkatkan mutu pendidikan sekolah khususnya dalam belajar
matematika.
6
4. Bagi peneliti: agar memiliki pengetahuan yang luas tentang model
pembelajaran dan memiliki keterampilan untuk menerapkannya,
khususnya dalam pengajaran matematika.
7
BAB IIKAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Keaktifan Belajar
Keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran dapat dilihat dari
keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Keaktifan yang
dimaksud tentunya bukan sekedar aktif atau ramai, keaktifan yang
dimaksud adalah keaktifan yang ditandai dengan banyaknya respon
positif dari siswa, banyaknya pertanyaan atau jawaban yang berkaitan
dengan materi pembelajaran, atau ide-ide yang mungkin muncul
berhubungan dengan konsep materi pembelajaran, rajin dalam
mengerjakan tugas, saling bertukar pikiran dan lain sebagainya.
Keaktifan mempunyai hubungan makna yang erat dengan aktivitas.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 31) keaktifan adalah
kegiatan atau kesibukan sedangkan aktivitas adalah keaktifan atau
kegiatan. Keaktifan belajar siswa adalah aktivitas siswa dimana siswa
berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Jadi, aktivitas belajar
siswa dapat dijadikan indikator keaktifan belajar siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (antara
guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang
dimaksud disini penekanannya pada siswa, sebab dengan adanya
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika terciptalah situasi
7
8
belajar aktif. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar
matematika yang diharapkan adalah keterlibatan secara psikis atau
kejiwaan (intelektual dan emosional) yang dalam beberapa hal dibarengi
dengan keaktifan fisik.
Ahmad Rohani HM (2004: 6) menyatakan bahwa belajar yang
berhasil adalah belajar yang melalui berbagai macam aktivitas, baik
aktivitas fisik (jasmani) maupun psikis (jiwa atau rohani). Aktivitas fisik
adalah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, bermain ataupun
bekerja ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau pasif.
Aktivitas psikis adalah jika jiwa dayanya bekerja sebanyak-banyaknya
atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Seluruh peranan dan
kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk
mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal, sekaligus selama
mengikuti proses pembelajaran (proses perolehan hasil pembelajaran)
secara aktif ia: mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat,
menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya, dan
sebagainya.
Paul B. Diedrich dalam Ahmad Rohani HM (2004: 9) menyatakan
bahwa kegiatan siswa yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa
antara lain sebagai berikut.
a. Kegiatan-kegiatan visual, seperti membaca, memperhatikan:gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dansebagainya.
b. Kegiatan-kegiatan lisan, seperti: menyatakan, merumuskan,bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,mengadakan interview, diskusi, dan sebagainya.
9
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan:uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.
d. Kegiatan-kegiatan menulis, seperti menulis: cerita, karangan.Laporan, tes angket, menyalin, dan sebagainya.
e. Kegiatan-kegiatan menggambar, seperti menggambar,membuat grafik, peta, diagram, pola, dan sebagainya.
f. Kegiatan-kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan,melakukan konstruksi, model, mereparasi, bermain, dansebagainya.
g. Kegiatan-kegiatan mental, seperti menganggap, mengingat,memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan,mengambil keputusan, dan sebagainya.
h. Kegiatan-kegiatan emosional, seperti menaruh minat, merasabosan, gembira, berani, tenang, dan sebagainya.
Aktivitas-aktivitas di atas tidak dapat terpisahkan antara satu
dengan yang lain. Dalam setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas
mental disertai oleh perasaan tertentu, dan seterusnya. Pada setiap
pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan.
Selama proses belajar siswa dituntut aktivitasnya untuk
mendengarkan, memperhatikan dan mencerna pelajaran yang diberikan
guru, disamping itu sangat dimungkinkan para siswa memberikan balikan
berupa pertanyaan, gagasan pikiran, perasaan, keinginannya. Oleh karena
itu, guru dalam pembelajaran siswa aktif harus berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing siswa yang memberi berbagai kemudahan
siswa dalam belajar serta mampu mendorong siswa untuk belajar
seoptimal mungkin.
Menurut Ahmad Rohani HM ((2004: 10) untuk membangkitkan
keaktifan jiwa siswa, guru perlu:
a. Mengajukan pertanyaan dan membimbing diskusi siswa.
10
b. Memberikan tugas-tugas untuk menyelesaikan masalah, mengambil
keputusan, dan sebagainya.
c. Menyelenggarakan berbagai percobaan dengan menyimpulkan
keterangan, memberikan pendapat, dan sebagainya.
Dan untuk membangkitkan keaktifan jasmani siswa, guru perlu:
a. Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan di
bengkel, laboratorium, dan sebagainya.
b. Mengadakan pameran, karyawisata, dan sebagainya.
2. Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1101) prestasi adalah
hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya. Menurut Muhibbin Syah (2008: 150) prestasi belajar adalah
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
proses belajar siswa. Ahmad Rohani HM (2004: 179) menjelaskan bahwa
prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. Sedangkan Heri
Gunawan (2012: 153) menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh
suatu mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau
angka nilai yang diberikan oleh guru.
Dari uraian di atas prestasi belajar matematika merupakan salah
satu ukuran mengenai tingkat keberhasilan siswa setelah mengalami
belajar. Proses belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
11
suatu perubahan atau pemahaman dalam bidang pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai. Adanya perubahan tersebut tampak dalam
prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa. Dengan tercapainya tujuan
pembelajaran maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam
mengajar. Keberhasilan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah
diadakan evaluasi.
Dapat disimpulkan bahwa setiap proses belajar selalu
menghasilkan prestasi belajar. Sepanjang rentang kehidupannya manusia
selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-
masing. Prestasi dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu
dapat memberikan kepuasan tertentu pula pada manusia. Dalam kegiatan
pengajaran atau pendidikan prestasi belajar merupakan sasaran dari
kegiatan tersebut. Oleh karena itu, antara pengajaran atau pendidikan dan
prestasi belajar tidak dapat dipisahkan.
Prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan hasil interaksi dari
berbagai faktor, baik dari faktor ekstern (faktor luar) maupun faktor
intern (faktor dalam). Menurut Muhibbin Syah (2008: 132) faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi
jasmani (aspek fisiologis) dan rohani siswa (aspek psikologis).
12
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa yang meliputi lingkungan sosial dan lingkungan
nonsosial.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran.
Menurut S. Suryabrata dalam Lilik Wahyu Utomo (2009: 19)
faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar yaitu
sebagai berikut.
a. Faktor dalam, yaitu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
dari siswa yang sedang belajar, meliputi;
1) Kondisi fisis, yakni kondisi fisis umum (keadaan segar jasmani)
dan keadaan panca indera (penglihatan dan pendengaran)
2) Kondisi psikis, yakni meliputi kecerdasan, bakat, minat,
motivasi, emosi, dan kemampuan kognitif.
b. Faktor luar, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara lain:
1) Faktor lingkungan, yakni lingkungan alami (suhu udara,
kelembaban udara, cuaca, musim yang sedang berlangsung) dan
lingkungan sosial (baik berujud manusia dan representasinya
maupun ujud lain).
2) Faktor instrumental, yaitu faktor yang adanya dan pengujiannya
dirancangkan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.
13
Faktor ini meliputi kurikulum, program, bahan atau hal yang
dipelajari, sarana dan fasilitas, dan tenaga pengajar.
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang
memiliki kondisi fisis dan kondisi psikis baik maka secara aktif dalam
pembelajaran ia akan melakukan kegiatan-kegiatan seperti bertanya,
mendengarkan penjelasan maupun pendapat, berdiskusi, mengeluarkan
pendapat, dan sebagainya. Selain itu faktor lingkungan baik lingkungan
alami maupun lingkungan sosial, siswa yang memiliki sarana dan
prasarana belajar secara lengkap dan memadai, jelas akan mempermudah
untuk belajar dan meraih prestasi dan sebaliknya bagi siswa yang
memiliki sarana dan prasarana kurang atau tidak memadai ia sulit meraih
prestasi, hal ini juga menyangkut cara atau metode dan model
pembelajaran sehingga guru harus mampu menerapkan model
pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk meraih prestasi yang
baik. Oleh karena itu, keaktifan siswa dalam belajar dan model
pembelajaran yang digunakan dalam belajar mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
3. Model Pembelajaran Problem Posing
Model pembelajaran menurut Muhibbin Syah (1997: 189) adalah
pembelajaran yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu pengajaran. Dalam sebuah model pembelajaran biasanya
terdapat tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang relatif tetap dan
pasti untuk menyajikan materi pelajaran secara berurutan.
14
Menurut Suryanto dalam Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa
(2011: 351) problem posing adalah perumusan soal agar lebih sederhana
atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar
lebih sederhana dan dapat dikuasai. Model pembelajaran problem posing
mulai dikembangkan di tahun 1997 oleh Lyn D. English, dan awal
mulanya diterapkan dalam mata pelajaran matematika yang selanjutnya
dikembangkan pula pada mata pelajaran yang lain. Pada prinsipnya,
pembelajaran problem posing adalah suatu pembelajaran yang
mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar
soal (berlatih soal) secara mandiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem posing
adalah suatu cara pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk
mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara
mandiri.
Langkah-langkah model pembelajaran problem posing adalah
sebagai berikut (dalam Bambang Priyo Darminto, 2011: 13).
a. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa. Jika perlu,
penggunaan alat peraga untuk memperjelas konsep sangat
disarankan.
b. Guru memberikan latihan soal secukupnya.
c. Siswa diminta mengajukan soal 1 atau 2 buah soal yang
menantang, tetapi siswa yang bersangkutan harus mampu
15
menyelesaikannya. Tugas ini dapat dilakukan pula secara
kelompok.
d. Pada pertemuan berikutnya, secara acak, guru menyuruh siswa
untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas. Dalam hal ini,
guru dapat menentukan siswa secara selektif berdasarkan bobot
soal yang diajukan oleh siswa.
e. Guru memberikan tugas rumah secara individual.
Silver dan Cai dalam Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa
(2011: 351) menjelaskan bahwa ada tiga tipe model pembelajaran
problem posing yang dapat dipilih oleh guru. Pemilihan tipe ini
disesuaikan dengan tingkat kecerdasan para siswa (peserta didik), yaitu
sebagai berikut.
a. Problem posing tipe pre solution posing
Siswa membuat pertanyaan beserta jawabannya berdasarkan
pernyataan yang dibuat oleh guru. Jadi hal-hal yang diketahui pada
soal itu dibuat oleh guru, sedangkan siswa membuat pertanyaan dan
jawabannya sendiri.
Contoh:
Misalnya guru membuat soal sebagai berikut.
Diketahui: jajar genjang ABCD di bawah ini dengan ∠ADC = 70°.D C
X
BA
70°
16
Siswa membuat pertanyaan dan jawabannya sendiri.
Diketahui jajar genjang ABCD di bawah ini dengan ∠ADC = 70°.
Hitunglah besar ∠BAD dan ∠ABC!
Penyelesaian:∠BAD + ∠ADC = 180° (sifat jajar genjang yaitu jumlah sudut
yang berdekatan adalah 180°)∠BAD + 70° = 180°∠BAD = 180° - 70° = 110°b. Problem posing tipe within solution posing
Siswa memecahkan pertanyaan tunggal dari guru menjadi sub-
sub pertanyaan yang relevan dengan pertanyaan guru.
Contoh:
Misalnya guru membuat soal sebagai berikut.
Diketahui: bangun layang-layang ABCD jika A (0,0), B(3,-3),
C(10,0), dan D(3,3). Lukislah bangun layang-layang ABCD tersebut.
Siswa mengubah soal tersebut menjadi seperti berikut ini.
Diketahui : bangun layang-layang ABCD jika A (0,0), B(3,-3),
C(10,0), dan D(3,3).
1) Lukislah bangun layang-layang ABCD tersebut?
D CX
BA
70°
17
2) Tentukan titik koordinat perpotongan kedua diagonalnya
(titik O)!
3) Tentukan luas layang-layang ABCD tersebut?
Penyelesaian:
1)
2) Titik perpotongan diagonal tersebut adalah O (0,3)
3) L layang-layang ABCD = x AC x BD
= x 10 cm x 6 cm
= 30 cm2
c. Problem posing tipe post solution posing
Siswa membuat soal yang sejenis, seperti yang dicontohkan
oleh guru. Jika guru dan siswa siap, maka siswa dapat diminta untuk
mengajukan soal pada pokok bahasan yang diterangkan oleh guru.
Siswa harus bisa menemukan jawabannya. Tetapi ingat, jika siswa
gagal menemukan jawabannya, maka guru merupakan nara sumber
utama bagi siswanya. Jadi, guru harus benar-benar menguasai
materi.
Contoh:
Guru membuat soal seperti di bawah ini
0
y
x
D (3,3)
B (3,-3)
A (0,0) C (10,0)O
18
Perhatikan trapesium PQRS di bawah ini, tentukan besar ∠PQR!
Siswa membuat soal beserta jawabannya yang sejenis seperti
soal di atas.
Perhatikan trapesium PQRS di bawah ini.
Tentukan besar ∠PQR!
Penyelesaian:∠PQR + ∠QRS = 180° (sifat trapesium: sudut yang terletak pada
kaki yang sama jumlahnya 180°)∠PQR + 130° = 180°∠PQR = 180° - 130° = 50°Dalam setiap pembelajaran pasti ada sisi kelebihan ataupun
keunggulan dan kekurangan atau kelemahan. Begitu juga di dalam
pembelajaran dengan menggunakan model problem posing terdapat
beberapa kelebihan dan kelemahan. Menurut Muhammad Thobroni dan
Arif Mustofa (2011: 349), kelebihan dan kelemahan tersebut adalah
sebagai berikut.
100°P Q
130°P Q
S R
RS
19
a. Kelebihan Problem Posing
1) Kegiatan pembelajaran tidak terpusat pada guru, tetapi dituntut
keaktifan siswa.
2) Minat siswa dalam pembelajaran matematika lebih besar dan
siswa lebih mudah memahami soal karena dibuat sendiri.
3) Semua siswa terpacu untuk terlibat secara aktif dalam membuat
soal.
4) Dengan membuat soal dapat menimbulkan dampak terhadap
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.
5) Problem posing dapat membantu siswa untuk melihat
permasalahan yang ada dan yang baru diterima sehingga
diharapkan mendapatkan pemahaman yang mendalam dan lebih
baik. Problem posing juga merangsang siswa. Selain itu untuk
memunculkan ide yang kreatif dari yang diperolehnya dan
memperluas bahasan atau pengetahuan, siswa dapat memahami
soal sebagai latihan untuk memecahkan masalah.
b. Kekurangan Problem Posing
1) Persiapan guru lebih dari biasanya karena harus menyiapkan
informasi mengenai apa yang dapat disampaikan.
2) Waktu yang digunakan lebih banyak untuk membuat soal dan
penyelesaiannya sehingga materi yang disampaikan lebih
sedikit.
20
4. Keliling dan Luas Bangun Datar
a. Persegi
Persegi adalah sebuah bangun datar yang dibatasi oleh empat buah
sisi yang sama panjangnya.
Sifat-sifat persegi, yaitu sebagai berikut.
1) Dapat menempati bingkainya dengan tepat menurut delapan
cara.
2) Semua sudut-sudutnya sama besar dan siku-siku.
3) Semua sisi sama panjang.
4) Sudut-sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-
diagonalnya.
5) Diagonal-diagonalnya saling tegak lurus.
Keliling dan luas persegi
1) Keliling persegi
Keliling persegi adalah jumlah panjang keempat sisinya, yaitu:
AB + BC +CD +AD
AB = BC = CD = AD = s (panjang sisi persegi)
Keliling persegi = 4 x s
21
2) Luas persegi
Luas persegi adalah hasil kuadrat dari panjang sisinya, yaitu:
Luas persegi = s2
Dengan s = panjang sisi persegi
b. Persegi panjang
Persegi panjang adalah sebuah bangun datar yang dibatasi 4 buah
sisi, dengan sisinya yang saling berhadapan sama panjang dan
sejajar, serta sisi-sisinya saling tegak lurus.
Persegi panjang memiliki sifat
1) Dapat menempati bingkainya dengan tepat menurut empat cara.
2) Memiliki sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
3) Keempat sudutnya sama besar dan siku-siku.
4) Diagonal-diagonalnya sama panjang dan saling membagi dua
sama panjang.
Keliling dan luas persegi panjang
1) Keliling persegi panjang
Keliling persegi panjang adalah jumlah panjang keempat sisinya
yaitu
AB + BC + CD + AD
AB = CD = panjang, dan BC = AD = lebar
22
Keliling persegipanjang = 2 (panjang + lebar )
2) Luas persegi panjang
Luas daerah persegi panjang adalah hasil perkalian ukuran
panjang dan lebar dari persegi panjang tersebut.
Luas persegi panjang = panjang x lebar
c. Jajar genjang
Jajar genjang adalah sebuah bangun datar yang dibatasi 4 buah sisi,
dengan sisi-sisi yang saling berhadapan sama panjang dan sejajar,
dan sisi-sisinya tidak saling tegak lurus.
Jajar genjang memiliki sifat
1) Sisi yang berhadap-hadapan sama panjang dan sejajar.
2) Diagonalnya saling membagi dua sama panjang.
3) Sudut yang berhadap-hadapan sama besar.
4) Jumlah sudut yang berdekatan berjumlah 180°.
Keliling dan luas jajar genjang
1) Keliling jajar genjang
Keliling jajar genjang adalah jumlah panjang keempat sisinya
yaitu:
AB + BC + CD + AD
23
AB = CD = panjang, dan BC = AD = lebar
Keliling jajar genjang = 2 (panjang + lebar)
2) Luas jajar genjang
Jajar genjang terbentuk dari dua buah segitiga yang sama
besarnya, yakni segitiga ABD dan segitiga BCD. Luas segitiga
ABD = luas segitiga BCD
Luas jajar genjang ABCD = luas segitiga ABD + luas segitiga
BCD
= 2 (luas segitiga ABD)
Luas segitiga ABD
= (panjang alas) (tinggi)
= (AB) x (DE)
Jadi luas jajar genjang ABCD
= 2 { (AB) x (DE) }
= (AB) x (DE)
Luas jajar genjang = (panjang) (tinggi)
Dengan, panjang = AB (alas segitiga ABD)
tinggi = DE = t (tinggi segitiga ABD)
24
d. Belah ketupat
Belah ketupat adalah sebuah bangun datar yang dibatasi 4 buah sisi
yang sama panjangnya, sudut-sudut yang berhadapan sama besarnya,
dan sisi-sisinya tidak saling tegak lurus.
Belah ketupat memiliki sifat
1) Keempat sisi belah ketupat sama panjang.
2) Sisi yang berhadapan sama panjang.
3) Sudut yang berhadapan sama besar.
4) Sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar
oleh dua diagonal-diagonalnya.
5) Diagonal-diagonal belah ketupat berpotongan saling tegak lurus.
6) Diagonal-diagonal belah ketupat saling membagi dua sama
panjang.
Keliling dan luas belah ketupat
1) Keliling belah ketupat
Adalah jumlah panjang keempat sisinya atau empat kali sisi.
Keliling belah ketupat = 4 (sisi)
25
AB = BC = CD = DA = sisi
2) Luas belah ketupat
Adalah setengah dari hasil kali kedua diagonalnya.
Diagonal-diagonal belah ketupat = AC dan BD
Luas belah ketupat = (diagonal ke-1) (diagonal ke-2)= (AC)
(BD)
e. Layang-layang
Layang-layang adalah sebuah bangun datar segi empat yang
dibentuk oleh dua segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan
berimpit.
Layang-layang mempunyai sifat
1) Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri.
2) Tepat dua pasang sisi yang berdekatan sama panjang.
3) Tepat sepasang sudut yang berhadapan sama besar.
4) Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang dan tegak
lurus diagonal yang lain.
5) Tepat satu diagonalnya membagi dua sudut yang berhadapan
sama besar.
26
6) Dapat menempati bingkainya dengan dua cara.
Keliling dan luas layang-layang
1) Keliling layang-layang
Keliling adalah jumlah panjang keempat sisinya, yaitu:
AB + BC + CD + DA
AB = BC = sisi yang panjang
CD = DA = sisi yang pendek
2) Luas layang-layang
Adalah setengah dari hasil kali kedua diagonalnya.
Diagonal-diagonal layang-layang di atas : AC dan BD
Luas layang-layang = (diagonal ke-1) (diagonal ke-2) = (AC)
(BD)
f. Trapesium
Trapesium adalah sebuah bangun datar segi empat yang sepasang
sisinya yang berhadapan sejajar.
Macam-macam trapesium
1) Trapesium sembarang 3) Trapesium siku-siku
27
2) Trapesium sama kaki
Sifat-sifat trapesium yaitu:
1) Trapesium sama kaki memiliki sifat
(a) Dua sudut alas sama besar.
(b) Dua sudut atas sama besar.
(c) Dua diagonal sama panjang.
(d) Satu sumbu simetri.
2) Trapesium siku-siku memiliki tepat dua sudut siku-siku.
Keliling dan luas trapesium
1) Keliling trapesium
Keliling trapesium adalah jumlah panjang keempat sisinya,
yaitu:
AB + BC + CD + DA
2) Luas Trapesium
Adalah setengah dari jumlah sisi yang sejajar dikali tinggi.
Luas = (AB + CD) x t
AB + CD = jumlah sisi yang sejajar, t = tinggi trapesium
28
B. Tinjauan Pustaka
Sebagai bahan pertimbangan maka dalam penelitian ini dikemukakan
penelitian terdahulu yang relevan. Diantaranya adalah sebagai berikut.
Arif Asnan (2011) melakukan penelitian tentang upaya meningkatkan
aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran problem posing kelas VII
semester 2 MTS Ma’arif NU Pituruh tahun pelajaran 2010/2011. Hasilnya
adalah pembelajaran problem posing dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa dari 55,68% menjadi 75,76% dan pembelajaran problem posing dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dari 58,06% menjadi 77,42%.
Penelitian Arif Asnan (2011) mempunyai keterkaitan dengan penelitian
yang akan dilaksanakan penulis yaitu sama-sama menggunakan model
pembelajaran problem posing, jenis penelitiannya sama-sama PTK
(Penelitian Tindakan Kelas), kajiannya juga sama yaitu mengkaji prestasi
belajar dan keaktifan siswa. Penelitian Arif Asnan tidak ada perbedaan
dengan penelitian yang akan dilaksanakan penulis. Pada penelitian Arif
Asnan diperoleh data bahwa penggunaan model pembelajaran problem
posing dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar.
Faj’riyatul Ismijah (2012) melakukan penelitian tentang penerapan
model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar matematika siswa pada materi bangun ruang kubus dan balok
kelas VIII E SMP Negeri 1 Kajoran tahun pelajaran 2011/2012. Hasilnya
adalah pembelajaran problem posing dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada pertemuan pertama siklus I dari 46% menjadi 69% pada siklus II,
29
pertemuan kedua siklus I dari 24% menjadi 78% pada siklus II, pertemuan
ketiga siklus I dari 69% menjadi 84% pada siklus II, dan pada pertemuan
keempat siklus I dari 72% menjadi 86% pada siklus II. Selanjutnya
pembelajaran problem posing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari
44,11% pada siklus I menjadi 70,58% pada siklus II.
Penelitian Faj’riatul Ismijah (2012) juga mempunyai keterkaitan dengan
penelitian yang akan dilaksanakan penulis yaitu sama-sama menggunakan
model pembelajaran problem posing, jenis penelitiannya sama-sama PTK
(Penelitian Tindakan Kelas), kajiannya juga sama yaitu mengkaji keaktifan
siswa dan prestasi belajar. Penelitian Faj’riatul Ismijah tidak ada perbedaan
dengan penelitian yang akan dilaksanakan penulis. Pada penelitian Faj’riatul
Ismijah diperoleh data dengan pengunaan model pembelajaran problem
posing dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran problem posing dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar matematika. Dengan demikian, penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian seberapa jauh model pembelajaran problem posing ini dapat
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika pada siswa kelas VII
A di MTs Ma’arif NU Wuwuharjo tahun pelajaran 2012/2013.
C. Kerangka Berpikir
Melalui wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di kelas
VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo didapatkan bahwa proses pembelajaran
30
yang cenderung dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran
yang meminimalkan aktivitas maupun keterlibatan siswa. Keterampilan
berkomunikasi siswa dalam matematika yang masih rendah, yang ditandai
dengan sebagian besar siswa cenderung diam jika ditanya oleh guru, siswa
tidak bersedia bertanya jika mengalami kesulitan, sehingga siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi menyebabkan kesulitan
dalam menyelesaikan soal-soal latihan, dengan demikian dapat berpengaruh
pada prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diterapkan pembelajaran yang
mendorong keaktifan siswa. Untuk mendorong keaktifan dan prestasi belajar
matematika diterapkan model pembelajaran problem posing. Model
pembelajaran problem posing adalah suatu cara pembelajaran yang
mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal
(berlatih soal) secara mandiri. Dengan pembelajaran problem posing ini
memungkinkan para siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Dalam
tugas kelompok yang diberikan oleh guru siswa saling bekerjasama dan
saling berinteraksi baik dengan sesama teman maupun dengan guru.
Diprediksi dengan pembelajaran problem posing dapat meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar matematika.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai
berikut.
31
1. Model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan keaktifan belajar
matematika bagi siswa kelas VII A pada MTs Ma’arif NU Wuwuharjo.
2. Model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika bagi siswa kelas VII A pada MTs Ma’arif NU Wuwuharjo.
32
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, yaitu dimulai pada
bulan Maret hingga bulan Agustus tahun 2013. Dan dilaksanakan di MTs
Ma’arif NU Wuwuharjo. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A
semester II tahun pelajaran 2012/2013.
B. Jenis dan Prosedur Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK), atau Classroom Action Research (CAR). Suharsimi Arikunto
(2010: 130), menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga
kata yang dapat dipahami pengertiannya sebagai berikut:
a. Penelitian: kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan: sesuwatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
32
33
c. Kelas: sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru. Kelas bukan wujud ruangan
tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar.
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi
dalam sebuah kelas. Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian
tindakan kelas adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti
dengan anggota kelompok sasaran.
Tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas yaitu
melalui empat tahapan sebagai berikut perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
2. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan prosedur PAOR yang
merupakan Planning (Perencanaan), Action (Pelaksanaan), Observation
(Observasi) dan Reflection (Refleksi). Penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus meliputi tahapan Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan
Refleksi.
Gambar 1 berikut ini merupakan alur tahapan dalam Penelitian
Tindakan Kelas, yang disusun oleh Kemmis dan Mc Tanggart (dalam
Suharsimi Arikunto, 2010: 132).
34
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas
Secara rinci langkah-langkah setiap siklus dijabarkan sebagai berikut:
a. Siklus I
1) Planning (perencanaan)
Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan
8. Kemampuan siswauntuk bertanya,menanggapi ataumenyanggah kelompoklain saat demostrasi
KurangAktif
KurangAktif
KurangAktif
CukupAktif
Aktif
9. Siswa menjawabpertanyaan guru
KurangAktif
KurangAktif
KurangAktif
CukupAktif
CukupAktif
74
Gambar 2. Diagram Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
Gambar 3. Diagram Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Dari hasil refleksi pada siklus II tersebut bahwa indikator keberhasilan
telah tercapai yaitu persentase keaktifan belajar siswa mencapai 60% lebih,
0
10
20
30
40
50
60
70
80
PraTindakan
38,89%
Has
il ya
ng d
icap
ai
0
10
20
30
40
50
60
70
80
49,27
Has
il ya
ng d
icap
ai
74
Gambar 2. Diagram Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
Gambar 3. Diagram Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Dari hasil refleksi pada siklus II tersebut bahwa indikator keberhasilan
telah tercapai yaitu persentase keaktifan belajar siswa mencapai 60% lebih,
PraTindakan
Siklus I Siklus II
38,89%
51,39%
76,39%
Tindakan
PersentaseKeaktifan Belajar
Rata-rata Persentase
49,27 45,16%
56,3851,61%
71,77 70,96%
Parameter
Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
74
Gambar 2. Diagram Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
Gambar 3. Diagram Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Dari hasil refleksi pada siklus II tersebut bahwa indikator keberhasilan
telah tercapai yaitu persentase keaktifan belajar siswa mencapai 60% lebih,
PersentaseKeaktifan Belajar
Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
75
dan 60% lebih dari jumlah siswa memperoleh nilai matematika 65 ke atas.
Sehingga dapat diartikan bahwa model pembelajaran problem posing untuk
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada siswa kelas VII A MTs
Ma’arif NU Wuwuharjo telah berhasil. Namun dalam setiap pembelajarannya
harus tetap didukung oleh kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan
keaktifan belajar siswa di dalam kelas, seperti pemberian motivasi, serta
pembentukan belajar kelompok. Berdasarkan refleksi tindakan siklus II dan
hasil tes prestasi yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa yaitu 22
siswa dari 31 siswa atau 70,96% siswa telah tuntas belajar dan keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran yakni menjadi 76,39%, dengan demikian
hipotesis tindakan dapat tercapai maka tindakan pada siklus II sudah berhasil.
Selain itu dari perhitungan uji t hipotesis rataan nilai siklus II lebih baik dari
nilai siklus I dan nilai pra tindakan, sehingga dapat disimpulkan bahwa
setelah diberikan tindakan sampai siklus II prestasi belajar siswa kelas VII A
MTs Ma’arif NU Wuwuharjo setelah menggunakan model pembelajaran
problem posing meningkat secara signifikan.
76
BAB VPENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pada penelitian ini problem posing dapat meningkatkan keaktifan belajar
matematika siswa kelas VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo tahun
pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan sebelum tindakan siklus
I persentase keaktifan belajar siswa yaitu 38,89% dan setelah diberi
tindakan pada siklus I meningkat mencapai 51,39%. Selanjutnya diberi
tindakan pada siklus II meningkat mencapai 76,39%.
2. Pada penelitian ini problem posing juga dapat meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa kelas VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo
tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan setelah
dilakukannya tes akhir setiap siklus, yaitu bahwa sebelum tidakan siklus I
siswa yang tuntas belajar 14 siswa dari 31 siswa dengan persentase
ketuntasan belajar kelas mencapai 45,16% dan nilai rata-rata hasil tes
akhirnya 49,27. Setelah diberi tindakan pada siklus I siswa yang tuntas
belajar meningkat menjadi 16 siswa dari 31 siswa dengan persentase
ketuntasan belajar kelas mencapai 51,61% dan nilai rata-rata hasil tes
akhirnya juga meningkat menjadi 55,74. Dan selanjutnya setelah diberi
tindakan pada siklus II siswa yang tuntas belajar meningkat lagi menjadi
22 siswa dari 31 siswa dengan persentase ketuntasan belajar kelas
mencapai 70,96% dan nilai rata-rata hasil tes akhirnya 71,77.
76
77
B. SARAN
Sesuai pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di
MTs Ma’arif NU Wuwuharjo ini dapat diajukan beberapa saran berikut ini:
1. Guru hendaknya berusaha menciptakan kondisi siswa untuk aktif dalam
pembelajaran. Kegiatan motivasi perlu dilakukan untuk mendorong
keaktifan siswa selama proses pembelajaran, sehingga siswa mempunyai
keberanian dalam mengemukakan pendapatnya di dalam kelas.
2. Guru hendaknya memperhatikan kemampuan siswa, sehingga guru
mengetahui bagaimana cara mengatasi kesulitan siswa.
3. Sebagai variasi mengajar, guru atau sekolah menerapkan model
pembelajaran problem posing.
4. Pada para peneliti selanjutnya agar menguji pada materi dan kelas yang
lainnya. Kemudian untuk menganalisa data prestasi lebih baik
menggunakan statistik deskriptif.
78
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmad Rohani HM. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Arif Asnan. 2011. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui ModelPembelajaran Problem Posing Kelas VII Semester 2 MTS Ma’arif NUPituruh Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, tidak diterbitkan.Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo.
Asyono. 2005. Matematika Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta: Bumi Aksara.
Budiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret UniversityPress.
Dendy Sugono. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Faj’riyatul Ismijah. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing UntukMeningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Siswa PadaMateri Bangun Ruang Kubus Dan Balok Kelas VII E SMP Negeri 1Kajoran Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, tidak diterbitkan.Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo.
Heri Gunawan. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.Bandung: Alfabeta. Ngalim Purwanto. 2010. Prinsip-prinsip DanTeknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lilik Wahyu Utomo. 2009. Psikologi Belajar. Universitas MuhammadiyahPurworejo, Purworejo.
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa. 2011. Belajar dan PembelajaranPengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam PembangunanNasional. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
79
Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. 2010. Prinsip-prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
80
SILABUS
Sekolah : MTs Ma’arif NU WuwuharjoKelas : VII (Tujuh)Mata Pelajaran : MatematikaSemester : II (dua)
GEOMETRIStandar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya
Buku teks,modelbangundatar darikawat dandarikarton.
Menemukan luaspersegi dan persegipanjangmenggunakanpetak-petak (satuanluas).Menemukan luassegitiga denganmenggunakan luaspersegi panjang.Menemukan luasjajargenjang,
Menurunkanrumus luasbangunsegitiga dansegiempat
Testertulis
Isiansingkat
A C
B D
Luas persegiABCDadalah.....
4x40menit
83
KompetensiDasar
MateriPembelajaran
KegiatanPembelajaran
IndikatorPencapaian
Penilaian AlokasiWaktu
SumberBelajarTeknik Bentuk Contoh Instrumen
trapesium, layang-layang, dan belahketupat denganmenggunakan luassegitiga dan luaspersegi atau persegipanjang.
uraian Pak Suryamempunyai kebunberbentuk persegipanjang denganpanjang 1 km danlebar 0,75 km.Kebun tersebutakan ditanamipohon kelapa yangberjarak 10 m satudengan yang lain.Berapa banyakbibit pohon kelapayang diperlukanPak Surya?
Pada persegi panjang ABCD di atas sisi-sisi persegi ABCD adalah ..., ...,
..., ... dengan AB = CD dan BC = AD. Sedangkan sudut-sudutnya adalah∠..., ∠..., ∠..., ∠... dengan ∠DAB = ∠ABC = ∠BCD = ∠CDA = 90°.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persegi panjang adalah
bangun segi empat yang memiliki....pasang sisi sejajar dan sama panjang
serta memiliki .....sudut siku-siku.
2. Sifat-sifat persegi panjang
Perhatikan gambar (b) di atas!
Pada persegi panjang ABCD di atas sisi-sisi yang berhadapan sama
panjang dan sejajar. AB = .... dan AB // ....., AD = ..... dan AD //..... tiap-
tiap sudutnya sama besar dan siku-siku (90°), yaitu ∠..., ∠..., ∠..., ∠...
Diagonal-diagonalnya sama panjang dan berpotongan di tengan-tengah.
Diagonal AC = diagonal..., diagonal-diagonalnya membagi dua sama
panjang, yaitu AO = ..... .= OD = .....
Persegi panjang di atas juga memiliki....sumbu simetri serta dapat
menempati bingkainya menurut empat cara.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat persegi panjang
sebagai berikut.
a. ................
b. ................
c. ................
d. ................
e. ................
Dengan memperhatikan sifat-sifat persegi panjang, persegi panjang ABCD
dapat digambar sebagai berikut. (catatan: tanda yang sama menunjukkan
ukurannya sama)
107
B. Persegi
1. Pengertian persegi
Perhatikan gambar (a) di atas!
Pada persegi KLMN di atas, keempat sisinya sama panjang, yaitu KL = ....
= ..... = .....
Sudut-sudutnya sama besar, yaitu ∠KLM = ∠LMN = ∠MNK = ∠NKL
=......°Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persegi adalah segiempat
yang.......sisinya sama panjang dan keempat sudutnya......
2. Sifat-sifat persegi
Perhatikan gambar (b) di atas!
Pada gambar persegi KLMN di atas, keempat sisinya sama panjang dan
sisi yang berhadapan sejajar, yaitu KL = MN, ..... //...... dan KN =......, ......
//.......
Semua sudutnya sama besar (siku-siku), ∠KLM = ∠LMN = ∠MNK =∠NKL =......°Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan di tengah-tengah
membentuk sudut 90°, yaitu diagonal MK = diagonal.....
Kedua diagonalnya membagi sama besar sudut-sudut persegi KLMN.
Persegi KLMN di atas juga memiliki.....sumbu simetri yaitu KM, LN,
......., ......serta dapat menempati bingkainya menurut delapan cara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat persegi sebagai
berikut.
a. .............
b. ..............
c. ..............
108
d. ..............
e. ..............
C. Jajar genjang
1. Pengertian jajar genjang
Perhatikan gambar (a) di atas!
Gambar (a) diatas adalah jajar genjang ABCD yang diperoleh dari
perputaran segitiga ABD sejauh 180° dengan pusat O (titik tengah sisi
BD). A→C, B→....., D→......
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jajar genjang adalah
segiempat yang dibentuk dari sebuah.......dan bayangannya yang diputar
180° berpuast pada titik tengah salah satu sisi segitiga tersebut.
2. Sifat-sifat jajar genjang
Perhatikan gambar di bawah ini! (catatan: tanda yang sama menunjukkan
ukurannya sama)
Pada jajar genjang ABCD di atas, sisi-sisi yang berhadapan......panjang
dan sejajar AB =......, AB // ..... dan AD =......, AD // ....
Sudut-sudut yang berhadapan sama besar yaitu ∠.....= ∠C, ∠B = ∠.....
Jumlah sudut yang berdekatan adalah 180°, ∠A + ∠B =......, ∠.... + ∠....=
180°Diagonal-diagonalnya membagi dua sama panjang yaitu OB = OD,
.....=......
109
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat jajar genjang
sebagai berikut.
a. ...............
b. ...............
c. ...............
d. ..............
Contoh soal
1.
a. Jika pada gambar di atas, AB = 8 cm, BC = 6 cm, dan AO = 5 cm
tentukanlah panjang sisi CD, AD, BO, CO, dan DO!
b. Jika pada persegi panjang di atas, ∠OAB = 40°, tentukan besar ∠OBA,∠ODC, ∠OCD, ∠OCB, ∠OBC, ∠ODA, dan ∠OAD!
Penyelesaian:
a. AB = CD = 8 cm, BC = AD = 6 cm, AO = CO = BO = DO = 5 cm.
1. Keliling persegi panjangKeliling persegi panjang adalah jumlah semua sisi-sisinya. Jadi, kelilingpersegi panjang ABCD adalah jumlah sisi.......,.....,.....,dan.......Dari pernyataan diatas dapat dituliskan rumus keliling persegi panjangadalah
Lampiran 6
118
K = AB + BC + .... + ....= p + l + ... + ...= 2p + .... = 2 (p + l)
2. Menurunkan rumus luasLuas persegi panjang adalah hasil kali antara panjang dan lebar. Panjangpersegi panjang dari persegi panjang ABCD diatas adalah sisi AB dan ......,dan lebarnya adalah sisi AD dan.......Dari pernyataan di atas dapat dituliskan rumus luas persegi panjang adalahL = AB x ....
= .... x lKeterangan:
L = luas persegi panjangp = panjangl = lebar
B. Persegi1. Menurunkan rumus keliling persegi
Keliling persegi adalah jumlah panjang keempat sisinya. Denganmemperhatikan gambar persegi di atas jadi keliling persegi ABCD adalahjumlah sisi......,.....,.....,dan.......Dari pernyataan diatas dapat dituliskan rumus keliling persegi adalahK = AB + BC + .... + ....
AB = BC = CD = AD = s (panjang sisi persegi)K = s + s + s + sK = ......Keterangan:
K = keliling persegis = sisi persegi
119
2. Menurunkan rumus luas persegiLuas persegi adalah hasil kali panjang sisi-sisinya, panjang sisi persegi (s)ABCD di atas yaitu sisi AB = .... = .... = .....Dari pernyataan di atas dapat dituliskan rumus luas persegi adalahL = AB x ....
= .... x s= s2
Keterangan:L = luas persegis = panjang sisi persegi
C. Segitiga
1. Keliling segitigaKeliling segitiga adalah jumlah panjang ketiga sisinya, yaitu:Pada gambar ( i ) segitiga ABC, kelilingnya adalah jumlah sisi....,....,dan....Dari pernyataan diatas dapat dituliskan rumus keliling segitiga adalahK = AB + ..... + CA
= b +....+.....Keterangan:
K = keliling segitigaa, b, dan c = sisi-sisi dari segitiga ABC
2. Luas segitigaDari gambar ( i )
Luas segitiga ABC = luas persegi panjang ABCD
= ( AB X BC )
Karena garis AB dan garis BC berturut-turut merupakan alas dan tinggi
segitiga ABC, berarti luas segitiga ABC = x alas x tinggi.
Dari gammbar ( ii )Luas segitiga ABE
= luas persegi panjang AFED + luas persegi panjang FBCE
= (AF x FE) + (FB x FE)
t
120
= (AF + FB) x (FE + FE)
= (AF + FB) x (2 x FE)
= (AF + FB) x FE
= x AB x FE
Karena garis AB dan garis FE berturut-turut merupakan alas dan tinggi
segitiga ABE, berarti luas segitiga ABE = x alas x tinggi.
Jadi, luas segitiga dapat dirumuskan
Luas segitiga = x a x t
Dengan, a = alas dan t = tinggi
D. Jajar genjang1. Menurunkan rumus keliling jajar genjang
Keliling jajar genjang adalah jumlah semua sisi-sisinya. Jadi, keliling jajargenjang ABCD di atas adalah jumlah sisi.......,.....,.....,dan.......Dari pernyataan diatas dapat dituliskan rumus keliling jajar genjang adalahK = AB + BC + .... + ....
2. Menurunkan rumus luas jajar genjangJajar genjang terbentuk dari dua buahsegitiga yang sama besarnya, yakni segitigaABD dan segitiga BCD. Luas segitiga ABD= luas segitiga BCDA
D C
B
t
a
121
Luas jajar genjang ABCD = luas segitiga ABD + luas segitiga BCD
= ( x a x t) + ( x a x t)
= a x tKeterangan:L = luas jajar genjanga = alast = tinggi
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
1. a. Keliling persegi panjang yaitu............
b. ...........................................................
2. a. ...........................................................
b. ..........................................................
3. a. ..........................................................
b. ..........................................................
4. a. ..........................................................
b. ..........................................................
Contoh soal1.
Dengan menggunakan rumus luas persegi panjang, hitunglah luas segitigaABE!Penyelesaian:Dari gambar tampak bahwa luas segitiga ABE merupakan gabungan darisetengah luas persegi panjang I (ADEF) dan luas persegi panjang II (BCEF)
Jadi, Lsegitiga = L(I) + L(II)
= (AF x FE) + (FB x FE)
= (2 cm x 3 cm) + (4 cm x 3 cm)
= 3 cm2 + 6 cm2 = 9 cm2
3 cm
2 cm 4 cm
III
122
2. Sebuah kebun berbentuk persegi yang panjang sisinya adalah 50 m.Sekeliling kebun tersebut akan dipagar. Jika besar biaya pembuatan pagarnyaadalah Rp20.000/meter, tentukan besar biaya untuk pembuatan pagartersebut!Penyelesaian:Diket: s = 50 m, biaya pagar Rp 20.000/meterDitanya: besar biaya pembuatan pagar?Jawab:K = 4s = 4 (50 m) = 200 mBiaya pagar = 200 m x Rp 20.000 = Rp 400.000Jadi, biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan pagar adalah Rp 400.000.
Tugas kelompokBuatlah satu buah soal beserta penyelesaiannya yang sejenis dengan soal di atas!
123
LEMBAR KERJA SISWA 4
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga sertamenentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakan dalam pemecahan masalah.
Kemampuan siswa untukbertanya, menanggapi ataumenyanggah kelompok lainsaat demostrasi
9. .Siswa menjawab pertanyaanguru
Rata-rata
135
Keterangan Pengisian Skor
Point 1, 2, 3, 4, dan 5
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≤ 8 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 9-16 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 17-24 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥25 siswa
Point 6, 7, 8, dan 9
1= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 0-1 siswa
2= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 2-3 siswa
3= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas 4-5 siswa
4= jika banyaknya siswa yang melakukan aktivitas ≥6 siswa
Keterangan Skor
4 = Sangat Aktif
3 = Aktif
2 = Cukup Aktif
1 = Kurang Aktif
Rata-rata =
Presentase keaktifan belajar siswa, dengan rumus:NP = RSM × 100 %Keterangan: NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R : Skor mentah yang diproleh siswa
SM : Skor maksimum ideal dari tes yang diharapkan
100 : Bilangan tetap
136
Kriteria taraf keberhasilan tindakan :
No. Persentase Predikat
1. P > 80% Sangat Baik
2. 60% < P ≤ 80% Baik
3. 40% < P ≤ 60% Cukup
4. 20% < P ≤ 40% Kurang
5. P ≤ 20% Kurang sekali
137
LEMBAR VALIDASI
OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VII/ Genap
A. Pada lembar observasi ini terdapat 9 komponen aktivitas yang diamati, Bapak/ Ibu dimohon memberi penilaian pada tiapkomponen dengan cara memberi tanda centang (√) pada kolom yang tersedia dan dimohon memberi penjelasan pada kolomketerangan.
B. Apakah komponen-komponen di bawah ini dap2at digunakan untuk mewakili pengukuran keaktifan belajar siswa terhadappembelajaran.
Kegiatan yang diamati
Aspek yang diamati
KeteranganBahasaKesesuaian
dengandimensi
Item digunakan
MudahDipahami
SulitDipahami Ya Tidak Diterima Direvisi
1. Kehadiran siswa dalam mengikutipembelajaran.
√ √ √
2. Mendengarkan danmemperhatikan penjelasan guru.
√ √ √
3. Keaktifan dan kerjasama siswadalam diskusi kelompok.
√ √ √Direvisi
4. Kemampuan menyimpulkan hasil √ √ √
Lampiran 13
138
diskusi kelompok dalam lembarkegiatan siswa (LKS).
5. Kemampuan siswa dalammenyusun soal sesuaipembelajaran problem posing.
√ √ √
6. Siswa bertanya kepada guru. √ √ √7. Keberanian siswa untuk
memperesentasikan hasilpekerjaannya.
√ √ √
8. Kemampuan siswa untuk bertanya,menanggapi atau menyanggahkelompok lain saat demostrasi.
√ √ √ Direvisi
9. Siswa menjawab pertanyaan guru. √ √ √
Catatan validator:
Sebagian besar sudah bisa mengukur keaktifan belajar siswa, hanya saja beberapa ada revisi.
Purworejo, Mei 2013
Validator
139
LEMBAR VALIDASI
OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VII/ Genap
A. Pada lembar observasi ini terdapat 9 komponen aktivitas yang diamati, Bapak/ Ibu dimohon memberi penilaian pada tiapkomponen dengan cara memberi tanda centang (√) pada kolom yang tersedia dan dimohon memberi penjelasan pada kolomketerangan.
B. Apakah komponen-komponen di bawah ini dapat digunakan untuk mewakili pengukuran keaktifan belajar siswa terhadappembelajaran.
Kegiatan yang diamati
Aspek yang diamati
KeteranganBahasaKesesuaian
dengandimensi
Item digunakan
MudahDipahami
SulitDipahami Ya Tidak Diterima Direvisi
1. Kehadiran siswa dalam mengikutipembelajaran.
√ √ √
2. Mendengarkan danmemperhatikan penjelasan guru.
√ √ √
3. Keaktifan dan kerjasama siswadalam diskusi kelompok.
√ √ √
4. Kemampuan menyimpulkan hasil √ √ √
Lampiran 14
140
diskusi kelompok dalam lembarkegiatan siswa (LKS).
5. Kemampuan siswa dalammenyusun soal sesuaipembelajaran problem posing.
√ √ √
6. Siswa bertanya kepada guru. √ √ √7. Keberanian siswa untuk
memperesentasikan hasilpekerjaannya.
√ √ √
8. Kemampuan siswa untuk bertanya,menanggapi atau menyanggahkelompok lain saat demostrasi.
Segi empat 1. Menentukan pengertian daripersegi panjang
Uraian1a 1
2. Menentukan sifat daripersegi
Uraian2 1
3. Menentuka sifat dari jajargenjang
Uraian3 1
4. Menentukan sifat dari belahketupat
Uraian4 1
5. Menentukan pengertian darilayang-layang
Uraian1b 1
6. Menentukan sifat daritrapesium
Uraian5 1
Keterangan:
C1 = pengetahuan C3 = penerapan
C2 = pemahaman C4 = analisis
Lampiran 23
155
155
SOAL TES SIKLUS 1
Pokok Bahasan : Segitiga dan Segiempat
Sub Pokok Bahasan : Menentukan sifat-sifat segitiga dan segiempat
Kelas / semester : VII A / 2
Waktu : 70 menit
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!
1. Apa yang Anda ketahui tentang:a. Persegi panjangb. Layang-layang
2. Sebutkan sifat-sifat persegi!3. Besar sudut PSR dan sudut SRQ adalah........
4.
Perhatikan belah ketupat RSTU di atas, jika besar ∠RUO = 60°, panjang UO= 3 cm, dan ST = 6 cm tentukanlah:a. Besar ∠URS dan ∠UTSb. Panjang sisi masing-masingc. Panjang diagonal US
5.
Perhatikan gambar trapesium ABCD di atas, tentukan:a. Besar ∠Cb. Besar ∠C + ∠D
Lampiran 24
156
Kunci Jawaban Tes Siklus I
1. a. Persegi panjang adalah sebuah bangun datar yang dibatasi empat buah
sisi, dengan sisinya yang saling berhadapan sama panjang dan sejajar,
serta sisi-sisinya saling tegak lurus.
b. Layang-layang adalah sebuah bangun datar segi empat yang dibentuk
oleh dua segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berimpit.
2. Sifat-sifat persegi yaitu
a. Dapat menempati bingkainya dengan tepat menurut delapan cara.
b. Semua sudut-sudutnya sama besar dan siku-siku.
c. Semua sisinya sama panjang.
d. Sudut-sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya.
e. Diagonal-diagonalnya saling tegak lurus.
3.
Diketahui: ∠QPS = 50°Ditanya: besar ∠ PSR dan ∠SRQ
UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES PRESTASI BELAJARMATEMATIKA SIKLUS I
Petunjuk :Berilah tanda cek ( √ ) untuk kolom yang memenuhi kriteria, tanda silang ( × )yang tidak memenuhi kriteria, dan tanda ( R ) untuk kolom yang harus direvisi.Validator : _____________________
Kriteria Validitas IsiButir soal
1 2 3 4 5A. Materi
Item soal sesuai dengan SK dan KD √ √ √ √ √Item pertanyaan telah sesuai denganindikator
√ √ √ √ √
Item soal sudah dibelajarkan kepada siswasebelumnya.
√ √ √ √ √
Butir soal telah mampu dipahami olehsiswa
√ √ √ √ √
B. Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat,jelas, dan tegas.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memberikan petunjuk yangmengarahkan kepada kunci jawaban.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memerlukan pengetahuanlain dalam menjawabnya
√ √ √ √ √
Gambar, grafik, tabel disajikan denganjelas dan sesuai dengan fungsinya.
√ √ √ √ √
Item soal tidak berdasarkan ataubergantung pada soal sebelumnya. √ √ √ √ √
Kunci jawaban sudah benar √ √ √ √ √Hanya satu jawan yang benar √ √ √ √ √
C. Bahasa
Item soal tidak mengandung pertanyaanyang ambigu (makna ganda)
√ √ √ √ √
Item soal menggunakan kaidah BahasaIndonesia yang baik dan benar (sesuaiEYD)
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa yang bersifatkedaerahan
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa atau kalimatyang bersifat negatif
UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES PRESTASI BELAJARMATEMATIKA SIKLUS I
Petunjuk :Berilah tanda cek ( √ ) untuk kolom yang memenuhi kriteria, tanda silang ( × )yang tidak memenuhi kriteria, dan tanda ( R ) untuk kolom yang harus direvisi.Validator : _____________________
Kriteria Validitas IsiButir soal
1 2 3 4 5A. Materi
Item soal sesuai dengan SK dan KD √ √ √ √ √Item pertanyaan telah sesuai denganindikator
√ √ √ √ √
Item soal sudah dibelajarkan kepadasiswa sebelumnya.
√ √ √ √ √
Butir soal telah mampu dipahami olehsiswa
√ √ √ √ √
B. Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat,jelas, dan tegas.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memberikan petunjukyang mengarahkan kepada kuncijawaban.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memerlukan pengetahuanlain dalam menjawabnya
√ √ √ √ √
Gambar, grafik, tabel disajikan denganjelas dan sesuai dengan fungsinya.
√ √ √ √ √
Item soal tidak berdasarkan ataubergantung pada soal sebelumnya. √ √ √ √ √
Kunci jawaban sudah benar √ √ √ √ √Hanya satu jawan yang benar √ √ √ √ √
C. Bahasa
Item soal tidak mengandung pertanyaanyang ambigu (makna ganda)
√ √ √ √ √
Item soal menggunakan kaidah BahasaIndonesia yang baik dan benar (sesuaiEYD)
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa yang bersifatkedaerahan
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa atau kalimatyang bersifat negatif
6.3 Menghitungkeliling dan luasbangun segitigadan segiempatsertamenggunakannyadalam pemecahanmasalah
Segi empatdan segitiga
1. Menentukan rumus kelilingpersegi panjang (diketahuisalah satu sisinya dan luassegitiga) dan menentukan luaspersegi panjang
Uraian
4 6 2
2. Menentukan rumus kelilingpersegi
Uraian2a 1
3. Menentukan rumus kelilingdan luas jajargenjang
Uraian5 1
4. Menentukan rumus kelilingdan luas belah ketupat
Uraian2b 1
5. Menentukan keliling dan luaslayang-layang
Uraian3 1
6. Menyebutkan macam-macamtrapesium
Uraian1 1
Keterangan:
C1 = pengetahuan C3 = penerapan
C2 = pemahaman C4 = analisis
Lampiran 28
164
SOAL TES SIKLUS 2
Pokok Bahasan : Segitiga dan segiempatSub Pokok Bahasan : Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan
segiempatKelas / semester : VII A / 2Waktu : 70 menit
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!
1. Sebutkan macam-macam trapesium, dan gambarlah bentuk bangun tersebut!2. a.Berapa panjang sisi persegi jika diketahui kelilingnya 60 cm?
b.Tentukan luas belah ketupat, jika diketahui panjang diagonal-diagonalnya 5cm
dan 8 cm3. Andi membuat sebuah layang-layang dengan panjang diagonal-diagonalnya
30 cm dan 40 cm. Berapakah sedikitnya luas kertas yang dibutuhkan Andi?4. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika panjang CD = 16 cm dan luas segitiga ABD = 40 cm2, maka kelilingABCD adalah.....
5. Bantulah yang dihadapi Pak Zafar. Beliau mempunyai kebun berbentuk jajargenjang (lihat gambar). Oleh beliau kebun itu akan diberi pagar yangmengelilingi kebun. Berapakan panjang pagar yang harus dibuat Pak Zafar?
6. Jika taman yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 25 m danlebar 8 m akan ditanami rumput, di tengah taman terdapat jalan selebar 1 m.Jika harga rumput 1 m2 Rp 2.500 maka biaya yang dibutuhkan adalah....
Lampiran 29Lampiran 29
1 m
Jalan
165
Kunci Jawaban Tes Siklus 2
1. Macam-macam trapesium
a. Trapesium sembarang c. Trapesium siku-siku
b. Trapesium sama kaki
2. a) Diketahui: keliling persegi 60 cm
Ditanya: panjang sisi persegi
Jawab:
Keliling = 4 x s
60 cm = 4 x s
S = = 15 cm
b) Diketahui: panjang diagonal 1 = 5 cm
panjang diagonal 2 = 8 cm
Ditanya: luas belah ketupat
Jawab:
Luas belah ketupat = x panjang diagonal 1 x panjang diagonal 2
= x 5 cm x 8 cm
Skor 10
Skor 10
Lampiran 30
166
= 20 cm2
Jadi luas belah ketupat tersebut adalah 20 cm2
3. Diketahui: diagonal 1 = 30 cm
diagonal 2 = 40 cm
Ditanya: Luas kertas yang dibutuhkan
Jawab:
L = x diagonal 1 x diagonal 2
= x 30 cm x 40 cm
= 600 cm2
Jadi luas kertas yang dibutuhkan adalah 600 cm2
4. Diketahui: panjang CD = 16 cm
luas segitiga ABD = 40 cm2
Ditanya: keliling persegi panjang ABCD
Jawab:
Luas segitiga = x alas x tinggi
40 cm2 = x 16 cm x tinggi (tinggi = panjang AD)
40 cm2 = 8 cm x tinggi
5 cm = tinggi
Jadi panjang AD = 5 cm
Keliling persegi panjang ABCD = 2 (panjang + lebar)
= 2 (16 cm + 5 cm)
= 42 cm
Skor 10
Skor 20
Skor 20
167
5. Diketahui: panjang sisi jajargenjang ABCD berturut-turut AB = 30 cm dan
AB = 20 cm
Ditanya: keliling jajargenjang?
Jawab:
Keliling jajargenjang ABCD = AB + BC + CD + DA
= 30 cm + 20 cm + 30 cm + 20 cm
= 100 cm
6. Diketahui: persegi panjang dengan panjang = 25 m dan lebar = 8 m
jalan dengan lebar 1 m
harga rumput Rp 2.500/m2
Ditanya: berapa biaya untuk membeli rumput yang akan ditanam?
Jawab :
Luas persegi panjang =
= 25 m x 8 m= 200 m2
Luas jalan =
= 8 m x 1 m = 8 m2
Luas yang ditanami rumput = 200 m2 – 8 m2 = 192 m2
Biaya yang dibutuhkan = 192 m2 x Rp 2.500 = Rp 480.000
Skor maksimal 100
Nilai yang dicari dihitung dengan: NP = X 100
Skor 10
Skor 20
168
UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES PRESTASI BELAJARMATEMATIKA SIKLUS II
Petunjuk :Berilah tanda cek ( √ ) untuk kolom yang memenuhi kriteria, tanda silang ( × )yang tidak memenuhi kriteria, dan tanda ( R ) untuk kolom yang harus direvisi.Validator : _____________________
Kriteria Validitas IsiButir soal
1 2 3 4 5A. Materi
Item soal sesuai dengan SK dan KD √ √ √ √ √Item pertanyaan telah sesuai denganindikator
√ √ √ √ √
Item soal sudah dibelajarkan kepada siswasebelumnya.
√ √ √ √ √
Butir soal telah mampu dipahami olehsiswa
√ √ √ √ √
B. Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat,jelas, dan tegas.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memberikan petunjuk yangmengarahkan kepada kunci jawaban.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memerlukan pengetahuanlain dalam menjawabnya
√ √ √ √ √
Gambar, grafik, tabel disajikan denganjelas dan sesuai dengan fungsinya.
√ √ √ √ √
Item soal tidak berdasarkan ataubergantung pada soal sebelumnya. √ √ √ √ √
Kunci jawaban sudah benar √ √ √ √ √Hanya satu jawan yang benar √ √ √ √ √
C. Bahasa
Item soal tidak mengandung pertanyaanyang ambigu (makna ganda)
√ √ √ √ √
Item soal menggunakan kaidah BahasaIndonesia yang baik dan benar (sesuaiEYD)
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa yang bersifatkedaerahan
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa atau kalimatyang bersifat negatif
UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES PRESTASI BELAJARMATEMATIKA SIKLUS II
Petunjuk :Berilah tanda cek ( √ ) untuk kolom yang memenuhi kriteria, tanda silang ( × )yang tidak memenuhi kriteria, dan tanda ( R ) untuk kolom yang harus direvisi.Validator : _____________________
Kriteria Validitas IsiButir soal
1 2 3 4 5A. Materi
Item soal sesuai dengan SK dan KD √ √ √ √ √Item pertanyaan telah sesuai denganindikator
√ √ √ √ √
Item soal sudah dibelajarkan kepada siswasebelumnya.
√ √ √ √ √
Butir soal telah mampu dipahami olehsiswa
√ √ √ √ √
B. Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat,jelas, dan tegas.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memberikan petunjuk yangmengarahkan kepada kunci jawaban.
√ √ √ √ √
Item soal tidak memerlukan pengetahuanlain dalam menjawabnya
√ √ √ √ √
Gambar, grafik, tabel disajikan denganjelas dan sesuai dengan fungsinya.
√ √ √ √ √
Item soal tidak berdasarkan ataubergantung pada soal sebelumnya. √ √ √ √ √
Kunci jawaban sudah benar √ √ √ √ √Hanya satu jawan yang benar √ √ √ √ √
C. Bahasa
Item soal tidak mengandung pertanyaanyang ambigu (makna ganda)
√ √ √ √ √
Item soal menggunakan kaidah BahasaIndonesia yang baik dan benar (sesuaiEYD)
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa yang bersifatkedaerahan
√ √ √ √ √
Tidak menggunakan bahasa atau kalimatyang bersifat negatif