Top Banner
Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi lsotop dan Radiasi, 2006 PERAN TEKNIK NUKLIR DALAM AGROINDUSTRI TANAMAN OBAT M. Januwati Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik ABSTRAK PERAN TEKNIK NUKLIR DALAM AGROINDUSTRI TANAMAN OBAT. Orientasi kepada produk bahan alam dalam bidang kesehatan yang oleh masyarakat dunia telah dianggap aman, sehingga memberi peluang berkembangnya agroindustri tanaman obat. Dukungan berbagai pihak diperlukan agar dalam pemanfaatan produk bahan alam dapat dilaksanakan terencana dan berkesinambungan. Upaya meningkatkan daya saing untuk menghasilkan komoditas unggulan yang mampu bersaing di pasar global dapat dicapai melalui strategi pengembangan agroindustri tanaman obat dengan pendekatan sistem terpadu, mulai pengelolaan sumber daya alam sampai teknik produksi. Teknologi radiasi dan isotop dalam agroindustri tanaman obat diharapkan dapat lebih berperan dalam operasional teknik produksi antara lain dalam pengembangan komoditas unggul, optimasi budidaya dan pasca panen sampai uji praklinis dan klinis. Penataan teknologi hulu-hilir untuk menangkap peluang perlu ditumbuh kembangkan secara nasional. PENDAHULUAN Pemanfaatan Obat Bahan Alam (OBA) di dunia medis telah meningkat di seluruh dunia. Kesadaran dalam menempuh upaya kesehatan preventif dan pencarian obat yang bersifat am an dan sedikit mungkin memberi efek samping, yang ban yak dimiliki oleh kebanyakan obat-obat sintetik, mendorong untuk "kembali ke alam" sehingga dalam pengobatan orang semakin menginginkan obat yang berasal dari tumbuh- tumbuhan. Orientasi ini telah lama diungkapkan, data pemantauan seeara global oleh Me Alpin Thrope Warrier Ltd. pada tahun 1995 diperkirakan hanya meneapai nilai USD 7 000 juta (Endargo, 1996), dan sekarang data terakhir dari WHO menyebutkan pada tahun 2002 - 2005 (dari USA, Canada, United Kingdom dan Australia) dilaporkan bernilai USD 7 000 juta milliar (Kisyanto, 2004). Dan yang mendukung OBA tetap survive terse but (Purnomo, 2004) disebabkan adanya peningkatan popularitas produk natural dan meningkatnya kebutuhan obat komplementer. Adanya tren baru pengguna OBA dimana konsumen kelas "menengah" dan "orang tua" yang meneari natural medicine dan produk untuk memelihara kesehatan (purnomo, 2004), mendorong prospek pasar OBA semakin eerah. Langkah yang perlu dilakukan untuk lebih memantapkan peluang ini adalah adanya kajian interaksi antara penggunaan herbal dan obat modern, diantaranya interaksi "Farmako- dinamik" (sifat yang mempunyai kesamaan, antagonistik atau efek samping) dan interaksi "Farmako-kinetik" yaitu sifat pengaruh herbal sehingga dapat merubah absorbsi, distribusi, metabolisme at au sekresi obat (Kisyanto, 2004). Kegiatan yang mendukung kebijakan pengembangan OBA ditujukan untuk memanfaatkan sumber daya alam tanaman obat seeara optimal bagi pembangunan kesehatan sekaligus pembangunan industri dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya alam tersebut. Penataan teknologi hulu-hilir termasuk pemanfaatan teknologi nuklir untuk menangkap peluang perlu ditumbuh kembangkan seeara nasional. SUMBER DAY A ALAM Wilayah hut an tropika Indonesia memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan yang melimpah. Di wilayah ini terdapat sekitar 30.000 spesies tumbuhan, 940 spesies diantaranya telah diketahui berkhasiat sebagai obat (Puslitbangtri, 1992). Ada sekitar 200 spesies tumbuhan yang terdapat dalam ramuan jamu yang diproduksi pabrik jamu di Indonesia. Perkembangan industri jamu dan obat tradisional dewasa ini meningkat dengan pesat. Ditambahkan pula pemanfaatan tanaman obat Indonesia akan terus meningkat mengingat kuatnya keterkaitan bangsa Indonesia terhadap tradisi kebudayaan memakai jamu. Beberapa bahan baku jamu juga juga telah menjadi komoditas ekspror yang andal untuk menambah devisa negara. Berbagai informasi menunjukkan, bahwa negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Inggris, Belanda semakin ban yak mendatangkan obat- obat tradisional, angkanya selalu naik tiap tahun (Karmawati et al., 1996; Purnomo, 2004). Peningkatnya pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan baku jamu dan komoditas ekspor diharapkan diikuti dengan tindakan usaha 27
6

M. JANUWATI (Peneliti Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik)

Dec 31, 2016

Download

Documents

lenga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: M. JANUWATI (Peneliti Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik)

Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi lsotop dan Radiasi, 2006

PERAN TEKNIK NUKLIR DALAM AGROINDUSTRI TANAMAN OBAT

M. JanuwatiBalai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik

ABSTRAK

PERAN TEKNIK NUKLIR DALAM AGROINDUSTRI TANAMAN OBAT. Orientasikepada produk bahan alam dalam bidang kesehatan yang oleh masyarakat dunia telah dianggapaman, sehingga memberi peluang berkembangnya agroindustri tanaman obat. Dukungan berbagaipihak diperlukan agar dalam pemanfaatan produk bahan alam dapat dilaksanakan terencana danberkesinambungan. Upaya meningkatkan daya saing untuk menghasilkan komoditas unggulanyang mampu bersaing di pasar global dapat dicapai melalui strategi pengembangan agroindustritanaman obat dengan pendekatan sistem terpadu, mulai pengelolaan sumber daya alam sampaiteknik produksi. Teknologi radiasi dan isotop dalam agroindustri tanaman obat diharapkan dapatlebih berperan dalam operasional teknik produksi antara lain dalam pengembangan komoditasunggul, optimasi budidaya dan pasca panen sampai uji praklinis dan klinis. Penataan teknologihulu-hilir untuk menangkap peluang perlu ditumbuh kembangkan secara nasional.

PENDAHULUAN

Pemanfaatan Obat Bahan Alam (OBA) didunia medis telah meningkat di seluruh dunia.Kesadaran dalam menempuh upaya kesehatanpreventif dan pencarian obat yang bersifat am andan sedikit mungkin memberi efek samping,yang ban yak dimiliki oleh kebanyakan obat-obatsintetik, mendorong untuk "kembali ke alam"sehingga dalam pengobatan orang semakinmenginginkan obat yang berasal dari tumbuh­tumbuhan. Orientasi ini telah lama diungkapkan,data pemantauan seeara global oleh Me AlpinThrope Warrier Ltd. pada tahun 1995diperkirakan hanya meneapai nilai USD 7 000juta (Endargo, 1996), dan sekarang data terakhirdari WHO menyebutkan pada tahun 2002 - 2005(dari USA, Canada, United Kingdom danAustralia) dilaporkan bernilai USD 7 000 jutamilliar (Kisyanto, 2004). Dan yang mendukungOBA tetap survive terse but (Purnomo, 2004)disebabkan adanya peningkatan popularitasproduk natural dan meningkatnya kebutuhanobat komplementer. Adanya tren baru penggunaOBA dimana konsumen kelas "menengah" dan"orang tua" yang meneari natural medicine danproduk untuk memelihara kesehatan (purnomo,2004), mendorong prospek pasar OBA semakineerah. Langkah yang perlu dilakukan untuklebih memantapkan peluang ini adalah adanyakajian interaksi antara penggunaan herbal danobat modern, diantaranya interaksi "Farmako­dinamik" (sifat yang mempunyai kesamaan,antagonistik atau efek samping) dan interaksi"Farmako-kinetik" yaitu sifat pengaruh herbalsehingga dapat merubah absorbsi, distribusi,metabolisme at au sekresi obat (Kisyanto, 2004).

Kegiatan yang mendukung kebijakanpengembangan OBA ditujukan untukmemanfaatkan sumber daya alam tanaman obatseeara optimal bagi pembangunan kesehatansekaligus pembangunan industri dengan tetapmenjaga kelestarian sumber daya alam tersebut.Penataan teknologi hulu-hilir termasukpemanfaatan teknologi nuklir untuk menangkappeluang perlu ditumbuh kembangkan seearanasional.

SUMBER DAY A ALAM

Wilayah hut an tropika Indonesia memilikikeanekaragaman jenis tumbuhan yangmelimpah. Di wilayah ini terdapat sekitar 30.000spesies tumbuhan, 940 spesies diantaranya telahdiketahui berkhasiat sebagai obat (Puslitbangtri,1992). Ada sekitar 200 spesies tumbuhan yangterdapat dalam ramuan jamu yang diproduksipabrik jamu di Indonesia. Perkembangan industrijamu dan obat tradisional dewasa ini meningkatdengan pesat. Ditambahkan pula pemanfaatantanaman obat Indonesia akan terus meningkatmengingat kuatnya keterkaitan bangsa Indonesiaterhadap tradisi kebudayaan memakai jamu.Beberapa bahan baku jamu juga juga telahmenjadi komoditas ekspror yang andal untukmenambah devisa negara. Berbagai informasimenunjukkan, bahwa negara-negara maju sepertiAmerika Serikat, Jerman, Jepang, Inggris,Belanda semakin ban yak mendatangkan obat­obat tradisional, angkanya selalu naik tiap tahun(Karmawati et al., 1996; Purnomo, 2004).

Peningkatnya pemanfaatan tanaman obatsebagai bahan baku jamu dan komoditas ekspordiharapkan diikuti dengan tindakan usaha

27

Page 2: M. JANUWATI (Peneliti Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik)

Risalah Seminar flmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 2006

budidaya yang rasional, sehingga diperolehbahan baku yang dapat me menu hi kebutuhanindustri secara kualitas kuantitas dan kontinuitas.

PERAN TEKNIK NUKLIR MENUNJANGAGROINDUSTRI TANAMAN OBAT

Teknik nuklir melalui aktivitas radiasi dan

isotop dapat mendukung pengadaan bahan bakuindustri. Beberapa penelitian telah dilakukandari aktivitas hulu-hilir, diantaranya meliputi :

A. Teknik radiasi

Aktivitas pemanfaatan teknik iradiasi telahdilakukan untuk kegiatan - kegiatan dalam upayamenyediakan bahan baku industri, mulai yangberkaitan dengan teknik budidaya , penangananpasca panen, dan pengawetan produk OBA.1. Membuat mutan, meningkatkan sifat genetik

dalam peningkatan produksi, mutu danketahanan terhadap penyakit,

2. Menambah jenis pupuk organik, jenis zatpengatur tumbuh baru yang lebih efektif,yaitu melalui pencarian jenis baru.

3. Pengawetan untuk menunda pertunasan,mengendalikan hama dan mengendalikanmikroba patogen, kapang dan bakteri padabahan baku untuk produk industri.

Kegiatan mendukung teknik budidaya diperolehdengan :1. Membuat mutan di bidang pemuliaan,

dalam penemuan varietas unggul penyiapanbenih berkualitas, yaitu :a. Mutu dan produksi tinggi, melalui

pembuatan mutan baru untukmemperbaiki sifat genetik sehinggadiperoleh produksi dan mutu tinggi,serta menjadi varietas yang mempunyaiketahanan yang lebih tinggi terhadapserangan hama dan penyakit (Chosdu,et al., 1983).

b. Rimpang temu-temuan pada umumnyamudah bertunas. Dalam upayapenyediaan bahan tanam Balittro(2005), telah memanfaatkan teknikiradiasi untuk menekan pertumbuhantunas pada jahe merah, kunyit dantemulawak.

c. Ketahanan hama dan penyakit. Kajianuntuk meningkatkan dalam pengelolaanorganisme pengganggu untuk tanamanobat masih belum banyak dilakukan.

d. Optimasi budidaya: menentukanmodifikasi lingkungan

2. Teknik pengendalian mikroba patogen dangangguan hama diperlukan padapenanganan pasca panen.

28

Penyiapan bahan baku (segar, simplisiatermasuk produk jamu, dan ekstrak terstandar),sehingga bebas cemaran mikroba. Dalam rangkamenunjang industri pengawetan simplisia terusdiupayakan sehingga tidak terjadi kerusakanbahan baku, karena kontaminan kapang danbakteri yang melebihi batas maksimum yangditentukan. Teknik iradiasi dapat menaikkanmutu dan higiene simplisia dan produk jamu.Pada umumnya telah ban yak dilakukan denganfumigasi dengan gas etilen oksida, pemanasanpada suhu tertentu, iradiasi sinar ultra violet daninfra merah, tetapi hasilnya kurang memuaskandibanding dengan iradiasi sinar gamma. Dosisiradiasi sebesar 5 kGy sudah dapat mengurangijumlah mikroba sampai 4 desimal dan jumlahkapang sampai 5 desimal. Dosis iradiasi sebesar0,06 - 0,15 kGy dapat digunakan me nundapertunasan rimpang dan umbi, sedang dosis 0,40- 1,00 kGy dapat digunakan untuk membasmiserangga (Hilmy, 1983). Dibanding dengan car apemanasan bahwa akibat pemanasan pad a suhu90°C dapat merubah aroma rempah, sedangdengan sinar infra merah tidak efektif untukmenurunkan cemaran mikroba.

Biasanya penanganan pasca panen untukbahan baku jenis rimpang dimaksudkan untukmemperlambat pertunasan sehingga mutusimplisia yang dihasilkan tetap dapat memenuhimutu standar. Demikian juga untuk bahan bakudari biji, bunga, kayu, akar iradiasi dimaksudkanmengendalikan kerusakan karena hama, mikrobajenis kapang dan bakteri. Dosis iradiasi sebesar0,06 - 0,15 kGy dapat digunakan untukpenundaan bahan baku simplisia dengantumbuhnya pertunasan pada rimpang jahe,temulawak, kunyit, kencur, temu hitam danberbagai jenis rimpang yang lain dan car a initelah digunakan di beberapa negara misalnya]epang, Canada dan Thailand. Pertunasan dapatditunda selama 4 minggu at au lebih tergantungpada dosis iradiasi yang digunakan. Demikianjuga untuk bahan baku dari biji, bunga, kayu,akar iradiasi dimaksudkan mengendalikankerusakan karena hama, mikroba jenis kapangdan bakteri. Iradiasi pada dosis di bawah 10 kGyaman dan tidak meninggalkan residu kimia dantidak merubah kadar dan karakterisasi minyakatsiri dari 10 jenis simplisia yang disimpanselama 6 bulan, terdiri atas biji pala, lada hitam,lad putih, ketumbar, kapolaga, kemukus, ad asdan cabe jawa (Hilmy, 1983; Chosdu et al., 1983 :Chosdu, 1996).

Hasil penelitian Balittro (2005) dan Balittro(2006) menunjukkan bahwa teknik iradiasi dapatmenekan cemaran mikroba Aspergillus f/avus danAspergillus niger terhadap simplisia dan ekstrakkental dan kering dari pegagan, jahe merah,kunyit, temulawak, mengkudu dan cabe jawa.

Page 3: M. JANUWATI (Peneliti Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik)

Telah dicoba iradiasi pada tingkat 2,5 -10 kGy,sesuai rekomendasi Chosdu (1997). dan diperolehsemakin tinggi dosis iradiasi yang digunakanmaka semakin tinggi daya tahan simpansimplisia. Perlakuan iradiasi tidak berpengaruhterhadap kandungan minyak atsiri, kadarkurkumin (kunyit dan temulawak) dan kadarscopoletin (mengkudul. Dan (Chosdu dan Erizal,1998) menambahkan bahwa dosis iradiasicenderung menurun selama penyimpanan.Sehingga teknik iradiasi dapat menjadi alternatifpada dukungan menyediaan bahan baku industriOBA.

3. Pengawetan produk, berupa serbuk, simplisiakering dan ekstrak kental dan kering.

Pemanfaaatan sinar gamma untukpengawetan simplisia dan prod ukolahannya, melalui pencegahankontaminasi terhadap kapang dan bakteri,dan serangga sehingga dapatmemperpanjang daya simpan (Chosdu,19961·Pencegahan tumbuhnya tunas sampai 6bulan dari jenis rimpang dan biji dengandosis 0,06 kGy dan tidak menurunkankandungan minyak atsirinya sehinggatetap sesuai standar mutu sebagai bahanbaku indrustri dapat tetap dipenuhi (Hilmydan Chosdu, 1985: Chosdu et al., 1994).

4. Analisis mutu melalui identifikasi mineral

esensial untuk menunjang uji praklinis danklinis (uji khasiat dan keamanan)

B. Teknik Isotop

Teknik isotop terdiri dari pemanfaatantracer dan aktivitas neutron. Dapatdimanfaatkan mendukung beberapa kegiatan,diantaranya1. Teknik tracer,

11 Dapat dimanfaatkan dalam penelusuranmelalui hara berlabel, untuk rekomendasipemupukan dan mengetahui prosesmetabolisme sekunder dalam

menghasilkan bahan aktif tinggi.Modifikasi lingkungan dilakukan agardapat diperoleh kandungan bahan aktifdari bahan baku industri yang digunakan.Dengan bantuan tracer bisa diketahuimetabolisme sekunder terbentuk di bagiantanaman daun at au di akar. Hal ini dapatmemudahkan dilakukan modifikasi melalui

pengaturan hara dan air dalam tanah ataupengaturan penyinaran (Balittro, 20031.

21 Uji pra-klinis yang merupakan kegiatan ujikeamanan dan khasiat.

31 Uji klinis, dilakukan untuk mendapatkanformula.

Risalah Semill8r llmiah .Aplikasi lsotop dan Radiasi, 2006

2. Aktivitas neutron untuk identifikasi mineral

esensial (pengganti HPLC) Kegiatan untukmelakukan pengujian kualitas bahan baku.Sebagai contoh aktivitas neutron dapatmengidentifikasi sejumlah mineral Na, Rb,Ca, Sc, Cr, Fe, Co dan Se dalam rimpangtemulawak. Demikian juga met ode ini dapatdiaplikasikan untuk jenis temu-temuan yanglain (Chosdu et al., 2004).

KESIMPULAN

Prospek pasar Obat Bahan Alam semakincerah. Pemanfaatannya telah meningkat diseluruh dunia.

Perlu diupayakan kegiatan-kegatan yangdapat mendukung peluang berkembangnyaagroindustri tanaman obat, sehingga pemanfaatansumber daya alam sebagai bahan baku dapatdigunakan secara bijaksana, mutu terjaga, tidakrusak oleh serangan hama dan cemaran mikroba,dan produk yang dihasilkan dapat menjadikomoditas unggulan.

Teknik radiasi dan aktivitas isotopdiharapkan dapat lebih berperan dalampenyediaan bahan baku sehingga memperolehmutu standar, dan menjaga agar produk tetapberkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

1. BALITTRO. 2004. Penyiapan bahan ekstrakterstandar Tanaman Obat mengkudu,sambiloto, cabe jawa dan purwocenguntuk industri fitofarmaka. LaporanAkhir .. Hasil Penelitian APBN Balittro

2. BALITTRO. 2005. Teknologi penyiapanbahan baku tanaman obat terstandar

untuk produk obat bahan alamoLaporan Hasil Penelitian KerjasamaBalittro dengan PROM. 78 hal.

3. BALITTRO. 2006. Teknologi penyiapanbahan baku tanaman obat terstandaruntuk produk obat bahan alamoLaporan Hasil Penelitian KerjasamaBalittro dengan PROM. 89 hal.

4. HILMY, N. 1983. Iradiasi rempah dan jamu,suatu tinjauan pustaka. RisalahSeminar N asional Pengawetan MakananDengan Iradiasi. BATAN, Jakarta. 6-8Juni 1983 : 143 - 160.

5. PUSLITBANGTRI. 1992. 10 Tahun Pusat

Penelitian dan Pengembangan TanamanIndustri 1982 - 1991. SumbanganPenelitian dalam PembangunanPerkebunan Rakyat.

29

Page 4: M. JANUWATI (Peneliti Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik)

Risalal1 Seminar Ilmial1 Aplikasi Isofop dan Radiasi, 2006

6. ENDARGO, S. 1996. Pengembangan obatfitofarmaka menunjang agroindustritanaman obat. Prosiding ForumKonsultasi Strategi dan KoordinasiPengembangan Agroindustri TanamanObat. Bogor, 28-29 Nopember1996: 105- 114

7. KARMAWATI, E., D.S. EFFENDI dan P.WAHID. 1996. Potensi, peluang dankendala pengembangan agroindustritanaman obat. Prosiding ForumKonsultasi Strategi dan KoordinasiPengembangan Agroindustri TanamanObat. Bogor, 28-29 Nopember 1996: 23- 41.

8. KISYANTO, Y. 2004. Pemanfaatan obatbahan alamo Makalah PertemuanKonsultasi Riset Obat Tradisional.

BPOM. Jakarta, 9 - 10 Juni 2004.

9. PURNOMO, H. 2004. Prospek obat bahanalamo Makalah Pertemuan KonsultasiRiset Obat Tradisional. BPOM.

Jakarta, 9 - 10 Juni 2004.

1O.CHOSDU, R. 1997. Radiopasteurisasikosmetika tradisional. MakalahTemuilmiah Kosmetika Dari Bahan

Alami. Yogyakarta, 5 April 1997. 5hal.

11. CHOSDU, R. 1996. Pemanfaatan sinargamma untuk pengawetan simplisiatumbuhan obat dan produk olahannya.Prosiding Simposium Nasinal ITumbuhan Obat dan Aromatik

Apinmap. Bogor, 10 - 12 Oktober 199:679 - 683

30

12.CHOSDU, R., J. MELLAWATI danYUMIARTI. 2004. IdentifikasiChosdu, R. kandungan unsur makrodan mikro dalam temulawak (Curcumaxanthorriza Roxb). Prosiding SeminarNasinal Tumbuhan Obat Indonesia

XXV, Tawangmangu, 24 - 28 April2004: 569 - 576

13.CHOSDU, K dan ERIZAL. 1998.

Karakteritika radikal be bas simplisiatumbuhan obat yang diiradiasi sinargamma. Pro siding Seminar Nasional IIdalam Pembangunan. Yogyakarta, 5 ­6 Mei 1998 :271 - 277

14.CHOSDU, K, HILMY, N. dan ERLINDA, T.1994. Pengaruh radiasi gamma dankelembaban pada kemampuanAspergillus flavus memprodksiaflaktoksin. Laporan Teknik PAIR.

15.HILMY, N dan CHOSDU, K 1985.Penundaan pertunasan rimpang denganiradiasi gamma (I!. Curcuma domestica,Kamferia galanga, Curcuma xanthorriza,Curcuma aeruginosa. Majalah BATAN.Vol. XVIII, No.1, April: 3

Page 5: M. JANUWATI (Peneliti Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik)

Risalah Seminar Ilmiah. ,Aplikasi Isotop dan R3diasi, 2006

DISKUSI

SUHARYONO

Tanaman obat untuk manusia sudah

banyak dipublikasikan. Bagaimana tanaman obatternak, apakah sudah banyak peneliti yangmelakukannya ? Dan jenis tanaman obat apayang bermanfaat untuk ternak ?

M. jANUWATI

Sudah ban yak formula/produk jamu untukternak, sebagian famili temu-temuan, sambiloto,sirih, mengkudu, mahkota dewa dll.

KRISNA LUMBAN RAJA

1. Apakah bahan baku obat modern ?2. Apakah obat dari tanaman obat dijamin tidak

menimbulkan "side effect" ?

M. jANUWATI

1. Bahan baku obat modern biasanya bahanaktifnya sintetis (bahan kimia) dan yangbukan bahan aktif dari tanaman dinamakanfitokimia

2. Penggunaan sesuai ukuran tertentu tidak adaside effect karena sudah meallui pengujianpraklinik (uji khasiat, uji keamanan dan ujimutagenik) untuk fitofarmaka diteruskan ujiklinik

HERWINARNI

Tadi ibu menyebutkan tanaman Antananpunya potensi yang sangat baik dan mulai dilirikoleh negar Korea, sedangkan beberapa mingguyang lalu di TV dan media-media lainnyamenyebutkan jamu Antanan produk Tiara CiptaUsaha ditarik dari peredaran, mengapa ?Kami dan keluarga BATAN ban yak yangmenggunakan jamu Antanan tersebut. Sebagianpengganti jamu tersebut apa, yang setarafAntanan

M. jANUWATI

Produk jamu Antanan setelah diujiterdapat bahan kimia sehingga oleh Pengawasditarik dari peredaran. Untuk penggantimenurunkan asam urat dan kolesterol bisa

digunakan prod uk yang menggunakan Antananmerk lain atau produk yang mengandungsambiloto, temulawak, sidagari (mempunyaibahan aktif penurun kolesterol dan asam urat)yang lain.

IDAWATI

Masalah mendasar dari kurangberkembangnya penggunaan tanaman obat diIndonesia adalah kekurangpercayaan konsumanterhadap hasil olahan tanaman obat oleh industriyang ada di Indonesia.

1. Kemungkinan pencampuran yang disengajadengan bahan-bahan yang berbahaya

2. Bahan tanaman yang dikeringkan kuranghigienis

M. jANUWATI

1. Industri obat bahan alam dibina dan dalam

pengawasan Badan paM, dengan mengikutiprosedur GMP seharusnya produksinyaterjamin higienis dan mutu khasiatnya

2. Beberapa jenis bibit telah dilakukanpenangkaran dan bisa dipesan ke Balitro at aupetani penangkar binaan Balitro

ANONIM

Apakah juga sudah dilakukan peningkatankualitas dan kuantitas obat dengan menggunakanperanan bioteknologi ? jika ada, dalam bentukapa ? Bagaimana hasil yang telah diperoleh ?

M. jANUWATI

Telah dilakukan aktivitas bioteknologidalam upaya peningkatan kualitas termasuktahan hama dan penyakit sehingga produktivitasmeningkat

AHMAD N. KUSWADI

Kalau merencanakan untuk memanfaatkan

iradiasi untuk pengawetan obat apa tidakdipikirkan pengaruh radiasi terhadap metabolissekundernya yang menjadi bahan aktif obat.Besar kemungkinan bahan aktif tersebutpecah/terurai oleh radiasi

M. jANUWATI

Sudah dilakukan penelitian oleh Balitropengawetan simplisia dan ekstrak dari pegagan,sambiloto, jahe merah, kunyit, temulawak, cabejawa dan mengkudu menunjukkan tidak adaperubahan penurunan bahan aktif (marker)untuk masing-masing tanaman tersebut

31

Page 6: M. JANUWATI (Peneliti Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik)

Risalah Seminar Ilmiah Aplika!i Isotop dan Radiasi, 2006

RINDY P. TANHINDARTO

Berita media massa di TV ada informasi

bahwa kunyit sudah dipatenkan di jepang.Bagaimana antisipasi agar tanaman obat kitatidak lepas ke negara lain ?

M. jANUWATI

Perlu dukungan pemerintah dengan segarakonsekuensi untuk mengantisipasi agar tanamankita tidak lepas ke negara lain.

SINGGIH SUTRISNO

1. Tanaman obat di Indonesia tidak digunakanuntuk terapi dalam praktek kedokteran,statusnya saat ini sebagai pengobatanalternatif (tradisional) atau sebagai suplemen.Mengapa sampai saat ini tanaman obat belumdigunakan dalam terapi penyakit secarakonversional ?

2. Tanaman obat sudah banyak diketahuimengandung bahan aktif yang dapatmengobati penyakit tertentu, kalau yangdijual di pasar adalah ekstrak kasar, apakahhal ini tidak membahayakan kesehatan darikandungan bahan aktif lainnya?

32

M. jANUWATI

1. Pemanfaatan tanaman obat dapat digolongkanmenjadi produk dengan khasiat sebagaipreventif dan kuratif. Saat ini sudah ada

produk untuk therapi dalam bent uk fitoterapi( mis. Curcumin) sudah diresepkan dokter

2. Produk ekstrak akan mengandung bermacam­macam bahan aktif, dapat digunakan setelahmelalui pengujian praklinik (uji khasiat dankeamanan) dan untuk pemakaian jangkapanjang dilakukan juga uji mutagenik(menimbulkan efek penumbuh kanker atautidak)

ROSIKA

Bagaimana pendapat Ibu tentang obattradisional instan (berupa kapsul, kaplet, pi! dll)yang telah dicampuri dengan bahan aktif lain,yang akhir-akhir ini menjadi pembicaraan hangatdi media?

M. jANUWATI

Perlu pembicaraan yang intern dariPemerintah (Badan POM). untuk sosialisasiprotokol untuk pembuatan produk yang mengacuGMP (Good Manifacture Practies) danmelaksanakan peraturan yang berlaku