Page 1
i
PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT II
ANGKATAN XXVI TAHUN 2018
BALAI DIKLAT PUPR WILAYAH IV BANDUNG
PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
STRATEGI PENINGKATAN PENGENDALIAN DAYA RUSAK
AIR MELALUI PENGINTEGRASIAN SISTEM INFORMASI
PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI
DISUSUN OLEH:
NAMA : Ir. Panca Hermawan, Sp.1
NDH : 04-MERAH
DISEMINARKAN PADA:
HARI : SELASA
TANGGAL : 04 DESEMBER 2018
PENYELENGGARA
MENTOR, COACH BALAI DIKLAT PUPR
WILAYAH IV BANDUNG
Ir. Jarot Widyoko, Sp.1 Ir. Antonius Budiono, MCM Deasefa Nurul Lestari, S.IP
NIP 196302241988101001 NIP 195408041981121001 NIP 198811222010122005
SEKRETARIS BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PUPR
Ir. Nicodemus Daud, M. Si NIP 196412301997031002
Page 2
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan kesempatan sehingga Laporan Proyek Perubahan
dengan judul ―Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui
Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai‖ ini dapat
diselesaikan.
Laporan ini dibuat dalam rangka merancang dan menyusun strategi
instansi untuk melaksanakan inovasi terhadap birokrasi sehingga dapat
melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan yang baik sesuai dengan amanat
peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia
Nomor: 11 Tahun 2013 Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat II.
Penulisan Laporan Proyek Perubahan ini tidak lepas dari bantuan dan
perhatian dari berbagai pihak, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Yth. Bapak Direktur Jenderal Sumber Daya Air yang telah memberikan
kesempatan untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat II.
2. Bapak Ir. Jarot Widyoko, Sp.1 selaku Direktur Sungai dan Pantai, Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air sebagai Pembimbing (Mentor) yang telah
memberikan saran dan masukan untuk penyusunan Proyek Perubahan.
3. Bapak Ir. Antonius Budiono, MCM sebagai Coach, Widyaiswara/Narasumber
yang telah membantu mengarahkan dalam proses penyusunan proyek
perubahan pada Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II
―Angkatan Pertama PUPR‖ Tahun 2018.
4. Bapak Dr. Ir. Bambang Sapto Pratomosunu, M.Sc sebagai penguji, yang telah
memberikan evaluasi dan arahan pada seminar Proyek Perubahan.
5. Bapak/Ibu Widyaiswara telah memberikan ilmunya selama kegiatan
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II tahun 2018.
Page 3
iii
6. Tim Kerja Proyek Perubahan Direktorat Sungai dan Pantai yang telah
mendukung penyusunan dan pelaksanaan proyek perubahan ini.
7. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu kami dalam penyiapan hingga pelaksanaan proyek perubahan yang
kami kembangkan.
Demikian Laporan Proyek Perubahan ini disusun dengan harapan
mendapatkan Berkah serta Rahmat dari Allah SWT karena Dia-lah yang Maha
Sempurna dan semoga proyek perubahan ini dapat bermanfaat bagi instansi
khususnya, umumnya masyarakat luas Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bandung, Nopember 2018
Ir. Panca Hermawan, SP.1
Page 4
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
ABSTRACT ............................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 11
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 11
1.2 Kelembagaan Pengendalian Daya Rusak Air ................................... 14
1.2.1 Tugas dan Fungsi Subdirektorat Sungai Wilayah Barat ........ 16
1.2.2 Visi dan Misi .......................................................................... 17
1.3 Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak
Air. 19
1.4 Maksud dan Tujuan .......................................................................... 20
1.5 Manfaat ............................................................................................. 22
1.6 Ruang Lingkup Perubahan ................................................................ 23
BAB II TAHAPAN KEGIATAN ......................................................................... 25
2.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Proyek Perubahan .......................... 25
2.2 Kendala ............................................................................................. 26
2.3 Solusi ................................................................................................ 27
BAB III TAHAP IMPLEMENTASI .................................................................... 28
3.1 Pelaksanaan Kegiatan Jangka Pendek ............................................. 28
3.1.1 Pembentukan Tim Efektif ...................................................... 30
3.1.2 Koordinasi dan Konsolidasi Stakeholder ............................... 33
3.1.3 Focused Group Discussion Proyek Perubahan ...................... 41
3.1.4 Penyusunan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) ............................. 45
3.1.5 Ujicoba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air di DAS Opak. ........................ 47
Page 5
v
3.1.6 Menyusun Petunjuk Pengoperasian Alat Bantu Sistem
Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air ........... 56
3.1.7 Melaksanakan Sosialisasi Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air .............................. 57
3.1.8 Monitoring dan Evaluasi Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air .............................. 64
3.1.9 Penyusunan Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber
Daya Air Tentang Pengintegrasian Sistem Informasi
Pengendalian Daya Rusak Air ................................................ 68
3.2 Dukungan dan Keterlibatan Stakeholders ......................................... 70
3.3 Capaian Kegiatan Jangka Pendek ..................................................... 82
3.3.1 Sistem Informasi Daya Rusak Air (SIDARA) ....................... 84
3.3.2 SIDARA Sebagai Alat Bantu Pengambilan Keputusan ......... 87
3.3.3 Hasil Uji Coba Platform SIDARA ......................................... 90
3.4 Percepatan Integrasi Sistem Informasi Daya Rusak Air Jawa –
Sumatera (Jangka Menengah Menjadi Jangka Pendek). .................. 91
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 94
3.5 Kesimpulan ....................................................................................... 94
3.6 Saran ................................................................................................. 95
Page 6
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Sungai dan Pantai. ........................... 16
Gambar 3.1 Dokumentasi Rapat Pembentukan Tim Efektif ................................. 31
Gambar 3.2 Diagram Tim Efektif Proyek Perubahan ........................................... 31
Gambar 3.3 Perubahan Stakeholder ...................................................................... 36
Gambar 3.4 Dokumentasi FGD ............................................................................ 42
Gambar 3.5 Skema Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air (SIDARA) ............................................................... 47
Gambar 3.6 Lokasi Uji Coba DAS Opak WS Progo Opak Serang ...................... 49
Gambar 3.7 Dokumentasi Ujicoba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air ......................................................... 56
Gambar 3.8 Dokumentasi Pelaksanaan Sosialisasi ke 1 untuk Kabupaten
Sleman Tanggal 9 November 2018 ................................................. 60
Gambar 3.9 Dokumentasi Pelaksanaan Sosialisasi Kedua untuk Kabupaten
Bantul Tanggal 9 November 2018 ................................................... 62
Gambar 3.10 Dokumentasi Pelaksanaan Sosialisasi Ketiga untuk Kabupaten
Bantul Tanggal 12 November 2018 ................................................. 64
Gambar 3.11 Dokumentasi Rapat Monitoring dan Evaluasi ................................ 67
Gambar 3.12 Dokumentasi Rapat Pembahasan Penyusunan Draft Surat Edaran
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Tentang Pengintegrasian
Sistem Informasi Pengendalian Daya Rusak Air ............................. 69
Gambar 3.13 Kuadran Analisis Stakeholder ......................................................... 75
Gambar 3.14 Kuadran Analisis Stakeholder Berdasarkan Jenis Komunikasi. ..... 76
Gambar 3.15 Perubahan Kuadran Analisis Stakeholder Setelah Koordinasi dan
Konsolidasi ...................................................................................... 79
Gambar 3.17 Aplikasi Sungai Kita dan SIDARA yang Dapat Diunduh Melalui
Google Play store. ........................................................................... 83
Page 7
vii
Gambar 3.18 Hasil Setelah Melakukan Filter Pada Dimensi Yang Lebih Besar
Sama Dengan 50 .............................................................................. 84
Gambar 3.19 Visualisasi Status Sungai Terhadap Kategori Kerusakan Sesuai
Dengan Nilai .................................................................................... 86
Gambar 3.20 Dengan Melakukan Klik Di Icon Foto, Dokumentasi Dapat
Terlihat Dengan Mudah. .................................................................. 87
Gambar 3.21 Skema Implementasi Platform SIDARA Sebagai Alat Bantu
Penghasil Keputusan ........................................................................ 88
Gambar 3.22 Sebelah Kiri Merupakan Digitasi Kondisi Sungai, Sebelah Kanan
Merupakan Usulan Paket Pekerjaan Dari Kondisi Nyata. ............... 89
Gambar 3.23 Dengan Menggunakan Fitur Detail, Informasi Mengenai Setiap
Usulan Dapat Dilihat ....................................................................... 89
Gambar 3.23 Filter Berdasarkan Jenis Penanganan = Perkuatan Tebing (Lihat
Visualisasi Sungai) .......................................................................... 90
Gambar 3.24 Filter Berdasarkan Perkiraan Biaya >= 25 M (Lihat Visualisasi
Sungai) ............................................................................................. 90
3.25 Hasil pengumpulan aplikasi SUNGAIKITA dari BWS SumateraIII ........... 92
3.26 Hasil pengumpulan aplikasi SUNGAIKITA dari BBWS Cimasuk
Cisanggarung ................................................................................... 93
3.27 Hasil pengumpulan aplikasi SUNGAIKITA dari BBWS Kalimantan II...... 93
Page 8
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Proyek Perubahan .............................. 25
Tabel 3.1 Rencana dan Realisasi Proyek Perubahan ............................................ 29
Tabel 3.2 Hasil Koordinasi Dengan Stakeholder ................................................. 37
Tabel 3.3 Sistem Sungai DAS Opak .................................................................... 52
Tabel 3.4 Pelaksanaan Sosialisasi Penyusunan Aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) ......................... 58
Tabel 3.5 Monitoring dan Evaluasi Uji Coba Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air ............................................ 66
Tabel 3.6 Pembagian Stakeholder Berdasarkan tingkat Kepentingannya ............ 72
Tabel 3.7 Pembagian Stakeholder Berdasarkan Kedekatan Interaksinya ............ 73
Tabel 3.8 Perubahan Stakeholder Pengendalian Daya Rusak Air Setelah
Koordinasi dan Konsolidasi ................................................................. 80
Page 9
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi pelaksanaan kegiatan membentuk Tim Efektif
Lampiran 2 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Koordinasi Dan Konsolidasi
Stakeholder
Lampiran 3 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Focused Group Discussion
Lampiran 4 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Alat Bantu Sistem
Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air
Lampiran 5 Dokumentasi Pelaksanaan Ujicoba Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air di DAS Opak
Lampiran 6 Penyusunan Petunjuk Penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air
Lampiran 7 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Penyusunan Aplikasi
Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air
Lampiran 8 Undangan Pembahasan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Uji
Coba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya
Rusak Air
Lamipran 9 Undangan Pembahasan Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber
Daya Air
Page 10
x
ABSTRACT
Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian
Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai
NAMA : Ir. Panca Hermawan, Sp.1
NDH : 04-MERAH
Upaya pengendalian daya rusak air yang telah dilaksanakan saat ini masih
belum optimal, antara lain disebabkan aspek kondisi alam juga dipicu oleh aspek
organisasi penanganan pengendaliannya, antara lain masih terbatasnya data base
hasil inventarisasi, belum terintegrasinya informasi daya rusak air, belum
sinkronnya koordinasi antar instansi, antar pemerintah (pusat, provinsi,
kabupaten/kota) dan antar pemilik kepentingan, serta pelaksanaan program
pengendalian daya rusak air belum sesuai prioritas dan target renstra. Proyek
Perubahan ini dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan capaian
pengendalian daya rusak air melalui integrasi informasi pada Daerah Aliran
Sungai. Tujuan tersebut terbagi menjadi tiga tahapan tujuan, yaitu jangka pendek,
jangka menengah, dan panjang.
Pada tahapan pelaksanaan jangka pendek integrasi sistem informasi Daya
Rusak Air dilaksanakan melalui tahapan identifikasi dan perumusan masalah
terkait database Pengendalian Daya Rusak Air yang ada saat ini, penyusunan alat
bantu pengumpulan data base dan pengintegrasian Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air, petunjuk pengoperasian dan penggunaan Alat
Bantu Sistem Pendukung Keputusan Kebijakan dan Strategi Pengendalian Daya
Rusak Air. Uji coba alat bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya
Rusak Air dilakukan pada DAS Opak WS Progo Opak Serang, BBWS Serayu
Opak. Pada jangka menengah dilakukan penyusunan Surat Edaran Direktur
Jenderal Sumber Daya Air untuk penerapan alat bantu Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air di lingkungan Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air, sosialisasi alat bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air kepada B/BWS di Wilayah Jawa dan Sumatera dan
mengimplementasikan alat bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air pada Wilayah Sungai di Jawa dan Sumatera. Sedangkan pada
Jangka Panjang mengimplementasikan alat bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air pada Wilayah Sungai kewenangan pusat, provinsi,
dan kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia.
Hasil pelaksanaan kegiatan pada jangka pendek adalah tersusunnya alat
bantu Sistem Pendukung Keputusan Kebijakan dan Strategi Pengendalian Daya
Rusak Air, pelaksanaan uji coba pada DAS Opak dan adanya dukungan dari para
stakeholder terkait serta tersusunnya Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber
Daya Air Tentang alat bantu Sistem Pendukung Keputusan Kebijakan dan Strategi
Pengendalian Daya Rusak Air.
Kata kunci : alat bantu, daya rusak air, DAS
Page 11
11
BAB I 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selain mempunyai fungsi yang berdaya guna, sumber daya air juga
mempunyai potensi daya rusak air. Yang dimaksud dengan daya rusak air adalah
daya yang dapat menimbulkan kerusakan dan atau bencana terhadap manusia dan
lingkungan sekitarnya, antara lain berupa kejadian banjir, erosi tanah dan
sedimentasi, tanah longsor, banjir lahar dingin, tanah amblas, pencemaran air,
intrusi air laut, dan perembesan pada tempat yang tidak diinginkan. Frekuensi dan
intensitas daya rusak air meningkat, akibat kerusakan daerah tangkapan air dan
perubahan iklim.
Banjir merupakan permasalahan umum yang terjadi di sebagian wilayah
Indonesia, terutama pada daerah yang padat penduduk, misalnya di kawasan
perkotaan. Perubahan tata guna lahan dan peningkatan run off di daerah hilir
berpotensi meningkatkan banjir. Frekuensi dan intensitas bencana banjir,
kekeringan dan abrasi pantai meningkat, akibat kerusakan daerah tangkapan air
dan perubahan iklim.
Daya rusak air berupa banjir telah menimbulkan kerugian berupa kerugian
ekonomi meliputi terputusnya transportasi, tergenangnya permukiman, kerusakan
infrastruktur, kerusakan lingkungan, kerusakan dan pusonya tanaman, serta
kerugian lainnya. Bencana banjir juga bisa menimbulkan korban jiwa mengancam
keselamatan masyarakat yang berada pada daerah yang terdampak daya rusak air.
Banjir antara lain disebabkan oleh menurunnya kapasitas aliran sungai,
buruknya sistem drainase mikro dan pembuangan sampah di badan sungai.
Penambangan bahan mineral yang tidak terkendali di beberapa sungai memicu
terjadinya degradasi dasar sungai serta erosi tebing sungai. Alih fungsi lahan,
khususnya pada kawasan tangkapan air (hulu) yang menyebabkan kerusakan DAS
juga berkontribusi pada kondisi kuantitas (debit) air sungai menjadi fluktuatif
antara musim penghujan yang mengakibatkan banjir. Hal lain yang menjadi
penyebab bencana adalah perubahan iklim yang mengakibatkan perubahan pola
hujan di Indonesia, perubahan suhu permukaan wilayah daratan, kenaikan suhu
Page 12
12
permukaan laut, kenaikan tinggi muka air laut dan tren perubahan cuaca dan iklim
ekstrim. Peningkatan erosi pada daerah hulu yang mengakibatkan sedimentasi di
hilir juga menjadi penyebab banjir karena kapasitas sungai di hilir menjadi
berkurang.
Penanganan daya rusak air berupa banjir saat ini sudah dilaksanakan oleh
pemerintah, namun dirasakan masih belum optimal, disamping disebabkan aspek
fisik alamiah, juga dipicu oleh aspek penanganan pengendaliannya. Beberapa
permasalahan dan kendala yang masih dihadapi dalam pengendalian daya rusak
air antara lain adalah:
a. Penanganan sistem pengendalian daya rusak air masih belum optimal, bersifat
parsial, belum sistematis yang belum terorientasi pada manfaat,
b. Koordinasi antar stakeholder, yang berasal dari unsur instansi pemerintah
(pusat, provinsi, kabupaten/kota), dan antar pemilik kepentingan dalam
pengendalian daya rusak air perlu ditingkatkan,
c. Kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengendalian daya rusak air
masih rendah, karena kurangnya pemahaman atas fungsi sosial, ekonomi, dan
lingkungan dari air,
d. Pengelolaan data dan sistem informasi daya rusak air perlu ditingkatkan
ketersediaannya baik secara kualitas dan kuantitas, serta sistem integrasi
sistem informasinya, sehingga dapat menjadi dasar bagi penyusunan rencana
pengendalian daya rusak air yang efisien dan tepat sasaran serta prioritas
penanganan yang sistematis.
Pokok permasalahan yang mendasari penyusunan proyek perubahan ini
adalah belum tersedianya database pengelolaan sungai secara lengkap, akurat dan
aktual serta belum terintegrasi dengan baik data spasial berdasarkan tahap
pelaksanaannya dari awal hingga yang terkumpul melalui survei inventarisasi,
saat ini belum cukup tersedia secara kuantitatif maupun kualitatif dan belum
mampu memberikan dukungan yang cukup sebagai bahan pengambilan keputusan
kebijakan strategi pengendalian daya rusak air. Beberapa pokok masalah yang
teridentifikasi antara lain:
a. Data pengelolaan sungai yang terkumpul melalui survei inventarisasi, secara
kuantitatif dan kualitatif belum bersifat komprehensif dan belum memberikan
Page 13
13
dukungan yang cukup dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian daya rusak
air,
b. Potensi menimbulkan inefisiensi program,
c. Potensi program kurang menyentuh sasaran dan prioritas
d. Potensi menimbulkan kurang optimal dalam melaksanakan tugas pengendalian
dan pengelolaan sungai,
e. Potensi tidak tercapainya target pencapaian renstra.
Penyebab masalah dijabarkan ke dalam 2 (dua) kelompok, yaitu masalah
internal dan masalah eksternal. Penyebab masalah internal meliputi:
a. Program dan perencanaan pengendalian daya rusak air masih bersifat parsial
sebagai dampak keterbatasan anggaran, permasalahan sosial, dan aspek
lainnya.
b. Keberlanjutan pengendalian daya rusak air belum skematis sampai berorientasi
manfaat karena tidak tersedianya basis data pengendalian daya rusak air dari
awal perencanaan hingga konstruksi tersebut memberikan manfaat yang
bersifat lengkap, akurat, dan aktual, sehingga terdapat kemungkinan inefisiensi
program dan perencanaan pengendalian daya rusak air.
c. Pemrograman kegiatan pengendalian daya rusak air belum berdasarkan
database pengelolaan sungai yang memberikan informasi lengkap mengenai
kondisi nyata di lapangan, seperti kondisi dan fungsi sungai, morfologi sungai,
kapasitas alir sungai, pemanfaatan sempadan sungai, permasalahan daya rusak
air, penanganan yang telah dilakukan, dan informasi lainnya.
d. Pencapaian kinerja pengendalian banjir dengan tolok ukur pengurangan luas
wilayah yang terdampak daya rusak air masih di bawah target.
Sedangkan penyebab masalah eksternal terdiri dari:
a. Kegiatan pengendalian daya rusak air merupakan salah satu tanggung jawab
Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan
pengelolaan wilayah sungai, namun pelaksanaan kewenangan tersebut masih
tidak/belum terpadu, sehingga masih dapat terdapat penanganan yang belum
sesuai kondisi dan permasalahan serta prioritas.
b. Keberhasilan pengendalian daya rusak air sangat bergantung kepada
keterpaduan antar stakeholder yang terkait dengan pengendalian daya rusak air.
Page 14
14
Kementerian PUPR bertanggung jawab atas pengendalian daya rusak air pada
sungai-sungai yang menjadi kewenangannya, B/BWS menyiapkan usulan
program pengendalian banjir, Pemerintah Daerah mengusulkan penanganan
dan mendukung dengan fasilitasi penyiapan dan penyediaan lahan. Hingga saat
ini keterpaduan antara stakeholder memerlukan peningkatan dan perbaikan.
Dalam praktek perencanaan, pengusulan program, pelaksanaan konstruksi,
operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi masih ditemukan permasalahan program
yang diusulkan dan dilaksanakan tidak selaras dengan kondisi di lapangan,
prioritas dan target capaian rencana strategis yang telah disepakati Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air.
c. Masalah lain yang perlu ditangani selain masalah teknis adalah masalah sosial.
Pelaksanaan pembangunan infrastruktur pengendalian banjir memerlukan
adanya pembebasan dan kesiapan lahan yang ditangani oleh pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota. Seringkali masalah pembebasan dan kesiapan
lahan tersebut memerlukan waktu yang cukup lama.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa masih
terdapat kendala dan permasalahan utama dalam pengendalian daya rusak air,
yaitu belum optimalnya integrasi informasi database pengendalian daya rusak air,
secara sistematis dan terstruktur terhadap peningkatan penanganan pengendalian
daya rusak air.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam rangka mengatasi
permasalahan tersebut di atas adalah dengan mengintegrasikan sistem informasi
data pada Daerah Aliran Sungai. Integrasi sistem informasi memerlukan alat
bantu sistem pendukung pengambil keputusan pengendalian daya rusak air untuk
mempercepat pencapaian kinerja pengendalian daya rusak air yang terstruktur,
cepat, akurat dan akuntabel. Untuk keperluan tersebut disusun Proyek Perubahan
Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi Informasi
Pada Daerah Aliran Sungai.
1.2 Kelembagaan Pengendalian Daya Rusak Air
Pengendalian daya rusak air menjadi salah satu tugas yang harus didukung
oleh Direktorat Sungai dan Pantai sebagai salah satu unit Eselon II di
Page 15
15
Kementerian PUPR, Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat Nomor: 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dalam Pasal 256 diatur
bahwa Direktorat Sungai dan Pantai mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria, perencanaan,
pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sungai dan pantai serta pengelolaan
drainase utama perkotaan. Dalam melaksanakan tugas Direktorat Sungai dan
Pantai mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria
sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan;
b. Penilaian kesiapan pelaksanaan kegiatan pada sungai dan pantai serta
pengelolaan drainase utama perkotaan;
c. Penyusunan perencanaan sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama
perkotaan;
d. Pembinaan pengelolaan sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama
perkotaan;
e. Pembinaan persiapan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pada sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan;
f. Pelaksanaan urusan tata usaha di lingkungan Direktorat.
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Direktorat Sungai
dan Pantai mempunyai struktur organisasi yang terdiri atas:
a. Subdirektorat Perencanaan;
b. Subdirektorat Sungai Wilayah Barat;
c. Subdirektorat Sungai Wilayah Timur;
d. Subdirektorat Pantai;
e. Subdirektorat Bimbingan Teknik; dan
f. Subbagian Tata Usaha.
Page 16
16
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Sungai dan Pantai.
1.2.1 Tugas dan Fungsi Subdirektorat Sungai Wilayah Barat
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas Direktorat
Sungai dan Pantai mempunyai unsur pendukung salah satunya adalah
Subdirektorat Sungai Wilayah Barat, yang memiliki tugas yaitu melaksanakan
pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria pembinaan
pengendalian konstruksi, pemantauan, evaluasi, pelaporan progres, dan hasil
audit pelaksanaan konstruksi, pembinaan persiapan pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan sarana dan prasarana pada sungai serta pengelolaan drainase utama
perkotaan di Wilayah Pulau Jawa dan Sumatera. Sedangkan fungsi Subdirektorat
Sungai Wilayah Barat adalah sebagai berikut :
a. Pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria sungai dan
pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan;
b. Pelaksanaan pembinaan pengendalian konstruksi kegiatan sungai serta
pengelolaan drainase utama perkotaan
c. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan progres, dan hasil audit
pelaksanaan kegiatan konstruksi sungai serta pengelolaan drainase utama
perkotaan; dan
DIREKTORAT SUNGAI DAN PANTAI
SUB DIREKTORAT
PERENCANAAN
SUB DIREKTORAT SUNGAI WILAYAH
BARAT
SUB DIREKTORAT SUNGAI WILAYAH
TIMUR
SUB DIREKTORAT
PANTAI
SUB DIREKTORAT BIMBINGAN TEKNIS
SEKSI PERENCANAAN
WILAYAH BARAT
SEKSI PERENCANAAN WILAYAH TIMUR
SEKSI SUNGAI WILAYAH BARAT 1
SEKSI SUNGAI WILAYAH
BARAT 2
SEKSI SUNGAI WILAYAH TIMUR 1
SEKSI SUNGAI WILAYAH TIMUR 2
SEKSI PANTAI WILAYAHBARAT
SEKSI PANTAI WILAYAH TIMUR
SEKSI BIMBINGAN TEKNIS
WILAYAHBARAT
SEKSI BIMBINGAN TEKNIS
WILAYAH TIMUR
SUB BAGIAN TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Page 17
17
d. Pelaksanaan pembinaan persiapan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan
sarana dan prasarana pada sungai serta pengelolaan drainase utama perkotaan;
1.2.2 Visi dan Misi
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengendalian daya rusak air
berlandaskan pada tujuan, kebijakan, sasaran, dan program kegiatan yang
ditetapkan baik dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019, Program NAWACITA Presiden, Rencana Strategis 2015-
2019 Kementerian PUPR, maupun Rencana Strategis 2015-2019 Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air.
Dalam rangka menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri
dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan
sembilan agenda prioritas yang disebut NAWACITA, dimana salah satu cita yang
ke 7 adalah ―Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik”. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
berkontribusi pada cita ke-7 ini, melalui dukungan terhadap kedaulatan pangan,
ketahanan air, dan kedaulatan energi. Sasaran tersebut dijabarkan dalam Rencana
Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dengan visi dan
misi sebagai berikut:
Visi Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat 2015 – 2019:
“Terwujudnya infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang handal
dalam mendukung Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong-royong.”
Guna mencapai visi tersebut, Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat 2015 – 2019 adalah:
a. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumber daya air termasuk sumber
daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan
kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;
b. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas
guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik
Page 18
18
nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus
pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim;
c. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat
untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka
mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip
infrastruktur untuk semua;
d. Mempercepat pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang
berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antar daerah, terutama di
kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan pedesaan, dalam
kerangka NKRI;
e. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan
pengawasan, kesekretariatan serta penelitian dan pengembangan untuk
mendukung fungsi manajemen meliputi perencanaan yang terpadu, serta
organisasi yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mendukung pencapaian visi Kementerian
melalui pencapaian misi ke-1, yaitu:
“Mempercepat pembangunan infrastruktur sumber daya air termasuk sumber
daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan
kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik
dalam rangka kemandirian ekonomi.”
Tujuan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air merupakan rumusan kondisi yang
hendak dituju di akhir periode perencanaan tujuan ini merupakan penjabaran dari
visi dan misi Kementerian PUPR untuk pencapaian mencapai sasaran dan tujuan
Kementerian PUPR serta sasaran-sasaran Nasional yang tertuang dalam RPJMN
tahun 2015-2019. Tujuan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air 2015-2019
meliputi:
a. Menyelenggarakan pembangunan infrastruktur PUPR bidang Sumber Daya Air
untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi
Page 19
19
guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka
kemandirian ekonomi
b. Menyelenggarakan keterpaduan tata kelola pengelolaan Sumber Daya Air yang
terpadu dan berkelanjutan untuk mengurangi disparitas pembangunan wilayah
guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka
kemandirian ekonomi.
c. Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air yang meliputi sumber daya manusia, sarana prasarana
pendukung, pengendalian dan pengawasan serta sumber daya yang lainnya
untuk meningkatkan kehandalan infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat bidang Sumber Daya Air yang efektif, efisien, transparan
dan akuntabel.
Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Sumber Daya Air adalah
mewujudkan kehandalan infrastruktur sumber daya air dalam mewujudkan
kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi. Sedangkan Sasaran
Program Direktorat Jenderal Sumber Daya Air adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya kinerja layanan irigasi.
b. Meningkatnya layanan sarana dan prasarana penyediaan air baku.
c. Meningkatnya kapasitas tampung sumber-sumber air.
d. Meningkatnya potensi energi dari sumber-sumber air.
e. Meningkatnya kapasitas pengendalian daya rusak air, melalui: peningkatan
luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air.
f. Meningkatnya upaya konservasi sumber daya air.
g. Meningkatnya keterpaduan tata kelola sumber daya air.
1.3 Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak
Air.
Dalam pengendalian daya rusak air dikenal urutan tahapan kegiatan
SIDLACOM, merupakan singkatan dari tahapan kegiatan:
a. Tahap Survei, Investigasi, dan Desain (SID)
b. Tahap Pengadaan Lahan (Land Acquisition/LA)
c. Tahap Pelaksanaan Konstruksi (Construction/C)
Page 20
20
d. Tahap Operasi dan Pemeliharaan / O&P (Operation and Maintenance / O&M).
Masing-masing tahapan tersebut memerlukan ketersediaan data dan
informasi yang memadai. Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air merupakan sistem yang mengintegrasikan basis data dan
informasi Pengendalian Daya Rusak Air yang menyajikan data yang lengkap
sesuai tahapan pengembangan dan pengendalian daya rusak air yaitu Survei,
Investigasi, Desain, Pengadaan Lahan, Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan
(SIDLACOM). Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya
Rusak Air menjadi alat perangkat untuk pemecahan permasalahan pengembangan
dan pengendalian daya rusak air, serta memudahkan pengendalian daya rusak air
yang lebih terstruktur, masif, tuntas, dan berorientasi manfaat bagi masyarakat.
Dalam kaidah sistem pengendalian manajemen infrastruktur di lingkungan
Kementerian PUPR.
Maksud dari terselenggaranya sistem tersebut agar para penyelenggara
proyek/satuan kerja di lingkungan Kementerian PUPR dapat melakukan tugasnya
secara professional dengan tidak menyimpang dari peraturan dan ketentuan yang
berlaku, sehingga diperoleh hasil yang tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya, dan
tepat manfaat. Namun, seperti yang dijelaskan sebelumnya, saat ini masih
ditemukan berbagai permasalahan internal dan eksternal yang mengakibatkan
infrastruktur pekerjaan umum, khususnya pengendalian daya rusak air belum
dapat memberikan manfaat yang optimal. Oleh karena itu, untuk mengatasi
permasalahan tersebut diperlukan basis data secara lengkap, akurat, dan aktual
berdasarkan tahapan kegiatan SIDLACOM, yang disajikan secara komprehensif
terintegrasi dengan Alat Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak
Air, sehingga perencanaan program pengembangan pengendalian daya rusak air
dapat dilakukan secara terstruktur, masif, tuntas dan berorientasi manfaat.
1.4 Maksud dan Tujuan
Secara umum, maksud disusunnya Proyek Perubahan ini adalah
mewujudkan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui
Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai. Tujuan tersebut
Page 21
21
terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan panjang
dengan uraian sebagai berikut:
a. Tujuan Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek merupakan tujuan yang akan dicapai selama 2 (dua)
bulan (Oktober sd. November 2018) yaitu:
1. Terbentuknya Tim Efektif Proyek Perubahan,
2. Terlaksananya Koordinasi dan konsolidasi dengan stakeholder,
3. Teridentifikasi kebutuhan data hasil FGD antara stakeholder terkait untuk
penyusunan RPP,
4. Terbentuknya Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air,
5. Terlaksananya uji coba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air pada DAS Opak BBWS Serayu Opak.
6. Tersusunya petunjuk pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung
Pengendalian Daya Rusak Air,
7. Tersosialisasikannya Alat Bantu Sistem Pendukung Pengendalian Daya
Rusak Air,
8. Tersusunnya laporan monev uji coba Alat Bantu Sistem Pendukung
Pengendalian Daya Rusak Air,
9. Tersusunnya Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air.
b. Tujuan Jangka Menengah
Tujuan jangka menengah merupakan tujuan yang akan dicapai selama 6
(enam) bulan (Desember sd. Mei 2019), yaitu:
1. Terbitnya Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air untuk
Penerapan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya
Rusak Air.
2. Tersosialisasi Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air pada B/BWS di Jawa dan Sumatera.
3. Terlaksananya penerapan integrasi Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air pada B/BWS di Jawa dan
Sumatera.
Page 22
22
4. Tersusunnya laporan Monev Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air.
c. Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang merupakan tujuan yang akan dicapai selama 12 (dua
belas) bulan (Juni 2019 sd. Mei 2020), yaitu:
1. Tersosialisasikannya Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air pada B/BWS, WS Kewenangan Provinsi
dan Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia.
2. Terlaksananya penerapan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air di wilayah Indonesia.
3. Tersusunya Laporan Monev Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air di wilayah Indonesia.
1.5 Manfaat
Manfaat penyusunan Laporan Proyek Perubahan ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu manfaat bagi reformasi birokrasi, manfaat internal, dan
manfaat eksternal.
a. Manfaat Bagi Reformasi Birokrasi
Manfaat Proyek Perubahan ini bagi reformasi birokrasi adalah percepatan
pencapaian kinerja pengendalian daya rusak air dapat diwujudkan dengan
baik dan tuntas, sistematis, berbasis kinerja dengan tolok ukur dan tahapan
yang jelas.
b. Manfaat internal
Manfaat Proyek Perubahan ini bagi internal adalah:
1. Terwujudnya database yang menyajikan pengendalian daya rusak air.
2. Terwujudnya sistem database yang terintegrasi.
3. Terintegrasinya program pengendalian daya rusak air yang lebih
akuntabel, terstruktur dengan baik, dan tuntas, sistematis berorientasi
outcome, dengan tahapan yang jelas.
c. Manfaat eksternal
Manfaat Proyek Perubahan ini bagi eksternal adalah:
Page 23
23
1. Bagi stakeholder instansi di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota,
manfaat yang diperoleh adalah terwujudnya strategi kebijakan bersifat
kolaborasi antara pusat dan daerah dalam pengendalian daya rusak air,
2. Bagi masyarakat manfaat yang diperoleh adalah terlindunginya wilayah
yang terkena dampak daya rusak air, menurunnya luas wilayah yang
terdampak daya rusak air (pertanian, permukiman, fasilitas umum,
industri), meminimalkan kerugian ekonomi dan korban jiwa, kerusakan
infrastruktur, kerusakan lingkungan, kerusakan dan pusonya tanaman,
serta kerugian lainnya.
1.6 Ruang Lingkup Perubahan
Ruang lingkup Proyek Perubahan yang meliputi penyusunan alat bantu
sistem pendukung keputusan pengendalian daya rusak air dengan basis data yang
lengkap, aktual, dan terbaru yang terintegrasi sistem informasi spasial, meliputi:
a. Mengidentifikasi dan perumusan masalah pengendalian daya rusak air dari
berbagai pemangku kepentingan.
b. Menentukan Output dan alur pikir.
c. Mengiventarisasi dan identifikasi data daya rusak air.
d. Menyusun alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian daya rusak air
berbasis sistem informasi spasial (Peta Digital).
e. Menyusun dan mensosialisasikan petunjuk pelaksanaan dan panduan
penggunaan alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian daya rusak
air.
f. Menerapkan uji coba alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian
daya rusak air dalam jangka pendek pada DAS Percontohan (DAS Opak).
g. Menerapkan dan mengintegrasikan alat bantu sistem pendukung keputusan
pengendalian daya rusak air dalam jangka menengah pada B/BWS Jawa dan
Sumatera.
h. Menerapkan dan mengintegrasikan alat bantu sistem pendukung keputusan
pengendalian daya rusak air dalam jangka panjang pada wilayah sungai
Kewenangan Pusat, Provinsi dan Kabupaten Kota di seluruh Wilayah
Indonesia.
Page 24
24
i. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penerapan alat bantu sistem pendukung
keputusan pengendalian daya rusak air pada setiap jangka pendek, menengah,
dan panjang.
Page 25
25
BAB II 2
TAHAPAN KEGIATAN
Tahapan proyek perubahan dimaksudkan menjelaskan tahapan yang
dilakukan untuk melaksanakan proyek perubahan yang disusun. Lebih lanjut
dalam bab ini menyajikan, Tim Proyek Perubahan/Tata Kelola Proyek,
Milestones, Kendala dan Solusi.
2.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Proyek Perubahan
Milestones menyajikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
proyek perubahan yang terbagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu jangka pendek,
menengah dan panjang. Tahap jangka pendek yang dilaksanakan mulai bulan
September sampai November 2018, selanjutnya jangka menengah yang
dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, Januari sd. Juni 2019, dan jangka panjang
yang akan dimulai pada periode Juni 2019 sampai dengan Juni 2020. Gambaran
tahapan pelaksanaan proyek perubahan (milestone) dapat dilihat pada (Tabel 2.1)
Tabel 2.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Proyek Perubahan
No Jangka Waktu Kegiatan
1 Jangka pendek merupakan
tujuan yang akan dicapai
selama 2 (dua) bulan
(Oktober sd. November
2018)
1. Terbentuknya Tim Efektif Proyek
Perubahan,
2. Terlaksannya Koordinasi dan konsolidasi
dengan stakeholder,
3. Teridentifikasi kebutuhan data hasil FGD
antara stakeholder terkait untuk penyusunan
RPP,
4. Terbentuknya Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air,
5. Terlaksannya uji coba Alat Bantu Sistem
Pendukung Keputusan Pengendalian Daya
Rusak Air pada DAS Opak BBWS Serayu
Opak.
6. Tersusunnya petunjuk pengoperasian Alat
Bantu Sistem Pendukung Pengendalian Daya
Rusak Air,
7. Tersosialisasikannya Alat Bantu Sistem
Pendukung Pengendalian Daya Rusak Air
8. Tersusunnya laporan monev uji coba Alat
Bantu Sistem Pendukung Pengendalian
Daya Rusak Air,
9. Tersusunnya Draft SE Dirjen SDA.
Page 26
26
No Jangka Waktu Kegiatan
2 Jangka menengah merupakan
tujuan yang akan dicapai
selama 6 (enam) bulan
(Desember sd. Mei 2019)
1. Terbitnya Surat Edaran Direktur Jenderal
Sumber Daya Air untuk Penerapan Alat
Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air.
2. Tersosialisasikannya Alat Bantu Sistem
Pendukung Keputusan Pengendalian Daya
Rusak Air pada B/BWS di Jawa dan
Sumatera.
3. Terlaksananya integrasi Alat Bantu Sistem
Pendukung Keputusan Pengendalian Daya
Rusak Air pada B/BWS di Jawa dan
Sumatera.
4. Tersusunnya laporan Monev Alat Bantu
Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air.
3 Jangka panjang merupakan
tujuan yang akan dicapai
selama 12 (dua belas) bulan
(Juni 2019 s.d. Mei 2020)
1. Tersosialisasikannya Alat Bantu Sistem
Pendukung Keputusan Pengendalian Daya
Rusak Air pada B/BWS, WS Kewenangan
Provinsi dan Kabupaten/Kota di wilayah
Indonesia.
2. Terlaksananya Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air di
wilayah Indonesia.
3. Tersusunnya Laporan Monev Alat Bantu
Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air di wilayah Indonesia.
2.2 Kendala
Dalam pelaksanaan Proyek Perubahan ini tidak terlepas adanya potensi
kendala baik yang berasal dari internal maupun eksternal yang perlu diatasi
beberapa kendala, hambatan dan yang mungkin terjadi, antara lain:
a. Kurangnya optimalnya koordinasi antara stakeholder dalam mengintegrasikan
Sistem Pendukung Pengendalian Daya Rusak Air,
b. Terbatasnya data hasil penelusuran sungai (walk through) menjadi unsur utama
basis data pengendalian daya rusak air,
c. Kurangnya respon BBWS/BWS dalam menginput data ke dalam Sistem
Pendukung Keputusan pengendalian daya rusak air, yang membutuhkan
kelengkapan pengisian data yang dilakukan secara berkelanjutan dan
pembaharuannya dilakukan setiap tahun.
d. Kurangnya dukungan dari stakeholder Inti, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Tingkat keberhasilan implementasi rencana proyek perubahan.
Page 27
27
2.3 Solusi
Alternatif solusi dirumuskan berdasarkan kendala dan hambatan yang
mungkin terjadi. Alternatif solusi yang diusulkan dalam Proyek Perubahan ini
antara lain berupa:
a. Mengintegrasikan sistem informasi daya rusak air yang tersebar di 36 B/BWS
di seluruh Indonesia untuk pengambilan keputusan pengendalian daya rusak air
secara terstruktur, masif, cepat, akurat, efisien dan efektif.
b. Mengembangkan alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian daya
rusak air.
c. Melakukan uji coba pengambilan data daya rusak air melalui penelusuran
sungai (walk through) dan pengintegrasian data secara real-time dengan
menggunakan alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian daya rusak
air.
d. Meningkatkan dukungan dari stakeholder inti, Provinsi dan Kabupaten/Kota
untuk menerapkan alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian daya
rusak air.
e. Menerapkan alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian daya rusak
air untuk wilayah seluruh Indonesia.
Page 28
28
BAB III 3
TAHAP IMPLEMENTASI
3.1 Pelaksanaan Kegiatan Jangka Pendek
Implementasi proyek perubahan ini dilaksanakan mulai pada bulan
Oktober 2018 sampai dengan Bulan Juni 2020, yang dibagi dalam 3 (tiga)
tahapan, yaitu jangka pendek merupakan tujuan yang akan dicapai selama 2 (dua)
bulan (Oktober sd. November 2018), jangka menengah merupakan tujuan yang
akan dicapai selama 6 (enam) bulan (Desember sd. Mei 2019) dan jangka
panjang merupakan tujuan yang akan dicapai selama 12 (dua belas) bulan (Juni
2019 s.d. Mei 2020). Implementasi yang dilaporkan dalam proyek perubahan ini
adalah pelaksanaan kegiatan jangka pendek, meliputi membentuk Tim Efektif,
koordinasi dan konsolidasi Stakeholder, Focused Group Discussion, Menyusun
Alat Bantu, Ujicoba, Petunjuk Operasi, Sosialisasi, Monitoring dan evaluasi dan
penyusunan Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air. Rencana dan
realisasi pelaksanaan kegiatan dalam Jangka Pendek dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar tersebut tampak bahwa seluruh
kegiatan yang direncanakan dalam jangka pendek telah berhasil dilaksanakan
secara keseluruhan. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan pembentukan Tim
Efektif sesuai dengan waktu yang direncanakan. Pada tahap pertengahan kegiatan
koordinasi, pelaksanaan FGD pelaksanaan kegiatan mengalami keterlambatan
yang diakibatkan oleh jumlah stakeholder cukup banyak dan tersebar di pusat
(Jakarta) dan daerah (Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten/Kota) yang
masuk dalam DAS Opak. Pelaksanaan kegiatan lanjutan dapat dilaksanakan
dalam waktu yang sesuai dengan rencana.
Page 29
29
Tabel 3.1 Rencana dan Realisasi Proyek Perubahan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembentukan Tim Efektif Proyek Perubahan
a. Internalisasi Tim Efektif Proyek Perubahan x
v
b. Menyusun SK Tim Kerja Proyek Perubahan x
v
c.Menjelaskan tugas masing-masing tim dalam SK Tim Kerja Proyek
Perubahan x
v
2 Koordinasi dan konsolidasi dengan stakeholder
a. Identifikasi stakeholder pengendalian daya rusak air x
v
b. Melaksanakan koordinasi dan konsolidasi stakeholder terkait x
v v v v v v
c.Merangkum masukan dan rekomendasi hasil koordinasi dan
konsolidasi dengan stakeholder x
v v v
3 Focused Group Discussion Proyek Perubahan
a. Pelaksanaan FGD dengan stakeholder x
v
b. Merumuskan hasil Focus Group Discussion x
v
4Menyusun Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air
a. Menyusun alur pikir aplikasi, input, proses dan output x
v
b.Pembuatan program alat bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air x
v
c.Pengujian program Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air x
v
5 Melakukan Uji Coba Pelaksanaan Penerapan Aplikasi
a. Penyusunan SK Tim Uji Coba x
v
b.Pengujian terhadap penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan x
v
c.Melakukan praktek penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan di Lapangan x
v
d.Melakukan praktek integrasi, analisis dan penyajian data hasil
pengumpulan data di lapangan x
v v
6Menyusun Petunjuk Pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air
a. Menyusun draft petunjuk pelaksanaan dan penggunaan aplikasi x
v
b. Finalisasi petunjuk pelaksanaan dan penggunaan aplikasi x
v
7Sosialisasi Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air
a. Pelaksanaan sosialisasi kepada stakeholder x x x
v v
b. Merumuskan hasil sosialisasi x
v
8 Monitoring dan Evaluasi
a. Monitoring pelaksanaan uji coba x
v
b. Evaluasi x
v
c. Menyusun Laporan Monev Uji Coba x
v
9 Penyusunan Draft Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air
a. Menyusun Draft Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air x
v
b. Mengusulkan legalisasi Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air x
v
RENCANA DAN REALISASI PELAKSANAAN KEGIATAN PROYEK PERUBAHAN JANGKA PENDEK
Draft SE Dirjen SDA (26
November 2018)
Project Leader Tim
Pelaksanaan
Telah tersosialisasikan SIDARA
baik di pusat dan daerah (8, 9,
16 November 2018)
Project Leader Tim
Bimbingan Teknis
Terimplementasi Alat Bantu
Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air
(SIDARA) di BBWS Serayu Opak
(2-19 November 2018)
Project Leader Tim
Aplikasi dan
Pelaksanaan
Tersusunnya Petunjuk
Pengoperasian Alat Bantu Sistem
Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air (8-
Project Leader Tim
Bimbingan Teknis
Hasil monitoring dan evaluasi (2,
14, 16 November 2018)
Project Leader Tim
Pelaksanaan
Diperolehnya dukungan
stakeholder pusat, daerah dan
komunitas (4 Oktober - 21
November 2018)
Project Leader Tim
Perencanaan
Saran, masukdan dan harapan
dari FGD dari stakeholder (11
Oktober 2018)
Project Leader Tim
Perencanaan
Terwujudnya Alat Bantu Sistem
Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air
(SIDARA) di BBWS Serayu Opak
(2-19 November 2018)
PIC
Terbitnya SK Tim Efektif (4
Oktober 2018)
Project Leader Tim
Bimbingan Teknis
Waktu
2018
Oktober NovemberNo. Uraian Kegiatan Output
2019 2020
Rencana
Realisasi
Page 30
30
3.1.1 Pembentukan Tim Efektif
Pembentukan Tim Efektif dimaksudkan untuk mempersiapkan Tim yang
akan merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proyek perubahan yang
akan dilaksanakan. Pembentukan Tim Efektif dilakukan dalam 2 (dua) tahap,
yaitu (1) internalisasi proyek perubahan dan (2) penyusunan Surat Keputusan
Direktur Sungai dan Pantai. Internalisasi proyek perubahan dimaksudkan untuk
menyamakan pemahaman terhadap permasalahan, kebutuhan, konsep dan rencana
perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi
Informasi Pada Daerah Aliran Sungai. Internalisasi dilakukan melalui rapat
pembahasan antara Project Leader dengan anggota Tim Kerja / Tim Efektif
Direktorat Sungai dan Pantai. Rapat pembahasan dilaksanakan pada tanggal 03
Oktober 2018 di Jakarta dan 5 Oktober 2018 di Yogyakarta.
Dalam rapat pembahasan yang dilaksanakan pada tanggal 03 Oktober
2018 di Kantor Direktorat Sungai dan Pantai, Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air Kementerian PUPR di Jakarta telah dihasilkan pemahaman mengenai
Rencana Proyek Perubahan dan tahapan yang akan dilaksanakan serta rencana
pelaksanaan Proyek Perubahan. Untuk mendukung pelaksanaan proyek perubahan
diperlukan pembentukan Tim Efektif melalui penyusunan Surat Keputusan
Direktur Sungai dan Pantai. Pembentukan Tim Kerja / Tim Efektif Direktorat
Sungai dan Pantai. Tim yang dibentuk disepakati terdiri dari Pengarah, Tim Pokja
1, Tim Pokja 2 dan Tim Pokja 3. Tim efektif didukung dari Direktorat Sungai dan
Pantai serta didukung BBWS Serayu Opak.
Dalam rapat pembahasan lanjutan, yang diselenggarakan pada tanggal 5
Oktober 2018 di Kantor SNVT PJSA BBWS Serayu Opak di Yogyakarta telah
disepakati rencana kerja untuk melaksanakan penyusunan aplikasi, pelaksanaan
uji coba, sosialisasi, monitoring dan evaluasi serta penyusunan petunjuk
pelaksanaannya.
Page 31
31
Gambar 3.1 Dokumentasi Rapat Pembentukan Tim Efektif
Tim yang dibentuk terdiri dari: Pengarah, Tim Pokja 1, Tim Pokja 2 dan
Tim Pokja 3. Tugas dan Tanggung jawab Tim Kerja Rencana Proyek Perubahan
Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian
Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai Organisasi Proyek Perubahan dapat
dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Diagram Tim Efektif Proyek Perubahan
Page 32
32
1. Pengarah/Mentor
Ir. Jarot Widyoko, Sp. 1
o Memberi masukan untuk pengembangan proyek perubahan
o Memberikan persetujuan atas RPP
o Mendampingi pada proses pengujian materi PP
o Melakukan pemantauan progres perencanaan dan pelaksanaan PP
o Memberi arahan bagi permasalahan yang terjadi
2. Coach
Ir. Antonius Budiono, MCM
o Memberikan arahan tentang aspek-aspek pembuatan proyek
perubahan
o Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kemajuan proyek
perubahan
o Memberikan masukan terhadap proyek perubahan
o Menjadi consular peserta Diklat dalam rancangan dan pelaksanaan
proyek perubahan
o Mengkomunikasikan proses kemajuan dan hasil coaching kepada
penyelenggara Diklat PIM
3. Project Leader
Ir. Panca Hermawan, Sp.1
o Menyusun rancangan proyek perubahan
o Menyusun jadwal perancangan sampai implementasi proyek
perubahan
o Melakukan asistensi dengan Mentor dan Coach
o Melakukan koordinasi dengan para stakeholder terkait proyek
perubahan
o Membuat laporan atas setiap tahapan proyek perubahan kepada
mentor
o Mencari solusi terhadap permasalahan proyek perubahan
4. Tugas Tim Pokja 1
o Mengundang dan mengumpulkan masukan para stakeholder
Page 33
33
o Mengumpulkan dan mengisi data pada basis data yang disediakan tim
alat bantu sistem pengambil keputusan pengendalian daya rusak air .
o Menyiapkan peta daerah alir sungai
o Melakukan sosialisasi untuk semua kewenangan
5. Tugas Tim Pokja 2
o Membuat Surat Keputusan
o Menyusun petunjuk pelaksanaan penerapan alat bantu sistem
pengambil keputusan pengendalian daya rusak air
o Menyusun draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air
o Bersama Tim Pokja 3 melakukan sosialisasi untuk semua kewenangan
6. Tugas Tim Pokja 3
o Menyusun alat bantu aplikasi dan sistem integrasi
o Bersama Tim Pokja 2 melakukan uji coba alat bantu sistem
pengambil keputusan pengendalian daya rusak air
o Mengimplementasikan sistem alat bantu pengambil keputusan
pengendalian daya rusak air
o Membuat laporan monev uji coba alat bantu sistem pengambil
keputusan pengendalian daya rusak air
o Mengimplementasikan pelaksanaan pengendalian daya rusak air
o Melakukan monev implementasi untuk semua kewenangan
Surat Keputusan pembentukan tim kerja Rencana Proyek Perubahan
Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian
Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai dapat dilihat dalam Lampiran 1.
3.1.2 Koordinasi dan Konsolidasi Stakeholder
Koordinasi dan konsolidasi stakeholder dimaksudkan untuk
menyampaikan ide, gagasan, dan konsep rencana perubahan, serta menerima
komentar, tanggapan, masukan dan dukungan terhadap rencana perubahan yang
akan dilaksanakan. Koordinasi dilaksanakan dengan melakukan kunjungan dan
konsolidasi kepada stakeholder yang terkait baik Stakeholder Promoters,
Defenders, Latents maupun Apathetic. Masing-masing stakeholder memiliki
peran yang berbeda dalam pengendalian daya rusak air. Menteri Pekerjaan Umum
Page 34
34
dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktur
Sungai dan Pantai mempunyai peran dan kepentingan yang besar terhadap
kegiatan pengendalian daya rusak air sebagai pembina.
Kepala Subdirektorat Bimtek, Kasubdit Wiltim, Kasubdit Pantai dan
Kasubdit Perencanaan merupakan stakeholder yang memiliki kepentingan pribadi
dan dapat menyuarakan dukungannya dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil
untuk mempengaruhi kegiatan pengendalian daya rusak air.
Setditjen SDA, Direktur Bina OP dan Dir PJSDA, Dir BPSDA, Ka
B/BWS, Karo PA-KLN, Asdep Infrastruktur SDA, Kemenko Ekonomi,
Direktorat Pengairan dan Irigasi Bappenas, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi,
Kepala Dinas ESDM Provinsi, Kepala Dinas PU/SDA Provinsi, Kepala Dinas
Kehutanan Kabupaten / Kota, Kepala Dinas PU/SDA Kabupaten/Kota, Kepala
Dinas ESDM Kabupaten / Kota mempunyai peran dan kepentingan khusus
maupun terlibat dalam proyek, tetapi memiliki kekuatan besar untuk
mempengaruhi kegiatan pengendalian daya rusak air
Stakeholder yang berasal dari masyarakat dan komunitas sungai kurang
memiliki kepentingan maupun kekuatan dalam pengendalian daya rusak air.
Namun demikian masyarakat mempunyai peran penting dalam pengendalian daya
rusak air antara lain :
a. Ikut serta dalam menjaga keberadaan badan sungai dan sempadan sungai serta
bangunan sungai (tanggul, perkuatan tebing) agar tidak menimbulkan
kerusakan dan bencana banjir.
b. Ikut serta dalam mempertahankan alur sungai dengan tidak membuang sampah
dan limbah ke dalam sungai.
Koordinasi proyek perubahan dilaksanakan oleh Project Leader dan
didampingi anggota tim efektif proyek perubahan dengan cara koordinasi,
konsolidasi stakeholder dan mempresentasikan latar belakang, tujuan, dan
penjelasan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air melalui
Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai.
Dalam pelaksanaan pada Lokasi Uji coba, DAS Opak, WS Progo Opak
Serang, terdapat perubahan stakeholder dari yang direncanakan. Dinas Kehutanan
Kabupaten semula direncanakan untuk dikunjungi, namun pada Struktur
Page 35
35
Organisasi Tata Kerja Pemerintah pada Kabupaten di Wilayah Ujicoba tidak
terdapat Dinas Kehutanan. Demikian pula Dinas Energi Sumber Daya Mineral
Provinsi pada lokasi uji coba Dinas ESDM bergabung dengan Dinas PUP-ESDM.
Untuk lebih mendukung proyek perubahan ini dalam perencanaan, pemrograman
dan koordinasi kegiatan, stakeholder ditambah dengan melibatkan Bappeda
Provinsi dan Kabupaten di Wilayah Uji Coba. Perubahan stakeholder dapat dilihat
pada Gambar berikut.
Kuadran analisis
Stakeholder Dalam
Rancangan Proyek
Perubahan
Page 36
36
Gambar 3.3 Perubahan Stakeholder
Dalam proses koordinasi dan konsolidasi tersebut mendapatkan hasil tujuh
belas (17) dukungan dari tujuh belas (17) Stakeholders golongan Latents
(kepentingan kecil pengaruh kuat), empat (4) dukungan dari golongan defenders
(kepentingan besar pengaruh lemah), empat (4) dukungan dari golongan apathetic
(kepentingan kecil dengan pengaruh lemah), tiga (3) dari golongan promoters
(kepentingan besar dengan pengaruh kuat). Hasil dukungan dari beberapa
stakeholders dapat terlihat pada Tabel 3.2
Kuadran analisis
Stakeholder Dalam
Pelaksanaan Proyek
Perubahan
Page 37
37
Tabel 3.2 Hasil Koordinasi Dengan Stakeholder
No. Nama Stakeholder Jabatan Tanggal
Koordinasi Uraian
1 Prof. Anita Firmanti Sekretaris Jenderal
Kementerian PUPR
21 Nov 2018 Harus diperhatikan besaran data yang akan diintegrasikan telah
menggunakan basis data yang sama, sistem harus dibuat simpel, user-
friendly dan mudah.
2 Dr. Ir. Hari Suprayogi,
M.Eng
Direktur Jenderal
Sumber Daya Air
8 Okt 2018 Mendukung, Bagus untuk menambah dan mempermudah serta
peningkatan dalam rangka kegiatan pengendalian daya rusak air
3 Ir. Trisasongko
Widianto, Dipl.HE
Kepala Biro PKLN
Kementerian PUPR
17 Okt 2018 Aplikasi ini sangat baik dalam rangka pengintegrasian daya rusak air
melalui sistem sehingga dapat mempercepat penanganan di lapangan
secara efektif, efisien serta bermanfaat.
4 Ir. Jarot Widyoko, Sp.1 Direktur Sungai 8 Okt 2018 Sangat mendukung PP, berharap pengintegrasian sistem informasi
SIDARA dapat diimplementasikan di Direktorat SDA
5 Muhammad Arsyad, ME Sekretaris Direktorat
Jenderal SDA
30 Okt 2018 Agar dapat betul-betul diujicobakan untuk diimplementasikan pada
DAS-DAS kritis.
6 Ir. Edy Juharsyah,
M.Tech
Direktur Pengembangan
Jaringan Sumber Daya
Rusak Air
8 Okt 2018 Pengintegrasian Sistem Informasi pada Daerah Aliran Sungai sangat
diperlukan di dalam pengelolaan sumber daya air. Dengan dilakukan
Pengintegrasian sistem informasi ini akan sangat membantu dalam
pengelolaan sumber daya air yang terpadu.
7 Ir. Agung Djuhartono,
CES
Direktur OP 10 Okt 2018 Cek SISDA
Perkuat sistem informasi yang masih kurang / lemah di SISDA
8 Ir. Fauzi Idris, ME Direktur Bina
Penatagunaan Sumber
Daya Air, Ditjend SDA
9 Okt 2018 Laporan RPP Sangat bermanfaat untuk Program Pengendalian Daya
Rusak Air ke Depan
9 Muhammad Zainal
Fatah
Asdep Infrastruktur
SDA Deputi Bidang
18 Okt 2018 Strategi pengendalian daya rusak air merupakan upaya yang harus
diwujudkan agar lebih efektif dan efisien dengan memanfaatkan
Page 38
38
No. Nama Stakeholder Jabatan Tanggal
Koordinasi Uraian
Koordinasi Percepatan
Infrastruktur dan Peng.
Wil, Kemenko Ekuin
teknologi informasi.
10 Abdul Malik Sadat Idris,
ST, M.Eng
Direktur Pengairan dan
Irigasi Bapennas
18 Okt 2018 Sangat mendukung, SIDARA merupakan terobosan baru untuk para
pemangku kebijakan.
11 Ir. Tri Bayu Adji, MA Ka BBWS Serayu Opak 4 Okt 2018 Agar bisa terwujud untuk memudahkan mendapatkan informasi
mengenai daya rusak air,
Untuk diingat bahwa peralatan yang akan datang sangat sensitif dan
mudah mengalami kerusakan oleh karena itu agar dipikirkan untuk OP
peralatan yang akan dipasang
12 Drs. Tavip Agus
Riyanto, MSi
Kepala Bappeda DIY 12 Okt 2018 Memberikan dukungan terhadap proyek perubahan strategi pengendalian
banjir melalui pengintegrasian sistem informasi khususnya dalam rangka
terbentuknya alat bantu sistem pendukung pengambilan keputusan
13 Ir. Muh. Mansyur Kepala Dinas PUP
ESDM dan Energy DIY
4 Okt 2018 Sangat mendukung untuk program penyusunan secara cepat dan akurat,
Untuk mengatasi kondisi kerusakan secara cepat dan perlu
diintegrasikan ke pemerintah pusat secara cepat
14 Ir. R. Sutarto, MP Ka Dinas Kehutanan
dan Perkebunan DIY
12 Okt 2018 Proyek perubahan ini sangat bermanfaat bagi pengampu bidang
kehutanan seandainya dapat akses dalam sistem yang dibangun
15 Ir. Sapto Winarno, MT Kepala Dinas PU PKP
Kabupaten Sleman
5 Okt 2018 Proyek perubahan yang baik adalah suatu terobosan untuk peningkatan
pengendalian daya rusak air, Berharap integrasi sistem informasi ini
cepat selesai, dan segera dapat diterapkan di Kabupaten Sleman dan
Wilayah lainnya
16 Drs. Kunto Riyadi,
MPPM
Kepala Bappeda
Kabupaten Sleman
12 Nov 2018 Integrasi sistem informasi ini akan membantu peningkatan
penanggulangan daya rusak air
Page 39
39
No. Nama Stakeholder Jabatan Tanggal
Koordinasi Uraian
17 Agus Tri Haryono Kepala Dinas PU Kota
Yogyakarta
5 Okt 2018 Dengan Laporan Perubahan ini akan bermanfaat untuk mengetahui
capaian pengendalian daya rusak air di infrastruktur DAS
Sinergitas semua pemangku kebijakan
Integrasi informasi
Stakeholder kawasan
18 Ir. Edy Muhammad Kepala Bappeda Kota
Yogyakarta
12 Okt 2018 Strategi peningkatan pengendalian daya rusak air melalui
pengintegrasian SIM sangat bermanfaat karena mempermudah akses
yang lebih efektif serta efisien
19 Bobot Ariff Adin, ST.,
MT
Kepala DPUPKP Kab
Bantul
4 Okt 2018 Pengintegrasian ini sangat bermanfaat untuk pemrograman penanganan
daya rusak air tepat manfaat. Inovasi ini bisa meningkatkan koordinasi
pemerintah pusat dan daerah secara optimal. Semoga bermanfaat untuk
masyarakat.
20 Ir. Fenti Yusdayati, MT Kepala Bappeda
Kabupaten Bantul
9 Nov 2018 Integrasi sistem informasi sangat bagus jika diterapkan untuk
mengetahui program prioritas yang mendesak
21 Ir. Birendrajana, MT Kasubdit Perencanaan
Direktorat Sungai Pantai
29 Okt 2018 Supaya pengintegrasian sistem informasi pada DAS segera
diimplementasikan
22 Dian Kamila, ST., MT Kasubdit Bintek
Direktorat Sungai Pantai
29 Okt 2018 Supaya pengintegrasian sistem informasi pada DAS di terapkan di
seluruh wilayah Indonesia
23 Febri Iman Harta, ME Kasubdit Wilayah
Timur Direktorat Sungai
Pantai
29 Okt 2018 Pengintegrasian sistem informasi daya rusak air ini sangat berguna dan
segera dapat diimplementasikan di seluruh wilayah Indonesia
24 Ir. Agus Rudyanto,
M.Tech
Kasubdit Pantai
Direktorat Sungai Pantai
29 Okt 2018 Sangat mendukung, adanya integrasi sistem informasi daya rusak air,
sangat bermanfaat efektif efisien untuk menunjang kegiatan SDA
25 Dr. Purbudi Wahyuni Pusat Studi Sungai 13 Okt 2018 Berharap ada kerjasama penelitian
Page 40
40
No. Nama Stakeholder Jabatan Tanggal
Koordinasi Uraian
Pantai UPN Yogyakarta
26 Ir. Slamet Haryanta Asosiasi Komunitas
Sungai Yogyakarta
(AKSY)
11 Okt 2018 Setuju sistem ini sangat bagus, ideal, dan luar biasa, bisa terintegrasi
lintas sektoral dan Kementerian. Sistem ini bisa membagi kewenangan
tugas
27 AG Irawan Keta Forum Komunitas
Sungai Sleman
11 Okt 2018 Melibatkan masyarakat yang tinggal di pinggir Sungai. Melatih
masyarakat untuk menggunakan alat pelaporan informasi tentang kondisi
sungai, perlu indikator keberhasilan, hasil pelaporan dan tindak lanjut
28 Imam Ghozali Komunitas Kali Oyo 11 Okt 2018 Otoritas input data semestinya mendapat pelatihan keahlian aplikasi dan
pengelolaan tentang sungai, alur sungai bantaran, kualitas air, tebing
sungai,
Page 41
41
Berdasarkan hasil koordinasi dan konsolidasi mendapat masukan, saran
serta usulan dan evaluasi terhadap dukungan proyek perubahan Strategi
Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem
Informasi Pada Daerah Aliran Sungai. Hasil koordinasi dan konsolidasi
menunjukkan bahwa secara umum semua stakeholder sangat mendukung Strategi
Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem
Informasi Pada Daerah Aliran Sungai untuk pengelolaan pengendalian daya rusak
air.
3.1.3 Focused Group Discussion Proyek Perubahan
Focused Group Discussion (FGD) dimaksudkan untuk mengumpulkan
data dan informasi yang sistematis terhadap Rencana Proyek Perubahan Strategi
Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem
Informasi Pada Daerah Aliran Sungai. Disamping itu dalam kegiatan Focused
Group Discussion juga digunakan sebagai sarana menyampaikan informasi pada
stakeholder mengenai Rencana Proyek Perubahan Strategi Peningkatan
Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem Informasi dan
mengidentifikasi potensi, kebutuhan, permasalahan, dan alternatif solusi dalam
Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian
Sistem Informasi.
Kegiatan Focused Group Discussion (FGD) Rencana Proyek Perubahan
Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian
Sistem Informasi Pada Daerah Aliran diselenggarakan pada hari Kamis 11
Oktober 2018 jam 09.30 sampai 12.30 bertempat di Ruang Rapat Lantai 3
BBWS Serayu Opak, Jalan Solo Km 6. Kegiatan Focused Group Discussion
diikuti lebih dari 27 peserta stakeholder pengendalian daya rusak air yang berasal
dari stakeholder terkait yang mewakili unsur Pemerintah D.I. Yogyakarta dan
Kabupaten/Kota yang masuk dalam DAS Opak serta stakeholder yang berasal dari
Komunitas Peduli Sungai DAS Opak.
Page 42
42
Kasubdit Sungai Wilayah Barat Ditjen
SDA Kemen PUPR Menyajikan Proyek
Perubahan
Kepala BBWS SO memberikan sambutan
dan membuka acara FGD
Masukan Peserta dalam FGD
Tim SIDARA
Peserta FGD foto bersama
Gambar 3.4 Dokumentasi FGD
Page 43
43
Rangkaian acara Focused Group Discussion (FGD) Rencana Proyek
Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui
Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai meliputi
pembukaan, sambutan-sambutan, presentasi dan diskusi.
Sambutan disampaikan oleh Kepala BBWS Serayu Opak Ir. Tri Bayu
Adjie MA, sekaligus membuka acara. Dalam sambutan disampaikan bahwa acara
ini adalah dalam rangka Proyek Perubahan yang digagas oleh Kepala
Subdirektorat Wilayah Barat Direktorat Sungai Pantai. Berharap Proyek
Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui
Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai ini dapat
diwujudkan. Masukan usul dan saran dari stakeholder sangat diharapkan.
Pada kesempatan berikutnya acara dilanjutkan dengan pemaparan Rencana
Proyek Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui
Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai yang disajikan oleh
Ir. Panca Hermawan, Sp.1Kasubdit Wilayah Barat Direktorat Sungai dan Pantai
sebagai Project Leader dan penyajian Sistem Pengumpulan Data, pengolahan,
penyimpanan dan integrasi sistem informasi oleh Tim. Setelah disampaikan sesi
penyampaian materi sebagai pengantar diskusi dilanjutkan diskusi yang dipandu
oleh moderator.
Berdasarkan hasil penyampaian materi diskusi Rencana Proyek Perubahan
Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian
Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai serta masukan dan aspirasi peserta
FGD dapat dirangkum beberapa kesimpulan sebagai berikut ini:
1. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak menyampaikan sambutan
dan membuka acara FGD, maksud dan tujuan pertemuan FGD
menyampaikan metode integrasi elemen pengendali daya rusak air yang
sedang dicoba pengambilan data lapangan, untuk menerima masukan saran
untuk penyempurnaan.
2. Kepala Subdirektorat Sungai Wilayah Barat membuka rapat menyampaikan
maksud dan tujuan pertemuan rapat dan proyek perubahan Strategi
Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem
Informasi Pada Daerah Aliran Sungai, penyampaian Proyek Perubahan yang
Page 44
44
berisi isu strategis, kondisi saat ini, kondisi yang diinginkan, gap analysis,
dan inovasi yang akan dilakukan, salah satu inovasi yang ditawarkan adalah
pembuatan alat bantu pendukung keputusan di tingkat pusat, berupa aplikasi
dan sistem integrasi informasi.
3. Tim pendukung menyajikan aplikasi pengumpulan data lapangan dengan
sistem android dan integrasi database informasi pengendalian daya rusak air.
4. Apresiasi dan mendukung terhadap aplikasi dan sistem integrasi yang
disajikan, berharap ada tindak lanjut pelatihan cara menginstal dan
menggunakan aplikasi sehingga bisa menindaklanjuti, nanti ditampilkan skala
prioritas penanganan.
5. Adanya dinamika perubahan kondisi sungai, DAS dan daya rusak, perlu
dicatat dan diamati dari waktu ke waktu, sehingga bisa memberikan informasi
dan masukan bagi pusat.
6. Perlu ada pelatihan dan pengadaan smartphone android bagi komunitas
sungai yang akan mendukung kegiatan ini,
7. Lokasi uji coba DAS Opak, sangat strategis karena berbatasan dengan Cagar
Budaya Candi Prambanan, aktivitas penambangan bahan tambang,
kerentanan bencana, kerusakan bangunan, banjir, aliran debris, pencemaran.
8. Sebelumnya ada sistem informasi untuk pengelolaan irigasi yang terdiri dari
akuisisi data lapangan, database ARCGIS (one map policy).
9. Pengisian database dilakukan oleh enumerator yang berasal dari pengamat
dan Juru Sungai yang berasal dari BBWS, Provinsi, Kabupaten/Kota serta
Komunitas Sungai, perlu ada bimbingan teknis dan pelatihan.
10. Informasi permasalahan sedimentasi muara sungai Opak yang menutup
muara menimbulkan potensi genangan banjir.
11. Masukan terkait batasan input data pada aplikasi akuisisi lapangan,
tambahkan kolom isian terkait hidrologi, tambahkan kolom lembaga terkait
(yang bertanggung jawab), analisis proyeksi dana dibutuhkan dan sebagainya.
12. Aplikasi ini lebih ke survei kondisi sungai, fungsi dan sifat aplikasi saat ini:
laporan kondisi, ke depan lebih bagus sifatnya prediksi.
13. Menu di aplikasi akuisisi lapangan terlalu rigid, seandainya aparat lapor,
apakah bisa langsung ditindaklanjuti? smart —> penanganan cepat, apa
Page 45
45
rekomendasi tindakan? ada tidaknya persetujuan admin/operator? ada
kemiripan dengan aplikasi sungai kita (kakak 1 dari SIDARA)
14. Perlu kejelasan siapa yang berwenang mendata, siapa bisa share? masalah
pengaturan alur data, alur informasi, dan kewenangan pengambil kebijakan
semua harus diperjelas nantinya.
Selengkapnya data pendukung kegiatan pelaksanaan FGD dapat dilihat pada
Menyusun Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak
Air (SIDARA).
3.1.4 Penyusunan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air (SIDARA)
Penyusunan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya
Rusak Air (SIDARA) dimaksudkan untuk menyediakan perangkat yang
memudahkan pengintegrasian sistem informasi daya rusak air pada Daerah Aliran
Sungai. Alat bantu yang dibuat terdiri dari aplikasi pengambilan data di lapangan,
kemudian melalui proses digitasi sebagai hasil analisa lapangan, yang nantinya
akan dilakukan integrasi oleh unit di Direktorat Sungai Pantai, dan mendukung
pengambilan keputusan dalam pengendalian daya rusak air. Dengan tersedianya
Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air
(SIDARA) para penyelenggara satuan kerja dan kegiatan di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat melakukan tugasnya
secara professional dengan tidak menyimpang dari peraturan dan ketentuan yang
berlaku, sehingga diperoleh hasil yang tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya, dan
tepat manfaat.
Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air
(SIDARA) ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat dan analisa data hingga
menjadi program kerja, tetapi juga mempercepat, mengintegrasikan, serta
melakukan generalisasi data dan informasi Sumber Daya Air. Alat Bantu Sistem
Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) merupakan
sistem yang terdiri dari 3 (tiga) komponen, sebagai berikut ini.
a. Lapisan 1: Digitasi Data dan Aplikasi SIDARA Sebagai Mobile Data
Collection.
Page 46
46
b. Lapisan 2: Platform Penyimpanan dan Analisa Data.
c. Lapisan 3: Platform integrasi data dan pendukung Keputusan.
Pada lapisan pertama, survey lapangan layaknya informasi mengenai
kondisi secara detail dan dokumentasi foto dapat dilakukan dengan aplikasi
SIDARA yang tersedia di Google Play store. Kemudian dari seluruh data
lapangan ini, personal di B/BWS akan melakukan analisis pada platform SIDARA
untuk sebagai bahan diskusi perencanaan program kerja kedepan, tidak hanya
program kegiatan saja tetapi seluruh data geospasial yang berhubungan dapat
divisualisasikan dalam SIDARA.
Pada lapisan kedua, hasil dari diskusi atau rapat pada masing-masing
B/BWS melakukan verifikasi data dan informasi pengelolaan sungai yang tersaji
dalam bentuk peta yang di dalamnya terdapat detail atribut. Data dan informasi
yang tersedia pada masing-masing B/BWS diintegrasikan oleh platform SIDARA
yang berada pada Direktorat Sungai Pantai.
Pada platform SIDARA Direktorat Sungai Pantai akan tervisualisasikan
data informasi dari seluruh B/BWS di Indonesia yang kemudian platform
SIDARA pusat dapat melakukan proses editing, sebagai masukan dalam
pengambilan keputusan pengelolaan sungai. Platform SIDARA Direktorat Sungai
Pantai merupakan platform lapisan ketiga. Adapun beberapa kelebihan platform
SIDARA:
a. Platform ini berbasis peta sehingga memudahkan untuk melihat dimana
pekerjaan dan bagaimana bentuk geometrinya.
b. Platform ini memiliki fungsi details yang mana dapat memudahkan pengguna
untuk mencari dan melakukan sortir data dalam atribut (data pendukung).
c. Platform ini memiliki fungsi analisa geometri seperti panjang, luasan, buffer
(radius batasan), dan lainnya.
Skema Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air
(SIDARA) dapat dilihat pada Gambar berikut ini
Dit Supan
Page 47
47
Gambar 3.5 Skema Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air (SIDARA)
Kegiatan penyusunan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) ini yang disusun dalam rangka Proyek
Perubahan ini telah berhasil dilaksanakan. Uraian mengenai penyusunan Alat
Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA)
dapat dilihat pada Lampiran 4.
3.1.5 Ujicoba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya
Rusak Air di DAS Opak.
Uji coba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya
Rusak Air dimaksudkan untuk mengidentifikasi apakah alat bantu yang telah
disusun bisa diaplikasikan di lapangan, diintegrasikan, dan mampu mendukung
pengambilan keputusan, sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan tujuan uji-
coba adalah untuk melihat apakah aplikasi Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) dapat diimplementasikan lebih lanjut.
Ujicoba dilakukan melalui tahapan:
a. Melakukan pengujian terhadap penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air
b. Melakukan praktek penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air di lapangan
c. Melakukan praktek integrasi, analisis dan penyajian data dalam rangka
mendukung pengambilan keputusan.
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Proyek Perubahan Strategi
Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi Informasi Pada
Daerah Aliran Sungai, perlu ditetapkan lokasi uji coba. Lokasi uji coba yang
ditetapkan. Daerah Aliran Sungai Opak di bawah wilayah pengelolaan Balai
Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat No. 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan
Wilayah Sungai DAS Opak berada pada WS Progo Opak Serang dengan kode
02.17.A2 merupakan WS Wilayah Sungai Lintas Provinsi yang berada di Daerah
Page 48
48
Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah (Gambar III.9). Pemilihan lokasi
uji coba ini dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
a. Merupakan Wilayah Sungai kewenangan pusat.
b. Terdapat permasalahan daya rusak air banjir, lahar dingin, penambangan bahan
tambang, pencemaran, kerusakan bangunan, badai cempaka.
c. Memiliki anak sungai yang melintasi wilayah perkotaan.
d. Merupakan sungai yang diusulkan untuk mendapat penanganan pengendalian
banjir.
e. Terdapat komunitas sungai yang aktif turut berperan serta dalam pengelolaan
sungai.
Page 49
49
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai
Gambar 3.6 Lokasi Uji Coba DAS Opak WS Progo Opak Serang
Page 50
50
Batas WS Progo Opak Serang di sebelah barat adalah WS Serayu
Bogowonto, sebelah timur WS Bengawan Solo, sebelah utara WS Pemali Comal,
sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas Wilayah
Sungai Progo-Opak-Serang adalah 4.077 km2. WS POS terdiri atas 3 (tiga) DAS
utama, yaitu DAS Progo, DAS Opak, dan DAS Serang. Pada DAS Opak terdapat
Sungai Oyo, yang merupakan anak Sungai Opak yang paling besar.
Sungai Opak berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengalir
dari Utara (Kab. Sleman) ke selatan (Kab. Bantul), kemudian bertemu dengan
Sungai Oyo di Kab. Bantul, Sungai Oyo sendiri mengalir dari Timur ke Barat dan
bertemu dengan Sungai Oyo di Kab. Bantul. DAS Opak – Oyo perbatasan paling
timur adalah Kabupaten Wonogiri, luas DAS Opak 1.300 km2, yang 50%-nya
merupakan sub DAS Oyo. Curah hujan di sub DAS Opak lebih tinggi daripada
Sub DAS Oyo. DAS Opak terletak di antara 7032’ sampai 8
01’ Lintang Selatan
dan 110016’ sampai 110
048’ Bujur Timur. Sungai Opak berawal dari lereng
selatan Gunung Merapi, yang tanahnya berupa material kuarter dengan ukuran
yang sangat beragam, mulai dari batu gunung, bolder, gravel, kerikil/koral dan
pasir.
DAS Opak berhulu di Gunung Merapi, dan mempunyai pola aliran sungai
berbentuk radial. Panjang Sungai Opak 65 km mempunyai anak sungai yang
besar yaitu Sungai Oyo, dimana dalam pengembangan sumber daya airnya
diperhitungkan sebagai DAS tersendiri. Bagian hilir Sungai Opak berada di
daerah yang relatif datar dan banyak terdapat endapan yang berupa delta sungai.
DAS Opak bagian utara relief-nya bergunung hingga bergelombang, kemiringan >
15% - 40%, dengan pola aliran radial sentripetal yang rapat dari sungai-sungai
orde satu dan dua. DAS Opak bagian tengah berupa dataran kaki Gunung Merapi,
dengan kepadatan alur sungainya mulai jarang. Dalam DAS Opak bagian tengah
terdapat perbukitan struktural Baturagung dengan kemiringan lereng 25-40%.
Perbukitan struktural Baturagung merupakan jalur patahan yang membentang dari
utara hingga selatan dan bermaterial batuan breksi vulkanik dan tuff.
DAS Opak bagian selatan merupakan dataran fluviovulkan dengan
kemiringan antara 0-8% dan bertopografi datar hingga landai. Material DAS Opak
bagian selatan berupa alluvium endapan sungai dan endapan vulkanik yang
Page 51
51
terbawa oleh air karena erosi. Dataran fluviovulkan terletak di bawah dataran kaki
Gunung Merapi hingga mendekati pertemuan Sungai Opak dan Oyo.
Sungai Opak merupakan sungai orde 1 yang bermuara di Samudera
Hindia. Sungai Opak mempunyai beberapa anak sungai utama (orde 2) antara lain
Sungai Winongo kecil, Sungai Oyo, Sungai Code, Sungai Belik, Sungai
Gajahwong, Sungai Kuning, Sungai Tambakbayan, Sungai Gendol dan Sungai
Ngijo. Dibagian hulu, pemanfaatan lahan sebagian besar digunakan sebagai lahan
pertanian dan galian C, hal ini disebabkan karena DAS Opak berada di aliran
lahar dingin Merapi.
Sungai Oyo berhulu di daerah Pegunungan Seribu di wilayah Kabupaten
Wonogiri yang bermuara di Sungai Opak, mempunyai formasi batuan karst, dan
pola aliran sungai berbentuk rektangular. Alur Sungai Oyo, secara umum
berbelok-belok (meandering), dengan daerah aliran sungainya berupa daerah
pegunungan (perbukitan). Kondisi daerah aliran sungai seperti ini sangat
mempengaruhi karakteristik hidrograf banjir yang terjadi, dimana hujan yang
jatuh di catchment area akan cepat mengalir ke sungai utama dan menimbulkan
luapan air banjir. Luas Sub DAS Oyo ± 639 km2, dengan panjang sungai utama
106,75 km. Debit rerata bulanan Sungai Oyo yang tercatat di AWLR Bunder
adalah 9,31 m3/dt, dengan debit maksimum sebesar 128,0 m3/dt, dan debit
minimum sebesar 0,26 m3/dt.
Page 52
52
Tabel 3.3 Sistem Sungai DAS Opak
Nama SungaiPanjang Sungai
(Km)Nama Sungai
Panjang Sungai
(Km)
Orde 1 1.1 Opak 68.06 3.1 Dodogan 2.99
2.1 Kungal 3.85 3.2 Ciro 6.42
2.2 Cewok 8.30 3.3 Ledok / Pete 3.68
2.3 Belik 14.75 3.4 Pleret 2.69
2.4 Meruwe 8.80 3.5 Mujung 1.12
2.5 Oyo 117.73 3.6 Kedung Semerengan 6.01
2.6 Winongo 50.35 3.7 Klanduan 3.87
2.7 Winongo Kecil 22.56 3.8 Warengan 6.98
2.8 Wenang 2.27 3.9 Ngentiran 5.08
2.9 Wareng 13.54 3.10 Woro 11.44
2.10 Tepus 32.08 3.11 Widoro 10.73
2.11 Tambakbayan 7.92 3.12 Urang 9.45
2.12 Pesing 8.96 3.13 Trasi 11.42
2.13 Ngijo 19.45 3.14 Tempuran 16.13
2.14 Gajah Wong 22.91 3.15 Tangkil 3.41
2.15 Munggi 16.40 3.16 Sembung 13.89
2.16 Mampu 1.83 3.17 Semampir 4.10
2.17 Kuning 38.43 3.18 Roso 6.06
2.18 Gunung Jompong 8.79 3.19 Prambutan 5.93
2.19 Gendol 15.36 3.20 Plutan 7.54
2.20 Bening 11.75 3.21 Kedungbendo 8.59
2.21 Blotan 10.63 3.22 Pentung 10.72
2.22 Boyong 21.17 3.23 Pelang 22.75
2.23 Bulus 14.55 3.24 Ngesrep 1.94
2.24 Code 24.16 3.25 Asat 10.29
3.26 Awet 8.49
3.27 Ngalang 15.12
3.28 Mujung 13.35
3.29 Kedungwringin 10.43
3.30 Kedungsriti 11.51
3.31 Kedungputri 4.81
3.32 Kedungondo 6.16
3.33 Kedungkidang 4.78
3.34 Kedunggedang 13.07
3.35 Jurangtirto 4.67
3.36 Gunung Krakalan 2.72
3.37 Grojogan 10.97
3.38 Gringsing 2.86
3.39 Gondang 3.08
3.40 Gendol 6.09
3.41 Gawe 10.43
3.42 Branjang 15.83
3.43 Jongkangan 0.86
Orde 3
Orde Orde
Orde 2
Page 53
53
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Proyek Perubahan Strategi
Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi Sistem Informasi
Pada Daerah Aliran Sungai dilakukan uji coba terhadap Alat Bantu Sistem
Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA). Jenis ujicoba
yang dilakukan meliputi 3 (tiga) komponen, yaitu
a. Uji coba penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air di DAS Opak BBWS Serayu Opak.
b. Praktek penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air di DAS Opak BBWS Serayu Opak.
c. Praktek integrasi, analisis dan penyajian data dalam rangka mendukung
pengambilan keputusan di DAS Opak BBWS Serayu Opak.
d. Ujicoba penggunaan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air, dilakukan dengan menggunakan aplikasi pengumpulan data
(mobile data collection) SIDARA dan aplikasi Sungai Kita. Uji coba telah
dilaksanakan pada hari Senin 5 November 2018 s.d. Jumat 10 November 2018
bertempat di Ruang Rapat SNVT PJSA Sopalan dan di DAS Opak BBWS
Serayu Opak, meliputi Sungai Opak, Sungai Gajahwong dan Sungai Winongo
Kecil.
Kegiatan Uji coba penggunaan aplikasi pengumpulan data diikuti oleh
lebih dari 6 (enam) orang. Peserta Uji coba pengendalian daya rusak air yang
berasal dari
Project Leader, Tim Uji coba, Staf PPK Sungai dan Pantai, Staf Bidang
Perencanaan dan Program, Staf Bidang OP, Staf Bidang PJSA BBWS Serayu
Opak
Petugas pengamat sungai / irigasi yang berasal dari instansi terkait, Perwakilan
Komunitas Peduli Sungai DAS Opak. Uji coba Ujicoba Alat Bantu Sistem
Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air di DAS Opak Ujicoba Alat
Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air di DAS Opak
dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu (1) penjelasan terhadap aplikasi
pengumpulan data ―SIDARA‖, (2) praktek pengumpulan data di lapangan.
Penjelasan aplikasi disampaikan oleh Tim Pokja 2. Kegiatan praktek di
lapangan dilakukan dengan menggunakan HP masing-masing peserta diawali
Page 54
54
dengan instalasi aplikasi ―SIDARA‖ dan dilanjutkan dengan penggunaan aplikasi
untuk pengumpulan data di lapangan. Ujicoba berlangsung dengan lancar, peserta
mampu memahami aplikasi pengumpulan data ―SIDARA‖, dan bisa
mempraktekkan pengumpulan data di lapangan atas bimbingan Tim Pokja 2 dan
3.
Uji coba platform penyimpanan, pengelolaan dan integrasi data dilakukan
dengan menggunakan aplikasi SIDARA versi panel administrator, dilaksanakan
pada hari Kamis 9 November 2018 s.d. Jumat 10 November 2018 bertempat di
Ruang Rapat SNVT PJSA Sopalan. Ujicoba dilakukan dengan penjelasan
terhadap aplikasi SIDARA versi panel administrator, kegunaan, fasilitas layanan,
dan kemampuan aplikasi dalam pengelolaan basis data yang dapat membuat,
mengunggah, atau mengimpor data dari hasil masukan di lapangan atau basis data
lain yang telah lebih dulu ada, serta kemampuan dalam membuat data geospasial
standar. Kegiatan uji coba platform penyimpanan, pengelolaan dan integrasi data
diikuti oleh lebih dari 8 (delapan) peserta stakeholder pengendalian daya rusak air
yang berasal dari Project Leader, Tim Ujicoba, Staf PPK Sungai dan Pantai, Staf
Bidang Perencanaan dan Program, Staf Bidang OP, Staf Bidang PJSA BBWS
Serayu Opak.
Uji coba platform penyimpanan, pengelolaan dan integrasi data
menyajikan data hasil pengumpulan data di lapangan, melakukan analisis, dan
penyajian data dengan menggunakan platform ―SIDARA‖,. Dengan
menggunakan fitur filter, maka operator dapat melihat visualisasi sungai sesuai
dengan kriteria filter berdasarkan kalimat (jenis) maupun nilainya. Dengan
demikian operator pusat dalam menentukan skala prioritas dan melihatnya dalam
bentuk peta yang di dalamnya berisikan informasi yang bersifat teknis. Selain itu,
BBWS Serayu Opak dapat memasukkan dokumentasi foto beserta keterangannya
di dalam platform SIDARA. Dengan demikian Direktorat Sungai dan Pantai pusat
dapat dengan mudah melihat usulan dengan cara melihatnya melalui tabel dalam
detail di bawah, lalu melakukan filter, kemudian melihat dokumentasi dari setiap
usulan yang ada.
Berdasarkan hasil ujicoba diperoleh hasil bahwa platform SIDARA telah
berfungsi sebagai (1) Platform untuk menentukan skala prioritas dan (2) Platform
Page 55
55
yang mengintegrasikan data dari beberapa aplikasi pengumpul data. Dengan
demikian platform SIDARA telah berfungsi dengan baik, dan di harapkan dapat
diimplementasikan di seluruh balai di Indonesia.
Penjelasan terhadap aplikasi pengumpulan data ―SIDARA‖,
Pelaksanaan uji coba aplikasi pengumpulan data ―SIDARA‖ di lapangan
Pelaksanaan uji coba platform penyimpanan, pengelolaan dan integrasi data
Page 56
56
Gambar 3.7 Dokumentasi Ujicoba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air
Berdasarkan hasil ujicoba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air secara umum dapat dihasilkan bahwa alat bantu
yang telah disusun bisa diaplikasikan di lapangan, diintegrasikan, dan mampu
mendukung pengambilan keputusan dengan beberapa perbaikan. Hasil uji coba
mengindikasikan bahwa aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air (SIDARA) dapat diimplementasikan lebih lanjut untuk
diterapkan pada DAS ataupun Wilayah Sungai Lainnya. Selengkapnya data
pendukung uji coba Sistem pendukung keputusan pengendalian daya rusak air
dapat dilihat pada Lampiran 5.
3.1.6 Menyusun Petunjuk Pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air
Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air
merupakan sistem perangkat lunak integrasi data dan informasi pengendalian daya
rusak air yang dapat digunakan untuk melakukan pengumpulan, penyimpanan,
pengelolaan, analisis, penyajian dan integrasi data daya rusak air. Alat Bantu
Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA)
merupakan sistem yang terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu (1) Digitasi Data dan
Aplikasi SIDARA Sebagai Mobile Data Collection, (2) Platform Penyimpanan
dan Analisa Data, dan (3) Platform integrasi data dan Penentu Keputusan. Agar
Alat Bantu SIDARA tersebut dapat dioperasikan diperlukan adanya petunjuk
pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya
Rusak Air.
Petunjuk Pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air dimaksudkan sebagai pedoman dan acuan bagi para
pengguna baik staf/petugas dari Direktorat Sungai dan Pantai, B/BWS, Dinas
yang terkait di Provinsi dan Kabupaten/Kota, Komunitas Sungai yang mempunyai
kewenangan untuk mengumpulkan, mengelola, menyimpan, menganalisis, dan
mengintegrasikan data. Sedangkan tujuan penyusunan Petunjuk Pengoperasian
Page 57
57
Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air
mewujudkan Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian
Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai.
Ruang Lingkup Petunjuk Pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air adalah sebagai berikut:
a. Penjelasan mengenai fitur-fitur Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air.
b. Tata cara penggunaan alat bantu sistem pendukung keputusan pengendalian
daya rusak air.
c. Petunjuk penggunaan digitasi data dan aplikasi SIDARA sebagai Mobile Data
Collection.
d. Petunjuk penggunaan platform penyimpanan dan analisa data.
Selengkapnya petunjuk pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air dapat dilihat pada Lampiran 6.
3.1.7 Melaksanakan Sosialisasi Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air
Sosialisasi Proyek Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya
Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai
dilaksanakan untuk menyampaikan dan memperkenalkan Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) yang telah disusun serta
hasil ujicoba yang telah dilaksanakan. Sosialisasi dilaksanakan secara bertahap,
dalam jangka pendek dilakukan sosialisasi Penyusunan aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) dan hasil uji
coba di DAS Opak BBWS Serayu Opak. Sosialisasi dalam jangka menengah
untuk B/BWS di Pulau Jawa dan Sumatera serta dalam Jangka Panjang untuk
seluruh wilayah Indonesia. Sosialisasi Penyusunan aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) yang dilaksanakan
merupakan sosialisasi jangka pendek tahun 2018.
Sosialisasi jangka pendek dimaksudkan untuk menginformasikan hasil
penyusunan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air
(SIDARA), cara penggunaan, serta lesson learned berdasarkan hasil pelaksanaan
Page 58
58
ujicoba pada DAS Opak. Sosialisasi dilaksanakan 3 (tiga) kali dengan peserta
yang berasal dari DAS Opak bagian hulu, tengah dan hilir.
Tabel 3.4 Pelaksanaan Sosialisasi Penyusunan Aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA)
No. Tanggal Tempat Peserta Hasil Keterangan
1 Kamis, 8
November
2018
BBWS
Serayu
Opak
BBWS Serayu
Opak, Bappeda
DIY, Dinas PUP
ESDM DIY, Dinas
Kehutanan dan
Perkebunan DIY,
Dinas PU Kota
Yogyakarta,
Bappeda Kota
Yogyakarta,
Komunitas Sungai
Kota Yogyakarta
Adanya pemahaman
mengenai Aplikasi
Sistem Pendukung
Keputusan
Pengendalian Daya
Rusak Air (SIDARA)
dan masukan untuk
penyempurnaan
DAS Opak
Bagian
Tengah
2 Jumat, 9
November
2018
BBWS
Serayu
Opak
BBWS Serayu
Opak
BBWS Serayu
Opak, Dinas PU
Kabupaten Sleman,
Bappeda Kabupaten
Sleman, Komunitas
Sungai Kabupaten
Sleman
Adanya pemahaman
mengenai Aplikasi
Sistem Pendukung
Keputusan
Pengendalian Daya
Rusak Air (SIDARA)
dan masukan untuk
penyempurnaan
DAS Opak
Bagian
Hulu
3 Senin, 12
November
2018
BBWS
Serayu
Opak
BBWS Serayu
Opak, Dinas PU
Kabupaten Bantul,
Bappeda Kabupaten
Bantul, Komunitas
Sungai Kabupaten
Bantul
Adanya pemahaman
mengenai Aplikasi
Sistem Pendukung
Keputusan
Pengendalian Daya
Rusak Air (SIDARA)
dan masukan untuk
penyempurnaan
DAS Opak
Bagian
Hilir
A. Sosialisasi ke 1 DAS Opak Bagian Tengah
Sosialisasi pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 8 November
2018 bertempat di Ruang Sidang Lantai 3 BBWS Serayu Opak Jalan Solo Km. 6
Yogyakarta. Sosialisasi diikuti dari peserta yang berasal dari stakeholder DAS
Opak Bagian Tengah, antara lain BBWS Serayu Opak, Bappeda D.I. Yogyakarta,
Dinas PUP ESDM D.I. Yogyakarta, Dinas Kehutanan dan Perkebunan D.I.
Yogyakarta, Dinas PU Kota Yogyakarta, Bappeda Kota Yogyakarta, Komunitas
Sungai Kota Yogyakarta. Susunan acara sosialisasi adalah sebagai berikut:
Page 59
59
1. Sambutan dan pembukaan oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu
Opak, Bapak Ir. Tri Bayu Adji, MA.
2. Presentasi inovasi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui
Integrasi Informasi Pada Daerah Aliran Sungai, oleh Project Leader Ir. Panca
Hermawan
3. Presentasi penyusunan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air (SIDARA), oleh Tim Penyusun Aplikasi
4. Presentasi Lesson learned berdasarkan hasil pelaksanaan ujicoba aplikasi
Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA), oleh
Tim Penyusun Aplikasi
5. Diskusi dan pembahasan
Dalam sosialisasi ini juga disampaikan masukan agar B/BWS, Dinas
Kab./Kota, mulai menyiapkan data, program, dan kelengkapan lainnya dalam
rangka penerapan aplikasi SIDARA. Sesuai dengan tujuan proyek perubahan,
bahwa ujicoba aplikasi SIDARA dilaksanakan pada Tahun 2018 di DAS Opak
BBWS Serayu Opak. Penerapan direncanakan pada Tahun 2019-2020 untuk di
lingkungan B/BWS di Pulau Jawa. Dan dilanjutkan mulai tahun 2020 untuk
seluruh Indonesia.
Pelaksanaan sosialisasi yang pertama ini dapat berlangsung dengan baik,
peserta antusias mengikuti acara dan mencoba secara langsung aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA). Peserta
umumnya memberikan apresiasi yang baik terhadap aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) yang diyakini mampu
mempercepat (akselerasi) dan meningkatkan kualitas pengendalian daya rusak air.
Disamping itu berdasarkan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air (SIDARA) ini juga dapat untuk meningkatkan sinergi kebijakan
dengan basis anggaran, mengatur siapa berbuat apa. Dalam sosialisasi juga
dijelaskan siapa pengguna aplikasi (user) yang dapat melakukan pemasukan data,
edit dan analisis atau hanya melihat data.
Page 60
60
Kepala BBWS SO Membuka Acara
Peserta Sosialisasi
Tim SIDARA Menyampaikan Materi
Peserta Sosialisasi Foto Bersama
Gambar 3.8 Dokumentasi Pelaksanaan Sosialisasi ke 1 untuk Kabupaten
Sleman Tanggal 9 November 2018
Page 61
61
B. Sosialisasi ke 2 DAS Opak Bagian Hilir
Sosialisasi ke dua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 9 November 2018
bertempat di Ruang Sidang Lantai 3 BBWS Serayu Opak Jalan Solo Km. 6
Yogyakarta, diikuti oleh peserta yang berasal dari stakeholder sungai Opak bagian
hilir. Susunan acara sosialisasi adalah sebagai berikut:
1. Sambutan dan pembukaan oleh Kepala SNVT PJSA Balai Besar Wilayah
Sungai Serayu Opak.
2. Presentasi inovasi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi
Informasi Pada Daerah Aliran Sungai, oleh Project Leader Ir. Panca
Hermawan.
3. Presentasi penyusunan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air (SIDARA), oleh Tim Penyusun Aplikasi.
4. Presentasi Lesson learned berdasarkan hasil pelaksanaan ujicoba aplikasi
Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA), oleh
Tim Penyusun Aplikasi.
5. Diskusi dan pembahasan.
Pelaksanaan sosialisasi ke dua ini dapat berlangsung dengan baik, peserta
antusias mengikuti acara dan mencoba secara langsung aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA). Peserta
umumnya memberikan apresiasi yang baik terhadap aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA). Berdasarkan hasil diskusi
diketahui perlu disiapkan petugas pengamat sungai, juru sungai, dan partisipasi
dari komunitas sungai dalam mempercepat penerapan aplikasi SIDARA.
Disamping itu berdasarkan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air (SIDARA) ini juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat peduli sungai.
Page 62
62
Pembukaan Acara
Peserta Sosialisasi
Tim SIDARA Menjelaskan ke Peserta
Tim SIDARA Menjelaskan ke Peserta
Peserta Sosialisasi Foto Bersama
Gambar 3.9 Dokumentasi Pelaksanaan Sosialisasi Kedua untuk Kabupaten
Bantul Tanggal 9 November 2018
Page 63
63
C. Sosialisasi ke 3 DAS Opak Bagian Hulu
Sosialisasi ke tiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 November
2018 bertempat di Ruang Sidang Lantai 3 BBWS Serayu Opak Jalan Solo Km. 6
Yogyakarta. Sosialisasi ke tiga diikuti peserta yang berasal dari stakeholder DAS
Opak bagian hulu, meliputi BBWS Serayu Opak, Dinas PU Kabupaten Sleman,
Bappeda Kabupaten Sleman, Komunitas Sungai Kabupaten Sleman. Susunan
acara Sosialisasi ke tiga adalah sebagai berikut:
1. Sambutan dan pembukaan oleh Kepala SNVT PJSA Balai Besar Wilayah
Sungai Serayu Opak.
2. Presentasi inovasi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi
Informasi Pada Daerah Aliran Sungai, oleh Project Leader Ir. Panca
Hermawan.
3. Presentasi penyusunan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air (SIDARA), oleh Tim Penyusun Aplikasi.
4. Presentasi Lesson Learned berdasarkan hasil pelaksanaan ujicoba aplikasi
Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA), oleh
Tim Penyusun Aplikasi.
5. Diskusi dan pembahasan.
Pelaksanaan sosialisasi ke tiga ini dapat berlangsung dengan baik, peserta
antusias mengikuti acara dan mencoba secara langsung pengintegrasian sistem
informasi Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA). Peserta umumnya
memberikan apresiasi yang baik terhadap Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA). Dalam diskusi peserta
menginformasikan mengenai permasalahan sungai, dan mekanisme laporan yang
harus dilakukan. Peserta sosialisasi meyakini bahwa pengintegrasian Sistem
Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) ini sangat
bermanfaat. Sebagian peserta berharap agar bisa diterapkan di lapangan.
Selengkapnya pelaksanaan sosialisasi dapat dilihat pada Lampiran 7 (Undangan
ada 3, absen 3, notulen ada 3 kegiatan, foto/dokumentasi)
Page 64
64
Pembukaan Acara
Peserta Sosialisasi
Tim SIDARA Menjelaskan ke Peserta
Tim SIDARA Menjelaskan ke Peserta
Peserta Sosialisasi Foto Bersama
Gambar 3.10 Dokumentasi Pelaksanaan Sosialisasi Ketiga untuk Kabupaten
Bantul Tanggal 12 November 2018
3.1.8 Monitoring dan Evaluasi Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air
Kegiatan monitoring dimaksudkan sebagai upaya memantau pelaksanaan
Proyek Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui
Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai. Sedangkan
Page 65
65
evaluasi dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap pelaksanaan Proyek
Perubahan jangka Pendek. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh Project
Leader dan anggota Tim Efektif Direktorat Sungai dan Pantai. Pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan monitoring dan evaluasi meliputi:
a. Pembentukan Tim Efektif Proyek Perubahan.
b. Koordinasi dan konsolidasi dengan stakeholder.
c. FGD antara stakeholder.
d. Menyusun Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak
Air.
e. Uji coba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan.
f. Petunjuk pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung Pengendalian Daya
Rusak Air.
g. Sosialisasi Alat Bantu Sistem Pendukung Pengendalian Daya Rusak Air.
h. Laporan monev uji coba Alat Bantu Sistem Pendukung.
i. Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air.
Metode yang digunakan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi Proyek
Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi
Informasi Pada Daerah Aliran Sungai ini, adalah:
a. Rapat Berkala Tim Efektif;
b. Kunjungan lapangan; dan
c. Komunikasi menggunakan percakapan online (WA Group).
Rapat Tim Efektif berkala dilaksanakan untuk membahas pelaksanaan
pekerjaan proyek perubahan seperti dijelaskan sebelumnya. Dalam rapat tersebut
dibahas progres, kendala, serta solusi penyelesaian dari masing-masing pekerjaan.
Kunjungan lapangan bermaksud untuk memantau pelaksanaan penyusunan serta
uji coba aplikasi Integrasi Informasi Pada Daerah Aliran Sungai yang dalam hal
ini disusun dan di-ujicoba-kan di DAS Opak. Sedangkan, penggunaan grup
percakapan online, adalah upaya pemantauan progres, kendala, dan solusi
penyelesaian dengan komunikasi yang lebih intensif dan setiap saat untuk
percepatan pelaksanaan proyek perubahan, terutama antara Tim Efektif yang
berada di Jakarta dan yang berada di Yogyakarta.
Page 66
66
Rapat monitoring dan evaluasi pelaksanaan Proyek Perubahan Strategi
Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem
Informasi Pada Daerah Aliran Sungai dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali
sebagaimana Tabel berikut.
Tabel 3.5 Monitoring dan Evaluasi Uji Coba Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air
No. Kegiatan Rapat
Pembahasan
Pelaksanaan Hasil
1 Rapat
monitoring dan
evaluasi ke 1
Jumat 2
November
2018
Di Kantor
BBWS
Serayu
Opak
Yogyakarta
Sebagian kegiatan telah dilaksanakan
seluruhnya, yaitu
- Membentuk Tim Efektif,
- Koordinasi dan konsolidasi Stakeholder,
- Focused Group Discussion,
- Menyusun Alat Bantu,
- Sosialisasi,
Kegiatan yang telah terlaksana sebagian
adalah
- Ujicoba
- Petunjuk Operasi,
- Monitoring dan Evaluasi
- penyusunan Draft Surat Edaran Dirjen
SDA
2 Rapat
monitoring dan
evaluasi ke 2
Rabu 14
November
2018
Di Kantor
BBWS
Serayu
Opak
Yogyakarta
Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan yang
telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan,
Perlu dilakukan percepatan terhadap
kegiatan yang belum dilaksanakan
3 Rapat
monitoring dan
evaluasi ke 3
Jumat 16
November
2018
Di Ruang
Rapat
Bendungan
Batutegi,
Gedung
SDA lt 7
Evaluasi pelaksanaan kegiatan Uji Coba
telah terlaksana dengan baik, telah
menggambarkan pelaksanaan kegiatan
pengumpulan data dan integrasi, terdapat
beberapa sedikit kekurangan dalam aplikasi
dan sistem integrasi yang langsung
diperbaiki
Page 67
67
Gambar 3.11 Dokumentasi Rapat Monitoring dan Evaluasi
Hasil monitoring menunjukkan bahwa seluruh kegiatan Proyek Perubahan
Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Integrasi Informasi
Pada Daerah Aliran Sungai telah dilaksanakan. Sedangkan hasil evaluasi
menunjukkan kegiatan Proyek Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian
Daya Rusak Air Melalui Integrasi Informasi Pada Daerah Aliran Sungai mengarah
kepada pencapaian tujuan pengintegrasian data dan informasi dalam rangka
peningkatan pengendalian banjir. Adapun pelaksanaan monitoring dan evaluasi
Rapat Berkala Tim Efektif dan kunjungan lapangan seperti pada Tabel 3.5 dengan
bukti pelaksanaan pada Lampiran 8.
Page 68
68
3.1.9 Penyusunan Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air
Tentang Pengintegrasian Sistem Informasi Pengendalian Daya Rusak
Air
Dalam rangka pemberlakuan Integrasi Sistem Informasi Pengendalian
Daya Rusak Air perlu disusun legal aspek berupa Surat Edaran Direktur Jenderal
Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Untuk
merencanakan substansi Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air perlu
disusun Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air tentang
Pengintegrasian Sistem Informasi Pengendalian Daya Rusak Air. Penyusunan
Draft Surat Edaran disusun berdasarkan masukan hasil koordinasi dan konsolidasi
stakeholder, hasil Focus Group Discussion, penyusunan aplikasi, ujicoba dan
sosialisasi pengintegrasian Sistem Informasi Pengendalian Daya Rusak air, serta
rapat pembahasan, yang diselenggarakan tanggal 26 November 2018 di R Rapat
Bendungan Batutegi Gedung SDA Lantai 7 Jl Pattimura No. 20 Jakarta Selatan.
Muatan isi dari Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air
adalah sebagai berikut:
a. Umum berisi pertimbangan perlunya untuk menerapkan pengintegrasian sistem
informasi Pengendalian Daya Rusak air,
b. Dasar hukum dalam pengintegrasian sistem informasi Pengendalian Daya
Rusak air,
c. Maksud dan Tujuan pengintegrasian sistem informasi Pengendalian Daya
Rusak air
d. Ruang Lingkup pengintegrasian sistem informasi Pengendalian Daya Rusak
air, Alat Bantu pengintegrasian sistem informasi Pengendalian Daya Rusak air,
Tata Cara pengintegrasian sistem informasi Pengendalian Daya Rusak air, dan
e. Penutup menyajikan lampiran dan mulainya berlaku Surat Edaran
Pada bagian umum disampaikan latar belakang, bahwa pengendalian daya
rusak air memerlukan dukungan basis data secara lengkap, akurat, dan aktual
berdasarkan tahapan kegiatan Survei Investigasi Desain Pembebasan Lahan
Pelaksanaan Konstruksi serta Operasi dan Pemeliharaan (SIDLACOM). Data dan
informasi pengendalian daya rusak air saat ini telah tersedia tersebar pada masing-
masing Balai di seluruh wilayah Indonesia. Dalam rangka meningkatkan
Page 69
69
Pengendalian Daya Rusak Air perlu dilakukan pengintegrasian sistem informasi
dan data sungai yang saat ini sudah tersedia pada masing-masing Balai/Balai
Besar Wilayah Sungai di seluruh Wilayah Indonesia. Dalam rangka
pengintegrasian sistem informasi dan data sungai telah disusun alat bantu Sistem
Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA), merupakan
perangkat yang dimaksudkan untuk memudahkan pengintegrasian Sistem
Informasi Daya Rusak Air pada Daerah Aliran Sungai
Gambar 3.12 Dokumentasi Rapat Pembahasan Penyusunan Draft Surat
Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Tentang
Pengintegrasian Sistem Informasi Pengendalian Daya Rusak
Air
Surat Edaran ini dimaksudkan untuk menyediakan acuan bagi Balai Besar
Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai di Lingkungan Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air dalam menyelenggarakan kegiatan pengendalian daya rusak air
Page 70
70
khususnya dalam pengambilan, penyimpanan, pengelolaan, penyajian dan
pengintegrasian data dan informasi pengendalian daya rusak air. Sedangkan
tujuan Surat Edaran ini adalah agar Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah
Sungai dapat mendukung integrasi sistem informasi pengendalian daya rusak air,
sehingga kegiatan pengendalian daya rusak air melalui perencanaan,
pemrograman, pelaksanaan, pengendalian serta persiapan Operasi dan
Pemeliharaan dapat dilakukan secara terstruktur, masif, tuntas dan berorientasi
manfaat.
Ruang lingkup Surat Edaran Integrasi Sistem Informasi Pengendalian
Daya Rusak Air ini adalah sebagai berikut:
a. Penjelasan mengenai alat bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air (SIDARA).
b. Pedoman penggunaan aplikasi pengambilan data dan digitasi data Aplikasi
SIDARA Sebagai Mobile Data Collection.
c. Pedoman penggunaan platform penyimpanan, analisa data, integrasi data dan
pendukung keputusan.
Pada bagian penutup Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumer Daya Air
berisi uraian sebagai berikut.
a. Ketentuan lebih lanjut mengenai Integrasi Sistem Informasi Pengendalian Daya
Rusak Air ini sebagaimana tercantum dalam Lampiran Surat Edaran ini yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
b. Surat Edaran ini berlaku mulai tanggal ditetapkan,
Uraian lengkap tentang pengintegrasian sistem informasi Pengendalian
Daya Rusak air dalam Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air
Tentang pengintegrasian Sistem Informasi Pengendalian Daya Rusak Air dapat
dilihat pada Lampiran 9.
3.2 Dukungan dan Keterlibatan Stakeholders
Stakeholder adalah individu, kelompok, atau institusi yang memiliki
kepentingan terhadap sumber daya ataupun Outcome / hasil dari suatu proyek dan
/ atau seseorang / institusi yang berpotensi terkena dampak baik positif maupun
negatif jika kondisi proyek berubah atau tetap sama.
Page 71
71
Dalam kegiatan pengendalian daya rusak air, terdapat beberapa
stakeholder terkait. Para stakeholder tersebut memiliki keterkaitan dengan proyek
perubahan yang disusun, misalnya pada tahap pengembangan alat bantu sistem
pendukung keputusan pengendalian daya rusak air oleh para stakeholder dapat
memberikan saran pembangunan basis data dan apabila alat bantu sistem
pendukung keputusan pengendalian daya rusak air telah terbangun dan
terimplementasi maka para stakeholder dapat mengambil data pengendalian daya
rusak air yang diperlukan untuk wilayah kerja stakeholder masing-masing.
Berdasarkan pengaruh signifikan atau tingkat kepentingannya terhadap
kesuksesan pelaksanaan strategi dan program, stakeholders terbagi menjadi tiga
kategori stakeholder, yaitu stakeholders primer, stakeholders sekunder dan
stakeholders utama. Stakeholder utama / kunci adalah seseorang yang memiliki
pengaruh signifikan atau penting terhadap kesuksesan kegiatan, sedangkan
stakeholder primer adalah pihak – pihak yang memiliki kepentingan terhadap
kegiatan dan juga turut menanggung resiko, dan stakeholder sekunder adalah
pihak yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh proyek namun tidak
berdampak langsung bagi keberlanjutan kegiatan. Pembagian stakeholders
berdasarkan tingkat kepentingannya pada lokasi uji coba DAS Opak BBWS
Serayu Opak dapat dilihat pada Tabel 3.6
Page 72
72
Tabel 3.6 Pembagian Stakeholder Berdasarkan tingkat Kepentingannya
Utama Primer Sekunder
1. Menteri PUPR
2. Dirjen SDA Kementerian PUPR
1. Direktur Sungai Pantai Ditjend SDA
2. Kasubdit Perencanaan Direktorat Sungai Pantai
3. Kasubdit Bintek Direktorat Sungai Pantai
4. Kasubdit Wilayah Timur Direktorat Sungai
Pantai
5. Kasubdit Pantai Direktorat Sungai Pantai
1. Kepala Biro PKLN Kementerian PUPR
2. Setditjen SDA
3. Direktur Pengembangan Jaringan Sumber Daya
Air Ditjend SDA
4. Direktur Operasi dan Pemeliharaan Ditjend
SDA
5. Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air,
Ditjend SDA
6. Asdep Infrastruktur Sumber Daya Air, Deputi
Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah, Kemenko Ekuin,
7. Direktur Pengairan dan Irigasi Bapennas,
8. Kepala BBWS Serayu Opak Ditjend SDA
9. Kepala Bappeda DIY
10. Kepala Dinas PUP ESDM dan Energi DIY
11. Ka Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY
12. Kepala Dinas PU PKP Kabupaten Sleman
13. Kepala Bappeda Kabupaten Sleman
14. Kepala Dinas PU Kota Yogyakarta
15. Kepala Bappeda Kota Yogyakarta
16. Kepala DPUPKP Kab Bantul
17. Kepala Bappeda Kabupaten Bantul
18. Pusat Studi Manajemen Sungai Pantai UPN
Yogyakarta
19. Komunitas Kali Oyo
20. Asosiasi Komunitas Sungai Yogyakarta
(AKSY)
21. Ketua Forum Kali Sungai Sleman
Page 73
73
Berdasarkan kedekatan interaksinya terhadap rencana kegiatan,
stakeholders dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu (1) stakeholders internal
dan (2) stakeholders eksternal. Stakeholders internal merupakan stakeholders
yang berinteraksi langsung dan berpengaruh langsung terhadap proyek sedangkan
stakeholders eksternal memiliki pengaruh kepada proyek namun tidak dapat
secara langsung mempengaruhi atau mengeluarkan keputusan proyek. Pembagian
stakeholders internal dan eksternal yang terkait dengan proyek perubahan ini pada
lokasi ujicoba DAS Opak BBWS Serayu Opak terlihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Pembagian Stakeholder Berdasarkan Kedekatan Interaksinya
Stakeholder Internal Eksternal
1. Menteri PUPR
2. Dirjen SDA Kementerian PUPR
3. Direktur Sungai Pantai Ditjend SDA
4. Kasubdit Perencanaan Direktorat Sungai
Pantai
5. Kasubdit Bintek Direktorat Sungai Pantai
6. Kasubdit Wilayah Timur Direktorat
Sungai Pantai
7. Kasubdit Pantai Direktorat Sungai Pantai
1. Kepala Biro PKLN Kementerian PUPR
2. Setditjen SDA
3. Direktur Pengembangan Jaringan Sumber
Daya Air Ditjend SDA
4. Direktur Operasi dan Pemeliharaan Ditjend
SDA
5. Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya
Air, Ditjend SDA
6. Asdep Infrastruktur Sumber Daya Air,
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah,
Kemenko Ekuin,
7. Direktur Pengairan dan Irigasi Bapennas,
8. Kepala BBWS Serayu Opak Ditjend SDA
9. Kepala Bappeda DIY
10. Kepala Dinas PUP ESDM dan Energi DIY
11. Ka Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY
12. Kepala Dinas PU PKP Kabupaten Sleman
13. Kepala Bappeda Kabupaten Sleman
14. Kepala Dinas PU Kota Yogyakarta
15. Kepala Bappeda Kota Yogyakarta
16. Kepala DPUPKP Kab Bantul
17. Kepala Bappeda Kabupaten Bantul
18. Pusat Studi Manajemen Sungai Pantai UPN
Yogyakarta
19. Komunitas Kali Oyo
20. Asosiasi Komunitas Sungai Yogyakarta
(AKSY)
21. Ketua Forum Kali Sungai Sleman
Page 74
74
Berdasarkan tingkat pengaruh dan kepentingannya stakeholders tersebut
terbagi menjadi 4 (empat) kategori, yaitu promoter, defender, latent, dan apathetic.
Yang dimaksud dengan tingkat pengaruh menunjukkan apa yang dapat dilakukan
oleh stakeholder terhadap proyek dan tingkat kepentingan memperlihatkan hasil
proyek yang dapat meningkatkan tingkat pemenuhan kebutuhan / kepuasan para
stakeholder.
a. Promoter memiliki kepentingan besar terhadap proyek, dapat memberikan
dampak secara langsung dan dapat memutuskan hal-hal tertentu dalam proyek;
b. Defender memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan dukungannya
dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi proyek;
c. Latent tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam proyek,
tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi proyek jika mereka
menjadi tertarik; dan
d. Apathetic kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan mungkin
tidak mengetahui adanya proyek.
Pembagian kuadran tingkat pengaruh dan tingkat kepentingan stakeholders
pada lokasi uji coba DAS Opak BBWS Serayu Opak sebelum dilakukan
koordinasi, konsolidasi, dan meyakinkan stakeholders pada Proyek Perubahan
Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian
Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai adalah sebagaimana gambar berikut.
Page 75
75
Gambar 3.13 Kuadran Analisis Stakeholder
Dikarenakan tingkat pengaruh, dukungan dan kepentingan yang berbeda,
diperlukan pola komunikasi yang berbeda pula. Berdasarkan pola komunikasinya,
stakeholders tersebut terbagi menjadi 4 (empat) pola komunikasi, yaitu:
a. Konsultatif, untuk stakeholder promoter yang merupakan stakeholders utama,
pemimpin proyek dapat meminta arahan dari stakeholders tersebut.
Inte
rest (-
)
Inte
rest (+
)
1. Menteri PUPR
2. Dirjend Sumber Daya Air KementerianPUPR
3. Direktur Sungai dan Pantai
1. Kasubdit Perencanaan 2. Kasubdit Bimtek
3. Kasubdit WilTim
4. Kasubdit Pantai
1. Pusat Studi Sungai dan Pantai
UPN Yogyakarta 2. Asosiasi Komunitas Sungai
Yogya (AKSY)
3. Komunitas Kali Oyo 4. Forum Komunitas Sungai
Sleman
1. Setdirjend SDA,
2. Direktur Bina OP
3. Direktur PJSDA
4. Direktur BPSDA
5. Karo PA-KLN
6. Ka. BBWS Serayu Opak
7. Asdep Infrastruktur SDA, Kemenko
Perekonomian.
8. Direktur Pengairan dan Irigasi Bappenas
9. Kepala Bappeda DIY
10. Kepala Dinas PUP ESDM DIY
11. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan
DIY
12. Kepala Bappeda Kota Yogyakarta,
13. Kepala Bappeda Kab. Bantul,
14. Kepala Bappeda Kab Sleman
15. Kepala Dinas PU Kota Yogyakarta,
16. Kepala Dinas PU Kab. Bantul,
17. Kepala Dinas PU Kab. Sleman
KEPENTINGAN KECIL KEPENTINGAN BESAR
PE
NG
AR
UH
KU
AT
P
EN
GA
RU
H
LE
MA
H
Pengaruh Kekuatan (+)
Pengaruh Kekuatan (-)
LATENT PROMOTERS
DEFENDER APHATETIC
Page 76
76
b. Koordinatif, untuk stakeholder promoter yang merupakan stakeholders
primer, pemimpin proyek dapat meminta saran dan berkoordinasi untuk
mengambil keputusan proyek.
c. Persuasif, untuk stakeholder latent yang merupakan stakeholders sekunder,
pemimpin proyek dapat meminta saran tetapi tidak mempengaruhi proyek
secara langsung.
d. Informatif, untuk stakeholder apathetic yang merupakan stakeholders
sekunder dan untuk stakeholder defender yang merupakan stakeholders primer,
pemimpin proyek dapat memberikan informasi terkait proyek.
e. Edukatif, untuk stakeholder apathetic yang merupakan stakeholders sekunder,
pemimpin proyek dapat memberikan informasi terkait proyek.
Pembagian kuadran stakeholder berdasarkan pola komunikasi diperlihatkan pada
Gambar 3.14 Strategi Komunikasi Stakeholder.
Gambar 3.14 Kuadran Analisis Stakeholder Berdasarkan Jenis Komunikasi.
Konsultatif
Koordinatif
Informatif
Informatif
Koordinatif
Persuasif
KEPENTINGAN KECIL KEPENTINGAN BESAR
PE
NG
AR
UH
KU
AT
PE
NG
AR
UH
L
EM
AH
Inte
rest (-
)
Inte
rest (+
)
Pengaruh Kekuatan (+)
Pengaruh Kekuatan (-)
LATENT PROMOTERS
DEFENDER APHATETIC
Page 77
77
Berdasarkan jawaban dari para stakeholder terlihat bahwa semua
stakeholder mendukung Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air
Melalui Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai untuk
pengelolaan pengendalian daya rusak air.
Jawaban dari para stakeholder:
a. Stakeholder Setditjen SDA, Direktur Bina OP, Direktur PJSDA, Direktur
BPSDA, Karo PA-KLN, Ka. BBWS Serayu Opak, Asdep Infrastruktur SDA,
Kemenko Perekonomian., Direktur Pengairan dan Irigasi Bappenas, Kepala
Bappeda DIY, Kepala Dinas PUP ESDM DIY, Kepala Dinas Kehutanan
Provinsi, Kepala Bappeda Kota Yogyakarta, Kepala Bappeda Kab. Bantul,
Kepala Bappeda Kab Sleman, Kepala Dinas PU Kota Yogyakarta, Kepala
Dinas PU Kab. Bantul, dan Kepala Dinas PU Kab Sleman. Setelah dilakukan
koordinasi dan konsolidasi yang awalnya memiliki nilai pengaruh dan
dukungan (++) bergeser menjadi sangat mendukung (+++), dengan tingkat
pengaruh tetap, stakeholder tersebut mendukung implementasi alat bantu
sistem pendukung keputusan pengendalian daya rusak air. Agar dapat segera
diimplementasikan sebagai terobosan pengelolaan daya rusak air yang cepat,
akurat dan berorientasi manfaat serta menurunkan biaya administrasi,
memastikan kemanfaatan kegiatan, langkah pengendalian daya rusak lebih
terarah, menjadi terobosan menuju implementasi untuk pengendalian daya
rusak air.
b. Stakeholder dari pemerintah Propinsi, pemerintah Kabupaten/Kota dan
Perguruan Tinggi dan komunitas peduli sungai (Kepala Bappeda DIY, Kepala
Dinas PUP ESDM DIY, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi, Kepala Bappeda
Kota Yogyakarta, Kepala Bappeda Kab. Bantul, Kepala Bappeda Kab Sleman,
Kepala Dinas PU Kota Yogyakarta, Kepala Dinas PU Kab. Bantul, dan Kepala
Dinas PU Kab Sleman Pusat Studi Manajemen Sungai Pantai UPN Yogyakarta
dan Komunitas Kali Oyo), yang awalnya memiliki nilai pengaruh dan
dukungan (+/-) bergeser menjadi mendukung (++), dengan tingkat pengaruh
tetap, stakeholder tersebut mendukung implementasi alat bantu sistem
pendukung keputusan pengendalian daya rusak air. Agar dapat segera
diimplementasikan sebagai terobosan pengelolaan daya rusak air yang cepat,
Page 78
78
akurat dan berorientasi manfaat serta menurunkan biaya administrasi,
memastikan kemanfaatan kegiatan, langkah pengendalian daya rusak lebih
terarah, menjadi terobosan menuju implementasi untuk pengendalian daya
rusak air.
c. Sedangkan stakeholder lainnya (Menteri PUPR, Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air Kementerian PUPR, Direktur Sungai dan Pantai dan Kasubdit
Perencanaan, Kasubdit Bimtek, Kasubdit Wiltim, Kasubdit Pantai), tidak
mengalami perubahan karena dari awal semua sudah mendukung proyek
perubahan.
Setelah melakukan koordinasi, konsolidasi dan meyakinkan stakeholders
pada Proyek Perubahan Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air
Melalui Pengintegrasian Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai
sebagaimana dibahas dalam sub bab 3.1.2, Tabel 3.2 dan Lampiran 2, maka dapat
diidentifikasikan adanya perubahan dukungan yang tertuang dalam Gambar
Kuadran Analisis Stakeholder sebagaimana gambar berikut.
Page 79
79
Gambar 3.15 Perubahan Kuadran Analisis Stakeholder Setelah Koordinasi
dan Konsolidasi
Analisis stakeholders yang terkait dengan pengendalian daya rusak air
meliputi identifikasi Stakeholder, tingkat pengaruh, pola komunikasi, dan
hubungan antar stakeholders, serta perubahannya diperlihatkan tabel 3.8 dan Net
Map stakeholder analisis sebagaimana pada Gambar 3.16.
Inte
rest (-
)
Inte
rest (+
)
1. Menteri PUPR
2. Dirjend Sumber Daya Air KementerianPUPR
3. Direktur Sungai dan Pantai
4. Setdirjend SDA,
5. Direktur Bina OP
6. Direktur PJSDA
7. Direktur BPSDA
8. Karo PA-KLN
9. Ka. BBWS Serayu Opak
10. Asdep Infrastruktur SDA, Kemenko Perekonomian.
11. Direktur Pengairan dan Irigasi Bappenas
12. Kepala Bappeda DIY
13. Kepala Dinas PUP ESDM DIY
14. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY
15. Kepala Bappeda Kota Yogyakarta,
16. Kepala Bappeda Kab. Bantul,
17. Kepala Bappeda Kab Sleman
18. Kepala Dinas PU Kota Yogyakarta,
19. Kepala Dinas PUPKP Kab. Bantul,
20. Kepala Dinas PUPKP Kab Sleman
1. Kasubdit Perencanaan 2. Kasubdit Bimtek
3. Kasubdit WilTim
4. Kasubdit Pantai 5. Pusat Studi Sungai dan Pantai UPN
Yogyakarta
6. Komunitas Sungai Sleman 7. Komunitas Kali Oyo
8. Asosiasi Komunitas Sungai Yogya (AKSY)
KEPENTINGAN KECIL KEPENTINGAN BESAR
PE
NG
AR
UH
KU
AT
P
EN
GA
RU
H
LE
MA
H
Pengaruh Kekuatan (+)
Pengaruh Kekuatan (-)
LATENT PROMOTERS
DEFENDER APHATETIC
Page 80
80
Tabel 3.8 Perubahan Stakeholder Pengendalian Daya Rusak Air Setelah Koordinasi dan Konsolidasi
No. Nama Stake holder Tim
Efektif
Jenis Stakeholder Kelompok stakeholder Strategi Komunikasi
Primer Sekunder Utama Promoter Latent Defender Apathetic
A. Stakeholder Internal
1 Menteri PUPR +++ 10 Konsultatif
2 Direktur Jenderal SDA +++ 9 Konsultatif
3 Direktorat Sungai dan Pantai, +++ 9 Konsultatif, Koordinatif
4 Kasubdit Bimtek +++ 4 Informatif, Koordinatif
5 Kasubdit Wiltim. +++ 4 Informatif, Koordinatif
6 Kasubdit Pantai +++ 4 Informatif, Koordinatif
7 Kasubdit Perencanaan +++ 4 Informatif, Koordinatif
B. Stakeholder Eksternal
1 Setditjen Jenderal SDA ++ + 7 Persuasif , Koordinatif
2 Dir PJSDA ++ + 7 Persuasif , Koordinatif
3 Dir BPSDA ++ + 7 Persuasif , Koordinatif
4 Dir. Bina OP ++ + 7 Persuasif , Koordinatif
5 Dir. Bina Penatagunaan SDA ++ + 7 Persuasif, Koordinatif
6 Ka. BBWS Serayu Opak ++ + 7 Persuasif
7 Karo PAKLN ++ + 7 Persuasif
8 Asdep Infrastruktur S DA, Kemenko
Ekonomi
++ + 7 Persuasif, Koordinatif
9 Direktur Pengairan dan Irigasi
Bappenas
++ + 7 Persuasif, Koordinatif
10 Kepala Bappeda DIY ++ 4 Persuasif, Koordinatif
11 Kepala Dinas PUP ESDM DIY ++ 4 Persuasif, Koordinatif
12 Kepala Dinas Kehutanan &
Perkebunan DIY
++ 4 Persuasif, Koordinatif
13 Kepala Dinas PU PKP Kota Yogya ++ 4 Persuasif, Koordinatif
Kepala Bappeda Kab Sleman ++ 4 Persuasif, Koordinatif
14 Kepala Bappeda Kab Bantul ++ 4 Persuasif, Koordinatif
15 Kepala Bappeda Kota Yogyakarta ++ 4 Persuasif, Koordinatif
16 Kepala DPUPKP Kab Bantul ++ 4 Persuasif, Koordinatif
17 Kepala DPUPKP Kab Sleman ++ 4 Persuasif, Koordinatif
18 Pusat Studi Manajemen Sungai
UPNY
++ 2 Persuasif, Edukatif
19 Komunitas Sungai Opak Yogyakarta ++ 2 Persuasif, Edukatif
Page 81
81
KETERANGAN
:
EKSTERNAL PUSAT
EKSTERNAL DAERAH
PERSUASIF
KORDINATIF KONSULTATIF
KORDINATIF Dirjend
SDA
Sub Dit
Perencanaan
Direktur OP
SDA
Sub Dit
WilTim
Set Dirjend
SDA
Direktur
PJSDA
Direktur Sungai
dan Pantai
Karo
PA-KLN
Project Leader
Kasubdit Sungai Wilbar
Kepala Dinas Kehutanan DIY
Kepala Dinas PUPESDM DIY
Direktur
Pengairan & Irigasi
BAPPENAS
+++ 9
Kepala Bappeda Kab/Kota
+++ 4
Mentri PUPR
KONSULTATIF
+++ 10 Direktur
BPSDA
++ 4
Kepala BBWS
Serayu Opak Kepala Bappeda
DIY
INTERNAL
++ 6
++ 6
+++ 9
+++ 4
Asdep
Infrastruktur SDA
Kepala Dinas PU
Kab/Kota
+++ 4
Pusat Studi
PT Sub Dit
Pantai
+++ 4
Sub Dit
Bimtek INFORMATIF
Komunitas
Sungai / LSM
INFORMATIF
EDUKATIF
LATENT
PROMOTER
Utama
Primer
Hirarki
Koordinasi
APHATET
IC
DEFENDER
+++ 7 ++ 6
++ 6 ++ 6
++ 6
+++ 7
++ 4
++ 4
++ 4
++ 4 ++ 2
++ 2
Gambar 3.16 Perubahan Nilai Net Map Analysis Stakeholder Setelah Koordinasi dan Konsolidasi Stakeholder
Menjadi
Menjadi
+++ 7
Menjadi
+++ 7 Menjadi
+++ 7 Menjadi
+++ 7 Menjadi
+++ 7 Menjadi
+/- 2 +++ 7 Menjadi
+/- 2
+/- 2
+/- 2
Menjadi
Menjadi
Menjadi
Menjadi
Menjadi +/- 2
+/- 2 Menjadi
+/- 2 Menjadi
++ 5
++ 4
Page 82
82
3.3 Capaian Kegiatan Jangka Pendek
Berdasarkan monitoring dan evaluasi pelaksanaan proyek Perubahan
Strategi Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian
Sistem Informasi Pada Daerah Aliran Sungai, diketahui bahwa seluruh kegiatan
telah dilaksanakan. Pada tahap awal telah dilaksanakan kegiatan Pembentukan
Tim Efektif Proyek Perubahan, Koordinasi dan konsolidasi dengan stakeholder
dan FGD antara stakeholder. Berdasarkan hasil kegiatan awal tersebut dilakukan
penyusunan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak
Air dan uji coba Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan. Serta penyusunan
petunjuk pengoperasian Alat Bantu Sistem Pendukung Pengendalian Daya Rusak
Air. Hasil penyusunan alat bantu selanjutnya disosialisasikan. Tahap akhir
pelaksanaan kegiatan jangka pendek adalah monev uji coba Alat Bantu Sistem
Pendukung dan penyusunan Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya
Air.
Menyusun Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya
Rusak Air merupakan salah satu kegiatan penting yang dilaksanakan dalam
Proyek Perubahan ini. Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air terdiri dari aplikasi pengumpulan data, platform penyimpanan,
pengelolaan dan integrasi data. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap Alat Bantu
Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air, diperoleh hasil
bahwa alat bantu dapat digunakan sebagai pengumpulan data, platform
penyimpanan, pengelolaan dan integrasi informasi pengendalian daya rusak air.
Pada dasarnya platform SIDARA akan di gunakan sebagai tempat untuk
mengintegrasikan berbagai macam data geospasial. Hasil analisa dari data
geospasial tersebut dapat memberikan kemudahan untuk menciptakan sebuah
program kerja yang didasari dari data-data yang valid. Tim platform SIDARA
telah berhasil mengintegrasikan data dari dua aplikasi mengenai sungai yang
tersedia yaitu aplikasi SIDARA dan aplikasi Sungai Kita.
Page 83
83
Gambar 3.16 Aplikasi Sungai Kita dan SIDARA yang Dapat Diunduh
Melalui Google Play store.
Kedua aplikasi tersebut telah terintegrasi dengan platform SIDARA
dengan baik. Setelah dilakukannya sosialisasi penggunaan aplikasi dalam
pengambilan data, terlihat bahwa platform SIDARA Sudah dapat
memvisualisasikan informasi real time aplikasi dalam tampilan peta. Setiap data
yang dikirim dan divisualisasikan pada platform SIDARA memiliki informasi
yaitu:
a. Dokumentasi foto
b. Detail atribut
c. Posisi pengambilan data
Integrasi dari aplikasi ke dalam platform SIDARA memberikan
kemudahan Balai dalam melakukan analisa yang pada akhirnya dapat menjadi
acuan pembuatan program kerja.
Dalam integrasi yang telah dilakukan pada platform SIDARA, aplikasi
―Sungai Kita‖ sudah memiliki banyak data yang tervisualisasi dalam icon foto.
Dengan menekan simbol icon foto, maka setiap dokumentasi yang dikirimkan
langsung dari Lapangan dapat terlihat. Aplikasi ―Sungai Kita‖ sudah memiliki
banyak data karena telah di kembangkan sebelumnya dan telah disosialisasikan
sebagai aplikasi laporan untuk komunitas pecinta sungai. Dari aplikasi ―Sungai
Kita‖, informasi detail yang di kumpulkan yaitu:
a. Kategori kerusakan
b. Status kerusakan
c. Nama user yang memberikan data
d. Nama B/BWS
e. Jenis Bangunan air
f. Dan informasi tanggal pemasukan data
Page 84
84
Lain halnya dengan SIDARA hasil dari pengambilan data di Lapangan,
memiliki rincian yang lebih teliti karena di kembangkan khusus untuk sistem
informasi daya rusak air. Dari aplikasi SIDARA, informasi detail yang di
kumpulkan yaitu:
a. Tipe objek
b. Komponen sungai
c. Kategori kerusakan
d. Dimensi kerusakan (panjang, lebar, tinggi)
e. Hidrologi (tinggi, debit)
f. Caption (keterangan tambahan)
g. Informasi geografis
Dengan memiliki informasi yang lengkap tersebut, maka pengguna dapat
melakukan operasi filter yang lebih detail. Sebagai contoh, pengguna dapat
melakukan filter untuk informasi geografis, kategori kerusakan, ukuran dimensi
kerusakan, serta komponen sungainya. Sebagai contoh, pengguna ingin
melakukan filter untuk dimensi kerusakan yang panjangnya lebih dari 25 m.
Gambar 3.17 Hasil Setelah Melakukan Filter Pada Dimensi Yang Lebih
Besar Sama Dengan 50
Dengan demikian Salah satu analisa yang digunakan untuk menentukan
skala prioritas dapat di lakukan melalui alat bantu ―details‖. Alat bantu ini hanya
akan memvisualisasikan data yang di pilih. Dengan demikian operasi filter untuk
Dimensi yang lebih Besar sama dengan 50 dapat dilakukan. Selain itu data yang
tervisualisasikan dalam petanya pun menjadi hanya dua buah objek.
3.3.1 Sistem Informasi Daya Rusak Air (SIDARA)
Dalam melakukan usulan pekerjaan dibutuhkan data. Data-data tersebut
dalam SIDARA berupa data geospasial yang tersaji dalam bentuk titik, garis,
Page 85
85
maupun luasan. Di dalamnya akan berisi informasi lebih detil mengenai kondisi
aset sungai. Dalam proses usulan data dari aplikasi yang berupa sebuah titik yang
memiliki informasi mendetil mengenai aset sungai beserta dokumentasi foto.
Kemudian digitasi yang dapat berupa titik baru, garis, maupun area terhadap data-
data penunjang hasil survei lapangan akan di buat dan divisualisasikan demi
mempermudah setiap balai untuk merencanakan usulan program kerja.
Tahap selanjutnya, setiap balai sebagai contoh Balai Besar Wilayah Sungai
Serayu Opak akan melakukan diskusi internal dengan sumber berbagai macam
data dan visualisasi yang Sudah terintegrasi. Dengan demikian balai dapat
menentukan prioritas dari setiap usulan pekerjaan ke instansi pusat.
Integrasi data yang di lakukan dalam platform SIDARA memberikan
instansi pusat kemudahan untuk mengklarifikasi usulan yang jumlahnya banyak.
Dengan penggunaan platform SIDARA, instansi pusat dapat melakukan proses
pengecekan terhadap setiap usulan dengan melihat data yang dikirimkan dari
SIDARA tingkat balai. Sebagai contoh, sebuah balai memiliki 4 sungai yang perlu
dinormalisasi. Maka operator pusat dapat melihat setiap sungai dalam bentuk
garis. Di atas garis sungai tersebut terdapat sebuah garis berwarna yang setiap
warnanya memberikan informasi mengenai skala prioritas. Sebagai contoh, warna
merah adalah rusak berat, warna kuning adalah rusak ringan, warna hijau adalah
tidak ada kerusakan.
Setelah itu ada beberapa analisa yang dapat di lakukan oleh operator pusat
dalam platform SIDARA. Sebagai contoh, operator dapat menggunakan fitur
toolbox untuk mengukur dan menganalisa secara geometri seperti sempadan
sungai dan panjang dari kerusakan. Selain itu operator pusat dapat melakukan
operasi filter dan sortir untuk mencari dari kategori yang di inginkan.
Setelah melakukan semua digitasi yang dihasilkan dari data pendukung
berupa data aplikasi maupun data survei aknop sebelumnya, seluruh sungai dapat
divisualisasikan sebagai berikut.
Page 86
86
Gambar 3.18 Visualisasi Status Sungai Terhadap Kategori Kerusakan Sesuai
Dengan Nilai
Untuk mempermudah instansi pusat dalam melakukan pengecekan data,
pewarnaan merah sebagai rusak berat, kuning sebagai rusak ringan, dan hijau
sebagai baik, memberikan visualisasi yang intuitif. Dengan demikian operator
pusat dapat :
1. Melihat data garis setiap sungai.
2. Melihat dokumentasi yang di buat oleh Balai.
3. Mengetahui posisi dokumentasi.
4. Mengetahui hubungan sebuah sungai dengan sungai lainnya.
5. Melihat seluruh sungai BBWS Serayu Opak secara keseluruhan.
Rusak Berat Rusak Ringan Baik
Page 87
87
Gambar 3.19 Dengan Melakukan Klik Di Icon Foto, Dokumentasi Dapat
Terlihat Dengan Mudah.
Proses yang di lakukan sampai bagian ini merupakan proses bagaimana
Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak melakukan pembuatan data penunjang
dalam merencanakan usulan program kerja ke instansi pusat. Seperti yang Sudah
di jelaskan sebelumnya, bahwa operator Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak
telah berhasil melakukan proses input data dari hasil analisa baik survey lapangan
dengan aplikasi maupun data-data penunjang dari survei lainnya.
3.3.2 SIDARA Sebagai Alat Bantu Pengambilan Keputusan
Dalam proses pembuatan usulan saat ini, Balai Besar Wilayah Sungai
Serayu Opak setiap tahunnya melakukan usulan kegiatan ke Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air. Dengan adanya platform SIDARA, BBWS Serayu Opak dapat
membuat sebuah usulan dengan lebih cepat, lengkap, akurat dan jelas. Dengan
banyaknya data yang terkumpul, dan visualisasi seluruh data dalam bentuk peta,
BBWS Serayu Opak dapat membuat seluruh usulan yang ada berbasiskan data
yang valid.
Page 88
88
Gambar 3.20 Skema Implementasi Platform SIDARA Sebagai Alat Bantu
Penghasil Keputusan
Kemudahan yang di dapat ketika platform SIDARA diaplikasikan dalam
pengusulan program kerja terintegrasi adalah kemampuan Direktorat Sungai dan
Pantai (pusat) untuk dapat melihat data tidak hanya dalam bentuk
softcopy/hardcopy, tapi juga sistem informasi berbentuk peta terintegrasi.
Setelah data-data mengenai kondisi sungai divisualisasikan, maka pihak
balai dapat segera membuat data digitasi baru yang berupa usulan pekerjaan.
Usulan tersebut divisualisasikan dengan warna berbeda di atas data kondisi nyata
sungai.
B/BWS 1 B/BWS 2 B/BWS n
DIREKTORAT SUNGAI PANTAI
KUMPULAN DATA DAYA
RUSAK SUNGAI KUMPULAN DATA DAYA
RUSAK SUNGAI KUMPULAN DATA DAYA
RUSAK SUNGAI
USULAN KEGIATAN / PROGRAM
PENGENDALIAN DAYA RUSAK
AIR
USULAN KEGIATAN / PROGRAM
PENGENDALIAN DAYA RUSAK
AIR
USULAN KEGIATAN / PROGRAM
PENGENDALIAN DAYA RUSAK
AIR
Keputusan Analisa Data
APLIKASI DIGITASI APLIKASI DIGITASI APLIKASI DIGITASI
DATA LAPANGAN DATA LAPANGAN DATA LAPANGAN
Page 89
89
Gambar 3.21 Sebelah Kiri Merupakan Digitasi Kondisi Sungai, Sebelah
Kanan Merupakan Usulan Paket Pekerjaan Dari Kondisi
Nyata.
Dengan demikian visualisasi kondisi setiap sungai dapat di lihat dengan
mudah dengan kombinasi warna yang mewakilkan kondisi. Kemudian usulan
pekerjaan terlihat dengan overlay garis berwarna biru yang di dalam garis tersebut
mengandung informasi lebih detail. Informasi detail tersebut sebagai berikut.
Gambar 3.22 Dengan Menggunakan Fitur Detail, Informasi Mengenai Setiap
Usulan Dapat Dilihat
Selain visualisasi usulan dengan garis berwarna biru, operator juga dapat
melakukan filter usulan berdasarkan besar kecilnya perkiraan biaya, sortir maupun
filter pada panjang sungai, dan kategori tingkat kerusakan yang berhubungan
langsung dengan skala prioritas.
Kondisi Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
Usulan Paket Pekerjaan
Page 90
90
Gambar 3.23 Filter Berdasarkan Jenis Penanganan = Perkuatan Tebing
(Lihat Visualisasi Sungai)
Gambar 3.24 Filter Berdasarkan Perkiraan Biaya >= 25 M (Lihat Visualisasi
Sungai)
3.3.3 Hasil Uji Coba Platform SIDARA
Dengan menggunakan fitur filter, maka operator dapat melihat visualisasi
sungai sesuai dengan kriteria filter berdasarkan kalimat (jenis) maupun nilainya.
Dengan demikian operator pusat dalam menentukan skala prioritas dan
Page 91
91
melihatnya dalam bentuk peta yang di dalamnya berisikan informasi yang bersifat
teknis. Selain itu, BBWS Serayu Opak dapat memasukkan dokumentasi foto
beserta keterangannya di dalam platform SIDARA. Dengan demikian Direktorat
Sungai dan Pantai pusat dapat dengan mudah melihat usulan dengan cara
melihatnya melalui tabel dalam detail di bawah, lalu melakukan filter, kemudian
melihat dokumentasi dari setiap usulan yang ada. Dapat disimpulkan bahwa
platform SIDARA telah berfungsi sebagai:
a. Platform untuk menentukan skala prioritas.
b. Platform yang mengintegrasikan data dari beberapa aplikasi pengumpul data.
Dengan demikian platform SIDARA telah berfungsi dengan baik, dan di harapkan
dapat diimplementasikan di seluruh balai di Indonesia.
3.4 Percepatan Integrasi Sistem Informasi Daya Rusak Air Jawa –
Sumatera (Jangka Menengah Menjadi Jangka Pendek).
Berdasarkan hasil uji coba di DAS Opak, SIDARA bisa
diimplementasikan untuk mengintegrasikan data dan informasi dan digunakan
sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan. Dalam rangka mempercepat
implementasi jangka menengah, telah dilakukan pengumpulan data pada wilayah
sungai lainnya menggunakan aplikasi SUNGAIKITA dan platform integrasi
SIDARA.
Platform SIDARA sudah berhasil di integrasikan dengan aplikasi
SUNGAIKITA (milik BALITBANG PU) dan aplikasi SIDARA (pengembangan
tim proyek perubahan). Aplikasi SIDARA sudah berfungsi dengan baik dalam
mengumpulkan data daya rusak air di Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak.
Lain halnya dengang aplikasi SIDARA, aplikasi SUNGAIKITA telah di
kembangkan sebelumnya oleh tim pengembang BALITBANG. Aplikasi
SUNGAIKITA masih dalam proses sosialisasi oleh BALITBANG PU ke balai-
balai wilayah sungai di Indonesia. Beberapa balai wilayah sungai telah melakukan
inventarisasi daya rusak air dengan aplikasi tersbut.
Saat ini seluruh data yang terkumpul dikirimkan ke server BALITBANG
PU. Platform SIDARA telah berhasil mengintegrasikan data dari aplikasi
SUNGAIKITA dan divisualisasikan dalam sebuah sistem informasi geografis.
Page 92
92
Aplikasi SUNGAIKITA sangat membutuhkan platform SIDARA sebagai
platform untuk menyimpulkan data hasil pengumpulan secara realtime dari
lapangan.
Kemudian analisa dari seluruh data yang ada dapat dilakukan dalam
platform SIDARA dengan cara memvisualisasikan kondisi sungai dengan warna
yang berbeda-beda, layaknya merah untuk rusak berat, kuning untuk rusak ringan,
dan hijau untuk tidak ada kerusakan.
Aplikasi SIDARA dan SUNGAIKITA memerlukan sistem integrator agar
dapat dianalisa datanya dengan mudah. Selain itu pengembangan dari berbagai
macam aplikasi seperti aplikasi tanggap banjir, peringatan dini, dan berbagai
macam pengumpul data dari lapangan dapat kedepannya diintegrasikan dalam
platform SIDARA. Dengan demikian Direktorat Sungai Pantai dapat memiliki
data yang banyak, kemampuan distribusi informasi yang cepat, dan integrasi data
dari setiap B/BWS hingga ke Direktorat Sungai Pantai yang lebih efisien.
Gambar 3.25 Hasil Pengumpulan Aplikasi SUNGAIKITA Dari BWS Sumatera III
Terlihat dari titik-titik visualisasi simbol kamera bahwa kebanyakan
pengumpulan data dengan menggunakan aplikasi SUNGAIKITA masih hanya di
pulau Jawa. Sedangkan di pulau Sumatera hanya terlihat tiga titik pengambilan
data di lapangan. Besar kemungkinan, aplikasi SUNGAIKITA masih belum di
sosialisasikan di B/BWS luar Jawa.
Page 93
93
Gambar 3.26 Hasil Pengumpulan Aplikasi SUNGAIKITA Dari BBWS Cimasuk
Cisanggarung
Gambar 3.27 Hasil pengumpulan aplikasi SUNGAIKITA dari BBWS Kalimantan II
Dengan demikian implementasi jangka menengah dan panjang dari platform
SIDARA dapat mengintegrasikan berbagai macam aplikasi pengambil data yang
banyak dikembangkan khususnya dalam bidang sumber daya air. Maka
kemungkinan dalam melakukan optimasi dan penentuan skala prioritas dapat
dilakukan dengan basis data yang jumlahnya banyak, data yang validitasnya baik,
dan data yang terstruktur dengan baik.
Page 94
94
BAB IV
PENUTUP
3.5 Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan proyek perubahan Strategi Peningkatan
Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem Informasi Pada
Daerah Aliran Sungai didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu:
a. Proyek Perubahan ini dimaksudkan mengintegrasikan informasi berupa data
base untuk mendukung pengambilan keputusan percepatan pencapaian kinerja
organisasi dalam pengendalian daya rusak air secara akurat, cepat, tepat,
efektif, dan efisien.
b. Proyek Perubahan ini disusun melalui tahapan identifikasi isu Strategis,
perumusan masalah, gap analysis, merumuskan inovasi, mengidentifikasi
dampak masalah, menyusun areal perubahan, tujuan perubahan, manfaat
perubahan, dan pelaksanaan proyek perubahan.
c. Pelaksanaan Proyek Perubahan meliputi, pembentukan tim efektif, koordinasi,
Focus Group Discussion, penyusunan alat bantu, ujicoba, sosialisasi, monev,
dan penyusunan Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air. Yang
dilaksanakan secara bertahap, Jangka pendek (Oktober – November 2018),
Jangka Menengah (Januari – Juni 2019) dan Jangka panjang (Juli 2019 - Juni
2020).
d. Tujuan dalam jangka pendek adalah terwujudnya Sistem Pendukung
Pengambilan Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air, petunjuk
pengoperasian sistem pendukung pengambilan keputusan.
e. Tujuan dalam jangka menengah adalah terwujudnya Surat Edaran Direktur
Jenderal Sumber Daya Air untuk penerapan Sistem Pendukung Pengambilan
keputusan, tersosialisasinya Sistem Pendukung keputusan pengendalian daya
rusak air, dan penerapan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air di BBWS Pulau Jawa.
f. Tujuan jangka panjang adalah terwujudnya sistem pendukung pengambilan
keputusan untuk seluruh wilayah Indonesia.
Page 95
95
g. Pelaksanaan Proyek Perubahan dalam Jangka Pendek telah dilaksanakan
dengan hasil, terbentuknya tim efektif, terlaksananya koordinasi, terlaksananya
Focus Group Discussion, tersususunnya Aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air, pelaksanaan uji coba, sosialisasi,
monitoring dan evaluasi serta penyusunan Draft Surat Edaran Direktur Jenderal
Sumber Daya Air.
h. Proyek Perubahan ini telah berhasil menyusun Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) yang berisi aplikasi pengumpulan
data melalui digitasi online maupun offline, platform penyimpan, pengelola,
analisis, penyajian dan integrasi data untuk pendukung pengambilan keputusan.
i. Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) telah
berhasil diujicobakan pada DAS Opak, dapat digunakan sebagai alat bantu
pengumpulan data, penyimpan, pengolah, penyaji, dan integrasi data.
j. Hasil monitoring dan evaluasi terhadap uji coba Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air (SIDARA) mengindikasikan bahwa aplikasi
dapat diterapkan dan digunakan untuk integrasi data dan informasi
pengendalian daya rusak air.
k. Untuk memudahkan penggunaan dalam Proyek Perubahan ini juga telah
disusun Pedoman Pengoperasian Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air (SIDARA).
l. Sebagai persiapan implementasi Proyek Perubahan ini di seluruh wilayah
Indonesia telah disusun Draft Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air
tentang Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air
(SIDARA)
3.6 Saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan proyek perubahan Strategi Peningkatan
Pengendalian Daya Rusak Air Melalui Pengintegrasian Sistem Informasi Pada
Daerah Aliran Sungai juga terdapat saran dan rekomendasi yang perlu
ditindaklanjuti:
a. Pelaksanaan kegiatan jangka menengah (Desember 2018 - Mei 2019) meliputi:
Page 96
96
1. Terbitnya Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air untuk
Penerapan Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya
Rusak Air.
2. Sosialisasi Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian Daya
Rusak Air pada B/BWS di Jawa dan Sumatera.
3. Dapat melakukan implementasi integrasi Alat Bantu Sistem Pendukung
Keputusan Pengendalian Daya Rusak Air pada B/BWS di Jawa dan
Sumatera.
4. Tersusunnya laporan Monev Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air.
Serta kegiatan-kegiatan jangka panjang (Juni 2019-Mei 2020) yang meliputi:
1. Melakukan sosialisasi Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air pada B/BWS, WS Kewenangan Provinsi dan
Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia.
2. Melakukan implementasi Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan
Pengendalian Daya Rusak Air di wilayah Indonesia.
3. Laporan Monev Alat Bantu Sistem Pendukung Keputusan Pengendalian
Daya Rusak Air di wilayah Indonesia.
b. Diperlukan suatu proses pemantauan implementasi Alat Bantu Sistem
Informasi Daya Rusak Air (SIDARA) terhadap proses pemrograman, agar
dapat diketahui apakah SIDARA benar–benar berfungsi dan bermanfaat dalam
proses pengendalian daya rusak air.
c. Diperlukan koordinasi antar Kementerian /Lembaga untuk mendukung
integrasi sistem informasi daya rusak air.
d. Koordinasi dan kerjasama antar stakeholder internal maupun eksternal yang
berkelanjutan masih sangat dibutuhkan untuk terimplementasi Proyek
Perubahan untuk meningkatkan integrasi sistem informasi daya rusak air.