Fakultas pertanian universitas Jambi PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman karet termasuk famili Euphorbiaceae atau tanaman getah-gatahan. Dinamakan demikian karena golongan famili ini mempunyai jaringan tanaman yang banyak mengandung getah (lateks) dan getah tersebut mengalir keluar apabila jaringan tanaman terlukai. Mengingat manfaat dan kegunaannya, tanaman ini digolongkan ke dalam tanaman industri. Sesuai dengan nama latin yang disandangnya tanaman karet (Hevea brassiliensis) berasal dari Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan karet alam dunia. Padahal jauh sebelum tanaman karet dibudidayakan, penduduk asli di berbagai tempat seperti Amerika Selatan, Afrika, dan Asia menggunakan pohon-pohon lain yang juga menghasilkan getah. Sebagai penghasil lateks, tanaman karet dapat dikatakan merupakan satu-satunya tanaman yang dikebunkan secara besar-besaran. Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30 tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat mencapai 15 – 20 meter. Modal Laporan praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan –Lukman Ferdi 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Fakultas pertanian universitas Jambi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman karet termasuk famili Euphorbiaceae atau tanaman getah-gatahan.
Dinamakan demikian karena golongan famili ini mempunyai jaringan tanaman yang banyak
mengandung getah (lateks) dan getah tersebut mengalir keluar apabila jaringan tanaman
terlukai. Mengingat manfaat dan kegunaannya, tanaman ini digolongkan ke dalam tanaman
industri.
Sesuai dengan nama latin yang disandangnya tanaman karet (Hevea brassiliensis)
berasal dari Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan karet alam dunia. Padahal
jauh sebelum tanaman karet dibudidayakan, penduduk asli di berbagai tempat seperti
Amerika Selatan, Afrika, dan Asia menggunakan pohon-pohon lain yang juga menghasilkan
getah. Sebagai penghasil lateks, tanaman karet dapat dikatakan merupakan satu-satunya
tanaman yang dikebunkan secara besar-besaran.
Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30 tahun.
Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat mencapai 15 – 20 meter.
Modal utama dalam pengusahaan tanaman ini adalah batang setinggi 2,5 sampai 3 meter
dimana terdapat pembuluh latek. Oleh karena itu fokus pengelolaan tanaman karet ini adalah
bagaimana mengelola batang tanaman ini seefisien mungkin. Deskripsi untuk pengenalan
tumbuhan karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.).
Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman terhadap kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan air/kemarau). Pada saat ini sebaiknya
penggunaan stimulan dihindarkan. Daun ini akan tumbuh kembali pada awal musim hujan.
Laporan praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan –Lukman Ferdi 1
Fakultas pertanian universitas Jambi
Tanaman karet juga memiliki sistem perakaran yang ekstensif/menyebar cukup luas
sehingga tanaman karet dapat tumbuh pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan. Akar
ini juga digunakan untuk menyeleksi klon-klon yang dapat digunakan sebagai batang bawah
pada perbanyakan tanaman karet.
Tanaman karet memiliki masa belum menghasilkan selama lima tahun (masa TBM 5
tahun) dan sudah mulai dapat disadap pada awal tahun ke enam. Secara ekonomis tanaman
karet dapat disadap selama 15 sampai 20 tahun.
Sejak berabad-abad yang lalu karet telah dikenal dan digunakan secara tradisional
oleh penduduk asli di daerah asalnya, yakni Brasil – Amerika Selatan. Akan tetapi meskipun
telah diketahui penggunaannya, oleh Columbus dalam pelayarannya ke Amerika Selatan pada
akhir abad ke-16, sampai saat itu karet masih belum menarik perhatian orang-orang Eropa.
Karet tumbuh secara liar di lembah-lembah sungai Amazon dan secara tradisional diambil
getahnya oleh penduduk setempat untuk digunakan dalam berbagai keperluan, antara lain
sebagai bahan untuk menyalakan api dan “bola” untuk permainan.
Sistem perkebunan karet muncul pada abad ke-19. Akan tetapi, sistem pekebunan di
Asia Tenggara tidak terjadi sebelum akhir abad ke-19, ketika permintaan menuntut perluasan
sumber penawaran. Sistem ini diperkenalkan oleh beberapa ahli tumbuh-tumbuhan di Inggris.
Pada tahun 1870 tanaman karet berkembang baik di Jawa dan Burma, akan tetapi tanaman ini
memakan waktu antara penanaman dengan masa produksi.
Dewasa ini, luas areal tanaman karet mencapai 3,04 juta hektar, dimana 83,4 % (92,54
juta hektar) adalah karet rakyat. Oleh karena itu, selain sebagai sumber devisa, karet rakyat
juga memiliki arti sosial yang sangat penting karena mendukung lebih dari 10 juta jiwa
keluarga petani yang mengusahakan komoditas ini. Walaupun demikian, produktivitas karet
Laporan praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan –Lukman Ferdi 2
Fakultas pertanian universitas Jambi
rakyat saat ini masih tergolong rendah, yakni hanya sekitar 300-400 kg karet kering per
hektar per tahun.
Pada awalnya seluruh karet dikumpulkan dari tanaman liar, awalnya karet dari Brazil,
tetapi ada juga dari daerah lain dalam jumlah perbandingan yang kecil. Karena permintaan
yang bertambah dan lebih cepat dibandingkan persediaan yang ada dan harga yang
melambung tinggi. Ini memungkinkan terjadinya pelanggaran terhadap pengeksporan benih,
dan pohon karet pun diperkenalkan kepada kerajaan-kerajaan kolonial di bagian dunia lain.
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh media tanam dan
ZPT BAP terhadap pertumbuhan stum mata tidur karet (Hevea brassiliensis Muell. Arg).
Hipotesis Percobaan
- Diduga adanya pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan stump mata tidur Karet (Hevea
brassiliensis Muell.Arg).
- Diduga adanya pengaruh ZPT BAP terhadap pertumbuhan stump mata tidur Karet (Hevea
brassiliensis Muell.Arg).
- Diduga adanya interaksi media tanam dan ZPT BAP terhadap pertumbuhan stump mata tidur
Karet (Hevea brassiliensis Muell.Arg).
Kegunaan Percobaan
- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian praktikum budidaya tanaman
perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Laporan praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan –Lukman Ferdi 3
Fakultas pertanian universitas Jambi
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Setiawan dan Andoko (2005), dalam kerajaan tanaman atau sistem
klasifikasi kedudukan tanaman karet adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiosperma
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea brassiliensis Muell. Arg
Sistem perakarannya padat/kompak, akar tunggangnya dapat menghujam tanah
hingga kedalaman 1-2 meter, sedangkan akar lateralnya dapat menyebar sejauh 10 meter.
Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang, akar ini mampu
menopang batang tanman yang tumbuh tinggi dan besar.
Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas.
Di beberapa kebun karet ada kecondongan arah tumbuh tanamannya agak miring ke arah
Utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks.
Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai
daun utama 3 – 20 cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3 – 10 cm dan pada ujungnya
terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak
daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing. Tepinya rata dan gundul.
Laporan praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan –Lukman Ferdi 4
Fakultas pertanian universitas Jambi
Karet termasuk tanaman sempurna karena memiliki bunga jantan dan betina dalam
satu pohon, terdapat dalam malai payung dan jarang. Pangkal tenda bunga berbentuk lonceng
dan di ujungnya terdapat lima tajuk yang sempit. Bunga betina berambut vilt dengan ukuran
sedikit lebih besar dibandingkan dengan jantannya dan mengandung bakal buah yang
beruang tiga. Organ kelamin jantan berbentuk tiang yang merupakan gabungan dari sepuluh
benang sari.
Buah beruang tiga, jarang yang beruang 4 hingga 6 diameter buah 3-5 cm dan terpisah
3, 4, 6. Coci bekatup dua, pericarp berbentuk endokarp berkayu. Biji besar. Bulat persegi
empat, tertekan pada satu atau dua sisinya, berkilat, berwarna coklat muda, dengan noda-noda
cokelat tua, panjang 2-3,5 cm dan lebar 1,5 – 3 cm dan tebal 1,5-2,5 cm.
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman karet tumbuh baik pada dataran rendah. Yang ideal adalah pada tinggi 0 –
200 m dari permukaan laut. Pada tinggi lebih dari 200 m dpl laju pertumbuhan lilit batang
lebih lambat, sehingga lebih lambat 3 – 6 bulan setiap naik 200 m. Tanaman karet tumbuh
baik di daerah yang mempunyai curah hujan 2000 – 4000 mm per tahun. Tanaman karet
dapat tumbuh baik pada suhu diantara 25 – 35oC. Suhu terbaik adalah rata-rata 28o C.
Kelembaban yang sesuai untuk tanaman karet adalah rata-rata berkisar antara 75 – 90%.
Sinar matahari yang cukup melimpah di negara-negara tropis merupakan syarat lain
yang diinginkan tanaman karet. Dalam sehari tanaman karet membutuhkan sinar matahari
dengan intensitas cukup paling tidak selama 5 sampai 7 jam.
Laporan praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan –Lukman Ferdi 5
Fakultas pertanian universitas Jambi
Tanaman karet adalah tanaman daerah tropis. Daerah yang cocok untuk tanaman karet
adalah pada zone antara 15 °LS dan 15 °LU. Bila ditanam di luar zone tersebut,
pertumbuhannya agak lambat, sehingga memulai produksinya pun lebih lambat.
Tanah
Agar produktivitas tinggi, karet sangat bagus jika dibudidayakan di tanah yang subur.
Dengan penambahan pupuk, tanaman karet yang dibudidayakan di tanah-tanah yang kurang
subur masih bisa diproduksi optimal. Bukti menunjukkan, di Malaysia dan Indonesia yang
sebagian besar wilayahnya berupa tanah Podsolik Merah Kuning yang kurang subur, karet
bisa ditanam dengan produktivitas yang memuaskan. Tanah Latosol dan Aluvial juga cukup
sesuai untuk penanaman karet.
Tanaman karet dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, baik pada tanah-tanah
vulkanis muda ataupun vulkanis tua, alluvial dan bahkan tanah gambut. Sifat-sifat tanah yang
cocok untuk tanaman karet adalah sebagai berikut:
- Solum cukup dalam, sampai 100 cm atau lebih, tidak terdapat batu-batuan
- Aerasi dan drainase baik
- Remah, porous, dan dapat menahan air, permukaan air tanah tidak kurang dari 100 cm
- Tekstur terdiri atas 35% liat dan 30% pasir
- Tidak bergambut, dan jika ada tidak lebih tebal dari 20 cm
- Kandungan hara N, P, dan K cukup dan tidak kekurangan unsur mikro
- pH 4,5 – 6,5
- Kemiringan tidak lebih dari 16%
Laporan praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan –Lukman Ferdi 6
Fakultas pertanian universitas Jambi
Tanah yang derajat keasamannya mendekati normal cocok untuk ditanami karet.
Derajat keasaman yang paling cocok adalah 5-6. Batas toleransi pH tanah bagi tanaman karet
adalah 4-8. Tanah yang agak asam masih lebih baik daripada tanah yang basa.
ZPT BAP (Benzil Amino Purine)
Hormon atau Zat Perangsang Tumbuh (ZPT), merupakan salah satu faktor penting
dalam pertumbuhan tanaman. Faktor yang mempengaruhi kearah mana tanaman tumbuh dan
berkembang yaitu faktor luar (tanah,pupuk,pencahayaan atau irigasi) dan faktor dalam
(terutama hormonal).
Didalam teknik kultur jaringan (kuljar) , tingkat keberhasilan kuljar sangat bergantung
pada hormon atau ZPT yang diberikan
Arti hormon secara sederhana adalah pembawa pesan kimia, Arti hormon adalah
senyawa organik bukan nutrisi tanaman yang disintetis disalah satu bagian tubuh tanaman
dan dipindahkan ke bagian lan dalam konsentrasi rendah mampu menimbulkan tanggapan
biokimia, fisiologis, dan morfologi.
Tanggap biokimia meliputi proses proses kimia dalam sistem biologi, Tanggap
fisiologis diantaranya mengenai proses pertumbuhan, adaptasi, diferensissi dan
perkembangan tanaman. Tanggap morfologi yaitu terbentuknya kekhususan bentuk daun
akar, batang bunga dll bag tanaman dalam rangka mempertahankan hidup. Respon bisa +
atau negatif.
Zat pengatur tumbuh yang terdapat pada tanaman banyak jenisnya, salah satu jenis
zpt yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAP (6-Benzil Amino Purine). BAP
merupakan senyawa sintesis jenis sitokinin yang juga berperan dalam pembentukan akar,
pembelahan sel dan pembentukan organ kecambah. BAP walau diberikan pada konsentrasi
rendah dapat memicu proses fisiologis pada tumbuhan. Hal ini disebabkan karena zpt
Laporan praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan –Lukman Ferdi 7