Top Banner
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
26

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

May 30, 2019

Download

Documents

vanthu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

70

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian

Objek yang digunakan didalam penelitian ini yaitu perusahaan yang tergolong

index LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014-

2016. Perusahaan index LQ 45 yang terdaftar di BEI selama periode 2014-2016

secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat

perusahaan yang termasuk dalam sektor perbankan yaitu PT Bank Central Asia Tbk

(BBCA), PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat

Indonesia (persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri (persero) Tbk (BMRI).

Sehingga terdapat 29 perusahaan LQ 45 yang tidak termasuk dalam sektor

perbankan. Terdapat dua perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan

dalam mata uang rupiah yaitu PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Perusahaan

Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS). Kedua perusahaan tersebut menyajikan laporan

keuangannya dalam mata uang Dollar AS. Dari 27 perusahaan, seluruh perusahaan

menerbitkan laporan keuangan pada tanggal tutup buku 31 Desember yang telah

diaudit oleh auditor independen dan seluruhnya memiliki laba positif berturut-turut

selama periode 2014-2016.

Hasil akhir sampel berjumlah 27 perusahaan dengan periode penelitian

selama 3 tahun yaitu periode 2014-2016 sehingga menghasilkan jumlah observasi

sebesar 81. Daftar perusahaan LQ 45 yang menjadi sampel dalam penelitian ini

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

71

dapat dilihat pada Lampiran 1. Berikut ini merupakan tabel rincian pengambilan

sampel perusahaan:

Tabel 4.1

Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian

No. Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah Perusahaan

1. Perusahaan-perusahaan yang tergolong dalam

index LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) berturut-turut pada periode

2014-2016.

33

2. Perusahaan tidak bergerak dalam industri

keuangan.

29

3. Perusahaan melaporkan laporan keuangannya

dalam mata uang Rupiah.

27

4. Perusahaan melaporkan laporan keuangan

tahunan yang tutup buku pada akhir tahun yaitu

tanggal 31 Desember dan telah diaudit oleh

auditor independen.

27

5. Perusahaan memiliki laba positif secara

berturut-turut pada tahun 2014-2016.

27

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

72

4.2 Analisis dan Pembahasan

4.2.1 Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan deskripsi mengenai audit delay, profitabilitas yang

diproksikan dengan Return on Assets (ROA), leverage yang diproksikan dengan

Debt to Equity Ratio (DER), opini audit, komite audit, dan reputasi KAP. Tabel

berikut ini menunjukkan hasil uji statistik deskriptif:

Tabel 4.2

Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 81 ,4277 ,0116 ,4393 ,097973 ,0768836

DER 81 5,2208 ,1535 5,3743 1,167064 ,9910030

KA 81 1,0000 ,0000 1,0000 ,473457 ,1997196

AD 81 69 28 97 64,23 17,717

Valid N (listwise) 81

Sumber: Data Olahan

Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan rasio Return on Assets

(ROA) memiliki nilai minimum sebesar 0,0116 atau 1,16% yang dialami oleh PT

Global Mediacom Tbk (BMTR) pada periode 2015 dan nilai maksimum sebesar

0,4393 atau 43,93% yang dialami oleh PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) pada

periode 2014 sehingga selisih antara nilai minimum dan maksimum (range) yaitu

0,4277 atau 42,77%. Berdasarkan sampel yang dipilih, variabel profitabilitas yang

diproksikan dengan rasio Return on Assets (ROA) memiliki nilai rata-rata (mean)

sebesar 0,097973 dengan standar deviasi sebesar 0,0768836. Hal ini menunjukkan

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

73

bahwa rata-rata rasio Return on Assets (ROA) perusahaan LQ 45 yaitu sebesar

9,8%.

Variabel leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER)

memiliki nilai minimum sebesar 0,1535 yang dialami oleh PT Indocement Tunggal

Prakasa Tbk. (INTP) pada periode 2016 dan nilai maksimum sebesar 5,3743 yang

dialami oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) pada periode 2014 sehingga

selisih antara nilai minimum dan maksimum (range) yaitu 5,2208. Berdasarkan

sampel yang dipilih, variabel leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity

Ratio (DER) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 1,167064 dengan standar

deviasi sebesar 0,9910030. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata komposisi utang

terhadap modal perusahan LQ 45 dalam penelitian ini yaitu 1,17:1.

Variabel komite audit memiliki nilai minimum sebesar 0,0000 yang dialami

oleh PT AKR Corporindo Tbk. untuk tahun 2014. Nilai maksimum sebesar 1,00000

dialami oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (2014), PT Jasa Marga

(Persero) Tbk. (2016), PT Unilever Indonesia Tbk. (2016). Selisih antara nilai

minimum dan maksimum (range) yaitu 0,75000. Berdasarkan sampel yang dipilih,

variabel komite audit yang diproksikan dengan memiliki nilai rata-rata (mean)

sebesar 0,473457 atau 47,34% dengan standar deviasi sebesar 0,1997196. Nilai

rata-rata (mean) menunjukkan bahwa perusahaan index LQ 45 memiliki anggota

komite audit yang berlatar belakang pendidikan dan keahlian di bidang akuntansi

dan keuangan memiliki rata-rata diatas 33,33% sehingga telah mematuhi Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55 /Pojk.04/2015 yang mengatur bahwa emiten atau

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

74

perusahaan publik wajib memiliki komite audit paling sedikit terdiri dari 3 (tiga)

orang anggota yang berasal dari komisaris independen dan pihak dari luar emiten

atau perusahaan dan wajib memiliki paling sedikit 1 (satu) anggota yang berlatar

belakang pendidikan dan keahlian di bidang akuntansi dan keuangan.

Berdasarkan hasil statistik deskriptif yang ditunjukkan dalam Tabel 4.2,

variabel audit delay memiliki nilai minimum 28 hari yang dialami oleh PT Jasa

Marga (Persero) Tbk. pada periode 2014 serta nilai maksimum 97 hari yang dialami

oleh PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) dan PT Global Mediacom Tbk.

(BMTR) pada periode 2016 sehingga selisih antara nilai minimum dan nilai

maksimum yang disebut dengan range yaitu 69 hari. Berdasarkan sampel yang

dipilih, variabel audit delay memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 64,23 hari dan

standar deviasi sebesar 17,717. Artinya, rata-rata perusahaan index LQ 45 sudah

tepat waktu dalam mempublikasikan laporan keuangan auditan dan hanya terdapat

2 perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan auditan yaitu PT

Media Nusantara Citra Tbk. (2016) dan PT Global Mediacom Tbk. (2016).

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

75

Gambar 4. 1

Diagram Variabel Opini Audit

Sumber: Data Olahan

Jumlah observasi penelitian untuk variabel opini audit (OA) yaitu 81

observasi dengan menggunakan variabel dummy. Bagi perusahaan yang

mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian akan mendapatkan kode 1 sedangkan

kode 0 akan diberikan bagi perusahaan yang mendapatkan opini selain wajar tanpa

pengecualian (opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas, opini wajar

dengan pengecualian, opini tidak wajar, dan opini tidak memberikan pendapat) dari

auditor eksternal. Berdasarkan diagram Gambar 4.1, dari 81 observasi yang menjadi

sampel dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 63% sampel atau 51 observasi

mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dan 37% sampel atau 30 observasi

mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian (opini wajar tanpa

51

30

Opini Audit

Opini Wajar Tanpa Pengecualian Opini Selain Wajar tanpa Pengecualian

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

76

pengecualian dengan paragraf penjelas, opini wajar dengan pengecualian, opini

tidak wajar, dan opini tidak memberikan pendapat) selama periode 2014-2016.

Gambar 4. 2

Diagram Variabel Reputasi KAP

Sumber: Data Olahan

Jumlah observasi penelitian untuk variabel reputasi KAP (KAP) yaitu 81

observasi dengan menggunakan variabel dummy. Bagi perusahaan yang

menggunakan jasa audit dari KAP Big Four akan mendapatkan kode 1 sedangkan

kode 0 diberikan bagi perusahaan yang menggunakan jasa audit dari KAP Non Big

Four. Berdasarkan diagram Gambar 4.2, dari 81 observasi yang menjadi sampel

dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 73% sampel atau 59 observasi

59

22

Reputasi KAP

KAP Big Four KAP Non Big Four

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

77

menggunakan jasa audit dari KAP Big Four dan 27% sampel atau 22 observasi

menggunakan jasa audit dari KAP Non Big Four selama periode 2014-2016.

4.2.2 Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan

nilai signifikansi α = 0,05. Berikut ini merupakan hasil uji normalitas yang dapat

dilihat pada Tabel 4.3:

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 81

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 15,69193231

Most Extreme Differences Absolute ,071

Positive ,046

Negative -,071

Test Statistic ,071

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Data Olahan

Hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov yang ditampilkan pada Tabel 4.3

menunjukkan hasil Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200. Dari hasil pengujian ini,

dapat dinyatakan bahwa semua variabel yang sedang diuji terdistribusi secara

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

78

normal karena nilai probabilitas signifikansi residual dari hasil uji lebih besar dari

0,05 yaitu sebesar 0,200.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable) dalam penelitian.

Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung korelasi diantara variabel

bebas (independent varable). Berikut ini merupakan hasil dari uji multikolonieritas:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolonieritas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

ROA ,805 1,242

DER ,629 1,591

OA ,772 1,296

KA ,822 1,216

KAP ,574 1,744

Sumber: Data Olahan

Berdasarkan hasil uji multikolonieritas yang dapat dilihat pada Tabel 4.4,

seluruh variabel independen memiliki nilai tolerance yang lebih besar daripada 0,1

dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang lebih kecil dari 10, maka dapat

dinyatakan bahwa tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi.

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

79

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Berikut

merupakan hasil uji heteroskedastisitas:

Tabel 4. 5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data Olahan

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat grafik scatterplot yang

menunjukkan titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu secara teratur. Maka

dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

80

3. Uji Autokorelasi

Untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) maka diperlukan uji

autokorelasi (Ghozali, 2016). Model regresi yang baik seharusnya tidak

mengandung autokorelasi. Dalam penelitian ini, untuk menguji autokorelasi

dilakukan dengan uji Durbin – Watson (DW test). Berikut ini merupakan hasil uji

autokorelasi:

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 2,222

Sumber: Data Olahan

Berdasarkan hasil uji korelasi yang ditunjukkan dalam Tabel 4.5, diperoleh

nilai d sebesar 2,222. Jumlah observasi (n) sebesar 81. Jumlah variabel independen

(k)=5. Nilai dl=1,5109 dan nilai du=1,7720. Jika nilai tersebut dihitung dengan

rumus du<d<4-du, maka akan diperoleh hasil 1,7720<2,222<2,228. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terjadi korelasi positif maupun negatif. Tabel Durbin

Watson dapat dilihat pada lampiran 10.

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

81

4.2.4 Uji Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel profitabilitas

yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA), leverage yang diproksikan

dengan Debt to Equity Ratio (DER), opini audit, komite audit, dan reputasi KAP

terhadap audit delay secara parsial dan simultan. Berikut ini merupakan hasil uji

koefisien determinasi yang dapat dilihat pada Tabel 4.6:

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,464a ,216 ,163 16,207

a. Predictors: (Constant), KAP, KA, OA, ROA, DER

b. Dependent Variable: AD

Sumber: Data Olahan

Berdasarkan Tabel 4.6, nilai koefisien korelasi (R) dalam penelitian ini

sebesar 0,464 atau 46,4%. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel

independen yaitu profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA),

leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), opini audit, komite

audit, dan reputasi KAP dengan variabel dependen yaitu audit delay memiliki

korelasi yang cukup karena nilai koefisien korelasi (R) berada dalam klasifikasi

0,25-0,5.

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

82

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,163 menunjukkan bahwa variabel

independen yaitu profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA),

leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), opini audit, komite

audit, dan reputasi KAP mampu menjelaskan variabel dependen yaitu audit delay

sebesar 16,3% dan sisanya 83,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dilakukan

pengujian dalam penelitian ini. Nilai Std. Error of the Estimate (SSE) sebesar

16,207 yang menunjukkan bahwa semakin kecil nilai SSE maka model regresi

dalam penelitian ini semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen yaitu

audit delay (AD).

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji Signifikansi Simultan (uji statistik F) menguji ada tidaknya pengaruh secara

bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil

uji statistik F dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 5413,604 5 1082,721 4,122 ,002b

Residual 19698,939 75 262,653

Total 25112,543 80

a. Dependent Variable: AD

b. Predictors: (Constant), KAP, KA, OA, ROA, DER

Sumber: Data Olahan

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

83

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 4,122 dengan tingkat

signifikansi dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,002 menunjukkan bahwa profitabilitas

yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA), leverage yang diproksikan

dengan Debt to Equity Ratio (DER), opini audit, komite audit, dan reputasi KAP

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini menunjukkan

bahwa fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual sudah tepat atau model fit.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Angruningrum dan Wirakusuma (2013) yang membuktikan bahwa secara simultan

ukuran perusahaan (variabel kontrol), profitabilitas, leverage, kompleksitas operasi

perusahaan, reputasi KAP dan komite audit berpengaruh terhadap audit delay. Hasil

penelitian Suparlan (2015) membuktikan bahwa ukuran perusahaan, leverage,

profitabilitas, earnings per share, kualitas audit, opini audit berpengaruh secara

simultan terhadap audit delay dan timeliness publikasi laporan keuangan. Dalam

penelitian Aryaningsih dan Budiartha (2014) membuktikan bahwa total aset,

tingkat solvabilitas, dan opini audit secara simultan berpengaruh terhadap audit

delay.

3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) bertujuan untuk mengukur

seberapa besar pengaruh satu variabel independen secara individual terhadap

variabel dependen. Berikut merupakan hasil uji statistik t:

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

84

Tabel 4.9

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 53,013 6,741 7,864 ,000

ROA 23,897 26,260 ,104 ,910 ,366

DER -,575 2,306 -,032 -,249 ,804

OA -7,911 4,245 -,217 -1,864 ,066

KA 5,164 10,004 ,058 ,516 ,607

KAP 16,595 5,346 ,419 3,104 ,003

a. Dependent Variable: AD

Sumber: Data Olahan

Berdasarkan Tabel 4.8, diperoleh persamaan regresi yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu:

AD = 0,104ROA – 0,032DER – 0,217OA + 0,058KA + 0,419KAP

Keterangan:

AD : Audit Delay

ROA : Return on Assets

DER : Debt to Equity Ratio

OA : Opini Audit

KA : Komite Audit

KAP : Reputasi KAP

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

85

Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA)

memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,104 yang berarti tiap peningkatan 1% dari

ROA akan memperpanjang audit delay sebesar 10,4%. Berdasarkan hasil uji

statistik t untuk variabel profitabilitas yang diproksikan dengan rasio Return on

Assets (ROA), diperoleh nilai t sebesar 0,910 dengan tingkat signifikansi lebih besar

dari 0,05 yaitu sebesar 0,366. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ha1 ditolak,

sehingga profitabilitas yang diproksikan dengan rasio Return on Assets (ROA) tidak

berpengaruh terhadap audit delay.

Dari data penelitian, dapat dilihat bahwa terdapat 22% observasi

mengalami peningkatan ROA dari tahun 2014 ke tahun 2015 dan dari tahun 2015

ke tahun 2016 terdapat 56% observasi mengalami peningkatan ROA. Dari 17

observasi yang mengalami peningkatan ROA yang ditandai dengan peningkatan

laba dan aset, 47% mengalami peningkatan audit delay, 41% mengalami penurunan

audit delay, dan 12% mengalami audit delay yang sama dari tahun sebelumnya.

Dari 47% observasi yang mengalami peningkatan audit delay, rata-rata mengalami

peningkatan aset sebesar 25,5%. Peningkatan ROA menandakan bahwa semakin

efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. Dari sampel

penelitian, terdapat PT Astra Agro Lestari Tbk. yang memiliki nilai ROA sebesar

3,47% (2015) dan meningkat menjadi 9,25% (2016). Pada tahun 2015, perusahaan

mencatatkan laba bersih sebesar Rp695.684.000.000 dan laba meningkat pada

tahun 2016 menjadi Rp2.114.299.000.000. Peningkatan laba ini dapat dijadikan

perusahaan sebagai dana tambahan untuk melakukan perluasan bisnis dengan cara

penciptaan pasar baru, menambah fasilitas, atau menambah cabang baru. Dengan

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 18: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

86

kenaikan laba yang dihasilkan oleh PT Astra Agro Lestari Tbk., perusahaan

melakukan penambahan pabrik pengolahan CPO, refinery PKO, dan pabrik

pengolahan inti sawit dan pabrik pencampuran pupuk. Penambahan aset dari

perusahaan ini dapat mengakibatkan proses audit berjalan lebih lama karena auditor

perlu melakukan pemeriksaan fisik aset tetap, memeriksa bukti-bukti pendukung

atas penambahan aset tetap, dan memeriksa beban penyusutan untuk aset tetap

dengan jumlah sampling yang lebih banyak sehingga mengakibatkan audit delay

yang lebih panjang.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas yang diproksikan

dengan rasio Return on Assets tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini

disebabkan sebesar 21 observasi mengalami peningkatan ROA dari tahun 2014 ke

2015 dan tahun 2015 ke 2016. Dari 21 observasi, sebesar 15 observasi mengalami

peningkatan pendapatan yang jauh lebih besar yaitu rata-rata 16,91% daripada

peningkatan beban usaha dengan rata-rata peningkatan sebesar 15,8% dimana

menandakan perusahaan efisien dalam mengelola pengeluaran beban usahanya

sehingga menyebabkan auditor tidak melakukan perluasan lingkup audit dan tidak

memperbanyak jumlah sampel yang akan diperiksa. Lalu, dari 15 observasi,

sebanyak 12 observasi mengalami rata-rata peningkatan aset sebesar 33,14% yang

diiringi dengan peningkatan laba yang lebih besar sehingga menyebabkan kenaikan

pada nilai ROA. Sebagai contoh dari tahun 2014 ke 2015, PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. mengalami peningkatan nilai ROA sebesar 0,25% yang disebabkan

peningkatan pendapatan yang jauh lebih besar yaitu sebesar 5,72% atau

Rp1.718.631.000.000 daripada peningkatan beban yaitu 4,99% atau

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 19: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

87

Rp.1.369.655.000.000 sehingga mengalami peningkatan laba dari penggunaan aset

sebesar 11,33% atau Rp.348.976.000.000. Perusahaan tersebut juga mengalami

peningkatan pada jumlah asetnya yaitu sebesar 6,12% atau Rp1.531.136.000.000

yaitu terutama penambahan pada aset tetap yang terdiri dari penambahan mesin dan

peralatan, bangunan, peralatan dan perabotan kantor namun mengalami

peningkatan laba penggunaan aset yang jauh lebih besar yaitu 11,33% atau

Rp348.976.000.000 sehingga menyebabkan naiknya nilai ROA sebesar 0,25%.

Sehingga, dalam penelitian ini membuktikan bahwa rasio Return on Assets tidak

mempengaruhi audit delay. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Angruningrum dan Wirakusuma (2013) serta Juanita dan Satwiko (2012) yang

membuktikan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Assets

(ROA) tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Variabel leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER)

memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,032 yang berarti tiap peningkatan 1%

dari DER akan memperpendek audit delay sebesar 3,2%. Berdasarkan hasil uji

statistik t untuk variabel leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio

(DER) diperoleh nilai t sebesar -0,249 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari

0,05 yaitu sebesar 0,804. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ha2 ditolak, sehingga

leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh

terhadap audit delay. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Janartha

dan Suprasto H. (2016) yang membuktikan bahwa leverage yang diproksikan

dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Angruningrum dan

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 20: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

88

Wirakusuma (2013) yang membuktikan bahwa leverage yang diproksikan dengan

Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap audit delay.

Dari sampel penelitian bahwa terdapat 25 observasi yang memiliki nilai

DER diatas rata-rata namun 60% atau 15 observasi memiliki rata-rata audit delay

dibawah rata-rata yaitu sebesar 45 hari. Hal ini dikarenakan, peningkatan utang

yang dimiliki perusahaan sebagian besar diperoleh untuk digunakan sebagai

tambahan modal kerja perusahaan. Pinjaman modal kerja ini digunakan untuk

mendukung kegiatan operasional perusahaan sehingga perusahaan dapat

menghasilkan laba. Dapat dilihat bahwa 14 observasi yang mengalami peningkatan

utang yang digunakan sebagai modal kerja, 71% observasi mengalami peningkatan

pendapatan usaha dari tahun sebelumnya yaitu dari sampel penelitian seperti PT

Adhi Karya Tbk. yang memiliki nilai DER sebesar 2,2469 (2015) mengalami

peningkatan liabilitas yaitu Rp11.598.931.718.043 (2015) dari tahun sebelumnya

yaitu Rp8.818.101.139.073 (2014) yang digunakan untuk tambahan modal kerja

sehingga perusahaan dapat mengalami peningkatan pendapatan usaha sebesar

Rp8.653.578.309.020 (2014) menjadi Rp9.389.570.098.578 (2015) dengan audit

delay 53 hari. Sehingga dapat dilihat bahwa perusahaan dapat efisien dalam

menggunakan utang yang dijadikan sebagai modal kerja yang mengakibatkan

perusahaan mengalami peningkatan pendapatan usaha sehingga risiko perusahaan

mengalami gagal bayar rendah dan auditor tidak perlu memperbanyak jumlah

sampling audit untuk pengujian saldo utang yang menunjukkan bahwa semakin

tinggi Debt to Equity Ratio menyebabkan audit delay semakin pendek.

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 21: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

89

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage yang diproksikan

dengan rasio Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dari 81

observasi, sebesar 96% atau 78 observasi tetap mampu melakukan pembayaran

utang kepada pemasok dan 74% atau 60 observasi melakukan pembayaran beban

keuangan yang berarti perusahaan masih dapat membayar utang dan beban bunga

pinjaman dengan tepat waktu sehingga auditor tidak perlu memperluas lingkup

auditnya. Sampel perusahaan yang diteliti seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

memiliki nilai DER sebesar 3,54 dengan komposisi utang sebesar

Rp9.777.062.657.796 dan ekuitas sebesar Rp2.764.978.687.052 dengan audit delay

37 hari (2014). PT Waskita Karya (Persero) Tbk. tetap melakukan pembayaran

utang tepat pada waktunya. Dalam laporan arus kas PT Waskita Karya (Persero)

Tbk. pada tahun 2014 terdapat pembayaran beban keuangan sebesar

Rp183.596.366.642 dan melakukan pembayaran utang kepada pemasok dan pihak

ketiga Rp8.599.050.752.268 pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan-perusahaan dalam penelitian ini masih mampu membayar utang dan

beban bunga sehingga auditor tidak perlu melakukan perluasan lingkup audit

mengakibatkan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Variabel opini audit memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,217 yang

berarti tiap peningkatan 1% dari opini audit akan memperpendek audit delay

sebesar 21,7%. Berdasarkan hasil uji statistik t untuk variabel opini audit diperoleh

nilai t sebesar -1,864 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar

0,066. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ha3 ditolak, opini audit tidak berpengaruh

terhadap audit delay. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 22: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

90

dan Priyadi (2016) yang membuktikan bahwa opini audit tidak berpengaruh

terhadap audit delay. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suparlan

(2015) yang membuktikan bahwa opini audit berpengaruh terhadap audit delay.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit tidak berpengaruh

terhadap audit delay. Dapat dilihat bahwa terdapat 63% atau 51 observasi yang

mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dan sisanya 37% atau 30 observasi

yang mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian. Dari 37% atau 30

observasi yang mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian, seluruhnya

termasuk ke dalam opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas yang

terdiri dari 43% merupakan penekanan suatu hal yang disebabkan oleh gugatan

perkara dan penyajian kembali laporan keuangan, 47% merupakan hal lain yang

disebabkan oleh informasi tambahan untuk tujuan analisis tambahan, reklasifikasi

akun-akun, dan auditor independen lain, serta 10% merupakan gabungan antara

penekanan atas suatu hal dan hal lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak

terdapat kesalahan yang material yang dapat memperpanjang audit delay dan hanya

terdapat 6 observasi yang mengalami masalah gugatan hukum. Maka, opini audit

tidak mempengaruhi audit delay dalam penelitian ini karena sebagian besar laporan

keuangan perusahaan telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi

yang berlaku.

Dalam sampel perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa

pengecualian yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk memiliki audit delay sebesar 51 hari

(2014), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. memiliki audit delay sebesar 51 hari (2014),

dan PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. memiliki audit delay sebesar

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 23: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

91

54 hari (2014) sedangkan perusahaan yang mendapatkan opini selain wajar tanpa

pengecualian yaitu PT Media Nusantara Citra Tbk. mendapatkan opini wajar tanpa

pengecualian dengan paragraf penekanan atas suatu hal karena gugatan hukum

memiliki audit delay sebesar 97 hari (2016) dan PT Charoen Pokphand Indonesia

Tbk. mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penekanan atas

suatu hal karena penyajian kembali atas laporan keuangan memiliki audit delay

sebesar 88 hari (2016).

Variabel komite audit memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,058 yang

berarti tiap peningkatan 1% dari komite audit akan memperpanjang audit delay

sebesar 5,8%. Berdasarkan hasil uji statistik t untuk variabel komite audit diperoleh

nilai t sebesar 0,516 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar

0,607. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ha4 ditolak, komite audit tidak berpengaruh

terhadap audit delay. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Angruningrum dan Wirakusuma (2013) yang membuktikan bahwa komite audit

tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Dapat dilihat pada sampel penelitian bahwa dari 81 observasi, 48% atau 27

observasi memiliki komposisi sebesar 67% yaitu 2 orang berlatarbelakang

pendidikan dan keahlian dibidang akuntansi dan keuangan dengan 3 orang komite

audit. Dari 27 observasi, 19 observasi memiliki audit delay diatas rata-rata yaitu

rata-ratanya sebesar 80,16 hari. Dalam Piagam Komite Audit mengatur bahwa

Komite Audit mengadakan rapat secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3

(tiga) bulan. Dari 19 observasi sebesar 6 observasi hanya 4 kali mengadakan rapat

komite audit selama 1 tahun dengan rata-rata tingkat kehadiran anggota komite

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 24: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

92

audit sebesar 98,67% dan terdapat 2 observasi yang mengadakan rapat komite audit

kurang dari 4 kali dalam setahun yaitu 2 dan 3 kali setahun. Rapat komite audit

yang dilakukan hanya 4 kali dalam setahun menandakan bahwa terbatasnya waktu

untuk melakukan review keseluruhan informasi keuangan perusahaan dalam

setahun, terbatasnya waktu untuk melakukan penelaahan kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan, dan terbatasnya waktu untuk melakukan

penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal. Pada sampel

penelitian yang memiliki komposisi komite audit 33% yaitu 1 orang

berlatarbelakang pendidikan dan keahlian dibidang akuntansi dan keuangan dengan

3 orang komite audit seperti PT Adhi Karya Tbk. mengadakan rapat komite audit

sebanyak 13 kali (2016) dan memiliki audit delay sebesar 45 hari. Lalu, sampel

penelitian yang memiliki komposisi komite audit 67% yaitu 2 orang

berlatarbelakang pendidikan dan keahlian dibidang akuntansi dan keuangan dengan

3 orang komite audit seperti PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk. mengadakan

rapat komite audit sebanyak 4 kali (2016) dan memiliki audit delay sebesar 72 hari.

Sehingga semakin banyak jumlah anggota komite audit yang berlatarbelakang

pendidikan dan keahlian dibidang akuntansi dan keuangan dengan total komite

audit menyebabkan audit delay yang semakin panjang.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi anggota komite audit

yang berlatar belakang akuntansi dan keuangan terhadap total komite audit tidak

berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini dapat dilihat bahwa dari 81 observasi,

sebesar 63% atau 51 observasi telah mengadakan rapat komite audit lebih dari 4

kali dalam setahun atau lebih dari yang disyaratkan dalam Piagam Komite Audit.

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 25: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

93

Dalam Piagam Komite Audit mensyaratkan bahwa Komite Audit mengadakan

rapat secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan. Hal ini

menunjukkan bahwa peran dan fungsi dari komite audit telah berjalan dengan

efektif karena banyaknya jumlah rapat komite audit menandakan anggota komite

audit semakin efektif untuk melakukan tugasnya seperti melakukan penelahaan

informasi dalam laporan keuangan, melakukan penelahaan kepatuhan peraturan

perundang-undangan, melakukan penelahaan atas hasil temuan auditor internal.

Dari data peneitian seperti PT Astra Agro Lestari Tbk. memiliki komposisi 66,67%

dimana perusahaan memiliki 2 orang komite audit yang berlatarbelakang

pendidikan dan keahlian akuntansi dan keuangan dengan total 3 orang komite audit

mengadakan rapat komite audit sebanyak 7 kali dan memiliki audit delay 51 hari

(2015). Lalu, PT Adhi Karya memiliki komposisi 33,33% dimana perusahaan

memiliki 1 orang komite audit yang berlatarbelakang pendidikan dan keahlian

akuntansi dan keuangan dengan total 3 orang komite audit mengadakan rapat

komite audit sebanyak 13 kali dan memiliki audit delay 45 hari (2016). Sehingga

komposisi jumlah anggota yang berlatarbelakang pendidikan dan keahlian

akuntansi dan keuangan dengan total komite audit tidak mempengaruhi audit delay.

Variabel reputasi KAP memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,419 yang

berarti tiap peningkatan 1% dari reputasi KAP akan memperpanjang audit delay

sebesar 41,9%. Berdasarkan hasil uji statistik t untuk variabel reputasi KAP

diperoleh nilai t sebesar 3,104 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu

sebesar 0,003 yang berarti reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay. Namun,

hasil penelitian menunjukkan arah positif yang berbeda dengan hipotesis yang

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018

Page 26: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5659/2/BAB IV.pdf · secara berturut-turut berjumlah 33 perusahaan. Dari 33 perusahaan tersebut, empat ... Terdapat

94

diajukan sehingga Ha5 ditolak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sari dan Priyadi (2016) yang membuktikan bahwa reputasi KAP berpengaruh

terhadap audit delay. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Angruningrum dan Wirakusuma (2013) yang membuktikan bahwa reputasi KAP

tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Dari seluruh sampel penelitian, 73% atau 59 observasi menggunakan jasa

KAP Big Four dan sisanya 27% atau 22 observasi menggunakan jasa KAP Non Big

Four yang menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan LQ 45 menggunakan

jasa KAP Big Four dalam audit laporan keuangannya. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big Four akan

menyebabkan audit delay yang lebih panjang dibandingkan KAP Non Big Four.

Dari 59 observasi yang menggunakan jasa KAP Big Four, 59% atau 35 observasi

memiliki rata-rata audit delay diatas rata-rata yaitu 81 hari. Hal ini disebabkan

kompleksitas operasi perusahaan-perusahan yang diaudit oleh KAP Big Four

tersebut dimana rata-rata memiliki lebih banyak anak perusahaan dibandingkan

dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP Non Big Four yang tersebar di berbagai

wilayah sehingga banyaknya jumlah transaksi-transaksi perusahaan menyebabkan

proses audit akan berjalan lama. Lalu, auditor juga berkoordinasi dengan auditor

yang menangani audit anak perusahaan terkait dengan data yang akan

dikonsolidasi. Selain itu, pada KAP Big Four dilakukan review yang berlapis-lapis

atas hasil audit. Pada perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four, sebanyak 31

observasi mempunyai 10 sampai 106 anak perusahaan. Sedangkan, pada

perusahaan yang diaudit oleh KAP Non Big Four sebanyak 17 observasi

Pengaruh Profitabilitas, Leverage..., Wina Apriliana, FB UMN, 2018