Top Banner
LT 6 Nomor2 Novenilier 2016 II tr.:/ n
21

LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

Mar 01, 2018

Download

Documents

hoangdung
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

LT~olume 6Nomor2

Novenilier 2016II tr.:/n

Page 2: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

JLTJURNAL L1NGUISTIK TERAPAN

Jurnal linguistik Terapan (JLT) terb~ dua kali dalam selahun pada bulan Mei dan November yang bensi artikelilmiah hasil penelitian atau kajian dalam bidang pengajaran bahasa, pembelajaran bahasa, pemerolehanbahasa, sosiolinguislik, psikolinguistik, penerjemahan, analisis wacana, pragmalik, bilingualisme,linguislik konlraslif, munilingualisme, komunikasi multilingual, leksikografi, linguislik kompulasional,komunikasi berbanluan kompuler, linguislik forensik, dan lain-lain, serta dan linjauan buku dalambidang-bidang lersebut.

Penanggung JawabDirektur Politeknik Negeri Malang

PembinaPembantu Direktur I

Direktur JurnalDrs. Kun Mustain M.Pd.

Ketua PenyuntingDr. Sugeng Hariyanto, M.Pd.

Mitra BestariProf. Dr. Muh. Ainin, M.Pd. (UM)

Dr. Yazid Bastomi, MA (UM)Dr. Hanafi, M.Pd (Univ.Muhammadiyah Jember)

Dr. Ade Sukma MUlya, M.Pd. (Politeknik UI)Ora. Ani Purjayanti, M.A. (IPB)

Ora. Yani Adyawardhani, M.Ed. Admin., M.Pd. (Polban)Dr. Esther Hesline Palandi, M.Pd. (Polandia)

Penyunting PelaksanaSiti Rohani, Ph.D.

Dr. Nur Salam, M.Pd.Achmad Suyono, S.Pd., M.S.

KesekretariatanHilda Cahyani, S.S., M.Pd., Ph.D.

Manana Ulfah Hoesny, S.S., M.Pd.

Cetak dan DistribusiBambang Suryanto, S.Pd., M.Pd.

Perancang Sampul dan Tata LetakDrs. ZUbaidi, Dip.TESL., M.Pd.

PenerbitUPT Bahasa, Politeknik Negen Malang

Alamat RedaksiUPT Bahasa

JI.Sukarno Halla PO. Box 04 Malang (65101)Telp. (0341) 404424-404425 Pes. 1412

Fax. (0341) 404425Email: [email protected]@outlook.com

ISSN: 2088-2025

erima tu6san yang belum pernah diterbitkan dalam media cetak lain. Syarat-syarat, format, dan aturana el sebagaimana pada sampul belakang dalam. Penyunting dapat melakukan perubahan pada

ua un keseragaman format tanpa mengubah maksud dan isinya.

Page 3: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

JLTJURNAL L1NGUISTIK TERAPAN

Volume 6, Nomor 2, November 2016

OAFTAR 151

Kata Pengantar

An Analysis of Translation Techniques Used to Translate Metaphors andSimiles in Eka Kurniawan's Cantik Itu Luka into Beauty Is A Wound,Agni Kusti Kinasih, Sanata Dharma University (1-14)

Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif Bahasa Jepangdan Bahasa Indonesia: Sebuah Analisis Kontrastif,Nadya Inda Syartanti, Universitas Brawijaya Malang (15-33)

Non-Observance of Cooperative Principles in Spongebob Squarepants'Episode "Home Sweet Pineapple",Destra Wibowo Kusumo, PPS Universitas Negeri Semarang (34-43)

Sensuality in Perfume Advertisements: An Analysis of Multimodality inCosmopolitan and Cosmopolitan Men Magazine,Jatrifia Ongga Sinatarya, S.S., M.Hum, State Polytechnic Malang (44-55)

The Order of Communication Acts in the Online News (The Applicationof the Pragmatics' Speechs in Journalism),Zakie Asidiky, STBA Yapari-ABA (56-62)

"E-Exhibition" A Framework of Students' Project Based Learning,Oktavia Widiatuti (63-67)

Supporting Language Learning with TTS Voice Output Integrated intoEPub E-Books,Achmad Suyono & Bambang Suryanto, State Polytechnic Malang (68-73)

ISSN: 2088-2025

Page 4: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

JLT - Jumal Linguistik TerapanPolfleknik Negeri Malang

Volume 6, Nomor 2, November 2016ISSN: 2088-2025

ANALISIS PElESAPAN FRASA NOMINA KONSTRUKSI KOORDINATIF BAHASAJEPANG DAN BAHASA INDONESIA: SEBUAH ANALISIS KONTRASTiF

Nadya Inda SyartantiUniversitas Brawijaya, Malang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan dan persamaan bentukpelesapan frasa nomina konstruksi koordinatif dalam bahasa Jepang dan bahasaIndonesia. Penelitian ini mengkontraskan konstituen pembentuk pelesapan berupakonstituen pengendali yang ditinjau dari segi letak, fungsi sintaksis, dan peransemantisnya; dan konstituen terkendali yang ditinjau dari segi kemafhuman,keterpulangan, keforisan, dan sifat pelesapan. Data penelitian adalah mcdel kalimatyang diperoleh dari novel dan majalah serta terjemahannya sebagai data utama; dansumber acuan dari buku tata bahasa Jepang dan bahasa Indonesia sebagai datapelengkap.

Hasil analisis menunjukkan bahwa letak konstituen pengendali subjek bahasaIndonesia dan bahasa Jepang memiliki kesamaan, yaitu berada sebelum konstituenterkendali. Begitu pula, letak konstituen pengendali objek bahasa Indonesia dar bahasaJepang juga memiliki kesamaan, yaitu berada setelah konstituen terkendali. La:u, peransema"tis yang berlaku dalam pelesapan frasa nomina berbeda di tiap fur.gsi semantissubjek dan objek baik pada bahasa Indonesia maupun pada bahasa Jepang. Peransemantis yang berlaku pada fungsi subjek adalah peran agentif, experiencer, danobjektif, sedangkan peran semantis yang beriaku pada fungsi objek adalah peranbenefaktlf dan objektif. Baik pelesapan subjek maupun objek bahasa Indonesia danbahasa Jepang dapat dipulangkan bila konstituen lesap dilakukan melalui Jenyebutanulang maupun pemakaian pronomina. Namun, pelesapan objek bahasa Indonesia dapatdipulangkan bila konstituen lesap dilakukan melalui pemakaian pronomina -nya.Sebaliknya, pemakaian pronomina -nya dalam gramatika bahasa Jepang tidak ada,sehingga pelesapan objek tidak dapat dilakukan melalui pemakaian pronomina. Dilihatdari hubungan antarklausa dalam konstruksi koordinatif bahasa Indonesia, pelesapanfrasa nomina subjek hanya bersifat anaforis, sedangkan pelesapan objek dapat bersifatanaforis dan kataforis. Sebaliknya, pelesapan frasa nomina subjek dan oJjek bahasaJepang hanya bersifat anaforis, dan tidak dapat bersifat kataforis.

Kata Kunci: pe/esapan,[rasa nomina, subjek, objek, konstruksi koordinatij

I. PENDAHULUANUntuk memahami suatu kalimat dengan

baik, kita tidak hanya dituntut untuk memahamiunsur-unsur lahiriah saja, tetapi juga harusmampu memahami hal-hal yang tidak hadirsecara lahiriah dalam kalimat tersebut.Ketidakhadiran suatu konstituen dalam satukalimattidak merupakan halangan untuk dapat

memahami kalimat itu secara utuh. Hal inidisebabkan adanya benang pengikat yangmempertalikan suatu proposisi dengan proposisilainnya dalam ujaran atau tulisan (Dardjowidjojo,1986:94). Perangkat bahasa yang berperandalam menciptakan kepaduan suatu unit inidisebut kohesi (Halliday dan Hasan, 1979:4). Jadi,kohesi merupakan perpautan ant."klausa daiam

Page 5: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

16 Nadya Inda Syartanti, Analisis Peresapan Frasa Nomina

kalimat atau perpautan antarkalimat dalam

wacana.Oilihat dari hubungan antarklausa dalam

kalimat, kohesi dapat diwujudkan melalui (a)pelesapan, (b) pemakaian pronomina, dan (c)penyebutan ulang. Kohesi dalam hubunganantarklausa dapat mengacu pada konstituensubjek, predikat, dan objek. Analisis kohesidalam penelitian ini l"1emusatkan perhatian padakohesi yang mengacu pada pelesapan yangditandai dengan sifat (0 : zero). Tentu kohesiyang mengacu pada pelesapan ini tidak terlepasdari hak pemakaia, pronomina, penyulihan,penyebutan ulang.. ataupun konjungsi. Oengandemikian, penelitian ini menganalisisketidakhadiran suatu konstituen subjek,predikat, ataupun objek sebagai alat kohesi yangmempertautkan klausa atau kalimat itu dengankonteks yang mendahului atau yangmengiringnya. Selain itu, analisis ini akanmemusatkan perhatian pada kohesi yangmengiringinya. Selain itu, analisis ini akanmemusatkan perhat an pada kohesi antarklausapada konstituen yang berkoreferensi ' .

Oi dalam pengertian sintaksis sudahdike;,al bahwa jik" ada dua konstituen yangberkoreferensi, maka salah satu konstituennyadapat dipronc'l1inalkan, dilesapkan, atau disebutulang (Kaswanti, 1987:55). Pada penelitian inipenulis akan melihat jenis yang kedua, yaitukonstituen yang dilepaskan atau yang lazimdisebut pelesapan. Pelesapan adalah prosespenghilangan suatu bagian dari konstruksi(Kridalaksana, 2001), seperti contoh (1) berikutini.

(1) 1S¥.>t~~~*r.iP.D~Hanakoga mousugu kaisha 0 yamerurashii.~kekkon suru kana.Sepertinya tida< lama lagi Hanako akanberhenti kerja. Mungkin ia akan menikah.

Pada contoh (1), konstituen Hanakoyang seharusnya ada pada kalimat kedua,dilesapkan. Konstituen yang dilesapkan inidisebut konstituen nol. Pelesapan ini terjadikarena konstituen nol itu berkoreferensi dengan

1Koreferensi adalah persamaan referen antarakonstituen-konstituen dalam kalimat, misalnya antarafa dan nya dalam fa dengan senang hat; meminjambllkllllJ!!l. (Kridalaksana, 2009: 136)

konstituen Hanako pada kalimatsebelumnya.Pelesapan suatu konstituen dalamsatu kalimat dapat diketahui dari konteksbahasanya. Oi samping itu, pelesapan juga dapatdiketahui dari situasi bersemuka antara penutur­penutur bahasa. Pelesapan suatu konstituenyang acuannya terdapat dalam konteks bahasadisebut pelesapan sintaksis, sedangkanpelesapan yang acuannya dapat diketahui darisituasi bersemuka penuturnya disebut pelesapanbebas. Telaah ini hanya membahas masalahpelesapan sintaksis, karena itu pelesapan bebastidak dibahas disini.

Secara garis besar, peiesapan padakonstruksi koordinatif dapat dilihat dalam duahal, yaitu pelesapan nomina dan pelesapanverba, seperti pada contoh berikut ini.

(2) 1S¥.>t~~~*r.iP.D~Hanako ga mousugu kaisha 0 yameru rashii.~kekkon suru kana.Sepertinya tidak lama lagi Hanako akanberhenti kerja. Mungkin ia akan menikah.

(3)f~'~4

Watashi wa sakana ~, Tanaka wa gohan 0

tabeta.Saya makan ikan, dan Tanaka makan nasi.

Pada contoh (2), konstituen yang lesapadalah nomina, yaitu Hanako, sedangkan padacontoh (3) konstituen yang lesap adalah verba,yaitu tabeta. Oi dalam penelitian ini, pelesapanfrasa nomina-Iah yang akan diteliti.Ada dua jenispelesapan frasa nomina, yaitu plesapan frasanomina equi dan pelesapan frasa nominakoreferensial. Pelesapan equi adalah pelesapanyang terjadi di dalam kalimat yang mempunyai

klausa sematan (embedding clause)' padakalimat yang berkonstruksi subordinatif sepertitampak contoh berikut ini.(4) Wajah cantik mama yang ditudungi topi felt

berhiaskan bunga-bunga mungil tampakserius, tapi 0 kelihatan sangat cern as (MGTterj., 10).

Pada kalimat (4) wajah cantik mama yangditudungi topi flet berhiaskan bunga-bunga

'Klausa sematan (embedding clallse) adalah ,lausayang diselipkan ke dalam kalimat dan memberikanmodifikasi kepada salah satu bagian kalimat itu tanpamengubah struktur dasamya, misalnya unsur yangkeman'n datang dalam kalimat Adik saya yangkemarin datang slldah mempllnyaipekerjaan. (Kridalaksana, 2009: 125)

Page 6: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

Jurnal Linguistik Terapan, 612, November 2016

mungil merupakan klausa sematan yangmengalami pelesapan pada klausa berikutnyasehingga membentuk pelesapan equi,Sedangkan, pelesapan koreferensial adalahpelesapan yang terjadi dalam kalimat yangberkonstruksi koordinatif dan kalimat yangberkonstruksi subordinatif yang mempunyaiklausa bukan sematan (non-embedding clause).(5) Laki-Iaki itu bertubuh gemuk, (2l berkacamata,

dan kelihatannya (2l berhati baik (MGT terj.,10).

Pada kalimat (5) unsur loki-loki itu mengalamipelesapan pada klausa-klausa berikutnyasehingga membentuk pelesapan koreferensial.

Dalam penelitian ini penulis hanyameneliti jenis pelesapan frasa nominakoreferensial pada konstruksi koordinatif, bukanpelesapan frasa nomina koreferensial padakonstruksi subordinatif dan bukan pulapelesapan equi. Oleh karena itu, untuk menelitipelesapan frasa nomina pada konstruksikoordinatif, maka harus dilihat dalam lingkupsintaksis.

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, masalah yang akan dibahas dalampenelitian ini adalah bagaimana persamaan danperbedaan dari pelesapan frasa nomina bahasaJepang dan bahasa Indonesia? Berdasarkanrumusan masalah tersebut, maka penelitian inibertujuan untuk mendeskripsikan dua sistembahasa pada bahasa Jepang dan bahasaIndonesia melalui persamaan dan perbedaanpelesapan frasa nomina.

,lI,dapun penelitian terdahulu yangmenjadi referensi dalam penelitian ini adalahpenelitian-penelitian yang membahas tentangpelesapan dalam disertasi Bambang KaswantiPurwo (1984) berjudul "Deiksis dalam BahasaIndonesia". Dalam disertasinya, Kaswanti Purwomenelaah masalah pelesapan subjek dalampembahasan pelesapan konstituen yangkoreferensial dan dalam pembahasan pemarkahanafora serta katafora yang berupa konstituensifat. Kemudian, Sugono menelaah masalahpelesapan subjek lebih mendalam dan mendetailyang berkenaan dengan konstruksi klausa, sifatpelesapan, pengendali pelesapan, dankesinambungan topik. Selain itu, M. Zaim (1993),dalam tesisnya berjudul "Pelesapan FrasaNomina pada Konstruksi Koordinatif BahasaInggris", menelaah masalah pelesapan frasanomina lebih spesifik lagi, yaitu konstruksi

17

kalimat yang mengalami pelesapan frasanomina, konstituen pengendali, konstituenterkendali, dan hubungan antara konstituenpengendali dan konstituen terkendali yangdilihat dari segi konstruksi koordinatif (Zaim,1993:1)

II.KAJIAN KEPUSTAKAAN1. Frasa Nomina

Dalam pengertian tradisional, frasaadalah gabungan dua kata atau lebih yangsifatnya tidak predikatif (Kridalaksana,2009:66).Frasa nomina dalam pengertian ini adalahgabungan dua kata atau lebih yang induknyaberupa nomina. Pengertian ini sama denganyang diungkapkan oleh Leech (1979:251) bahwasebuah frasa dikatakan frasa nomina bila katainduknya adalah nomina. Frasa nomina adalahunsur yang bisa mengisi sJbjek, objek, dankomplemen (keterangan) pada sebuah klausa,seperti contoh berikut ini.(6)

'<' '<'f'i I-;:; r~ b<JJb-C, Glct'LQa-I:tlJ::':;<!:: L.t;:'"

Mama waTotto-chan no te 0 hippotte,kaisatsuguchi 0 deyau to shita.Mama memegang tangan Totto, dan keluarmelalui pintu pemeriksaan karels stasiun.

(7):Joc:.~)J;l:, r;l)t:::o!:o J !::v '? <!::, r ::d'~!J7)#J'G, ~JIj(IJJjft;:'"

Ojisan wa, "Dame do yo" to iu to, Totta-chan

no te kara, kippu 0 tori ageta."Tidak boleh," jawab~ itu sambil

mengambil karcis dari tangannya.(8) h' r~)J;l:, v'V'':'<!::a-,\]3JtY:;l,'-C, '?70)'1Ii

~~fJ:Jl;G.. ~;tIJ;t;jro":>t;:'" (MGT. 11)Totto-chan wa, ii kata 0 amaitsuite, mamano kao a nozoki nagara, doigoe 0 hariageteitta.Totto mendapat ide bagus, dan sambilmenengadah ke wajah mama, ia berteriakdengan keras.

Dari kalimat di atas dapat dilihat bahwapengertian frasa nomina di sin; dapat berupagabungan dua kata atau lebih, atau hanyaberupa satu kata saja, seperti Mamo dan OJ/sanpada kalimat (6) dan (7). Yang penting adalahbahwa frasa nomina dapat menduduki fungslsubjek, objek, dan komplemen (keterangan)dalam kalimat. Bila dilihat pada kalimat di atas,konstituen Mama, OJ/san, dan Totto-chan

Page 7: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

18 Nadya Inda Syartanti, Analisis Peresapan Frasa Nomina

menduduki fungsi subjek. Kemudian, konstittuenTotta-chan no te dan kippu menduduki fungsiobjek.

Peran semantis frasa nomina bertaliandengan struktur semantis. Dalam struktursemantis, verba dianggap sebagai pusat yangmenentukan kehadiran nomina. Semantik suatubahasa dinyatakan sebagai suatu konfigurasiyang terdiri dari predikator dan argumen.Konfigurasi itu disebut proposisi. Predikatoradalah verba, sedangkan argumen adalah bendaatau dibendakan dan secara konkret berkategorinomina atau pronomina. Hubungan antarapredikator dan argumen disebut peran(Kridalaksana, 1991:14).

Cook (1979) mengelompokkan adanyalima peran semantis, yaitu pelaku, pengalam,pemanfaat, sasaran, dan tempat.1) Pelaku (agenti/) adalah peran yang

diharapkan dari verba perbuatan. Meskipunpelaku dianggap sebagai orang yangmelakukan perbuatan yang berupa bendabernyawa, namun benda tak bernyawa dapatjuga menjadi pelaku. Dengan kata lain, pelakuadalah wujud yang menyebabkan peristiwayang dinyatakan oleh verba (Quirk,1985:741). 5etain itu, Moeliono et 01.(2003:334) menambahkan bahwa peranpelaku itu merupakan peran semantis utamasubjek kalimat aktif dan pelengkap kalimat

;lasif.2) Pengalam, ;:tau Kridalaksana (2009:180)

menyebutnya dengan istilah "penanggap"(experienct'r) adalah peran yang diharapkandari verba penanggap. Penanggap tidakmengendalikan proses, tetapi karena prosesyang dinyatakan verba. Menurut Moelionoet.al. (2003:335), peran penanggapmerupakan peran unsur subjek yangpredikatnya adjektiva atau verba taktransitifyang lebih menyatakan keadaan.

3) Pemanfaat (bene/akti/), atau Moeliono et 01.(2003:335) menyebutnya dengan istiiah"peruntung", adalah nomina yang beruntung,dan memiliki, memperoleh, atau menerimamanfaat dari keadaan, peristiwa, perbuatanyang dinyatakan oleh verba. Partisipanpemanfaat atau peruntung biasanyaberfungsi sebagai objek atau pelengkap, atausebagai subjek verba jenis "menerima" atau"mempunyat.

4) Sasaran (abjekti/) adalah nomina yangdinyatakan dengan verba keadaan, proses,atau perbuatan. Dengan verba keadaan,

sasaran adalah nomina yang diterangkan.Dengan verba proses, sasaran adalah bendayang bergerak atau yang mengalamiperubahan. Selain itu, Moeliono et 01.(2003:334) menambahkan bahwa peransasaran itu merupakan peran utama objekatau pelengkap.

5) Tempat (lokati/) adalah tempat keadaan atautempat perbuatan yang dinyatakan olehverba, bisa berupa tempat tertentu atau arahdari dan ke tempat tertentu.

2. Klausa

Istilah klausa sering dikaitkan orangdengan frasa. Hal ini disebabkan kedua istilah itumengacu pada satuan gramatikal yang berupakelompok kata. Perbedaan di antara keduanyaadalah bahwa hubungan antar konstituen didalam klausa bersifat predikatif, sedangkanhubungan antar konstituen yang ber.ada di dalamfrasa tidak bersifat predikatif.

Klausa adalah satuan gramatikal berupakelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiriatas subjek dan predikat dan mempunyai potensiuntuk menjadi kalimat (Kridalaksana, 2009:124).Dibandingkan dengan kalimat, klausa tidakmemiliki intonasi, sedangkan kalimat

mewajibkan intonasi sebagai syarat sebuahkalimat (Elson dan Picket, 1987). Di dalam ragamtulis, klausa tidak diawali dengan huruf kapitaldan tidak diakhiri dengan tanda titik, tandatanya, dan tanda seru. Sebaliknya, kalimatdiawali dengan huruf kapital dan wUjud intonasi.Kalimat dalam bahasa tulis ditandai dengantanda titik; tanda tanya, atau tanda seru(Sugono, 1991).

Pengertian klausa juga dapat· dipahamisebagai unsur pembentuk kalimat rangkap.Suatu kalimat dapat terdiri atas satu klausa ataulebih. Satu kalimat dapat terdiri atas dua klausalengkap, dan dapat pula terdiri atas satu klausalengkap dan satu klausa tidak lengkap.Perhatikanlah kalimat berikut ini.(9) Saya ingin pergi ke pesta malam ini, tetapi

saya mempunyai terlalu banyak urusan.(10)

""I;l:rv r~~I..yk>-CG!ct'LiJi'1:f:jJ:: ? i:: \...t:.Mama wa Totto-chan no te a hippatte,kaisatsuguchi 0 deyou to shita.

Page 8: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

Jurnal Linguistik Terapan, 6/2, November 2016

Mama memegang tangan Totto, dan keluarmelalui pintu pemeriksaan kareis stasiun.

Kalimat (9) adalah eontoh dua klausa lengkapyang membentuk satu kalimat, sedangkankalimat (10) adalah kalimat yang terdiri atasklausa lengkap (klausa pertama) dan satu klausatidak lengkap (klausa kedua). Dikatakan klaur.atidak lengkap karena subjek pada klausa keduaitu tidak disebutkan seeara formatif, tetapi dapatdipahami bahwa unsur yang tidak timbul adalahmelesapnya subjek pada klausa kedua yangmengaeu pada subjek pada klausa pertama, yaituMama.

Pengertian klausa dalam telaah inimeneakup pengertian klausa lengkap dan klausatidak lengkap. Klausa tidak lengkap yang menjadipokok pembahasan dalam penelitian ini adalahklausa yang terdapat dalam kalimat yangberkonstruksi koordinatif yang mempunyaipelesapan frasa nomina. Kaiimat berkonstruksikoordinatif - dibentuk dengan jalanmenggabungkan dua klausa atau lebih yangsetara. Penggabungan klausa Itu dapat dilakukandengan menggunakan konjungsi dan dapat jugatanpa menggunakan konjungsi. Konjungsikoordinatif yang digunakan untukmenggabungkan klausa-klausa itu adalah dan,

atau, tetapi, lalu dan sebagainya, misalnya padaeontoh berikut.(11) Pengurus Dharma Wanita mengunjungi

panti asuhan, dan mereka memberipenghuninya hadiah.

(12) Anda datang ke rumah saya, atau sayadatang ke rumah Anda.

(13) Polisi telah memberi tembakan peringatan,tetapi penjahat itu tetap tidak maumenyerah.

(14) la segera masuk ke kamar, lalu bergantipakaian.

Masing-masing klausa yang digabungkan dengankonjungsi koordinasi seperti di atas merupakanklausa bebas (independent clause). artinyaklausa-klausa tersebut dapat berdiri sendiritanpa terikat dengan klausa lainnya. Dengan katalain, kedudukan sintaksis masing-masing klausailu sama.

Di samping menggunakan konjungsi,kalimat berkonslruksi koordinalif juga dapaldibuat tanpa menggunakan konjungsi.Konstituen seperti ini disebut parataksis'.

, Parataksis adalah gabungan kalimat dengan kaJimat,klausa dengan klausa, fras dengan frasa atau kata

19

Parataksis adalah gabungan dengan klausa tanpamenggunakan konjungsi seeara formatif(Kaswanti Purwo, 1983:19). Perhatikanlaheontoh berikut ini.(15) Kakak membuka pintu depan; pintu depanterkunei.Dengan menggunakan kanjLngsi, kalimat (15)dapat dibuat seperti berikul ini.(16) Kakak membuka pintu cepan, lelapi pinludepan terkunci.Jadi, hubungan antara klausa pertama denganklausa kedua pada conloh (16) merupakanhubungan koordinatif.

Berdasarkan penjelasan yang telahdijabarkan di atas, terdapat eirl-eiri hubungankoordinatif seeara eksplisit. Ciri-eiri akan dilihatdari segi sintaksis. Adapun eiri-ciri yang diberi~a~,

oleh Moeliono et.al. (200=.:393-395). adalahurutan klausa dan jumlah klausa.

3. Pelesapan Bahasa IndanesiaPelesapan, dalam bahasa Inggris dikenal

dengan "deletian", adalah proses penghilangansuatu bagian dari konstruksi (Kridalaksan, 2001).Menurut Moeliono et al. (2003:414-416),penggabungan dua klau.;a baik seearakoordinalif maupun seeara subordinatif dapatmengakibatkan terdapatnya dua unsur yangsama dalam satu kalimat. Pengulangan unsuryang sama itu merupakan suatu redundansi darisegi informasi. Salah satu alat sintaksis untukmengurangi taraf redundansi itu elispsis ataupelesapan, yaitu penghilangan unsur tertentudari satu kalimat atau teks. Perhatikan eonlohberikut ini.(17) Ayahnya datang ke pesl3 itu, tetapi ibunyatidak (datang ke pesta itu).(18) Karena (Pak Koko) sakil, Pak Koko tidakmasuk kantor.

Unsur kalimat datang ke pesta itu danPak Kaka yang ditulis di antara tanda kurungpada eontoh di atas dapat dil<:sapkan disebutanteseden dari unsur yang dilesapkan. Pele~apa'nyang antesedennya mendahului unsur yangdilesapkan seperti pada (17) disebut pelesapananaforis, sedangkan pelesapan yangantesedennya mengikuli unsur yang dilesapkanseperli pada (18) disebut pelesapan kalafaris.

Pada kedua eontoh di atas unsur-unsuryang dilesapkan dapat ditelusuri balik dari teks

dengan kata tanpa menggunakan penghubung(Kridalaksana, 200 I: 155).

Page 9: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

20 Nadya Inda Syartanti, Ana/isis Peresapan Frasa Namina

secara tepat. Ketelusuran balik secara tepat tidakberarti bahwa tidak ada ketaksahan dalampelesapan. Perhati<an contoh berikut inL(lB) a. Dia mengaku bahwa dia mencuri sepeda

dari sebuah rumah di jalan Kenari,tetapi dia lupa yang mana.

b. Dia mengaku bahwa dia mencuri sepedadari sebuah rumah di jalan Kenari,tetapi dia lupa (sepeda) yang mana

(karena merek dan warnanya samasemuo).

c. Dia mengaku bahwa dia mencuri sepedadari sebuah rumah di jalan Kenari,tetapi dia lupa (rumah) yang mana(koreno bentuk dan pagornya samasemua).

Pada (18a) unsur yang dilesapkan bisa sepedaatau rumah. Untuk mendapatkan tafsiran yangdapat diperlukan konteks yang lebih luas sepertiterlihat pada (lBb) dan (lBc).

Ketelusuran balik unsur yang dilesapkantampaknya berbeda-beda tarafnya. Perhatikan

contoh berikut.(19) A: Apa kamu lihat Arya ?

B:Tadi dia (datang) ke sini, tetapi sebelumtengah hari dia sudah~ (ke rumah).Jawaban B pada (19) terdiri atas klausa yangpredikatnya dipertentangkan. Unsur yangdipertentangkan haruslah yang sejenis. Olehkarena itu, predikat klausa pertama haruslahverba yang berlawanan dalam hal makna denganpu/ang. Atas dasar itu, jika predikat klausapertama adalah verba datang.

Di samping pelesapan yang unsurnyatertelusuri balik deri teks yang disebut pelesapantekstual, ada pelesapan yang unsurnya dapatditdusuri balik berdasarkan struktur yangdisebut pelesapan struktural, dan ada jugapelesapan yang unsurnya dapat ditelusuri balikberdasarkan situasi yang disebut pelesapansituasional. Perhatikan contoh berikut inL(20) a.Saya yakin (bahwa) kamu tidak bersalah.

b. (Kamu) tutup jendela itu.(21) a. SHakan diminum (kopinya/tehnya/airnya).

b. (Saya) senang berkenalan dengan Anda.Contoh (20) memperlihatkan pelesapanstruktural. Unsur yang dilesapkan dapatditelusuri balik secara tepat berdasarkanpengetahuan mengenai struktur bahasaIndonesia. Unsur bahwa pada (20a) dapat

ditelusuri balik berdasarkan pengetahuan bahwaklausa yang mengikuti verba yakin bisa didahului

konjungsi bahwa. Unsur kamu pada (20b) dapatditelusuri balik berdasarkan pengetahuan bahwasubjek kalimat imperatif adalah persona kedua.

Contoh (21) memperlihatkan pelesapansituasional. Unsur yang dilesapkan tidak bisaditemukan dari teks, tetapi dari kontekssituasional. Unsur yang dilesapkan pada (21a)dapat saja kopi, teh, air, atau jenis minuman lain.Mereka yang terlibat dalam percakapan itu pasti

tahu benar jenis minuman yang disuguhkan itu.Pada (21b) unsur saya merupakan satu-satunyakemungkinan juga ungkapan itu diucapkan didepan seseorang yang menjadi lawan bicara.

Pelesapan suatu konstituen dalam satukalimat dapat diketahui dari konteks bahasanya.Di samping itu, pelesapan juga dapat diketahuidari situasi bersemuka antara penutur-penuturbahasa. Pelesapan suatu konstituen yangacuannya terdapat dalam konteks bahasadisebut pelesapan sintaksis, sedangkanpelesapan yang acuannya dapat diketahui darisituasi bersemuka penuturnya disebut pelesapanbebas. Telaah ini hanya membahas masalah

pelesapan sintaksis, karena itu pelesapan bebastidak dibahas di sinL

Secara garis besar, pelesapan padakonstruksi koordinatif dapat dilihat dalam duahal, yaitu pelesapan nomina dan pelesapanverba. Di dalam penelitian ini, penulis hanyamemfokuskan pada pelesapan nomina,sedangkan pelesapan verba tidak akan dibahasalebih lanjut di sini.

Frasa nomina dapat mendudukikonstituen subjek, objek, dan komplemen padasuatu klausa (Leech, 1979:251). Dalamkonstruksi koordinatif, konstituen frasa nominasubjek dan objek berpotensi untuk lesap apabilakonstituen frasa nomina itu berkoreferensidengan konstituen frasa nomina lainnya dalamkalimat.

4. Pelesapan Bahasa JepangSebelum membahas mengenai

pelesapan secara spesifik, terlebih dahuludibeberkan mengenai karakteristik bahasaJepang secara umum. Menuurt Makino et.a/.(1986) dalam bukunya berjudul "A Dictionary ofBasic Japanese Grammar" menyebutkan bahwaada 9 karakteristik °dalam tata bahasa Jepang(Hinata, 1988:5-8). Berikut kesembilankarakteristik tersebut.

Page 10: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

Jurnal Linguistik Terapan, 612, November 2016

1) ~nojun (Urutan Kat~) berkenaan denganpola kalimat yang berlaku. Bila pola kalimatdalam bahasa Indonesia berbentuk SPO(Subjek-Predikat-Objek). sedangkan dalambahasa Jepang berbentuk SOP (Subjek­Objek-Predikat). Selain itu, dalam bahasaJepang juga menggunakan beberapapartikel, seperti wo, go, 0, dan desu.

2) :Jnhudoi (Topik) berkenaan dengan unsuryang menjadi pokok pembicaraan dalamsebuah kalimat.

3) </Hhoryoku (Pelesapan) berkenaan denganproses menghilangnya suatu konstituenyang terdapat dalam klausa atau kalimat.

4) ~jj/insho Daimeishi (PronominaPersona) berkenaan dengan kelas kata yangdigunakan untuk memanggil nama orangsesuai dengan tingkat kesenioritas baikdalam keluarga maupun masyarakat.

5) IJ&Jkemi (Kalimat Pasif) berkenaan dengankalimat yang ditandai oleh pemarkah -are­(ru) dan -rare-(ru).

6) ~reineisa to Aratamari (Keformalandan Formalitas) berkenaan dengan kalimatyang menggunakan verba yang mengandungformalitas dan kesopanan, seperti suru dannaru, serta masalah pandangan tentang uchidan sato dalam masyarakat Jepang.

7) *11i~hujoshi (Partikel di Akhir Kalimat)berkenaan dengan pemarkah yang terletakdi akhir kalimat, yaitu desu.

8) a-Jl'K9.IItlnshocho-Giseigo To Gitaigo(5imbol Bunyi- Giseigo dan Gitaigo)berkenaan dengan berbagai simbol bunyiyang dilihat, didengar, ataupun dirasakanmenjadi suatu ungkapan kata.

9) ~JIf!hiten" View of Point" berkenaan denganmasalah struktur dalam wacana,

Salah satu karakteristik (tata) bahasaJepang yang telah dijabarkan sebelumnya, yangmenjadi fokus penelitian ini adalah pelesapanatau dalam bahasa Jepang disebut denganShoryaku (~liJl?i, seperti contoh berikut ini.(22) f1J;l:fE'YCTo !::'OJ-tJ::.-:'L.<o

Watashi wa Tanaka desu. Douzo yoroshiku.(23) ffio/"CT. !::., OJ -tJ::. -:, L.< 0

Tanaka desu. DOUIO yoroshiku.Dalam memperkenalkan diri, orang Jepang padaumumnya melakukan cara seperti pada contoh(22) dan (23). Sekarang bandingkan keduacontoh tersebut dalam bahasa Indonesia dibawah ini.

21

(24) Saya Tanaka. Senang berkenalan denganAnda.(25) Tanaka. Senang berkenalan dengan Anda.5ebaliknya, orang Indonesia pada umumnyalebih sering melakukan cara seperti pada contoh(24). Oleh karena itu, khusus dalam hal ini,bahasa Indonesia harus menyertai subjekpersonanya. Berbeda dengan bahasa Jepang,kadang-kadang tidak perlu mEcyertai subjekpersona tersebut, seperti p3da contoh (25).

Menurut Isao (2003:44). sangat lazimbila dalam bahasa Jepcng sering tidaKmengungkapkan subjek personanya, sepertiyang terlihat pada,contoh terikut ini.(26) am:. ~M:1.>~tt:.,

Sakuya, denwa 0 kaketa.Tadi malam, (saya) menelepon.

(27) am:. ~M:1.>~TC~t:.,

Sakuya, denwa 0 kakete kita.Tadi malam, (seseorans) menelepon.

(28) a~ ~M:1.>~TC<N:.,

Sakuya, denwa 0 kakete kureta.Tadi malam, (saya) me1erima telepon.

Dalam hal ini, orang Jepang pada umumnyasudah mengerti siapa orans yang melakukantindakan di atas hanya dengan melihat verbayang mengikutinya. Pada contoh (26), berlakubila pronomina persona pertama melakukanperbuatan kepada pronomina persona keduaatau ketiga. Sedangkan, pada contoh (27) dan(28), berlaku bila pronomina kedua atau ketigamelakukan perbuatan kepada pronominapersona pertama.

Untuk menentukcn pelesapan dalambahasa Jepang itu tidak mudah, tidak sepertidalam bahasa Indonesia rraupun dalam bahasaInggris. Bandingkan kedua ·:ontoh berikut ini.(29) a. :/E'R'i. ~, {t%:V(I.':lTI.I'?

Hanako wa, ima, n7r.i 0 shiteimasu ka ?Hanako, sekarang, sedang melakukan

apa?b. :/E'R'i. ~, :;g~~L-n '':lTo

Hanako wa, ima, eigo 0 benkyo shiteimasu.

Hanako, sekarang sedang belajar bahasaInggis.(30) a. riIT1'i. ~, {t%:L.-n '':l1'1»')

Hanako wa, ima, nani 0 shiteimasu ka ?Hanako, sekarang, sedang melakukan

apa?b. :/E'R'i. ~, MiJ~L.-n \':lTo

Hanako wa, ima, benkyo shite imasu.

Page 11: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

22 Nadya Inda Syartanti, Analisis Peresapan Frosa Nomina

Hanako, sekarang sedang belajar.

Pada contoh (29b), konstituen objek dari verbabenkyo shite imasu bisa ditemukan, yakni eigo.Sedangkan, konstituen objek pada contoh (30b)tidak disebutkan, karena makna yangterkandung dalam kalimat (30a) bukanmenanyakan "apa yang dipelajari", melainkan"apa yang dilakukan", sehingga tidakmemerlukan konstituen objek. Jadi, tidakmenjadi masalah tila kalimat tersebut tidak adakonstituen objeknya. Yang menjadi masalahadalah, apakah contoh (30b) merupakan kalimatsempurna, atau kalimat lesap yang mengalamipelesapan pada konstituen objeknya.

Menurut Kuno (1978:6), contoh (30b)bukan merupakan kalimat lesap, melainkan bisadikatakan sebagai kalimat sempurna meskipuntidak ada kon,;tituen objek. Bandingkan dengancontoh di bawah ini.(31) a. ~lM;, ~, ~~~L. --0.. ':JoTI!'?

Dare go, ima, eigo °benkyo shite imasuka?

Siapa yarg sekarang sedang belajarbahasa lnggris?

b. :tB-1J~~L. --0.. ':JoToHanako gc benkyo shite imasu.Hanako yang sedang belajar. / Yang

sedang belajar Hanako.Sama dengan contoh (30b), contoh (31b) di ataspun tidak ada konstituen objek dari verba benkyashite imasu. Hal ini dikarenakan makna yangterdapat dalam kalimat (31a) bukanmenanyakan "sedang belajar apa", melainkan"siapa yang sedang belajar". Konstituen objekpada contoh (31b), yakni eigo bisa dilesapkan,sehingga kalimat tersebut termasuk dalamkalimat lesap.

Dalam contoh berikut ini akan terlihatbagaimana pelesapan itu terjadi.(32) a. :tlm:J:, ~, fiiJ:a:-L.--0.. ':Joi'/!'?

Hanako wa, ima, nani 0 shiteimasu ka ?Hanako, sekarang, sedang melakukan

apa '!b.:tlm:J:, ~\ '¥Ifa:a:-~ '--0.. ';joT,

Hanal:o wa, ima, tegami 0 kaite imasu.Hanako, sekarang, sedang menulis surat.*:tlm:J:, ~'~ '--0.. ':Joikaite imasu.* Hanako, sekarang, sedang menulis.

(33) a. ~lM;, ~, '¥If£i::a:-~ '--0.. ':JoT/J>?Dare go, ima, tegami ° kaite imasu ka ?

Siapa, sekarang, yang sedang menulissurat ?

b. :r8"1J~ '--0.. ';joT,Hanako ga kaite imasuHanako yang sedang menulis. / Yang

sedang menulis Hanako.Jika pada contoh (30b) dianggap kalimatsempurna, maka pada contoh (32b*) di atasbukan merupakan kalimat yang sempurna.Dengan tidak adanya konstituen objek padacontoh (32b*) akan mengakibatkanketidakberterimaan makna. Seperti pada contoh(30a), makna yang terkandung di dalam (32a)juga menyatakan "apa yang dlakukan". Jadi, jikapada contoh (32b) di atas konstituen objek dariverba koite imasu yakni tegami dihilangkan,seperti tampak pada (32b*), maka akan terjadiketidakberterimaan makna, dimana makna yangterkandung di dalamnya menjadi tidak jelas.

Sebaliknya, pada contoh (33b)konstituen objek dari verba kaite imasu, yaknitegami dapat dilesapkan, karena verba kaiteimasu berbeda dengan verba benkyo shiteimasu, dimana konstituen objeknya dari verbabenkyo shite imasu dapat dilesapkan, baik dalamkalimat lesap maupun kalimat sempurna.Sedangkan, verba kaite imasu tidak bisa lesapdari konstituen objeknya. Jadi, jika menjawabpertanyaan kalimat (32a), maka sebaiknya harus

disertai dengan konstituen objek, seperti padakalimat (32b) bukan (32b*), sehingga maknayang terkandung di dalamnya menjadi jelas. Olehkarena itu, contoh (33b) merupakan ka:imatlesap.

Dari berbagai keterangan di atas, dapatditarik kesimpulan bahwa pelesapan dapatterjadi bila konstituen lesap dapat diisi dengankonstituen pengganti tanpa merubah maknakalimat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kuno(1978:8) yang memberikan prinsip dasarpelesapan sebagai berikut.

1I1i~~Mr::~B:J:, i§iffi¥l w'j'i*~~~>G,1:!5Wi§"t1tftruittGt~~

Shoryaku sareru beki yoso wa,gengoteki, arui wa hi-gengotekibunmyoku karo fukugen kanodenakerba naronai.Unsur yang dilesapkan, harus dapatdiganti dari konteks secara bahasa,ataupun secara bukan bahasa.

III.METODE PENELITIAN

Penelitian Inl akan menggunakanmetode analisis kontrastif yang termasuk dalam

Page 12: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

Jurnal Linguistik Terapan, 6/2, November 2016

penelitian kualitatif, Dengan analisis kontrastif,penulis akan mendeskripsikan perbedaan danpersamaan pelesapan subyek antara keduabahasa. Secara terperinci, metodologi penelitianakan dijabarkan sebagai berikut.

1. Sumber DataData dalam penelitian ini adalah model­

model yang diambil dari sumber data dansumber acuan berikut.1) Sumber data yang menjadi korpus diambil

dari teks dalam bahasa Jepang dan bahasaIndonesia, antara lain3. Tetsuko Kuroyanagi, Madagiwa no

Tatto-chan,Tokyo: Kodansha, 1991b. Tetsuko Kuroyanagi, Madagiwa no

Totto-chan (Widya Kirana, terj.), Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2003

c. Nipponia edisi nomor 21 tahun 2002d. Nipponia terj. Edisi nomor 21 tahun 2002

2) Sumber acuan yang menjadi peganganpenulis diambil dari buku bahasa Indonesiadan bahasa Jepang, antara lain.a. Moeliono, Anton M. et 01. (2000). Toto

Bahasa Baku Bahasa Indonesia EdisiKetiga. Jakarta: Balai Pustaka

b. Hinata, Shingo & Junko Hibiya (1988).Nihonga no tame no Gaikakujin-Reibun /Mandai Series 16 "Danwa no Kaza"(Discourse Structure). Tokyo: KuroshioShuppan

c. Kuno, Susumu. (1978). Danwa no Bunpo.Tokyo: Taishukan Shoten

2. Teknik Pengumpulan DataData dikumpulkan dengan mencatat

kalimat yang berbentuk pelesapan frasa nominayang ada di sumber data hingga terbentukkorpus data. Data dikumpulkan, terutama untukmemperoleh data yang selengkap-Iengkapnya.Manfaatnya adalah dalam tahap pengolahandapat dilakukan analisis sedemikian rupasehingga menghasiikan gambaran mengenaipelesapan frasa nomina yang menyeluruh dalambahasa Jepang dan bahasa Indonesia.

3. Teknik Analisis DataData yang telah terkumpul diidentifikasi,

kemudian diklasifikasikan secara bertahap danselektif dengan pengaturan, yaitu pencatatanpada kartu-kartu yang telah diberi indeks.Setelah data terkumpul, diklasifikasikan kembali

23

menurut golongan masing-masing, kemudiandikodifikasi ulang untuk mendapatkan data yangbenar-benar representzti". Selanjutnya,dilakukan analisis persamaan dan perbedaanpelesapan frasa nomina antaro kedua bahasa.

IV.TEMUAN & PEMBAHASANPada bab ini akan membahas tentang

analisis pelesapan frasa nomina bahasa Jepangdan bahasa Indonesia secara kontrastif. Dalammelakukan analisis ini, penulis akan mencaribentuk-bentuk pelesapan yang terdapat padadata-data yang sudah terkumpul dari sumberdata novel Madogiwa no Torto-chan dan majalahNipponia. Setelah menemukan bentuk-bentukpelesapan tersebut, maka d analisis berdasarkankonstituen pembentuk pelesapan, yang terdiridari konstituen pengendali dan konstituenterkendali. Dalam konstituen pengendali,pelesapan dilihat dri letak, fungsi sintaksis, danperan semantisnya. Sedangkan, konstituenterkendali, pelesapan dilihat dari kemafhuman,keterpulangan, keforisan, dan sifat pelesapan.Untuk lebihjelasnya, anaiisis tersebut bisa dilihatsebagai berikut.

1. Konstituen Pembentuk PelesapanBaik dalam bahasz Indonesia maupun

bahasa Jepang, konstituen pembentukpelesapan terdiri atas dua, yaitu konstituenpengendali dan konstituen tfrkendali. Olehkarena itu, sebelum menganalisis pelesapanbahasa Indonesia dan bahasa Jepang sec~r2

kontrastif, di bawah ini akzn dibahas mengenaikonstituen pengendali dan konstituen terkendaliterlebih dahulu.

a. Konstituen PengendaliKonstituen pengendali adalah frasa

nomina yang lengkap pada suatu kalimat dengandua atau lebih konstituen frasa nomina yangkoreferensial, sedangkan frasa nomina lainnya,yang berupa frasa nomina sifat atau pronomina,disebut konstituen terkendali. Dalam hal ini,penulis akan membahas konstituen pengendalidari segi letak, fungsi sintaksis, dan peransemantis dar! konstituen pengendali.

1) Letak Konstituen PengendaliDi dalam konstruksi koordinatif,

konstituen pengendali dapa, terletak sebelumkonstituen frasa nomina terkendali, dan dapat

Page 13: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

24 Nadya Inda Syartanti, Ana/isis Peresapan Fraso Nomina

Keterangan :+ = Peran semantis menduduki fungsi sintaksissebagai pengendali pelesapan FN.- - Peran sematis tidak menduduki fungsi

sintaksis, atau tidak mengendalikanpelesapan FN.

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa darisegi fungsi sintaksis yang dapat menjadipengendali pelesapan frasa nomina adalahfungsi subjek dan objek. Adapun peran semantisyang dapat menjadi pengendali pelesapanadalah peran pelaku, penanggap, dan sasaranuntuk frasa nomina subjek, sedangkan untukfrasa nomina objek, perannya adalah pemanfaatdan sasaran.

pada frasa nomina objek. Pada kalimat (3)konstituen objeknya berupa objek pemanfaat,sedangkan pada kalimat (4) konstituen objeknyaterupa objek sasaran.

2) Fungsi Sintaksis dan Peran SemantisKonstitusi PengendaliPembahasan fungsi sintaksis dan peran

semantis di sini untuk melihat mana yang lebihdominan dalam peristiwa pelesapan, pelesapanfungsi atau pelesapan peran. Fungsi Sintaksis danperan semantis konstituen pengendali pelesapanfrasa nomina dalam konstruksi koordinatif dapatdilihat pada tabel1 berikut ini.

Tabell. Fungsi Sintaksis dan Peran SemantisKonstituen Pengendali

FungsiSintaksis

SUBJEK OBJEKPeranSemantisPelaku (agentifJ + -

Penanggap + -(experiencer)Pemanfaat - +(benefaktifJ

Sasaran (objektifJ + +

Tempat (lokatif) - ..

a) Frasa Nomina Subjek SebagaiPengendali

Berdasarkan peran semantis yangdiberikan oleh cook (1979), yang terdiri daripelaku (agentifJ, penanggap (experiencer).

pula terletak sesudah konstituen frasa nominaterkendali.

Pada pelesapan frasa nomina subjek,konstituen pengendali pada konstruksikoordinatif selalu berada dalam klausa pertama,atau sebelum konstituen terkendali, sepertieontoh berikut ini.(1) Makanan laut disajikan mentah sepertisoshimi, ¢ direbus di dalam panei, ¢ dibakar di

atas arang, atau ¢ digoreng seperti tempura(Nipponia, no.21, tahun 2002, him 6).(2)'?'7I;J:, b "~~I..jjjb"C ¢~LI:Ji'C'

J:? cLt;:., (MGT, 9)Mama wo, Tottochon no te 0 hippatte, ¢

koisatsuguchi 0 de:/ou to shita.Mama menggandeng tangan Totto, dan ¢

keluar melalui pintu pemeriksaan kareisstasiun.

Pada kalimat (1) dan (2). konstituen pengendalifrds~ nomina subiek yaitu makanan lout danmama terletak pada klausa pertama, dankonstituen pada klausa kedua menjadikonstituen les"p.

Sedangkan, pada pelesapan frasanomina objek, konstituen pengendali terletakpada klausa kedua, atau sesudah konstituenterkendali, dan dapat pula terletak pada klausapertama, atau seJelum konstituen terkendali.Lihatlah eontoh berikut ini.(3) "Kadang-kadang saya menangkap ¢ banyak,kadang-kadang tidak seekor ikan pun.

(... )" (Nipponia, no.21, tahun 2002, him 11).(4)~:., :J1lf1)bt;:z., Imtt;: IJlJr'lYJt;:IJT-5Iv"(1";,-t':'C', f.lil i, ~

Mtit '<01:" ¢ fJIIItt;: IJ lJr'lYJt;: IJ l--oiV "tlitA<, ~

C$l-tlo (MGT,13)Jugyou-chu ni, tsukue no (uta o.oketori

shimetari suru-n desu. Soko de, watashi ga,"Youiji ga nai n~ni, i2l aketari shimetori shite

wa ikemasen. "to moushimasu.Totto membu<a dan menutup penutup

mejanya berulang kali. Saya katakan bahwa "takseorangpun boleh membuka dan menutup ¢

tanpa keperluan.Kon<tituen frasa nomina pengendali padakalimat (3) terletak pada klausa pertama,sedangkan konstituen frasa nomina pengendalipada kalimat (4) terletak pada klausa kedua.Perbedaan letak konstituen frasa nominapengendali ini dikarenakan adanya perbedaan

Page 14: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

Jurnal Linguislik Terapan, 612, November 2016

pemanfaat (benefeaktiil, sasaran (objektiil, dantempat (Jokatiil, maka frasa nomina subjekdalam konstruksi koordinatif berupa peranpelaku, penanggap, dan sasaran,

Kalimat-kalimat berikut ini menunjukkanperan semantis frasa nomina subjek sebagaipengendali pelesapan frasa nomina padakonstruksi koordinatif. Peran semantis frasanomina subjek pengendali pelesapan itu adalahpelaku, penanggap, dan sasaran.(5) Belut-belut ini menyukai lubang di'dasar laut,dimana sepanjang hari belut ini tidur di

dalamnya, dan pada malam hari ¢mengeluarkan kepala untuk makan, (Nipponia,no.21,

tahun 2002, him 10).(6) Koperasi Perikanan Yusu di Uwajima, PropinsiEhime, memproduksi ikan ekor kuning,

dan juga ¢ telah mempunyai bermacam­macam jenis seperti ikan kakap, ikan sebelah

dan jenis lainnya (Nipponia, no.21, tahun2002, him 17).(7) 5epatu bot jika tabi mempunyai takikanseperti tabi, tetapi sepatu ini mempunyai alas

kaki karet, sehingga ¢ dapat digunakan di luarrumah tanpa alas kaki lainnya (Nipponia,

no.21, tahun 2002, him 25).Pada kalimat (5), (6), dan (7) di atas dapat dilihatbahwa frasa nomina subjek pengendali beradapada klausa pertama dan konstituen lesapnya,yang juga berfungsi sebagai subjek, berada padaklausa kedua. Pada kalimat (5) pengendalipelesapannya adalah peran pelaku, pada kalimat(6) pengendali pelesapannya adalah peransasaran, dan pada kalimat (7) pengendalipelesapannya adalah penanggap.

Peran pemanfaat juga dapat kitatemukan pada klausa pertama konstruksikoordinatif yang frasa nomina subjek padaklausa berikutnya lesap. Tetapi, karena perankonstituen pengendali dan konstituenterkendallnya berbeda, maka tidak dapotdikatakan peran pemanfaat berlaku sebagaikonstituen pengendali pelesapan, seperti contohberikut ini.(8) Kakak menerima hadiah mobil, tetapi ¢ lupamembayar pajak.Pada kalimat di atas dapat dilihat bahwa kakakberperan pemanfaat, tetapi ternyata konstituensifatnya berperan pengalam. Oleh karena itu,peran pemanfaat bukan sebagai pengendalipelesapan pada kalimat di atas.

25

b) Frasa Nomina Objek SebagaiPengendaliDari kelima peran semantis yang

diberikan oleh Cook (1979) terdiri dari pelaku(agentiil, penanggap (experiencer), pemanfaat(benefaktiil, sasaran (objektiil, dan tempat(Jocotiil, maka frasa nomina objek hanya dapatberupa peran sasaran dan pemanfaat.

Frasa nomina objek sasaran hanyamungkin ditempati oleh peran semantis sasaranyang dapat berupa nomine bernyawa, ataunomina tak bernyawa. Lihatlah contoh berikutini.(9) "Kadang-kadang saya menangkap ¢ banyak,kadang-kadang tidak menangkap seekor

ikan pun. (... )" (Nipponia, no.21, tahun 2002,hmlll).(10)~1-:" tJli7).W:::.~, r.r'ltt:::.lJrMt:::. fJT-oA;t'i;,-t::'"Z', fM', IifIl

~;ft\o '0)(-:" ¢OOtt:::.fJf!,-'}I/)t:~) l-'Clj),. ',"nitA.,..I i:::ifiU-to (MGT,13)

Jugyou-chu ni, tsukue no luta o,aketorishimetori suru-n desu. 50ko de, w:Jtoshi go,

"Youiji go noi noni, ¢ oketari shimetori shitewa ikemosen. JJto moushimosil.

Totto membuka dan menutup penutupmejanya berulang kali. Saya katakan bahwa

"tak seorangpun boleh membuka danmenutup ¢ tanpa keperluan,Pada kalimat (9) dapat ditemukan frasa nominaobjek pengendali yang mempunyai peransemantis sasaran yang berupa nomina takbernyawa, sedangkan pad3 kalimat (10) frasanomina bbjek pengendeli berupa nominabernyawa, yang juga berperan semantis sasaran.Frasa nomina pengendali pada kedua contoh diatas berada pada klausa kedua. Bandingkanlahdengan frasa nomina objek bukan sasaransebagai pengendali seperti berikut ini.(11) Ibu memberi adik baju, dan ayah memberi ¢buku pada hari ulang tahunnya.

Peran semantis frasa nomina objekbukan sasaran yang dapat berfungsi sebagaipengendali pada konstruksi koordinatif adalahperan semantis pemanfaat. Untuk pelesapanfrasa nomina objek bukan sasaran, konstituenpengendalinya terletak pada ~Iausa pertama.

b. Konstituen TerkendaliSuatu konstituen terkendali dalam

struktur koordinatif dapat mel'1galami pelesapan,

Page 15: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

26 Nadya Inda 5yartanti, AnaUsis Peresapan Frasa Nomina

pemakaian pronomina, atau penyebutan ulang

bila konstituen pengendalinya berupa frasanomina. Dalam pasal ini, pembahasan hanyadilakukan pada konstituen frasa nominaterkendali yang mengalami pelesapan.Konstituen frasa n~mina lesap itu akan dilihatdalam empat hal, yaitu kemafhuman,keterpulangan, keforisan, dan sifat pelesapan.

1) Kemafhuman5esuatu dikatakan mafhum apabila kita

dapat memahami keberadaan suatu konstituenpada suatu kalimat karena aeuannya terdapatdalam konteks bahasa (endofara). 5uatukonstituen lesap dikatakan mafhum karenaadanya keterkaitan kanstituen lesap itu dengan

konstituen lainnya yang tidak lesap dalamkalimat tersebut. J3di, dilihat dari urutan linear,konstituen yang mahum adalah konstituen yangdisebut kemudian, bukan yang disebut pertama(5ugono. 1991:215).

Pelesapan juga dapat dilakukan untukmenghindari terjadinya pengulangan konstituenyang sama (redunoan). Pelesapan hanya dapatterjadi pada konstituen yang redundan dan tidakpernah terjadi pada konstituen yang tidakrcC:.mdan, Penyeb.Jtan ulang frasa nomina yang

redundan membuat kalimat itu tidak efektif,apalagi jika penyebutan ulang itu terjadi lebihdari satu kali. Lihatlah eontoh berikut ini.(12) Makanan laut disajikan mentah sepertisashimi, (makanan laut) direbus di dalam

panei, (makanan laut) dibakar di atas arang,atau (makanan laut) digoreng seperti

tempura (Nip~onia, no.21, tahun 2002, him6).(13) :tot.C:!J'ti:-:>"(, ,"(, (:tot.C:!J;lJ6~.l~~TG'''(, J:<Jv.>c, (:to

t.C:!J;lJ £lH,)· 't')ttc':-?bmt-:. (MGT,10)

Ojisan wa futotre ite, (ojisan wa] megane 0

kakete ite, yoku m;ru to, (ojisan wa]yasashi-sa no Tokara mo otto.Petugas itu gem uk, (petugas itu)

berkaeamata, dan kalau diperhatikankelihatannya

(petugas itu) berhati baik.Kalimat (12) dan (131 terlihat tidak efektif karenaterjadinya pengulangan frasa nomina subjekyang sama dalam masing-masing klausanya.Karena kegiatan yang diungkapkan dalamkalimat itu berhubungan dengan satu sama lain,

dan tidak ada keraguan bahwa kegiatan itudilakukan oleh orang lain selain makanan lout,maka strategi pelesapan dapat dilakukan.Dengan kata lain, dapat dinyatakan bahwastrategi pelesapan dapat dilakukan karena kitamafhum tentang apa yang dilesapkan ituberdasarkan konteks kalimat yang ada. Olehkarena itu, kalimat (12) dan (13) di atas dapatditulis seperti berikut ini.(14) Makanan laut disajikan mentah sepertisashimi, ¢ direbus di dalam panei, ¢ dibakar

di atas arang, atau ¢ digoreng sepertitempura (Nipponia, no.21, tahun 2002, him 6).(15)

:tol:c:!J'ti:-:>-et-'''(, ¢6~~~TG'''(, J:<Jv.>C, (¢{IUt't')tt

c':-?bmt-:. (MGT,10)Ojisan wa futotte ite, ¢ megane 0 kakete ite,

yoku miru to, ¢ yasashi-sa no takora maotto.Petugas itu gemuk, ¢ berkaeamata, dan

kalau diperhatikan kelihatannya ¢ berhati baik.

2) KelerpulanganChomsky (1965:145-146)

menyatakan bahwa pelesapan dapat dilakukanbila konstituen lesapan dapat dipulangkan, baikberupa penyebutan ulang maupun pemakaianpronomina. Di dalam eontoh berikut ini,pelesapan subjek dapat dilihat bahwa konstituenyang lesap pada klausa kedua dan ketiga, dapatditemukan aeuannya pada klausa pertama.Acuannya itu disebut sebagai konstituenpengendalian. Periksalah kalimat berikut ini.(16):tol:c:!J'ti:-:>-et- ,"(, ¢61l!iit~~TG:'-C J:<Jv.>C, (¢1iiUt't')tt

c':-?bmt-:. (MGT,lO)Ojisan wa futotte ite, ¢ megane 0 kakete ite,

yoku miru to, ¢ yasashi-so no tokoro mo otto.Petugas itu gemuk, ¢ berkaeamata, dan

kalau diperhatikan kelihatannya ¢ berhati baik.(17) Makanan laut disajikan mentah sepertisashimi, ¢ direbus di dalam panei, ¢ dibakar

di atas arang, atau ¢ digoreng sepertitempura (Nipponia, no.21, tahun 2002, him 6).(18) :tol:c:!J'ti:-:>-et- ,"(, :tot.C:!J:l:6~~~TG ,"(, J:<Jv.>c, :tot.

c:M~JfUt 't')ttc ':-?bmt-:. (MGT, 10)Ojisan wa futotte ite, ajisan wa megane a

kakete ite, yoku miru to, ajisan wa yasashi-so no tokoro mo otto.

Page 16: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

Jurnal Linguislik Terapan, 6/2, November 2016 27

Bagan 1. Hubugan KOfutiluen Pengendilll dan Konstlluen Te,kendali dalam KeKonstltue:n leup

====::::::====-:¢FraunomlN~l Pronomlna

..._--- (Frau) nomina .. itu

Seperti halnya pelesapan subjekkoreferensial,pelesapan frasa nomina objekkoreferensial juga dapat dipulangkan. Lihatlahkalimat berikut ini.(21) "Kadang-kadang saya menangkap III banyak,

kadang-kadang tidak menangkap seekorikan pun. (... )" (Nipponia, no.21, tahun2002, hml 11).

(22) "Kadang-kadang saya menangkapikanbanyak, kadang-kadang tidakmenangkap seekor ikan pun. (... )"(Nipponia, no.21, tahun 2002, hml11).

(23) '''Kadang-kadang saya menangkapmerekabanyak, kadang-kadang tidakmenangkap seekor ikan pun. (... )"(Nipponia, no.21, tahun 2002, hml11).

(24) "Kadang-kadang saya menangkapikanbanyak, kadang-kadang tidakmenangkap mereka. (... )" (N;~ponia, no.21,tahun 2002, hml11).

Frasa nomina ikan yang lesap pada klausapertama, seperti terlihat pada kalimat (21i,dapat dipulangkan kembali seperti kalimat (22).Namun, pemulangan tidak bisa berupapronomina mereka, seperti pada kalimat (23),karena konstruksi koordinatif pronomina merekahanya dapat terletak sesudah acuannya, sepertipada kalimat (24).

Dalam bahasa Jepang, pelesapan objekjuga dapat dipulangkan melalui penyebutanulang dan pemakaian pronomina. Namun, tidakseperti pemakaian pronomina ia, pemakaianpronomina -nya tidak aca dalam gramatikabahasa Jepang, seperti tampak pada kalimat dibawah ini.(25).tot¢/Jrt-:>"(\, '\:", lllilYlWd,~t-n '\:", ..t<.iv.lC, (1llfi'ilJ, 't'jt,t

c':'-'?'6<l0f;:., (MGT,10)Ojisan wa futotte ite, III megane 0 kakete ite,

yoku miru to, III yasashi-so na tokoro moatta.Petugas itu gemuk, ¢ berkacamata, dan

kalau diperhatikan kelihatannya III berhati baik.(26) .tot"'IvI'ti<:-:>"(\, '\:", mO.~~t-n'\:", J:<.iv.lc, bltlJ,'

-i"'jt,tc':'-'?'b<l0t;:., (rvGT, 10)Ojisan wa futotte ite kare wa megane. 0

kakete ite, yoku miru to, kare wa yasashi-so natokoro mo atta.Petugas itu gemuk, @ berkacamata, dan

kalau diperhatikan kelihatannya ia berhati baik.

Konstituen Terken(

petugas itudiperhatikan

Objek

Subjek ------------.~-;'S"bj'k------:----- .

Pelengkap -- ~

.-------Keterangan

Konstituen Pengendali

Konstituen pengendali menduduki fungsi objek,objek, atau keterangan, sedangkan konstituenterkendali hanya menduduki fungsi subjek.Dilihat dari kelas kata, konstituen pengendaliberupa frasa nomina, sedangkan konstituenterkendali bisa sifar (Ill), pronomina, atau (frasa)nomina + itu (Sugono, 1991 : 123).

Perhatikan kalimat (16) dan (17) di atas.Konstituen yang lesap pada klausa kedua danketiga ditemukan acuannya pada klausapertama, yaitu ojisan dan makanon laut.Konstituen yang lesap itu dapat dipulangkankerr· bali baik berupa penyebutan ulang, sepertipada kalimat (18) dan (19) maupun pemakaianpronomina, seperti pada kalimat (20).

Keterpulangan konstituen lesap dariberbagai contoh kalimat di atas, dapatdibagankan sebagai berikut.

,--Pe""t",u""g""as,---,-,it",-u gemuk,berkacamata, dan kalaukelihatannya

petugas itu berhati baik.(19) Makanan laut disajikan mentah sepertisashimi, makanan laut direbus di dalam panci,

makanan laut dibakar di atas arang, ataumakJnan laut digoreng seperti tempura.

(Nippor-ia, no.21, tahun 2002, him 6).(2ui .tot"'/Jrt-:>"(\, '\:", mimjt~~t-n '\:", ..t<.iv.lc, ~~lJ,'

-i"'jt,tc':'-'?'b<l0t;:., (MGT,lO)Ojisan wa futatte ire kare wa megane a

kakete ite, yoku miru to, kare wa yasashi-sona takaro mo atta.Petugas itu gemuk, ia berkacamata, dan

kalau diperhatikan kelihatannya @berhatibaik.

Page 17: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

28 Nadya Inda Syartanti, Analisis Peresapan Frasa Namina

(27)~,::., fJlP)b.f::.~, r,ilff::. IJ IJf]d)t::. IJToA.;C'To-{-':'1:' fliA 00

:ijll)ittlt '0)1::., ¢lmtt::. IJ[J,.'1<YJt::.1J L;UiV itlttA...ii c:fl L-*To (MGT, 13)

Jugyou-chu ,ii, tsukue no (uta o,aketarishimetari SUru·D desu. Soko de, watashi ga,

"Youiji ga noi noni, ¢ oketari shimetari shitewa ikemasen. "to moushimasu.

Totto membu<a dan menutup penutupmejanya berulang kali. Saya katakan bahwa

"tak seorangpun boleh membuka danmenutup ¢ tanpa ke~erluan."

(28)t~,::., ~::.t, F,llff::.lJlJf]d)t::.IJTolv-cTo-{-.:."'C', fM>, 00

~ittit '0)1::., 1JJVkt::.'M'.IlI1t::.1J IJf]d)t::. IJ L-cfiV itttN, ~ c$L-tt

(MGT,13)Jugyou-chu ni, tsukue no (uta o,aketari

shimetari suru-n desu. Soko de, watashi ga,"Youiji ga nai noni, , tsukue no (uta aaketari

shimetari shite wa ikemasen."tomoushimasu.Totto membu<a dan menutup penutup

mejanya berulang <ali. Saya katakan bahwa "takseorangpun boleh membuka dan menutup

penutup mejanya tanpa keperluan."Pada kalimat (2S) dapat dilakukan denganpemakaian pronomina kare (ia) seperti pada<ali,,1at (26). Sedargkan, pada kalimat (27) hanyadapat dilakukar, dengan penyebutan ulang

seperti pada k'Jlimat (28).

3) KeforisanMenurut SJgono (1991:117), masalah

keforisan berk~itan dengan masalah letak acuankonstituen lesapnya. Pelesapan dapat terjadi kearah kanan, yai.tu konstituen yang disebutkemudian, atau ke arah kiri, yaitu konstituenyang disebut terdahulu. Pelesapan ke arahkanan, yang acuannya terletak di sebelah kiridisebut pelesai=·an anaforis. Sedangkan,pelesapan ke arah kiri, yang acuannya terletak disebelah kanan disebut pelesapan kataforis.

Pelesapan dalam bahasa Indonesia,khususnya pada pelesapan verba, padaumumnya selalu terjadi ke arah kanan (Sugono,1990: 119). 8andingkan kedua kalimat di bawahini.

(29) Prinsipnya adalah menempatkan jaringcukup dalam di musim panas, dan ¢ cukup

dangkal di musim dingin (Nipponia, tahun2002, no.21, him 11).(30) 'Prinsipnya adalah ¢ cukup dalam di musimpanas, dan menempatkan jaring cukup

dangkal di musim dingin (Nipponia, tahun

2002, no.21, him 11).Pelesapan ke arah kanan seperti kalimat (29)dimungkinan dalam bahasa Indonesia, tetapipelesapan arah kiri seperti kalimat (30) tidakdapat diterima. Namun. Dalam bahasa Jepangyang berpola SOV, pelesapan verb. terjadi kearah kiri, tidak seperti dalam bahasa Indoresiayang berpola SVO seperti pada contoh kalimat

berikut ini.(31) f.I.l~a~::.c, EE~;t:lia~;:.

Watashi wa sakana a tabetata, Tanaka wagohan 0 tabeta.

Saya makan ikan, dan Tanaka makan nasi.

(32) f.I.l~, EE~;t:llXa~;:.

Watashi wa sakana ¢, Tanaka wa gohan 0

tabeta.Saya ¢ ikan, dan Tanaka makan nasi.

Pada kalimat (31) di atas, bila konstituen verbatabeta dilesapkan, maka akan terjadi pelesapanverba seperti pada kalimat (32). Jadi pelesapanverba dalam bahasa Indonesia bersifat anaforis,sedangkan pelesapan verba dalam bahasaJepang bersifat kataforis.

8agaimana dengan pelesapan frasanomina dalam bahasa Indonesia maupun dalambahasa Jepang? Apakah pelesapan frasa nominadalam bahasa Indonesia juga bersifat anaforis,dan bahasa Jepang juga bersifat kataforis, sepertipelesapan verba? Atau sebaliknya, bahasaIndonesia kataforis, dan bahasa Jepang bersifatanaforis?

Dari hasil pengamatan penulis terhadapkalimat yang berkonstruksi koordinatif dalambahasa Indonesia dan bahasa Jepang, ternyatapelesapan frasa nomina dalam kedua bahasatersebut ada yang bersifat anaforis, dan ada yangbersifat kataforis.

Kalimat berikut In! mempunyai

pelesapan frasa nomina yang menempati fungsisubjek dalam bahasa Jepang .

(33)?'?f;l:, ":/,,~/v0)ff5I~-c,¢~L1::ra:"C:'J:

?cL-t;:" (MGT, 9)Mama wa, Tottochan no te 0 hippatte, ¢

kaisatsuguchi 0 deyou to shita.

Page 18: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

Jurnal Linguistik Terapan, 612, November 2016

Mama menggandeng tangan Totto, dan 0keluar melalui pintu pemeriksaan kareis

stasiun.(34)*0 ry r~M)ffiJf-:,5Jbc,7?fJ:. ~l.JJa-c·J:

? C: U::., (MGT,9)oTottoehan na te a hippatte, Mama wa, ,

kaisatsuguehi a deyau ta shita.o menggandeng tangan Totto.Mama

keluar melalui pintu pemeriksaankarcis stasiun.

(35):toC6IJ;!;;t":in 'c, 0iJl!j!t:aiJ~tn'c, J:<Ji17.JC:, 0~\...1t "C?Tt

I:: :::';St,h::>t::., (MGT,10)Ojisan wa futotte ite, 0 megane 0 kakete ite,

yoku mlru to, 0 yasashi-so na tokoro moatta.Petugas itu gemuk, 0 berkaeamata, dan

kalau diperhatikan kelihatannya 0 berhati baik.(36)*0:t:-:>cv 'c, :toC6IJ;jjj~~tn'c, J:<~

-'51::, :toC6IJ~\...

It "C?Ttl:::::.;St,c\;J-?t::., (MGT,10)0futotte ite, OJ/son wo megane 0 kakete

ite, yoku miru to, OJ/san wo yasashi­so no

tokoro mo atta.0gemuk, Petugas itu berkaeamata, dan

kalau diperhatikan kelihatannyaPetugas itu

bert]ati baik.Kalimat (33) dan (35) adalah kalimat yangmengandung pelesapan frasa nomina subjekpada konstruksi sebelah kanan adalah mustahiluntuk melakukan pelesapan pada konsruksisebelah kiri, seperti pada kalimat (34) dan (36) diatas. Jadi, pelesapan frasa nomina subjek dalambahasa Jepang selalu bersifat anaforis.

Begitu juga pelesapan frasa nomina yangmenduduki fungsi subjek dalam bahasaIndonesia juga bersifat anaforis, seperti terlihatpada kalimat berikut.(37) Makanan laut disajikan mentah sepertisoshimi,0 direbus di dalam panci, 0 dibakar

di atas arang, atau 0 digoreng sepertitempuro (Nipponia, no.21, tahun 2002, him 6).(38) *0 disajikan mentah seperti sashimi,Makanan laut direbus di dalam panei, Makanan

laut dibakar di atas arang, atau Makananlaut digoreng seperti tempuro (Nipponia,

no.21, tahun 2002, him 6).

29

(39) Belut-belut ini menyukai lubang di dasarlaut, dimana sepanjang hari belut ini tidur di

dalamnya, dan pada malam hari 0mengeluarkan kepala untuk 'Tlakan. (Nipponia,

no.21, tahun 2002, him 10).(40) *0 menyukai lubang di dasar laut, dimanasepanjang hari belut ini tidur di dalamnya,

dan pada malam hari Belut-belut inimengeluarkan kepala untuk 'Tlakan. (Nipponia,

no.21, tahun 2002, him 10)·.Kalimat (37) dan (39) adalah kalimat yangmengandung pelesapan frasa nomina subjekpada konstruksi sebelah kanan adalah mustahiluntuk melakukan pelesapan pada konstruksisebelah kiri, seperti pada kalimat (38) dan(40) di atas. Jadi, pelesapan irasa nomina $:Jbjekdalam bahasa Indonesia jugc bersifat anaforis.

Selanjutnya, pelesapan frasa nominayang menduduki fungsi objek dalam bahasaIndonesia bersifat anaforis, dan dapat pulabersifat kataforis. Sedangkan, dalam bahasaJepang, pelesapan frasa nomina yang mendudukifungsi objek hanya bersifat anaforis.

Pelesapan frasa nomina yangmenduduki fungsi objek dalam bahasa Indonesiadapat bersifat anaforis dan kataforis, tergantungpada jenis objek yang lesap. Ada dua jenis objek,yaitu objek sasaran dan objek pemanfaat.Pelesapan frasa nomina objek sasaran terjadipada klausa pertama, seperti tampak padakalimat di bawah in!.(41) Putri Anda membuka 0 dan menutup mejaberulang kali (MGT terj., 12).(42) Mama harus meneari sekolah lain, sekolahyang bisa memahami 0 dan 'Tlengajari

putri eiliknya untuk menyesuaikan diridengan orang lain (MGT terj., 18).Objek sasaran tidak bisa dilesapkan di akhirkalimat, namun objek untuk posisi ini dapatberupa pronomina. Perhatil:anlah contohberikut.(43) Putri Anda membuka!!,~ dan menutupn.v.o.berulang kali (MGT terj., 12).(44) Mama harus meneari sekolah lain, sekolahyang bisa memahami putri ciliknya dan

mengajarin.v.o. untuk menyesuaikan diridengan orang lain (MGT terj., 18).Oleh karena itu, pengendaliannya terletaksesudah frasa nomina lesap, sehingga pelesapanobjek jenis ini dikatakan bersifat kataforis.

Bagaimana dengan pelesapan frasanomina objek pemanfaat? Apakah pelesapan

Page 19: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

30 Nadya Inda Syartanti, Anolisis Peresopon Fraso Nomina

jenis ini bersifat anaforis? Berbeda denganpelesapan objek sasaran,pelesapan objekpemanfaat hanya dapat dilakukan pada klausaketiga, dan bukan klausa pertama. Lihatlahcontoh berikut ini.(45) Saya memberi ibu sebuah buku, dan kakakmemberi 0 selendang.(46) ·Saya memberi ¢ sebuah buku, dan kakakmemberi ibu selendang.(47) la membantu saya menyiapkan bahan­"a~an kue memperlihatkan saya bagaimana cara

membuat kue, dan memberitahu 0 caramenata kue yar.g benar.Pada kalimat ('15) dapat dilihat bahwa pelesapanfrasa nomina pada klausa kedua, sedangkanpada kalimat (47) pelesapan frasa nomina terjadipada klausa ketiga. Pelesapan pada klausapertama seperti kalimat (46) tidak dapatditerima.

Sebaliknya, pelesapan frasa nomina yangmenduduki fungsi objek dalam bahasa Jepangdapat dilihat pada kalimat berikut ini.(48)t~.J:jJf::" tl!PW::.'2:, 'Jf'Ht::'VJI}'JUJt::'VJ1'''5AiC1'o-t:::'-C', fM', lif!Wt.llfji; 0:::., 000f11::. VJ l}'JUJt::. VJ

\..,-criV "tl-ltAo .Jl 1::$\"''11'0 (MGT,13)Jugyou-chu ni, tsukue no (uto o,oketori

shimetori suru-n desu. Soko de, wotoshi go,"Youiji go noi noni, 0 oketori shimetori shite

wa ikemasen. lito moushimasu.Totto membuka dan menutup penutup

mejanya berulang kali. Saya katakan bahwa"tak seorangpun boleh membuka dan

menutup 0 tanpa keperluan."Pada kalimat (48) memiliki 2 kalimat yangmengandung pelesapan, yaitu frasa nominaobjek yang terdapat pada kalimat kedua lesap."I~j, karena itu, pelesapan objek dalam bahasaJepang bersifat an<lforis.

4) Sifat Pelesapan

Baik peiesapan frasa nomina subjekmaupun pelesapan frasa nomina objek bersifatmanasuka. Pada pelesapan frasa nomina subjek.Strategi pelesapan dan pemronominalan dapatsaling menggantikan. Lihatlah contoh berikut ini.(49) Ito mengerjakan hal ini sudah cukup lama,sehingga 0 dapot bekerja berdasarkanpengalaman dan firasat, lebih daripada yanglainnya (Nipponia, tahun 2002, no.21, him 11).(50) Ito mengerjakan hal ini sudah cukup lama,

sehingga ia dapat bekerja berdasarkan

pengalaman dan firasat, lebih daripada yanglainnya (Nipponia, tahun 2002, no.21, him 11).(51)

:.t3L.EJJ:J;;t0"G '-c, 0ilJ!j;U:iJ~tn '-c, J:<~1::, 0~LV'Oft

I:: :::'0b'Jrr?t4, (MGT,lO)Oiison wo futotte ite, 0 megone 0 kokete ite,

yoku miru to, 0 yososhi-so no tokora mootto.Petugas itu gemuk, 0 berkacamata, dan kalau

diperhatikan kelihatannya 0 berhati baik.(52)

:.t3I),'EJJ:J;;t0"G'-c, 0ilJ!j;.t~~tn'-c, J:<~

"51::, 0{~LV >{-?ftl:: :::'0b'Jrr?t4, (MGT,10)Ojiison wo futotte ite, 0 megone 0 kokete

ite, yoku miru to, 0 yososhi-so no tokora mootto.Petugas itu gem uk, @ berkacamata, dan

kalau diperhatikan kelihatannya @ berhati baik.Namun, untuk frasa nomina objek sasaran,strategi pelesapan dan pemronominalan tidakbisa saling menggantikan, seperti tampak padacontoh berikut ini.(53) Putri Anda membuka 0 dan menutup mejaberulang kali (MGT terj., 12).(54) ·Putri Anda membukanya dan menutupmeja berulang kali (MGT terj., 12).Strategi pelesapan dan pemronominalan dapatsaling menggantikan pada frasa nomina objekpemanfaat. Lihatlah kalimat berikut ini.(55) Saya memberi ibu sebuah buku, dan kakakmemberi 0 selendang.(56) Saya memberi ibu sebuah buku, dan kakakmemberinya selendang.

B. Hasil Analisis

Berdasarkan anal isis konstituenpembentuk pelesapan di atas, maka dibuatkananaiisis persamaan dan perbedaan (analisiskontrastif) dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. PersamaanAnalisis membuktikan bahwa letak

konstituen pengendali subjek BI dan BJ memilikikesamaan, yaitu berada sebelum konstituenterkendali, atau terletak pada klausa pertama.Begitu pula, letak konstituen pengendali objek BIdan BJ juga memiliki kesamaan, yaitu beradasesudah konstituen terkendali, atau terletakpada klausa kedua.

Page 20: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

Jurnaf Linguislik Terapan, 612, November 2016

Baik pelesapan subjek maupun objekbahasa Indonesia dan bahasa Jepang dapatdipulangkan bila konstituen lesapan dilakukanmelalui penyebutan ulang maupun pemakaianpronomina.

Baik pelesapan frasa nomina subjekmaupun pelesapan frasa nomina objek bahasaIndonesia dan bahasa Jepang memiliki sifatmanasuka, dimana strategi pelesapan danpemronominalan dapat saling menggantikan.2,Perbedaan

Dalam hal pelesapan frasa nomina,peran semantis yang berlaku berbeda di tiapfungsi semantis subjek dan objek pada bahasaIndonesia. Peran semantis yang berlaku padafungsi subjek adalah peran pelaku (agentif) yaituperan yang melakukan suatu perbuatan atautindakan yang dinyatakan oleh verba, penanggap(experiencer) yaitu peran yang menanggapikeadaan atau peristiwa dari verba,dan sasaran(abjektif) yaitu peran yang dikenai perbuatanoleh verba. Sedangkan, peran semantis yangberlaku pada fungsi objek adalah peranpemanfaat (benefaktif) yaitu peran yangberuntung dan memperoleh manfaat dariperistiwa atau kejadian yang dinyatakan olehverba dan sasaran (objektif). Hal ini juga berlakudalam fungsi semantis subjek dan objek padabahasa Jepang .

Dalam pelesapan objek bahasaIndonesia bila konstituen lesap dapatdipulangkan melalui pemakaian pronomina ­nya. Sebaliknya, pemakaian pronomina -nya

dalam gramatika bahasa Jepang tidak ada,sehingga tidak bisa dilakukan pemakaianpronomina dalam pelesapan objek.

Dilihat dari hubungan antarklausa dalamkonstruksi koordinatif bahasa Indonesia,pelesapan frasa nomina subjek hanya bersifatanaforis, sedangkan pelesapan objek dapatbersifat anaforis dam kataforis. Namun,sebaliknya, pelesapan frasa nomina subjek danobjek pada bahasa Jepang hanya bersifatanaforis, tidak dapat bersifat kataforis.

V.KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian yang

dijabarkan pada subbab 4.2, maka dapat ditarikkesimpulan bahwa pelesapan frasa nominakonstruksi koordinatif dalam bahasa Jepang danbahasa Indonesia yang menggunakan sumberdata dari novel Madagiwa no Tottochon dan

31

majalah Nipponio beserta terjemahan­terjemahannya, memiliki berbagai persamaandan perbedaan.

Adapun persamaan dan perbedaantersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.Persamaannya adalah, pertama, letak konstituenpengendali subjek bahasa Indonesia dan bahasaJepang terletak pada klausa pertama; atausebelum konstituen terkendali. Sebaliknya, letakkonstituen pengendali obj~k bahasa Indonesiadan bahasa Jepang terletak pada klausa kedua,atau sesudah konstituen terkendali. Kedua, baikpelesapan frasa nomina subjek maupun frasanomina objek dalam bahasa Indonesia danbahasa Jepang dapat dipulangkan bila konstituenlesapan dilakukan melalui penyebutan ulangatau pemakaian pronomina, serta ketiga,memiliki sifat manasuka dimana strategipelesapan dan pemronominalan dapat salingmenggantikan.

Selanjutnya, perbedaannya adalah,pertama, peran semantis yang berlaku di tiapfungsi semantis subjek dan objek pada bahasaIndonesia. Peran semantis yang berlaku padafungsi subjek adalah peran pelaku, penanggap,dan sasaran. Sedangkan, peran semantis yangberlaku pada fungsi objek adalah peranpemanfaat dan sasaran. Hal ini juga berlakudalam fungsi semantis subjek dan objek padabahasa Jepang. Kedua, konstituen lesap dalampelesapan objek bahasa Indonesia dapatdipulangkan melalui pemakaian pronomina ­nya. Sedangkan, pemakaia~ pronomina -nya

dalam gramatika bahasa Jep~ng tidak ada,sehingga tidak bisa dilakukan pemakaianpronominal dalam pelesapan objek. "Ketiga,dilihat dari hubungan antarklausa jiila;nkonstruksi koordinatif bahasa Indonesia,pelesapan frasa nomina sU~jek hanya bersifatanaforis, sedangkan pelesapan objek dapatbersifat anaforis dan <ataforis. Namun,sebaliknya, pelesapan frasa nomina subjek danobjek pada bahasa Jepa1g hanya bersifatanaforis.

Dari kesimpulan di atas dapat dilihatbahwa dengan ditemukannya persamaan danperbedaan, dalam pelesa"pan frasa nominakonstruksi koordinatif bahasa Indonesia danbahasa Jepang, maka terbukti bahwa dari segitata bahasa, bahasa memiliki keragaman.Keragaman itu dapat dilihct dari pola kalimatyang berbeda antara bahasc Jepang dan bahasa

Page 21: LT - fib.ub.ac.idfib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/JLT-2016.pdf · Analisis Pelesapan Frasa Nomina Konstruksi Koordinatif ... Analisis Peresapan Frasa Nomina kalimat atau ... adalah nomina,

32 Nadya Inda Syartanti, Analisis Peresapan Frasa Nomina

Indonesia. Bahasa Jepang yang memiliki polakalimat SOV akan terlihat memiliki perbedaandari segi bentuk pelesapannya dengan bahasaIndonesia yang memiliki pola kalimat SVO.Namun, perbedaan tersebut tidak akan begitukelihatan, karena kedua bahasa tersebut jugamemiliki persamaan, sehingga akanmemperlihatkan betapa dibalik perbedaan ituterdapat persamaan-persamaan yang sangatberarti.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. (1994). Linguistik Umum. Jakarta:Rineka Cipata

Dardjowidjojo, Soenjono. (1986). BenongPengikat Wacana. (Kaswanti Purwo. Ed.)

. (1993). BeberapaAspek Linguistik Indonesia. Jakarta:Djambi'.tan

Di Pietro, R. (1971). Language Structure inContrast. Rawly: Newbury HousePublisher

Fisiak, Jacek and James C. (1980). ContrastiveAnalysis. london: longman.

_____. (1981). Contrastive Linguistics andthe Language Teacher. New York:Pergamon

(1985). Current Issues inLinguistics Theory. Amsterdam: JohnBenjamin

Fries, c.c. (1945). Teaching and Learning Englishas a Foreign Languagel. Ann Arbor:Wahr

Halliday, M.A.K. & Ruqaiya Hasan. (1980).Cohesion in 'English. london: longma nGroup ltd.

(1980)Bahasa Konteks, dan Teks: Aspek-AspekBahas Dalam Pandangan SemiatikSosial. (Asruddin Baror; Tou terj.)Yogyakarta: UGM Press

Hinata, Shingeo & Junko Hibiya. (1988). Nihongono tame no Gaikokujin- Reibun / MandaiSeries 16 " Danwa no Kala" (DiscourseStructure). Tokyo: Kuroshio Shuppan

Hisashi, Noda. (1991). Hojimete no Hito noNihon,o Bunpo. Tokyo: KuroshioSuppan.

Hinds, John. (1976). Aspects Of JapaneseDiscourse Structure. Tokyo: Karitakusha

Isao, lori et 01. (2003). Yasashi Nihongo noShikumi. Tokyo: Kuroshio Shuppan

Kaswanti Purwo, Bambang. (1987). PragmatikWacana dalam Widyapurwa. 31 Oktober1987

Kridalaksana, Harimurti. (2009). Kamus LinguistikJakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kuno, Susumu. (1973). The Structure of theJapanese Language. london: MIT Press

Kuno, Susumu. (1978). Danwa no Bunpo. Tokyo:Taishukan Shoten

Kuroyonagi, Tetsuko. (1991). Madogiwa noTotto-chan. Tokyo: Kodanshu

________. (2003). Madogiwa no

Totto-chan (Widya Kirana, terj.), Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama

lado, R. (1957). Linguistics Across Cultures. AnnArbor. University of Michigan Press

leech, Geoffrey & Jan Svartvik. (1979). ACommunicatiive Grammar of English.london: longman Group ltd._

leech, Geoffrey. (1993). Prinsip-PrinsipPragmatik. (Terj.). Jakarta: UniversitasIndonesia Press

Lipinska, Maria. (1975). Contrastive Analysis andModern Theory ofLanguage dalam Fisiak(ed.) Current Issues in Linguistics Theory.Amsterdam: John Benjamin. 127-184.

lyons, John. (1995). Pengantar Teori Linguistik.(I. Soetikno. Terj.)