Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. Angka kematian ibu (AKI) yang menurut SKRT 1986 adalah 450 per 100.000 kelahiran hidup, mengalarni penurunan yang lambat, yaitu menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995). Angka ini 3-6 kali lebih besar dari negara di wilayah ASEAN dan lebih dari 50 kali dari angka di negara maju. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia, menurut hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia 1997 adalah 52 per 1000 kelahiran hidup, dengan Angka Kematian Neonatal 25 per 1000 kelahiran hidup. Dibandingkan negara ASEAN lainnya, AKB Indonesia 2-5 kali lebih tinggi. Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, gangguan perinatal merupakan penyebab utama kematian bayi (33,5%) di pulau Jawa Bali dan merupakan penyebab kematian ke dua (269%) di luar Jawa - Bali. Salah satu upaya yang dilakukan Depkes dalam mempercepat penurunan AKI adalah mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang membutuhkannya. Untuk itu sejak tahun 1990 telah ditempatkan bidan di desa, yang pada tahun 1996 telah mencapai target 54.120 bidan. Dengan demikian,
48

LP Nifas

Dec 30, 2015

Download

Documents

Indra D. A Long

tttttttttttttttggggggdddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LP Nifas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan

masalah besar. Angka kematian ibu (AKI) yang menurut SKRT 1986 adalah

450 per 100.000 kelahiran hidup, mengalarni penurunan yang lambat, yaitu

menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995). Angka ini 3-6 kali

lebih besar dari negara di wilayah ASEAN dan lebih dari 50 kali dari angka di

negara maju.

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia, menurut hasil Survey

Demografi Kesehatan Indonesia 1997 adalah 52 per 1000 kelahiran hidup,

dengan Angka Kematian Neonatal 25 per 1000 kelahiran hidup. Dibandingkan

negara ASEAN lainnya, AKB Indonesia 2-5 kali lebih tinggi. Menurut Survey

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, gangguan perinatal merupakan

penyebab utama kematian bayi (33,5%) di pulau Jawa Bali dan merupakan

penyebab kematian ke dua (269%) di luar Jawa - Bali.

Salah satu upaya yang dilakukan Depkes dalam mempercepat

penurunan AKI adalah mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu

yang membutuhkannya. Untuk itu sejak tahun 1990 telah ditempatkan bidan

di desa, yang pada tahun 1996 telah mencapai target 54.120 bidan. Dengan

demikian, dapat diasumsikan bahwa hampir sernua desa di wilayah Indonesia

mempunyai akses untuk pelayanan kebidanan.

WHO, melalui suatu pertemuan konsultasi regional Asia Tenggara

pada tahun 1993, merekomendasikan agar bidan dibekali dengan pengetahuan

dan keterampilan pertolongan pertama/penanganan kegawatdaruratan

kebidanan yang relevan. Untuk itu, pada Dertengahan tahun 1996 Depkes

telah menerbitkan Permenkes No. 572/PER/Menkes/ VI/96, yang memberikan

wewenang dan perlindungan bagi bidan dalam melakukan tindakan

penyelamatan jiwa ibu dan janin/bayi baru lahir. Di samping itu, sejak tahun

1995 telah dikembangkan mekanisme pembinaan teknis bidan oleh bidan

koordinator.

Page 2: LP Nifas

Selanjutnya, pada pertemuan pengelola program Safe Motherhood dari

negara-negara di wilayah SEARO/Asia Tenggara pada tahun 1995, disekapati

bahwa kualitas pelayanan kebidanan yang diberikan kepada setiap ibu yang

memerlukannya perlu diupayakan agar memenuhi standar tertentu agar aman

dan efektif. Sebagai tindak lanjutnya, WHO SEARO mengembangkan standar

pelayanan kebidanan. Standar ini kemudian diadaptasikan untuk pemakaian di

Indonesia, khususnya untuk tingkat pelayanan dasar, sebagai acuan pelayanan

di tingkat masyarakat.

B. Tujuan

Tujuan Umum

Sesuai dengan latar belakang di atas maka penyusunan laporan ini

bertujuan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin

menurut 7 langkah Varney.

Tujuan Khusus

a. Untuk melakukan pengkajian data dasar (data obyektif dan

subyektif)

b. Untuk menginterpretasi data dasar dan identifikasi diagnosis

masalah

c. Untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

d. Untuk mengidentifikasi kebutuhan segera

e. Untuk melakukan rencana asuhan menyeluruh

f. Untuk melakukan pelaksanaan asuhan menyeluruh atau

implementasi.

g. Untuk melakukan evaluasi.

C. Manfaat

Bagi Rumah Sakit

Meningkatkan mutu pelayanan kebidanan umumnya dan pelayanan

postnatal care khususnya melalui penerapan manajemen

Page 3: LP Nifas

kebidanan, serta ikut berpartisipasi dalam program pemerintah

yaitu Angka Kematian Ibu Nol (AKINO).

Bagi Institusi

mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam menerapkan ilmu

pendidikan yang telah diperoleh di bangku kuliah serta sebagai

bahan analisa untuk pendidikan.

Bagi pembimbing

Meningkatkan kualitas bimbingan terhadap mahasiswa sehingga

dapat memberikan bimbingan secara profesional di lahan praktek,

serta dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam bidang

kebidanan pada mahasiswa.

Page 4: LP Nifas

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN FISIOLOGIS

A. Konsep Dasar masa nifasI. Pengertian

1) Nifas atau masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saefuddin AB, 2002)

2) Masa Puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir kira- kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Winkjosastro, 2007)

3) Masa nifas didefinisikan sebagai periode selama dan setelah kelahiran. Namun secara populer, diketahui istilah tersebut mencakup 6 minggu berikutnya saat terjadi involusi kehamilan normal. (Cunningham FG. 2006, hal. 443).

4) Masa nifas adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. (Asuhan kebidanan Nifas, 2008)

II. EtiologiLahirnya hasil konsepsi yang berada di dalam rahim (Huliana, 2003)

III. FisiologiSegera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri kira-kira sepusat. Korpus uteri sekarang sebagian besar merupakan miometrium yang dibungkus serosa dan dilapisi desidua. Dinding anterior dan posterior menempel dengan tebal masing-masing 4-5 cm. Oleh karena adanya konraksi rahim, pembuluh darah tertekan sehingga terjadi ischemia. Selama 2 hari berikut uterus tetap dalam ukuran yang sama baru 2 minggu kemudian turun kerongga panggul dan tidak dapat diraba lagi diatas symfisis dan memncapai ukuran normal dalam waktu 4 minggu.

Setelah persalinan uterus seberat ± 1 kg, karena infolusio 1 minggu kemudian beratnya sekitar 500 gram, dan pada akhir minggu kedua menjadi 300 gram dan segera sesudah minggu kedua menjadi 100 gram. Jumlah sel-sel otot tidak berkurang banyak hanya saja ukuran selnya yang berubah.

Setelah 2 hari persalinan desidua yang tertinggal dalam uterus berdeferensiasi menjadi 2 lapisan. Lapisan superficial menjadi nekrotik terkelupas keluar bersama lochea sementara lapisan basalis tetap utuh

Page 5: LP Nifas

menjadi sumber pembentukan endometrium baru. Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat kecuali tempat plasenta. Seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu ketiga.

Segera setelah persalinan tempat plasenta kira-kira berukuran sebesar telapak tangan. Pada akhir minggu kedua ukuran diameternya 2-4 cm.

Setelah persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah yang mengalami trombos. Setelah kelahiran, ukuran pembuluh darah ekstra uteri mengecil menjadi sama atau sekurang-kurangnya mendekati ukuran sebelum hamil.

Serviks dan segmen bawah uterus menjadi struktur yang tipis, kolaps dan kendur setelah kala II persalinan. Mulut serviks mengecil perlahan-lahan. Selama beberapa hari setelah persalinan, porsio masih dapat dimasuki 2 jari, sewaktu mulut serviks sempit, serviks kembali menebal dan salurannya akan terbentuk kembali.

Miometrium segmen bawah uterus yang sangat tipis berkontraksi tetapi tidak sekuat korpus uteri. Beberapa minggu kemudian segmen bawah menjadi isthmus uteri yang hampir tidak dapat dilihat.

Vagina dan pintu keluar vagina akan membentuk lorong yang berdinding lunak yang ukurannya secara perlahan-lahan mengecil. Rugae terlihat kembali pada minggu ketiga, hymen muncul kembali sebagai potongan jaringan yang disebut sebagai carunculae mirtiformis.

Pada dinding kandung kencing terjadi edema dan hyperemia, disamping itu kapasitasnya bertambah besar dan relative tidak sensitive terhadap tekanan cairan intravesika.

IV. Tanda dan GejalaNifas ditandai dengan :1. Adanya perubahan fisik

a. Uterus (Rahim)Setelah persalinan uterus seberat ± 1 kg, karena infolusio 1 minggu kemudian beratnya sekitar 500 gram, dan pada akhir minggu kedua menjadi 300 gram dan segera sesudah minggu kedua menjadi 100 gram. Jumlah sel-sel otot tidak berkurang banyak hanya saja ukuran selnya yang berubah. Setelah persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah yang mengalami trombos. Setelah kelahiran, ukuran pembuluh darah ekstra uteri mengecil menjadi sama atau sekurang-kurangnya mendekati ukuran sebelum hamil.

b. Serviks (Leher rahim)Serviks menjadi tebal, kaku dan masih terbuka selama 3 hari. Namun ada juga yang berpendapat sampai 1 minggu. Bentuk

Page 6: LP Nifas

mulut serviks yang bulat menjadi agak memanjang dan akan kembali normal dalam 3-4 bulan.

c. VaginaVagina yang bengkak serta lipatan (rugae) yang hilang akan kembali seperti semula setelah 3-4 minggu.

d. AbdomenPerut akan menjadi lembek dan kendor. Proses involusio pada perut sebaiknya diikuti olahraga atau senam penguatan otot-otot perut. Jika ada garis-garis biru (striae) tidak akan hilang, kemudian perlahan-lahan akan berubah warna menjadi keputihan.

e. PayudaraPayudara yang membesar selama hamil dan menyusui akan kembali normal setelah masa menyusui berakhir. Untuk menjaga bentuknya dibutuhkan perawatan yang baik.

f. KulitSetelah melahirkan, pigmentasi akan berkurang, sehingga hiperpigmentasi pada muka, leher, payudara dan lainnya akan menghilang secara perlahan-lahan.

2. Involusio uterus dan pengeluaran lokheaDengan involusio uteri, maka lapisan lapisan luar dari desidua

yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama-sama dengan sisa cairan, campuran antara darah yang dinamakan lochea. Biasanya berwarna merah, kemudian semakin lama semakin pucat, dan berakhir dalam waktu 3-6 minggu.a) Lokhea Rubra

Sesuai dengan namanya yang muncul pada hari pertama post partum sampai hari keempat. Warnanya merah yang mengandung darah dan robekan/luka pada tempat perlekatan plasenta serta serabut desidua dan chorion.

b) Lokhea SerosaBerwarna kecoklatan, mengandung lebih sedikit darah, banyak serum, juga lekosit. Muncul pada hari kelima sampai hari kesembilan.

c) Lokhea AlbaWarnanya lebih pucat, putih kekuning-kuningan dan mengandung leukosit, selaput lendir serviks serta jaringan yang mati. Timbulnya setelah hari kesembilan.

3. Laktasi atau pengeluaran ASISelama kehamilan hormon estrogen dan progesterone menginduksi

perkembangan alveolus dan duktus lactiverus didalam payudara dan juga merangsang produksi kolostrum. Namun produksi ASI akan

Page 7: LP Nifas

berlangsung sesudah kelahiran bayi saat kadar hormon estrogen dan progesterone menurun.

Pelepasan ASI berada dibawah kendali neuro-endokrin, rangsangan sentuhan payudara (bayi mengisap) akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel mioepitel

Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui duktus kesinus lactiverus.

Cairan pertama yang diperoleh bayi sesudah ibunya melahirkan adalah kolostrum, yang mengandung campuran yang lebih kaya akan protein, mineral, dan antibodi daripada ASI yang telah mature. ASI yang mature muncul kira-kira pada hari ketiga atau keempat setelah kelahiran.

4. Perubahan sistem tubuh laina) Endokrin

Endokrin diproduksi oleh kelanjar hypofise anterior, meningkat dan menekan produksi FSH (Folicle Stimulating Hoemone) sehingga fungsi ovarium tertunda. Dengan menurunnya hormone estrogen dan progesteron, kondisi ini akan mengembalikan fungsi ovarium kepada keadaan semula.

b) HemokonsentrasiVolume darah yang meningkat saat hamil akan kembali normal dengan adanya mekanisme kompensasi yang menimbulkan hemokonsentrasi, umumnya terjadi pada hari ketiga dan kelima.

V. Aspek Psikologis Post PartumDibagi dalam beberapa fase yaitu :1. Fase “Taking In”

a) Perhatian ibu terhadap kebutuhan dirinya, fase ini berlangsung selama 1-2 hari.

b) Ibu memperhatikan bayinya tetapi tidak menginginkan kontak dengan bayinya. Ibu hanya memerlukan informasi tentang bayinya.

c) Ibu memerlukan makanan yang adekuat serta istirahat/tidur.2. Fase “Taking Hold”

a) Fase mencari pegangan, berlangsung ±10 hari.b) Ibu berusaha mandiri dan berinisistif.c) Perhatian terhadap kemampuan diri untuk mengatasi fungsi

tubuhnya seperti kelancaran bab, bak, duduk, jalan dan lain sebagainya.

d) Ibu ingin belajar tentang perawatan diri dan bayinya.e) Timbul rasa kurang percaya diri.

3. Fase “Letting Go”a) Ibu merasakan bahwa bayinya terpisah dari dirinya.b) Ibu mandapatkan peran dan tanggung jawab baru

Page 8: LP Nifas

c) Terjadi peningkatan kemandirian diri dalam merawat diri dan bayinya.

d) Terjadi penyesuaian dalam hubungan keluarga dan bayinya.

Ada yang membagi aspek psikologis masa nifas adalah sebagai berikut :a. Fase Honeymoon

Yaitu fase setelah anak lahir dimana terjadi kontak yang lama antara ibu, ayah dan anak pada fase ini.

1). Tidak memerlukan hal-hal yang romantis2). Saling memperhatikan anaknya dan menciptakan hubungan

yang baru.b. Bonding and Attachment

Menurut Nelson Attachment, bonding adalah dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir.Menurut Nelson Attachment adalah ikatan aktif yang terjadi antara individu.

c. Post Partum BluesAdalah dimana wanita :1. Kadang-kadang mengalami kekecewaan yang berkaitan dan

mudah tersinggung dan terluka.2. Nafsu makan dan pola tidur terganggu, biasanya terjadi di Rumah

Sakit karena adanya perubahan hormon dan perlu transisi.3. Adanya rasa ketidaknyamanan, kelelahan, kehabisan tenaga yang

menyebabkan ibu tertekan.4. Dapat diatasi dengan menangis. Bila tidak teratasi dapat

menyebabkan depresi.5. Dapat dicegah dengan memberikan penyuluhan sebelumnya

bahwa hal tersebut diatas adalah normal.

VI. Asuhan Masa NifasTabel 2.10. Tabel Kunjungan Nifas

Kunjungan

Waktu Asuhan

I 6-8 JamPP

a. Mencegah pendarahan saat nifas karena atonia uteri

b. Pemantauan keadaan umum ibu c. Melakukan hubungan antara bayi dan ibu

(bonding attachment)d. ASI ekslusife

II 6 Hari PP a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus dan tidak ada tanda – tanda

Page 9: LP Nifas

perdarahan abnormal.b. Menilai adanya tanda – tanda demam,

infeksi dan perdarahan abnormalc. Memastikan ibu mendapat istirahat yang

cukupd. Memastikan ibu mendapatkan makanan

yang bergizie. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan

tidak memperlihatkan tanda – tanda penyulit.

III 2 Minggu PP a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus dan tidak ada tanda – tanda pendarahan abnormal.

b. Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal

c. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup

d. Memastikan ibu mendapatkan makanan yang bergizi

e. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda – tanda penyulit.

IV 6 Minggu PP a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit- penyulit yang ibu alami

b. Memberikan konseling untuk KB secara dini, imunisasi, senam nifas, dan tanda – tanda bahaya yang di alami oleh ibu dan bayi

Tujuan asuhan masa nifas :a. Menjaga kesehatan ibu maupun bayinya, baik fisik maupun

psikologikb. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

Page 10: LP Nifas

VII. Prosedur Diagnostik1) Anamnesa

a. Riwayat ibu: Tanggal dan tempat persalinan Penolong persalinan Jenis persalinan Masalah selama persalinan Nyeri Menyusui atau tidak Keluhan

b. Riwayat sosial ekonomic. Riwayat Bayi

Menyusu atau tidak Keadaan tali pusat Bab dan bak Tanda-tanda bahaya lainnya

2) Pemeriksaan kondisi ibua. Pemeriksaan umum

Tekanan Darah Nadi Suhu Respirasi Tanda anemia Oedema dan tanda thromboflebitis Refleks dan varices

b. Payudara Puting susu Nyeri tekan Abses Pengeluaran ASI

c. Abdomen (uterus) Tinggi Fundus Uteri Kuntraksi uterus Kandung kemih

d. Vulva dan perineum Pengeluaran Penjahitan laserasi atau luka episiotomi Hemoroid

VIII. PenatalaksanaanTindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu hamil :1. Kebersihan diri

Page 11: LP Nifas

a. Anjurkan ibu bagaiman membersihkan daerah kelamin dengan air dan sabun didaerah vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang, baru kemudian membersihkan daerah anus. Dibersihkan setiap kali setelah selesai buang air kecil dan buang air besar.

b. Sarankan ibu untk mengganti pembalut setidaknya 2 kali seharic. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dengan air

mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah kemaluan.d. Jika ibu mempunyai luka operasi atau laserasi, tidak

diperkenankan untuk menyentuh daerah luka.2. Istirahat

a. Anjurkan kepada ibu untuk beristirahat dengan cukup guna mencegah kelelahan yang berlebihan. Ibu tidur pada saat bayinya juga tidur.

b. Sarankan ia kembali kekegiatan rumah tangga biasa secara bertahap.

3. Latihana. Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan

panggul, kembali seperti keadaan sebelum hamil.b. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari akan

sangat membentu, seperti misalnya latihan kegel.4. Gizi

a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap harib. Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral

dan vitamin yang cukupc. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu minum

setiap kali setelah selesai menyusui)d. Pil besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya

selama 40 hari pasca persalinane. Minum kapsul vitamin A (200.000 IU) agar bisa memberikan

vitamin A kepada bayinya melalui ASI-nya.5. Menyusui

ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih, dan siap untuk diminum.

6. Perawatan Payudaraa. Menjaga payudara tetap bersihb. Menggunakan bra yang menyokong payudarac. Rawat payudara bila bengkak atau lecet

7. Hubungan intim (suami istri)Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu

darah merah berhenti dan ibutidak merasa nyeri, aman untuk melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa

Page 12: LP Nifas

waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atai 6 minggu setelah persalinan. Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan.

IX. Prognosa dan Komplikasi1. Prognosis

Masa nifas normal, jika involusio uterus, pengeluaran lochea, pengeluaran ASI dan perubahan system tubuh, termasuk keadaan psikologis ibu normal.

2. KomplikasiKomplikasi pada masa nifas yang biasa terjadi adalah :

a. Infeksi nifasb. Kelainan atau gangguan pada mammae dapat berupa : Mastitis,

Bendungan ASI, Kelainan puting susuc. Subinvolusiod. Perdarahan nifas skundere. Tromboflebitis

B. Konsep Dasar Asuhan keperawatanI. Pengkajian

1. Pemeriksaan Fisika. Monitor Keadaan Umum Ibu

-          Jam I                          :  tiap 15 menit, jam II tiap 30 menit-          24 jam I                     :  tiap 4 jam-          Setelah 24 jam           :  tiap 8 jam

b. Monitor Tanda-tanda Vitalc. Payudara

Produksi kolustrum 48 jam pertama.d. Uterus

Konsistensi dan tonus, posisi tinggi dan ukuran.e. Insisi SC

Balutan dan insisi, drainase, edema, dan perubahan warna.f. Kandung Kemih dan Output Urine

Pola berkemih, jumlah distensi, dan nyeri.g. Bowel

Pergerakan usus, hemoroid dan bising usus.h. Lochea

Tipe, jumlah, bau dan adanya gumpalan.i. Perineum

Episiotomi, laserasi dan hemoroid, memar, hematoma, edema, discharge dan approximation. Kemerahan menandakan infeksi.

j. EkstremitasTanda Homan, periksa redness, tenderness, warna.

Page 13: LP Nifas

k. Diagnostik  Jumlah darah lengkap, urinalisis.

2. Perubahan Psikologisa. Peran Ibu meliputi:

Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor keluarga, usia ibu, konflik peran.

b. Baby Blues:Mulai terjadinya, adakah anxietas, marah, respon depresi dan psikosis.

c. Perubahan Psikologis 1) Perubahan peran, sebagai orang tua.2) Attachment yang mempengaruhi dari faktor ibu, ayah dan bayi.3) Baby Blues merupakan gangguan perasaan yang menetap,

biasanya pada hari III dimungkinkan karena turunnya hormon estrogen dan pergeseran yang mempengaruhi emosi ibu.

d. Faktor-faktor Risiko 1) Duerdistensi uterus2) Persalinan yang lama3) Episiotomi/laserasi4) Ruptur membran prematur5) Kala II persalinan6) Plasenta tertahan7) Breast feeding

II. Diagnosa Keperawatan1. Gangguan integritas jaringan b.d. episiotomi, laserasi.2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d. episiotomi.3. Resiko tinggi infeksi b.d. gangguan integritas kulit.4. Gangguan pola tidur b.d. ketidaknyamanan fisik, kebutuhan minum

anak.5. Resiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.

peningkatan kebutuhan untuk menyusui.6. Resiko tinggi konstipasi b.d. ketidaknyamanan perineal dan peristaltik

yang lemah.7. Resiko tinggi gangguan eliminasi urine: retensi urine b.d. edema

pemeal, trauma perineal.8. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d. kehilangan

darah, penurunan intake oral.9. Cemas b.d. kurangnya pengetahuan tentang perawatan bayi/ibu, kondisi

bayi/ibu.10. Resiko tinggi perubahan ikatan/peran b.d. konflik tentang bayinya.   

Page 14: LP Nifas

III. Intervensi Keperawatan1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d. episiotomi, laserasi.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri berkurang.KH :- Klien menyatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3-4.- Klien tampak rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisa tidur

nyaman.- Tanda-tanda vital dalam batas normal:

Suhu 36-37 °C, N 60-100 x/menit, R 16-24 x/menit, TD 120/80 mmHg

Intervensi  - Tentukan adanya lokasi dan sifat serta skala nyeri.- Inspeksi perbaikan perineum, dan episiotomi.- Perhatikan adanya tanda REEDA.- Ajarkan klien teknik relaksasi dan distraksi (teknik napas panjang

dan dalam, mengalihkan perhatian).- Monitor tanda-tanda vital.

2. Gangguan Integritas Jaringan b.d. Episiotomi, LaserasiTujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, integritas jaringan meningkat.Kriteria Hasil :- Luka episiotomi menunjukkan tanda penyembuhan sesuai proses

(tahap-tahap penyembuhan luka)- Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi / tanda REEDA (-)- Nyeri dapat ditoleransi.

Intervensi - Monitor episiotomi akan kemerahan, edema, memar, hematoma,

keutuhan (sambungan dan pendarahan).- Berikan kompres es, untuk menurunkan  edema.- Berikan penghangat (rendam pantat) 3-4 x/hari, setelah 24 jam

untuk meningkatkan vaskularisasi.- Lakukan perawatan episiotomi setiap hari.- Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan dan terutama daerah

genetalia.

3. Resiko tinggi infeksi b.d gangguan integritas kulitTujuan:Tidak terjadi infeksi.Kriteria Hasil:- Luka bebas dari infeksi

Page 15: LP Nifas

- Tidak timbul tanda-tanda infeksi- Tanda-tanda vital dalam batas normal

Intervensi:- Kaji riwayat prenatal dan intranatal- Kaji tanda-tanda vital- Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus- Catat jumlah, warna, bau, dan konsistensi lochea- Inspeksi sisi perbaikan episiotomi- Monitor input dan output cairan- Monitor tanda-tanda vital

Page 16: LP Nifas

Konsep Manajemen Keperawatan

Manajemen asuhan kebidanan atau yang sering disebut dengan

manajemen klebidanan adalah suatu metode berpikir dan bertindak secara

sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan

kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.

Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam

rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus

pada klien.

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang

berurutan, yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir

dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang

lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi tiap-tiap

langkah tersebut bisa dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan

semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.

Proses manajemen kebidanan merupakan langkah sistematis yang

merupakan pola pikir bidan dalam melaksanakan asuhan kepada klien yang

diharapkan dengan pendekatan pemecahan masalah yang sistematis dan

nasional, maka seluruh aktivitas/ tindakan yang diberikan oleh bidan kepada

klien akan efektif serta terhindar dari tindakan yang bersifat coba-coba yang

akan berdampak kurang baik untuk klien. Untuk kejelasan langkah-langkah

diatas maka dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang penjelasan secara

detail dan setiap step yang dirumuskan oleh Varney.

I. Tahap Pengumpulan Data Dasar (Langkah I)

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Tahap ini merupakan

langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga

kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan

proses interperatsi yang benar atau yang tidak pada tahap selanjutnya,

dalam pendekatan ini harus komperhensif meliputi data subjektif, ojektif

Page 17: LP Nifas

dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi klien

yang sebenarnya.(Suryani Soepardan, 2007)

Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :

1. Anamnesis. Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan biodata,

riwayar menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,

persalinan, dan nifas, bio-psiko-sosio-spiritual, serta pengetahuan

klien

2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-

tanda vital, meliputi:

a. Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)

b. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium dan catatan terbaru serta

catatan sebelumnya).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada formulir pengumpulan data

kehamilan, persalinan, dan masa nifas.

Dalam manjemen kolaborasi, bila klien mengalami komplikasi yang

perlu dikonsultasikan kepada dokter, bidan akan melakukan upaya

konsultasi. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan

langkah berikutnya sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang

dihadapi akan menentukan benar tidaknya proses interpretasi pada tahap

selanjutnya. Oleh karena itu, pendekatan ini harus komprehensif,

mencakup data subjektif, data objektif, dan hasil pemeriksaan sehingga

dapat menggambarkan kondisi klien. .(Suryani Soepardan, 2007)

II. Interpretasi Data Dasar (Langkah II)

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap masalah atau

diagnosa berdasarkan interpretasi yang benar atas data- data yang telah

dikumpulkan.

Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga

kita dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Baik

rumusan diagnosis maupun masalah, keduanya harus ditangani.

Meskipun masalah tidak dapat diartikan sebagai diagnosis, tetapi tetap

membutuhkan penanganan.

Page 18: LP Nifas

Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami

wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian,

Masalah juga sering menyertai diagnosis.

Diagnosis kebidanan merupakan diagnosis yang ditgakkan bidan

dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standard nomenklatur

diagnosis kebidanan. .(Suryani Soepardan, 2007)

Terdapat 10 diagnosa kehamilan, yaitu :

1. Hamil/tidak

2. Primi/multi

3. Usia kehamilan

4. Tunggal/ganda

5. Hidup/mati

6. Intra/ekstra uteri

7. Letak janin/presentasi janin

8. K/U ibu dan janin

9. Kesan panggul

10.Penyerta/penyulit

III. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial dan Antisipasi Penanganannya

(Langkah III)

Pada langkah ini bidan melakukan identifikasi masalah potensial

atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

melakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-

siap mencegah diagnosa / masalah potensial ini menjadi kenyataan.

Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan kebidanan yang

aman.

Pada langkah ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi

masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial tetapi juga

merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial

tidak terjadi.Lamgkah ini bersifat antisipasi yang rasional/ logis

contoh :

Page 19: LP Nifas

seorang wanita dengan pembesaran uterus yang berlebihan. Bidan harus

mempertimbangkan kemungkinan penyebab pembesaran perut yang

berlebihan tersebut misalnya polihidramnion, besar pada kehamilan, ibu

dengan diabetes kehamilan atau kehamilan kembar.

Kemudian bidan harus melakukan perencanaan untuk

mengantisipasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadinya

perdarahan postpartum tiba-tiba yang disebabkan oleh atonia uteri karena

pembesaran uterus yang berlebihan.

Persiapan yang sederhana adalah dengan anamnese dan mengkaji

riwayat kehamilan pada setiap kunjungan ulang, pemeriksaan

laboraturium terhadap simptomatik terhadap bakteri dan segera memberi

pengobatan jika terjadi infeksi saluran kencing.

IV. Menetapkan Perlunya Konsultasi dan Kolaborasi Segera dengan Tenaga

Kesehatan Lain (Langkah IV)

Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter untuk

melakukan konsultasi atau penanganan segera bersama dengan anggota

tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Langkah ke empat mencerminkan kesinambungan dari proses

menejemen kebidanan. Jadi menejemen kebidanan bukan hanya selama

asuhan primer perodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama

wanita tersebut bersama bidan terus menerus misal pada masa persalinan.

Pada langkah ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien

untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling

tepat dalam menejemen asuhan klien.

Dalam melakukan tindakan harus segera sesuai dengan prioritas

masalah / kebutuhan yang dihadapi klien. Setelah bidan merumuskan

tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi masalah atau

diagnosa potensial pada langkah sebelumnya bidan juga harus mampu

merumuskan tindakan segera yang harus dilakukan untuk

menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini termasuk tindakan

segera yang dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat

rujukan.

V. Menyusun Rencana Asuhan (Langkah V)

Page 20: LP Nifas

Pada langkah kelima direncanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan berdasarkan langkah- langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan menejemen terhadap masalah atau diagnosa yang

telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data

yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

Semua keputusan yang telah disepakati dikembangkan dalam

asuhan menyeluruh. Asuhan ini harus bersifat rasional dan valid (up to

date), dan sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.

(Suryani Soepardan, 2007)

VI. Pelaksanaan langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman (Langkah VI)

Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan

dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh

bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan

lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, namun ia tetap

memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya

dengan memastikan bahwa langkah tersebut benar- benar terlaksana).

Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk

menangani klien yang mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung

jawab terhadap terlaksananya rencana bersama yang menyeluruh

tersebut. Penatalaksanaannya yang efisien dan berkualitas akan

berpengaruh pada waktu serta biaya. (Suryani Soepardan, 2007)

VII. Evaluasi (Langkah VII)

Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek

asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang

menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan.

Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan

yang sudah diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan

bantuan, apakah benar- benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi

dalam diagnosis dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif

dalam pelaksanaanya.

Demikianlah langkah-langkah alur berpikir dalam

penatalaksanaan klien kebidanan. Alur ini merupakan sutu proses yang

Page 21: LP Nifas

berkesinambungan dan tidak terpisah satu sama lain, namun berfungsi

memudahkan proses pembelajaran.

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”N”

DENGAN POSTPARTUM NORMAL HARI PERTAMA

DI RUANG NIFAS RSUD PATUT PATUH PATJU GERUNG

Hari/tanggal : Selasa 03 Juli 2012

Pukul : 07.30 wita

Tempat : Ruang Nifas RSUD Patut Patuh Patju Gerung

I. PENGKAJIAN DATA

A. Data Subyektif (S)

a. Identitas

  Istri Suami

Nama Ny "N" Tn "S"

Umur 22 tahun 29 tahun

Suku/

Bangsa Sasak/ Indonesia Sasak/ Indonesia

Agama Islam Islam

Pendidikan SMU SMU

Pekerjaan IRT Buruh

Alamat Paok Kambut Paok Kambut

b. Keluhan utama

Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules.

1. Riwayat perjalanan penyakit

Ibu mengatakan perutnya masih mulas setelah melahirkan pada tanggal

03 Juli 2013.

Page 22: LP Nifas

2. Riwayat Kebidanan

a. Riwayat menstuasi

1) Menarche : 14 tahun

2) Siklus : 30 Hari

3) Lama : ± 7 hari

4) Jumlah : 2 kali ganti pembalut sehari

5) Flour albus : Tidak ada

6) Dismenoria : Kadang-kadang

b. Riwayat kehamilan sekarang

1) Hamil ke : 1(pertama)

2) HPHT : 22-09-2012 HTP : 29-06-13

3) Umur kehamilan : 9 bulan

4) ANC : 9x di Posyandu

5) Tanda bahaya/penyulit : Tidak ada

6) Imunisasi TT : TT1 07-01-2013

TT2 23-04-2013

7) Riwayat KB : Belum pernah menggunakan KB

8) Rencana KB : Implan

c. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan anak yang lalu

Kehami

lan

No.

UK

Jenis

Persali

nan

Tempat Peno

long

Penyulit

BBL JK Usia KB KetH B N

ini 9 bln Normal Rumah

SakitBidan - - - 3400 ♂ 1 hr -

Hidup

d. Riwayat persalinan sekarang

Tanggal persalinan : 03 juli 2013

Jenis persalinan : spontan, letak belakang kepala

Lama persalinan

Kala I : 12 jam

Kala II : 20 menit

Kala III : 10 menit

Page 23: LP Nifas

Kala IV : 2 jam

Keadaan ketuban

Pecah jam :04:.30 wita.

Warna : jernih.

Jumlah : ±400 cc

Bau : khas

Keadaan plasenta

Lahir jam : 05.25 wita.

Berat : ± 500 gram.

Jumlah pendarahan : ± 100 cc.

Panjang tali pusat : ± 50 cm.

Kontraksi uterus : baik

Heating : Ada

TFU : 2 jari bawah pusat

Keadaan bayi

Keadaan umum : baik

Berat badan :3400 gram

Panjang badan :53 cm

Jenis kelamin : Perempuan

A-S : 7-9

Kelainan : tidak ada

e. Riwayat kesehatan yang dahulu dan sekarang

Masalah Kardiovaskular : Tidak ada

Hipertensi : Tidak ada

Diabetes : Tidak ada

Penyakit Kelamin / HIV / AIDS : Belum melakukan pemeriksaan

Hepatitis : Belum melakukan pemeriksaan

Malaria : Tidak ada

Campak : Tidak ada

Tuberkolosis : Tidak ada

Anemia Berat : Tidak ada

Penyakit Ginjal : Tidak ada

Page 24: LP Nifas

Penyakit Asma : Tidak ada

Lainnya : Tidak ada

f. Riwayat psikososial spiritual

a. Riwayat perkawinan

Lama : ± 1.5 tahun.

Berapa kali menikah : 1x menikah.

b. Komunikasi

Nonverbal : lancar

Verbal : bahasa sasak.

c. Keadaan emosional : Stabil.

d. Hubungan dengan keluarga : akrab

e. Hubungan dengan orang lain : akrab

f. Ibadah/ spiritual : Taat

g. Res keluarga terhadap kelahiran : Suami dan keluarga senang dengan

kelahiran ini.

h. Dukungan keluarga : keluarga sangat mendukung terutama menemani

ibu saat melahirkan.

i. Pengambil keputusan dalam keluarga : suami sebagai kepala keluarga.

1. Beban kerja dan kegiatan sehari-hari : ibu

melakukan pekerjaan rumah seperti memasak,

menyapu dan mencuci.

g. Riwayat kebutuhan biologi

Nutrisi

Makan : ibu sudah makan setelah melahirkan sebanyak 1x

Komposisinya : Nasi, sayur, tahu, tempe, ikan.

Porsi : ½ piring

Minum : ibu sudah minum air setelah melahirkan sebanyak

2x

Komposisinya : 1 gelas air putih dan air gula

Eliminasi

BAB : ibu belum BAB setelah melahirkan

Page 25: LP Nifas

BAK : ibu sudah BAK setelah melahirkan sebanyak 1x

Keluhan : Tidak ada

Personal hygiene

Mandi : ibu belum mandi setelah melahirkan

Gosok gigi : ibu belum menggosok gigi setelah melahirkan

Ganti pakaian : ibu sudah ganti baju setelah melahirkan

Pembalut : 1x ganti pembalut

Pola istirahat

Istirahat : ibu istirahat setelah melahirkan ± 1 jam

B. DATA OBYEKTIF (O)

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Pernafasan : 22 x/menit

Nadi : 82 x/menit

Suhu : 37 ºC

Berat Badan : 62 kg

Tinggi Badan : 158 cm

LILA : 25 cm

b. Pemeriksaan Fisik

Kepala dan rambut : lesi/ benjolan (-), ketombe (-), rambut hitam (+)

Wajah : pucat (-), oedema (-),

Mata : konjungtiva pucat (-), ikterus (-)

Mulut dan gigi : pecah- pecah (-), karies (-)

Leher : pembesaran kelenjar limfe (-), bendungan vena

jugularis (-), pembesaran kelenjar thyroid (-)

Payudara : simetris, puting susu menonjol (+),

retraksi/dimpling (-) pembesaran kelenjar limfe (-),

nyeri tekan (-)

Page 26: LP Nifas

Abdomen

Inspeksi : bekas luka operasi (-), linea nigra (+),

Palpasi : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik,

kandung kemih kosong

Genetalia : baik, tidak ada oedema terdapat pengeluaran darah

(lokhe rubra) ada robekan jalan lahir.

Ekstermitas : pucat (-), oedema (-), varises (-), reflek patella +/+

II. INTERPRETASI DATA DASAR

A. Diagnosa : P1A0H1 dengan post partum normal hari pertama.

Dasar :

- Subjektif

Ibu mengatakan ini adalah persalinan yang

pertama

- Objektif

Ibu melahirkan tanggal 03 Juli pukul

05.25 WITA dengan persalinan normal

TD : 110/80 mmHg

N : 82x/ menit

R : 22x/ menit

S : 37ºC

TFU : 2 jari bawah pusat

B. Masalah

Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu

Dasar :

1. Ibu masih merasakan perutnya mules

C. Kebutuhan

1. Penjelasan mengenai ketidaknyamanan dan cara mengatasi

ketidaknyamanan

III. MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI PENANGANANNYA

Masalah potensial : Tidak ada

Page 27: LP Nifas

Antisipasi penanganan : Tidak ada

IV. KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

Mandiri : Tidak ada

Kolaborasi : Tidak ada

Rujukan : Tidak ada

V. RENCANA TINDAKAN

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

2. Jelaskan pada ibu tentang perubahan-perubahan fisiologis pada masa

nifas dan jelaskan keadaannya.

3. Jelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya pada ibu nifas.

4. Anjurkan pada ibu untuk mobilisasi dini.

5. Ajarkan kepada ibu cara perawatan payudara.

6. Anjurkan pada ibu posisi menyusui yang baik dan cara menyusui yang

benar.

7. Informasikan ibu gizi ibu menyusui.

8. Anjurkan ibu untuk makan dan istirahat yang cukup.

9. Memotivasi ibu untuk memelihara kebersihan dirinya.

10. Jelaskan ibu jadwal kunjungan ulang.

VI. PELAKSANAAN

Tanggal : 03 Juli 2013

Waktu : 07.35 WITA

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan. Keadaan umum

baik, TD : 110/80 mmHg, N: 82x/ menit, S: 37ºC, R: 22x/ menit,

Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di bawah pusat, Pengeluaran lochea

rubra (+).

2. Menjelaskan kepada ibu tentang perubahan-perubahan tubuh pada masa

nifas, seperti involusi uterus yaitu pemulihan rahim kebentuk semula

seperti sebelum hamil, pengeluaran air susu serta pengeluaran lochea.

Menjelaskan pula tentang keadaannya berdasarkan hasil pemeriksaan

Page 28: LP Nifas

bahwa rasa mules merupakan hal yang normal dalam proses involusi

uterus.

3. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas yaitu

darah banyak keluar dari vagina, lochea atau cairan berbau busuk,

demam tinggi, tekanan darah tinggi disertai dengan mual muntah, nyeri

ulu hati, penglihatan kabur dan pusing berlebihan.

4. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini yaitu miring kiri/ kanan, duduk

di tempat tidur, berdiri serta menganjurkan ibu untuk eliminasi agar

kandung kencing ibu tidak penuh karena bisa menyebabkan terjadinya

perdarahan dan mengganggu pemulihan tubuh ibu.

5. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara untuk mengurangi

kekencangan pada payudara yang dialaminya dan untuk melancarkan

pengeluaran ASI.

Adapun cara-cara perawatan payudara yaitu :

1. Cucilah tangan dengan bersih lalu basahi kedua telapak tangan

dengan minyak kelapa.

2. Kompres putting susu sampai daerah areola dengan minyak kelapa

(2-3 menit)

3. Urut payudara ke arah dalam dan ke arah luar (masing-masing 15-20

kali)

4. Pegang pangkal payudara dan urutlah ke arah putting (5-10 kali)

5. Pegang bagian putting dan tarik-tarik secara perlahan-lahan.

6. Bersihkan putting susu dan sekitarnya dengan handuk basah.

Lakukanlah pada kedua payudara.

6. Mengajarkan ibu posisi yang baik dalam menyusui yaitu :

a. Kepala bayi lurus dengan badan menghadap ibu. Hidung bayi

menghadap ke putting ibu.

b. Pastikan seluruh badan bayi tersangga dengan baik. Putting susu ibu

disentuhkan pada bibir atau pipi bayi untuk merangsang bayi

membuka mulut.

c. Saat mulut bayi terbuka lebar segera masukkan putting dan sebagian

besar areola ke mulut bayi.

d. Susuilah bayi dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian.

Page 29: LP Nifas

Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin,

setidaknya 10-12 kali dalam sehari selama 10-15 menit. Pada saat

menyusui bayinya salah satu payudara harus benar-benar

dikosongkan barulah menyusui dengan payudara yang satunya.

Selain menjaga kebersihan payudara juga membantu kenaikan berat

badan bayi.

7. Mengkomunikasikan pada ibu tentang gizi ibu menyusui. Ibu harus

mengkonsumsi makanan yang lebih banyak dari saat hamil dengan menu

seimbang, minum air putih yang banyak yaitu 8 gelas sehari.

Menjelaskan pada ibu tentang nutrisi ibu menyusui yaitu porsi, frekuensi

dan komposisi harus lebih banyak. Porsi makan ibu harus dua kali lebih

banyak daripada saat hamil. Kebutuhan gizi pada ibu menyusui yaitu

kalsium (terdapat pada susu, keju, ikan teri, kacang-kacangan), asam

lemak (terdapat pada ikan laut), zat besi (terdapat pada daging, hati,

bayam), vitamin c (terdapat pada buah-buahan seperti jeruk, apel, sirsak,

tomat), vitamin B1& B2 (terdapat pada padi, kacang-kacangan, hati,

telur, ikan).

8. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang banyak. Minum

sedikitnya 3 liter dalam sehari. Makan dan minum yang banyak ini

bertujuan untuk memulihkan kesehatan dan untuk pembentukan dan

pengeluaran air susu. Selain itu, juga Menganjurkan ibu untuk istirahat

yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, pada malam hari

7-8 jam, pada siang hari 2 jam.

9. Memotivasi ibu untuk menjaga kebersihan dirinya dengan cara mandi 2x

sehari, memakai sabun mandi, menggosok gigi serta mengganti pakaian

apabila berkeringat apabila berkeringat, mengganti pembalut setidaknya

2 kali sehari dan mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah

kelamin dengan sabun dan air dengan cara membersihkan daerah di

sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang, baru kemudian

membersihkan daerah sekitar anus.

10. Menjelaskan kepada ibu untu melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi

atau secepatnya datang ke bidan bila ada tanda-tanda bahaya.

Page 30: LP Nifas

VII. EVALUASI

Tanggal : 03 Juli 2013

Waktu : 07.36 WITA

1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Ibu mengerti dan dapat menyebutkan kembali tentang semua penjelasan

yang telah diberikan, seperti perubahan-perubahan pada tubuh yang

terjadi pada masa nifas, cara perawatan payudara, posisi yang baik dalam

menyusui, istirahat yang cukup pada siang dan malam hari, makan dan

minum yang banyak, menjaga kebersihan diri, dan cara merawat tali

pusat bayi.

3. Ibu mengatakan sudah mengerti dan akan melakukan semua yang telah

dianjurkan.

Page 31: LP Nifas

BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan pada Ny. ‘N’ sudah sesuai dengan standar pelayanan

kebidanan. Anamnese di lahan telah dilakukan sesuai dengan pedoman dan telah

mencakup seluruh aspek yang di butuhkan sebagai data dasar dalam asuhan

kebidanan.

Dalam kasus masa nifas Ny.”N” tidak ditemukan adanya masalah, ibu

dapat menyusui bayinya dengan baik sehingga tidak terdapat bendungan ASI atau

masalah yang berhubungan dengan masa nifas ibu, asuhan yang diberikan sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan

antara kenyataan dengan konsep teori. Oleh karena itu masa nifas Ny.”N” adalah

masa nifas normal karena tidak ditemukan komplikasi atau penyulit. Jadi, secara

keseluruhan, asuhan yang diberikan pada Ny. ‘N’ sudah sesuai dengan standar

pelayanan kebidanan.Tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek.

Page 32: LP Nifas

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Penyusun telah melakukan pengkajian pada ibu nifas untuk mendapatkan

informasi dan data yang akurat

2. Berdasarkan data dari hasil pengkajian, telah dapat diinterprestasikan dan

ditetapkan diagnosa, masalah serta kebutuhannya

3. Pada kasus ini tidak diberikan intervensi tindakan segera, karena

merupakan kasus yang fisiologis

4. Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan tidak ditemukan diagnosa dan

masalah potensial yang membutuhkan antisipasi penanganannnya.

5. Penyusun dapat membuat rencana asuhan yang menyeluruh sesuai dengan

diagnosa, masalah, dan kebutuhan.

6. Asuhan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana asuhan yang telah

dibuat.

7. Evaluasi asuhan kebidanan yang dilakukan telah sesuai dengan konsep.

Dari hasil evaluasi tersebut seluruh diagnosa, masalah, kebutuhan, yang

ada hampir seluruhnya dapat diatasi dengan baik.

SARAN

1. Bagi lahan praktik diharapkan untuk tetap memberikan asuhan kebidanan

yang berkualitas pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan asuhan pada bayi baru

lahir sehingga dapat meningkatkan kesehatan pada ibu dan anak serta

mengurangi angka mortalitas dar morbiditas khususnya di provinsi NTB.

Page 33: LP Nifas

2. Bagi ibu nifas, dengan adanya asuhan kebidanan diharapkan dapat

mengetahui keadaannnya dan perkembangan masa nifasnya apakah

normal atau tidak.

3. Bagi bidan atau petugas kesehatan diharapkan dapat mendeteksi adanya

komplikasi masa nifas dan cara mengatasi komplikasi tersebut.

4. Bagi Mahasiswa dapat melakukan pengkajian kesehatan ibu nifas dengan

7 langkah Varney.