BAB ITINJAUAN TEORITIS
A. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINARIUSGinjal, ureter, kandung
kemih dan uretra membentuk system urinarius. Fungsi utama ginjal
adalah mengatur cairan serta elektrolit dan komposisi asam basa
cairan tubuh, mengeluarkan produk akhir metabolik dari dalam darah
dan mengatur tekanan darah. Urin yang terbentuk sebagai hasil dari
proses ini diangkut dari ginjal melelui ureter ke dalam kandung
kemih tempat urin tersebut disimpan untuk sementara waktu. Pada
saat urinasi, kandung kemih berkontraksi dan urin akan
diekskresikan dari tubuh lawat uretra.
1. GINJALAdalah organ berbentuk seperti kacang, berwarna merah
tua, panjangnya sekitar 12,5 cm, tebal 2,5 cm. Setiap ginjal
memiliki berat antara 125 175 gram pada laki laki dan 115 155 gram
pada perempuan. Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen,
posisi ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri karena diatas
ginjal kanan terdapat hati. Setiap ginjal diselubungi oleh 3
lapisan jaringan ikat yaitu : Facial renal adalah pembungkus
terluas yang mempertahankan posisi organ Lemak perineal adlah
jaringan adipose yang terbungkus facial ginjal. Jaringan ini
membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisinya Kapsul
fibrosa adalah membrane halus transparan yang langsung membungkus
ginjal dan dapat dengan mudah dilepas.Satu ginjal mengandung 1 4
juta nefron yang merupakan unit pembentuk urin. Nefron adalah unit
structural dan fungsional dari ginjal, setiap nefron memiliki satu
komponen vaskuler ( kapiler ) dan satu komponen turbular. Nefron
tersusun dari : Glomerulus, adalah tempat penyaringan urin tepatnya
pada kapsula bowman, Tubulus Kontortus Proximal, Ansa Henle,
Tubulus Kontortus Distal, Tubulus dan duktus pengumpul.
a. Suplai Darah1. Arteri ranalis adalah percabangan aorta
abdomen yang mensuplai masingmasing ginjal dan masuk ke hilus
malalui cabang arterior dan posterior.2. Cabang anterior dan
posterior arteri renalis membentuk arteri arteri interlobaris yang
mengalir diantara piramida piramida ginjal.3. Arteri arkuata
berasal dari arteri interlobaris pada area pertemuan korteks dan
medulla.4. Arteri interlobularis merupakan percabangan arteri
arteari arkuata di sudut kanan dan melewati korteks.5. Arteriol
aferen berasal dari arteri interlobularis. Suatu arteriol aferen
membentuk sekitar 50 kapilar yang membentuk glomerulus.b. Fungsi
GinjalFungsi ginjal terdiri dari :1. Pengeluaran zat sisa
organik.Ginjal mengekskresi urea, asam urat, kreatinin, dan produk
penguraian hemoglobin dan hormon.2. Pengaturan Keseimbangan Asam -
Basa Tubuh.Ginjal mengendalikan ekskresi ion hydrogen ( H+),
bikarbonat ( HCO3- ), dan ammonium ( NH4- ) serta memproduksi urin
asam atau basa, bergantung pada kebutuhan tubuhAsam ( H+ )
disekresikan oleh sel sel tubulus ginjal ke dalam filtrate, dan
disini dilakukan pendaparan terutama oleh ion ion fosfat serta
ammonia ( ketika didapar dengan asam, ammonia akan berubah menjadi
ammonium ). Fosfat terdapat dalam filtrate glomerulus dan ammonia
dihasilkan oleh sel sel tubulus ginjal serta dikresikan ke dalam
cairan tubuler. Melalui proses pendaparan, ginjal dapat
mengekskresikan sejumlah besar asam dalam bentuk yang terikat tanpa
menurunkan lebih lanjut nilai pH urin.
3. Pengaturan Konsentrasi ion ion pentingGinjal mengekskresi ion
natrium, kalium, kalsium, sulfat dan fosfat. Ekskresi ion ion ini
seimbang dengan asupan dan ekskresinya melalui rute lain, seperti
saluran gastrointestinal atau kulit.4. Pengaturan Produksi Sel
Darah MerahGinjal melepas eritropoitin, yang mengatur produksi sel
darah merah dalam sumsum tulang.5. Pengaturan Tekanan DarahSuatu
hormone yang dinamakan rennin disekresikan oleh sel sel
jukstaglomerular ketika tekanan darah menurun. Suatu enzim akan
mengubah rennin menjadi angiotensin I yang akan diubah menjadi
angiotensin II, yaitu senyawa vasokonstriktor paling kuat.
Vasokonstriksi menyebabkan peningkatan tekanan darah. Aldosteron
disekresikan oleh korteks adrenal sebagai reaksi terhadap stimulasi
oleh kelenjar hipofisis dan pelepasan ACTH sebagai reaksi terhadap
perfusi yangjelek atau peningkatan osmolalitas serum. Akibatnya
adalah peningkatan tekanan darah.Tekanan darah menurun
Ginjal renin ( disekresikan oleh sel sel jukstaglomerular)
Hati Angiotensin I
Kelenjar hipofisisAngiotensin II (vasokonstriktor kuat)
Meningkatkan tekanan darahACTHAldosteron (dilepas oleh kelenjar
adrenal)
Kelenjar adrenalRetensi air dan natrium
Volume cairan ekstrasel meningkat 6. Pengendalian terbatas
terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah.Ginjal
melalui eksresi glikosa dan asam amino berlebih, bertanggung jawab
atas konsentrasi nutrient dalam darah.7. Pengeluaran zat
beracun.Ginjal mengeluarakan polutan, zat tambahan makanan, obat
obatan, atau zat kimia asing lain dari tubuh.
2. URETERUreter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan
berotot dari pelvis ginjal yang merentang sampai kandung kemih.
Setiap ureter panjangnya antara 2530 cm dan berdiameter 4-6
mm.Saluran ini menyempit di 3 tempat :a. Di titik asal ureter pada
pelvis ginjalb. Di titik saat melewati pinggiran pelvisc. Di titik
pertemuannya dengan kandung kemih
3. KANDUNG KEMIH ( VESIKA URINARIA )Adalah organ muscular
berongga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan urin, pada laki
laki, kandung kemih terletak tepat di belakang simfisis pubis dan
di depan rectum. Pada perempuan, organ ini terletak agak di bawah
uterus di depan vagina. Ukurannya sebesar kacang kenari dan
terletak di pelvis saat kosong, organ berbentuk seperti buah pir
dan dapat mencapai umbilicus dalam rongga abdominopelvis jika penuh
berisi urin.Kandung kemih ditopang dalam rongga pelvis dengan
lipatan lipatan peritoneum dan kondensasi fasia.a. Dinding kandung
kemih terdiri dari 4 lapisan : Serosa, adalah lapisan terluar, Otot
destrusor adalah lapisan tengah. Lapisan ini tersusun dari berkas
berkas otot polos yang satu sama lain saling membentuk sudut. Ini
untuk memastikan bahwa selama urinasi, kandung kemih akan
berkontraksi dengan serempak ke segala arah, Sub mukosa, Mukosa
adalah lapisan terdalam.b. Trigonum, adlah area halus, triangular,
dan relative tidak dapat berkembang yang terletak secara internal
di bagian dasar kandung kemih.
4. URETRAMengalirkan urin dari kandung kemih ke bagian eksterior
tubuh. Uretra laki laki panjangnya mencapai 20 cm dan melalui
kelenjar prostate dan penis. Uretra pada perempuan, berukuran
pendek ( 3,75 cm ). Saluran ini membuka keluar tubuh melalui
orifisium uretra eksternal yang terletak dalam vestibulum antara
klitoris dan mulut vagina. Panjangnya uretra laki laki cenderung
menghambat invasi bakteri ke kandung kemih (sistitis) yang lebih
sering terjadi pada perempuan.
Proses Pembentukan UrinGlomerulus berfungsi sebagai ultra
filtrasi, pada simpai bowmen berfungsi sebagai/ untuk menampung
hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi
penyerapan kembali dari zat zat yamg sudah disaring pada
glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus
berlanjut ke ureter.Urin berasal dari darah yang dibawa arteri
renalis masuk ke dalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang
padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah.Tiga tahap
pembentukan urin :1. Proses FiltrasiTerjadi di glomerulus, proses
ini terjadi karena permukaan afferent labih besar dari permukaan
afferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang
tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang
tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa,
air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat, dan lain lain, diteruskan
ke tubulus ginjal.2. Proses ReabsorpsiPada proses ini terjadi
penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida,
pospat dan beberapa ion bikarbonat, prosesnya terjadi secara pasif
yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus
ginjal atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi
kembali penyerapan dan sodium dan ion bikarbonat, bila diperlukan
akan diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah, penyerepannya
terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan
sisanya dialirkan pada papilla renalis.3. Proses SekresiSisanya
penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke
piala ginjal selanjutnya diteruskan keluar.
Karakteristik Urin1. KomposisiUrin terdiri dari 95% air dan
mengandung zat terlarut berikut :a. Zat buangan meliputi urea dari
deaminasi protein, asam urat dari katabolisma asam nukleat, dan
kreatinin dari proses penguraian kreatinin fosfat dalam jaringan
otot.b. Asam hipurat adalah produk sampingan pencernaan sayuran dan
buah.c. Badan keton yang dihasilkan dalam metabolisme lemak adalah
konstituen normal dalam jumlah kecil.d. Elektrolit meliputi ion
natrium, klor, kalium, ammonium, sulfat, fosfat, kalsium, dan
magnesium.e. Hormon atau katabolit hormone ada secara normal dalam
urin.f. Berbagai jenis toksin atau zat kimia asing, pigmen,
vitamin, atau enzim secara normal ditemukan dalam jumlah kecil.g.
Konstituen abnormal meliputi albumin, glukosa, sel darah merah,
sejumlah besar badan keton, zat kapur ( terbentuk saat zat mengeras
dalam tubulus dan dikeluarkan ), dan batu ginjal atau kalkuli.
2. Sifat Fisika. WarnaUrin encer berwarna kuning pucat, dan
kuning pekat jika kental. Urin segar biasanya jernih dan menjadi
keruh jika didiamkan.b. BauUrin memiliki bau yang khas dan
cenderung berbau ammonia jika didiamkan. Bau ini dapat bervariasi
sesuai dengan diet, misalnya setelah makan asparagus. Pada diabetes
yang tidak terkontrol, aseton menghasilkan bau manis pada urin.c.
Asiditas atau alkalinitaspH urin bervariasi antara 4,8 sampai 7,5
dan biasanya sekitar 6,0, tetapi juga bergantung pada diet. Ingesti
makanan yang berprotein tinggi akan meningkatkan asiditas,
sementara diet sayuran meningkatkan alkalinitas.d. Berat jenis urin
berkisar antara 1,001 sampai 1,035, bergantung pada konsentrasi
urin.
Filtrasi, Reabsorpsi dan ekskresi bahan tertentu dari Plasma
yang NormalDisaring 24 jamDireabsorpsi 24 jamDiekskresikan 24
jam
Natrium540,0 g537,0 g3,3 g
Klorida630,o g625,0 g5,3 g
Bikarbonat300,0 g300,0 g0,3 g
Kalium28,0 g24,0 g3,9 g
Glukosa140,0 g140,0 g0,0 g
Ureum53,0 g28,0 g25,0 g
Kreatinin1,4 g0,0 g1,4 g
Asam urat85 g7,7 g0,8 g
3. Proses MiksiDistensi kandung kemih, oleh air kemih akan
merangsang stress reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih
dengan jumlah kurang lebih 250 cc sudah cukup untuk merangsang
berkemih ( proses miksi ).Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi
dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi
spinkter internus, segara diikuti oleh relaksasi spinkter
eksternus, akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
B. DEFINISIUrolithiasis mengacu pada adanya batu (kalkuli) di
traktus urinarius. Batu dapat terbentuk di traktus urinarius ketika
konsentrasi substansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium
fosgat dan asam urat. (Brunner and Suddarth, 2002)Batu ginjal
merupakan keadaan tidak normal di dalam ginjal, mengandung komponen
kristal dan matriks organik. (Arif Mansjoer, 2001)Dari definisi
diatas, dapat disimpulkan bahwa batu ginjal (urolithiasis) adalah
keadaan abnormal akibat adanya batu (kalkuli) seperti kristal dan
matriks organik di dalam traktus urinarius.
C. ETIOLOGIPenyebab batu saluran kemih adalah :Batu kalsium
(kalsium oksalat dan/atau kalsium fosfat)1. Hiperkalsuria a.
Hiperkalsiuri idiopatik (meliputi hiperkalsiuri yang disebabkan
masukan tinggi Natrium, Kalsium dan protein)b. Hiperparatiroidisme
primerc. Sarkoidosis d. Kelebihan vitamin D atau kelebihan
Kalsiume. Asidosis tubulus ginjal tipe I
2. Hiperoksaluriaa. Superoksaluria enterikb. Hiperoksaluria
idiopatik (hiperoksaluria dengan masukan tinggi oksalat, purin)c.
Oksaluria herediter (tipe I dan II)3. Hiperurikosuriaa. Akibat
masukan diit purin yang berlebih4. Hipositraturiaa. Idiopatik b.
Asidosis tubulus ginjal tpe I (lengkap atau tidak lengkap)c.
Mengkonsumsi Asetazolamidd. Diare, latihan jasmani dan masukan
protein yang tinggi.5. Ginjal spongiosa medulara. Volume urine yang
sedikitb. Batu kalsium idiopatik (tidak dijumpai predisposisi
metabolik)6. Batu asam urata. pH urine rendahb. Hiperurikosuria
(primer dan sekunder)7. Batu struvita. Infeksi saluran kemih dengan
organisme yang memproduksi urease.8. Batu sistina. Sistinuria
herediterb. Batu lain seperti matriks, xantin 2.B dihidroksade,
asam urat, silikat.Hiperkalsemia (kalsium serum tinggi), dapat
disebabkan oleh :1. Hiperparatiroidisme 2. Asidosis tubular renal3.
Malignansi 4. Penyakit granulomatosa.5. Masukan vitamin D yang
berlebihan.6. Masukan susu dan alkali.7. Penyakit mieloproliperatif
(leukimia, polisitemia)D. PATOFISIOLOGI
Usia, sex, profesi, mentalitas, nutrisi, ras, keturunan
Kelainan morfologi, gangguan urine, ISK, kelainan metabolik,
faktor genetik
Ekskresi bahan pembentuk batu meningkat, ekskresi inhibitor
kristal menurun, perubahan fisika-kimiawi supersaturasi
kelainan kristaluria, agregatasi kristal, pertumbuhan
kristal
batu saluran kemih (urolithiasis)
nyeri tekan dan ketok infeksinausea hematuria &
anuriahidronefrosispada CVA pionefosis
Perubahan pola eliminasi urineuremiapd laki2 pd wanita demam
vomitus
mjalar ke mjalar ke menggigil ileus paralitiktestis vulva
Ggg rasa nyaman : nyeri pucatspasme otot abdomen
Gelisah, peningkatan bising usus hilangTD dan Nadi
Kulit basah & dinginE. MANIFESTASI KLINISManifestasi klinis
adanya batu dalam traktus urinarius bergantung pada adanya
obstruksi, infeksi, dan edema. Pasien dengan batu ginjal akan
merasa pegal dan kolik pada daerah sudut costavertebralis
(costavertebra angel atau CVA)Ketika batu menghambat aliran urine,
maka akan terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan tekanan
hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal.
Infeksi (pielonefritis dan sistisis yang disertai menggigil, demam
dan disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang terus-menerus.
Beberapa batu, menyebabkan sedikit gejala namun secara perlahan
merusak unit fungsional (nefron) ginjal, sedangkan yang lain
menyebabkan nyeri yang luar biasa dan ketidaknyamanan.Jika terdapat
batu pada ginjal, maka akan terjadi :1. Sakit yang dalam dan
terus-menerus di area costovertebral.2. Hematuria dan piuria3.
Nyeri yang berasal dari dari area renal menyebar secara anterior
dan pada wanita kebawah mendekati kandung kemih sedangkan pada pria
mendekati testis.4. Nyeri tekan diseluruh area kostovertebral5.
Nausea dan vomiting6. Diare dan ketidaknyamanan abdominal akibat
refleks renointestinal dan proksimitas anatomik ginjal ke lambung,
pncreas dan usus besar.Batu yang terjebak di ureter menyebabkan :1.
Gelombang nyeri yang luar biasa, akut dan kolik yang menyebar ke
paha dan genetalia.2. Pasien merasa ingin berkemih, namun hanya
sedikit urine yang keluar dan biasanya mengandung darah akibat aksi
abrasif batu.3. Umumnya pasien akan mengeluarkan batu dengan
diameter 0,5 sampai 1 sm secara spontan. Batu dengan diameter lebih
dari 1 cm biasanya harus diangkat atau dihancurkan sehingga dapat
diangkat atau dihancurkan secara spontan.4. Rasa sakit berupa rasa
pegal di CVA5. gelisah, kulit basah dan dingin.6. Spasme otot
abdomenBatu yang terjebak di kandung kemih dapat menyebabkan :1.
Dapat timbul gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus
urinarius dan hematuria.2. Jika batu menyebabkan obstruksi pada
leher kandung kemih, maka akan terjadi retensi urine.3. Rasa sakit
menjalar ke penis, hematuria.4. Jika infeksi berhubungan dengan
adanya batu, maka kondisi ini jauh lebih serius, disertai sepsis
yang dapat menyebabkan kematian.
F. KOMPLIKASI1. Hidronefrosis2. Pionefrosis3. Uremia4. Gagal
ginjalG. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Pemeriksaan laboratorium :
pemeriksaan darah yang sebaiknya dilakukan adalah pemeriksaan darah
perifer lengkap dan fungsi ginjal.2. Pemeriksaan urinalisa, bila pH
lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman urea splitting yang
menyebabkan batu an-organik, sedangkan bila pH kurang dari 7,6
menyebabkan batu asam (batu organik)3. Leukosit akan meningkat bila
terjadi infeksi.4. Pemeriksaan BON-SUP, akan terlihat lokasi,
ukuran, jumlah batu dan akan terlihat adanya bendungan.5. USG6. CT
Scan7. MRI8. Nuclear Scintigraphy
H. PENATALAKSANAAN1. Mengatasi simptom2. Pengambilan batu dengan
cara :a. Lithotripsi Gelombang Kejut Ekstrakorporeal (ESWL)b.
Nefrostomi perkutaneus (nefrolithotomi perkutaneus), ini dilakukan
untuk mengangkat batu tanpa pembedahan mayor. Batu dapat diangkat
dengan forseps atau jaring, tergantung ukurannya. Selain itu, alat
ultrasound dapat dimasukkan melalui selang nefrostomi disertai
pemakaian gelombang ultrasonik untuk menghancurkan batu, serpihan
batu dan debu diirigasi dan dihisap keluar dari duktus kolektikus.
Batu yang besar selanjutnya dapat dikurangi dengan disintegrasi
ultrasonik dan diangkat dengan forseps atau jaring.Dengan metode
yang sama, cairan elektrikal digunakan untuk membuat gelombang
kejut hidraulik untuk menghancurkan batu (lithotripsi
elektrohidraulik). Sebuah alat dimasukkan melalui sistoskop dan
ujung lithotriptor diletakkan di dekat batu. Kekuatan cairan
listrik dan frekwensi pulsa dapat bervariasi. Prosedur ini
dilakukan di bawah anastesi tipikal.Setelah batu diambil, selang
nefrostomi perkutan dibiarkan di tempatnya untuk beberapa waktu
untuk menjamin bahwa ureter tidak mengalami obstruksi oleh edema
atau bekuan darah. Komplikasi yang sering terjadi adalah hemoragi,
infeksi dan ekstravasasi urinarius.Setelah selang dilepaskan,
traktus nefrostomi ditutup secara spontan.c. Pembedahan3.
Pencegahan4. Menurunkan konsentrasi reaktan (kalsium atau
oksalat)5. Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentukan batu6.
Pengaturan dieta. Meningkatkan masukan cairan, terutama malam
harib. Hindari masukan minuman bersoda (soft drinks)c. Kurangi
masukan proteind. Membatasi masukan Natrium7. Pemberian
obatPengurangan nyeri, bertujuan untuk mengurangi nyeri sampai
penyebabnya dapat dihilangkan, morfin atau meperiden diberikan
untuk mencegah syok dan sinkop akibat nyeri yang luar biasa8.
UreteroskopiUteroskopi mencakup visualisasi dan akses ureter dengan
memasukkan suatu alat utereskop melalui sistoskop. Batu dapat
dihancurkan dengan menggunakan laser, lithotripsi elektrohidraulik
atau ultrasound kemudian diangkat. Suatu steat dapat dimasukkan dan
dibiarkan selama 48 jam atau lebih prosedur untuk menjaga kepatenan
ureter.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. PENGKAJIAN1. Aktivitas atau istirahatPekerjaan monoton,
pekerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi,
keterbatasan aktivitas atau mobilisasi sehubungan dengan kondisi
sebelumnya (penyakit yang tidak sembuh, cedera medula spinalis)2.
Sirkulasi Peningkatan tekanan darah atau nadi (nyeri, ansietas,
gagal ginjal), kulit kemerahan, hangat, pucat.3. EliminasiRiwayat
ISK kronis, penurunan haluaran urine, kandung kemih penuh, rasa
terbakar, dorongan berkemih, diare, oliguria, hematuria, piuria,
perubahan pola berkemih.4. Makanan atau cairanMual, muntah, nyeri
tekan andomen, diet tinggi purin, , kalsium oksalat, ketidakcukupan
masukan cairan, tidak minum air dengan cukup, distensi abdominal,
penurunan bising usus, muntah.5. Nyeri atau KetidaknyamananEpisode
nyeri akut berat, nyeri kolik, melindungi daerah yang sakit,
perilaku distraksi, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi.6.
KeamananPenggunaan alkohol, demam, menggigil.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d
peningkatan frekwensi atau dorongan kontraksi ureteral, trauma
jaringan, pembentukan edema.2. Perubahan eliminasi urine b.d
stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral,
obstruksi mekanik, inflamasi.3. Resti kekurangan volume cairan b.d
mual/muntah (iritasi saraf abdominal dan pelviks umum dari ginjal
atau kolik uretral)C. INTERVENSIGangguan rasa nyaman : nyeri b.d
peningkatan frekwensi atau dorongan kontraksi ureteral, trauma
jaringan, pembentukan edema.Intervensi :1. Catat lokasi, lama,
intensitas (skala 0-10) dan penyebaran nyeri. Perhatikan adanya
tanda non verbal, contoh peninggian tekanan darah dan nadi,
gelisah, merintih.R : membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan
kemajuan gerakan kalkulus2. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya
melaporkan ke perawat terhadap perubahan kejadian/karakteristik
nyeriR : memberikan kesempatan untuk pemberian analgetik sesuai
waktu.3. Berikan tindakan nyaman, contoh teknik relaksasi dan
lingkungan istirahat.R : Meningkatkan relaksasi, menurunkan
tegangan otot.4. Perhatikan keluhan peningkatan atau menetapnya
nyeri abdomenR : obstruksi lengkap untuk dapat menyebabkan
perforasi dan ektravasasi urine ke dalam area perirenal. Ini
membutuhkan kedaruratan bedah akut.5. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat-obatan yang sesuai.R : mengurangi rasa
nyeri.
Perubahan eliminasi urine b.d stimulasi kandung kemih oleh batu,
iritasi ginjal atau ureteral, obstruksi mekanik,
inflamasi.Intervensi :1. Awasi pemasukan dan pengeluaran serta
karakteristik urineR : memberikan informasi tentang tentang fungsi
ginjal dan adanya komplikasi2. Dorong meningkatkan pemasukan
cairanR : Peningkatan hidrasi membilas bakteri, darah dan debris
dan dapat membantu lewatnya batu.3. Periksa semua urine, catat
adanya keluaran batu dan kirim ke laboratorium untuk analisa.R :
penemuan baru memungkinkan identifikasi tipe batu dan mempengaruhi
pilihan terapi4. Observasi perubahan status mental, perilaku dan
tingkat kesadaran.R : akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan
elektrolit dapat menjadi toksik pada SSP5. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat yang sesuai indikasi.R : pemberian obat
asetazolamid (diamox) untuk menngkatkan pH urine untuk menurunkan
pembentukan batu asam.
Resti kekurangan volume cairan b.d mual/muntah (iritasi saraf
abdominal dan pelviks umum dari ginjal atau kolik
uretral)Intervensi :1. Awasi intake dan output cairanR :
membandingkan keluaran aktual dan yang diantisipasi membantu dalam
evaluasi adanya atau derajat stasis atau kerusakan ginjal2. Catat
insiden muntah, diareR : mual/muntah dan diare secara umum
berhubungan dengan kolik ginjal karena saraf gangliom seliaka pada
kedua ginjal dan lambung.3. Tingkatkan pemasukan cairan sampai 3-4
liter per hari dalam toleransi jantung.R : mempertahankan
keseimbangan cairan untuk homeostasis juga tindakan mencuci yang
dapat membilas batu keluar.4. Awasi tanda vital. Evaluasi nadi,
pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.R : indikator
hidrasi atau volume sirkulasi dan kebutuhan intervensi.5. Timbang
BB tiap hari.R : peningkatan BB yang cepat, mungkin berhubungan
dengan retensi urine.6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi cairanR : mempertahankan volume sirkulasi (bila pemasukan
oral tidak cukup) meningkatkan fungsi ginjal.
D. IMPLEMENTASIGangguan rasa nyaman : nyeri b.d peningkatan
frekwensi atau dorongan kontraksi ureteral, trauma jaringan,
pembentukan edema.Implementasi :1. Mencatat lokasi, lama,
intensitas (skala 0-10) dan penyebaran nyeri. Perhatikan adanya
tanda non verbal, contoh peninggian tekanan darah dan nadi,
gelisah, merintih.2. Menjelaskan penyebab nyeri dan pentingnya
melaporkan ke perawat terhadap perubahan kejadian/karakteristik
nyeri3. Memberikan tindakan nyaman, contoh teknik relaksasi dan
lingkungan istirahat.4. Memperhatikan keluhan peningkatan atau
menetapnya nyeri abdomen5. Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat-obatan yang sesuai.Perubahan eliminasi urine b.d
stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral,
obstruksi mekanik, inflamasi.Implementasi :1. Mengawasi pemasukan
dan pengeluaran serta karakteristik urine2. Mendorong meningkatkan
pemasukan cairan3. Memperiksa semua urine, catat adanya keluaran
batu dan kirim ke laboratorium untuk analisa.4. Mengobservasi
perubahan status mental, perilaku dan tingkat kesadaran.5.
Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat yang sesuai
indikasi.Resti kekurangan volume cairan b.d mual/muntah (iritasi
saraf abdominal dan pelviks umum dari ginjal atau kolik
uretral)Implementasi :1. Mengawasi intake dan output cairan2.
Mencatat insiden muntah, diare3. Meningkatkan pemasukan cairan
sampai 3-4 liter per hari dalam toleransi jantung.4. Mengawasi
tanda vital. Evaluasi nadi, pengisian kapiler, turgor kulit dan
membran mukosa.5. Menimbang BB tiap hari.E. EVALUASI1. Menunjukkan
berkurangnya nyeri2. Menunjukkan peningkatan perilaku sehat untuk
mencegah kekambuhana. Mengkonsumsi masukan cairan (10-12 gelas per
hari)b. Melakukan aktivitas yang sesuaic. Mengkonsumsi diet yang
diresepkan untuk mengurangi faktor predisposisi pembentukan batu.d.
Memantau pH urine sesuai anjurane. Mematuhi medikasi seperti yang
dianjurkan untuk mengurangi pembentukan batu.3. Tidak adanya
komplikasia. Tidak memperlihatkan tanda sepsis dan infeksib.
Berkemih sebanyak 200-400 ml urine jernih tanpa mengandung sel
darah merah setiap kali berkemihc. Melaporkan tidak adanya disuria,
frekwensi dan resistensi.d. Memperlihatkan suhu normal.
DAFTAR PUSTAKA
Aru W. Sudoyo. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasian. Jakarta:
EGC.
Mansjoer, Arif, dkk. 2002. Kapita selekta Kedokteran Jilid I.
Jakarta: Media Aesulapius.
Nursalam. 2006. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarh Vol 2. Jakarta: EGC.
21