Top Banner
1 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN LIGNIN KULIT KOPI SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BESI BIDANG KEGIATAN: PKM-P Oleh: Nehemia Fernandes K (111810301023/Angkatan 2011) Zainul Hasan (091810301009/Angkatan 2009) M Zainul Arifin (111810301046/Angkatan 2011) Ardian Lubis (121810301028/Angkatan 2012) UNIVERSITAS JEMBER JEMBER 2015
16

Lignin terhadap Korosi

Sep 13, 2015

Download

Documents

ArdianMesSibul

antisipasi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    PEMANFAATAN LIGNIN KULIT KOPI SEBAGAI

    INHIBITOR KOROSI PADA BESI

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM-P

    Oleh:

    Nehemia Fernandes K (111810301023/Angkatan 2011)

    Zainul Hasan (091810301009/Angkatan 2009)

    M Zainul Arifin (111810301046/Angkatan 2011)

    Ardian Lubis (121810301028/Angkatan 2012)

    UNIVERSITAS JEMBER

    JEMBER

    2015

  • 2

  • 3

    RINGKASAN

    Logam banyak diaplikasikan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Sarana fisik

    dan sarana umum lainnya menggunakan bahan logam dengan alasan kekuatannya. Logam

    memiliki kekurangan karena dapat mengalami korosi. Korosi mampu menurunkan kualitas

    logam terutama pada besi. Studi korosi merupakan hal penting dalam usaha pengendalian dan

    meminimalkan dampak kerusakan. Dampak korosi mencakup keamanan publik, potensi

    pencemaran lingkungan, serta dampak ekonomi yang dapat menimbulkan masalah serius.

    Pengendalian dengan cara menghambat korosi lebih baik dibandingkan dengan memperbaiki

    secara represif yang membutuhkan biaya jauh lebih besar. Salah satu teknik pengendalian

    korosi adalah menggunakan inhibitor yang bersumber dari bahan alam (inhibitor organik).

    Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang manfaat lignin kulit kopi

    sebagai inhibitor korosi besi. Sehingga kulit kopi yang dianggap limbah memiliki nilai

    tambah baik dari segi fungsi maupun nilai ekonominya. Mengetahui pengaruh konsentrasi

    lignin sebagai inhibitor terhadap laju korosi besi per satuan waktu yang dilakukan dalam

    medium H2SO4 yang diteliti dalam PKM-P ini. Ekstraksi lignin dilakukan dengan

    mengeringkan kulit kopi pada oven temperatur 55 oC selama 24 jam. Kulit kopi kering

    digiling dan diayak dengan ayakan 70 mesh. 200 gram serbuk kulit kopi kemudian direndam

    dengan 2 L NaOH 15%. Campuran tersebut kemudian dipanaskan pada suhu 80oC selama 2

    jam. Setelah proses pemanasan larutan didinginkan dan dipisahkan dengan dekantasi untuk

    memperoleh filtrat. Filtrat hasil dekantasi diasamkan dengan larutan H2SO4 40% sampai pH

    2, kemudian didiamkan 24 jam hingga terbentuk endapan. Endapan yang diperoleh disaring

    dengan kertas saring dan dikeringkandalam oven selama 4 jam pada suhu 105oC. Untuk

    mengetahui daya imnhibisi lignin kulit kopi dalam proses korosi besi dilakukan pengujian

    dengan cara merendam besi dengan ukuran 5 cm dan diameter 1 cm dalam 20 mL H2SO4

    dengan variasi konsentrasi lignin 0, 5, 10, 15, dan 20 gram/ L H2SO4. Perendaman dilakukan

    dengan waktu yang bervariasi yaitu 2, 4, 6, dan 8 jam. Daya inhibisi lignin ditentukan dengan

    metode weight loss.

  • 4

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii

    RINGKASAN..................................................................................... .... 3

    DAFTAR ISI........................................................................................... 4

    BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................... 5

    1.1 Latar Belakang ........................................................................ 5

    1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 5

    1.3 Tujuan ...................................................................................... 5

    1.4 Luaran yang Diharapkan ....................................................... 6

    1.5 Manfaat .................................................................................... 6

    BAB 2. TARGET LUARAN ................................................................. 6

    BAB 3. METODE PENELITIAN ......................................................... 6

    3.1 Alat dan Bahan ........................................................................ 6

    3.2 Diagram Alir Penelitian ......................................................... 7

    3.3 Prosedur Penelitian ................................................................. 7

    BAB 4. KETERCAPAIAN HASIL ...................................................... 8

    4.1 Preparasi Bahan ...................................................................... 8

    4.2 Ekstraksi .................................................................................. 8

    4.3 Analisa ...................................................................................... 9

    BAB 5. POTENSI HASIL .................................................................... 12

    BAB 6. TAHAPAN SELANJUTNYA ................................................. 13

    LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................. ... 14

  • 5

    BAB.1 Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang

    Tingkat penggunaan logam di negara kita cukup tinggi. Logam banyak dimanfaatkan

    untuk pembangunan fisik dan sarana umum lainnya. Pemilihan sebagai bahan pendukung

    pembangunan fisik berupa rumah, sekolah, perkantoran, jembatan disebabkan karena sifatnya

    kuat dan mudah dalam pengaplikasiaannya. Kekurangan besi adalah reaksi korosi yang

    menyebabkan perubahan sifat besi sehingga mudah keropos dan kehilangan kekuatannya.

    Menurut Davis (2000) Kerusakan akibat korosi logam dapat membahayakan keselamatan

    publik dan membutuhkan biaya perbaikan yang tinggi. Menurut Jones (1992), korosi tidak

    dapat dihindarkan dalam banyak hal. Hampir semua material yang berinteraksi dengan

    lingkungan pasti akan mengalami degradasi mutu. Chang (1982) menyatakan bahwa laju

    korosi baja akibat pengaruh lingkungan sekitar 0,1 mm per tahun dan tidak bisa dihentikan

    tanpa penggunaan inhibitor. Korosi dapat dicegah dengan beberapa proses diantaranya

    pemilihan material, coating (pelapisan), proteksi katodik (arus listrik), dan inhibitor. Inhibitor

    adalah salah satu pilihan terbaik untuk melindungi logam dan paduan logam terhadap korosi.

    Inhibitor merupakan metode perlindungan yang fleksibel (Pradityana, 2013). Inhibitor

    bersumber dari bahan organik dan anorganik. Dapat diterima secara ekologis, murah, tersedia

    melimpah, dan ramah lingkungan merupakan kelebihan inhibitor organik (Arthur et al.,

    2013). Menurut Altwaiq et al (2011) lignin dari tanaman dapat digunakan sebagai bahan

    inhibitor korosi. Berdasarkan penelitian Alaneme & Olusegun (2012) yang telah meneliti

    lignin bunga matahari, menyatakan bahwa lignin efektif sebagai bahan inhibitor korosi

    dengan efisiensi inhibisi 55,5% hingga 78,8%. Murthy dan Naidu (2012) menyatakan bahwa

    kulit kopi mengandung lignin yang cukup tinggi, dalam pulp kopi mengandung 17,5% dan

    pada sekam kopi mengandung 23,7% lignin. Dengan berlimpahnya produksi kopi Indonesia

    yang mencapai 2.980.000 ton pada tahun 2013 tentu akan tersedia jumlah lignin yang cukup

    tinggi. Mengingat kandungan lignin dalam kulit kopi sebanyak 17,5% -23,7% dan total

    limbah kulit kopi mencapai 29% dari keseluruhan biah kopi yang dipanen. Berdasarkan

    penjelasan diatas, peneliti ingin memanfaatkan kandungan lignin dalam kulit kopi sebagai

    bahan inhibitor korosi. Sehingga dapat memberikan informasi tentang limbah kulit kopi

    sebagai penghambat laju korosi besi. Serta limbah kulit kopi lebih memiliki nilai tambah baik

    dari segi fungsi maupun nilai ekonominya.

    1.2 Rumusan Masalah

    PKM-P yang dibuat ini memiliki beberapa rumusan masalah sebelum dilakukannya

    penetian sebagai berikut :

    1. Apakah lignin kulit kopi dapat dimanfaatkan sebagai bahan inhibitor korosi?

    2. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi ekstrak lignin terhadap laju korosi besi?

    3. Bagaimana pengaruh waktu terhadap efektifitas lignin kulit kopi sebagai inhibitor

    korosi?

    1.3 Tujuan

    Adapun tujaan dari pembuatan PKM-P ini ialah:

    1. Mengetahui apakah lignin kulit kopi dapat dimanfaatkan sebagai bahan inhibitor

    korosi.

    2. Mengetahui pengaruh konsentrasi lignin kulit kopi terhadap laju korosi pengkaratan

    besi.

  • 6

    3. Mengetahui pengaruh variasi waktu terhadap efektifitas lignin kulit kopi sebagai

    inhibitor korosi.

    1.4 Luaran yang Diharapkan

    Luaran yang diharapkan dari penelitian ini ialah, lewat penelitian ini dapat

    memanfaatkan kulit kopi yang dianggap sebagai limbah agar memiliki nilai guna yang lebih

    sebagai bahan inhibitor korosi serta memberi informasi dan solusi pada dunia industri dan

    pembangunan dalam pencegahannya terhadap korosi alat dan kerangka bangunan yang dapat

    menimbulkan kerugian.

    1.5 Manfaat

    Adapun manfaat dari pembuatan PKM-P ini ialah:

    1. Meningkatkan nilai guna limbah kulit kopi dengan memanfaatkan kandungan lignin

    sebagai bahan inhibitor korosi besi.

    2. Memberikan informasi pengaruh lignin kulit kopi sebagai inhibitor korosi besi

    terhadap pengaruh variasi konsentrasi dan waktu.

    3. Dapat memberikan solusi pencegahan korosi besi dengan menggunakan lignin kulit

    kopi sebagai bahan pencegah korosi.

    BAB. 2 Target Luaran

    Pembuatan inhibitor korosi dari lignin yang diekstrak pada kulit kopi ini berguna

    untuk penghambatan laju korosi pada material berbahan besi, dan dapat meningkatkan

    nilai tambah dari kulit kopi sehingga dapat memberikan informasi mengenai pemanfaatan

    kulit kopi itu sendiri.

    BAB. 3 Metode

    3.1 Alat dan Bahan

    a. Alat

    Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat gelas, wadah plastik, neraca

    analitik, ampelas, gergaji besi, kertas saring, ayakan 70 mesh, FTIR, water bath, oven,

    mesin penggiling.

    b. Bahan

    Besi kerangka beton berbentuk silinder dengan diameter 1 cm dipotong dengan panjang

    5 cm, kulit kopi, kertas saring, Aseton (CH3COCH3), NaOH, Aquades, H2SO4 merck

    98%.

  • 7

    3.2 Diagram alir penelitian

    3.3 Prosedur Penelitian

    a. Preparasi Bahan

    Besi ulir kerangka bangunan diameter 1 cm dipotong sepanjang 5 cm dan di bor

    bagian tengahnya. Dibersihkan permukaannya dengan amplas kemudian dibilas akuades.

    Besi yang telah bersih dibilas dengan aseton dan dioven pada temperatur 60oC selama 5

    menit. Setelah dingin ditimbang dengan neraca analitik sebagai berat awal.

    b. Ekstraksi lignin kulit kopi

    Kulit kopi dioven hingga kering pada temperatur 550C selama 24 jam. Kulit kopi

    kering digiling hingga berbentuk serbuk dan diayak dengan ayakan 70 mesh untuk

    mendapatkan ukuran partikel yang sama. Sebanyak 200 gram serbuk kulit kopi ditaruh

    wadah dan direndam dalam 2 L NaOH 15 %. Campuran larutan dipanaskan

    menggunakan water bath pada temperatur 80 oC dan diaduk selama 2 jam. Kemudian

    didinginkan hingga terbentuk endapan. Endapan dipisahkan filtratnya dengan cara

    dekantasi. Filtrat hasil dekantasi diasamkan menggunakan larutan H2SO4 40% hingga pH

    2 dan dibiarkan semalam hingga terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk (Lignin)

    disaring dengan kertas saring dan dikeringkan dalam oven dengan temperatur 105 oC

    selama 4 jam. Lignin kering didinginkan dalam desikator.

    c. Pengujian senyawa aktif lignin

    Lignin hasil ekstraksi dalam bentuk serbuk diuji kandungan gugus fungsinya

    menggunakan spektroskopi infra merah.

    d. Analisis data inhibisi (metode weight loss)

    Besi direndam dalam tabung reaksi yang berisi 20 mL larutan H2SO4 1 M dengan

    berbagai konsentrasi lignin 0, 5, 10, 15, 20 gram/L H2SO4 1 M. Kemudian divariasikan

    waktu perendaman 2, 4, 6, 8 jam pada temperatur ruang. Besi hasil inhibisi dibersihkan

    dan dicuci dengan akuades kemudian dibilas aseton. Besi yang telah dibersihkan

    dikeringkan dalam oven dengan temperatur 60 oC selama 5 menit. Setelah kering besi

    Analisis data inhibisi

    (Metode weight loss)

    Variasi konsentrasi lignin dan waktu perendaman pada

    temperatur ruang

    - Konsentrasi lignin: 0, 5, 10, 15, 20 gram/L H2SO4 1 M

    - Waktu perendaman: 2, 4, 6, dan 8 jam

    Kulit Kopi

    Uji IR Ekstraksi Lignin

    Uji Inhibisi Korosi Besi

  • 8

    didinginkan kemudian besi ditimbang dengan neraca analitik dan hasil penimbangan

    dinyatakan sebagai berat akhir.

    - Laju reaksi korosi dihitung dengan rumus berikut :

    Keterangan : CR = laju korosi (gcm-2

    h-1

    )

    W = berat awal berat akhir (gram)

    A = Luas area logam (cm2)

    t = waktu (hours)

    - Penentuan Efisiensi Inhibisi dapat dihitung dengan persaman :

    ( )

    Dimana : W1 = Perubahan berat tanpa proses inhibisi

    W2 = Perubahan berat dengan proses inhibisi

    - Besar inhibisi ekstrak kulit kopi dihitung dengan persamaan:

    BAB. 4 Hasil yang Dicapai

    4.1 Preparasi Bahan

    Besi kerangka bangunan merupakan bahan yang sering digunakan dalam pembuatan

    beton. Pengaruh lingkungan seperti asam dapat menimbulkan reaksi korosi yang

    menyebabkan besi keropos dan kehilangan kekuatannya. Besi yang digunakan merupakan

    besi berbentuk silinder dengan diameter 1 cm yang kemudian dilubangi bagian ujungnya

    untuk diikatkan dalam medium korosi. Tujuan pemberian lubang dan penggantungan ialah

    agar besi dapat berinteraksi sempurna terhadap medium korosi berupa larutan asam H2SO4

    dengan konsentrasi 1 M sehingga seluruh permukaannya dapat mengalami korosi dan setelah

    pemberian bahan inhibitor korosi, bahan inhibitor diharapkan dapat melapisi seluruh

    permukaan besi untuk menghambat reaksi korosi yang terjadi.

    4.2 Ekstraksi Lignin Kulit Kopi

    Lignin merupakan jaringan pada tanaman yang berfungsi sebagai perekat

    mempertahankan hemiselulosa dan selulosa dalam membentuk dinding sel. Lignin dalam

    tanaman merupakan polimer atau biopolymer yang tersusun dari makro molekul fenolik atau

    disebut dengan monolignol. Gugus fungsional lignin yang berupa gugus fenolik, hidroksil,

    karboksil yang merupakan pusat aktif untuk interaksi fisik (fisiisorpsi) dan kimia

    (kemisorpsi) sehingga dapat berinteraksi dengan logam dan membentuk lapisan pencegah

    korosi. Setiap tanaman membentuk jaringan lignin dengan struktur berbeda sesuai dengan

    komposisi monolignol dan proses polimerisasinya. Lignin yang terkandung dalam kulit kopi

    yang merupakan limbah industri akan diekstrak dan dimanfaatkan sebagai bahan inhibitor

    atau penghambat reaski korosi atau pengkaratan pada besi.

  • 9

    Pada penelitian ini kulit kopi akan diekstrak untuk mendapat lignin yang terkandung

    didalamnya. Ekstraksi dilakukan dengan menggiling kulit kopi yang telah dikeringkan untuk

    membuka jaringan lignin yang terletak diantara lapisan sesulosa dan hemiselulosa pada

    jaringan tanaman. Kulit kopi giling diayak dengan ayakan 70 mesh untuk mendapatkan

    ukuran partikel yang sama. Penambahan NaOH 15 % berfungsi melarutkan senyawa fenolik

    sehingga membentuk garam fenolik yang larut memisahkan kandungan lain yang mengendap

    seperti selulosa dan serat tanaman. Fungsi pemanasan pada temperatur 80 oC selama 2 jam

    adalah untuk menghomogenkan larutan dan mempercepat reaksi pembentukan garam fenolik

    sehingga lignin akan larut sempurna pada larutan NaOH. Setelah proses pemanasan

    dilakukan penyaringan untuk memisahkan zat pengotor yang mengendap dan lignin terlarut

    setelah diendapkan semalam. Larutan lignin kemudian diasamkan dengan H2SO4 40 % untuk

    menghilangkan garam yang terikat pada molekul lignin. Lignin yang memiliki berat molekul

    yang besar akan mengendap kembali sementara pengotor dengan berat molekul rendah

    seperti glukosa akan tetap terlarut. Endapan lignin dipisahkan dengan cara disaring kemudian

    residu dikeringkan dalam oven dengan temperature 105 oC sehingga diperoleh serbuk lignin.

    4.3 Analisa data Inhibisi Metode WeightLoss

    Metode weight loss merupakan metode yang digunakan untuk menghitung laju korosi

    dengan cara menghitung selisih berat logam sesudah dan setelah terkorosi. Pada saat

    mengalami korosi logam seperti besi akan menghasilkan produk korosi yang larut dalam

    medium korosi sehingga massa besi akan berkurang. Semakin besar laju korosi pada logam

    maka perubahan berat dari massa awal besi dibanding massa setelah korosi juga akan

    berbeda.

    Grafik 1. Pengaruh lama waktu perendaman terhadap perubahan berat besi

    Dari grafik 1 dapat dijelaskan pengaruh waktu perendaman terhadap perubahan berat

    besi. Secara umum semakin lama waktu perendaman yang mana semakin lama interaksi

    besi dengan medium korosi maka produk korosi yang dihasilkan akan semakin banyak

    sehingga perubahan berat besi akan meningkat.

    0

    0,05

    0,1

    0,15

    0,2

    0,25

    0 2 4 6 8 10

    Mas

    s L

    oss

    (gra

    m)

    Waktu (jam)

    Pengaruh Waktu Perendaman terhadap

    Perubahan Berat Besi

    blangko

    5 gram lignin

    10 gram Lignin

    15 gram lignin

    20 gram lignin

  • 10

    Grafik 2. Pengaruh lama waktu perendaman terhadap laju korosi

    Laju korosi dalam metode weight loss merupakan hasil dari perunahan massa besi

    persatuan luas dikalikan waktu. Dengan ukuran besi diameter 1 cm dengan panjang 5 cm

    maka besi memiliki luas permukaan sebesar 3,925 cm2. Sementara waktu perendaman

    dilakukan dengan variasi 2, 4, 6, dan 8 jam. Berdaarkan grafik tersebut semakin lama

    waktu perendaman laju korosi besi semakin menurun walaupun dari perubahan berat

    semakin lama waktu perubahan berat yang hilang semakin besar. Hal tersebut dapat

    dijelaskan bahwa pada interval penambahan waktu perendaman banyaknya besi yang

    terkorosi menjadi produk tidak makin bertambah tetapi namun berkurang. Dari grafik

    tersebut juga dapat dilihat penambahan ekstrak lignin kulit kopi dengan konsentrasi 5,

    10, 15, dan 20 g/L H2SO4 1 M dapat menurunkan laju korosi besi.

    Grafik 3. Pengaruh variasi konsentrasi lignin terhadap laju korosi besi

    0

    0,002

    0,004

    0,006

    0,008

    0,01

    0,012

    0,014

    0,016

    0,018

    0 2 4 6 8 10

    Laj

    u K

    oro

    si (

    gcm

    -2h

    -1)

    Waktu (jam)

    Pengaruh Waktu perendaman Terhadap Laju

    Korosi

    blangko

    5

    10

    15

    20

    0

    0,002

    0,004

    0,006

    0,008

    0,01

    0,012

    0,014

    0,016

    0,018

    0 5 10 15 20 25

    Laj

    u K

    oro

    si (

    gcm

    -2h

    -1)

    Konsentrasi Lignin (g/L)

    Pengaruh Variasi Konsentrasi Lignin

    Terhadap Laju Korosi Besi

    2 jam

    4 jam

    6 jam

    8 jam

  • 11

    Pengaruh Konsentrasi ekstrak terhadap penurunan laju korosi besi dapat dijelaskan

    dari grafik 3, dari grafik 3 dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi lignin

    yang digunakan maka laju korosi besi akan semakin menurun dengan indikasi semakin

    banyak molekul lignin yang melapisi permukaan logam sehingga dapat menurunkan laju

    korosi.

    Grafik 4. Pengaruh variasi jumlah konsentrasi lignin terhadap besar inhibisi

    Besar inhibisi menentukan seberapa besar inhibitor dapat mencegah korosi. Data grafik

    dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi lignin yang digunakan maka besar

    inhibisi atau daya hambat korosi semakin besar yang disebabkan semakin banyak

    molekul lignin yang melapisi permukaan logam dalam medium korosi.

    Tabel 1. Efisiensi Inhibisi variasi konsentrasi dan lama waktu perendaman

    Konsentrasi

    Lignin

    (g/L)

    Efisiensi Inhibisi (%)

    2 Jam 4 Jam 6 Jam 8 Jam

    5 25.795 33.473 25.796 26.859

    10 36.973 36.210 33.396 33.901

    15 49.846 47.780 48.008 44.125

    20 75.961 72.847 63.504 59.194

    Efisiensi inhibisi adalah persen dari besar inhibisi. Semakin besar lignin yang

    melapisi permukaan logam maka semakin besar daya hambat untuk mencegah korosi. Pada

    tabel tertera bahwa efisiensi inhibisi paling baik terjadi pada konsentrasi lignin yang lebih

    tinggi yaitu sebesar 75,96%. Sementara pengaruh lama perendaman secara umum

    menurunkan efisiensi inhibisi ekstrak lignin kulit kopi sebagai inhibitor korosi besi.

    0

    0,1

    0,2

    0,3

    0,4

    0,5

    0,6

    0,7

    0,8

    0 5 10 15 20 25

    Bea

    r In

    hib

    isi

    ()

    Konsentrasi Lignin (g/L)

    Pengaruh Konsentrasi Terhadap Besar

    Inhibisi

    2 jam

    4 jam

    6 jam

    8 jam

  • 12

    BAB. 5 Potensi Hasil

    Sesuai dengan manfaat dan target luaran dari penelitian ini berpotensi menjadi artikel

    atau jurnal ilmiah yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang

    pemanfaatan sumber-sumber bahan organik selain kulit kopi sebagai penghambat korosi.

    BAB. 6 Rencana Tahapan Berikutnya

    Tahapan selanjutnya ialah memenuhi target luaran dan potensi dari hasil penelitian ini,

    serta melakukan uji FTIR yang belum dilakukan sebagai informasi dari ekstrak lignin yang

    dihasilkan.

  • 13

    Lampiran

    1. Justifikasi Anggaran Penelitian

    a. Peralatan Penunjang

    No

    Investasi

    Satuan

    (unit)

    Har

    ga

    persatua

    n

    (

    Rp)

    Biaya

    (Rp)

    1

    .

    Beaker glass 2 L 2 310.000,- 620.000,-

    2

    .

    Erlenmeyer 250 mL 2 75.000,- 150.000,-

    3

    .

    Labu Ukur 1 L 1 400.000,- 400.000,-

    4 Labu Ukur 100 mL 1 125.000,- 125.000,-

    4

    .

    Pipet Mohr 25 mL 1 110.000,- 110.000,-

    5

    .

    Pipet tetes 5 5.000,- 25.000,-

    6

    .

    Gelas ukur 100 mL 1 125.000,- 125.000,-

    7

    .

    Pengaduk kaca 2 45.000,- 90.000,-

    8

    .

    Tabung reaksi 12 10.000,- 120.000,-

    9

    .

    Rak tabung reaksi 2 60.000,- 120.000,-

    10 Baskom plastik 2 25.000,- 50.000,-

    11 Amplas 50.000,- 50.000,-

    12 Mesin penggiling sampel/blender 1 1.500.000

    ,-

    1.500.000,-

    13 Gergaji besi dan dudukannya 1 set 125.000.- 125.000,-

    14

    ayak

    an

    Ayakan 70 mesh 1 350.000.- 200.000,-

    Sub total Biaya 3.815.000,-

    b. Bahan Habis Pakai

    No

    Investasi

    Satuan

    (unit)

    Harga

    persatuan

    ( Rp)

    Biaya

    (Rp)

    1

    .

    Kertas saring wathman 1 550.000,- 550.000,-

    2

    .

    NaOH 1,5 kg 1.000.000,- 1.500.000,-

    3

    .

    H2SO4 merck 98%. 1 L 925.000,- 925.000,-

    4

    .

    Aseton 100 mL 325.000,- 325.000,-

    5

    .

    Besi 1 lonjor 110.000,- 110.000,-

    6

    .

    Kulit biji kopi 30 kg 6.000,- 180.000,-

    7

    .

    Akuades 80 L 5.000,- 400.000,-

    Sub total 3.990.000,-

    c. Perjalanan

    No.

    Spesifikasi Jumlah

    Satuan

    Harga

    Satuan (Rp)

    Jumlah

    Biaya

    (R

    p)

    1

    .

    Survey mencari bahan dan alat - - 600.000,-

    Sub total 600.000,-

  • 14

    d. Lain-lain

    No.

    Spesifikasi Jumlah

    Satuan

    Harga

    Satuan (Rp)

    Jumlah Biaya

    (Rp

    ) 1

    .

    Pembuatan proposal dan laporan 300.000,-

    2

    .

    Ongkos pengepul kulit kopi 3 25.000,- 75.000,-

    3

    .

    Izin pemakain lababoratorium 25.000,-

    4

    Jasa persiapan sampel besi

    100 4000,- 400.000,-

    Sub total 800.000,-

    Total 9.205.000,-

    2. Lampiran Data

    Tabel perubahan berat dari variasi konsentrasi lignin pada perendaman 2 jam

    Konsentrasi

    Lignin

    (g/L)

    Waktu

    (jam)

    Perubahan Berat (gram) Rata-

    Rata Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan

    3

    0 2

    2

    2

    2

    2

    0.166 0.076 0.122 0.121

    5 0.092 0.071 0.090 0.084

    10 0.087 0.064 0.064 0.072

    15 0.078 0.045 0.054 0.059

    20 0.024 0.027 0.027 0.026

    0 4

    4

    4

    4

    4

    0.188 0.121 0.146 0.152

    5 0.132 0.072 0.102 0.102

    10 0.123 0.072 0.097 0.097

    15 0.087 0.054 0.096 0.079

    20 0.054 0.029 0.042 0.041

    0 6

    6

    6

    6

    6

    0.237 0.133 0.147 0.172

    5 0.165 0.075 0.142 0.127

    10 0.113 0.082 0.133 0.109

    15 0.096 0.064 0.099 0.086

    20 0.070 0.043 0.070 0.061

    0 8

    8

    8

    8

    8

    0.266 0.177 0.165 0.202

    5 0.182 0.101 0.155 0.146

    10 0.181 0.075 0.145 0.133

    15 0.141 0.072 0.122 0.111

    20 0.114 0.055 0.080 0.083

  • 15

    3. Dokumentasi Penelitian

    No Keterangan Foto

    1 Preparasi bahan

    2 Preparasi serbuk kulit kopi

    3 Ekstraksi Lignin

  • 16

    4 Proses inhibisi