ANATOMI RESPIRASI SISTEM RESPIRASI MANUSIAPulmo (Paru paru)
adalah organ manusia yang berperan penting dalam system respirasi,
berbentuk kerucut dan berada di rongga torax, serta dilapisi oleh 2
membran yaitu membran viseral dan membran parietal.Pulmo terbagi
menjadi pulmo dextra (kanan) dan pulmo sinistra (kiri).1. Pulmo
Dextra pulmo dextra terdiri dari 3 lobus, yaitu :1. a) Lobus
superior1. b) Lobus madius1. c) Lobus inferior1. Lobus superior
dengan lobus medius dipisahkan oleh fissura horizontalis, sedangkan
yang memisahkan lobus superior dan lobus medius dengan lobus
inferior adalah fissura obliqua. Pada hilus paru kanan terdapat
struktur struktur dibawah ini:1. a) Bronkus pinsipalis dan cabang
lobus superior disebelah belakang atas hilus1. b) Arteri pulmonalis
disebelah depan atas hilus1. c) Arteri bronkialis1. d) Noduli
limpatici bronkopulmonalis1. Pulmo SinistraPulmo sinistra terdiri
dari 2 lobus, yaitu:a) Lobus superiorb) Lobus inferiorLobus
superior dan lobus inferior dipisahkan oleh fissura obliqua. Pada
hilus kiri terdapat struktur struktur :a) 2 bronkus lobaris di
sebelah belakang hilusb) Arteri pulmonalis disebelah atas hilusc) 2
vena pulmonalis disebelah depan dan bawah hilusd) Arteri
bronkialise) Noduli lympatici bronkopulmonalisSetiap pulmo mendapat
suplai darah dari satu arteri pulmonalis (langsung dari ventrikel
kanan) yang kemudian bercabang menjadi arteri lobaris dan arteri
segmentalis untuk memperdarahi masing masing lobus dan segmen.
Pembuluh darah balik melalui 2 vena pulmonalis dan masuk ke atrium
kiri,serta di persyarafi oleh nervous vagus dan trunkus
simpatikus.Pulmo dilapisi oleh membrane tipis dan transparan yang
disebut pleura. Pleura mempunyai 2 lapisan yaitu lapisan visceral
di bagian dalam dan lapisan parietal di bagian luar. Pleura
visceral benar benar dekat denganorgan paru sedangkan pleura
prietalis menutupi permukaan dalam dinding dada. Kedua lapisan ini
melanjutkan diri ke hilus paru. Diantara kedua lapisan ini terdapat
ruang yang normalnya berisi cairan sebagai pelumas, agar kedua
lapisan tersebut bisa bergerak dengan mudah. Bila terdapat banyak
cairan di rongga pleura disebut efusi pleura. Hal ini merupakan
suatu hal patologis, bila cairan berupa pus (nanah) disebut
empiema. Jika rongga pleura berisi udara misalnya akibat tertusuk
benda tajam, keadaan ini disebut pneumotorax.Sistem respirasi
manusia terdiri dari bagian superior dan bagian inferior. Bagian
superior yaitu hidung dan faring, sedangkan bagian inferior yaitu
laring, trakea, bronkus dan alveolus.
System respirasi bagian atas:Hidung/nasalnasal berfungsi sebagai
saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru, sebagai
penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang
dihirup ke dalam paru-paru. Nasal terdiri atas bagian eksternal dan
internal. Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh
tulang hidung dan kartilago, dilindungi otot otot dan kulit, serta
dilapisi oleh membrane mukosa. Nasal eksternal berbentuk piramid
dengan bagian bagiannya dari atas ke bawah :1. Pangkal hidung
(bridge)2. Dorsum nasi3. Puncak hidung4. Ala nasi5. Kolumela6.
Lubang hidung (nares anterior)Batas atas nasal eksternal melekat
pada os frontal sebagai radiks (akar), antara radiks sampai apeks
(puncak) disebut dorsum nasi. Lubang yang terdapat pada bagian
inferior disebut nares, yang dibatasi oleh :1. Superior : os
frontal, os nasal, os maksila1. Inferior : kartilago septi nasi,
kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor dan kartilago
alaris minorBagian nasal internal adalah rongga berlorong yang
dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi
vertikal yang sempit, yang disebut septum. Nasal internal terletak
pada inferior tulang tengkorak dan daerah superior bagian mulut.
Nasal internal bagian anterior bergabung dengan nasal eksternal ,
sedangkan bagian posterior nasal berhubungan dengan faring. Pada
anterior ronga nasal bagian dalam disebut vestibulum yang di lapisi
oleh sel submukosa sebagai proteksi. Dinding samping bagian dalam
dibentuk oleh etmoid, maxillae, lacrimal, palatine, dan tulang
konka nasal inferior. FaringFaring terletak antara internal nares
sampai kartilago krikoid dan memiliki panjang kurang kebih 13 cm
dan berfungsi sebagai saluran respirasi dan saluran pencernaan.
Faring terdiri dari:1. Nasofaring adalah faring yang berbatasan
dengan rongga hidung. Nasofaring mempunyai 4 saluran (2 saluran ke
internal nares dan 2 saluran ke tuba eustachius). Nasofaring adalah
tempat bertukarnya partikel udara melalui tuba eustachius untuk
keseimbangan tekanan udara faring dan telinga tengah.1. Orofaring
adalah faring yang berbatasan dengan mulut. Terletak dibelakang
rongga mulut dekat soft palate.1. Laringofaring adalah faring yang
berbatasan dengan laring. Letaknya dimulai dari hyo id bone ke
esophagus dan laring.
System respirasi bagian bawah:
Laring
Laring sering disebut sebagai kotak suara. Laring menghubungkan
laringofaring dengan trakea. Terletak pada cervical ke 4 6.
Dindingnya terdiri dari 9 kartilago yaitu: v 3 kartilago tunggal
yaitu: a) kartilago tyroid : kartilago terbesar pada trakea,
sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adams apple) b)
kartilago epiglottis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke
arah laring selama menelan c) dan kartilago cricoid. : satu-satunya
cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah
kartilago tiroid) v 3 kartilago berpasangan yaitu:a) kartilago
arytenoids : berperan penting dalam menghasilkan suara karena
mengandung pita suara.b) kartilago cuneiformc) kartilago
corniculate.
Trakea
Trakea merupakan tuba yang lentur dengan panjang sekitar 10 cm
dan lebar sekitar 2,5 cm, terdiri dari otot polos dan cincin
kartilago berbentuk C. Pada bagian belakang terdiri dari 16 20
tulang rawan. Trakea terletak dibagian depan esophagus, dari laring
sampai ke ICS V, dimulai dari bawah kartilago cricoid kebawah
sampai pada sudut pertemuan manubrium sterni dan corpus sterni.
Disini trakea membagi dua menjadi bronkus primer (bronkus
principalis), sedangkan titik percabangannya disebut carina.
BronkusBronkus merupakan percabangan dari trakea. Terletak pada
ICS ke V dan terbagi menjadi bronkus primary kanan dan bronkus
primary kiri oleh carina (bagian yang sensitif dan reflek batuk).
Bronkus primary kanan terdiri dari 3 bronkus sekunder (superior,
medial, inferior). Sedangkan bronkus primary kiri terdiri dari 2
bronkus sekunder (superior dan inferior). Bronkus sekunder ini
bercabang lagi menjadi bronkus tertiary yang mempunyai 10 cabang.
Cabang bronkus tertiary ini disebut bronkus terminalis, dan
bercabang cabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkiolus bercabang
semakin kecil menjaid ductus alveolus dan akhirnya berakhir di
alveolus.AlveolusAlveolus merupakan suatu kantong udara dengan
dinding yang tipis, disini terjadi pertukaran antara O2 dan CO2
secara difusi melalui alveolar dan dinding kapiler. Alveolus berada
dalam alveoli yang dilapisi oleh epitel squamosa. Didalam alveoli
terdapat cairan alveolar yang di sebut surfaktan. Dinding alveoli
terdiri dari 2 tipe sel epitel alveolar, yaitu:1. Tipe I : sel
epitel simple squamosa sebagai pusat petukaran gas1. Tipe II : sel
septal yang terdiri dari mukrofili dan secret alveolar untuk
menjaga permukaan antara sel dan udara tetap lembab.
KONTROL PERNAPASANPengendalian dan pengaturan pernapasan
dilakukan oleh sistem persyarafan, mekanisme kimia, dan mekanisme
non kimia (Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 2008). Sistem syaraf
secara normal mengatur kecepatan ventilasi alveolus hampir sama
dengan permintaan tubuh, sehingga tekanan O2 darah arteri (PO2) dan
tekanan CO2 (PCO2) hampir tidak berubah bahkan selama latihan
sedang sampai berat dan kebanyakan stress pernapasan lainnya
(Fisiologi Kedokteran, 2005).1. Pengendalian Pernapasan Oleh Sistem
PersarafanPengaturan pernapasan oleh persarafan dilakukan oleh
korteks cerebri, medulla oblongata, dan pons.a. Korteks
CerebriBerperan dalam pengaturan pernapasan yang bersifat volunter
sehingga memungkinkan kita dapat mengatur napas dan menahan napas.
Misalnya pada saat bicara atau makan.b. Medulla oblongataTerletak
pada batang otak, berperan dalam pernapasan automatik atau spontan.
Pada kedua oblongata terdapat dua kelompok neuron yaitu Dorsal
Respiratory Group (DRG) yang terletak pada bagian dorsal medulla
dan Ventral Respiratory Group (VRG) yang terletak pada ventral
lateral medula. Kedua kelompok neuron ini berperan dalam pengaturan
irama pernapasan. DRG terdiri dari neuron yang mengatur serabut
lower motor neuron yang mensyarafi otot-otot inspirasi seperti otot
intercosta interna dan diafragma untuk gerakan inspirasi dan
sebagian kecil neuron akan berjalan ke kelompok ventral. Pada saat
pernapasan kuat, terjadi peningkatan aktivitas neuron di DRG yang
kemudian menstimulasi untuk mengaktifkan otot-otot asesoris
inspirasi, setelah inspirasi selesai secara otomatis terjadi
ekspirasi dengan menstimulasi otot-otot asesoris.Kelompol ventral
(VRG) terdiri dari neuron inspirasi dan neuron ekspirasi. Pada saat
pernafasan tenang atau normal kelompok ventral tidak aktif, tetapi
jika kebutuhan ventilasi meningkat, neuron inspirasi pada kelompok
ventral diaktifkan melalui rangsangan kelompok dorsal. Impuls dari
neuron inspirasi kelompok ventral akan merangsang motor neuron yang
mensyarafi otot inspirasi tambahan melalui N IX dan N X. Impuls
dari neuron ekspirasi kelompok ventral akan menyebabkan kontraksi
otot-otot ekspirasi untuk ekspirasi aktif.c. PonsPada pons terdapat
2 pusat pernapasan yaitu pusat apneutik dan pusat pnumotaksis.
Pusat apneutik terletak di formasio retikularis pons bagian bawah.
Fungsi pusat apneutik adalah untuk mengkoordinasi transisi antara
inspirasi dan ekspirasi dengan cara mengirimkan rangsangan impuls
pada area inspirasi dan menghambat ekspirasi. Sedangkan pusat
pneumotaksis terletak di pons bagian atas. Impuls dari pusat
pneumotaksis adalah membatasi durasi inspirasi, tetapi meningkatkan
frekuensi respirasi sehingga irama respirasi menjadi halus dan
teratur, proses inspirasi dan ekspirasi berjalan secara teratur
pula.2. Kendali KimiaBanyak faktor yang mempengaruhi laju dan
kedalaman pernapasan yang sudah diset oleh pusat pernapasan, yaitu
adanya perubahan kadar oksigen, karbon dioksida dan ion hidrogen
dalam darah arteri. Perubahan tersebut menimbulkan perubahan kimia
dan menimbulkan respon dari sensor yang disebut kemoreseptor. Ada 2
jenis kemoreseptor, yaitu kemoreseptor pusat yang berada di medulla
dan kemoreseptor perifer yang berada di badan aorta dan karotid
pada sistem arteri.a. Kemoreseptor pusat, dirangsang oleh
peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah arteri, cairan
serebrospinal peningkatan ion hidrogen dengan merespon peningkatan
frekuensi dan kedalaman pernapasan.b. Kemoreseptor perifer,
reseptor kimia ini peka terhadap perubahan konsentrasi oksigen,
karbon dioksida dan ion hidrogen. Misalnya adanya penurunan
oksigen, peningkatan karbon dioksida dan peningkatan ion hidrogen
maka pernapasan menjadi meningkat.3. Pengaturan Oleh Mekanisme Non
KimiawiBeberapa faktor non kimiawi yang mempengaruhi pengatuan
pernapasan di antaranya : pengaruh baroreseptor, peningkatan suhu
tubuh, hormon epineprin, refleks hering-breuer.a. Baroreseptor,
berada pada sinus kortikus, arkus aorta atrium, ventrikel dan
pembuluh darah besar. Baroreseptor berespon terhadap perubahan
tekanan darah. Peningkatan tekanan darah arteri akan menghambat
respirasi, menurunnya tekanan darah arteri dibawah tekanan arteri
rata-rata akan menstimulasi pernapasan.b. Peningkatan suhu tubuh,
misalnya karena demam atau olahraga maka secara otomatis tubuh akan
mengeluarkan kelebihan panas tubuh dengan cara meningkatkan
ventilasi.c. Hormon epinephrin, peningkatan hormon epinephrin akan
meningkatkan rangsangan simpatis yang juga akan merangsang pusat
respirasi untuk meningkatkan ventilasi.d. Refleks hering-breuer,
yaitu refleks hambatan inspirasi dan ekspirasi. Pada saat inspirasi
mencapai batas tertentu terjadi stimulasi pada reseptor regangan
dalam otot polos paru untuk menghambat aktifitas neuron inspirasi.
Dengan demikian refleks ini mencegah terjadinya overinflasi
paru-paru saat aktifitas berat.
Gambar : Otak sebagai pusat kendali pernapasanProses dari sistem
pernapasan atau sistem respirasi berlangsung beberapa tahap, yaitu
:
1. Ventilasi, yaitu pergerakan udara ke dalam dan keluar
paru
2. Pertukaran gas di dalam alveoli dan darah. Proses ini disebut
pernapasan luar
3. Transportasi gas melalui darah
4. Pertukaran gas antara darah dengan sel-sel jaringan. Proses
ini disebut pernapasan dalam Volume dan Kapasitas ParuMetode
sederhana untuk mempelajari ventilasi paru adalah dengan mencatat
volume udara yang masuk dan keluar paru paru, suatu proses yang
disebut spinometer.Udara dalam paru dibagi menjadi empat volume dan
empat kapasitas, yang merupakan rata rata pada laki laki dewasa
muda.Volume Paru :1. Volume tidal, adalah volume udara yang
diinspirasikan atau diekspirasi setiap kali bernafas
normal;besarnya kira kira 500 mililiter pada laki laki dewasa.2.
Volume cadangan inspirasi, adalah volume udara ekstra yang dapat
diinspirasi setelah dan di atas volume tidal normal bila dilakukan
inspirasi kuat; biasanya mencapai 3000 mililiter.3. Volume cadangan
ekspirasi, adalah volume udara ekstra maksimal yang dapat
diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal
normal; jumlah normalnya adalah sekitar 1100 mililiter.4. Volume
residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru
setelah ekspirasi paling kuat; volume ini besarnya kira kira 1200
mililiter.Kapasitas Paru :1. Kapasitas inspirasi sama dengan volume
tidal ditambah volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara
(kira kira 3500 mililiter) yang dapat dihirup seseorang dimulai
pada tingkat ekspirasi normal,dan pengembangan paru sampai jumlah
maksimum.2. Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan
ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang
tersisa dalam paru pada akhir ekskresi normal (kira kira 2300
mililiter)3. Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi
ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah
jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru,
setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian
mengeluarkan sebanyak banyaknya. (kira kira 4600 mililiter)4.
Kapasitas paru total adalah volume maksimum yang dapat
mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin
(kira kira 5800 mililiter); jumlah ini samadengan kapasitas vital
ditambah dengan volume residu.Volume pernapasan SemenitVolume
pernapasan semenit adalah jumlah total udara baru yang masuk ke
dalam saluran pernapasan tiap menit; volume pernapasan semenit ini
sama dengan volume tidal dikalikan dengan frekuensi pernapasan
permenit. Volume tidal normal kira kira 500 mililiter, dan
frekuensi pernapasan normal kira kira 12 kali per menit. Oleh
karena itu, rata rata volume pernapasan semenit sekitar 6
liter/menit. Seseorang dapat hidup untuk waktu yang singkat dengan
volume pernapasan semenit serendah 1,5 liter/menit dan dengan
frekuensi pernapasan 2 sampai 4 kali per menit.
Faktor faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi gas melalui
membran pernapasan :1. Ketebalan membranContohnya akibat cairan
edema dalam ruang interstisial membran dan di dalam alveoli
sehingga gas gas pernapasan kemudian harus berdifusi tidak hanya
melalui membran tetapi juga melalui cairan ini. Demikian juga
beberapa penyakit paru yang menyebabkan fibrosis paru, dapat
menambah ketebalan beberapa bagian membran pernapasan. Karena
kecepatan difusi melalui membran berbanding terbalik dengan
ketebalan membran lebih dari dua sampai tiga kali normal dapat
menghalangi pertukaran gas secara bermakna.2. Luas permukaan
membran pernapasanMisalnya, pengangkatan satu paru seluruhnya
mengurangi luas pemukaan total sampai setengah dari normal. Juga,
pada emfisema, beberapa alveoli bersatu, dengan penghancuran
sebagian dinding alveolus. Oleh karena itu, ruangan alveolus baru
yang terbentuk jauh lebih besar daripada alveoli yang asli, tetapi
jumlah total permukaan membran pernapasan sering kaliberkurang
sampai lima kali lipat akibat hilangnya alveolus. Bila jumlah total
permukan berkurang sampai mencapai sepertiga hingga seperempat dari
normal, pertukaran gas melalui membran tersebut sangat terganggu.3.
Koefisien difusiUntuk memindahkan setiap gas melalui membran
pernapasan bergantung kepada kelarutan gas dalam membran dan
berbanding terbalik dengan akar pangkat dua berat molekul
gas.Kecepatan difusi dalam membran pernapasan hampir sama dengan
kecepatannya dalam air. Oleh karena itu, untuk perbedaan tekanan
tertentu, karbondioksida berdifusi kira kira 20kali lebih cepat
dari oksigen. Oksigen berdifusi 20 kali lebih cepat dari
nitrogen.4. Perbedaan tekananDi antara kedua sisi membran
pernapasan adalah perbedaan antara tekanan parsial gas dalam
alveoli dan tekanan parsial gas dalam darah kapiler paru. Tekanan
parsial menyatakan suatu ukuran jumlah total molekul gas tertentu
yang membentur suatu satuan luas permukaan membran alveolus pada
satu satuan waktu, dan tekanan gas dalam darah menyatakan jumlah
molekul yang berusaha keluar dari darah dlam arah yang
berlawanan.Bila tekanan parsial gas dalam alveoli lebih besar
daripada tekanan gas dalam darah, seperti pada oksigen, terjadi
difusi dari alveoli menuju ke dalam darah. Bila tekanan parsial gas
dalam darah lebih besar daripada tekanan parsial gas dalam alveoli,
seperti pada karbondioksida, terjadi difusi dari darah menuju ke
dalam alveoli.
HISTOLOGI SISTEM URINARIAGINJAL
Gambar: Ilustrasi nefron
Ginjal merupakan organ ekskresi utama tubuh manusia. Unit
struktural dan fungsional ginjal disebut nefron. Setiap ginjal
memiliki 1 hingga 1,4 juta nefron fungsional. Nefron tersusun atas
bagian-bagian yang berfungsi langsung dalam pembentukan urin.
Adapun bagian-bagian nefron, yaitu: korpus renalis, tubulus
kontortus proksimal, ansa henle segmen tebal dan tipis, tubulus
kontortus distal, dan duktus koligens.
Ginjal dibungkus oleh kapsul jaringan lemak dan jaringan ikat
padat kolagen (kapsula fibrosa). Struktur tersebut disebut sebagai
kapsula ginjal. Di sebelah dalam kapsula ginjal, terdapat bagian
korteks dan di sebelah dalam korteks terdapat medulla. Korteks
berisi korpus renalis atau korpus malphigi yang merupakan kesatuan
dari glomerulus dan kapsula Bowman. Selain itu juga terdapat
tubulus kontortus dan arteri atau vena yang mendarahinya. Di
medulla, dapat ditemukan struktur duktus namun tidak terdapat
jaringan glomerulus. Dengan adanya perbedaan khas tersebut, secara
mikroskopis, ginjal dapat dibedakan dengan jelas mana bagian
korteks dan mana bagian medullanya.
Gambar:. Histologi ginjal, a) korteks b) medulla
Korteks ginjal mengandung korpus renalis yang merupakan
permulaan dari setiap nefron. Korpus renalis mengandung kapiler
glomerulus yang diselubungi oleh dua lapis epitel yang disebut
kapsula Bowman. Lapisan dalam kapsul atau lapisan visceral kapsula
Bowman menyelimuti kapiler glomerulus. Pada lapisan ini terdapat
podosit, yaitu sel yang memiliki prosesus primer dan sekunder yang
menyelimuti kapiler glomerulus dengan saling bersilangan. Sementara
itu, lapisan parietal di sebelah luarnya, yang tersusun dari epitel
selapis skuamosa, membulat dan membentuk rongga di antara keduanya
yang disebut rongga urin atau rongga kapsular. Di sinilah hasil
ultrafiltrat ditampung untuk selanjutnya diteruskan ke tubulus
kontortus proksimal. Korpus renalis memiliki dua kutub yaitu kutub
vaskular dan kutub tubular. Kutub vaskular berarti kutub tempat
masuknya arteriol aferen dan keluarnya arteriol eferen. Daerah ini
ditandai dengan adanya struktur makula densa, yaitu sel reseptor
berbentuk palisade di dinding tubulus kontortus distal yang dekat
dengan glomerulus. Di daerah ini juga dapat ditemukan sel
jukstaglomerular atau sel granular yang merupakan modifikasi dari
otot polos dinding arteriol aferen. Makula densa, sel
jukstaglomerular, dan kumpulan sel mesangial ekstraglomerular
membentuk aparatus jukstaglomerular. Struktur ini berfungsi dalam
pengaturan volume dan tekanan darah.
Struktur nefron berikutnya adalah tubulus-tubulus yang berperan
dalam proses reabsorpsi. Berikut ini merupakan ciri khas penampakan
mikroskopis dari masing-masing tubulus.
Tubulus kontortus proksimal :Epitel selapis kuboid dengan brush
border sehingga batas sel dengan lumen tampak tidak jelas,Batas
antar sel juga tidak jelas karena membran sel lateral
berinterdigitasi dengan sel tetangga,Sitoplasma asidofilik dan
granular,Jarak antar inti sel jauh ,Ditemukan di jaringan korteks.
Ansa henle segmen tebal pars desendens :Epitel selapis kuboid
dengan brush border sehingga batas sel dengan lumen tampak tidak
jelas,Batas antar sel juga tidak jelas karena membran sel lateral
berinterdigitasi dengan sel tetangga,Sitoplasma asidofilik dan
granular,Jarak antar inti sel jauh,Ditemukan di jaringan medulla
.Ansa henle segmen tipis :Epitel selapis skuamosa, mirip dengan
kapiler namun tidak memiliki sel darah pada lumennya,Tidak dapat
dibedakan antara asendens dan desendens
Ansa henle segmen tebal pars asendens : Epitel selapis kuboid
tanpa brush border sehingga batas sel dengan lumen tampak cukup
jelas dibanding tubulus kontortus proksimal , Batas antar sel juga
tidak jelas karena membran sel lateral berinterdigitasi dengan sel
tetangga, Sitoplasma terlihat lebih pucat, Jarak antar inti sel
lebih rapat dibanding tubulus kontortus proksimal, Ditemukan di
jaringan medulla
Tubulus kontortus distal :Epitel selapis kuboid tanpa brush
border sehingga batas sel dengan lumen tampak cukup jelas dibanding
tubulus kontortus proksimal,Batas antar sel juga tidak jelas karena
membran sel lateral berinterdigitasi dengan sel tetangga,Sitoplasma
terlihat lebih pucat,Jarak antar inti sel lebih rapat dibanding
tubulus kontortus proksimal,Ditemukan di jaringan korteks Duktus
koligens,Epitel selapis kuboid dengan batas antar sel atau membran
sel yang jelas
Gambar:. Tubulus ginjalSetelah melalui serangkaian traktus pada
nefron, urin akan bermuara pada duktus papilaris Bellini di bagian
apeks dari piramid medula. Adapun struktur dari duktus papilaris
Bellini ini adalah dindingnya merupakan epitel selapis silindris
dengan batas cukup jelas. Urin yang melewati traktus tersebut
kemudian akan ditampung di calyx minor untuk selanjutnya dialirkan
ke calyx mayor, pelvis renalis, dan ureter. Ketiga struktur ini
disusun oleh sel epitel transisional yang khas dengan sel
payungnya.
2.2. URETER
Manusia memiliki sepasang ureter yang menghubungkan ginjal
dengan vesica urinaria. Saluran ini memiliki lapisan mukosa yang
melipat ke arah dalam dengan jenis epitel transisional. Berbatasan
dengan lamina propria, terdapat struktur lapisan muskularis berupa
otot polos yang lebih tebal dari mukosa. Otot polos ini terdiri
atas dua lapis pada ureter proksimal (sirkular dan longitudinal)
serta tiga lapis pada ureter distal (longitudinal, sirkular, dan
longitudinal). Bagian terluarnya juga dapat ditemukan tunika
adventisia.
Gambar: Ureter2.3 VESICA URINARIAVesica urinaria atau kantung
kemih merupakan organ penampung urin sementara sebelum dikeluarkan
atau berkemih. Organ ini memiliki tiga lapisan otot polos yang
cukup tebal dan tidak tersusun rapi seperti di ureter karena
susunannya beranastomosis. Otot ini disebut m. detrusor. Epitel
permukaannya adalah transisional dengan enam lapis sel, lebih tebal
dibandingkan ureter.
Gambar: Vesica urinaria
2.4 URETRAUretra merupakan traktus fibromuskular yang membawa
urin dari vesica urinaria keluar tubuh. Epitelnya tidak hanya satu
jenis. Pada wanita, yang panjangnya sekitar 4 5 cm, dinding uretra
tersusun atas epitel transisional di bagian proksimal dan epitel
berlapis skuamosa di bagian luarnya. Pada pria yang memiliki uretra
lebih panjang dari wanita dapat ditemukan epitel berlapis
kolumnar.IV. REFERENSI
1. Mescher AL. Junqueiras basic histology text & atlas. 13th
ed. China: McGraw-Hill; 2013. p. 415-18.2. Eroschenko VP. diFiores
atlas of histology with functional correlations. 11th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008. p. 355-26.3.
Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. Fundamentals of anatomy &
physiology. 9th ed. San Francisco: Pearson Education; 2012. p.
960-3.