acLAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KASUS
GASTRITIS
A. Konsep dasar keluarga1. PengertianMenurut Duval, 1997 (dalam
Supartini, 2004) mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan
orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
setiap anggota.Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa
keluarga sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena
hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan
menciptakan serta mempertahankan budaya.2. Tipe Keluargaa. Menurut
Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga, yaitu
:1). Keluarga Tradisional Keluarga inti adalah keluarga yang
terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang hidup dalam rumah
tangga yang sama. Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga
yang hanya dengan satu orang yang mengepalai akibat dari
perceraian, pisah, atau ditinggalkan. Pasangan inti hanya terdiri
dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak yang
tinggal bersama mereka. Bujang dewasa yang tinggal sendiri Pasangan
usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri
tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau bekerja. Jaringan
keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau
anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah
geografis.2). Keluarga non tradisional Keluarga dengan orang tua
yang mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya terdiri dari ibu
dan anaknya). Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah
mempunyai anak Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis
kelamin sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah Keluarga
kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan
monogamy dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas,
sumber dan mempunyai pengalaman yang sama.b. Menurut Allender dan
Spradley (2001)1) Keluarga tradisional Keluarga Inti (Nuclear
Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak
kandung atau anak angkat Keluarga besar (extended family) yaitu
keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan
darah, misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi Keluarga dyad yaitu
rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak Single parent
yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau
kematian. Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri
dariseorang dewasa saja Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga
yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut2) Keluarga non
tradisional Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa
pertalian darah hidup serumah Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada
ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah
Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama
dalam satu rumah tanggac. Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988)
dalam Setiawan dan Darmawan (2005) Keluarga berantai (sereal
family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersama-sama. Keluarga kabitas yaitu keluarga yang
terbentuk tanpa pernikahan
3. Struktur KeluargaStruktur keluarga terdiri dari
bermacam-macam struktur, diantaranya :a. Patrilineal : adalah
keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari
sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan
hubungan itu dususun melalui jalur garis ibu.c. Matrilokal : adalah
sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.d.
Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami
istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri.Berdasarkan kemampuan untuk pemenuhan kebutuhan
dasar, psikososial, ekonomi, dan aktualisasi keluarga dalam
masyarakat keluarga dikelompokkan menjadi 5 tahap, yaitu sebagai
berikut :a. Keluarga Pra SejahteraAdalah keluarga yang belum dapat
memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, yaitu kebutuhan
penhgajaran agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan atau
keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indicator
keluarga sejahtera tahap Ib. Keluarga Sejahtera tahap IAdalah
keluarga yang telah memeuhi kebutuhan dasar secara minimal serta
memenuhi kebutuhan sosial psikologinya, yaitu kebutuhan pendidikan,
Keluarga Berencana (KB), interaksi dalam keluarga, interaksi dengan
lingkungan tempat tinggal atau transportasic. Keluarga Sejahtera
Tahap IIAdalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan secara
minimal serta telah memenuhi seluruh kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi.d. Keluarga Sejahtera Tahap IIIAdalah keluarga
yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial
psikososial dan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan
sumbangan baik internal atau keluarga, serta berfikir dengan
menjadi pengurus lembaga masyarakat, yayasan sosial, keagamaan,
kesenian, olah raga, pendidikan dan sebagainya.e. Keluarga
Sejahtera Tahap III (Plus)Adalah keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan baik yang bersifat dasar, sosial, psikologis,
pengembangan, serta telah mampu memberikan sumbangan yang nyata dan
berkelanjutan bagi masyarakat.4. Fungsi KeluargaFungsi keluarga
merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau
sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya : Fungsi
keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan
(2005), yaitu:a. Fungsi afektifFungsi afektif merupakan fungsi
keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadian anggota
keluarga.b. Fungsi sosialisasiFungsi sosialisasi bercermin dalam
melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan
norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh
dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya anak.c.
Fungsi perawatan kesehatanFungsi perawatan kesehatan keluarga
merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan
seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan
perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara
dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap
anggota keluarga.d. Fungsi ekonomiFungsi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan papan, dan
kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga.e.
Fungsi biologisFungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk
meneruskn keturunan tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak
untuk kelanjutan generasi selanjutnya.f. Fungsi psikologisFungsi
psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan
rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas
keluarga.g. Fungsi pendidikanFungsi pendidikan diberikan keluarga
dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan membentuk
perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa mendidik
anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.5. Ciri-ciri
Keluargaa. Diikat dalam suatu tali perkawinanb. Ada hubungan
darahc. Ada ikatan batind. Ada tanggung jawab masing-masing
anggotanyae. Ada pengambilan keputusanf. Kerjasama diantara anggota
keluargag. Komunikasi interaksi antar anggota keluargah. Tinggal
dalam suatu rumah6. Tugas Keluarga Dalam Bidang KesehatanFriedman
(2010) membagi lima tugas keluarga dalam bidang kesehatannya :a.
Mengenal masalah kesehatan setiap anggotannyab. Mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan yang tepatc. Merawat anggota keluarga yang
sakit dan yang tidak dapat membantu dirinya sendirid. Memelihara
lingkungan rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
anggota keluargae. Mempertahankan hubungan timbale balik antar
keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan
dengan baik, fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang baik.7.
Keperawatan Kesehatan Keluargaa. PengertianKeperawatan kesehatan
keluarga adalah tingkat perawatan masyarakat yang ditunjukkan atau
dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat,
dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai
saran/penyalur (Friedman, 2010).b. Keluarga sebagai unit pelayanan
yang dirawatKeluarga dijadikan sebagai unit pelayanan, karena
masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi
antara sesame anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula
keluarga-keluarga disekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan.
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan (Friedman, 2010) :a.
Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkkut kehidupan masyarakatb. Keluarga sebagai suatu kelompok
dapat menimbulkan, mencegah, mengembalikan atau memperbaiki
masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknyac. Masalah-masalah
kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh
terhadap anggota keluarga yang lainnyad. Dalam memelihara kesehatan
anggota keluarganya sebagai individu (pasien), keluarga tetap
berperan sebagai pengambilan keputusan dalam memelihara kesehatan
para anggotanya.e. Keluarga merupakan prantara yang efektif dan
mudah untuk berbagai upaya keehatan masyarakatc. Status penyakit
dan kemiskinan dalam keluargaDalam pemberian asuhan keperawatan
terhadap keluarga lebih ditekankan kepada keluarga-keluarga dengan
keadaan sosial ekonomi yang rendah. Keadaan sosial ekonomi yang
rendah pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah
kesehatan yang mereka hadapi, disebabkan karena ketidakfahaman dan
ketidakmampuan dalam mengatasi berbagai masalah yang mereka
hadapi.Masalah kemiskinan akan sangat mempengaruhi kemampuan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga mereka
terhadap gizi, perumahan dan lingkungan yang sehat, pendidikan dan
kebutuhan-kebuthan lainnya. Jelas kesemuanya itu akan dengan mudah
dapat menimbulkan penyakit.
Berikut ini merupakan penyakit yang menimbulkan kemiskinan :
Kecemderungan yang terjadi :Kurang giziLingkungan
jelekPendidikan rendahkebiasaan kesehatanPenghasilan
rendahProduktifitas berkurangDaya tahan tubuh lebih pekaDaya tahan
tubuh terhadap penyakit
d. Keluarga Kelompok Resiko TinggiDalam melaksanakan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah
keluarga. Keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang
kesehatan meliputi :1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa
usia subur dengan masalah sebagai berikut : Tingkat sosial ekonomi
keluarga rendah Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi
kesehatan sendiri Keluarga dengan keturunan yang kurang
baik/keluarga dengan penyakit keturunan2) Keluarga dengan ibu
dengan resiko tinggi kebidanan waktu hamil : Umur ibu 16 tahun atau
lebih 35 tahun Mendeita kekurangan gizi/anemia Menderita hipertensi
Perimpra atau multipora Riwayat persalinan dengan komplikasi3)
Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi, karena : Lahir
premature/BBLR Berat badan sukar naik Lahir dengan cacat bawaan ASI
ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi Ibu menderita
penyakit menular yang dapat mengancam jiwa bayi4) Keluarga
mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga Anak yang
tidak dihendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan Tidak ada
kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul
ketegangan Ada anggota keluarga yang sering sakit Salah satu orang
tua meninggal atau ceraie. Prinsip-prinsip Keperawatan KeluargaAda
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga :1) Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan
dalam pelayanan kesehatan2) Asuhan keperawatan yang diberikan
sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga3)
Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, sehat
sebagai tujuan utama4) Dalam memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta aktif seluaruh
keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya5) Lebih mengutamakan
kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak
mengabaikan upaya kreatif dan rehabilitatif6) Dalam memberikan
asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya
keluarga semaksimal mungkkin untuk kepentingan kesehatan keluarga7)
Sasaran asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
secara keseluruhan8) Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan
asuhan keperawatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah
dengan menggunakan proses keperawatan9) Kegiatan utama dalam
memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan
kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan dasar/perawatan di
rumah10) Diutamakan terhadap keluarga uang termasuk resiko tinggif.
Keluarga Sebagai Suatu SistemAlasan keluarga disebut suatu system
adalah sebagai berikut :1) Keluarga mempunyai subsistem anggota
peran, aturan, budaya dan lainnya yang dipelajari dan dipertahankan
dalam kehidupan keluarga2) Terdapat saling berhubungan dan
ketergantungan antara subsistem3) Merupakan unit (bagian) terkecil
dari masyarakat yang mempengaruhi supra-sistemnya.Keluarga sebagai
system mempunyai karakteristik dasar yang dapat dikelompokkan
sebagai berikut :1) Keluarga sebagai system terbuka yang mempunyai
kesempatan dan mau menerima/memperhatikan lingkungan (masyarakat)
sekitarnya2) Keluarga sebagai system tertutup merupakan suatu
system yang kurang mempunyai kesempatan, kurang atau mau
menerima/memberi perhatian kepada lingkungan (masyarakat)
sekitar.g. Peran dan Fungsi PerawatPerawat yang memberikan askep
keluarga mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut :1) Sebagai
pemberi asuhan keperawatan langsung kepada klien (keluarga) dengan
menggunakan proses keperawatan2) Sebagai advokad klien (keluarga)
perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tenaga
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien dan membantu keluarga untuk memenuhi semua
informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan
dengan pendekatan tradisional maupun professional3) Sebagai
pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya,
pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan
kesehatan/tindakan medik yang diterima sehingga keluarga dapat
menerima dan bertanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahui4)
Sebagai koordinator, perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan
potensi yang ada baik materi maupun kemampuan keluarga secara
terkoordinir sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan maupun
tumpang tindih5) Sebagai kolabolator, perawat bekerjasama dengan
tim kesehatan lai dengan keluarga dalam menentukan rencana maupun
pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenui kebutuhan dasar
keluarga6) Sebagai pembaharu, perawat menyebabkan inovasi dalam
cara berfikir, bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan
keterampilan keluarga agar mampu sehat7) Sebagai pengelola, perawat
menata kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan yaitu
terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga dan kepuasan perawat dalam
melaksanakan tugas.B. Konsep dasar gastritis1. Pengertian Gastritis
merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung
yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal ( Price &
Wilson, 2005)Gastritis akut merupakan penyakit yang sering
ditemukan, biasanya bersifat jinak dan swasirna merupakan respon
mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal ( Price & Wilson,
2005)Gastritis berasal dari bahasa yunani yaitu gastro yang berarti
perut atau lambung dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan.
Jadi gastritis adalah peradangan atau inflamasi pada lambung
(http://health.detik.com. Diakses pada tanggal 1 Juni
2015).Gastritis yaitu peradangan lokal atau menyebar pada mukosa
lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi
dengan bakteri atau bahan iritan lain (http://medicastore.com
diakses pada tanggal 1 Juni 2015).2. Anatomi Fisiologi
AnatomiSaluran pencernaan dimulai dari mulut, faring, esophagus,
lambung, usus halus ( duodenum, yeyenum dan ileum ), usus besar (
seikum, kolon asendens, kolon transversum, kolon desendens, dan
kolon sigmoid ), rectum, dan anus ( Setiadi, 2007).Mulut adalah
permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu
bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi,
gigi, bibir dan pipi. Sedangkan bagian dalam yaitu rongga mulut
yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan
mandibularis di sebelah belakang bersambung dengan faring.Faring
merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan
(esophagus ). Faring terdiri dari bagian superior ( nasofaring )
yang bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang
telinga dan bagian media ( orofaring ) berbatas ke depan sampai di
akar lidah bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan
orofaring dengan laring.Esophagus merupakan saluran yang
menghubungkan tekak dengan lambung, mulai dari faring sampai pintu
masuk kardiak di bawah lambung. Gaster / ventrikulus merupakan
bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di
daerah epigaster yang terdiri bagian atas fundus uteri berhubungan
dengan esophagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah
diafragma di depan pancreas dan limpa, menempel di sebelah kiri
fundus uteri.Intestinum minor adalah bagian dari system pencernaan
makanan yang berpangkal pada pylorus dan berakhir pada seikum.
Intestinum minor terdiri dari duodenum / usus 12 jari berbentuk
sepatu kuda melengkung ke kiri yang terdapat pancreas, yeyenum dan
ileum yang melekat pada dinding abdomen posterior dengan
perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dikenal sebagai
mesentrium.Intestinum mayor / usus besar terdiri dari seikum yang
dibawahnya terdapat appendiks vermiformis yang berbentuk seperti
cacing, kolon asendens terletak di bawah abdomen sebelah kanan
membujur ke atas dari ileum ke bawah hati, kolon transversum
membujur dari kolon asendens sampai kolon desendens berada di bawah
abdomen sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri
terdapat fleksura lienalis, kolon desendens terletak di bawah
abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dari fleksura
lienalis sampai ke depan ileum kiri bersambung dengan kolon
sigmoid, kolon sigmoid merupakan lanjutan dari kolon desendens
terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya
menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rectum.Rectum
terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor
dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sacrum dan os
koksigis. Anus adalah bagian yang menghubungkan rectum dengan dunia
luar. FisiologiLambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang
di abdomen atas tepat di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong,
lambung menyerupai tabung bentuk J, dan apabila penuh berbentuk
seperti buah pir raksasa yang kapasitasnya adalah 1 sampai 2 L.
Secara anatomis lambung terdiri dari : Fundus ventrikuli, bagian
yang menonjol keatas terletak sebelah kiri osteum kardium dan
biasanya penuh berisi gas. Korpus ventrikuli, setinggi osteum
kardium suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor. Antrum
pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal
membetuk spingter pylorus. Kurvatura minor, terdapat sebelah kanan
lambung terbentang dari osteum kardiak sampai kepilorus. Kurvatura
mayor, lebih panjang dari kurpatura minor terbentang dari sisi kiri
osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju kekanan sampai
sampai kepilorus inferior. Ligamentum gastro linealis terbentang
dari bagian atas kurvatura mayor sampai ke limpa. Osteum kardiakum,
merupakan tempat dimana esophagus bagian abdomen masuk lambung.
Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik ( Setiadi, 2007)3.
Klasifikasi Gastritis (Price & Wilson, 2005)1. Gastritis
AkutInflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar kasus
merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna. Salah satu
bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk
penyakit yang berat adalah gastritis erosit atau gastritis
hemoragik. Disebut Gastritis hemoragik karena pada penyakit ini
dijumpai perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan
terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung
pada mukosa lambung tersebut.Gastritis (inflamasi mukosa lambung)
sering diakibatkan diet yang sembrono. Individu ini makan terlalu
banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu
atau yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. Penyakit
lain dari Gastritis akut mencakup alkohol, aspirin, refluk, empedu,
atau terapi radiasi.Bentuk terberat dari penyakit Gastritis akut
disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang menyebabkan
mukosa menjadi ganggren atau perforasi. Pembentukan jaringan parut
dapat terjadi yang mengakibatkan obstruksi piloris. Gastritis juga
merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut.Gastritis akut
merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak
merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal.
Endotoksin bakteri (setelah menelan makanan terkontaminasi),
kafein, alkohol dan aspirin merupakan agen pencetus yang lazim. 2.
Gastritis kronisDisebut Gastritis kronis apabila infiltrasi sel-sel
radang yang terjadi pada lamina propria dan daerah intra epitelial
terutama terdiri atas sel-sel radang kronik, yaitu limfosit dan
neutrofil pada daerah tersebut menandakan adanya
aktivitas.Gastritis kronis ditandai oleh Atropi Progresif Epitel
kelenjar disertai kehilangan sel parietal dan chief cell. Dinding
lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai permukaan yang nyata.
Gastritis kronis digolongkan menjadi dua kategori yaitu Gastritis
Tipe A (Atropik atau Fundal) dan Gastritis Tipe B
(Antral).Gastritis kronis adalah inflamasi yang lama yang
disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh
bakteri Helicobacter Pylory (H. Fylory).4. Etiologi (Price &
Wilson, 2005)Adapun penyebab dari gastritis yaitu: agen kimia
mencakup bumbu dan rempah rempah alcohol obat obatan asam empedu
enzim pancreas etanol mikro organisme infektif radiasi kemoterapi
stress5. Patofisiologi (Price & Wilson, 2005)Obat obatan,
alcohol, garam empedu, atau enzim enzim pancreas dapat merusak
mukosa lambung ( gastritis erosif ), mengganggu pertahanan mukosa
lambung dan memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin kedalam
jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respon mukosa
lambung terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan
regenerasi mukosa, karena itu gangguan gangguan tersebut seringkali
menghilang dengan sendirinya. Dengan iritasi yang terus menerus,
jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan. Masuknya
zat zat seperti asam dan basa yang bersifat korosif mengakibatkan
peradangan dan nekrosif pada dinding lambung (gastritis korosif).
Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan
akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.6. Manifestasi Klinik
1. Gatritis akut Nyeri epigastrum Nausea, muntah-muntah, anorexia
Cepat sembuh bila penyebab cepat dihilangkan2. Gastritis kronik
Tampak pucat, Hb tidak normal Perut terasa panas Anorexia,
epigstrum terasa tegang BAO/MAO ( Basal acid output/maximal acid
output) rendah dapat diketahui dengan biopsy( Mansjoer Arief M,
dkk, 2001 )7. Pemeriksaan Diagnostik
(http://www.tempointeraktif.com diakses pada tanggal 4 Juni 2015)
Endoskopi: gastro duodenoskopy akan tampak eritematous atau
eksudatif, mukosa sembab, merah, mudah berdarah Pemeriksaan
histologis: dengan melakukan biopsy pada semua segmen lambung untuk
mengetahui adanya kuman helikobakter pylori Pemeriksaan radiology8.
Komplikasi (http://www.gresnews.com diakses pada tanggal 4 Juni
2015) Hemoragi Tukak lambung Obstruksi Ca. Lambung
9. Pengobatan (Price & Wilson, 2005)Gastritis akut biasanya
mereda bila agen penyebabnya dihilangkan. Obat anti muntah dapat
membantu menghilangkan mual dan muntah. Bila penderita tetap
muntah, mungkin perlu koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit
dengan memberikan infus intravena. Penggunaan obat penghambat H2
misalnya ranitidin ( untuk mengurangi sekresi asam ), antacid (
untuk menetralkan asam yang tersekresi ) dan sukralfat ( untuk
melapisi daerah inflamasi atau ulserasi ) dapat mempercepat
penyembuhan.C. Konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dengan
gastritisTahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai
berikut : 1. Pengkajian ( Mubarak, 2010 )Pengkajian adalah tahapan
dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus
terhadap anggota keluarga binaannya. Tahap ini mencakup pengumpulan
data, analisis/interprestasi data tentang bio, psiko, sosio,
kultural, dan spritual klien. Secara garis besar data dasar yang
dipergunakan mengkaji status keluarga adalah : Struktur dan
karakteristik keluarga Sosial, ekonomi, budaya Faktor lingkungan
Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga.
Psikososial keluarga Hal-hal yang perlu dikaji pada tahap ini
adalah sebagai berikut : (Mubarak, 2010)a. Data umum1) Nama kepala
keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri atas
nama atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan
dengan kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota
keluarga, dan genogram (genogram keluarga dalam tiga generasi).2)
Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.3) Suku
bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku
bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
terkait dengan kesehatan.4) Latar belakang etnik keluarga atau
anggota keluarga5) Tempat tinggal keluarga bagaimana.6)
Kegiatan-kegiatan sosial budaya, rekreasi, dan pendidikan. Apakah
kegiatan-kegiatan ini ada dalam kelompok kultur atau budaya
keluarga.7) Kebiasaan-kebiasaan dit dan berbusana, baik tradisional
ataupun modern.8) Bahasa yang digunakan di dalam keluarga
(rumah).9) Penggunaan jasa pelayanan kesehatan keluarga dan
prakatisi.10) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan seperti : apakah ada
anggota keluarga yang berbeda dalam keyakinan beragamanya;
bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiatan agama atau
organisasi keagamaan; agama yang dianut oleh keluarga;
kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam
kehidupan keluarga, terutama dalam hal kesehatan.11) Status sosial
ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendapatan, baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga
lainnya. Selain itu, status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula
oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimilki oleh keluarga seperti : jumlah
pendapatan perbulan; sumber-sumber pendapatan per bulan; jumlah
pengeluaran perbulan; apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan
keluarga; bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan
pengeluarannya.12) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang,
rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi, namun dengan
menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas
rekreasi, selain itu perlu dikaji pula penggunaan waktu luang atau
senggang keluarga.b. Riwayat dan Tahap Perkembangan KeluargaTahap
perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga berdasarkan tahap
kehidupan keluarga. Menurut Duvall, tahap perkembangan keluarga
ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji
sejauh mana keluarga melaksanakan tugas tahapan perkembangan
keluarga. Sedangkan riwayat keluarga adalah mangkaji riwyat
kesehatan keluarga inti dan riwayat kesehatan keluarga.1) Tahap
perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendalanya.3) Riwayat keluarga inti, menjelaskan
riwayat kesehatan pada keluarga inti meliputi : riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota, dan sumber
pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian dan
keluarga yang hilang.4) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal
kedua orang tua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan
masa silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua.c.
Pengkajian lingkungan 1) Karakteristik rumah Gambaran tipe tempat
tinggal (rumah apartemen, sewa kamar, kontrak atau lainnya). Apakah
keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah untuk tempat tinggal.
Gambaran kondisi rumah meliputi bagian interior dan eksterior.
Interior rumah meliputi : jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu,
kamar tidur); penggunaan-penggunaan kamar tersebut; dan bagaimana
kamar tersebut diatur. Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot,
penerangan, ventilasi, lantai, tangga rumah, susunan dan kondisi
bangunan tempat tinggal. Termasuk perasaan-perasaan subjektif
keluarga terhadap rumah tinggalnya, apakah keluarga menganggap
rumahnya memadai bagi mereka. Dapur, suplai air minum, penggunaan
alat-alat masak, apakah ada fasilitas pengaman bahaya kebakaran.
Kamar mandi, sanitasi, air, fsilitas toilet, ada tidaknya sabun dan
handuk. kamar tidur, bagaimana pengaturan kamar tidur. Apakah
memadai bagi anggota keluarga dengan pertimbangan usia mereka,
hubungan dan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka lainnya. kebersihan
dan sanitasi rumah, apakah banyak serangga-serangga kecil
(khususnya di dalam), dan masalah-masalah sanitasi yang disebabkan
akibat binatang-binatang peliharaan seperti ayam, kambing, kerbau,
dan hewan peliharaan lainnya. pengaturan privasi. Bagaimana dengan
perasaan keluarga terhadap pengaturan privasi rumah mereka memadai
atau tidak. Termasuk bahaya-bahaya terhadap keamanan rumah atau
lingkungan. perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau
penataan rumah meraka.2) Karakteristik lingkungan dan komunitas
tempat tinggal. Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau
desa. Tipe tempat tinggal Keadaan tempat tinggal dan jalan raya
Sanitasi jalan dan rumah. Bagaimana kebersihannya, cara penanganan
sampah dan lainnya. Karakteristik demografi di lingkungan komunitas
tersebut. Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial, apa yang ada
dalam lingkungan dan komunitas Kemudahan pendidikan di lingkungan
dan komunitas, apakah mudah diakses, dan bagaimana kondisinya.
Transportasi umum, bagaimana pelayanan dan fasilitas tersebut dapat
diakses. Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas,
apakah ada masalah yang serius seperti tidak aman dan ancaman
serius. Mobilitas geografis keluarga Perkumpulan keluarga dan
interkasi dengan masyarakat Sistem pendukung keluarga meliputi :3)
Struktur keluargaa) Pola-pola komunikasi keluarga Menjelaskan cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.b) Struktur kekuatan keluarga
Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat dan memutuskan dalam
penggunanaan keuangan, serta pengambilan keputusan dalam pekerjaan
atau tempat tinggal. Model kekuatan dan kekuasaan yang digunakan
keluarga dalam membuat keputusan.c) Struktur peran, menjelaskan
peran dari masing-masing anggota keluarga, baik secara formal
maupun informal.d) Struktur nilai atau norma keluargaMenjelaskan
tentang nilai norma yang dianut keluarga dengan kelompok atau
komunitas. Apakah sesuai dengan nilai norma yang dianut, seberapa
penting nilai yang dianut, bagaimana latar belakang budaya yang
mempengaruhi nilai-nilai keluarga, serta bagaimana nilai-nilai
keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga.4) Fungsi keluarga
a) Fungsi efektif Pola kebutuhan keluarga Mengkaji gambarabn diri
anggota keluarga Keterpisahan dan keterikatan b) Fungsi sosialisasi
Tanyakan apakah ada otonomi setiap anggota dalam keluarga Apakah
saling ketergantungan Siapa yang bertanggung jawab dalam
membesarkan anak Adakah faktor sosial budaya yang mempengaruhi
pola-pola membesarkan anak. Apakah keluarga mempunyai masalah dalam
mengasuh anak Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak
untuk bermain sesuai dengan tahap perkembangannya.c) Fungsi
perawatan kesehatan Mengenal masalah kesehatan Mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan Kemampuan merawat anggota keluarga yang
sakit Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah yang kuat
Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatand) Keyakinan,
nilai, dan perilaku keluarga, meliputi : Nilai yang dianut terkait
kesehatan; Apakah keluarga konsisten menerapkan nilai-nilai
tersebut; Bagaimana Perilaku semua Anggota keluarga dalam mendukung
peningkatan kesehatan. Konsep dan pengetahuan keluarga tentang
konsep sehat sakit Praktik diet keluarga Latihan dan rekreasi
Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga Peran keluar dalam
praktik perawatan diri Cara-cara pencegahan penyakit Perasaan dan
persepsi keluarga tentang pelayanan kesehatan. Riwayat kesehatan
keluarga Sumber keuangan Pelayanan kesehatan Darurat Fasilitas
transfortasi keluarga untuk perawatan kesehatan.e) Fungsi
Reproduksi Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota
keluarga, serta metode apa yang digunakan keluarga dalam
mengendalikan jumlah anggota keluarga.f) Fungsi ekonomiMengkaji
sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan
papan.g) Stress dan koping keluarga Stresor Jangka Pendek Dan
Stresor Jangka Panjang Stressor jangka pendek, yaitu stressor yang
dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu 6 bulan.
Stressor jangka panjang, yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan. Kemampuan
keluarga berespon terhadap situasi atau stressor, mengkaji sejauh
mana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor. Strategi
koping yang digunakan, strategi koping apa yang digunakan keluarga
bila menghadapi masalah. Strategi adaptasi disfungsional,
menjelaskan adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
mengahdapi permasalahan.5) Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada
pemeriksaan ini tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik6)
Harapan keluargaPada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatana yang ada.2. Perumusan diagnosa
keperawatan ( Mubarak, 2010)Diagnosis keperawatan adalah keputusan
klinis, mengenai individu, keluarga atau masyarakat yang diperoleh
melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis cermat,
memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat
bertanggungjawab melaksanakannya. Diagnosis keperawatan keluarga
dianalisis dari hasil pengkajian terhadap adanya masalah dalam
tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur
keluarga, fungsi - fungsi keluarga dan koping kelaurga, baik
bersifat aktual, resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki
kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan
bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumber
daya keluarga. Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan
berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian. Komponen
diagnosis keperawatan yang dikenal dengan (PES) meliputi :a.
Problem atau masalah (P)Adalah suatu penyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota
(individu) keluarga.b. Etiologi atau penyebab (E)Adalah suatu
pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu kepada
lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan
yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan, dan
memanfaatakan fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Sign atau tanda (S)Adalah sekumpulan data subjektif dan
objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau
tidak yang mendukung masalah dan penyebab. Tipologi dari diagnosis
keperawatan : Diagnosis actualDari hasil pengkajian didapatkan data
mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan dimana masalah
kesehatan yang dialami oleh keluarga memerlukan bantuan untuk
segera di tangani dengan cepat. Pada diagnosis keperawatan aktual,
faktor yang berhubungan merupakan etiologi, atau faktor penunjang
lain yang telah mempengaruhi perubahan status kesehatan. Sedangkan
faktor tersebut dapat dikelompokkan kedalam 4 kategori yaitu :
Patofisiologi (biologi atau psikologi) Tindakan yang berhubungan
Situasional (lingkungan, personal) (MaturasionalSecara umum
faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis
keperawatan keluarga adalah adanya : Ketidaktahuan (kurangnya
pengetahuan, pemahaman, kesalahan persepsi) Ketidakmauan (sikap dan
motivasi) Ketidakmampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu
prosedur atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga baik
finansial, fasilitas, sistem pendukung, lingkungan fisik dan
psikologis. Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan)Sudah ada
data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda
tersebut dapat menjadi masalah aktual apabila tidak segera
mendapatkan bantuan pemecahan dari tim kesehatan atau keperawatan.
Faktor-faktor resiko untuk diagnosis resiko dan resiko tinggi
memperlihatkan keadaan dimana rerentanan meningkat terhadap klien
atau kelompok. Faktor ini membedakan klien atau kelompok resiko
tinggi dari yang lainnya pada populasi yang sama yang mempunyai
resiko. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atau wellness)Suatu
keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan. Diagnosis keperawatan sejahtera tidak
mencakup faktor-faktor yang berhubungan. Perawat dapat
memperkirakan kemampuan atau potensi keluarga dapat ditingkatkan ke
arah yang lebih baik.Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan
:Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosis keperawatan
lebih dari satu. Proses skoring menggunakan skala yang telah
dirumuskan oleh bailon dan Maglaya (1978). Proses skoringnya
dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan : Tentukan skornya
sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat. Selanjutnya skor dibagi
dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot Jumlah skor untuk
semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot, yaitu 5)
Tabel 2.1. skoring diagnosis keperawatan menurut Bailon dan Maglaya
(1978)NOKRITERIASKORBOBOT
1.
2.
3.
4.Sifat masalah.Skala : Aktual ResikoPotensial
Kemungkinan masalah dapat diubahSkala : Dengan mudahHanya
sebagianTidak dapat
Potensi masalah untuk dicegahSkala : TinggiCukupRendah
Menonjolnya masalah.Skala : Masalah berat harus
ditangani.Masalah yang tidak perlu segera ditangani.Masalah tidak
dirasakan321
210
321
2
1
01
2
1
1
Sumber : Mubarak, 2010
Penyusunan prioritas diagnosis keperawatan : Prioritas
didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tertinggi
dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Namun,
perawat perlu mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap
masalah keperawatan mana yang perlu diatasi segera.
3. Perencanaan keperawatan keluarga ( Mubarak, 2010)Langkah
selanjutnya setelah pengkajian adalah menyusun perencanaan
perawatan kesehatan dan keperawatan keluarga. Rencana keperawatan
keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditemukan perawat untuk
dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan
yang telah diidentifikasi.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mengembangakan keperawatan keluarga, antara lain :a. Rencana
keperawatan harus didasarkan atas analisis yang menyeluruh tentang
masalah atau situasi keluarga.b. Rencana yang baik harus realistis,
artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang
diharapkan.c. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan
falsafah instansi kesehatan.d. Rencana keperawatan dibuat bersama
dengan keluarga.e. Rencana asuhan keperawatan sebaiknya dibuat
secara tertulis. Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana asuhan
keperawatan keluarga:a. Menetukan sasaran atau goalb. Menentukan
tujiuan atau objektifc. Menetukan pendekatan dan tindakan
keperawatan yang akan dilakukand. Menentukan kriteria dan standar
kriteria.4. Pelaksanaan asuhan keperawatan ( Mubarak, 2010
)Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan dan membangkitkan
minat keluarga untuk mengadakan perbaikan ke arah prilaku hidup
sehat. Guna membangkitkan minat keluarga dalam berperilaku hidup
sehat, maka perawat harus memahami teknik-teknik motivasi. Tindakan
keperawatan keluarga mencakup hal-hal dibawah ini :1) Menstimulasi
kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara: Memberikan informasi yang tepat.2)
Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
kesehatan.3) Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya
kesehatan.4) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat dengan cara : Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak
melakukan tindakan. 5) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki
dan ada disekitar keluarga.6) Mendiskusikan tentang konsekuensi
tipe tindakan.7) Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota
keluarga yang sakit dengan cara : Mendemonstrasikan cara
perawatan8) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah.9)
Mengawasi keluarga melakukan perawatan10) Membantu keluarga untuk
memelihara (memodifikasi) lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan keluarga dengan cara :, Menemukan sumber, Melakukan
perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin5. Evaluasi
( Mubarak, 2010)Sesuai dengan rencana tindakan yang telah
diberikan, tahap penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilannya.
Bila tidak/belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru yang
sesuai kunjungan dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
waktu dan kesediaan keluarga.Langkah-langkah dalam mengevaluasi
pelayanan keperawatan yang diberikan, baik kepada individu maupun
keluarga adalah sebagai berikut : Tentukan garis besar masalah
kesehatan yang dihadapi dan bagaimana keluarga mengatasi masalah
tersebut. Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan
dicapai. Tentukan kriteria dan standar evaluasi. Tentukan metode
dan teknik evaluasi . Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah
perawatan) dengan kriteria dan standar untuk evaluasi. Identifikasi
penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal. Perbaiki tujuan
berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai, perlu ditentukan alasan
kemungkinan tujuan tidak realistis, tindakan tidak tepat, atau
kemungkinan ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.