Top Banner
BAB II TINJAUAN TEORI A. TEORI MEDIS 1. DEFINISI Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bersifat sementara dapat pula yang bersifat permanen yang merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas. ( Sarwono, P. 2005 ) Kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur yang matang dengan sel mani pada waktu bersenggama sehingga tidak akan terjadi pembuahan dan kehamilan. (Farrer, 2001) Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi berupa alat atau obat-obatan. (Mochtar, 1998) Keluarga Berencana adalah suatu evaluasi alami gaya hidup kontemporer yang berorientasi pada upaya untuk menciptkan kesejahteraan. (Bobak, 2004) Keluarga berencana (KB) adalah keluarga yang direncanakan dan tujuanya untuk membantu individu atau pasangan membantu objek-objek tertentu
83

LP Askeb KB

Mar 03, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LP Askeb KB

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TEORI MEDIS

1. DEFINISI

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah

terjadinya kehamilan yang bersifat sementara

dapat pula yang bersifat permanen yang merupakan

salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas.

( Sarwono, P. 2005 )

Kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel

telur yang matang dengan sel mani pada waktu

bersenggama sehingga tidak akan terjadi pembuahan

dan kehamilan.

(Farrer, 2001)

Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah

terjadinya konsepsi berupa alat atau obat-obatan.

(Mochtar, 1998)

Keluarga Berencana adalah suatu evaluasi alami

gaya hidup kontemporer yang berorientasi pada

upaya untuk menciptkan kesejahteraan.

(Bobak, 2004)

Keluarga berencana (KB) adalah keluarga yang

direncanakan dan tujuanya untuk membantu individu

atau pasangan membantu objek-objek tertentu

Page 2: LP Askeb KB

kemudian menghindari kehamilan yang tidak

diinginkan.

(WHO)

Keluarga Berencana mandiri adalah masyarakat

yang memilih metode KB dengan biaya sendiri

melalui KB lingkaran biru dan KB lingkaran emas.

(Pedoman KB, 2000)

2. SASARAN KB

a. Sasaran Langsung

Yaitu pasangan usia subur (PUS) agar mereka

menjadi peserta keluarga berencana lestari

sehingga memberikan efek langsung pada

penurunan fertilitas.

b. Sasaran Tidak Langsung

Yaitu organisasi-organisasi kemasyarakatan,

instansi pemerintahan maupun swasta, tokoh-

tokoh masyarakat (Wanita dan Pemuda) yang

diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap

proses pembentukan sistem keluarga kecil

bahagia sejahtera.

(Mochtar, 1998)

3. CARA KERJA KONTRASEPSI

Page 3: LP Askeb KB

Pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi adalah

meniadakan pertemuan antara sel telur (ovum)

dengan sel mani (sperma) dengan cara :

a. Menekan keluarnya sel telur (ovulasi)

b. Menghalangi masuknya sperma ke dalam saluran

kelamin wanita sampai mencapai ovum

c. Menghalangi nidasi

(Sudarmo dkk, 2001)

4. TUJUAN KONTRASEPSI

Pelayanan kontrasepsi mempunyai 2 tujuan, yaitu :

a. Tujuan Umum : pemberian dukungan dan pemantauan

penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS.

b. Tujuan pokok : penurunan angka kelahiran yang

bermakna. Guna mencapai tujuan tersebut,

ditempuh kebijaksanaan menggolongkan pelayanan

KB ke dalam 3 fase, yaitu:

1) Fase menunda kehamilan/kesuburan

Pasangan usia subur dengan usia kurang dari

20 tahun dianjurkan untuk menunda

kehamilannya karena usia dibawah 20 tahun

adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai

anak terlebih dahulu karena berbagai alasan.

Metode yang dapat digunakan : Pil, IUD,

Implat, Suntik, Sederhana.

2) Fase menjarangkan kehamilan

Page 4: LP Askeb KB

Pada fase usia istri antara 20-35 tahun,

merupakan periode usia yang paling baik

untuk hamil dan melahirkan dengan jumlah

anak 2 orang dan jarak antar kehamilan 2-4

tahun yang dikenal sebagai catur warga.

Metode yang dapat digunakan: Suntik,

Minipil, Pil, Implant, IUD

3) Fase menghentikan/mengakhiri

kehamilan/kesuburan

Usia istri diatas 30 tahun, terutama di atas

35 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan

setelah memiliki 2 anak. Alasan mengakhiri

kesuburan adalah karena alasan medis.

Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap. Pil

oral kurang dianjurkan karena usia ibu

relatif tua dan mempunyai risiko kemungkinan

timbulnya efek samping dan komplikasi.

Metode yang dapat digunakan: Steril, IUD,

Implant, Suntikan, Pil

(Pinem, 2009)

5. LANGKAH-LANGKAH KONSELING KB

Dalam memberikan konseling, khususnya bagi

calon klien KB yang baru, hendaknya dapat

diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan

kata kunci SATU TUJU. Penerapan SATU TUJU

tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan

Page 5: LP Askeb KB

karena petugas harus menyesuaikan diri dengan

kebutuhan klien. Beberapa klien membutuhkan lebih

banyak perhatian pada langkah yang satu

dibandingkan dengan langkah yang lainnya. Kata

kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut :

a. SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka

dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya kepada

mereka dan berbicara di tempat yang nyaman

serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk

membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada

klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan

pelayanan apa yang dapat diperolehnya.

b. T : Tanyakan pada klien informasi tentang

dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengenai

pengalaman keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan, serta

keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya.

Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh

klien. Berikan perhatian kepada klien apa yang

disampaikan klien sesuai dengan kata-kata,

gerak isyarat dan caranya. Coba tempatkan diri

kita di dalam hati klien. Perlihatkan bahwa

kita memahami. Dengan memahami pengetahuan,

kebutuhan dan keinginan klien, kita dapat

membantunya.

c. U : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya

dan beritahu apa pilihan reproduksi yang paling

Page 6: LP Askeb KB

mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis

kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis

kontrasepsi yang paling dia ingini, serta

jelaskan pula jenis-jenis kontrasepsi lain yang

ada. Juga jelaskan alternatif kontrasepsi lain

yang mungkin diingini oleh klien. Uraikan juga

mengenai risiko penularan HIV/AIDS dan pilihan

metode ganda.

d. TU : BanTUlah klien menentukan pilihannya.

Bantulah klien berpikir mengenai apa yang

paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.

Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya

dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilah secara

terbuka. Petugas membantu klien

mempertimbangkan kriteria dan keinginan klien

terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan

juga apakah pasangannya akan memberikan

dukungan dengan pilihan tersebut. Jika

memungkinkan diskusikan mengenai pilihan

tersebut kepada pasangannya. Pada akhirnya

yakinkan bahwa klien telah membuat suatu

keputusan yang tepat. Petugas dapat

menanyakan : Apakah anda sudah memutuskan

pilihan jenis kontrasepsi ? Atau apa jenis

kontrasepsi terpilih yang akan digunakan ?

e. J : Jelaskan secara lengkap bagaiman

menggunakan kontrasepsi pilihannya. Setelah

Page 7: LP Askeb KB

klien memilih jenis kontrasepsinya, jika

diperlukan perlihatkan alat/obat

kontrasepsinya. Jelaskan bagaiman alat/obat

kontrasepsi tersebut digunakan dan bagaimana

cara penggunaannya. Sekali lagi doronglah klien

untuk bertanya dan petugas menjawab secara

jelas dan terbuka. Beri penjelasan juga tentang

manfat ganda metode kontrasepsii, misalnya

kondom yang dapat mencegah infeksi menular

seksual (IMS). Cek pengetahuan klien tentang

penggunaan kontrasepsi pilihannya dan puji

klien apabila dapat menjawab dengan benar.

f. U : Perlunya dilakukan kunjungan Ulang.

Bicarakan dan buatlah perjanjian kapan klien

akan kembali dan melakukan pemeriksaan lanjutan

atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.

Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk

kembali apabila terjadi suatu masalah.

(buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi,

2006)

6. METODE KONTRASEPSI

a. Metode Perintang (Barrier)

1)Kondom

a) Macam-macam kondom :

(1) Kulit : terbuat dari membran usus

biri-biri, tidak meregang atau

Page 8: LP Askeb KB

mengkerut, menjalankan panas

tubuh sehingga dianggap tidak

mengurangi sensitifitas selama

senggama, lebih mahal dari

jumlahnya < 1 % dari semua jenis

kondom.

(2) Lateks : paling banyak

dipakai, murah dan elastis.

(3) Plastik : tipis, juga

menghantarkan panas tubuh, lebih

mahal dari kondom lateks.

(Hartanto, 2003)

b) Efektifitas :

Kegagalan kondom hanya bisa terjadi bila

kondom bocor atau robek, pemakaian kurang

teliti mematuhi petunjuk cara pemakaiannya.

Angka kegagalan adalah berkisar antara 15-

36 %.

(Mochtar, 1998)

c) Keuntungan :

Melindungi dari penyakit AIDS dan penyakit

yang ditularkan melalui hubungan seksual

lainnya. Keuntungan lain dari kondom dapat

dibeli secara bebas di apotek-apotek dan

mudah digunakan, kondom juga memperkecil

penularan penyakit kelamin.

(Indriarti, 2006)

Page 9: LP Askeb KB

d) Efek samping :

Kondom dapat tertinggal dalam vagina selama

beberapa waktu, menyebabkan wanita mengeluh

keputihan yang banyak dan amat berbau,

terjadi infeksi ringan. Pada sejumlah kecil

akseptor mengeluh alergi terhadap karet.

(Mochtar, 1998)

2)Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung,

terbuat dari lateks (karet) yang di

insersikan ke dalam vagina sebelum

berhubungan seksual dan menutup serviks.

Dengan cara seperti ini, sperma tidak bisa

meneruskan perjalanan menuju rahim meskipun

sperma sudah masuk vagina.

(Uliyah, 2010; Saifuddin, 2003)

a) Jenis-jenis diafragma :

(1) Flat spring (flat metal band).

Flat spring (Diafragma pegas datar)

Jenis ini cocok untuk vagina normal dan

disarankan untuk pemakaian pertama

kali. Memiliki pegas jam yang kuat

dan mudah dipasang.

(2) Coil spring (coiled wire).

Coil spring (Diafragma pegas kumparan)

Page 10: LP Askeb KB

Jenis ini cocok untuk wanita yang

vaginanya kencang dan peka terhadap

tekanan. Jenis ini memiliki pegas

kumparan spiral dan jauh

lebih lunak dari pegas datar.

(3) Arching spring (kombinasi metal

spring).

Arching spring

Jenis ini bermanfaat pada

dinding vagina yang tampak kendur

atau panjang dan posisi serviks

menyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini

merupakan kombinasi dari flat

spring dan coil spring, dan menimbulkan

tekanan kuat pada dinding vagina.

b) Cara Kerja :

Alat kontrasepsi metode barier yang berupa

diagfragma ini mempunyai cara kerja

sebagai berikut :

(1) Mencegah masuknya sperma melalui

kanalis servikalis ke uterus dan

saluran telur (tuba fallopi)

(2) Sebagai alat untuk

menempatkan spermisida.

c) Manfaat:

(1) Manfaat kontrasepsi

- Efektif bila digunakan dengan benar.

Page 11: LP Askeb KB

- Tidak mengganggu produksi ASI.

- Tidak mengganggu hubungan

seksual karena telah dipersiapkan

sebelumnya.

- Tidak mengganggu kesehatan klien.

- Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

(2) Manfaat non kontrasepsi

- Memberikan perlindungan

terhadap penyakit menular seksual.

- Dapat menampung darah menstruasi,

bila digunakan saat haid.

d) Keterbatasan :

Meskipun alat kontrasepsi diagfragma ini

mempunyai manfaat secara kontrasepsi

maupun nonkontrasepsi, tetapi alat ini

juga mempunyai keterbatasan. Adapun

keterbatasan diagfragma, antara lain :

(1) Efektifitas tidak terlalu tinggi

(angka kegagalan 6-16 kehamilan per 100

perempuan per tahun pertama, bila

digunakan dengan spermisida).

(2) Keberhasilan kontrasepsi ini

tergantung pada cara penggunaan yang

benar.

(3) Memerlukan motivasi dari pengguna

agar selalu berkesinambungan

dalam penggunaan alat kontrasepsi ini.

Page 12: LP Askeb KB

(4) Pemeriksaan pelvik diperlukan untuk

memastikan ketepatan pemasangan.

(5) Dapat menyebabkan infeksi saluran

uretra.

(6) Harus masih terpasang selama 6 jam

pasca senggama.

3) Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia (surfaktan

nonionik) yang digunakan untuk menonaktifkan

atau membunuh sperma. Formulasi spermisida

terdiri dari supositoria, krim, jeli, busa

dan film.

(Uliyah, 2010; Saifuddin, 2003)

a) Jenis-jenis spermisida :

(1) Aerosol (busa).

(2) Tablet vagina, suppositoria atau dis

solvable film.

(3) Krim.

b) Cara Kerja :

(1) Menyebabkan sel selaput

sel sperma pecah.

(2) Memperlambat motilitas sperma.

(3) Menurunkan kemampuan pembuahan sel

telur.

c) Pilihan :

Page 13: LP Askeb KB

- Aerosol (busa) akan efektif setelah

dimasukkan (insersi).

- Aerosol dianjurkan

bila spermisida digunakan sebagai

pilihan pertama atau

metodekontrasepsi lain tidak sesuai

dengan kondisi klien.

- Tablet vagina, suppositoria dan film

sangat mudah di bawa dan disimpan.

Penggunaannya di anjurkan menunggu 10-

15 menit setelah dimasukkan (insersi)

sebelum hubungan seksual.

- Jenis spermisida jeli biasanya

digunakan bersamaan dengan diafragma.

d) Manfaat :

(1) Manfaat kontrasepsi

- Efektif seketika (busa dan krim).

- Tidak mengganggu produksi ASI.

- Sebagai pendukung metode lain.

- Tidak mengganggu kesehatan klien.

- Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

- Mudah digunakan.

- Meningkatkan lubrikasi

selama hubungan seksual.

- Tidak memerlukan resep

ataupun pemeriksaan medik.

(2) Manfaat non kontrasepsi

Page 14: LP Askeb KB

Memberikan perlindungan

terhadap penyakit menular

seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.

e) Keterbatasan :

(1) Efektifitas kurang

(bila wanita selalu menggunakan sesuai

dengan petunjuk, angka kegagalan 15

dari 100 perempuan akan hamil setiap

tahun dan bila wanita tidak selalu

menggunakan sesuai dengan petunjuk maka

angka kegagalan 29 dari 100 perempuan

akan hamil setiap tahun).

(2) Spermisida akan jauh lebih efektif,

bila menggunakan kontrasepsi lain

(misal kondom).

(3) Keefektifan tergantung pada

kepatuhan cara penggunaannya.

(4) Tergantung motivasi dari pengguna

dan selalu dipakai setiap

melakukan hubungan seksual.

(5) Pengguna harus menunggu 10-15 menit

setelah spermisida dimasukkan sebelum

melakukan hubungan seksual.

(6) Hanya efektif selama 1-2 jam dalam

satu kali pemakaian.

(7) Harus selalu tersedia

sebelum senggama dilakukan.

Page 15: LP Askeb KB

b. Metode Hormonal

1. Kontrasepsi Oral (Pil)

Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi berupa

pil dan diminum oleh wanita yang berisi

estrogen dan progesteron berkhasiat mencegah

kehamilan bila diminum secara teratur.

(Hartanto, 2010; Handayani, 2010)

Kontrasepsi pil ini terdiri atas dua jenis

yaitu pil kombinasi yang berisi hormon

sintesis estrogen dan progesteron, atau hanya

berisi hormon sintesis progesteron saja yang

sering disebut dengan minipil atau pil

progestin.

(Handayani, 2010)

Pada pil kombinasi daya guna teoritis

hampir 100%, tingkat kehamilan 0,1/100 wanita

pertahun. Daya guna pemakaian ialah 95-98%

efektif, tingkat kehamilan 0,7/100 wanita

pertahun. Pil kombinasi ini bekerja dengan

cara menekan ovulasi, mencegah implantasi,

mengentalkan lendir serviks dan pergerakan

tuba terganggu sehingga transportasi ovum

akan terganggu.

(Prawirohardjo, 2005; Handayani, 2010)

a) Macam-macam pil kombinasi :

(1) Monofasik

Page 16: LP Askeb KB

Pil yang tersedia dalam kemasan 21

tablet mengandung hormon aktif estrogen

dan progestin dalam dosis yang sama dan

7 tablet tanpa hormon aktif, jumlah dan

porsi hormonnya konstan setiap hari.

(2) Bifasik

Pil yang tersedia dalam kemasan 21

tablet mengandung hormon aktif estrogen

dan progesteron dalam dosis yang

berbeda dan 7 tablet tanpa hormon

aktif, dosis hormon bervariasi setiap

hari.

(3) Trifasik

Pil yang tersedia dalam kemasan 21

tablet mengandung hormon aktif estrogen

dan progesteron dalam tiga dosis yang

berbeda dan 7 tablet tanpa hormon

aktif, dosis hormon bervariasi setiap

hari.

(Proverawati, 2010; Handayani, 2010)

b) Manfaat :

(1) Memiliki efektivitas yang tinggi

(hampir menyerupai efektivitas

tubektomi), 1 kehamilan / 1000 wanita

dalam tahun pertama penggunaan.

Page 17: LP Askeb KB

(2) Resiko terhadap kesehatan sangat

kecil

(3) Tidak mengganggu hubungan sex

(4) Siklus haid menjadi teratur,

banyaknya darah haid berkurang

(5) Dapat digunakan jangka panjang

selama perempuan masih ingin

menggunakannya untuk mencegah

kehamilan

(6) Dapat digunakan sejak usia remaja

hingga monopause

(7) Mudah digunakan setiap saat

(8) Kesuburan segera kembali setelah

penggunaan pil dihentikan

(9) Dapat digunakan kontrasepsi darurat

(buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi,2006)

c) Keterbatasan :

(1) Mahal dan membosankan karena harus

menggunakan setiap hari

(2) Mual, terutama pada 3 bulan pertama

(3) Spotting

(4) Pusing

(5) Nyeri payudara

(6) BB naik

(7) Amenorhea (jarang)

(8) Depresi

(9) Tidak mencegah IMS

Page 18: LP Askeb KB

(buku panduan praktis pelayanan

kontrasepsi,2006)

d) Indikasi :

Pada prinsipnya hampir semua boleh

menggunakan:

(1) Usia reproduksi

(2) Telah memiliki anak atau belum

(3) Gemuk atau kurus

(4) Menginginkan metode kontrasepsi

dengan efektivitas tinggi

(5) Setelah melahirkan dan tidak

menyusui

(6) Pasca keguguran

(buku panduan praktis pelayanan

kontrasepsi,2006)

e) Kontraindikasi :

(1) Hamil atau dicurigai hamil

(2) Menyusui eksklusif

(3) Perdarahan pervaginam yang belum

diketahui penyebabnya

(4) Hepatitis

(5) Perokok dengan usia > 35 tahun

(6) Riwayat penyakit jantung, stroke,

hipertensi, DM

(7) Kanker payudara

(8) Epilepsi/riwayat epilepsi

Page 19: LP Askeb KB

(9) Tidak bisa menggunakan pil secara

teratur setiap hari

(buku panduan praktis pelayanan

kontrasepsi,2006)

f) Waktu Mulai Menggunakan :

(1) Setiap saat selagi haid untuk

meyakinkan kalau perempuan tersebut

tidak hamil

(2) Hari pertama sampai hari ke-7

siklus haid

(a) Setelah melahirkan

(b) Setelah 6 bulan pemberian ASI

eksklusif

(c) Setelah 3 bulan dan tidak menyusui

(3) Pasca keguguran (seberapa atau

dalam waktu 7 hari)

(4) Bila berhenti menggunakan

kontrasepsi infeksi dan ingin

menggantikan dengan pil, pil dapat

segera diberikan tanpa perlu menunggu

haid.

(buku panduan praktis pelayanan

kontrasepsi,2006)

Pil progestin atau biasa disebut

minipil yang berisi hormon sintesis

progesteron saja. Progestin yang terdapat

di dalam minipil terdiri dari dua

Page 20: LP Askeb KB

golongan, yaitu analog progesteron berupa

chlormadinone asetat dan megestrol asetat

yang saat ini tidak dipakai lagi, lalu

kedua derivat testosteron yang diketemukan

1970-an dan dipakai sampai saat ini,

meliputi norethindrone, norgestrel,

ethynodiol dan lynestrenol.

(Hartanto, 2010)

Cara kerja pil progestin dengan

menghambat ovulasi, mencegah implantasi,

memperlambat transportasi gamet atau ovum,

luteolysis dan mengentalkan lendir serviks

yang kental. Pil jenis ini sangat efektif

dapat mencapai 98,5%. Pengguna jangan

sampai lupa satu atau dua pil, jangan

sampai muntah, diare, karena kemungkinan

terjadinya kehamilan sangat besar.

(Handayani, 2010; Hartanto, 2010)

Keuntungan minipil, yakni dapat

diberikan untuk wanita yang menderita

keadaan tromboembolik, laktasi dan mungkin

cocok untuk wanita dengan keluhan efek

samping yang disebabkan oleh estrogen.

Minipil juga memiliki kerugian, terdiri

dari kurang efektif dalam mencegah

kehamilan dibandingkan pil oral kombinasi,

menambah insiden perdarahan bercak

Page 21: LP Askeb KB

(spotting), variasi dalam panjang siklus

haid dan yang tidak kalah penting bila

lupa minum satu atau dua tablet minipil

atau kegagalan dalam absorbsi minipil oleh

sebab muntah atau diare, sudah cukup untuk

meniadakan proteksi kontraseptifnya.

Umumnya kontraindikasi absolut minipil

adalah sama dengan kontraindikasi absolut

pil oral kombinasi.

(Hartanto, 2010; Handayani, 2010)

2. Kontrasepsi Suntik (Injeksi)

a) Jenis kontrasepsi suntikan :

(1) Golongan progestin seperti depo-

provera, depo gestion, depo progestin

diberikan setiap tiga bulan sejak

suntikan pertama dan Noristerat

diberikan setiap dua bulan untuk

suntikan pertama sampai dengan suntikan

keempat, suntikan kelima dan

selanjutnya diberikan tiga bulan

sekali.

(2) Golongan progestin dengan campuran

estrogen propionat yaitu cyclofem

diberikan setiap bulan sekali.

(BKKBN, 1997)

b) Cara kerja :

Page 22: LP Askeb KB

Pemberian hormon progestin akan

menyebabkan pengentalan mukus serviks,

sehingga menurunkan kemampuan penetrasi

sperma, hormon tersebut juga mencegah

pemotongan dan pelepasan sel telur. Selain

itu, pada penggunaan depo provera,

endometrium menjadi tipis dan atropi

dengan berkurangnya aktifitas kelenjar.

Sedangkan pada jenis suntikan kedua hormon

progestin dengan sedikit hormon estrogen

pada suntikan cyclofem akan merangsang

timbulnya haud setiap bulan.

(Depkes RI, 1998)

c) Efektifitas :

(1) Kombinasi : sangat efektif 0,1-0,4

kehamilan per 100 perempuan selama

tahun pertama penggunaan.

(2) Progestin : sangat efektif 0,3

kehamilan per100 perempuan pertahun

(Setyaarum,2009)

d) Keuntungan :

(1) Pemberiannya sederhana setiap 8

sampai 12 minggu

(2) Tingkat efektifitasnya tinggi

(3) Hubungan seks dengan suntikan KB

bebas

(4) Pengawasan medis yang ringan

Page 23: LP Askeb KB

(5) Dapat dipakai – diberikan pasca

persalinan, pasca keguguran atau pasca

menstruasi

(6) Tidak mengganggu pengeluaran

laktasi dan tumbuh kembang bayi

(7) Suntikan KB Cyclofem diberikan

setiap bulan dan peserta KB akan

mendapat menstruasi

(Manuaba, 1998)

e) Kerugian :

(1) Terjadinya perubahan pada pola haid

yang tidak teratur, perdarahan, bercak,

spoting.

(2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara

ringan

(3) Ketergantungan klien terhadap

pelayanan kesehatan.

(4) Efektifitas berkurang apabila

digunakan bersama dengan obat-obatan

epilepsi

(5) Terhambatnya pemulihan kesuburan

setelah penghentian pemakaian

(Depkes RI, 1998)

f) Kontra indikasi :

Suntikan KB tidak boleh dipakai oleh :

Ibu yang menderita kanker payudara dan

kanker alat kelamin, ibu yang menderita

Page 24: LP Askeb KB

perdarahan pervaginam, ibu yang diduga

hamil, ikterus, penyakit hati akut, tumor

jinak, Diabetes militus, Epilepsi atau

Tuberkulosis, Hipertensi, Depresi.

(Depkes RI, 1998)

g) Efek samping :

Gangguan haid berupa amenore, spotting

(bercak darah) dan menoragia. Seperti

halnya dengan kontrasepsi hormonal

lainnya, maka dijumpai pula keluhan mual,

sakit kepala, pusing, menggigil, mastalgia

dan berat badan bertambah. Efek samping

yang berat jarang dijumpai. Kadangkala ibu

mengeluh libido berkurang.

(Mochtar, 1998)

h) Cara penggunaan :

(1) Suntikan KB yang pertama kali

sebaiknya diberikan pada hari kelima

haid untuk memastikan bahwa ibu tidak

sedang hamil, dengan cara disuntik

intramuskular (daerah pantat).

(2) Pemberian suntikan KB berikutnya

tergantung pada macam obat yang

digunakan, yaitu bisa setiap satu

bulan, dua bulan sekali atau tiga bulan

sekali. Macam suntikan yang digunakan

depo provera atau depo geston atau depo

Page 25: LP Askeb KB

progestin setiap vial mengandung 150

mg, depo medroksi progesteron asetat

(DPMA) san depo noristerat mengandung

200 mg norentindron enantat.

(BKKBN, 1997)

3. Implant

Implant adalah alat kontrasepsi yang

disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah

dalam. Berbentuk kapsul silastik (lentur),

panjangnya sedikit lebih pendek daripada

batang korek api. Didalamnya terdapat hormon

Levonogestrel yang dapat mencegah terjadinya

kahamilan. Sebelum pemasangan Implan

sebaiknya kesehatan Ibu diperiksa terlebih

dahulu, maksudnya supaya tahu apakah Ibu bisa

memakai Implan atau tidak.

(BKKBN, 2008)

a) Efektifitas :

Efektifitasnya 0,2-1 kehamilan per 100

perempuan.

(Saifuddin A., 2003)

b) Macam-macam implant :

(1) Non Biodegrable Implan.

- Implan 6 kapsul, berisi hormone

Levomorgestrel daya kerja 5 tahun.

Page 26: LP Askeb KB

- Nortplan 2 kapsul, berisi hormone

Levomorgestrel daya kerja 3 tahun.

- Norplan 1 kapsul, berisi hormone 3

Ketodesogestrel, daya kerja 2,5-4

tahun.

Saat ini diuji coba di Indonesia,

Implan 1 kapsul dengan panjang 4 cm,

diameter luar 2 mm, terdiri dari suatu

intraeva (ethylinevinil acetate) berisi

60 mg 3 Ketodesogestrel yang

dikelilingi suatu Membrane eva berdaya

kerja 2-3 tahun.

(2) Biodegradable

Yang sedang diuji saat ini yaitu

Copronor PP, suatu kapsul polimer

berisi hormone Lemomorgestrel dengan

daya kerja 18 bulan.

c) Yang paling sering dipakai :

(1) Norplant

- Dipakai sejak tahun 1987.

- Terdiri dari 6 batang silastik yang

padat panjang tiap batang 40 mm,

diameter 2,4 mm.

- Sangat efektif untuk mencegah

kehamilan 5 tahun.

- Saat ini Norplan yang paling banyak

dipakai.

Page 27: LP Askeb KB

(2) Implanon

- Dipakai sejak tahun 1987.

- Terdiri dari 2 batang silastik yang

padat panjang tiap batang 40

mm, diameter 2,4 mm.

- Masing-masing batang diisi dengan 68

mg 3 ketodesogastrel di 2 matrik

batang.

- Sangat efektif untuk mencegah

kehaamilan 3 tahun.

(3) Jadena dan Indoplan

Terdiri dari 2 batang yang diisi

dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama

kerja 3 tahun.

d) Cara Kerja :

(1) Lendir servik menjadi kental

(2) Mengganggu proses pembentukan

endometrium sehingga sulit terjadi

implantasi.

(3) Mengurangi transportasi sperma.

(4) Menekan ovulasi.

e) Keuntungan KB Implant :

(1) Keuntungan kontasepsi

- Daya guna tinggi

- Perlindungan jangka panjang ( sampai

5 tahun)

Page 28: LP Askeb KB

- Pengembalian tingkat kesuburan yang

cepat stelah pencabutan

- Tidak memerlukan peperiksaan dalam

- Bebas dari pengaruh estrogen

- Tidak mengganggu kegiatan senggama

- Tidak mengganggu ASI.

- Klien hanya perlu kembali ke klinik

bila ada keluhan.

- Dapat dicabut setiap saat sesuai

kebutuhan.

(2) Keuntungan Nonkontrasepsi

- Mengurangi jumlah darah haid.

- Mengurangi nyeri haid.

- Mengurangi/ memperbaiki anemia.

- Melindungi terjadinya kanker

indometrium.

- Menurunkan angka kelainan jinak

kanker paudara.

- Melindungi diri dari beberapa

penyebab penyakit radang panggul.

- Menurunkan angka kejadian

Endometrios.

f) Kerugian :

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan

perubahan pola haid berupa perdarahan

bercak (spotting) hipermenorea, atau

Page 29: LP Askeb KB

meningkatnya jumlah darah haid, serta

amenorea.

Timbulnya keluhan-keluhan seperti:

(1) Nyeri kepala.

(2) Peningkatan/ penurunan berat badan,

(3) Nyeri payudara.

(4) Perasaan mual.

(5) Perubahan perasaan (mood) atau

kegelisahan (nervousness).

(6) Membutuhkan tindak pembedahan minor

untuk insersi dan pencabutan.

(7) Tidak memberikan efek protektif

teradap infeksi menular seksual

termasuk AIDS.

(8) Klien tidak dapat menghentikan

sendiri pemakaian kontrasepsi ini

sesuai dengann keinginan, akan tetapi

harus pergi keklinik untuk pencabutan.

(9) Aefektifitasnya menurun bila

menggunakan obat-obat tuberculosis

(rifampisin) atau obat epilepsi

(fenitoin dan barbiturat).

(10) Terjadinya kehamilan ektopik

sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000

perempuan per tahun).

g) Yang boleh menggunakan Implant :

(1) Usia reproduksi.

Page 30: LP Askeb KB

(2) Telah memiliki anak ataupun yang

belum.

(3) Menghendaki kontrasepsi yang

memiliki efektifitas tinggi dan

menghendaki mencegah kehamilan jangka

panjang.

(4) Menyusui dan membutuhkan

kontrasepsi.

(5) Pasca persalinan dan tidak

menyusui.

(6) Pasaca keguguran.

(7) Tidak menginginkan anak lagi,

tetapi menolak sterilisasi.

(8) Riwayat kehamilan ekktoik.

(9) Tekanan darah < 180/ 110 mmHg,

dengan masalah pembekuan darah,atau

anemia bulan sabit (sickle cell).

(10) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi

hormonal yang mengandung estrogen.

(11) Sering lupa menggunakan pil.

h) Yang tidak boleh menggunakan KB implant :

(1) Hamil atau diduga hamil.

(2) Perdarahan pervaginam yang belum

jelas pentebabnya.

(3) Benjolan/ kanker payudara atau

riwayat kanker payudara.

Page 31: LP Askeb KB

(4) Tidak dapat menerima perubahan pola

haid yang terjadi.

(5) Miom uterus dan kanker payudara.

(6) Gangguan toleransi glukosa.

i) Waktu penggunaan KB implant :

(1) Setiap saat selama siklus haid ke 2

– ke 7.

(2) hendaknya menggunakan barrier 7

hari bila coitus. Bila saat setelah

hari ke 7 siklus haid.

(3) Hendaknya menggunakan barrier 7

hari bila coitus. Bila tidak haid, asal

tidak hamil.

(4) Hendaknya menggunakan barrier 7

hari bila coitus. Bila setelah 6 minggu

melahirkan dan telah terjadi haid

kembar.

(5) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah

kontrasepsi non hormonal (kecuali AKDR)

dan klien ingin menggantinya dengan

nonplant, insersi norplant dapat

dilakukan setiap saat, asal saja di

yakini tidak hamil. Tidak perlu

menunggu sampai datangnya haid

berikutnya.

(6) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah

AKDR dan klien ingin menggantinya

Page 32: LP Askeb KB

dengan implant, norplant dapat

diinsersikan pada saat haid ke – 7 dan

klien jangan melakukan hubungan seksual

selama 7 hari atau gunakan metode

kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

AKDR segera dicabut.

j) Penanganan efek samping yang terjadi :

(1) Amenorhoea

- Pastikan hamil atau tidak, dan bila

tidak hamil, tidak memerlukan,

penanganan khusus , cukup konseling

saja.

- Bila klien tetap saja tidak dapat

menerima, angkat implant dan anjurkan

menggunakan kontrasepsi lain.

- Bila terjadi kehamilan dan klien

ingin melanjutkan kehamilan , cabut

implant dan jelaskan, bahwa progestin

tidak berbahaya bagi janin. Bila

diduga terjadi kehamilan , klien

dirujuk. Tidak ada gunanya memberikan

obat hormon untuk memancing timbulnya

perdarahan

(2) Perdarahan bercak (spotting) ringan

Jelaskan bahwa perdarahan ringan

sering ditemukan terutama pada tahun

pertama. Bila tidak ada masalah dan

Page 33: LP Askeb KB

klien tidak hamil , tidak diperlukan

tindakan apapun. Bila klien tetap saja

mengeluh masalah perdarahan dan ingin

melanjutkan pemakaian implant dapat

diberikan pil kombinasi satu siklus,

atau ibuprofen 3x 800 mg selama 5 hari.

Terangkan kepada klien bahwa akan

terjadi perdarahan setelah pil

kombinasi habis. Bila terjadi

perdarahan lebih banyak dari biasa,

berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3-

7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan

satu siklus pil kombinasi. Atau dapat

juga diberikan 50 µg etinilestradiol

atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi

untuk14- 21 hari.

(3) Ekspulsi

Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa

apakah kapsul yang lain msih ditempat ,

dan apakah terdapat tanda- tanda

infeksi daerah insersi. Bila tidak ada

infeksi dan kapsul baru 1 buah pada

tempat insersi yang berbeda . Bila

adainfeksi cabut seluruh seluruh kapsul

yangadadan pasang kapsul baru

padalengan yang lain, atau anjurkan

Page 34: LP Askeb KB

klien menggunakan metode kontrasepsi

lain.

(4) Infeksi pada daerah insisi

Bila terdapat infeksi tanpa nanah,

bersihkan dengan sabun dan air, atau

antiseptic . Berikan antibiotic yang

sesuai untuk 7 hari. Implant jangan

dilepasdan klien diminta kembali satu

minggu . Apabila tidak membaik, cabut

implant dan pasang yang baru pada sisi

lengan yang lainatau cari metode

kontrasepsi yang lain. Apabila

ditemukan abses, bersihkan dengan

antiseptik, insisi dan alirkan pus

keluar, cabut implant, lakukan

perawatan luka, dan berikan antibiotic

oral 7 hari.

(5) Berat badan naik/ turun

Informasikan kepada klien bahwa

perubahan berat badan 1-2 kg adalah

normal. Kaji ulang dietklien apabila

terjadi perubahan berat badan 2 kg atau

lebih. Apabila perubahan Berat Badan

ini dapat diterima, Bantu klien mencari

metode lain.

(Saifudin, 2006: MK-54)

k) Pemasangan implant :

Page 35: LP Askeb KB

(1) Tanyakan kepada ibu apakan sudah

mengetahui prosedur tentang pemasangan

implant

(2) Tanyakan kepada ibu apakah mempunyai

alergi terhadap obat anastesi

(3) Minta ibu untuk mencuci lengannya yang

akan di pasang kapsul implant dengan

menggunakan sabun dan bilas dengan air

bersih kemudian keringkan dengan

handuk bersih

(4) Bantu klien untuk naik ke meja periksa

(5) Letakkan kain bersih dan kering di

bawah lengan ibu

(6) Tentukan tempat pemasangan yaitu 8 cm

dari epicondilus medialis

(7) Beri tanda pada pola pemasangan dengan

pola kaki segitiga terbalik untuk

pemasangan 2 kapsul implant

(8) Pastikan bahwa peralatan yang steril

sudah tersedia

- Satu set implant +

- Pinset sirurgi

- Klem lengkung

- 4 cucing (betadine, tempat implant,

depress, air DTT)

- Spuit 3 cc

- Ben aid/plester

Page 36: LP Askeb KB

(9) Cuci tangan dengan air sabun,

keringkan dengan air bersih

(10) Pakai sarung tangan steril, bila

sarung tangan di beri bedak maka hapus

bedak menggunakan air DTT

(11) Hitung jumlah kapsul untuk

memastikan lengkap 2 buah

(12) Usap tempat pemasangan dengan

larutan antiseptic, gerakan kea rah

luar secara melingkar 2-3 kali

(13) Pasang kain penutup/ doek steril

(14) Suntikkan anastesi local 0,3-0,5

pada kulit (intradermal) pada tempat

insisi yang telah di tentukan, lalu

suntikan ke masing-masing pola

sebanyak 1 cc (subdermal) sepanjang 4

cm.

(15) Uji efek anastesi

(16) Buat insisi dangkal selebar 2 mm

(17) Masukkan ujung trocar (tanda panah

menghadap ke atas) hingga mencapai

lapisan subdermal

(18) Ungkit kulit dan dorong trokar dan

pendorongnya sampai batas tanda 1

(19) Masukkan ujung pendorong (tanda

panah menghadap ke atas) hingga terasa

tahanan

Page 37: LP Askeb KB

(20) Putar searah jarum jam 180° lalu

lakukan withdrawal

(21) Kemudian tarik trokar sampai batas

tanda kedua lalu belokka ke pola

selanjutnya, hingga tanda batas 1

(22) Putar pendorong berlawanan jarum

jam 180° dan lakukan withdrawal,

kemudian raba kapsul, lalu keluarkan

trocar beserta pendorong

(23) Tekan pada daerah insisi dengan

menggunakan kassa, lalu dekatkan luka

insisi

(24) Plester luka insisi dengan

menggunakan ben aid lalu perban

(25) Bereskan semua alat

(26) Cuci tangan, kemudian

pendokumentasian

l) Konseling pasca pemasangan :

Kapsul implant sudah di pasang pada lengan

ibu. Kemudian cara merawat luka ibu yaitu:

(1) 2-3 hari perban boleh di lepas

(2) 5 hari plester boeh di lepas, jika

ibu tidak berani maka boleh datang ke

klinik

(3) 7 hari luka baru boleh terkena air

Implant yang sudah terpasang efektif dalam

waktu 24 jam, setelah 24 jam ibu baru

Page 38: LP Askeb KB

boleh berhubungan senggama dengan

suaminya.

Implant ini efektif sampai 3 tahun

pemasangan, jika ibu ingin memiliki anak

atau terdapat ketidaknyamanan, bias di

lakukan pencabutan sewaktu-waktu. Bila ada

tanda-tanda infeksi atau kapsul keluar

bisa langsung datang ke klinik

m) Kunjungan ulang

Implant ini efektif dalam jangka waktu 3

tahun, maka 3 tahun lagi ibu harus datang

ke klinik untuk di lakukan pencabutan.

Jika ibu ingin mempunyai anak lagi atau

mengalami keluhan, ibu dapat datang

langsung ke klinik.

n) Pencabutan implant

- Tanyakan kepada ibu apakan sudah

mengetahui prosedur tentang pencabutan

implant

- Tanyakan kepada ibu apakah mempunyai

alergi terhadap obat anastesi

- Minta ibu untuk mencuci lengannya yang

terpasang kapsul implant dengan

menggunakan sabun dan bilas dengan air

bersih kemudian keringkan dengan handuk

bersih

Page 39: LP Askeb KB

- Bantu klien untuk naik ke meja periksa

- Letakkan kain bersih dan kering di bawah

lengan ibu

- Tentukan letak implant yang terpasang di

lengan

- Beri tanda pada pola pencabutan

- Pastikan bahwa peralatan yang steril

sudah tersedia

Klem U

Pinset sirurgi

Klem lengkung

4 cucing (betadine, tempat implant,

depress, air DTT)

Spuit 3 cc

Ben aid/plester

- Cuci tangan dengan air sabun, keringkan

dengan air bersih

- Pakai sarung tangan steril, bila sarung

tangan di beri bedak maka hapus bedak

menggunakan air DTT

- Hitung jumlah kapsul untuk memastikan

lengkap

- Usap tempat pencabutan dengan larutan

antiseptic, gerakan kearah luar secara

melingkar 2-3 kali

- Pasang kain penutup/ doek steril

Page 40: LP Askeb KB

- Suntikkan anastesi local 0,3-0,5 pada

kulit (intradermal) pada tempat insisi

yang telah di tentukan, lalu suntikan ke

masing-masing pola sebanyak 1 cc

(subdermal) sepanjang 4 cm.

- Uji efek anastesi

Presentasi jepit

- Buat insisi di bawah kapsul implant

- Dekatkan kapsul implant ke dekat luka

insisi

- Jepit kapsul implant secara hati-hati

dengan menggunakan klem lengkung

- Bersihkan jaringan dengan pinset atau

depress

- Keluarkan kapsul implant secara hati-

hati

- Ulangi langkah yang sama untuk kapsul

selanjutnya

Finger pop out

- Dekatkan kedua kapsul ke pola luka

insisi

- Buat luka insisi di dekat kapsul

- Jepit kapsul implant dengan hati-hati

- Bersihkan sisa jaringan dengan pinset

atau depress

Page 41: LP Askeb KB

- Keluarkan kapsul implant dengan hati-

hati

- Ulangi langkah tersebut pada kapsul

selanjutnya

U Klasik

- Buat luka insisi di tengah kedua kapsul

implant secara vertical

- Masukkan klem U ke dalam luka insisi

- Jepit pada tengah-tengah kapsul

- Keluarkan dan bersihkan dari jaringan

- Keluarkan kapsul dengan pelan-pelan

- Lakukan langkah yang sama untuk kapsul

implant selanjutnya

- Tekan pada daerah insisi dengan

menggunakan kassa, lalu dekatkan luka

insisi

- Plester luka insisi dengan menggunakan

ben aid lalu perban

- Bereskan semua alat

- Cuci tangan, kemudian pendokumentasian

o) Konseling pasca pencabutan :

Kapsul implant sudah di pasang pada lengan

ibu. Kemudian cara merawat luka ibu

yaitu :

(1) 2-3 hari perban boleh di lepas

Page 42: LP Askeb KB

(2) 5 hari plester boeh di lepas, jika

ibu tidak berani maka boleh datang ke

klinik

(3) 7 hari luka baru boleh terkena air

Ibu sudah tidak terpasang alat kontrasepsi

apapun, secara otomatis ibu sudah kembali

ke masa subur.

c. Metode IUD

Intra Uterine Device (IUD) atau juga disebut Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah suatu

alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim

yang sangat efektif , reversibel dan berjangka

panjang.

(Handayani, 2010)

a)Jenis IUD

Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara

lain adalah :

(1) Copper-T

IUD berbentuk T,terbuat dari bahan

polyethelen dimana pada bagian vertikalnya

diberi lilitan kawat tembaga halus.

Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek

anti fertilitas (anti pembuahan) yang

cukup baik.

(2) Copper-7

Page 43: LP Askeb KB

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud

untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini

mempunyai ukuran diameter batang vertikal

32 mm dan ditambahkan gulungan kawat

tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya

sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD

CopperT.

(3) Multi load

IUD ini terbuat dari plastik

(polyethelene) dengan dua tangan kiri dan

kanan berbentuk sayap yang fleksibel.

Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6

cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga

dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2

untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis

ukuran multi load yaitu standar, small,

dan mini.

(4) Lippes loop

IUD ini terbuat dari polyethelene,

berbentuk huruf spiral atau huruf S

bersambung. Untuk memudahkan kontrol,

dipasang benang pada ekornya. Lippes loop

terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut

ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A

berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5

mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm

(benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm

Page 44: LP Askeb KB

dan tebal (benang putih). Lippes loop

mempunyai angka kegagalan yang rendah.

Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini

adalah bila terjadi perforasi, jarang

menyebabkan luka atau penyumbatan usus,

sebab terbuat dari bahan plastik.

b)Cara Kerja IUD

Cara kerja dari IUD antara lain yaitu :

(1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk

ke tuba falopii.

(2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum

mencapai cavum uteri.

(3) Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan

membuat sperma sulit masuk ke dalam alat

reproduksi perempuan dan mengurangi sperma

untuk fertilisasi.

(4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi

telur dalam uterus.

c)Keuntungan IUD

Adapun keuntungan dari penggunaan alat

kontrasepsi IUD yakni :

(1) Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100

perempuan dalam 1 tahun pertama (1

kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan).

(2) IUD dapat efektif segera setelah

pemasangan.

Page 45: LP Askeb KB

(3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi

dari CuT-380A dan tidak perlu diganti).

(4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

(5) Sangat efektif karena tidak perlu lagi

mengingat-ingat.

(6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena

tidak perlu takut untuk hamil.

(7) Tidak ada efek samping hormonal dengan

CuT-380A.

(8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume

ASI

(9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan

atau abortus (apabila tidak terjadi

infeksi).

(10) Dapat digunakan sampai menapouse ( 1

tahun atau lebih setelah haid terakhir).

(11) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

d)Kelemahan IUD

Sedangkan kelemahan dari penggunaan IUD yaitu

:

(1) Efek samping yang umum terjadi,

seperti : perubahan siklus haid (umumnya

pada 3 bulan pertama dan akan berkurang

setelah 3 bulan), haid lebih lama dan

banyak, perdarahan antar mensturasi, saat

haid lebih sakit.

Page 46: LP Askeb KB

(2) Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang

selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan,

perdarahan berat pada waktu haid atau

diantaranya yang memungkinkan penyebab

anemia, perforasi dinding uterus (sangat

jarang apabila pemasangan benar).

(3) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

(4) Tidak baik digunakan pada perempuan

dengan IMS atau yang sering berganti

pasangan.

(5) Penyakit radang panggul terjadi sesudah

perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP

dapat memicu infertilitas.

(6) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan

pelviks diperlukan dalam pemasangan IUD.

(7) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting)

terjadi segera setelah pemasangan IUD.

Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari

(8) Pencabutan IUD hanya dapat dilakukan

oleh tenaga kesehatan (dokter atau bidan)

yang terlatih.

(9) Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa

diketahui (sering terjadi apabila IUD

dipasang segera setelah melahirkan)

(10) Perempuan harus memeriksa posisi benang

IUD dari waktu ke waktu.

e)Waktu Penggunaan IUD

Page 47: LP Askeb KB

Penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada

saat :

(1) Setiap waktu dalam siklus haid, yang

dapat dipastikan klien tidak hamil.

(2) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.

(3) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam

pertama atau setelah 4 minggu

pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila

menggunakan metode amenorea laktasi (MAL).

(4) Setelah terjadinya keguguran (segera

atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada

gejala infeksi.

(5) Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama

yang tidak dilindungi.

f)Waktu Kontrol IUD

Kelemahan dari penggunaan IUD adalah perlunya

kontrol kembali untuk memeriksa posisi benang

IUD dari waktu ke waktu. Waktu kontrol IUD

yang harus diperhatikan adalah :

(1) 1 minggu pasca pemasangan

(2) 1 bulan pasca pemasangan

(3) 3 bulan kemudian

(4) 6 bulan berikutnya

(5) Setiap tahun berikutnya

(6) Bila terlambat haid 1 minggu

(7) perdarahan banyak atau keluhan istimewa

lainnya

Page 48: LP Askeb KB

d. Metode Operasi atau Sterilisasi

Metode ini bekerja dengan cara melakukan

pemutusan atau pengikatan saluran sel sperma

pada laki-laki (vasektomi) dan pemutusan atau

pengikatan saluran telur pada perempuan

(tubektomi).

(Uliyah, 2010; Handayani, 2010)

1) MOW (Medis Operatif Wanita)

Adalah suatu cara KB dengan melakukan

pembedahan dengan memotong dan mengambil

saluran telur atau membuat buntu saluran

dengan mengikatnya sehingga tidak terjadi

pembuahan atau ovulasi, dan dapat dilakukan

di rumah sakit pemerintah maupun swasta.

(Siswosudarmo, 2007)

a) Efektifitas

(1) Sangat efektif, angka kegagalan

sedikit lebih rendah

(2) Segera efektif post operatif

(Hartanto, 2003)

b) Keuntungan

Vasektomi tuba akan menghadapi dan

mencapai klimakterium dalam suasana alami.

(Manuaba, 1998)

c) Kontra Indikasi

Page 49: LP Askeb KB

(1) Peradangan dalam rongga panggul

(2) Peradangan liang senggama akut

(vaginatis-servisitis akut)

(3) Penyakit kardiovaskuler berat,

penyakit paru berat, atau penyakit paru

lain yang tidak memungkinkan akseptor

berada dalam posisi genupektoral.

(4) Obesitas berlebihan

(5) Bekas laparotomi

(Mochtar, 1998)

d) Efek samping

(1) Resiko trauma internal sedikit

lebih tinggi

(2) Kemungkinan infeksi serius sedikit

lebih tinggi

(3) Sedikit sekali kematian yang

berhubungan dengan anestesi

(Hartanto, 2003)

2) MOP (Medis Operatif Pria)

Adalah tindakan operasi ringan dengan

cara mengikat dan memotong saluran sperma

sehingga sperma tidak dapat lewat dan air

mani tidak mengandung spermatozoa, dengan

demikian tidak terjadi pembuahan, operasi

Page 50: LP Askeb KB

berlangsung kurang lebih selama 15 menit dan

pasien tidak perlu dirawat. Operasi dapat

dilakukan di Puskesmas, tempat pelayanan

kesehatan dengan fasilitas dokter ahli

bedah, pemerintah dan swasta, dan karena

tindakan vasektomi murah dan ringan sehingga

dapat dilakukan di lapangan.

(Siswosudarmo, 2007)

a) Efektifitas

(1) Sangat efektif, tetapi angka

kejadian rekanalisasi spontan dan

kehamilan sedikit lebih tinggi

(2) Efektif 6-10 minggu setelah operasi

(Saifuddin, 1996)

b) Keuntungan

(1) Teknik operasi kecil yang sederhana

dapat dikerjakan kapan saja dan dimana

saja

(2) Komplikasi yang dijumpai sedikit

dan ringan

(3) Hasil yang diperoleh (efektifitas)

hampir 100%

(4) Biaya murah dan terjangkau oleh

masyarakat

(5) Bila pasangan suami, istri, oleh

karena suatu sebab ingin mendapatkan

keturunan lagi, kedua ujung vas

Page 51: LP Askeb KB

deferens dapat disambung kembali

(operasi rekanalisasi)

(Mochtar, 1998)

c) Efek samping

(1) Hampir tidak ada resiko trauma

internal

(2) Infeksi serius sangat rendah

(3) Tidak ada kematian yang berhubungan

dengan anestesi

(Hartanto, 2003)

e. Metode Alami atau Sederhana

1) Metode Amenorea Laktasi (MAL)

a) Pengertian

Menyusui eksklusif merupakan suatu

metode kontrasepsi sementara yang cukup

efektif, selama klien belum mendapat

haid dan waktunya kurang dari enam

bulan pasca persalinan. Efektifitasnya

dapat mencapai 98%. MAL efektif bila

menyusui lebih dari delapan kali sehari

dan bayi mendapat cukup asupan

perlaktasi.

(Saifuddin, 2006; Proverawati, 2010)

Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat

dipakai sebagai alat kontrasepsi,

apabila:

Page 52: LP Askeb KB

(1)Menyusui secara penuh (full breast

feeding), lebih efektif bila diberikan

minimal 8 kali sehari.

(2)Belum mendapat haid.

(3)Umur bayi kurang dari 6 bulan

b) Cara Kerja

Cara kerja dari Metode Amenorea Laktasi

(MAL) adalah menunda atau menekan

terjadinya ovulasi. Pada saat

laktasi/menyusui, hormon yang berperan

adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin

sering menyusui, maka kadar prolaktin

meningkat dan hormon gonadotrophin

melepaskan hormon penghambat

(inhibitor). Hormon penghambat akan

mengurangi kadar estrogen, sehingga

tidak terjadi ovulasi.

c) Efektifitas

Efektifitas MAL sangat tinggi sekitar

98 persen apabila digunakan secara

benar dan memenuhi persyaratan sebagai

berikut: digunakan selama enam bulan

pertama setelah melahirkan, belum

mendapat haid pasca melahirkan dan

menyusui secara eksklusif (tanpa

memberikan makanan atau minuman

tambahan). Efektifitas dari metode ini

Page 53: LP Askeb KB

juga sangat tergantung pada frekuensi

dan intensitas menyusui.

d) Manfaat

Metode Amenorea Laktasi (MAL)

memberikan manfaat kontrasepsi maupun

non kontrasepsi.

(1) Manfaat kontrasepsi dari MAL antara

lain:

- Efektifitas tinggi (98 persen)

apabila digunakan selama enam bulan

pertama setelah melahirkan, belum

mendapat haid dan menyusui

eksklusif.

- Dapat segera dimulai setelah

melahirkan.

- Tidak memerlukan prosedur khusus,

alat maupun obat.

- Tidak memerlukan pengawasan medis.

- Tidak mengganggu senggama.

- Mudah digunakan.

- Tidak perlu biaya.

- Tidak menimbulkan efek samping

sistemik.

- Tidak bertentangan dengan budaya

maupun agama.

Page 54: LP Askeb KB

(2) Manfaat non kontrasepsi dari MAL

antara lain:

Untuk bayi

- Mendapatkan kekebalan pasif.

- Peningkatan gizi.

- Mengurangi resiko penyakit menular.

- Terhindar dari keterpaparan

terhadap kontaminasi air, susu

formula atau alat minum yang

dipakai.

Untuk ibu

- Mengurangi perdarahan post

partum/setelah melahirkan.

- Membantu proses involusi uteri

(uterus kembali normal).

- Mengurangi resiko anemia.

- Meningkatkan hubungan psikologi

antara ibu dan bayi.

e) Keterbatasan

Metode Amenorea Laktasi (MAL) mempunyai

keterbatasan antara lain:

- Memerlukan persiapan dimulai sejak

kehamilan.

- Metode ini hanya efektif digunakan

selama 6 bulan setelah melahirkan,

belum mendapat haid dan menyusui

secara eksklusif.

Page 55: LP Askeb KB

- Tidak melindungi dari penyakit

menular seksual termasuk Hepatitis B

ataupun HIV/AIDS.

- Tidak menjadi pilihan bagi wanita

yang tidak menyusui.

- Kesulitan dalam mempertahankan pola

menyusui secara eksklusif.

f) Yang Dapat Menggunakan MAL

Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat

digunakan oleh wanita yang ingin

menghindari kehamilan dan memenuhi

kriteria sebagai berikut:

- Wanita yang menyusui secara

eksklusif.

- Ibu pasca melahirkan dan bayinya

berumur kurang dari 6 bulan.

- Wanita yang belum mendapatkan haid

pasca melahirkan.

Wanita yang menggunakan Metode Amenorea

Laktasi (MAL), harus menyusui dan

memperhatikan hal-hal di bawah ini:

- Dilakukan segera setelah melahirkan.

- Frekuensi menyusui sering dan tanpa

jadwal.

- Pemberian ASI tanpa botol atau dot.

- Tidak mengkonsumsi suplemen.

Page 56: LP Askeb KB

- Pemberian ASI tetap dilakukan baik

ketika ibu dan atau bayi sedang

sakit.

g) Yang Tidak Dapat Menggunakan MAL

Metode Amenorea Laktasi (MAL) tidak

dapat digunakan oleh:

- Wanita pasca melahirkan yang sudah

mendapat haid.

- Wanita yang tidak menyusui secara

eksklusif.

- Wanita yang bekerja dan terpisah dari

bayinya lebih dari 6 jam.

- Wanita yang harus menggunakan metode

kontrasepsi tambahan.

- Wanita yang menggunakan obat yang

mengubah suasana hati.

- Wanita yang menggunakan obat-obatan

jenis ergotamine, anti metabolisme,

cyclosporine, bromocriptine, obat

radioaktif, lithium atau anti

koagulan.

- Bayi sudah berumur lebih dari 6

bulan.

- Bayi yang mempunyai gangguan

metabolisme.

Metode Amenorea Laktasi (MAL) tidak

direkomendasikan pada kondisi ibu

Page 57: LP Askeb KB

yang mempunyai HIV/AIDS positif dan

TBC aktif. Namun demikian, MAL boleh

digunakan dengan pertimbangan

penilaian klinis medis, tingkat

keparahan kondisi ibu, ketersediaan

dan penerimaan metode kontrasepsi

lain.

2) Metode suhu basal

Menghitung masa subur atau menghitung

ovulasi dapat pula dilakukan dengan mengukur

perubahan suhu basal tubuh. Suhu basal tubuh

adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh

selama istirahat atau dalam keadaan

istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal

dilakukan pada pagi hari segera setelah

bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas

lainnya.

Perubahan atau peningkatan suhu basal

tubuh pada masa subur terjadi karena hormon

progesteron. Peningkatan suhu basal tubuh

pada masa subur berkisar 0,2-0,5 derajat

Celcius, dimulai 1-2 hari setelah ovulasi.

Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang

berupa termometer basal.

Termometer basal ini dapat digunakan

secara oral, per vagina, atau melalui dubur

Page 58: LP Askeb KB

dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang

sama selama 5 menit. Apabila grafik (hasil

catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan

suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa

subur/ovulasi sehingga tidak terjadi

kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi

dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang

memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya,

jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus

berlangsung setelah masa subur/ovulasi

kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila

sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus

luteum akan terus memproduksi hormon

progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap

tinggi.

3) Metode Kalender

Metode kalender adalah metode yang

digunakan berdasarkan masa dimana harus

menghindari hubungan seksual tanpa

perlindungan kontrasepsi pada hari ke 8-19

siklus menstruasinya. Dasar berasal dari

ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-15

sebelum haid berikutnya, tetapi dapat pula

terjadi 12-16 hari sebelum haid yang akan

datang.

(Handayani, 2010; Hartanto, 2010)

Page 59: LP Askeb KB

a) Menentukan Masa Subur

Menghitung masa subur dapat diketahui

dengan cara melihat dari perubahan

periode menstruasi, perubahan pada lendir

servik maupun perubahan pada suhu basal

tubuh.

b) Perubahan Periode Menstruasi

Cara menghitung masa subur atau

menghitung ovulasi melalui periode

menstruasi dikatakan efektif apabila

siklus menstruasinya normal yaitu 21-35

hari. Adapula ahli yang berpendapat

antara 22-35 hari. Sehingga sel telur

keluar pada pertengahan siklus, sekitar

hari ke 14 sampai ke 16 dihitung dari

hari pertama menstruasi. Pendapat dari

dr. Knaus bahwa ovulasi terjadi tepat 14

hari sebelum menstruasi berikutnya.

Sedangkan dr. Ogino berpendapat bahwa

ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14

hari sebelum menstruasi, tetapi dapat

terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum

menstruasi berikutnya.

c) Bila haid teratur (28 hari)

Siklus normal 28 hari, pertengahan

siklusnya hari ke-14 (28:2). Berarti masa

suburnya 3 hari sebelum hari ke-14, yaitu

Page 60: LP Askeb KB

hari ke-11 (14-3) dan 3 hari setelah hari

ke- 14, yaitu hari ke-17 (14+3). Jadi,

masa subur berlangsung antara hari ke-11

sampai hari ke-17 (7 hari) dari siklus

haid wanita normal.

Pendapat lain mengatakan hari pertama

dalam siklus haid dihitung sebagai hari

ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12

hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.

Contoh:

Seorang wanita mendapat haid mulai

tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini

dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-

12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari

ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi

masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret

hingga tanggal 24 Maret.

d) Bila haid tidak teratur :

Jumlah hari terpendek dalam 6 kali

siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini

menentukan hari pertama masa subur.

Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus

haid dikurangi 11. Hitungan ini

menentukan hari terakhir masa subur.

Rumus:

Hari pertama masa subur = Jumlah hari

terpendek – 18

Page 61: LP Askeb KB

Contoh:

Seorang wanita mendapat haid dengan

siklus terpendek 25 hari dan siklus

terpanjang 30 hari (mulai hari pertama

haid sampai haid berikutnya).

Langkah 1 : 25 – 18 = 7

Langkah 2 : 30 – 11 = 19

Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7

sampai hari ke-19.

4) Metode Mukosa Serviks

a) Fase Luteal

Fase luteal terjadi sejak hari ke-4

sesudah puncak (hari terakhir rasa licin

pada vulva), leher rahim tertutup dengan

gumpalan lendir kental yang mencegah sel

sperma masuk ke rongga rahim. Korpus

luteum dalam indung telur memproduksi

estrogen dan progesteron.

Bila tidak ada segala bentuk kontak

alat kelamin sejak awal titik perubahan

hingga awal harl ke-4 sesudah Puncak, maka

sel telur tidak mungkin dibuahi dan akan

hancur dalam saluran telur. Menstruasi

menyatakan akhir siklus biasanya 11-16

hari sesudah ovulasi, dan sekaligus

Page 62: LP Askeb KB

sebagai permulaan siklus yang berikutnya.

Tidak ada lagi gumpalan lendir pada leher

rahim sehingga darah menstruasi dapat

mengalir ke luar rahim. Kedua indung telur

kembali beristirahat.

b) Ovulasi Tertunda

Ovulasi tertunda disebabkan adanya

perpanjangan Fase Pra Ovulasi dan Pola

Dasar Tidak Subur. Ovulasi tertunda dapat

terjadi pada waktu stres, laktasi

(menyusui), atau masa pre menopause. Pola

dasar tidak subur merupakan unsur penting

Metode Ovulasi Billings. Pengenalan mengenai

pola tidak subur tidak berubahnya pada

fase pra-ovulasi memberi kebebasan kepada

suami-istri untuk melakukan hubungan

seksual tanpa menjadi hamil dalam fase

pra-ovulasi, panjang ataupun pendek.

Pola Dasar Tidak Subur adalah pola yang

sama sekali tidak berubah dan diamati

dalam waktu paling sedikit dua minggu,

contohnya:

- Tidak ada lendir (vulva kering).

- Munculnya lendir yang tetap sama pada

vulva yang disertai kadar estrogen

yang tetap rendah.

Page 63: LP Askeb KB

- Kombinasi dari butir 1) dan 2), bila

munculnya lendir tetap tidak berubah

dalam pengamatan selama 2 minggu dan

diselingi dengan hari-hari kering.

Pola Dasar Tidak Subur berdasarkan

pengeluaran cairan berasal dari vagina

(contoh 2 dan 3). Bila naiknya kadar

estrogen cukup tinggi untuk menimbulkan

reaksi pada leher rahim, maka pola

berubah dan menunjukkan kemungkinan

kesuburan. Naik turunnya kadar estrogen

bisa menimbulkan reaksi endometrium

(selaput dinding rahim) dengan

pendarahan breakthrough atau pendarahan

withdrawal.

Peraturan Pra-Ovulasi, bila

diterapkan pada Pola Dasar Tidak Subur

menjamin keamanan Metode Ovulasi Billings

dan memastikan perempuan mengenali

kesuburannya kembali dalam kasus

ovulasi tertunda yang dapat disebabkan

oleh berbagai alasan. Kegagalan Leher

Rahim dan Pola Dasar Tidak Subur (PDTS)

Leher rahim harus memproduksi lendir

yang bermutu supaya sperma dapat

berfungsi secara tepat. Dalam beberapa

situasi, misalnya menjelang menopause

Page 64: LP Askeb KB

dan sesudah pemakaian kontrasepsi,

leher rahim gagal untuk merespon

terhadap rangsangan estrogen. Akibatnya

juga menggagalkan fungsi cairan lendir

untuk menerima sel-sel sperma. Pada

saat ini, wanita tidak subur walaupun

dia berovulasi. Wanita akan mengenal

hal itu sebagai pola yang tidak berubah

misalnya:

- Pola dasar tidak subur kering.

- PDTS berlendir tetap sama.

- Kombinasi dari keduanya yaitu

kering dan munculnya yang tidak

berubah.

Peraturan pra-ovulasi digunakan kembali

sehingga kesuburan dapat diketahui.

Peraturan metode mukosa serviks atau

ovulasi billings adalah sebagai berikut:

- Untuk mencapai kehamilan.

Untuk menginginkan kehamilan

peraturan yang digunakan adalah

peraturan pra ovulasi. Cara ini

membantu untuk mengenali perubahan

pola kesuburan lendir. Hubungan

seksual dilakukan selama ada lendir

licin (vulva terasa licin) dan satu

atau dua hari sesudah Puncak.

Page 65: LP Askeb KB

- Untuk menunda atau menjarangkan

kehamilan.

Untuk menunda atau menjarangkan

kehamilan maka digunakan peraturan

Pra Ovulasi dan Peraturan Puncak.

Peraturan Pra Ovulasi

Ada tiga hal yang terdapat pada

peraturan Pra Ovulasi, yaitu:

Peraturan pertama: menghindari

hubungan seksual pada hari-hari

perdarahan deras selama menstruasi.

Peraturan kedua: hubungan seksual

boleh dilakukan pada setiap malam

hari kedua (selang-seling), apabila

hari ini sudah dikenal sebagai

tidak subur.

Peraturan ketiga: menghindari

hubungan seksual setiap hari ketika

lendir atau perdarahan menyelingi

Pola Dasar Tidak Subur. Hubungan

seksual baru boleh dilakukan lagi

bila 3-4 hari berturut-turut

dikenali sebagai PDTS.

Peraturan Puncak

Apabila hari puncak sudah

diketahui dengan pasti, mulai hari

keempat sesudah puncak sampai akhir

Page 66: LP Askeb KB

siklus boleh melakukan hubungan

seksual setiap hari pada setiap saat.

5) Coitus interuptus

Nama lain dari coitus interuptus adalah

senggama terputus atau ekspulsi

pra ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal

atau withdrawal methods atau pull-out method.

Dalam bahasa latin disebut juga interrupted

intercourse.

a) Pengertian

Coitus interuptus atau senggama terputus

adalah metode keluarga

berencana tradisional/alamiah, di

mana pria mengeluarkan alat kelaminnya

(penis) dari vagina sebelum

mencapai ejakulasi.

b) Cara Kerja

Alat kelamin (penis) di keluarkan sebelum

ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke

dalam vagina, maka tidak ada pertemuan

antara sperma dan ovum, dan kehamilan

dapat di cegah. Ejakulasi di luar vagina

untuk mengurangi kemungkinan air mani

mencapai rahim.

c) Efektifitas

Page 67: LP Askeb KB

Metode coitus interuptus akan efektif

apabila dilakukan dengan benar dan

konsisten. Angka kegagalan 4-

27 kehamilan per 100 perempuan per tahun.

Pasangan yang mempunyai pengendalian diri

yang besar, pengalaman dan kepercayaan

dapat menggunakan metode ini menjadi lebih

efektif.

d) Manfaat

Coitus interuptus  memberikan

manfaat baik secara kontrasepsi maupun

non kontrasepsi.

Manfaat kontrasepsi

- Alamiah.

- Efektif bila dilakukan dengan benar.

- Tidak mengganggu produksi ASI.

- Tidak ada efek samping.

- Tidak membutuhkan biaya.

- Tidak memerlukan persiapan khusus.

- Dapat di kombinasikan dengan metode

kontrasepsi lain.

- Dapat digunakan setiap waktu.

Manfaat non kontrasepsi

- Adanya peran serta suami

dalam keluarga

berencana dan kesehatan reproduksi.

- Menanamkan sifat saling pengertian.

Page 68: LP Askeb KB

- Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.

e) Keterbatasan

Metode coitus interuptus ini mempunyai

keterbatasan, antara lain:

- Sangat tergantung dari pihak pria dalam

mengontrol ejakulasi dan

tumpahan sperma selama senggama.

- Memutus kenikmatan dalam berhubungan

senggama (orgasme).

- Sulit mengontrol

tumpahan sperma selama penetrasi,

sesaat dan setelah interupsi coitus.

- Tidak melindungi dari penyakit menular

seksual.

- Kurang efektif untuk

mencegah kehamilan.

B. TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN

I.PENGKAJIAN

Tanggal Pemeriksaan :

Jam :

A. Data subyektif

1. Biodata

Nama : untuk mengetahui siapa peserta

KB Implan dan memudahkan kita

dalam tindakan

Page 69: LP Askeb KB

Umur : kontrasepsi merupakan salah

satu kontrasepsi rasional dalam

fase menjarangkan kehamilan pada

umur 30 – 35 tahun. Dapat

digunakan pada wanita tua (diatas

35 tahun) kecuali cyclofem

(Hartanto, 2004 : 30).

Agama : untuk mengetahui apakah alat

kontrasepsi yang digunakan

bertentangan dengan agama yang

dianut atau tidak (Hartanto, 2004

: 31).

Pendidikan : untuk mengetahui tingkat

pemahaman klien terhadap alat

kontrasepsi, pemberian konseling

dan pengambilan keputusan tentang

penggunaan alat atau metode

kontrasepsi yang akan

mempengaruhi kehidupan

fertilitasnya (Hartanto, 2004 :

208).

Pekerjaan : untuk mengetahui pekerjaan

peserta KB

Alamat : untuk mengetahui alamat klien

2. Alasan Kunjungan

Alasan mengapa klien datang ke pelayanan

kesehatan

Page 70: LP Askeb KB

3. Keluhan Utama

Keluhan yang paling dirasakan klien saat

kunjungan

4. Riwayat Kesehatan

a.Riwayat Kesehatan Sekarang

Kontrasepsi Implan boleh diberikan pada

klien yang sedang mengalami penyakit

infeksi alat genital (sifilis, GO),TBC

pelvik, kanker alat genetalia, penyakit

radang panggul. Sedangkan metode

kontrasepsi implan tidak diperbolehkan

pada ibu/klien yang menderita penyakit

hepatitis, riwayat penyakit jantung,

hipertensi, diabetes, memiliki mioma

pada rahim, terdapat benjolan abnormal

pada payudara, varises yang berat dan

nyeri pada tungkai, tromboflebitis,

rasa nyeri hebat pada betis, paha dada

atau tungkai bengkak, epilepsi, asma,

atau sedang mengkonsumsi obat-obatan

anti kejang (Hartanto, 2004: 208-209).

b.Riwayat Kesehatan Dahulu

Pada ibu yang pernah menderita Infeksi

Menular Seksual, TBC pelvik, penyakit

radang panggul diperbolehkan untuk

menggunakan kontrasepsi implan.

Sedangkan metode kontrasepsi implan

Page 71: LP Askeb KB

tidak diperbolehkan pada ibu/klien yang

pernah menderita penyakit hepatitis,

riwayat penyakit jantung, hipertensi,

diabetes, memiliki mioma pada rahim,

terdapat benjolan abnormal pada

payudara, varises yang berat dan nyeri

pada tungkai, tromboflebitis, rasa

nyeri hebat pada betis, paha dada atau

tungkai bengkak, epilepsi, asma, atau

sedang mengkonsumsi obat-obatan anti

kejang (Hartanto, 2004: 208-209).

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien tidak dianjurkan menggunakan metode

kontrasepsi implan bila memiliki riwayat

dalam keluarga seperti penyakit jantung,

tekanan darah tinggi (hpertensi),

diabetes, asma, kanker/keganasan.

(Hartanto, 2004: 209).

5.Riwayat Obstetri

a.Haid

Pada ibu/klien yang mengalami gangguan

menstruasi seperti nyeri pada saat haid

yang berlebihan (dismenorhea berat),

perdarahan haid yang banyak dapat

menggunakan metode kontrasepsi implan..

Implan dapat diberikan pada saat hari ke

Page 72: LP Askeb KB

2-7 menstruasi (Saifuddin, 2003 : MK-

73).

b.Riwayat Perkawinan

Dalam penggunaan kontrasepsi Implan

peserta disarankan tidak mempunyai

pasangan seks lain.

c.Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang

lalu

Diberikan pada peserta KB implan yang

dalam fase menjarangkan kehamilan dan

mengakhiri kesuburan

d.Riwayat KB

Jenis KB yang pernah digunakan, alasan

penggunaan, lama pemakaian, alasan

berhenti atau ganti cara, rencana KB

berikutnya dan apa tujuan peserta ikut

KB.

6.Pola Kebiasaan sehari-hari

a.Nutrisi

Untuk mengetahui apakah selama

penggunaan KB Implan ibu mengalami

peningkatan atau penurunan berat badan.

Menu sebelum KB dan selama KB yang

dikonsumsi (komposisinya 4 sehat 5

sempurna atau tidak, seberapa banyak

porsinya), konsumsi air putih?

(Hartanto, 2004 : 208).

Page 73: LP Askeb KB

b.Eliminasi menurut (Hartanto, 2004 : 220).

BAB : frekuensi, warna, konsistensi,

keluhan/gangguan? Bagaimana cara

bercebok ibu?

BAK : frekuensi, warna, konsistensi,

keluhan/gangguan?

c. Pola Istirahat

Kebiasaan tidur siang berapa jam, tidur

malam berapa jam, ada keluhan/gangguan

atau tidak

d.Pola Aktifitas

Pola aktivitas yang terlalu berat,

terutama bertumpu pada lengan kiri lebih

baik dibatasi.

e.Personal hygiene

Kebiasaan mandi berapa kali, berapa kali

ganti baju dan celana dalam, berapa kali

dan kapan gosok gigi, setelah BAK/BAB

cuci tangan/tidak (Saifuddin, 2003 : MK-

73)

f. Pola seksual

Frekuensi hubungan suksual sebelum dan

selama menjadi peserta KB ada

keluhan/gangguan baik dari istri/suami?

g. Pola kebiasaan lain

Page 74: LP Askeb KB

Ibu merokok/ punya suami/anggota

keluarga yang serumah yang merokok? Atau

minum alkohol atau memakai obat-obatan

psikotropika, suka minum jamu/ tidak?

Mempunyai binatang peliharaan/tidak.

7. Keadaan Psikososial dan Spiritual

a. Keadaan Psikososial

Apakah keikutsertaan ibu menjadi peserta

KB sukarela? Didukung oleh suami/tidak?

b. Keadaan Sosial

Hubungan dengan suami, hubyngan angguta

keluarga yang lain, hubungan dengan

petugas hamonis/tidak? Siapa pengambil

keputusan dalam kelurga.

c. Keadaan Spiritual

Pola dalam beribadah melakukan

sholat/berdoa sesuai agama dan keyakinan

pasien dilakukan teratur /tidak?

8. Latar belakang social Budaya

Kebiasaan yang dilakukan di lingkungan dan

keluarga yang bersifat mendukung maupun

yang menghambat yang berhubungan dengan

penggunaan KB misalnya masih adanyua

anggapan banyak anak banyak rejeki atau

suami menginginkan anak laki-laki padahal

sudah mempunyai banyak anak perempuan, dsb.

Page 75: LP Askeb KB

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : baik/cukup/lemah

Kesadaran : compos

mentis/somnolens/koma

TTV : TD tidak boleh lebih dari

160/90 mmHg, nadi tidak

lebih dari 100 x/menit,

respirasi dan suhu dalam

batas normal.

BB sekarang : untuk mengetahui berat

badan ibu naik atau turun

selama menggunakan KB.

TB : Tinggi badan dalam batas

yang normal.

2. Pemeriksan Fisik

a. Inspeksi

Kepala : Kebersihan kulit kepala

perlu diperhatikan,

keadaan rambut yang

rontok, warna rambut,

penyebaran rambut tidak

mempengaruhi efektifitas

dari implan.

Muka : Pada klien yang mukanya

tampak kuning (ikterus)

Page 76: LP Askeb KB

maka tidak boleh

dilakukan pemasangan

implan. Pada klien yang

terdapat hiperpigmentasi

(chloasma gravidarum)

perlu dicurigai adanya

kehamilan dan tidak boleh

dilakukan pemasangan

implan,.

Mata : Apabila sklera tampak

kuning (ikterus) maka

merupakan salah satu

kontraindikasi pemasangan

implan. Sedangkan bila

konjungtiva tampak pucat

(anemis) diperbolehkan

menggunakan implan karena

dapat memperbaiki anemia.

Mulut : Keadaan dari lidah yang

bersih atau tidak, adanya

caries dentis, adanya

stomatitis, pembesaran

pada tonsil tidak

mempengaruhi bila

dipasang implan.

Telinga : Adanya serumen, serta

keadaan fungsi

Page 77: LP Askeb KB

pendengaran tidak

berpengaruh terhadap

efektifitas kerja implan.

Leher : Apabila terdapat

pembesaran kelenjar

tiroid (gondok) tidak

mempengaruhi efektifitas

dari implan, bila

terdapat pembesaran

kelenjar limfe (TBC)

tidak boleh menggunakan

implan, bila ada

bendungan vena jugularis

(kelainan pada jantung)

maka tidak boleh dipasang

implan.

Dada : Bila ditemukan

pernapasan retraksi otot

dada adanya wheezing

(asma) tidak boleh

dipasang implan.

Mammae : Pada payudara bila

terdapat benjolan

abnormal maka tidak boleh

dipasang implan. Bila

terdapat hiperpigmentasi

pada areola dan papilla

Page 78: LP Askeb KB

mammae maka dicurigai

adanya kehamilan (implan

tidak boleh di pasang).

Abdomen : Bila terdapat tanda

kehamilan seperti perut

yang teraba tegang

(dicurigai hamil)

pemasangan implan tidak

boleh dilakukan.

Genitalia : Adanya oedema,

varises, condiloma

matalata atau condiloma

akuminata, ada

pengeluaran keputihan

masih diperbolehkan

dipasang implan.

Ektremitas : Adanya varises, nyeri

pada tungkai, betis,

paha, adanya

tromboflebitis tidak

dianjurkan untuk

menggunakan implan.

II. DIAGNOSA DAN IDENTIFIKASI MASALAH

Masalah biasa dihubungkan dengan bagaimana caranya

pasian menerima kenyataan mengenai diagnosanya.

Page 79: LP Askeb KB

Identifikasi masalah atau diagnosa berdasarkan

data yang terkumpul dan interpretasi yang benar.

Diagnosa kebidanan, yaitu :

Diagnosa yang ditegakkan oleh profesi (bidan)

dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi

Standar Nomen Klatur (kartu nama) diagnosa

kebidanan.

Diagnosa :

Ny. ”.....”, umur ..... tahun, PAPIAH, peserta

KB ........(jenis KB), usia anak

terkecil .....tahun, lama pemakaian....., KU

ibu......ada /tidak kontraindikasi pemakaian.

Prognosa baik/buruk

Dengan didukung DS dan DO yang menunjang

Masalah :

Untuk mengetahui selama menjadi pengguna KB ibu

mempunyai keluhan/tidak. Misal (gangguan siklus

haid, nyeri kepala, nyeri perut, dll). Dengan

didukung DS dan DO yang menunjang.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Langkah ini bidan mengidentifikasi masalah.

Diagnosa potensial berdasakan diagnosa masalah

yang sudah teridentifikasi.

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial

lainnya berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa

yang sekarang hanya merupakan antisipasi

Page 80: LP Askeb KB

pencegahan bila mungkin menanti sambil waspada dan

bersiap-siap bila benar-benar terjadi langkah ini

penting agar asuhan aman.

IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA

Mencerminkan sifat kesinambungan dari proses

penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer

periodic atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga

waktu kita terus bersama dengan pasien.

Beberapa data mengidentifikasikan situasi yang

gawat dimana bidan harus bertindak untuk

keselamatan jiwa pasien. Sebagian data bisa

menunjukan satu situasi yang memerlukan langkah

segera sementara menunggu intervensi dari dokter.

Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan

kegawatan tapi memerlukan konsultasi dokter dan

kolaborasi.

V. INTERVENSI

Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau

diagnosa yang telah diidentifikasi sekarang atau

yang telah diantisipasi.

Suatu rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya

meliputi apa yang sudah di identifikasi oleh

kondisi pasien dan setiap masalah yang berkaitan

tetapi juga memberi gambaran besar dari pedoman

antisipasi bagi wanita tersebut tentang apa yang

Page 81: LP Askeb KB

diperkirakan akan terjadi berikutnya, pengajaran

kepada pasien, konseling pasien dan semua rujukan

yang mungkin diperlukan untuk masalah sosek,

cultural atau masalah psikologis.

Dalam intervensi berisi tentang :

Diagnosa : Diagnosa yang ditegakkan oleh

profesi (bidan) dalam lingkup

praktek kebidanan dan memenuhi

Standar Nomen Klatur (kartu

nama) diagnosa kebidanan.

Tujuan :

Kriteria :

Intervensi dan rasional :

Masalah : Untuk mengetahui selama

menjadi pengguna KB ibu

mempunyai keluhan/tidak. Misal

(gangguan siklus haid, nyeri

kepala, nyeri perut, dll).

Dengan didukung DS dan DO yang

menunjang.

(Siswishanto, 2004 : 16-23)

VI. IMPLEMENTASI

Pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh bisa

dilakuakn oleh bidan, pasien dan anggota tim

kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan

sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk

Page 82: LP Askeb KB

mengarahakan pelaksanaanya. Pelaksanaan yang

efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta

meningkatkan mutu dari asuahan pasien.

Dalam implementasi berisi tentang :

Tanggal :

Jam :

Implementasi :

(Depkes RI, 1995 : 11).

VII. EVALUASI

Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana

asuhan tersebut efektif jika memang benar efektif

dalam pelaksanaannya.

Tanggal:

Jam :

Didalam pendokumentasian/catatan asuhan dapat

diterapkan SOAP

S : Data Subyektif

Data yang diperoleh dari anamnese atau

allow anamnese.

O : Obyektif

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan

fisik beserta pemeriksaan diagnostic dan

pendukung lain, juga cacatan medik lain.

A : ASSASMENT

Page 83: LP Askeb KB

Analisa dan anterpretasi berdasarkan data

yang terkumpul dibuat kesimpulan.

1. Diagnosa

2. Antisipasi diagnosa/masalah potensial

3. Perlunya tindkan segera

P : Planning/perencanaan

Merupakan gambaran pendokementasian dari

tindakan (Implementasi).

Evaluasi rencana didalamnya termasuk :

1. asuhan mandiri

2. kolaborasi

3. tes diagnostic/lab

4. konseling

5. follow up

(Depkes RI, 1995 : 7-10)