Top Banner
i PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN XXVI TAHUN 2018 BALAI DIKLAT PUPR WILAYAH IV BANDUNG PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN STRATEGI PENINGKATAN PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR MELALUI PENGINTEGRASIAN SISTEM INFORMASI PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI DISUSUN OLEH: NAMA : Ir. Panca Hermawan, Sp.1 NDH : 04-MERAH DISEMINARKAN PADA: HARI : SELASA TANGGAL : 04 DESEMBER 2018 PENYELENGGARA MENTOR, COACH BALAI DIKLAT PUPR WILAYAH IV BANDUNG Ir. Jarot Widyoko, Sp.1 Ir. Antonius Budiono, MCM Deasefa Nurul Lestari, S.IP NIP 196302241988101001 NIP 195408041981121001 NIP 198811222010122005 SEKRETARIS BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PUPR Ir. Nicodemus Daud, M. Si NIP 196412301997031002
96

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

May 05, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

i

PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT II

ANGKATAN XXVI TAHUN 2018

BALAI DIKLAT PUPR WILAYAH IV BANDUNG

PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

STRATEGI PENINGKATAN PENGENDALIAN DAYA RUSAK

AIR MELALUI PENGINTEGRASIAN SISTEM INFORMASI

PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI

DISUSUN OLEH:

NAMA : Ir. Panca Hermawan, Sp.1

NDH : 04-MERAH

DISEMINARKAN PADA:

HARI : SELASA

TANGGAL : 04 DESEMBER 2018

PENYELENGGARA

MENTOR, COACH BALAI DIKLAT PUPR

WILAYAH IV BANDUNG

Ir. Jarot Widyoko, Sp.1 Ir. Antonius Budiono, MCM Deasefa Nurul Lestari, S.IP

NIP 196302241988101001 NIP 195408041981121001 NIP 198811222010122005

SEKRETARIS BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN PUPR

Ir. Nicodemus Daud, M. Si NIP 196412301997031002

Page 2: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan dan kesempatan sehingga Laporan Proyek Perubahan

dengan judul ―Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui

Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai‖ ini dapat

diselesaikan.

Laporan ini dibuat dalam rangka merancang dan menyusun strategi

instansi untuk melaksanakan inovasi terhadap birokrasi sehingga dapat

melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan yang baik sesuai dengan amanat

peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia

Nomor: 11 Tahun 2013 Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

Kepemimpinan Tingkat II.

Penulisan Laporan Proyek Perubahan ini tidak lepas dari bantuan dan

perhatian dari berbagai pihak, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Yth. Bapak Direktur Jenderal Sumber Daya Air yang telah memberikan

kesempatan untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan

Tingkat II.

2. Bapak Ir. Jarot Widyoko, Sp.1 selaku Direktur Sungai dan Pantai, Direktorat

Jenderal Sumber Daya Air sebagai Pembimbing (Mentor) yang telah

memberikan saran dan masukan untuk penyusunan Proyek Perubahan.

3. Bapak Ir. Antonius Budiono, MCM sebagai Coach, Widyaiswara/Narasumber

yang telah membantu mengarahkan dalam proses penyusunan proyek

perubahan pada Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II

―Angkatan Pertama PUPR‖ Tahun 2018.

4. Bapak Dr. Ir. Bambang Sapto Pratomosunu, M.Sc sebagai penguji, yang telah

memberikan evaluasi dan arahan pada seminar Proyek Perubahan.

5. Bapak/Ibu Widyaiswara telah memberikan ilmunya selama kegiatan

Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II tahun 2018.

Page 3: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

iii

6. Tim Kerja Proyek Perubahan Direktorat Sungai dan Pantai yang telah

mendukung penyusunan dan pelaksanaan proyek perubahan ini.

7. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah

membantu kami dalam penyiapan hingga pelaksanaan proyek perubahan yang

kami kembangkan.

Demikian Laporan Proyek Perubahan ini disusun dengan harapan

mendapatkan Berkah serta Rahmat dari Allah SWT karena Dia-lah yang Maha

Sempurna dan semoga proyek perubahan ini dapat bermanfaat bagi instansi

khususnya, umumnya masyarakat luas Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bandung, Nopember 2018

Ir. Panca Hermawan, SP.1

Page 4: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii

ABSTRACT ............................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 11

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 11

1.2 Kelembagaan Pengendalian Daya Rusak Air ................................... 14

1.2.1 Tugas dan Fungsi Subdirektorat Sungai Wilayah Barat ........ 16

1.2.2 Visi dan Misi .......................................................................... 17

1.3 Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak

Air. 19

1.4 Maksud dan Tujuan .......................................................................... 20

1.5 Manfaat ............................................................................................. 22

1.6 Ruang Lingkup Perubahan ................................................................ 23

BAB II TAHAPAN KEGIATAN ......................................................................... 25

2.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Proyek Perubahan .......................... 25

2.2 Kendala ............................................................................................. 26

2.3 Solusi ................................................................................................ 27

BAB III TAHAP IMPLEMENTASI .................................................................... 28

3.1 Pelaksanaan Kegiatan Jangka Pendek ............................................. 28

3.1.1 Pembentukan Tim Efektif ...................................................... 30

3.1.2 Koordinasi dan Konsolidasi Stakeholder ............................... 33

3.1.3 Focused Group Discussion Proyek Perubahan ...................... 41

3.1.4 Penyusunan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) ............................. 45

3.1.5 Ujicoba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air di DAS Opak. ........................ 47

Page 5: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

v

3.1.6 Menyusun Petunjuk Pengoperasian Alat Bantu Sistem

Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air ........... 56

3.1.7 Melaksanakan Sosialisasi Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air .............................. 57

3.1.8 Monitoring dan Evaluasi Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air .............................. 64

3.1.9 Penyusunan Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber

Daya Air Tentang Pengintegrasian Sistem Informasi

Pengendalian Daya Rusak Air ................................................ 68

3.2 Dukungan dan Keterlibatan Stakeholders ......................................... 70

3.3 Capaian Kegiatan Jangka Pendek ..................................................... 82

3.3.1 Sistem Informasi Daya Rusak Air (SIDARA) ....................... 84

3.3.2 SIDARA Sebagai Alat Bantu Pengambilan Keputusan ......... 87

3.3.3 Hasil Uji Coba Platform SIDARA ......................................... 90

3.4 Percepatan Integrasi Sistem Informasi Daya Rusak Air Jawa –

Sumatera (Jangka Menengah Menjadi Jangka Pendek). .................. 91

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 94

3.5 Kesimpulan ....................................................................................... 94

3.6 Saran ................................................................................................. 95

Page 6: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Sungai dan Pantai. ........................... 16

Gambar 3.1 Dokumentasi Rapat Pembentukan Tim Efektif ................................. 31

Gambar 3.2 Diagram Tim Efektif Proyek Perubahan ........................................... 31

Gambar 3.3 Perubahan Stakeholder ...................................................................... 36

Gambar 3.4 Dokumentasi FGD ............................................................................ 42

Gambar 3.5 Skema Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air (SIDARA) ............................................................... 47

Gambar 3.6 Lokasi Uji Coba DAS Opak WS Progo Opak Serang ...................... 49

Gambar 3.7 Dokumentasi Ujicoba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air ......................................................... 56

Gambar 3.8 Dokumentasi Pelaksanaan Sosialisasi ke 1 untuk Kabupaten

Sleman Tanggal 9 November 2018 ................................................. 60

Gambar 3.9 Dokumentasi Pelaksanaan Sosialisasi Kedua untuk Kabupaten

Bantul Tanggal 9 November 2018 ................................................... 62

Gambar 3.10 Dokumentasi Pelaksanaan Sosialisasi Ketiga untuk Kabupaten

Bantul Tanggal 12 November 2018 ................................................. 64

Gambar 3.11 Dokumentasi Rapat Monitoring dan Evaluasi ................................ 67

Gambar 3.12 Dokumentasi Rapat Pembahasan Penyusunan Draft Surat Edaran

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Tentang Pengintegrasian

Sistem Informasi Pengendalian Daya Rusak Air ............................. 69

Gambar 3.13 Kuadran Analisis Stakeholder ......................................................... 75

Gambar 3.14 Kuadran Analisis Stakeholder Berdasarkan Jenis Komunikasi. ..... 76

Gambar 3.15 Perubahan Kuadran Analisis Stakeholder Setelah Koordinasi dan

Konsolidasi ...................................................................................... 79

Gambar 3.17 Aplikasi Sungai Kita dan SIDARA yang Dapat Diunduh Melalui

Google Play store. ........................................................................... 83

Page 7: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

vii

Gambar 3.18 Hasil Setelah Melakukan Filter Pada Dimensi Yang Lebih Besar

Sama Dengan 50 .............................................................................. 84

Gambar 3.19 Visualisasi Status Sungai Terhadap Kategori Kerusakan Sesuai

Dengan Nilai .................................................................................... 86

Gambar 3.20 Dengan Melakukan Klik Di Icon Foto, Dokumentasi Dapat

Terlihat Dengan Mudah. .................................................................. 87

Gambar 3.21 Skema Implementasi Platform SIDARA Sebagai Alat Bantu

Penghasil Keputusan ........................................................................ 88

Gambar 3.22 Sebelah Kiri Merupakan Digitasi Kondisi Sungai, Sebelah Kanan

Merupakan Usulan Paket Pekerjaan Dari Kondisi Nyata. ............... 89

Gambar 3.23 Dengan Menggunakan Fitur Detail, Informasi Mengenai Setiap

Usulan Dapat Dilihat ....................................................................... 89

Gambar 3.23 Filter Berdasarkan Jenis Penanganan = Perkuatan Tebing (Lihat

Visualisasi Sungai) .......................................................................... 90

Gambar 3.24 Filter Berdasarkan Perkiraan Biaya >= 25 M (Lihat Visualisasi

Sungai) ............................................................................................. 90

3.25 Hasil pengumpulan aplikasi SUNGAIKITA dari BWS SumateraIII ........... 92

3.26 Hasil pengumpulan aplikasi SUNGAIKITA dari BBWS Cimasuk

Cisanggarung ................................................................................... 93

3.27 Hasil pengumpulan aplikasi SUNGAIKITA dari BBWS Kalimantan II...... 93

Page 8: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Proyek Perubahan .............................. 25

Tabel 3.1 Rencana dan Realisasi Proyek Perubahan ............................................ 29

Tabel 3.2 Hasil Koordinasi Dengan Stakeholder ................................................. 37

Tabel 3.3 Sistem Sungai DAS Opak .................................................................... 52

Tabel 3.4 Pelaksanaan Sosialisasi Penyusunan Aplikasi Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) ......................... 58

Tabel 3.5 Monitoring dan Evaluasi Uji Coba Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air ............................................ 66

Tabel 3.6 Pembagian Stakeholder Berdasarkan tingkat Kepentingannya ............ 72

Tabel 3.7 Pembagian Stakeholder Berdasarkan Kedekatan Interaksinya ............ 73

Tabel 3.8 Perubahan Stakeholder Pengendalian Daya Rusak Air Setelah

Koordinasi dan Konsolidasi ................................................................. 80

Page 9: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi pelaksanaan kegiatan membentuk Tim Efektif

Lampiran 2 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Koordinasi Dan Konsolidasi

Stakeholder

Lampiran 3 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Focused Group Discussion

Lampiran 4 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Alat Bantu Sistem

Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air

Lampiran 5 Dokumentasi Pelaksanaan Ujicoba Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air di DAS Opak

Lampiran 6 Penyusunan Petunjuk Penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air

Lampiran 7 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Penyusunan Aplikasi

Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air

Lampiran 8 Undangan Pembahasan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Uji

Coba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya

Rusak Air

Lamipran 9 Undangan Pembahasan Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber

Daya Air

Page 10: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

x

ABSTRACT

Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian

Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai

NAMA : Ir. Panca Hermawan, Sp.1

NDH : 04-MERAH

Upaya pengendalian daya rusak air yang telah dilaksanakan saat ini masih

belum optimal, antara lain disebabkan aspek kondisi alam juga dipicu oleh aspek

organisasi penanganan pengendaliannya, antara lain masih terbatasnya data base

hasil inventarisasi, belum terintegrasinya informasi daya rusak air, belum

sinkronnya koordinasi antar instansi, antar pemerintah (pusat, provinsi,

kabupaten/kota) dan antar pemilik kepentingan, serta pelaksanaan program

pengendalian daya rusak air belum sesuai prioritas dan target renstra. Proyek

Perubahan ini dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan capaian

pengendalian daya rusak air melalui integrasi informasi pada Daerah Aliran

Sungai. Tujuan tersebut terbagi menjadi tiga tahapan tujuan, yaitu jangka pendek,

jangka menengah, dan panjang.

Pada tahapan pelaksanaan jangka pendek integrasi sistem informasi Daya

Rusak Air dilaksanakan melalui tahapan identifikasi dan perumusan masalah

terkait database Pengendalian Daya Rusak Air yang ada saat ini, penyusunan alat

bantu pengumpulan data base dan pengintegrasian Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air, petunjuk pengoperasian dan penggunaan Alat

Bantu Sistem Pendukung Keputusan Kebijakan dan Strategi Pengendalian Daya

Rusak Air. Uji coba alat bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya

Rusak Air dilakukan pada DAS Opak WS Progo Opak Serang, BBWS Serayu

Opak. Pada jangka menengah dilakukan penyusunan Surat Edaran Direktur

Jenderal Sumber Daya Air untuk penerapan alat bantu Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air di lingkungan Direktorat Jenderal

Sumber Daya Air, sosialisasi alat bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air kepada B/BWS di Wilayah Jawa dan Sumatera dan

mengimplementasikan alat bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air pada Wilayah Sungai di Jawa dan Sumatera. Sedangkan pada

Jangka Panjang mengimplementasikan alat bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air pada Wilayah Sungai kewenangan pusat, provinsi,

dan kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia.

Hasil pelaksanaan kegiatan pada jangka pendek adalah tersusunnya alat

bantu Sistem Pendukung Keputusan Kebijakan dan Strategi Pengendalian Daya

Rusak Air, pelaksanaan uji coba pada DAS Opak dan adanya dukungan dari para

stakeholder terkait serta tersusunnya Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber

Daya Air Tentang alat bantu Sistem Pendukung Keputusan Kebijakan dan Strategi

Pengendalian Daya Rusak Air.

Kata kunci : alat bantu, daya rusak air, DAS

Page 11: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

11

BAB I 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selain mempunyai fungsi yang berdaya guna, sumber daya air juga

mempunyai potensi daya rusak air. Yang dimaksud dengan daya rusak air adalah

daya yang dapat menimbulkan kerusakan dan atau bencana terhadap manusia dan

lingkungan sekitarnya, antara lain berupa kejadian banjir, erosi tanah dan

sedimentasi, tanah longsor, banjir lahar dingin, tanah amblas, pencemaran air,

intrusi air laut, dan perembesan pada tempat yang tidak diinginkan. Frekuensi dan

intensitas daya rusak air meningkat, akibat kerusakan daerah tangkapan air dan

perubahan iklim.

Banjir merupakan permasalahan umum yang terjadi di sebagian wilayah

Indonesia, terutama pada daerah yang padat penduduk, misalnya di kawasan

perkotaan. Perubahan tata guna lahan dan peningkatan run off di daerah hilir

berpotensi meningkatkan banjir. Frekuensi dan intensitas bencana banjir,

kekeringan dan abrasi pantai meningkat, akibat kerusakan daerah tangkapan air

dan perubahan iklim.

Daya rusak air berupa banjir telah menimbulkan kerugian berupa kerugian

ekonomi meliputi terputusnya transportasi, tergenangnya permukiman, kerusakan

infrastruktur, kerusakan lingkungan, kerusakan dan pusonya tanaman, serta

kerugian lainnya. Bencana banjir juga bisa menimbulkan korban jiwa mengancam

keselamatan masyarakat yang berada pada daerah yang terdampak daya rusak air.

Banjir antara lain disebabkan oleh menurunnya kapasitas aliran sungai,

buruknya sistem drainase mikro dan pembuangan sampah di badan sungai.

Penambangan bahan mineral yang tidak terkendali di beberapa sungai memicu

terjadinya degradasi dasar sungai serta erosi tebing sungai. Alih fungsi lahan,

khususnya pada kawasan tangkapan air (hulu) yang menyebabkan kerusakan DAS

juga berkontribusi pada kondisi kuantitas (debit) air sungai menjadi fluktuatif

antara musim penghujan yang mengakibatkan banjir. Hal lain yang menjadi

penyebab bencana adalah perubahan iklim yang mengakibatkan perubahan pola

hujan di Indonesia, perubahan suhu permukaan wilayah daratan, kenaikan suhu

Page 12: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

12

permukaan laut, kenaikan tinggi muka air laut dan tren perubahan cuaca dan iklim

ekstrim. Peningkatan erosi pada daerah hulu yang mengakibatkan sedimentasi di

hilir juga menjadi penyebab banjir karena kapasitas sungai di hilir menjadi

berkurang.

Penanganan daya rusak air berupa banjir saat ini sudah dilaksanakan oleh

pemerintah, namun dirasakan masih belum optimal, disamping disebabkan aspek

fisik alamiah, juga dipicu oleh aspek penanganan pengendaliannya. Beberapa

permasalahan dan kendala yang masih dihadapi dalam pengendalian daya rusak

air antara lain adalah:

a. Penanganan sistem pengendalian daya rusak air masih belum optimal, bersifat

parsial, belum sistematis yang belum terorientasi pada manfaat,

b. Koordinasi antar stakeholder, yang berasal dari unsur instansi pemerintah

(pusat, provinsi, kabupaten/kota), dan antar pemilik kepentingan dalam

pengendalian daya rusak air perlu ditingkatkan,

c. Kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengendalian daya rusak air

masih rendah, karena kurangnya pemahaman atas fungsi sosial, ekonomi, dan

lingkungan dari air,

d. Pengelolaan data dan sistem informasi daya rusak air perlu ditingkatkan

ketersediaannya baik secara kualitas dan kuantitas, serta sistem integrasi

sistem informasinya, sehingga dapat menjadi dasar bagi penyusunan rencana

pengendalian daya rusak air yang efisien dan tepat sasaran serta prioritas

penanganan yang sistematis.

Pokok permasalahan yang mendasari penyusunan proyek perubahan ini

adalah belum tersedianya database pengelolaan sungai secara lengkap, akurat dan

aktual serta belum terintegrasi dengan baik data spasial berdasarkan tahap

pelaksanaannya dari awal hingga yang terkumpul melalui survei inventarisasi,

saat ini belum cukup tersedia secara kuantitatif maupun kualitatif dan belum

mampu memberikan dukungan yang cukup sebagai bahan pengambilan keputusan

kebijakan strategi pengendalian daya rusak air. Beberapa pokok masalah yang

teridentifikasi antara lain:

a. Data pengelolaan sungai yang terkumpul melalui survei inventarisasi, secara

kuantitatif dan kualitatif belum bersifat komprehensif dan belum memberikan

Page 13: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

13

dukungan yang cukup dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian daya rusak

air,

b. Potensi menimbulkan inefisiensi program,

c. Potensi program kurang menyentuh sasaran dan prioritas

d. Potensi menimbulkan kurang optimal dalam melaksanakan tugas pengendalian

dan pengelolaan sungai,

e. Potensi tidak tercapainya target pencapaian renstra.

Penyebab masalah dijabarkan ke dalam 2 (dua) kelompok, yaitu masalah

internal dan masalah eksternal. Penyebab masalah internal meliputi:

a. Program dan perencanaan pengendalian daya rusak air masih bersifat parsial

sebagai dampak keterbatasan anggaran, permasalahan sosial, dan aspek

lainnya.

b. Keberlanjutan pengendalian daya rusak air belum skematis sampai berorientasi

manfaat karena tidak tersedianya basis data pengendalian daya rusak air dari

awal perencanaan hingga konstruksi tersebut memberikan manfaat yang

bersifat lengkap, akurat, dan aktual, sehingga terdapat kemungkinan inefisiensi

program dan perencanaan pengendalian daya rusak air.

c. Pemrograman kegiatan pengendalian daya rusak air belum berdasarkan

database pengelolaan sungai yang memberikan informasi lengkap mengenai

kondisi nyata di lapangan, seperti kondisi dan fungsi sungai, morfologi sungai,

kapasitas alir sungai, pemanfaatan sempadan sungai, permasalahan daya rusak

air, penanganan yang telah dilakukan, dan informasi lainnya.

d. Pencapaian kinerja pengendalian banjir dengan tolok ukur pengurangan luas

wilayah yang terdampak daya rusak air masih di bawah target.

Sedangkan penyebab masalah eksternal terdiri dari:

a. Kegiatan pengendalian daya rusak air merupakan salah satu tanggung jawab

Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan

pengelolaan wilayah sungai, namun pelaksanaan kewenangan tersebut masih

tidak/belum terpadu, sehingga masih dapat terdapat penanganan yang belum

sesuai kondisi dan permasalahan serta prioritas.

b. Keberhasilan pengendalian daya rusak air sangat bergantung kepada

keterpaduan antar stakeholder yang terkait dengan pengendalian daya rusak air.

Page 14: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

14

Kementerian PUPR bertanggung jawab atas pengendalian daya rusak air pada

sungai-sungai yang menjadi kewenangannya, B/BWS menyiapkan usulan

program pengendalian banjir, Pemerintah Daerah mengusulkan penanganan

dan mendukung dengan fasilitasi penyiapan dan penyediaan lahan. Hingga saat

ini keterpaduan antara stakeholder memerlukan peningkatan dan perbaikan.

Dalam praktek perencanaan, pengusulan program, pelaksanaan konstruksi,

operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi masih ditemukan permasalahan program

yang diusulkan dan dilaksanakan tidak selaras dengan kondisi di lapangan,

prioritas dan target capaian rencana strategis yang telah disepakati Direktorat

Jenderal Sumber Daya Air.

c. Masalah lain yang perlu ditangani selain masalah teknis adalah masalah sosial.

Pelaksanaan pembangunan infrastruktur pengendalian banjir memerlukan

adanya pembebasan dan kesiapan lahan yang ditangani oleh pemerintah

provinsi dan kabupaten/kota. Seringkali masalah pembebasan dan kesiapan

lahan tersebut memerlukan waktu yang cukup lama.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa masih

terdapat kendala dan permasalahan utama dalam pengendalian daya rusak air,

yaitu belum optimalnya integrasi informasi database pengendalian daya rusak air,

secara sistematis dan terstruktur terhadap peningkatan penanganan pengendalian

daya rusak air.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam rangka mengatasi

permasalahan tersebut di atas adalah dengan mengintegrasikan sistem informasi

data pada Daerah Aliran Sungai. Integrasi sistem informasi memerlukan alat

bantu sistem pendukung pengambil keputusan pengendalian daya rusak air untuk

mempercepat pencapaian kinerja pengendalian daya rusak air yang terstruktur,

cepat, akurat dan akuntabel. Untuk keperluan tersebut disusun Proyek Perubahan

Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi Informasi

Pada Daerah Aliran Sungai.

1.2 Kelembagaan Pengendalian Daya Rusak Air

Pengendalian daya rusak air menjadi salah satu tugas yang harus didukung

oleh Direktorat Sungai dan Pantai sebagai salah satu unit Eselon II di

Page 15: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

15

Kementerian PUPR, Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan

Perumahan Rakyat Nomor: 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dalam Pasal 256 diatur

bahwa Direktorat Sungai dan Pantai mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria, perencanaan,

pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sungai dan pantai serta pengelolaan

drainase utama perkotaan. Dalam melaksanakan tugas Direktorat Sungai dan

Pantai mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria

sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan;

b. Penilaian kesiapan pelaksanaan kegiatan pada sungai dan pantai serta

pengelolaan drainase utama perkotaan;

c. Penyusunan perencanaan sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama

perkotaan;

d. Pembinaan pengelolaan sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama

perkotaan;

e. Pembinaan persiapan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sarana dan

prasarana pada sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha di lingkungan Direktorat.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Direktorat Sungai

dan Pantai mempunyai struktur organisasi yang terdiri atas:

a. Subdirektorat Perencanaan;

b. Subdirektorat Sungai Wilayah Barat;

c. Subdirektorat Sungai Wilayah Timur;

d. Subdirektorat Pantai;

e. Subdirektorat Bimbingan Teknik; dan

f. Subbagian Tata Usaha.

Page 16: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

16

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Sungai dan Pantai.

1.2.1 Tugas dan Fungsi Subdirektorat Sungai Wilayah Barat

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas Direktorat

Sungai dan Pantai mempunyai unsur pendukung salah satunya adalah

Subdirektorat Sungai Wilayah Barat, yang memiliki tugas yaitu melaksanakan

pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria pembinaan

pengendalian konstruksi, pemantauan, evaluasi, pelaporan progres, dan hasil

audit pelaksanaan konstruksi, pembinaan persiapan pelaksanaan operasi dan

pemeliharaan sarana dan prasarana pada sungai serta pengelolaan drainase utama

perkotaan di Wilayah Pulau Jawa dan Sumatera. Sedangkan fungsi Subdirektorat

Sungai Wilayah Barat adalah sebagai berikut :

a. Pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria sungai dan

pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan;

b. Pelaksanaan pembinaan pengendalian konstruksi kegiatan sungai serta

pengelolaan drainase utama perkotaan

c. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan progres, dan hasil audit

pelaksanaan kegiatan konstruksi sungai serta pengelolaan drainase utama

perkotaan; dan

DIREKTORAT SUNGAI DAN PANTAI

SUB DIREKTORAT

PERENCANAAN

SUB DIREKTORAT SUNGAI WILAYAH

BARAT

SUB DIREKTORAT SUNGAI WILAYAH

TIMUR

SUB DIREKTORAT

PANTAI

SUB DIREKTORAT BIMBINGAN TEKNIS

SEKSI PERENCANAAN

WILAYAH BARAT

SEKSI PERENCANAAN WILAYAH TIMUR

SEKSI SUNGAI WILAYAH BARAT 1

SEKSI SUNGAI WILAYAH

BARAT 2

SEKSI SUNGAI WILAYAH TIMUR 1

SEKSI SUNGAI WILAYAH TIMUR 2

SEKSI PANTAI WILAYAHBARAT

SEKSI PANTAI WILAYAH TIMUR

SEKSI BIMBINGAN TEKNIS

WILAYAHBARAT

SEKSI BIMBINGAN TEKNIS

WILAYAH TIMUR

SUB BAGIAN TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Page 17: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

17

d. Pelaksanaan pembinaan persiapan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan

sarana dan prasarana pada sungai serta pengelolaan drainase utama perkotaan;

1.2.2 Visi dan Misi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengendalian daya rusak air

berlandaskan pada tujuan, kebijakan, sasaran, dan program kegiatan yang

ditetapkan baik dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2015-2019, Program NAWACITA Presiden, Rencana Strategis 2015-

2019 Kementerian PUPR, maupun Rencana Strategis 2015-2019 Direktorat

Jenderal Sumber Daya Air.

Dalam rangka menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri

dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan

sembilan agenda prioritas yang disebut NAWACITA, dimana salah satu cita yang

ke 7 adalah ―Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-

sektor strategis ekonomi domestik”. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

berkontribusi pada cita ke-7 ini, melalui dukungan terhadap kedaulatan pangan,

ketahanan air, dan kedaulatan energi. Sasaran tersebut dijabarkan dalam Rencana

Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dengan visi dan

misi sebagai berikut:

Visi Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat 2015 – 2019:

“Terwujudnya infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang handal

dalam mendukung Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian

berlandaskan gotong-royong.”

Guna mencapai visi tersebut, Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat 2015 – 2019 adalah:

a. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumber daya air termasuk sumber

daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan

kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi

domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;

b. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas

guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik

Page 18: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

18

nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus

pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim;

c. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat

untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka

mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip

infrastruktur untuk semua;

d. Mempercepat pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang

berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antar daerah, terutama di

kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan pedesaan, dalam

kerangka NKRI;

e. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan

pengawasan, kesekretariatan serta penelitian dan pengembangan untuk

mendukung fungsi manajemen meliputi perencanaan yang terpadu, serta

organisasi yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mendukung pencapaian visi Kementerian

melalui pencapaian misi ke-1, yaitu:

“Mempercepat pembangunan infrastruktur sumber daya air termasuk sumber

daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan

kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik

dalam rangka kemandirian ekonomi.”

Tujuan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air merupakan rumusan kondisi yang

hendak dituju di akhir periode perencanaan tujuan ini merupakan penjabaran dari

visi dan misi Kementerian PUPR untuk pencapaian mencapai sasaran dan tujuan

Kementerian PUPR serta sasaran-sasaran Nasional yang tertuang dalam RPJMN

tahun 2015-2019. Tujuan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air 2015-2019

meliputi:

a. Menyelenggarakan pembangunan infrastruktur PUPR bidang Sumber Daya Air

untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi

Page 19: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

19

guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka

kemandirian ekonomi

b. Menyelenggarakan keterpaduan tata kelola pengelolaan Sumber Daya Air yang

terpadu dan berkelanjutan untuk mengurangi disparitas pembangunan wilayah

guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka

kemandirian ekonomi.

c. Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi Direktorat Jenderal

Sumber Daya Air yang meliputi sumber daya manusia, sarana prasarana

pendukung, pengendalian dan pengawasan serta sumber daya yang lainnya

untuk meningkatkan kehandalan infrastruktur Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat bidang Sumber Daya Air yang efektif, efisien, transparan

dan akuntabel.

Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Sumber Daya Air adalah

mewujudkan kehandalan infrastruktur sumber daya air dalam mewujudkan

kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi. Sedangkan Sasaran

Program Direktorat Jenderal Sumber Daya Air adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya kinerja layanan irigasi.

b. Meningkatnya layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku.

c. Meningkatnya kapasitas tampung sumber-sumber air.

d. Meningkatnya potensi energi dari sumber-sumber air.

e. Meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak air, melalui: peningkatan

luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air.

f. Meningkatnya upaya konservasi sumber daya air.

g. Meningkatnya keterpaduan tata kelola sumber daya air.

1.3 Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak

Air.

Dalam pengendalian daya rusak air dikenal urutan tahapan kegiatan

SIDLACOM, merupakan singkatan dari tahapan kegiatan:

a. Tahap Survei, Investigasi, dan Desain (SID)

b. Tahap Pengadaan Lahan (Land Acquisition/LA)

c. Tahap Pelaksanaan Konstruksi (Construction/C)

Page 20: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

20

d. Tahap Operasi dan Pemeliharaan / O&P (Operation and Maintenance / O&M).

Masing-masing tahapan tersebut memerlukan ketersediaan data dan

informasi yang memadai. Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air merupakan sistem yang mengintegrasikan basis data dan

informasi Pengendalian Daya Rusak Air yang menyajikan data yang lengkap

sesuai tahapan pengembangan dan pengendalian daya rusak air yaitu Survei,

Investigasi, Desain, Pengadaan Lahan, Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan

(SIDLACOM). Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya

Rusak Air menjadi alat perangkat untuk pemecahan permasalahan pengembangan

dan pengendalian daya rusak air, serta memudahkan pengendalian daya rusak air

yang lebih terstruktur, masif, tuntas, dan berorientasi manfaat bagi masyarakat.

Dalam kaidah sistem pengendalian manajemen infrastruktur di lingkungan

Kementerian PUPR.

Maksud dari terselenggaranya sistem tersebut agar para penyelenggara

proyek/satuan kerja di lingkungan Kementerian PUPR dapat melakukan tugasnya

secara professional dengan tidak menyimpang dari peraturan dan ketentuan yang

berlaku, sehingga diperoleh hasil yang tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya, dan

tepat manfaat. Namun, seperti yang dijelaskan sebelumnya, saat ini masih

ditemukan berbagai permasalahan internal dan eksternal yang mengakibatkan

infrastruktur pekerjaan umum, khususnya pengendalian daya rusak air belum

dapat memberikan manfaat yang optimal. Oleh karena itu, untuk mengatasi

permasalahan tersebut diperlukan basis data secara lengkap, akurat, dan aktual

berdasarkan tahapan kegiatan SIDLACOM, yang disajikan secara komprehensif

terintegrasi dengan Alat Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak

Air, sehingga perencanaan program pengembangan pengendalian daya rusak air

dapat dilakukan secara terstruktur, masif, tuntas dan berorientasi manfaat.

1.4 Maksud dan Tujuan

Secara umum, maksud disusunnya Proyek Perubahan ini adalah

mewujudkan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui

Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai. Tujuan tersebut

Page 21: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

21

terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan panjang

dengan uraian sebagai berikut:

a. Tujuan Jangka Pendek

Tujuan jangka pendek merupakan tujuan yang akan dicapai selama 2 (dua)

bulan (Oktober sd. November 2018) yaitu:

1. Terbentuknya Tim Efektif Proyek Perubahan,

2. Terlaksananya Koordinasi dan konsolidasi dengan stakeholder,

3. Teridentifikasi kebutuhan data hasil FGD antara stakeholder terkait untuk

penyusunan RPP,

4. Terbentuknya Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air,

5. Terlaksananya uji coba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air pada DAS Opak BBWS Serayu Opak.

6. Tersusunya petunjuk pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung

Pengendalian Daya Rusak Air,

7. Tersosialisasikannya Alat Bantu Sistem Pendukung Pengendalian Daya

Rusak Air,

8. Tersusunnya laporan monev uji coba Alat Bantu Sistem Pendukung

Pengendalian Daya Rusak Air,

9. Tersusunnya Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air.

b. Tujuan Jangka Menengah

Tujuan jangka menengah merupakan tujuan yang akan dicapai selama 6

(enam) bulan (Desember sd. Mei 2019), yaitu:

1. Terbitnya Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air untuk

Penerapan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya

Rusak Air.

2. Tersosialisasi Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air pada B/BWS di Jawa dan Sumatera.

3. Terlaksananya penerapan integrasi Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air pada B/BWS di Jawa dan

Sumatera.

Page 22: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

22

4. Tersusunnya laporan Monev Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air.

c. Tujuan Jangka Panjang

Tujuan jangka panjang merupakan tujuan yang akan dicapai selama 12 (dua

belas) bulan (Juni 2019 sd. Mei 2020), yaitu:

1. Tersosialisasikannya Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air pada B/BWS, WS Kewenangan Provinsi

dan Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia.

2. Terlaksananya penerapan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air di wilayah Indonesia.

3. Tersusunya Laporan Monev Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air di wilayah Indonesia.

1.5 Manfaat

Manfaat penyusunan Laporan Proyek Perubahan ini dapat dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu manfaat bagi reformasi birokrasi, manfaat internal, dan

manfaat eksternal.

a. Manfaat Bagi Reformasi Birokrasi

Manfaat Proyek Perubahan ini bagi reformasi birokrasi adalah percepatan

pencapaian kinerja pengendalian daya rusak air dapat diwujudkan dengan

baik dan tuntas, sistematis, berbasis kinerja dengan tolok ukur dan tahapan

yang jelas.

b. Manfaat internal

Manfaat Proyek Perubahan ini bagi internal adalah:

1. Terwujudnya database yang menyajikan pengendalian daya rusak air.

2. Terwujudnya sistem database yang terintegrasi.

3. Terintegrasinya program pengendalian daya rusak air yang lebih

akuntabel, terstruktur dengan baik, dan tuntas, sistematis berorientasi

outcome, dengan tahapan yang jelas.

c. Manfaat eksternal

Manfaat Proyek Perubahan ini bagi eksternal adalah:

Page 23: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

23

1. Bagi stakeholder instansi di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota,

manfaat yang diperoleh adalah terwujudnya strategi kebijakan bersifat

kolaborasi antara pusat dan daerah dalam pengendalian daya rusak air,

2. Bagi masyarakat manfaat yang diperoleh adalah terlindunginya wilayah

yang terkena dampak daya rusak air, menurunnya luas wilayah yang

terdampak daya rusak air (pertanian, permukiman, fasilitas umum,

industri), meminimalkan kerugian ekonomi dan korban jiwa, kerusakan

infrastruktur, kerusakan lingkungan, kerusakan dan pusonya tanaman,

serta kerugian lainnya.

1.6 Ruang Lingkup Perubahan

Ruang lingkup Proyek Perubahan yang meliputi penyusunan alat bantu

sistem pendukung keputusan pengendalian daya rusak air dengan basis data yang

lengkap, aktual, dan terbaru yang terintegrasi sistem informasi spasial, meliputi:

a. Mengidentifikasi dan perumusan masalah pengendalian daya rusak air dari

berbagai pemangku kepentingan.

b. Menentukan Output dan alur pikir.

c. Mengiventarisasi dan identifikasi data daya rusak air.

d. Menyusun alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian daya rusak air

berbasis sistem informasi spasial (Peta Digital).

e. Menyusun dan mensosialisasikan petunjuk pelaksanaan dan panduan

penggunaan alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian daya rusak

air.

f. Menerapkan uji coba alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian

daya rusak air dalam jangka pendek pada DAS Percontohan (DAS Opak).

g. Menerapkan dan mengintegrasikan alat bantu sistem pendukung keputusan

pengendalian daya rusak air dalam jangka menengah pada B/BWS Jawa dan

Sumatera.

h. Menerapkan dan mengintegrasikan alat bantu sistem pendukung keputusan

pengendalian daya rusak air dalam jangka panjang pada wilayah sungai

Kewenangan Pusat, Provinsi dan Kabupaten Kota di seluruh Wilayah

Indonesia.

Page 24: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

24

i. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penerapan alat bantu sistem pendukung

keputusan pengendalian daya rusak air pada setiap jangka pendek, menengah,

dan panjang.

Page 25: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

25

BAB II 2

TAHAPAN KEGIATAN

Tahapan proyek perubahan dimaksudkan menjelaskan tahapan yang

dilakukan untuk melaksanakan proyek perubahan yang disusun. Lebih lanjut

dalam bab ini menyajikan, Tim Proyek Perubahan/Tata Kelola Proyek,

Milestones, Kendala dan Solusi.

2.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Proyek Perubahan

Milestones menyajikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam

proyek perubahan yang terbagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu jangka pendek,

menengah dan panjang. Tahap jangka pendek yang dilaksanakan mulai bulan

September sampai November 2018, selanjutnya jangka menengah yang

dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, Januari sd. Juni 2019, dan jangka panjang

yang akan dimulai pada periode Juni 2019 sampai dengan Juni 2020. Gambaran

tahapan pelaksanaan proyek perubahan (milestone) dapat dilihat pada (Tabel 2.1)

Tabel 2.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Proyek Perubahan

No Jangka Waktu Kegiatan

1 Jangka pendek merupakan

tujuan yang akan dicapai

selama 2 (dua) bulan

(Oktober sd. November

2018)

1. Terbentuknya Tim Efektif Proyek

Perubahan,

2. Terlaksannya Koordinasi dan konsolidasi

dengan stakeholder,

3. Teridentifikasi kebutuhan data hasil FGD

antara stakeholder terkait untuk penyusunan

RPP,

4. Terbentuknya Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air,

5. Terlaksannya uji coba Alat Bantu Sistem

Pendukung Keputusan Pengendalian Daya

Rusak Air pada DAS Opak BBWS Serayu

Opak.

6. Tersusunnya petunjuk pengoperasian Alat

Bantu Sistem Pendukung Pengendalian Daya

Rusak Air,

7. Tersosialisasikannya Alat Bantu Sistem

Pendukung Pengendalian Daya Rusak Air

8. Tersusunnya laporan monev uji coba Alat

Bantu Sistem Pendukung Pengendalian

Daya Rusak Air,

9. Tersusunnya Draft SE Dirjen SDA.

Page 26: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

26

No Jangka Waktu Kegiatan

2 Jangka menengah merupakan

tujuan yang akan dicapai

selama 6 (enam) bulan

(Desember sd. Mei 2019)

1. Terbitnya Surat Edaran Direktur Jenderal

Sumber Daya Air untuk Penerapan Alat

Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air.

2. Tersosialisasikannya Alat Bantu Sistem

Pendukung Keputusan Pengendalian Daya

Rusak Air pada B/BWS di Jawa dan

Sumatera.

3. Terlaksananya integrasi Alat Bantu Sistem

Pendukung Keputusan Pengendalian Daya

Rusak Air pada B/BWS di Jawa dan

Sumatera.

4. Tersusunnya laporan Monev Alat Bantu

Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air.

3 Jangka panjang merupakan

tujuan yang akan dicapai

selama 12 (dua belas) bulan

(Juni 2019 s.d. Mei 2020)

1. Tersosialisasikannya Alat Bantu Sistem

Pendukung Keputusan Pengendalian Daya

Rusak Air pada B/BWS, WS Kewenangan

Provinsi dan Kabupaten/Kota di wilayah

Indonesia.

2. Terlaksananya Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air di

wilayah Indonesia.

3. Tersusunnya Laporan Monev Alat Bantu

Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air di wilayah Indonesia.

2.2 Kendala

Dalam pelaksanaan Proyek Perubahan ini tidak terlepas adanya potensi

kendala baik yang berasal dari internal maupun eksternal yang perlu diatasi

beberapa kendala, hambatan dan yang mungkin terjadi, antara lain:

a. Kurangnya optimalnya koordinasi antara stakeholder dalam mengintegrasikan

Sistem Pendukung Pengendalian Daya Rusak Air,

b. Terbatasnya data hasil penelusuran sungai (walk through) menjadi unsur utama

basis data pengendalian daya rusak air,

c. Kurangnya respon BBWS/BWS dalam menginput data ke dalam Sistem

Pendukung Keputusan pengendalian daya rusak air, yang membutuhkan

kelengkapan pengisian data yang dilakukan secara berkelanjutan dan

pembaharuannya dilakukan setiap tahun.

d. Kurangnya dukungan dari stakeholder Inti, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Tingkat keberhasilan implementasi rencana proyek perubahan.

Page 27: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

27

2.3 Solusi

Alternatif solusi dirumuskan berdasarkan kendala dan hambatan yang

mungkin terjadi. Alternatif solusi yang diusulkan dalam Proyek Perubahan ini

antara lain berupa:

a. Mengintegrasikan sistem informasi daya rusak air yang tersebar di 36 B/BWS

di seluruh Indonesia untuk pengambilan keputusan pengendalian daya rusak air

secara terstruktur, masif, cepat, akurat, efisien dan efektif.

b. Mengembangkan alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian daya

rusak air.

c. Melakukan uji coba pengambilan data daya rusak air melalui penelusuran

sungai (walk through) dan pengintegrasian data secara real-time dengan

menggunakan alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian daya rusak

air.

d. Meningkatkan dukungan dari stakeholder inti, Provinsi dan Kabupaten/Kota

untuk menerapkan alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian daya

rusak air.

e. Menerapkan alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian daya rusak

air untuk wilayah seluruh Indonesia.

Page 28: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

28

BAB III 3

TAHAP IMPLEMENTASI

3.1 Pelaksanaan Kegiatan Jangka Pendek

Implementasi proyek perubahan ini dilaksanakan mulai pada bulan

Oktober 2018 sampai dengan Bulan Juni 2020, yang dibagi dalam 3 (tiga)

tahapan, yaitu jangka pendek merupakan tujuan yang akan dicapai selama 2 (dua)

bulan (Oktober sd. November 2018), jangka menengah merupakan tujuan yang

akan dicapai selama 6 (enam) bulan (Desember sd. Mei 2019) dan jangka

panjang merupakan tujuan yang akan dicapai selama 12 (dua belas) bulan (Juni

2019 s.d. Mei 2020). Implementasi yang dilaporkan dalam proyek perubahan ini

adalah pelaksanaan kegiatan jangka pendek, meliputi membentuk Tim Efektif,

koordinasi dan konsolidasi Stakeholder, Focused Group Discussion, Menyusun

Alat Bantu, Ujicoba, Petunjuk Operasi, Sosialisasi, Monitoring dan evaluasi dan

penyusunan Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air. Rencana dan

realisasi pelaksanaan kegiatan dalam Jangka Pendek dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar tersebut tampak bahwa seluruh

kegiatan yang direncanakan dalam jangka pendek telah berhasil dilaksanakan

secara keseluruhan. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan pembentukan Tim

Efektif sesuai dengan waktu yang direncanakan. Pada tahap pertengahan kegiatan

koordinasi, pelaksanaan FGD pelaksanaan kegiatan mengalami keterlambatan

yang diakibatkan oleh jumlah stakeholder cukup banyak dan tersebar di pusat

(Jakarta) dan daerah (Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten/Kota) yang

masuk dalam DAS Opak. Pelaksanaan kegiatan lanjutan dapat dilaksanakan

dalam waktu yang sesuai dengan rencana.

Page 29: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

29

Tabel 3.1 Rencana dan Realisasi Proyek Perubahan

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembentukan Tim Efektif Proyek Perubahan

a. Internalisasi Tim Efektif Proyek Perubahan x

v

b. Menyusun SK Tim Kerja Proyek Perubahan x

v

c.Menjelaskan tugas masing-masing tim dalam SK Tim Kerja Proyek

Perubahan x

v

2 Koordinasi dan konsolidasi dengan stakeholder

a. Identifikasi stakeholder pengendalian daya rusak air x

v

b. Melaksanakan koordinasi dan konsolidasi stakeholder terkait x

v v v v v v

c.Merangkum masukan dan rekomendasi hasil koordinasi dan

konsolidasi dengan stakeholder x

v v v

3 Focused Group Discussion Proyek Perubahan

a. Pelaksanaan FGD dengan stakeholder x

v

b. Merumuskan hasil Focus Group Discussion x

v

4Menyusun Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air

a. Menyusun alur pikir aplikasi, input, proses dan output x

v

b.Pembuatan program alat bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air x

v

c.Pengujian program Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air x

v

5 Melakukan Uji Coba Pelaksanaan Penerapan Aplikasi

a. Penyusunan SK Tim Uji Coba x

v

b.Pengujian terhadap penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan x

v

c.Melakukan praktek penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan di Lapangan x

v

d.Melakukan praktek integrasi, analisis dan penyajian data hasil

pengumpulan data di lapangan x

v v

6Menyusun Petunjuk Pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air

a. Menyusun draft petunjuk pelaksanaan dan penggunaan aplikasi x

v

b. Finalisasi petunjuk pelaksanaan dan penggunaan aplikasi x

v

7Sosialisasi Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air

a. Pelaksanaan sosialisasi kepada stakeholder x x x

v v

b. Merumuskan hasil sosialisasi x

v

8 Monitoring dan Evaluasi

a. Monitoring pelaksanaan uji coba x

v

b. Evaluasi x

v

c. Menyusun Laporan Monev Uji Coba x

v

9 Penyusunan Draft Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air

a. Menyusun Draft Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air x

v

b. Mengusulkan legalisasi Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air x

v

RENCANA DAN REALISASI PELAKSANAAN KEGIATAN PROYEK PERUBAHAN JANGKA PENDEK

Draft SE Dirjen SDA (26

November 2018)

Project Leader Tim

Pelaksanaan

Telah tersosialisasikan SIDARA

baik di pusat dan daerah (8, 9,

16 November 2018)

Project Leader Tim

Bimbingan Teknis

Terimplementasi Alat Bantu

Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air

(SIDARA) di BBWS Serayu Opak

(2-19 November 2018)

Project Leader Tim

Aplikasi dan

Pelaksanaan

Tersusunnya Petunjuk

Pengoperasian Alat Bantu Sistem

Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air (8-

Project Leader Tim

Bimbingan Teknis

Hasil monitoring dan evaluasi (2,

14, 16 November 2018)

Project Leader Tim

Pelaksanaan

Diperolehnya dukungan

stakeholder pusat, daerah dan

komunitas (4 Oktober - 21

November 2018)

Project Leader Tim

Perencanaan

Saran, masukdan dan harapan

dari FGD dari stakeholder (11

Oktober 2018)

Project Leader Tim

Perencanaan

Terwujudnya Alat Bantu Sistem

Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air

(SIDARA) di BBWS Serayu Opak

(2-19 November 2018)

PIC

Terbitnya SK Tim Efektif (4

Oktober 2018)

Project Leader Tim

Bimbingan Teknis

Waktu

2018

Oktober NovemberNo. Uraian Kegiatan Output

2019 2020

Rencana

Realisasi

Page 30: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

30

3.1.1 Pembentukan Tim Efektif

Pembentukan Tim Efektif dimaksudkan untuk mempersiapkan Tim yang

akan merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proyek perubahan yang

akan dilaksanakan. Pembentukan Tim Efektif dilakukan dalam 2 (dua) tahap,

yaitu (1) internalisasi proyek perubahan dan (2) penyusunan Surat Keputusan

Direktur Sungai dan Pantai. Internalisasi proyek perubahan dimaksudkan untuk

menyamakan pemahaman terhadap permasalahan, kebutuhan, konsep dan rencana

perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi

Informasi Pada Daerah Aliran Sungai. Internalisasi dilakukan melalui rapat

pembahasan antara Project Leader dengan anggota Tim Kerja / Tim Efektif

Direktorat Sungai dan Pantai. Rapat pembahasan dilaksanakan pada tanggal 03

Oktober 2018 di Jakarta dan 5 Oktober 2018 di Yogyakarta.

Dalam rapat pembahasan yang dilaksanakan pada tanggal 03 Oktober

2018 di Kantor Direktorat Sungai dan Pantai, Direktorat Jenderal Sumber Daya

Air Kementerian PUPR di Jakarta telah dihasilkan pemahaman mengenai

Rencana Proyek Perubahan dan tahapan yang akan dilaksanakan serta rencana

pelaksanaan Proyek Perubahan. Untuk mendukung pelaksanaan proyek perubahan

diperlukan pembentukan Tim Efektif melalui penyusunan Surat Keputusan

Direktur Sungai dan Pantai. Pembentukan Tim Kerja / Tim Efektif Direktorat

Sungai dan Pantai. Tim yang dibentuk disepakati terdiri dari Pengarah, Tim Pokja

1, Tim Pokja 2 dan Tim Pokja 3. Tim efektif didukung dari Direktorat Sungai dan

Pantai serta didukung BBWS Serayu Opak.

Dalam rapat pembahasan lanjutan, yang diselenggarakan pada tanggal 5

Oktober 2018 di Kantor SNVT PJSA BBWS Serayu Opak di Yogyakarta telah

disepakati rencana kerja untuk melaksanakan penyusunan aplikasi, pelaksanaan

uji coba, sosialisasi, monitoring dan evaluasi serta penyusunan petunjuk

pelaksanaannya.

Page 31: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

31

Gambar 3.1 Dokumentasi Rapat Pembentukan Tim Efektif

Tim yang dibentuk terdiri dari: Pengarah, Tim Pokja 1, Tim Pokja 2 dan

Tim Pokja 3. Tugas dan Tanggung jawab Tim Kerja Rencana Proyek Perubahan

Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian

Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai Organisasi Proyek Perubahan dapat

dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Diagram Tim Efektif Proyek Perubahan

Page 32: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

32

1. Pengarah/Mentor

Ir. Jarot Widyoko, Sp. 1

o Memberi masukan untuk pengembangan proyek perubahan

o Memberikan persetujuan atas RPP

o Mendampingi pada proses pengujian materi PP

o Melakukan pemantauan progres perencanaan dan pelaksanaan PP

o Memberi arahan bagi permasalahan yang terjadi

2. Coach

Ir. Antonius Budiono, MCM

o Memberikan arahan tentang aspek-aspek pembuatan proyek

perubahan

o Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kemajuan proyek

perubahan

o Memberikan masukan terhadap proyek perubahan

o Menjadi consular peserta Diklat dalam rancangan dan pelaksanaan

proyek perubahan

o Mengkomunikasikan proses kemajuan dan hasil coaching kepada

penyelenggara Diklat PIM

3. Project Leader

Ir. Panca Hermawan, Sp.1

o Menyusun rancangan proyek perubahan

o Menyusun jadwal perancangan sampai implementasi proyek

perubahan

o Melakukan asistensi dengan Mentor dan Coach

o Melakukan koordinasi dengan para stakeholder terkait proyek

perubahan

o Membuat laporan atas setiap tahapan proyek perubahan kepada

mentor

o Mencari solusi terhadap permasalahan proyek perubahan

4. Tugas Tim Pokja 1

o Mengundang dan mengumpulkan masukan para stakeholder

Page 33: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

33

o Mengumpulkan dan mengisi data pada basis data yang disediakan tim

alat bantu sistem pengambil keputusan pengendalian daya rusak air .

o Menyiapkan peta daerah alir sungai

o Melakukan sosialisasi untuk semua kewenangan

5. Tugas Tim Pokja 2

o Membuat Surat Keputusan

o Menyusun petunjuk pelaksanaan penerapan alat bantu sistem

pengambil keputusan pengendalian daya rusak air

o Menyusun draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air

o Bersama Tim Pokja 3 melakukan sosialisasi untuk semua kewenangan

6. Tugas Tim Pokja 3

o Menyusun alat bantu aplikasi dan sistem integrasi

o Bersama Tim Pokja 2 melakukan uji coba alat bantu sistem

pengambil keputusan pengendalian daya rusak air

o Mengimplementasikan sistem alat bantu pengambil keputusan

pengendalian daya rusak air

o Membuat laporan monev uji coba alat bantu sistem pengambil

keputusan pengendalian daya rusak air

o Mengimplementasikan pelaksanaan pengendalian daya rusak air

o Melakukan monev implementasi untuk semua kewenangan

Surat Keputusan pembentukan tim kerja Rencana Proyek Perubahan

Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian

Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai dapat dilihat dalam Lampiran 1.

3.1.2 Koordinasi dan Konsolidasi Stakeholder

Koordinasi dan konsolidasi stakeholder dimaksudkan untuk

menyampaikan ide, gagasan, dan konsep rencana perubahan, serta menerima

komentar, tanggapan, masukan dan dukungan terhadap rencana perubahan yang

akan dilaksanakan. Koordinasi dilaksanakan dengan melakukan kunjungan dan

konsolidasi kepada stakeholder yang terkait baik Stakeholder Promoters,

Defenders, Latents maupun Apathetic. Masing-masing stakeholder memiliki

peran yang berbeda dalam pengendalian daya rusak air. Menteri Pekerjaan Umum

Page 34: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

34

dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktur

Sungai dan Pantai mempunyai peran dan kepentingan yang besar terhadap

kegiatan pengendalian daya rusak air sebagai pembina.

Kepala Subdirektorat Bimtek, Kasubdit Wiltim, Kasubdit Pantai dan

Kasubdit Perencanaan merupakan stakeholder yang memiliki kepentingan pribadi

dan dapat menyuarakan dukungannya dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil

untuk mempengaruhi kegiatan pengendalian daya rusak air.

Setditjen SDA, Direktur Bina OP dan Dir PJSDA, Dir BPSDA, Ka

B/BWS, Karo PA-KLN, Asdep Infrastruktur SDA, Kemenko Ekonomi,

Direktorat Pengairan dan Irigasi Bappenas, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi,

Kepala Dinas ESDM Provinsi, Kepala Dinas PU/SDA Provinsi, Kepala Dinas

Kehutanan Kabupaten / Kota, Kepala Dinas PU/SDA Kabupaten/Kota, Kepala

Dinas ESDM Kabupaten / Kota mempunyai peran dan kepentingan khusus

maupun terlibat dalam proyek, tetapi memiliki kekuatan besar untuk

mempengaruhi kegiatan pengendalian daya rusak air

Stakeholder yang berasal dari masyarakat dan komunitas sungai kurang

memiliki kepentingan maupun kekuatan dalam pengendalian daya rusak air.

Namun demikian masyarakat mempunyai peran penting dalam pengendalian daya

rusak air antara lain :

a. Ikut serta dalam menjaga keberadaan badan sungai dan sempadan sungai serta

bangunan sungai (tanggul, perkuatan tebing) agar tidak menimbulkan

kerusakan dan bencana banjir.

b. Ikut serta dalam mempertahankan alur sungai dengan tidak membuang sampah

dan limbah ke dalam sungai.

Koordinasi proyek perubahan dilaksanakan oleh Project Leader dan

didampingi anggota tim efektif proyek perubahan dengan cara koordinasi,

konsolidasi stakeholder dan mempresentasikan latar belakang, tujuan, dan

penjelasan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air melalui

Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai.

Dalam pelaksanaan pada Lokasi Uji coba, DAS Opak, WS Progo Opak

Serang, terdapat perubahan stakeholder dari yang direncanakan. Dinas Kehutanan

Kabupaten semula direncanakan untuk dikunjungi, namun pada Struktur

Page 35: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

35

Organisasi Tata Kerja Pemerintah pada Kabupaten di Wilayah Ujicoba tidak

terdapat Dinas Kehutanan. Demikian pula Dinas Energi Sumber Daya Mineral

Provinsi pada lokasi uji coba Dinas ESDM bergabung dengan Dinas PUP-ESDM.

Untuk lebih mendukung proyek perubahan ini dalam perencanaan, pemrograman

dan koordinasi kegiatan, stakeholder ditambah dengan melibatkan Bappeda

Provinsi dan Kabupaten di Wilayah Uji Coba. Perubahan stakeholder dapat dilihat

pada Gambar berikut.

Kuadran analisis

Stakeholder Dalam

Rancangan Proyek

Perubahan

Page 36: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

36

Gambar 3.3 Perubahan Stakeholder

Dalam proses koordinasi dan konsolidasi tersebut mendapatkan hasil tujuh

belas (17) dukungan dari tujuh belas (17) Stakeholders golongan Latents

(kepentingan kecil pengaruh kuat), empat (4) dukungan dari golongan defenders

(kepentingan besar pengaruh lemah), empat (4) dukungan dari golongan apathetic

(kepentingan kecil dengan pengaruh lemah), tiga (3) dari golongan promoters

(kepentingan besar dengan pengaruh kuat). Hasil dukungan dari beberapa

stakeholders dapat terlihat pada Tabel 3.2

Kuadran analisis

Stakeholder Dalam

Pelaksanaan Proyek

Perubahan

Page 37: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

37

Tabel 3.2 Hasil Koordinasi Dengan Stakeholder

No. Nama Stakeholder Jabatan Tanggal

Koordinasi Uraian

1 Prof. Anita Firmanti Sekretaris Jenderal

Kementerian PUPR

21 Nov 2018 Harus diperhatikan besaran data yang akan diintegrasikan telah

menggunakan basis data yang sama, sistem harus dibuat simpel, user-

friendly dan mudah.

2 Dr. Ir. Hari Suprayogi,

M.Eng

Direktur Jenderal

Sumber Daya Air

8 Okt 2018 Mendukung, Bagus untuk menambah dan mempermudah serta

peningkatan dalam rangka kegiatan pengendalian daya rusak air

3 Ir. Trisasongko

Widianto, Dipl.HE

Kepala Biro PKLN

Kementerian PUPR

17 Okt 2018 Aplikasi ini sangat baik dalam rangka pengintegrasian daya rusak air

melalui sistem sehingga dapat mempercepat penanganan di lapangan

secara efektif, efisien serta bermanfaat.

4 Ir. Jarot Widyoko, Sp.1 Direktur Sungai 8 Okt 2018 Sangat mendukung PP, berharap pengintegrasian sistem informasi

SIDARA dapat diimplementasikan di Direktorat SDA

5 Muhammad Arsyad, ME Sekretaris Direktorat

Jenderal SDA

30 Okt 2018 Agar dapat betul-betul diujicobakan untuk diimplementasikan pada

DAS-DAS kritis.

6 Ir. Edy Juharsyah,

M.Tech

Direktur Pengembangan

Jaringan Sumber Daya

Rusak Air

8 Okt 2018 Pengintegrasian Sistem Informasi pada Daerah Aliran Sungai sangat

diperlukan di dalam pengelolaan sumber daya air. Dengan dilakukan

Pengintegrasian sistem informasi ini akan sangat membantu dalam

pengelolaan sumber daya air yang terpadu.

7 Ir. Agung Djuhartono,

CES

Direktur OP 10 Okt 2018 Cek SISDA

Perkuat sistem informasi yang masih kurang / lemah di SISDA

8 Ir. Fauzi Idris, ME Direktur Bina

Penatagunaan Sumber

Daya Air, Ditjend SDA

9 Okt 2018 Laporan RPP Sangat bermanfaat untuk Program Pengendalian Daya

Rusak Air ke Depan

9 Muhammad Zainal

Fatah

Asdep Infrastruktur

SDA Deputi Bidang

18 Okt 2018 Strategi pengendalian daya rusak air merupakan upaya yang harus

diwujudkan agar lebih efektif dan efisien dengan memanfaatkan

Page 38: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

38

No. Nama Stakeholder Jabatan Tanggal

Koordinasi Uraian

Koordinasi Percepatan

Infrastruktur dan Peng.

Wil, Kemenko Ekuin

teknologi informasi.

10 Abdul Malik Sadat Idris,

ST, M.Eng

Direktur Pengairan dan

Irigasi Bapennas

18 Okt 2018 Sangat mendukung, SIDARA merupakan terobosan baru untuk para

pemangku kebijakan.

11 Ir. Tri Bayu Adji, MA Ka BBWS Serayu Opak 4 Okt 2018 Agar bisa terwujud untuk memudahkan mendapatkan informasi

mengenai daya rusak air,

Untuk diingat bahwa peralatan yang akan datang sangat sensitif dan

mudah mengalami kerusakan oleh karena itu agar dipikirkan untuk OP

peralatan yang akan dipasang

12 Drs. Tavip Agus

Riyanto, MSi

Kepala Bappeda DIY 12 Okt 2018 Memberikan dukungan terhadap proyek perubahan strategi pengendalian

banjir melalui pengintegrasian sistem informasi khususnya dalam rangka

terbentuknya alat bantu sistem pendukung pengambilan keputusan

13 Ir. Muh. Mansyur Kepala Dinas PUP

ESDM dan Energy DIY

4 Okt 2018 Sangat mendukung untuk program penyusunan secara cepat dan akurat,

Untuk mengatasi kondisi kerusakan secara cepat dan perlu

diintegrasikan ke pemerintah pusat secara cepat

14 Ir. R. Sutarto, MP Ka Dinas Kehutanan

dan Perkebunan DIY

12 Okt 2018 Proyek perubahan ini sangat bermanfaat bagi pengampu bidang

kehutanan seandainya dapat akses dalam sistem yang dibangun

15 Ir. Sapto Winarno, MT Kepala Dinas PU PKP

Kabupaten Sleman

5 Okt 2018 Proyek perubahan yang baik adalah suatu terobosan untuk peningkatan

pengendalian daya rusak air, Berharap integrasi sistem informasi ini

cepat selesai, dan segera dapat diterapkan di Kabupaten Sleman dan

Wilayah lainnya

16 Drs. Kunto Riyadi,

MPPM

Kepala Bappeda

Kabupaten Sleman

12 Nov 2018 Integrasi sistem informasi ini akan membantu peningkatan

penanggulangan daya rusak air

Page 39: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

39

No. Nama Stakeholder Jabatan Tanggal

Koordinasi Uraian

17 Agus Tri Haryono Kepala Dinas PU Kota

Yogyakarta

5 Okt 2018 Dengan Laporan Perubahan ini akan bermanfaat untuk mengetahui

capaian pengendalian daya rusak air di infrastruktur DAS

Sinergitas semua pemangku kebijakan

Integrasi informasi

Stakeholder kawasan

18 Ir. Edy Muhammad Kepala Bappeda Kota

Yogyakarta

12 Okt 2018 Strategi peningkatan pengendalian daya rusak air melalui

pengintegrasian SIM sangat bermanfaat karena mempermudah akses

yang lebih efektif serta efisien

19 Bobot Ariff Adin, ST.,

MT

Kepala DPUPKP Kab

Bantul

4 Okt 2018 Pengintegrasian ini sangat bermanfaat untuk pemrograman penanganan

daya rusak air tepat manfaat. Inovasi ini bisa meningkatkan koordinasi

pemerintah pusat dan daerah secara optimal. Semoga bermanfaat untuk

masyarakat.

20 Ir. Fenti Yusdayati, MT Kepala Bappeda

Kabupaten Bantul

9 Nov 2018 Integrasi sistem informasi sangat bagus jika diterapkan untuk

mengetahui program prioritas yang mendesak

21 Ir. Birendrajana, MT Kasubdit Perencanaan

Direktorat Sungai Pantai

29 Okt 2018 Supaya pengintegrasian sistem informasi pada DAS segera

diimplementasikan

22 Dian Kamila, ST., MT Kasubdit Bintek

Direktorat Sungai Pantai

29 Okt 2018 Supaya pengintegrasian sistem informasi pada DAS di terapkan di

seluruh wilayah Indonesia

23 Febri Iman Harta, ME Kasubdit Wilayah

Timur Direktorat Sungai

Pantai

29 Okt 2018 Pengintegrasian sistem informasi daya rusak air ini sangat berguna dan

segera dapat diimplementasikan di seluruh wilayah Indonesia

24 Ir. Agus Rudyanto,

M.Tech

Kasubdit Pantai

Direktorat Sungai Pantai

29 Okt 2018 Sangat mendukung, adanya integrasi sistem informasi daya rusak air,

sangat bermanfaat efektif efisien untuk menunjang kegiatan SDA

25 Dr. Purbudi Wahyuni Pusat Studi Sungai 13 Okt 2018 Berharap ada kerjasama penelitian

Page 40: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

40

No. Nama Stakeholder Jabatan Tanggal

Koordinasi Uraian

Pantai UPN Yogyakarta

26 Ir. Slamet Haryanta Asosiasi Komunitas

Sungai Yogyakarta

(AKSY)

11 Okt 2018 Setuju sistem ini sangat bagus, ideal, dan luar biasa, bisa terintegrasi

lintas sektoral dan Kementerian. Sistem ini bisa membagi kewenangan

tugas

27 AG Irawan Keta Forum Komunitas

Sungai Sleman

11 Okt 2018 Melibatkan masyarakat yang tinggal di pinggir Sungai. Melatih

masyarakat untuk menggunakan alat pelaporan informasi tentang kondisi

sungai, perlu indikator keberhasilan, hasil pelaporan dan tindak lanjut

28 Imam Ghozali Komunitas Kali Oyo 11 Okt 2018 Otoritas input data semestinya mendapat pelatihan keahlian aplikasi dan

pengelolaan tentang sungai, alur sungai bantaran, kualitas air, tebing

sungai,

Page 41: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

41

Berdasarkan hasil koordinasi dan konsolidasi mendapat masukan, saran

serta usulan dan evaluasi terhadap dukungan proyek perubahan Strategi

Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem

Informasi Pada Daerah Aliran Sungai. Hasil koordinasi dan konsolidasi

menunjukkan bahwa secara umum semua stakeholder sangat mendukung Strategi

Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem

Informasi Pada Daerah Aliran Sungai untuk pengelolaan pengendalian daya rusak

air.

3.1.3 Focused Group Discussion Proyek Perubahan

Focused Group Discussion (FGD) dimaksudkan untuk mengumpulkan

data dan informasi yang sistematis terhadap Rencana Proyek Perubahan Strategi

Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem

Informasi Pada Daerah Aliran Sungai. Disamping itu dalam kegiatan Focused

Group Discussion juga digunakan sebagai sarana menyampaikan informasi pada

stakeholder mengenai Rencana Proyek Perubahan Strategi Peningkatan

Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem Informasi dan

mengidentifikasi potensi, kebutuhan, permasalahan, dan alternatif solusi dalam

Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian

Sistem Informasi.

Kegiatan Focused Group Discussion (FGD) Rencana Proyek Perubahan

Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian

Sistem Informasi Pada Daerah Aliran diselenggarakan pada hari Kamis 11

Oktober 2018 jam 09.30 sampai 12.30 bertempat di Ruang Rapat Lantai 3

BBWS Serayu Opak, Jalan Solo Km 6. Kegiatan Focused Group Discussion

diikuti lebih dari 27 peserta stakeholder pengendalian daya rusak air yang berasal

dari stakeholder terkait yang mewakili unsur Pemerintah D.I. Yogyakarta dan

Kabupaten/Kota yang masuk dalam DAS Opak serta stakeholder yang berasal dari

Komunitas Peduli Sungai DAS Opak.

Page 42: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

42

Kasubdit Sungai Wilayah Barat Ditjen

SDA Kemen PUPR Menyajikan Proyek

Perubahan

Kepala BBWS SO memberikan sambutan

dan membuka acara FGD

Masukan Peserta dalam FGD

Tim SIDARA

Peserta FGD foto bersama

Gambar 3.4 Dokumentasi FGD

Page 43: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

43

Rangkaian acara Focused Group Discussion (FGD) Rencana Proyek

Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui

Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai meliputi

pembukaan, sambutan-sambutan, presentasi dan diskusi.

Sambutan disampaikan oleh Kepala BBWS Serayu Opak Ir. Tri Bayu

Adjie MA, sekaligus membuka acara. Dalam sambutan disampaikan bahwa acara

ini adalah dalam rangka Proyek Perubahan yang digagas oleh Kepala

Subdirektorat Wilayah Barat Direktorat Sungai Pantai. Berharap Proyek

Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui

Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai ini dapat

diwujudkan. Masukan usul dan saran dari stakeholder sangat diharapkan.

Pada kesempatan berikutnya acara dilanjutkan dengan pemaparan Rencana

Proyek Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui

Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai yang disajikan oleh

Ir. Panca Hermawan, Sp.1Kasubdit Wilayah Barat Direktorat Sungai dan Pantai

sebagai Project Leader dan penyajian Sistem Pengumpulan Data, pengolahan,

penyimpanan dan integrasi sistem informasi oleh Tim. Setelah disampaikan sesi

penyampaian materi sebagai pengantar diskusi dilanjutkan diskusi yang dipandu

oleh moderator.

Berdasarkan hasil penyampaian materi diskusi Rencana Proyek Perubahan

Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian

Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai serta masukan dan aspirasi peserta

FGD dapat dirangkum beberapa kesimpulan sebagai berikut ini:

1. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak menyampaikan sambutan

dan membuka acara FGD, maksud dan tujuan pertemuan FGD

menyampaikan metode integrasi elemen pengendali daya rusak air yang

sedang dicoba pengambilan data lapangan, untuk menerima masukan saran

untuk penyempurnaan.

2. Kepala Subdirektorat Sungai Wilayah Barat membuka rapat menyampaikan

maksud dan tujuan pertemuan rapat dan proyek perubahan Strategi

Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem

Informasi Pada Daerah Aliran Sungai, penyampaian Proyek Perubahan yang

Page 44: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

44

berisi isu strategis, kondisi saat ini, kondisi yang diinginkan, gap analysis,

dan inovasi yang akan dilakukan, salah satu inovasi yang ditawarkan adalah

pembuatan alat bantu pendukung keputusan di tingkat pusat, berupa aplikasi

dan sistem integrasi informasi.

3. Tim pendukung menyajikan aplikasi pengumpulan data lapangan dengan

sistem android dan integrasi database informasi pengendalian daya rusak air.

4. Apresiasi dan mendukung terhadap aplikasi dan sistem integrasi yang

disajikan, berharap ada tindak lanjut pelatihan cara menginstal dan

menggunakan aplikasi sehingga bisa menindaklanjuti, nanti ditampilkan skala

prioritas penanganan.

5. Adanya dinamika perubahan kondisi sungai, DAS dan daya rusak, perlu

dicatat dan diamati dari waktu ke waktu, sehingga bisa memberikan informasi

dan masukan bagi pusat.

6. Perlu ada pelatihan dan pengadaan smartphone android bagi komunitas

sungai yang akan mendukung kegiatan ini,

7. Lokasi uji coba DAS Opak, sangat strategis karena berbatasan dengan Cagar

Budaya Candi Prambanan, aktivitas penambangan bahan tambang,

kerentanan bencana, kerusakan bangunan, banjir, aliran debris, pencemaran.

8. Sebelumnya ada sistem informasi untuk pengelolaan irigasi yang terdiri dari

akuisisi data lapangan, database ARCGIS (one map policy).

9. Pengisian database dilakukan oleh enumerator yang berasal dari pengamat

dan Juru Sungai yang berasal dari BBWS, Provinsi, Kabupaten/Kota serta

Komunitas Sungai, perlu ada bimbingan teknis dan pelatihan.

10. Informasi permasalahan sedimentasi muara sungai Opak yang menutup

muara menimbulkan potensi genangan banjir.

11. Masukan terkait batasan input data pada aplikasi akuisisi lapangan,

tambahkan kolom isian terkait hidrologi, tambahkan kolom lembaga terkait

(yang bertanggung jawab), analisis proyeksi dana dibutuhkan dan sebagainya.

12. Aplikasi ini lebih ke survei kondisi sungai, fungsi dan sifat aplikasi saat ini:

laporan kondisi, ke depan lebih bagus sifatnya prediksi.

13. Menu di aplikasi akuisisi lapangan terlalu rigid, seandainya aparat lapor,

apakah bisa langsung ditindaklanjuti? smart —> penanganan cepat, apa

Page 45: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

45

rekomendasi tindakan? ada tidaknya persetujuan admin/operator? ada

kemiripan dengan aplikasi sungai kita (kakak 1 dari SIDARA)

14. Perlu kejelasan siapa yang berwenang mendata, siapa bisa share? masalah

pengaturan alur data, alur informasi, dan kewenangan pengambil kebijakan

semua harus diperjelas nantinya.

Selengkapnya data pendukung kegiatan pelaksanaan FGD dapat dilihat pada

Menyusun Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak

Air (SIDARA).

3.1.4 Penyusunan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air (SIDARA)

Penyusunan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya

Rusak Air (SIDARA) dimaksudkan untuk menyediakan perangkat yang

memudahkan pengintegrasian sistem informasi daya rusak air pada Daerah Aliran

Sungai. Alat bantu yang dibuat terdiri dari aplikasi pengambilan data di lapangan,

kemudian melalui proses digitasi sebagai hasil analisa lapangan, yang nantinya

akan dilakukan integrasi oleh unit di Direktorat Sungai Pantai, dan mendukung

pengambilan keputusan dalam pengendalian daya rusak air. Dengan tersedianya

Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air

(SIDARA) para penyelenggara satuan kerja dan kegiatan di lingkungan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat melakukan tugasnya

secara professional dengan tidak menyimpang dari peraturan dan ketentuan yang

berlaku, sehingga diperoleh hasil yang tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya, dan

tepat manfaat.

Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air

(SIDARA) ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat dan analisa data hingga

menjadi program kerja, tetapi juga mempercepat, mengintegrasikan, serta

melakukan generalisasi data dan informasi Sumber Daya Air. Alat Bantu Sistem

Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) merupakan

sistem yang terdiri dari 3 (tiga) komponen, sebagai berikut ini.

a. Lapisan 1: Digitasi Data dan Aplikasi SIDARA Sebagai Mobile Data

Collection.

Page 46: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

46

b. Lapisan 2: Platform Penyimpanan dan Analisa Data.

c. Lapisan 3: Platform integrasi data dan pendukung Keputusan.

Pada lapisan pertama, survey lapangan layaknya informasi mengenai

kondisi secara detail dan dokumentasi foto dapat dilakukan dengan aplikasi

SIDARA yang tersedia di Google Play store. Kemudian dari seluruh data

lapangan ini, personal di B/BWS akan melakukan analisis pada platform SIDARA

untuk sebagai bahan diskusi perencanaan program kerja kedepan, tidak hanya

program kegiatan saja tetapi seluruh data geospasial yang berhubungan dapat

divisualisasikan dalam SIDARA.

Pada lapisan kedua, hasil dari diskusi atau rapat pada masing-masing

B/BWS melakukan verifikasi data dan informasi pengelolaan sungai yang tersaji

dalam bentuk peta yang di dalamnya terdapat detail atribut. Data dan informasi

yang tersedia pada masing-masing B/BWS diintegrasikan oleh platform SIDARA

yang berada pada Direktorat Sungai Pantai.

Pada platform SIDARA Direktorat Sungai Pantai akan tervisualisasikan

data informasi dari seluruh B/BWS di Indonesia yang kemudian platform

SIDARA pusat dapat melakukan proses editing, sebagai masukan dalam

pengambilan keputusan pengelolaan sungai. Platform SIDARA Direktorat Sungai

Pantai merupakan platform lapisan ketiga. Adapun beberapa kelebihan platform

SIDARA:

a. Platform ini berbasis peta sehingga memudahkan untuk melihat dimana

pekerjaan dan bagaimana bentuk geometrinya.

b. Platform ini memiliki fungsi details yang mana dapat memudahkan pengguna

untuk mencari dan melakukan sortir data dalam atribut (data pendukung).

c. Platform ini memiliki fungsi analisa geometri seperti panjang, luasan, buffer

(radius batasan), dan lainnya.

Skema Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air

(SIDARA) dapat dilihat pada Gambar berikut ini

Dit Supan

Page 47: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

47

Gambar 3.5 Skema Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air (SIDARA)

Kegiatan penyusunan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) ini yang disusun dalam rangka Proyek

Perubahan ini telah berhasil dilaksanakan. Uraian mengenai penyusunan Alat

Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA)

dapat dilihat pada Lampiran 4.

3.1.5 Ujicoba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya

Rusak Air di DAS Opak.

Uji coba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya

Rusak Air dimaksudkan untuk mengidentifikasi apakah alat bantu yang telah

disusun bisa diaplikasikan di lapangan, diintegrasikan, dan mampu mendukung

pengambilan keputusan, sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan tujuan uji-

coba adalah untuk melihat apakah aplikasi Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) dapat diimplementasikan lebih lanjut.

Ujicoba dilakukan melalui tahapan:

a. Melakukan pengujian terhadap penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air

b. Melakukan praktek penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air di lapangan

c. Melakukan praktek integrasi, analisis dan penyajian data dalam rangka

mendukung pengambilan keputusan.

Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Proyek Perubahan Strategi

Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi Informasi Pada

Daerah Aliran Sungai, perlu ditetapkan lokasi uji coba. Lokasi uji coba yang

ditetapkan. Daerah Aliran Sungai Opak di bawah wilayah pengelolaan Balai

Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat No. 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan

Wilayah Sungai DAS Opak berada pada WS Progo Opak Serang dengan kode

02.17.A2 merupakan WS Wilayah Sungai Lintas Provinsi yang berada di Daerah

Page 48: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

48

Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah (Gambar III.9). Pemilihan lokasi

uji coba ini dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

a. Merupakan Wilayah Sungai kewenangan pusat.

b. Terdapat permasalahan daya rusak air banjir, lahar dingin, penambangan bahan

tambang, pencemaran, kerusakan bangunan, badai cempaka.

c. Memiliki anak sungai yang melintasi wilayah perkotaan.

d. Merupakan sungai yang diusulkan untuk mendapat penanganan pengendalian

banjir.

e. Terdapat komunitas sungai yang aktif turut berperan serta dalam pengelolaan

sungai.

Page 49: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

49

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai

Gambar 3.6 Lokasi Uji Coba DAS Opak WS Progo Opak Serang

Page 50: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

50

Batas WS Progo Opak Serang di sebelah barat adalah WS Serayu

Bogowonto, sebelah timur WS Bengawan Solo, sebelah utara WS Pemali Comal,

sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas Wilayah

Sungai Progo-Opak-Serang adalah 4.077 km2. WS POS terdiri atas 3 (tiga) DAS

utama, yaitu DAS Progo, DAS Opak, dan DAS Serang. Pada DAS Opak terdapat

Sungai Oyo, yang merupakan anak Sungai Opak yang paling besar.

Sungai Opak berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengalir

dari Utara (Kab. Sleman) ke selatan (Kab. Bantul), kemudian bertemu dengan

Sungai Oyo di Kab. Bantul, Sungai Oyo sendiri mengalir dari Timur ke Barat dan

bertemu dengan Sungai Oyo di Kab. Bantul. DAS Opak – Oyo perbatasan paling

timur adalah Kabupaten Wonogiri, luas DAS Opak 1.300 km2, yang 50%-nya

merupakan sub DAS Oyo. Curah hujan di sub DAS Opak lebih tinggi daripada

Sub DAS Oyo. DAS Opak terletak di antara 7032’ sampai 8

01’ Lintang Selatan

dan 110016’ sampai 110

048’ Bujur Timur. Sungai Opak berawal dari lereng

selatan Gunung Merapi, yang tanahnya berupa material kuarter dengan ukuran

yang sangat beragam, mulai dari batu gunung, bolder, gravel, kerikil/koral dan

pasir.

DAS Opak berhulu di Gunung Merapi, dan mempunyai pola aliran sungai

berbentuk radial. Panjang Sungai Opak 65 km mempunyai anak sungai yang

besar yaitu Sungai Oyo, dimana dalam pengembangan sumber daya airnya

diperhitungkan sebagai DAS tersendiri. Bagian hilir Sungai Opak berada di

daerah yang relatif datar dan banyak terdapat endapan yang berupa delta sungai.

DAS Opak bagian utara relief-nya bergunung hingga bergelombang, kemiringan >

15% - 40%, dengan pola aliran radial sentripetal yang rapat dari sungai-sungai

orde satu dan dua. DAS Opak bagian tengah berupa dataran kaki Gunung Merapi,

dengan kepadatan alur sungainya mulai jarang. Dalam DAS Opak bagian tengah

terdapat perbukitan struktural Baturagung dengan kemiringan lereng 25-40%.

Perbukitan struktural Baturagung merupakan jalur patahan yang membentang dari

utara hingga selatan dan bermaterial batuan breksi vulkanik dan tuff.

DAS Opak bagian selatan merupakan dataran fluviovulkan dengan

kemiringan antara 0-8% dan bertopografi datar hingga landai. Material DAS Opak

bagian selatan berupa alluvium endapan sungai dan endapan vulkanik yang

Page 51: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

51

terbawa oleh air karena erosi. Dataran fluviovulkan terletak di bawah dataran kaki

Gunung Merapi hingga mendekati pertemuan Sungai Opak dan Oyo.

Sungai Opak merupakan sungai orde 1 yang bermuara di Samudera

Hindia. Sungai Opak mempunyai beberapa anak sungai utama (orde 2) antara lain

Sungai Winongo kecil, Sungai Oyo, Sungai Code, Sungai Belik, Sungai

Gajahwong, Sungai Kuning, Sungai Tambakbayan, Sungai Gendol dan Sungai

Ngijo. Dibagian hulu, pemanfaatan lahan sebagian besar digunakan sebagai lahan

pertanian dan galian C, hal ini disebabkan karena DAS Opak berada di aliran

lahar dingin Merapi.

Sungai Oyo berhulu di daerah Pegunungan Seribu di wilayah Kabupaten

Wonogiri yang bermuara di Sungai Opak, mempunyai formasi batuan karst, dan

pola aliran sungai berbentuk rektangular. Alur Sungai Oyo, secara umum

berbelok-belok (meandering), dengan daerah aliran sungainya berupa daerah

pegunungan (perbukitan). Kondisi daerah aliran sungai seperti ini sangat

mempengaruhi karakteristik hidrograf banjir yang terjadi, dimana hujan yang

jatuh di catchment area akan cepat mengalir ke sungai utama dan menimbulkan

luapan air banjir. Luas Sub DAS Oyo ± 639 km2, dengan panjang sungai utama

106,75 km. Debit rerata bulanan Sungai Oyo yang tercatat di AWLR Bunder

adalah 9,31 m3/dt, dengan debit maksimum sebesar 128,0 m3/dt, dan debit

minimum sebesar 0,26 m3/dt.

Page 52: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

52

Tabel 3.3 Sistem Sungai DAS Opak

Nama SungaiPanjang Sungai

(Km)Nama Sungai

Panjang Sungai

(Km)

Orde 1 1.1 Opak 68.06 3.1 Dodogan 2.99

2.1 Kungal 3.85 3.2 Ciro 6.42

2.2 Cewok 8.30 3.3 Ledok / Pete 3.68

2.3 Belik 14.75 3.4 Pleret 2.69

2.4 Meruwe 8.80 3.5 Mujung 1.12

2.5 Oyo 117.73 3.6 Kedung Semerengan 6.01

2.6 Winongo 50.35 3.7 Klanduan 3.87

2.7 Winongo Kecil 22.56 3.8 Warengan 6.98

2.8 Wenang 2.27 3.9 Ngentiran 5.08

2.9 Wareng 13.54 3.10 Woro 11.44

2.10 Tepus 32.08 3.11 Widoro 10.73

2.11 Tambakbayan 7.92 3.12 Urang 9.45

2.12 Pesing 8.96 3.13 Trasi 11.42

2.13 Ngijo 19.45 3.14 Tempuran 16.13

2.14 Gajah Wong 22.91 3.15 Tangkil 3.41

2.15 Munggi 16.40 3.16 Sembung 13.89

2.16 Mampu 1.83 3.17 Semampir 4.10

2.17 Kuning 38.43 3.18 Roso 6.06

2.18 Gunung Jompong 8.79 3.19 Prambutan 5.93

2.19 Gendol 15.36 3.20 Plutan 7.54

2.20 Bening 11.75 3.21 Kedungbendo 8.59

2.21 Blotan 10.63 3.22 Pentung 10.72

2.22 Boyong 21.17 3.23 Pelang 22.75

2.23 Bulus 14.55 3.24 Ngesrep 1.94

2.24 Code 24.16 3.25 Asat 10.29

3.26 Awet 8.49

3.27 Ngalang 15.12

3.28 Mujung 13.35

3.29 Kedungwringin 10.43

3.30 Kedungsriti 11.51

3.31 Kedungputri 4.81

3.32 Kedungondo 6.16

3.33 Kedungkidang 4.78

3.34 Kedunggedang 13.07

3.35 Jurangtirto 4.67

3.36 Gunung Krakalan 2.72

3.37 Grojogan 10.97

3.38 Gringsing 2.86

3.39 Gondang 3.08

3.40 Gendol 6.09

3.41 Gawe 10.43

3.42 Branjang 15.83

3.43 Jongkangan 0.86

Orde 3

Orde Orde

Orde 2

Page 53: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

53

Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Proyek Perubahan Strategi

Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi Sistem Informasi

Pada Daerah Aliran Sungai dilakukan uji coba terhadap Alat Bantu Sistem

Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA). Jenis ujicoba

yang dilakukan meliputi 3 (tiga) komponen, yaitu

a. Uji coba penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air di DAS Opak BBWS Serayu Opak.

b. Praktek penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air di DAS Opak BBWS Serayu Opak.

c. Praktek integrasi, analisis dan penyajian data dalam rangka mendukung

pengambilan keputusan di DAS Opak BBWS Serayu Opak.

d. Ujicoba penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air, dilakukan dengan menggunakan aplikasi pengumpulan data

(mobile data collection) SIDARA dan aplikasi Sungai Kita. Uji coba telah

dilaksanakan pada hari Senin 5 November 2018 s.d. Jumat 10 November 2018

bertempat di Ruang Rapat SNVT PJSA Sopalan dan di DAS Opak BBWS

Serayu Opak, meliputi Sungai Opak, Sungai Gajahwong dan Sungai Winongo

Kecil.

Kegiatan Uji coba penggunaan aplikasi pengumpulan data diikuti oleh

lebih dari 6 (enam) orang. Peserta Uji coba pengendalian daya rusak air yang

berasal dari

Project Leader, Tim Uji coba, Staf PPK Sungai dan Pantai, Staf Bidang

Perencanaan dan Program, Staf Bidang OP, Staf Bidang PJSA BBWS Serayu

Opak

Petugas pengamat sungai / irigasi yang berasal dari instansi terkait, Perwakilan

Komunitas Peduli Sungai DAS Opak. Uji coba Ujicoba Alat Bantu Sistem

Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air di DAS Opak Ujicoba Alat

Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air di DAS Opak

dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu (1) penjelasan terhadap aplikasi

pengumpulan data ―SIDARA‖, (2) praktek pengumpulan data di lapangan.

Penjelasan aplikasi disampaikan oleh Tim Pokja 2. Kegiatan praktek di

lapangan dilakukan dengan menggunakan HP masing-masing peserta diawali

Page 54: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

54

dengan instalasi aplikasi ―SIDARA‖ dan dilanjutkan dengan penggunaan aplikasi

untuk pengumpulan data di lapangan. Ujicoba berlangsung dengan lancar, peserta

mampu memahami aplikasi pengumpulan data ―SIDARA‖, dan bisa

mempraktekkan pengumpulan data di lapangan atas bimbingan Tim Pokja 2 dan

3.

Uji coba platform penyimpanan, pengelolaan dan integrasi data dilakukan

dengan menggunakan aplikasi SIDARA versi panel administrator, dilaksanakan

pada hari Kamis 9 November 2018 s.d. Jumat 10 November 2018 bertempat di

Ruang Rapat SNVT PJSA Sopalan. Ujicoba dilakukan dengan penjelasan

terhadap aplikasi SIDARA versi panel administrator, kegunaan, fasilitas layanan,

dan kemampuan aplikasi dalam pengelolaan basis data yang dapat membuat,

mengunggah, atau mengimpor data dari hasil masukan di lapangan atau basis data

lain yang telah lebih dulu ada, serta kemampuan dalam membuat data geospasial

standar. Kegiatan uji coba platform penyimpanan, pengelolaan dan integrasi data

diikuti oleh lebih dari 8 (delapan) peserta stakeholder pengendalian daya rusak air

yang berasal dari Project Leader, Tim Ujicoba, Staf PPK Sungai dan Pantai, Staf

Bidang Perencanaan dan Program, Staf Bidang OP, Staf Bidang PJSA BBWS

Serayu Opak.

Uji coba platform penyimpanan, pengelolaan dan integrasi data

menyajikan data hasil pengumpulan data di lapangan, melakukan analisis, dan

penyajian data dengan menggunakan platform ―SIDARA‖,. Dengan

menggunakan fitur filter, maka operator dapat melihat visualisasi sungai sesuai

dengan kriteria filter berdasarkan kalimat (jenis) maupun nilainya. Dengan

demikian operator pusat dalam menentukan skala prioritas dan melihatnya dalam

bentuk peta yang di dalamnya berisikan informasi yang bersifat teknis. Selain itu,

BBWS Serayu Opak dapat memasukkan dokumentasi foto beserta keterangannya

di dalam platform SIDARA. Dengan demikian Direktorat Sungai dan Pantai pusat

dapat dengan mudah melihat usulan dengan cara melihatnya melalui tabel dalam

detail di bawah, lalu melakukan filter, kemudian melihat dokumentasi dari setiap

usulan yang ada.

Berdasarkan hasil ujicoba diperoleh hasil bahwa platform SIDARA telah

berfungsi sebagai (1) Platform untuk menentukan skala prioritas dan (2) Platform

Page 55: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

55

yang mengintegrasikan data dari beberapa aplikasi pengumpul data. Dengan

demikian platform SIDARA telah berfungsi dengan baik, dan di harapkan dapat

diimplementasikan di seluruh balai di Indonesia.

Penjelasan terhadap aplikasi pengumpulan data ―SIDARA‖,

Pelaksanaan uji coba aplikasi pengumpulan data ―SIDARA‖ di lapangan

Pelaksanaan uji coba platform penyimpanan, pengelolaan dan integrasi data

Page 56: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

56

Gambar 3.7 Dokumentasi Ujicoba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air

Berdasarkan hasil ujicoba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air secara umum dapat dihasilkan bahwa alat bantu

yang telah disusun bisa diaplikasikan di lapangan, diintegrasikan, dan mampu

mendukung pengambilan keputusan dengan beberapa perbaikan. Hasil uji coba

mengindikasikan bahwa aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air (SIDARA) dapat diimplementasikan lebih lanjut untuk

diterapkan pada DAS ataupun Wilayah Sungai Lainnya. Selengkapnya data

pendukung uji coba Sistem pendukung keputusan pengendalian daya rusak air

dapat dilihat pada Lampiran 5.

3.1.6 Menyusun Petunjuk Pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air

Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air

merupakan sistem perangkat lunak integrasi data dan informasi pengendalian daya

rusak air yang dapat digunakan untuk melakukan pengumpulan, penyimpanan,

pengelolaan, analisis, penyajian dan integrasi data daya rusak air. Alat Bantu

Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA)

merupakan sistem yang terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu (1) Digitasi Data dan

Aplikasi SIDARA Sebagai Mobile Data Collection, (2) Platform Penyimpanan

dan Analisa Data, dan (3) Platform integrasi data dan Penentu Keputusan. Agar

Alat Bantu SIDARA tersebut dapat dioperasikan diperlukan adanya petunjuk

pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya

Rusak Air.

Petunjuk Pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air dimaksudkan sebagai pedoman dan acuan bagi para

pengguna baik staf/petugas dari Direktorat Sungai dan Pantai, B/BWS, Dinas

yang terkait di Provinsi dan Kabupaten/Kota, Komunitas Sungai yang mempunyai

kewenangan untuk mengumpulkan, mengelola, menyimpan, menganalisis, dan

mengintegrasikan data. Sedangkan tujuan penyusunan Petunjuk Pengoperasian

Page 57: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

57

Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air

mewujudkan Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian

Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai.

Ruang Lingkup Petunjuk Pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air adalah sebagai berikut:

a. Penjelasan mengenai fitur-fitur Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air.

b. Tata cara penggunaan alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian

daya rusak air.

c. Petunjuk penggunaan digitasi data dan aplikasi SIDARA sebagai Mobile Data

Collection.

d. Petunjuk penggunaan platform penyimpanan dan analisa data.

Selengkapnya petunjuk pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air dapat dilihat pada Lampiran 6.

3.1.7 Melaksanakan Sosialisasi Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air

Sosialisasi Proyek Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya

Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai

dilaksanakan untuk menyampaikan dan memperkenalkan Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) yang telah disusun serta

hasil ujicoba yang telah dilaksanakan. Sosialisasi dilaksanakan secara bertahap,

dalam jangka pendek dilakukan sosialisasi Penyusunan aplikasi Sistem

Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) dan hasil uji

coba di DAS Opak BBWS Serayu Opak. Sosialisasi dalam jangka menengah

untuk B/BWS di Pulau Jawa dan Sumatera serta dalam Jangka Panjang untuk

seluruh wilayah Indonesia. Sosialisasi Penyusunan aplikasi Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) yang dilaksanakan

merupakan sosialisasi jangka pendek tahun 2018.

Sosialisasi jangka pendek dimaksudkan untuk menginformasikan hasil

penyusunan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air

(SIDARA), cara penggunaan, serta lesson learned berdasarkan hasil pelaksanaan

Page 58: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

58

ujicoba pada DAS Opak. Sosialisasi dilaksanakan 3 (tiga) kali dengan peserta

yang berasal dari DAS Opak bagian hulu, tengah dan hilir.

Tabel 3.4 Pelaksanaan Sosialisasi Penyusunan Aplikasi Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA)

No. Tanggal Tempat Peserta Hasil Keterangan

1 Kamis, 8

November

2018

BBWS

Serayu

Opak

BBWS Serayu

Opak, Bappeda

DIY, Dinas PUP

ESDM DIY, Dinas

Kehutanan dan

Perkebunan DIY,

Dinas PU Kota

Yogyakarta,

Bappeda Kota

Yogyakarta,

Komunitas Sungai

Kota Yogyakarta

Adanya pemahaman

mengenai Aplikasi

Sistem Pendukung

Keputusan

Pengendalian Daya

Rusak Air (SIDARA)

dan masukan untuk

penyempurnaan

DAS Opak

Bagian

Tengah

2 Jumat, 9

November

2018

BBWS

Serayu

Opak

BBWS Serayu

Opak

BBWS Serayu

Opak, Dinas PU

Kabupaten Sleman,

Bappeda Kabupaten

Sleman, Komunitas

Sungai Kabupaten

Sleman

Adanya pemahaman

mengenai Aplikasi

Sistem Pendukung

Keputusan

Pengendalian Daya

Rusak Air (SIDARA)

dan masukan untuk

penyempurnaan

DAS Opak

Bagian

Hulu

3 Senin, 12

November

2018

BBWS

Serayu

Opak

BBWS Serayu

Opak, Dinas PU

Kabupaten Bantul,

Bappeda Kabupaten

Bantul, Komunitas

Sungai Kabupaten

Bantul

Adanya pemahaman

mengenai Aplikasi

Sistem Pendukung

Keputusan

Pengendalian Daya

Rusak Air (SIDARA)

dan masukan untuk

penyempurnaan

DAS Opak

Bagian

Hilir

A. Sosialisasi ke 1 DAS Opak Bagian Tengah

Sosialisasi pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 8 November

2018 bertempat di Ruang Sidang Lantai 3 BBWS Serayu Opak Jalan Solo Km. 6

Yogyakarta. Sosialisasi diikuti dari peserta yang berasal dari stakeholder DAS

Opak Bagian Tengah, antara lain BBWS Serayu Opak, Bappeda D.I. Yogyakarta,

Dinas PUP ESDM D.I. Yogyakarta, Dinas Kehutanan dan Perkebunan D.I.

Yogyakarta, Dinas PU Kota Yogyakarta, Bappeda Kota Yogyakarta, Komunitas

Sungai Kota Yogyakarta. Susunan acara sosialisasi adalah sebagai berikut:

Page 59: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

59

1. Sambutan dan pembukaan oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu

Opak, Bapak Ir. Tri Bayu Adji, MA.

2. Presentasi inovasi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui

Integrasi Informasi Pada Daerah Aliran Sungai, oleh Project Leader Ir. Panca

Hermawan

3. Presentasi penyusunan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air (SIDARA), oleh Tim Penyusun Aplikasi

4. Presentasi Lesson learned berdasarkan hasil pelaksanaan ujicoba aplikasi

Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA), oleh

Tim Penyusun Aplikasi

5. Diskusi dan pembahasan

Dalam sosialisasi ini juga disampaikan masukan agar B/BWS, Dinas

Kab./Kota, mulai menyiapkan data, program, dan kelengkapan lainnya dalam

rangka penerapan aplikasi SIDARA. Sesuai dengan tujuan proyek perubahan,

bahwa ujicoba aplikasi SIDARA dilaksanakan pada Tahun 2018 di DAS Opak

BBWS Serayu Opak. Penerapan direncanakan pada Tahun 2019-2020 untuk di

lingkungan B/BWS di Pulau Jawa. Dan dilanjutkan mulai tahun 2020 untuk

seluruh Indonesia.

Pelaksanaan sosialisasi yang pertama ini dapat berlangsung dengan baik,

peserta antusias mengikuti acara dan mencoba secara langsung aplikasi Sistem

Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA). Peserta

umumnya memberikan apresiasi yang baik terhadap aplikasi Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) yang diyakini mampu

mempercepat (akselerasi) dan meningkatkan kualitas pengendalian daya rusak air.

Disamping itu berdasarkan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air (SIDARA) ini juga dapat untuk meningkatkan sinergi kebijakan

dengan basis anggaran, mengatur siapa berbuat apa. Dalam sosialisasi juga

dijelaskan siapa pengguna aplikasi (user) yang dapat melakukan pemasukan data,

edit dan analisis atau hanya melihat data.

Page 60: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

60

Kepala BBWS SO Membuka Acara

Peserta Sosialisasi

Tim SIDARA Menyampaikan Materi

Peserta Sosialisasi Foto Bersama

Gambar 3.8 Dokumentasi Pelaksanaan Sosialisasi ke 1 untuk Kabupaten

Sleman Tanggal 9 November 2018

Page 61: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

61

B. Sosialisasi ke 2 DAS Opak Bagian Hilir

Sosialisasi ke dua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 9 November 2018

bertempat di Ruang Sidang Lantai 3 BBWS Serayu Opak Jalan Solo Km. 6

Yogyakarta, diikuti oleh peserta yang berasal dari stakeholder sungai Opak bagian

hilir. Susunan acara sosialisasi adalah sebagai berikut:

1. Sambutan dan pembukaan oleh Kepala SNVT PJSA Balai Besar Wilayah

Sungai Serayu Opak.

2. Presentasi inovasi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi

Informasi Pada Daerah Aliran Sungai, oleh Project Leader Ir. Panca

Hermawan.

3. Presentasi penyusunan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air (SIDARA), oleh Tim Penyusun Aplikasi.

4. Presentasi Lesson learned berdasarkan hasil pelaksanaan ujicoba aplikasi

Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA), oleh

Tim Penyusun Aplikasi.

5. Diskusi dan pembahasan.

Pelaksanaan sosialisasi ke dua ini dapat berlangsung dengan baik, peserta

antusias mengikuti acara dan mencoba secara langsung aplikasi Sistem

Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA). Peserta

umumnya memberikan apresiasi yang baik terhadap aplikasi Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA). Berdasarkan hasil diskusi

diketahui perlu disiapkan petugas pengamat sungai, juru sungai, dan partisipasi

dari komunitas sungai dalam mempercepat penerapan aplikasi SIDARA.

Disamping itu berdasarkan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air (SIDARA) ini juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat peduli sungai.

Page 62: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

62

Pembukaan Acara

Peserta Sosialisasi

Tim SIDARA Menjelaskan ke Peserta

Tim SIDARA Menjelaskan ke Peserta

Peserta Sosialisasi Foto Bersama

Gambar 3.9 Dokumentasi Pelaksanaan Sosialisasi Kedua untuk Kabupaten

Bantul Tanggal 9 November 2018

Page 63: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

63

C. Sosialisasi ke 3 DAS Opak Bagian Hulu

Sosialisasi ke tiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 November

2018 bertempat di Ruang Sidang Lantai 3 BBWS Serayu Opak Jalan Solo Km. 6

Yogyakarta. Sosialisasi ke tiga diikuti peserta yang berasal dari stakeholder DAS

Opak bagian hulu, meliputi BBWS Serayu Opak, Dinas PU Kabupaten Sleman,

Bappeda Kabupaten Sleman, Komunitas Sungai Kabupaten Sleman. Susunan

acara Sosialisasi ke tiga adalah sebagai berikut:

1. Sambutan dan pembukaan oleh Kepala SNVT PJSA Balai Besar Wilayah

Sungai Serayu Opak.

2. Presentasi inovasi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi

Informasi Pada Daerah Aliran Sungai, oleh Project Leader Ir. Panca

Hermawan.

3. Presentasi penyusunan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air (SIDARA), oleh Tim Penyusun Aplikasi.

4. Presentasi Lesson Learned berdasarkan hasil pelaksanaan ujicoba aplikasi

Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA), oleh

Tim Penyusun Aplikasi.

5. Diskusi dan pembahasan.

Pelaksanaan sosialisasi ke tiga ini dapat berlangsung dengan baik, peserta

antusias mengikuti acara dan mencoba secara langsung pengintegrasian sistem

informasi Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA). Peserta umumnya

memberikan apresiasi yang baik terhadap Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA). Dalam diskusi peserta

menginformasikan mengenai permasalahan sungai, dan mekanisme laporan yang

harus dilakukan. Peserta sosialisasi meyakini bahwa pengintegrasian Sistem

Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) ini sangat

bermanfaat. Sebagian peserta berharap agar bisa diterapkan di lapangan.

Selengkapnya pelaksanaan sosialisasi dapat dilihat pada Lampiran 7 (Undangan

ada 3, absen 3, notulen ada 3 kegiatan, foto/dokumentasi)

Page 64: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

64

Pembukaan Acara

Peserta Sosialisasi

Tim SIDARA Menjelaskan ke Peserta

Tim SIDARA Menjelaskan ke Peserta

Peserta Sosialisasi Foto Bersama

Gambar 3.10 Dokumentasi Pelaksanaan Sosialisasi Ketiga untuk Kabupaten

Bantul Tanggal 12 November 2018

3.1.8 Monitoring dan Evaluasi Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air

Kegiatan monitoring dimaksudkan sebagai upaya memantau pelaksanaan

Proyek Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui

Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai. Sedangkan

Page 65: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

65

evaluasi dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap pelaksanaan Proyek

Perubahan jangka Pendek. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh Project

Leader dan anggota Tim Efektif Direktorat Sungai dan Pantai. Pelaksanaan

kegiatan yang dilakukan monitoring dan evaluasi meliputi:

a. Pembentukan Tim Efektif Proyek Perubahan.

b. Koordinasi dan konsolidasi dengan stakeholder.

c. FGD antara stakeholder.

d. Menyusun Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak

Air.

e. Uji coba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan.

f. Petunjuk pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung Pengendalian Daya

Rusak Air.

g. Sosialisasi Alat Bantu Sistem Pendukung Pengendalian Daya Rusak Air.

h. Laporan monev uji coba Alat Bantu Sistem Pendukung.

i. Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air.

Metode yang digunakan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi Proyek

Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi

Informasi Pada Daerah Aliran Sungai ini, adalah:

a. Rapat Berkala Tim Efektif;

b. Kunjungan lapangan; dan

c. Komunikasi menggunakan percakapan online (WA Group).

Rapat Tim Efektif berkala dilaksanakan untuk membahas pelaksanaan

pekerjaan proyek perubahan seperti dijelaskan sebelumnya. Dalam rapat tersebut

dibahas progres, kendala, serta solusi penyelesaian dari masing-masing pekerjaan.

Kunjungan lapangan bermaksud untuk memantau pelaksanaan penyusunan serta

uji coba aplikasi Integrasi Informasi Pada Daerah Aliran Sungai yang dalam hal

ini disusun dan di-ujicoba-kan di DAS Opak. Sedangkan, penggunaan grup

percakapan online, adalah upaya pemantauan progres, kendala, dan solusi

penyelesaian dengan komunikasi yang lebih intensif dan setiap saat untuk

percepatan pelaksanaan proyek perubahan, terutama antara Tim Efektif yang

berada di Jakarta dan yang berada di Yogyakarta.

Page 66: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

66

Rapat monitoring dan evaluasi pelaksanaan Proyek Perubahan Strategi

Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem

Informasi Pada Daerah Aliran Sungai dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali

sebagaimana Tabel berikut.

Tabel 3.5 Monitoring dan Evaluasi Uji Coba Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air

No. Kegiatan Rapat

Pembahasan

Pelaksanaan Hasil

1 Rapat

monitoring dan

evaluasi ke 1

Jumat 2

November

2018

Di Kantor

BBWS

Serayu

Opak

Yogyakarta

Sebagian kegiatan telah dilaksanakan

seluruhnya, yaitu

- Membentuk Tim Efektif,

- Koordinasi dan konsolidasi Stakeholder,

- Focused Group Discussion,

- Menyusun Alat Bantu,

- Sosialisasi,

Kegiatan yang telah terlaksana sebagian

adalah

- Ujicoba

- Petunjuk Operasi,

- Monitoring dan Evaluasi

- penyusunan Draft Surat Edaran Dirjen

SDA

2 Rapat

monitoring dan

evaluasi ke 2

Rabu 14

November

2018

Di Kantor

BBWS

Serayu

Opak

Yogyakarta

Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan yang

telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan,

Perlu dilakukan percepatan terhadap

kegiatan yang belum dilaksanakan

3 Rapat

monitoring dan

evaluasi ke 3

Jumat 16

November

2018

Di Ruang

Rapat

Bendungan

Batutegi,

Gedung

SDA lt 7

Evaluasi pelaksanaan kegiatan Uji Coba

telah terlaksana dengan baik, telah

menggambarkan pelaksanaan kegiatan

pengumpulan data dan integrasi, terdapat

beberapa sedikit kekurangan dalam aplikasi

dan sistem integrasi yang langsung

diperbaiki

Page 67: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

67

Gambar 3.11 Dokumentasi Rapat Monitoring dan Evaluasi

Hasil monitoring menunjukkan bahwa seluruh kegiatan Proyek Perubahan

Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi Informasi

Pada Daerah Aliran Sungai telah dilaksanakan. Sedangkan hasil evaluasi

menunjukkan kegiatan Proyek Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian

Daya Rusak Air Melalui Integrasi Informasi Pada Daerah Aliran Sungai mengarah

kepada pencapaian tujuan pengintegrasian data dan informasi dalam rangka

peningkatan pengendalian banjir. Adapun pelaksanaan monitoring dan evaluasi

Rapat Berkala Tim Efektif dan kunjungan lapangan seperti pada Tabel 3.5 dengan

bukti pelaksanaan pada Lampiran 8.

Page 68: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

68

3.1.9 Penyusunan Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air

Tentang Pengintegrasian Sistem Informasi Pengendalian Daya Rusak

Air

Dalam rangka pemberlakuan Integrasi Sistem Informasi Pengendalian

Daya Rusak Air perlu disusun legal aspek berupa Surat Edaran Direktur Jenderal

Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Untuk

merencanakan substansi Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air perlu

disusun Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air tentang

Pengintegrasian Sistem Informasi Pengendalian Daya Rusak Air. Penyusunan

Draft Surat Edaran disusun berdasarkan masukan hasil koordinasi dan konsolidasi

stakeholder, hasil Focus Group Discussion, penyusunan aplikasi, ujicoba dan

sosialisasi pengintegrasian Sistem Informasi Pengendalian Daya Rusak air, serta

rapat pembahasan, yang diselenggarakan tanggal 26 November 2018 di R Rapat

Bendungan Batutegi Gedung SDA Lantai 7 Jl Pattimura No. 20 Jakarta Selatan.

Muatan isi dari Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air

adalah sebagai berikut:

a. Umum berisi pertimbangan perlunya untuk menerapkan pengintegrasian sistem

informasi Pengendalian Daya Rusak air,

b. Dasar hukum dalam pengintegrasian sistem informasi Pengendalian Daya

Rusak air,

c. Maksud dan Tujuan pengintegrasian sistem informasi Pengendalian Daya

Rusak air

d. Ruang Lingkup pengintegrasian sistem informasi Pengendalian Daya Rusak

air, Alat Bantu pengintegrasian sistem informasi Pengendalian Daya Rusak air,

Tata Cara pengintegrasian sistem informasi Pengendalian Daya Rusak air, dan

e. Penutup menyajikan lampiran dan mulainya berlaku Surat Edaran

Pada bagian umum disampaikan latar belakang, bahwa pengendalian daya

rusak air memerlukan dukungan basis data secara lengkap, akurat, dan aktual

berdasarkan tahapan kegiatan Survei Investigasi Desain Pembebasan Lahan

Pelaksanaan Konstruksi serta Operasi dan Pemeliharaan (SIDLACOM). Data dan

informasi pengendalian daya rusak air saat ini telah tersedia tersebar pada masing-

masing Balai di seluruh wilayah Indonesia. Dalam rangka meningkatkan

Page 69: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

69

Pengendalian Daya Rusak Air perlu dilakukan pengintegrasian sistem informasi

dan data sungai yang saat ini sudah tersedia pada masing-masing Balai/Balai

Besar Wilayah Sungai di seluruh Wilayah Indonesia. Dalam rangka

pengintegrasian sistem informasi dan data sungai telah disusun alat bantu Sistem

Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA), merupakan

perangkat yang dimaksudkan untuk memudahkan pengintegrasian Sistem

Informasi Daya Rusak Air pada Daerah Aliran Sungai

Gambar 3.12 Dokumentasi Rapat Pembahasan Penyusunan Draft Surat

Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Tentang

Pengintegrasian Sistem Informasi Pengendalian Daya Rusak

Air

Surat Edaran ini dimaksudkan untuk menyediakan acuan bagi Balai Besar

Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai di Lingkungan Direktorat Jenderal Sumber

Daya Air dalam menyelenggarakan kegiatan pengendalian daya rusak air

Page 70: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

70

khususnya dalam pengambilan, penyimpanan, pengelolaan, penyajian dan

pengintegrasian data dan informasi pengendalian daya rusak air. Sedangkan

tujuan Surat Edaran ini adalah agar Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah

Sungai dapat mendukung integrasi sistem informasi pengendalian daya rusak air,

sehingga kegiatan pengendalian daya rusak air melalui perencanaan,

pemrograman, pelaksanaan, pengendalian serta persiapan Operasi dan

Pemeliharaan dapat dilakukan secara terstruktur, masif, tuntas dan berorientasi

manfaat.

Ruang lingkup Surat Edaran Integrasi Sistem Informasi Pengendalian

Daya Rusak Air ini adalah sebagai berikut:

a. Penjelasan mengenai alat bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air (SIDARA).

b. Pedoman penggunaan aplikasi pengambilan data dan digitasi data Aplikasi

SIDARA Sebagai Mobile Data Collection.

c. Pedoman penggunaan platform penyimpanan, analisa data, integrasi data dan

pendukung keputusan.

Pada bagian penutup Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumer Daya Air

berisi uraian sebagai berikut.

a. Ketentuan lebih lanjut mengenai Integrasi Sistem Informasi Pengendalian Daya

Rusak Air ini sebagaimana tercantum dalam Lampiran Surat Edaran ini yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.

b. Surat Edaran ini berlaku mulai tanggal ditetapkan,

Uraian lengkap tentang pengintegrasian sistem informasi Pengendalian

Daya Rusak air dalam Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air

Tentang pengintegrasian Sistem Informasi Pengendalian Daya Rusak Air dapat

dilihat pada Lampiran 9.

3.2 Dukungan dan Keterlibatan Stakeholders

Stakeholder adalah individu, kelompok, atau institusi yang memiliki

kepentingan terhadap sumber daya ataupun Outcome / hasil dari suatu proyek dan

/ atau seseorang / institusi yang berpotensi terkena dampak baik positif maupun

negatif jika kondisi proyek berubah atau tetap sama.

Page 71: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

71

Dalam kegiatan pengendalian daya rusak air, terdapat beberapa

stakeholder terkait. Para stakeholder tersebut memiliki keterkaitan dengan proyek

perubahan yang disusun, misalnya pada tahap pengembangan alat bantu sistem

pendukung keputusan pengendalian daya rusak air oleh para stakeholder dapat

memberikan saran pembangunan basis data dan apabila alat bantu sistem

pendukung keputusan pengendalian daya rusak air telah terbangun dan

terimplementasi maka para stakeholder dapat mengambil data pengendalian daya

rusak air yang diperlukan untuk wilayah kerja stakeholder masing-masing.

Berdasarkan pengaruh signifikan atau tingkat kepentingannya terhadap

kesuksesan pelaksanaan strategi dan program, stakeholders terbagi menjadi tiga

kategori stakeholder, yaitu stakeholders primer, stakeholders sekunder dan

stakeholders utama. Stakeholder utama / kunci adalah seseorang yang memiliki

pengaruh signifikan atau penting terhadap kesuksesan kegiatan, sedangkan

stakeholder primer adalah pihak – pihak yang memiliki kepentingan terhadap

kegiatan dan juga turut menanggung resiko, dan stakeholder sekunder adalah

pihak yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh proyek namun tidak

berdampak langsung bagi keberlanjutan kegiatan. Pembagian stakeholders

berdasarkan tingkat kepentingannya pada lokasi uji coba DAS Opak BBWS

Serayu Opak dapat dilihat pada Tabel 3.6

Page 72: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

72

Tabel 3.6 Pembagian Stakeholder Berdasarkan tingkat Kepentingannya

Utama Primer Sekunder

1. Menteri PUPR

2. Dirjen SDA Kementerian PUPR

1. Direktur Sungai Pantai Ditjend SDA

2. Kasubdit Perencanaan Direktorat Sungai Pantai

3. Kasubdit Bintek Direktorat Sungai Pantai

4. Kasubdit Wilayah Timur Direktorat Sungai

Pantai

5. Kasubdit Pantai Direktorat Sungai Pantai

1. Kepala Biro PKLN Kementerian PUPR

2. Setditjen SDA

3. Direktur Pengembangan Jaringan Sumber Daya

Air Ditjend SDA

4. Direktur Operasi dan Pemeliharaan Ditjend

SDA

5. Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air,

Ditjend SDA

6. Asdep Infrastruktur Sumber Daya Air, Deputi

Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah, Kemenko Ekuin,

7. Direktur Pengairan dan Irigasi Bapennas,

8. Kepala BBWS Serayu Opak Ditjend SDA

9. Kepala Bappeda DIY

10. Kepala Dinas PUP ESDM dan Energi DIY

11. Ka Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY

12. Kepala Dinas PU PKP Kabupaten Sleman

13. Kepala Bappeda Kabupaten Sleman

14. Kepala Dinas PU Kota Yogyakarta

15. Kepala Bappeda Kota Yogyakarta

16. Kepala DPUPKP Kab Bantul

17. Kepala Bappeda Kabupaten Bantul

18. Pusat Studi Manajemen Sungai Pantai UPN

Yogyakarta

19. Komunitas Kali Oyo

20. Asosiasi Komunitas Sungai Yogyakarta

(AKSY)

21. Ketua Forum Kali Sungai Sleman

Page 73: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

73

Berdasarkan kedekatan interaksinya terhadap rencana kegiatan,

stakeholders dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu (1) stakeholders internal

dan (2) stakeholders eksternal. Stakeholders internal merupakan stakeholders

yang berinteraksi langsung dan berpengaruh langsung terhadap proyek sedangkan

stakeholders eksternal memiliki pengaruh kepada proyek namun tidak dapat

secara langsung mempengaruhi atau mengeluarkan keputusan proyek. Pembagian

stakeholders internal dan eksternal yang terkait dengan proyek perubahan ini pada

lokasi ujicoba DAS Opak BBWS Serayu Opak terlihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Pembagian Stakeholder Berdasarkan Kedekatan Interaksinya

Stakeholder Internal Eksternal

1. Menteri PUPR

2. Dirjen SDA Kementerian PUPR

3. Direktur Sungai Pantai Ditjend SDA

4. Kasubdit Perencanaan Direktorat Sungai

Pantai

5. Kasubdit Bintek Direktorat Sungai Pantai

6. Kasubdit Wilayah Timur Direktorat

Sungai Pantai

7. Kasubdit Pantai Direktorat Sungai Pantai

1. Kepala Biro PKLN Kementerian PUPR

2. Setditjen SDA

3. Direktur Pengembangan Jaringan Sumber

Daya Air Ditjend SDA

4. Direktur Operasi dan Pemeliharaan Ditjend

SDA

5. Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya

Air, Ditjend SDA

6. Asdep Infrastruktur Sumber Daya Air,

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah,

Kemenko Ekuin,

7. Direktur Pengairan dan Irigasi Bapennas,

8. Kepala BBWS Serayu Opak Ditjend SDA

9. Kepala Bappeda DIY

10. Kepala Dinas PUP ESDM dan Energi DIY

11. Ka Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY

12. Kepala Dinas PU PKP Kabupaten Sleman

13. Kepala Bappeda Kabupaten Sleman

14. Kepala Dinas PU Kota Yogyakarta

15. Kepala Bappeda Kota Yogyakarta

16. Kepala DPUPKP Kab Bantul

17. Kepala Bappeda Kabupaten Bantul

18. Pusat Studi Manajemen Sungai Pantai UPN

Yogyakarta

19. Komunitas Kali Oyo

20. Asosiasi Komunitas Sungai Yogyakarta

(AKSY)

21. Ketua Forum Kali Sungai Sleman

Page 74: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

74

Berdasarkan tingkat pengaruh dan kepentingannya stakeholders tersebut

terbagi menjadi 4 (empat) kategori, yaitu promoter, defender, latent, dan apathetic.

Yang dimaksud dengan tingkat pengaruh menunjukkan apa yang dapat dilakukan

oleh stakeholder terhadap proyek dan tingkat kepentingan memperlihatkan hasil

proyek yang dapat meningkatkan tingkat pemenuhan kebutuhan / kepuasan para

stakeholder.

a. Promoter memiliki kepentingan besar terhadap proyek, dapat memberikan

dampak secara langsung dan dapat memutuskan hal-hal tertentu dalam proyek;

b. Defender memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan dukungannya

dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi proyek;

c. Latent tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam proyek,

tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi proyek jika mereka

menjadi tertarik; dan

d. Apathetic kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan mungkin

tidak mengetahui adanya proyek.

Pembagian kuadran tingkat pengaruh dan tingkat kepentingan stakeholders

pada lokasi uji coba DAS Opak BBWS Serayu Opak sebelum dilakukan

koordinasi, konsolidasi, dan meyakinkan stakeholders pada Proyek Perubahan

Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian

Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai adalah sebagaimana gambar berikut.

Page 75: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

75

Gambar 3.13 Kuadran Analisis Stakeholder

Dikarenakan tingkat pengaruh, dukungan dan kepentingan yang berbeda,

diperlukan pola komunikasi yang berbeda pula. Berdasarkan pola komunikasinya,

stakeholders tersebut terbagi menjadi 4 (empat) pola komunikasi, yaitu:

a. Konsultatif, untuk stakeholder promoter yang merupakan stakeholders utama,

pemimpin proyek dapat meminta arahan dari stakeholders tersebut.

Inte

rest (-

)

Inte

rest (+

)

1. Menteri PUPR

2. Dirjend Sumber Daya Air KementerianPUPR

3. Direktur Sungai dan Pantai

1. Kasubdit Perencanaan 2. Kasubdit Bimtek

3. Kasubdit WilTim

4. Kasubdit Pantai

1. Pusat Studi Sungai dan Pantai

UPN Yogyakarta 2. Asosiasi Komunitas Sungai

Yogya (AKSY)

3. Komunitas Kali Oyo 4. Forum Komunitas Sungai

Sleman

1. Setdirjend SDA,

2. Direktur Bina OP

3. Direktur PJSDA

4. Direktur BPSDA

5. Karo PA-KLN

6. Ka. BBWS Serayu Opak

7. Asdep Infrastruktur SDA, Kemenko

Perekonomian.

8. Direktur Pengairan dan Irigasi Bappenas

9. Kepala Bappeda DIY

10. Kepala Dinas PUP ESDM DIY

11. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan

DIY

12. Kepala Bappeda Kota Yogyakarta,

13. Kepala Bappeda Kab. Bantul,

14. Kepala Bappeda Kab Sleman

15. Kepala Dinas PU Kota Yogyakarta,

16. Kepala Dinas PU Kab. Bantul,

17. Kepala Dinas PU Kab. Sleman

KEPENTINGAN KECIL KEPENTINGAN BESAR

PE

NG

AR

UH

KU

AT

P

EN

GA

RU

H

LE

MA

H

Pengaruh Kekuatan (+)

Pengaruh Kekuatan (-)

LATENT PROMOTERS

DEFENDER APHATETIC

Page 76: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

76

b. Koordinatif, untuk stakeholder promoter yang merupakan stakeholders

primer, pemimpin proyek dapat meminta saran dan berkoordinasi untuk

mengambil keputusan proyek.

c. Persuasif, untuk stakeholder latent yang merupakan stakeholders sekunder,

pemimpin proyek dapat meminta saran tetapi tidak mempengaruhi proyek

secara langsung.

d. Informatif, untuk stakeholder apathetic yang merupakan stakeholders

sekunder dan untuk stakeholder defender yang merupakan stakeholders primer,

pemimpin proyek dapat memberikan informasi terkait proyek.

e. Edukatif, untuk stakeholder apathetic yang merupakan stakeholders sekunder,

pemimpin proyek dapat memberikan informasi terkait proyek.

Pembagian kuadran stakeholder berdasarkan pola komunikasi diperlihatkan pada

Gambar 3.14 Strategi Komunikasi Stakeholder.

Gambar 3.14 Kuadran Analisis Stakeholder Berdasarkan Jenis Komunikasi.

Konsultatif

Koordinatif

Informatif

Informatif

Koordinatif

Persuasif

KEPENTINGAN KECIL KEPENTINGAN BESAR

PE

NG

AR

UH

KU

AT

PE

NG

AR

UH

L

EM

AH

Inte

rest (-

)

Inte

rest (+

)

Pengaruh Kekuatan (+)

Pengaruh Kekuatan (-)

LATENT PROMOTERS

DEFENDER APHATETIC

Page 77: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

77

Berdasarkan jawaban dari para stakeholder terlihat bahwa semua

stakeholder mendukung Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air

Melalui Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai untuk

pengelolaan pengendalian daya rusak air.

Jawaban dari para stakeholder:

a. Stakeholder Setditjen SDA, Direktur Bina OP, Direktur PJSDA, Direktur

BPSDA, Karo PA-KLN, Ka. BBWS Serayu Opak, Asdep Infrastruktur SDA,

Kemenko Perekonomian., Direktur Pengairan dan Irigasi Bappenas, Kepala

Bappeda DIY, Kepala Dinas PUP ESDM DIY, Kepala Dinas Kehutanan

Provinsi, Kepala Bappeda Kota Yogyakarta, Kepala Bappeda Kab. Bantul,

Kepala Bappeda Kab Sleman, Kepala Dinas PU Kota Yogyakarta, Kepala

Dinas PU Kab. Bantul, dan Kepala Dinas PU Kab Sleman. Setelah dilakukan

koordinasi dan konsolidasi yang awalnya memiliki nilai pengaruh dan

dukungan (++) bergeser menjadi sangat mendukung (+++), dengan tingkat

pengaruh tetap, stakeholder tersebut mendukung implementasi alat bantu

sistem pendukung keputusan pengendalian daya rusak air. Agar dapat segera

diimplementasikan sebagai terobosan pengelolaan daya rusak air yang cepat,

akurat dan berorientasi manfaat serta menurunkan biaya administrasi,

memastikan kemanfaatan kegiatan, langkah pengendalian daya rusak lebih

terarah, menjadi terobosan menuju implementasi untuk pengendalian daya

rusak air.

b. Stakeholder dari pemerintah Propinsi, pemerintah Kabupaten/Kota dan

Perguruan Tinggi dan komunitas peduli sungai (Kepala Bappeda DIY, Kepala

Dinas PUP ESDM DIY, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi, Kepala Bappeda

Kota Yogyakarta, Kepala Bappeda Kab. Bantul, Kepala Bappeda Kab Sleman,

Kepala Dinas PU Kota Yogyakarta, Kepala Dinas PU Kab. Bantul, dan Kepala

Dinas PU Kab Sleman Pusat Studi Manajemen Sungai Pantai UPN Yogyakarta

dan Komunitas Kali Oyo), yang awalnya memiliki nilai pengaruh dan

dukungan (+/-) bergeser menjadi mendukung (++), dengan tingkat pengaruh

tetap, stakeholder tersebut mendukung implementasi alat bantu sistem

pendukung keputusan pengendalian daya rusak air. Agar dapat segera

diimplementasikan sebagai terobosan pengelolaan daya rusak air yang cepat,

Page 78: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

78

akurat dan berorientasi manfaat serta menurunkan biaya administrasi,

memastikan kemanfaatan kegiatan, langkah pengendalian daya rusak lebih

terarah, menjadi terobosan menuju implementasi untuk pengendalian daya

rusak air.

c. Sedangkan stakeholder lainnya (Menteri PUPR, Direktorat Jenderal Sumber

Daya Air Kementerian PUPR, Direktur Sungai dan Pantai dan Kasubdit

Perencanaan, Kasubdit Bimtek, Kasubdit Wiltim, Kasubdit Pantai), tidak

mengalami perubahan karena dari awal semua sudah mendukung proyek

perubahan.

Setelah melakukan koordinasi, konsolidasi dan meyakinkan stakeholders

pada Proyek Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air

Melalui Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai

sebagaimana dibahas dalam sub bab 3.1.2, Tabel 3.2 dan Lampiran 2, maka dapat

diidentifikasikan adanya perubahan dukungan yang tertuang dalam Gambar

Kuadran Analisis Stakeholder sebagaimana gambar berikut.

Page 79: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

79

Gambar 3.15 Perubahan Kuadran Analisis Stakeholder Setelah Koordinasi

dan Konsolidasi

Analisis stakeholders yang terkait dengan pengendalian daya rusak air

meliputi identifikasi Stakeholder, tingkat pengaruh, pola komunikasi, dan

hubungan antar stakeholders, serta perubahannya diperlihatkan tabel 3.8 dan Net

Map stakeholder analisis sebagaimana pada Gambar 3.16.

Inte

rest (-

)

Inte

rest (+

)

1. Menteri PUPR

2. Dirjend Sumber Daya Air KementerianPUPR

3. Direktur Sungai dan Pantai

4. Setdirjend SDA,

5. Direktur Bina OP

6. Direktur PJSDA

7. Direktur BPSDA

8. Karo PA-KLN

9. Ka. BBWS Serayu Opak

10. Asdep Infrastruktur SDA, Kemenko Perekonomian.

11. Direktur Pengairan dan Irigasi Bappenas

12. Kepala Bappeda DIY

13. Kepala Dinas PUP ESDM DIY

14. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY

15. Kepala Bappeda Kota Yogyakarta,

16. Kepala Bappeda Kab. Bantul,

17. Kepala Bappeda Kab Sleman

18. Kepala Dinas PU Kota Yogyakarta,

19. Kepala Dinas PUPKP Kab. Bantul,

20. Kepala Dinas PUPKP Kab Sleman

1. Kasubdit Perencanaan 2. Kasubdit Bimtek

3. Kasubdit WilTim

4. Kasubdit Pantai 5. Pusat Studi Sungai dan Pantai UPN

Yogyakarta

6. Komunitas Sungai Sleman 7. Komunitas Kali Oyo

8. Asosiasi Komunitas Sungai Yogya (AKSY)

KEPENTINGAN KECIL KEPENTINGAN BESAR

PE

NG

AR

UH

KU

AT

P

EN

GA

RU

H

LE

MA

H

Pengaruh Kekuatan (+)

Pengaruh Kekuatan (-)

LATENT PROMOTERS

DEFENDER APHATETIC

Page 80: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

80

Tabel 3.8 Perubahan Stakeholder Pengendalian Daya Rusak Air Setelah Koordinasi dan Konsolidasi

No. Nama Stake holder Tim

Efektif

Jenis Stakeholder Kelompok stakeholder Strategi Komunikasi

Primer Sekunder Utama Promoter Latent Defender Apathetic

A. Stakeholder Internal

1 Menteri PUPR +++ 10 Konsultatif

2 Direktur Jenderal SDA +++ 9 Konsultatif

3 Direktorat Sungai dan Pantai, +++ 9 Konsultatif, Koordinatif

4 Kasubdit Bimtek +++ 4 Informatif, Koordinatif

5 Kasubdit Wiltim. +++ 4 Informatif, Koordinatif

6 Kasubdit Pantai +++ 4 Informatif, Koordinatif

7 Kasubdit Perencanaan +++ 4 Informatif, Koordinatif

B. Stakeholder Eksternal

1 Setditjen Jenderal SDA ++ + 7 Persuasif , Koordinatif

2 Dir PJSDA ++ + 7 Persuasif , Koordinatif

3 Dir BPSDA ++ + 7 Persuasif , Koordinatif

4 Dir. Bina OP ++ + 7 Persuasif , Koordinatif

5 Dir. Bina Penatagunaan SDA ++ + 7 Persuasif, Koordinatif

6 Ka. BBWS Serayu Opak ++ + 7 Persuasif

7 Karo PAKLN ++ + 7 Persuasif

8 Asdep Infrastruktur S DA, Kemenko

Ekonomi

++ + 7 Persuasif, Koordinatif

9 Direktur Pengairan dan Irigasi

Bappenas

++ + 7 Persuasif, Koordinatif

10 Kepala Bappeda DIY ++ 4 Persuasif, Koordinatif

11 Kepala Dinas PUP ESDM DIY ++ 4 Persuasif, Koordinatif

12 Kepala Dinas Kehutanan &

Perkebunan DIY

++ 4 Persuasif, Koordinatif

13 Kepala Dinas PU PKP Kota Yogya ++ 4 Persuasif, Koordinatif

Kepala Bappeda Kab Sleman ++ 4 Persuasif, Koordinatif

14 Kepala Bappeda Kab Bantul ++ 4 Persuasif, Koordinatif

15 Kepala Bappeda Kota Yogyakarta ++ 4 Persuasif, Koordinatif

16 Kepala DPUPKP Kab Bantul ++ 4 Persuasif, Koordinatif

17 Kepala DPUPKP Kab Sleman ++ 4 Persuasif, Koordinatif

18 Pusat Studi Manajemen Sungai

UPNY

++ 2 Persuasif, Edukatif

19 Komunitas Sungai Opak Yogyakarta ++ 2 Persuasif, Edukatif

Page 81: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

81

KETERANGAN

:

EKSTERNAL PUSAT

EKSTERNAL DAERAH

PERSUASIF

KORDINATIF KONSULTATIF

KORDINATIF Dirjend

SDA

Sub Dit

Perencanaan

Direktur OP

SDA

Sub Dit

WilTim

Set Dirjend

SDA

Direktur

PJSDA

Direktur Sungai

dan Pantai

Karo

PA-KLN

Project Leader

Kasubdit Sungai Wilbar

Kepala Dinas Kehutanan DIY

Kepala Dinas PUPESDM DIY

Direktur

Pengairan & Irigasi

BAPPENAS

+++ 9

Kepala Bappeda Kab/Kota

+++ 4

Mentri PUPR

KONSULTATIF

+++ 10 Direktur

BPSDA

++ 4

Kepala BBWS

Serayu Opak Kepala Bappeda

DIY

INTERNAL

++ 6

++ 6

+++ 9

+++ 4

Asdep

Infrastruktur SDA

Kepala Dinas PU

Kab/Kota

+++ 4

Pusat Studi

PT Sub Dit

Pantai

+++ 4

Sub Dit

Bimtek INFORMATIF

Komunitas

Sungai / LSM

INFORMATIF

EDUKATIF

LATENT

PROMOTER

Utama

Primer

Hirarki

Koordinasi

APHATET

IC

DEFENDER

+++ 7 ++ 6

++ 6 ++ 6

++ 6

+++ 7

++ 4

++ 4

++ 4

++ 4 ++ 2

++ 2

Gambar 3.16 Perubahan Nilai Net Map Analysis Stakeholder Setelah Koordinasi dan Konsolidasi Stakeholder

Menjadi

Menjadi

+++ 7

Menjadi

+++ 7 Menjadi

+++ 7 Menjadi

+++ 7 Menjadi

+++ 7 Menjadi

+/- 2 +++ 7 Menjadi

+/- 2

+/- 2

+/- 2

Menjadi

Menjadi

Menjadi

Menjadi

Menjadi +/- 2

+/- 2 Menjadi

+/- 2 Menjadi

++ 5

++ 4

Page 82: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

82

3.3 Capaian Kegiatan Jangka Pendek

Berdasarkan monitoring dan evaluasi pelaksanaan proyek Perubahan

Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian

Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai, diketahui bahwa seluruh kegiatan

telah dilaksanakan. Pada tahap awal telah dilaksanakan kegiatan Pembentukan

Tim Efektif Proyek Perubahan, Koordinasi dan konsolidasi dengan stakeholder

dan FGD antara stakeholder. Berdasarkan hasil kegiatan awal tersebut dilakukan

penyusunan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak

Air dan uji coba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan. Serta penyusunan

petunjuk pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung Pengendalian Daya Rusak

Air. Hasil penyusunan alat bantu selanjutnya disosialisasikan. Tahap akhir

pelaksanaan kegiatan jangka pendek adalah monev uji coba Alat Bantu Sistem

Pendukung dan penyusunan Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya

Air.

Menyusun Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya

Rusak Air merupakan salah satu kegiatan penting yang dilaksanakan dalam

Proyek Perubahan ini. Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air terdiri dari aplikasi pengumpulan data, platform penyimpanan,

pengelolaan dan integrasi data. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap Alat Bantu

Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air, diperoleh hasil

bahwa alat bantu dapat digunakan sebagai pengumpulan data, platform

penyimpanan, pengelolaan dan integrasi informasi pengendalian daya rusak air.

Pada dasarnya platform SIDARA akan di gunakan sebagai tempat untuk

mengintegrasikan berbagai macam data geospasial. Hasil analisa dari data

geospasial tersebut dapat memberikan kemudahan untuk menciptakan sebuah

program kerja yang didasari dari data-data yang valid. Tim platform SIDARA

telah berhasil mengintegrasikan data dari dua aplikasi mengenai sungai yang

tersedia yaitu aplikasi SIDARA dan aplikasi Sungai Kita.

Page 83: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

83

Gambar 3.16 Aplikasi Sungai Kita dan SIDARA yang Dapat Diunduh

Melalui Google Play store.

Kedua aplikasi tersebut telah terintegrasi dengan platform SIDARA

dengan baik. Setelah dilakukannya sosialisasi penggunaan aplikasi dalam

pengambilan data, terlihat bahwa platform SIDARA Sudah dapat

memvisualisasikan informasi real time aplikasi dalam tampilan peta. Setiap data

yang dikirim dan divisualisasikan pada platform SIDARA memiliki informasi

yaitu:

a. Dokumentasi foto

b. Detail atribut

c. Posisi pengambilan data

Integrasi dari aplikasi ke dalam platform SIDARA memberikan

kemudahan Balai dalam melakukan analisa yang pada akhirnya dapat menjadi

acuan pembuatan program kerja.

Dalam integrasi yang telah dilakukan pada platform SIDARA, aplikasi

―Sungai Kita‖ sudah memiliki banyak data yang tervisualisasi dalam icon foto.

Dengan menekan simbol icon foto, maka setiap dokumentasi yang dikirimkan

langsung dari Lapangan dapat terlihat. Aplikasi ―Sungai Kita‖ sudah memiliki

banyak data karena telah di kembangkan sebelumnya dan telah disosialisasikan

sebagai aplikasi laporan untuk komunitas pecinta sungai. Dari aplikasi ―Sungai

Kita‖, informasi detail yang di kumpulkan yaitu:

a. Kategori kerusakan

b. Status kerusakan

c. Nama user yang memberikan data

d. Nama B/BWS

e. Jenis Bangunan air

f. Dan informasi tanggal pemasukan data

Page 84: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

84

Lain halnya dengan SIDARA hasil dari pengambilan data di Lapangan,

memiliki rincian yang lebih teliti karena di kembangkan khusus untuk sistem

informasi daya rusak air. Dari aplikasi SIDARA, informasi detail yang di

kumpulkan yaitu:

a. Tipe objek

b. Komponen sungai

c. Kategori kerusakan

d. Dimensi kerusakan (panjang, lebar, tinggi)

e. Hidrologi (tinggi, debit)

f. Caption (keterangan tambahan)

g. Informasi geografis

Dengan memiliki informasi yang lengkap tersebut, maka pengguna dapat

melakukan operasi filter yang lebih detail. Sebagai contoh, pengguna dapat

melakukan filter untuk informasi geografis, kategori kerusakan, ukuran dimensi

kerusakan, serta komponen sungainya. Sebagai contoh, pengguna ingin

melakukan filter untuk dimensi kerusakan yang panjangnya lebih dari 25 m.

Gambar 3.17 Hasil Setelah Melakukan Filter Pada Dimensi Yang Lebih

Besar Sama Dengan 50

Dengan demikian Salah satu analisa yang digunakan untuk menentukan

skala prioritas dapat di lakukan melalui alat bantu ―details‖. Alat bantu ini hanya

akan memvisualisasikan data yang di pilih. Dengan demikian operasi filter untuk

Dimensi yang lebih Besar sama dengan 50 dapat dilakukan. Selain itu data yang

tervisualisasikan dalam petanya pun menjadi hanya dua buah objek.

3.3.1 Sistem Informasi Daya Rusak Air (SIDARA)

Dalam melakukan usulan pekerjaan dibutuhkan data. Data-data tersebut

dalam SIDARA berupa data geospasial yang tersaji dalam bentuk titik, garis,

Page 85: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

85

maupun luasan. Di dalamnya akan berisi informasi lebih detil mengenai kondisi

aset sungai. Dalam proses usulan data dari aplikasi yang berupa sebuah titik yang

memiliki informasi mendetil mengenai aset sungai beserta dokumentasi foto.

Kemudian digitasi yang dapat berupa titik baru, garis, maupun area terhadap data-

data penunjang hasil survei lapangan akan di buat dan divisualisasikan demi

mempermudah setiap balai untuk merencanakan usulan program kerja.

Tahap selanjutnya, setiap balai sebagai contoh Balai Besar Wilayah Sungai

Serayu Opak akan melakukan diskusi internal dengan sumber berbagai macam

data dan visualisasi yang Sudah terintegrasi. Dengan demikian balai dapat

menentukan prioritas dari setiap usulan pekerjaan ke instansi pusat.

Integrasi data yang di lakukan dalam platform SIDARA memberikan

instansi pusat kemudahan untuk mengklarifikasi usulan yang jumlahnya banyak.

Dengan penggunaan platform SIDARA, instansi pusat dapat melakukan proses

pengecekan terhadap setiap usulan dengan melihat data yang dikirimkan dari

SIDARA tingkat balai. Sebagai contoh, sebuah balai memiliki 4 sungai yang perlu

dinormalisasi. Maka operator pusat dapat melihat setiap sungai dalam bentuk

garis. Di atas garis sungai tersebut terdapat sebuah garis berwarna yang setiap

warnanya memberikan informasi mengenai skala prioritas. Sebagai contoh, warna

merah adalah rusak berat, warna kuning adalah rusak ringan, warna hijau adalah

tidak ada kerusakan.

Setelah itu ada beberapa analisa yang dapat di lakukan oleh operator pusat

dalam platform SIDARA. Sebagai contoh, operator dapat menggunakan fitur

toolbox untuk mengukur dan menganalisa secara geometri seperti sempadan

sungai dan panjang dari kerusakan. Selain itu operator pusat dapat melakukan

operasi filter dan sortir untuk mencari dari kategori yang di inginkan.

Setelah melakukan semua digitasi yang dihasilkan dari data pendukung

berupa data aplikasi maupun data survei aknop sebelumnya, seluruh sungai dapat

divisualisasikan sebagai berikut.

Page 86: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

86

Gambar 3.18 Visualisasi Status Sungai Terhadap Kategori Kerusakan Sesuai

Dengan Nilai

Untuk mempermudah instansi pusat dalam melakukan pengecekan data,

pewarnaan merah sebagai rusak berat, kuning sebagai rusak ringan, dan hijau

sebagai baik, memberikan visualisasi yang intuitif. Dengan demikian operator

pusat dapat :

1. Melihat data garis setiap sungai.

2. Melihat dokumentasi yang di buat oleh Balai.

3. Mengetahui posisi dokumentasi.

4. Mengetahui hubungan sebuah sungai dengan sungai lainnya.

5. Melihat seluruh sungai BBWS Serayu Opak secara keseluruhan.

Rusak Berat Rusak Ringan Baik

Page 87: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

87

Gambar 3.19 Dengan Melakukan Klik Di Icon Foto, Dokumentasi Dapat

Terlihat Dengan Mudah.

Proses yang di lakukan sampai bagian ini merupakan proses bagaimana

Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak melakukan pembuatan data penunjang

dalam merencanakan usulan program kerja ke instansi pusat. Seperti yang Sudah

di jelaskan sebelumnya, bahwa operator Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak

telah berhasil melakukan proses input data dari hasil analisa baik survey lapangan

dengan aplikasi maupun data-data penunjang dari survei lainnya.

3.3.2 SIDARA Sebagai Alat Bantu Pengambilan Keputusan

Dalam proses pembuatan usulan saat ini, Balai Besar Wilayah Sungai

Serayu Opak setiap tahunnya melakukan usulan kegiatan ke Direktorat Jenderal

Sumber Daya Air. Dengan adanya platform SIDARA, BBWS Serayu Opak dapat

membuat sebuah usulan dengan lebih cepat, lengkap, akurat dan jelas. Dengan

banyaknya data yang terkumpul, dan visualisasi seluruh data dalam bentuk peta,

BBWS Serayu Opak dapat membuat seluruh usulan yang ada berbasiskan data

yang valid.

Page 88: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

88

Gambar 3.20 Skema Implementasi Platform SIDARA Sebagai Alat Bantu

Penghasil Keputusan

Kemudahan yang di dapat ketika platform SIDARA diaplikasikan dalam

pengusulan program kerja terintegrasi adalah kemampuan Direktorat Sungai dan

Pantai (pusat) untuk dapat melihat data tidak hanya dalam bentuk

softcopy/hardcopy, tapi juga sistem informasi berbentuk peta terintegrasi.

Setelah data-data mengenai kondisi sungai divisualisasikan, maka pihak

balai dapat segera membuat data digitasi baru yang berupa usulan pekerjaan.

Usulan tersebut divisualisasikan dengan warna berbeda di atas data kondisi nyata

sungai.

B/BWS 1 B/BWS 2 B/BWS n

DIREKTORAT SUNGAI PANTAI

KUMPULAN DATA DAYA

RUSAK SUNGAI KUMPULAN DATA DAYA

RUSAK SUNGAI KUMPULAN DATA DAYA

RUSAK SUNGAI

USULAN KEGIATAN / PROGRAM

PENGENDALIAN DAYA RUSAK

AIR

USULAN KEGIATAN / PROGRAM

PENGENDALIAN DAYA RUSAK

AIR

USULAN KEGIATAN / PROGRAM

PENGENDALIAN DAYA RUSAK

AIR

Keputusan Analisa Data

APLIKASI DIGITASI APLIKASI DIGITASI APLIKASI DIGITASI

DATA LAPANGAN DATA LAPANGAN DATA LAPANGAN

Page 89: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

89

Gambar 3.21 Sebelah Kiri Merupakan Digitasi Kondisi Sungai, Sebelah

Kanan Merupakan Usulan Paket Pekerjaan Dari Kondisi

Nyata.

Dengan demikian visualisasi kondisi setiap sungai dapat di lihat dengan

mudah dengan kombinasi warna yang mewakilkan kondisi. Kemudian usulan

pekerjaan terlihat dengan overlay garis berwarna biru yang di dalam garis tersebut

mengandung informasi lebih detail. Informasi detail tersebut sebagai berikut.

Gambar 3.22 Dengan Menggunakan Fitur Detail, Informasi Mengenai Setiap

Usulan Dapat Dilihat

Selain visualisasi usulan dengan garis berwarna biru, operator juga dapat

melakukan filter usulan berdasarkan besar kecilnya perkiraan biaya, sortir maupun

filter pada panjang sungai, dan kategori tingkat kerusakan yang berhubungan

langsung dengan skala prioritas.

Kondisi Baik

Rusak Ringan

Rusak Berat

Usulan Paket Pekerjaan

Page 90: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

90

Gambar 3.23 Filter Berdasarkan Jenis Penanganan = Perkuatan Tebing

(Lihat Visualisasi Sungai)

Gambar 3.24 Filter Berdasarkan Perkiraan Biaya >= 25 M (Lihat Visualisasi

Sungai)

3.3.3 Hasil Uji Coba Platform SIDARA

Dengan menggunakan fitur filter, maka operator dapat melihat visualisasi

sungai sesuai dengan kriteria filter berdasarkan kalimat (jenis) maupun nilainya.

Dengan demikian operator pusat dalam menentukan skala prioritas dan

Page 91: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

91

melihatnya dalam bentuk peta yang di dalamnya berisikan informasi yang bersifat

teknis. Selain itu, BBWS Serayu Opak dapat memasukkan dokumentasi foto

beserta keterangannya di dalam platform SIDARA. Dengan demikian Direktorat

Sungai dan Pantai pusat dapat dengan mudah melihat usulan dengan cara

melihatnya melalui tabel dalam detail di bawah, lalu melakukan filter, kemudian

melihat dokumentasi dari setiap usulan yang ada. Dapat disimpulkan bahwa

platform SIDARA telah berfungsi sebagai:

a. Platform untuk menentukan skala prioritas.

b. Platform yang mengintegrasikan data dari beberapa aplikasi pengumpul data.

Dengan demikian platform SIDARA telah berfungsi dengan baik, dan di harapkan

dapat diimplementasikan di seluruh balai di Indonesia.

3.4 Percepatan Integrasi Sistem Informasi Daya Rusak Air Jawa –

Sumatera (Jangka Menengah Menjadi Jangka Pendek).

Berdasarkan hasil uji coba di DAS Opak, SIDARA bisa

diimplementasikan untuk mengintegrasikan data dan informasi dan digunakan

sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan. Dalam rangka mempercepat

implementasi jangka menengah, telah dilakukan pengumpulan data pada wilayah

sungai lainnya menggunakan aplikasi SUNGAIKITA dan platform integrasi

SIDARA.

Platform SIDARA sudah berhasil di integrasikan dengan aplikasi

SUNGAIKITA (milik BALITBANG PU) dan aplikasi SIDARA (pengembangan

tim proyek perubahan). Aplikasi SIDARA sudah berfungsi dengan baik dalam

mengumpulkan data daya rusak air di Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak.

Lain halnya dengang aplikasi SIDARA, aplikasi SUNGAIKITA telah di

kembangkan sebelumnya oleh tim pengembang BALITBANG. Aplikasi

SUNGAIKITA masih dalam proses sosialisasi oleh BALITBANG PU ke balai-

balai wilayah sungai di Indonesia. Beberapa balai wilayah sungai telah melakukan

inventarisasi daya rusak air dengan aplikasi tersbut.

Saat ini seluruh data yang terkumpul dikirimkan ke server BALITBANG

PU. Platform SIDARA telah berhasil mengintegrasikan data dari aplikasi

SUNGAIKITA dan divisualisasikan dalam sebuah sistem informasi geografis.

Page 92: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

92

Aplikasi SUNGAIKITA sangat membutuhkan platform SIDARA sebagai

platform untuk menyimpulkan data hasil pengumpulan secara realtime dari

lapangan.

Kemudian analisa dari seluruh data yang ada dapat dilakukan dalam

platform SIDARA dengan cara memvisualisasikan kondisi sungai dengan warna

yang berbeda-beda, layaknya merah untuk rusak berat, kuning untuk rusak ringan,

dan hijau untuk tidak ada kerusakan.

Aplikasi SIDARA dan SUNGAIKITA memerlukan sistem integrator agar

dapat dianalisa datanya dengan mudah. Selain itu pengembangan dari berbagai

macam aplikasi seperti aplikasi tanggap banjir, peringatan dini, dan berbagai

macam pengumpul data dari lapangan dapat kedepannya diintegrasikan dalam

platform SIDARA. Dengan demikian Direktorat Sungai Pantai dapat memiliki

data yang banyak, kemampuan distribusi informasi yang cepat, dan integrasi data

dari setiap B/BWS hingga ke Direktorat Sungai Pantai yang lebih efisien.

Gambar 3.25 Hasil Pengumpulan Aplikasi SUNGAIKITA Dari BWS Sumatera III

Terlihat dari titik-titik visualisasi simbol kamera bahwa kebanyakan

pengumpulan data dengan menggunakan aplikasi SUNGAIKITA masih hanya di

pulau Jawa. Sedangkan di pulau Sumatera hanya terlihat tiga titik pengambilan

data di lapangan. Besar kemungkinan, aplikasi SUNGAIKITA masih belum di

sosialisasikan di B/BWS luar Jawa.

Page 93: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

93

Gambar 3.26 Hasil Pengumpulan Aplikasi SUNGAIKITA Dari BBWS Cimasuk

Cisanggarung

Gambar 3.27 Hasil pengumpulan aplikasi SUNGAIKITA dari BBWS Kalimantan II

Dengan demikian implementasi jangka menengah dan panjang dari platform

SIDARA dapat mengintegrasikan berbagai macam aplikasi pengambil data yang

banyak dikembangkan khususnya dalam bidang sumber daya air. Maka

kemungkinan dalam melakukan optimasi dan penentuan skala prioritas dapat

dilakukan dengan basis data yang jumlahnya banyak, data yang validitasnya baik,

dan data yang terstruktur dengan baik.

Page 94: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

94

BAB IV

PENUTUP

3.5 Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan proyek perubahan Strategi Peningkatan

Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem Informasi Pada

Daerah Aliran Sungai didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu:

a. Proyek Perubahan ini dimaksudkan mengintegrasikan informasi berupa data

base untuk mendukung pengambilan keputusan percepatan pencapaian kinerja

organisasi dalam pengendalian daya rusak air secara akurat, cepat, tepat,

efektif, dan efisien.

b. Proyek Perubahan ini disusun melalui tahapan identifikasi isu Strategis,

perumusan masalah, gap analysis, merumuskan inovasi, mengidentifikasi

dampak masalah, menyusun areal perubahan, tujuan perubahan, manfaat

perubahan, dan pelaksanaan proyek perubahan.

c. Pelaksanaan Proyek Perubahan meliputi, pembentukan tim efektif, koordinasi,

Focus Group Discussion, penyusunan alat bantu, ujicoba, sosialisasi, monev,

dan penyusunan Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air. Yang

dilaksanakan secara bertahap, Jangka pendek (Oktober – November 2018),

Jangka Menengah (Januari – Juni 2019) dan Jangka panjang (Juli 2019 - Juni

2020).

d. Tujuan dalam jangka pendek adalah terwujudnya Sistem Pendukung

Pengambilan Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air, petunjuk

pengoperasian sistem pendukung pengambilan keputusan.

e. Tujuan dalam jangka menengah adalah terwujudnya Surat Edaran Direktur

Jenderal Sumber Daya Air untuk penerapan Sistem Pendukung Pengambilan

keputusan, tersosialisasinya Sistem Pendukung keputusan pengendalian daya

rusak air, dan penerapan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air di BBWS Pulau Jawa.

f. Tujuan jangka panjang adalah terwujudnya sistem pendukung pengambilan

keputusan untuk seluruh wilayah Indonesia.

Page 95: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

95

g. Pelaksanaan Proyek Perubahan dalam Jangka Pendek telah dilaksanakan

dengan hasil, terbentuknya tim efektif, terlaksananya koordinasi, terlaksananya

Focus Group Discussion, tersususunnya Aplikasi Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air, pelaksanaan uji coba, sosialisasi,

monitoring dan evaluasi serta penyusunan Draft Surat Edaran Direktur Jenderal

Sumber Daya Air.

h. Proyek Perubahan ini telah berhasil menyusun Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) yang berisi aplikasi pengumpulan

data melalui digitasi online maupun offline, platform penyimpan, pengelola,

analisis, penyajian dan integrasi data untuk pendukung pengambilan keputusan.

i. Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) telah

berhasil diujicobakan pada DAS Opak, dapat digunakan sebagai alat bantu

pengumpulan data, penyimpan, pengolah, penyaji, dan integrasi data.

j. Hasil monitoring dan evaluasi terhadap uji coba Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) mengindikasikan bahwa aplikasi

dapat diterapkan dan digunakan untuk integrasi data dan informasi

pengendalian daya rusak air.

k. Untuk memudahkan penggunaan dalam Proyek Perubahan ini juga telah

disusun Pedoman Pengoperasian Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air (SIDARA).

l. Sebagai persiapan implementasi Proyek Perubahan ini di seluruh wilayah

Indonesia telah disusun Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air

tentang Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air

(SIDARA)

3.6 Saran

Berdasarkan hasil pelaksanaan proyek perubahan Strategi Peningkatan

Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem Informasi Pada

Daerah Aliran Sungai juga terdapat saran dan rekomendasi yang perlu

ditindaklanjuti:

a. Pelaksanaan kegiatan jangka menengah (Desember 2018 - Mei 2019) meliputi:

Page 96: LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN ...

96

1. Terbitnya Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air untuk

Penerapan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya

Rusak Air.

2. Sosialisasi Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya

Rusak Air pada B/BWS di Jawa dan Sumatera.

3. Dapat melakukan implementasi integrasi Alat Bantu Sistem Pendukung

Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air pada B/BWS di Jawa dan

Sumatera.

4. Tersusunnya laporan Monev Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air.

Serta kegiatan-kegiatan jangka panjang (Juni 2019-Mei 2020) yang meliputi:

1. Melakukan sosialisasi Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air pada B/BWS, WS Kewenangan Provinsi dan

Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia.

2. Melakukan implementasi Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan

Pengendalian Daya Rusak Air di wilayah Indonesia.

3. Laporan Monev Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian

Daya Rusak Air di wilayah Indonesia.

b. Diperlukan suatu proses pemantauan implementasi Alat Bantu Sistem

Informasi Daya Rusak Air (SIDARA) terhadap proses pemrograman, agar

dapat diketahui apakah SIDARA benar–benar berfungsi dan bermanfaat dalam

proses pengendalian daya rusak air.

c. Diperlukan koordinasi antar Kementerian /Lembaga untuk mendukung

integrasi sistem informasi daya rusak air.

d. Koordinasi dan kerjasama antar stakeholder internal maupun eksternal yang

berkelanjutan masih sangat dibutuhkan untuk terimplementasi Proyek

Perubahan untuk meningkatkan integrasi sistem informasi daya rusak air.