LINGKARAN KECERDASAN QUR’ANI Azis Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Masjid Syuhada Yogyakarta [email protected]Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep lingkaran kecerdasan Qurâni. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bercorak kepustakaan, dengan pendekatan psikoantropologis yaitu studi tentang manusia dari sisi kejiwaan. Pengumpulan data dengan metode dokumentasi yaitu menelaah data-data yang terkait. Teknik analisis data menggunakan metode tafsir maudhu’i dan tahapan metode maudhu’i yaitu menentukan topik kajian, menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan topik, menjelaskan maksud ayat-ayat berdasarkan berbagai tafsir dan menyimpulkan maksud topik kajiannya. Hasil penelitian menunjukkan konsep lingkaran kecerdasan yang Qurâni bersumber dari Lubb yaitu lingkaran hati terdalam, yang berarti inti, fuad adalah lingkaran lebih dalam yang bermakna pancaran serta perbatasan qalb dan dunia, serta qalb adalah lingkaran luar yang mewadahi ma’rifah dan perjalanan manusia. Sedangkan Lingkaran kecerdasan Qurâni terdiri, pertama kata رﺷﺪyang mengandung makna kesempurnaan manusia dalam akal dan jiwa, kemampuan bersikap dan bertindak dengan tepat dan benar. Kedua Kata ﻣﺮةyang berarti kecerdasan manusia yang dikembangkan menjadi keteguhan dan kekuatan untuk melaksanakan kekhalifahan di bumi. Ketiga kata ﻋﻘﻞberarti kemampuan mempertimbangkan dan memilih jalan yang benar dan salah, untuk keselamatan hidup manusia. Keempat kata ﻓﻘﮫberarti kemampuan memahami dan mendalami sesuatu dengan benar, baik secara lahir maupun batin. Kelima kata ﺑﺼﺮmengandung makna kemampuan melihat secara lahir dan batin terhadap fenomena di dunia dan akherat. Kata kunci: Kecerdasan, Lingkaran, Manusia Cerdas, Pribadi Qur’ani Abstract This study aims to examine the concept of the Qurâni intelligence circle. This research is a qualitative research with a literature style, with a psychoanthropological approach, namely the study of Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep lingkaran kecerdasan Qurâni. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bercorak kepustakaan, dengan pendekatan psikoantropologis yaitu studi tentang manusia dari sisi kejiwaan. Pengumpulan data dengan metode dokumentasi yaitu menelaah data-data yang terkait. Teknik analisis data menggunakan metode tafsir maudhu’i dan tahapan metode maudhu’i yaitu menentukan topik kajian, menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan topik, menjelaskan maksud ayat-ayat berdasarkan berbagai tafsir dan menyimpulkan maksud topik kajiannya. Hasil penelitian menunjukkan konsep lingkaran kecerdasan yang Qurâni bersumber dari Lubb yaitu lingkaran hati terdalam, yang berarti inti, fuad adalah lingkaran lebih dalam yang bermakna pancaran serta perbatasan qalb dan dunia, serta qalb adalah lingkaran luar yang mewadahi ma’rifah dan perjalanan manusia. Sedangkan Lingkaran kecerdasan Qurâni terdiri, pertama kata yang mengandung makna kesempurnaan manusia dalam akal رشدdan jiwa, kemampuan bersikap dan bertindak dengan tepat dan benar. Kedua Kata مرة yang berarti kecerdasan manusia yang dikembangkan menjadi keteguhan dan kekuatan untuk melaksanakan kekhalifahan di bumi. Ketiga kata عقل berarti kemampuan mempertimbangkan dan memilih jalan yang benar dan salah, untuk keselamatan hidup manusia. Keempat kata فقھ berarti kemampuan memahami dan mendalami sesuatu dengan benar, baik secara lahir maupun batin. Kelima kata بصر mengandung makna kemampuan melihat secara lahir dan batin terhadap fenomena di dunia dan akherat. Kata kunci: Kecerdasan, Lingkaran, Manusia Cerdas, Pribadi Qur’ani
Abstract This study aims to examine the concept of the Qurâni intelligence circle. This research is a qualitative research with a literature style, with a psychoanthropological approach, namely the study of
Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020 1
humans from the psychological side. Data collection by the documentation method that is examining the data related. The data analysis technique uses the maudhu'i interpretation method and the stages of the maudhu’i method namely determining the topic of study, gathering verses related to the topic, explaining the meaning of the verses based on various interpretations and concluding the purpose of the study topic. The results showed the concept of the intelligence circle that Qurâni originated from Lubb, which is the inner circle of the heart, which means the core, fuad is a deeper circle which means the radiance and the boundaries of qalb and the world, and qalb is the outer circle which accommodates human's ma'rifah and journey. While the Qur'Ani intelligence circle consists, firstly, the word رشد which implies the perfection of man in mind and soul, the ability to behave and act appropriately and correctly. The second word مرة which means human intelligence developed into determination and strength to carry out the caliphate on earth. The third word عقل means the ability to consider and choose right and wrong, for the safety of human life. The four words فقھ mean the ability to understand and explore things properly, both physically and mentally. The five words بصر contain the ability to see physically and mentally about phenomena in the world and the hereafter. Keywords: Intelligence, Circle, Intelligent Human, Personal Qur’ani
A. PENDAHULUAN
Kecerdasan dapat dikembangkan melalui proses
pendidikan dan diarahkan pada kegiatan untuk melatih,
mengelola pembelajaran, berpartsisipasi, memimpin dan
mengarahkan siswa tanpa ada perbedaasn suku, ras, agama,
bahasa, status sosial, gender, kemampuan dan letak geografis.1
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna
(Q.S. at-Tĩn: 5), memiliki struktur tubuh yang sempurna,
dengan pemberian akal yang berbeda-beda dan dapat
dikembangkan serta dibumikan dalam setiap insan. Potensi-
potensi manusia dapat berkembang menjadi berbagai
1Yaumi, Muhammad dan Nurdin Ibrahim, 2016. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Mengindentifikasikan dan Mengembangkan Multitalenta Anak, Jakarta: Prenadamedia Group, 5.
2 Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020
Azis : Lingkaran Kecerdasan Qur’ani
kecerdasan majemuk. Melalui pengenalan jenis-jenis kecerdasan
yang dimiliki anak, remaja, bahkan orang dewasa, maka
pendidik, orang tua atau wali dapat berdampak besar atas
kehidupan pada setiap yang diasuh atau anak didiknya.2
Seseorang yang memiliki kecerdasan majemuk selalu
terbimbing perilakunya3 melalui proses pembelajaran4 untuk
menghasilkan kesuksesan.5 Oleh karena itu manusia harus
belajar, sebab dengan belajar manusia akan menjadi lebih baik,
cerdas, bijaksana, adil, taat kepada Tuhan dan sejuta kebaikan
lain dengan berbagai kecerdasan.6 Oleh karena itu manusia
dituntut menemukan potensi-potensi dirinya dan
mengaktualisasikannya.7 Konsep Kecerdasan yang menjadi
fokus kajian, yang terdapat dalam al-Qurân, peneliti mengkaji
dari tiga tafsir, yaitu tafsir al-Azhar, tafsir al-Misbâh dan tafsir
At-Tahrir wa At-Tanwir, temuannya akan menjadi konsep aktual
tentang kecerdasan dan bermanfaat praktis dalam kehidupan
nyata.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian kualitatif untuk mendiskripsikan dan
menganalisis fenomena, serta proses penyelidikan untuk
2Ibid., hlm.32. 3David A., Mcgee Bryce Hantla, tt. An Intelligence Critique of Multiple
Intelligence, a Christian Review for Leaders, Journal of Biblical Perspectives in Leadership 4, No. 1, 3-16.
4Bas, Gokhan, Integrating Multiple Intelligence in ESL/EFL Classrooms, The Internet Test Journal gokhan 51 bas (at) gmail.com Boruktolu Secondary School Konya Turkey.
5Hanafin, Joan, 2014. Multiple Intelligence Theory, Action Research and Teacher Professional, Australian Journal of Teacher Education Vol. 39, April, [email protected]
6Rachman, Arief, tt. Mengembangkan Kecerdasan Emosi dan Spriritual, Created With Nitro pdf. Profesional Download The Free Trial on Kine at nitro pdf.co,/profesional.
7Kamil, Musthofa, 2004. Membuka Hati Membuka Jendela Langit: Zikir untuk Identifikasi dan Aktualisasi Potensi Diri, Solo: C-Harde, 7.
Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020 3
penelitian ini bercorak library research, dengan menelaah dan
menelusuri berbagai literature. Disebut juga penelitian konsep,
untuk menguraikan secara logis dan sistematis sebuah konsep,
sehingga dapat dipahami dengan pandangan yang sama.9
Pendekatan yang digunakan adalah psikoantropologis yaitu
studi tentang manusia dari sisi kejiwaan manusia10 yang
berkaitan dengan konsep kecerdasan dalam al-Qurân, yakni sisi
ilmiah dasar-dasar kejiwaan manusia dan fungsi-fungsinya,
dengan pendekatan berbagai tafsir al-Qurân.
Alasan peneliti menggunakan analisis tematik dalam
penelitian ini adalah karena al-Qurân mampu menetapkan dan
menampilkan hukum-hukum yang berkaitan dengan kehidupan
dan permasalahan manusia, dapat menghasilkan satu kesatuan
tema yang saling melengkapi dan dibutuhkan dalam proses
penelaahan tema-tema al-Qurân.11 Melalui tafsir tematik dapat
menyelesaikan permasalahan secara tuntas dan dapat dijadikan
sebagai pegangan di abad modern oleh para ulama.12
Secara kongkrit tahapan metode tafsir maudhu’i menurut
Rosihan Anwar adalah menetapkan topik yang akan diteliti,
menghimpun ayat-ayat berkaitan dengan topiknya, menyusun
8Sugiyono, 2015. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi, Bandung : Alfabeta, 22. Terdapat dalam buku Akif Khilmiyah. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Samudra Biru, 182. Juga terdapat dalam buku Husaini Usman & Purnomo S, Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2001. 81.
9Khilmiyah, Akif. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Samudra Biru, 141.
10S. Reber, Arthur dan Emily, 2010. The Penguin Dictionary Of Psychology, penerjemah Yudi Santoso, Kamus Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 53, 767.
18Khasinah, Siti, 2013. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam dan Barat, Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. Xiii, No. 2, Februari, 296-317.
19Kutipan ini dikutip oleh Kasdi Sihotang dalam bukunya Filsafat Manusia Upaya Membangkitkan Humanisme, yang dikutip dari Bdk. Louis O Kattsoff, Pengantar Filsafat, alih bahasa Soejono Soemargono, Yogyakarta: Tiara Wacana, 16.
20Maksudin, 2013. Paradigma Agama dan Sains Nondikotomik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 138.
6 Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020
Azis : Lingkaran Kecerdasan Qur’ani
laku untuk memenuhi kebutuhan manusia, agar mampu
bertahan hidup dan berproduksi melanjutkan generasi umat
manusia. Kata nafs dalam al-Qurân terdapat sekitar 300
ayat yang mempunyai beberapa makna. Nafs dimaknai
sebagai spesies manusia (totalitas diri pribadinya) QS. Al-
Anâm ayat 98. nafs dimaknai sebagai hati terdapat dalam
QS. Al-Isrâ ayat 25. Nafs dimaknai sebagai jiwa (roh) atau
yang bernyawa, misal dalam Surah Ali Imran ayat 145. Nafs
dimaknai sebagai Zat Allah Yang Maha Suci dalam QS. Al-
Anâm ayat 12. Nafs dimknai sebagai kecenderungan (nafsu)
dalam Surah Yusuf ayat 53. Terakhir keajaiban dalam qalbu
yang bermakna membalik, karena seringkali berbolak balik,
suatu saat senang dan di saat lain susah, suatu saat setuju
di saat lain menolak. Kata qalb ditemukan dalam al-Qurân
tidak kurang dari 168 tempat.
Manusia sebagai makhluk Allah yang penuh misteri
tentang hakekat dan eksistensinya, dapat mengembangkan
dirinya melalui tiga tahapan: Pertama, tahap estetis adalah
tahap orientasi hidup manusia untuk mendapatkan
kesenangan yang fana. Kedua, tahap etis yaitu mengubah
pola hidup estetis menjadi etis, terdapat aspek pertaubatan
dan mengikat dirinya kepada-Nya. Tahap Ketiga, tahap
religius yang meleburkan diri dalam realitas Tuhan. Hidup
dalam Tuhan adalah hidup dalam transenden, tanpa
rasionalisasi dan tanpa ikatan pada sesuatu yang bersifat
duniawi.21
Esensi manusia dalam tugas khalifah di bumi
merupakan perjalanan hidup menuju kesempurnaan,
21Abidin, Zainal, 2014. Filsafat Manusia: Memahami Manusia ....... 148-151.
Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020 7
Azis : Lingkaran Kecerdasan Qur’ani
dengan cara melaksanakan perintah Allah.22 Khalifah yang
diangkat harus memenuhi persyaratan yaitu laki-laki,
merdeka, dewasa, berakal, muslim, adil, mujtahid,
waspada, sehat badan, berpengalaman dan
berpenghasilan.23 Alasan manusia sebagai petugas di bumi,
karena memiliki kecerdasan, berbagai ilmu dan dapat
mengelola bumi ini, sehingga dapat memberi manfaat dan
memenuhi kebutuhan hidup manusia.24 Hikmah diciptakan
sebagai khalifah di muka bumi,25yaitu untuk melaksanakan
tugas sebagai khalifah dan beribadah kepada Allah. Artinya
amanah yang dibebankan kepada manusia dan ibadah
dilaksanakan sesuai aturan Allah, seperti ada perintah dan
larangan serta hikmah di balik sesuatu yang diperintahkan
Allah dan juga pertanggungjawaban dalam melaksanakan
tugas di bumi.26
Tugas pokok khalifah di bumi untuk mengelola bumi
secara bertanggungjawab dengan menggunakan akalnya,
untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akherat.27 Oleh
karena itu manusia dengan kedewasaannya, mampu
memikul tanggungjawab sebagai khalifah. Persoalan
mendasar dengan memahami nilai-nilai filosofis dari
diciptakannya manusia sebagai khalifah fi al-ard (pemimpin
di muka bumi), seperti diilustrasikan dalam surah al-
33Walsh, Roger. 2004. Essential Spirituality, Penerjemah Edi Setya, Yogyakarta: Pohon Sukma, 260.
Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020 9
Azis : Lingkaran Kecerdasan Qur’ani
ditegaskan Gardner, kecerdasan yaitu An intelligence is the
ability to solusi problems, or to create produks, that are
valued within one or more cultural settings,34 artinya,
kecerdasan adalah kemampuan memecahkan masalah-
masalah atau menciptakan produk-produk yang bernilai
tinggi dalam satu atau lebih keadaan atau latar belakang
kebudayaan.35 Gardner menyatakan people are born with
certain amount of intelligences, 36 bahwa seorang anak
manusia lahir ke dunia memiliki lebih dari satu potensi
kecerdasan yang mungkin bisa berkembang, walaupun
perkembangan tersebut berbeda dari satu orang dengan
orang lain. Sementara Robert Stemberg mengemukakan
kecerdasan terdiri dari campuran kemampuan analisis,
kreatif dan praktis.37 Jack Davis mendefinisikan kecerdasan
adalah proses penilaian dan penarikan kesimpulan.38
D. PEMBAHASAN
1. Temuan Penelitian
Lingkaran kecerdasan qurâni digambarkan di bawah
ini:
34Gardner, Howard. 1993. Frames of Mind: The Theory of Multiple Intellegence (tenth-anniver- edition), New York Usa, Basic Books, x.
35Rahmah, Siti. 2008. Teori Kecerdasan Majemuk Howard Ggardner dan Pengembangannya pada Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Anak Usia Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. V, No. 1.
36Gardner, Howard. 2006. Changing Minds, New York: Hardvard Business Schoool Press, 29.
37Salkind, Neil J., 2008. Encyclopedia of Educational Psychology, United States of America: Sage Publications, 12.
38Davis, Jack. 1999. Improving Intelligence Analysis at CIA: Disk Heuer’s Contribution to Intelligence Analysis, Center for the Study of Intelligence Central Intelligence Agency, xiii.
10 Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020
Azis : Lingkaran Kecerdasan Qur’ani
2. Sumber Kecerdasan Qurăni
Sumber kecerdasan Qurâni sebagai berikut:
a. Sumber Kecerdasan dalam Al-Qurân
Sumber kecerdasan dalam al-Qurân seperti gambar di
bawah ini:
1) Lubb adalah adalah lingkaran lubuk hati terdalam yang
berarti inti dan pemahaman batiniah, serta telah
membuka ke dalam lubuk hati terdalam.39 Lebih tegas
lagi lubb adalah sesuatu yang suci dari dosa dan setiap
39Sutoyo, Anwar, 2015. Manusia dalam Perspektif Al-Qurân…111.
LUBB
FUAD
QALB
LUBB
FUAD
QALB
KECERDASAN QURANI
رشد
مرة
عقل
فقھ
بص
Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020 11
Azis : Lingkaran Kecerdasan Qur’ani
lubb mengandung hikmah.40 Pemahaman ini didasarkan
pada al-Qurân surah al-Baqarah: 269 artinya Dia
menganugerahkan hikmah kepada siapa yang Dia
dikehendaki. Barang siapa yang dianugerahi hikmah itu,
ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak.
Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat
mengambil pelajaran.
2) Fuad adalah hati selalu mempertimbangkan niat dan
usaha manusia41 serta mewadahi cahaya iman dan
perbatasan kalbu dan dunia. Salah satu obat hati yang
mengeras adalah dengan shalat dan dzikir serta
mengabaikan hal-hal yang negatif.42
Ayat-ayat yang berkaitan dengan makna fuad
terdapat dalam lima surah al-Qurân yaitu:
a) Al-Qurân surah an-Najm ayat 11, ayat ini merupakan
bantahan kepada kaum musyrikin yang meragukan
peristiwa Nabi Muhammad saw telah melihat Jibril.
Kaitan dengan Fuad dalam ayat di atas berarti proses
integrasi pandangan mata dan hati.43 Jika hati
sebagai pelaku yang keliru dalam memahami, bukan
hati yang keliru tapi pandangan matanya yang salah.
b) Al-Qurân surah al-Isra ayat 36, ayat ini diawali dengan
prinsip seorang muslim tidak boleh mengikuti sesutau
tanpa ada dasar pengetahuan (menyelidiki sebab dan
musabab). Oleh karena itu Allah memberikan potensi
pendengaran, penglihatan dan hati. Pendengaran dan
40 ,H – 2009 M ۱٤۳۰الدارالشامیة, دارالقلم, العلامة الراغب الاصفھاني, مفردات الفاد القران, دمسق بیروت: 733.
41 الدارالشامیة, دارالقلم, العلامة الراغب الاصفھاني, مفردات الفاد القران, دمسق بیروت: ..... 646. 42Sutoyo, Anwar, 2015. Manusia dalam Perspektif Al-Qurân…110. 43Shihab, M. Quraish. 2011. Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan, dan
Keserasian al-Qurân Volume 13 … 178.
12 Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020
Azis : Lingkaran Kecerdasan Qur’ani
penglihatan merupakan penghubung dengan hati. Hati
akan memperhatikan dan mempertimbangkan
mudarat atau manfaat serta baik dan buruknya.44
c) Al-Qurân surah Ibrahim ayat 43, hati yang dimaksud
dalam ayat ini, hati yang kosong disebabkan karena
kedzaliman. Mengambarkan kaum musyrikin yang
panik, karena Nabi Muhammad SAW dengan 12.000
tentara masuk ke negari Mekah, sehingga tunduk dan
menyerah serta hati menjadi kosong.45
d) Al-Qurân surah al-Mulk ayat 23, ayat ini
mengingatkan manusia untuk selalu menggunakan
potensi yang Allah telah anugerahkan kepada manusia
secara baik sebagai tanda kesyukuran Allah swt, yaitu
berupa pendengaran, penglihatan dan hati.46 Hamka
menegaskan bahwa pendengaran dan penglihatan
merupakan penghubung antara manusia dengan alam,
kemudian hasil pendengaran dan penglihatan akan
masuk dalam pertimbangan hati atau akal. Maka
dengan kerja sama kedua indera yang membawanya ke
dalam perbendaraan hati, sehingga hidup manusia
menjadi berarti.47
e) Al-Qurân surah al-Humazah ayat 6-7, hati akan
hangus oleh api neraka, karena hati telah dipenuhi
kebusukan, merugikan dan menginjak-injak orang
lain.48 Artinya pancaran hati selalu digunakan dalam
kedhaliman. Diperkuat dengan pendapat lain karena
44Hamka, 2015. Tafsir Al-Azhar: Jilid 5 … 288. 45Ibid., hlm. 115-116. 46Shihab, M. Quraish. 2011. Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan, dan
24 Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020
Azis : Lingkaran Kecerdasan Qur’ani
Malaikat Jibril dengan nyata tanpa alat perantara.86
Sebagaimana terdapat dalam surah Qâf ayat 22
artinya dapat melihat dengan nyata tentang terjadinya
hari kiamat, kebangkitan dan pembalasan,87 yang
semua telah diingkari di dunia oleh orang-orang kafir.
Orang kafir menutup mata mereka di dunia, dan di
akherat mata yang tertutup disingkapkan dengan jelas
kepada orang kafir. Diperkuat dengan surah al-Ahqâf
ayat 26, yang intinya bahwa kaum kafir tidak
mempergunakan penglihatannya, karena mengingkari
ayat-ayat Allah.88 Hal di atas digambarkan seperti
pertalian antara mati lahir dan mata batin,89 artinya
mata lahir melihat ajaran Nabi Muhammad saw tapi
mata batin tidak dapat melihat. Sebagaimana
dicontohkan kasus Ayah Nabi Ibrahim menyembah
kepada sesuatu yang tidak dapat mendengar dan
melihat, padahal tidak dapat memberi nasehat dan
pertolongan ketika diminta.90 Contoh lain Rasulullah
saw telah meletakan garis pemisah yang nyata antara
tauhid dengan syirik yang dipertahankan kaum kafir,91
sebagai bukti kebenaran.
Peristiwa pengingkaran dan penolakan di dunia
dapat dilihat dengan jelas di akherat, sebagaimana
dijelaskan dalam surah as-Sajdah ayat 12, kaum kafir
melihat dengan nyata dan merasakan siksaan
86 .juz 27, 101 , ۱۹۸٤محمد الطا ھر ابن عا شور, تفسیر الثحریر ابن عا شور, ثونس: الدار الثونسیة للنشر, 87 .juz 26, 309 , ۱۹۸٤محمد الطا ھر ابن عا شور, تفسیر الثحریر ابن عا شور, ثونس: الدار الثونسیة للنشر, 88Ibid., hlm. 53. Dapat juga dilihat dalam surah ash-Shaffat ayat 179 dan
Kamil, Musthofa, 2004. Membuka Hati Membuka Jendela Langit: Zikir untuk Identifikasi dan Aktualisasi Potensi Diri, Solo: C-Harde
Khasinah, Siti, 2013. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam
dan Barat, Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. Xiii, No. 2, Februari. Khilmiyah, Akif. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta:
Samudra Biru Koentjaraningrat, 1983. Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta:
Gramedia. Maksudin, 2013. Paradigma Agama dan Sains Nondikotomik,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Muhammad Ali al-Shabuni, 1999. Safwah al-Tafasir: Tafsir li al-
Quran al-Karim, Beirut: Dar al-Kutub al-Islamiyyah. Mujib, Abdul, 2002. Nuansa-nuansa Psikologi Islami, Jakarta: Raja
Grafindo Persada. Munawwir, Ahmad Warson, 1984. Al Munawwir Kamus Arab-
Indonesia, Yogyakarta: Unit Pengadaan buku-buku Ilmiah Keagamaan PP. Al-Munawwir.
Rahmah, Siti. 2008. Teori Kecerdasan Majemuk Howard Ggardner
dan Pengembangannya pada Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Anak Usia Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. V, No. 1.
Rachman, Arief, tt. Mengembangkan Kecerdasan Emosi dan
Spriritual, Created With Nitro pdf. Profesional Download The Free Trial on Kine at nitro pdf.co,/profesional
Salkind, Neil J., 2008. Encyclopedia of Educational Psychology,
United States of America: Sage Publications. Sugiyono, 2015. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi,
Bandung : Alfabeta, 22. Terdapat dalam buku Akif Khilmiyah. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Samudra Biru, 182. Juga terdapat dalam buku Husaini Usman & Purnomo S, Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020 31
Azis : Lingkaran Kecerdasan Qur’ani
S. Reber, Arthur dan Emily, 2010. The Penguin Dictionary Of Psychology, penerjemah Yudi Santoso, Kamus Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Shihab, M. Quraisy, 2011. Tafsir Al-Misbâh Pesan, Kesan dan
Keserasian al-Qurân, Volume 1-15, Jakarta: Lentera Hati. Sutoyo, Anwar, 2015. Manusia dalam Perspektif Al-Qurân,