i LEMBAR PERNYATAAN Skripsi ini sebagai prasyarat untuk mendapatkan gelar sarjana Strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.adapun hal yang mengenai penyusunan, dengan ini menyatakan bahwa saya: 1.Memberikan informasi dan kajian skripsi asli dari hasil penelitian dan observasi langsung dari sekolah yang menjadi peneliti. 2.Memberikan/menuliskan referensi yang asli dan tertera pada isi penelitian tersebut 3.Jika penelitian skripsi ini adalah saduran fiktif atau jiplakan dari skripsi lain maka dengan ini saya siap untuk menerima sangsinya. Hormat saya Gunawan Setiawan NIM.102018224178
82
Embed
LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21541/1/GUNAWAN... · “Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
LEMBAR PERNYATAAN
Skripsi ini sebagai prasyarat untuk mendapatkan gelar sarjana Strata I di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.adapun hal yang mengenai penyusunan, dengan ini menyatakan bahwa
saya:
1.Memberikan informasi dan kajian skripsi asli dari hasil penelitian dan observasi langsung dari
sekolah yang menjadi peneliti.
2.Memberikan/menuliskan referensi yang asli dan tertera pada isi penelitian tersebut
3.Jika penelitian skripsi ini adalah saduran fiktif atau jiplakan dari skripsi lain maka dengan ini
saya siap untuk menerima sangsinya.
Hormat saya
Gunawan Setiawan
NIM.102018224178
ii
ABSTRAK
Gunawan Setiawan. NIM 102018224178 Manajemen Pendidikan UIN Syarif Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Judul Skripsi ” Efektifitas KBK Dalam Pembelajaran di
SMK Islamiyah Ciputat ”.
Kurikulum merupakan alat yang paling krusial dalam merumuskan dan mengembangkan kulaitas pendidikan yang bermutu,berdaya sosial yang tinggi dan relevan untuk tujuan pendidikan.KBK salah satu metode yang sedang digencarkan oleh pemerintah dalam mengembangkan pola pendidikan guna mengarah pada tingkat penataan yang lebih lanjut.dengan kurikulum sekolah mempunyai pegangan dalam tujuan yang lebih dinamis khususnya menciptakan suasana yang diharapkan baik dalam literature pendidikan sampai pada tingkat tujuan sekolah tersebut.
Demikian KBK sebagai sarana implementasi dalam pengembangan pendidikan yang ada di sekolah menengah kejuruan yang berfungsi sebagai jenjang mulai dari yang paling tinggi,yakni tujuan umum pendidikan sampai pada tujuan yang paling rendah (perubahan prilaku) yang diharapkan setelah proses belajar mengajar. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas KBK dan penerapannya dalam proses belajar mengajar. penelitian yang penulis sajikan ini merupakan hal kecil untuk mengetahui usaha apa yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam pengembangan proses belajar mengajar serta dampak implemetasi KBK bagi siswa SMK Islamiyah.sesuai dengan tujuan pada konsep kurikulum yang diharapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara kepada pihak kepala sekolah dan bidang kurikulum serta menyebarkan angket kepada semua pihak guru.Adapun populasi yang dijangkau yaitu sejumlah 45 orang guru dan staf. Dari penelitian yang telah dilakukan,penulis melihat dan melakukan sebuah analisa maka SMK Islamiyah ini pada proses KBK belum secra efektif mampu dalam menerapkan tujuan KBK tersebut sesuai yang diharapkan.hal ini dapat dilihat dari tingkat kesiapan yang belum secara matang baik dari kepala sekolah dalam mengelola administrasi yang ada,tingkat kemampuan guru dalam pengajaran sampai pada sarana yang belum menunjang.hal itu dapat terlihat dari hasil wawancara, pengambilan data yang berkaitan dengan administrasi, sampai pada penyebaran angket kepada guru.
iii
KATA PENGANTAR
ȴɆǵȀȱǟ ȸƥȀȱǟ ǃǟ ȴȆǣ Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia dan keberkahan yang telah
dianugerahkan kepada kita semua sehingga masih dapat menikmati segala kebaikanNya.dengan
ini penulis menyajikan suatu data penelitian tentang “Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada
Proses Pembelajaran Siswa di SMK Islamiyah Ciputat”.
Sebagai hasil penelitian ini penulis sajikan tentang keefektivitasannya sebuah kurikulum
yang ada di SMK Islamiyah Ciputat. Semoga apa yang penulis sajikan dalam penelitian ini
menjadi sedikit bahan informasi tentang efektivitas kurikulum Berbasis Kompetensi.maka dari
itu penulis sangat berterima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah membimbing atas segala karunia dan kebaikan yang telah diberikan
seluruhnya.
2. Ayahanda Wirma Afandi dan Ibunda Aliah yang telah memberikan semangat do’a yang
luar biasa baik moril maupun materil sehingga bisa terselesainya tugas akhir ini.
3. Para guru dan siswa SMK Islamiyah
4. Drs.Mas’ud Kepala SMK Islamiyah Ciputat yang telah memberikan informasi mengenai
situasi pembelajaran yang ada.
5. Muhammad Nisad,S.Pd kepala bidang Kurikulum SMK Islamiyah Yang telah memberikan
wacana tentang program kurikulum yang dibuat.
6. Sukarna Syarif,SH. Dosen pembimbing yang begitu semangat membimbing penulis
sehingga dapat terselesaikannya tugas akhir ini.
7. Drs.Syafril M.Pd. Dosen pembimbing proposal yang memberikan arahan tentang
Pembutan proposal skripsi ini.
8. Para dosen FITK khususnya jurusan KI-MP yang telah memberikan banyak ilmu
pengetahuan yang sebelumnya penulis belum dapatkan,sehingga dapat menjadi sumber
kreatifitas, inspirasi dan kemampuan dalam menyusun tugas akhir ini.
iv
9. Para siswa dan adik adikku SMK,MTS Gunung sindur yang telah memberikan inspirasi
dan pengalamannya dalam pembelajaran.
10. Ustad Arifin sebagai pembimbing spritual saya yang telah meyakinkan tentang suatu
kebaikan dan perjuangan.
11. Para shabat seperjuanganku yang ada di kampus Khususnya KI-MP C 2002,yang
memberikan semangat sehingga dapat menempuh tugas akhir kuliah ini.
12. Para teman pengajar yang ada di SMK, MTs, gunungsindur Bogor dan SMP
Muhamadiyah Pamulang..
13. Kakak dan adik-adik yang telah begitu mensuport dalam tugas skripsi ini.
Jakarta 25 juni 2010
Penulis
Gunawan Setiawan
v
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Masalah Penelitian
1.Identifikasi Masalah ....................................................................................... 4
2.Pembatasan Masalah ............................................................................. 4
4.Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 52
5.Deskripsi Permasalahan Berdasarkan Analisa .......................... …. 54
6.Analisa dan Subjek Responden ...................................................... 55
BAB V PENUTUP
Kesimpulan dan Saran ....................................................................... 58
vii
TABEL
1. Sarana dan Prasarana yang menunjang………………………………….…...34
2. Frekuensi tentang penggunaan kontark pembelajaran……………….………37
3. Frekuensi tentang pelaksanaan kurikulum……………………………….…..37
4. Frekuensi tentang sarana untuk menunjang keahlian siswa…………….……38
5. Penggunaan RPP untuk pencapaian tingkat kompetensi siswa………….…...39
6. Penawaran kontrak belajar …………………………………………………..39
7. Melakukan persiapan awal bahan pengajaran…………………………….….40
8. Penerapan system SK,KD untuk pencapaian kurikulum…………………….41
9. Penggunaan alat Bantu untuk menunjang belajar siswa……………………..41
10. Penggunaan sarana Belajar yang disediakan…………………………...……42
11. Efektivitas wakt dalam belajar………………………………………....…….42
12. Penggunaan Simulasi/Games ………………………………………………..43
13. Pembuatan program portofolio……………………………………………….43
14. Melakukan Penilaian berkala kepada siswa…………………………..……..44
15. Program Evaluasi pencapaian tujuan belajar…………………………..…….45
16. Penetapan KKM………………………………………………………..……45
17. Efektivitas Dalam pengujian kompetensi ……………………………..…….46
18. Pemberian motivasi Kepada siswa…………………………………..………47
19. Pemberian Penghargaan kepada siswa………………………………..……..47
20. Penetapan dan penerapan kurikulum………………………………….…….48
21. Bentuk interaktif Guru di dalam kelas……………………………………...48
22. Penggunaan Metode diskusi………………………………………………..48
23. Pelatihan Pendidikan pada guru…………………………………...……….50
24. Pelatihan Keahlian kompetensi pada siswa…………………………...……50
25. Nilai Rata-rata Skor…………………………………………………………51
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil wawancara
2. Struktur Organisasi
3. Rekapitulasi Data Guru
4. Rekapitulasi Data siswa
5. Lembar pengesahan judul Skripsi
6. Outline Bimbingan Skripsi
7. Riset wawancara
8. Surat Keterangan SMK Islamiyah Ciputat.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu dan teknologi, terutama tekhnologi informasi
menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak
langsung pada bidang norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja
yang kurang berpendidikan, kurang terampil dan terkikisnya budaya lokal. Dengan
cepatnya arus informasi dan budaya global mengakibatkan menurunnya norma-norma
masyarakat kita yang bersifat konsumtif, hal itu menjadi rawan terhadap timbulnya
gejolak social dan disintregrasi bangsa. kemudian adanya pasar bebas, kemampuan
bersaing, penguasaan pengetahuan dan teknologi, menjadi semakin penting untuk
kemajuan suatu bangsa. Situasi itu juga menjadikan ukuran kesejahteraan suatu bangsa
telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke modal
intelektual,pengetahuan,social dan kepercayaan.
Situasi seperti itu membutuhkan pendidikan yang memberikan
kecakapan hidup (life skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran dan
keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik. Dengan keterampilan tersebut
menjadi bekal untuk mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah,tidak pasti
dan kompetitif dalam kehidupanya. Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh siswa
sejak dini melalui pendidikan formal di sekolah maupun yang bersifat informal,
membentuk menjadi masyarakat berpengetahuan dengan belajar sepanjang hayat (life
long education).
Berdasarkan konteks di atas penulis menyajikan suatu data tentang
penerapan keefektifan kurikulum berbasis kompetensi. KBK ini menjadi bahan acuan
bagi siswa dalam menempuh pengetahuan guna memiliki kemampuan bakat dan minat
dalam mata pelajaran yang diberikan oleh guru dan sekolah. Pada kenyataannya bahwa
KBK belum secara maksimal diberlakukan di sekolah-sekolah, Kalaupun itu ada
belum sepenuhnya dilakukan karena berbagai hal. keadaan itu terlihat Banyak guru
2
yang belum mengerti dari penerapan KBK tersebut. Disamping itu fasilitas yang
kurang memadai, serta belum menunjang. Pada dasarnya kurikulum tetap digunakan
dalam pembelajaran siswa baik formal maupun informal, tetapi kurikulum biasa
digunakan kepada siswa sehingga siswa mampu :
1).berpikir bagaimana berpikir dan belajar bagaimana belajar
2).memadukan belajar formal dan informal
3).mengakses,memilih dan mengolah informasi untuk melengkapi pengetahuannya dan
4).mengatasi situasi yang ambigu/kabur,permasalahan dan tantangan yang tidak
diramalkan atau belum pasti.
Dari pemaparan tersebut sekiranya penulis melihat permasalahan yang ada di
SMK Islamiyah berkaitan dengan kurikulum yang digunakan. Yaitu sudah efektivkah
KBK diterapkan di sekolah tersebut, Strategi apa yang digunakan oleh kepala sekolah
dalam pengembangan tingkat pemahaman siswa terhadap kemampuan dan keterampilan
yang diperoleh, dan bagaimana peranan guru dalam implementasi KBK tersebut.
Tingkat pengembangan KBK ditekankan agar siswa yang mengikuti pendidikan
di sekolah memperoleh kompetensi yang diinginkan. Dengan demikian siswa bukan
hanya menghafal, mengingat dan mengerti teori, tetapi juga menguasai bidang yang
dipelajari. misalnya bila belajar bahasa Inggris siswa sungguh menjadi kompetens,
untuk itu dapat juga berbicara dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Dengan
tekanan pada kompetensi diharapkan siswa sungguh menguasai bahan, dapat
menggunakan dengan kemampuannya siswa semakin maju,dan dapat menggunakannya
dalam hidup berasama di tengah masyarakat.
“Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut belajar itu
untuk tahu,untuk dimengerti dan diterapkan dalam kehidupan selamanya”.1 Dengan
pendekatan ini kurikulum lebih menekankan kompetensi apa yang diharapkan oleh
siswa, entah kompetensi umum, bidang dan pelajaran tertentu. Dengan model ini juga
1 .J.Drost,SJ 2005 (Dari KBK sampai MBS ) Penerbit BUKU KOMPAS 2005, hal 11
3
dimungkinkan guru menggunakan bahan apapun yang sesuai dengan kompetensi yang
dituju.
Dalam pembelajaran kurikulum dapat dijadikan sebagai alat untuk menuju pada
tujuan pendidikan yang terarah dan efektif, Tetapi bagaimana kurikulum itu diterapkan
pada sebuah lembaga pendidikan yang notebene merupakan landasan awal untuk
memulai proses belajar mengajar.
Pendidikan menurut konsepsi kurikulum memiliki pengaruh,mengubah dan
memberi corak baru kepada masyarakat dan kebudayaan. Beberapa ahli pendidikan
berpendapat bahwa pendidikan adalah alat rekontruksi social, diantaranya:
“Jhon Dewey seorang peneliti pendidikan memandang pendidikan sebagai alat
rekontruksi social yang paling efektif. Pendidikan merupakan alat konstruktif untuk
memperbaiki masyarakat dan membina masa depan yang lebih baik.”2
Sehubungan itu penulis mencoba melakukan sebuah penelitian yang
membahas bagaimana KBK yang ada di sekolah SMK Islamiyah. Dalam perumusan
kurikulum sekolah, kompetensi itu perlu diuji,karena sebagai acuan siswa setelah ia
lulus dari lembaga pendidikan tersebut.
SMK Islamiyah merupakan sekolah yang menjadi harapan masyarkat sekitar,
karena sudah menjadi bagian kemudahan bagi siswanya dalam mengembangkan
kemapuan keahlian. Bila dilihat dari seperangkat kurikulum yang digunakan, SMK
tersebut meiliki harapan pengembangan bagi kemajuan tingkat pendidikan, terlebih bagi
siswanya yang akan menggali kemampuannya dibidang keahlian. Hal inilah yang
menjadi penulis ingin lebih mengetahui tingkat keberhasilan dan keefektivannya dalam
penerapan di bidng kurikulum berbasis kompetensi.
perumusan kurikulum tersebut, penulis melihat bahwa kemampuan siswa
dalam mempelajari sebuah keterampilan dapatlah melatih dirinya dalam pengenalan
program studi, mulai dari pengenalan keahlian dalam teori dan praktik, sampai pada
keahlian dalam berpikir, menganalisa dan kemampuannya melakukan sesuatu yang
bersifat efektif. Dalam perumusan kurikulum para guru dilibatkan sebagai fasilitator 2 ”S.Nasution” dalam Hamid Syarif (ed)pPengembangan kurikulum Penerbit PT Bina llmu Surabaya 1996.hal 24
4
untuk siswa belajar. Keefektifan kurikulum itu dibuat berdasarkan pada jenis
kompetensi siswa dan kemampuan guru dalam menyampaikan pengajaran .
SMK tesebut selain melihat jenis kompetensi siswa juga diharapkan dalam
pembelajaran, akan membuahkan hasil. didasarkan pada bentuk kemampuan dan
kecakapan siswa (Life Skill). Ketika siswa tersebut sudah selesai dengan program
inputnya maka akan dapat melihat suatu bentuk keahlian yang diharapkan berhasil
dalam penerapan kurikulum tersebut.
A.Identifikasi Masalah
Dalam pembahasan keefektivitasan kurikulum berbasis kompetensi ini penulis
melakukan identifikasi sebagai berikut :
1.Belum adanya tindak lanjut KBK secara khusus yang menjadi tujuan penerapan siswa
dalam bidang kompetensi di sekolah SMK Islamiyah tersebut.
2.Masih banyak guru yang belum memahami penerapan KBK tersebut.
3.Kurangnya strategi kepala sekolah dalam pengembangan dan penerapan KBK
tersebut.
B.Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Mengingat permasalahan yang cukup banyak untuk dibahas, dan untuk lebih
memudahkan maka dengan ini dibatasi pada Efektifitas penerapan KBK dalam
proses pembelajaran siswa.
Adapun yang dimaksud dengan tingkat keefektifan kurikulum yaitu kurikulum
yang diterapkan dapat diimplementasikan oleh para siswa dalam bidang keahlian.
Sedangkan KBK yang dimaksud adalah bagaimana kurikulum tersebut menjadi bahan
tujuan untuk pengembangan kompetensi siswa sebagai penguasaan keterampilan.
Berdasarkan pembatasan tersebut, maka penulis selanjutnya merumuskan
masalah sebagai berikut :
1.Bagaimana penerapan KBK di SMK Islamiyah tersebut.
2.Seberapa efektif penerapan KBK dalam proses pembelajaran di SMK Islamiyah
tersebut.
5
C.Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang
bersifat teoritis maupun praktek untuk mengembangkan penerapan kurikulum berbasis
kompetensi secara efektif dan efesisen,Khususnya bagi sekolah SMK
ISLAMIYAH.serta memberikan manfaat bagi penulis dalam melihat sebuah wacana
pelaksanaan kurikulum untuk pencapaian tujuan pendidikan formal dan studi banding
sehubungan manajemen sekolah.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Kurikulum Berbasis Kompetensi
1. Pengertian kurikulum Berbasis Kompetensi
Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa kurikulum berbasis
kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil
belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan.3
Kurikulum secara luas/modern mencakup kehidupan murid dan
masyarakat,pemahaman semacam ini dikemukakan oleh William H.Killpatrick bahwa
kurikulum dalam arti modern meliputi keseluruhan kehidupan anak,sepanjang sekolah
dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan tersebut, atau sekolah seharusnya
mengambil tanggung jawab atas pengembangan kehidupan tersebut. Dari pemahaman
tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat program atau
rencana blajar siswa dibawah tanggung jawab sekolah sebagai program
belajar,kurikulum hendaknya disusun secara sistematis dan logis agar dapat mencapai
tujuan pendidikan sekolah yang telah ditetapkan.
Ada beberapa kriteria dalam memilih isi kurikulum yang dikemukakan oleh
Nana sudjana yaitu:4
a) Isi kurikulum harus sesuai,tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
b) Isi kurikulum mencerminkan kenyataan sosial.
c) Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiyah yang komperhenship.
d) Isi kirikulum mengandung teori,prinsip dan konsep informasi faktual dan
e) Isi kurikulum dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Pada dasarnya pengertian dan isi kurikulum di atas suatu hal penting yang harus
diperhatikan adalah bahwa suatu kurikulum harus mampu menjawab sejumlah
persoalan,dimana persoalan tersebut adalah merupakan persoalan-persoalan tentang apa 3 Sanjaya Wina,Pembelajaran dalam implementasi KBK (Jakarta Kencana pers 2008).hal 6 4 .Nurdin Syarifudn,Guru profesional dan Implementasi Kurikulum(Ciputat Pers Jakarta 2002).hal.55
7
persoalan,dimana persoalan tersebut adalah merupakan persoalan-prsoalan tentang apa
tujuan yang ingin dicapai,pengalaman belajar apa yang harus disiapkan untuk mencapai
tujuan tadi,bagaimana pengalaman itu diorganisir secara efektif dan efesien.
Dari pengertian di atas KBK memiliki tiga arti karakteristik utama
diantaranya, pertama merupakan kurikulum yang memuat sejumlah kompetensi dasar
yang harus dicapai oeh siswa, kedua implementasi pembelajaran dalam KBK
menekankan pada proses pengalaman dan memperhatikan keberagaman setiap individu,
dan ketiga KBK merupakan bentuk evaluasi yang menekankan hasil dan proses belajar,
sehingga pencapaian standar kompetensi dilakukan secara utuh yang tidak hanya
mengukur aspek pengetahuan saja,akan tetapi sikap dan keterampilan5.
2.Fungsi kurikulum
Kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta sebagai sebuah
komponen dalam tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam undang-undang
Sisdiknas no 20 tahun 2003 tentang standarisasi dan kurikulum pendidikan pada pasal
35-36.6 Tujuan pendidikkan berhubungan dengan manusia yang diidealisasikan atau
dicita-citakan oleh suatu masyarakat atau bangsa.Manusia yang demikian sangat
bergantung atas pandangan hidup (way of life). suatu masyarakat atau bangsa yang
bersangkutan, dimana praktik pendidikan dilakukan. Membentuk manusia semacam ini
haruslah diisi oleh serangkaian program pendidikan yang di dalamnya berisikan
kegiatan dan pengalaman belajar. Program tersebut pada akhirnya akan
dilakukan/dilaksanakan oleh guru dan murid dilembaga pendidikan sekolah.
“Berdsarkan konteks tersebut fungsi kurikulum secara teoritis diantaranya”:7
a) sebagai Tujuan Pendidikan
Merupakan tujuan pendidikan mempunyai jenjang,mulai dari yang paling tinggi,
yakni tujuan umum pendidikan sampai pada tujuan yang paling rendah (perubahan
prilaku) yang diharapkan setelah proses belajar mengajar.
5 . wina Sanjaya,Pembelajaran dalam implementasi Kurikulum KBK,(Prenada Media Group)hal.11 6.Undang-undang No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35-36 7.” Usman muladi,”Wirokusuma,dalam Syarif Hamid (ed)Pengembangan Kurikulum.hal 24
8
b.)Kurikulum dan Anak
Kurikulum berfungsi sebagai kegiatan dan pengalaman yang akan disajikan kepada
murid di bawah bimbingan sekolah atau guru. Kegiatan dan pengalaman ini dapat
meliputi bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan tertentu.
c).Kurikulum dan Guru
berfungsi sebagai pelaksana kurikulum di sekolah.kurikulum berisikan tentang jenis-
jenis program, cara pelaksanaan propgram, petugas pelaksanaan,dan alat-alat
perlengkapan yang akan dipergunkan.
d).Kurikulum dan Kepala Sekolah /Pembina Sekolah
Kepala sekolah berfungsi sebagai supervisior dan Administrator serta bertanggung
jawab terhadap pelaksana kurikulum di sekolah.Fungsi kurikulum bagi kepala
sekolah adalah pedoman dalam pelaksanaan fungsi supervisior untuk memperbaiki
situasi belajar, memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi
balajar,memperkembangkan lebih lanjut.
Pullias Young (1988) dan manna (1990) mendefinisikan bahwa sedikitnya 19
persen guru memiliki sifat,dintaranya sebagai pendidik, pengajar, model, teladan,
ja rutin,pembawa cerita, pengawas serta sebagai kulminator”.8
Karena itu sekolah dapat membuat perencanaan tenaga yang akan dibutuhkan
secara tepat, jenis-jenis pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki oleh
petugas, serta alat-alat yang akan diperlukan.
Berdasarkan pemikiran tersebut, fungsi kurikulum bagi guru adalah sebagai
berikut: Pertama, sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir
pengalaman bagi para siswa, kedua sebagai pedoman untuk menilai terhadap
perkembangan murid dalam rangka penyerapan sejumlah pengalaman yang diberikan
Disamping itu guru juga memiliki kepekaan terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi dalam dunia kependidikan, seperti perubahan kurikulum satu kali dalam
sepuluh tahun. Guru diminta untuk cepat beradaptasi dengan perubahan itu dengan cara 8.E.Mulyasa,Menjadi guru Profesional(Rosdakarya,Bandung 2005),hal 37
9
mengikuti penataran, workshop, dan belajar dengan teman se-profesi guru dalam
pengembangan kurikulum harus memiliki pandangan mata burung (a bird eye view)
mengenai proses pengembangan kurikulum.karena guru bekerja di kelas untuk
menyampaikan kurikulum real, guru merupakan pengontrol kualitas belajar mulai dari
awal sampai berakhirnya pembelajaran sebenarnya guru diminta informasi, kritikan
dalam perbaikan kurikulum agar kurikulum itu menyentuh dan berguna untuk
terciptanya life Skill dikalangan siswa.
3.Latar belakang KBK
a.Pengertian Kompetensi
Istilah kompetensi merupakan istilah turunan dari bahasa Inggris competence
yang berarti kecakapan,kemampuan, dan wewenang. Dalam konteks kependidikan
kompetensi merupakan pengetahuan, sikap dan prilaku yang tercermin dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak.9
Proses pembelajaran yang didasarkan pada kompetensi atau penguatan adalah
kegiatan belajar dan mengajar diarahkan untuk memberikan pengetahuan,sikap,dan
keterampilan kepada peserta didik untuk melakukan sesuatu,berupa seperangkat
tindakan (dalam bentuk kemahiran, ketetapan dan keberhasilan) penuh tanggung jawab
yang harus dimilki seseorang untuk melakukan tugas-tugas pada jenis pekerjan tertentu.
Goordon (1988: 109), yang dikutif mulyasa, menjelaskan bebrapa aspek atau ranah yang terkandung dalam kompetensi sebagai berikut :
a. Pengetahuan (knowledge)
b. pemahaman(understending)
c. kemampuan (skill),nilai(value)
d. sikap (attitude) dan minat (intererest).10
Dengan demikian Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh
9 .Kansius ,Pengelolaan kelas yang dinamis,(Kansius Yogyakarta 2006).hal 130 10..E.Mulyasa,PAI Berbasis Kompetensi /Konsep dan Implementasi Kurikulum(Rosda,Bandung 2004).hal 51)
10
siswa,penilaian kegiatan belajar mengajar,dan pemberdayaan sumber daya pendidikan
dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan pernyataan apa
yang diharapkan dapat diketahui,disikapi atau dilakuakan siswa dalam setiap tingkatan
kelas dan sekolah dan sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara
bertahap dan berkelanjutan untk menjadi kompeten.
b.Penilaian Berbasis kelas (PBK)
Pusat kurikulum (2004) menyatakan bahwa PBK merupakan suatu kegiatan
mengumpulkan iformasi tentang proses hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru
yang bersangkutan, sehingga penilain tersebut akan mengukur apa yang hendak di ukur
dari siswa.
PBK ini memuat prinsip, saran dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang
lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui identifikasi atau hasil
belajar yang telah dicapai. “Dalam praktiknya PBK memperhatikan tiga ranah dominan
yaitu ranah pengetahuan (kognitif), ranah sikap (afektif), dan ranah keterampilan
(psikomotorik)”.11 PBK tersebut berguna untuk lima hal sebagai berikut:
(1).Umpan balik bagi siswa tentang kemampuan dan kekuranganya
(2).Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa
(3).Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki program pembelajarannya
(4).Memungkinkan siswa mencapai kompetensi dengan kecepatan berbeda-beda
(5).Memberi informasi yang lebih komunikatif kepada steakholder tentang efektivitas
pendidikan sehingga meningkat partisipasinya. :
4.Landasan dan Prinsip KBK
Landasan-landasan kurikulum akan menyediakan informasi yang sangat berguna
dalam pembuatan keputusan tentang kurikulum yang akan disusun.Hal ini menekankan
perlunya menetapkan landasan-landasan sebelum memulai kegiatan pengembangan
kurikulum.
11.Muslich mansur.KTSP (Seri satandar nasional Pendidikan(Bumi Aksara,Jakarta 2007).hal.91
11
Ada beberapa jenis landasan yang digunakan dalam pengembangan
kurikulum.Menurut Tyler (1949) landasan kurikulum terdiri dari landasan
filosofis,social budaya,dan psikologis.pendapat tersebut serupa denngan yang
dikemukakan Murray Print (1993) bahwa landasan kurikulum terdiri dari landasan
filosofis,social budaya, dan psikologis, perkembangan ilmu dan tekhnologi.
Sesuai dengan prinsip diversifikasi dan desentralisasi pendidikan,maka
pengembangan kurikulum ini digunakan prinsip dasar kesatuan dalam kebijakan yaitu
dalam mencapai tujuan pendidikan perlu ditetapkan standar kompetensi yang harus
dicapai siswa secara nasional, pada setiap jenjang pendidikan.Sedangkan,Prinsip
keberagaman Pelaksanaan, yaitu dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi
perencanan dan pelaksanan kegiatan pembelajaran,penilaian,dan pengelolaannya
mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang berkaitan dengan kesiapan,potensi
akademik, minat, lingkungan, budaya,dan sumber daerah atau sekolah sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan masing-masing.
Secara rinci pengembangan kurikulum Berbasis Kompetensi
mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
1.Keimanan,nilai-nilai dan budi pekerti luhur yang perlu digali,dipahami,dan diamalkan
oleh siswa.
2.Penguatan Integritas nasional yang dicapai melalui pendidikan yang memberikan
pemahaman tentang masyarakat Indonesia yang majemuk dan kemajuan peradaban
bangsa Indonesia dalam tatanan peradaban dunia yang multikultural dan multibahasa.
3.Keseimbangan berbagai bentuk pengalaman belajar siswa yang meliputi etika, logika,
estetika dan kinestika.
4.Penyediaan tempat yang memberdayakan semua siswa untuk memperoleh
pengetahuan,keterampilan,dan sikap sangat diutamakan seluruh siswa dari berbagai
kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan social,yang
memerlukan bantuan khusus, berbakat, dan unggul berhak menerima pendidikan yang
tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.
5.Kemampuan berpikir dan belajar dengan mengakses,memilih dan menilai
pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian
12
merupakan kompetensi penting dalam meghadapi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
6.Kurikulum perlu memasukan unsur keterampilan atau kecakapan hidup agar siswa
memiliki keterampilan sikap,dan prilaku adaptif,kooperatif dan kompetitif dalam
menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif.
7.Pendidikan berlanjut sepanjang hidup manusia untuk mengembangkan,menambah
kesadaran,dan selalu belajar memahami dunia yang selalu berubah dalam berbagai
bidang.kemampuan belajar sepanjang hayat dapat dilakukan melalui pendidikan
formal dan informal, serta pendidikan alternatif yang diselenggarakan baik oleh
pemerintah maupun oleh masyarakat.
8.Upaya memandirikan siswa untuk belajar,bekerja sama,dan menilai diri sendiri sangat
perlu diutamakan agar siswa mampu membangun pemahaman dan
pengetahuannya.penilaian berkelanjutan dan komperhensip menjadi sangat penting
dalam rangka pencapaian upaya tersebut.
9.Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus
pada kebutuhan siswa yang berpariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin
ilmu.keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tangung
jawab bersama dari siswa,guru,sekolah,orang tua,dunia usaha,dan industri dan
masyarakat.
5.Standar Kompetensi yang diharapkan
Pada kurikulum Berbasis kompetensi tahun 2004 standar kompetensi adalah:”(a)
pernyataan tujuan yang menjelaskan apa yang harus diketahui peserta didik dan
kemampuan melakukan sesuatu bidang studi,dan (b) spesikasi skor atau peringkat
kinerja yang berkaitan dengan kategori pencapaian seperti lulus atau memiliki
keahlian”.12)
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
direflesikan atau diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.Untuk
berkompeten dalam bidang tertentu,seseorang harus secara konsisten dan terus-menerus 12 . azyumardi.Azra,Perencanaan Sistem Pengajaran PAI.(Faza Media Jakarta 2006) hal.112
13
menunjukan kompetensi dalam bidang tersebut dalam cara berpikir dan
berprilaku/bertindak sehari-hari.
Kompetensi harus mempunyai konteks dalam berbagai bidang kehidupan atau
hal-hal lainnya yang diperlukan agar seseorang dapat melakukan sesuatu.Kehandalan
kemampuan seseorang melakukan sesuatu harus didefenisikan secara jelas dan luas
dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui performans atau unjuk kerja yang dapat
diukur dengan indikator tertentu.
“KBK merupakan bentuk program life skill yang seharusnya tercermin dalam kurikulum nasional yang bisa diterapkan di lapangan.Dengan demikian life skill tidak perlu dibuatkan program khusus di luar kurikulum pendidikan nasional yang ada. Seperti dalam wujud community college maupun SMK empat tahun.Life skill dalam pengertian yang lebih luas tentunya mengerjakan bagaimana anak bisa berhubungan dengan masalah yang dihadapi dan mengatasi persoalan yang muncul di masyarakat.13 Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada dasarnya merupakan format atau
standar yang menetapkan kompetensi apa yang diharapkan dapat dicapai siswa dalam
setiap tingkatan kelas atau jenjang tertentu agar memiliki kecakapan hidup sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional.Dengan demikian,kurikulum ini merupakan
pergeseran penekan dari isi (apa yang tertuang) ke kompetensi (bagaimana
berpikir,bersikap,belajar dan melakukan).oleh karena itu,pada guru dan siswa
diharapkan dapat mengetahui kompetensi apa yang seharusnya dicapai pada setiap
pembelajaran dan sejauh mana efektifitas kegiatan pembelajaran telah dicapai.
Standar kompetensi yang dikembangkan dalam KBK ini didasarkan pada
prinsip-prinsip berikut:
a) Semua kompetensi dan pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan
mulai dari TK & RA sampai SMA & MA.penetapan ini disesuaikan dengan
kebutuhan sekolah dan masyarakat yang berbeda dan responsive terhadap
perubahan social dan tekhnologi.
13 )WWW.KOMPAS.COM,26 Januari 2002.Kurikulum Pendidikan SMK
14
b) Siswa,orang tua dan guru dapat memperoleh kejelasan secara terbuka tentang hasil
belajar apa yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa sekolah.Dengan
demikian,dapat ditentukan berbagai pendekatan pembelajaran yang paling
tepat,menyenangkan,dan menantang para siswa untuk mencapai hasil belajar
setinggi mungkin sesuai dengan kebutuhan siswa,keadaan sekolah,dan tuntutan
kehidupan.
6.Pendekatan Kompetensi
Pendekatan kompetnsi merupakan pendekatan pengembangan kurikulum yang
memfokuskan pada penggunaan kompetensi tertentu berdasarkan tahap-tahap
perkembangan peserta didik.peserta didik berada pada proses perkembangan yang
berkelanjutan dari seluruh seluruh aspek kepribadian,sebagai pemekaran terhadap
potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh
lingkungan.
Tujuan KBK adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapi
perannya dimasa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill).
Dengan demikian siswa secara wajar tanpa merasa tertekan secara proaktif dan kreatif
menemukan solusinya sehingga mampu mengatasinya.14
Kurikulum berbasis kompetensi terkait dengan pendekatan pengembangan
pribadi, karena standr kompetensi yang dikembangkan berkenan dengan pribdi peserta
didik, seperti kompetensi intlektual, social dan komunuikasi,penguaan nilai-nilai dan
keterampilan-keterampilan, bedanya dalam kurikulum berbasis komptensi lebih
difokuskan pada kompetensi potensial yang esensial,sedang pengembangan pribadi
lebih menekankan keutuhan perkembangan kemampuan-kemampuan tersebut.
14 .Wina Sanjaya,Pembelajaran dalam Implementasi KBK(,Prenada Media Group Jakarta 200), hal 12
15
B.Efektifitas Penerapan KBK di Sekolah
1.Efektivitas Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:219) dikemukakan bahwa efektif
berarti ada efeknya (akibatnya,pengaruhnya,kesannya),manjur atau mujarab, dapat
membawa hasil.15 Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas adalah bagaimana suatu
organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha
mewujudkan tujuan operasional.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa efektifitas berkaitan
dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan
adanya partisipasi aktif dari anggota.Dengan demikian persiapan mengajar bagaimana
program tersebut behasil melaksanakan semua tugas pokok pembelajaran serta
memanfaatkan sumber belajar untuk menyukseskan kurikulum tersebut.
“Kajian terhadap efektivitas penddikan yang termuat dalam kurikulum memiliki
tahapan dan waktu panjang, indikator ini mengacu pada ( input, proses, output dan
outcome ).Indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut”:16
1.Indikator input : indikator ini meliputi karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan dan
materi pendidikan serta kapasitas manajemen.
2.Indikator proses : indikator proses meliputi prilaku Administratif, alokasi waktu guru
dan waktu peserta didik.
3.Indikator Output: ini berupa hasil-hasil dalam bentuk perolehan peserta didik dan
dinamika system sekolah yang berhubungan dengan prestasi belajar dan hasil yang
berhubungan dengan perubahan sikap dan kesamaan.
4.Indikator Output: indikator ini meliputi lulusan ketongkat pendidikan berikutnya.
15..Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua (Balai Pustaka Jakarta 1996).hal 219 16. EMulyasa , Implementasi Kurikulum 2004/Panduan pembelajaran KBK, (Remaja Rosdakarya Bndung 204)hal.91
16
“Efektivitas pembelajaran adalah seberapa efektiv perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Dalam proses pendidikan,efektivitasnya dapat dilihat dari dua sisi, yakni:
a. Efektifitas mengajar pendidik, berkaitan dengan sejauhmana kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
b. Efektivitas belajar anak didik, berkaitan dengan sejauhmana tujuan-tujuan yang diinginkan telah dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan17.
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun
makna atau pemahaman terhadap suatu objek atau suatu peristiwa.Sedangkan kegiatan
belajar mengajar merupakan upaya kegiatan menciptakan suasana yang mendorong
inisiatif, motivasi dan tanggung jawab siswa untuk selalu menerapkan seluruh potensi
dari dalam membangun gagasan melalui kegiatan belajar sepanjang hayat.
Prinsip dasar kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah pengembangan
keterampilan berpikir logis, kritis, kretaif, bersikap dan betanggung jawab pada
kebiasaan dan prilaku sehari-hari melalui aktifitas pembelajaran secara aktif yaitu:
1.Berpusat pada siswa
Setiap siswa berbeda dalam minat, kemampuan, kesenagan, pengalaman, kecepatan
dan gaya belajar.Oleh karena itu kegiatan pembelajaran,organisasi kelas, materi
pembelajaran, waktu belajar, alat belajar dan cara penilaian perlu beragam sesuai
dengan karakteristik siswa. Dengan KBM hendaknya memungkinkan siswa
bersosialisasi dengan menghargai perbedaan (pendapat, sikap, kemampuan, prestasi).
2.Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi
Setiap siswa menmiliki rasa ingin tahu dan daya imajinasi.pembelajaran hendaknya
mendorong dan menjadikan mereka bersikap peka, kritis, mandiri, kreatif, dan
18..Abdullah Idi ,Pengembangan Kurikulum dan Teori Prakteik, (Gaya Media Jakarta 1999).hal.114
17
Siswa perlu dilatih untuk terbiasa bekerjasama dan berkompetisi.KBM perlu
menyediakan tugas yang mendorong kerja yang mendorong untuk bekerjasama
dengan menjunjung solidaritas.
4 menciptakan kondisi yang menyenangkan siswa akan belajar dan terus belajar jika
kondisi pembelajaran dibuat menyenangkan, nyaman dan jauh dari perilaku yang
menyakitkan perasaan siswa .Suasana belajar yang menyenangkan sangat diperlukan
karena otak tidak akan bekerja optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan .
perasaan senang biasanya akan muncul bila belajar diwujudkan dalam bentuk
permainan, melakukan sendiri dan eksperimen dengan menggunakan berbagai sumber
belajar yang menarik.
5.Mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar.
Pendidikan, kata lain untuk mendidik adalah educare yang berasal dari e-ducare yang
berarti menggiring ke luar.Jadi educare dapat diartikan usaha pemuliaan.Jadi
pemuliaan manusia atau pembentukan manusia, maka proses pendidikan sebagai
proses informal.Tidak ada pendidikan formal, karena tidak mungkin.Seluruh proses
pemuliaan, ialah pembentukan moral manusia muda hanya mungkin lewat interaksi
informal antara dia dan lingkungan hidup manusia muda itu.
Proses belajar atau pmebelajaran membantu para pelajar mengembangkan
potensi intelektual yang ada padanya.karena sifat itu semua pengajaran adalah formal,
tidak ada pengajaran informal.jadi tujuan utama pengajaran adalah usaha agar intelek
setiap pelajar berkembang sepenuhnya seukuran talenta.Ciri yang paling besar dari
pembelajaran ini adalah bahwa cara pembentukan manusia dewasa ini bukan sesuatu
yang ditambahkan kepada petugas pengajar kita.pengajaran ini membentuk para
pelajar sebagai pelajar.Pengajar dan pelajar belajar. Seorang pengajar mendidik
dengan mengajar dan mengajar dengan mendidik.Salah satu hal yang paling penting
dari pembelajaran adalah memperkenalkan refleksi sebagai unsure yang Esensial.
Siswa akan belajar secara optimal jika pengalaman belajar yang disajikan dapat
mengembangkan berbagai kemampuan seperti kemampuan logis sistematis, bahasa,
musik, kinestika, dan kemampuan inter ataupun interpersonal.
18
6.Krakteristik mata pelajaran
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik pembelajarannya masing-masing
seperti diantaranya:
a) Sains berfokus pada kerja ilmiah dan pemahaman konsep
b) Metematika menekankan penalaran.
c) Ilmu-ilmu social pada pengetahuan,berpikir kritis,dan keterampilan social.
d) Pendidikan agama pada moral dan perbuatan baik sebagai orang beragama.
e) Bahasa pada kemampuan berkomunikasi.
f) Kewarganegaraan pada kemampuan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,serta
g) Kesenian dan keterampilan pada apresiasi barang seni/keterampilan dan
memproduksi barang sani/keterampilan secara kreatif.
2.Penilaian Kompetensi siswa
a.Penilaian dalam kompetensi
Penilaian ini dapat dilakukan dalam kajian lisan,kuis,ulangan haraian,pekerjaan
rumah, ujian semester dan ujian akhir semester.”Popham (dalam sudrajat,2004:12)
mengemukakan tujuan kriteria dalam menyusuan tes kompetensi yang berkualitas,
diantaranya”:18
1) Generality yaitu tugas yang diberikan kepada siswa dapat digeneralisasikan.
2) Autentic yaitu tugas sesuai dengan praktik kehidupan sehari-hari.
3) Multiple Fact yaitu sudah terukur dengan satu kemampuan yang diinginkan.
4) Tachability yaitu tugas yang diberikan harus relevan dengan materi yang diajarkan.
5) Fairness:Apakah tugas yang diberikan sudah cukup adil bagi peserta tes.
6) Fasibility merupakan penilain yang dilihat dari faktor biaya,tempat,waktu dan
peralatan.
7) Scorability: nilai yang diberikan nantinya akurat dan reliable.
18.Yamin,H,Maritim,Profesionalisme guru dan implementasi KB,(Gaung Persada Pers Jakarta 2006).hal.180
19
b.Penilaian berbasis kelas
Penilaian atau asesmen merupakan kegiatan pengumpulan informasi hasil
belajar siswa untuk menetapkan apakah siswa telah menguasai kompetensi yang
ditetapkan oleh kurikulum.”Evertson dan Emmer menyampaikan tiga pokok penting
dalam mengembangkan sistem pengelolaan kelas yang efektif, yaitu merencanakan
pelajaran yang akan diberikan kepada siswa sebelum tahun ajaran baru, mengatur mata
pelajaran selama beberapa minggu pertama dan mengembangkan prilaku yang
diperlukan untuk melaksanakan dan mengatur sistem dalam setahun”.19
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, seorang guru dapat
memberikan keputusan terhadap prestasi siswanya.”dalam hal ini penilaian lebih
berfokus pada penilaian berbasis kelas (classroom based assessment)”.20seperti
pertanyan lisan di kelas, kuis, ulangan harian, tugas kelompok, ulangan
semester,ulangan kenaikan kelas, laporan kerja praktik, atau laporan praktikum, reponsi,
dan ujian akhir.Penilaian tersebut dilakukan baik dalam bentuk tes tertulis (paper and
pencil test), kinerja atau penampilan (performance), penugasan (project),hasil karya
(produc) maupun pengumpulan kerja siswa (portofolio). Selanjutnya hal yang harus
diperhatikan dalam penilaian berbasis kelas (PBK) adalah sebagai berikut:
a) Memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran.
b) Mengembangkan strategi pembelajaran sebagai kegiatan refleksi (bercermin diri
dari pengalaman belajar).
c) Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk
menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa.
d) Mengakomodasi kebutuhan khusus siswa.
e) Mengembangkan sistem pencatatan dalam pengamatan belajar siswa.
f) Menggunakan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi untuk membuat
keputusan tingkat pencapaian kompetensi siswa.
20. Sri.Esti Wuryani Djiwandono,Psikologi Pendidikan(PT.Grasindo Jakarta 2006).hal 296 21..Depdiknas.(KBK) Dalam menunjang Kecakapan hidup Siswa 2003.hal.16
20
Penilaian berbasis kelas harus memperhatikan tiga ranah yaitu pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Ketiga ranah ini sebaiknya
dinilai proporsional sesuai dengan sifat mata pelajaran yang bersangkutan.21
Dengan demikian dalam pelaksanaannya, penilaian tersebut bersifat
internal,artinya hanya dilakukan oleh guru yang mengasuhnya, terus menerus dan
merupakan begian yang tak terpisahkan dengan kegiatan belajar mengajar.
b.Proses pembelajaran kompetensi
Pembelajaran kompetensi menekankan pembelajaran kearah penciptaan dan
peningkatan serangkaian kemampuan dan potensi siswa agar bisa mengantisipasi
dengan mengedepankan beberapa hal prinsip berikut:
1) Berorientasi pada kompetensi Pencapaian hasil belajar siswa tidak dibandingankan
dengan prestasi kelompok (nonreference assessment), tetapi dibaningkan dengan
kemampuan sebelumnya
dalam criteria pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.semua kompetensi
harus ditumbuhkembangkan pada diri siswa harus mendapat peluang yang sama
untuk dinilai.
2) Valid
Penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa dan
dilakukan dengan berbagai cara, mislnya apabila pembelajaran menggunakan
pendekatan eksperimen maka kgiatan melakukan eksperimen harus menjadi salah
satu objek yang dinilai.
3) Adil
Penilaian harus adil terhadap siswa dengan tidak membedakan latar belakang
social,ekonomi,budaya,baha,dan jender.
21. Ahmad Sofyan dan Milana Burhanudin,Evaluasi pembelajaran IPA Berbasis kompetensi,(Lembaga Pneleiti UIN,Jakarta Pers 2006).hal 11
21
4) Terbuka
Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan bahwa siswa telah menguasai
suatu kompetensi harus jelas dan terbuka.
5) Berkesinambungan
Penilaian dilakkukan secara berncana, bertahap dan terus menerus untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan
belajarnya.
6) Menyeluruh
Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur, termasuk
mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa meliputi pengetahuan
(kognitif),keterampilan(psikomotorik), sikap dan nilai (afektif) yang direflesikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
7) Bermakna
Laporan hasil penelitian hendaknya memberikan deskripsi atau uraian yang
mudah dipahami, mempunyai arti, berguna dan bisa ditindaklanjuti oleh semua
pihak terutama bagi siswa dan orang tua.
8) Mendidik
Penilaian harus memberikan sumbangan yang positif terhadap pencapaian belajar
siswa
d.Manfaat Hasil Belajar
Pada kurikulum SMK yang menggunakan piola kurikulum (Competency based
curiculum) dibagi menjadi dua bagian,yaitu:
1).Kompetensi Generik (Generik competency) merupakan kecakapan umum yang
harus dikuasai oleh semua siswa meliputi ;
a. Kemampuan dasar dengan perkembangan IPTEK
b. Menganalisis data dan informasi
c. Kecakapan ungkapan ide dan informasi
d. Kecakapan memecahkan masalah.dan
e. Menguasai bahasa konunikasi
22
2).Kompetensi khusus keahlian dan kejuruan
“Pada kompetensi ini meliputi bidang /program keahlian yang akan dimasuki oleh
peserta didik”.22
Hasil penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan dapat
digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
(1) Umpan balik bagi siswa agar mengetahui kemampuan dan kekurangannya
sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya.
(2) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa sehingga
memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remediasi untuk memenuhi
kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya.
(3) Memberikan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun
dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda.
(4) Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada orang tua dan masyarakat
tentang efektifitas pendidikan.
3.Prosedur pembelajaran dan Pembentukan Kompetensi
Prosedur pembelajaran berbasis kompetensi merupakan keseluruhan proses
usaha belajar dan pembentukan kompetensi peserta didik yang direncanakan.Untuk
kepentingan tersebut, kompetensi, materi standar, indicator hasil belajar, PBK, dan
waktu yang diperlukan harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran
sehingga peserta didik diharapkan memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar
yang optimal.Dalam hal ini pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan prilaku yang
lebih baik.
Kegiatan inti dari pembelajaran atau pembentukan kompetensi mencakup
berbagai langkah yang perlu ditempuh oleh peserta didik dan guru Sebagai
fasilitator,untuk mewujudkan kompetensi dasar hal ini ditempuh dengan berbagai cara,
22 ). DEPDIKNAS,(Life Skill Education) Konsep dan Pola Pelaksanaan .hal.82
23
bergantung kepada situasi, kondisi, dan kebutuhan serta kemampuan peserta
ddik.Prosedur yang ditempuh dalam pembentukan kompetensi adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan kompetensi dasar dan materi standar yang telah dituangkan dalam
perencanan pembelajaran (satuan pembelajaran), guru menjelaskan kompetensi
minimal yang harus dicapai peserta didik, dan cara individual.
b. Guru menjelaskan materi standar secara logis dan sistematis.dan memberi
kesempatan peserta didik untuk bertanya sampai materi standr tersebut benar-benar
dikuasai.
c. Membagikan materi standar atau sumber belajar berupa hand out dan foto copy
beberapa bahan yang akan dipelajari.
d. Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam mengerjakan lembar
kegiatan sekaligus memberikan bantuan ,arahan bagi mereka yang memerlukan.
e. Setelah selesai memeriksa bersama-sama dengan cara menukar pekerjaan dengan
teman lain, lalu guru menjelaskan setiap jawabannya.
f. Kekeliruan dan kesalahan jawaban diperbaiki oleh peserta didik,jika ada yang
kurang jelas guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
4.Pengelolaan Kurikulum
Sesuai dengan prinsip diversifikasi dan desentralisasi pendidikan, pengolaan
yang mengacu pada kesiapan, kondisi, kebutuhan dan minat siswa, lingkungan, budaya
dan potensi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.Dengan demikian,akan
mendorong kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas pemberdayaan tenaga
pendidikan dan sumber daya lainnya yang mendukung penyelenggaraan pembelajaran
yang berkualitas.
Pelaksanaan kurikulum ditingkat sekolah adalah melalui penjabaran standar
kompetensi dalam KBK menjadi silabus-silabus (perencanaan pembelajaran) oleh
daerah, propinsi, kabupaten, kota, atau sekolah sesuai dengan kondisi, kebutuhan, dan
kemampuan masing-masing, serta pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian, terdapat pembagian peran dan tangung jawab dalam
pengelolaan kurikulum di sekolah, kabupaten,/kota, propinsi, dan pusat terkait dan harus
mendukung satu sama lai,diantaranya:
24
a. Sekolah
b. Dinas pendidikan Kabupaten /kota
c. Dinas pendidikan propinsi dan
d. Tingkat pusat
5.Inovasi dan Pengembangan Kurikulum
Suatu inovasi tidak begitu saja dapat diterima. Perubahan-perubahan yang
dibawa inovasi memerlukan persiapan dan waktu yang panjang, Kecepatan
pelaksanaannya tergantung pada kondisi sekolah dan kesiapan para pelaksana (Hasan,
1995), Cepat atau lambatnya suatu inovasi diterima oleh masyarakat atau sekolah
tergantung pada karakteristik inovasi tersebut Menurut Everett M. Rogers (1983), ada
lima karakteristik suatu inovasi agar dapat diterima, yaitu:
1. Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi
penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur dari
nilai ekonomi, kepuasan, dan status sosial, atau karena mempunyai komponen yang
sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya
inovasi.
2. Kompatibel, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman masa
lampau, dan kebutuhan penerima.
3. Kompleksitas, yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi
bagi penerima. Suatu inovasi yang mudal dimengerti dan mudah digunakan akan
cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar dipergunakan
akan lambat proses penyebarannya.
4. Triabilitas, yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
5. Observabilitas, yaitu mudah tidaknya diamati suatu inovasi.
“Sekaitan dengan hal-hal yang disebutkan di atas, Herrnawan (dalam Nursidik, 2008) mengemukan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Prinsip relevansi, yaitu secara internal, di antara semua komponen dalam kurikulum itu mempunyai relevansi. Secara eksternal komponen-komponen kurikulum mempunyai relevansi epistimologi, relevansi psikologis, dan relevansi sosiologis.
2. Prinsip fleksibilitas, yaitu dalam pengembangan kurikulum diusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes dan fleksibel dalam pelaksanaannya.
25
3. Prinsip kontinuitas, yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara
vertikal maupun horizontal. 4. Prinsip efisiensi, yakni mengusakan agar dalam pengembangan kurikulum
dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan surnber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat, dan tepat, sehingga hasilnya memadai.
Prinsip efektivitas, yakni mengasahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas”.23
6.Komponen Silabus
Silabus merupakan perencanaan pembelajaran yang dijadikan acuan guru untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar siswa mencapai kompetensi yang
diharapkan.Oleh karena itu silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan
kompon-komponen yang saling berkaitan dan memandu para yang menggunakannya
dalam mengelola pembelajaran yaitu:
1.Kompetensi
2.Indikator
3.Materi
4.Langkah pembelajaran (pengalaman belajar)
5.Alokasi waktu
6.Sumber belajar (alat,bahan)
7.Penilaian
Dalam penyajiannya format atau bentuk silabus tidak dibakukan.hal itu bisa
dalam bentuk tabel atau uraian biasa,namun tetap memperhatikan aspek keterbacaan
(mudah dibaca dan pihami oleh penggunanya),keterkaitan antar komponen,dan
kepraktisan penggunaan.
7.Penyusunan Silabus
Silabus pada dasarnya merupakan perencanaan pembelajaran dari seperangkat
standar kompetensi dalam KBK yang akan dilaksankan pada kegiatan
pembelajaran.Penyusuanan silabus tersebut mempertimbangkan;karakteristik
siswa,tujuan,atau kemampuan yang akan dibenuk,hakekat materi, karakteristik
23.)Sosialisai Kurikulum/Inovasi kurikulum di Indonesia/www.umnaw.com
26
individual guru,sumber belajar,sarana atau fasilitas yang tersedia,dan waktu yang
dibutuhkan untuk menuntaskan kompetensi yang hendak dicapai. Pada prinsipnya,tidak ada silabus atau model pembelajaran yang standar,oleh
karena itu setiap guru diharapkan dapat mengembangkan silabus-silabus yang sesuai
dengan karakteristik pribadi guru dan kondisi lingkungan dimana guru bertugas.
8.Pengembangan Silabus
Pembentukan tim pengembangan silabus perlu dilakukan terlebih dahulu untuk
memenuhi criteria mutu silabus yang dapat dipertanggung jawabkan.pengembangan
yang direkrut sebagai anggota tim hendaknya menguasai kurikulum,karakteristik dan
perkembangan anak,materi pelajaran,metodik/didaktik,dan penilaian.
Mekanisme pengembangan silabus tersebut secara sederhana adalah seperti berikut
a.Perencanaan
Mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang
sesuai untuk mengembangakan silabus.pencarian informasi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan perangkat tekhnologi dan informasi seperti muti-meldia dan internet.
b.Pelaksanaan
Menganalisis kebijakan penyelenggaraan KBK dan standar komptensi yang hendak
dicapai,sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan pembelajaran dan menentukan materi pelajaran dari kompetensi yang hendak dicapai.
2) Menentukan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran,kompetensi yang hendak dicapai,dan kaidah pedagogic pembelajaran.
3) Menentukan tekhik dan alat atau bentuk penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai”.24
25.E.Mulyasa (KBK) Konsep,Karakteristik dan Implementasi.(Rosdakarya Bndung 2004)hal.169
27
c.Perbaikan
Para pengkaji dapat terdiri atas para spesialis kurikulum,ahli mata pelajaran,ahli