BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Mengetahui ciri-ciri umum dan ciri yang tampak dari berbagai macam spesies lichenes secara pengamatan makroskopis Dapat melalkukan pengamatan dengan metode ilmiah Mampu menyusun daftar identifikasi dan klasifikasi dari spesies lichenes yang diamati Dapat membuat bagan dikotomi lichenes Mampu menentukan nilai-nilai yang terkandung pada lichenes Teori S ingkat Lichenes dikenal dengan nama lumut kerak karena bentuknya menyerupai kerak yang menempel pada pohon-pohon, tebing, atau batuan. Lumut kerak sesungguhnya bukan golongan lumut, tetapi merupakan simbiosis dua macam tumbuhan, yaitu : 1. Golongan algae, dari Cyanophyceae atau Chlorophyceae 2. Golongan Jamur, dari Ascomycetes atau Basidiomycetes Apabila disayat tipis- tipis tubuh lichens, kemudian diamati dibawah mikroskop maka akan ada jalinan hifa/ misellium jamur yang teratur dan dibagian lapisan permukaan terdapat kelompok algae bersel satu atau benang yang dijalin aleh hifa itu. Jamur pada Lichenes berfungsi mengokohkan tubuhnya dan mengisap air tau zat- zat makanan, sedangkan algaenya berfungsi melakukan fotosintesis. Karena itu, simbiosis antara dua jenis tumbuhan teersebut bersifat simbiosis mutualisme. Pada umumnya hidup sebagai epiphyta. Syarat hidupnya tidak banyak dan tahan terhadap kekeringan. Bersama alga biru dianggap sebagai tumbuhan perintis yang berkembang biak dengan fragmentasi thallus atau soredium, yaitu potongannya yang dapat tumbuh membesar. Pada mulanya Lichenes terjadi bila spora jamur yang tumbuh bersatu dengan algae yang sesuai. Jika tidak demikian, baik algaenya maupun jamurnya dapat berkembang biak sendiri- sendiri. Klasifikasi Lichenes didasarkan hal- hal sebagai berikut : 1. Jenis Jamur yang bersimbiosi dengan (Ascomycetes, Basidiomycetes )
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1PENDAHULUAN
Tujuan
Mengetahui ciri-ciri umum dan ciri yang tampak dari berbagai macam spesies lichenes secara pengamatan makroskopis
Dapat melalkukan pengamatan dengan metode ilmiah Mampu menyusun daftar identifikasi dan klasifikasi dari spesies lichenes yang
diamati Dapat membuat bagan dikotomi lichenes Mampu menentukan nilai-nilai yang terkandung pada lichenes
Teori S ingkat Lichenes dikenal dengan nama lumut kerak karena bentuknya menyerupai kerak yang
menempel pada pohon-pohon, tebing, atau batuan. Lumut kerak sesungguhnya bukan golongan lumut, tetapi merupakan simbiosis dua macam tumbuhan, yaitu :
1. Golongan algae, dari Cyanophyceae atau Chlorophyceae2. Golongan Jamur, dari Ascomycetes atau Basidiomycetes
Apabila disayat tipis- tipis tubuh lichens, kemudian diamati dibawah mikroskop maka akan ada jalinan hifa/ misellium jamur yang teratur dan dibagian lapisan permukaan terdapat kelompok algae bersel satu atau benang yang dijalin aleh hifa itu. Jamur pada Lichenes berfungsi mengokohkan tubuhnya dan mengisap air tau zat- zat makanan, sedangkan algaenya berfungsi melakukan fotosintesis. Karena itu, simbiosis antara dua jenis tumbuhan teersebut bersifat simbiosis mutualisme.
Pada umumnya hidup sebagai epiphyta. Syarat hidupnya tidak banyak dan tahan terhadap kekeringan. Bersama alga biru dianggap sebagai tumbuhan perintis yang berkembang biak dengan fragmentasi thallus atau soredium, yaitu potongannya yang dapat tumbuh membesar. Pada mulanya Lichenes terjadi bila spora jamur yang tumbuh bersatu dengan algae yang sesuai. Jika tidak demikian, baik algaenya maupun jamurnya dapat berkembang biak sendiri- sendiri.
Klasifikasi Lichenes didasarkan hal- hal sebagai berikut :1. Jenis Jamur yang bersimbiosi dengan (Ascomycetes, Basidiomycetes )2. pepembentukan tubuh buahnya (ascocarpium, basidiocarpium)
Tipe Ascocarpim (Askokarp) ada tiga macam, yaitu : Apothecium : bentuk cawan terbuka, terdapat askus- askus jamur yang
menghasilkan spora Perithecium : Bentuk periuk ataou botol berlubang Cleistotechium/ kleistotechium : Bentuk bola yang didalamnya terdapat askus-
askus. Bila sudah tua akamn memecah ( desintegarsi) untuk mengeluarkan spora/ askospora- askospora.
Tipe thallusnya, ada tiga macam, yaitu : Crustose : thallus pipih melekat dengan substratnya sehiungga sulit untuk
dipisahkan Foliase : thallus lembaran dan mudah untuk dipisahkan dari substratnya. Fruticose : thallus tegak mirip dengan perdu(frutek) kecil
Berdasarkan criteria tertsebut, jika Lichenes dianggap tingkat divisi, maka dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu :
1. Basidiolichenes ( Hymenolichenes)Contohnya Cora pavonia, dan Rocella tinctoria
2. Ascolichenes: meliputi lima bangsa/ ordo yaitu : Calciales : memiliki askokarpdengan askus- askus yang diintegrasikan sehingga
membentuk masa hilang atau hancur Graphidales: memiliki thallus yang crustose derngan apothecia yang memenjang
membentuk suatu deretan. Contoh : Graphis Cyanophilades : (Gk. Kyanos = biru, philein =menyukai ) bangsa ascolichenes
yang alganya Cyanophyceae. Contohnya : peltigra Lecanorales : simbiontnya dengan Clorophyceae dan tipe tubuh buahnya
apothecium di tepi thallusnya. Contohnya : Parmelia Caloplacales : Bangasa lichens yang memiliki spora- spora berdinding tipis ,
biasanya ada dua sel saja. Contoh : Caloplaca.Sesungguhnya para ahli masih mengalami kesulitan untuk menempatkan lichens dalam
sistematika tumbuhan, kare4na ada dua individu yang menyusunnya yang masing- masing yang memiliki taksonomi tersendiri.
Jenis Algae dan Jamur yang biasa bersimbiosis adalah : Cyanophyceae (alga biru) : Chroococcus, Gleocapsa, Nostoc, Rivularia yang
umumnya bersel satu dan koloni Chlorophyceae ( alga hijau) : Chlorococcus/ Plerococcus, Cladophora, dan
Trentepolia
Waktu dan Tempat Praktikum
Tanggal 15 April 2010, Laboratorium Struktur Tumbuhan JICA-UPI
Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam pembuatan laporan hasil kegiatan praktikum ini yaitu:
Studi LiteraturDigunakan untuk mendapatkan data teoritis yang menunjang pembahasan teori.
Pengamatan SpesimenPengamatan spesimen dilakukan yaitu untuk mengidentifikasi spesimen yang tersedia sehingga kami dapat mengklasifikasikannya.
Alat dan Bahan
1. Alat Tulis Kerja2. Bioplastik spesies lichenes: Usnea sp Cladonia sp Parmelia sp Peltigera sp Cetraria sp Graphis sp
Cara K erja 1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan2. Mengamati bioplastik spesies lichenes secara makroskopis 3. Mencatat hasil pengamatan4. Membuat daftar klasifikasi5. Membuat bagan dikotomi6. Membuat nilai-nilai yang dapat dipelajari dari spesies lichenes.
1. PertigeraPertigera memiliki thallus yang foliose yaitu thallusnya berbentuk lembaran yang mudah
dipisahkan dari substratnya. Thallus berwarna kebiruan pada bagian permukaan atsnya dan berwarna putih pada bagian permukaan bawahnya yang dipenuhi dengan rhizoid., dengan thallus yang lebar- lebar. Pada bagian ujung atau pinggir thallus banyak dibentuk askokarp tipe apothecium berwarna kecoklatan dan kehitaman. Habitan pertigera di permukaan tanah yang lembab dan batuan yang lembab.Pertigera dibagi menjadi bebrarapa species bersdasarkan cirri- cirri morfologinya diantaranya Pertigera canina (thallusnya lebar- lebar) dan Pertigera polydactyla ( banyak askokarpnya).
2. ParmeliaParmelia adalah genus dari Llichen yang tersebar diseluruh dunia sebanyak 100 species.
Parmelia termasuk lichen yang memiliki thallus yang foliose yaitu thallusnya berbentuk lembaran yang mudah dipisahkan dari substratnya.Yang berwarna abu- abu atau putih kehijauan dan memiliki rhizine di bagian bawahnya sebagai alat pelekat pada batuan atau pohon.
Parmelia berkembang biak secara fragmentasi thallus dan membentuk soredia, atau askokarp ( apothecium)
Parmelia dibagi kedalam berbagai species tergantung dari morphology thallusnya dan genera yang kesil. Diantaranya Parmelia sulcata ( beralur) dan Permelia plumbea ( ada zat perekat)
3. CetrariaCetraria Simbiontnya antar Ascomycetes dengan Chyanophyta, dengan thallus pipih atau
lembaran , dengan tipe thallus yang foliose dan percabangannya agak besar, banyak rhizenya warna abu- abu yang habitatnya di pohon.
Cetraria islandica, dindingnya berisi Lichenin ( C6H1005), Yaitu suatu unsur yang lengket. Disamping unsure ini yang sangat serupa adalah Isolichenin .
4. Physcia Physcia Simbiontnya antar Ascomycetes dengan Chyanophyta, dengan thallus pipih atau
lembaran , dengan tipe thallus yang foliose dan percabangannya halus dan relatif kecil, yang berwarna abu- abu yang habitatnya di kulit pohon.
5. CladoniaThallusnya berbentuk fruticose yaitu thallusnya tegak mirip perdu (frutex) kecil, yang
berwarna putih kehijauan dengan membentuk askokarp tipe apothecium yang agak membulat warna askokarpnya Ada yang merah, dan coklat kehitaman. Thallus dengan bentuk silindris dan percabangan dikotom/menggarpu yang sederhana dan kasar. Berkembang biak dengan fragmentasi thallus , soredia, dan askokarp. Hidup ditanah yang lembab.
6. UsneaThallusnya berbentuk fruticose, berwarna putih kehijauan, berbulu kasar atau berambut
kasar yang dikenal dengan lumut kerak jenggot (bahan jejamu/ obat). Membentuk tubuh buah (askokarp) tipe apothecium yang lebar dengan rambut- rambut kasar pula dipinggirnya.Hidup epifit di pohon.
Usnea sangat sensitive terhadap polusi udara specifiknya sulfur dioksida. Kondisi yang sangat buruk memungkinkan usnea tumbuh lebih panjang lagi beberapa millimeter. Jika lingkungan tidak terpolusi, Usnea dapat tumbuh dengan panjang 10-20 cm.Usnea dugunakan sebagai obat 1000 tahun yang lalu. Usnic acid (C18H16O7), antibiotik poten, dan sebagai agen antifungal yang dapat ditemukan pada species ini. Usnea teksturnya seperti rambut. Pada Usnea mengandung vitamin C yang tinggi.
7. Graphis elegan
Thallusnya berbentuk crustose, berwarna hitam- hitam menjarum berderet askokarpnya barada di kulit pohon.
Graphis elegan memiliki thallus yang bercabang- cabang.8. Cora pavonia
Cora pavonia adalah Lichenes yang simbiosisnya antara Basidiomycetes dengan Chlorophyceae. Dengan tipe thallus foliose yang thallusnya seperti kipas atau kuping .
9. LobariaThallusnya berbentuk foliose yang lebar dan panjang berwrna hijau tua kebiruan, atau
hijau kekuningan. Askokarpnya tipe Apothecium dibentuk tidak dipinggir thallus, tetapia agak ke tengah , berwarna coklat kemerahan. Thallusnya mirip Pertigera . Habitatnya di kulit pohon yang lembab dan teduh.
jenis Lobaria adalah : Lobaria pulmonaria (lebar hijau abu), Lobaria scrobiculata (lebar kebiruan, Lobaria amplissina (pendek melingkar) dan Lobaria laetevirens (hijau kekuningan).
Lobaria adalah genus dari lichenus yang umumnya disebut dengan Lugwort atau lumut paru- paru karena secara fisik bentuknya menyerupai seperti paru- paru. Species Lobaria ini sangat luar biasa sekali karena mampu bersimbiosis tiga bagian yaitu fungi, alga dan Cyanobacteria yang disertai dengan fiksasi nitrogen. Mereka sanat sensitive terhadap racun yang membuat mereka sebagai penanda yang sempurna pada ekosistem yang sehat. Dan mereka sering ditemukan di komunitas ekologi y7ang klimaks seperti Hutan tua atau northwestern di Africa utara
10. CaloplacaSimbiontnya Ascomycetes dan Chyanophyceae, dengan thallus pipih dan berlembaran.
Tipe thallusnya Crustoce dengan spora 2 sel.
BAB 4PENUTUP
Kesimpulan
Lichenes bukan golongan lumut tetapi simbiosis dua macam tumbuhan yaitu alga dan jamur. Golongan alganya Cyanophyceae dan Chlorophyceae dan golongan jamurnya Ascomycetes dan Basidiomycetes. Simbiosiny simbiosis mutualisme dimana alga dan jamur sama- sama mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang didapat oleh alga dapat hidup di darat sedangkan keuntungan bagi jamur yaitu mendapatkan makanan dari proses fotosintesis alga. Lichenes berdasarkan simbiontnya dapat terbagi dua kelas, yaitu
Basidiolichenes dan Ascolichenes. Pada lichenes yang diamati, ada lumut kerak yang menempel pada substrat dan tidak mudah dilepas dari substratnya tersebut. Bentuk thallus seperti itu disebut Crustose
Umumnya hidup sebagai ephypita dan tahan terhadap kekeringan . lichens dikenal sebagai tumbuhan perintis. Berkembangbiak dengan dengan fragmentasi thallus atau soredium yaitu potongannya yang dapat tumbuh membesar.Thallus pada lichens dapat dibedakan menjadi foliose, fructicose, dan crustose. Klasifikasi jamur berdasarkan Jenis jamur yang bersimbiosisnya dan tipe pembentukan tubuh buahnya( ascocarp, basidocarp).
Nilai-Nilai
1. Nilai religiAllah menciptakan sesuatu itu pasti memiliki manfaat untuk lingkungan sekitar. Lichenes
merupakan simbiosis dari jamur dan alga, itu artinya bahwa dalam konsep lichens terdapat konsep kejasama yang saling menguntungkan. Dalam agama islam hubungan kerjasama antara manusia (Hablumminanas) itu diwajibkan.
2. Nilai pendidikanLichenes merupakan tumbuhan tingkat rendah yang mampu hidup ditempat yang tidak
bisa ditumbuhi tumbuhan lain. Oleh karena itu lichenes disebut tumbuhan perintis. Sebagai makluk yang lebih sempurna, seharusnya manusia juga bisa meniru kehidupan lichenes ini, seorang manusia harus bisa menciptaka karya baru yang bermanfaat untuk manusia lainnya. Jangan hanya menjadi penikmat ataupun peniru suatu karya yang sudah ada.
3. Nilai sosialLichenes merupakan simbiosis antara alga dari golongan rendah dengan jamur dari
golongan tinggi, yang masing- masing memiliki keuntungan dari kerjasama diantara dua golongan tumbuhan ini. Alga dapat tumbuh di darat sedangkan jamur dapat cadangan makanan dari alga karena alga memiliki klorofiil untuk berfotosintesis dan menghasilkan makanan. Dari Lichenes manusia dapat mengambil pelajaran dalam masalah sosial yaitu apabila kita ingin dan maju, golongan wongcilik harus bekerjasama dengan orang kaya untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan, misalnya di dalam urusan ekonomi. Tidak ada salahnya mereka bekerjasama dengan adanya program bapak angkat untuk pengusaha kecil oleh perusahaan – perusahaan besar.
4. Nilai praktisLichenes dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai kehidupan manusia diantaranya:
Usnea digunakan sebagai jamu atau obat dan pada usnea banyak mengadung vitamin C
Sebagai bahan lakmus contohnya Rocella tinctoria
5. Nilai IntelektualSebagai tumbuhan perintis lichenes sangat bermanfaat dalam kehidupan dimuka bumi,
namun jika lebih cermat lagi lichenes memiliki kerugian.
Daftar Pustaka
Yudianto, Adi Suroso. 1992. Pengantar Cryptogamae. Bandung Tarsito
Yudianto, Adi Suroso., dkk. 2007. Penuntun Praktikum Botani Cryptogamae.
Bandung : FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesias