-
1
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PEMANFAATAN LIGNIN KULIT KOPI SEBAGAI
INHIBITOR KOROSI PADA BESI
BIDANG KEGIATAN:
PKM-P
Oleh:
Nehemia Fernandes K (111810301023/Angkatan 2011)
Zainul Hasan (091810301009/Angkatan 2009)
M Zainul Arifin (111810301046/Angkatan 2011)
Ardian Lubis (121810301028/Angkatan 2012)
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2015
-
2
-
3
RINGKASAN
Logam banyak diaplikasikan penggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sarana fisik
dan sarana umum lainnya menggunakan bahan logam dengan alasan
kekuatannya. Logam
memiliki kekurangan karena dapat mengalami korosi. Korosi mampu
menurunkan kualitas
logam terutama pada besi. Studi korosi merupakan hal penting
dalam usaha pengendalian dan
meminimalkan dampak kerusakan. Dampak korosi mencakup keamanan
publik, potensi
pencemaran lingkungan, serta dampak ekonomi yang dapat
menimbulkan masalah serius.
Pengendalian dengan cara menghambat korosi lebih baik
dibandingkan dengan memperbaiki
secara represif yang membutuhkan biaya jauh lebih besar. Salah
satu teknik pengendalian
korosi adalah menggunakan inhibitor yang bersumber dari bahan
alam (inhibitor organik).
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang
manfaat lignin kulit kopi
sebagai inhibitor korosi besi. Sehingga kulit kopi yang dianggap
limbah memiliki nilai
tambah baik dari segi fungsi maupun nilai ekonominya. Mengetahui
pengaruh konsentrasi
lignin sebagai inhibitor terhadap laju korosi besi per satuan
waktu yang dilakukan dalam
medium H2SO4 yang diteliti dalam PKM-P ini. Ekstraksi lignin
dilakukan dengan
mengeringkan kulit kopi pada oven temperatur 55 oC selama 24
jam. Kulit kopi kering
digiling dan diayak dengan ayakan 70 mesh. 200 gram serbuk kulit
kopi kemudian direndam
dengan 2 L NaOH 15%. Campuran tersebut kemudian dipanaskan pada
suhu 80oC selama 2
jam. Setelah proses pemanasan larutan didinginkan dan dipisahkan
dengan dekantasi untuk
memperoleh filtrat. Filtrat hasil dekantasi diasamkan dengan
larutan H2SO4 40% sampai pH
2, kemudian didiamkan 24 jam hingga terbentuk endapan. Endapan
yang diperoleh disaring
dengan kertas saring dan dikeringkandalam oven selama 4 jam pada
suhu 105oC. Untuk
mengetahui daya imnhibisi lignin kulit kopi dalam proses korosi
besi dilakukan pengujian
dengan cara merendam besi dengan ukuran 5 cm dan diameter 1 cm
dalam 20 mL H2SO4
dengan variasi konsentrasi lignin 0, 5, 10, 15, dan 20 gram/ L
H2SO4. Perendaman dilakukan
dengan waktu yang bervariasi yaitu 2, 4, 6, dan 8 jam. Daya
inhibisi lignin ditentukan dengan
metode weight loss.
-
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
..............................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN
................................................................
ii
RINGKASAN.....................................................................................
.... 3
DAFTAR
ISI...........................................................................................
4
BAB 1. PENDAHULUAN
.....................................................................
5
1.1 Latar Belakang
........................................................................
5
1.2 Rumusan Masalah
..................................................................
5
1.3 Tujuan
......................................................................................
5
1.4 Luaran yang Diharapkan
....................................................... 6
1.5 Manfaat
....................................................................................
6
BAB 2. TARGET LUARAN
.................................................................
6
BAB 3. METODE PENELITIAN
......................................................... 6
3.1 Alat dan Bahan
........................................................................
6
3.2 Diagram Alir Penelitian
......................................................... 7
3.3 Prosedur Penelitian
.................................................................
7
BAB 4. KETERCAPAIAN HASIL
...................................................... 8
4.1 Preparasi Bahan
......................................................................
8
4.2 Ekstraksi
..................................................................................
8
4.3 Analisa
......................................................................................
9
BAB 5. POTENSI HASIL
....................................................................
12
BAB 6. TAHAPAN SELANJUTNYA
................................................. 13
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................
... 14
-
5
BAB.1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Tingkat penggunaan logam di negara kita cukup tinggi. Logam
banyak dimanfaatkan
untuk pembangunan fisik dan sarana umum lainnya. Pemilihan
sebagai bahan pendukung
pembangunan fisik berupa rumah, sekolah, perkantoran, jembatan
disebabkan karena sifatnya
kuat dan mudah dalam pengaplikasiaannya. Kekurangan besi adalah
reaksi korosi yang
menyebabkan perubahan sifat besi sehingga mudah keropos dan
kehilangan kekuatannya.
Menurut Davis (2000) Kerusakan akibat korosi logam dapat
membahayakan keselamatan
publik dan membutuhkan biaya perbaikan yang tinggi. Menurut
Jones (1992), korosi tidak
dapat dihindarkan dalam banyak hal. Hampir semua material yang
berinteraksi dengan
lingkungan pasti akan mengalami degradasi mutu. Chang (1982)
menyatakan bahwa laju
korosi baja akibat pengaruh lingkungan sekitar 0,1 mm per tahun
dan tidak bisa dihentikan
tanpa penggunaan inhibitor. Korosi dapat dicegah dengan beberapa
proses diantaranya
pemilihan material, coating (pelapisan), proteksi katodik (arus
listrik), dan inhibitor. Inhibitor
adalah salah satu pilihan terbaik untuk melindungi logam dan
paduan logam terhadap korosi.
Inhibitor merupakan metode perlindungan yang fleksibel
(Pradityana, 2013). Inhibitor
bersumber dari bahan organik dan anorganik. Dapat diterima
secara ekologis, murah, tersedia
melimpah, dan ramah lingkungan merupakan kelebihan inhibitor
organik (Arthur et al.,
2013). Menurut Altwaiq et al (2011) lignin dari tanaman dapat
digunakan sebagai bahan
inhibitor korosi. Berdasarkan penelitian Alaneme & Olusegun
(2012) yang telah meneliti
lignin bunga matahari, menyatakan bahwa lignin efektif sebagai
bahan inhibitor korosi
dengan efisiensi inhibisi 55,5% hingga 78,8%. Murthy dan Naidu
(2012) menyatakan bahwa
kulit kopi mengandung lignin yang cukup tinggi, dalam pulp kopi
mengandung 17,5% dan
pada sekam kopi mengandung 23,7% lignin. Dengan berlimpahnya
produksi kopi Indonesia
yang mencapai 2.980.000 ton pada tahun 2013 tentu akan tersedia
jumlah lignin yang cukup
tinggi. Mengingat kandungan lignin dalam kulit kopi sebanyak
17,5% -23,7% dan total
limbah kulit kopi mencapai 29% dari keseluruhan biah kopi yang
dipanen. Berdasarkan
penjelasan diatas, peneliti ingin memanfaatkan kandungan lignin
dalam kulit kopi sebagai
bahan inhibitor korosi. Sehingga dapat memberikan informasi
tentang limbah kulit kopi
sebagai penghambat laju korosi besi. Serta limbah kulit kopi
lebih memiliki nilai tambah baik
dari segi fungsi maupun nilai ekonominya.
1.2 Rumusan Masalah
PKM-P yang dibuat ini memiliki beberapa rumusan masalah sebelum
dilakukannya
penetian sebagai berikut :
1. Apakah lignin kulit kopi dapat dimanfaatkan sebagai bahan
inhibitor korosi?
2. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi ekstrak lignin
terhadap laju korosi besi?
3. Bagaimana pengaruh waktu terhadap efektifitas lignin kulit
kopi sebagai inhibitor
korosi?
1.3 Tujuan
Adapun tujaan dari pembuatan PKM-P ini ialah:
1. Mengetahui apakah lignin kulit kopi dapat dimanfaatkan
sebagai bahan inhibitor
korosi.
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi lignin kulit kopi terhadap
laju korosi pengkaratan
besi.
-
6
3. Mengetahui pengaruh variasi waktu terhadap efektifitas lignin
kulit kopi sebagai
inhibitor korosi.
1.4 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini ialah, lewat
penelitian ini dapat
memanfaatkan kulit kopi yang dianggap sebagai limbah agar
memiliki nilai guna yang lebih
sebagai bahan inhibitor korosi serta memberi informasi dan
solusi pada dunia industri dan
pembangunan dalam pencegahannya terhadap korosi alat dan
kerangka bangunan yang dapat
menimbulkan kerugian.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan PKM-P ini ialah:
1. Meningkatkan nilai guna limbah kulit kopi dengan memanfaatkan
kandungan lignin
sebagai bahan inhibitor korosi besi.
2. Memberikan informasi pengaruh lignin kulit kopi sebagai
inhibitor korosi besi
terhadap pengaruh variasi konsentrasi dan waktu.
3. Dapat memberikan solusi pencegahan korosi besi dengan
menggunakan lignin kulit
kopi sebagai bahan pencegah korosi.
BAB. 2 Target Luaran
Pembuatan inhibitor korosi dari lignin yang diekstrak pada kulit
kopi ini berguna
untuk penghambatan laju korosi pada material berbahan besi, dan
dapat meningkatkan
nilai tambah dari kulit kopi sehingga dapat memberikan informasi
mengenai pemanfaatan
kulit kopi itu sendiri.
BAB. 3 Metode
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat gelas,
wadah plastik, neraca
analitik, ampelas, gergaji besi, kertas saring, ayakan 70 mesh,
FTIR, water bath, oven,
mesin penggiling.
b. Bahan
Besi kerangka beton berbentuk silinder dengan diameter 1 cm
dipotong dengan panjang
5 cm, kulit kopi, kertas saring, Aseton (CH3COCH3), NaOH,
Aquades, H2SO4 merck
98%.
-
7
3.2 Diagram alir penelitian
3.3 Prosedur Penelitian
a. Preparasi Bahan
Besi ulir kerangka bangunan diameter 1 cm dipotong sepanjang 5
cm dan di bor
bagian tengahnya. Dibersihkan permukaannya dengan amplas
kemudian dibilas akuades.
Besi yang telah bersih dibilas dengan aseton dan dioven pada
temperatur 60oC selama 5
menit. Setelah dingin ditimbang dengan neraca analitik sebagai
berat awal.
b. Ekstraksi lignin kulit kopi
Kulit kopi dioven hingga kering pada temperatur 550C selama 24
jam. Kulit kopi
kering digiling hingga berbentuk serbuk dan diayak dengan ayakan
70 mesh untuk
mendapatkan ukuran partikel yang sama. Sebanyak 200 gram serbuk
kulit kopi ditaruh
wadah dan direndam dalam 2 L NaOH 15 %. Campuran larutan
dipanaskan
menggunakan water bath pada temperatur 80 oC dan diaduk selama 2
jam. Kemudian
didinginkan hingga terbentuk endapan. Endapan dipisahkan
filtratnya dengan cara
dekantasi. Filtrat hasil dekantasi diasamkan menggunakan larutan
H2SO4 40% hingga pH
2 dan dibiarkan semalam hingga terbentuk endapan. Endapan yang
terbentuk (Lignin)
disaring dengan kertas saring dan dikeringkan dalam oven dengan
temperatur 105 oC
selama 4 jam. Lignin kering didinginkan dalam desikator.
c. Pengujian senyawa aktif lignin
Lignin hasil ekstraksi dalam bentuk serbuk diuji kandungan gugus
fungsinya
menggunakan spektroskopi infra merah.
d. Analisis data inhibisi (metode weight loss)
Besi direndam dalam tabung reaksi yang berisi 20 mL larutan
H2SO4 1 M dengan
berbagai konsentrasi lignin 0, 5, 10, 15, 20 gram/L H2SO4 1 M.
Kemudian divariasikan
waktu perendaman 2, 4, 6, 8 jam pada temperatur ruang. Besi
hasil inhibisi dibersihkan
dan dicuci dengan akuades kemudian dibilas aseton. Besi yang
telah dibersihkan
dikeringkan dalam oven dengan temperatur 60 oC selama 5 menit.
Setelah kering besi
Analisis data inhibisi
(Metode weight loss)
Variasi konsentrasi lignin dan waktu perendaman pada
temperatur ruang
- Konsentrasi lignin: 0, 5, 10, 15, 20 gram/L H2SO4 1 M
- Waktu perendaman: 2, 4, 6, dan 8 jam
Kulit Kopi
Uji IR Ekstraksi Lignin
Uji Inhibisi Korosi Besi
-
8
didinginkan kemudian besi ditimbang dengan neraca analitik dan
hasil penimbangan
dinyatakan sebagai berat akhir.
- Laju reaksi korosi dihitung dengan rumus berikut :
Keterangan : CR = laju korosi (gcm-2
h-1
)
W = berat awal berat akhir (gram)
A = Luas area logam (cm2)
t = waktu (hours)
- Penentuan Efisiensi Inhibisi dapat dihitung dengan persaman
:
( )
Dimana : W1 = Perubahan berat tanpa proses inhibisi
W2 = Perubahan berat dengan proses inhibisi
- Besar inhibisi ekstrak kulit kopi dihitung dengan
persamaan:
BAB. 4 Hasil yang Dicapai
4.1 Preparasi Bahan
Besi kerangka bangunan merupakan bahan yang sering digunakan
dalam pembuatan
beton. Pengaruh lingkungan seperti asam dapat menimbulkan reaksi
korosi yang
menyebabkan besi keropos dan kehilangan kekuatannya. Besi yang
digunakan merupakan
besi berbentuk silinder dengan diameter 1 cm yang kemudian
dilubangi bagian ujungnya
untuk diikatkan dalam medium korosi. Tujuan pemberian lubang dan
penggantungan ialah
agar besi dapat berinteraksi sempurna terhadap medium korosi
berupa larutan asam H2SO4
dengan konsentrasi 1 M sehingga seluruh permukaannya dapat
mengalami korosi dan setelah
pemberian bahan inhibitor korosi, bahan inhibitor diharapkan
dapat melapisi seluruh
permukaan besi untuk menghambat reaksi korosi yang terjadi.
4.2 Ekstraksi Lignin Kulit Kopi
Lignin merupakan jaringan pada tanaman yang berfungsi sebagai
perekat
mempertahankan hemiselulosa dan selulosa dalam membentuk dinding
sel. Lignin dalam
tanaman merupakan polimer atau biopolymer yang tersusun dari
makro molekul fenolik atau
disebut dengan monolignol. Gugus fungsional lignin yang berupa
gugus fenolik, hidroksil,
karboksil yang merupakan pusat aktif untuk interaksi fisik
(fisiisorpsi) dan kimia
(kemisorpsi) sehingga dapat berinteraksi dengan logam dan
membentuk lapisan pencegah
korosi. Setiap tanaman membentuk jaringan lignin dengan struktur
berbeda sesuai dengan
komposisi monolignol dan proses polimerisasinya. Lignin yang
terkandung dalam kulit kopi
yang merupakan limbah industri akan diekstrak dan dimanfaatkan
sebagai bahan inhibitor
atau penghambat reaski korosi atau pengkaratan pada besi.
-
9
Pada penelitian ini kulit kopi akan diekstrak untuk mendapat
lignin yang terkandung
didalamnya. Ekstraksi dilakukan dengan menggiling kulit kopi
yang telah dikeringkan untuk
membuka jaringan lignin yang terletak diantara lapisan sesulosa
dan hemiselulosa pada
jaringan tanaman. Kulit kopi giling diayak dengan ayakan 70 mesh
untuk mendapatkan
ukuran partikel yang sama. Penambahan NaOH 15 % berfungsi
melarutkan senyawa fenolik
sehingga membentuk garam fenolik yang larut memisahkan kandungan
lain yang mengendap
seperti selulosa dan serat tanaman. Fungsi pemanasan pada
temperatur 80 oC selama 2 jam
adalah untuk menghomogenkan larutan dan mempercepat reaksi
pembentukan garam fenolik
sehingga lignin akan larut sempurna pada larutan NaOH. Setelah
proses pemanasan
dilakukan penyaringan untuk memisahkan zat pengotor yang
mengendap dan lignin terlarut
setelah diendapkan semalam. Larutan lignin kemudian diasamkan
dengan H2SO4 40 % untuk
menghilangkan garam yang terikat pada molekul lignin. Lignin
yang memiliki berat molekul
yang besar akan mengendap kembali sementara pengotor dengan
berat molekul rendah
seperti glukosa akan tetap terlarut. Endapan lignin dipisahkan
dengan cara disaring kemudian
residu dikeringkan dalam oven dengan temperature 105 oC sehingga
diperoleh serbuk lignin.
4.3 Analisa data Inhibisi Metode WeightLoss
Metode weight loss merupakan metode yang digunakan untuk
menghitung laju korosi
dengan cara menghitung selisih berat logam sesudah dan setelah
terkorosi. Pada saat
mengalami korosi logam seperti besi akan menghasilkan produk
korosi yang larut dalam
medium korosi sehingga massa besi akan berkurang. Semakin besar
laju korosi pada logam
maka perubahan berat dari massa awal besi dibanding massa
setelah korosi juga akan
berbeda.
Grafik 1. Pengaruh lama waktu perendaman terhadap perubahan
berat besi
Dari grafik 1 dapat dijelaskan pengaruh waktu perendaman
terhadap perubahan berat
besi. Secara umum semakin lama waktu perendaman yang mana
semakin lama interaksi
besi dengan medium korosi maka produk korosi yang dihasilkan
akan semakin banyak
sehingga perubahan berat besi akan meningkat.
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0 2 4 6 8 10
Mas
s L
oss
(gra
m)
Waktu (jam)
Pengaruh Waktu Perendaman terhadap
Perubahan Berat Besi
blangko
5 gram lignin
10 gram Lignin
15 gram lignin
20 gram lignin
-
10
Grafik 2. Pengaruh lama waktu perendaman terhadap laju
korosi
Laju korosi dalam metode weight loss merupakan hasil dari
perunahan massa besi
persatuan luas dikalikan waktu. Dengan ukuran besi diameter 1 cm
dengan panjang 5 cm
maka besi memiliki luas permukaan sebesar 3,925 cm2. Sementara
waktu perendaman
dilakukan dengan variasi 2, 4, 6, dan 8 jam. Berdaarkan grafik
tersebut semakin lama
waktu perendaman laju korosi besi semakin menurun walaupun dari
perubahan berat
semakin lama waktu perubahan berat yang hilang semakin besar.
Hal tersebut dapat
dijelaskan bahwa pada interval penambahan waktu perendaman
banyaknya besi yang
terkorosi menjadi produk tidak makin bertambah tetapi namun
berkurang. Dari grafik
tersebut juga dapat dilihat penambahan ekstrak lignin kulit kopi
dengan konsentrasi 5,
10, 15, dan 20 g/L H2SO4 1 M dapat menurunkan laju korosi
besi.
Grafik 3. Pengaruh variasi konsentrasi lignin terhadap laju
korosi besi
0
0,002
0,004
0,006
0,008
0,01
0,012
0,014
0,016
0,018
0 2 4 6 8 10
Laj
u K
oro
si (
gcm
-2h
-1)
Waktu (jam)
Pengaruh Waktu perendaman Terhadap Laju
Korosi
blangko
5
10
15
20
0
0,002
0,004
0,006
0,008
0,01
0,012
0,014
0,016
0,018
0 5 10 15 20 25
Laj
u K
oro
si (
gcm
-2h
-1)
Konsentrasi Lignin (g/L)
Pengaruh Variasi Konsentrasi Lignin
Terhadap Laju Korosi Besi
2 jam
4 jam
6 jam
8 jam
-
11
Pengaruh Konsentrasi ekstrak terhadap penurunan laju korosi besi
dapat dijelaskan
dari grafik 3, dari grafik 3 dapat disimpulkan bahwa semakin
besar konsentrasi lignin
yang digunakan maka laju korosi besi akan semakin menurun dengan
indikasi semakin
banyak molekul lignin yang melapisi permukaan logam sehingga
dapat menurunkan laju
korosi.
Grafik 4. Pengaruh variasi jumlah konsentrasi lignin terhadap
besar inhibisi
Besar inhibisi menentukan seberapa besar inhibitor dapat
mencegah korosi. Data grafik
dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi lignin yang
digunakan maka besar
inhibisi atau daya hambat korosi semakin besar yang disebabkan
semakin banyak
molekul lignin yang melapisi permukaan logam dalam medium
korosi.
Tabel 1. Efisiensi Inhibisi variasi konsentrasi dan lama waktu
perendaman
Konsentrasi
Lignin
(g/L)
Efisiensi Inhibisi (%)
2 Jam 4 Jam 6 Jam 8 Jam
5 25.795 33.473 25.796 26.859
10 36.973 36.210 33.396 33.901
15 49.846 47.780 48.008 44.125
20 75.961 72.847 63.504 59.194
Efisiensi inhibisi adalah persen dari besar inhibisi. Semakin
besar lignin yang
melapisi permukaan logam maka semakin besar daya hambat untuk
mencegah korosi. Pada
tabel tertera bahwa efisiensi inhibisi paling baik terjadi pada
konsentrasi lignin yang lebih
tinggi yaitu sebesar 75,96%. Sementara pengaruh lama perendaman
secara umum
menurunkan efisiensi inhibisi ekstrak lignin kulit kopi sebagai
inhibitor korosi besi.
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0 5 10 15 20 25
Bea
r In
hib
isi
()
Konsentrasi Lignin (g/L)
Pengaruh Konsentrasi Terhadap Besar
Inhibisi
2 jam
4 jam
6 jam
8 jam
-
12
BAB. 5 Potensi Hasil
Sesuai dengan manfaat dan target luaran dari penelitian ini
berpotensi menjadi artikel
atau jurnal ilmiah yang dapat memberikan informasi kepada
masyarakat luas tentang
pemanfaatan sumber-sumber bahan organik selain kulit kopi
sebagai penghambat korosi.
BAB. 6 Rencana Tahapan Berikutnya
Tahapan selanjutnya ialah memenuhi target luaran dan potensi
dari hasil penelitian ini,
serta melakukan uji FTIR yang belum dilakukan sebagai informasi
dari ekstrak lignin yang
dihasilkan.
-
13
Lampiran
1. Justifikasi Anggaran Penelitian
a. Peralatan Penunjang
No
Investasi
Satuan
(unit)
Har
ga
persatua
n
(
Rp)
Biaya
(Rp)
1
.
Beaker glass 2 L 2 310.000,- 620.000,-
2
.
Erlenmeyer 250 mL 2 75.000,- 150.000,-
3
.
Labu Ukur 1 L 1 400.000,- 400.000,-
4 Labu Ukur 100 mL 1 125.000,- 125.000,-
4
.
Pipet Mohr 25 mL 1 110.000,- 110.000,-
5
.
Pipet tetes 5 5.000,- 25.000,-
6
.
Gelas ukur 100 mL 1 125.000,- 125.000,-
7
.
Pengaduk kaca 2 45.000,- 90.000,-
8
.
Tabung reaksi 12 10.000,- 120.000,-
9
.
Rak tabung reaksi 2 60.000,- 120.000,-
10 Baskom plastik 2 25.000,- 50.000,-
11 Amplas 50.000,- 50.000,-
12 Mesin penggiling sampel/blender 1 1.500.000
,-
1.500.000,-
13 Gergaji besi dan dudukannya 1 set 125.000.- 125.000,-
14
ayak
an
Ayakan 70 mesh 1 350.000.- 200.000,-
Sub total Biaya 3.815.000,-
b. Bahan Habis Pakai
No
Investasi
Satuan
(unit)
Harga
persatuan
( Rp)
Biaya
(Rp)
1
.
Kertas saring wathman 1 550.000,- 550.000,-
2
.
NaOH 1,5 kg 1.000.000,- 1.500.000,-
3
.
H2SO4 merck 98%. 1 L 925.000,- 925.000,-
4
.
Aseton 100 mL 325.000,- 325.000,-
5
.
Besi 1 lonjor 110.000,- 110.000,-
6
.
Kulit biji kopi 30 kg 6.000,- 180.000,-
7
.
Akuades 80 L 5.000,- 400.000,-
Sub total 3.990.000,-
c. Perjalanan
No.
Spesifikasi Jumlah
Satuan
Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
Biaya
(R
p)
1
.
Survey mencari bahan dan alat - - 600.000,-
Sub total 600.000,-
-
14
d. Lain-lain
No.
Spesifikasi Jumlah
Satuan
Harga
Satuan (Rp)
Jumlah Biaya
(Rp
) 1
.
Pembuatan proposal dan laporan 300.000,-
2
.
Ongkos pengepul kulit kopi 3 25.000,- 75.000,-
3
.
Izin pemakain lababoratorium 25.000,-
4
Jasa persiapan sampel besi
100 4000,- 400.000,-
Sub total 800.000,-
Total 9.205.000,-
2. Lampiran Data
Tabel perubahan berat dari variasi konsentrasi lignin pada
perendaman 2 jam
Konsentrasi
Lignin
(g/L)
Waktu
(jam)
Perubahan Berat (gram) Rata-
Rata Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan
3
0 2
2
2
2
2
0.166 0.076 0.122 0.121
5 0.092 0.071 0.090 0.084
10 0.087 0.064 0.064 0.072
15 0.078 0.045 0.054 0.059
20 0.024 0.027 0.027 0.026
0 4
4
4
4
4
0.188 0.121 0.146 0.152
5 0.132 0.072 0.102 0.102
10 0.123 0.072 0.097 0.097
15 0.087 0.054 0.096 0.079
20 0.054 0.029 0.042 0.041
0 6
6
6
6
6
0.237 0.133 0.147 0.172
5 0.165 0.075 0.142 0.127
10 0.113 0.082 0.133 0.109
15 0.096 0.064 0.099 0.086
20 0.070 0.043 0.070 0.061
0 8
8
8
8
8
0.266 0.177 0.165 0.202
5 0.182 0.101 0.155 0.146
10 0.181 0.075 0.145 0.133
15 0.141 0.072 0.122 0.111
20 0.114 0.055 0.080 0.083
-
15
3. Dokumentasi Penelitian
No Keterangan Foto
1 Preparasi bahan
2 Preparasi serbuk kulit kopi
3 Ekstraksi Lignin
-
16
4 Proses inhibisi