Logbook OM

8/16/2019 Logbook OM

1/24

EPITEL NORMAL PADA MUKOSA

Lapisan –lapisan pada epitel:

No. Warna Panah Nama Lapisan Karakteristik

1. Hitam Stratum korneum Keranitized layer

2. Biru Stratum granulosum Granular cell layer (sel berbentuk gepeng)

3. Merah Stratum spinosum Prickle cell layer (sel berbentuk bulat dan berduri)

4. Hijau Stratum basalis Basal cell layer

Desmosom : hubungan antar sel

Hemidesmosom : hubungan antara sel basal dengan matriks selular terdapat pada lapisan basal paling bawah

Stratum korneum

Stratum granulosum

Stratum spinosum

Stratum basalis

Desmosom

Nucleus

Hemidesmosom

Stratum korneum


2/24


3/24

3. Loss of Mucosal Integrity (Kehilangan Integritas Mukosa)

Menurut Coleman Menurut drg. Asti

Ulser Ulser

Vesikel Atrofi

Bulla Erosi

Fisur

4.

Soft Tissue Enlargement (Pembesaran Jaringan Lunak)

Pembesaran terkait dengan neoplasma

5. Bone lesion (Lesi pada Tulang)

6. Clinical Syndrome (Sindroma Klinis)

JENIS LESI

Makula

Lesi datar, berbatas jelas,

perubahan warna

Contoh: pigmentasi

Papula

Lesi padat, menonjol,

diameter < 1 cm

Contoh: Squqmous Papilloma

Plak (papula besar)

Lesi padat, menonjol,

diameter > 1 cm

Contoh: leukoplakia


4/24

PAPILA PADA LIDAH

No. Jenis Letak Fungsi

1. Filliform Anterior dorsum lidah Memegang makanan

2. Fungiform Anterior dorsum lidah

Untuk pengecapan

(memiliki taste bud )

3. Folliate Posterior lateral lidah

4. Circumvallate Bentuk V di bagian

posterior lidah

Purpura

Perubahan warna menjadi

kemerahan/kekuningan

1. Petechiae

Diameter 1-2 mm

2. Ekimosis

Diameter > 2 mm


5/24

kelompok C

LESI PUTIH NON-KERATOTIK

Cheek Chewing

Candidiasis Akut Candidiasis Kronis

Chemical BurnPseudo

membranosa

(Trush)

EritematousDenture

StomatitisAngular Cheilitis

Median

Rhomboid

Glossitis

Hiperplastik

Tipe Lesi Epithelial

thickening

Surface material Loss of integrity

(ulser)

Etiologi Iritasi kronis

(repeated cheek

sucking,

nibbling,

chewing)

C. albicans C. albicans,

Staphylococcus

aureus,

Streptococcus

beta hemoliticus

C. albicans Aspirin, silver

nitrate, hidrogen

peroksida, NaOCl,

pasta gigi, obat

kumur

Predisposisi Stres Antibiotik,

immunosuppres

drug, penyakit

penyebab imun

turun

Inhalation

steroid

(asthma), rokok,

antibiotik

spektrum luas

Gigi tiruan Penurunan DV,

defisiensi

nutrisi, anemia,

trauma

Gigi tiruan, rokok,

inhalation steroid

Rokok, defisiensi

nutrisi, defisiensi

imun

-

Histo

patologi

Acantosis &

hiperkeratosis

Atrofi dan

pelebaran

pembuluh darah

Atrofi papila

filliform

-

Lokasi Mukosa bukal Mukosa bukal,

palatum, dorsum

lidah

Dorsum lidah,

palatum

Palatum Sudut mulut

(bilateral: akibat

sistemik,

unilateral:

akibat faktor

lokal)

Posterior dorsum

lidah, tepat di

tengah-tengah

Mukosa bukal,

palatum, lidah

Sesuai dengan

lokasi iritasi

(biasanya mukosa

bukal, gingiva)


6/24

kelompok C

Tampilan

Klinis

Bercak putih

bilateral,

bercampur area

eritema disertai

ulserasi,

terdapat pada

regio tertentu

Plak putih

Bila dikerok →

hilang

seluruhnya, sakit,

dan kemerahan

Eritema difus

yang perih dan

panas, atrofi

lidah

Terdapat 3 tipe:

1.

Petechiae

2. Eritema difus

3. Papillary

hiperplasia

Pendalaman

fisura disertai

eritema

Eritema dan

atrofi papila

Plak putih, tebal,

kasar, iregular

dengan dasar

eritema

Bila dikerok →

hilang sebagian

Ulser, jaringan

nekrotik, batas

iregular

Treatment 1. Plastic

occlusal

nightguard

2.

Edukasi

pasien

Terapi antifungi 1. Pencucian gigi

tiruan dengan

NaOCl 10% +

asam borat

2. Nystatin

cream

sebelum gigi

tiruan dipakai

1. Terapi

antifungi

2. Kontrol diet

1. Eliminasi faktor

predisposisi

2. Terapi

antifungi

(hanya bila

pasien merasa

tidak nyaman)

1. Eliminasi faktor

predisposisi

2. Konsumsi buah

sayur

3. Vitamin A

1. Eliminasi faktor

penyebab

2. Anastesi topikal

(Lidokain)

DD/ Linea alba →

garis putih yang

terdapat pada

posterior hingga

komisura bibir

1.

Cheek biting

2. Lichen planus

3.

Leukoplakia

4. Fordyce

granule

Eritroplakia 1.

Leukoplakia

2. Candidiasis

pseudo-

membranosa

3. Lichen planus

Terapi Antifungi

Antifungi Sistemik Untuk 7 Hari

R/ Ketoconazole tab 200 mg tab No. X

S 1 dd tab 1 p.c

Antifungi Topikal Untuk 7 Hari

R/ Nystatin oral suspension fl No. III

S 4 dd 1 ml

Jika memungkinkan, selalu dipilih topikal dibanding sistemik, dengan syarat:

1. Pasien immunocompetent

2. Untuk Candidiasis yang mild-moderate

3. Terdapat akses ke site yang terinfeksi

4. Riwayat terapi antifungi sebelumnya (kemungkinan resistensi)

5. Compliance (kooperasi pasien)


7/24

kelompok C

Gambar

Cheek chewing Pseudomembranosa Candidiasis Eritematous Candidiasis Denture stomatitis

Amgular Cheilitis Candidiasis Hiperplastika Chemical BurnMedian Rhomboid Glossitis


8/24

kelompok C

VARIASI NORMAL

Fordyce’s Granule LeukoedemaWhite Sponge

Nevus

Geographic Tongue

(Benign Migratory

Glossitis/Erythema

Migrans)

Fissured tongue Linea Alba Torus

Tipe Lesi White mucosallesion (perubahan

subepitel)

White mucosallesion

White mucosallesion

Dark mucosal lesion(lesi merah multipel

& difus)

Loss of mucosalintegrity (fisur)

White mucosallesion (penebalan

epitel)

Eksostosis tulang

Tampilan

Klinis

Granula (diameter 1-

2 mm), multipel,

kecil, bisa confluent ,

bilateral, warna

putih/kuning

Lapisan film tipis

putih keabuan,

bilateral, tepi difus.

Jika mukosa ditarik,

maka lapisan hilang

Predisposisi: orang

kulit hitam

Seperti plak/busa,

membentuk fisur,

batas iregular

Daerah eritema,

dapat tunggal/

multipel yang

dikelilingi tepi putih/

kuning/keabuan,

sedikit menonjol

Pendalaman fisur,

ada1 fisur garis

tengah utama

disertai fisur

multipel

Garis putih bilateral

terdapat pada garis

oklusi posterior

hingga komisura

Pada palatum:

eksostosis tulang 1-4

lobus pada tengah

palatum

Pada dasar mulut:

eksostosis tulang

bilateral pada regio

C/P

Lokasi Mukosa bukal,

batas vermillion

bibir atas

Mukosa bukal,

tepi lidah

Mukosa bukal, bisa

melibatkan

esofagus/anogenital

2/3 anterior dorsum

lidah,

batas lateral lidah

2/3 anterior dorsum

lidah

Mukosa bukal Palatum,

dasar mulut

Histologi Kelenjar sebasea

(kelenjar minyak)

yang ektopik

Parakeratosis &

acantosis pada

jaringan epitel

Penebalan epitel,

spongiosis (edema

interseluler pada

epidermis),

acantosis,

parakeratosis

Atrofi papila filiform

(terlihat sebagai

daerah eritema)

Rete pegs

(perpanjangan

epitel) memanjang,

lamina propria (di

subepitel) lebih

tebal, keratohyalin

pada granula hilang

Hiperkeratosis -


9/24

kelompok C

Fordyce’s Granule Leukoedema White Sponge Nevus Geographic Tongue

Fissured Tongue Linea Alba Torus Palatinus Torus Mandibularis

DD/ Pseudomembranosa

candidiasis

1. White sponge

nevus

2. Lichen planus (jika

mukosa ditarik:

tidak hilang)

3. Cheek biting

(belum tentubilateral)

1. Lichen planus

2.

Lichenoid drug

reaction

3. Lupus

eritematosus

4. Candidiasis

Reiter's disease

(merupakan infeksi

GIT/genital)

Atrofi lidah akibat

xerostomia

1. Frictional

keratosis

2. Cheek chewing

3. Cheek biting

-

Gambar


10/24

kelompok C

bila >2 minggu

lesi belum

hilang

LESI KERATOTIK

Tipe Lesi Etiologi Predisposisi Histopatologi Lokasi Tampilan Klinis Treatment DD/

Frictional

Keratosis

Lesi putih

(penebalan

epitel)

Trauma mekanis

(alat ortho, gigi

tiruan, gigi karies)

- Hiperkeratosis

tanpa disertai

displasia sel

Terlokalisasi

pada regio

yang terkena

trauma

Bercak putih,

permukaan kasar,

warna translusen,

belum tentu bentuk

jejas gigi

Eliminasi etiologi

→ healing 1-2

minggu

setelahnya

1. Leukoplakia →

ada displasia sel

2. Cheek biting →

bentuk lesi sesuai

jejas gigi

Nicotinic

Stomatitis

Lesi putih

(penebalan

epitel)

Panas dari asap

rokok, dari:

menghisap

pipa/cerutu,

reverse smoking

- Hiperkeratosis,

hiperplasia sel

epitel, inflamasi

duktus kelenjar

saliva

Palatum

durum, pada

area yang

terkena asap

Palatum durum:

Papula putih/abu-

abu disertai bintik

kemerahan (duktus

saliva terinflamasi)

Palatum molle:

normal

1. Hentikan

kebiasaan

merokok

2.

Biopsi

-

Hairy

Leukoplakia

Lesi putih

(penebalan

epitel)

Epstein-Barr Virus Pasien HIV

dengan CD4


11/24

kelompok C

bila lesi

tidak

membaik

bila hasil

biopsi

mengacu

pada

leukoplakia

Leukoplakia

Homogenous

Lesi putih

(penebalan

epitel)

Tidak diketahui

Berhubungan

dengan

tembakau

(rokok/non-

rokok), alkohol,

trauma

Hiperkeratosis,

mugkin disertai

akantosis dan

displasia sel epitel

Dasar mulut,

lateral &

ventral

lidah, bibir,

palatum,

mukosa

bukal,

vestibulum,

retromolar

Lapisan putih, batas

jelas, berkerut, ada

fisur, permukaan

retak (cracked mud-

like) 1. Hilangkan

faktor

predisposisi

2.

Biopsi

3. Bedah eksisi

1.

Lichen planus

2. Cheek biting

3.

Frictional

keratosis

4.

Nicotinic

stomatitis

5. Leukoedema

6.

White sponge

nevus

Nodular

(Speckled)

Lapisan merah

bercampur putih

dengan dasar

eritema

Verrucous

Lesi putih tebal

dengan permukaan

seperti papila yang

menonjol

Proliverative

Verrucous

Leukoplakia

(PVL)

Plak putih tebal

multipel dengan

permukaan seperti

papila yang

menonjol

Erythroplakia Lesi merah Tidak diketahui Merokok,

alkohol

Displasia sel epitel Dasar mulut,

ventral

lidah,

palatum

molle,

dinding

tonsil

Lesi merah,

berbatas jelas,

dapat berupa

homogenous/

bercampur dengan

leukoplakia/

granular/speckled

Sama dengan

leukoplakia

1. Candidiasis

erythematous

2. Denture

stomatitis


12/24

kelompok C

Lichen Planus

Retikular

Lesi putih

(penebalanepitel)

Autoimun (terkait

dengan sel T)

Stres,

hipersensi-

tivitas, trauma,

diabetesmellitus,

hepatitis C

(akibat stres)

Hiperkeratosis Mukosa

bukal

(bilateral),

muco-buccal

fold, gingiva

Lesi putih

berbentuk jala

(Wickham’s striae),

asimtomatik

Vitamin A

1.

White sponge

nevus

2. Cheek chewing

3. Candidiasis

pseudomembran

Plaque-like Penebalan keratin

(stratum korneum)

penebalan stratum

basalis

Mukosa

bukal,

dorsum

lidah

Lesi putih datar,

permukaan halus,

batas jelas,

asimtomatik

1.

Leukoplakia

2.

Karsinoma sel

skuamosa

Papular Hiperkeratosis Mukosa

bukal

(bilateral),

muco-buccal

fold, gingiva

Bintik-bintik putih

kecil, sering disertai

tipe retikuler,

asimtomatik

-

Erythematous Penipisan stratum

korneum, stratum

basalis rusak

Gingiva,

mungkin di

mukosa

bukal dan

palatum

(disertai

retikular)

Lesi kemerahan dan

deskuamatif, sakit

1. Kortikosteroid

sistemik

2. Vitamin A

Mucous membrane

pemphigoid

Ulseratif/

Bullous

Penebalan keratin

(stratum korneum)

penebalan stratum

basalis, terbentuk

bulla

Mukosa

bukal bagian

posterior

(regio M2

dan M3),

lidah,

gingiva

Bulla yang pecah

menjadi ulser,

tertutup lapisan

pseudomembran,

sakit

Erythema

multiforme


13/24

kelompok C

Lichenoid

Drug

Reaction

Lesi putih

(penebalan

epitel)

Reaksi obat

(hipersensitivitas

tipe IV)

- Hiperkeratosis Mukosa

bukal,

dorsum

lidah,

gingiva

Sama seperti lichen

planus

1. Identifikasi dan

eliminasi

etiologi

2. Anti-histamin

3. Kortikosteroid

sistemik

Lichen planus

Obat-obatan yang Seringkali Memicu Lichenoid Reaction

1.

Anti-hipertensi (ACE inhibitor → Captopril)

2. NSAID (Ibuprofen, Naproxen, Fenclofenac)

3. Obat hipoglikemik (Tolazamide, Tolbutamide)

4.

Anti-arthritic

5.

Antibiotik (Tetracycline, Streptomycin)

6. Uricosuric agent (Allopurinol)

Treatment Kortikosteroid Sistemik

R/ Methylprednisolone 8 mg tab No. LXXX

S.U.C

Instruksi: Tablet diminum 8 kali sehari selama 2 hari, 7 kali sehari selama 2 hari, dan seterusnya hingga 2 kali sehari selama 2 hari. Lalu, pemakaian dihentikan.

Treatment Kortikosteroid Topikal

R/ Triamcinolone acetonide 0,1% tube No. I

S extend part dol

Instruksi: Oles pada lesi setiap sesudah makan dan sebelum tidur

Treatment Kortikosteroid Topikal Kumur

R/ Dexamethasone 3 mg

m.f. pulv dtd No. XLV

S coll oris 2 dd

Instruksi: Kumur-buang selama 5 menit pada siang hari dan malam hari setelah makan.


14/24

kelompok C

Frictional Keratosis Nicotinic Stomatitis Hairy Leukoplakia Hairy Tongue

Homogenous Leukoplakia Nodular (Speckled) Leukoplakia Verrucous Leukoplakia Hairy Tongue

Gambar


15/24

kelompok C

Lichen Planus (Papular)Lichen Planus (Plaque-like)Lichen Planus (Retikular)Erythroplakia

Lichenoid Drug Reaction (Allopurinol)Lichen Planus (Ulseratif/Bullous)Lichen Planus (Erythematous)

Gambar


16/24

kelompok C

LESI VESIKULOBULOSA DAN ULSERATIF


Gingivo-

Stomatitis

Herpetika

(Infeksi

Primer HSV)

Loss of

integrity (vesikel)

HSV 1

↓

Virus laten di

akson dan

ganglion saraf

sensori

Penurunan

imun

1. Akumulasi cairan

pada prickle cell

layer (stratum

spinosum) →

membentuk

vesikel

2.

Pembesaran

nukleus (akibat

infeksi virus)

Paling sering:

Mukosa non-

keratin

Bisa di mukosa

berkeratin

Gejala prodormal

( 1-3 hari): demam,

kehilangan nafsu makan,

malaise, myalgia, sakit

kepala, mual

↓

Manifestasi oral:

eritema, kumpulan

vesikel/ulser (1-5 mm)

bisa bergabung jadi ulser

yang lebih besar, gingiva

kemerahan dan sakit

Self limiting (10-

14 hari)

↓

1. Kontrol nyeri

2. Perawatan

suportif

3. Antivirus

sistemik

HFMD → ulser

tidak membentuk

kluster, tidak

mengenai gingiva

Herpes

Labialis/RIH-

Recurrent

Intraoral

Herpes

Simplex

Infection

(Infeksi

Sekunder

HSV)

Reaktivasi

HSV 1 laten

Demam,

menstruasi,

stres, radiasi

UV, trauma

Herpes

labialis:

vermilion

border

RIH:

mukosa

berkeratin

Herpes labialis: gejala

prodromal pada area

akan munculnya lesi

(panas dan terbakar) →

muncul papul - vesikel -

ulser - krusta

RIH: (pada pasien

imunokompeten)

ulser dengan tepi

eritema (1-5 mm),

single/ kluster

1.

Kurangi faktor

predisposisi

2. Sun screen

3. Antivirus

topikal

(efektif saat

masih dalam

gejala

prodromal)

Herpes labialis:

Erythema

multiforme →

krusta merah

kehitaman

RIH:

1.

Pada gingiva →

NUG

2. Pada palatum →

ulkus

traumatikus


17/24

kelompok C

Varicela/

Cacar Air

(Infeksi

Primer)

Loss of

integrity

(vesikel)

Varicella zoster

↓

Virus laten di

akar dorsal

ganglia/

ganglia saraf

kranial

Defisiensi

imun

1.

Akumulasi cairanpada prickle cell

layer (stratum

spinosum) →

membentuk

vesikel

2. Pembesaran

nukleus (akibat

infeksi virus)

Palatum,

gingiva,

mukosa bukal,

lidah

(unilateral)

Inkubasi 2-3 minggu

↓

Gejala prodromal

(demam, malaise,

pruritus, rash)

↓

Muncul vesikel – pustul –

pecah – krusta (1-2

minggu)

Manifestasi oral:

Ulser minor akut

Self limiting (1-2

minggu)

↓

1. Kontrol nyeri

2. Perawatan

suportif

3.

Antivirus

sistemik

4.

Ibuprofen

(bila perlu)

Infeksi Herpes

Simplex

Herpes Zoster

(Infeksi

Sekunder)

Reaktivasi

Varicella zoster

Tergantung

saraf yang

terkena

Gejala prodromal

(gatal, panas,

kesemutan, demam) 2-4

hari

↓ Muncul vesikel sesuai

dermatom saraf

(unilateral, linear)

Self limiting (2-4

minggu) → scar

↓

1.

Kontrol nyeri

2.

Perawatansuportif

3. Antivirus

sistemik

4. Ibuprofen

(bila perlu)

1. Pemphigus

vulgaris

2. Mucous

membrane

pemphigoid

Hand Foot

and Mouth

Disease

(HFMD)

Loss of

integrity

(vesikel)

Coxsackie Virus

A16

Musim

panas, anak-

anak

Telapak

tangan, telapak

kaki, rongga

mulut (lidah,palatum

durum,

palatum mole,

mukosa bukal

Gejala prodromal

(demam, mulut panas)

Pada telapak:

Rash → makula merah →vesikel

Pada rongga mulut:

Makula merah - vesikel -

ulser

Self limiting (1-2

minggu)

↓

1.

Perawatansuportif

2.

Batasi kontak

dengan orang

lain

1.

Gingivostoma-

titis herpetika

2.

Infeksi Varisela

Zoster


18/24

kelompok C

Herpangina Loss of

integrity

(vesikel)

Coxsackie Virus

A1-10, 16, 22

Musim

panas, anak-

anak

Orofaring,

palatum mole,

pilar tonsil

Gejala prodromal

(demam, sakit kepala,

myalgia) 1-3 hari

↓

Sakit tenggorokan, nyeri

saat menelan. Vesikel

kecil - ulser (2-4 mm)

selama 5-10 hari

Self limiting

↓

Perawatan

suportif

1. HFMD

2.

Gingivostoma-

titis herpetika

Pemphigus

Vulgaris

Loss of

integrity

(bulla)

Autoimun Trauma INTRAEPITEL:

IgG berikatan dengan

desmoglein 3 pada

desmosom

↓

Adesi antar sel hilang

↓

Acantholysis(terpisahnya sel)

pada stratum

spinosum → Bulla

Mukosa bukal,

area trauma di

sepanjang

bidang oklusal,

palatum,

gingiva

Bulla dengan dasar non-

inflamasi → cepat pecah

menjadi ulser iregular →

terdapat sisa epitel di

sekitarnya → meluas

hingga mencakup area

yang besar

1. Kortikosteroid

sistemik

(Prednison)

2. Perawatan

suportif

1. Erythema

multiforme

2. Infeksi virus akut

Bullous

Pemphigoid

Loss of

integrity

(bulla)

Autoimun Multiple

sclerosis,

kehamilan,

terapi obat

(diuretik)

SUBEPITEL:


BP180, BP230 pada

lamina lucida

basement membrane

↓

Kerusakan pada

basement

membrane, tanpa

acantholysis → Bulla

Gingiva,

mukosa bukal

(bisa di

palatum mole,

dasar mulut)

Pada mukosa bukal:

Bulla seperti pada PV,

tetapi ukuran lebih kecil

& lebih tidak sakit

Pada gingiva:

Edema, inflamasi,

deskuamasi, vesikel yang

terlokalisasi

1.

Kortikosteroid

topikal (bila

ringan)

2.

Kortikosteroid

sistemik/kom-

binasi obat

imunosupresif

1.

Lichen planus

tipe erosif (ada

lesi putih &

Wickham’s

striae)

2.

Pemphigus

vulgaris (erosi

lebih ekstensif,

progress lebih

cepat)


19/24

kelompok C

Mucous

Membrane

Pemphigoid

(Cicatricial

Pemphigoid)

Loss of

integrity

(bulla)

Autoimun SUBEPITEL:


BP180, laminin 5

pada basement

membrane

↓

Bereaksi dengan

komplemen (C3) dan

neutrofil

↓

Kerusakan subepitel

→ Vesikel

Gingiva,

mukosa bukal

Pada mukosa bukal:

Vesikel/lebih sering

berupa erosi

Pada gingiva:

Deskuamasi

1. Kortikosteroid

topikal (bila

ringan)

2. Kortikosteroid

sistemik

1. Lichen planus

tipe erosif (ada

lesi putihnya &

Wickham’s

striae)

2. Pemphigus

vulgaris (erosi

lebih ekstensif,

progress lebih

cepat)

Pe Pemphigus vulgaris – desmoglein 3

Bullous pemphigoid – BP180, BP230

Mucous membrane pemphigoid -

BP 180, laminin 5

Desmosom

Basement

membrane

Lamina lucida

Lamina densa


20/24

kelompok C


Ulkus

Traumatikus

Loss of

integrity

(ulser)

Trauma mekanis Protesa, alat

ortho,

kebiasaan

buruk, gigi

crowding/

tajam

Kehilangan

permukaan epitel

(diganti jaringan

fibrin yang

mengandung

neutrofil).Dasar ulser → dilatasi

kapiler

Area dekat

dengan faktor

trauma

Ulser dilapasi eksudat

fibrin putih kekuningan

dikelilingi halo eritema,

nyeri

1. Eliminasi

trauma

2. Kortikosteroid

topikal (bila

sakit)

1. SAR

2.

Ulser pada TB

Stomatitis

Aphtosa

Rekuren

(SAR)

Loss of

integrity

(ulser)

Tidak diketahui Stres,

menstruasi,

defisiensi

nutrisi,

defisiensi

hematologik

(zat besi,asam folat,

vit B12),

trauma,

merokok,

infeksi

saluran

pernafasan,

genetik,

kelainan

imun,

gangguan

GIT

Kehilangan

permukaan epitel

Mukosa bukal

dan labial

(jarang di

mukosa

berkeratin)

SAR Mayor (Periadenitis

Mucosa Necrotica

Recurrent/Sutton’s

Disease)

Ulser putih keabuan > 1

cm, crater-like, nyeri,

mungkin didahului gejalaprodromal sistemik,

healing 6 minggu (scar )

SAR Minor

Ulser putih kekuningan <

1 cm, oval dangkal, lebih

nyeri, tidak ada gejala

prodromal, healing 10-

14 hari (no scar )

SAR Herpetiform

Ulser < 5mm, oval,

jumlah sangat banyak

healing 1-2 minggu (no

scar )

1. Kortikosteroid

topikal (bila

akut)

2. Emolien (bila

ringan)

Ulkus

traumatikus


21/24

kelompok C

Erythema

Multiforme

Loss of

integrity

(ulser)

HSV, reaksi

obat, asam

benzoate (dari

makanan)

- Reaksi

hipersensitivitas

tipe 3

Pada kulit:

Ekstremitas

atas

Pada mulut:

Bibir, bukal

mukosa, lidah,

mukosa labial

Pada kulit:

Kulit terasa gatal dan

terbakar. Terdapat

makula merah - papul.

Mungkin ada lenting di

tengah dengan cincin

konsentris berbagai

warna (lesi target)

Pada mulut:

Eritema ringan, erosi -

ulserasi. Gejala

prodromal (demam,

malaise, sakit kepala,

sakit tenggorakan)

1. Kortikosteroid

2.

Antibitoik

3. Lip balm

1. Herpes labialis

2.

Stomatitis

venenata

ANUG

(AcuteNecrotizing

Ulcerative

Gingivitis)

Loss of

integrity

Treponema sp,

Selenomonas sp,Fusobacteria

nucleatum,

Prevotella

intermedia,

Peptostrepto-

coccus micros,

Porphyromonas

gingivalis

OH buruk,

stres,merokok

(faktor

lokal),

defisiensi

nutrisi,

kelainan

dara dan

infeksi HIV

Bakteri patogen

↓ Endotoksin

↓

Langsung/aktivasi

sistem imun →

aktivitas neutrofil

dan fagositik

↓

Destruksi jaringan

Papila

interdental(puncak),

marginal

gingival,

mungkin di

palatum dan

faring

Lapisan putih keabuan

disertai ulserGejala:

Nyeri dan perdarahan

gingiva, saliva berlebih,

rasa logam dalam mulut,

bau mulut,

Kunjungan 1

1.

DebridemenH202 3% dan

Chlorhexidine

2. Metronidazole

Kunjungan 2

Scaling

1.

Gingivostoma-

titis herpetika2.

Membrane

mucous

pemphigoid

Cheilosis Loss ofintegrity

Defisiensinutrisi, kurang

asupan air,

cahaya matahari

- Deskuamasi sel epitel Bibir Bibir kering danmengelupas, tidak sakit

1.

Konsumsi buahdan sayur ↑

2.

Asupan air ↑

3. Penggunaan lip

balm

Cheilitis


22/24

kelompok C

Cheilitis Loss of

integrity

Trauma kronis

(menjilat/

mengisap bibir),

stres (psikis),

reaksi alergi

- Deskuamasi sel

epitel, respon

inflamasi, atrofi pada

vermillion border

Bibir Bibir kering dan

mengelupas, berdarah,

kemerahan, perih

1. Penggunaan lip

balm dengan

sun screen

2. Vermillionec-

tomy (bila

parah)

Stomatitis

venenata

Stomatitis

Venenata

Loss of

integrity

Makanan,

kosmetik, pasta

gigi/obat kumur,

obat topikal

- Reaksi

hipersensitivitas

tipe 4

Bibir (lokasi

pada daerah

yang

berkontak

dengan

alergen)

Ringan

Bibir menjadi merah,

permukaan licin, gatal

Parah

Bibir menjadi

merah/putih → dapat

menjadi erosi →

kemerahan meluas

Ringan

Eliminasi alergen

Parah

1. Anti-histamin

2.

Anastesi

topikal

3. Kortikosteroid

topikal

Cheilitis

ResepAntivirus Sistemik

R/ Acyclovir 200 mg tab No. XXXV

S 5 dd 1

Antivirus Topikal

R/ Acyclovir 5% tube No. I

S part dol

Instruksi: Oleskan pada lesi 6 kali sehari selama 7 hari

Analgesik Ibuprofen

R/ Ibuprofen 400 mg tab No. XXV

S 3 dd 1 p.c p.r.n

Kortikosteroid Sistemik

R/ Prednisone 10 mg tab No. XXXVI

S.U.C

Instruksi: Tablet diminum 3 kali sehari selama 10 hari,

kurangi dosis 1 tablet tiap 2 hari untuk 4 hari berikutnya

Kortikosteroid Topikal

R/ Triamcinolone acetonide 0,1% tube No. I

S extend part dol

Instruksi: Oles pada lesi setiap sesudah makan dan

sebelum tidur

Kombinasi untuk Erythema Multiforme

R/ Amoxicillin 0,5 g

Prednisone 0,05 g

Avil 0,25 gLanolin 2,5 g

Vaseline ad 2,5 g

m.f. unguentum

S oles bibir


23/24

kelompok C

Gingivostomatitis Herpetika Herpes Labialis RIH Herpes Zoster

HFMD Herpangina Pemphigus Vulgaris

Antibiotik untuk ANUG

R/ Metronidazole 200 mg tab No. VX

S 3 dd 1 p.c

R/ Amoxicillin 500 mg tab No. XV

S 3 dd 1 p.c

Instruksi: Tablet diminum 30 menit setelah makan, jarak

antar obat 5 menit

Anti-histamin untuk Stomatitis Venenata

R/ Diphenhydramine HCl 25 mg tab No. XL

S 1 tab q.6.h p.r.n

Gambar


24/24

kelompok C

Bullous Pemphigoid Mucous Membrane Pemphigoid Ulkus Traumatikus

SAR Minor SAR Mayor SAR Herpetiform Erythema Multiforme

ANUG Cheilosis Cheilitis Stomatitis Venenata

Logbook OM

Documents