Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/3159/8/LAMPIRAN.pdfmembuat boneka dari besi untuk Ansel. Ia langsung membuat boneka besi dengan kemampuan pandai besinya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
xviii
LAMPIRAN A : STORY
Logline
Seorang pandai yang besi ingin membuatkan boneka besi untuk menolong
arwah seorang bocah yang berbentuk api
Sinopsis
Marcis, seorang pandai besi, pindah ke rumah barunya. Setelah selesai
membereskan rumah barunya, ia beristirahat sejenak. Ia duduk di kursi dekat
perapian dan membaca sebuah buku spiritual. Setelah beberapa lama membaca
buku, ia menutup bukunya dan meletakannya di atas meja. Ia lalu melihat foto
anaknya yang baru saja meninggal. Ia memandangi foto itu, mengusapnya, lalu
meneteskan air mata. Ketika Marcis mulai memeluk foto itu, tiba-tiba api dalam
perapian membesar seketika dan membuat Marcis terkejut. Percikan-percikan api
langsung beterbangan dan mata Marcis tertuju pada percikan-percikan yang
beterbangan. Percikan api tersebut berkumpul dan membentuk arwah seorang
anak kecil. Marcis yang terkejut langsung berusaha memadamkan api tersebut
dengan kain. Akhirnya api bersama dengan arwah anak kecil tersebut pun lenyap.
Marcis tidak mempercayai pengelihatannya, ia merasa ia sedang berhalusinasi dan
akhirnya ia pun segera bergegas ke kamarnya untuk beristirahat.
Keesokan harinya, Marcis mulai bekerja menempa besi. Ketika ia sedang
memanaskan besi tersebut dengan bara api tiba-tiba arwah anak kecil tersebut
muncul kembali. Ia kembali terkejut dan menyiram arwah itu dengan air. Marcis
masih ragu dengan penampakan tersebut, lalu ia pergi keluar rumah untuk
beristirahat dan menghisap cerutu. Ketika ia sedang menyalakan korek apinya
tiba-tiba arwah tersebut muncul kembali dihadapannya. Marcis mulai
mempercayai pengelihatannya dan mencoba berkomunikasi dengan arwah
tersebut. Arwah tersebut bernama Ansel. Ansel mencoba menunjukan dirinya oleh
karena rasa simpatinya melihat Marcis yang sedang bersedih. Marcis mulai
mengagumi sosk Ansel. Ansel pun mengajak Marcis untuk berjalan-jalan di
taman dan mereka pun mulai akrab.
Pengaplikasian Visual...,Steven, FSD UMN, 2017
xix
Ketika hari sudah malam, Marcis pun tertidur di kursi dekat perapiannya. Ansel
datang menghampiri Marcis dan melihat foto anak Marcis diatas mejanya. Ansel
mengambil foto tersebut dan tanpa sengaja ia membakar foto itu. Marcis pun
terbangun dan terkejut melihat barang berharga miliknya itu terbakar sebagian,
Marcis langsung membentak Ansel dan menyuruhnya pergi kembali ke perapian.
Ketika melihat Ansel pergi dengan sedih, muncullah perasaan iba di hatinya. Ia
berpikir bagaimana caranya agar Ansel dapat dengan leluasa menyentuh benda-
benda. Ia lalu memandang kembali foto anaknya tersebut dan melihat anaknya
sedang menggenggam mainannya. Lalu terlintas dalam benak Marcis untuk
membuat boneka dari besi untuk Ansel. Ia langsung membuat boneka besi dengan
kemampuan pandai besinya dan mengadakan ritual melalui buku spiritual untuk
memasukan arwah Ansel kedalam boneka besi tersebut. Akhirnya Ansel pun
dapat hidup seperti anak-anak pada umumnya dan dapat dengan bebas menyentuh
benda apapun tanpa membakarnya.
Script
The Spirit of Ansel
1. EXT. PEKARANGAN RUMAH – DAY
Establish : Sebuah rumah tua yang tidak terlalu besar dengan pekarangan kecil di
depannya.
MARCIS (40), seorang pandai besi, berjalan memasuki sebuah rumah tua. Sambil
membawa barang-barang bawaannya dalam sebuah gerobak, ia pun berhenti
sejenak dan melihat rumah tua tersebut. Dengan penuh harapan, ia pun tersenyum
lalu kembali berjalan ke arah rumah.
Pengaplikasian Visual...,Steven, FSD UMN, 2017
xx
2. INT. LIVING ROOM - DAY
Establish: Interior rumah yang terlihat usang, dengan beberapa furnitur tua yang
sudah rusak dan dipenuhi sarang laba-laba.
MARCIS masuk ke dalam rumahnya dan mulai memperhatikan beberapa sudut
ruangan yang dipenuhi sarang laba-laba. Marcis lalu mulai membersihkan
rumahnya dan mulai menata letak barang – barang bawaannya. Ia meletakkan
beberapa buku spiritualnya, foto dirinya dan anaknya, hingga boneka kesayangan
anaknya.
3. INT. RUANG PERAPIAN – NIGHT
Establish: Sebuah ruangan yang memiliki sebuah kursi goyang tua,
perapian, dan meja tua. Di atas meja tersebut terdapat dua buku spiritual
lainnya dan dua bingkai foto anak Marcis dan keluarganya, serta sebuah
boneka kesayangan anaknya.
Malam harinya, Marcis beristirahat di atas kursi goyangnya sambil
membaca buku spiritual. Suasananya amat tenang dengan ditemani oleh
api perapian. Setelah sekian lama membacanya, Marcis lalu menutup buku
itu dan meletakkannya di atas meja yang terletak di dekatnya. Di atas meja
itu juga terdapat foto anaknya pada sebuah bingkai 25 cm x 35 cm. Marcis
Pengaplikasian Visual...,Steven, FSD UMN, 2017
xxi
mengambil bingkai itu lalu memandangi foto anaknya. Ia mulai mengusap
bingkai tersebut dan raut wajahnya semakin lama semakin sedih hingga ia
menjatuhkan air mata. Ia menangis dengan sangat sedih dan memeluk
bingkai tersebut di dadanya. Saat ia menangis, tiba-tiba api perapian
membesar. Api tersebut semakin membesar hingga membuat Marcis
terkejut. Percikan – percikan api dari perapian mulai berterbangan dan
perhatian Marcis langsung tertuju pada hal tersebut. Percikan – percikan
tersebut kemudian berkumpul menjadi satu dan membentuk arwah seorang
anak kecil yang dipenuhi api. Marcis yang terkejut pun sontak mengambil
kain yang ada di sekitarnya dan mengibas – ngibaskannya untuk
memadamkan api tersebut. Seketika ia berhasil memadamkan api tersebut,
arwah sang bocah juga lenyap. Marcis menganggap dirinya berhalusinasi.
Ia menutup matanya, menundukkan kepala, dan menggeleng – gelengkan
kepalanya sebagai bentuk ketidakpercayaan atas penglihatannya. Ia lalu
berjalan ke arah kamarnya untuk beristirahat.
4. INT. RUANGAN KERJA TEMPAT MENEMPA BESI – DAY
Marcis mulai bekerja menempa besi. Ketika ia sedang memanaskan besi
tersebut dengan bara api tiba-tiba arwah anak kecil kemarin muncul
kembali. Ia kembali terkejut dan mengambil air yang di dekatnya lalu
memadamkan bara api tersebut. Marcis kembali menggelengkan
kepalanya lalu meninggalkan ruang kerjanya.
Pengaplikasian Visual...,Steven, FSD UMN, 2017
xxii
5. EXT. PEKARANGAN RUMAH - DAY
Marcis pergi ke pekarangannya untuk beristirahat sejenak sambil
menenangkan pikirannya. Ia mengambil cerutunya dan meletakkannya ke
dalam mulutnya. Ia kemudian mengeluarkan korek apinya dan
menyalakannya. Seketika itu juga, dari api koreknya arwah bocah tersebut
muncul kembali. Marcis terkejut dan sontak melemparkan koreknya ke
tanah. Tampang Marcis tampak begitu heran. Ia mengusap – ngusap
matanya dan menggeleng – gelengkan kepalanya. Namun ia tetap melihat
arwah anak kecil tersebut di hadapannya. Kali ini ia mulai mempercayai
penglihatannya. Marcis lalu mencoba berkomunikasi dengan arwah itu. Ia
menunjukkan keheranannya mengenai si arwah. Arwah sang bocah
(Ansel) lalu berkomunikasi melalui bahasa tubuh dan warna apinya. Ia
menyampaikan simpatinya kepada Marcis yang menangis kemarin malam.
Raut Marcis yang tadinya bingung dan was-was berubah menjadi tenang
dan ia mulai tersenyum. Marcis lalu mengajak Ansel berjalan – jalan di
pekarangan rumahnya.
6. INT. RUANG PERAPIAN – NIGHT
Saat malam hari, Marcis tertidur di kursi goyang dekat perapiannya. Ansel lalu
keluar dari perapiannya dan ia melihat Marcis sedang tertidur. Ansel lalu melihat
boneka kesayangan anak Marcis dan bingkai foto yang ada di atas meja. Ia
Pengaplikasian Visual...,Steven, FSD UMN, 2017
xxiii
menghampirinya dan tersenyum melihat kedua benda tersebut. Ansel melihat
bahwa boneka tersebut adalah boneka yang sama dengan yang dipegang oleh anak
Marcis di dalam foto dan ia pun menyukai boneka itu. Ansel lalu mencoba
mengambil boneka itu. Tanpa ia sadari, api yang berasal dari rohnya mulai
membakar boneka tersebut. Ansel pun terkejut dan sontak berteriak. Boneka yang
terbakar itu terdorong oleh Ansel dan membakar bingkai foto di sebelahnya.
Bingkai itu jatuh dan kacanya pun pecah. Mendengar teriakan Ansel dan suara
kaca bingkai yang pecah, Marcis pun terbangun. Ia melihat Ansel dan boneka
serta foto anaknya yang sudah terbakar sebagian.
Marcis lalu berdiri dari kursinya dan memarahi Ansel. Boneka kesayangan
anaknya Marcis tak dapat tertolong lagi. Boneka itu hangus terbakar namun
bingkai fotonya masih terbakar sebagian. Marcis lalu sibuk memadamkan api
yang membakar foto anaknya. Melihat hal itu, Ansel mundur dan merasa begitu
bersalah. Api Ansel pun berubah menjadi biru. Ia berjalan ke perapiannya dan
dengan rasa penuh penyesalan, ia masuk ke dalam perapian.
Setelah selesai memadamkan api dan menyelamatkan foto anaknya, Marcis
memalingkan pandangannya ke belakang namun Ansel sudah masuk ke dalam
perapiannya. Marcis lalu merasa bahwa ia tidak seharusnya memarahi Ansel
seperti itu. Ia pun berpikir bagaimana agar Ansel dapat menyentuh benda – benda
lain tanpa membakarnya. Ia lalu memandangani foto anaknya yang sudah terbakar
Pengaplikasian Visual...,Steven, FSD UMN, 2017
xxiv
sebagian dan melihat boneka kesayangan anaknya di sana. Marcis lalu mendapat
ide.
7. INT. RUANG KERJA – DAY TO NIGHT
Marcis membuatkan boneka besi untuk Ansel di ruang kerjanya.
8. INT. RUANG PERAPIAN – NIGHT
Marcis meletakkan boneka tersebut di depan perapian. Ia melemparkan kertas –
kertas ke dalam perampian untuk memanggil Ansel keluar. Ansel pun akhirnya
keluar dari perapian namun tetap dengan ekspresi wajah yang bersalah dan warna
apinya lebih suram dari sebelumnya. Marcis lalu menunjukkan jarinya kearah
boneka besi buatannya. Ansel memandangi boneka besi itu sejenak kemudian
memandangi Marcis. Marcis hanya tersenyum dan memulai ritual memasukkan
arwah Ansel ke dalam boneka tersebut dengan bantuan buku spiritualnya. Ritual
tersebut pun berhasil dan arwah Ansel masuk ke dalam boneka besi buatannya.
Ansel lalu melihat dirinya yang baru sebagai boneka besi. Ia sangat bahagia
karena ia kini tidak akan membakar barang-barang Marcis lagi.
Ansel pun berlari memeluk Marcis. Sesaat setelah memeluk Marcis, besi Ansel
pun berasap karena panas dan Marcis lalu berteriak dan melepaskan pelukannya.