Top Banner
Laporan Tugas Akhir Teknik Material dan Metalurgi FTI – ITS Dosen Pembimbing: 1. Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA. 2. Budi Agung Kurniawan, S.T., M.Sc. Oleh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020
41

leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Feb 06, 2018

Download

Documents

dangduong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Laporan Tugas AkhirTeknik Material dan Metalurgi

FTI – ITS

Dosen Pembimbing:1. Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA.2. Budi Agung Kurniawan, S.T., M.Sc.

Oleh:

Muhammad Khusnul Yaqin

2706 100 020

Page 2: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

PENGARUH PREHEAT DAN POSTHEAT

TERHADAP LEBAR HAZ, STRUKTURMIKRO, DAN

DISTRIBUSI KEKERASAN PADA PROSES

PENGELASAN SMAW BESI COR KELABU FC 25

Page 3: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Latar Belakang

Cast Irons

Kadar karbon tinggi (≥ 2%C) → Weldability rendah

→ Kenapa koq diLas???

• Because of its aplicationAplikasi Besi Cor sangatlah luas dibidang

konstruksi logam (komponen automotive, desain

pompa, konstruksi jembatan, dll).

• To repair productrepairing kerusakan/retak yang terjadi pada produk

dari bahan besi cor

Page 4: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Crankshaft for Sport Car

Iron BridgePump housing &

impelerWeldability Rendah

• Sulit untuk diLas → Diperlukan prosedur pengelasan

yang tepat untuk mendapatkan hasil lasan yang baik

• Digunakan filler metal dari Paduan Nikel → Mencegah

struktur yang keras pada logam las

HAZ Keras & Getas

• Disebabkan terbentuknya Martensite → Dilakukan

proses preheat supaya laju pendinginan lambat

• Proses postheat juga sering dimanfaatkan untuk mengurangi

tegangan thermal yang terjadi pada pengelasan

Cast iron gate of Guell

Palace by Gaudi in

Barcelona, Spanyol

Page 5: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Gray Cast Irons• Sifat mampu las besi cor kelabu relatif lebih rendah

dibandingkan besi cor nodular dan malleable

• Namun besi cor kelabu merupakan salah satu material

terpenting di dunia dengan lebih dari 70% total produksi produk

pengecoran (riset dari Stefanescu, 2005)

• Proses pengelasan yang digunakan pada material ini, yaitu

SMAW dengan kawat las paduan Nikel (ENiFe-CI) sebagai logam

pengisi.

Proses las

SMAW

Sumber: Wiryosmarto, 2006

Page 6: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh preheat dan postheat pada pengelasan SMAW besi cor kelabu terhadap retak las dan lebar HAZ dengan melakukan pengamatan secara makro.

2. Bagaimanakah strukturmikro yang terbentuk pada besi cor kelabu dengan adanya pengaruh preheat dan postheat pada pengelasan SMAW.

3. Bagaimana distribusi kekerasan (weld metal, HAZ, dan base metal) akibat adanya perbedaan perlakuan (preheat dan postheat).

1. Penelitian ini menggunakan bahan besi cor kelabu yang homogen.

2. Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap spesimen.

3. Pengaruh kondisi lingkungan diabaikan.

4. Bentuk dan ukuran groove pada setiap spesimen dianggap sama.

Batasan Masalah

Page 7: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh preheat dan postheat pada pengelasan

SMAW besi cor kelabu terhadap retak las dan lebar HAZ.

2. Mengetahui distribusi kekerasan (weld metal, HAZ, dan base

metal) akibat adanya perbedaan perlakuan (preheat dan postheat).

3. Menganalisa strukturmikro yang terbentuk pada besi cor kelabu

dengan adanya pengaruh preheat dan postheat pada pengelasan

SMAW.

1. Memberikan solusi penanganan masalah pengelasan besi cor untuk

perbaikan struktur komponen automotive dan konstruksi logam.

2. Sebagai literatur pada penelitian yang sejenisnya dalam rangka

pengembangan teknologi khususnya bidang pengelasan.

Manfaat Penelitian

Page 8: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

TINJAUAN PUSTAKA

• Menurut AWS (American Welding Society), pengelasan adalah proses penyambunganmaterial yang dilakukan dengan memanaskanmaterial tersebut hingga temperatur las, denganatau tanpa menggunakan tekanan (pressure), hanyadengan tekanan (pressure), atau dengan atau tanpamenggunakan logam pengisi (filler).

• Mengelas Menurut Suratman, S.Pd. (2007) adalah salah satu cara menyambung dua bagian logam secara permanen dengan menggunakan tenaga panas. Tenaga panas ini diperlukan untuk mencairkan bahan dasar yang akan disambung dan kawat las sebagai bahan pengisi. Setelah dingin dan membeku, terbentuklah ikatan yang kuat dan permanen.

Page 9: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Klasifikasi Besi Cor

White Cast Iron

Grey Cast Iron

Malleable Cast IronNodular Cast Iron

Page 10: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Sifat Mampu Las Besi Cor

• Sifat mamu las besi cor tergantung pada struktur mikro dan sifat mekaniknya.

• Besi cor nodular dan malleable relatif sulit untuk membentuk struktur martensit, keduanya dapat dikatakan lebih mudah untuk dilas dibandingkan besi cor kelabu, apalagi jika matriksnya feritik. Besi cor putih bersifat sangat keras dan tidak mengandung grafit, melainkan besi-karbida. Umumnya jenis besi cor ini tidak disarankan untuk dilas. (Sonawan, 2006)

Page 11: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Tab

el 2

.1Je

nis

Bes

i Co

r d

an S

ifat

M

amp

u L

asn

ya

Sum

be

r:W

iryo

sum

arto

, 20

06

Jenis dan KelasSimbol

(JIS)

Komposisi Kimia (%)

Kekuatan

Tarik

(kg/mm2)

Sifat

Mamp

u LasC Si Mn P S

Bes

i Cor

Kel

abu Kelas 1 FC 10

2,5-4,0

1,4-2,5

0,4-1,0

0,05-1,0

0,06-0,15

10≤

Sedang

Kelas 2 FC 15 13≤Kelas 3 FC 20 17≤Kelas 4 FC 25 22≤Kelas 5 FC 30 27≤

32≤Kelas 6 FC 35B

esi C

or K

husu

sBesi Cor

Lanz─

3,0-3,3

0,6-1,1

0,5-1,0

28-35

Sedang

Besi Cor Emmel

─2,5-3,0

2,0-2,5

0,8-1,1

30-35

Besi Cor Piowasky

─2,7-3,0

1,6-2,7

─ 30-40

Besi Cor Mehanit

─2,7-3,0

1,0-1,5

0,6-0,8

32-34

Maliable(Tungku Putih)

Kelas 1 FCMW 34 2,6-3,2

0,6-1,1

<0,5 <0,2 <0,332-36

SedangKelas 2 FCMW 36 34-38

Bes

i Cor

Mal

iabl

e (T

ungk

u H

itam

)

Kelas 1 FCMB 28

2,0-3,0

0,8-1,5

<0,4 <0,35 <0,15

28≤

SedangKelas 2 FCMB 32 32≤

Kelas 3 FCMB 35 35≤

Kelas 4 FCMB 37 37≤

Bes

i Cor

N

odul

ar

Kelas 1 FCD 403,3-3,9

2,2-2,9

0,2-0,6

0,02-0,1

<0,015

40≤

BaikKelas 2 FCD 45 45≤Kelas 3 FCD 55 55≤Kelas 4 FCD 70 70≤

Besi Cor Paduan ─ ─TidakBaik

Page 12: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Cara Pengelasan Besi Cor

OAW SMAW GMAW/FCAW

Temperatur sumber panas Rendah Tinggi Tinggi

Temperatur preheat Tinggi Rendah Rendah

Penetrasi Rendah Tinggi Tinggi

Dilusi Rendah Tinggi Tinggi

Laju deposisi Rendah Sedang Tinggi

HAZ Lebar Lebih sempit Lebih sempit

PemakaianPelapisan (buttering),

pengelasan, perbaikan

Pengelasan, perbaikan

Pengelasan, perbaikan

Tabel 2.2 Perbedaan Karakteristik Proses Pengelasan (Sonawan, 2006)

Proses pengelasan dengan masukan panas lebih rendah biasanya

memerlukan temperatur pemanasan mula (preheat) yang lebih tinggi Tujuan

dari pemanasan mula di sini adalah agar tdak terjadi pendinginan cepat

sehingga logam las cair dapat menyesuaikan keadaanya dengan logam

induk. Pemilihan elektroda juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya

preheat. Elektroda jenis campuran nikel tinggi dapat dimanfaatkan untuk

mendapatkan hasil lasan yang baik dan temperatur preheat yang rendah.

Page 13: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Elektroda Untuk Pengelasan Besi Cor

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk mengelas besi cor, yaitu:

1. Jenis besi cor

2. Sifat mekanik sambungan las

3. Tingkat dilusi

4. Kemmpuan logam las untuk meredam tegangan thermal

5. Kemudahan untuk di-machining

6. Proses pengelasan yang cocok

7. Harga

KlasifikasiKomposisi Kimia (%)

C Mn Si P S Ni Fe Cu

DFC NiDFC Ni FeDFC NiCuDFC CIDFC Fe

1,8 max2,0 max1,7 max1,0-5,0

0,15 max

1,0 max2,5 max2,0 max1,9 max0,8 max

2,5 max2,5 max1,0 max2,5-9,51,0 max

0,04 max0,04 max0,04 max0,20 max0,03 max

0,04 max0,04 max0,04 max0,04 max0,03 max

92 min40-6060 min

--

-sisa

2,5 maxsisasisa

--

25-35--

Klasifkasi elektroda terbungkus untuk pengelasan besi cor menurt JIS ditunjukkan

dalam Tabel 2.3. Pemilihan elektroda harus didasarkan pada jenis dan sifat logam induk

serta kegunaan sambungannya. Sifat dari beberapa elektroda untuk besi cor dapat dilihat

dalam Tabel 2.4, sedangkan cara pemilihan elektroda yang didasarkan atas logam induk dan

proses pengelasannya dapat dilihat dalam Tabel 2.5.

Tabel 2.3 Klasifikasi Elektroda Terbungkus Untuk Pengelasan Besi Cor (JIS Z 3252-1976)

Page 14: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Tabel 2.4 Sifat dari Beberapa Elektroda Untuk Pengelasan Besi Cor

Sum

ber:

Wiry

osum

arto

, 200

6

Jenis Besi

Cor

Kelas

Elektroda

Suhu

Pemanasan

Mula (0C)

Tingkat

Dilusi

Penam-

pakan

Efisiensi

Sambungan

Kemampuan

Sambungan

Sifat Mampu

Potong Lasan

Sifat Mampu

Potong HAZ

Bes

i Cor

Kel

abu

DFCNi 150 ■ ∆ ■ ■ ■ ■

DFCNiFe 200 ■ ∆ ■ ■ □ □

DFCFe 350 ■ ■ ■ ■ ∆ ∆

DFCCI 100 ■ ■ ■ ■ ■ ∆

Bes

i Cor

Khu

sus

DFCNi 150 ■ ∆ ■ ■ ■ ■

DFCNiFe 200 ■ ∆ ■ ■ □ □

DFCFe 350 ■ ■ ■ ■ ∆ ∆

DFCCI 100 ■ ■ ■ ■ ■ ∆

Bes

i Cor

Mal

iabl

e

DFCNi 150 ■ ∆ □ ■ ■ ■

DFCNiFe 200 ■ ∆ ■ ■ □ □

DFCFe 350 ■ ■ ■ ■ ∆ ∆

DFCCI 100 ■ ■ ■ ■ ■ ∆

Bes

i Cor

Nod

ular

DFCNi 150 ■ ∆ □ ■ ■ ■

DFCNiFe 200 ■ ∆ ■ ■ □ □

DFCFe 350 ■ ■ ■ ■ ∆ ∆

DFCCI 100 ■ ■ ■ ■ ■ ∆

Bes

i Cor

Padu

an

DFCNi 200 ■ ∆ □ ■ ■ ■

DFCNiFe 300 ■ ∆ ■ ■ □ □

DFCFe 400 ■ ■ ■ ■ ∆ ∆

DFCCI 150 ■ ■ ■ ■ ■ ∆

Catatan: ■ Baik sekali □ Baik ∆ Kurang baik

Page 15: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Tabel 2.5 Sifat Elektroda Terbungkus dalam Beberapa Proses Pengelasan Besi Cor

Sum

ber:

Wiry

osum

arto

, 200

6

Jenis Besi Cor Jenis Pengelasan DFC NiDFC

NiFe

DFC

NiCuDFC CI DFC Fe

Bes

iCor

Kel

abu

Reparasi lubangdan rongga halus

Pengelasansambungan biasa

Reparasi retak ∆

Bes

i Cor

N

odul

ar

Reparasi lubangdan rongga halus ∆ ∆

Pengelasansambungan biasa

Reparasi retak

Besi Cor Maliable(Tungku Hitam dan

Putih)

Reparasi lubangdan rongga halus ∆

Pengelasansambungan biasa ∆

Reparasi retak

Bes

i Cor

M

alia

ble

(Per

lit)

Reparasi lubangdan rongga halus ∆

Pengelasansambungan biasa ∆

Reparasi retak

Catatan: Terbaik Sangat baik Baik ∆ Kurang baik Sukar

Page 16: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Retak Las Besi Cor Kelabu

Retak yang terjadi baik di logam las maupun HAZ disebabkan oleh regangan dan tegangan thermal. untuk mencegah terjadinya retak, regangan dan tegangan thermal dibuat serendah mungkin. Gradien temperatur yang besar mengakibatkan munculnya tegangan thermal. Jadi sebenarnya permasalahan utama timblnya retak karena gradien temperatur. Oleh karena itu, untuk memperkecil gradien temperatur, diberikan preheat. Pemberian preheat selain bertujuan memperlambat laju pendinginan, juga bermanfaat untuk menyeragamkan temperatur sepanjang daerah lasan.

Tabel 2.6. Beberapa Variasi Temperatur Preheat terhadap Struktur Mikro (AWS D11. 2-89)

Page 17: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Pendinginan lambat akibat proses preheat secara tidak langsung juga merubah struktur mikro pada HAZ. Menurut data dari AWS D11.2-89 pada tabel diatas dapat dikatakan bahwa semakin tinggi temperatur preheat (22-400 0C) maka kemungkinan terbentuknya martensit sangat kecil. Keuletan dan sifat mampu mesin dari HAZ akan naik.

Pemanasan paska pengelasan seperti “Stress Relieving” atau PWHT juga dapat dimanfaatkan untk mengurangi pengaruh tegangan thermal. Pemnasan hingga temperatur 6250C seperti yang biasa juga dilakukan pada baja, sering dilakukan.

Page 18: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Parameter Pengelasan

Penggunaan parameter pengelasan yang tepatdapat menghasilkan mutu sambungan las yang sesuaidengan spesifikasi, adapun maca-macam parameter pengelasan:

Masukan Panas (Heat Input)

Tegangan dan Arus Pengelasan

Kecepatan Pengelasan

Polaritas Listrik

Page 19: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Siklus Thermal Las

Page 20: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Internal Stress• Pada dasarnya ada tiga bentuk perubahan logam akibat

pemanasan dan pendinginan, yaitu: ekspansi termal, ekspansi lattice, dan transformasi.

Dari ketiga bentuk ekspansi dan kontraksi logammengakibatkan adanya internal stress (residual stress). Hal initerjadi pada saat logam dipanasi (dilas dari satu sisi) makaakan terjadi ekspansi, terutama pada sisi pemanasan. Kalauproses las sudah selesai dan logam menjadi dingin, maka akanterjadi kontraksi. Kontraksi ini menyebabkan logam (las-lasan)mengalami penyimpangan.

Akibat adanya pergerakan logam yang dilas, dariekspansi lalu kontraksi akan mengakibatkan terjadinya gayaperlawanan oleh logam terhadap pergerakan tersebut. Dangaya perlawanan ini akan tetap ada pada logam tersebut dandinamakan internal stress (tegangan dalam) atau residualstress (tegangan sisa).

Page 21: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Kampuh Las VKampuh las single V dipergunakan untuk menyambung

plat besi cor dengan ketebalan 12,7 mm maks. Sambungan initerdiri dari sambungan kampuh V terbuka dan sambungankampuh V tertutup. Sambungan kampuh V terbukadipergunakan untuk menyambung plat dengan ketebalan 12,7mm maks dengan sudut kampuh antara 500-700, jarak root 2-4 mm, tinggi root 3,2 mm maks. Skema kampuh las single Vterbuka ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 2.17 Kampuh las single V(ASM Handbook vol.6)

R = 2-4 mmt = 3,2 mm maxT = 12,7 mm max

R = 2-4 mmt = 3,2 mm maxT = 12,7 mm max

Page 22: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

ME

TO

DO

LO

GI P

EN

EL

ITIA

NDiagram Alir

Penelitian

Page 23: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

ME

TO

DO

LO

GI P

EN

EL

ITIA

N

Page 24: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Alat dan Bahan

• Bahan Penelitian:1. 5 set plat Besi Cor Kelabu 300x200x10 mm

2. 5 buah backplate3. Filler Metal ENiFe-CI / DFC NiFe

4. Serbuk Alumina 5. Larutan Nital6. Autosol (Pemoles)

• Alat Penelitian:1. Penggaris2. Bendsaw3. Jangka sorong4. Mesin las SMAW DC 5. Stop watch6. Gerinda7. Mesin Polishing8. Kertas gosok9. Kain bludru10. Gelas ukur11. Mikroskop optik12. Kamera13. Mesin uji hardness14. Thermocouple15. Electric Furnace

Page 25: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Raw

Material

Chemical Composition (%)Carbon

Equivalent

(CE)C Si Mn P S Fe

FC 25(G2500)

3,2-3,5

2,0-2,4

0,6-0,9

0,2 max

0,15 max

balance 4,0-4,25

Mechanical Properties

Hardness range 170-229 HBNTensile strength

(min)25000 psi

17,5 kg/mm2

Transverse strength

(min)2000 lb910 kg

Deflection (min)0,17 inch4,3 mm

Kawat

Las

Komposisi Kimia (%)

C Mn P Si S Fe Ni Cu Al

Elemen Lain

(Total)

ENiFe-CI

2,0 2,5 min 4,0 0,03 balance45-60

2,5 1,0 1,0

Mechanical Properties

Yield strength 296-434 MPa

Tensile strength 400-579 MPa

Elongation 6-13 %

HBN 174

Komposisi Kimia dari Besi Cor Kelabu FC 25 Mechanical Properties dari Besi Cor Kelabu FC 25

Kandungan tipe logam las ENiFe-CI (AWS A5.15) Mechanical Properties ENiFe-CI – AWS A5.15

Page 26: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

Desain Sambungan LasParameter Proses Pengelasan

Pengujian yang dilakukan:1. Pengujian Mikro dan Makro Etsa2. Pengujian Kekerasan Rockwell B

10 10

600

2-3

200

Parameter PengelasanMaterial

Bahan Besi cor kelabu FC 25Panjang 200mmLebar 150 mmTebal 10 mm

Desain SambunganDesain Butt joint

Kampuh las Single V terbukaSudut groove 60 0

Lebar root 2-3 mmKarakteristik Las Spesimen

Polaritas DCRPTegangan 21-24 volt

Arus 90-100 ampereKecepatan pengelasan 2-3,3 mm/s

Treatment

Tanpa preheat-postheat

Preheat200 0C400 0C

Postheat 625 0C ± 1 jamFiller Metal

Kawat las ENiFe-CIDiameter kawat 3,2 mm

Posisi dan Arah PengelasanArah pengelasan Kanan ke kiriPosisi pengelasan Flat position

Page 27: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

BAB IVANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

1. Pengujian Makro Mengetahui retak las dan porosity Mengetahui lebar HAZ

2. Pengujian Mikro Mengetahui strukturmikro yang terbentuk pada

ketiga daerah las (base metal, HAZ, dan weld metal)3. Pengujian Hardness Mengetahui distribusi Kekerasan pada hasil lasan

dan membandingkannya dengan tiap-tiap spesimen

Page 28: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

1. PENGUJIAN MAKRO

SpesimenPengukuran Lebar HAZ

(mm)

A(tanpa pre-pos)

1,22

B(pre 2000C)

1,83

C(pre 4000C)

2,59

D(pre 2000C + pos 6250C)

1,86

E(pre 4000C + pos 6250C)

2,63

Gambar Foto makro penampang lasan dari tiap spesimen

A B

C D

E

Page 29: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

1. PENGUJIAN MAKRO

1. Analisa Retak Las dan Porosity Penggunaan paduan nikel sebagai logam pengisi (filler

metal) terbukti efektif dalam menyerap tegangan akibat penyusutan yang terjadi selama pendinginan.

Semua spesimen terbebas dari retak las walaupun spesimen tanpa diberi pemanasan mula (preheat).

Sifat paduan nikel yang memiliki tingkat porositas rendah juga berhasil mencegah terjadinya porositypada logam las.

Page 30: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

1. PENGUJIAN MAKRO

2. Analisa Lebar HAZ Lebar HAZ dipengaruhi oleh temperatur preheat. Hasil pengukuran lebar HAZ pada tiap spesimen

berbeda-beda seiring dengan besarnya temperatur preheat.

Preheat memperlambat laju pendinginan, hal itu menyebabkan daerah pengaruh panas (HAZ) lebih lebar.

Adanya postheat/PWHT dapat dikatakan tidak berpengaruh terhadap lebanya HAZ (perbedaan nilainya sangat kecil). Hal itu dikarenakan, PWHT dilakukan setalah spesimen itu dingin.

Page 31: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

2. PENGAMATAN STRUKTURMIKRO

Gambar: Strukturmikro base metal (raw material)

(a) (b)

Grafit flake

Matriks perlit

Gambar 4.6 Strukturmikro base metal (raw material) tanpa etsa (a) dan dengan etsa 2%

nital selama 2 detik (b), perbesaran 500x

Page 32: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

2. PENGAMATAN STRUKTURMIKRO

Gambar: Strukturmikro HAZ dari tiap-tiap spesimen

Grafit flake

Matriks perlit

(a) (b)

Matriks perlit

(c) (d)

Grafit flake

Matriks perlit

(e)

Grafit flake

Gambar 4.7 Strukturmikro HAZ spesimen tanpa preheat-postheat (a), preheat 2000C(b), preheat4000C (c), preheat 2000C + postheat (d), preheat 4000C + postheat (e), perbesaran 500x

Page 33: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

2. PENGAMATAN STRUKTURMIKRO

Gambar: Strukturmikro weld metal dari tiap-tiap spesimen

Grafit

(a) (b)

Matriks ferit

(c) (d)

Matriks ferit

Grafit

(e)

Matriks feritGrafit

Gambar 4.8 Strukturmikro weld metal spesimen tanpa preheat-postheat (a), preheat 2000C(b),preheat 4000C (c), preheat 2000C + postheat (d), preheat 4000C + postheat (e), perbesaran 500x

Page 34: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

2. PENGAMATAN STRUKTURMIKRO

Gambar: Strukturmikro fusion line dari tiap-tiap spesimen

HAZ

Weld metal

HAZHAZ HAZ

HAZ

Weld metal Weld metalWeld metal

Weld metal

Fusion line

Page 35: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

2. PENGUJIAN MIKROAnalisa Hasil Pengamatan Mikro: Pada base metal terdapat grafit flake didalam matriks

perlit, struktur matriks ini yang menyebabkan kekerasancukup tinggi

Pada HAZ terbentuk matriks perlit lamel yang sangat halus/rapat serta grafit yang besar dan tersebar menyebabkan kekerasan HAZ menjadi tinggi. Adanya pemanasan mula (preheat) akan mempengaruhi pembentukan grafit dan matriks. Semakin besar temperatur preheat maka grafit yang terbentuk pada HAZ semakin sedikit dan kecil/tipis, matriks perlitnya pun semakin kasar.

Strukturmikro weld metal hampir semuanya didominasi olehmatriks ferit dan butiran-butiran grafit halus yang tersebarmerata pada logam las.

Page 36: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

3. PENGUJIAN HARDNESS

TitikPosisi Titik

Indentasi

Angka Kekerasan Spesimen (HRB)

A B C D E

1

Sam

bung

an L

asan

K

iri

Base

Metal

94,5 94 94,5 95,5 93,52 94 95 95,5 95 943 94 95,5 95 94,5 954

HAZ102 100,5 102 100 99

5 99,5 101,5 99,5 101 96,56 103 97,5 100 98 98,57

Weld Metal

79 81,5 79 81 778 75,5 79 78 80 76,59 78 80 79 81,5 75,5

10

Sam

bung

an L

asan

K

anan

HAZ100 101 101 99 100

11 102,5 99 98 100,5 9612 102 98,5 98,5 99,5 9713

Base

Metal

95 95 95,5 94,5 93,514 95 94 95 95 9415 94,5 94 94 93 94,5

Tabel data distribusi kekerasan

Page 37: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

3. PENGUJIAN HARDNESS

0

20

40

60

80

100

120

Spesimen A Spesimen B Spesimen C Spesimen D Spesimen E

Base metal HAZ Weld metal

Page 38: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

3. PENGUJIAN HARDNESS

Analisa Hasil Pengujian Hardness:• Semakin besar temperatur preheat, maka

semakin rendah nilai kekerasannya, begitu juga sebaliknya.

• Dengan adanya pemanasan mula sebelum pengelasan (preheat), maka dapat memperlambat laju pendinginan, sehingga struktur yang keras pada HAZ dapat dihindari.

• Selain itu, preheat juga dapat menyeragamkan distribusi kekerasan dari daerah hasil lasan.

• Adanya postheat juga efektif untuk mengurangi tegangan thermal yang terjadi pada proses pengelasan, sehingga kekerasan HAZ menurun.

Page 39: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

KESIMPULAN1. Penggunaan paduan nikel pada logam las sngat efektif dalam

meredam tegangan thermal, sehingga semua spesimen uji tidak ditemukan retak las maupun porositas walapun tanpa preheat-postheat.

2. Berdasarkan hasil pengukuran lebar HAZ, semakin besar temperatur preheat maka semakin lebar HAZnya. Proses postheat tidak mempengaruhi besarnya lebar HAZ.

3. Berdasarkan hasil foto mikro, diketahui bahwa dengan adanya preheat dapat mengurangi terjadinya struktur perlit halus dan grafit yang besar pada HAZ, sehingga HAZ yang keras dan getas dapat dicegah.

4. Berdasarkan hasil pengujian kekerasan, menunjukkan bahwanilai kekerasan tertinggi terjadi pada HAZ untuk semua variasiperlakuan. Nilai kekerasan HAZ menurun sering dengan bertambahnya temperatur preheat. Adanya proses postheatjuga menurunkan nilai kekerasan.

Page 40: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

SARAN

1. Hendaknya lebih diperhatikan tentang preparasi dan posisi benda uji pada saat pengujian metalografi karenapreparasi yang baik akan memberikan foto struktur mikroyang lebih jelas. Kedataran permukaan spesimensebelum dan saat pengujian juga harus diperhatikan agartidak mendapatkan gambar yang kabur.

2. Untuk uji kekerasan, hendaknya mengambil titik uji lebihbanyak dan tepat sasaran, serta memperhatikan prosedur teknis dengan seksama agar didapatkan data yang lebih akurat.

3. Sebaiknya dilakukan pengujian NDT agar spesimen benar-benar terbebas dari cacat, terutama cacat yang tidak terlihat oleh kasat mata.

Page 41: leh: Muhammad Khusnul Yaqin 2706 100 020 - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15473-Presentation-pdf.pdf · Parameter pengelasan dianggap konstan pada setiap

DAFTAR PUSTAKA

1. Alip, M, 1989. Teori dan Praktik Las. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.2. Behnam, M.M. Jabbari, Davami, P., and Varahram, N., Sep. 2010. Effect of cooling rate on

microstructure and mechanical properties of gray cast iron. Materials Science and Engineering A xxx, xxx–xxx

3. Collini L., Nicoletto a, R. Konecna, Mater. Sci. Eng. A 488 (2008) 529–5394. Davis, J.R., 1996. G. Speciallity Handbook: Cast Irons. ASM International Hand Book Committee.5. Malau, V, 2003. Diktat Kuliah Teknologi Pengelasan Logam. Yogyakarta.6. Musaikan, 2002. Teknik Las. Surabaya: Teknik Mesin FTI ITS.7. Sonawan, H, Suratman, R, 2006. Pengantar Untuk Memahami Pengelasan Logam. Bandung: Αlfa

Beta.8. Suratman, M, 2007. Teknik Mengelas Asetilin, Brazing, dan Las Busur Listrik. Bandung: CV Pustaka

Grafika.9. Stefanescu, D.M., Mater. Sci. Eng. A A413–414 (2005) 322–333.10. Suherman, W, 2007. Ilmu Logam. Surabaya: Jurusan Teknik Material & Metalurgi, ITS Surabaya.11. Wiryosumarto, Harsono dan Okumura, T. 2006. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: Pradnya

Paramita.12. ________, American Welding Society. 1981. Welding Hand Book vol. 1, 7th edition Fundamentals

of Welding. Miami: American Welding Society.13. ________, American Welding Society. 2001. Welding Hand Book vol. 2, 8th edition Welding

Processes. Miami: American Welding Society.14. ________, American Welding Society. 2004. Welding Hand Book vol. 3, 8th edition Materials and

Application Part 1. Miami: American Welding Society.15. ______, 1989. Metal Hand Book vol. 1. ASM Handbook Committe, Metal Park: Ohio.16. ________, 1971. ASM Metal Hand Book vol. 6, 8th edition. ASM Hand Book Committee.