Top Banner
WAXING Wax Contouring/Waxing dari geligi tiruan ialah membentuk dasar dari gigi tiruan lilin sedemikian rupa sehingga harmonis dengan otot – otot orofasial penderita dan semirip mungkin dengan anatomis gusi dan jaringan lunak mulut; oleh karena kontur geligi tiruan lilin yang sama dengan kontur jaringan lunak dalam mulut akan menghasilakn geligi tiruan yang stabil, menjaga denture pada tempatnya secara tetap dan selaras dengan otot otot orofasial penderita. Kontur ini sudah harus terbentuk dengan baik pada saat dilakukan trial denture agar dapat dievaluasi dengan baik hubungan maxillo mandibular, estetik, fonetik, stabilitas dan retensi geligi tiruan.
22

Lilin Dental Pada GTSL

Feb 04, 2016

Download

Documents

lilin dental
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Lilin Dental Pada GTSL

WAXING

Wax Contouring/Waxing dari geligi tiruan ialah membentuk dasar dari gigi tiruan

lilin sedemikian rupa sehingga harmonis dengan otot – otot orofasial penderita dan

semirip mungkin dengan anatomis gusi dan jaringan lunak mulut; oleh karena kontur

geligi tiruan lilin yang sama dengan kontur jaringan lunak dalam mulut akan

menghasilakn geligi tiruan yang stabil, menjaga denture pada tempatnya secara tetap dan

selaras dengan otot otot orofasial penderita.

Kontur ini sudah harus terbentuk dengan baik pada saat dilakukan trial denture

agar dapat dievaluasi dengan baik hubungan maxillo mandibular, estetik, fonetik,

stabilitas dan retensi geligi tiruan.

Trial denture adalah geligi tiruan lilin yang sudah dilakukan waxing dan dicoba di

dalam mulut penderita untuk melihat estettik, fonetik dan fungsinya, oleh karena itu, trial

denture harus sudah seperti geligi tiruan jadi, demikian juga mngenenai tebal, batas batas

perifer dan anatomisnya. Lebih rapih trial denture berarti lebih mudah pekerjaan flasking,

packing dan finishingnya. (Itjingningsih. 1996)

Page 2: Lilin Dental Pada GTSL

Dalam pembuatan wax countering ini tidak terlepas dari peran dental wax, berikut

akan dibahas mengenai dental wax

LILIN DENTAL ( DENTAL WAX)

Dental wax merupakan bahan pendukung dalam kedokteran gigi ,merupakan

benda amorf yang dapat diperoleh dari alam atau dibuat secara sintetis. Kegunaan utama

dari dental wax ini adalah untuk pembuatan pola dari suatu alat restorasi dan rehabilitasi.

Beberapa sifat fisik dental wax yang menjadikannya sebagai bahan penunjang yang

berguna di kedokteran gigi adalah

1. Temperature peralihan ke solid

2. Termal expaansion dan kontraksi

3. Daya air (Flow)

4. Tekanan internal

5. Brittleness

Berdasarkan fungsinya, dental wax di klasifikasikan menjadi :

1. Lilin Pola (Pattern Wax)

Digunakan untuk membuat pola suatu alat restorasi, misalnya : lilin base

plate, lilin cor dan lilin inlay.

a. Base Plate wax. Merupakan lilin/malam pelat landasan dengan komposisis

beewax untuk memberi elastisitas, paraffin, carnauba untuk mengatur titik cair

dari zat warna estetis. Syarat baseplate haruslah mudah dibentuk dalam

keadaan lunak tanpa sobek dan patah, mudah diukur, larut dalam air panas

Page 3: Lilin Dental Pada GTSL

tanpa residu, serta tidak mencemari model. Biasanya diperdagangkan dalam

bentuk lembaran.

b. Casting wax. Merupakan lilin tuang/cor untuk membuat pola lilin gigi tiruan

rangka logam, diaplikasikanpada model refractory. Syarat lilin ini harus dapat

menguap habis pada waktu dibakar (burn out). Diperdagangkan dalam bentuk

sheet danready shape

c. Inlay wax dipergunakan utnuk pembuatan pola di inlay secara langsug dalam

mulut dengan direct technique atau pada die/model yang diperoleh dari suatu

cetakan atau yang disebut indirect rechniqur. Lilin utnuk penggunaan

langsung di dalam muut perlu agar mempunyai kontrasksi termis yang

serendah rendahnya, mempunyai sifat aliran yang baik mempuyai warna yang

kontras dengan jaringan mulut (biasanya biru atau hijau. Selain itu semua,

Page 4: Lilin Dental Pada GTSL

malam inlay hendaknya mudah diukir t anpa putus atau terkelupas dan dapat

dibakar habis pada bumbung tuang tanpa meninggalkan residu.

2. Lilin Proses

Digunakan sebagai bahan penunjang pada proses pembuatan suatu alat

restorasi. Yang termasuk liln ini : lili pemagar, lilin serbaguna, lilin perekat dan

lilin miscellaneous

3. Lilin Cetak

Digunakan untuk mencetak jaringan mulut dan rahang, dipakai pula untuk

mencatat hubungan sentrik/ eksentrik rahang atas dan rahang bawah. Yang

termasuk lilin ni : lililn koreksi dan lilin gigitan

KOMPOSISI

Secara Umum bahan dasar lilin yang dipakai dalam bidang kedokteran gigi adalah

lilin campuran ( alam-sintetis- tambahan). LilinKG dikomposisi oleh campuran material

Page 5: Lilin Dental Pada GTSL

termoplastik yang bisa dicairkan dengan cara dipanaskan dan dikeraskan dengan cara

didinginkan

Lilin yang bersumber dari alam adalah seperti yang berasal dari mineral (paraffin,

microcystalline, ozocerita, ceresin, montan), tumbuhan (Carnauba, Candelilla, japan

wax, ouricury dan cocoa butter), serangga, maupun hewan (beeswax, yang diambil dari

sarang madu yang megandung kristalin poliester dan sering dicampur dengan lilin parafin

agar mengurangi kerapuhan lilin dan mengurangi pemuaian sesaat sebelum titik

lelehnya). Lilin yang dibuat secara sinteis seperti acrawax c, acrosol ot, castor wax,

flxowax.

Sedangkan bahan tambahan yang dipakai untuk mendapatkan sifat lilin yang diinginkan

adalah seperti, stearic acid, Glyceryl tristearate, Oils, turpentine, Colour, natural resin

( resin, rosin, copal, dammar, sandarac, mastic, shellac) dan syntetic resins

SIFAT PENTING LILIN

1. Melting Range

Karena lilin adalah komponen campuran, mereka tidak mencair pada temperatur

tunggal dan tidak memiliki titik leleh. Melainkan mereka memiliki melting range.

Pada akhir dari kisaran bebrapa tapi tidak semua komponen meleleh yang

disebabkan oleh lilin, tetap padat dan terlalu banyak flow. Sebagaimana

temperature meningkat pada melting range, komponen akan semakin meleleh dan

lilin akan mengalir, dan semua komponen menjadi cairan

2. Excess Residue

Page 6: Lilin Dental Pada GTSL

Karena lilin pola yang digunakan pada lost-wax technique di lelehkan atau

dibakar untuk memindahkan dari casting mold, lilin tidak boleh meninggalkan

residue yang dapat mempengaruhi qualitas dari restorasi akhir.

3. Flow

Flow adalah perubahan bentuk dibawah suatu tekanan Karena adanya kelicinan

antar molkeul lilin. Dinyatakan dengan viskositas dibawah melting point lilin,

flow diukur sebagai derajat dari deformasi plastis material pada suhu tertentu.

Flow dipengaruhi oleh temperatur lilin, energi untuk deformasi dan waktu energi

tersebut diberikan. Pada lilin pola flow tidak diinginkan pada temperature ruang

maupun tubuh karena akan menghasilkan distorsi permanen, pada lilin proses,

sangat diinginkan karena lilin ini perlu lunak pada temperature ruang.

4. Thermal Expansion

saat lilin dipanaskan, mereka akan meluas secara signifikan. Lilin merupakan

konduktor lemah dan harus di pertahankan diatas suhu transisi padat – padat

untuk waktu yang cukup lama . makin tinggi koefisiennya maka ekspansinya pun

semakin tinggii sebagaimana lilin itu terus dipansakan. Pada umumnya, lilin

memiliki koefisien terrmal ekspansi yang tinggi dibandingkan bahan lainnya.

5. Residual Stress

Residual stress adalah stress yang ada apda lilin sebagai hasil dari manipulasi

selama pemanasan, pendinginan, bending, carving ataupun manipulasi lainnya.

manipilasi lilin ini meletakan molekul lilin berada pada posisi dimana mereka

tidak dapat berubah karena kepadatan mereka. Tegangan yang ada secara umum

pada lilin ini akan lepas sesaat temperature liiln di tingkatkan dan molekul lilin

Page 7: Lilin Dental Pada GTSL

dapat bergerak bebas. Pelepasan residual stress pada suhu yang sangat tinggi

dapat menyebabkan irreversible deformation yang dapat menghancurkan ukuran

lilin pola. Oleh karena itu banyak teknik yang digunakan dalam memanipulasi

lilin untuk mencegah hal ini.

SYARAT UMUM LILIN DENTAL

1. Pola lilin harus sama degan ukuran asli, bentuk dan kontur dari bagian yang

dikonstruksikan.

2. Tidak ada perubahan dimensional pada lilin saat lilin sudah terbentuk

3. Setelah formasi, lilin harus bisa dihilangkan dengan mendidihkan atau dibakar

tanpa meninggalkan residu

4. Mudah dibentuk dalam keadaan panas dan dapat memeprtahankan bentuknya

setelah dingin

5. Waktu perlunakan relatif panjang dan setelah lunak dapat diukir, serta dapat

beradaptasi dengan baik dengan permukaan yang lain

6. Dalam keadaan kerasa juga dapat diukir.

LILIN DENTAL PADA RESTORASI

Inlay Wax

Lilin inlay digunakan untuk pembuatan pola restorasi logam (Casting Works). Inlay

casting wax (nama yang diberikan untuk semua wax yang digunakan untuk membentuk

pola pada model restorasi) biasanya terdiri atas beberapa lilin. Paraffin biasanya adalah

unsur utama. Sisanya terdiri atas dammar resin (untuk mengurangi flaking) ditambah

carnauba, ceresin, atau candelila wax (untuk meningkatkan melting temperature) atau

Page 8: Lilin Dental Pada GTSL

beeswax. Terkadang lilin sintetis ditambahkan sbagai material alami. (Rosenstiel, etc.

2007)

Lilin inslay digunakan untuk pembuatan pola inlay dapat dilakukan langusng

didalam mulut dengan direct technique atau pada model atau die yang diperolehdari suatu

cetakan atau yang disebut indirect technique. Selain itu sema lilin inlay hendaknua

mudah diukir tanpa terputus atau terkeluoas, dan dapat dibakar habus tanpa

meninggalkan residu. Malam untuk penggunaan langsung didalam mulut agar

memounyai kontraksi terims yang serendah rendahnya, mempunya sifat flow yang

rendah dan punya warna kontras dengan jaringan mulut

Casting Wax

Pola dari metalic frame work GTSL dan struktur sama lainnya terbuat dari casting

wax. Lilin ini biasanya tersedia dalam bentuk lembaran, biasanya ketebalannya 0,40 dan

0,32 mm. meskipun casting waxes dapat memyediakan fungsi yang sama seperti inlay

waxes pada pembentukan metalic casting, tapi sifat keduanya berbeda. Hanya sedikit

diketahui mengenai komposisi tepatnya dari lilin lembaran ini tapi komposisi yang ada

sama dengan yang ditemukan pada lilin inlay, dengan beberapa kombinasi dan proporsi

dari paraffin, ceresin, beeswax, resin dan lilin lainnya.

Casting wax dalam bentuk lembaran digunakan untuk memberikan ketebalan

minimum pada area tertentu pada framework gigi tiruan sebagian, sepeti pada bagian

palatal, lingi; bar dan untuk menghasilkan pola lingual bar yang diinginkan.

Lilin lembaran atau ready shape pada beberapa jenis casting wax mungkin

memiliki derajat melekat yang tinggi, yang membentu mereka untuk menopang posisi

Page 9: Lilin Dental Pada GTSL

mereka pada model dan pada satu sama lain selama perakitan pola . Perlekatan ini cocok

untuk mencegah perubahan posisi dengan mudah dan saat lilin berada pada posisi akhir,

mereka akan ditutupi padaa investment cast dengan spatula panas (Craig.2002)

tidak ada ANSI/ADA spesifikasi untuk casting waxes in, tapi spesifikasi federal

telah diformulasikan yang meliputi nilai temperature, jumlah flow pada beberapa

temperature, kualitas kerja umum dan karakter lainnya.

Rangkuman dari sifat terdapat pada tabel

Secara umum kaakteristik yang paling diinginkan mencakup derajat kekerasan

dan strength, dengan ukuran dimensi dikombinasikan dengan perubahan minimum

dimensional dengan perubahan temperature dan kemampuan untuk diuapkan dari

investment mold

Karena pola pada kerangka logam gigi tiruan dibentuk dan ditutupi pada

investment cast pada temperature ruang, maka casting wax menunjukkan flow rendah

pada temperature tubuh . karakteristik flow pada castinh wax saat diukur persamaannya

dengan inlay menunjukkan Flow maximum 10% pada suhu 35°C dan minimum flow

Page 10: Lilin Dental Pada GTSL

60% pada 38°C. karakter ini berbeda dengan inlay yang sesuai dengan ANSI/ADA

spesification no. 4

Syarat untuk duktilitas casting wax adalah tinggi. Federal spesification

mengharuskan casting wax untuk dapat dibengkokkan dua kali tanpa terjadi fraktur pada

suhu 23°C dan lilin dapat lentur dan siap beradaptasi pada suhu 40-45° C . pemanasan

oleh nyala api dan tekanan untuk beradaptsi baik itu dalam bentuk ready shape maupun

lebaran, dapat merubah ketebalan dan pola mereka karena duktlitas dan flow mereka.

karena bahan ini adalah lilin pola cetak untuk gigi tiruan sebagaian, sama seperti pada

inlay wax, mereka harus menguap pada suhu 500° C tanpa residu lain. Kavitas cetakan

yang dibuat akan menghasilakn permukaan model yang diinginkan karena akan bebas dri

material asing.

Lilin pola/ Pattern Wax, ini dipergunakan sebagai bahan untuk membuat pola dan

untuk pencatatan relasi rahang dalam pembutan gigi tiruan. Syarat yang dibutuhkan

adalah

a. Mudah dibentuk setelah dilunakkan dan tidak robek, terkelus pada atau retak

b. Mudah diukir

c. Tidak ada residu yang tertinggal setelah cetakan.

d. Mudah dicairkan dan dipadatkan berkali kali tanoa merubah sifat nya

e. Dalam melakukan manipulasi penting agar seluruh ketebalan liilin dipanaskan

merata dan dibentuk sebelum menjadi dingin untuk mengurangi distorsi yang

disebabkan oleh lepasnya tegangan dalam. Lilin model yang digunakan sediit

mengalami perubhan saat didinginakan ke suhu kamar

Page 11: Lilin Dental Pada GTSL

CARA MEMANIPULASI LILIN DENTAL DALAM PEMBUATAN GTSL

Manipulasi lilin secara umum

1. Lilin dilunakkan dengan sumber panas kerig dan stabil (nyala api, gas alkohol,

maupun listrik)

2. Bila memakai nyalanapi harus dibalik supaya merata, kemudian dibentuk dan

ditekan ke dlamkavitas dan ditahan sampai mengeras

3. Bila menggunakan metode direct maka pasien diminta menggigit

4. Kelebihan dibuang, dikeluarkan ntuk diperiksa adaptasi.

5. Dihaluskan, tidak dianjurkan melunakan dengan air panas karena air dapat masuk

dann memuai sehingga pola berubah dan menyebabkan distorsi.

Setalah uji coba geligi tiruan malam dalam mulut pasien, kedua geligi tiruan atas dan

bawah ditempatkan kembali pada model dalam artikulator, lalu kita bentuk kontur

permukaan luar geligi tiruan sedemikian rupa untuk memenuhi tujuan estetika retensid an

fonetik, ada dua cara membentuk kontur gusi/wax countering, yaitu

A. Cara Langsung

Membentuk kontur gusi secara langsung dilakukan dalam mulut pasien pada saat

dilakukan uji coba geligi tiruan malam.

1. Ketebalan sayan dikurangi dan diganti dengan malam lunak lalu tempatkan

kembali dalam mulut pasien

2. Untuk bagian fasial pasien diminta untuk mengerut – ngerutkan bibirnya dan

pipinya kita gerakan. Untuk bagian lingual pasien diminta menggerakan

lidahnya kesemua arah dengan demikian malam lunak akan mengikuti bentuk

Page 12: Lilin Dental Pada GTSL

otot saat berfungsi dan ketebalannya sesuai dengan ruangan vestibulum dalam

keadaan berfungsi.

3. Setelah tampak hasilnya baik, secara hati hati gigi tiruan malam dikeluarkan

satu persatu dari mulut pasien dan segera dicelupkan dalam air es agar

permukaan lilin lunak tidak mengalami perubahan.

Hasilnya akan lebih akurat daripada yang secara tidak langsung

B. Cara Tak Langsung

Membentuk kontur gusi secara tak langsung yang paling sering dan lazim

dilakukan

1. Fiksir pinggiran landasan geligi tiruan dengan lilin pada model kerja sambil

disesuaikan dengan bentuk cetakan akhir rahang

2. Lunakkan lempeng lilin diatas lampu spirtur sampai lunak dan bisa di bentuk

3. Tekankan lilin lunak tersebut pada bagian bukal dan labial dari geligi tiruan

atas dan bawah sampai sekitar leher gigi dan bentuk dengan tekanan jari (karet

penghapus yang dibentuk)

Page 13: Lilin Dental Pada GTSL

4. Tunggu lilin sampai mengeras, kemuadian dengan lecron/wax carver/ pisau

malam, potong lilin disekita garis servikal dengan sudut 45°

5. Bentuk alur tonjolan akar dari setiap gigi, alurnya makinkearahapikal semakin

sempit, kadang tidak jelas

Page 14: Lilin Dental Pada GTSL

6. Daerah interproksimal hatus sdikit cembung, meniru daerah – daerah

interdental papilla sehingga higieni serta mencegah pengendapan sisa sisa

makanan dan plak

7. Haluskan semua permukaann luar gigi tiruan dengan melewatkan diats

api/digosok dengan kain sutra sampai kilap

Page 15: Lilin Dental Pada GTSL

Daftar pustaka

1. Annusavice

2. Powers j.m dan wataha

3. W.H, Itjingningsih.1996. Geligi tiruan Lengkap lepas. Jakarta : EGC

penerbit Buku Kedokteran.

4.