PENDAHULUAN Dalam ilmu forensik, cedera atau luka diproduksi oleh kekerasan fisik, di mana menyebabkan kerusakan kontinuitas jaringan normal pada orang yang masih hidup. Trauma dijelaskan sebagai cedera pada tubuh yang disebabkan oleh faktor fisik, mekanis atau kimia, yang dapat mengakibatkan luka atau kemungkinan komplikasi. Tujuan medis, kekerasan mengacu pada perilaku yang mengakibatkan cedera atau cedera itu sendiri. Kekerasan ini dapat mengakibatkan trauma, baik psikologis maupun fisik. 1 Luka akibat kekerasan fisik dibedakan mejadi kekerasan mekanik, thermal, kimia, dan lain-lain. Kekerasan mekanik dibedakan lagi menjadi trauma tumpul dan trauma tajam, serta tembak. Luka akibat thermal, biasanya disebabkan oleh suhu rendah atau suhu tinggi yang ekstrim. Perlukaan akibat bahan kimia oleh asam atau basa kuat yang korosif. Dan faktor lain-lain, berupa trauma listrik, dan substansi radioaktif. 1 Luka trauma tajam disebabkan oleh luka iris atau tusuk pada kulit dengan alat yang tajam, seperti pisau, pecahan kaca, dll. Tiga tipe luka trauma tajam, yaitu luka iris, luka tusuk, dan luka bacok. Luka yang disebabkan oleh anak panah termasuk ke dalam pembagian luka tusuk. 1 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDAHULUAN
Dalam ilmu forensik, cedera atau luka diproduksi
oleh kekerasan fisik, di mana menyebabkan kerusakan
kontinuitas jaringan normal pada orang yang masih
hidup. Trauma dijelaskan sebagai cedera pada tubuh yang
disebabkan oleh faktor fisik, mekanis atau kimia, yang
dapat mengakibatkan luka atau kemungkinan komplikasi.
Tujuan medis, kekerasan mengacu pada perilaku yang
mengakibatkan cedera atau cedera itu sendiri. Kekerasan
ini dapat mengakibatkan trauma, baik psikologis maupun
fisik.1
Luka akibat kekerasan fisik dibedakan mejadi
kekerasan mekanik, thermal, kimia, dan lain-lain.
Kekerasan mekanik dibedakan lagi menjadi trauma tumpul
dan trauma tajam, serta tembak. Luka akibat thermal,
biasanya disebabkan oleh suhu rendah atau suhu tinggi
yang ekstrim. Perlukaan akibat bahan kimia oleh asam
atau basa kuat yang korosif. Dan faktor lain-lain,
berupa trauma listrik, dan substansi radioaktif. 1
Luka trauma tajam disebabkan oleh luka iris atau
tusuk pada kulit dengan alat yang tajam, seperti pisau,
pecahan kaca, dll. Tiga tipe luka trauma tajam, yaitu
luka iris, luka tusuk, dan luka bacok. Luka yang
disebabkan oleh anak panah termasuk ke dalam pembagian
luka tusuk. 1
1
Luka anak panah umumnya terjadi pada zaman kuno,
dan kematian akibat anak panah telah lama dikenal dalam
sejarah manusia. Busur telah dikenal sejak zaman
Norman. Dengan penemuan senjata modern, panah menjadi
jarang digunakan dalam aksi permusuhan/balas dendam,
namun masih dapat dilihat dalam pertempuran antarsuku.2
Secara global, luka anak panah sudah jarang
ditemukan, tetapi ada beberapa laporan korban luka
anak panah di dataran tinggi Papua Nugini, Afrika
Selatan, dan India.3
Di Indonesia, juga masih banyak kejadian luka anak
panah, namun tidak terdapat referensi yang pasti angka
kejadian luka anak panah ini. Salah satu kota di
Indonesia yang masih sering menggunakan senjata anak
panah dalam pertikaian adalah kota Makassar. Berbagai
motif mendasari kejadian luka anak panah ini, beberapa
diantaranya korban dipanah dalam pertempuran
antardaerah atau antar wilayah, dan ada juga korban
yang dipanah oleh sekelompok orang yang tidak dikenal.
Panah yang modern digunakan saat ini, yaitu
menggunakan busur tangan (handbows atau crossbow) yang
lebih sering digunakan sebagai sarana olahraga atau
berburu. Busur tangan terdiri atas dua macam yaitu
busur traditional dan compound bow. Busur akan sangat
berpengaruh terhadap penetrasi dari anak pana. Faktor-
2
faktor yang mempengaruhi, anatara lain kapasitas energi
simpanan dari busur, panjang dan berat anak panah,
ujung panah, tali busur, teknik melepas anak panah dari
busur, keahlian pemanah, jarak target dan yang paling
penting adalah bentuk dari kepala anak panah dan
ketajamannya.2
Anak panah termasuk ke dalam proyektil kecepatan
rendah, dan dari dekat dapat menyebabkan trauma tembus
yang mirip dengan pistol bertenaga rendah. Anak panah
terdiri dari ujung logam yang tajam dan berduri,
dipasang pada poros kayu untuk mendorongnya dari busur.
Biasanya, racun dibubuhkan pada bagian logam untuk
melumpuhkan mangsa, dan duri menjaga agar racun ini
tetap berada di dalam jaringan setelah penetrasi. Luka
yang diakibatkan anak panah berkisar dari jaringan
lunak yang non-fatal sampai mengenai organ-organ vital
dan mengancam jiwa.3
Penanganan luka anak panah tergantung pada lokasi
tertancapnya anak panah. Sebuah luka anak panah yang
tertancap dalam pada dada atau perut membutuhkan
penanganan yang cepat, terutama jika arteri atau vena
telah terpotong oleh kepala panah yang tajam. Jika
memungkinkan, lakukan bebat tekan (fiksasi) pada luka
atau pada pembuluh darah yang rusak.4
3
PEMBAHASAN
Luka tusuk terjadi akibat persentuhan dengan benda
yang berujung runcing, kebanyakan kasus pembunuhan
atau penganiayaan menggunakan senjata ini. Pada luka
tusuk kedalaman luka akan lebih panjang dibandingkan
dengan panjang dari luka yang ada di kulit. Ujungnya
seringkali memiliki sudut yang runcing tanpa adanya
abrasi atau memar disekitar luka. Dibutuhkan sebuah
kekuatan dalam menusuk untuk menembus kulit, semakin
lancip maka semakin mudah akan menembus. Saat ujung
senjata tajam sudah menembus kulit, maka bagian lainnya
akan mengiris atau masuk bagian tubuh dengan mudah.
Selama tidak bersentuhan dengan tulang. 5
Terdapat beberapa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi besar kekuatan yang dibutuhkan senjata
untuk penetrasi ke dalam tubuh, yaitu : 5
4
Luka Tusuk
Panah merah merupakansisi tumpul dari senjata tajam dan panah biru merupakan
Ketajaman ujung senjata: ujung senjata yang tajam
akan semakin mudah menembus kulit.
Kecepatan tusukan: semakin cepat tusukan, besar
gaya yang didorong akan semakin lebih mudah untuk
menembus kulit.
Apakah pakaian masih dipakai: pakaian dapat
meningkatkan tahanan terhadap penetrasi.
Apakah tulang telah terluka: kulit melakukan
sedikit perlawanan terhadap penusukan oleh pisau
yang tajam, tapi penetrasi pada jaringan-jaringan
yang lebih padat akan membutuhkan kekuatan yang
lebih besar. (Di maio)
Kebanyakan luka tusuk akan menganga bukan karena
sifat benda yang masuk tetapi sebagai akibat
elastisitas dari kulit. Pada bagian tertentu pada
tubuh, dimana terdapat dasar berupa tulang atau serat
otot, luka itu mungkin nampak berbentuk seperti kurva.
Panjang luka penting diukur dengan cara merapatkan
kedua tepi luka sebab itu akan mewakili lebar alat.
Panjang luka di permukaan kulit tampak lebih kecil dari
lebar alat, apalagi bila luka melintang terhadap
otot.Bila luka masuk dan keluar melalui alur yang sama
maka lebar luka sama dengan lebar alat. Tetapi sering
yang terjadi lebar luka melebihi lebar alat kerena
tarikan ke samping waktu menusuk dan waktu menarik.
5
Demikian juga bila senjata tajam yang masuk kejaringan
dengan posisi yang miring. 5
Bentuk tusukan luka di kulit tidak hanya dapat
ditentukan oleh bentuk senjata tajam , tetapi juga
ditentukan oleh sifat-sifat kulit. Luka tusuk berbentuk
panjang dan tipis saat kulit dalam keadaan tegang, dan
dapat lebih luas lagi saat kulit berelaksasi. 5
Garis Langer juga dapat mempengaruhi bentuk luka.
Garis Langer adalah pola dari serat elastis dalam
lapisan dermis kulit, yang kira-kira sama antara
individu satu dan yang lainya individu . Ahli bedah
plastik memanfaatkan dari pola serat ini untuk
menghilangkan bekas luka . Jika seseorang ditusuk di
garis ini , yaitu tegak lurus dengan serat , serat akan
memisahkan tepi luka , menciptakan luka yang terbuka .
Luka tusukan yang sejajar dengan garis Langer akan
menghasilkan luka seperti celah sempit. Antara dua
ekstrem luka miring. 5
I. Karakteristik Anak Panah
Secara umum, anak panah terdiri dari:6
- Kepala panah
- Poros
- Bulu.
6
Gambar 1. Struktur anak panah a. Kepala panah, b.
Poros, dan c. bulu
Kepala panah yang biasanya terbuat dari batu atau
tulang, ujungnya dibentuk menjadi segitiga. Ujungnya
harus tajam agar dapat memotong kulit dan harus cukup
kokoh untuk menembus pakaian. Panah sering di lepaskan
dengan kecepatan yang cukup sehingga dapat menembus
tulang, meskipun perforasi tulang kranium jarang
terjadi.6
Poros panah biasanya terbuat dari ‘dogwood’ yang
dilapisi kulit kayu, lalu direndam dan diputar untuk
memastikan poros tetap lurus saat berotasi. Poros harus
cukup panjang untuk menstabilkan terbangnya panah, tapi
bila terlalu panjang juga bisa menyebabkan getaran saat
melayang.6
Akhir dari poros distabilkan dengan bulu. Pemilihan
bulu didasarkan pada beratnya kepala panah. Semakin
7
besar dan berat kepala panah, maka semakin besar pula
bulu yang diperlukan untuk menyeimbangkan. Fungsi lain
dari bulu adalah untuk mempengaruhi putaran panah.
Putaran panah yang baik akan membuat panah terbang
lebih jauh.6
Salah satu faktor kurang mematikannya luka anak
panah adalah kurang masuknya atau kurang penetrasinya
anak panah. Hal-hal yang dapat meningkatkan penetrasi
anak panah sebagai berikut.7
(1) Efisiensi busur yang maksimal. Panah dilepaskan
pada titik terberat yang tetap mempertahankan lintasan
yang cukup untuk rentang busur. Kebanyakan busur
menunjukkan peningkatan efisiensi secara pesat dengan
meningkatkan massa panah sampai sekitar 12-14 butir
massa panah per pon berat tarikan busur.
(2) Kepala panah yang lebar dari keuntungan mekanik
yang tinggi. Hal ini menjadi semakin penting dimana
berat tarikan busur menjadi lebih ringan. Penggunaan
keuntungan mekanik dari kepala panah yang besar ini
juga menjadi semakin penting dimana kekuatan ‘stroke’
(jarak panah sebelum meninggalkan string busur) menjadi
lebih pendek. Sebuah panjang imbang pendek memberikan
kekuatan stroke lebih pendek, yang juga berarti bahwa,
terlepas dari jumlah gaya yang disimpan di kaki busur
8
yang ditarik, kekuatan yang akan diberikan pada panah
lebih singkat.
(3) Kepala panah yang lebar dengan ujung ‘cut-on-impact’.
Kepala panah yang lebar dengan desain ujung cut-on-impact
akan menembus jaringan lunak dengan resistensi yang
lebih kecil dibandingkan dengan desain ujung lainnya.
Berbagai desain ujung, dan pengaruhnya terhadap
penetrasi di tulang masih diteliti lebih lanjut.
(4) Terbangnya anak panah secara sempurna akan membuat
luka tembus yang lebih dalam. Penerbangan anak panah
yang sempurna bisa didapatkan dengan seleksi poros
panah, keselarasan kepala panah-poros, dan penggunaan
‘fletching’ yang cukup untuk menstabilkan panah saat
terbang.
(5) Kepala panah mekanik. Kepala panah mekanik sangat
populer dalam beberapa tahun terakhir. Ini terjadi
karena sangat mudah untuk mendapatkannya untuk menembak
seperti target atau lapangan titik berat yang sama,
bahkan ketika daerah fletching panah itu tidak cukup
untuk menstabilkan kepala panah. Pada saat terbang,
kepala panah mekanik membuat luas permukaan lebih kecil
terhadap udara. Mereka memiliki efek geser angin yang
rendah.
Kepala panah mekanik, memiliki resistensi signifikan
saat menembus jaringan. Hasil studi menunjukkan bahwa
9
dibutuhkan tingkat momentum yang jauh lebih tinggi
untuk mencapai jauh tembusnya luka pada desain kepala
panah yang lebih tradisional..
(6) Poros panah. Diameter poros panah yang lebih besar
akan membuat resistensi terhadap penetrasi juga semakin
besar. Ini akan terlihat dengan area depan yang lebih
besar pada jaringan, dan menggantikan volume yang lebih
besar dari jaringan yang tembus.
Sebagai aturan umum, poros panah harus memiliki
diameter yang lebih kecil dari diameter kepala panah.
Dalam pengujian dengan poros paralel, hasil data
menunjukkan bahwa ketika diameter poros panah lebih
besar daripada diameter kepala panah, penetrasi panah
akan berkurang rata-rata 30 persen, dibandingkan dengan
situasi di mana diameter poros sama dengan diameter
kepala panah.
(8) Poros dan ujung kepala panah. Data uji menunjukkan
bahwa ujung poros dan ujung kepala panah memiliki efek
penting pada penetrasi. Sebuah ujung poros yang sangat
licin akan meningkatkan penetrasi, karena mengurangi
'koefisien gesekan' antara poros panah dan jaringan.
Dalam jaringan lunak, data uji baru-baru ini
sugestif bahwa ujung logam seperti lapisan Teflon
membantu penetrasi kepala panah melalui jaringan lunak,
menembus jaringan keras (tulang).
10
II. Karakteristik Luka Akibat Anak Panah
Perlukaan oleh anak panah memiliki cara yang sama
dengan luka tusuk. Munculnya luka tergantung pada
kepala panah (ujung kerucut).6 Dua tipe kepala anak
panah yang paling umum ditemukan, yaitu bulat runcing
dan berbentuk segitiga runcing yang memberikan gambaran
luka yang berbeda. Bentuk luka seperti luka yang
diakibatkan peluru senjata terdapat pada luka yang
diakibatkan anak panah dengan kepala bulat runcing
akibat defek luka yang berbentuk celah elips yang
berpotensi mirip dengan luka tembak masuk akibat
senjata api. Penemuan dari proyektil senjata api,
fragmen dan bubuk residu akan membantu membedakannya.
Untuk anak panah dengan kepala yang berbentuk gepeng
akan memberikan gambaran luka masuk yang biasanya akan
sangat khas untuk tipe senjata anak panah yaitu luka
masuk yang berbentuk luka tusuk yang memiliki pola luka
yang menyebar mengikuti jumlah pisau pada kepala anak
panah.2
Anak panah akan menghasilkan luka masuk yang
melingkar pada kulit, serupa dengan luka tembak.
Umumnya, kepala panah memiliki dua sampai lima tepi
tajam seperti pisau sehingga menghasilkan luka yang
saling menyilang atau berbentuk seperti X pada anak
panah dengan empat tepi tajam.8
11
Gambar 2. Lesi pada kulit akibat ujung panah yangmemiliki tiga mata tajam (a-c) dan luka masuk yangmelingkar (d-f).2
Semakin besar massa anak panah, maka kecepatan dari
anak panah akan semakin melambat. Bila kecepatan anak
panah cukup tinggi, maka bias didapatkan kelainan pada
tulang berupa fraktur. Anak panah akan memotong
jaringan yang dilewatinya. Perdarahan dapat terjadi
bila anak panah menginsisi pembuluh darah yang besar
atau organ seperti jantung. Jaringan di sekitar luka
akibat anak panah relative tidak berdarah, kecuali jika
tekanan darah turun secara cepat akibat penetrasi anak
panah pada jantung atau aorta sebagai target dari
pemanah. 5
Anak panah dapat menyebabkan kerusakan jaringan
dengan laserasi, perforasi, ataupun transeksi area yang
dilewatinya. Mayoritas,jejas terdapat pada jaringan
12
lunak yang hanya memerlukan eksplorasi luka lokal untuk
ekstraksi anak panah dengan komplikasi minimal. Anak
panah yang mengenai kepala, umumnya terbatas sampai
kulit kepala tidak sampai penetrasi hingga cranium
karena anak panah mengenai bagian kranium yang paling
tebal dengan kecepatan yang rendah. Sedangkan anak
panah pada area orbita dan tulang temporal, akan mudah
masuk/penetrasi ke intrakranial.9
Cedera/luka akibat anak panah pada area dada bias
sampai melukai jantung atau pembuluh darah besar.
Biasanya dapat terlihat dengan terjadinya perdarahan
hebat. Kerusakan pada paru-paru akibat anak panah
berupa fistula bronkopleura, atelektasis lobaris, jejas
pada struktur hilar, ataupun jejas pada bronkus.10
Gambar 3. Sebuah anak panah yang menancap di lineamid clavicularis interkosta 6-7.10
Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi akibat
anak panah, yaitu sepsis, Acute Respiratory Distress Syndrome
13
(ARDS), penyembuhan luka yang lama, sindrom nyeri
kronik, cacat permanen, kontraktur, dll.10
III. Penatalaksanaan Luka Anak Panah
Kepala panah terikat pada poros dengan tendon dan
otot. Ketika panah masuk ke dalam jaringan tubuh, maka
darah akan melonggarkan ikatannya. Ketika seseorang
berniat baik untuk mencabut panah, tetapi kepala panah
tetap berada di dalam tubuh korban, maka secara umum
kerusakan yang terjadi lebih besar oleh ujung kepala
panah yang tajam, dan akhirnya menyebabkan infeksi.6
Indikasi klinis untuk eksplorasi darurat, meliputi
perdarahan aktif, nadi lambat dan melemah, emfisema
subkutan yang meluas, hematemesis, hemoptisis, stridor,
dan suara serak. Ahli bedah yang akan menentukan
protokol pengobatan korban anak panah sesuai dengan
pengalaman dan fasilitas yang tersedia.11
IV. Kematian Akibat Anak Panah
Sebab-sebab kematian pada luka tusuk termasuk luka
anak panah dibagi menjadi dua, yaitu langsung dan tidak
langsung. Pada kematian langsung biasanya terjadi
14
perdarahan, kerusakan organ tubuh yang penting
(jantung,hepar,pembuluh darah besar, dsb), dan emboli
udara. Pada kematian tidak langsung biasanya terjadi
karena sepsis atau infeksi.12
Penyebab kematian paling sering pada kasus
pembunuhan yang disebabkan oleh luka tusuk adalah
perdarahan hebat pada pembuluh darah besar. Pada luka
anak panah, bila semakin besar massa anak panah, maka
kecepatan dari anak panah akan semakin melambat.
Perdarahan arteri dari pembuluh darah besar bisa
mengakibatkan kematian yang relatif cepat. Kehilangan
darah lebih dari 1 liter dari pembuluh darah besar
dapat berakibat fatal. Namun beberapa liter darah
mungkin juga dapat hilang dari pembuluh vena yang lebih
kecil sebelum kematian terjadi. Dalam luka tusuk pada
bronkus, dapat terjadi perdarahan kecil yang
terakumulasi pada rongga dada dan rongga perut.5,12
Ketika terjadi tusukan pada leher, juga harus
dipertimbangkan penyebab kematian seperti aspirasi
darah dan emboli udara. Terpotongnya trakhea dapat
menyebabkan aspirasi darah ke dalam paru-paru.
Kehilangan darah dari pembuluh darah yang kecil
(misalnya pada pembuluh darah pada kelenjar tiroid)
mungkin cukup untuk menyebabkan aspirasi. Dalam luka
terbuka pada pembuluh darah vena jugularis, udara dapat
masuk ke pembuluh darah ketika tubuh berada dalam
15
posisi tegak. Terpotongnya vena jugularis dapat
menimbulkan emboli udara yang dapat menyumbat arteria
pulmonalis. Jika ada udara yang terangkut ke ventrikel
kanan melalui aliran darah, emboli udara dapat terjadi,
yang dapat menyebabkan kematian.12
V. Contoh Kasus
Seorang laki-laki berumur 14 tahun warga Makassar
masuk dengan keluhan utama nyeri pada bokong kanan
akibat terkena anak panah. Korban mengaku ia sedang
tertidur di pos ronda bersama temannya sekitar pukul
02.00 dini hari, tiba-tiba korban diserang oleh
segerombolan pengendara motor yang tidak dikenal,
setelah korban terbangun pelaku penyerangan kemudian
lari. Korban kemudian dibawa ke RS. Wahidin
Sudirohusodo oleh warga setempat. Pemeriksaan fisik,
pada tanggal 23 Juni 2015 pukul 03.30 WITA di Instalasi
Gawat Darurat Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar, pada korban ditemukan :
- Primary Survey (tanda-tanda vital) :
1) Airway (saluran napas) : tidak ada sumbatan jalan
napas
2) Breathing (pernapasan) : pernapasan 20x per menit
10)Daerah lengan kanan : tidak ada kelainan tertentu.
11)Daerah lengan kiri : tidak ada kelainan tertentu.
12)Daerah tangan kiri : tidak ada kelainan tertentu.
13)Daerah tungkai atas kanan : Tampak satu buah luka
tusuk pada daerah bokong kanan, permukaan luka
terdapat satu buah anak panah yang tertancap dengan
panjang luka masuk satu koma dua sentimeter dan
lebar nol koma sembilan sentimeter titik tengah
luka berjarak sepuluh koma dua dari garis yang
sejajar dengan tulang panggul. Kedalaman luka tusuk
sulit dinilai. Diameter anak panah tersebut adalah
nol koma empat sentimeter dengan bagian anak panah
17
yang berada diluar tubuh sepanjang tujuh koma tujuh
sentimeter. Di sekitar garis batas luka tidak ada
lecet, tidak ada memar, tidak ada perdarahan aktif.
Setelah operasi pengangkatan anak panah, tampak
tepi luka rata, tidak ditemukan jembatan jaringan
dan dasar luka adalah otot.
14)Daerah tungkai atas kiri : tidak ada kelainan
tertentu.
15)Daerah tungkai bawah kanan : tidak ada kelainan
tertentu.
16)Daerah tungkai bawah kiri : tidak ada kelainan
tertentu.
17)Daerah kaki kanan : tidak ada kelainan tertentu.
18)Daerah kaki kiri : tidak ada kelainan tertentu.
- Pemeriksaan Penunjang :
a. Pemeriksaan radiologi : Pada pemeriksaan foto
rontgen pelvis anteroposterior/lateral ditemukan
kesan berupa metal density (anak panah) pada soft tissue
region gluteus dextra dengan kedalaman empat koma
lima sentimeter dari permukaan kulit
b. Pemeriksaan laboratorium : RBC 4,53.106/mm3, WBC
12,7.103/mm3, HGB 12,7 g/dL, HCT 37,8 %, PLT
(trombosit) 330.103/mm3
18
19
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Sharma M, Khajja B, et al. Forensic InterpretationOf Injuries/Wounds Found On The Human Body. JPunjab Acad Forensic Med Toxicol.2011;11(2):105-9
2. Eriksson A, Georen B, Ostrom M. Work-placeHomicide by Bow and Arrow. Journal of ForensicSciences. 2000;45(4):911-6
3. S Aliyu, et al. Arrow Shot Injuries: Experience in aReferral Centre in North Eastern Nigeria. InternationalJournal of Science and Research. 2014; Vol 3Issue 11: 1822-5
4. Arrow Wounds. First Aid-Bleeding and ArrowWounds. 1998-2015. [dikutip 25 Juni 2015].Diambil dari:www.bowhunter-ed.com/michigan/studyGuide/First-Aid-Bleeding-and-Arrow-Wounds/301023_700025196
5. Wounds Caused by Pointed and Sharp-EdgedWeapon. In: DiMaio Vincent and DiMaioDominick. Forensic Pathology. 2nd Edition. USA:CRC Press LLC: 2001. p.215
6. Whitley, Kelly. Arrow Wounds. 2012. [dikutip25 Juni 2015]. Diambil dari:medicalscenewriter.blogspot.com/2012/09/arrow-wounds.html
7. Ashby, Ed. Momentum, Kinetic Energy, and ArrowPenetration (And What They Mean for the Bowhunter).2005. p1-26
8. Arrow versus Gunshot Tips For FieldInvestigators. In: International GameWarden. Spring. 2007. p20-3
9. Madziga, AG. Arrow Injuries In North East Nigeria.WAJM. 2003;22(2): 106-9
10. Ganguly Tanmoy, et al. Penetrating ArrowWound of the Chest-A Case Report. Journal of Case Reportsand Studies. 2014;2(5):506-11
11. Nepal A, et al. Penetrating Neck Injury by anArrow : A Paradigm of Age Old Assault. Nepal Med CollJ. 2010;12(1):58-60
12. J Shkrum M, A Ramsay D. PenetratingTrauma Sharp-Forces Injuries. In: J ShkrumM, A Ramsay D, eds. Forensic Pathology of Trauma.USA: Humana Press; 2007. p357-65