MANAJEMEN & TEKNOLOGI
Menuju Swasembada Daging Sapi 2014
EVALUASI PEMANFAATAN LIMBAH SAYURAN PASAR SEBAGAI PAKAN TERNAK
RUMINASIA DI DKI JAKARTAIr. Andi Saenab, MSi Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jakarta Badan Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian
Ketersediaan hijauan pakan ternak merupakan permasalahan krusial
di DKI Jakarta, tidak saja pada musim kemarau tetapi pada hampir
sepanjang musim disebabkan faktor keterbatasan lahan. Di lain sisi,
usaha peternakan ruminansia di DKI Jakarta tetap dilakukan oleh
peternak yang pada umumnya merupakan usaha yang turun temurun
dilakukan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu
inovasi untuk menghasilkan bahan pakan ternak dari bahanbahan yang
tersedia di wilayah DKI Jakarta terutama bahan-bahan yang tidak
bernilai ekonomis dengan tujuan untuk menekan biaya usahatani
ternak. Salah satu komoditas yang sesuai untuk diolah menjadi bahan
pakan ternak dengan jumlah yang melimpah di DKI Jakarta yaitu
limbah sayuran pasar. DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat
penduduknya di Indonesia dengan 2 kepadatan penduduk mencapai 13,7
ribu/km
pada tahun 2007, sehingga menjadikan Provinsi ini sebagai pasar
yang potensial bagi berbagai produk pertanian maupun produk
peternakan. Setiap harinya penerimaan sayuran di DKI Jakarta dari
berbagai daerah melalui Pasar Induk Kramat Jati mencapai ratusan
ton. Begitupun dengan kebutuhan daging DKI Jakarta mencapai 300 ton
per hari dan dapat meningkat hingga 500 ton menjelang hari raya
Idul Fitri. Kebutuhan ternak sapi potong juga melonjak menjelang
Hari Raya Idul Adha yang dapat mencapai 12.000 ekor pada tahun 2008
dan diprediksi terus meningkat setiap tahunnya. Dengan demikian,
para peternak di DKI Jakarta banyak yang menekuni usaha penggemukan
sapi potong, baik untuk memenuhi kebutuhan sapi potong harian
maupun untuk keperluan hewan Qurban DKI Jakarta. Adapun potensi
limbah sayuran pasar dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 1. Potensi Limbah Sayuran Pasar Komoditas Jumlah Pasokan
Sayuran (Ton/Minggu) Kol Bulat Kembang Kol Bawang Merah Bawang
Putih Sawi Buncis Wortel Tomat Daun Bawang Daun Sledri Kelapa
Jagung 757.5 29.5 805.25 216.25 268.25 9.75 269.5 574.5 86.75 38.25
133.25 216.5
Perkiraan Penyusutan 20 25 12 4 11 3 8 10 6 6 8 20
Potensi Limbah Sayuran (Ton/Minggu) 151.5 5.9 161.05 43.25 53.65
1.95 53.9 114.9 17.35 7.65 26.65 43.3 8.35
Tauge 41.75 15 Sumber : Data kantor Pasar Induk Kramat Jati
Bulan Maret 2009
Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia
1
Edisi 1 Tahun 2010
MANAJEMEN & TEKNOLOGI Ternak ruminansia besar yang
dipelihara di wilayah DKI Jakarta masih cukup banyak meskipun lahan
untuk pemeliharaan semakin menyempit. Permasalahan spesifik DKI
Jakarta dalam pengembangan usahatani ternak terutama ruminansia
adalah ketersediaan hijauan pakan ternak karena faktor keterbatasan
lahan, sehingga diperlukan suatu inovasi untuk menghasilkan bahan
pakan ternak dari bahan-bahan yang tersedia di wilayah DKI Jakarta
terutama bahan-bahan yang tidak bernilai ekonomis dengan tujuan
untuk menekan biaya usahatani ternak. Salah satu komoditas yang
sesuai untuk diolah menjadi bahan pakan ternak dengan jumlah yang
melimpah di DKI Jakarta yaitu limbah sayuran pasar. Limbah sayuran
pasar merupakan sisasisa, hasil penyiangan, maupun bagian dari
sayuran ataupun buahan yang tidak dimanfaatkan untuk konsumsi
manusia. Limbah sayuran pasar di DKI Jakarta dapat mencapai Tabel
2. Komposisi Beberapa Jenis Limbah SayuranJenis sayuran Bayam 2
Kangkung 2 Kubis 2 Sawi putih 2 Kecambah kacang hijau2 Daun
kangkung 3 Daun Singkong 1 Daun kembang kol Kulit Jagung1
Menuju Swasembada Daging Sapi 20144.500 ton per hari, yang
terdiri dari sayuran dan buahan. Pengolahan limbah sayuran untuk
pakan alternatif ternak berpotensi untuk membantu menekan biaya
pakan ternak yang umumnya dapat mencapai 70% dari seluruh biaya
usahatani ternak, serta untuk membantu dalam penyediaan bahan pakan
ternak dengan jumlah kebutuhan pakan ternak sapi per hari per ekor
mencapai 10% dari bobot badan, sehingga untuk satu ekor sapi dengan
bobot badan 200-300 kg membutuhkan 20-30 kg pakan.BEBERAPA JENIS
LIMBAH SAYURAN PASAR
Ada beberapa jenis limbah sayuran pasar dapat digunakan sebagai
pakan ternak ruminansia diantaranya adalah bayam, kangkung, kubis,
kecamba kacang hijau, daun kembang kol, kulit jagung, klobot jagung
dan daun singkong. Adapun komposisi limbah sayuran tersebut dapat
dilihat pada Tabel 2.
Bahan kering (g) 15.2 10.0 7.0 5.8
Kalori 43 30 22 17 23
Protein (g) 5.2 2.7 1.6 1.7 2.9 8.93
Lemak (g)
Serat (g) 1.0 1.1 0.8 0.7
Kapur (mg) 340 60 55 100
Besi (mg) 4.1 2.5 0.8 2.6
Abu (%)
Karbohidrat (g) 6.5
Air (g) 86.9
0.2 1.03 * * 3.19 13,77 34,15 1.82 1.77 19,93 2,97
4.1
92.4
23.8 3890 43512
31,77 1,94
Sumber : Fapet IPB Mansy (2002) Oomen, H. A. P. C., dkk (1984)
dalam Redaksi Trubus (1999)
3
Limbah sayuran pasar yang dominan ada di pasar antara lain kol,
caisim, daun kembang kol, kulit toge, serta sawi putih. Sedangkan
kulit jagung sudah banyak dipergunakan sebagai pakan langsung
(tanpa proses pengolahan) oleh beberapa peternak kambing maupun
sapi di DKI Jakarta. Limbah Sawi Jenis limbah sawi yang banyak di
pasaran yaitu limbah sawi hijau/caisim dan sawi putih. Sawi
memiliki kadar air yang cukup tinggi, mencapai lebih dari 95%,
sehingga umumnya sawi cenderung lebih mudah untuk diolah menjadi
asinan. Jika akan diolah menjadi
silase, terlebih dahulu sawi harus dilayukan/dijemur atau
dikering-anginkan untuk mengurangi kadar airnya. Nilai energi dan
protein kedua jenis sawi ini setelah ditepungkan hampir sama,
berada pada kisaran 3200-3400 kcal/kg dan 25-32 g/100g. Limbah Kol
Limbah kol yang didapatkan di pasar, merupakan bagian kol hasil
penyiangan. Limbah kol di Pasar Induk Kramat Jati, dapat mencapai
17,2% dari total jumlah kol yang masuk setiap hari. Kol juga
termasuk sayuran dengan kadar air tinggi (> 90%) sehingga mudah
mengalami pembusukan/kerusakan.
Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia
2
Edisi 1 Tahun 2010
MANAJEMEN & TEKNOLOGI
Menuju Swasembada Daging Sapi 2014analisa menunjukkan bahwa
tepung daun kembang kol mempunyai kadar protein yang cukup tinggi,
yaitu 25,18 g/100g dan kandungan energi metabolis sebesar 3523
kcal/kg. Limbah Jagung Limbah pasar yang berasal dari jagung ada
dua macam, kulit jagung dan tongkol jagung/janggel. Kulit jagung
manis mempunyai kadar gula yang cukup tinggi, sehingga berpotensi
untuk dijadikan silase. Sedangkan tongkol jagung/janggel merupakan
bagian dari buah jagung setelah bijinya dipipil. Limbah jagung pada
umumnya mempunyai kelemahan kadar protein yang cenderung rendah
serta serat kasar yang cenderung tinggi. Untuk mengatasi kelemahan
tersebut, limbah jagung sesuai untuk diolah menjadi silase.
Kualitas tepung limbah sayuran pasar dibandingkan dengan kualitas
beberapa jenis pakan hijauan ternak ruminansia, secara umum
mempunyai nilai yang lebih tinggi. Komposisi kimia beberapa jenis
hijauan pakan ternak ruminansia dapat dilihat pada Tabel 3.
Limbah Kulit Kecambah Toge Kulit kecambah toge pada umumnya
menjadi limbah di pasar-pasar tradisional. Belum banyak orang yang
memanfaatkan kulit kecambah toge, hanya sebagian kecil orang yang
memanfaatkan kulit kecambah toge untuk campuran pakan itik. Dari
berbagai jenis limbah organik pasar yang pernah digunakan dalam
pengkajian tepung limbah organik pasar, kulit toge merupakan jenis
limbah yang paling berpotensi untuk dibuat menjadi tepung limbah.
Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari hanya membutuhkan
waktu rata-rata 2 hari, dengan kadar air 65-70%. Dari hasil
analisa, tepung kulit kecambah toge dapat menjadi salah satu pakan
sumber energi, dengan kandungan energi metabolis sebesar 3737
kcal/kg. Limbah Daun Kembang Kol Daun kembang kol merupakan bagian
sayuran yang umumnya tidak dimanfaatkan untuk konsumsi manusia.
Meski demikian, hasil Tabel 3.
Komposisi kimia (%) alang-alang, kolonjono, rumput benggala,
jerami padi, rumput lapang, dan rumput gajah Komponen Alangalang
93,00 90,00 9,60 38,28 1,8 11,90 38,54 0,38 0,43 Kolonjono 91,60
88,57 6,82 31,24 1,63 16,13 44,19 0,35 0,87 Rumput benggala 92,20
89,70 5,67 28,44 2,82 14,77 48,30 0,48 0,81 Jerami padi 90,26 87,95
3,55 33,11 1,49 21,18 40,67 0,37 0,76 Rumput lapang 94,29 91,67
5,80 41,82 1,26 7,36 43,74 2,01 0,92 Rumput gajah 91,48 88,22 10,07
35,57 3,55 18,84 31,97 1,12 0,45
Bahan kering Bahan organik Protein kasar Serat kasar Lemak kasar
Abu BETN Kalsium PhosphorSumber: Harfiah, 2005
PENGOLAHAN LIMBAH SAYURAN PASAR Limbah sayuran pasar berpotensi
sebagai bahan pakan ternak, akan tetapi limbah tersebut sebagian
besar mempunyai kecenderungan mudah mengalami pembusukan dan
kerusakan, sehingga perlu dilakukan pengolahan untuk memperpanjang
masa simpan serta untuk menekan efek anti nutrisi yang umumnya
berupa alkaloid. Dengan teknologi pakan, limbah sayuran dapat
diolah menjadi tepung, silase, maupun asinan, yang dapat digunakan
sebagai pakan ternak. Bahkan ada teknologi pakan yang lebih
canggi
lagi yaitu dalam bentuk wafer dan biscuit pakan. Manfaat dari
teknologi pakan antara lain dapat meningkatkan kualitas nutrisi
limbah sebagai pakan, serta dapat disimpan dalam kurun waktu yang
cukup lama sebagai cadangan pakan ternak saat kondisi sulit
mendapatkan pakan hijauan. Tepung Limbah Sayuran Pasar Pengolahan
limbah sayuran menjadi tepung merupakan salah satu upaya untuk
memperpanjang masa simpan, dimana kandungan kadar airnya rendah
sehingga
Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia
3
Edisi 1 Tahun 2010
MANAJEMEN & TEKNOLOGI aktivitas air (Aw) yaitu jumlah air
bebas yang dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme sedikit
jumlahnya. Hampir semua jenis limbah sayuran dapat diolah menjadi
tepung. Proses pembuatan tepung limbah sayuran pasar untuk pakan
ternak, dapat dilakukan dengan tahapan berikut. 1. Pemilahan,
pemisahan, dan pembersihan limbah sayuran pasar. 2. Pencacahan dan
pengepresan. limbah organik pasar terutama yang mempunyai kadar air
tinggi (>70%) seperti kol, caisim, dan sawi putih terlebih
dahulu dicacah dan dipres dengan menggunakan mesin pencacah dan
pengepres untuk membantu mengurangi kadar airnya, sehingga
mempercepat proses pengeringan. Akan tetapi apabila proses
pengeringan terhambat, limbah sayuran yang sudah melalui proses
pencacahan dan pengepresan umumnya akan lebih mudah mengalami
proses pembusukan. 3. Pengeringan. Pengeringan limbah sayuran dapat
dilakukan dengan menggunakan sinar matahari, mesin pengering
(dryer), maupun dengan menggunakan oven pada o suhu 65 C hingga
kadar airnya menjadi 10%. Lama pengeringan limbah sayuran pasar
dengan kadar air yang tinggi dapat mencapai 2-5 hari. 4.
Penepungan. Limbah sayuran pasar yang sudah kering kemudian
digiling menjadi tepung hingga lolos saringan 100 mesh, dan siap
digunakan sebagai bahan pakan. Silase Limbah Sayuran Pasar
Pengolahan bahan pakan menjadi silase bertujuan untuk memperpanjang
masa simpan pakan. Silase merupakan bahan pakan dari hijauan pakan
ternak maupun limbah pertanian yang diawetkan melalui proses
fermentasi anaerob dengan kandungan air 6070%. Kadar air bahan yang
akan diolah menjadi silase tidak boleh terlalu rendah maupun
terlalu tinggi. Untuk bahan-bahan yang memiliki kadar air cukup
tinggi (> 80%), perlu dilakukan pelayuan, penjemuran atau
dikeringanginkan terlebih dahulu sebelum proses pembuatan silase
dimulai untuk menurunkan kadar airnya. Proses pembuatan silase pada
limbah sayuran pasar antara lain sebagai berikut. 1. Pemilahan,
pemisahan, dan pembersihan limbah sayuran pasar, serta
penjemuran
Menuju Swasembada Daging Sapi 2014beberapa waktu untuk bahan
yang berkadar air tinggi. 2. Pencampuran bahan-bahan aditif berupa
0,625 kg dedak + 0,625 kg molases + 0,5 cc Probiotik, dan diaduk
sampai merata, untuk ditaburkan secara merata selapis demi selapis.
Bahan aditif yang ditambahkan berfungsi untuk meningkatkan kadar
protein atau karbohidrat pada material pakan.
Foto : Limbah sayur untuk bahan baku pakan
3. Sebanyak 25 kg biomassa limbah organik pasar
dicacah/dipotong-potong dengan ukuran 3-4 cm, dan dimasukkan ke
dalam drum/silo yang telah dilapisi plastik sedikit demi sedikit
diikuti dengan penaburan bahan campuran dan pemadatan (sambil
diinjak-injak) agar tidak ada lagi udara diantara tumpukan bahan
silase, lalu ditutup rapat. 4. Drum/silo ditempatkan di tempat yang
sejuk untuk proses fermentasi selama 3-4 minggu. 5. Setelah 3-4
minggu silase telah jadi dan dapat dikeluarkan dari drum/silo untuk
diberikan pada ternak. Sebelum diberikan pada ternak perlu
diangin-anginkan atau dibiarkan terlebih dahulu selama beberapa
jam.
Silase yang berkualitas baik memenuhi persyaratan antara lain
mempunyai pH sekitar 4, kandungan air berkisar antara 60-70%,
berbau segar dan tidak berbau busuk, warna
Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia
4
Edisi 1 Tahun 2010
MANAJEMEN & TEKNOLOGI hijau masih jelas pada bahan hijauan,
tidak berlendir, serta tidak berbau tengik. Silase dapat disimpan
untuk jangka waktu lama selama tidak ada udara yang masuk ke dalam
silo. 6. Asinan Limbah Sayuran Pasar Limbah sayuran pasar yang
umumnya digunakan untuk membuat asinan adalah sayuran berupa
caisim, kol, serta sayuran daun lainnya. Pemberian limbah sayuran
pasar dalam bentuk asinan bertujuan untuk meningkatkan nafsu makan
pada ternak serta kandungan bakteri penghasil asam laktat berfungsi
untuk membantu pencernaan. Proses pembuatan asinan limbah limbah
pasar pada prinsipnya merupakan proses fermentasi anaerob dengan
menggunakan bakteri penghasil asam laktat. Sayuran yang telah
diberi garam, dimasukan ke dalam gentong dan difermentasi dengan
menggunakan bakteri lactobacillus secara anaerob. 7. Wafer Pakan
Komplit Wafer merupakan suatu bahan yang mempunyai dimensi
(panjang, lebar, dan tinggi) dengan komposisi terdiri dari beberapa
serat yang sama atau seragam (ASAE, 1994). Wafer pakan sumber serat
yang berasal dari limbah sayuran pasar tradisional merupakan pakan
alternatif untuk mengganti hijauan pakan pada saat musim kemarau.
Bentuk pakan tersebut dibuat dengan memanfaatkan limbah sayuran
pasar, sehingga harganya murah. Wafer pakan dibuat dengan
menggunakan teknik pengepresan dengan mesin kempa dengan bantuan
panas dan tekanan. Komposisi zat makanan dibuat menyerupai
komposisi hijauan pakan sehingga diharapkan dapat disukai ternak
(palatabel) sehingga dapat diberikan dengan maksimal dan dapat
mengatasi kelangkaan hijauan pada musim kemarau. Bentuk, ukuran dan
warna wafer limbah sayuran yang telah DAFTAR PUSTAKA
Menuju Swasembada Daging Sapi 2014dibuat dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar. Bentuk Fisik Wafer Limbah Sayuran Pasar
Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, 2008, Jakarta dalam
angka 2008, BPS Provinsi DKI Jakarta, Jakarta. Harfiah. 2005.
Penentuan nilai indek beberapa pakan hijauan ternak domba. Jurnal
Sains & Teknologi, Desember 2005 Vol 5, 3:114125. Kartasudjana,
R., 2001. Mengawetkan hijauan pakan ternak. Modul program keahlian
budidaya ternak. Departemen Pendidikan Nasional. 2001 Melyani, V.,
2009, Kebutuhan daging sapi di Jakarta naik lima kali lipat,
http://www.tempointeraktif.com/hg/serba_serbi_09/2009/09/17/brk,20090917-198626,id.html
Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia
5
Edisi 1 Tahun 2010
MANAJEMEN & TEKNOLOGI
Menuju Swasembada Daging Sapi 2014
Tangendjaja, B. dan Elizabeth Wina. 2008. Limbah tanaman dan
produk samping industri jagung untuk pakan. Diakses Juli 2009
Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia
6
Edisi 1 Tahun 2010