1 LITERASI CIVITAS AKADEMIKA DI PAMEKASAN TERHADAP PRODUK INDUSTRI KEUANGAN SYARIAH Aang Kunaifi 1 , Juhaiyinatul Jannah 2 , Anang Wahyu Eko Setianto 3 1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected]Abstrak –Opini perkembangan industri keuangan syariah, baik bank maupun nonbank yang terus berkembang sejak tahun 1992 mendapatkan rapor merah penurunan kinerja berupa perlambatan pertumbuhan bank syariah baik Unit Usaha Syariah maupun Bank Umum Syariah, sebagaimana dirilis bisnis.com awal November tahun 2019.Kenyataan ini merupakan pil pahit yang harus ditelan industry keuangan syariah (IKS), mengingat di satu sisi bahwa dukungan pemerintah terhadap upaya pertumbuhan IKS cukup massif.Salah satunya adalah dibukanya kran literasi terhadap produk keuangan syariah, misalnya melaui pemberian ijin operasional perguruan tinggi. Artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian tentang literasi civitas akademika di Kabupaten Pamekasan.Dengan mengambil sampel secara terstruktur dari 3 (tiga) perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Pamekasan, ketiganya menyelenggarakan program studi ekonomi syariah, dua diantaranya juga menyelenggarakan program studi perbankan syariah.Adapun pendekatan penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan didukung sebaran 250 angket yang didistribusikan di ketiga perguruan tinggi tersebut.Angket dibagikan secara proporsional kepada 20% dosen, 40% mahasiswa yang menempuh pendidikan di program studi ekonomi syariah atau perbankan syariah, dan 40% didistribusikan kepada mahasiswa selain kedua program studi tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan pada pertengahan tahun 2018 ini mengindikasikan bahwa literasi civitas akademika terhadap produk IKS berada pada level 73% atau cukup baik.Namun fakta lain berdasarkan hasil wawancara dan angket pada pertanyaan dengan opsi jawaban terbuka menunjukkan, angka literasi tersebut tidak memengaruhi sepenuhnya civitas akademika dalam keputusannya untuk memanfaatkan produk IKS. Fenomena menarik ini akan dijelaskan dalam pembahasan artikel ini. Dengan harapan ditemukan solusi praktis yang lebih komprehensif, khususnya bagi para peneliti untuk mengembangkan hasil penelitian ini. Kata kunci : Literasi, Civitas Akademika, Produk IKS Abstrack- Opinion on the development of the Islamic financial industry, both banks and non-banks that have continued to develop since 1992, received a red report card, a decline in performance in the form of a slowdown in the growth of Islamic banks, both the Sharia Business Unit and Sharia Commercial Bank, as released by bisnis.com in early November 2019. This fact is a bitter pill which must be swallowed up by the Islamic finance industry (IFI), bearing in mind that on one hand the government support for IFI growth efforts is quite massive. One of them is the opening of a literacy valve on Islamic financial products, for example through the granting of a university operational license. This article was written based on the results of research on literacy of the academic community in Pamekasan Regency. By taking a structured sample of 3 (three) tertiary institutions in Pamekasan Regency, the three of them conducted Islamic economics study programs, two of them also held Islamic banking study programs. The research approach uses qualitative methods supported by the distribution of 250 questionnaires distributed at the three tertiary institutions. Questionnaires is distributed proportionally to 20% of lecturers, 40% of students who study in Islamic economics or Islamic banking study programs, and 40% is distributed to students in addition to the two study programs. The results of research conducted in mid-2018 indicate that the academic literacy of IFI products is at the level of 73% or quite good. However, other facts based on the results of interviews and
21
Embed
LITERASI CIVITAS AKADEMIKA DI PAMEKASAN TERHADAP …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Abstrak –Opini perkembangan industri keuangan syariah, baik bank maupun nonbank yang terus berkembang sejak tahun 1992 mendapatkan rapor merah penurunan kinerja berupa perlambatan
pertumbuhan bank syariah baik Unit Usaha Syariah maupun Bank Umum Syariah, sebagaimana dirilis bisnis.com awal November tahun 2019.Kenyataan ini merupakan pil pahit yang harus
ditelan industry keuangan syariah (IKS), mengingat di satu sisi bahwa dukungan pemerintah terhadap upaya pertumbuhan IKS cukup massif.Salah satunya adalah dibukanya kran literasi terhadap produk keuangan syariah, misalnya melaui pemberian ijin operasional perguruan tinggi.
Artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian tentang literasi civitas akademika di Kabupaten Pamekasan.Dengan mengambil sampel secara terstruktur dari 3 (tiga) perguruan tinggi yang ada
di Kabupaten Pamekasan, ketiganya menyelenggarakan program studi ekonomi syariah, dua diantaranya juga menyelenggarakan program studi perbankan syariah.Adapun pendekatan penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan didukung sebaran 250 angket yang
didistribusikan di ketiga perguruan tinggi tersebut.Angket dibagikan secara proporsional kepada 20% dosen, 40% mahasiswa yang menempuh pendidikan di program studi ekonomi syariah atau
perbankan syariah, dan 40% didistribusikan kepada mahasiswa selain kedua program studi tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan pada pertengahan tahun 2018 ini mengindikasikan bahwa literasi
civitas akademika terhadap produk IKS berada pada level 73% atau cukup baik.Namun fakta lain berdasarkan hasil wawancara dan angket pada pertanyaan dengan opsi jawaban terbuka
menunjukkan, angka literasi tersebut tidak memengaruhi sepenuhnya civitas akademika dalam keputusannya untuk memanfaatkan produk IKS. Fenomena menarik ini akan dijelaskan dalam pembahasan artikel ini. Dengan harapan ditemukan solusi praktis yang lebih komprehensif,
khususnya bagi para peneliti untuk mengembangkan hasil penelitian ini. Kata kunci : Literasi, Civitas Akademika, Produk IKS
Abstrack- Opinion on the development of the Islamic financial industry, both banks and non-banks that have continued to develop since 1992, received a red report card, a decline in performance in
the form of a slowdown in the growth of Islamic banks, both the Sharia Business Unit and Sharia Commercial Bank, as released by bisnis.com in early November 2019. This fact is a bitter pill
which must be swallowed up by the Islamic finance industry (IFI), bearing in mind that on one hand the government support for IFI growth efforts is quite massive. One of them is the opening of a literacy valve on Islamic financial products, for example through the granting of a university
operational license. This article was written based on the results of research on literacy of the academic community in
Pamekasan Regency. By taking a structured sample of 3 (three) tertiary institutions in Pamekasan Regency, the three of them conducted Islamic economics study programs, two of them also held Islamic banking study programs. The research approach uses qualitative methods supported by the
distribution of 250 questionnaires distributed at the three tertiary institutions. Questionnaires is distributed proportionally to 20% of lecturers, 40% of students who study in Islamic economics or
Islamic banking study programs, and 40% is distributed to students in addition to the two study programs. The results of research conducted in mid-2018 indicate that the academic literacy of IFI products is
at the level of 73% or quite good. However, other facts based on the results of interviews and
questionnaires on questions with open answer options show that the literacy rate does not fully affect the academic community in its decision to utilize IFI products. This interesting phenomenon
will be explained in the discussion of this article. With the hope of finding more comprehensive practical solutions, especially for researchers to develop the results of this study. Keywords: Literacy, Academic Community, IFI Products
I. PENDAHULUAN
Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama
dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan,
syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan
dan lain sebagainya. Perbedaan mendasar diantara keduanya yaitu menyangkut aspek legal,
struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja. Menurut Boesono dan Donna
paling tidak ada 3 prinsip dalam operasional bank syariah yang berbeda dengan bank
konvensional, terutama dalam pelayanan terhadap nasabah yang harus dijaga oleh banker.
Diantaranya adalah:1
1. Prinsip keadilan, yakni imbalan atas dasar bagi hasil dan margin keuntungan ditetapkan atas
kesepakatan bersama antara nasabah dan bank.
2. Prinsip kesetaraan, yakni nasabah menyimpan dana, penggunaan dana dan bank memiliki
hak, kewajiban, beban terhadap resiko dan keuntungan yang tertimbang.
3. Prinsip ketentraman, bahwa produk bank syariah mengikuti prinsip dan kaidah muamalah
Islam (menerapkan prinsip Islam dan menerapkan zakat).
Akan tetapi, dalam pengertian dan pemahaman tentang perbankan syariah dengan
perbankan konvensional terdapat perbedaan yang sangat besar. Bank konvensional dapat
didefinisikan seperti pada pengertian bank umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.2 Sedangkan bank syariah merupakan bank yang kegiatannya
mengacu pada hukum islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak
membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank syariah maupun yang
dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad (perjanjian) antara nasabah dan bank. Akad
yang terdapat di perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur
dalam syariahIslam. Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 menyatakan bahwa
1Zacky Nouval, “Pengawasan Terhadap Perbankan Syariah Oleh Otoritas Jasan Keuangan (Studi di Kantor Otoritas
Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta”, dalam http://digilib.uin-suka.ac.id/16997/2/11340106_bab-i_iv-atau-
v_daftar-pustaka.pdf (08 Januari 2018)
2Nur Indahsari, “Tinjauan Pustaka tentang Perbankan Syariah” dalam
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15773/BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y (08 Januari
MINI/ORASI__DAN__LITERASI__DALAM_PENGAJARAN_BAHASA.pdf (10 Januari 2018) 6Ali Hasan, Marketing Bank Syariah; Cara jitu meningkatkan pertumbuhan bank syariah, Jakarta: Ghalia Indonesia,