PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI PEMBELAJAR (LEARNING ORGANIZATION) DALAM MEWUJUDKAN LKS BIPARTIT YANG PRODUKTIF 1. Pendahuluan a. Prinsip-prinsip dasar hubungan industrial Praktek hubungan industrial mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu Negara. Hubungan industrial yang aman dan dinamis akan menciptakan keserasian di dalam hubungan kerja yang pada giliran berikutnya membantu hubungan yang serasi antara pekerja dan pengusaha. Hal ini merupakan salah satu kondisi penting untuk meningkatkan produktivitas kerja sabagai pra- kondisi untuk meningkatkan produktivitas kerja nasional. Tujuan akhir dari pengaturan hubungan industrial adalah peningkatan kesejahteraan bagi semua pihak. Untuk dapat mencapai hal tersebut diperlukan peningkatan produktivitas dari waktu ke waktu. Produktivitas dapat dicapai ketika terjadi ketenangan kerja dan berusahan di dalam perusahaan. Untuk dapat mencapai ketenangan kerja ini, maka komunikasi yang efektif dan berkelanjutan perlu dilakukan secara sadar dan bertanggungjawab. Komunikasin mememgang peranan penting di dalam membina dan Page 1 of 34
34
Embed
Learning Organization for Industrial Relationship Partnering
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI PEMBELAJAR
(LEARNING ORGANIZATION) DALAM MEWUJUDKAN
LKS BIPARTIT YANG PRODUKTIF
1. Pendahuluan
a. Prinsip-prinsip dasar hubungan industrial
Praktek hubungan industrial mempunyai peranan
penting dalam pembangunan ekonomi suatu Negara.
Hubungan industrial yang aman dan dinamis akan
menciptakan keserasian di dalam hubungan kerja
yang pada giliran berikutnya membantu hubungan
yang serasi antara pekerja dan pengusaha. Hal
ini merupakan salah satu kondisi penting untuk
meningkatkan produktivitas kerja sabagai pra-
kondisi untuk meningkatkan produktivitas kerja
nasional.
Tujuan akhir dari pengaturan hubungan
industrial adalah peningkatan kesejahteraan
bagi semua pihak. Untuk dapat mencapai hal
tersebut diperlukan peningkatan produktivitas
dari waktu ke waktu. Produktivitas dapat
dicapai ketika terjadi ketenangan kerja dan
berusahan di dalam perusahaan. Untuk dapat
mencapai ketenangan kerja ini, maka komunikasi
yang efektif dan berkelanjutan perlu dilakukan
secara sadar dan bertanggungjawab. Komunikasin
mememgang peranan penting di dalam membina dan
Page 1 of 34
meningkatkan rasa saling percaya antara pekerja
dan pengusaha.
Pengertian ketenangan kerja dan berusaha adalah
suatu kondisi dimana terdapat 3 unsur penting,
yaitu :
1. Hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja
terjamin dan dilaksanakan
2. Apabila timbul perselisihan dapat
diselesaikan secara internal
3. Mogok dan penutupan perusahaan (lock) out
tidak perlu digunakan untuk memaksakan
kehendak, karena perselisihan yang terjadi
telah dapat diselesaikan dengan baik.
Penelitian membuktikan bahwa untuk membangun
hubungan industrial yang harmonis dibutuhkan
sikap tanggap pada permasalahan sejak dini jauh
sebelum suatu sumber potensi berubah menjadi
konflik.
b. Ruang lingkup LKS Bipartit
Kerja sama bipartit merupakan suatu bentuk
kerja sama dan komunikasi antara pekerja dan
pengusaha dalam suatu perusahaan. Agenda atau
pokok bahasan dalam kerja sama tersebut
meliputi berbagai segi kehidupan di perusahaan,
khususnya yang berkaitan dengan ketenagakerjaan
dan hubungan industrial dalam kerangka proses
Page 2 of 34
produksi. Kerja sama bipartite ini tidak dapat
diartikan sebagai kerja sama secara fisik
semata, namun lebih banyak dalam bidang
konsepsi pemikiran dan penyamaan persepsi.
Pada dasarnya pekerja dan pengusaha di satu
sisi memiliki tujuan yang sama yaitu tetap
berlangsungnya kegiatan produksi sehingga
mendatangkan manfaat bagi keduanya. Namun pada
sisi yang lain dalam upaya mencapai tujuan
tersebut , keduanya memiliki kepentingan yang
berbeda, yang berpotensi menimbulkan konflik
organisasi. Secara umum pengusaha
berkepentingan agar usaha yang dibangunnya
tetap berjalan dan mendatangkan keuntungan ,
sedangkan pekerja berkepentingan akan
peningkatan kesejahteraan mereka. Untuk
menghindari timbulnya konflik tersebut kedua
pihak perlu secara sadar melakukan pendekatan
agar potensi tersebut tidak menjadi kenyataan.
Konsep dari kebijakan Lembaga Kerja Sama
Bipartit merupakan suatu kesadaran akan
pentingnya persamaan pandangan dan persepsi
antara pekerja dan pengusaha dalam suatu
hubungan kerja. Dalam hal ini berarti pengusaha
dan pekerja akan sangat bijaksana bila
meninggalkan paradigma konflik kepentingan
dalam menyelesaikan masalah hubungan industrial
Page 3 of 34
dan menggantikannya dengan paradigma sinergis
yang berupaya mencari solusi menguntungkan
kedua belah pihak.
Konflik dalam hubungan industrial sangat
mempengaruhi produktivitas kerja. Penyebab
timbulnya konflik ditinjau dari aspek-aspek
dalam hubungan industrial, di antaranya adalah
: pandangan pengusaha yang tradisional mengenai
konsep membina hubungan kerja dengan pekerja,
adanya perundang-undangan yang tidak aspiratif
dan hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja
yang kurang harmonis.
Adanya perbedaan kepentingan antara pengusaha /
manajemen dengan pekerja (sebagaimana tercantum
di bawah ini), bila tidak dikelola dengan baik
dapat menimbulkan konflik dalam Hubungan
Industrial .
Kepentingan Manajemen/ Pengusaha
Kepentingan Pekerja
Perusahaan perlutetap hidup danmemiliki daya saing
Kelangsungan hiduppekerja dan tetap amandalam pekerjaannya
Tercapainya hasilinvestasi yangmemadai
Diperolehnya imbalanyang adil atas hasilinvestasi tersebut
Pemanfaatan sumberdaya manusia secaraefektif dan efisien
Pemanfaatan sumber dayamanusia didasarkan atasPKB dan peraturanperubdangan yangberlaku
Page 4 of 34
Tetap terlindunginyahak manajemen untukmembuat keputusan danadanya fleksibiltasdalam mengelolaperusahaan
Hak pekerja untukberserikat danmenyampaikan pendapattetap terlindungiberdasarkan PKB danperaturan perundanganyang berlaku
Memperoleh komitmendari pekerja untukmemberikan kinerjaterbaik mereka
Memperoleh komitmendari pengusaha untukbersikap adil danberupaya meningkatkankesejahteraan pekerja
prestasi yang tinggi. Agar hal ini dapat tercapai,
organisasi harus menemukan cara bagaimana
mensinergikan komitmen dan kapasitas anggotanya
untuk belajar
d. Komponen Organisasi Pembelajar
Pembelajaran adalah upaya untuk mendapatkan
pengetahuan dan ketrampilan dalam upaya
peningkatan kapasitas seseorang / suatu organisasi
untuk melakukan tindakan yang efektif .
Ada dua hal penting dari pengertian tsb :
1. apa yang dipelajari (Know How), dan
2. bagaimana memahami dan mengaplikasikannya (Know
Why).
Untuk memulai mentransformasikan organisasi di
mana kita berada sekarang, terlebih dulu, mari
kita cermati komponen-komponen penting yang harus
ada dalam organisasi pembelajar.
1. Belajar
2. Organisasi
3. Orang
4. Pengetahuan
Secara kasat mata, kelima komponen tadi ada dalam
organisasi manapun, baik organisasi konvensional
Page 12 of 34
maupun organisasi modern yang sudah menerapkan
prinsip-prinsip pengembangan organisasi. Lalu apa
bedanya? Mari kita cermati bersama.
Aktivitas belajar dalam organisasi pembelajar
merupakan ruh yang memberikan gerak bagi maju
mundurnya suatu organisasi. Belajar menjadi
prioritas utama dalam setiap kegiatan yang
dilakukan organisasi atau perusahaan tersebut.
Setiap orang yang ada dalam organisasi didorong
untuk mengembangkan diri dan memperkaya kapasitas
dirinya. Setiap individu terlatih dalam skill-
skill belajar, learning how: to do, to learn, to be, to life
together. Mereka juga dengan antusiasme yang luar
biasa, terus berusaha menerapkan metode percepatan
belajar. Dinamika pembelajaran itu berkembang
tidak hanya pada diri mereka seorang, tapi juga
berkembang pada kelompok, bahkan sudah menjadi
budaya organisasi.
Dari sisi Organisasi, organisasi yang mempunyai
semangat belajar, mereka akan memperjelas visi
organisasi mereka, yang digali dari visi-visi
individu. Visi mereka adalah visi yang jelas,
semua orang menghayati visi tersebut, karena visi
tersebut digali dari diri mereka. Dalam organisasi
pembelajar ada sebuah iklim yang terbentuk yang
mendorong individu-individu yang ada untuk
Page 13 of 34
berkembang. Pemberdayaan anggota menjadi bagian
yang penting. Tidak ada gap atasan dan bawahan.
Bagaimana mengelola pengetahuan menjadi kebutuhan
pokok yang harus dijalankan dengan untuk
memudahkan sirkulasi pengetahuan sehingga bisa
berkembang dengan baik. Pengetahuan dikelola
dengan baik, dari bagaimana mendapatkan
pengtahuan, menciptakan pengetahuan baru,
menyimpannya, dan kemudian menyebarkan pengetahuan
untuk kemudian digunakan.
Perbedaan antara “ Traditional Organization “ dan
“Organisasi Pembelajar (Learning Organization)”
(Peter Senge ; learning organization)
2. Perumusan Masalah
Membangun LKS Bipartit yang mampu mewujudkan
hubungan industrial yang baik, ditinjau dari aspek
hukum, ekonomi, sosial dan budaya sebagaimana
tercantum dalam materi pelatihan LKS Bipartit oleh
Page 14 of 34
DPP APINDO, bukanlah hal yang mudah, namun bukan
berarti pula merupakan hal yang mustahil. Sangat
diperlukan adanya keterbukaan dan kesediaan untuk
berbagi secara proporsional baik dari pihak
manajemen maupun pekerja , mengingat secara
alamiah terdapat perbedaan kepentingan antara
keduanya dalam mencapai tujuan yang sama, yaitu
keberlangsungan operasional perusahaan. Kesadaran
kedua pihak untuk secara proporsional berbagi data
, informasi dan pengetahuan yang relevan dengan
agenda LKS Bipartit , secara bertahap akan membuat
kedua pihak lebih arif dan bijaksana dalam
memandang suatu permasalahan organisasi.
Tidak dapat dipungkiri, salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi jalannya kehidupan organisasi
perusahaan tempat keduanya berada adalah perubahan
lingkungan di luar organisasi perusahaan, yang
bisa bersumber dari : pelanggan, pemerintah ,
pemasok maupun masyarakat pada umumnya. Perubahan
lingkungan kerapkali tidak terduga sifatnya, kapan
terjadinya, apa pengaruhnya serta seberapa sering
perubahan itu akan terjadi. Agar perusahaan dan
unsur yang ada di dalamnya (manajemen dan pekerja)
senantiasa siap menghadapi kemungkinan perubahan
yang muncul , agar antara kedua pihak perlu saling
bertukar informasi dan pengetahuan, diperlukan
suatu proses interaksi yang sistematis.
Page 15 of 34
Disamping itu, tantangan lain yang dihadapi oleh
organisasi perusahaan adalah cukup banyaknya
perbedaan kepentingan yang ada di antara kedua
pihak sebagaimana disebutkan sebelumnya. Bila
keduanya ingin membentuk dan membina organisasi
LKS bipartite yang produktif , kedua pihak
hendaknya bisa mendahulukan tujuan bersama di atas
adanya perbedaan kepentingan tersebut. Bila kedua
pihak masih sulit untuk memiliki persepsi yang
sama atas tujuan yang hendak dicapai , tentunya
LKS bipartit yang produktif akan sulit dibentuk.
Kedua pihak harus lebih sering melakukan
komunikasi secara optimal untuk menyamakan
persepsi tentang tujuan bersama yang hendak
dicapai. Perbedaan sudut pandang terhadap tujuan
bersama seringkali dipengaruhi oleh adanya
perbedaan kepentingan. Hal inilah yang sering
menjadi penghambat upaya melakukan penyamaan
persepsi di antara kedua pihak.
Untuk mengawalinya, diperlukan itikad baik di
antara keduanya, yaitu itikad baik untuk berbagi
data, informasi dan pengetahuan secara bijaksana
sesuai kebutuhan, bagi tujuan bersama. Jika itikad
atau niat baik tersebut tidak atau kurang dimiliki
oleh keduanya, harapan untuk membangun LKS
bipartit yang produktif ibarat jauh panggang dari
api.
Page 16 of 34
Jadi permasalahan yang acapkali dihadapi dalam
upaya menyamakan persepsi antara manajemen dan
pekerja adalah :
a. Kedua pihak belum sepenuhnya memahami makna
“kesalingtergantungan (interdependency) “ di antara
mereka dalam mencapai tujuan organisasi
perusahaan
b. Perbedaan sudut pandang (persepsi) dalam
memahami permasalahan organisasi perusahaan
c. Kesediaan kedua pihak untuk berbagi data,
informasi dan pengetahuan secara bijaksana dan
proporsional , sesuai dengan kebutuhan
3. Sistematika Pembahasan
Dalam makalah ini permasalahan yang ada dibahas
sebagai berikut :
a. Pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan LKS
bipartit yang produktif berdasarkan aspek
ekonomi, yang mengacu pada buku materi
pelatihan LKS Bipartit APINDO Training Center
(ATC).
b. Pembahasan tentang prinsip-prinsip yang dianut
bila kita ingin membentuk sebuah organisasi
pembelajar (learning organization), serta ciri khas
apa saja yang harus dimiliki.
Page 17 of 34
c. Pembahasan tentang pentingnya upaya
’memperbesar kue” perusahaan, srta peran apa
yang bisa dilakukan oleh manajemen dan pekerja
secara bersama-sama agar hal itu terwujud.
d. Pembahasan tentang bagaimana upaya ”memperbesar
kue” tersebut dapat dilakukan oleh manajemen
dan pekerja melalui LKS Bipartit dengan
menerapkan prinsip-prinsip organisasi
pembelajar.
4. Pembahasan Masalah
Proses interaksi yang sistematis antara manajemen
dan pekerja merupakan hal yang mutlak dalam rangka
membangun LKS Bipartit yang mampu mewujudkan
hubungan industrial yang baik. Salah satu konsep
yang coba ditawarkan adalah penerapan prinsip-
prinsip organisasi pembelajar dalam membangun LKS
Bipartit .
Sebagaimana disebutkan dimuka, bahwa dengan
mengacu kepada sasaran wujud hubungan industrial
berdasarkan aspek ekonomi, perlu diperhatikan dan
dikembangkan pembentukan LKS Bipartit yang
produktif, yaitu :
a. LKS Bipartit yang dapat memberikan sumbang
saran bagi peningkatan produktivitas lingkungan
kerja
Page 18 of 34
b. LKS Bipartit yang dapat memberikan sumbang
saran bagi pengembangan kemampuan daya saing
usaha
c. LKS Bipartit yang dapat memberikan sumbang
saran bagi pengembangan kualitas SDM
Mengingat LKS Bipartit merupakan sebuah organisasi
yang dibentuk dengan semangat kebersamaan, kerja
sama, keterbukaan informasi dan mengedepankan
komunikasi dalam memberikan sumbang saran yang
produktif bagi pimpinan perusahaan, maka pada
dasarnya LKS Bipartit merupakan wadah / sarana
belajar bagi manajemen dan pekerja dalam upaya
saling memahami kondisi dan kepentingan kedua
pihak masing-masing. Upaya secara terus menerus
untuk saling memahami antara kedua pihak merupakan
hal yang mutlak diperlukan, sehingga terciptalah
pertumbuhan kapasitas belajar dari setiap
anggotanya, dan hal ini merupakan semangat dari
pembentukan organisasi pembelajar (learning
organization). Dalam LKS Bipartit tentunya akan
dihindari terjadinya salah persepsi karena
gagalnya proses pembelajaran diantara unsur
manajemen dan pekerja , sehingga upaya memberikan
sumbang saran yang produktif kepada pimpinan
perusahaan gagal dilakukan.
Page 19 of 34
Agar hal tersebut tidak terjadi , LKS Bipartit
sebagai sebuah organisasi perlu menerapkan
prinsip-prinsip organisasi pembelajaran di bawah
ini :
Prinsip-prinsip dalam menerapkan konsep organisasi
pembelajar
Beberapa dimensi yang membedakan organisasi
pembelajar dari pembelajaran pada umumnya adalah
penguasaan atas prinsip-prinsip dasar tertentu –
Peter Sange menyebutkannya “disiplin” –
diidentifikasikan oleh Peter Sange sebagai berikut
: Systems thinking, Personal mastery, Mental models, Building
shared vision, Team learning.
a. Systems Thinking (Sistem Berpikir)
Dalam disiplin ini , anggota organisasi belajar
untuk memahami secara lebih baik adanya saling
ketergantungan antar anggota dan oleh karenanya
menjalin kerja sama secara lebih efektif, sehingga
dapat mencapai tujuan dengan baik. Agar hal ini
dapat berjalan dengan baik diperlukan adanya
kesadaran akan perilaku yang menunjang , misalnya
kesediaan untuk menerima umpan balik (feedback)
dari sesama anggota, inisiatif untuk melakukan
suatu perubahan yang telah dipertimbangkan segala
konsekuensinya.
b. Personal Mastery (Penguasan oleh Individu)
Page 20 of 34
Disiplin ini menekankan agar anggota organisasi
dapat memformulasikan hal apa yang paling utama
diinginkan / diharapkan oleh seluruh anggota ,
diinginkan / diharapkan pula oleh setiap individu.
Dalam hal ini sangat penting setiap individu
memiliki visi yang jelas, sehingga memiliki arah
yang jelas dalam bertindak. Jadi ini peran dan
aspirasi dari setiap individu diharapkan dapat
terus dikembangkan , sehingga meningkatkan
kemampuan mereka untuk mencapai hasil yang lebih
baik.
c. Mental Models
Disiplin ini memusatkan perhatian pada
pengembangan atas sikap dan persepsi yang dapat
mempengaruhi pola pikir dan interaksi. Bagaimana
manusia memahami suatu hal dan melakukan tindakan,
dipengaruhi oleh asumsi, generalisasi dan kesan
yang dimilikinya.
d. Shared Vision
Disiplin ini menekankan bagaimana agar visi yang
sudah ditetapkan dapat dijabarkan secara lebih
nyata dalam bentuk kebijakan atau prinsip-prinsip
dasar yang mudah dipahami oleh para anggota
organisasi.
e. Team Learning
Hal ini merupakan disiplin interaksi dalam group.
Melalui diskusi dan dialog yang berkualitas,
Page 21 of 34
organisasi mentransformasikan pemikiran mereka
secara kolektif, belajar untuk memobilisasi energi
dan kemampuan mereka, sehingga bersinergi untuk
memperoleh hasil yang lebih baik dari hasil
individu.
Sementara itu Michael J. Marquardt menambahkan satu
disiplin lagi yaitu dialog (dialogue), .yang
dijabarkan sebagai komunikasi yang mendalam
dengan tingkat dan mutu yang tinggi, dimana
diperlukan kemampuan menyimak dan saling berbagi
pandangan, fikiran dan pendapat. Untuk itu
dituntut kemampuan memahami isu isu peka secara
bebas dan kreatif, disamping kemampuan untuk
saling menyimak dengan seksama pendapat fihak lain
, serta menunda asumsi sendiri sebelum asumsi
fihak lain selesai disampaikan. Dialog adalah
komunikasi yang penuh dengan seni bagaimana
memfokuskan perhatian, sikap, dan perilaku yang
mendukung inquiry ( dan advocacy) yang mengemuka
dalam konversasi tersebut . Seni dialog adalah
suatu proses yang hidup ,dan interaktif . Dialog
itu sekaligus membentuk dan dibentuk oleh orang-
orang yang terlibat didalamnya.
5. Menerapkan prinsip organisasi pembelajar melalui
LKS Bipartit
Page 22 of 34
LKS Bipartit dibentuk dalam upaya untuk
memperbesar “kue” perusahaan , bukan untuk membagi
“kue” perusahaan kepada pengusaha dan pekerja.
Jadi, titik beratnya adalah kepada bagaimana upaya
peningkatan kapasitas sumber daya yang ada dalam
rangka memperbesar “kue” perusahaan tersebut. Apa
yang dimaksud dengan “kue” perusahaan ? Tentu saja
yang dimaksud dengan “kue” perusahaan adalah
tingkat profitabilitas perusahaan yang akan
dialokasikan untuk peningkatan produktivitas
perusahaan dan pada giliran berikutnya akan
meningkatkan kesejahteraan pekerja.
Secara umum terdapat 2 (dua) pendekatan yang bisa
dilakukan perusahaan untuk memperbesar “kue”,
yaitu : meningkatkan penjualan produk / jasa
setinggi mungkin atau mengurangi pengeluaran /
biaya seefisien mungkin (tetntunya dengan tidak
mengurangi tingkat penjualan yang sudah dicapai).
Bila kita berbicara tentang bagaimana upaya
meningkatkan penjualan produk / jasa, umumnya yang
lebih banyak berperan adalah level managerial dan
para pengambil keputusan yang bersifat strategis,
lebih khusus lagi adalah mereka yang berada dalam
organisasi pemasaran / penjualan di perusahaan.
Sedangkan bila berbicara tentang bagaimana
mengurangi pengeluaran / biaya perusahaan sehingga
menjadi lebih efisien, keterlibatan seluruh
Page 23 of 34
karyawan mulai dari level staff hingga direksi
sangat dimungkinkan. Hal ini karena seluruh level
pekerja dalam perusahaan sedikit atau banyak pasti
menggunakan sumber daya perusahaan yang ada dalam
melaksanakan operasional / aktivitas mereka. Mulai
dari hal yang sederhana, misalnya : penggunaan
alat tulis kantor, penggunaan alat keselamatan
kerja, penggunaan listrik, air dan telepon ,
penggunaan bahan bakar tertentu, sampai dengan
penggunaan alat dan bahan proses produksi yang
“consumable” (habis terpakai) dalam suatu proses
produksi / jasa.
Apa yang bisa dilakukan oleh pekerja dalam
hubungannya dengan efisiensi pengeluaran / biaya
perusahaan dan upaya memperbesar “kue”
perusahaan ? Tentunya kita memahami konsep
sederhana bahwa : keuntungan (P= profit) diperoleh
dari pendapatan (R= revenue) dikurangi dengan
pengeluaran (C= cost) ; P = R – C. Bila nilai “C”
semakin kecil, walaupun nilai “R” tetap, maka
nilai “P” yang diperoleh akan semakin besar.
Konsep inilah yang dimaksud dengan salah satu cara
memperbesar “kue” perusahaan.
Dengan demikian, apa yang bisa dilakukan oleh para
pekerja pada umumnya dalam rangka memperbesar
“kue” perusahaan ? Tentunya adalah segala
aktivitas pekerja yang dapat mendukung terciptanya
Page 24 of 34
efisiensi pengeluaran biaya perusahaan, sepanjang
tidak mempengaruhi tingkat profitabilitas
perusahaan. Bagaimana agar pekerja mengetahui
dengan tepat , aktivitas apa saja yang dapat
mereka lakukan sehingga pengeluaran biaya secara
efisien dapat tercipta ? Dalam hal ini upaya
manajemen untuk melibatkan pekerja memperkecil
nilai “C” secara berkesinambungan , sekaligus
tetap mempertahankan (atau jika memungkinkan
memperbesar nilai “R”), sangat diperlukan. Segala
data dan informasi yang berkaitan dengan
pengeluaran biaya, tentunya dimiliki oleh
manajemen. Bila manajemen secara bijaksana dapat
memaparkan data dan informasi, misalnya mengenai :
berapa banyak penggunaan alat tulis kantor setiap
bulan, apakah hal tersebut sudah sesuai dengan
kebutuhan, atau apakah terlihat adanya pemborosan
dalam penggunaannya ; atau contoh lain adalah
berapa banyak pengeluaran biaya listrik, air ,
telepon maupun biaya bahan dan peralatan pembersih
ruangan setiap bulan, adakah pemborosan yang
masih dilakukan, dan contoh-contoh lainnya. Bila
manajemen sudah ada itikad baik untuk berbagi data
dan informasi tersebut, langkah berikutnya adalah
mengajak para pekerja untuk bersama-sama
mempelajari data yang ada, mengkaji serta
melibatkan mereka mencari solusi bersama. Dalam
Page 25 of 34
hal ini beberapa hal penting yang merupakan
prinsip-prinsip organisasi pembelajaran (learning
organization), bisa diterapkan, yaitu :
a. Ketika manajemen merasa perlu melibatkan
pekerja dalam rangka program efisiensi
pengeluaran perusahaan, terdapat unsur kesaling
tergantungan (interdependency) diantara
keduanya . Dalam hal ini berlaku prinsip system
thinking.
b. Ketika data dan informasi sudah dipaparkan,
tentunya akan dilakukan rencana tindakan apa
yang dilakukan, bagaimana cara melakukannya,
kapan dan siapa yang melakukannya. Dalam hal
ini akan ada pembagian tugas antara manajemen
dan pekerja sesuai dengan keahliannya masing-
masing. Prinsip personal mastery, diterapkan.
c. Dalam proses perencanaan dan pembagian tugas
tersebut dimungkinkan munculnya perbedaan
pandangan, perbedaan pendapat atau perdebatan .
Agar proses tersebut dapat berlangsung secara
baik, diperlukan sikap mental yang baik dari
manajemen dan pekerja, yaitu bahwa adanya
perbedaan pandangan, justru merupakan peluang
untuk menciptakan sinergi saling menguntungkan
kedua pihak. Dalam hal ini berlaku prinsip
mental models.
Page 26 of 34
d. Agar proses kerja sama tersebut dapat berjalan
dengan baik, manajemen sebagai perwakilan
perusahaan diharapkan dapat menjabarkan visi
dan misi perusahaan secara lebih bijaksana,
agar para pekerja dapa lebih mudah memahami ke
arah mana perusahaan akan dikembangkan, serta
bagaimana upaya yang harus dilakukan. Dalam hal
ini tardapa proses penjabaran visi dan misi,
yang disebut dengan shared vision. Melalui
proses tersebut, diharapkan terbuka pemahaman
di antara pekerja dan manajemen mengenai
kebijakan yang ditempuh pimpinan perusahaan
dalam upaya menumbuhkembangkan perusahaan.
e. Adanya penerapan prinsip-prinsip tersebut di
atas (system thinking, personal mastery, mental
models, shared vision), akan mempermudah
manajemen dan pekerja untuk menerapkan prinsip
selanjutnya dalam organisasi pembelajar, yaitu
prinisp team learning, yaitu membangun sinergi
yang saling menguntungkan bagi keduanya,
melalui berbagi data , informasi dan
pengetahuan secara bijaksana.
f. Seluruh prinsip tersebut di atas akan
terlaksana dengan baik, bila terjadi komunikasi
yang baik diantara keduanya, dengan menerapkan
prinsip dialogue dalam organisasi pembelajar ,
Page 27 of 34
yaitu : kemampuan menyimak dan saling berbagi
pandangan, fikiran dan pendapat.
Bila melalui organisasi LKS Bipartit dapat
menerapkan prinsip-prinsip organisasi
pembelajar sebagaimana dimaksud di atas, maka
akan diperoleh manfaat sebagai berikut :.
PrinsipOrganisasiPembelajar
Manfaatnya bila diterapkan dalamLKS Bipartit
Systemthinking
Adanya pemahaman saling tergantungantara manajemen dan pekerja. Bilapaham ini sudah dimiliki olehkeduanya, maka sikap seolah-olahsatu pihak lebih “superior” dibandingpihak yang lain tidak ada lagi.Diawali dengan paham yang baikmengenai hal ini maka akan munculrasa saling membutuhkan satu denganyang lainnya.
PersonalMastery
Setiap individu dalam organisasiLKS Bipartit diharapkan menguasaibetul bidang tugasnya. Sehinggatangap dan cekatan dalam mempeljaripersoalan.
Mentalmodels
Setiap individu dalam LKS bipartitdiharapkan membangun sikap mentalyang baik dalam memahami perbedaanpandangan yang terjadi , yaitubahwa perbedaan pandangan dapatterjadi karena adanya perbedaanasumsi, adanya unsur generalisasiatas suatu permasalahan dan adanyakesan yang berbeda dalam memandangsuatu persoalan
SharedVision
Kemampuan pimpinan dan pengurus LKSBipartit dalam berbagi visi danmenjabarkannya bagi seluruh anggota
Page 28 of 34
merupakan kunci atas timbulnyakepercayaan. Semakin tinggi tingkatkepercayaan unsur manajemen danunsur pekerja kepada pimpinan danpengurus LKS bipartit, akanmempermudah organisasi LKS bipartitdalam menunjukkan kinerja yangproduktif, sehingga sumbang saranyang diberikan kepada pimpinanperusahaan pun akan semakin mudahdipahami dan diterima
TeamLearning
Sinergi adalah kata kunci utamadalam membangun LKS bipartite yangproduktif. Sinergi dibangun melaluikesadaran bersama untuk salingberbagi data, informasi danpengetahuan secara bijaksana.Proses interaksi kedua pihak dalamLKS bipartite akan sangatberkualitas bila semangat belajardalam sebuah tim terusdikembangkan.
Dialogue Kemampuan menyimak dan salingberbagi pandangan, fikiran danpendapat harus terus dikembangkandalam organisasi LKS bipartite..Untuk itu dituntut kemampuanmemahami isu-isu peka secara bebasdan kreatif, disamping kemampuanuntuk saling menyimak denganseksama pendapat fihak lain , sertamenunda asumsi sendiri sebelumasumsi fihak lain selesaidisampaikan
Dalam mewujudkan LKS bipartite yang produktif
dengan menerapkan prinsip-prinsip organisasi
Page 29 of 34
pembelajar tersebut di atas, manajemen / pengusaha
dapat melakukan beberapa inisiatif berikut ini :
a. Tetapkan agenda pertemuan dengan mengangkat
topik pembicaraan yang berkaitan dengan upaya-
upaya pengurangan / penghematan biaya
operasional perusahaan , tanpa mengurangi
tingkat profitabilitas.
b. Siapkan suatu analisa baik secara kualitatif
maupun kuantiftaif, untuk dipelajari bersama
dengan pekerja, bahwa bila penghematan biaya
tersebut bisa dilakukan, maka tingkat
profitabilitas perusahaan akan meningkat.
Manfaat dari peningkatan profitabilitas ini
akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
karyawan.
c. Siapkan data dan informasi secara akurat yang
berkaitan dengan pengeluaran perusahaan untuk
biaya operasional, misalnya : penggunaan
telepon kantor, air maupun listrik , pemakaian
alat tulis kantor, biaya penyimpanan di gudang,
biaya untuk membayar tenaga outsource
kebersihan, dll
d. Pada saat pertemuan LKS Bipartit sampaikan
secara jelas mengenai visi dan misi perusahaan,
serta bagaimana manajemen dan pekerja sebagai
bagian inti perusahaan saling bahu-membahu
membangun kerja sama yang baik. Sampaikan
Page 30 of 34
secara jelas kaitan yang erat antara agenda dan
topik pembicaraan LKS Bipartit dengan visi dan
misi perusahaan, yaitu bahwa jika beberapa
penghematan bisa dilakukan bersama, maka
manfaatnya akan dirasakan bersama.
e. Sampaikan pula peran yang bisa dilakukan oleh
setiap individu dalam organisasi dalam upaya
mewujudkan visi dan misi perusahaan. Peran
pekerja dalam meningkatkan profitabilitas
perusahaan merupakan program penghematan biaya
sangat besar, untuk itu diharapkan adanya
kesadaran bersama agar agenda ini dapat
berjalan dengan baik.
f. Sampaikan secara deskriptif dan argumentatif
bahwa manfaat dari pembahasan topik pada
pertemuan LKS Bipartit akan dirasakan oleh
manajemen dan karyawan , apabila ada kesadaran
untuk saling berbagi data, informasi dan
pengetahuan. Aktivitas tersebut tentunya akan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
pekerja dalam menangani suatu permasalahan. Hal
ini berarti akan meningkatkan kompetensi dan
tentunya daya saing bagi setiap individu yang
terlibat, yang pada giliran berikutnya
meningkatkan daya saing perusahaan.
g. Apabila sudah tumbuh kesadaran untuk memahami
visi dan misi perusahaan, kesadaran untuk
Page 31 of 34
saling berbagi data, informasi dan pengetahuan
secara bijaksana, maka hal ini merupakan modal
awal yang baik untuk membangun sinergi dalam
sebuah tim.
h. Sinergi dapat terjadi bila terdapat pola dialog
yang baik dalam tim. Jadi langkah selanjutnya
adalah membangun dialog , yaitu aktivitas
komunikasi yang dibarengi dengan kemampuan
saling menyimak dengan seksama pendapat fihak
lain , serta menunda asumsi sendiri sebelum
asumsi fihak lain selesai disampaikan.
i. Melalui dialog yang baik inilah akan terwujud
sebuah tim yang didalamnya terdiri dari setiap
individu dengan kemampuan belajar yang baik.
Melalui beberapa inisiatif tersebut, manajemen
dapat menjadi mitra bagi pekerja , sekaligu
memberikan contoh yang baik (role model) bagi
pekerja mengenai bagaimana mewujudkan LKS bipartit
yang produktif dengan menggunakan prinsip-prinsip
pada organisasi pembelajar
6. Kesimpulan
Dalam upaya membangun LKS Bipartit yang produktif
dan sesuai dengan amanat undang-undang, diperlukan
adanya itikad baik dari kedua pihak. Melalui LKS
bipartit yang produktif dapat diciptakan hubungan
Page 32 of 34
industrial yang baik dan harmonis. Manajemen
sebagai pihak yang sangat berkepentingan dalam
terciptanya hubungan industrial yang harmonis,
perlu melakukan inisiatif terlebih dahulu serta
menjadi role model bagi pekerja tentang bagaimana
menciptakan LKS bipartit yang produktif.
Sebagai role model bagi pekerja, manajemen perlu
memiliki inisatif. Salah satu bentuk inisiatif
yang bisa diterapkan dalam agenda pertemuan LKS
bipartit adalah menjadikan LKS bipartit sebagai
sarana menerapkan prinsip-prinsip pembentukan
organisasi pembelajar. Penerapan prinsip-prinsip
yang ada pada konsep organisasi pembelajar
(learning organization) dapat dijadikan salah satu
alternatif dalam mewujudkan LKS bipartit yang
produktif, yaitu LKS bipartit yang dapat :
a. Memberikan sumbang saran bagi peningkatan
produktivitas lingkungan kerja
b. Memberikan sumbang saran bagi pengembangan
kemampuan daya saing usaha
c. Memberikan sumbang saran bagi pengembangan
kualitas SDM
Bila LKS bipartit yang produktif telah dirasakan
manfaatnya baik oleh manajemen, karyawan maupun
pimpinan perusahaan, maka hubungan industrial yang
lebih harmonis akan mudah untuk dicapai.
Daftar Pustaka
Page 33 of 34
APINDO Training Center, Materi Training LKS Bipartit,
2010
Suwarto, Hubungan Industrial dalam Praktek , 2003
Peter Senge The Fifth Discipline: The Art and Practice of The Learning
Organization (1990),
Andreas Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar, 2000
Stephen R Covey , The 7 Habits of Highly Effective People, 1989
David A. Garvin , Learning in Action, , Harvard Business
School, 2000
Edgar H. Schein , Organizational and Managerial Culture as a Facilitator or Inhibitor of Organizational Learning ; http://www.solonline.org/res/wp/10004.html#one