Top Banner
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI PEMBELAJAR (LEARNING ORGANIZATION) DALAM MEWUJUDKAN LKS BIPARTIT YANG PRODUKTIF 1. Pendahuluan a. Prinsip-prinsip dasar hubungan industrial Praktek hubungan industrial mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu Negara. Hubungan industrial yang aman dan dinamis akan menciptakan keserasian di dalam hubungan kerja yang pada giliran berikutnya membantu hubungan yang serasi antara pekerja dan pengusaha. Hal ini merupakan salah satu kondisi penting untuk meningkatkan produktivitas kerja sabagai pra- kondisi untuk meningkatkan produktivitas kerja nasional. Tujuan akhir dari pengaturan hubungan industrial adalah peningkatan kesejahteraan bagi semua pihak. Untuk dapat mencapai hal tersebut diperlukan peningkatan produktivitas dari waktu ke waktu. Produktivitas dapat dicapai ketika terjadi ketenangan kerja dan berusahan di dalam perusahaan. Untuk dapat mencapai ketenangan kerja ini, maka komunikasi yang efektif dan berkelanjutan perlu dilakukan secara sadar dan bertanggungjawab. Komunikasin mememgang peranan penting di dalam membina dan Page 1 of 34
34

Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

Apr 21, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI PEMBELAJAR

(LEARNING ORGANIZATION) DALAM MEWUJUDKAN

LKS BIPARTIT YANG PRODUKTIF

1. Pendahuluan

a. Prinsip-prinsip dasar hubungan industrial

Praktek hubungan industrial mempunyai peranan

penting dalam pembangunan ekonomi suatu Negara.

Hubungan industrial yang aman dan dinamis akan

menciptakan keserasian di dalam hubungan kerja

yang pada giliran berikutnya membantu hubungan

yang serasi antara pekerja dan pengusaha. Hal

ini merupakan salah satu kondisi penting untuk

meningkatkan produktivitas kerja sabagai pra-

kondisi untuk meningkatkan produktivitas kerja

nasional.

Tujuan akhir dari pengaturan hubungan

industrial adalah peningkatan kesejahteraan

bagi semua pihak. Untuk dapat mencapai hal

tersebut diperlukan peningkatan produktivitas

dari waktu ke waktu. Produktivitas dapat

dicapai ketika terjadi ketenangan kerja dan

berusahan di dalam perusahaan. Untuk dapat

mencapai ketenangan kerja ini, maka komunikasi

yang efektif dan berkelanjutan perlu dilakukan

secara sadar dan bertanggungjawab. Komunikasin

mememgang peranan penting di dalam membina dan

Page 1 of 34

Page 2: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

meningkatkan rasa saling percaya antara pekerja

dan pengusaha.

Pengertian ketenangan kerja dan berusaha adalah

suatu kondisi dimana terdapat 3 unsur penting,

yaitu :

1. Hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja

terjamin dan dilaksanakan

2. Apabila timbul perselisihan dapat

diselesaikan secara internal

3. Mogok dan penutupan perusahaan (lock) out

tidak perlu digunakan untuk memaksakan

kehendak, karena perselisihan yang terjadi

telah dapat diselesaikan dengan baik.

Penelitian membuktikan bahwa untuk membangun

hubungan industrial yang harmonis dibutuhkan

sikap tanggap pada permasalahan sejak dini jauh

sebelum suatu sumber potensi berubah menjadi

konflik.

b. Ruang lingkup LKS Bipartit

Kerja sama bipartit merupakan suatu bentuk

kerja sama dan komunikasi antara pekerja dan

pengusaha dalam suatu perusahaan. Agenda atau

pokok bahasan dalam kerja sama tersebut

meliputi berbagai segi kehidupan di perusahaan,

khususnya yang berkaitan dengan ketenagakerjaan

dan hubungan industrial dalam kerangka proses

Page 2 of 34

Page 3: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

produksi. Kerja sama bipartite ini tidak dapat

diartikan sebagai kerja sama secara fisik

semata, namun lebih banyak dalam bidang

konsepsi pemikiran dan penyamaan persepsi.

Pada dasarnya pekerja dan pengusaha di satu

sisi memiliki tujuan yang sama yaitu tetap

berlangsungnya kegiatan produksi sehingga

mendatangkan manfaat bagi keduanya. Namun pada

sisi yang lain dalam upaya mencapai tujuan

tersebut , keduanya memiliki kepentingan yang

berbeda, yang berpotensi menimbulkan konflik

organisasi. Secara umum pengusaha

berkepentingan agar usaha yang dibangunnya

tetap berjalan dan mendatangkan keuntungan ,

sedangkan pekerja berkepentingan akan

peningkatan kesejahteraan mereka. Untuk

menghindari timbulnya konflik tersebut kedua

pihak perlu secara sadar melakukan pendekatan

agar potensi tersebut tidak menjadi kenyataan.

Konsep dari kebijakan Lembaga Kerja Sama

Bipartit merupakan suatu kesadaran akan

pentingnya persamaan pandangan dan persepsi

antara pekerja dan pengusaha dalam suatu

hubungan kerja. Dalam hal ini berarti pengusaha

dan pekerja akan sangat bijaksana bila

meninggalkan paradigma konflik kepentingan

dalam menyelesaikan masalah hubungan industrial

Page 3 of 34

Page 4: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

dan menggantikannya dengan paradigma sinergis

yang berupaya mencari solusi menguntungkan

kedua belah pihak.

Konflik dalam hubungan industrial sangat

mempengaruhi produktivitas kerja. Penyebab

timbulnya konflik ditinjau dari aspek-aspek

dalam hubungan industrial, di antaranya adalah

: pandangan pengusaha yang tradisional mengenai

konsep membina hubungan kerja dengan pekerja,

adanya perundang-undangan yang tidak aspiratif

dan hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja

yang kurang harmonis.

Adanya perbedaan kepentingan antara pengusaha /

manajemen dengan pekerja (sebagaimana tercantum

di bawah ini), bila tidak dikelola dengan baik

dapat menimbulkan konflik dalam Hubungan

Industrial .

Kepentingan Manajemen/ Pengusaha

Kepentingan Pekerja

Perusahaan perlutetap hidup danmemiliki daya saing

Kelangsungan hiduppekerja dan tetap amandalam pekerjaannya

Tercapainya hasilinvestasi yangmemadai

Diperolehnya imbalanyang adil atas hasilinvestasi tersebut

Pemanfaatan sumberdaya manusia secaraefektif dan efisien

Pemanfaatan sumber dayamanusia didasarkan atasPKB dan peraturanperubdangan yangberlaku

Page 4 of 34

Page 5: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

Tetap terlindunginyahak manajemen untukmembuat keputusan danadanya fleksibiltasdalam mengelolaperusahaan

Hak pekerja untukberserikat danmenyampaikan pendapattetap terlindungiberdasarkan PKB danperaturan perundanganyang berlaku

Memperoleh komitmendari pekerja untukmemberikan kinerjaterbaik mereka

Memperoleh komitmendari pengusaha untukbersikap adil danberupaya meningkatkankesejahteraan pekerja

Sebagaimana tercantum dalam materi pelatihan

LKS Bipartit yang diterbitkan oleh APINDO

Training Center, bahwa salah satu aspek yang

menjadi sasaran perwujudan hubungan industrial

yang harmonis (produktif), dinamis (adaptif)

dan berkeadlian (sejahtera) adalah aspek

Ekonomi melalui pembentukan LKS Bipartit, yaitu

:

Sasaran perwujudanhubungan industrial

Dicapai melaluipembentukan LKSBipartit

harmonis (produktif), Optimalisasi LKSBipartit bagiPenciptaan LingkunganKerja Produktif diPerusahaan

dinamis (adaptif) Manfaat LKS Bipartitbagi PengembanganKemampuan Daya SaingUsaha

Page 5 of 34

Page 6: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

berkeadilan(sejahtera)

Pertumbuhan usaha yangsinergis denganpengembangan SDM dalammewujudkan HubunganIndustrial yangberkeadilan

Dengan mengacu kepada sasaran wujud hubungan

industrial berdasarkan aspek ekonomi tersebut

di atas, perlu diperhatikan dan dikembangkan

pembentukan LKS Bipartit yang memiliki

“karakter” yang sejalan dengan apa yang hendak

dicapai baik oleh pengusaha / manajemen maupun

oleh pekerja , yaitu :

1. LKS Bipartit yang dapat memberikan sumbang

saran bagi peningkatan produktivitas

lingkungan kerja

2. LKS Bipartit yang dapat memberikan sumbang

saran bagi pengembangan kemampuan daya saing

usaha

3. LKS Bipartit yang dapat memberikan sumbang

saran bagi pengembangan kualitas SDM

Untuk membentuk dan mengembangkan LKS Bipartit

yang ber”karakter” sebagaimana disebut di atas,

tentunya diperlukan persepsi yang sama dan

kerja sama yang baik antara pengusaha /

manajemen dan pekerja. Hal ini mengingat pada

dasarnya LKS Bipartit merupakan sebuah

organisasi yang menggabungkan unsur manajemen

Page 6 of 34

Page 7: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

dan unsur pekerja, dimana walaupun keduanya

memiliki kepentingan yang berbeda, namun dalam

hal pencapaian tujuan, keduanya memiliki

kesamaan, yaitu tetap berlangsungnya

operasional perusahaan sehingga mendatangkan

manfaat bagi keduanya. Sebagai sebuah

organisasi yang mewadahi komunikasi dan kerja

sama dalam upaya memberikan sumbang saran bagi

kemajuan perusahaan, sudah selayaknya LKS

Bipartit menerapkan prinsip-prinsip

pengembangan organisasi, yang salah satunya

dapat diadopsi dari prinsip-prinsip dalam

menerapkan organisasi pembelajar.

c. Definisi dan ruang lingkup Organisasi

Pembelajar

Stephen R Covey (The 7 Habits of Highly

Effective People, 1989): Proses pembelajaran ,

pengajaran dan pelatihan dapat dibedakan dalam

tiga tahap yang disebut dengan kontinuum

kedewasaan (maturity continuum), yakni bergerak

dari tahap bergantung (dependence), menuju

tahap mandiri (independence) dan memuncak pada

tahap kesalingbergantungan (interdependence)

Page 7 of 34

Page 8: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

Pembelajaran adalah suatu proses perolehan

pengetahuan melalui pengamatan dan studi yang

menimbulkan perubahan pada sikap dan atau

perilaku , tentunya dalam upaya menuju hasil

yang lebih baik. Dalam pembelajaran terdapat

tiga proses harus dilalui untuk mencapai hasil

yang lebih baik, yaitu :

1. Proses mempelajari, memahami, menghayati,

dan melaksanakan paradigma-baru,serta

belajar bagaimana belajar bersama

(Learning how to learn)

2. Proses mengevaluasi, mengendapkan, dan

meninggalkan paradigma yang sudah tidak

sesuai / sudah tidak relevan lagi

(Learning how to unlearn)

3. Proses menggali, menemukan, dan

mendayagunakan kearifan lama yang masih

dapat berkontribusi menyelesaikan masalah

saat ini. (Learning how to relearn).

Seperti halnya manusia, organisasi sebagai

suatu unit yang beranggotakan manusia tentunya

harus pula melakukan adaptasi terhadap

lingkungannya yang senantiasa mengalami

perubahan. Dalam menghadapi proses adaptasi

tersebut , baik manusia maupun organisasi tidak

akan efektif bila mengambil sikap reaktif,

bukan proaktif. Sikap reaktif ditunjukkan

Page 8 of 34

Page 9: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

dengan : tidak melakukan evaluasi terhadap

aktifitas yang telah dilakukan sebelumnya,

tidak melakukan analisa terhadap kekuatan dan

kelemahan, tidak melakukan antisipasi terhadap

apa yang mungkin terjadi di kemudian hari,

serta bertindak semata-mata untuk kepentingan

jangka pendek. Sementara sikap sebaliknya

proaktif ditunjukkan dengan : melakukan

evaluasi terhadap aktifitas yang telah

dilakukan sebelumnya, melakukan analisa

terhadap kekuatan dan kelemahan, melakukan

antisipasi terhadap apa yang mungkin terjadi di

kemudian hari, serta bertindak untuk

kepentingan jangka menengah / panjang.

Agar manusia ataupun organisasi terhindar dari

sikap reaktif tersebut – yang berarti bersikap

proaktif – diperlukan suatu metode , yaitu :

pembelajaran. Sebagaimana disebutkan di atas,

bahwa belajar merupakan suatu proses untuk

meningkatkan kemampuan agar dapat beradaptasi

dengan lingkungan yang senantiasa mengalami

perubahan.

Menurut David A. Garvin , Organisasi yang

memiliki kemampuan untuk menciptakan,

memperoleh , menerjemahkan (interpreteing) ,

mentransformasikan dan mempertahankan /

Page 9 of 34

Page 10: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

mengendalikan (retaining) pengetahuan (baik

tacit maupun explicit) , dan secara konsisten

mengarahkan (modify) perilaku yang dimilikinya

agar dapat merefleksikan pengetahuan dan

pencerahan baru.

Prinsip dasar learning organization sangat

perlu diterapkan oleh organisasi bisnis dewasa

ini, mengingat begitu seringnya perubahan iklim

bisnis terjadi , sehingga menuntut adanya

perubahan dalam organisasi. Agar proses

perubahan dalam organisasi dapat berjalan

dengan baik , setiap anggota organisasi perlu

dipersiapkan untuk bersikap proaktif, bukan

reaktif. Proaktif untuk : mempelajari hal baru,

mengantisipasi kemungkinan yang terjadi di masa

mendatang, serta berbagi informasi dan

pengetahuan dengan sesama anggota .

Tiga tugas utama leader (David A. Garvin) :

1. Menciptakan kesempatan untuk belajar

dengan penciptaan suasana dan kondisi yang

mendukung akivitas pembelajaran

2. “Cultivate the proper tone” , mempertegas norma –

norma yang diharapkan dan penegakan aturan

main dalam proses belajar

3. Memimpin proses diskusi, memfasilitasi

perdebatan, mengumpulkan pertanyaan,

Page 10 of 34

Page 11: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

mendengarkan dengan penuh perhatian dan

memberikan umpan balik dan keterbukaan.

Menurut Peter Senge learning organizations /organisasi pembelajar adalah :

Organisasi yang anggotanya senantiasa

mengembangkan kapasitas mereka untuk menciptakan

hasil kerja sesuai dengan hasrat / keinginan para

anggotanya, dimana pola pemikiran yang baru dan

ekspansive dikembangkan, dimana aspirasi koleksi

bebas dilakukan dan dimana para anggotanya belajar

secara terus menerus secara terpadu dan bersama-

sama.

Manusia sebagai anggota organisasi, dapat

beraktivitas diluar struktur dan system dimana.

Dalam bukunya The Fifth Dicipline , seluruh disiplin

yang ia kemukakan, sangat peduli terhadap

perubahan pola pikir / paradigma dari melihat

secara parsial menjadi melihat secara global, dari

melihat manusia sebagai manusia yang tidak dapat

berkembang (pasif) menjadi manusia yang aktif

berpartisipasi dalam mewujudkan keinginan, dari

bersikap reaktif menjadi bersikap kreatif menuju

masa depan.Selain itu hal mendasar yang mendukung

keberadaan organisasi pembelajar adalah dalam

situasi lingkungan yang cepat berubah mereka

memiliki ciri : fleksibilitas, kemampuan

Page 11 of 34

Page 12: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

beradaptasi dan berproduksi yang dapat mencapai

prestasi yang tinggi. Agar hal ini dapat tercapai,

organisasi harus menemukan cara bagaimana

mensinergikan komitmen dan kapasitas anggotanya

untuk belajar

d. Komponen Organisasi Pembelajar

Pembelajaran adalah upaya untuk mendapatkan

pengetahuan dan ketrampilan dalam upaya

peningkatan kapasitas seseorang / suatu organisasi

untuk melakukan tindakan yang efektif .

Ada dua hal penting dari pengertian tsb :

1. apa yang dipelajari (Know How), dan

2. bagaimana memahami dan mengaplikasikannya (Know

Why).

Untuk memulai mentransformasikan organisasi di

mana kita berada sekarang, terlebih dulu, mari

kita cermati komponen-komponen penting yang harus

ada dalam organisasi pembelajar.

1. Belajar

2. Organisasi

3. Orang

4. Pengetahuan

Secara kasat mata, kelima komponen tadi ada dalam

organisasi manapun, baik organisasi konvensional

Page 12 of 34

Page 13: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

maupun organisasi modern yang sudah menerapkan

prinsip-prinsip pengembangan organisasi. Lalu apa

bedanya? Mari kita cermati bersama.

Aktivitas belajar dalam organisasi pembelajar

merupakan ruh yang memberikan gerak bagi maju

mundurnya suatu organisasi. Belajar menjadi

prioritas utama dalam setiap kegiatan yang

dilakukan organisasi atau perusahaan tersebut.

Setiap orang yang ada dalam organisasi didorong

untuk mengembangkan diri dan memperkaya kapasitas

dirinya. Setiap individu terlatih dalam skill-

skill belajar, learning how: to do, to learn, to be, to life

together. Mereka juga dengan antusiasme yang luar

biasa, terus berusaha menerapkan metode percepatan

belajar. Dinamika pembelajaran itu berkembang

tidak hanya pada diri mereka seorang, tapi juga

berkembang pada kelompok, bahkan sudah menjadi

budaya organisasi.

Dari sisi Organisasi, organisasi yang mempunyai

semangat belajar, mereka akan memperjelas visi

organisasi mereka, yang digali dari visi-visi

individu. Visi mereka adalah visi yang jelas,

semua orang menghayati visi tersebut, karena visi

tersebut digali dari diri mereka. Dalam organisasi

pembelajar ada sebuah iklim yang terbentuk yang

mendorong individu-individu yang ada untuk

Page 13 of 34

Page 14: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

berkembang. Pemberdayaan anggota menjadi bagian

yang penting. Tidak ada gap atasan dan bawahan.

Bagaimana mengelola pengetahuan menjadi kebutuhan

pokok yang harus dijalankan dengan untuk

memudahkan sirkulasi pengetahuan sehingga bisa

berkembang dengan baik. Pengetahuan dikelola

dengan baik, dari bagaimana mendapatkan

pengtahuan, menciptakan pengetahuan baru,

menyimpannya, dan kemudian menyebarkan pengetahuan

untuk kemudian digunakan.

Perbedaan antara “ Traditional Organization “ dan

“Organisasi Pembelajar (Learning Organization)”

(Peter Senge ; learning organization)

2. Perumusan Masalah

Membangun LKS Bipartit yang mampu mewujudkan

hubungan industrial yang baik, ditinjau dari aspek

hukum, ekonomi, sosial dan budaya sebagaimana

tercantum dalam materi pelatihan LKS Bipartit oleh

Page 14 of 34

Page 15: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

DPP APINDO, bukanlah hal yang mudah, namun bukan

berarti pula merupakan hal yang mustahil. Sangat

diperlukan adanya keterbukaan dan kesediaan untuk

berbagi secara proporsional baik dari pihak

manajemen maupun pekerja , mengingat secara

alamiah terdapat perbedaan kepentingan antara

keduanya dalam mencapai tujuan yang sama, yaitu

keberlangsungan operasional perusahaan. Kesadaran

kedua pihak untuk secara proporsional berbagi data

, informasi dan pengetahuan yang relevan dengan

agenda LKS Bipartit , secara bertahap akan membuat

kedua pihak lebih arif dan bijaksana dalam

memandang suatu permasalahan organisasi.

Tidak dapat dipungkiri, salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi jalannya kehidupan organisasi

perusahaan tempat keduanya berada adalah perubahan

lingkungan di luar organisasi perusahaan, yang

bisa bersumber dari : pelanggan, pemerintah ,

pemasok maupun masyarakat pada umumnya. Perubahan

lingkungan kerapkali tidak terduga sifatnya, kapan

terjadinya, apa pengaruhnya serta seberapa sering

perubahan itu akan terjadi. Agar perusahaan dan

unsur yang ada di dalamnya (manajemen dan pekerja)

senantiasa siap menghadapi kemungkinan perubahan

yang muncul , agar antara kedua pihak perlu saling

bertukar informasi dan pengetahuan, diperlukan

suatu proses interaksi yang sistematis.

Page 15 of 34

Page 16: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

Disamping itu, tantangan lain yang dihadapi oleh

organisasi perusahaan adalah cukup banyaknya

perbedaan kepentingan yang ada di antara kedua

pihak sebagaimana disebutkan sebelumnya. Bila

keduanya ingin membentuk dan membina organisasi

LKS bipartite yang produktif , kedua pihak

hendaknya bisa mendahulukan tujuan bersama di atas

adanya perbedaan kepentingan tersebut. Bila kedua

pihak masih sulit untuk memiliki persepsi yang

sama atas tujuan yang hendak dicapai , tentunya

LKS bipartit yang produktif akan sulit dibentuk.

Kedua pihak harus lebih sering melakukan

komunikasi secara optimal untuk menyamakan

persepsi tentang tujuan bersama yang hendak

dicapai. Perbedaan sudut pandang terhadap tujuan

bersama seringkali dipengaruhi oleh adanya

perbedaan kepentingan. Hal inilah yang sering

menjadi penghambat upaya melakukan penyamaan

persepsi di antara kedua pihak.

Untuk mengawalinya, diperlukan itikad baik di

antara keduanya, yaitu itikad baik untuk berbagi

data, informasi dan pengetahuan secara bijaksana

sesuai kebutuhan, bagi tujuan bersama. Jika itikad

atau niat baik tersebut tidak atau kurang dimiliki

oleh keduanya, harapan untuk membangun LKS

bipartit yang produktif ibarat jauh panggang dari

api.

Page 16 of 34

Page 17: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

Jadi permasalahan yang acapkali dihadapi dalam

upaya menyamakan persepsi antara manajemen dan

pekerja adalah :

a. Kedua pihak belum sepenuhnya memahami makna

“kesalingtergantungan (interdependency) “ di antara

mereka dalam mencapai tujuan organisasi

perusahaan

b. Perbedaan sudut pandang (persepsi) dalam

memahami permasalahan organisasi perusahaan

c. Kesediaan kedua pihak untuk berbagi data,

informasi dan pengetahuan secara bijaksana dan

proporsional , sesuai dengan kebutuhan

3. Sistematika Pembahasan

Dalam makalah ini permasalahan yang ada dibahas

sebagai berikut :

a. Pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan LKS

bipartit yang produktif berdasarkan aspek

ekonomi, yang mengacu pada buku materi

pelatihan LKS Bipartit APINDO Training Center

(ATC).

b. Pembahasan tentang prinsip-prinsip yang dianut

bila kita ingin membentuk sebuah organisasi

pembelajar (learning organization), serta ciri khas

apa saja yang harus dimiliki.

Page 17 of 34

Page 18: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

c. Pembahasan tentang pentingnya upaya

’memperbesar kue” perusahaan, srta peran apa

yang bisa dilakukan oleh manajemen dan pekerja

secara bersama-sama agar hal itu terwujud.

d. Pembahasan tentang bagaimana upaya ”memperbesar

kue” tersebut dapat dilakukan oleh manajemen

dan pekerja melalui LKS Bipartit dengan

menerapkan prinsip-prinsip organisasi

pembelajar.

4. Pembahasan Masalah

Proses interaksi yang sistematis antara manajemen

dan pekerja merupakan hal yang mutlak dalam rangka

membangun LKS Bipartit yang mampu mewujudkan

hubungan industrial yang baik. Salah satu konsep

yang coba ditawarkan adalah penerapan prinsip-

prinsip organisasi pembelajar dalam membangun LKS

Bipartit .

Sebagaimana disebutkan dimuka, bahwa dengan

mengacu kepada sasaran wujud hubungan industrial

berdasarkan aspek ekonomi, perlu diperhatikan dan

dikembangkan pembentukan LKS Bipartit yang

produktif, yaitu :

a. LKS Bipartit yang dapat memberikan sumbang

saran bagi peningkatan produktivitas lingkungan

kerja

Page 18 of 34

Page 19: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

b. LKS Bipartit yang dapat memberikan sumbang

saran bagi pengembangan kemampuan daya saing

usaha

c. LKS Bipartit yang dapat memberikan sumbang

saran bagi pengembangan kualitas SDM

Mengingat LKS Bipartit merupakan sebuah organisasi

yang dibentuk dengan semangat kebersamaan, kerja

sama, keterbukaan informasi dan mengedepankan

komunikasi dalam memberikan sumbang saran yang

produktif bagi pimpinan perusahaan, maka pada

dasarnya LKS Bipartit merupakan wadah / sarana

belajar bagi manajemen dan pekerja dalam upaya

saling memahami kondisi dan kepentingan kedua

pihak masing-masing. Upaya secara terus menerus

untuk saling memahami antara kedua pihak merupakan

hal yang mutlak diperlukan, sehingga terciptalah

pertumbuhan kapasitas belajar dari setiap

anggotanya, dan hal ini merupakan semangat dari

pembentukan organisasi pembelajar (learning

organization). Dalam LKS Bipartit tentunya akan

dihindari terjadinya salah persepsi karena

gagalnya proses pembelajaran diantara unsur

manajemen dan pekerja , sehingga upaya memberikan

sumbang saran yang produktif kepada pimpinan

perusahaan gagal dilakukan.

Page 19 of 34

Page 20: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

Agar hal tersebut tidak terjadi , LKS Bipartit

sebagai sebuah organisasi perlu menerapkan

prinsip-prinsip organisasi pembelajaran di bawah

ini :

Prinsip-prinsip dalam menerapkan konsep organisasi

pembelajar

Beberapa dimensi yang membedakan organisasi

pembelajar dari pembelajaran pada umumnya adalah

penguasaan atas prinsip-prinsip dasar tertentu –

Peter Sange menyebutkannya “disiplin” –

diidentifikasikan oleh Peter Sange sebagai berikut

: Systems thinking, Personal mastery, Mental models, Building

shared vision, Team learning.

a. Systems Thinking (Sistem Berpikir)

Dalam disiplin ini , anggota organisasi belajar

untuk memahami secara lebih baik adanya saling

ketergantungan antar anggota dan oleh karenanya

menjalin kerja sama secara lebih efektif, sehingga

dapat mencapai tujuan dengan baik. Agar hal ini

dapat berjalan dengan baik diperlukan adanya

kesadaran akan perilaku yang menunjang , misalnya

kesediaan untuk menerima umpan balik (feedback)

dari sesama anggota, inisiatif untuk melakukan

suatu perubahan yang telah dipertimbangkan segala

konsekuensinya.

b. Personal Mastery (Penguasan oleh Individu)

Page 20 of 34

Page 21: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

Disiplin ini menekankan agar anggota organisasi

dapat memformulasikan hal apa yang paling utama

diinginkan / diharapkan oleh seluruh anggota ,

diinginkan / diharapkan pula oleh setiap individu.

Dalam hal ini sangat penting setiap individu

memiliki visi yang jelas, sehingga memiliki arah

yang jelas dalam bertindak. Jadi ini peran dan

aspirasi dari setiap individu diharapkan dapat

terus dikembangkan , sehingga meningkatkan

kemampuan mereka untuk mencapai hasil yang lebih

baik.

c. Mental Models

Disiplin ini memusatkan perhatian pada

pengembangan atas sikap dan persepsi yang dapat

mempengaruhi pola pikir dan interaksi. Bagaimana

manusia memahami suatu hal dan melakukan tindakan,

dipengaruhi oleh asumsi, generalisasi dan kesan

yang dimilikinya.

d. Shared Vision

Disiplin ini menekankan bagaimana agar visi yang

sudah ditetapkan dapat dijabarkan secara lebih

nyata dalam bentuk kebijakan atau prinsip-prinsip

dasar yang mudah dipahami oleh para anggota

organisasi.

e. Team Learning

Hal ini merupakan disiplin interaksi dalam group.

Melalui diskusi dan dialog yang berkualitas,

Page 21 of 34

Page 22: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

organisasi mentransformasikan pemikiran mereka

secara kolektif, belajar untuk memobilisasi energi

dan kemampuan mereka, sehingga bersinergi untuk

memperoleh hasil yang lebih baik dari hasil

individu.

Sementara itu Michael J. Marquardt menambahkan satu

disiplin lagi yaitu dialog (dialogue), .yang

dijabarkan sebagai komunikasi yang mendalam

dengan tingkat dan mutu yang tinggi, dimana

diperlukan kemampuan menyimak dan saling berbagi

pandangan, fikiran dan pendapat. Untuk itu

dituntut kemampuan memahami isu isu peka secara

bebas dan kreatif, disamping kemampuan untuk

saling menyimak dengan seksama pendapat fihak lain

, serta menunda asumsi sendiri sebelum asumsi

fihak lain selesai disampaikan. Dialog adalah

komunikasi yang penuh dengan seni bagaimana

memfokuskan perhatian, sikap, dan perilaku yang

mendukung inquiry ( dan advocacy) yang mengemuka

dalam konversasi tersebut . Seni dialog adalah

suatu proses yang hidup ,dan interaktif . Dialog

itu sekaligus membentuk dan dibentuk oleh orang-

orang yang terlibat didalamnya.

5. Menerapkan prinsip organisasi pembelajar melalui

LKS Bipartit

Page 22 of 34

Page 23: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

LKS Bipartit dibentuk dalam upaya untuk

memperbesar “kue” perusahaan , bukan untuk membagi

“kue” perusahaan kepada pengusaha dan pekerja.

Jadi, titik beratnya adalah kepada bagaimana upaya

peningkatan kapasitas sumber daya yang ada dalam

rangka memperbesar “kue” perusahaan tersebut. Apa

yang dimaksud dengan “kue” perusahaan ? Tentu saja

yang dimaksud dengan “kue” perusahaan adalah

tingkat profitabilitas perusahaan yang akan

dialokasikan untuk peningkatan produktivitas

perusahaan dan pada giliran berikutnya akan

meningkatkan kesejahteraan pekerja.

Secara umum terdapat 2 (dua) pendekatan yang bisa

dilakukan perusahaan untuk memperbesar “kue”,

yaitu : meningkatkan penjualan produk / jasa

setinggi mungkin atau mengurangi pengeluaran /

biaya seefisien mungkin (tetntunya dengan tidak

mengurangi tingkat penjualan yang sudah dicapai).

Bila kita berbicara tentang bagaimana upaya

meningkatkan penjualan produk / jasa, umumnya yang

lebih banyak berperan adalah level managerial dan

para pengambil keputusan yang bersifat strategis,

lebih khusus lagi adalah mereka yang berada dalam

organisasi pemasaran / penjualan di perusahaan.

Sedangkan bila berbicara tentang bagaimana

mengurangi pengeluaran / biaya perusahaan sehingga

menjadi lebih efisien, keterlibatan seluruh

Page 23 of 34

Page 24: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

karyawan mulai dari level staff hingga direksi

sangat dimungkinkan. Hal ini karena seluruh level

pekerja dalam perusahaan sedikit atau banyak pasti

menggunakan sumber daya perusahaan yang ada dalam

melaksanakan operasional / aktivitas mereka. Mulai

dari hal yang sederhana, misalnya : penggunaan

alat tulis kantor, penggunaan alat keselamatan

kerja, penggunaan listrik, air dan telepon ,

penggunaan bahan bakar tertentu, sampai dengan

penggunaan alat dan bahan proses produksi yang

“consumable” (habis terpakai) dalam suatu proses

produksi / jasa.

Apa yang bisa dilakukan oleh pekerja dalam

hubungannya dengan efisiensi pengeluaran / biaya

perusahaan dan upaya memperbesar “kue”

perusahaan ? Tentunya kita memahami konsep

sederhana bahwa : keuntungan (P= profit) diperoleh

dari pendapatan (R= revenue) dikurangi dengan

pengeluaran (C= cost) ; P = R – C. Bila nilai “C”

semakin kecil, walaupun nilai “R” tetap, maka

nilai “P” yang diperoleh akan semakin besar.

Konsep inilah yang dimaksud dengan salah satu cara

memperbesar “kue” perusahaan.

Dengan demikian, apa yang bisa dilakukan oleh para

pekerja pada umumnya dalam rangka memperbesar

“kue” perusahaan ? Tentunya adalah segala

aktivitas pekerja yang dapat mendukung terciptanya

Page 24 of 34

Page 25: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

efisiensi pengeluaran biaya perusahaan, sepanjang

tidak mempengaruhi tingkat profitabilitas

perusahaan. Bagaimana agar pekerja mengetahui

dengan tepat , aktivitas apa saja yang dapat

mereka lakukan sehingga pengeluaran biaya secara

efisien dapat tercipta ? Dalam hal ini upaya

manajemen untuk melibatkan pekerja memperkecil

nilai “C” secara berkesinambungan , sekaligus

tetap mempertahankan (atau jika memungkinkan

memperbesar nilai “R”), sangat diperlukan. Segala

data dan informasi yang berkaitan dengan

pengeluaran biaya, tentunya dimiliki oleh

manajemen. Bila manajemen secara bijaksana dapat

memaparkan data dan informasi, misalnya mengenai :

berapa banyak penggunaan alat tulis kantor setiap

bulan, apakah hal tersebut sudah sesuai dengan

kebutuhan, atau apakah terlihat adanya pemborosan

dalam penggunaannya ; atau contoh lain adalah

berapa banyak pengeluaran biaya listrik, air ,

telepon maupun biaya bahan dan peralatan pembersih

ruangan setiap bulan, adakah pemborosan yang

masih dilakukan, dan contoh-contoh lainnya. Bila

manajemen sudah ada itikad baik untuk berbagi data

dan informasi tersebut, langkah berikutnya adalah

mengajak para pekerja untuk bersama-sama

mempelajari data yang ada, mengkaji serta

melibatkan mereka mencari solusi bersama. Dalam

Page 25 of 34

Page 26: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

hal ini beberapa hal penting yang merupakan

prinsip-prinsip organisasi pembelajaran (learning

organization), bisa diterapkan, yaitu :

a. Ketika manajemen merasa perlu melibatkan

pekerja dalam rangka program efisiensi

pengeluaran perusahaan, terdapat unsur kesaling

tergantungan (interdependency) diantara

keduanya . Dalam hal ini berlaku prinsip system

thinking.

b. Ketika data dan informasi sudah dipaparkan,

tentunya akan dilakukan rencana tindakan apa

yang dilakukan, bagaimana cara melakukannya,

kapan dan siapa yang melakukannya. Dalam hal

ini akan ada pembagian tugas antara manajemen

dan pekerja sesuai dengan keahliannya masing-

masing. Prinsip personal mastery, diterapkan.

c. Dalam proses perencanaan dan pembagian tugas

tersebut dimungkinkan munculnya perbedaan

pandangan, perbedaan pendapat atau perdebatan .

Agar proses tersebut dapat berlangsung secara

baik, diperlukan sikap mental yang baik dari

manajemen dan pekerja, yaitu bahwa adanya

perbedaan pandangan, justru merupakan peluang

untuk menciptakan sinergi saling menguntungkan

kedua pihak. Dalam hal ini berlaku prinsip

mental models.

Page 26 of 34

Page 27: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

d. Agar proses kerja sama tersebut dapat berjalan

dengan baik, manajemen sebagai perwakilan

perusahaan diharapkan dapat menjabarkan visi

dan misi perusahaan secara lebih bijaksana,

agar para pekerja dapa lebih mudah memahami ke

arah mana perusahaan akan dikembangkan, serta

bagaimana upaya yang harus dilakukan. Dalam hal

ini tardapa proses penjabaran visi dan misi,

yang disebut dengan shared vision. Melalui

proses tersebut, diharapkan terbuka pemahaman

di antara pekerja dan manajemen mengenai

kebijakan yang ditempuh pimpinan perusahaan

dalam upaya menumbuhkembangkan perusahaan.

e. Adanya penerapan prinsip-prinsip tersebut di

atas (system thinking, personal mastery, mental

models, shared vision), akan mempermudah

manajemen dan pekerja untuk menerapkan prinsip

selanjutnya dalam organisasi pembelajar, yaitu

prinisp team learning, yaitu membangun sinergi

yang saling menguntungkan bagi keduanya,

melalui berbagi data , informasi dan

pengetahuan secara bijaksana.

f. Seluruh prinsip tersebut di atas akan

terlaksana dengan baik, bila terjadi komunikasi

yang baik diantara keduanya, dengan menerapkan

prinsip dialogue dalam organisasi pembelajar ,

Page 27 of 34

Page 28: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

yaitu : kemampuan menyimak dan saling berbagi

pandangan, fikiran dan pendapat.

Bila melalui organisasi LKS Bipartit dapat

menerapkan prinsip-prinsip organisasi

pembelajar sebagaimana dimaksud di atas, maka

akan diperoleh manfaat sebagai berikut :.

PrinsipOrganisasiPembelajar

Manfaatnya bila diterapkan dalamLKS Bipartit

Systemthinking

Adanya pemahaman saling tergantungantara manajemen dan pekerja. Bilapaham ini sudah dimiliki olehkeduanya, maka sikap seolah-olahsatu pihak lebih “superior” dibandingpihak yang lain tidak ada lagi.Diawali dengan paham yang baikmengenai hal ini maka akan munculrasa saling membutuhkan satu denganyang lainnya.

PersonalMastery

Setiap individu dalam organisasiLKS Bipartit diharapkan menguasaibetul bidang tugasnya. Sehinggatangap dan cekatan dalam mempeljaripersoalan.

Mentalmodels

Setiap individu dalam LKS bipartitdiharapkan membangun sikap mentalyang baik dalam memahami perbedaanpandangan yang terjadi , yaitubahwa perbedaan pandangan dapatterjadi karena adanya perbedaanasumsi, adanya unsur generalisasiatas suatu permasalahan dan adanyakesan yang berbeda dalam memandangsuatu persoalan

SharedVision

Kemampuan pimpinan dan pengurus LKSBipartit dalam berbagi visi danmenjabarkannya bagi seluruh anggota

Page 28 of 34

Page 29: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

merupakan kunci atas timbulnyakepercayaan. Semakin tinggi tingkatkepercayaan unsur manajemen danunsur pekerja kepada pimpinan danpengurus LKS bipartit, akanmempermudah organisasi LKS bipartitdalam menunjukkan kinerja yangproduktif, sehingga sumbang saranyang diberikan kepada pimpinanperusahaan pun akan semakin mudahdipahami dan diterima

TeamLearning

Sinergi adalah kata kunci utamadalam membangun LKS bipartite yangproduktif. Sinergi dibangun melaluikesadaran bersama untuk salingberbagi data, informasi danpengetahuan secara bijaksana.Proses interaksi kedua pihak dalamLKS bipartite akan sangatberkualitas bila semangat belajardalam sebuah tim terusdikembangkan.

Dialogue Kemampuan menyimak dan salingberbagi pandangan, fikiran danpendapat harus terus dikembangkandalam organisasi LKS bipartite..Untuk itu dituntut kemampuanmemahami isu-isu peka secara bebasdan kreatif, disamping kemampuanuntuk saling menyimak denganseksama pendapat fihak lain , sertamenunda asumsi sendiri sebelumasumsi fihak lain selesaidisampaikan

Dalam mewujudkan LKS bipartite yang produktif

dengan menerapkan prinsip-prinsip organisasi

Page 29 of 34

Page 30: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

pembelajar tersebut di atas, manajemen / pengusaha

dapat melakukan beberapa inisiatif berikut ini :

a. Tetapkan agenda pertemuan dengan mengangkat

topik pembicaraan yang berkaitan dengan upaya-

upaya pengurangan / penghematan biaya

operasional perusahaan , tanpa mengurangi

tingkat profitabilitas.

b. Siapkan suatu analisa baik secara kualitatif

maupun kuantiftaif, untuk dipelajari bersama

dengan pekerja, bahwa bila penghematan biaya

tersebut bisa dilakukan, maka tingkat

profitabilitas perusahaan akan meningkat.

Manfaat dari peningkatan profitabilitas ini

akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan

karyawan.

c. Siapkan data dan informasi secara akurat yang

berkaitan dengan pengeluaran perusahaan untuk

biaya operasional, misalnya : penggunaan

telepon kantor, air maupun listrik , pemakaian

alat tulis kantor, biaya penyimpanan di gudang,

biaya untuk membayar tenaga outsource

kebersihan, dll

d. Pada saat pertemuan LKS Bipartit sampaikan

secara jelas mengenai visi dan misi perusahaan,

serta bagaimana manajemen dan pekerja sebagai

bagian inti perusahaan saling bahu-membahu

membangun kerja sama yang baik. Sampaikan

Page 30 of 34

Page 31: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

secara jelas kaitan yang erat antara agenda dan

topik pembicaraan LKS Bipartit dengan visi dan

misi perusahaan, yaitu bahwa jika beberapa

penghematan bisa dilakukan bersama, maka

manfaatnya akan dirasakan bersama.

e. Sampaikan pula peran yang bisa dilakukan oleh

setiap individu dalam organisasi dalam upaya

mewujudkan visi dan misi perusahaan. Peran

pekerja dalam meningkatkan profitabilitas

perusahaan merupakan program penghematan biaya

sangat besar, untuk itu diharapkan adanya

kesadaran bersama agar agenda ini dapat

berjalan dengan baik.

f. Sampaikan secara deskriptif dan argumentatif

bahwa manfaat dari pembahasan topik pada

pertemuan LKS Bipartit akan dirasakan oleh

manajemen dan karyawan , apabila ada kesadaran

untuk saling berbagi data, informasi dan

pengetahuan. Aktivitas tersebut tentunya akan

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan

pekerja dalam menangani suatu permasalahan. Hal

ini berarti akan meningkatkan kompetensi dan

tentunya daya saing bagi setiap individu yang

terlibat, yang pada giliran berikutnya

meningkatkan daya saing perusahaan.

g. Apabila sudah tumbuh kesadaran untuk memahami

visi dan misi perusahaan, kesadaran untuk

Page 31 of 34

Page 32: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

saling berbagi data, informasi dan pengetahuan

secara bijaksana, maka hal ini merupakan modal

awal yang baik untuk membangun sinergi dalam

sebuah tim.

h. Sinergi dapat terjadi bila terdapat pola dialog

yang baik dalam tim. Jadi langkah selanjutnya

adalah membangun dialog , yaitu aktivitas

komunikasi yang dibarengi dengan kemampuan

saling menyimak dengan seksama pendapat fihak

lain , serta menunda asumsi sendiri sebelum

asumsi fihak lain selesai disampaikan.

i. Melalui dialog yang baik inilah akan terwujud

sebuah tim yang didalamnya terdiri dari setiap

individu dengan kemampuan belajar yang baik.

Melalui beberapa inisiatif tersebut, manajemen

dapat menjadi mitra bagi pekerja , sekaligu

memberikan contoh yang baik (role model) bagi

pekerja mengenai bagaimana mewujudkan LKS bipartit

yang produktif dengan menggunakan prinsip-prinsip

pada organisasi pembelajar

6. Kesimpulan

Dalam upaya membangun LKS Bipartit yang produktif

dan sesuai dengan amanat undang-undang, diperlukan

adanya itikad baik dari kedua pihak. Melalui LKS

bipartit yang produktif dapat diciptakan hubungan

Page 32 of 34

Page 33: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

industrial yang baik dan harmonis. Manajemen

sebagai pihak yang sangat berkepentingan dalam

terciptanya hubungan industrial yang harmonis,

perlu melakukan inisiatif terlebih dahulu serta

menjadi role model bagi pekerja tentang bagaimana

menciptakan LKS bipartit yang produktif.

Sebagai role model bagi pekerja, manajemen perlu

memiliki inisatif. Salah satu bentuk inisiatif

yang bisa diterapkan dalam agenda pertemuan LKS

bipartit adalah menjadikan LKS bipartit sebagai

sarana menerapkan prinsip-prinsip pembentukan

organisasi pembelajar. Penerapan prinsip-prinsip

yang ada pada konsep organisasi pembelajar

(learning organization) dapat dijadikan salah satu

alternatif dalam mewujudkan LKS bipartit yang

produktif, yaitu LKS bipartit yang dapat :

a. Memberikan sumbang saran bagi peningkatan

produktivitas lingkungan kerja

b. Memberikan sumbang saran bagi pengembangan

kemampuan daya saing usaha

c. Memberikan sumbang saran bagi pengembangan

kualitas SDM

Bila LKS bipartit yang produktif telah dirasakan

manfaatnya baik oleh manajemen, karyawan maupun

pimpinan perusahaan, maka hubungan industrial yang

lebih harmonis akan mudah untuk dicapai.

Daftar Pustaka

Page 33 of 34

Page 34: Learning Organization for Industrial Relationship Partnering

APINDO Training Center, Materi Training LKS Bipartit,

2010

Suwarto, Hubungan Industrial dalam Praktek , 2003

Peter Senge The Fifth Discipline: The Art and Practice of The Learning

Organization (1990),

Andreas Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar, 2000

Stephen R Covey , The 7 Habits of Highly Effective People, 1989

David A. Garvin , Learning in Action, , Harvard Business

School, 2000

Edgar H. Schein , Organizational and Managerial Culture as a Facilitator or Inhibitor of Organizational Learning ; http://www.solonline.org/res/wp/10004.html#one

Page 34 of 34