Sering pusing tidak bisa santai...Step 11. Kenapa pasien sering
berdebar debar, kepala pusing disertai keringat dingin?Sinyal
otonomik eferen Organ
Saraf simpatis sekresi asetilkolin (serabut kolinergik) Saraf
parasimpatis norepinefrin(serbt adrenergik)
Neuron preganglion pada simpatik dan parasimpatik: bersifat
kolinergikNeuron pada pada postganglion parasimpatik : Bersifat
kolinerikNeuron pada postganglion simpatik : Bersifat
Adrenergik
Sehingga asetilkolin disebut sebagai transmitter parasimpatisDan
Norepinefrin disebut sebagai Transmiter simpatis
Bila sebagian besar daerah sistem saraf simpatis melepaskan
impuls pada saat yang bersamaan yakni, yang disebut pelepasan
impuls secara masal dengan berbagai cara, keadaan ini akan
meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas otot yang
besar. Dengan kejadian sebagai berikut :a. Peningkatan tekanan
arterib. Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot
bersamaan dengan penurunan aliran darah ke organ-organ, seperti
traktus gastrointestinal dan ginjal, yang tidak diperlukan untuk
aktivitas motorik yang cepatc. Peningkatan kecepatan metabolisme
sel diseluruh tubuhd. Peningkatan konsentrasi glukosa darahe.
Peningkatan proses glikolisis di hati dan ototf. Peningkatan
kekuatan ototg. Peningkatan aktivitas mentalh. Peningkatan
kecepatan koagulasi darahSeluruh efek diatas menyebabkan orang
tersebut dapat melaksanakan aktivitas fisik yang jauh lebih besar
daripada bila tidak ada efek diatas. Oleh karena itu baik stress
fisik maupun mental dapat menggiatkan sistem simpatis, seringkali
keadaan tersebut dianggap merupakan tujuan dari sistem simpatis
untuk menyediakan aktivitas tambahan tubuh pada saat stress.
Keadaan ini seringkali disebut respons stress simpatis.Guyton and
Hall edisi 11 Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom
adalah sistem saraf yang bekerja tanpa diperintah oleh sistem saraf
pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang. Sistem saraf
otonom neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-organ
dalam (jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos
sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah)
Respon sistem saraf otonom terhadap rasa takut dan ansietas
aktivitas involunter pada tubuh yang termasuk dalam mekanisme
pertahanan diri. Serabut saraf simpatis mengaktifkan tanda-tanda
vital pada setiap tanda bahaya untuk mempersiapkan pertahanan
tubuh. Kelenjar adrenal melepas adrenalin (epinefrin), yang
menyebabkan tubuh mengambil lebih banyak oksigen, medilatasi pupil,
dan meningkatkan tekanan arteri serta frekuensi jantung sambil
membuat konstriksi pembuluh darah perifer dan memirau darah dari
sistem gastrointestinal dan reproduksi serta meningkatkan
glikogenolisis menjadi glukosa bebas guna menyokong jantung, otot,
dan sistem saraf pusat. Ketika bahaya telah berakhir, serabut saraf
parasimpatis membalik proses ini dan mengembalikan tubuh ke kondisi
normal sampai tanda ancaman berikutnya mengaktifkan kembali respons
simpatis (Videbeck, 2008). Ansietas menyebabkan respons kognitif,
psikomotor, dan fisiologis yang tidak nyaman, misalnya kesulitan
berpikir logis, peningkatan aktivitas motorik, agitasi, dan
peningkatan tanda-tanda vital. Untuk mengurangi perasaan tidak
nyaman, individu mencoba mengurangi tingkat ketidaknyaman tersebut
dengan melakukan perilaku adaptif yang baru atau mekanisme
pertahanan. Perilaku adaptif dapat menjadi hal yang positif dan
membantu individu beradaptasi dan belajar, misalnya : menggunakan
teknik imajinasi untuk memfokuskan kembali perhatian pada
pemandangan yang indah, relaksasi tubuh secara berurutan dari
kepala sampai jari kaki, dan pernafasan yang lambat dan teratur
untuk mengurangi ketegangan otot dan tanda-tanda vital. Respons
negatif terhadap ansietas dapat menimbulkan perilaku maladaptif,
seperti sakit kepala akibat ketegangan, sindrom nyeri, dan respons
terkait stress yang menimbulkan efisiensi imun (Videbeck,
2008).
individu menjadi cemas menggunakan mekanisme pertahanan
mengurangi rasa cemas kendali terhadap situasi yang menimbulkan
stress. Kebanyakan mekanisme pertahanan timbul dari alam bawah
sadar sehingga individu tidak sadar menggunakannya. Ketika pasien
tidak dapat menjelaskan kecelakaan yang baru saja dialaminya,
pikirannya sedang menggunakan mekanisme represi (melupakan
peristiwa yang menakutkan secara tidak sadar).
Beberapa individu menggunakan mekanisme pertahanan secara
berlebihan menghambat pertumbuhan emosional, menyebabkan buruknya
keterampilan menyelesaikan masalah, dan menimbulkan kesulitan
menjalin hubungan.Sumber : Videbeck, 2008_Buku Ajar Keperawatan
Jiwa.
2. Kenapa disertai badan sakit semua kencang di daerah tengkuk
dan gemetar?
3. Kenapa keluhan ini muncul pada saat di tempat umum atau
keramaian?a. F40.0 AgorafobiaSemua kriteria dibawah ini harus
dipenuhi untuk diagnosis pasti : Gejala psikologis, perilaku atau
otonomik yang timbul harus merupakan menifestasi primer dari
anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti
misalnya waham atau pikiran obsesif Anxietas yang timbul harus
terbatas pada (terutama terjadi dalam hubungan dengan) setidaknya
dua dari situasi berikut : banyak orang/keramaian, tempat umum,
bepergian keluar rumah, dan bepergian sendiri Menghindari situasi
fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol (penderita
menjadi house bound)ppdgj III4. Macam - macam cemas?5. Etiologi
dari cemas?Dalam dekade terakhir, para peneliti otak telah
memberikan lebih banyak bukti bahwa gangguan kecemasan umum terkait
dengan faktor biologis.
Ada reseptor di otak yang menerima neurotransmiter asam
gamma-aminobutyric (GABA). Ketika GABA ditransmisikan ke reseptor,
neuron diperintahkan untuk berhenti menembak. Generalized Anxiety
Disorder( gangguan kecemasan)terjadi ketika GABA tidak dapat
mengikat secara akurat ke sel reseptor, atau ketika ada terlalu
sedikit reseptor GABA. Tanpa jumlah yang tepat dari penerimaan
GABA, neuron berlebihanakan, menyebabkan orang untuk tidak menerima
pesan cukup untuk "berhenti". Hasilnya adalah orang itu
terus-menerus tegang, menjadi terlalu cemas dan gelisah akan memicu
peningkatan saraf simpatis yang akan menimbulkan berbagai gejala
yang telah disebutkan diatas.Stefan Sibernagl and Florian Lang text
and color atlas of pathophysiology, EGC.2006
Teori psikologis Teori psikoanalitikFreud menyatakan bahwa
kecemasan sebagai sinyal, kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil
tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam diri. misal dengan
menggunakan mekanisme represi, bila berhasil maka terjadi pemulihan
keseimbangan psikologis tanpa adanya gejala anxietas. Jika represi
tidak berhasil sebagai suatu pertahanan, maka dipakai mekanisme
pertahanan yang lain misalnya konvensi, regresi, ini menimbulkan
gejala. Teori perilakuteori perilaku menyatakan bahwa kecemasan
adalah suatu respon yang dibiasakan terhadap stimuli lingkungan
spesifik. Contoh : seorang dapat belajar untuk memiliki respon
kecemasan internal dengan meniru respon kecemasan orang tuanya
(MPJidentitas). Teori eksistensialKonsep dan teori ini adalah,
bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol di
dalam dirinya. Perasaan ini lebih mengganggu daripada penerimaan
tentang kenyataan kehilangan/ kematian seseorang yang tidak dapat
dihindari. Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan
eksistensi tersebut.
Teori biologis System saraf otonomStimulasi Sistem saraf otonom
menyebabkan gejala tertentu kardiovaskuler, gastrointestinal, dan
pernapasan. Manifestasi kecemasan perifer tersebut tidak khusus
terhadap kecemasan maupun tidak selalu berhubungan dengan
pengalaman kecemasan subyektif. Neurotransmitter NE agonis
adrenergic beta (isoproterenol) dan antagonis alfa 2 (co :
yohimbin) mencetuskan serangan panic. Agonis alfa 2 (clonidin)
menurunkan gejala cemas Serotonin antidepresan serotonergik
(clomipramine) punya efek terapetik gangguan obsesif kompulsif,
busprione untuk obat gangguan cemas, fonfluromine menyebabkan
pelepasan serotonin sehingga menyebabkan peningkatan kecemasan pd
pasien dgn gangguan kecemasan. GABA dalam gangguan kecemasan
didukung paling kuat oleh manfaat benzodiazepine yang tidak dapat
dipungkiri, yang meningkatkan aktivitas GABA pd reseptor GABAa di
dalam pengobatan beberapa jenis gangguan kecemasan. Pencitraan
otakContoh: pada gangguan anxietas didapati kelainan di korteks
frontalis, oksipital, temporalis. Pada gangguan panik didapati
kelainan pada girus para hipokampus. Penelitian geneticPenelitian
ini mendapatkan, hampir separuh dan semua pasien dengan gangguan
panik memiliki sekurangnya satu sanak saudara yang juga menderita
gangguan. Neuroanatomis Tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan
dengan kecemasan berdasarkan penelitian pada binatang dan respon
terhadap terapi obat yaitu : norepinefrin, serotonin dan
gamma-aminobutyric acid.Synopsis of Psychiatry Volume I, Kaplan and
Sadock
6. Bagaimana tanda dan gejala penyakit pasien pada
skenario?Hiperaktifitas saraf otonom Napas pendek atau rasa
tercekik Palpitasi atau takikardia Berkeringat atau tangan dingin
lembab Mulut kering Pening atau kepala terasa ringan Nausea, diare,
atau distress abdomen lain Flush atau menggigil Sering kencing
Sulit menelan atau terasa mengganjal ditenggorokKewaspadaan dan
perhatian perasaan was- was respons tercengan yang berlebihan sulit
konsentrasi atau pikiran kosong karena cemas Penimbul persoalan
atau kerap tidur Iritabilitas(mudah teriritasi, mudah
tersinggung,mudah nangis,)Onset : 6 bulan atau lebihMinimal 6 dr 18
gejala Buku saku Psikiatri Klinik, Kaplan & Sadock
Gejala psikologik: Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak
nyata, takut mati , takut gila, takut kehilangan kontrol dan
sebagainya. Gejala fisik: Gemetar, berkeringat, jantung berdebar,
kepala terasa ringan, pusing, ketegangan otot, mual, sulit
bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung dan
lain-lain. (Dr. Evalina Asnawi Hutagalung, Sp.KJ, SIMPOSIUM SEHARI
KESEHATAN JIWA, IKATAN DOKTER INDONESIA)
Gejala otonom lain yg bisa timbul dari gangguan cemas selain
dari skenario ? 7. Ciri ciri orang yang dikatakan cemas?
8. Perbedaan cemas dan ketakutan?9. Apakah setiap cemas itu
dikatakan keadaan yang patologis? KECEMASAN NORMAL ( DSM IV
)Perasaan tersebut ditandai dengan rasa ketakutan yang difus, tidak
menyenangkan dan samar-samar, diawali dengan sebuah sebab yang
jelas. seringkali disertai gejala otonom seperti nyeri kepala,
berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada, dan gangguan lambung
ringan. Seseorang yg cemas mungkin juga merasa gelisah. Kumpulan
gejala tertentu yg ditemukan selama kecemasan cenderung. Cemas
Normalsuatu penyerta yang normal dari pertumbuhan, dari perubahan,
dari pengalaman sesuatu yang baru dan belum dicoba, dan dari
penemuan identitasnya sendiri dan arti hidup.Ex. anak masuk sekolah
pertama kali(Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid
dua)
KECEMASAN PATOLOGIS (DSM IV)Kecemasan yang didasari tanpa sebab
yang jelas dan tidak berpotensi untuk mengancam jiwanya. Mngkin
disertai dengan gejala otonom seperti kecemasan normal. Kecemasan
yang patologis adalah kecemasan yang berlebihan terhadap stimuli
internal atau eksternal, dan tidak berfungsi untuk menyelamatkan
keutuhan jiwanya. Cemas Patologisrespon yang tidak sesuai terhadap
stimulus yang diberikan berdasarkan pada intensitas atau durasinya.
(Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid dua)
Fungsi spesifik dari kecemasan normal.Normal = ringan-sedang.
(Tergantung MPJ nya) Kecemasan adalah suatu sinyal yg menyadarkan,
memperingatkan adanya bahaya / ancaman internal dan eksternal yg
mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk
mangatasi ancaman atau memperingan akibatnya. Pada tingkat lebih
rendah kecemasan memperingankan ancaman cedera tubuh, rasa takut,
keputusasaan, kemungkinan hukuman, atau frustuasi dari kebutuhan
sosial atau tubuh, perpisahan dari orang yg dicintai, gangguan pd
keberhasilan atau status seseorang dan akhirnya ancaman pd kesatuan
atau keutuhan seseoran.Kaplan
Kecemasan normal Rasa ketakutan yang difus tidak menyenangkan
samar samar disertai gejala otonomik (nyeri kepala, keringat,
palpitasi, kekakuan pd dada, merasa gelisah) Sensasi kecemasan
sering dialami oleh hampir semua manusia. Ketakutan dan
kecemasanKecemasan sinyal yg menyadarkan, memperingatkan adanya
bahaya yg mengancam dan ambil tindakan untuk membatasi ancaman,
respon terhadap ancaman yg sumbernya tdk diketahui, internal, samar
samar, konfliktual.Ketakutan sinyal serupa yg menyadarkan, respon
dari suatu ancaman yg sumbernya diketahui, external, jelas, bukan
bersifat konflik.Ketakutan didahului oleh keheranan dan berjalan
bersama sama Fungsi adaptif dari kecemasan :Kecemasan
memperingatkan adanya ancaman external dan internal, memilki
kualitas menyelamatkan hidup, kecemasan mencegah dengan cara
menyadarkan seseorang untuk melakukan tindakan tertentu mencegah
bahaya Stress, konflik, kecemasanMelibatkan ego, abstraksi kolektif
untuk proses dimana seseorang merasakan, berpikir, dan bertindak
terhadap peristiwa external dan dorongan internal. Ego yang
berfungsi dengan baik dlm keseimbangan adaptif dunia external dan
internal, ego tidak berfungsi baik dan tidak seimbang dan cukup
lama kecemasan kronisKetidakseimbangan external, internal, ego
impuls konflik Gejala psikologis dan kognitifKecemasan menghasilkan
kebingungan dan distorsi persepsi pd ruang, waktu, orang,
peristiwa.Buku saku Psikiatri Klinik, Kaplan & Sadock Ed.7
Jilid 2Cemas Cemas adalah perasaan takut terus menerus terhadap
bahaya yang seolah-olah terus mengancam, yang sebenarnya tidak
nyata tetapi hanya dalam perasaan penderita saja.(Psikiatri II
Simtomatologi, FK UNDIP)
10. DD?Disertakan pengertian dan gejala klinisnya Macam-macam
gangguan kecemasan DSM IV Ggn.panik dengan atau tanpa agoraphobia
Agoraphobia tanpa riwayat ggn.panik Fobia spesifik Fobia social
Ggn. Stress pascatraumatik Ggn.stres akut Ggn.kecemasan umum PPDGJ
F40 Ggn.anxietas fobik F40.0 agorafobia F40.1 fobia social F40.2
fobia khas F40.8 ggn. Anxietas fobik lainnya F40.9 ggn. Anxietas
fobuk YTT F41 ggn. Anxietas lainnya F41.0 ggn.panik F41.1 ggn.
cemas menyeluruh F41.2 ggn. Campuran cemas dan depresi F41.3
ggn.anxietas campuran lainnya F41.8 ggn anxietas lainnya YDT F41.9
ggn anxietas YTT F42 ggn. Obsesif-kompulsif F42.0 predominan
pikiran obsesif dan pengulangan F42.1 predominan tindakan kompulsif
(obsessional rituals) F42.2 campuran pikiran dan tindakan kompulsif
F42.8 ggn. Obsesif kompulsif lainnya F42.9 ggn. obsesif kompulsif
YTT
Pedoman diagnosisF40. Gangguan anxietas fobik Anxietas
dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar
individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian ini tidak
membahayakan.Kondisi lain (dari diri individu itu sendiri) seperti
perasaan takut akan adanya penyakit (nosofobia) dan ketakutan akan
perubahan bentuk badan (dismorfobia) yang tak realistik dimasukkan
dalam klasifikasi F45.2 Sebagai akibatnya, objek atau situasi
tersebut dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam. Secara
subjektif, fisiologik dan tampilan perilaku, anxietas fobik tidak
berbeda dari anxietas yang lain dan dapat dalam bentuk yang ringan
sampai yang berat (serangan panik) Anxietas fobik seringkali
berbarengan dengan depresi . suatu episode depresif seringkali
memperburuk keadaan anxietas fobik yang sudah ada sebelumnya.
Beberapa episode depresif dapat disertai anxietas fobik yang
temporer, sebaliknya afek depresif seringkali menyertai berbagai
fobia, khususnya agorafobia . pembuatan diagnosis tergantung
darimana yang jelas-jelas timbul lebih dahulu dan mana yang lebih
dominan pada saat pemeriksaan.F40.0 AgorafobiaPedoman diagnostik :
Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti :
Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus
merupakan menifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder
dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif
Anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutama terjadi dalam
hubungan dengan) setidaknya dua dari situasi berikut : banyak
orang/keramaian, tempat umum, bepergian keluar rumah, dan bepergian
sendiri Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala
yang menonjol (penderita menjadi house bound)F40.1 Fobia
sosialPedoman diagnostik : Semua kriteria dibawah ini harus
dipenuhi untuk diagnosis pasti : Gejala psikologis, perilaku atau
otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari
anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti
misalnya waham atau pikiran obsesif Anxietas harus mendominasi atau
terbatas pada situasi sosial tertentu (outside the family circle)
Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang
menonjolF40.2 Fobia khas (terisolasi)Pedoman diagnostik : Semua
kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti : Gejala
psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan
manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekedar sekunder dari
gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif
Anxietas harus terbatas pada adnya objek atau situasi fobik
tertentu (highly specific situation) Situasi fobik tersebut sedapat
mungkin dihindarinya. Pada fobia khas ini umumnya tidak ada gejala
psikiatrik lain, tidak seperti halnya argofobia dan fobia
sosial.F41.0 gangguan panik (Anxietas paroksismal episodik)Pedoman
diagnostik : Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama
bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik Untuk diagnosti
pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas bert
(severe attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu
bulan Pada keadaan2 dimana sebenarnya secara objektif tidak ada
bahaya Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang
dapat diduga sebelumnya (unpredictable situations) Dengan keadaan
yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode
diantara serangan-serangan panik (meskipun demikian, umumnya dapat
terjadi juga anxietas antisipatorik)yaitu anxietas yang terjadi
setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan
terjadi.F41.1 Gangguan cemas menyeluruhPedoman diagnostik :
Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk bebeapa minggu sampai bebrapa
bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi
khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang)
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut :
Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung
tanduk, sulit konsentrasi,dsb) Ketegangan motorik (gelisah,sakit
kepala,gemetaran,tidak dapat santai) dan Overaktivitas otonomik
(kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar,sesak
nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering,dsb) Pada
anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa
hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama
gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi
kriteria lengkap dari episode depresi, gangguan anxietas fobik,
gangguan panik,atau gangguan obsesif-kompulsif.F41.2 Gangguan
campuran anxietas dan depresiPedoman diagnostik : Terdapat
gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak
menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan
diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, bebeapa gejala otonomik harus
ditemukan walaupun tidak terus-menerus, disamping rasa cemas atau
kekhawatiran berlebihan. Bila ditemukan anxietas berat disertai
depresi yang lebih ringan,maka harus dipertimbangkan kategori
gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik. Bila
ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk
menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut
harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat
digunakan. Jika karena sesuatu hal yang hanya dapat dikemukakan
satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan. Bila
gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stres kehidupan yang
jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan
penyesuaian.F41.3 gangguan anxietas campuran lainnya Memenuhi
criteria gangguan anxietas menyeluruh (F41.1) dan juga mneunjukkan
(meskipun hanya dalam waktu pendek) cirri-cir yg menonjol dari
ketegori gangguan F40-49, akan tetapi tidak memenuhi kriterianya
secara lengkap. Bila gejala-gejala yg memenuhi criteria dari
kelompok gangguan ini terjadi dalam kaitan dengan perubahan atau
stress kehidupan yg bermakna, maka dimasukkan dalam kategori F43.2,
gangguan penyeseuian.
F41.8 gangguan anxxietas lainnya YDT
F41.9 gangguan anxietas YTT
F42 Ggn Obsesif-KompulsifPedoman Diagnostik Gejala obsesif atau
tindakan kompulsif atau ke 2 nya hrs ada hampir setiap hari
sedikitnya dua minggu berturut-turut. Mrpk sumber penderitaan
(distress) atau mengganggu aktivitas Gejala obsesif harus: a.
disadari sbg pikiran atau impuls diri, b. sedikitnya ada 1 pikiran
atau tindakan yg tdk berhasil dilawan, c.tdk memberi kupuasan atau
kesenangan (sekedar perasaan lega), d. gagasan/pikiran/impuls mrpk
pengulangan yg tdk menyenangkan (unpleasantly repetitive).
Berkaitan erat ulang, disadari, tdk mampu melawan, tdk
menyenangkanF43 Reaksi thd Stres Berat & Ggn Penyesuaian -
Stres kehidupan luar biasa reaksi stres akut - Perubahan penting
dlm kehidupan => ketidaknyamanan & berkelanjutan ggn
Penyesuaian - Mrpk konsekuensi langsung & respon maladaptif -
Gejala bervariasi: cemas, depresi, campuran, marah, kecewa, ggn
tingkah laku, overaktif, penarikan diri dllF 43.0 Reaksi stres
akut: onset bbrp menit/segera setelah kejadian stressor luar
biasaF43.1 Ggn Stres Pasca-Trauma: Pasien dapat diklasifikasikan
mendenta gangguan stres pasca-trauma, bila mereka mengalami suatu
stres yang akan bersifat traumatik bagi hampir semua orang. Trauma
bisa berupa trauma peperangan, bencana alam, penyerangan,
pemerkosaan, kecelakaan. Gangguan stres-pasca trauma terdiri dari:
- pengalaman kembali trauma melalui mimpi dan pikiran, penghindaran
yang persisten oleh penderita terhadap trauma dan penumpulan
responsivitas pada penderita tersebut, kesadaran berlebihan dan
persisten. Gejala penyerta yang sering dan gangguan stres
pasca-trauma adalah depresi, kecemasan dan kesulitan
kognitif(contoh pemusatan perhatian yang buruk) Pedoman
diagnostikA. Telah terpapar dengan peristiwa traumatik, didapati:
mengalami, menyaksikan, dihadapkan dengan peristiwa yang berupa
ancaman kematian, atau kematian yang sesungguhanya atau cedera yang
serius,atau ancaman integritas fisik diri sendiri atau orang lain
respon berupa rasa takut yang kuat, rasa tidak berdaya B. Keadan
traumatik secara menetap dialami kembali dalam satu atau lebih cara
berikut: rekoleksi yang menderitakan, rekuren dan mengganggu
tentang kejadian Mimpi menakutkan yang berulang tentang kejadian
berkelakuan atau merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi
kembali penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda
internal atau eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai suatu
aspek kejadian traumatik reaktivitas psikologis saat terpapar
dengan tanda internal atau eksternal yang menyimbolkan atau
menyerupai aspek kejadian traumatikC. Penghindaran stimulus yang
persisten yang berhubungan dengan traumaD. Gejala menetap, adanya
peningkatan kesadaran , seperti dua atau lebih berikut: kesulitan
tidur, irritabilitas, sulit konsentrasi, kewaspadaan berlebihan,
respon kejut yang berlebihan.E. Lama gangguan gejala B,C,D adalah
lebih dari satu bulan.Gangguan menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial,
pekerjaan, atau fungsi penting lain.
Konseling dan medikasi: informasikan bahwa stres dan rasa
khawatir keduanya mempunyai efek fisik dan mental. Mempelajari
keterampilan untuk mengurangi dampak stres merupakan pertolongan
yang paling efektif. Mengenali, menghadapi dan menantang
kekhawatiran yang berlebihan dapat mengurangi gejala anxietas.
Kenali kekhawatiran yang berlebihan atau pikiran yang pesimistik.
Latihan fisik yang teratur sering menolong. Medikasi merupakan
terapi sekunder, tapi dapat digunakan jika dengan konseling gejala
menetap. Medikasi anxietas : misal Diazepam 5 mg malam hari, tidak
lebih dari 2 minggu, Beta bloker dapat membantu mengobati gejala
fisik, antidepresan bila ada depresi. Konsultasi spesialistik bila
anxietas berat dan berlangsung lebih dan 3 bulan.
Diagnosis gangguan cemas DSM IV Ggn.panik dengan atau tanpa
agoraphobiaTanpa agorafobiaA. Baik (1) dan (2);(1) serangan panik
rekuren yang tidak diharapkan(2) sekurangnya satu serangan telah
diikuti olehsekurangnya 1 bulan (atau lebih) berikut ini:(a)
kekawatiran yang menetap akan mengalamiserangan tambahan(b)
ketakutan tentang arti serangan atau akibatnya(misalnya, kehilangan
kendali, menderita seranganjantung, "menjadi gila")(c) perubahan
perilaku bermakna berhubungan denganseranganB. Tidak terdapat
agorafobiaC. Serangan panik bukan karena efek fisiologis langsung
dari zat(misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau
suatukondisi medis umum (misalnya, hiperthoidisme),D. Serangan
panik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguanmental lain,
seperti fobia sosial (misalnya, terjadi saatmengalamisituasi sosial
yang ditakuti), fobia spesifik(misalnya, mengalami situasi fobik
tertenlu), gangguanobsesif-kompulsif (misalnya, terpapar kotoran
pada seseorangdengan obsesi tentang.kontaminasi), gangguan
strespascatraumatik (misalnya, sebagai respon terhadap stimuliyang
berhubungan dengan stresor parah, atau gangguancemas perpisahan
(misalnya, sebagai respon jauh dari rumahatau sanak saudara dekat).
Agoraphobia tanpa riwayat ggn.panik Baik (1) dan (2);(1) serangan
panik rekuren yang tidak diharapkan(2) sekurangnya satu serangan
telah diikuti olehsekurangnya 1 bulan (atau lebih) berikut ini:(a)
kekawatiran yang menetap akan mengalamiserangan tambahan(b)
ketakutan tentang arti serangan atau akibatnya(misalnya, kehilangan
kendali, menderita seranganjantung, "menjadi gila")(c) perubahan
perilaku bermakna berhubungan denganserangan terdapat agorafobia
Serangan panik bukan karena efek fisiologis langsung dari
zat(misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau suatukondisi
medis umum (misalnya, hiperthoidisme), Serangan panik tidak lebih
baik diterangkan oleh gangguanmental lain, seperti fobia sosial
(misalnya, terjadi saatmengalamisituasi sosial yang ditakuti),
fobia spesifik(misalnya, mengalami situasi fobik tertenlu),
gangguanobsesif-kompulsif (misalnya, terpapar kotoran pada
seseorangdengan obsesi tentang.kontaminasi), gangguan
strespascatraumatik (misalnya, sebagai respon terhadap stimuliyang
berhubungan dengan stresor parah, atau gangguancemas perpisahan
(misalnya, sebagai respon jauh dari rumahatau sanak saudara dekat).
Fobia spesifik Rasa takut yang jelas dan menetap yang berlebihan
atau tidakberalasan, ditunjukkan oleh adanya atau antisipasi
suatuobjek atau situasitertentu (misalnya, naik pesawat
terbang,ketinggian, binatang, mendapatkan suntikan, melihat darah),
Pemaparan dengan stimulus fobik hampir selalu mencetuskanrespon
kecemasan yang segera, yang dapat berupa seranganpanik yang
berhubungan dengan situasi ataudipredisposisikan oleh situasi.
Catatan: pada anak-anak,kecemasan dapat diekspresikan oleh
menangis, tantrum,membeku, atau menggendong. Orang menyadari bahwa
rasa takut adalah berlebihan atautidak beralasan. Catalan: pada
anak-anak, ciri ini mungkintidak ada. Situasifobik dihindari, atau
jika tidak dapat dihindari dihadapidengan kecemasan atau
penderitaan yang kuat. Penghindaran, antisipasi kecemasan, atau
penderitaan dalamsituasi yang ditakuti secara bermakna mengganggu
rutinitasnormal orang, fungsi pekerjaan (atau akademik), atau
aktivitassosial atau hubungan dengan orang lain, atau
terdapatpenderitaan yang jelas karena menderita fobia. Pada
individu yang berusia di bawah 18 tahun, durasisekurangnya adalah 6
bulan. Kecemasan, serangan panik, atau penghindaran
fobikberhubungan dengan objek atau situasi spesifik adalah
tidaklebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain,
sepertigangguan obsesif- kompulsif (misalnya, takut kepada
kotoranpada seseorang dengan obsesi tentang kontaminasi),gangguan
skes pascatraumatik (misalnya, menghindari stimuliyang berhubungan
dengan stresor yang berat), gangguancemas perpisahan (misalnya,
menghindari sekolah), fobiasosial (misalnya, menghindari situasi
sosial karena takutmerasa malu), gangguan panik dengan agorafobia,
atauagorafobia tanpa riwayat gangguan panik. Fobia socialA. Rasa
takut yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebihsituasi sosial
atau kinerja di mana orang bertemu denganorang yang tidak dikenal
atau dengan kemungkinan diperiksaoleh orang lain. lndividu merasa
takut bahwa ia akanbertindak dalam cara (atau menunjukkan gejala
kecemasan)yang akan memalukan atau merendahkan. Catatan:
padaanak-anak, harus terdapat bukti adanya kemampuan untukmelakukan
hubungan sosial yang sesuai dengan usia denganorang yang telah
dikenalnya dan kecemasan harus terjadidalam lingkungan teman
sebaya, dan tidak dalam interaksidengan orang dewasa.B. Pemaparan
dengan situasi sosial yang ditakuti hampir selalumencetuskan
kecemasan, yang dapat berupa serangan panikyang berikatan dengan
situasi atau dipredisposisikan olehsituasi. Calatani Pada
anak-anak, kecemasan dapatdiekspresikan dengan menangis, tantrum,
membeku, ataumenarik diridarisituasi sosialdengan orang yang
tidakdikenal.C. Orang menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan
atautidak beralasan. Catatan: pada anak-anak, ciri ini mungkintldak
ditemukan.D. Situasi sosial atau kinerja yang ditakuti adalah
dihindari, atarjika tidak dapat dihindari dihadapi dengan kecemasan
ataupenderitaan yang kuat.E. Penghindaran, antisipaii fobik, atau
penderitaan dalam situasisosial atau kineria secara bermakna
mengganggu rutinitasnormal orang, fungsi pekerjaan (akademik), atau
aktivitassosial dan hubungan dengan orang lain, atau
terdapatpenderitaan yang jelas tenlang menderita fobia.F. Pada
individu di bawah usia 1 8 tahun, durasi sekurangnyaadalah 6
bulan.G. Rasa takut atau penghindaran adalah bukan karena
efekfisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat
yangdisalahgunakan, medikasi) atau kondisi medis umum, dantidak
dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mentallain(misalnya,
gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia,gangguan cemas
perpisahan, gangguan dismorfik tubuh,gangguan perkembangan
pervasif, atau gangguankepribadian skizoid).H. Jika terdapat sualu
kondisi medis umum atau gangguan mentallain, rasa takut dalam
kriteria A adalah tidak berhubungandengannya, misalnya, rasa takut
adalah bukan g4ap, gemetarpada penyakit Parkinson, atau menunjukkan
perilaku makanabnormal pada anoreksia nervosa atau bulimia nervosa
Ggn. Stress pascatraumatik Orang telah terpapar oleh kejadian
traumatic dimana kedua dari berikut ini terdapat : Orang mengalami
kejadian berupa ancaman atau kematian atau cedera Respon berupa
rasa takut yang kuat Kejadian traumatic secara menetap dialami
kembali dengan cara : Rekoleksi yang menderitakan, rekuren dan
mengganggu ttg kejadian termasuk bayangan pikiran dan persepsi.
Anak2 diekspresikan dengan perilaku kacau dan teragitasi Mimpi
buruk yang berulang ttg kejadian Berkelakuan seakan-akan kejadian
traumatic terjadi lagi Penderitaan psikologis saat terpapar tanda
yang menyimbolkan kejadian traumatic Reaktivitas psikologis
Penghindaran stimulus Gejala menetap adanya kesadaran berlebih
Ggn.stres akut Orang telah terpapar oleh kejadian traumatic dimana
kedua dari berikut ini terdapat : Orang mengalami kejadian berupa
ancaman atau kematian atau cedera Respon berupa rasa takut yang
kuat Selama mengalami kejadian yang menakutkan individu memiliki 3
atau lebih gejala disosiatif : Perasaan subjektif kaku, terlepas,
tidak ada responsivitas emosi Penurunan kesadaran Derealisasi
Depersonalisasi Amnesia disosiatif (yi tidak mampu mengingat aspek
penting dari trauma) Kejadian traumatic secara menetap dialami
kembali Penghindaran stimulus Peningkatan kesadaran Menyebabkan
ggn.fungsi social,pekerjaan Terjadi 4 minggu setelah kejadian
trauma, gangguan berlangsung min 2 hr, max 4 minggu Bukan karena
zat Ggn.kecemasan umumA. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebih
ttg sejumlah kejadianB. Sulit mengendalikan ketakutanC. Kecemasan
dan kekawatiran disertai oleh 3 gejala berikut :a. Gelisah atau
perasaan bersemangatb. Mudah lelahc. Pikiran kosong susah
konsentrasid. Iritabilitase. Ketegangan ototf. Sulit tidurD. Focus
kecemasan tidak terbatas pada ggn.aksis SatuE. Menyebabkan gangguan
fungsi social, pekerjaanF. Bukan akibat dari zat
Gangguan Neurotik Gangguan Cemas Gangguan Somatoform Gangguan
DissosiasiGANGGUAN NEUROTIK Neurosa atau juga disebut dengan
Psikoneurosa (istilah lama, tak dipakai lagi), istilah ini kurang
tepat karena tak ada gangguan neuron (sel saraf) atau disebut
Psikogenik.
Definisi: Prof Maramis: Neurosa adalah kesalahan penyesuaian
diri secara emosional karena tak dapat diselesaikannya suatu
konflik a-sadar. Kecemasan yg timbul dirasakan secara langsung atau
diubah oleh berbagai mekanisme pertahanan psikologik
(defence-mechanism) dan muncullah gejala-gejala subjektif lain yg
mengganggu. Karena ada konflik, maka mengganggu sistem/susunan
saraf otonom Lubis (ahli Psikoanalisa FK UI) Neurosa dapat
dipandang sebagai suatu bentuk khusus dari penjelmaan ansietas dan
penjelmaan ikhtiar individu untuk meniadakan ansietas itu Contoh :
Phobia Pisau PPDGJ III Gangguan neurotik adalah gangguan mental yg
tidak mempunyai dasar organik (fungsional) yg dpt ditunjukkan,
pasien cukup mempunyai tilikan (insight) serta kemampuan daya nilai
realitasnya tdk terganggu dan prilakunya biasanya masih di dalam
batas-batas normal sosial serta kepribadiannya tetap utuh. Contoh :
Phobia Tikus.Daya realitasnya pada Psikosa terganggu
Klasifikasi:F.40-F.48 F.40 Gangguan anxietas phobic. Bisa bersamaan
dengan depresiF.40.00 Tanpa panikF.40.01 Disertai panikAgorafobia:
Takut/ menghindari situasi sulit untuk mnyelamatkan diri.Phobia
social: takut menghindari situasi social/ takut dikritikPanik
serangan keemasan mendadak dan hebatGang. Anxietas menyeluruh:
kecemasan berlebihan dari hal yang biasa.Gangguan ini biasanya
dimiliki oleh orang yang berkepribadian Dependen & Menghindar
F.41 Gangguan anxietas lainnya. Manifestasi anxietas menonjol dan
tidak terbatas pada saat ttt F.42 Gangguan obsesif kompulsif. F.43
Reaksi terhadap stress berat dan gangguan penyesuaian F44 Gangguan
dissosiatif F45 gangguan somatoform F48 Gangguan somatoform
lainnya
DSM IV Gangguan kecemasan umum Agoraphobia, agorapobia spesifik
dan social Gangguan obsesi kompulsif Gangguan distimik Gangguan
konversi Gangguan depersonalisasi Gangguan Hipokondriasis Gangguan
seksual1.GANGGUAN CEMAS Definisi: Anxietas adalah perasaan yang
difius, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan
kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai
dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan
datang berulang bagi seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa
rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat
berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air
besan. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan
gelisah. ( Harold I. LIEF) Anenvous condition of unrest ( Leland E.
HINSIE dan Robert S CAMBELL) Anxietas adalah perasaan tidak senang
yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi
yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau
kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya. ( J.J
GROEN) Cemas adalah perasaan takut terus menerus terhadap bahaya
yang seolah-olah terus mengancam, yang sebenarnya tidak nyata
tetapi hanya dalam perasaan penderita saja.(Psikiatri II
Simtomatologi, FK UNDIP) Kecemasan : suatu sinyal yang menyatakan;
ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan
seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Atau respon
terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal,
samar-samar, dan konfliktual Cemas Normalsuatu penyerta yang normal
dari pertumbuhan, dari perubahan, dari pengalaman sesuatu yang baru
dan belum dicoba, dan dari penemuan identitasnya sendiri dan arti
hidup.Ex. anak masuk sekolah pertama kali Cemas Patologisrespon
yang tidak sesuai terhadap stimulus yang diberikan berdasarkan pada
intensitas atau durasinya. (Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock
ed. 7 jilid dua)
EtiologiAda 2 teori :1) Teori Psikologisa. Teori Psikoanalitik
Menurut Freud, kecemasan sebagai sinyal guna menyadarkan ego untuk
mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam diri.
Kecemasan id atau impuls berhubungan dengan ketidaknyamanan
primitif dan difus dari seorang bayi jika mereka merasa terlanda
oleh kebutuhan dan stimuli dimana keadaan tidak berdaya mereka
tidak memungkinkan pengendalian. Kecemasan perpisahan terjadi pada
anak-anak yang agak besar tapi masih dalam masa praoedipal, yang
takut kehilangan cinta atau bahkan ditelantarkan oleh orangtuanya
jika mereka gagal mengendalikan dan mengarahkan impulsnya sesuai
dengan standar dan kebutuhan orangtuanya. Kecemasan Kastrasi
menandai anak oedipal, khususnya dalam hubungan dengan impuls
seksual anak yang sedang berkembang, dicerminkan dalam kecemasan
kastrasi dari dewasa. Kecemasan Superego merupakan akibat langsung
dari perkembangan akhir superego yang menandai berlalunya kompleks
Oedipus dan datangnya periode latensi prapubertal.b. Teori Perilaku
Menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dibiasakan
terhadap stimuli lingkungan spesifik. Ex : seseorang dapat belajar
untuk memiliki suatu respon kecemasan internal dengan meniru respon
kecemasan orangtuanya.c. Teori Eksistansial Bahwa seseorang menjadi
menyadarinya adanya kehampaan yang menonjol di dalam dirinya,
perasaan yang mungkin lebih mengganggu daripada penerimaan kematian
mereka yang tidak dapat dihindari. Kecemasan adalah respon
seseorang terhadap kehampaan eksistensi dan arti yang berat
tersebut.2) Teori Biologisa. Sistem Saraf Otonom Stimulasi sistem
saraf otonom menyebabkan gejala tertentu (cor : takikardia,
muskular : nyeri kepala, GIT : diare, pernafasan : nafas cepat)b.
Neurotransmitter NE, serotonin & GABA NE agonis adrenergik beta
& antagonis adrenergik-alfa2 pencetusc. Penelitian Pencitraan
Otak Kelainan di korteks fro ntalis, occipital, dan temporal
Contoh: pada gangguan anxietas didapati kelainan di korteks
frontalis, oksipital, temporalis. Pa9;da gangguan panik didapati
kelainan pada girus para hipokampus.d. Penelitian Genetika
Penelitian ini mendapatkan, hampir separuh dan semua pasien dengan
gangguan panik memiliki sekurangnya satu sanak saudara yang juga
menderita gangguanSinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7
jilid dua
Manifestasi Klinis: Gejala psikologik: Ketegangan, kekuatiran,
panik, perasaan tak nyata, takut mati , takut gila, takut
kehilangan kontrol dan sebagainya. Gejala fisik: Gemetar,
berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing,
ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa
gatal, gangguan di lambung dan lain-lain. (Dr. Evalina Asnawi
Hutagalung, Sp.KJ, SIMPOSIUM SEHARI KESEHATAN JIWA, IKATAN DOKTER
INDONESIA)Gangguan ansietas pada dasarnya mempunyai penyebab
multifaktorial, baik dari diri sendiri, faktor biologis, faktor
sosial, psikologis, penyalahgunaan/pemakaian obat tertentu secara
berlebihan, maupun gejala yang timbul dari suatu penyakit
lain(Fracchione, 2004). Faktor biologis ansietas merupakan akibat
dari reaksi syaraf otonom yang berlebihan, sebagai contoh PMS atau
Pre Menstrual Syndrome, disamping dapat terjadi gangguan fisik
ternyata PMS juga dapat memunculkan ansietas, berupa gangguan
mental seperti mudah tersinggung dan sensitif. Sedangkan dari aspek
psikoanalisis, ansietas dapat terjadi akibat impuls-impuls bawah
sadar (seks, agresi, dan ancaman) yang masuk ke alam sadar, atau
mekanisme pertahanan jiwa yang tidak sepenuhnya berhasil, dapat
menimbulkan ansietas yakni reaksi fobia. Ansietas juga timbul
sebagai efek sekunder dari suatu penyakit, misalnya pasien yang
menderita penyakit kanker ternyata juga sering menderita gangguan
psikis seperti depresi, ansietas dan gangguan lainnya, ketakutan
pasien akan penyakit yang dideritanya atau pun kesakitan fisik yang
dialaminya dari suatu penyakit itulah yang menjadi penyebab
timbulnya ansietas. Dari pendekatan sosial, ansietas dapat
disebabkan karena frustasi, konflik, tekanan, krisis, ketakutan
yang terus menerus yang disebabkan oleh kesusahan dan kegagalan
yang bertubi-tubi, adanya kecenderungan -kecenderungan harga diri
yang terhalang, repressi terhadap macam-macam masalah emosional,
akan tetapi tidak bisa berlangsung secara sempurna(incomplete
repress), atau dorongan-dorongan seksual yang tidak mendapat
kepuasan dan terhambat, sehingga mengakibatkan banyak konflik
batin(Cameroon, 2004) Ansietas juga timbul sebagai efek sekunder
dari suatu penyakit, misalnya pasien yang menderita penyakit kanker
ternyata juga sering menderita gangguan psikis seperti depresi,
ansietas dan gangguan lainnya, ketakutan pasien akan penyakit yang
dideritanya atau pun kesakitan fisik yang dialaminya dari suatu
penyakit itulah yang menjadi penyebab timbulnya ansietas, misal
saat sekarat mendekati kematian atau mengalami penderitaan akibat
suatu penyakit.Penyalahgunaan atau penggunaan obat/zat tertentu
yang berlebihan juga merupakan salah satu penyebab utama ansietas.
Seperti alkoholisme, intoksikasi kafein, hipertiroidisme, dan
feokromositoma harus disingkirkan dalam mengatasi gejala ansietas
ini(Brust, 2007). Karena sebagian besar orang akan berlari ke
hal-hal tadi untuk menghadapi ansietas yang timbul pada dirinya.
Beberapa zat yang dapat menyebabkan ansietas anatara lain :
-Anticonvulsants(Carbamazepine,
ethosuximide)-Antihistamines-Antimicrobials(Cephalosporins,
ofloxacin, aciclovir,
isoniazid)-Bronchodilators(Theophyllines)-Digitalis(pada level
toksik)-Oestrogen-Levodopa-Corticosteroids-Thyroxine-Non-steroidal
anti-inflammatory drugs(Indomethacin)-ThyroxineMemang mungkin dalam
penggunaan beberapa obat-obatan lain terkadang juga menyebabkan
tremor atau palpitasi seperti ansietas, namun ini dapat dibedakan
dari ansietas melalui pemeriksaan klinis lebih lanjutAnsietas juga
dapat disebabkan karena adanya pengaruh faktor genetik dari
keluarga. Penelitian telah melaporkan bahwa duapertiga sampai
tigaperempat pasien yang terkena ansietas memiliki
sekurang-kurangnya satu sanak saudara derajat pertama dengan
ansietas spesifik tipe spesifik yang sama(Brust, 2007)Meskipun
demikian masih banyak penyebab ansietas yang harus selalu dicari,
untuk itu diperlukan anamnesis yang lengkap seperti asal timbulnya
gejala dan matriks interpersonal dan social bermulanya gejala.!!
INGAT ITU... ^__^ Klasifikasi:BENTUK GANGGUAN ANXIETAS
Gangguan Panik Gangguan Fobik Gangguan Obsesif-kompulsif
Gangguan Stres Pasca Trauma Gangguan stres Akut Gangguan Anxietas
Menyeluruh.
Ket:1. GANGGUAN PANIK
Ada dua kriterla Gangguan panik : gangguan panik tanpa
agorafobia dan gangguan panik dengan agorofobia kedua gangguan
panik ini harus ada serangan panik.
GAMBARAN KLINIS
Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau
serangan panik, walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi
setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas seksual atau
trauma emosional. Klinisi harus berusaha untuk mengetahui tiap
kebiasaan atau situasi yang sering mendahului serangan panik.
Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan
cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang
kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya
tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa
kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian.
Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan
berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan.
Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit.Agorafobma :
pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ia akan
sulit mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka
harus ditemani setiap kali mereka keluar rumah.
PEDOMAN DIAGNOSTIK AGORAFOBIA
Kecemasan berada di dalam suatu tempat atau situasi dimana
kemungkinan sulit meloloskan diri Situasi dihindari, misal jarang
bepergian Kecemasan atau penghindaran fobik bukan karena gangguan
mental lain, misal fobia sosial
PEDOMAN DIAGNOSTIK GANGGUAN PANIK
Serangan panik rekuren dan tidak diharapkan Sekurangnya satu
serangan , diikuti satu atau lebih : kekawatiran menetap akan
mengalami serangan tambahan, ketakutan tentang arti serangan,
perubahan perilaku bermakna berhubungan dengan serangan Serangan
panik bukan karena efek fisiologis langsung atau suatu kondisi
medis umum Serangan panik tidak lebih baik diterangkan oleh
gangguan mental lain. misal gangguan obsesif - kompulsif. Gangguan
panik bisa dengan agorafobia atau tanpa agorafobia
TERAPI
Konseling dan medikasi. Konseling: ajari pasien untuk diam
ditempat sampai serangan panik berlalu, konsentrasikan diri untuk
mengatasi anxietas bukan pada gejala fisik, rileks, latihan
pernafasan. Identifikasikan rasa takut selama serangan. Diskusikan
cara menghadapi rasa takut saya tidak mengalami serangan jantung,
hanya panik, akan berlalu.Medikasi : banyak pasien tertolong
melalui konseling dan tidak membutuhkan medikasi. Bila serangan
sering dan berat, atau secara bermakna dalam keadaan depresi beri
antidepresan (imipramin 25 mg malam hari, dosis bisa sampai 100 150
mg malam selama 2 minggu ). Bila serangan jarang dan terbatas beri
anti anxietas, jangka pendek (lorazepam 0,5 1 mg 3 dd 1 atau
alprazolam 0,25 1 mg 3 dd 1) hindari pemberian jangka panjang dan
pemberian medikasi yang tidak perlu.
2. GANGGUAN FOBIK
Penelitian epidemiologis di Amerika Serikat menemukan 5 10
persen populasi menderita gangguan ini. FOBIA adalah suatu
ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan penghindaran yang
disadari terhadap obyek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti.
Fobia spesifik: takut terhadap binatang, badai, ketinggian,
penyakit, cedera, dsb Fobia sosial: takut terhadap rasa memalukan
di dalam berbagai lingkungan sosial seperti berbicara di depan
umum, dsb
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Rasa takut yang jelas, menetap dan berlebihan atau tidak
beralasan (obyek /situasi) Pemaparan dengan stimulus fobik hampir
selalu mencetuskan kecemasan Menyadari bahwa rasa takut adalah
berlebihan Situasi fobik dihindari
TERAPI
Konseling dan medikasi: dorong pasien untuk dapat mengatur
pernafasan, membuat daftar situasi yang ditakuti atau dihindari,
diskusikan cara-cara menghadapi rasa takut tersebut. Dengan
konseling banyak pasien tidak membutuhkan medikasi. Bila ada
depresi bisa diberi antidepresan lmipramin 50 150 mg/ hari. Bila
ada anxietas beri antianxietas dalam waktu singkat, karena bisa
menimbulkan ketergantungan. Beta blokerdapat mengurangi gejala
fisik. Konsultasi spesialistik bila rasa takut menetap
3. GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF
Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif-kompulsif pada populasi
umum diperkirakan adalah 2-3 persen. OBSESIF adalah pikiran,
perasaan, ide yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak
dikehendaki. KOMPULSIF adalah tingkah-laku yang berulang, tidak
bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki.
PEDOMAN DIAGNOSIS
=Pikiran, impuls, yang berulang =Perilaku yang berulang
=Menyadari bahwa obsesif-kompulsif adalah berlebihan atau tidak
beralasan =Obsesif-kompulsif menyebabkan penderitaan =Tidak
disebabkan oleh suatu zat atau kondisi medis umum.
TERAPI
Konseling dan medikasi : mengenali, menghadapi, menantang
pikiran yang berulang dapat mengurangi gejala obsesd, yang pada
akhirnya mengurangi perilaku kompulsif. Latihan pernafasan.
Bicarakan apa yang akan dilakukan pasien untuk mengatasi situasi,
kenali dari perkuat hal yang berhasil mengatasi situasi. Bila
diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150 mg, atau golongan
Selected Serotonin Reuptake Inhibitors. Konsultasi spesialistik
bila kondisi tidak berkurang atau menetap.
4. GANGGUAN STRES PASCA-TRAUMA
Pasien dapat diklasifikasikan mendenta gangguan stres
pasca-trauma, bila mereka mengalami suatu stres yang akan bersifat
traumatik bagi hampir semua orang. Trauma bisa berupa trauma
peperangan, bencana alam, penyerangan, pemerkosaan, kecelakaan.
Gangguan stres-pasca trauma terdiri dari: - pengalaman kembali
trauma melalui mimpi dan pikiran, penghindaran yang persisten oleh
penderita terhadap trauma dan penumpulan responsivitas pada
penderita tersebut, kesadaran berlebihan dan persisten. Gejala
penyerta yang sering dan gangguan stres pasca-trauma adalah
depresi, kecemasan dan kesulitan kognitif(contoh pemusatan
perhatian yang buruk) Prevalensi seumur hidup gangguan stres
pasaca-trauma diperkirakan I sampai 3 persen populasi umum, 5
sampai 15 persen mengalami bentuk gangguan yang subklinis. Walaupun
gangguan stres pasca-trauma dapat terjadi pada setiap usia, namun
gangguan paling menonjol pada usia dewasa muda.
PEDOMAN DIAGNOSTIK STRES PASCATRAUMA
F. Telah terpapar dengan peristiwa traumatik, didapati:
mengalami, menyaksikan, dihadapkan dengan peristiwa yang berupa
ancaman kematian, atau kematian yang sesungguhanya atau cedera yang
serius,atau ancaman integritas fisik diri sendiri atau orang lain
respon berupa rasa takut yang kuat, rasa tidak berdaya G. Keadan
traumatik secara menetap dialami kembali dalam satu atau lebih cara
berikut: rekoleksi yang menderitakan, rekuren dan mengganggu
tentang kejadian Mimpi menakutkan yang berulang tentang kejadian
berkelakuan atau merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi
kembali penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda
internal atau eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai suatu
aspek kejadian traumatik reaktivitas psikologis saat terpapar
dengan tanda internal atau eksternal yang menyimbolkan atau
menyerupai aspek kejadian traumatikH. Penghindaran stimulus yang
persisten yang berhubungan dengan traumaI. Gejala menetap, adanya
peningkatan kesadaran , seperti dua atau lebih berikut: kesulitan
tidur, irritabilitas, sulit konsentrasi, kewaspadaan berlebihan,
respon kejut yang berlebihan.J. Lama gangguan gejala B,C,D adalah
lebih dari satu bulan.K. Gangguan menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial,
pekerjaan, atau fungsi penting lain.
5. REAKSI STRES AKUT
Suatu gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada
seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai
respons terhadap stres fisik maupun mental yang luar biasa dan
biasanya menghilang dalam beberapa jam atau hari. Stresornya dapat
berupa pengalaman traumatik yang luar biasa . Kerentanan individu
dan kemampuan menyesuaikan diri memegang peranan dalam terjadinya
dan keparahannya suatu reaksi stres akut.
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Harus ada kaitan waktu yang langsung dan jelas antara terjadinya
pengalaman stresor luar biasa dengan onset dan gejala. Onset
biasanya setelah beberapa menit atau bahkan segera setelah
kejadian. Selain itu ditemukan (a) terdapat gambaran gejala
campuran yang biasanya berubah-ubah; selain gejala permulaan berupa
keadaan terpaku , semua gejala berikut mungkin tampak: depresif,
anxietas, kemarahan, kekecewaan, overaktif dan penarikan diri, akan
tetapi tidak satupun dan jenis gejala tersebut yang mendominasi
gambaran klinisnya untuk waktu lama. (b) pada kasus-kasus yang
dapat dialihkan dan stresomya, gejala-gejalanya dapat menghilang
dengan cepat (dalam beberapa jam); dalam hal dimana stres tidak
dapat dialihkan, gejala-gejala biasanya baru mulai mereda setelah
24 - 48 jam dan biasanya menghilang setelah 3 hari.
6. GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH
Gambaran esensial dan gangguan ini adalah adanya anxietas yang
menyeluruh dan menetap (bertahan lama), Gejala yang dominant sangat
bervariasi, tetapi keluhan tegang yang berkepanjangan, gemetaran,
ketegangan otot, berkeringat, kepala terasa ringan, palpitasi,
pusing kepala dan keluhan epigastnik adalah keluhankeluhan yang
lazim dijumpai. Ketakutan bahwa dirinya atau anggota keluarganya
akan menderita sakit atau akan mengalami kecelakaan dalam waktu
dekat, merupakan keluhan yang seringkali diungkapkan
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Pasien harus menunjukan gejala primer anxietas yang berlangsung
hampir setiap hari selama beberapa minggu, bahkan biasanya sampai
beberapa bulan. Gejala-gejala ini biasanya mencakup hal-hal berikut
: kecemasan tentang masa depan, ketegangan motorik, overaktivitas
otonomik
7. GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI
Kategori campuran ini harus digunakan bilamana terdapat gejala
anxietas maupun depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan
rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diaognosis
tersendiri. (Dr. Evalina Asnawi Hutagalung, Sp.KJ, SIMPOSIUM SEHARI
KESEHATAN JIWA, IKATAN DOKTER INDONESIA) Menurut berdasarkan DSM IV
KECEMASAN NORMALPerasaan tersebut ditandai dengan rasa ketakutan
yang difus, tidak menyenangkan dan samar-samar, diawali dengan
sebuah sebab yang jelas. seringkali disertai gejala otonom seperti
nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada, dan
gangguan lambung ringan. Seseorang yg cemas mungkin juga merasa
gelisah. Kumpulan gejala tertentu yg ditemukan selama kecemasan
cenderung. KECEMASAN PATOLOGISKecemasan yang didasari tanpa sebab
yang jelas dan tidak berpotensi untuk mengancam jiwanya. Mngkin
disertai dengan gejala otonom seperti kecemasan normal. Kecemasan
yang patologis adalah kecemasan yang berlebihan terhadap stimuli
internal atau eksternal, dan tidak berfungsi untuk menyelamatkan
keutuhan jiwanya.
Menurut PPDGJ F40 gangguan Anxietas fobik F40.0 argofobia F40.00
argofobia tanpa gangguan panik F40.01 argofobia dengan gangguan
panik F40.1 fobia sosial F40.2 fobia khas (terisolasi) F40.8
gangguan anxietas fobik lainnya F40.9 gangguan anxietas fobik YTT
F41 gangguan anxietas lainnya F41.0 gangguan panik (anxietas
paroksismal episodik) F41.1 gangguan anxietas menyeluruh F41.2
gangguan campuran anxietas dan depresif F41.3 gangguan anxietas
campuran lainnya F41.8 gangguan anxietas lainnya YDT F41.9 gangguan
anxietas YTT F42 Ggn Obsesif-Kompulsif F43 Reaksi terhadap Stres
Berat & Gangguan Penyesuaian F44 Ggn Disosiatif ( Konversi )
F44.0 Amnesia Disosiatif F44.2 Stupor Disosiatif F44.3 Ggn Trans
dan Kesurupan F44.7Ggn Disosiatif Campuran F45 gangguan somatoform
F45.0 gangguan somatisasi F45.1 gangguan somatoform tak terinci
F45.2 gangguan hipokondrik F45.3 disfungsi otonomik somatoform .30
jantung dan sistem kardiovaskuler .31 saluran pencernaan bagian
atas .32 saluran pencernaan bagian bawah .33 sistem pernafasan .34
sistem genitourinaria .38 sistem atau organ lainnya F45.4 gangguan
nyeri somatoform lainnya F45.8 gangguan somatoform lainnya F45.9
gangguan somatoform YTT F48 Ggn Neurotik Lainnya F48.0 Neurastenia
F48.1 Sindroma Depersonalisasi - Derealisasi
Terapi:Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan
kecemasan menyeluruh adalah pengobatan yang mengkombinasikan
psikoterapi dan farmakoterapi. Pengobatan mungkin memerlukan cukup
banyak waktu bagi klinisi yang terlibat1. PsikoterapiPendekatan
psikoterapi untuk gangguan kecemasan menyeluruh meliputi : 2,6a)
Terapi kognitif perilaku, terapi ini memiliki keunggulan jangka
panjang dan jangka pendek. Pendekatan kognitif secara langsung
menjawab distorsi kognitif pasien dan pendekatan perilaku menjawab
keluhan somatik secara langsung.b) Terapi suportif, terapi yang
menawarkan ketentraman dan kenyamanan bagi pasien.c) Terapi
berorientasi tilikan, memusatkan untuk mengungkapkan konflik bawah
sadar dan mengenali keuatan ego pasien. 2. Farmakoterapi Golongan
benzodiazepine sebagai drug of choice dari semua obat yang
mempunyai efek anti-anxietas, disebabkan spesifitas, potensi dan
keamanannya. Spektrum klinis benzodiazepine meliputi efek
antianxietas, anti konvulsan, anti insomnia, premdikasi tindakan
operatif.a. Diazepam : broadspektrumb. Nitrazepam : dosis
anti-anxietas dan anti insomnia berdekatan lebih efektif sebagai
anti insomniac. Clobazam : psychomotor performance paling kurang
terpengaruh, untuk pasien dewasa dan usia lanjut yang ingin tetap
aktifd. Lorazepam : short half life benzodiazepine , untuk
pasien-pasien dengan kelainan fungsi hati dan ginjal.e. Alprazolam
: efektif untuk anxietas antisipatorik onset of action lebih cepat
dan mempunyai komponen efek anti depresi.
2. GANGGUAN SOMATOFORM definisi: Kelompok gangguan yang ditandai
oleh keluhan tentang masalah atau simtom fisik yang tidak dapat
dijelaskan oleh penyebab kerusakan fisik. Bukan merupakan
Malingering: kepura-puraan simtom yang bertujuan untuk mendapatkan
hasil eksternal yang jelas, misalnya menghindari hukuman,
mendapatkan pekerjaan, dsb. Bukan pula Gangguan Factitious/Gangguan
Buatan: gangguan yang ditandai oleh pemalsuan simtom psis atau
fisik yang disengaja tanpa keuntungan yang jelas atau untuk
mendapatkan peran sakit Klasifikasi:
ket:1. Conversion disorderPada conversion disorder, gejala
sensorik dan motorik, seperti hilangnya penglihatan atau kelumpuhan
secara tiba-tiba, menimbulkan penyakit yang berkaitan dengan
rusaknya sistem saraf, padahal organ tubuh dan sistem saraf
individu tersebut baik-baik saja. Aspek psikologis dari gejala
conversion ini ditunjukkan dengan fakta bahwa biasanya gangguan ini
muncul secara tiba-tiba dalam situasi yang tidak menyenangkan.
Biasanya hal ini memungkinkan individu untuk menghindari beberapa
aktivitas atau tanggung jawab atau individu sangat ingin
mendapatkan perhatian. Istilah conversion, pada dasarnya berasal
dari Freud, dimana disebutkan bahwa energi dari instink yang di
repress dialihkan pada aspek sensori-motor dan mengganggu fungsi
normal. Untuk itu, kecemasan dan konflik psikologis diyakini
dialihkan pada gejala fisik.Gejala conversion biasanya berkembang
pada masa remaja atau awal masa dewasa, dimana biasanya muncul
setelah adanya kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidup.
Prevalensi dari conversion disorder kurang dari 1 %, dan biasanya
banyak dialami oleh wanita (Faravelli et al.,1997;Singh&Lee,
1997 dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Conversion disorder
biasanya berkaitan dengan diagnosis Axis I lainnya seperti depresi
dan penyalahgunaan zat-zat terlarang, dan dengan gangguan
kepribadian, yaitu borderline dan histrionic personality disorder
(Binzer, Anderson&Kullgren, 1996;Rechlin, Loew&Jorashky,
1997 dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).2.
HypochondriasisHypochondriasis adalah gangguan somatoform dimana
individu diliputi dengan ketakutan memiliki penyakit yang serius
dimana hal ini berlangsung berulang-ulang meskipun dari kepastian
medis menyatakan sebaliknya, bahwa ia baik-baik saja. Gangguan ini
biasanya dimulai pada awal masa remaja dan cenderung terus
berlanjut. Individu yang mengalami hal ini biasanya merupakan
konsumen yang seringkali menggunakan pelayanan kesehatan; bahkan
terkadang mereka manganggap dokter mereka tidak kompeten dan tidak
perhatian (Pershing et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).
Dalam teori disebutkan bahwa mereka bersikap berlebihan pada
sensasi fisik yang umum dan gangguan kecil, seperti detak jantung
yang tidak teratur, berkeringat, batuk yang kadang terjadi, rasa
sakit, sakit perut, sebagai bukti dari kepercayan mereka.
Hypochondriasis seringkali muncul bersamaan dengan gangguan
kecemasan dan mood.3. Body Dysmorphic DisorderPada body dysmorphic
disorder, individu diliputi dengan bayangan mengenai kekurangan
dalam penampilan fisik mereka, biasanya di bagian wajah, misalnya
kerutan di wajah, rambut pada wajah yang berlebihan, atau bentuk
dan ukuran hidung. Wanita cenderung pula fokus pada bagian kulit,
pinggang, dada, dan kaki, sedangkan pria lebih cenderung memiliki
kepercayaan bahwa mereka bertubuh pendek, ukuran penisnya terlalu
kecil atau mereka memiliki terlalu banyak rambut di tubuhnya
(Perugi dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Beberapa individu yang
mengalami gangguan ini secara kompulsif akan menghabiskan
berjam-jam setiap harinya untuk memperhatikan kekurangannya dengan
berkaca di cermin. Ada pula yang menghindari cermin agar tidak
diingatkan mengenai kekurangan mereka, atau mengkamuflasekan
kekurangan mereka dengan, misalnya, mengenakan baju yang sangat
longgar (Albertini & Philips daam Davidson, Neale, Kring,
2004).Beberapa bahkan mengurung diri di rumah untuk menghindari
orang lain melihat kekurangan yang dibayangkannya. Hal ini sangat
mengganggu dan terkadang dapat mengerah pada bunuh diri; seringnya
konsultasi pada dokter bedah plastik dan beberapa individu yang
mengalami hal ini bahkan melakukan operasi sendiri pada tubuhnya.
Sayangnya, operasi plastik berperan kecil dalam menghilangkan
kekhawatiran mereka (Veale dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).
Body dysmorphic disorder muncul kebanyakan pada wanita, biasanya
dimulai pada akhir masa remaja, dan biasanya berkaitan dengan
depresi, fobia social, gangguan kepribadian (Phillips&McElroy,
2000; Veale et al.,1996 dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Faktor
social dan budaya memainkan peranan penting pada bagaimana
seseorang merasa apakah ia menarik atau tidak, seperti pada
gangguan pola makan.4. Somatization DisorderMenurut DSM-IV-TR
kriteria dari somatization disorder adalah memiliki sejarah dari
banyak keluhan fisik selama bertahun-tahun; memiliki 4 gejala
nyeri, 2 gejala gastrointestinal, 1 gejala sexual, dan 1 gejala
pseudoneurological; gejala-gejala yang timbul tidak disebabkan oleh
kondisi medis atau berlebihan dalam memberikan kondisi medis yang
dialami.Prevalensi dari somatiation disorder diperkirakan kurang
dari 0.5% dari populasi Amerika, biasanya lebih sering muncul pada
wanita, khususnya wanita African American dan Hispanic (Escobar et
al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004) dan pada pasien yang
sedang menjalani pengibatan medis. Prevalensi ini lebih tinggi pada
beberapa negara di Amerika Selatan dan di Puerto Rico (Tomassson,
Kent&Coryell dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Somatizaton
disorder biasanya dimulai pada awal masa dewasa (Cloninger et al.,
dalam Davidson, Neale, Kring, 2004)5. Pain DisorderPada pain
disorder, penderita mengalami rasa sakit yang mengakibatkan
ketidakmampuan secara signifikan;faktor psikologis diduga memainkan
peranan penting pada kemunculan, bertahannya dan tingkat sakit yang
dirasakan. Pasien kemungkinan tidak mampu untuk bekerja dan menjadi
tergantung dengan obat pereda rasa sakit. Rasa nyeri yang timbul
dapat berhubungan dengan konflik atau stress atau dapat pula
terjadi agar individu dapat terhindar dari kegiatan yang tidak
menyenangkan dan untuk mendapatkan perhatian dan simpati yang
sebelumnya tidak didapat.Diagnosis akurat mengenai pain disorder
terbilang sulit karena pengalaman subjektif dari rasa nyeri selalu
merupakan fenomena yang dipengaruhi secara psikologis, dimana rasa
nyeri itu sendiri bukanlah pengalaman sensoris yang sederhana,
seperti penglihatan dan pendengaran. Untuk itu, memutuskan apakah
rasa nyeri yang dirasakan merupakan gangguan nyeri yang tergolong
gangguan somatoform, amatlah sulit. Akan tetapi dalam beberapa
kasus dapat dibedakan dengan jelas bagaimana rasa nyeri yang
dialami oleh individu dengan gangguan somatoform dengan rasa nyeri
dari individu yang mengalami nyeri akibat masalah fisik. Individu
yang merasakan nyeri akibat gangguan fisik, menunjukkan lokasi rasa
nyeri yang dialaminya dengan lebih spesifik, lebih detail dalam
memberikan gambaran sensoris dari rasa nyeri yang dialaminya, dan
menjelaskan situasi dimana rasa nyeri yang dirasakan menjadi lebih
sakit atau lebih berkurang (Adler et al., dalam Davidson, Neale,
Kring, 2004).
3. GANGGUAN DISSOSIASI Definisi: Gangguan Disosiatif adalah
sekelompok gangguan yang ditandai oleh suatu kekacauan atau
disosiasi dari fungsi identitas, ingatan atau kesadaran. Para
individu yang menderita gangguan disosiatif tidak mampu mengingat
berbagai peristiwa pribadi penting atau selama beberapa saat lupa
akan identitasnya atau bahkan membentuk identitas baru.Gejala utama
gangguan ini adalah adanya kehilangan (sebagian atau seluruh dari
integrasi normal (dibawah kendali kesadaran) antara lain:
ingatan masa lalu kesadaran identitas dan penginderaan
(awareness of identity and immediate sensations) kontrol terhadap
gerakan tubuh Macam-macamnya: Gangguan Identitas Disosiatif Amnesia
Disosiatif Fugue Disosiatif Gangguan Depersonalisasi ETIOLOGI
Istilah gangguan disosiatif merujuk pada mekanisme, dissosiasi,
yang diduga menjadi penyebabnya. Pemikiran dasarnya adalah
kesadaran biasanya merupakan kesatuan pengalaman, termasuk kognisi,
emosi dan motivasi. Namun dalam kondisi stres, memori trauma dapat
disimpan dengan suatu cara sehingga di kemudian hari tidak dapat
diakses oleh kesadaran seiring dengan kembali normalnya kondisi
orang yang bersangkutan, sehingga kemungkinan akibatnya adalah
amnesia atau fugue.Pandangan behavioral mengenai gangguan
disosiatif agak mirip dengan berbagai spekulasi awal tersebut.
Secara umum para teoris behavioral menganggap dissosiasi sebagai
respon penuh stres dan ingatan akan kejadian tersebut.
Etiologi GID. Terdapat dua teori besar mengenai GID. Salah satu
teori berasumsi bahwa GID berawal pada masa kanak-kanak yang
diakibatkan oleh penyiksaan secara fisik atau seksual. Penyiksaan
tersebut mengakibatkan dissosiasi dan terbentuknya berbagai
kepribadian lain sebagai suatu cara untuk mengatasi trauma
(Gleaves, 1996).Teori lain beranggapan bahwa GID merupakan
pelaksanaan peran sosial yang dipelajari. Berbagai kepribadian yang
muncul pada masa dewasa umumnya karena berbagai sugesti yang
diberikan terapis (Lilienfel dkk, 1999; Spanos, 1994). Dalam teori
ini GID tidak dianggap sebagai penyimpangan kesadaran; masalahnya
tidak terletak pada apakah GID benar-benar dialami atau tidak,
namun bagaimana GID terjadi dan menetap.Etiologi dari fugue
disosiatif diduga psikologis. Faktor predisposisinya adalah:
Keinginan untuk menarik diri dari pengalaman yang menyakitkan
secara emosional, Berbagai stresor dan faktor pribadi, seperti
finansial, perkawinan, pekerjaan, atau peperangan, Depresi, Usaha
bunuh diri, Gangguan organik (khususnyaepilepsi), Riwayat
penyalahgunaan zat.
Klasifikasi Amnesia disosiasi Fugue dissosiasi: ada amnesia dan
melakukan perjalanan tak tertentu. Stupor disosiasi: kehilanagn
gerak volunteer Trance dan Kesurupan: kehilangan sementara dari
penghayatan diri dan kesadarannya Gangguan motoric dissosiasi:
ketidak mampuan untuk menggerakkan seluruh/ sebagian Konvulsi
disosiasi: mirip kejang epileptic Anesesia dan kehilanagn sensorik
Gangguan disosiasi campuranEtiologi: amnesia karena masalah yang
dihadapi dianggap sebagai stressor yang terlalu berat. MPJ berupa
Represi.A. Amnesia DisosiatifAmnesia disosiatif adalah hilangnya
memori setelah kejadian yang penuh stres. Seseorang yang menderita
gangguan ini tidak mampu mengingat informasi pribadi yang penting,
biasanya setelah suatu episode yang penuh stres.Pada amnesia total,
penderita tidak mengenali keluarga dan teman-temannya, tetapi tetap
memiliki kemampuan bicara, membaca dan penalaran, juga tetap
memiliki bakat dan pengetahuan tentang dunia yang telah diperoleh
sebelumnya.
B. Fugue DisosiatifFugue disosiatif adalah hilangnya memori yang
disertai dengan meninggalkan rumah dan menciptakan identitas
baru.Dalam fugue disosiatif, hilangnya memori lebih besar dibanding
dalam amnesia disosiatif. Orang yang mengalami fugue disosiatif
tidak hanya mengalami amnesia total, namun tiba-tiba meninggalkan
rumah dan beraktivitas dengan menggunakan identitas baru.
C. Gangguan DepersonalisasiGangguan depersonalisasi adalah suatu
kondisi dimana persepsi atau pengalaman seseorang terhadap diri
sendiri berubah.Dalam episode depersonalisasi, yang umumnya dipicu
oleh stres, individu secara mendadak kehilangan rasa diri mereka.
Para penderita gangguan ini mengalami pengalaman sensori yang tidak
biasa, misalnya ukuran tangan dan kaki mereka berubah secara
drastis, atau suara mereka terdengar asing bagi mereka sendiri.
Penderita juga merasa berada di luar tubuh mereka, menatap diri
mereka sendiri dari kejauhan, terkadang mereka merasa seperti
robot, atau mereka seolah bergerak di dunia nyata.
D. Gangguan Identitas DisosiatifGangguan identitas disosiatif
suatu kondisi dimana seseorang memiliki minimal dua atau lebih
kondisi ego yang berganti-ganti, yang satu sama lain bertindak
bebas. Menurut DSM-IV-TR, diagnosis gangguan disosiatif (GID) dapat
ditegakkan bila seseorang memiliki sekurang-kurangnya dua kondisi
ego yang terpisah, atau berubah-ubah, kondisi yang berbeda dalam
keberadaan, perasaan dan tindakan yang satu sama lain tidak saling
mempengaruhi dan yang muncul serta memegang kendali pada waktu yang
berbeda.Secara singkat kriteria DSM-IV-TR untuk gangguan identitas
disosiatif ialah:a. Keberadaan dua atau lebih kepribadian atau
identitasb. Sekurang-kurangnya dua kepribadian mengendalikan
perilaku secara berulangc. Ketidakmampuan untuk mengingat informasi
pribadi yang penting. TERAPIGangguan disosiatif menunjukkan,
mungkin lebih baik dibanding semua gangguan lain, kemungkinan
relevansi teori psikoanalisis. Dalam tiga gangguan disosiatif,
amnesia, fugue dan GID, para penderita menunjukkan perilaku yang
secara sangat meyakinkan menunjukkan bahwa mereka tidak dapat
mengakses berbagai bagian kehidupan pada masa lalu yang terlupakan.
Oleh sebab itu, terdapat hipotesis bahwa ada bagian besar dalam
kehidupan mereka yang direpres.Terapi psikoanalisis lebih banyak
dipilih untuk gangguan disosiatif dibanding masalah-masalah
psikologis lain. Tujuan untuk mengangkat represi menjadi hukum
sehari-hari, dicapai melalui penggunaan berbagai teknik
psikoanalitik dasar.Terapi GID. Hipnotis umum digunakan dalam
penanganan GID. Secara umum, pemikirannya adalah pemulihan kenangan
menyakitkan yang direpres akan difasilitasi dengan menciptakan
kembali situasi penyiksaan yang diasumsikan dialami oleh pasien.
Umumnya seseorang dihipnotis dan didorong agar mengembalikan
pikiran mereka kembali ke peristiwa masa kecil. Harapannya adalah
dengan mengakses kenangan traumatik tersebut akan memungkinkan
orang yang bersangkutan menyadari bahwa bahaya dari masa kecilnya
saat ini sudah tidak ada dan bahwa kehidupannya yang sekarang tidak
perlu dikendalikan oleh kejadian masa lalu tersebut.(courtesy of
Ocha Elmut, KLD XII)
Penatalaksanaan dengan menggali kondisi fisik dan neurologiknya.
Bila tidak ditemukan kelainan fisik/neurologik, perlu dijelaskan
pada pasien dan dilakukan pendekatan psikologik terhadap penanganan
gejala-gejala yang ada.Barbiturat kerja sedang dari kerja singkat,
seperti tiopental dan natrium amobarbital diberikan secara
intravena, dan benzodiazepin dapat berguna untuk memulihkan
ingatannya yang hilang.Pengobatan terpilih untuk fugue disosiatif
adalah psikoterapi psikodinamika suportif ekspresif.(Piranti Lunak
Smart Doctor V2.0 Dinkes Banyuasin)
11. Pemeriksaan penunjang psikatri? Pemeriksaan Status mental?
Pemeriksaan fisik psikatri?
12. Penatalaksanaan pada anxietas?